http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/jkpk
ISSN 2503-4154 (online)
164
KAJIAN AKTIVITAS KATALITIK CoMo/Al
2O
3PADA REAKSI
HIDRODEOKSIGENASI ANISOL DAN GUAIACOL
Irma Fadhila Putri
1, Khoirina Dwi Nugrahaningtyas
1*1Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
* Keperluan korespondensi, email: khoirinadwi@gmail.com
Received: 8 July 2016 Accepted: December 1, 2016 Online Published: December 30, 2016
ABSTRAK
Kajian ini bertujuan untuk mengetahui potensi katalis CoMo yang diembankan pada alumina dan Ultra Stable Y-Zeolite (USY) terhadap konversi serta selektivitas produk pada reaksi hidrodeoksigenasi (HDO). Mekanisme reaksi hidrodeoksigenasi anisol terkatalisis CoMo/Al2O3 dan NiMo/Al2O3 dipelajari dengan reaktor sistem flow. Katalis dipreparasi
menggunakan metode koimpregnasi basah dengan CoMo dan NiMo sebagai prekursor dan Al2O3 sebagai pengemban. Produk cair dianalisis dengan GC. Aktivitas katalis CoMo memiliki
karakter unggul dalam aktivitas konversi untuk reaksi hidrodeoksigenasi anisol (96.8%), dan sangat berpotensi untuk reaksi HDO guaiacol (98%). Pengemban Al2O3 pada CoMo dapat
diganti menggunakan USY yang memiliki sifat asam yang lebih tinggi karena mengandung SiO2/Al2O3 yang lebih banyak. Analisis GC-MS menunjukkan pembentukan produk bebas
oksigen. Dengan demikian, reaksi hidrodeoksigenasi anisol dan guaiacol terkatalisis CoMo/Al2O3 dan NiMo/Al2O3 melibatkan transfer metil, demetilasi, deoksigenasi langsung,
hidrogenasi, dan hidrogenolisis.
Kata Kunci : Reaksi Hidrodeoksigenasi, Anisol, Guaiacol, Katalis CoMo/Al2O3, NiMo/Al2O3
ABSTRAK
This study aims to determine the potential of CoMo catalyst that falls on alumina and Ultra Stable Y-Zeolite (usy) the conversion and selectivity of the reaction product hidrodeoksigenasi (HDO). Anisole catalyzed reaction mechanism hidrodeoksigenasi CoMo / Al2O3 and Nimo / Al2O3 studied flow reactor system. Catalysts were prepared using a wet impregnation method with CoMo and Nimo as precursors and Al2O3 as a carrier. Liquid products were analyzed by GC. CoMo catalyst activity has excellent characters in conversion activity for reactions hidrodeoksigenasi anisole (96.8%), and has the potential to HDO reaction guaiacol (98%). Bearer of Al2O3 on CoMo can be changed using usy which have higher acidity because it contains SiO2 / Al2O3 more. GC-MS analysis showed the formation of oxygen-free products. Thus, the reaction catalyzed hidrodeoksigenasi anisole and guaiacol CoMo / Al2O3 and Nimo / Al2O3 involves the transfer of a methyl, demethylation, direct deoxygenation, hydrogenation and hydrogenolysis.
Keywords: Reaction Hidrodeoksigenasi, anisole, Guaiacol, Catalysts CoMo / Al2O3, Nimo /
Al2O3)
PENDAHULUAN
Sumber energi biomassa meru-pakan salah satu sumber energi terbarukan
yang ketersediaannya sangat melimpah dan termasuk sumber energi keempat terbesar didunia setelah batu bara, minyak
bumi, dan gas alam. Biomassa dapat berasal dari kotoran hewan, jerami limbah pertanian [1], ampas tebu, kulit gabah padi, tongkol jagung, pepohonan, rumput, kelapa
sawit, dan kedelai. Biomassa dapat
digunakan sebagai energi. Pemanfaatan-nya sebagai energi dalam bentuk bahan bakar bio atau biofuel [2-4] mampu memi-nimalisir polusi udara yang semakin meni-ngkat. Biomassa dapat menggantikan emisi CO2 yang dilepaskan oleh bahan bakar
fosil.
