• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. inti dari problematika penelitian. profitabilitas, dan pengaruhnya terhadap perkembangan harga saham.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. inti dari problematika penelitian. profitabilitas, dan pengaruhnya terhadap perkembangan harga saham."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

42 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Menurut Suharsimi (2006:130), pengertian objek penelitian sebagai berikut :

“Objek penelitian adalah variabel penelitian yaitu suatu yang merupakan inti dari problematika penelitian.”

Objek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah inflasi, profitabilitas, dan pengaruhnya terhadap perkembangan harga saham. Adapun unit analisis penelitian ini adalah perusahaan pada industri food and beverage yang terdaftar di BEI periode 2006-2010. Jumlah perusahaan dalam sektor industri food

and beverage yang selalu terdaftar selama periode penelitian dari tahun

2006-2010 sebanyak 18 perusahaan, dimana oleh penulis 11 dari jumlah tersebut merupakan sampel yang diambil untuk ditelliti.

3.1.1 PT. Bursa Efek Indonesia (BEI)

3.1.1.1 Gambaran umum PT. Bursa Efek Indonesia (BEI)

Pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan dalam perekonomian suatu negara. Banyak manfaat dari dibentuknya pasar modal, meskipun tidak semua negara membentuk pasar modal karena pertimbangan ekonomi, sosial dan keamanan.

Pengertian antara pasar modal dan bursa efek berbeda, pasar modal bisa bersifat abstrak yang artinya adalah perdagangan surat berharga tidak harus terjadi

(2)

43

pada suatu tempat tertentu, sedangkan wujud nyata dari pasar modal adalah bursa efek. Bursa efek yang ada di Indonesia adalah Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Perdagangan bursa efek menurut UU No.8 Tahun 1995 adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk memperdagangkan efek di antara mereka.

Tantangan dari suatu bursa terletak pada tugasnya yaitu bagaimana menciptakan suatu bursa yang efisien. Bursa yang ideal adalah bursa yang sepenuhnya ditentukan oleh mekanisme pasar yang sangat tergantung kepada penyebaran informasi.

Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) pada tanggal 30 November 2007 resmi bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI), kegiatan operasional BEI mulai dilakukan pada Senin 3 Desember 2007. Hal ini terkait dengan rampungnya seluruh proses merger antara kedu pusat perdagangan perekonomian nasional tersebut.

Persetujuan perubahan nama BEI sudah didapat dari Depkum HAM sejak 27 November 2007. Walaupun sudah resmi menjadi BEI, namun saham-saham yang single listing di BES belum akan dimsukan ke dalam perhitngan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Kondisi ini kemungkiinan akan berlangsung maksimal selama 2 tahun. Selama masa transisi tersebut, manajemen akan berkoordinasi untuk menyatukan kedua sistem BEJ dan BES.

Seluruh karyawan juga ditampung semua. Jumlahnya sekitar 375 karyawan yang terdiri dari 300 eks karyawan BEJ dan 75 eks karyawan BES. BEI

(3)

44

nantinya akan memperdagangkan seluruh produk investasi, baik yang dimiliki BEJ maupun yang dimiliki BES.

BEI menggunakan fasilitas bekas BEJ dan akan berisi 277 emiten denngan kapitalisasi pasar gbungan sebesar Rp 2.500 triliun. Pemerintah berharap bahwa dengan dilakukannya penggabungan kedua bursa tersebut, seluruh aktifitas perekonomian bangsa Indonesia bisa terkait dengan kegiatan-kegiatan di pasar modal dan bisa ditampung melalui satu nama, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI). Dengan efektifnya BEI akan membawa spirit baru dan integritas baru bagi pasar modal Indonesia, sehingga prospek ke depan menjadi lebih baik.

3.1.1.2 Tujuan Pendirian PT. Bursa Efek Indonesia

Berbagai program telah dilakukan Bursa Efek Indonesia mengacu pada satu tujuan yaitu untuk menciptakan pasar efisien, transparan, kondusif bagi masyarakat pemodal baik dari dalam maupun luar negeri.

3.1.1.3 Fungsi dari Bursa Efek Indonesia

Fungsi dari Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Menciptakan pasar secara terus menerus (suistanable) bagi efek yang telah ditawrkan kepada masyarakat.

2. Menciptakan harga yang wajar bagi efek yang bersangkutan melalui mekanisme pasar.

3. Memantu pembelanjaan (pemenuhan dana) dunia usaha, melalui penghimpunan dana masyarakat.

(4)

45

4. Memperluas proses perluasan partisipasi masyarakat dalam pemilikan saham-saham perusahaan.

3.1.1.4 Sistem otomatis Perdagangan (JATS)

JATS merupakan sistem perdagangan efek tepadu, yaitu sitem perdagangan efek berbasis komputer yang dipadukan dengn sistem penyelesaian, sistem depositosi terpusat dan sistem akuntansi broker. Melalui JATS, perdagangan berlangsung lebih lancar dan efisien. Sistem otomatisasi meningkatkan keamanan dalam melakukan transaksi dan membuat perdagangan menjadi lebih transfaran, karena investor memperoleh kesempatan yang sama dalam melakukan order. Sementara itu, para pialangya mempunyai kesempatan untuk melakukan transaksi dalam jumlah yang tidak terbatas.

