• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persyaratan. Disusun Oleh: A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Persyaratan. Disusun Oleh: A"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

AN BER F ALISIS PE RKEBUTUH SURAKA Untu Gu PR FAKULTA UNIVERS MBELAJA HAN KHUS ARTA DITIN NASKA uk Memenu una Mencap FKI Di SEFTI D A ROGRAM S S KEGURU ITAS MUH ARAN MAT US SEKOL NJAU DAR AH PUBLIK hi Sebagian pai Derajat S P Matemat isusun Oleh DWI MUJAY 410 080 048 STUDI MAT UAN DAN I HAMMADIY 2013 TEMATIKA LAH LUAR RI AKTIVIT KASI n Persyarata Sarjana S-1 ika h: YANTI 8 TEMATIKA ILMU PEN YAH SURA A PADA KE R BIASA NE TAS GURU an 1 A DIDIKAN AKARTA ELAS EGERI U

(2)

IINTYERSITAS MT]HAMMADTYAH ST]RAKARTA FAKTJLTAS KEGTIRUAI\I DAI\T

ILMU

PEIYDIDIKAI\I

Yani Tromol Pos I, Pabelan, Kartasura Telp. (0271)717417,719483 Fax. 715448 Surakarta 57102 Website: http://wwuums.ac.id Email: ums@lms.ac.id

Surat Persetuiuan

Artikel

Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir: Nama : Idris Harta, MA, Ph.D. ( Pembimbing I )

NIK

:980

Nama : Dr.

lipto

Subadi, M.Si ( Pembimbing

II

)

MK

: 150

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yailg merupakafl ringkasan skripsi (tugas akhir) dari mahasiswa :

JI. A

\ama

\.IM

hogram Studi Judul Skripsi

BERKEBUTUHAN

KHUSUS

SEKOLAH

LUAR SURAKARTA DITINJAU DARI AKTIVITAS GURU )iaskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Sefti Dwi Mujayanti A 410080048

Pendidikan Matematika

ANALISIS

PEMBELAJARAN

MATEMATIKA

PADA

KELAS

BIASA

NEGERI

MK:

980

Surakarta" Maret 2013 Pembimbins II

(3)

1

ANALISIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA KELAS BERKEBUTUHAN KHUSUS SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI

SURAKARTA DITINJAU DARI AKTIVITAS GURU

Oleh

Sefti Dwi Mujayanti, Idris Harta2, dan Tjipto Subadi3

1

Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP UMS, yaok58@yahoo.co.id

2

Staf Pengajar UMS Surakarta, idrisharta@yahoo.com

3

Staf Pengajar UMS Surakarta, tjiptosubadi@yahoo.com

ABSTRAK

Anak tuna grahita ringan memiliki keterbatasan dalam hal berpikir, perhatian dan daya ingatnya lemah, sukar berpikir abstrak, serta kurang mampu berpikir logis. Matematika di anggap sebagai pelajaran yang sulit dan kurang disukai siswa. Banyak kritik ditujukan pada cara guru mengajar yang terlalu menekankan pada penguasaan sejumlah informasi/konsep belaka sehingga hanya dikomunikasikan searah. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan strategi pengorganisasian penyampaian materi, memaparkan bagaimana strategi

pengelolaan interaksi pembelajaran, dan makna strategi pengelolaan guru terhadap pembelajaran matematika di Sekolah Luar Biasa Negeri Surakarta. Subjek penelitian adalah guru matematika SLB Negeri Surakarta. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber, data dan teknik. Teknik analisis data secara first order

understanding dan second order understanding. Hasil penelitian adalah (1)

Strategi penyampaian materi pembelajaran matematika di Sekolah Luar Biasa Negeri Surakarta adalah menggunakan CTL (Contextual Teacing Learning), kurikulum yang digunakan adalah Kurikulam Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). (2) Penerapan pembelajaran dan strategi yang digunakan pada pembelajaran matematika guru lebih mengajarkan siswa autis dengan benda nyata yang ada disekitarnya (3) Kelengkapan material dan sumber daya di sekolah sangat membantu guru untuk mempermudah perancangan pembelajaran.

Kata Kunci : Pembelajaran matematika dan aktivitas guru.