Namun, pada bahan bakar bio (biofuel) hasil pirolisis biomassa masih mengandung unsur oksigen yang tinggi sekitar 30-40%, hal ini menimbulkan sifat yang tidak diinginkan seperti ketidak-stabilan panas yang tinggi, viskositas tinggi, dan nilai pemanasan yang rendah [5]. Oleh karena itu agar diperoleh kualitas produk bahan bakar yang baik serta mengurangi emisi polusi udara dari produk bahan bakar yang dihasilkan perlu dilakukan suatu pro-ses untuk mengurangi oksigen yaitu hidro-deo-ksigenasi [6].
Reaksi Hidrodeoksigenasi (HDO) merupakan salah satu proses hydrotreating atau proses perengkahan dengan mengal-irkan gas hidrogen dan menggunakan ban-tuan katalis yang bertujuan untuk meng-hilangkan oksigen, meningkatkan milai ka-lor dari biofuel, serta menurunkan kadar air [7] dengan hidrogen sebagai pendonor proton. Kandungan biofuel sangat banyak dan kom-pleks, sehingga untuk mempe-lajari reaksi HDO dibutuhkan senyawa mo-del sebagai umpan, yang mampu mewakili senyawa sebenarnya. Anisol merupakan turunan lignin, memiliki atom O dari metoksi [8] dan guaiacol memiliki gugus fungsi
hidroksi serta metoksi [9-10]. HDO anisol diperoleh produk sikloheksana, siklohek-sena, benzena, toluena, dan fenol [11]. Sementara, HDO guaiacol diperoleh produk metoksibenzena, metilfenol, fenol, heksana, benzena, sikloheksena, dan siklo-heksana [12].
Penggunaan katalis pada proses HDO berguna untuk mengurangi ikatan C-O pada senyawa aromatik [13]. Kubicka, et
al. [14] telah melakukan penelitian tentang
aktivitas katalis NiMo, Ni, Mo sulfide dengan pengemban alumina untuk deo-ksigenasi trigliserida menjadi hidrokarbon pada reaktor fixed-bed, katalis yang meng-hasilkan produk tertinggi adalah NiMo. Menurut penelitian yang telah dilakukan Aqsha, et al.[15], katalis NiMo/TiO2
impre-gnasi mampu mengkon-versi guaiacol sebesar 96% pada 350°C selama 5 jam d-engan perbandingan gas H2:guaiacol = 2:1
menggunakan reaktor batch. Namun akti-vitas NiMo/TiO2 dalam mengkonversi
guai-acol lebih rendah daripada katalis NiMo/ Al2O3 dan NiMo/SiO2. Hal ini menun-jukkan
bahwa pengemban Al2O3 dan SiO2 memiliki
aktivitas konversi yang tinggi, hal ini dise-babkan karena sifat asam pada Al2O3 dan
SiO2 membantu pembentukan produk yang
banyak dan berkontribusi dalam pemben-tukan kokas [9].
Katalis NiMo/Al2O3 diuji aktivitas
katalitiknya pada anisol dan guaiacol. Li, et
al.[16] telah melakukan uji katalitik untuk
reaksi HDO anisol menggunakan reaktor
flow dengan tekanan H2 1.5 MPa, tempe-rature 300°C. Diperoleh produk hasil kon-versi anisol sebesar 95%. Aktivitas yang tinggi pada pengemban Al2O3
aktif utamanya. Katalis NiMo/Al2O3 memiliki
aktivitas yang rendah dalam hidrogenolisis dan hidrogenasi. Uji katalitik pada guaiacol telah diteliti oleh Laurent, et al. [17] menggunakan reaktor batch dengan teka-nan H2 1 MPa dan temperatur 280°C.
Dipe-roleh produk hasil konversi guaiacol sebesar 65-75%. Katalis NiMo memiliki selektivitas yang kurang baik dalam mem-bentuk katekol dan fenol jika dibandingkan dengan katalis CoMo. Katalis CoMo/Al2O3
sulfida mampu memberikan hasil terbaik dalam konversi dan deok-sigenasi untuk HDO fenol, benzaldehida serta asetofenon [18]. Sehingga dapat dikatakan bahwa katalis CoMo/Al2O3 dapat digunakan dalam
reaksi hidrodeoksigenasi.