JATS mampu mengakomodasi perkembangan pasar, baik dalam skala domestik maupun skala internasional. Dengan kapasitas pasar akan meningkat dan harga saham akan menjadi lebih baik. Sistem komputerisasi perdagangan merupakan langkah nyata BEI dalam menyonsong era kompetisi pasar di kawanan Asia Pasifik. Pada tanggal 2 Oktober 1995, DPR RI telah menyetujui rancangan Undang-Undang Pasar Modal Tahun 1952 pada tanggal 10 November 1995. RUUPM tersebut telah ditandatangani dan disahkan Presiden RI menjadi undang-undang dan mulai berlaku secara efektif pada tanggal 1 Januari 1996.

(5)

46 3.1.1.5 Gambaran Umum Perusahaan

Sebelum menganalisis, berikut ini adalah gambaran umum 11 perusahaan yang akan diteliti :

1. PT. Cahaya Kalbar, Tbk.

PT. Cahaya Kalbar, Tbk. merupakan perusahaan multinasional memproduksi makanan yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1986. Produk perusahaan ini meliputi mentega, coklat, minyak biji palm dan super olein. Produk-produk tersebut dapat digunakan untuk mengganti mentega dan coklat dalam pembuatan coklat dan juga biskuit, eskrim, minuman, dan kue. Sebanyak 75% dari produk yang dihasilkan di ekspor ke Amerika Serikat, Netherland, Australia, Prancis, dan Malaysia.

2. PT. Davomas Abadi, Tbk.

PT. Davomas Abadi Tbk. didirikan dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 dan Undang-undnag No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta notaris Soetomo ramelan, S.H No. 25 tanggal 14 Maret 1990. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dalam Surat Keputusan No. 12 C2-1010 HT.01.01.TH.91 tanggal 21 Maret 19911 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 61 Tambahan No. 2300 tanggal 30 Juli 1991. Anggaran dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan akta notaris Imas fatimah, S.H. No. 47 tanggal 30 April 2004 dan telah dilaporkan kepada Menteri Kehakiman dan HAM RI dengan penerimaan laporan No. C-11165.HT.01.04.TH.2004 pada tanggal 6 Mei 2004. Kegiatan usaha perusahaan sekarang adalah industri pengolahan biji coklat

(6)

47

menjadi kakaolemak (cocoa butter) dan kakao bubuk (cocoa powder). Perusahaan berkedudukan di Jakarta dan pabriknya berlokasi di Tangerang, Banten.

3. PT. Delta Gjakarta, Tbk.

PT. Delta Djakarta, Tbk. adalah produsen dan distributor dari beberapa merek bir terbaik di dunia di bawah Anker, Carlsberg, San Miguel, Kuda Putih dan merek lainnya.PT. Delta Djakarta, Tbk. merupakan salah satu pemain terbesar dalam industri bir di Indonesia saat ini. Perusahaan ini juga merupakan tokoh kunci negara non pasar minuman berakohol dengan merek Sodaku dan soda ice antara Indonesia’s top seller.

Sejak didirikan pada 1932 oleh perusahaan Jerman Archipel Brouwerij NV, kepemimpinan PT. Delta Djakarta telah berpindah tangan berkali-kali. Pada tahun 1970, perushaan mengambil nama PT. Delta Djakarta dan pada tahun 1984 perusahaan ini adalah bagian dari generasi pertama perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk igo public dan menjual saham di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabay dimana saat ini telah berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Hingga saat ini PT. Delta Djakarta menjadi pemegang saham utama dalam perusahaannya, termasuk Pemerintah Kotamadya Jakarta dan San Miguel Malaysia (L) Private Limited. Di Indonesia tempat pembuatan burnya terletak di Jl. Inspeksi Tarum Barat, Bekasi Timur, Jawa Barat.

(7)

48 4. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.

PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. didirikan pada tanggal 14 Juli 1994. Produk perusahaan ini di pasarkan di bawah merek dagang Indomie, Sarimi, Supermie, dan Popmie yang menguasai 90% dari pangsa pasar mie instant di Indonesia. Indofood juga memproduksi produk penyedap rasa dan saus di bawah merek dagang Indofood dan Piring Lombok. Produk lainnya yang juga di produksi perusahaan ini antara lain :Chiki, Chitato, Jetz. SUN baby foods, Tugu Luwak, Cafela coffee, dan lain-lain.

