• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2008"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

No. 19/05/31/Th. X, 15 Mei 2008

P

ER

TUMBUHAN

E

KONOMI

DKI J

AKARTA

T

RIWULAN

I T

AHUN

2008

Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2008 yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan penurunan sebesar minus 0,18 persen dibandingkan nilai triwulan IV tahun 2007 (q to q). Dari sisi lapangan usaha, penurunan tersebut antara lain disebabkan oleh menurunnya sektor listrik, gas, dan air bersih (minus 0,56 persen), sektor industri pengolahan (minus 3,40 persen), dan sektor pertambangan dan penggalian (minus 0,63 persen). Dari sisi penggunaan, penurunan tersebut disebabkan oleh menurunnya pembentukan modal tetap bruto (minus 1,09 persen), ekspor (minus 0,56 persen dan konsumsi pemerintah (minus 0,81 persen).

Sementara PDRB triwulan I tahun 2008 dibandingkan dengan PDRB triwulan I tahun 2007 (y on y) mengalami pertumbuhan sebesar 6,30 persen. Dari sisi lapangan usaha semua sektor mengalami pertumbuhan positif dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi yakni 14,95 persen. Kemudian disusul oleh sektor bangunan sebesar 7,47 persen dan sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar 7,41 persen.

Besaran PDRB DKI Jakarta atas dasar harga berlaku pada triwulan I tahun 2008 mencapai Rp 155,14 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp 85,68 triliun. Dari sisi lapangan usaha, peranan tiga sektor utama yakni sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor industri pengolahan terhadap struktur perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2008 sekitar 64,90 persen. Sementara dari sisi penggunaan, pada triwulan I tahun 2008 sebagian besar PDRB Provinsi DKI Jakarta digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga, yakni sebesar 55,74 persen dan pembentukan modal tetap bruto sebesar 35,67 persen.

I. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I Tahun 2008

Perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2008 bila dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2007 (q to q) menunjukkan laju pertumbuhan negatif. Penurunan ini antara lain terjadi pada

(2)

sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor industri pengolahan, dan sektor pertambangan dan penggalian. Penurunan terendah dialami oleh sektor industri pengolahan yang mencapai minus 3,40 persen, kemudian diikuti oleh sektor pertambangan dan penggalian sebesar minus 0,63 persen, dan sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar minus 0,56 persen.

Di lain sisi, sektor pertanian mampu menunjukkan kinerja cukup baik yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai tambah sebesar 1,22 persen. Sektor lainnya yang tumbuh positif pada triwulan I adalah sektor pengangkutan dan komunikasi, yakni sebesar 0,99 persen, sektor jasa-jasa sebesar 0,94 persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, yakni sebesar 0,60 persen, sektor bangunan sebesar 0,18 persen, dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 0,17 persen.

Tabel 1. Laju Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Menurut Lapangan Usaha (%)

Lapangan Usaha Tahun 2007 Triw IV 2007 thd Triw III 2007 Triw I 2008 thd Triw IV 2007 Triw I 2008 thd triw I 2007 Sumber Pertumbuhan y on y Triw I 2008 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Pertanian 1,55 -3,77 1,22 1,37 0,00 Pertambangan dan Penggalian 0,46 0,23 -0,63 1,54 0,00 Industri Pengolahan 4,60 1,05 -3,40 4,12 0,69

Listrik, gas & air bersih 5,20 2,15 -0,56 7,41 0,05

Bangunan 7,81 3,14 0,18 7,47 0,76

Perdagangan, hotel &

restoran 6,88 1,23 0,60 6,93 1,50

Pengangkutan dan

komunikasi 15,25 4,16 0,99 14,95 1,33

Keuangan, persewaan &

jasa perusahaan 4,47 1,05 0,17 4,10 1,23

Jasa-jasa 6,08 1,11 0,94 6,40 0,74

PDRB DKI Jakarta 6,44 1,59 -0,18 6,30 6,30

PDRB Tanpa Migas 6,46 1,60 -0,18 6,32

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta

PDRB triwulan I tahun 2008 bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya mencerminkan perubahan tanpa dipengaruhi oleh faktor musim. PDRB DKI Jakarta triwulan I tahun 2008 jika dibandingkan dengan triwulan I tahun 2007 (y on y) secara total tumbuh 6,30 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan komunikasi, yakni sebesar 14,95 persen, kemudian diikuti oleh sektor bangunan sebesar 7,47 persen, sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar 7,41 persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 6,93 persen, sektor jasa-jasa sebesar 6,40 persen, sektor industri pengolahan sebesar 4,12 persen, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar 4,10 persen, sektor pertambangan dan penggalian sebesar 1,54 persen, dan sektor pertanian sebesar

(3)

-4 0 4 8 12 16 P e rt umbuhan (% ) Per tania n Pert amban gan Ind ustri LGA Bang unan Perda gang an Peng angkut an Keuan gan Jas a-ja sa Sektor Gambar 1.

