• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jumlah perempuan dalam keluarga utuh (dua orangtua) sebagai tenaga kerja berbayar, meningkat secara drastis dalam 50 tahun terakhir (Frediksen-Goldsen & Scharlach, 2001). Sebelum tahun 1960an, dalam kepercayaan masyarakat, tugas paling penting untuk seorang ibu adalah merawat anak-anak di rumah. Namun di tahun 1960 terjadi perubahan pandangan masyarakat dan politik tentang peran ibu, yang merupakan hasil respon dari kebutuhan feminis untuk kesetaraan sosial dan ekonomi, serta kebutuhan tenaga kerja. Pada tahun 1996 ibu bekerja hanya jika diperlukan saja (paruh waktu), menjadikan ibu dengan anak-anak yang masih kecil menjadi tenaga kerja. Di akhir tahun 1990an, perempuan memilih untuk mempunyai anak lebih sedikit, dan lebih banyak mendelegasikan tanggung jawab pengawasan anak kepada orang lain ketika bekerja (Gilbert, 2008). Perubahan tersebut membuat ibu, yang memiliki anak dan bekerja, harus dapat membagi waktu dengan cermat sesuai perannya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2007) pada bulan Februari, jumlah angkatan kerja mencapai 108,13 juta orang, meningkat 1,74 juta orang dibandingkan dengan Agustus 2006, dan meningkat sebesar 1,85 juta orang dibandingkan keadaan Februari 2006. Peningkatan jumlah angkatan kerja perempuan lebih besar dibandingkan dengan peningkatan jumlah angkatan kerja laki-laki, karena semakin terbuka kesempatan kerja di berbagai sektor yang menampung tenaga kerja perempuan, selain adanya kepentingan untuk memperkuat ketahanan ekonomi keluarga.

Meningkatnya ibu bekerja dalam masyarakat Indonesia, membuat ibu untuk dapat membagi waktu sehari-hari dalam bekerja, melaksanakan tugas rumah tangga (belanja keperluan rumah tangga, memasak, menjaga anak), dan istirahat dengan tujuan menjaga kesehatan keluarga. Salah satu masalah kesehatan yang dapat terjadi dalam keluarga berupa kegemukan, dapat disebabkan karena asupan lebih besar daripada pengeluaran kalori (tidak seimbang). Pembagian waktu untuk memilih dan menyiapkan makanan dapat memengaruhi kebiasaan makan

(2)

2

keluarga. Menurut Morin et al. (2013), secara umum strategi yang dilakukan oleh ibu untuk memilih makanan keluarga dan mengurangi stress atau konflik (food coping strategies) berupa strategi berbasis rumah dan strategi dari luar rumah. Jika waktu bekerja lebih banyak, kemungkinan waktu untuk melaksanakan tugas rumah tangga berkurang (belanja bahan makanan dan menyiapkan makanan di rumah) sehingga solusi yang dipilih adalah membeli makanan jadi dari luar, makanan cepat saji atau olahan (convenience) (Cawley & Liu, 2012). Jenis makanan yang umumnya memiliki sedikit kandungan gizi dan lebih tinggi kalori, lemak, garam, dan gula (Blake et al., 2011). Oleh karena itu, pemilihan makanan dan perencanaan menu keluarga yang dilakukan, secara tidak langsung memengaruhi kebiasaan makan anak-anak dan keluarga yang dapat memengaruhi kesehatan (Johnson et al., 2011).

Pemilihan makanan dan perencanaan menu keluarga yang tidak sehat dapat menyebabkan kegemukan, baik pada anak-anak maupun pada orang dewasa. Masalah ini tidak dapat diabaikan karena terjadi peningkatan kejadian dari tahun ke tahun (Newby et al., 2006). Laporan WHO (2014) menyatakan 42 juta anak di bawah umur 5 tahun mengalami overweight di tahun 2013. Di dunia, kegemukan sudah lebih dari dua kali lipat sejak tahun 1980, dan di tahun 2014, 11% laki-laki dan 15% perempuan umur 18 tahun dan lebih dari 18 tahun mengalami kegemukan. Di Indonesia, prevalensi kegemukan pada orang dewasa 2013 hampir dua kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 2007. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), masuk dalam 13 besar provinsi yang memiliki angka obesitas tertinggi pada orang dewasa. Angka kejadian kegemukan pada anak prasekolah tertinggi berada di Kota Yogyakarta (Dinkes Prov DIY, 2012).