Stabilitas dan selektivitas katalis sangat penting, interaksi senyawa yang mengandung oksigen dengan katalis dapat memodifikasi struktur sulfida pada katalis [19]. Logam Co dan Ni memiliki fungsi sama yaitu mempunyai daya adsorbsi dan desorpsi tidak terlalu kuat sehingga cocok untuk reaksi hidrogenasi [20]. Logam Mo bertindak sebagai sisi asam Bronsted yang dapat mengaktifkan C-O [21] sehingga cocok untuk reaksi deoksigenasi [14].
METODE PENELITIAN
Preparasi KatalisKatalis CoMo mengandung 10% MoO3 dan 2,5% CoO untuk guaiacol [9],
untuk anisol katalis mengandung 4,4% CoO dan 15% MoO3 dalam γ-Al2O3 [11]. yang
dipreparasi menggunakan metode
koimp-regnasi basah dengan logam
(NH4)6Mo7O24.4H2O (Merck, 99%) dan
Co(NO3)2.6H2O (Merck, 99%). Setelah
metode impregnasi dilakukan, katalis
CoMo/Al2O3 diletakkan pada temperatur
ruang selama satu malam agar katalis terdifusi ke dalam pori pengemban. Kemu-dian katalis dikeringkan pada 110°C diba-wah vakum selama 10 jam dan dikalsinasi pada 550°C selama 3 jam dibawah tekanan udara. Sebelum diuji menggunakan guaia-col, katalis disulfidasi H2S/H2 15% pada
400°C selama 4 jam dengan laju alir 4 L/h [22]. Sedangkan untuk uji anisol, katalis dipresulfidasi terlebih dulu dengan 5% H2S/H2 pada 400°C selama 4 jam [23].
Katalis NiMo dipreparasi dengan metode impregnasi, Al2O3 diimpregnasi
dengan larutan Ni(NO3)2 lalu dikeringkan
pada 120°C selama 12 jam. Hasil sampel kemudian diimpregnasi dengan larutan (NH4)6Mo7O24 lalu dikeringkan pada 120°C
selama 12 jam juga dan dikalsinasi pada 500°C selama 4 jam. Setelah reduksi pada 450°C selama 2 jam, katalis NiMo/Al2O3
siap digunakan [16].
Uji Aktivitas Katalitik Guaiacol
Uji katalis HDO menggunakan reaktor batch stainless-steel. HDO guaiacol dilakukan pada tekanan total gas H2 5.5
MPa dalam 523 K dan laju pengadukan 750 rpm. Hidrogen sulfide (H2S) ditambahkan
untuk mencapai tekanan parsial 400 Pa (100 ppm) untuk mempertahankan katalis agar tetap dalam keadaan sulfida selama reaksi berlangsung. Reaktan dimasukkan terlebih dulu, kemudian katalis 1.7 gram dimasukkan secara ex situ sulfidasi dalam H2S/H2. gas H2 dialirkan. Sampel cair
menit selama jam kedua, 30 menit selama jam ketiga dan jam keempat. Volume sam-pel selalu diukur. Produk dianalisis meng-gunakan GC (gas chromatography) HP 6890 dengan flame ionization detector
(FID) dan kolom HP-1 (100 m x 0.25 mm x
0.5 µm). Senyawa sampel diidentifikasi
menggunakan GC-MS menggunakan
kolom HP-5 MS. Produk diidentifikasi de-ngan injeksi manual pada senyawa murni dalam kolom yang sama [9].
Uji Aktivitas Katalitik Anisol
Uji katalis HDO menggunakan reak-tor flow. HDO anisol dengan katalis CoMo/Al2O3 dan NiMo/Al2O3 dilakukan
pada tekanan total 1.5 MPa pada tem-peratur 200°C-300°C. Katalis CoMo yang digunakan adalah 0.5 gram dengan volume
reaktan anisol 3%. Setelah reaktan
dimasukkan kemudian dialirkan gas H2.
Prekursor H2S ditambahkan ke dalam
reaktor dengan selisih 1 jam selama reaksi berlangsung. Sampling produk cair dimulai setelah 2 jam reaksi berlangsung. Sampel diambil pada interval 30 menit [23]. Produk
dianalisis menggunakan gas
chroma-tography (HP 6890 A, flame ionization detector/FID, capillary column DB-1 dan HP-1) [11]. Sementara untuk NiMo adalah
0.1 gram katalis dengan volume reaktan anisol 4%. Produk cair diambil saat interval 1 jam dan dianalisis menggunakan SP-3420 kromatografi gas dengan FID dan kolom kapiler SE-30 [16].