A. PENDAHULUAN

Kemajuan pembangunan yang dicapai bangsa Indonesia khususnya pembangunan di bidang pendidikan akan mendorong tercapainya tujuan pembangunan nasional, maka sangat penting adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan terutama wajib belajar sembilan tahun yang telah lama

(4)

2

dicanangkan. Pemerintah berupaya meningkatkan taraf kehidupan rakyat dengan wajib belajar 9 tahun (UU Pendidikan Nasional no:/1989).

Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia bermacam-macam. Bagi peserta didik yang berkemampuan rata-rata ditempatkan di sekolah regular, dan yang berkemampuan dibawah rata-rata ditempatkan pada tempat khusus yaitu bentuk Sekolah Luar Biasa (SLB). Hal itu sesuai dengan UU RI nomor 20 tahun 2003 pasal 50 ayat 2 bahwa warga Negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.

Pendidikan luar biasa, seperti yang termuat dalam UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 50: menjelaskan bahwa pendidikan diarahkan pada pengembangan sikap dan kemampuan kepribadian anak, bakat, kemampuan mental, dan fisik sampai mencapai potensi mereka yang optimal. Pendidikan Luar Biasa bertujuan membekali siswa berkebutuhan khusus untuk dapat berperan aktif di dalam masyarakat. Pemerintah menawarkan berbagai sekolah SLB diantaranya SLB-A, SLB-B, SLB-C, dan SLB-D. Pada penelitian ini peneliti ingin mengetahui lebih lanjut mengenai tuna grahita ringan.

Tuna grahita ringan adalah istilah yang digunakan untuk menyebut anak yang mencapai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Tuna grahita kata lainnya cacat mental. Anak tuna grahita ringan memiliki keterbatasan dalam hal berpikir, perhatian dan daya ingatnya lemah, sukar berpikir abstrak, serta kurang mampu berpikir logis (Amin, 1995 : 11).

(5)

3

Klasifikasi anak tuna grahita pada umumnya didasarkan pada taraf inteligensinya, yang terdiri dari tunagrahita ringan, tunagrahita sedang dan tuna grahita berat”. Tunagrahita ringan disebut juga moron atau debil. Kelompok ini memiliki IQ antara 68-52 menurut Binet, sedangkan menurut Skala Weschler (WISC) memiliki IQ 69-55. Mereka masih dapat belajar membaca, menulis dan berhitung sederhana. Pada umumnya anak tuna grahita ringan tidak mengalami gangguan fisik karena mereka secara fisik tampak seperti anak normal pada umumnya (H.T. Sutjihati Somantri, 1996 : 86).

Saat ini menjadi hal yang biasa matematika di anggap sebagai pelajaran yang sulit dan kurang disukai siswa. Banyak kritik ditujukan pada cara guru mengajar yang terlalu menekankan pada penguasaan sejumlah informasi/konsep belaka sehingga hanya dikomunikasikan searah.

Pada standar proses pendidikan, guru merupakan komponen yang penting karena sebagai kunci keberhasilan pelaksanakan pendidikan. Oleh karena itu upaya peningkatan kualitas pendidikan seharusnya dimulai dari pembenahan kemampuan guru. Guru harus mampu bagaimana merancang suatu strategi pembelajaran yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai.

Prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran dalam konteks standar proses pendidikan yaitu berorientasi pada tujuan, aktivitas, individualitas dan integritas (Wina Sanjaya, 2006 : 131-135). Disamping itu, Bab VI Pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 dikatakan bahwa

(6)

4

proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Tidak berbeda dengan siswa yang mengikuti di sekolah biasa, pada sekolah luar biasa pun diperlukan strategi pembelajaran yang cocok untuk anak tuna grahita ringan dalam proses pembelajaran matematika. Dengan pemilihan strategi yang cocok, nantinya anak akan mudah untuk menangkap materi dari pembelajaran matematika sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif.

B. METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara yang digunakan dalam penelitian yang meliputi langkah-langkah sistematis sebagaimana langkah dalam penelitian ilmiah. Abdurrahmat (2006:15) Penelitian adalah terjemahan dari bahasa inggris, research. Ada ahli yang mengartikan kata research kedalam bahasa Indonesia menjadi riset. Kata research berasal dari kata re, yang berarti kembali dan to research yang berarti mencari kembali. Sedangkan menurut kamus webster’s new international, research (penelitian) adalah penelitian yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip, suatu penyelidikan yang amat cermat untuk menetapkan sesuatu.

Pelaksanakan dimulai bulan Maret 2012 sampai dengan bulan

(7)

5

1. Tahap perencanaan mencakup pengajuan judul, pembuatan proposal,

pembuatan pedoman observasi, permohonan ijin riset serta survey di sekolah yang direncanakan hingga tempat penelitian yang dilaksanakan pada minggu pertama bulan Maret 2012 sampai selesai.

2. Tahap pelaksanaan yaitu kegiatan-kegiatan yang berlangsung di sekolah yang berupa pengambilan data-data yang dilaksanakan pada bulan September2012.

3. Tahap analisis data yaitu proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil penelitian tahap ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2012.

4. Tahap pelaporan, yang dilaksanakan bulan November 2012.

Penelitian ini menggunakan teknik first order understanding dan second order understanding. Metode pengumpulan data dalam penelitian disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian (Sugiyono, 2008: 206). Dalam penelitian kualitatif, sampel sumber data yang dipilih dan mengutamakan perspektif emic, artinya mementingkan pandangan informan, yakni bagaimana mereka memandang dan menafsirkan dunia dari pendiriannya. Peneliti tidak bisa memaksakan kehendaknya untuk mendapatkan data yang diinginkan.

Dalam penelitian ini, menyatakan bahwa penelitian kualitatif harus

dilaksanakan pada kondisi alami dengan pendekatan naturalistik. Berdasarkan pendekatan ini, data penelitian ini diperoleh pada kondisi dan situasi sebenarnya.

(8)

6

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui metode wawancara, observasi dan dokumetasi.

1. Metode Wawancara

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik first order understanding (Peneliti menanyakan pada yang diteliti guna memperoleh kejelasan). Peneliti melakukan wawancara terhadap responden agar mendapatkan data yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam penelitian ini, peneliti bertanya pada guru mata pelajaran matematika tentang bagaimana pembelajaran matematika pada kelas berkebutuhan khusus tersebut. Peneliti menggunakan alat perekam suara dan catatan lapangan sebagai alat bantu penelitian.

2. Metode Observasi

Obsevasi adalah pengamatan langsung terhadap apa yang akan diteliti berikut lingkungan fisik dan kegiatan pengamatan langsung suatu kegiatan yang berjalan. Dalam penelitian ini, peneliti mencatat dan mendokumentasikan apa yang terjadi pada pembelajaran matematika di kelas serta mendiskripsikan lingkungan sekolah.

3. Metode Dokumentasi

Pada penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk mengambil data tentang pembelajaran matematika pada kelas berkebutuhan khusus yang diperoleh dari guru bidang studi matematika. Selain itu dokumentasi juga dilakukan dengan kamera yaitu mengambil gambar lokasi sekolah,

(9)

7

kondisi ruang kelas, kegiatan siswa saat mengikuti KBM, dan hal-hal lain yang mendukung penelitian.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, yang mengikuti konsep yang diberikan Miles and Huberman. Menurut Miles and Huberman (Sugiono, 2008 : 207) mengemukakan aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas dan datanya sampai jenuh.

Teknik analisis data kualitatif dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data, menggunakan teknik second order understanding (peneliti memberikan penjelasan dan interpretasi terhadap interpretasi pihak yang diteliti sampai memperoleh suatu makna yang baru dan benar). Aktifitas dalam analisis data, yaitu Pengumpulan data, Penyajian Data, Reduksi Data, dan Kesimpulan-kesimpulan penarikan/verivikasi.

Langkah-langkah analisis data ditunjukkan gambar I berikut

Gambar II. Komponen dalam analisis data.

Pengumpulan

data Penyajian Data

Kesimpulan-kesimpulan penarikan/verivikasi Reduksi Data

(10)

8

Data dalam penelitian ini disahkan melaui teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2006 : 256). Triangulasi dilakukan dengan cara triangulasi sumber data dan teknik.