Kinerja perusahaan ini di tahun 2003 dapat dilihat dari jumlah penjualan bersihnya yang mencapai 17,81 Triliun yang sama pendapatan bersih perusahaan justru mengalami penrunan dari Rp 802 Milyar lebih menjadi Rp 603 Milyar.

5. PT. Mayora Indah, Tbk.

PT. Mayora, Tbk. didirikan dengan akta No. 204 tanggal 17 Februari 1977 dari notaris Poppy Savitri Parmanto, S.H. sebagai pengganti dari notari Ridwan Suselo, S.H. Akta pendirian ini telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman RI dalam Surat Keputusan No. Y.A5/5/14 tanggal 3 Januari dan telah didaftarkan Kepaniteraan Pengadilan Neri Tangerang No. 2/PNTNG/1978 tanggal 10 Januari 1978. Perusahaan beroperasi secara komersial pada bulan Mei 1978. Lokasi pabriknya terletak di Tangerang dan Bekasi dan berkantor pusat di gedung Mayora Jl. Tomang Jaya No. 21-23 Jakarta.

Ruang lingkup kegiatan perusahaan ini adalah menjalankan usaha dalam bidang industri, perdagangan serta agen/perwakilan. Saat ini perusahaan menjalankan usahanya di bidang industri makanan, kembang gula, dan biskuit.

(8)

49 6. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk.

Perusahaan ini berdiri pada tahun 1931 di bawah NV Netherland

Indische Bierbrouvererijen. Sejak tahun 1936,perusahaan ini berada di bawah

pengawasan perusahaan Belanda yaitu Heineken International Beheer BV. Produk yang dihasilkan adalah bir dengan merek Bir Bintang dan Guiness. Bir Bintang menguasai lebih dari 60% bagian ousat bir. Perusahaan sudah bekerjasama dengan

Heineken International Beheer dan Guiness Overseas Ldt.

Setelah melakukan penjualan minuman di Medan pada bulan April 1994, perusahaan memiliki tempat untuk memproduksi bir di Mojosari, Jawa Timur dan Tangerang, Banten. Di akhir tahun 1994, perusahaan berkantor pusat di Tangerang dan sekarang berkantor pusat di Jl. Daan Mogot Km. Bag 3264 Jakarta dan memiliki pabrik di Ngangel, Surabaya dan Sampangagung, Mojokerto.

7. PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk.

Perusahaan ini merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi makanan yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan didirikan pada tahun 1991. Komoditas yang merupakan hasil produksi dari perusahaan ini adalah kopi, tapioca, coklat, lada hitam, dan vanilla.

Pada bulan Desember 1993, perusahaan ini mengakuisisi 7 perusahaan bidang bisnis, antara lain : PT. Aneka Sumber Kencana yang berlokasi di Bandar Lampung, memproduksi kopi, lada hitam, dan vanilla. PT. Aneka Bumi Kencana yang berlokasi di Surabaya dan Ujung pandang, memproduksi kopi dan coklat. PT. Surabaya Pelleting Company yang berlokasi di Subrabaya, memproduksi tapioca. PT. Tirta harapan Bali yang berlokasi di Singapura, memproduksi kopi

(9)

50

dan vanilla. PT. Aneka Bumi Pratama yang berlokasi di Palembang, memproduksi rempah-rempah. PT. Hotel Rama Palace Cottage, dimana Rama Palace Cottage ini merupakan hotel bintang 3 dengan kamar yang berjumlah 148 kamar, yang terletak di Pantai Kuta. Sekitar 75% dari hasil produksi perusahaan di ekspor ke Jepang, Amerika, Eropa, dan Afrika.

8. PT. Sekar Laut, Tbk.

PT. Sekar Laut, Tbk. adalah salah satu kelompok bisnis produk konsumen di Indonesia yang didirikanpada tahun 1977. Perusahaan ini telah tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tanggal 4 Juli1990. Bahan baku untuk memproduksi perusahaan adalah udang dan tapioca.

PT. Sekar Laut, Tbk. juga merupakan pensuplai ke sejumlah peternakan udang di Indonesia termasuk Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan. Perusahaan ini memiliki kapasitas produksi 7,5 ton per tahun dan memasarkannya pada produk kerupuk Finna ;emping rasa udang yang dibuat dari biji melinjo, gandum dan jagung.

9. PT. Siantar Top, Tbk.

PT. Siantar Top, Tbk. merupakan salah satu kelompok bisnis produk konsumen di Indonesia, yang didirikan pada tahun 1993. Perusahaan ini telah tercatat di BEI sejak tahun 2000. Founder perusahaan adalah Bapak Shindo Sumidomo, putra daerah asli asal Pematang Siantar. Memiliki banyak sister compeny antara lain : Specindo, Saritama, Saribumi, Korin, dan Sarana utamas.

