• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TABALONG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TABALONG"

Copied!
231
0
0

Teks penuh

(1)

2015

Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong (RHN)

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN TABALONG

(2)

ii PETA WILAYAH KABUPATEN TABALONG

(3)

iii Pembina

Arianto, S.IP, M.Si

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong

Ketua dr. Rapolo Manik

Sekretaris

Riko Hastanto Nugroho, SE

Anggota

Sekretariat Dinas Kesehatan Bidang Promosi Kesehatan Bidang Pelayanan Kesehatan

Bidang P2PL Bidang Farmasi

Kontributor

BPS KabupatenTabalong RSUD H. Badaruddin Tanjung

RS Pertamina Tanjung

Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan KB Kab.Tabalong TIM PENYUSUN

(4)

iv Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan Karunia-Nya, penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2015 dapat disusun dan diselesaikan dengan baik.

Profil kesehatan tahun 2015 ini merupakan lanjutan dari profil tahun sebelumnya. Profil kesehatan ini merupakan salah satu produk dari sistem informasi kesehatan, juga merupakan salah satu wujud akuntabilitasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong terhadap kegiatan program kesehatan di Kabupaten Tabalong.

Profil ini merupakan data hasil kegiatan jajaran Kesehatan Kabupaten Tabalong dalam melaksanakan upaya kesehatan. Profil ini menjadikan gambaran hasil pelaksanaan kegiatan kesehatan tahun 2015, meliputi sumber daya sarana, ketenagaan dan upaya kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

Proses penyelesaian profil ini berlandaskan Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Tabalong Nomor: 46 Tahun 2016 Tanggal 1 Maret 2016. Meskipun dalam proses pengumpulan datanya mengalami keterlambatan, namun masih bisa diselesaikan dengan baik.

Semoga profil ini memberikan manfaat bagi pihak perencanaan dan pelaku di bidang kesehatan khususnya dan pembangunan Kabupaten Tabalong umumnya.

Maret 2016

Tim Penyusun KATA PENGANTAR

(5)

v

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Profil kesehatan merupakan salah satu sarana untuk menyampaikan hasil pembangunan kesehatan termasuk juga kinerja dari Dinas Kesehatan Kabupaten. Pada hakekatnya profil kesehatan Kabupaten Tabalong ini merupakan informasi mengenai kondisi dan situasi Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Tabalong.

Profil ini merupakan rangkuman kegiatan yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong dan jajarannya dalam melaksanakan upaya kesehatan. Profil ini sebagai gambaran hasil pelaksanaan kegiatan kesehatan tahun 2015, menyangkut sumber daya sarana, ketenagaan dan upaya kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabillitatif.

Data yang disajikan seyogyanya ditindaklanjuti dalam menyusun

perencanaan kegiatan kesehatan pada tahun berikutnya, terutama terhadap upaya kesehatan, sarana dan prasarana, dan ketenagaan. Kekurangan ataupun kelemahan hasil pencapaian upaya kesehatan yang ditampilkan kiranya menjadi perhatian serius jajaran kesehatan dan lintas sektor terkait.

Kepada tim penyusun profil kesehatan ini, saya ucapkan terima kasih atas kinerjanya yang telah berhasil menyusun profil ini dengan baik. Semoga profil ini dapat memberikan manfaat dan menjadi rujukan bagi perencanaan dibidang kesehatan khususnya dan pembangunan Kabupaten Tabalong pada umumnya.

Wassalamualiakum warahmatullahi wabarakatuh.

Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong

Arianto, S.IP, M.Si Pembina Tingkat I

NIP. 19680515 199003 1 008 SAMBUTAN

(6)