Peningkatan angka kegemukan pada umur prasekolah dapat menyebabkan kegemukan di masa dewasa. Pencegahan yang dilakukan pada orang dewasa tidak memberi hasil maksimal, dan pola kegemukan sudah terlihat dari masa awal anak-anak hingga remaja dan dewasa (Moreno, Pigeot, & Ahrens, 2011). Baker et al. (2007) cit. Po’e et al. (2013) menyatakan laju pertambahan berat badan pada anak prasekolah merupakan periode kritis (critical window) yang berhubungan dengan kegemukan di kemudian hari dan berdampak serius terhadap kesehatan dan

(3)

penyakit kronis di masa dewasa. Pekerjaan ibu dan food coping strategies yang dipilih dapat memengaruhi risiko kegemukan pada anak, untuk itu diperlukan penelitian untuk menjawab pertanyaan pengaruh pekerjaan ibu dan food coping strategies terhadap kejadian kegemukan pada anak prasekolah.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah anak prasekolah di Kota Yogyakarta yang ibunya bekerja memiliki risiko lebih tinggi mengalami kegemukan?

2. Apakah anak prasekolah di Kota Yogyakarta yang ibunya memilih food coping strategies tidak baik memiliki risiko lebih tinggi mengalami kegemukan?

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pekerjaan ibu dan food coping strategies sebagai faktor risiko kegemukan pada anak prasekolah di Kota Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis risiko pekerjaan ibu terhadap kejadian kegemukan pada anak prasekolah.

b. Menganalisis risiko pemilihan food coping strategies terhadap kejadian kegemukan pada anak prasekolah.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pemerintah Daerah

Memberikan saran untuk pemerintah daerah dalam perencanaan dan pengembangan dalam upaya menurunkan kegemukan, kebijakan untuk ibu bekerja jika memiliki anak prasekolah di Kota Yogyakarta.

(4)

4

2. Bagi Dinas Kesehatan

Sebagai referensi untuk membuat kebijakan dan program kesehatan untuk menurunkan laju kegemukan pada anak prasekolah serta pertimbangan evaluasi program perbaikan gizi di masyarakat.

3. Bagi Dinas Tenaga Kerja

Sebagai bahan referensi untuk dinas tenaga kerja dalam menentukan kebijakan kerja bagi tenaga kerja wanita yang memiliki anak usia prasekolah, sehingga proporsi sebagai ibu dalam hal merawat dan menjaga kesehatan bisa berjalan beriringan dengan proporsi sebagai pekerja.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Menyediakan informasi untuk membuat program sekolah lebih bermanfaat bagi kesehatan untuk menurunkan faktor risiko yang memengaruhi kegemukan pada anak prasekolah di Kota Yogyakarta.

5. Bagi Subjek Penelitian (Ibu)

Menyediakan informasi pada orangtua tentang pentingnya peran ibu dan pemilihan makanan yang berisiko menyebabkan kegemukan anak prasekolah di Kota Yogyakarta.

6. Bagi Peneliti

Menambah wawasan mengenai pekerjaan ibu dan food coping strategies sebagai faktor risiko terjadinya kegemukan dan pengalaman penelitian ilmiah.

(5)

5 E. Keaslian Penelitian

Penelitian sebelumnya yang masih berkaitan dengan penelitian ini, terdapat pada Tabel 1 Tabel 1. Keaslian Penelitian

No Penelitian Deskripsi Persamaan Perbedaan

(a) (b) (c) (d) (e)

1. Maternal work and children's diet, activity, and obesity

Datar et al., 2014

Jumlah waktu ibu bekerja memengaruhi alokasi waktu aktivitas berkaitan dengan diet anak dan kesehatan. Seperti, ibu yang bekerja lebih mengandalkan makanan yang sudah diproses (pabrik), makanan yang dibeli dari luar rumah dan program makan sekolah untuk makanan anak. Jumlah jam kerja yang banyak dapat menyebabkan lebih sedikit waktu untuk memantau anak sehingga meningkatkan perilaku tidak sehat seperti makan snack dan aktivitas sedentary (menonton televisi).

