34
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
pre-eksperimental. Dikatakan pre-experimental, karena desain belum merupakan
eksperimen sungguh-sungguh. Karena masih terdapat variabel luar yang ikut
berpengaruh terhadap bentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang
merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel
independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya kontrol, dan sampel tidak
dipilih secara random (Sugiyono, 2017, hlm.109).
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pre-eksperimen
ini adalah one group post test design. Berikut desain one group
pre-test-post test.
Sumber: Sugiyono, 2017, hlm. 111
Keterangan:
O1 = nilai pre-test
O2 = nilai post test
X = penerapan model problem based learning untuk meningkatkan gathering data
through all sense siswa
Pemberian pretest dan posttest pada desain penelitian ini dimaksudkan
untuk mengetahui hasil belajar dalam ranah kognitif yang terjadi sebelum dan
setelah terjadi proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Kartika XIX-1 Bandung. Penulis memilih
penelitian di SMA Kartika XIX-1 Bandung, karena sekolah tersebut memiliki
through all sense siswa masih rendah. Subjek dalam penelitian ini yaitu kelas X
MIIA 2 tahun ajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa 25 orang.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah gathering data through all sense siswa.
Gathering data through all sense yang akan menjadi fokus dan diukur pada
penelitian ini yaitu kemampuan mengumpulkan data dengan mata dan telinga.
D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Pengumpulan data mencakup jenis data yang akan dikumpulkan,
penjelasan, dan alasan pemakaian suatu teknik pengumpulan data sesuai dengan
kebutuhan data penelitian. Selanjutnya teknik pengumpulan data tersebut kemudian
dikembangkan ke dalam instrumen penelitian.
1. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi data utama dan data
penunjang. Data utama yang digunakan yaitu berupa tes dan non-tes, sedangkan
data penunjang meliputi profil sekolah, profil guru, dan profil siswa. Data utama
pada tes berupa pre-test dan post test yang digunakan untuk mengukur hasil belajar
siswa pada ranah kognitif, sedangkan data utama pada non-test berupa penilaian
sikap untuk mengukur hasil belajar pada ranah afektif, penilaian kinerja (di kelas
dan di lapangan), penilaian produk dan persepsi siswa digunakan untuk mengukur
hasil belajar pada ranah psikomotorik (gathering data through all sense).
a. Data Utama
Data utama yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan teknik
tes dan non-tes. Data utama merupakan data yang akan digunakan sebagai dasar
dalam pengambilan keputusan.
1) Tes
Bentuk tes yang digunakan pada penelitian ini berupa tes objektif (soal
pilihan ganda dengan 5 pilihan jawaban). Tes ini digunakan untuk mengukur hasil
belajar ranah kognitif yang diberikan di awal pembelajaran (pre-test) dan di akhir
taksonomi Anderson & Krathwohl (2015).
2) Non-tes
Non-tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil belajar pada
ranah afektif dan hasil belajar pada ranah psikomotorik. Berikut penjelasan
penilaian ranah afektif dan ranah psikomotorik (gathering data through all sense).
a) Penilaian Afektif
Penilaian afektif pada penelitian ini dilakukan selama proses pembelajaran
berlangsung. Instrumen yang digunakan dalam mengukur ketercapaian hasil belajar
afektif dengan menggunakan lembar observasi.
b) Penilaian Psikomotorik
Penilaian psikomotorik pada penelitian ini meliputi penilaian kinerja (di
kelas dan di lapangan), penilaian produk, dan penilaian persepsi siswa. Instrumen
yang digunakan dalam penilaian kinerja (di kelas dan di lapangan) dan penilaian
produk yaitu dengan menggunakan lembar observasi, sedangkan penilaian persepsi
siswa menggunakan angket.
b. Data Penunjang
Data penunjang merupakan data yang berfungsi sebagai penguat atau
pelengkap dari data utama yang telah diperoleh. Data penunjang dalam penelitian
ini meliputi profil sekolah, profil guru, dan profil siswa.
2. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam teknik tes dan non tes adalah sebagai berikut:
a. Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan tes tertulis.
Tes tertulis ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum
(pre-test) dan sesudah mendapatkan perlakuan (post test) terhadap penguasaan
konsep bakteri. Dalam hal ini, tes tertulis yang diberikan kepada siswa yaitu berupa
soal pilihan ganda sesuai taksonomi Bloom revisi (Anderson & Krathwohl). Berikut
kisi-kisi instrumen penguasaan konsep bakteri sebelum dilakukan analisis butir
butir soal dapat dilihat pada Tabel 3.1, Tabel 3.2, dan Tabel 3.3.