vi Halaman

Peta Kabupaten Tabalong ... ii

Tim Penyusunan ... iii

Kata Pengantar ... iv

Sambutan Kepala Dinas Kabupaten Tabalong ... v

Daftar Isi ... vi

Daftar Tabel ... vii

Daftar Grafik ... viii

Daftar Lampiran ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 2

A. Latar Belakang ... 2

B. Tujuan ... 4

C. Sistematika Penyajian ... 5

BAB II GAMBARAN UMUM ... 8

A. Kondisi Geografis ... 8

B. Demografi ... 10

C. Sosial Ekonomi ... 17

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN ... 21

A. Umur Harapan Hidup ... 21

B. Mortalitas/Angka Kematian ... 22

C. Morbiditas/Angka Kesakitan ... 27

D. Status Gizi ... 47

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN ... 53

A. Pelayanan Kesehatan Dasar ... 53

B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan ... 86

C. Perilaku Hidup Masyarakat ... 90

D. Keadaan Lingkungan ... 93

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN ... 100

A. Sarana Kesehatan ... 100 B. Tenaga Kesehatan ... 105 C. Pembiayaan Kesehatan ... 115 BAB VI KESIMPULAN ... 118 LAMPIRAN DAFTAR ISI

(7)

vii Halaman

Tabel 2.1 Mata Pencaharian Penduduk Kabupaten Tabalong

Tahun 2015... 17

Tabel 3.1 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Rawat Inap Dan

Rawat Jalan Di Puskesmas Kabupaten Tabalong

Tahun 2013 - 2015... 27

Tabel 3.2 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Rawat Jalan Di

RSUD H. Badaruddin Tanjung Tahun 2013 - 2015... 28

Tabel 3.3 Pola 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Rawat Inap

RSUD H. Badaruddin Tanjung Tahun 2013 - 2015... 29

Tabel 3.4 Jumlah Kasus Penyakit Tidak Menular di Puskesmas

Kabupaten Tabalong Tahun 2013 - 2015... 45

Tabel 4.1 Tabel Jangkauan Pelayanan Kabupaten Tabalong

Tahun 2015... 86

Tabel 5.1 Jumlah Prasarana Kesehatan Kabupaten Tabalong

Tahun 2015... 100

Tabel 5.2 Identitas Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun

2015... 101

Tabel 5.3 Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

Kabupaten Tabalong Tahun 2015... 102

Tabel 5.4 Kondisi Ketenagaan Kesehatan Kabupaten Tabalong

Tahun 2015... 115

(8)

viii

Halaman

Grafik 2.1 Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Tabalong

Tahun 2015... 9

Grafik 2.2 Jumlah Desa dan Kelurahan di Kabupaten Tabalong

Tahun 2015... 10

Grafik 2.3 Jumlah Penduduk di Kabupaten Tabalong Berdasarkan

Jenis Kelamin Tahun 2015... 11

Grafik 2.4 Piramida Penduduk Kabupaten Tabalong Tahun 2015 11

Grafik 2.5 Jumlah Penduduk Pria di Kabupaten Tabalong Tahun

2015... 12

Grafik 2.6 Jumlah Penduduk Perempuan di Kabupaten Tabalong

Tahun 2015... 12

Grafik 2.7 Jumlah Rumah Tangga di Kabupaten Tabalong Tahun

2015... 13

Grafik 2.8 Kepadatan Penduduk Per Km2 Kabupaten Tabalong

Tahun 2010 s/d 2015... 14

Grafik 2.9 Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Kabupaten

Tabalong Tahun 2013 s/d 2015(Km2)... 14

Grafik 2.10 Jumlah Penduduk Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d

2015... 15

Grafik 2.11 Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan Kabupaten

Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 15

Grafik 2.12 Rasio Beban Tanggungan di Kabupaten Tabalong

Tahun 2013 s/d 2015... 16

Grafik 2.13 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di

Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 16

Grafik 2.14 Persentase Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Yang Tamat Pendidikan SD-S2 di Kabupaten Tabalong

Tahun 2015... 18

(9)

ix Grafik 2.15 Tingkat Pendidikan Penduduk Laki-laki di Kabupaten

Tabalong Tahun 2015... 18

Grafik 2.16 Tingkat Pendidikan Penduduk Perempuan di

Kabupaten Tabalong Tahun 2015... 19

Grafik 2.17 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun keatas yang Melek Huruf Menurut Jenis Kelamin Laki-laki dan

