20 BAB III
METODE PENELITIAN
2.1 Jenis penelitian
Jenis Penelitian yang dilaksanakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) yang dilakukan secara kolaboratif, artinya peneliti berkolaborasi atau bekerjasama dengan guru TK Kristen Eben Haezer Salatiga. Guru dan peneliti mendiskusikan permasalahan penelitian dan menentukan rencana tindakan. Penelitian juga dilakukan secara partisipatif, artinya peneliti dengan dibantu rekan seangkatan secara langsung terlibat dalam penelitian.
2.2 Setting Penelitian dan Sumber Data
Setting penelitian adalah setting kelas dan kelompok, pelaksanaan penelitian dan pengambilan data diperoleh pada saat proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas. Anak-anak TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga ini dipilih atas dasar kesepakatan peneliti dan guru TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga sendiri. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah siswa, guru, hasil observasi selama pelaksanaan tindakan di kelas mango.
2.3 Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga. Berdasarkan hasil pengamatan pada pra penelitian, siswa TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga, mempunyai kemampuan berbahasa yang masih kurang. Total dari jumlah siswa TK Kristen Eben Haezer Salatiga adalah 15 siswa dan yang mempunyai kemampuan berbahasa dengan baik terdapat 50% atau 7 siswa.
2.4 Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa TK Kristen Eben Haezer Salatiga dan seorang guru TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga yang
21
mengampu dan membina di kelas tersebut. Sedangkan objek penelitiannya adalah keseluruhan proses pembelajaran pada penerapan metode bercerita dengan menggunakan media kartu bergambar pada siswa TK Kristen Eben Haezer Salatiga.
2.5 Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang menunjukkan adanya variasi (dan bukan hanya satu macam), baik bentuknya, besarnya, kualitasnya, nilainya, warnanya, dan sebagainya (Mustikawan, 2008). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.
2.5.1 Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel lain. Arikunto (2006), menyebutkan bahwa variabel ini dapat disebut juga sebagai variabel independent. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas (X) adalah metode bercerita dengan menggunakan media kartu bergambar.
2.5.2 Variabel terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel ini dapat juga disebut variabel dependent (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah kemampuan berbahasa anak.
2.6 Instrumen Penelitian
Berikut uraian mengenai instrumen pembelajaran: 1) Lembar observasi kegiatan pembelajaran
Lembar observasi berupa catatan penting yang digunakan untuk mengobservasi hal-hal yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran, seperti keterlaksanaan RKH dan keterlaksanaan rencana tindakan. Lembar observasi ini juga digunakan untuk mengobservasi aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, aktivitas guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan
22
pembelajaran, dan kejadian-kejadian spesifik lainnya dalam kegiatan pembelajaran. Hasil observasi ini juga difungsikan sebagai sarana untuk melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran.
Mengacu pada modifikasi RKH yang didesain acuan pada PERMENDIKNAS No 41 tahun 2007, dikolaborasikan dengan Metode bercerita dengan menggunakan media kartu bergambar dan substansi materi untuk anak-anak TK Kristen 03 Eben Haezer Salatiga, kemudian didesain RKH dengan dengan Metode bercerita dengan menggunakan media kartu bergambar, maka acuan lembar observasi yang dilakukanpun berdasarkan RKH modifikasi yang dibuat tersebut
2) Rubrik Penilaian Kemampuan Berbahasa
Rubrik penilaian kemampuan berbahasa digunakan agar peneliti lebih terarah dalam memberikan penilaian sehingga hasil data yang didapatkan mudah diolah. Rubrik penilaian kemampuan berbahasa tersebut digunakan untuk mengetahui kemampuan berbahasa anak setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita. Berikut dijabarkan kisi-kisi penilaian kemampuan berbahasa anak yang dikembangkan dari Tarigan, 2011 dan aspek- aspek yang dikembangkan dari Permendikbud No 137 tahun2014.