(10)

51

Produk PT. Siantar Top, Tbk. dijual dibawah merek Fuji mie, Mie Goreng, dan Mie Goreng Ayam Panggang. Sementara makanan ringan dapat ditemukan dengan merek Potato Tube BBQ, UFO Snack, Pth Yakitori, Twisko, Ikan, Wilco, dan Sayur. Permen dijual dengan merk Es Teler, balico, Kelapa, AsamManis, Es Kopyor, dan Kopi.

Hasil produksi kebanyakan dijual di pasar domestic seperti Bandung, Semarang, dan Surabaya. Sejak tahun 1991 beberapa juga di ekspor seperti ke Hongkong, Singapura, dan Saudi Arabia.

10. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk.

PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk. merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi makanan yang bermarkas di jakarta, Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1985, yang menghasilkan berbagai macam bahan makanan.

Untuk memenuhi permintaan pasar akan produk-produk makanan yang terus tumbuh, PT. Pilar Tiga Sejahtera Food, Tbk. (TPS-Food) selalu menekankan pentingnya kualitas produk danmemberikan nilai tumbuh pada konsumen. TPS-Food berhasil meraih posisi sebagai produsen mie kering dan bihun terdepan di pasar Indonesia.

Komitmen TPS-Food untuk menghasilkan produk yang terbaik dapat diterima oleh pasar, dan berkualitas tinggi di dibuktikan dengan diperoleh sertifikat ISO 9001;2002, HACCP dan sertifikat Halal. Standar produksi yang tinggi dan jaringan distribusi yang luas, memperkuat PT.Tiga Pilar sejahtera food, Tbk sebagai salah satu pilihan konsumen.

(11)

52 11. PT. Ultrajaya Milk, Tbk

PT. Ultrajaya Milk, Tbk. merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi minuman yang bermarkas di Padalarang, Kab. Bandung, Indonesia. Perusahaan ini awalnya merupakan industri rumah tangga yang didirikan pada tahun 1958, kemudian menjadi suatu entitas perseroan terbatas pada tahun 1971. Perusahaan ini merupakan pioner di bidang industri minuman dalam kemasan di Indonesia, dan sekarang memiliki mesin untuk memrposes minuman tercanggih se-Asia Tenggara.

Pada awalnya perusahaan ini hanya memproduksi susu, namun seiring perkembangannya perusahaan juga memproduksi juice dalam kemasan bermerek Buavita dan Gogo serta memproduksi Teh Kotak, Sari Asem Asli dan Sari Kacang Ijo. Sejak tahun 2008, merek Buavita dan Gogo dibeli oleh PT. Unilever, Tbk. sehingga PT. Ultrajaya Milk, Tbk. bisa kembali pada bisnis utamanya yaitu memproduksi susu.

Sejak tahun 2002 PT. Ultrajaya Milk, Tbk menggunakan sistem komputerisasi yang sudah terintegrasi, yaitu SAP. Bahkan perusahaan ini merupakan salah satu rujukan implementor SAP yang dinilai cukup sukses di dalam mengadopsi hampir semua modul SAP.

(12)

53 3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2003:11), pengertian metode deskriptif adalah :

“Metode deskriptif adalah merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulanyang berlaku untuk umum.”

Sedangkan pengertian metode verifikatif menurut Rasyad (2003:6) adalah :

“Metode verifikatif merupakan metode yang digunakan untuk melakukan perkiraan (estimate) dan pengujian hipotesis.”

Kedua metode penelitian ini dilakukan untuk mencari informasi faktual, mengidentifikasi suatu masalah, melakukan tes hipotesis, serta memperoleh jawaban mengenai pengaruh dari suatu variabel terhadap variabel lain.

3.2.2 Operasional Variabel

Berdasarkan pendapat Sugiyono (2003:128), pengertian variabel yaitu : “Variabel di dalam penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok obyek yang diteliti dan mempunyai variasi antara satu dan lainnya dalam kelompok tersebut.”

(13)

54

Penelitian ini menggunakan 2 variabel, yaitu independent (bebas) dan

dependent (terikat). Menurut Sugiyono (2003:33) :

“Variabel independent (bebas) adalah variabel yang dapat

mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya.”

Sedangkan variabel dependent (terikat) :

“Variabel dependent (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen.”

Dalam penelitian ini variabel independennya adalah tingkat inflasi di Indonesia dan profitabilitas yang diukur oleh Return on Asset (ROA), sedangkan variabel dependennya adalah perkembangan harga saham perusahaan pada industri food and beverage yang terdaftar di BEI periode 2006-2010.

(14)

55 Tabel 3.1 Operasional Variabel Variabel

Penelitian

Konsep Penelitian Indikator Skala

Inflasi (X1)

“Suatu kejadian yang menggambarkan situasi dan kondisi dimana harga barang mengalami kenaikan dan nilai mata uang mengalami pelemahan.” Irham (2011:67) Presentase perubahan Indeks Harga Konsumsi (IHK) dalam Laporan Tahunan Bank

Indonesia akhir tahun.