Triangulasi sumber data diterapkan dengan mengambil data dari beberapa sumber, dalam pnelitian ini sumber datanya adalah siswa, guru, kepala sekolah dan masyarakat sekitar. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara menanyakan hal yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi ( Sugiono, 2008 : 209).

Prosedur penelitian dalam penelitian ini menggunakan tiga langkah yaitu studi persiapan, studi eksplorasi umum, dan studi eksplorasi khusus.Studi persiapan dilakukan untuk menentukan tempat dan objek serta fokus penelitian. Hal ini didasarkan pada:

1. Isu-isu umum Sekolah Luar Biasa 2. Kajian pustaka yang relevan

Studi eksplorasi umum, dilakukan untuk penjagaan umum berkaitan dengan fokus penelitian melalui wawancara maupun observasi secara global.Studi eksplorasi khusus dilakukan untuk pengumpuln data dan analisis data, pengecekan hasil penelitian dan penulisan laporan penelitian.

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Strategi pembelajaran matematika adalah metode penyampaian materi pembelajaran atau cara-cara yang dipilih oleh guru dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan atau fasilitas bagi siswa

(11)

9

Sumber kesulitan bagi siswa autis SLB Negeri Surakarta adalah tidak adanya karakter pembelajaran yang dapat digunakan secara tepat sehingga hal ini dapat menghambat pembelajaran matematika. Indikasi yang mempengaruhi perkembangan untuk pemahaman matematika adalah perhatian, proses kognitif, permasalahan tentang lemahnya memori atau daya ingat siswa

Guru merupakan variabel yang paling mempengaruhi dalam proses perancangan sebuah pembelajaran siswa autis. Pengaruh guru dapat beranjak dari pendapat mereka tentang apa yang seharusnya dipelajari oleh siswa, kapasitas mereka untuk memfasilitasi pembelajaran (penguasaan psikologi pendidikan dan metode mengajar), komitmen mereka terhadap profesi, keyakinan akan kemampuan siswa menangkap pelajaran, hingga latar belakang bidang keilmuan mata pelajaran yang diampu, sehingga guru memberikan beberapa strategi pembelajaran yang tidak sama dengan siswa kelas normal.

Penerapan pembelajaran dan strategi yang digunakan pada pembelajaran matematika guru lebih mengajarkan siswa autis dengan benda nyata yang ada disekitarnya. Proses pembelajaran oleh guru matematika SLB Negeri Surakarta menggunakan alat peraga dan menunjukan benda-benda disekeliling siswa supaya siswa lebih mengerti dan paham apa yang disampaikan guru. Strategi pembelajaran yang demikian memunculkan suatu proses pembelajaran yang kongrit pada siswa kelas autis, akan tetapi diimbangi dengan keseriusan guru dalam menyampaikan materi sehingga

(12)

10

guru yang lebih aktif. Proses pembelajaran matematika pada siswa kelas autis berjalan satu arah yaitu guru menyampaikan materi kepada siswa.

Berbagai keputusan yang diambil guru dan dimuat dalam perencanaan pembelajaran juga sangat dipengaruhi oleh usia, tingkat kematangan berpikir, latar belakang pengetahuan yang telah mereka miliki, tingkat motivasi, hingga minat mereka Saat merancang sebuah pembelajaran, sudah barang tentu harus mempertimbangkan dari sisi konten, terkait dengan tipe materi pelajaran yang akan dibelajarkan: apakah materi pelajaran berupa konsep, prinsip, fakta, atau keterampilan. Setiap tipe materi pelajaran memerlukan strategi yang berbeda-beda dalam penyampaiannya agar siswa terfasilitasi belajarnya.

Material dan sumber daya yang tersedia di sekolah sangat besar dampaknya dalam perancangan suatu pembelajaran. Kelengkapan material dan sumber daya di sekolah sangat membantu guru untuk mempermudah perancangan pembelajaran. Walaupun demikian, seringkali pada guru-guru ahli, mereka punya kemampuan untuk mencari pengganti material atau sumber daya tertentu yang tidak tersedia di sekolah dengan material atau sumber daya lain yang terdapat di sekolah atau lingkungan sekitar.