Tabel. 3.1 Rubrik Penilaian Kemampuan Berbahasa
Variabel Indikator Aspek
Kemampuan Berbahasa
Mendengarkan
Mengerti beberapa perintah secara sederhana
Mengulang nama-nama buah yang disebutkan guru
Melafalkan angka dan huruf yang di dengar
Berbicara
Mengucapkan doa sebelum dan sesudah kegiatan
Menjawab pertanyaan
Menyebutkan sebanyak-banyaknya nama buah
Menceritakan pengalaman dengan bantuan gambar
Membaca
Menyebutkan simbol-simbol huruf yang dikenal
23
buah
Membaca namabuah dengan bantuan gambar
Menghubungkan gambar benda dengan kata
Menulis
Mengenal simbol- simbol “ dapat menulis huruf maupun angka Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk- bentuk
Menuliskan nama buah, huruf dan angka
Menggambar bebas/ membuat coretan gambar yang bermakna
Tiap indikator diukur melalui deskriptor yang tampak dalam tiap aspek yang diukur. Data diperoleh dikuantitatifkan dengan membberi skor (penilaian) berdasarkan skala ordinal (skala likert) pada setiap alternatif jawaban responden. Untuk skala penilaian dan kriteria yang digunakan pada lembar rubric penilaian kemampuan berbahasa anak dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Skor 4 diberikan jika kemampuan berbahasa pada anak dikategorikan
„Sangat Baik” yang ditujunkkan dengan anak mampu menyebutkan lebih dari 4 kata.
Skor 3 diberikan jika kemampuan berbahasa pada anak dikategorikan “Baik” yang ditujunkkan dengan anak mampu menyebutkan 3 kata.
Skor 2 diberikan jika kemampuan berbahasa pada anak dikategorikan “Cukup”yang ditunjukkan dengan anak mampu menyebutkan 2 kata.
Skor 1 diberikan jika kemampuan berbahasa pada anak dikategorikan “Kurang” anak mampu menyebutkan 1 kata atau tidak menyebutkan sama sekali.
24
Teknik dalam perhitungan yang akan digunakan yaitu :
∑ Keterangan :
∑ x = Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh tiap anak N = Jumlah keseluruhan skor maksimal
(Sumber: Djamarah, 2005:331)
2.7 Teknik Pengumpulan Data 2.7.1 Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Obervasi yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain konsistensi RKH dengan pelaksanaan pembelajaran, cara guru mengajarkan materi, cara guru menggunakan Metode bercerita dengan menggunakan media kartu bergambar, cara guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan bagaimana menggunakan metode bercerita, serta cara guru memberikan penilaian. Disamping itu, observasi juga dilakukan pada siswa antara lain: keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan metode bercerita dengan menggunakan media kartu bergambar, perubahan hasil belajar dari siklus I ke siklus II, termasuk hal-hal yang mendorong selain metode bercerita dengan menggunakan media kartu bergambar, yang ikut mempengaruhi siswa pada perubahan hasil belajarnya tiap siklus.
2.7.2 Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil gambar untuk memberi gambaran tentang situasi dan kondisi pada saat pembelajaran berlangsung.
2.7.3 Skala penilaian Deskripsi
Menurut Sri Maryati dan Rusda Koto S. (2003:48) Pengertian skala penilaian deskripsi adalah paduan dari pengamatan kuantitatif dan pengamatan kualitatif yang dijabarkan dalam bentuk skala.
25
Adapun dalam penelitian ini skala deskripsi digunakan untuk menilai lembar observasi dengan skala kriteria : selalu, sering, kadang-kadang, tidak pernah. Kriteria selalu dengan bobot nilai: 4, sering: 3, kadang-kadang: 2, tidak pernah: 1. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini diuraikan sebagai berikut :
1) Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan pembelajaran dikumpulkan dengan menggunakan lembar pengamat observasi pada setiap siklus
2) Dokumentasi aktivitas siswa (foto menggunakan kamera HP) diambil pada setiap siklus.