Perempuan di Kabupaten Tabalong Tahun 2015... 19

Grafik 3.1 Umur Harapan Hidup Kabupaten Tabalong Tahun 2013

sampai dengan Tahun 2015... 21

Grafik 3.2 Jumlah Kematian Neonatal (AKN) Per Puskesmas di

Kabupaten Tabalong Tahun 2015... 22

Grafik 3.3 Angka Kematian Bayi (AKB) per-1000 Kelahiran Hidup

di Kabupaten Tabalong Tahun 2015... 23

Grafik 3.4 Jumlah Kematian Bayi Per Puskesmas Kabupaten

Tabalong Tahun 2013 s/d 2015………... 24

Grafik 3.5 Angka Kematian Balita (AKABA) Kabupaten Tabalong

Tahun 2013 s/d 2015... 25

Grafik 3.6 Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Tabalong

Tahun 2013 s/d 2015... 26

Grafik 3.7 Jumlah Kematian Ibu Hamil, Ibu Melahirkan, dan Ibu

Nifas Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun

2015... 26

Grafik 3.8 Data Kasus Malaria di Kabupaten Tabalong Tahun

2013 s/d 2015... 30

Grafik 3.9 Jumlah Malaria Klinis Per Puskesmas Di Kabupaten

Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 30

Grafik 3.10 Jumlah Malaria Positif Per Puskesmas Di Kabupaten

Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 31

Grafik 3.11 AMI, API, dan CFR Kabupaten Tabalong Tahun

2013 s/d 2015... 31

Grafik 3.12 Cure Rate TB Paru di Kabupaten Tabalong Tahun 2013

(10)

x Grafik 3.13 Jumlah Kasus TB di Kabupaten Tabalong Tahun 2013

s/d 2015... 33

Grafik 3.14 Data Penderita TB Per Puskesmas Di Kabupaten

Tabalong Tahun 2015... 34

Grafik 3.15 Jumlah Kasus HIV, AIDS, kematian akibat AIDS dan

Syphilis di Kabupaten Tabalong Tahun 2015... 35

Grafik 3.16 Jumlah Kasus HIV, AIDS, kematian akibat AIDS dan Syphilis menurut kelompok umur di Kabupaten

Tabalong Tahun 2015... 36

Grafik 3.17 Persentase Realisasi Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Kabupaten Tabalong Tahun 2013 sampai

dengan 2015... 37

Grafik 3.18 Jumlah Penderita Kusta dan RFT Rate Kabupaten

Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 38

Grafik 3.19 Jumlah Penderita Campak Kabupaten Tabalong Tahun

2013 s/d 2015... 39

Grafik 3.20 Jumlah Penderita campak per Puskesmas di

Kabupaten Tabalong tahun 2013 s/d 2015... 40

Grafik 3.21 Jumlah Kasus DBD Kabupaten Tabalong Tahun 2013

s/d 2015... 41

Grafik 3.22 Jumlah Kasus DBD Per Puskesmas Kabupaten

Tabalong Tahun 2010 s/d 2015... 41

Grafik 3.23 Presentase Penemuan Kasus Diare di Kabupaten

Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 42

Grafik 3.24 Jumlah temuan kasus diare di Kabupaten Tabalong

Tahun 2013 s/d 2015... 43

Grafik 3.25 Jumlah Temuan Kasus Diare Per Puskesmas di

Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 43

Grafik 3.26 Jumlah Penderita Filaria di Kabupaten Tabalong Tahun

2013 s/d 2015... 44

Grafik 3.27 Jumlah Penderita Kronik Filariasis Per Puskesmas

(11)