1. Jumlah Soal : 25 soal
Pilihan Ganda (PG) : 25 soal
2. Spesifikasi Penyusunan Tes Aspek yang diukur
Pokok Materi C1 20% C2 36% C3 20% C4 16% C5 8% C6 % Jumlah 100% Karakteristik dan perkembangbiakan bakteri 43% 3 5 3 11 Dasar pengelompokan bakteri 16% 2 2 4 Menginokulasi bakteri/pour plate/streak plate 4% 1 1 Pengecatan gram 16% 2 1 1 4
Peran bakteri dalam kehidupan
20%
3 2 5
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Penguasaan Konsep Bakteri (2)
No. Tujuan Pembelajaran
Dimensi Pengetahuan
Dimensi Kognitif dan Nomor Soal Instrumen
Jumlah Soal Mengingat (C1) Mengerti (C2) Mengaplikasikan (C3) Menganalisis (C4) Mengevaluasi (C5) Membuat (C6) PG IS ES 1. Mengidentifikasi
ciri dan struktur bakteri Faktual 4 (2,3,4,5) 4 5 Konseptual 1 (1) 1 Prosedural Metakognitif 2. Menjelaskan fungsi dari struktur bakteri Faktual 2 Konseptual 2 (6,7) 2 Prosedural Metakognitif 3. Menjelaskan cara hidup dan reproduksi bakteri Faktual 4 Konseptual 4 (8,9,10, 11) 4 Prosedural Metakognitif
No. Tujuan Pembelajaran
Dimensi Pengetahuan
Dimensi Kognitif dan Nomor Soal Instrumen
Jumlah Soal Mengingat (C1) Mengerti (C2) Mengaplikasikan (C3) Menganalisis (C4) Mengevaluasi (C5) Membuat (C6) PG IS ES 4. Mengelompokkan bakteri berdasarkan persamaan dan perbedaan sel tubuh Faktual 1 (13) 1 2 Konseptual 1 (12) 1 Prosedural Metakognitif 5. Menjelaskan proses inokulasi bakteri Faktual 1 Konseptual 1 (14) 1 Prosedural Metakognitif 6. Membedakan ciri dan struktur bakteri gram positif dengan bakteri gram negatif Faktual 1 (15) 1 2 Konseptual 1 (16) 1 Prosedural Metakognitif
No. Tujuan Pembelajaran
Dimensi Pengetahuan
Dimensi Kognitif dan Nomor Soal Instrumen
Jumlah Soal Mengingat (C1) Mengerti (C2) Mengaplikasikan (C3) Menganalisis (C4) Mengevaluasi (C5) Membuat (C6) PG IS ES 7. Menerapkan peran bakteri dalam kehidupan Faktual 3 (17,18,19) 3 3 Konseptual Prosedural Metakognitif 2 8. Menganalisis struktur dan cara hidup bakteri Faktual 1 (22) 1 4 Konseptual 2 (21,23) 2 Prosedural Metakognitif 1 (20) 1 9. Memilih solusi terbaik untuk menanggulangi bahaya bakteri dalam kehidupan sehari-hari Faktual 2 Konseptual 1 (24) 1 Prosedural Metakognitif 1 (25) 1 Jumlah 5 9 4 5 2 25 25
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Penguasaan Konsep Bakteri (3)
Nama Sekolah : Kartika XIX-1 Bandung Kelas/Semester : X/Ganjil
Materi : Bakteri
No Tujuan Pembelajaran Khusus
Penguasaan Konsep
Butir Soal Kunci
Jawaban Dimensi
Pengetahuan
Dimensi Kognitif 1. Siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri
bakteri
Konseptual
Faktual
C1
C1
1. Dibawah ini manakah ciri-ciri yang dimiliki bakteri yang benar …. a. tidak memiliki dinding sel
b. memiliki membran inti c. organisme multiseluler d. sel prokariotik e. sel eukariotik
2. Perhatikan gambar bentuk bakteri di bawah ini! 1 2 3 4 5
Bakteri berbentuk spirillum ditunjukkan oleh nomor …. a. 5 b. 4 c. 3 d. 2 e. 1 d c
2. Siswa dapat mengidentifikasi Struktur bakteri
Dari gambar struktur bakteri tersebut, bagian yang diberi label E adalah ….
a. kapsul c. flagellum e. pili b. dinding sel d. membran sel
3. Siswa dapat mengidentifikasi struktur bakteri gram positif dengan benar
Faktual C1 4. Golongan bakteri yang kandungan peptidoglikannya tebal adalah …. a. Cyanobacteria b. Gram Negatif c. Gram Positif d. Gram variabel e. Archaebacteria c
4. Siswa dapat mengidentifikasi struktur bakteri gram negatif dengan benar
Faktual C1 5. Berikut pernyataan yang paling tepat tentang struktur bakteri gram negatif ….
a. berukuran mikroskopik b. memiliki flagellum c. memiliki kapsul
d. lapisan peptidoglikan yang tipis e. lapisan peptidoglikan yang tebal
d
5. Siswa dapat menjelaskan fungsi dari struktur dengan benar
Konseptual
Konseptual
C2
C2
6. Pada permukaan dinding sel bakteri terdapat suatu struktur yang disebut
pili. Pili tersebut berfungsi untuk ….
a. bergerak atau motilitas sel bakteri
b. membungkus sitoplasma dan mengatur pertukaran zat c. menghasilkan energi untuk sel bakteri bergerak d. mempertahankan bentuk sel bakteri
e. membantu sel bakteri menempel pada medium tempat hidupnya 7. Fungsi dari kapsul yang dimiliki bakteri adalah ….
a. sebagai alat untuk bergerak b. sebagai pelindung sel bakteri c. sebagai pembungkus sitoplasma d. sebagai alat untuk bereproduksi
e. sebagai alat mempertahankan bentuk sel
e
b
6. Siswa dapat menjelaskan cara hidup dengan benar
Konseptual C2 8. Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri parasit karena bakteri tersebut memperoleh makanan dengan cara ….
a. mengambil makanan dari tubuh organisme yang ditumpanginya b. menguraikan organisme yang sudah mati atau bahan organik lain
Konseptual C2
c. menguraikan tumbuhan yang telah lapuk d. bersimbiosis dengan organisme lain e. membuat makanannya sendiri
9. Bakteri Clostridium tetani merupakan bakteri Anaerob obligat, karena ….
a. membutuhkan oksigen untuk hidupnya b. tidak membutuhkan oksigen untuk hidupnya
c. dapat hidup dengan baik bila ada oksigen maupun tidak ada oksigen d. membutuhkan karbondioksida untuk hidupnya
e. tidak membutuhkan karbondioksida untuk hidupnya
b
7. Siswa dapat menjelaskan reproduksi bakteri dengan benar dan sistematis
Konseptual
Konseptual
C2
C2
10. Bakteri dapat bereproduksi dengan seksual dengan cara transformasi. Reproduksi dengan cara transformasi adalah ….
a. proses pemindahan materi genetik dari suatu bakteri ke bakteri lain melalui suatu tonjolan yang dinamakan jembatan konjugasi b. proses pemindahan materi genetik melalui perantara virus c. proses pengambilan materi genetik dari lingkungan
d. proses pengambilan sebagian materi genetik dari bakteri lain, oleh suatu sel bakteri
e. proses pengambilan materi genetik dengan bantuan manusia
11. Proses reproduksi bakteri paling umum dilakukan dengan cara aseksual. Di bawah ini manakah proses reproduksi aseksual beserta
penjelasannya yang tepat ….