HASIL DAN PEMBAHASAN
Aktivitas Katalitik AnisolReaksi HDO anisol menggunakan katalis CoMo/Al2O3 dilakukan dengan reak-tor flow. Hasil reaksi dianalisis menggu-nakan
GC pada fraksi cairnya. Hasil analisa distribusi produk dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Konsentrasi Produk Konversi HDO Anisol [23]
Reaksi HDO terjadi pada tempe-rature 250°C dan 300°C, namun lebih difokuskan ke temperature 300°C. Reaksi
HDO anisol pada temperatur 300°C merupakan konversi total tertinggi yaitu 96.8% dan mengalami penurunan konversi
dari 49% ke 20% dalam 7 jam, produk utamanya adalah fenol, orto-cresol dan xylenol. Besarnya konversi total tidak dapat digunakan sebagai ukuran untuk mene-ntukan baik tidaknya suatu katalis karena nilai konversi total besar belum tentu produk HDO yang didapatkan juga besar
Katalis dikatakan baik jika men-dapatkan produk HDO lebih banyak [24]. Pada 225°C, benzene merupakan satu-satunya produk bebas oksigen dengan menggunakan katalis CoMo/Al2O3
ter-sulfidasi. Pada 250°C, produk HDO
aromatik, benzene, toluene mulai terbentuk. Produk hidrogenasi siklo-heksena dan
sikloheksana dideteksi pada 300°C [23].Li,
et al.[16] telah melakukan uji katalitik untuk
reaksi HDO anisol menggu-nakan katalis NiMo/Al2O3 dengan reaktor flow dengan
tekanan H2 1.5 MPa, tempe-ratur 300°C.
Diperoleh produk hasil konversi anisol sebesar 95%. Hal ini menunjukkan bahwa konversi anisol dengan NiMo/Al2O3 lebih
rendah daripada menggunakan katalis CoMo/Al2O3. Katalis NiMo/Al2O3 memiliki
aktivitas yang rendah dalam hidrogenolisis dan hidrogenasi. Aktivitas yang tinggi pada pengemban Al2O3 mengindikasikan bahwa
sisi asam lewis adalah sisi aktif utamanya.
Gambar 1. Mekanisme Reaksi HDO Anisol [23] Mekanisme reaksi HDO anisol
ter-dapat pada Gambar 1, baik untuk katalis CoMo/Al2O3 maupun NiMo/Al2O3. Jalur
pertama adalah demetilasi atau pelepasan langsung CH4 (metil). Dimana gas H2 akan
berikatan dengan CH3 membentuk CH4,
sedangkan yang lain akan mengikat logam Co atau Ni. Kemudian H+ dari asam
Bronsted alumina akan diikat oleh atom O
dari anisol yang kehilangan CH3
menghasilkan fenol. Kemudian fenol
mengalami dua tipe reaksi. Reaksi pertama adalah hidrogenolisis pemutusan ikatan
Caromatik-O menghasilkan produk benzena
pada temperatur 250°C. Dari proses hidrogenolisis tersebut terjadi pelepasan H2O. Pemutusan Carom-O tersebut
proses HDO. Benzena terbentuk melalui inter-mediet fenol yaitu logam Mo mengikat gugus hidroksi dari fenol, melalui pemu-tusan ikatan Califatik-O yang diikuti dengan
hidrogenolisis Carom-O [11]. Reaksi kedua
adalah hidrogenasi-hidrogenolisis yaitu cin-cin aromatis mengalami reaksi hidro-genasi ikatan rangkap dan hidrogenolisis meng-hasilkan produk sikloheksena dan siklo-heksana pada temperatur 300°C.
Transfer metil juga dapat terjadi pada anisol. Anisol memiliki gugus metoksi (O-CH3), atom O sangat elektronegatif dan
CH3 elektropositif. Karena atom O menarik
elektron dari CH3 sehingga CH3 lepas.