Rasio Profitabilitas yang di ukur oleh Return on Asset (X2) “Rasio yang

menunjukan hasil atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.” Kasmir (2008:201) = 𝑬𝑨𝑻 𝑻𝑶𝑻𝑨𝑳 𝑨𝑺𝑺𝑬𝑻 x 100% Kasmir (2008:202) Rasio Perkembanga n Harga Saham (Y) “Perubahan harga saham yang terjadi dipasar bursa yang ditentukan oleh penawaran dan permintaan saham yang bersangkutan di pasar modal.” (Jogiyanto, 2010:98) = 𝑷𝒕 − 𝑷𝒕−𝟏 𝑷𝒕−𝟏 x 100% Jogiyanto (2010:207) Rasio

Sumber : Data yang diolah

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengumpul data primer atau

(15)

56

data pihak lain yang diperoleh dari buku, jurnal, situs internet yang berkaitan serta lembaga yang behubungan dengan penelitian ini untuk diolah menjadi data yang diperlukan (Sugiyono, 2003:130). yang diperoleh dari buku, jurnal, situs internet yang berkaitan serta lembaga yang behubungan dengan penelitian ini untuk diolah menjadi data yang diperlukan. Adapun data sekunder yang diperoleh bersumber dari :

1. Data tingkat inflasi diperoleh dari situs Bank Indonesia (www.bi.go.id)

2. Laporan keuangan perusahaan pada industri food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2006-2010 yang bersumber dari Indonesian Capital Market (ICMD) dan Summary

Report.

3. Data lain yang diperoleh dari sumber kepustakaan, majalah, koran, jurnal, website, dan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan objek yang diteliti oleh penulis.

3.2.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2003:74) :

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteritik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.” Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan dalam industri Food and Beverage yang selalu terdaftar selama periode penelitian, yaitu

(16)

57

tahun 2006 sampai dengan 2010. Jumlah perusahaan dalam populasi dalam penelitian ini adalah 18 perusahaan, yaitu sebagai berikut

Tabel 3.2 Populasi Penelitian

No. NAMA PERUSAHAAN

1. PT. Ades Water Indonesia, Tbk.

2. PT. Aqua Golden Misisippi, Tbk.

3. PT. Cahaya Kalbar, Tbk.

4. PT. Davomas Abadi, Tbk.

5. PT. Delta Djakarta, Tbk.

6. PT. Fast Food Indonesia, Tbk.

7. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk.

8. PT. Mayora Indah, Tbk.

9. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk.

10. PT. Pioneerindo Gourmet Internasional, Tbk.

(17)

58

12. PT. Sekar Laut, Tbk.

13. PT. Siantar Top, Tbk.

14. PT. Sierad Produce, Tbk.

15. PT. SMART, Tbk.

16. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk.

17. PT. Tunas Baru Lampung, Tbk.

18. PT. Ultrajaya Milk, Tbk.

Sumber: Indonesian Capital Market Directionary (ICMD)

Sedangkan sampel yaitu sebagian dari populasi (Rasyad, 2003:13). Cara pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu teknik yang dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu (Suharsimi, 2006: 139).

Kriteria pemilihan sampel terdiri dari :

1. Perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu dari tahun 2006 sampai dengan 2010.

2. Perusahaan-perusahaan tersebut mengeluarkan laporan keuangan yang telah di audit oleh akuntan publik dari tahun 2006 sampai dengan 2010.

3. Perusahaan yang diteliti mempunyai closing price dari tahun 2006 sampai dengan 2010.

(18)

59

4. Perusahaan yang diteliti tidak di likuidasi atau delisting pada periode penelitian.

5. Perusahaan yang diteliti memiliki kelengkapan data lainnya yang diperlukan peneliti.

Berdasarkan kelima kriteria di atas, terdapat 11 perusahaan yang memenuhi kriteria yang akan dijadikan sampe penelitian ini. Adapun kesebelas perusahaan tersebut yaitu :

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

No. NAMA PERUSAHAAN KODE

1. PT. Cahaya Kalbar, Tbk. CEKA

2. PT. Davomas Abadi, Tbk. DAVO

3. PT. Delta Djakarta, Tbk. DLTA

4. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. INDF

5. PT. Mayora Indah, Tbk. MYOR

(19)

60

7. PT. Parasidha Aneka Niaga, Tbk. PSDN

8. PT.Sekar Laut, Tbk. SKLT

9. PT. Siantar Top, Tbk. STTP

10. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk AISA

11. PT. Ultrajaya Milk, Tbk. ULTJ

Sumber : Data Diolah

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam penelitian ini adalah:

1. Pengumpulan data sekunder

Dalam penilitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia dan Indonesian Capital

Market Dictionary (ICMD) berupa informasi mengenai laporan keuangan

perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri food and beverage periode 2006-2010.

(20)

61

Satu teknik dimana penulis mencoba menemukan dan mengumpulkan teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti melalui cara-cara seperti membaca buku, literatur, majalah, jurnal, serta sumber lain yang ada hubungannya dengan materi.