a. Konjugasi proses pemindahan materi genetik dari suatu bakteri ke bakteri lain melalui suatu tonjolan yang dinamakan jembatan konjugasi
b. Pembelahan biner yaitu proses reproduksi dengan cara pengambilan sebagian materi genetik dari bakteri lain oleh suatu sel bakteri c. Pembelahan biner yaitu proses reproduksi yang dilakukan dengan cara membelah diri.
d. Konjugasi yaitu proses pengambilan materi genetik dari lingkungan
e. Transduksi yaitu proses pemindahan materi genetik melalui perantara virus
d
8. Siswa dapat mengelompokkan bakteri berdasarkan persamaan dan perbedaan sel tubuh dengan benar
Konseptual
Faktual
C3
C3
12. Berdasarkan ada tidaknya kandungan peptidoglikan pada dinding selnya, bakteri diklasifikasikan menjadi ….
a. bakteri gram positif dan bakteri gram negatif
b. bakteri gram positif bakteri gram negatif dan bakteri gram variabel c. bakteri eubacteria dan bakteri cyanobacteria
d. bakteri archaebacteria dan bakteri cyanobacteria e. bakteri archaebacteria dan eubacteria
13. Bakteri memiliki beberapa bentuk sel, berdasarkan bentuk sel bakteri tersebut, bakteri dikelompokkan menjadi ….
a. Oval. Kokus, dan Spiral b. Kokus, Spiral dan Koma c. Kokus, Basil, dan Spiral d. Basil, Kokus, dan Koma e. Basil, Batang, dan Spiral
e
c
9 Sisswa dapat menjelaskan proses inokulasi dengan benar
Konseptual C2 14. Manakah dibawah ini penjelasan yang paling tepat mengenai proses inokulasi bakteri ….
a. proses pembiakan bakteri yang dilakukan untuk tujuan penelitian b. proses pembiakan bakteri yang dilakukan untuk keperluan komersial c. proses pembiakan bakteri yang dilakukan dengan bantuan hewan lain d. proses pembiakan bakteri yang dilakukan dengan bantuan virus e. proses pembiakan bakteri untuk mencari spesies yang paling bagus
a
10. Siswa dapat membedakan struktur bakteri gram positif dengan bakteri gram negatif dengan benar
Konseptual C2 15. Perbedaan yang paling mendasar antara bakteri gram positif dengan bakteri gram negatif adalah ….
a. bakteri gram positif memiliki flagellum sedangkan bakteri gram negatif tidak
b. bakteri gram positif memiliki membran inti sedangkan bakteri gram negatif tidak
c. bakteri gram positif mengandung peptidoglikan yang tipis sedangkan bakteri gram negatif tebal
d. bakteri gram positif mengandung peptidoglikan yang tebal sedangkan bakteri gram negatif tipis
e. bakteri gram negatif menunjukkan warna ungu sedangkan bakteri gram positif menunjukkan warna merah
Faktual
C2 16. Berikut ini yang bukan merupakan ciri-ciri bakteri gram positif adalah ….
a. dinding sel menyerap warna merah b. dinding sel menyerap warna ungu
c. dinding sel mengandung peptidoglikan yang tebal d. dinding sel mengandung lipid yang rendah e. lebih rentan terhadap penilisin
a
11. Siswa dapat menerapkan peran bakteri dalam kehidupan dengan tepat
Faktual Konseptual Konseptual C3 C3 C3
17. Di dalam usus besar manusia, terdapat bakteri yang bermanfaat. Bakteri tersebut adalah Bakteri E. coli. Bakteri tersebut bermanfaat untuk …. a. membunuh kuman
b. menguraikan sisa-sisa makanan c. menghancurkan bibit penyakit d. membuat usus bersih
e. mengikat nitrogen
18. Bakteri memiliki peranan yang menguntungkan dan merugikan bagi kehidupan manusia. Mycobacterium tuberculosis merupakan bakteri yang menyerang paru-paru. Bakteri ini akan menyebabkan …. a. penyakit sesak napas
b. penyakit sifilis c. penyakit tetanus d. penyakit TBC
e. penyakit pneumonia dan bronchitis
19. Sampah organik yang menumpuk dapat diolah dengan bantuan bakteri dengan cara ….
a. Diolah menjadi pupuk
b. Diolah menjadi produk pangan c. Dijadikan kerajinan tangan d. Diolah menjadi produk sandang e. Dibakar hingga menjadi abu
b
d
a
12. Siswa dapat menganalisis struktur bakteri dengan benar
Metakognitif C4 20. Bakteri memiliki dua macam DNA (deoxyribonucleic acid), yaitu DNA kromosom dan DNA nonkromosom (plasmid). Apa yang akan terjadi apabila DNA nonkromosom (plasmid) dihilangkan ….
a. bakteri tidak akan bisa melakukan metabolisme b. bakteri akan kehilangan arah dalam bergerak
Konseptual C4
c. bakteri akan tetap hidup, tetapi tidak akan bertahan lama d. bakteri akan mati, karena tidak ada yang mengatur proses kehidupannya
e. bakteri akan kehilangan sifat tertentu, seperti hilangnya sifat pathogen
21. Bakteri termasuk kedalam sel prokariotik karena tidak memiliki membran inti. Dengan tidak adanya membran inti maka DNA berada pada …. a. dinding sel b. inti sel c. membran sel d. sitoplasma e. flagellum d
13. Siswa dapat menganalisis cara hidup bakteri dengan benar
Faktual
Konseptual
C4
C4
22. Bakteri dapat hidup dimana-mana (kosmopolit) termasuk pada daerah yang ekstrim seperti di daerah dengan kadar garam yang tinggi atau pada mata air panas. Bakteri yang dapat hidup pada daerah yang ekstrim tersebut adalah ….
a. archaebcteria b. eubacteria c. cyanobacteria d. bakteri gram positif e. bakteri gram negatif
23. Berdasarkan kebutuhan oksigennya, bakteri Nitrosomonas termasuk kedalam golongan bakteri aerob karena ….
a. tidak membutuhkan oksigen untuk hidup b. membutuhkan oksigen untuk hidup
c. bakteri ini dapat hidup baik bila ada oksigen maupun tidak ada oksigen
d. bakteri Nitrosomonas dapat menumpang pada organisme lain e. dapat menguraikan organisme lain
a
b
14 Siswa dapat memilih solusi terbaik untuk menanggulangi bahaya bakteri dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat.