xi Grafik 3.28 Grafik Jumlah Kasus Hipertensi Kabupaten Tabalong

Tahun 2013 s/d 2015... 46

Grafik 3.29 Jumlah Kasus Diabetes Mellitus (DM) di Kabupaten

Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 47

Grafik 3.30 Persentase BBLR Per Puskesmas Kabupaten Tabalong

Tahun 2013 s/d 2015... 48

Grafik 3.31 Jumlah BBLR Per Puskesmas Kabupaten Tabalong

Tahun 2013 s/d 2015... 48

Grafik 3.32 Grafik Persentase BBLR Kabupaten Tabalong 2013 s/d

2015... 49

Grafik 3.33 Presentase Status Gizi Kurang Balita Per Puskesmas

Kabupaten Tabalong Tahun 2015... 50

Grafik 3.34 Persentase BGM dan Gizi Buruk di Kabupaten

Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 51

Grafik 4.1 Persentase Cakupan K1 Per Puskesmas di Kabupaten

Tabalong 2013 s/d 2015... 55

Grafik 4.2 Persentase Cakupan K4 Per Puskesmas di Kabupaten

Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 55

Grafik 4.3 Persentase Cakupan K1 dan K4 Kabupaten Tabalong

Tahun 2013 s/d 2015... 56

Grafik 4.4 Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga

Kesehatan Berkompetensi Kebidanan Per Puskesmas

Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 57

Grafik 4.5 Persentase Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga

Kesehatan Kabupaten Kabalong Tahun 2013 s/d 2015.. 58

Grafik 4.6 Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Per

Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015 59

Grafik 4.7 Cakupan Pelayanan Kesehatan ibu Nifas Kabupaten

Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 59

Grafik 4.8 Persentase Cakupan Kunjungan Neonatus Per

(12)

xii

Grafik 4.9 Persentase Cakupan Kunjungan Bayi Per Puskesmas

Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 61

Grafik 4.10 Persentase Kunjungan Neonatus dan Bayi di

Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 61

Grafik 4.11 Cakupan Deteksi Tumbuh Kembang Balita Per

Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2015... 63

Grafik 4.12 Cakupan Deteksi Tumbuh Kembang Anak Balita/Pra

Sekolah Di Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015. 63

Grafik 4.13 Persentase Jumlah Bumil dan Neonatal Resti yang di

tangani di kabupaten Tabalong tahun 2013 s/d 2015.... 65

Grafik 4.14 Persentase Jumlah Bumil dan Neonatal Resti yang di tangani Per Puskesmas di Kabupaten Tabalong tahun

2013 s/d 2015... 65

Grafik 4.15 Persentase Peserta KB Baru dan KB Aktif Kabupaten

Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 66

Grafik 4.16 Persentase Peserta KB Baru dan KB Aktif Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d

2015... 67

Grafik 4.17 Persentase Peserta KB Aktif di Kabupaten Tabalong

Tahun 2013 s/d 2015... 67

Grafik 4.18 Persentase Peserta KB Baru Berdasarkan Jenis

Kontrasepsi Kabupaten Tabalong 2015... 68

Grafik 4.19 Persentase Peserta KB Aktif Berdasarkan Jenis

Kontrasepsi Kabupaten Tabalong 2015... 68

Grafik 4.20 Persentase Desa/Kelurahan UCI Per Puskesmas di

Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 70

Grafik 4.21 Persentase Cakupan Desa/Kelurahan UCI di

Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 70

Grafik 4.22 Persentase Cakupan Imunisasi TT1 Dan TT5 Pada Ibu

(13)

xiii Grafik 4.23 Persentase Cakupan Imunisasi TT1 Pada Ibu Hamil

Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d

2015... 71

Grafik 4.24 Persentase Cakupan Imunisasi TT2 Pada Ibu Hamil Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d

2015... 72

Grafik 4.25 BOR Rumah Sakit Di Kabupaten Tabalong Tahun 2013

s/d 2015... 73

Grafik 4.26 LOS Rumah Sakit Di Kabupaten Tabalong Tahun 2013

s/d 2015... 74

Grafik 4.27 TOI Rumah Sakit Di Kabupaten Tabalong Tahun 2013

s/d 2015... 75

Grafik 4.28 NDR Rumah Sakit Di Kabupaten Tabalong Tahun

2013 s/d 2015... 75

Grafik 4.29 GDR Rumah Sakit Di Kabupaten Tabalong Tahun 2013

s/d 2015... 76

Grafik 4.30 Persentase Jaminan Kesehatan Masyarakat Kabupaten

Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 77

Grafik 4.31 Persentase Cakupan Pemberian Vitamin A Per

Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2015... 78

Grafik 4.32 Persentase Cakupan Pemberian Vit A 2x Pada Balita

Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 79

Grafik 4.33 Persentase Cakupan Fe1 dan Fe3 Per Puskesmas

Kabupaten Tabalong Tahun 2015... 80

Grafik 4.34 Persentase Pemberian Fe1 dan Fe3 Ibu Hamil

Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 81

Grafik 4.35 Jumlah Baduta BGM dan Persentase Baduta BGM Yang Mendapatkan MP ASI Kabupaten Tabalong