Data-data yang diambil dimaksudkan untuk mendapatkan suatu gambaran maupun landasan teoritis dalam merumuskan masalah dan menganalis data atau informasi hasil penelitian dalam menggambarkan dan menjelaskan masalah-masalah yang sedang diteliti

3.2.6 Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh akan diolah sehingga sesuai dengan kepentingan penelitian dan kemudian disajikan dalam bentuk tabel. Setelah data diperoleh kemudian dilakukan tahapan pengolahan sebagai berikut:

1. Menyusun kembali secara ringkas laporan laba rugi dengan mengutamakan pos-pos yang berkaitan dengan tujuan penelitian. 2. Mengevaluasi data yang sudah ada untuk mengetahui pengaruh

Inflasi dan Proftabilitas terhadap Perkembangan Harga Saham. 3. Mengolah data dengan cara polling data

(21)

62

Untuk menguji analisis yang digunakan, dilakukan pengujian secara deskriptif untuk mengetahui gambaran pengaruh dari inflasi dan profitabilitas terhadap perkembangan harga saham pada perusahaan sektor industri Food and

Beverage yang terdaftar di BEI pada periode tahun 2006-2010.

Sedangkan cara verifikatif untuk mengetahui apakah ada pengaruh dari inflasi dan profitabiilitas terhadap perkembangan harga saham pada perusahaan sektor industri Food and Beverage yang terdaftar di BEI pada periode tahun 2006-2010, metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Model ini dipilih sebab penelitian ini dirancang untuk meneliti variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Untuk mempermudah pengolahan data, maka penulis menggunakan bantuan software SPSS 17.0 for windows.

3.3.1 Analisis Statistik Secara Simultan

Pengujian secara simultan digunakan untuk mengetahui nilai yang memberikan kuatnya pengaruh atau hubungan dua variabel atau lebih secara bersama-sama. Sebelum melakukan pengujian regresi linier berganda, untuk memperoleh penelitian yang akurat diperlukan pengujian :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam modelregresi, variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi secara normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah yang mempumyai distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2005:165). Distribusi normal

(22)

63

data dengan bentuk distribusi normal dimana data memusat pada nilai rata-rata dan median. Pengujian normalitas data akan dilakukan dengan menggunakan grafik pada P-P plots.

Pada grafik P-P plots, kesamaan antara nilai probabilitas harapan dan probabilitas pengamatan ditunjukkan dengan garis diagonal yang merupakan perpotongan antara garis probabilitas harapan dengan probabilitas pengamatan. Menurut Ghozali (2005:165), dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah :

 Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

 Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh dapat menghasilkan estimator linier yang baik. Apabila dalam suatu model telah memenuhi asumsi klasik, maka dapat dikatakan model tersebut sebagai model ideal atau menghasilkan estimator linier tidak bias yang terbaik. Fungsi dari uji asumsi klasik adalah agar parameter dan koefisien regresi tidak bias dan dapat mendeteksi keadaan yang sesungguhnya (Ghozali, 2005:231).

a. Uji Autokorelasi

Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

(23)

64

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time

series. Untuk mendeteksi gejala autokorelasi, peneliti menggunakan Uji

Durbin-Watson, dengan ketentuan jika nilai DW (Durbin-Watson) berkisar antara -2 sampai +2 menunjukan tidak terjadi autokorelasi (Ghozali, 2005:110).

b. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variabel residual tersebut tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas (Ghozali, 2005 : 105). Ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik Scaterplot antara nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya. Dasar yang digunakan untuk menentukan heteroskedastisitas antara lain :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik – titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian mnenyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik – titik yang menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas

(24)

65

Menurut Ghozali (2005:92) uji ini bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada model regresi yang baik antar variabel independen seharusnya tidak terjadi kolerasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi diilakukan dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang dapat dilihat dari output software SPSS 17.0 for window. Multikolinearitas terjadi jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) > 10.

3. Koefisien Determinasi

Analisis koefisien determinasi (Kd) digunakan untuk menunjukan presentase kemampuan variabel-variabel independen (inflasi dan profitabilitas) dalam menerangkan variabel dependen (perkembangan harga saham) amat terbatas.

Besarnya koefisien determinasi (R2) terletak antara 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati nol besarnya koefisien determinasi semakin kecil pengaruh variabel independen, sebaliknya semakin mendekati satu besarnya koefisien determinasi semakin besar pengaruh variabel independen (Ghozali, 2005:166).

4. Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam upaya menjawab permasalahan dalam penelitian ini maka digunakan analisis regresi linear berganda (multiple regression). Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan variabel dependen (terikat) dengan satu atau lebih variabel independen (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai-nilai

(25)

66

variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Ghozali, 2005:169).