Konseptual C5 24. Di bawah ini merupakan beberapa cara untuk melindungi diri kita dari bakteri.
1) melakukan sterilisasi
2) melakukan pengobatan secara rutin
Metakognitif C5
3) melakukan pasteurisasi
4) melakukan imunisasi atau vaksinasi 5) menjaga kebersihan lingkungan sekitar
Dari beberapa cara tersebut, manakah yang paling tepat untuk melindungi tubuh dari penyakit tipus, kolera, dan disentri…. a. 1) c. 3) e. 5)
b. 2) d. 4)
25. Rizal merupakan seorang remaja berusia 14 tahun, ia megalami diare setelah mengonsumsi makanan yang tidak tertutup dengan baik sehingga terkontaminasi bakteri. Solusi yang paling tepat untuk mencegah kasus terkontaminasinya makanan oleh bakteri seperti Rizal tersebut adalah ….
a. Membuat aturan agar para pedagang tidak menjual jajanan yang kotor
b. Melakukan olahraga yang teratur
c. Melakukan sistem pengemasan pada makanan dengan tepat d. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan imunisasi e. Melakukan pembekuan pada makanan
Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alat ukur
yang digunakan untuk mengukur kinerja siswa, produk (showcase), dan respon
siswa setelah melakukan pembelajaran dengan model problem based learning.
Berikut adalah penjelasannya.
1) Instrumen Penilaian Afektif
Instrumen penilaian afektif dalam penelitian ini berupa lembar penilaian
sikap. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun aspek
yang diukur dapat dilihat pada Tabel 3.4 dan rubrik penilaian sikap dapat dilihat
pada Tabel 3.5.
Tabel 3.4
Instrumen Penilaian Sikap
Nama kelompok/
siswa
Aspek yang diukur (skor 1-4)
Kerjasama Diskusi Ketekunan Jujur Tanggung jawab
Skor
Tabel 3.5
Rubrik Penilaian Sikap
Aspek yang diukur Rubrik
Kerjasama 4. Jika dapat bekerja sama dengan sangat baik 3. Jika dapat bekerja sama dengan sangat baik 2. Jika dapat bekerja sama, namun kurang baik 1. Jika tidak dapat bekerja sama dengan baik Diskusi 4. Jika sangat aktif dalam diskusi
3. Jika cukup aktif dalam diskusi 2. Jika kurang aktif dalam diskusi 1. Jika tidak aktif sama sekali
Ketekunan 4. jika menunjukkan ketekunan dalam mengerjakan tugas yang diberikan 3. jika cukup menunjukkan ketekunan dalam mengerjakan tugas yang diberikan
2. jika kurang menunjukkan ketekunan dengan baik 1. jika tidak menunjukkan ketekunan sama sekali
Jujur 4. jika menunjukkan sikap jujur saat melaporkan hasil pekerjaannya tanpa kecurangan apapun
3. jika cukup menunjukkan sikap jujur saat melaporkan hasil pekerjaannya
2. jika kurang menunjukkan sikap jujur saat melaporkan hasil pekerjaannya
1. jika tidak menunjukkan sikap jujur saat melaporkan hasil pekerjaannya
3. jika mengerjakan tugas dengan penuh kesungguhan, tetapi hanya sebagian tugas yang terselesaikan
2. jika mengerjakan tugas dengan kurang sungguh-sungguh dan hanya sebagian tugas yang terselesaikan
1. jika tidak mengerjakan tugas dengan penuh kesungguhan dan tidak dapat menyelesaikannya
2) Instrumen Penilaian Kinerja Siswa
Penilaian kinerja dimaksudkan untuk mengukur semua aktivitas siswa
selama pembelajaran berlangsung, baik selama di kelas maupun di lapangan.
Termasuk di dalamnya memuat penilaian perilaku cerdas (habits of mind) pada sifat
gathering data through all sense. Sehingga instrumen yang digunakan dalam
penilaian kinerja ini dibagi menjadi 2, yaitu instrumen penilaian kinerja di lapangan
dan instrumen penilaian di kelas. Penilaian kinerja dilakukan dengan menggunakan
lembar observasi dan rubrik. Berikut ini adalah instrumen penilaian kinerja dapat
dilihat pada Tabel 3.6 dan Tabel 3.7.
Tabel 3.6
Instrumen Penilaian Kinerja di Kelas
No. Kinerja yang Diharapkan Penilaian
Ya Tidak
A. Membuat media showcase 1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Membuat media showcase
B. Kemauan, gathering data through all sense, bertanggung jawab
1. Memiliki kemauan terhadap kegiatan pembelajaran 2. *Mengidentifikasi contoh data dari mata
3. *Mengidentifikasi makna khas/preferensi data dari mata
4. *Mengelola informasi sensorik dengan memahami dan mengekspresikan tepat menggunakan mata
(Diadaptasi dari Costa & kallick, 2005, hlm. 99)
Keterangan:
No. Kinerja yang Diharapkan Penilaian
Ya Tidak
1. *Mengidentifikasi contoh data dari telinga 2. *Mengidentifikasi makna khas/preferensi data dari
telinga
3. *Mengelola informasi sensorik dengan memahami dan mengekspresikan tepat menggunakan telinga
(Diadaptasi dari Costa & Kallick, 2005, hlm. 99)
3) Instrumen Penilaian Produk
Setelah melakukan kegiatan pemecahan masalah, siswa ditugaskan untuk
membuat laporan tertulis. Laporan tertulis dalam penelitian ini yaitu media
showcase. Berikut instrumen penilaian produk (showcase) dapat dilihat pada Tabel
3.8, dan rubrik penilaian produk pada Tabel 3.9.