Asam bronsted yaitu H+ pada pengemban
akan diserang oleh ikatan rangkap dari anisol. Ikatan rangkap pada anisol menjadi ikatan tunggal sehingga terjadi transfer metil. Asam lewis akan mengikat H dan logam Co atau Ni mengikat H dari hidrogen. Atom O mengikat asam Bronsted sehingga ter-bentuk produk cresol dan orto-metil-anisol [24]. Kemudian orto-metilanisol mengalami transfer metil lagi membentuk 2,6-xylenol, lalu mengalami hidrogenolisis membentuk 1,3-dimetilbenzena. Sementara ortocresol juga mengalami hidrogenolisis
membentuk toluene pada temperatur
250°C dan 300°C. Prekursor H2S pada
katalis CoMo/Al2O3 dalam reaksi HDO
anisol memi-liki efek positif pada konversi total anisol [11].
Aktivitas Katalitik Guaiacol
Dari uji aktivitas katalitik anisol menggunakan katalis CoMo dan NiMo yang diembankan pada alumina, katalis yang memiliki aktivitas konversi dan selektivitas yang baik adalah CoMo/Al2O3 dengan
konversi totalnya 96.8%. Selain itu, dilihat
dari derajat deoksigenasi dan hasil produk minyak dari beberapa katalis, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Katalis CoMoS2/Al2O3 memiliki derajat
deoksi-genasi yang lebih besar yaitu ±81%, sementara NiMoS2/Al2O3 memiliki derajat
deoksigenasi yang paling rendah yaitu 74%. Namun, untuk hasil produknya NiMo lebih banyak daripada CoMo [28].
Gambar 2. Perbandingan bebarapa katalis terhadap derajat deoksigenasi dan produk [28]
Sehingga reaksi HDO guaiacol
lebih baik menggunakan katalis
CoMo/Al2O3 untuk mendapatkan konversi
dan selek-tivitas produk yang tinggi. Selain itu, guaiacol memiliki struktur yang hampir sama dengan anisol, keduanya sama-sama memiliki gugus metoksi dan hanya berbeda pada gugus hidroksinya saja. Dari pene-litian-penelitian sebelumnya, produk hasil konversi anisol memiliki kemiripan dengan produk hasil konversi guaiacol. HDO anisol diperoleh produk sikloheksana, siklo-hek-sena, benzena, toluena, dan fenol [11]. Sementara, HDO guaiacol diperoleh produk katekol, metilkatekol, cresol, fenol, metil-benzena, metil-benzena, sikloheksena, dan sikloheksana [22]. Oleh karena itu, katalis CoMo/Al2O3 sangat berpotensi untuk reaksi
HDO guaiacol.
Reaksi HDO guaiacol menggu-nakan katalis CoMo/Al2O3 dilakukan
de-ngan reaktor batch stainless steel. Hasil reaksi dianalisis menggunakan GC-MS pada fraksi cairnya. Dengan menggunakan katalis CoMo/Al2O3 konversi guaiacol
mencapai 98%, namun yang ditampilkan dalam grafik adalah saat konversi guaiacol mencapai 30%. Hasil distribusi produk konversi 30% guaiacol dan distribusi produk bebas oksigen terdapat pada
Gambar 3. Pada Gambar 3, katekol (CAT) dan fenol (PHE) merupakan produk primer. Selain katekol dan fenol, terbentuk juga metilfenol, toluene, benzena dan cresol. Fenol dan katekol merupakan hasil kon-versi dari guaiacol yang jumlahnya tinggi atau dapat dikatakan sebagai produk primer. Sementara, metil-fenol memiliki kuantitas sangat kecil [9].
Gambar 3. Distribusi Total 30% Konversi Produk Guaiacol dan distribusi produk bebas oksigen konversi HDO Guaiacol [9]
Terdapat 3 produk bebas oksigen dalam
konversi HDO yang terbentuk, yaitu
toluena, benzene, sikloheksana. Diantara ketiga produk bebas tersebut, yang me-miliki % tertinggi adalah benzene sekitar 0.025%, kemudian sikloheksana sekitar 0.015%, dan toluene sekitar 0.01%. Selek-tivitas katalis dapat dilihat dari mekanisme reaksi guaiacol yang terdapat pada Gambar 4. Katalis CoMo/Al2O3 merupakan katalis
yang paling aktif, hal ini dipengaruhi logam sulfide dalam transformasi guaiacol ketika dibandingkan dengan aktivitas pengemban Al2O3.