Untuk regresi dengan jumlah variabel independen yang terdiri atas dua atau lebih disebut juga regresi berganda. Oleh karena variabel independen diatas mempunyai variabel yang lebih dari dua, maka regresi dalam penelitian ini disebut regresi berganda. Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen atau bebas yaitu Inflasi (X1) dan Profitabilitas (X2) terhadap Perkembangan Harga Saham (Y). Rumus matemastis dari regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Perkembangan Harga Saham = a + b1 Inflasi + b2 Profitabilitas + e Keterangan:

a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi dari inflasi

b2 = Koefisien regresi dari profitabilitas X1 = Inflasi

X2 = Profitabilitas e = Error disturbances

Nilai koefisien regresi disini sangat menentukan sebagai dasar analisis, mengingat penelitian ini bersifat fundamental method. Hal ini berarti jika koefisien b bernilai positif (+) maka dapat dikatakan terjadi pengaruh searah

(26)

67

antara variabel bebas dengan variabel terikat (dependen), setiap kenaikan nilai variabel bebas akan mengakibatkan kenaikan variabel terikat (dependen). Demikian pula sebaliknya, bila koefisien nilai b bernilai negatif (-), hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif dimana kenaikan nilai variabel bebas akan mengakibatkan penurunan nilai variabel terikat (dependen).

3.3.2 Analisis Data Statistik Secara Parsial

Untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen dependen (X) terhadap variabel independen (Y) secara parsial, maka digunakan analisisi regresi linear sederhana. Dalam analisis regresi linear sederhana, pengaruh satu variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) dibuat persamaan berikut :

Y = a + b X Dimana : Y: Variabel dependen a : Konstanta b : Koefisienn regresi X : Variabel Independen

Nilai koefisien regresi disini sangat menentukan sebagai dasar analisis, mengingat penelitian ini bersifat fundamental method. Hal ini berarti jika koefisien b bernilai positif (+) maka dapat dikatakan terjadi pengaruh searah antara variabel bebas dengan variabel terikat (dependen), setiap kenaikan nilai

(27)

68

variabel bebas akan mengakibatkan kenaikan variabel terikat (dependen). Demikian pula sebaliknya, bila koefisien nilai b bernilai negatif (-), hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif dimana kenaikan nilai variabel bebas akan mengakibatkan penurunan nilai variabel terikat (dependen).

3.4 Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini menggunakan regresi linear berganda, maka masing-masing variabel terhadap variabel independen variabel independen (X1 dan X2) memepunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Y). Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dengan metode uji statistik.

Pengujian hipotesis yang dilakukan adalah pengujian H0 (nol) yang menyatakan tidak terdapat pengaruh antara variabel independen terhadap dependen, dan Ha (alternatif) yang menyatakan sebaliknya. Disebut signifikan, apabila uji nilai statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji nilai statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima.

Uji signifikansi antara variabel bebas terhadap variabel terikat, baik secara bersama-sama (serentak) maupun secara parsial dilakukan dengan menggunakan uji statistik F dan uji statistik t.

a. Pengujian Hipotesis Secara Simultan

Uji hipotesis simultan dilakukan (uji statistik F) bertujuan untuk mengetahui apakah inflasi (X1) dan profitabilitas (X2) terhadap perkembangan

(28)

69

harga saham (Y) berpengaruh signifikan terhadap secara bersama-sama. Adapun hipotesisnya :

H0 : b1=b2= 0 : Inflasi dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap perkembangan harga saham perusahaan pada industri food and beverage periode 2006-2010.

H1 : b1≠b2≠ 0 : Inflasi dan profitabilitas berpengaruh signifikan secara simultan terhadap perkembangan harga saham perusahaan pada industri food and beverage periode 2006-2010.

b. Pengujian Hipotesis Secara Parsial

Uji hipotesis secara parsial (uji statistik t) bertujuan untuk mengetahui apakah Inflasi (X1) dan Profitabilitas (X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap perkembagan harga saham (Y).

Untuk Inflasi (X1), penulis menggunakan uji satu arah (one tailed) karena menurut Nurdin (1999:121) dalam Ellen dan Syarah (Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.13 No.2, 2 Agustus 2011 : 107-118). inflasi berdampak buruk pada kinerja perusahaan yang tercermin pula oleh turunnya harga saham. Maka sudah dipastikan apabila inflasi naik maka harga saham akan mengalami penurunan, sehingga inflasi berpengaruh negatif terhadap perkembangan harga saham.

Demikian pula untuk Profitabilitas (X2), penulis menggunakan uji satu arah (one tailed) karena menurut Kasmir (2008:196) rasio tersebut memberikan

(29)

70

ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh laba yang dihasilkan oleh penjualan dan pendapatan investasi. Maka sudah dipastikan apabila profitabilitas perusahaan naik maka harga saham juga akan mengalami kenaikan, sehingga profitabilitas berpengaruh positif terhadap perkembangan harga saham.