Tabel 3.8
Instrumen Penilaian Produk
No Aspek yang dinilai Skor Maksimal
1. Mengidentifikasi masalah 10
2. Merumuskan masalah 10
3. Menemukan alternatif-alternatif solusi 10
4. Mengumpulkan data 10
5. Memilih alternatif solusi (terbaik) 10
6. Kualitas hasil pemecahan masalah 10
7. Menyusun Kesimpulan 10
8. Kreativitas dan keindahan 10
9. Kelengkapan dan ketepatan isi 10
10. Ketepatan waktu 10
Total Skor 100
Tabel 3.9
Rubrik Penilaian Produk
No.Aspek Kriteria Skor
1. a. Jika dapat menuliskan permasalahan yang relevan dengan wacana
dengan sangat baik
b. Jika dapat menuliskan permasalahan yang relevan dengan wacana
dengan baik
c. Jika dapat menuliskan permasalahan yang relevan dengan wacana
tetapi dengan kriteri kurang baik
10 7,5 5
2. a. Jika mampu membuat rumusan masalah dalam bentuk kalimat tanya yang baku, menunjukkan satu atau lebih variabel, dan relevan dengan masalahnya.
b. Jika mampu membuat rumusan masalah dalam bentuk kalimat tanya namun kurang baku, menunjukkan satu atau lebih variabel, dan relevan dengan masalahnya
c. Jika mampu membuat rumusan masalah dalam bentuk kalimat tanya namun kurang baku, tidak menunjukkan satu atau lebih variabel, dan relevan dengan masalahnya
d. Jika tidak mampu membuat rumusan masalah dalam bentuk kalimat tanya yang baku, tidak menunjukkan satu atau lebih variabel, dan tidak relevan dengan masalahnya
10
7,5
5
2,5
3. a. Jika dapat menuliskan tiga atau lebih alternatif solusi atau cara pemecahan masalah yang relevan dengan permasalahan b. Jika dapat menuliskan dua alternatif solusi atau cara pemecahan
masalah yang relevan dengan permasalahan
c. Jika dapat menuliskan satu alternatif solusi atau cara pemecahan masalah yang relevan dengan permasalahan
d. Jika tidak dapat menuliskan alternatif solusi atau cara pemecahan masalah yang relevan dengan permasalahan
10 7,5 5 2,5
4. a. Jika dapat mengumpulkan data hasil wawancara dan sumber lainnya dengan sangat baik
b. Jika dapat mengumpulkan data hasil wawancara dan sumber lainnya dengan baik
c. Jika dapat mengumpulkan data hasil wawancara dan sumber lainnya dengan cukup baik
d. Jika dapat mengumpulkan data hasil wawancara dan sumber lainnya dengan kurang baik
10 7,5 5
2,5
5. a. Jika dapat memilih atau menentukan satu dari alternatif solusi yang terbaik, dengan alasan yang rasional
b. Jika dapat memilih atau menentukan satu dari alternatif solusi yang terbaik, namun dengan alasan yang kurang rasional
c. Jika dapat memilih atau menentukan satu dari alternatif solusi yang terbaik, namun tidak dengan alasan yang rasional
d. Jika tidak dapat memilih atau menentukan satu dari alternatif solusi yang terbaik, dengan alasan yang rasional
10 7,5 5 2,5
6. a. Jika hasil pemecahan masalah tepat, rasional, dan dapat dibenarkan secara ilmiah
b. Jika hasil pemecahan masalah tepat, rasional, tetapi sulit dibenarkan secara ilmiah
c. Jika hasil pemecahan masalah kurang tepat, rasional, dan sulit dibenarkan secara ilmiah
d. Jika hasil pemecahan masalah tidak tepat, rasional, dan sulit dibenarkan secara ilmiah sama sekali
10 7,5 5 2,5
7. a. Jika dapat menyusun kesimpulan sesuai dengan kegiatan dengan sangat tepat
b. Jika dapat menyusun kesimpulan sesuai dengan kegiatan tepat c. Jika dapat menyusun kesimpulan sesuai dengan kegiatan dengan
cukup tepat
d. Jika dapat menyusun kesimpulan namun tidak sesuai dengan kegiatan 10 7,5 5 2,5
8. a. jika showcase yang dibuat menunjukkan aspek yang dinilai dengan kriteria yang sangat baik
b. jika showcase yang dibuat menunjukkan aspek yang dinilai dengan kriteria yang baik
c. jika showcase yang dibuat menunjukkan aspek yang dinilai dengan kriteria yang cukup baik
10 7,5 5
9. a. jika showcase yang dibuat menunjukkan aspek yang dinilai dengan kriteria yang sangat baik
b. jika showcase yang dibuat menunjukkan aspek yang dinilai dengan kriteria yang baik
c. jika showcase yang dibuat menunjukkan aspek yang dinilai dengan kriteria yang cukup baik
d. jika showcase yang dibuat menunjukkan aspek yang dinilai dengan kriteria yang kurang baik
10 7,5 5 2,5
10. a. jika showcase dibuat dan diselesaikan tepat waktu b. jika showcase dibuat dan diselesaikan cukup tepat waktu c. jika showcase dibuat dan diselesaikan kurang tepat waktu d. jika showcase dibuat tapi tidak selesai/tidak membuat sama sekali
10 7,5 5 2,5
Skor maksimal 100
(Sumber: Hasil pemikiran peneliti yang telah disahkan oleh tim ahli)
4) Instrumen Penilaian Persepsi Siswa
Penilaian persepsi siswa dimaksudkan untuk mengetahui respons siswa
setelah melakukan pembelajaran dengan model problem based learning. Instrumen
dalam penilaian persepsi siswa yaitu dengan menggunakan angket. Berikut kisi-kisi
angket respon siswa dapat dilihat pada Tabel 3.10.