Metode: cross sectional dari data dari ECLS-K (Longitudinal Survey of a nationally representative cohort of approximately 20,000 US kindergarteners starting 1998-1999 school year)

(n=9940 5th grade; n=8580 8th grade)

Hasil: penambahan 20 jam kerja ibu per minggu berhubungan dengan IMT anak dan kegemukan khususnya pada sosial ekonomi tinggi. Pada penelitian ini terlihat anak dengan ibu yang bekerja, lebih banyak konsumsi makanan tidak sehat (Soda, fast food) dan lebih sedikit konsumsi makanan sehat (Buah, sayur dan susu) dan menonton televisi lebih lama.

Variabel yang diambil: 1. Karakteristik keluarga 2. Sosial ekonomi keluarga 3. durasi bekerja < 20 jam/minggu 1. metode penelitian case control

2. subjek penelitian anak prasekolah umur 3-5 tahun

(6)

6 2. Maternal employment and childhood obesity: A search for mechanisms in time use data

Cawley & Liu, 2012

Berdasarkan penelitian, ibu bekerja berhubungan dengan kegemukan pada anak. Oleh sebab itu dari American Time Use Survey (ATUS) melihat kemungkinan mekanisme untuk hubungan tersebut.

Metode: cross sectional (n= 24.902)

Hasil: ibu bekerja berhubungan dengan waktu yang digunakan setiap hari, waktu untuk belanja berkurang 4 menit, waktu untuk masak berkurang 17 menit, waktu untuk makan bersama anak berkurang 10 menit, waktu untuk bermain bersama anak berkurang 12 menit, waktu untuk memantau anak berkurang 4 menit, waktu untuk mengasuh anak berkurang 37 menit. Banyak waktu yang berkurang pada ibu yang memiliki anak berusia 0-5 tahun. Ditelaah lebih jauh lagi, perbedaan waktu kerja dalam seminggu, keberadaan pasangan atau rekan di dalam rumah tangga, jam kerja ibu standar atau tidak standar, dan status sosial ekonomi. Hanya 15% dari waktu kurang yang dimiliki ibu sebagai tambahan waktu dari suami atau rekan hidup. Hasil penelitian ini menjelaskan kemungkinan mekanisme hubungan antara ibu bekerja dan kegemukan pada anak.

Variabel yang diambil: 1. jumlah jam kerja ibu

per minggu 2. asisten rumah

tangga

1. metode penelitian: case conttol

2. subjek penelitian anak prasekolah umur 3-5 tahun

3. status sosial ekonomi

3. Maternal employment and early childhood overweight: findings from the UK Millennium Cohort Study

Ibu bekerja di negara maju meningkat, sehingga terjadi perubahan pola hidup keluarga yang diperkirakan menyebabkan peningkatan kejadian kegemukan pada anak. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk melihat hubungan antara ibu bekerja dan kejadian overweight pada anak usia 3 tahun berdasarkan standar International Obesity Task Force (IOTF).

Metode: Cohort study (n= 13.113)

Variabel yang diambil: 1. jumlah jam kerja ibu

per minggu 2. tingkat pendidikan ibu 3. pendapatan keluarga 4. asisten rumah tangga 1. metode penelitian: case control

2. subjek penelitian anak prasekolah umur 3-5 tahun

(7)

7 Hawkins et al.,

2008

Hasil: sebanyak 3085 anak usia 3 tahun mengalami overweight (23%). Ibu yang bekerja setelah anak lahir berhubungan dengan overweight dini setelah penyetaraan beberapa faktor pengganggu yang potensial dan faktor perantara (OR 1,14; 95% CI 1,00-1,29). Anak cenderung overweight setiap 10 jam waktu kerja ibu per minggu (OR 1,10; 95% CI 1,04-1,17). Hubungan dengan pendapatan keluarga hanya signifikan pada anak yang memiliki orang tua dengan pendapatan ≥ £ 33000 ($ 57750).