Laju Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Menurut Lapangan Usaha

Triw IV 2007 thd Triw III 2007 Triw I 2008 thd Triw IV 2007 Triw I 2008 thd triw I 2007

Kajian lain yang menarik untuk dicermati adalah besarnya sumbangan masing-masing sektor dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta selama periode tertentu. Sektor-sektor ekonomi dengan nilai nominal besar tetap akan menjadi penyumbang terbesar bagi pertumbuhan ekonomi meskipun pertumbuhan sektor yang bersangkutan relatif kecil. Begitu pula sebaliknya.

Pada triwulan I tahun 2008, pertumbuhan yang capai oleh PDRB DKI Jakarta terutama didorong oleh semua sektor dengan sumber pertumbuhan terbesar diberikan oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran, kemudian diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, sektor bangunan, dan sektor jasa-jasa. Sementara sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pertanian, meskipun masing-masing tumbuh 1,54 persen dan 1,37 persen namun peranannya sangat kecil dalam mendorong pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada triwulan I.

II. Nilai PDRB Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 Triwulan IV tahun 2007 dan Triwulan I Tahun 2008

PDRB DKI Jakarta mencerminkan kemampuan produksi dari sektor-sektor ekonomi yang ada di Jakarta tanpa memperhitungkan dari mana asal faktor produksi yang digunakan dalam proses produksinya. Nilai tambah yang diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi kemudian diperhitungkan menurut

(4)

harga tahun dasar untuk dapat melihat pertumbuhan produksi secara riil. Hal tersebut dilakukan untuk menghilangkan pengaruh harga pada besaran yang tercipta.

PDRB atas dasar harga berlaku Provinsi DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2008 adalah sebesar Rp 155,14 triliun, sedangkan pada triwulan IV tahun 2007 sebesar Rp 149,47 triliun, atau terjadi peningkatan sebesar Rp 5,67 triliun. Sedangkan berdasarkan atas harga konstan 2000, PDRB triwulan I tahun 2008 mencapai Rp 85,68 triliun dan triwulan IV tahun 2007 adalah Rp 85,83 triliun.

Selama triwulan I tahun 2008, berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku, sektor ekonomi yang menghasilkan nilai tambah bruto produk barang dan jasa terbesar adalah sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar Rp. 44,73 triliun, kemudian diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp. 32,01 triliun, dan sektor industri pengolahan sebesar Rp 23,94 triliun. Sedangkan berdasarkan atas harga konstan 2000, ketiganya menghasilkan nilai tambah masing-masing sebesar Rp 25,16 triliun untuk sektor keuangan, persewaan, da jasa perusahaan, Rp 18,70 triliun untuk sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan Rp 14,02 triliun untuk sektor industri pengolahan.

Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Dan Konstan 2000 (Miliar Rupiah)

LAPANGAN USAHA Berlaku Konstan 2000

Triw IV 2007 Triw I 2008 Triw IV 2007 Triw I 2008

(1) (2) (3) (4) (5)

Pertanian 147,24 156,68 73,10 73,99

Pertambangan Dan Penggalian 715,53 760,58 236,05 234,56

Industri Pengolahan 23.918,31 23.942,10 14.513,46 14.020,29

Listrik Gas Dan Air Bersih 1.630,28 1.707,09 567,91 564,73

Bangunan 16.958,64 17.437,67 8.746,72 8.762,46

Perdagangan, Hotel Dan Restoran 30.492,97 32.013,27 18.589,39 18.700,96

Pengangkutan Dan Komunikasi 14.300,59 14.557,65 8.186,59 8.267,75

Keuangan, Persewaan Dan Jasa

Perusahaan 42.224,78 44.729,46 25.116,46 25.159,03

Jasa-jasa 19.080,90 19.833,25 9.800,51 9.892,99

Produk Domestik Regional Bruto 149.469,24 155.137,74 85.830,18 85.676,76

Produk Domestik Regional Bruto

Tanpa Migas 148.753,71 154.377,17 85.594,13 85.442,19

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta

III. Struktur PDRB Menurut Sektor Ekonomi/Lapangan Usaha Tahun 2006, 2007, dan Triwulan I Tahun 2007 - 2008

Selama tahun 2006 dan 2007 perekonomian DKI Jakarta masih didominasi oleh sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan sektor industri pengolahan. Pada tahun 2006 ketiganya memberi kontribusi sebesar 65,79 persen sedangkan pada tahun 2007 kontribusi ketiganya turun menjadi 64,98 persen. Secara umum, peranan ketiganya berkisar antara