Tabel 3.10
Kisi-Kisi Angket Persepsi Siswa
ASPEK KETERAMPILAN PROSES
DESKRIPTOR KATA KERJA PERNYATAAN DALAM ANGKET
JENIS PERTANYAAN NOMOR SOAL POSITIF NEGATIF Sikap siswa terhadap pembelajaran Pembelajaran dengan menggunakan problem based
learning membuat saya lebih
mudah memahami materi pembelajaran
√ 1
Pembelajaran dengan problem
based learning membuat saya
kurang motivasi belajar
√ 2
Pembelajaran dengan problem
based learning membuat saya
berlatih seperti ilmuan
√ 3
Pembelajaran yang diberikan membuat saya malas untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru
√ 4 Tanggapan siswa terhadap pembelajaran Mengobservasi (Mengumpulkan data dengan semua indra)
Mengobservasi permasalahan yang yang disebabkan oleh bakteri
Mengamati Saya merasa kemampuan saya untuk mengobservasi
(mengumpulkan data dengan indra) semakin bertambah baik
√ 5
Saya dapat menggunakan indra untuk mengumpulkan data terkait permasalahan yang disebabkan bakteri
√ 6
Saya tidak dapat mengumpulkan data/informasi dengan indra dari berbagai sumber
√ 7
Saya dapat memperoleh data melalui wawancara kepada
narasumber yang relevan dengan permasalahan Mengkomunikasikan hasil Melakukan diskusi dalam kelompok untuk mengkomunikasikan Mengkomunik-asikan hasil
Saya sudah terbiasa untuk menyampaikan pendapat saya dalam diskusi kelompok dan diskusi kelas
√ 9
Mempresentasikan hasil pengamatan kelompok
Saya merasa kesulitan menyampaikan hasil
pengamatan saya di depan kelas
√ 10
Membuat laporan tertulis dari hasil pemecahan masalah dalam bentuk media
showcase
Siswa dapat membuat laporan tertulis dari hasil pemecahan masalah dalam bentuk media
showcase √ 11 Menafsirkan Menyusun kesimpulan sementara (hipotesis) tentang faktor penyebab timbulnya penyakit Menarik kesimpulan
Saya dapat menyusun kesimpulan sementara (hipotesis) tentang faktor penyebab timbulnya penyakit
√ 12
Interpretasi Membuat penjelasan dari hasil observasi tentang penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Menjelaskan Saya tidak dapat menjelaskan data hasil observasi tentang penyakit yang disebabkan oleh bakteri √ 13 Menjelaskan hubungan kegiatan manusia dengan timbulnya penyakit
Menjelaskan Saya tidak dapat menjelaskan hubungan kegiatan manusia dengan timbulnya penyakit yang disebabkan bakteri
√ 14
Memprediksi Membuat perkiraan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya penyakit
Membuat prediksi
Saya dapat membuat perkiraan tentang faktor-faktor yang menyebabkan penyakit
Merencanakan percobaan/penyelidikan Siswa dapat merancang daftar pertanyaan terkait penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Merancang Saya mulai terbiasa merancang daftar pertanyaan untuk memecahkan permasalahan yang disebabkan oleh bakteri
√ 16 Siswa dapat menentukan narasumber untuk diwawancarai terkait penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Menemukan Saya merasa kesulitan untuk menentukan narasumber untuk diwawancarai terkait penyakit yang disebabkan oleh bakteri
√ 17
Mengklasifikasikan hasil Menemukan perbedaan bakteri berdasarkan persamaan dan perbedaan sel tubuh
Mengklasifika-sikan hasil
Saya dapat membedakan bakteri berdasarkan bentuk sel
tubuhnya
√ 18
Mengklasifikasikan antara bakteri gram positif dengan bakteri gram negatif
Saya tidak dapat
mengklasifikasikan antara bakteri gram positif dengan bakteri gram negatif
√ 19
Menerapkan konsep Siswa dapat
menerapkan peranan bakteri dalam kehidupan sehari-hari
Menerapkan Saya dapat menerapkan peranan bakteri dalam kehidupan sehari-hari
√ 20
Rancangan analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu meliputi
soal tes dan soal non-tes. Berikut penjelasan analisis data yang digunakan pada soal
tes dan non-tes.
1) Soal Tes
Sebelum instrumen soal penguasaan konsep bakteri digunakan untuk
pre-test dan post pre-test, terlebih dahulu diuji coba kepada kelas yang telah menerima
materi pelajaran konsep bakteri. Uji coba tersebut dilakukan untuk mengetahui
validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda instrumen yang akan
digunakan. Hasil uji coba instrumen tersebut, selanjutnya akan diolah dengan
menggunakan software Anatest TM 0.4 version.
a) Uji Validitas
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek
penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2017, hlm.
363). Artinya, sebuah data dikatakan valid apabila data tersebut sesuai dengan
kenyataannya. Untuk mengetahui validitas suatu soal akan diuji dengan
menggunakan Software Anatest TM 0.4 version. Arikunto (2012, hlm. 87)
menyatakan bahwa untuk mengetahui validitas suatu tes digunakan rumus korelasi
pearson product moment, yaitu:
Keterangan:
r
xy= koefisien korelasi antara variabel X dan Y
Nilai validitas soal yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan
kriteria pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11
Klasifikasi Validitas Soal
Nilai 𝒓𝒙𝒚 Kriteria 0,800 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,600 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,800 Tinggi 0,400 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,600 Cukup 0,200 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,400 Rendah 0,00 < 𝑟𝑥𝑦 ≤ 0,200 Sangat Rendah
Sumber: Arikunto (2012, hlm. 89)
𝑟
𝑥𝑦=
𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
√{𝑁 ∑ 𝑋
2−(∑ 𝑋)
2} {𝑁 ∑ 𝑌
2− (∑ 𝑌)
2}
negatif yaitu soal nomor 6 dan 9. Soal nomor 12 tidak dapat menampilkan hasil
validitas karena muncul kode NAN. Soal yang digunakan untuk pre-test dan post
test yaitu soal nomor 1, 3, 5, 8, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, dan 24. Adapun hasil uji
validitas soal tersebut dapat dilihat pada Lampiran B.
b) Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrumen penelitian adalah suatu alat yang memberikan hasil
yang tetap sama (konsisten, ajeg). Hasil pengukuran itu harus tetap sama (relatif
sama) jika pengukurannya diberikan pada subyek yang sama meskipun oleh orang
yang berbeda, waktu yang berlainan, dan tempat yang berbeda pula (Sundayana,
2016, hlm. 69). Untuk mengetahui reliabilitas suatu soal akan diuji dengan
menggunakan software Anatest TM 0.4 version atau dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
r
11: reliabilitas tes secara keseluruhan
p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p)
∑ pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q
q : banyaknya item
S : Standar deviasi
Hasil uji reliabilitas yang diperoleh kemudian diinterpretasikan dengan
menggunakan kriteria seperti yang tertera pada Tabel 3.12.