4. Association between perceived self-efficacy related to meal management and food coping strategies among working parents with preschool children Morin et al., 2013

Tujuan: penelitian ini menilai hubungan antara persepsi kemampuan diri (self-efficacy) yang berkaitan dengan pengaturan makanan (meal management) dan strategi mengurangi masalah atau konflik dengan pemilihan food coping strategies pada orangtua yang bekerja yang memiliki anak prasekolah.

Metode: cross sectional (n= 427)

Orangtua yang bekerja dan minimal memiliki satu orang anak usia 2-5 tahun mengisi kuesioner tentang persepsi kemampuan diri berkaitan dengan pengaturan makanan dan food coping strategies berdasarkan strategi makanan dari home-based atau away from home.

(n=417)

Hasil: kemampuan diri tinggi di antara orangtua yang bekerja untuk merencanakan menu di minggu yang akan datang, menyiapkan makanan sehat dengan menggunakan bahan yang ada di rumah, dan menyiapkan makanan lebih dahulu, yang semuanya merupakan home-based food strategies. Kemampuan diri rendah berkaitan dengan menggunakan away from home food strategies seperti makan di restoran fast food.

Variabel yang diambil: 1. food coping

strategies

1.metode penelitian case control

2. subjek penelitian anak prasekolah umur 3-5 tahun

(8)

8 5. Association between Eating Pattern and Obesity in a Free-living US Adult Population Ma et.al., 2003

Beberapa penelitian tentang frekuensi makan dalam sehari, seperti tidak sarapan dan makan away from home diduga meningkatkan kegemukan.

Analisis dari data The Seasonal Variation of Blood Cholesterol Study (1994-1998) digunakan untuk melihat hubungan antara pola makan dan kegemukan.

Data dikumpulkan dengan 3 hari 24-hour recall dan berat badan setiap kunjungan klinik dalam waktu 1 tahun dari 499 partisipan. Metode: cross sectional (n= 499)

Hasil:

Semakin banyak episode makan dalam sehari berhubungan dengan penurunan risiko kegemukan (Empat kali makan dalam sehari dibandingkan 3 kali atau kurang, OR 0,55; 95% CI 0,33-0,91)

Tidak sarapan berhubungan dengan peningkatan prevalensi kegemukan (OR 4,5; 95% CI 1,57-12,90), meningkat seiring peningkatan frekuensi sarapan atau makan makanan away from home.

Variabel yang diambil: 1. makan away from

home

1. metode penelitian case control

2. subjek penelitian anak prasekolah umur 3-5 tahun

Referensi

Dokumen terkait

Analisis stilistika pada ayat tersebut adalah Allah memberikan perintah kepada manusia untuk tetap menjaga dirinya dari orang-orang yang akan mencelakainya dengan jalan

Pada tahap pertama ini kajian difokuskan pada kajian yang sifatnya linguistis antropologis untuk mengetahui : bentuk teks atau naskah yang memuat bentuk

Seringkali apabila tunggakan sewa berlaku ianya dikaitkan dengan masalah kemampuan yang dihadapi penyewa dan juga disebabkan faktor pengurusan yang lemah. Ada pula

informasi tentang jenis dan berbagai motif batik store nusantara, dapat melakukan pemesanan batik secara online dengan mendaftarkan data diri pelanggan dan mengisi form

Jenis pengendap juga berpengaruh terhadap rendemen karaginan yang dihasilkan,rendemen yang dihasilkan dengan pengendap jenis etanol lebih besar dibanding pengendap jenis

Variabel reliability (X 2 ), yang meliputi indikator petugas memberikan pelayanan yang tepat, petugas memberikan pelayanan yang cepat, petugas memberikan pelayanan

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak