<!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:Wingdings; panose-1:5 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:2; mso-generic-font-family:auto; mso-font-pitch:variable;
mso-font-signature:0 268435456 0 0 -2147483648 0;} @font-face {font-family:"MS Mincho"; panose-1:2 2 6 9 4 2 5 8 3 4; mso-font-alt:"Arial Unicode MS"; mso-font-charset:128; mso-generic-font-family:roman;
mso-font-format:other; mso-font-pitch:fixed; mso-font-signature:1 134676480 16 0 131072 0;} @font-face {font-family:"@MS Mincho"; panose-1:0 0 0 0 0 0 0 0 0 0; mso-font-charset:128; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other;
mso-font-pitch:fixed; mso-font-signature:1 134676480 16 0 131072 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-font-family:"Times New Roman";
mso-fareast-language:EN-US;} @page Section1 {size:21.0cm 842.0pt; margin:70.9pt 70.9pt 70.9pt 99.25pt; mso-header-margin:36.85pt; mso-footer-margin:36.85pt;
mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} /* List Definitions */ @list l0
{mso-list-id:399787948; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:-1205839056 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;} @list l0:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï‚·; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; font-family:Symbol;} @list l1
{mso-list-id:665866002; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:2072690372 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;} @list l1:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï‚·; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; font-family:Symbol;} @list l2
{mso-list-id:1204832093; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:241705186 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;} @list l2:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï‚·; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; font-family:Symbol;} @list l3
{mso-list-id:1715501673; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:-1428787000 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;} @list l3:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï‚·; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; font-family:Symbol;} @list l4
{mso-list-id:1728332552; mso-list-type:hybrid; mso-list-template-ids:-1809290016 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693 67698689 67698691 67698693;} @list l4:level1 {mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:ï‚·; mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt; font-family:Symbol;} ol
{margin-bottom:0cm;} ul {margin-bottom:0cm;} --> Latar Belakang
Sejak tahun 1995 BPTP Sulawesi Tengah telah melakukan pengkajian terhadap beberapa komoditas unggulan dan spesifik lokasi. Dari kegiatan tersebut telah direkomendasikan 26 paket teknologi. Teknologi tersebut perlu disampaikan kepada pengguna secara informatif, aplikatif dan efektif.
Sasaran diseminasi meliputi petani, penyuluh, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat dan swasta.
Upaya untuk menjangkau semua ini diperlukan berbagai pendekatan agar teknologi tersebut dapat dipakai oleh pengguna.
Diketahui bahwa proses adopsi merupakan suatu proses mental bagi petani dan memerlukan waktu yang relatif lama. Oleh sebab itu diperlukan upaya untuk memanfaatkan wadah
diseminasi diantaranya melalui visitor plot dengan maksud untuk memperagakan teknologi ke khalayak luas. Sasaran visitor plot ini ditujukan tidak hanya kepada petani, tetapi juga pada unsur terkait seperti pihak pelayanan dan pengambil kebijakan.
Selain itu, peragaan teknologi hasil penelitian dilakukan untuk memberikan keyakinan kepada pengguna teknologi agar teknologi tersebut dapat diterima dengan
cepat, serta dimaksudkan agar petani melihat secara nyata adanya teknologi di lapangan, sehingga petani dapat berfikir lebih realistis dan termotivasi untuk berbuat yang lebih produktif.
Kebun Percobaan Sidondo memiliki luas lahan 30 ha dengan ekosistem Lahan Kering Dataran Rendah Iklim Kering (LKDRIK). Memiliki areal persawahan seluas 4 ha, areal palawija seluas 2 ha, dan Kebun Induk Jarak Pagar (KIJP) seluas 4 ha.
Oleh sebab itu, paket teknologi unggulan yang telah dihasilkan melalui pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah, jagung, kedelai dan jarak pagar akan dijadikan model percontohan yang diharapkan akan diterapkan oleh pengguna teknologi.
Dasar pertimbangan
Berdasarkan Pandum Pengelolaan Kebun Percobaan (2008), bahwa fungsi Kebun percobaan antara lain untuk melaksanakan kegiatan litkaji teknologi, konservasi Ex-Situ koleksi plasma nutfah, sebagai lokasi untuk memproduksi benih sumber, kebun produksi dan juga berfungsi sebagai lokasi untuk menampilkan hasil-hasil penelitian dalam bentuk visitor plot, show window atau sebagai lokasi agrowidyawisata.
Kebun Percobaan berperan sebagai wahana untuk memfisualisasikan tentang kiprah penelitian dari lembaga penelitian, dan juga mengaktualisasikan keunggulan-keunggulan teknologi yang dihasilkan sebelum didiseminasikan kepada pengguna untuk itu perlu dioptimalisasikan
pemanfaatannya serta ditata dengan baik agar dapat menarik para petani/pengguna teknologi.
Pengelolaan kebun selama ini memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap pemerintah daerah setempat maupun terhadap Negara. Hal ini terbukti dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang diperoleh dari tahun 2006 hingga tahun 2008 mengalami
peningkatan.
Perolehan yang dimaksud sebesar Rp.4.791.000,- (tahun 2006), Rp.12.811.600,- (tahun 2007) dan Rp.25.176.000,- (tahun 2008).
Perolehan ini bersumber dari komoditi padi, jagung, kebun entres kakao dan kebun kelapa dalam.
Dewasa ini petani ingin melihat secara langsung adanya teknologi unggulan di lapangan, sehingga petani berkeinginan untuk mengikuti teknologi anjuran tersebut. Keinginan ini terjaring dalam informasi banyaknya para petani yang membutuhkan benih unggul yang diproduksi oleh UPBS dan banyaknya permasalahan hama dan penyakit yang mereka hadapi selama melakukan proses budidaya.