Tabel 3.12
Klasifikasi Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas Kriteria 0,80 – 1,00 Sangat tinggi 0,60 – 0,79 Tinggi 0,40 – 0,59 Cukup 0,20 – 0,39 Rendah 0,00 – 0,19 Sangat rendah
Sumber: Arikunto (2015, hlm. 100)
Dari hasil uji reliabilitas (Lampiran B), diperoleh diperoleh nilai reliabilitas
penguasaan konsep adalah 0,75. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen tersebut
termasuk dalam kategori “tinggi”.
𝑟
11= (
𝑛
𝑛 − 1
) (
𝑆
2− ∑ 𝑝𝑞
Tingkat kesukaran adalah keberadaan suatu butir soal apakah dipandang
sukar, sedang, atau mudah dalam mengerjakannya. (Sundayana, 2016, hlm. 76).
Untuk mengetahui tingkat kesukaran suatu soal akan diuji dengan menggunakan
software Anatest TM 0.4 version atau dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
P = Indeks Kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Hasil uji tingkat kesukaran yang telah diperoleh kemudian diinterpretasikan
dengan menggunakan kriteria seperti yang tertera pada Tabel 3.13.
Tabel 3.13
Klasifikasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Kriteria
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
Sumber: Arikunto (2012, hlm. 225)
Dari hasil perhitungan tingkat kesukaran soal (lampiran B) diketahui untuk
soal nomor 3 termasuk kategori soal yang mudah. Untuk soal nomor 1, 2, 4, 5, 7, 8,
10, 11, 13, 15, 17, 18, 19, dan 24 termasuk ke dalam soal dengan kategori sedang.
Soal nomor 6, 9, 12, 14, 16, 20, 21, 22, 23 dan 25 termasuk ke dalam soal yang
sukar.
d) Uji Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
(berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda
disebut indeks diskriminasi (Arikunto, 2012, hlm. 226). Untuk mengetahui daya
pembeda suatu soal akan diuji dengan menggunakan software Anatest TM 0.4
version atau dihitung dengan rumus sebagai berikut:
𝑃 =
𝐵
𝐽𝑆
𝐷 =
𝐵
𝐴𝐽
𝐴−
𝐵
𝐵𝐽
𝐵= 𝑃
𝐴− 𝑃
𝐵BA = banyaknya peserta kelompok atas
BB = banyaknya peserta kelompok bawah
JA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
JB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Nilai indeks daya pembeda yang diperoleh, selanjutnya diklasifikasikan
berdasarkan tabel 3.14.
Tabel 3.14
Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Kriteria
Negatif Sangat buruk
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik sekali
Sumber: Arikunto (2012, hlm. 232)
Dari hasil uji daya pembeda (Lampiran B), didapatkan hasil untuk kriteria
baik sekali terdapat pada nomor 1, 8, 13, 14, 15, dan 18. Soal dengan kriteria baik
terdapat pada nomor 3, 4, 5, 16, 17, 19 dan 24. Untuk soal dengan kriteria cukup
yaitu pada nomor 7. Soal dengan kriteria jelek terdapat pada soal nomor 10, 20, dan
23, sedangkan untuk soal nomor 2, 9, 21, dan 25 termasuk ke dalam kriteria sangat
buruk.
2) Soal non-tes
Soal non-tes yang digunakan dalam penelitian ini sebelumnya
dikonsultasikan kepada pembimbing dan dianalisa terlebih dahulu oleh tim ahli.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini tedapat pada data
utama yaitu soal tes dan non-tes. Berikut teknik analisis data yang digunakan pada
soal tes dan non-tes.
1. Soal tes
Setelah instrumen soal telah di uji butir soal selanjutnya soal dapat
digunakan untuk tes (pre-test dan post test). Nilai yang diperoleh dari tes (pre-test
dan post test) selanjutnya akan dianalisis menggunakan software SPSS 21 for
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas akan
menggunakan uji shapiro-wilk yang diolah dengan bantuan software SPSS 21 for
windows dengan signifikasi 95% (α = 0,05) atau dapat dihitung dengan Chi
Kuadrat, adapun langkah-langkah Chi Kuadrat sebagai berikut:
1) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya.
2) Menentukan jumlah kelas interval
3) Menentukan panjang kelas interval yaitu:
4) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi, yang sekaligus merupakan tabel
penolong untuk menghitung harga Chi Kuadrat.
5) Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh) dengan cara mengalikan persentase
luas tiap bidang kurve normal dengan jumlah anggota sampel.
6) Menentukan harga-harga fh
ke dalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung
harga-harga (fo- fh) dan
(𝑓𝑜−𝑓ℎ)²𝑓ℎ
dan menjumlahkannya. Harga
(𝑓𝑜−𝑓ℎ)²
𝑓ℎ
adalah
merupakan harga Chi Kuadrat (Xh
2) hitung.
7) Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat tabel. Bila
harga Chi Kuadrat hitung lebih kecil atau sama dengan harga Chi Kuadrat tabel
(Xh
2≤ Xt
2), maka distribusi data dinyatakan normal, dan bila lebih besar (>)
dinyatakan tidak normal (Sugiyono, 2017, hlm. 241).
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
memiliki varians yang homogen atau tidak. Dalam penelitian ini, uji homogenitas
akan diolah dengan bantuan software SPSS 21 for windows dengan signifikasi 95%
(α = 0,05). Berikut rumus yang digunakan dalam uji homogenitas.