Adapun hipotesisnya sebagai berikut : Uji pihak kiri :

H0 : b1 ≥ 0, Inflasi berpengaruh positif secara signifikan terhadap

perkembangan harga saham perusahaan pada industri food and

beverage periode 2006-2010.

H1 : b1 < 0, Inflasi berpengaruh negatif secara signifikan terhadap

perkembangan harga saham perusahaan pada industri food and

beverage periode 2006-2010.

Dan uji pihak kanan :

H2 : b2 ≤ 0, Profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perkembangan harga saham perusahaan perusahaan pada industri

food and beverage periode 2006-2010.

H2 : b2 > 0, Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap perkembangan harga saham perusahaan perusahaan pada industri

food and beverage periode 2006-2010.

3.5 Penarikan Simpulan 1. Secara simultan (Uji F)

(30)

71

Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan antara Fhitung dan Ftabel dengan Fhitung yang terdapat dalam tabel ANOVA yang merupakan hasil pengujian statistik F dengan menggunakan software SPSS 17.00 for window, sedangkan untuk menentukan nilai Ftabel tingkat signifikan yang digunakam untuk penelitian ini adalah 5% dengan derajat kebebasan (df) :

df numerator = k - 1 df denumerator = n – k Dimana :

df = degree of freedom (derajat kebebasan) n = jumlah sampel

k = banyaknya koefisien regresi

Kriteria uji yang digunakan adalah sebagai berikut : Jika Fhitung > Ftabel, artinya H0 ditolak

Jika Fhitung < Ftabel, artinya H0 diterima Dengan uji signifikansi sebagai berikut :

Prob-sig < α (5%), artinya berpengaruh signifikan Prob-sig > α (5%), artinya tidak berpengaruh signifikan

Gambar 3.1

(31)

72 2. Secara parsial (Uji t)

Pembuktian dilakukan dengan membandingkan antara ttabel dengan thitung dengan thitung yang terdapat dalam tabel Coefficients yang merupakan hasil pengujian statistik t dengan menggunakan software SPSS 17.00 for window, sedangkan untuk menentukan nilai ttabel tingkat signifikan yang digunakam untuk penelitian ini adalah 5% dengan derajat kebebasan (df) :

df = n- k-1 Dimana :

df = degree of freedom (derajat kebebasan) n = jumlah sampel

k = banyaknya koefisien regresi Dengan uji signifikansi sebagai berikut :

Prob-sig < α (5%), artinya berpengaruh signifikan Prob-sig > α (5%), artinya tidak berpengaruh signifikan Kriteria uji yang digunakan, uji pihak kiri :

Jika -ttabel > thitung, artinya H0 ditolak Jika - ttabel ≤ thitung, artinya H0 diterima

Gambar 3.2

Penerimaan dan Penolakan H0 (Uji t one tailed, pihak kiri)

Daerah Penolakan H0

Daerah Penerimaan H0 thitumg = -2,163 -ttabel = -2,006

(32)

73 Uji pihak kanan :

Jika ttabel < thitung, artinya H0 ditolak Jika ttabel > thitung, artinya H0 diterima

Gambar 3.3

Penerimaan dan Penolakan H0 (Uji t one tailed, pihak kanan)

Daerah Penolakan H0 Daerah

Gambar

Tabel 3.2  Populasi Penelitian
Tabel 3.3  Sampel Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Dipanaskan dengan NaOH 4% pada suhu 100ºC selama 2 jam Disaring dan dicuci dengan akuades sampai pH netral.. Residu

Tujuan penelitian ini mengetahui perbandingan perbedaan persepsi konsumen sebelum dan sesudah revitalisasi pada pasar tradisional, mengetahui pengaruh persepsi

Dengan penerapan metode Economic Order Quantity (EOQ), frekuensi pengiriman bahan baku dilakukan 6 kali dalam setahun dengan kuantitas pemesanan yang optimal

Masalah yang dibahas dalam modul ini meliputi (1) Masalah tentang nyamuk demam berdarah ( Aedes aegypti ); (2) Masalah tentang penularan dan pencegahan penyakit DBD; (3)

BKN memberikan masa sanggah bagi pelamar CPNS tahun 2019 yang merasa telah memberikan dokumen sesuai dengan persyaratan yang ditentukan namun hasil seleksi administrasi

Nasri Effas memang tumbuh dalam sebuah keluarga yang berperan aktif dalam seni tradisi Melayu, namun hal itu tidak menyudutkannya untuk mengurungkan niat dalam menuntut

rasio sex yang dihasilkan pada masing- masing penghisapan darah cenderang menghasilkan jumlah nyamuk betina lebih banyak dari nyamuk jantan, walaupun pada penghisapan ketiga

Kemudian untuk mendapatkan kualitas kampas rem yang baik maka bahan kampas tersebut harus mempunyai sifat-sifat : koefisien gesek yang tinggi, sifat bahan yang