Keefektifan penerapan strategi pembelajaran, guru konsisten dan tegas meskipun harus berulang-ulang menjelaskan meteri kepada siswa autis sampai siswa tersebut benar-benar paham.

D. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dapat disimpulkan :

(13)

11

a. Strategi pengorganisasian penyampaian materi pembelajaran matematika di Sekolah Luar Biasa Negeri Surakarta adalah

menggunakan Contextual Teaching and Learning (CTL). Kurikulum yang digunakan yaitu KTSP. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

yang disampaikan oleh guru dibuat dalam setiap satu kali

pembelajaran. Hal tersebut diperuntukan supaya proses pembelajaran memenuhi target dan bisa berjalan secara sistematis berdasarkan indikator pada kurikulum.

b. Strategi pengelolaan interaksi guru dalam pembelajaran matematika di Sekolah Luar Biasa Negeri Surakarta adalah lebih mengajarkan siswa autis dengan benda nyata yang ada disekitarnya. Proses pembelajaran oleh guru matematika SLB Negeri Surakarta menggunakan alat peraga dan menunjukan benda-benda disekeliling siswa supaya siswa lebih mengerti dan paham apa yang disampaikan guru. Strategi pembelajaran yang demikian memunculkan suatu proses pembelajaran yang kongrit pada siswa kelas autis, akan tetapi diimbangi dengan keseriusan guru dalam menyampaikan materi sehingga guru yang lebih aktif dan kreatif. Proses pembelajaran matematika pada siswa kelas autis berjalan satu arah yaitu guru menggunakan beberapa strategi yang disiapkan dalam RPP sesuai dengan materi yang akan disampaikan.

c. Makna pengelolaan strategi pembelajaran matematika di Sekolah Luar Biasa Negeri Surakarta adalah keefektifan penerapan strategi

(14)

12

pembelajaran, guru konsisten dan tegas meskipun harus berulang-ulang menjelaskan meteri kepada siswa autis sampai siswa tersebut benar-benar paham.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas, Depag. 2005. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam Rangka Wajib Belajar 9 Tahun. Jakarta

Fitria, Noor. Strategi Pembelajaran Matematika Sekolah Luar Biasa Tunagrahita. Surakarta: UMS. (Tidak Diterbitkan).

Moleong, Lexy. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Patilima, Hamid. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Purwanto, MPd. 2010.Metode Penelitian Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan.Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Slametto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Gramedia.

Sugiono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

Sugiono.2008. Memahami penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta Anggota Ikatan Penerbit Indonesia.

Gambar

Gambar II. Komponen dalam analisis data.

Referensi

Dokumen terkait

Tidak adanya hubungan antara durasi denga tekanan darah pada pasien hipertensi rawat jalan karena antara durasi, frekuensi dan intensitas yang dilakukan harus sesuai

Diterapkan terhadap setiap perubahan pengukuran atas aktivitas purna-operasi, restorasi atau kewajiban yang serupa yaitu diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset

Dari kata “Mobil bergoyang” yang di ulang dua kali sudah jelas bahwa kata – kata tersebut mengambarkan suatu kegiatan di dalamnya, dan diikuti oleh kata “Lampu

Adalah diharapkan dengan menghayati garis panduan ini, pelajar University College Of Agroscience Malaysia (UCAM) akan dapat menangani segala kerumitan yang mungkin

(1) Inspektur Wilayah III merupakan unit kerja Inspektorat membawahi jabatan fungsional yang melaksanakan fungsi pengawasan sebagai unsur lini dalam pelaksanaan

Pada siklus I skor rata-rata sebesar 3 atau 75%, siklus II sebesar 3,35 atau 83,86%, dan siklus III sebesar 3,68 atau 92,08%, (3) penerapan mind mapping dengan

dan sebagainya dari peserta komunikasi, persuasif untuk mempengaruhi orang lain agar berperilaku sesuai dengan apa yang diinginkan oleh komunikator. Dari kerangka tersebut

JASa ( Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi ) Vol. Dari ke enam pernyataan yang diajukan,terdapat satu pernyataan yang dijawab responden dengan nilai