(5)

28-29 persen untuk sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, 20 persen untuk sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan sekitar 15 persen untuk sektor industri pengolahan. Di lain sisi, penurunan kontribusi tersebut merupakan konsekuensi dari meningkatnya nilai tambah sektor jasa-jasa, sektor bangunan, dan sektor pengangkutan komunikasi. Bila pada tahun 2006 sektor jasa-jasa memberi kontribusi 12,59 persen maka pada tahun 2007 meningkat menjadi 12,87 persen. Selanjutnya kontribusi sektor bangunan meningkat dari 11,17 persen menjadi 11,20 persen. Sedangkan untuk sektor pengangkutan komunikasi, kontribusinya bertambah dari 8,81 persen menjadi 9,32 persen, atau meningkat 0,51 basis poin.

Seperti halnya dengan tahun-tahun sebelumnya, perekonomian DKI Jakarta pada triwulan I tahun 2008 juga masih didominasi oleh sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, sektor perdagangan, hotel, dan restoran, dan sektor industri pengolahan. Sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan memberi kontribusi sebesar 28,83 persen, sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 20,64 persen dan sektor industri pengolahan sebesar 15,43 persen.

Tabel 3. Struktur Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku (persentase)

Lapangan Usaha 2006 2007 Triwulan I

2007 2008

(1) (2) (3) (4) (5)

Pertanian 0,10 0,10 0,10 0,10

Pertambangan & Penggalian 0,48 0,47 0,46 0,49

Industri Pengolahan 15,94 15,97 15,88 15,43

Listrik, gas & air bersih 1,06 1,06 1,03 1,10

Bangunan 11,17 11,20 11,21 11,24

Perdagangan, hotel & restoran 20,04 20,36 20,21 20,64

Pengangkutan dan komunikasi 8,81 9,32 9,03 9,38

Keuangan, persewaan & jasa perusahaan 29,81 28,65 29,13 28,83

Jasa-jasa 12,59 12,87 12,95 12,78

PDRB DKI Jakarta 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta

IV. PDRB menurut Penggunaan Triwulan I Tahun 2008

Dari sisi penggunaan atau permintaan, PDRB DKI Jakarta dipengaruhi oleh berbagai komponen permintaan, yaitu pengeluaran konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi, dan ekspor-impor. Tinjauan struktur PDRB menurut penggunaan menunjukkan alokasi penggunaan PDRB yang tercipta di suatu daerah pada satu kurun waktu tertentu.

(6)

Selama triwulan I tahun 2008 kontribusi komponen ekspor dan impor masing-masing sebesar 59,19 persen (Rp. 91.822 miliar) dan 58,64 persen (Rp 90.976 miliar), kemudian komponen konsumsi rumah tangga & Lembaga Swasta Nirlaba memberikan kontribusi sebesar 55,74 persen (Rp 86.465 miliar) dari total konsumsi PDRB yang tercipta di DKI Jakarta. Kontribusi terbesar keempat berasal dari komponen konsumsi PMTB yang mencapai 35,67 persen atau menyerap sekitar Rp 55.343 miliar dari total PDRB. Dengan demikian bisa diharapkan tingginya nilai komponen PMTB tersebut dapat memberikan multiplier efek positif terhadap peningkatan PDRB yang tercipta pada tahun-tahun yang akan datang. Kontribusi terbesar ke lima adalah komponen konsumsi pemerintah sebesar 5,96 persen atau sebesar Rp 9.250 miliar.