Tahun 2013 s/d 2015... 81

Grafik 4.36 Jumlah Baduta dan Balita BGM Per Puskesmas

(14)

xiv Grafik 4.37 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas I SD/MI

Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 82

Grafik 4.38 Jumlah dan Persentase Pelayanan Usila 60+

Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 83

Grafik 4.39 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila (60+)

Berdasarkan Puskesmas Kabupaten tabalong Tahun

2015... 83

Grafik 4.40 Jumlah Kejadian Luar Biasa Kabupaten Tabalong

Tahun 2013 s/d 2015... 84

Grafik 4.41 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas

Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 85

Grafik 4.42 Persentase Cakupan Siswa-siswi yang Mendapatkan Pelayanan Gigi di Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d

2015... 86

Grafik 4.43 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap Di

Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015 87

Grafik 4.44 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap RSUD H Badaruddin Tanjung Kabupaten Tabalong Tahun

2013 s/d 2015... 88

Grafik 4.45 Persentase Pemanfaatan Puskesmas dan RS Oleh

Penduduk Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015 88

Grafik 4.46 Persentase Kelengkapan Obat di Dinas Kesehatan

Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 90

Grafik.4.47 Cakupan Rumah Tangga ber-PHBS

Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 91

Grafik 4.48 Cakupan Rumah Tangga ber-PHBS di Puskesmas

Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 92

Grafik 4.49 Persentase Bayi yang diberi ASI Eksklusif Per

(15)

xv Grafik 4.50 Persentase Bayi 0-6 bulan Diberi ASI Eksklusif

Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 93

Grafik 4.51 Persentase Rumah Sehat Per Puskesmas Kabupaten

Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 94

Grafik 4.52 Persentase Rumah Tangga Sehat Kabupaten Tabalong

Tahun 2013 s/d 2015... 94

Grafik 4.53 Jumlah Penduduk yang Memiliki Akses Air Minum Berkualitas di Kabupaten Tabalong Tahun 2013 sampai

dengan 2015... 95

Grafik 4.54 Jumlah Penduduk Yang Memiliki Fasilitas Sanitasi Yang Layak di Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d

2015... 96

Grafik 4.55 Persentase TTU Sehat di Kabupaten Tabalong Tahun

2013 s/d 2015 ... 96

Grafik 4.56 Persentase TUPM Sehat per Puskesmas di Kabupaten

Tabalong Tahun 2015... 97

Grafik 4.57 Jumlah Desa Yang Melaksanakan STBM Kabupaten

Tabalong Tahun 2015... 98

Grafik 5.1 Jumlah Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat

(UKBM) Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 103

Grafik 5.2 Persentase Posyandu Aktif (Purnama+Mandiri)

Berdasarkan Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun

2015... 103

Grafik 5.3 Persentase Posyandu Aktif Kabupaten Tabalong

Tahun 2013 s/d 2015... 104

Grafik 5.4 Jumlah Posyandu Berdasarkan Tingkat Kemandirian

Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2015... 104

Grafik 5.5 Jumlah Posyandu Berdasarkan Tingkat Kemandirian Di

(16)

xvi

Grafik 5.6 Jumlah Persebaran Tenaga Kesehatan Berdasarkan

Tempat Tugas Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d

Tahun 2015... 106

Grafik 5.7 Sebaran Tenaga Kesehatan Berdasarkan Jenis

Ketenagaan Tahun 2015... 106

Grafik 5.8 Jumlah Tenaga Kesehatan Berdasarkan Jenis

Ketenagaan Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d

Tahun 2015... 107

Grafik 5.9 Jumlah Dokter Spesialis di Kabupaten Tabalong Tahun

2013 s/d Tahun 2015... 108

Grafik 5.10 Jumlah Dokter di Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d

Tahun 2015... 108

Grafik 5.11 Jumlah Dokter Gigi di Kabupaten Tabalong Tahun 2013

s/d 2015... 109

Grafik 5.12 Jumlah Apoteker di Kabupaten Tabalong Tahun 2013

s/d 2015... 110

Grafik 5.13 Jumlah Ahli Gizi di Kabupaten Tabalong Tahun 2013

s/d 2015... 110

Grafik 5.14 Jumlah Perawat di Kabupaten Tabalong Tahun 2013

s/d 2015... 111

Grafik 5.15 Jumlah Bidan di Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d