Mekanisme reaksi HDO menggu-nakan katalis CoMo/Al2O3 terdapat pada
Gambar 4. Jalur pertama adalah demetilasi
guaiacol menjadi katekol. Kemudian katekol mengalami 2 tipe reaksi, reaksi pertama adalah metilasi atau penambahan CH3+
membentuk metilkatekol. Lalu metilkatekol terhidrogenolisis melepas H2O membentuk
metilfenol, kemudian terhidrogenolisis lagi menghasilkan metilbenzena. Reaksi kedua adalah hidrogenolisis katekol menjadi fenol. Kemudian fenol mengalami dua jalan reaksi, yaitu deoksigenasi langsung atau pelepasan langsung gugus hidroksi meng-hasilkan benzena beserta H2O dan
hidro-genasi ikatan rangkap pada cincin aromatik menghasilkan intermediet sikloheksanol, lalu terbentuk sikloheksena. Reaksi hidro-genasi berlanjut hingga membentuk siklo-heksana [25].
Gambar 4. Mekanisme Reaksi HDO Guaiacol [25] Katalis CoMo/Al2O3 dapat diganti
pengembannya menggunakan zeolite Y atau USY (Ultra Stable Y-Zeolite). Peng-gantian Al2O3 dengan USY sebagai
pe-ngemban akan memberikan sifat katalitik yang lebih komplek, karena USY memiliki kandungan SiO2/Al2O3. Situs asam dari USY berfungsi sebagai situs aktif untuk
reaksi hidrogenasi dan dehidrogenasi
sehingga gabungan antara logam dengan
USY akan menghasilkan katalis yang
bersifat multifungsional [24]. USY mem-punyai pori-pori khusus berukuran nano yang dapat menjamin selektivitas produk dan menghasilkan konversi yang tinggi pada hidro-karbon.
Zanibelli et al., [26] telah mela-kukan penelitian tentang hidrode-sulfurisasi thiophene dengan katalis CoMo yang
diembankan pada zeolite Y-Al2O3, mampu
menaikkan aktivitas dan selektivitas produk hidrogenasi. Marin, et al. [27] juga mela-kukan penelitian tentang hidrotreat-ment
minyak gas menggunakan katalis
CoMoP/Al2O3-USY dengan rasio molar
SiO2/Al2O3 antara 30-80 pada 360°C, 5.5
MPa. Katalis yang mengandung USY de-ngan rasio SiO2/Al2O3 80 menunjukkan
akti-vitas hidrodesulfurisasi dan hidrodearoma-tisasi yang sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dari konstanta kinetik orde reaksi pada Gambar 5. Semakin banyak kan-dungan rasio molar SiO2/Al2O3 dalam USY
maka aktivitas konversinya juga akan
semakin meningkat. Sehingga katalis
CoMo/Al2O3-USY atau CoMo/USY sangat
berpotensi untuk reaksi hidrodeoksigenasi anisol maupun guaiacol.
a b.
Gambar 5. Konstanta kinetik orde reaksi Hidrodesulfurisasi (a) dan Hidrodearomatisasi (b) Menggunakan katalis CoMoP/Al2O3-USY
KESIMPULAN
Penggunaan katalis CoMo/Al2O3 untuk
reaksi Hidrodeoksigenasi (HDO) Anisol menghasilkan konversi yang lebih tinggi yaitu 96.8% daripada katalis NiMo/Al2O3
sebesar 95%. Hal ini dapat dilihat dari distribusi produk konversi yang dihasilkan. Sehingga katalis yang berpotensi untuk
reaksi HDO guaiacol adalah katalis
CoMo/Al2O3 karena struktur anisol dan
guaiacol hampir sama, hanya berbeda pada gugus OH milik guaiacol. Katalis CoMo/Al2O3 dapat diganti pengembannya
menggunakan USY untuk memperoleh konversi produk HDO yang lebih tinggi lagi, karena USY mengandung SiO2/Al2O3 yang
memiliki situs asam yang melimpah. Untuk reaksi HDO anisol dihasilkan produk
ben-zene, metilfenol, sikloheksana, dan
sikloheksena. Sedangkan, untuk reaksi HDO guaiacol dihasilkan produk konversi yaitu benzene, metilbenzena, sikloheksena, dan sikloheksana.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis ingin menyampaikan uca-pan terima kasih kepada Jurusan Kimia
FMIPA Universitas Sebelas Maret
Surakarta, dosen pembimbing, dan teman-teman yang telah mendukung penulisan review ini.