2.8 Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini menggunakan model Kemmis yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart yang dikutip oleh Pardjono dalam Panduan Penelitian Tindakan Kelas (2007), penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam beberapa siklus. Setiap siklusnya meliputi beberapa tahapan yang meliputi perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection) dalam suatu spiral yang saling terkait. Adapun model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart dapat terlihat pada gambar berikut ini :
Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK ) oleh Kemmis dan Taggart (sumber : Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi (2007)
26
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan sistem siklus, yang terdiri dari tiga tahap yaitu:
1. Perencanaan (planning)
2. Pelaksanaan dan pengamatan (acting and observasing) 3. Refleksi (reflecting)
Ketiga tahap siklus di atas dijelaskan sebagai berikut: pertama pada tahap perencanaan. Pada tahap ini, yang perlu dilakukan adalah merencanakan desain pembelajaran berdasarkan materi pembelajaran dan metode pembelajaran yang direncanakan. Juga, pada tahap ini dirancang alat-alat peraga yang dapat mendukung berlangsungnya proses pembelajaran dengan menerapkan Metode bercerita dengan menggunakan media kartu bergambar. Terakhir, didesain juga lembar pengamatan (observasi) yang nantinya lembar observasi ini akan digunakan sebagai salah satu alat ukur untuk melakukan analisis dan evaluasi bagi perencanaan berikutnya. Kedua, setelah didesain perencanaan ini langkah berikut yang akan dilakukan adalah melaksanakan perencanaan yang dibuat, sekaligus mengamati proses pelaksanaan tersebut. Apakah pelaksanaan siklus ini telah sesuai dengan perencanaan yang dimuat, termasuk kendala-kendala apa yang dihadapi selama proses pelaksanaan di luar dari rencana yang dibuat. Ketiga, setelah dilakukan pelaksanaan, maka langkah terakhir adalah melakukan refleksi. Refleksi dimaksudkan untuk menganalisis dan mengevaluasi hal-hal yang belum direncanakan pada siklus I untuk selanjutnya dilakukan pada siklus II. Dalam penelitian ini dilakukan dua siklus, setiap siklus meliputi :
Siklus I
1) Tahapan perencanaan atau planning meliputi pembuatan perangkat pembelajaran, persiapan sarana dan prasarana penelitian serta menentukan indikator kinerja.
2) Tahapan pelaksanaan tindakan atau acting meliputi segala tindakan yang tertuang dalam rencana pelaksanaan pemelajaran RKM dan RKH dengan materi pengembangan kemampuan kognitif.
27
3) Tahapan pengamatan atau observing meliputi pembuatan instrumen penelitian, pengumpulan data berupa nilai evaluasi siswa setelah mendapatkan tindakan, menganalisa data dan menyusun langkah – langkah perbaikan.
4) Tahapan refleksi dilakukan melalui diskusi teman sejawat dan masukan dari para ahli penelitian tindakan kelas.
Siklus II
1) Tahapan perencanaan atau planning meliputi pembuatan perangkat pembelajaran, persiapan sarana dan prasarana penelitian serta menentukan indikator kinerja
2) Tahapan pelaksanaan tindakan atau acting meliputi segala tindakan yang tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran RKM dan RKH dengan materi pengembangan kemampuan kognitif
3) Tahapan pengamatan atau observing meliputi pembuatan instrumen penelitian, pengumpulan data berupa nilai evaluasi siswa setelah mendapatkan tindakan, menganalisa data dan menyusun langkah – langkah perbaikan
4) Tahapan refleksi dilakukan melalui diskusi teman sejawat dan masukan dari para ahli penelitian tindakan kelas.
2.9 Validasi Data
Dalam penelitian ini menggunakan validitas isi. Validitas isi (counten validity) adalah validitas instrumen yang berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang akan di ukur. Disini peneliti telah menentukan indikator dan sub indikator berdasarkan variabel yang akan di teliti dengan menggunakan skala likert penelitian dan memberikan bobot atau disamakan dengan nilai kuantitatif 4 (sangat baik ), 3 (baik), 2 (cukup), 1 (kurang).
2.10 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu cara menganalisis data selama peneliti mengadakan penelitian. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dan
28
kualitatif.Secara kuantitatif data yang terkumpul dianalisa secara deskriptif presentase. Tingkat perubahan yang terjadi diukur dengan persen. Jumlah anak yang mampu mencapai indikator keberhasilan dibagi jumlah seluruh anak yang diteliti dikalikan seratus persen, maka diketahui persentase dari tingkat keberhasilan tindakan. Hal tersebut dapat diketahui dengan rumus :
P = x 100% Keterangan :
P = Presentase tingkat perubahan f = Nilai yang diperoleh
N = Jumlah anak
Sedangkan secara kualitatif menerangkan aktifitas anak dan guru yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan unjuk kerja secara penelitian berlangsung.
2.11 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini apabila rat-rata perolehan nilai dari rubrik penilaian kemampuan berhasa anak mencapai 85%. Hal itu ditunjukkan dengan adanya ketuntasan dalam setiap indikator yang terkandung dalam rubrik penilaian. Adapun indicator dalam rubrik penilaian kemampuan berbahasa anak diantaranya
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keberhasilan dalam penilitian ini ditunjukkan dengan skor mencapai 85% pada indikator mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.