1) Mencari nilai F:
(Suhaerah, 2014, hlm. 49)
𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 − 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙
𝐹 =
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙
(Suhaerah, 2014, hlm. 49)
Keterangan:
db1 = Derajat kebebasan pembilang
db2 = Derajat kebebasan penyebut
n1
= Ukuran sampel variansinya besar
n2
= Ukuran sampel variansinya kecil
3) Menentukan nilai F dari daftar
Menentukan homogenitas dengan membandingkan nilai Fhitung
dengan
nilai Ftabel dengan db pembilang (nb-1) dan db penyebut (nk-1). Jika Fhitung < Ftabel
data dianggap mempunyai varians homogen dan Fhitung
> Ftabel
data dianggap
mempunyai varians tidak homogen. Jika data homogen, maka dilakukan uji t
parametrik. Jika data tidak homogen maka dilakukan uji non-parametrik (Suhaerah,
2016, hlm. 60).
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai pada ranah
kognitif antara nilai penguasaan konsep (pre-test) dengan nilai penguasaan konsep
(post test). Jika data berdistribusi normal, maka pengujian menggunakan uji
parametrik, yaitu dengan menggunakan uji t berpasangan atau paired t-test, namun
jika data tidak berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis menggunakan uji
non-parametrik yaitu dengan menggunakan uji Wilcoxon. software SPSS 21 for
windows. Berikut penjelasan mengenai uji-t dan uji Wilcoxon.
1) Uji-t Berpasangan (paired t-test)
Langkah-langkah uji hipotesis dengan menggunakan uji t berpasangan
antara lain sebagai berikut:
a) Mencari nilai rata-rata dengan rumus berikut:
𝑑 =
∑
𝑑𝑖
𝑛
(Suhaerah, 2016, hlm. 65)
Keterangan:
d = selisih angka dari nilai sebelum dan sesudah perlakuan
n = jumlah siswa
db1 = n1-1
db2 = n2-1
(Suhaerah, 2016, hlm. 65)
c) Mencari nilai 𝑡
ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔dengan rumus berikut:
(Sundayana, 2016, hlm.125)
d) Mencari nilai 𝑡
𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙dengan rumus t ∝ db = n-1 (Sundayana, 2016, hlm.125)
e) Membandingkan nilai
𝑡
ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔dan
𝑡
𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Jika
𝑡
ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>
𝑡
𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka data
signifikan (Suhaerah, 2016, hlm.65).
Adapun rumusun hipotesis dari uji-t berpasangan yaitu:
H0
: Penerapan model problem based learning tidak dapat meningkatkan hasilbelajar kognitif siswa pada konsep bakteri.
Ha
: Penerapan model problem based learning dapat meningkatkan hasilbelajar kognitif siswa pada konsep bakteri.
2) Uji Wilcoxon
Untuk pengujian Wilcoxon dilakukan dengan menggunakan software SPSS
versi 16.0. Kriteria pengujian hipotesis uji Wilcoxon yaitu: Jika nilai
Asymp.Sig.(2-tailed) > α, maka H
0 diterima, sedangkan jika nilai Asymp.Sig.(2-tailed) < α, makaHa diterima.
d. Uji N-gain
Menentukan nilai indeks gain atau perhitungan gain ternormalisasi (g)
dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum peningkatan hasil belajar siswa
antara sebelum dan sesudah pembelajaran (Sundayana, 2016, hlm. 151).
t =
𝑋̅𝑑𝑖
𝑠𝑑 √𝑛Sd = √
∑di 2 − 1 𝑛 (∑di) 2 𝑛−1menggunakan rumus gain termormalisasi (g) berikut:
Kategori gain ternormalisasi (g) dapat dilihat pada Tabel 3.15.
Tabel 3.15
Kriteria Indeks Gain
Nilai Gain Ternormalisasi Interpretasi
-1,00 ≤ g ≤ 0,00 Terjadi penurunan g = 0,00 Tidak terjadi peningkatan
0,00 ˂ g ≤ 0,30 Rendah
0,31 ˂ g ≤ 0,70 Sedang
0,71 ˂ g ≤ 1,00 Tinggi
Sumber: Sundayana (2016, hlm. 151)
e. Uji Korelasi
Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dari hasil
penilaian pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor memiliki hubungan atau
tidak. Uji korelasi digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif (uji hubungan)
dengan data interval atau rasio. Adapun uji korelasi pada penelitian ini akan diolah
menggunakan software SPSS 21 for windows dengan signifikasi 95% (α = 0,05).
Adapun rumusan hipotesisnya yaitu sebagai berikut:
H0
: Semakin rendah nilai psikomotor maka semakin rendah nilai kognitif dan
nilai afektif.
Ha
: Semakin tinggi nilai psikomotor maka semakin tinggi nilai kognitif dan
nilai afektif.
Pada uji korelasi, jika nilai signifikasi atau nilai hitung > 0,05, maka H0
diterima sehingga Ha
ditolak, dan jika nilai signifikasi atau probabilitas < 0,05,
maka H0 ditolak sehingga Ha diterima (Santoso, 2012, hlm. 301).
2. Soal Non-tes
Pengolahan data soal non-tes pada penilitian ini digunakan dengan cara
mengumpulkan nilai afektif dan nilai psikomotorik siswa. Penilaian afektif
diperoleh dari penilaian sikap siswa selama pembelajaran, sedangkan penilaian
psikomotorik diperoleh dari nilai kinerja (kelas dan lapangan), nilai produk, dan
𝑔= ((𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠 − 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠) 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠)
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung hasil non-tes sebagai berikut:
Setelah diperoleh data hasil penilaian pada ranah afektif dan psikomotorik,
selanjutnya data akan diinterpretasikan ke dalam kategori yang dapat dilihat pada
Tabel 3.16.
Tabel 3.16
Kategori Penilaian Afektif dan Psikomotorik
Nilai Kategori 86-100 Sangat baik 66-85 Baik 46-65 Cukup ≤ 45 Kurang