Tabel 4. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Komponen Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku

No Komponen Penggunaan Nilai (Miliar Rp) Struktur (Persen)

Triw IV 2007 Triw I 2008 Triw IV 2007 Triw I 2008

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Konsumsi RT & Lembaga

Swasta Nir Laba 82.506,49 86.465,14 55,23 55,74

2 Konsumsi Pemerintah 8.920,25 9.250,39 5,97 5,96

3 PMTB 55.064,25 55.342,59 36,84 35,67

4 Ekspor 84.576,83 91.821,89 56,58 59,19

5 Minus Impor 88.261,42 90.976,25 59,05 58,64

PDRB 149.469,24 155.137,74 100,00 100,00

Sumber : BPS Provinsi DKI Jakarta

Tinjauan terhadap laju pertumbuhan triwulan I tahun 2008 terhadap triwulan IV tahun 2007 (q to q) menunjukkan pertumbuhan negatif sebesar -0,18 persen. Bila dilihat secara komponen, komponen konsumsi impor mengalami pertumbuhan tertinggi dengan pertumbuhan sebesar 1,87 persen, kemudian diikuti oleh komponen konsumsi rumahtangga & Lembaga Swasta Nirlaba (1,32 persen). Sedangkan komponen-komponen lainnya mengalami penurunan yaitu komponen ekspor (-0,56 persen), komponen konsumsi pemerintah (-0,81 persen), dan terakhir adalah komponen PMTB (-1,09).

(7)

-100 -50 0 50 100 Triw IV 2007 Triw I 2008 Gambar 2.

Distribusi PDRB Menurut Penggunaan DKI Jakarta Triw IV 2007 dan Triw I 2008 Menurut Komponen

Konsumsi RT & Nirlaba Konsumsi Pemerintah PMTB Ekspor Impor

Sedangkan bila triwulan I tahun 2008 dibandingkan dengan triwulan I tahun 2007 (y on y) secara totalitas mengalami peningkatan sebesar 6,30 persen. Bila dilihat dari masing-masing komponen terlihat bahwa komponen impor mengalami peningkatan cukup tinggi di atas 10 persen yaitu 17,22 persen. Terbesar kedua adalah komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 8,32 persen, kemudian diikuti oleh komponen konsumsi rumahtangga & Lembaga swasta nirlaba (7,86 persen), komponen konsumsi pemerintah (7,64 persen), dan terakhir komponen ekspor (6,30 persen).

Tabel 5. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Komponen Penggunaan Atas Dasar Harga Konstan 2000

No Komponen Penggunaan

Nilai (Milliar Rp) Pertumbuhan (%)

Triw IV 2007 Triw I 2008 Triw I 2008 thd Triw IV 2007

Triw I 2008 thd Triw I

2007

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Konsumsi RT & Lembaga

Swasta Nir Laba 44.991,04 45.584,26 1,32 7,86

2 Konsumsi Pemerintah 4.182,62 4.148,65 -0,81 7,64

3 PMTB 29.517,29 29.194,79 -1,09 8,32

4 Ekspor 58.877,21 58.548,74 -0,56 6,30

5 Minus Impor 46.760,23 47.635,79 1,87 17,22

PDRB 85.830,18 85.676,76 -0,18 6,30

(8)

BPS PROVINSI DKI JAKARTA

Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Dody Rudyanto, MM

Bidang Neraca Wilayah & Analisis Statistik

Telepon : 021-3822690, 021-3823291

Fax : 021-3840084

e-mail : bps3100@bps.go.id

Gambar

Tabel 5. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Komponen Penggunaan   Atas Dasar Harga Konstan 2000

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 2 menunjukkan nilai stabilitas yang dihasilkan dari Campuran Aspal Emulsi Dingin (CAED) tanpa serat ijuk dengan umur curing 0 hari telah memenuhi syarat

Model ini memberikan aturan dan rekomendasi untuk langkah‐langkah atau tindakan yang dapat diambil untuk mengoptimalkan pencapaian beberapa keuntungan (nilai), contoh: model

Skripsi berjudul : “ Pengaruh Perlakuan Pupuk Bokashi Terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.) Pada Berbagai Kondisi Lengas Tanah ” telah diuji dan disahkan

Oleh karena itu, pada tugas akhir ini, akan dikonstruksi kode swa-dual Hermitian yang baru atas GF (9) dengan panjang 12, sehingga diperoleh 9 kode swa-dual near MDS Hermitian yang

nya sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kinerja seorang aparatur (Notoatmodjo, 2003:38). Tuntutan yang terasa kuat untuk melakukan pengembangan sumber daya manusia

Tahanan lateral acuan dari suatu sambungan yang menggunakan paku baja, pasak, atau sekrup satu irisan yang dibebani secara tegak lurus terhadap sumbu alat pengencang dan

Berdasarkan uraian tersebut, maka hubungan aspek kekuasaan dengan aspek fisik kota dan sosial ekonomi, serta interaksi antara kedua aspek yang disebut terakhir, merupakan pola