Tujuan
Tujuan Jangka Panjang
- Menyebar luaskan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi, jagung dan kedelai
- Menyebarluaskan teknologi budidaya jarak pagar dan pemanfaatan biji jarak pagar sebagai alternatif bahan bakar.
- Tujuan Tahun 2009
- Mempertunjukkan teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi, jagung dan kedelai dalam bentuk show window
- Mempertunjukkan teknologi budidaya jarak pagar dan pemanfaatan biji jarak pagar sebagai alternatif bahan baker dalam bentuk show window.
Keluaran
Keluaran Jangka Panjang
- Tersebar luasnya teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi, jagung dan kedelai
- Tersebar luasnya teknologi budidaya jarak pagar dan pemanfaatan biji jarak pagar sebagai alternatif bahan bakar.
- Terlihatnya teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu padi, jagung dan kedelai oleh petani/pengguna
- Terlihatnya teknologi budidaya jarak pagar dan pemanfaatan biji jarak pagar sebagai alternatif bahan bakar oleh petani/pengguna.
Perkiraan manfaat dan dampak
- Petani/pengguna meyakini manfaat teknologi yang dicontohkan/diperagakan dari hasil kunjungannya serta mau mengikuti teknologi tersebut
- Terjadinya peningkatan pengetahuan petani/pengunjung tentang teknologi yang dicontohkan/peragakan tersebut.
- Termanfaatnya biji jarak sebagai bahan bakar alternatif sehingga petani berkeinginan untuk mengembangkan dalam skala rumah tangga.
- Teroptimalisasinya pemanfaatan lahan kebun percobaan.
Kerangka Teoritis
Kebun Percobaan merupakan salah satu asset Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian yang sangat potensial mendukung peningkatan kinerja Unit Pelaksana Teknis (UPT) dalam hal ini Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Kegunaannya selama ini sebagai penyedia benih sumber, memvisualisasi hasil-hasil penelitian dalam bentuk visitor plot serta
mengaktualisasikan teknologi-taknologi yang telah dihasilkan. Dengan demikian Kebun
Percobaan berperan sangat penting dalam mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi (tupoksi) BPTP (Pandum Pengelolaan Kebun Percobaan, 2008), selain sebagai wahana untuk
menghasilkan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Hasil-Hasil Penelitian/Pengkajian
Pengelolaan Tanaman dan Sumber daya secara Terpadu yang sering diringkas Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) merupakan suatu pendekatan holisti yang semakin populer dewasa ini. Pendekatan ini bersifat partisipatif yang disesuikan dengan kondisi spesifik lokasi sehingga bukan merupakan paket teknologi yang harus diterapkan oleh petani disemua lokasi
(Kartaatmadja et al., 2000). Lebih lanjut Balitpa (2000) dalam Puslitbangtan, (2004) menyatakan bahwa PTT adalah suatu pendekatan usahatani dengan mempertimbangkan keserasian antara komponen-komponen teknologi dan kondisi lingkungan setempat, sehingga mempunyai efek sinergis terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Berdasarkan
pendekatan ini maka pengelolaan sumberdaya varietas, tanah, air dan hara untuk tanaman, pengendalian hama dan penyakit, gulma dan pengelolaan hasil panen menjadi bagian integral
dari PTT. Tujuan PTT
adalah untuk meningkatkan pendapatan
petani melalui penerapan teknologi yang cocok untuk kondisi setempat yang dapat meningkatkan hasil produksi (Zaini et al., 2004).
Program penciptaan pengembangan BBN termasuk jarak pagar telah ditetapkan oleh
pemerintah dengan cara pembentukan desa mandiri energy, mengembangkan bahan tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar nabati yang sesuai dengan potensi daerahnya.
Untuk mendukung pengembangan BBN tersebut pemerintah telah mengeluarkan Perpres No.5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional yang menetapkan bahwa konsumsi energi nasional pada tahun 2005 akan dipenuhi dari sumber bahan bakar nabati sebesar lebih dari
5%. Kebijakan tersebut
ditindaklanjuti oleh Instruksi Presiden No.1 tahun 2006 yang antara lain menugaskan Departemen Pertanian untuk mendorong penyediaan tanaman termasuk memfasilitasi penyediaan benih dan bibitnya, penyuluhan dan mengintegrasikan kegiatan pengembangan dan kegiatan pasca panen serta bahan tanam.
Hamdi (2007), melaporkan bahwa strategi penyediaan energi nasional adalah pemanfaatan biodiesel sebagai sumber energy alternatif pada tahun 2010 sebesar 720 ribu kilo liter/tahun atau sekitar 2% dari kebutuhan solar nasional. Kebutuhan ini akan terpenuhi bila luas lahan jarak pagar bertambah tiap tahun dan tahun 2011 mencapai 2 juta ha.
Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan adalah pengelolaan tanaman terpadu yang melihat kesesuaian lahan serta daya dukung lahan untuk mencapai hasil yang maksimal. Disamping itu dilakukan t emu lapang, promosi teknologi dan komoditi yang dihasilkan melalui Radio Citra Pertanian dan pembuatan video, leaflet dan brosur.
Ruang lingkup kegiatan
- Peragaan Teknologi Budidaya Padi Sawah - Peragaan Teknologi Budidaya Jagung
- Peragaan Teknologi Budidaya Kedelai
- Peragaan Teknologi Budidaya Jarak dan Pemanfaatan Biji Jarak Pagar sebagai Alternatif Bahan Bakar