DAFTAR RUJUKAN
[1] Mortensen, P. M., Grunwaldt, J.-D., Jensen, P. A. & Jensen A. D. 2013.
ACS Catal. 3: 1774-1785.
[2] Huber, G. W., Iborra, S. & Corma, A. 2006. Chem. Rev. 106: 4044.
[3] Sun J., K. A.-S. 2013. J. Catal. 306: 47-57.
[4] González-Borja, M. Á. 2011. Energ
Fuel. 25: 4155-4162.
[5] Mortensen, P., Grundwaldt, J.,
Jensen, P., Knudsen, K., & Jensen, A. 2011. Appl. Catal. A: Gen. Vol 407 : 1-19.
[6] Badawi, M., Paul, JF., Cristol, S., Payen, E. 2011. Catal. Commun. 12, 901-903.
[7] Adha, A.M., Bahri, S., Helwani, Z. 2016. Jom FTEKNIK. 3: 1-8.
[8] Lee, W.S., Wang, Z., Wu, R.J., Bhan, A. 2014. J. of Catal. 319 : 44-53.
[9] Mora, I.D., Mendez, E., Duarte, L.J., Giraldo, S.A. 2014. Appl. Catal. A:
Gen. 474 : 59-68.
[10] Hong, Y.K., Lee, D.W., Eom, H.J., Lee, K.Y. 2014. Appl. Catal. B: Environ. 150-151: 438-445.
[11] Viljava, T.R., Saari, E.R.M., Krause, A.O.I. 2001. Appl. Catal. A: Gen. 209: 33-43.
[12] Lin, Y.C., Li, C.L., Wan, H.P., Lee, H.T., Liu, C.F. 2011. Energ Fuel. 25: 890-896.
[13] Jin, S., Xiao, Z., Li, C., Chen, X., Wang, L., Xing, J.,Li, W., Liang, C. 2014. Catal Today.1-8.
[14] Kubicka, D. and Kaluza, L. 2010. Appl.
Catal. A: Gen. 372: 199-208.
[15] Aqsha, A., Mahinpey, N., Katta, L., Gras, L., Lim, C.J. 2014. WIT Trans
Ecol Envir. 186: 489-498.
[16] Li, K., Wang, R., Chen, J. 2011. Energ
Fuel. 25:854-863.
[17] Laurent, E., and Delmon, B. 1994.
Appl Catal A. 109: 77-96.
[18] Wang, W., Yang, Y., Luo, H., Hu, T., Liu, W. 2011. React Kinet, Mechanism
Catal. 102: 207-217.
[19] Furimsky, E. 2000. Appl. Catal. A:
Gen. 199: 147-190.
[20] Annisa, G. 2012. Hidrodeoksigenasi
Bio-Oil Menggunakan Katalis CoMo/C untuk Optimasi Produksi Alkana dan Alkohol. Skripsi. Universitas Indonesia.
[21] Wang, W., Yunquan, Y., Hean, L., Tao, H., Wenying, L. 2011. Catal. Commun. 12: 436-420.
[22] Bui, V.N., Laurenti, D., Afanasiev, P., Geantet, C. 2011. Appl. Catal. B:
Environ. 101: 239-245.
[23] Viljava, T.R., Komulainen, R.S., Krause, A.O.I. 2000. Catal. Today. 60: 83-92.
[24] Nugrahaningtyas, K.D., Hidayat, Y., Prayekti, P.S. 2015. Jurnal Penelitian
Saintek. 20: 19-28.
[25] Bui, V.N., Laurenti, D., Afanasiev, P., Geantet, C. 2011. Appl. Catal. B:
Environ. 101: 246-255
[26] Zanibelli, L., Berti, D., Ferrari, M., Clego, C., Riva, R. 1999. Stud. Surf.
Sci. Catal. 127: 219.
[27] Marin, C., Escobar, J., Galvan, E., Murrieta, F., Zarate, R., Vaca, H. 2004.
Fuel Process Technol. 86: 391-405.
[28] Wildschut, J., Arentz, J., Rasrendra, C.B., Venderbosch, R.H., Heeres, H.J. 2009. Environ. Prog. 28: 450-460.