2015... 112

Grafik 5.16 Jumlah Ahli Kesehatan Masyarakat di Kabupaten

Tabalong Tahun 2013 s/d 2015... 112

Grafik 5.17 Jumlah Ahli Sanitasi di Kabupaten Tabalong Tahun

2013 s/d 2015... 113

Grafik 5.18 Jumlah Asisten Apoteker di Kabupaten Tabalong Tahun

(17)

xvii Grafik 5.19 Persentase Anggaran Bidang Kesehatan Dari APBD

TK.II Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d Tahun

2015... 116

Grafik 5.20 Anggaran Kesehatan Per Kapita Kabupaten Tabalong

(18)

xviii Resume Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2015

Tabel Lampiran 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk Dan

Jumlah Rumah Tangga /Kepala Kelurga Serta Kepadatan Penduduk.

Tabel Lampiran 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok

Umur.

Tabel Lampiran 3 Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf Dan

Ijazah Tertinggi Yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin.

Tabel Lampiran 4 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan Dan

Puskesmas

Tabel Lampiran 5 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi, Dan Balita Menurut Jenis

Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan,

Dan Puskesmas

Tabel Lampiran 7 Kasus Baru Tb BTA+, Seluruh Kasus TB, Kasus TB Pada

Anak, Dan Case Notification Rate (CNR) Per 100.000

Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan

Puskesmas.

Tabel Lampiran 8 Jumlah Kasus Dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+

Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 9 Angka Kesembuhan Dan Pengobatan Lengkap TB Paru BTA+

Serta Keberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 10 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 11 Jumlah Kasus HIV, AIDS, Dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin. Tabel Lampiran 12 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV Menurut

Jenis Kelamin.

Tabel Lampiran 13 Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

(19)

xix Tabel Lampiran 14 Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan

Puskesmas.

Tabel Lampiran 15 Kasus Baru Kusta 0 - 14 Tahun Dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 16 Jumlah Kasus Dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut Tipe/Jenis, Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 17 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (Release From Treatment/Rft) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 18 Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 19 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 20 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 21 Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 22 Kesakitan Dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 23 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 24 Pengukuran Tekanan Darah Penduduk ≥ 18 Tahun Menurut

Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 25 Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 26 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan Metode Iva Dan Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 27 Jumlah Penderita Dan Kematian Pada KLB Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa (KLB).

Tabel Lampiran 28 Kejadian Luar Biasa (KLB) Di Desa/Kelurahan Yang Ditangani < 24 Jam.

(20)

xx Tabel Lampiran 29 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, Dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kecamatan Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 30 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil Menurut Kecamatan Dan Puskesmas

Tabel Lampiran 31 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Wanita Usia Subur Menurut Kecamatan Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 32 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1 Dan Fe3 Menurut Kecamatan Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 33 Jumlah Dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan Dan Komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 34 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 35 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 36 Jumlah Peserta KB Baru Dan KB Aktif Menurut Kecamatan Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 37 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 38 Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 39 Jumlah Bayi Yang Diberi Asi Eksklusif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 40 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 41 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 42 Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 Hari Dan BCG Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 43 Cakupan Imunisasi DPT-Hb/DPT-Hb-Hib, Polio, Campak, Dan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

(21)

xxi Tabel Lampiran 44 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi Dan Anak Balita

Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 45 Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 46 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin,

Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 47 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 48 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 49 Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD &

Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan

Puskesmas.

Tabel Lampiran 50 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Menurut Kecamatan Dan Puskesmas

Tabel Lampiran 51 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak SD Dan

Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan

Puskesmas.

Tabel Lampiran 52 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 53 Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Menurut Jenis Jaminan Dan Jenis Kelamin.

Tabel Lampiran 54 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, Dan Kunjungan Gangguan Jiwa Di Sarana Pelayanan Kesehatan.

Tabel Lampiran 55 Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit. Tabel Lampiran 56 Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit.

Tabel Lampiran 57 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat (Ber-PHBS) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 58 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan Dan

Puskesmas.

Tabel Lampiran 59 Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Tabel Lampiran 60 Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air Minum

(22)

xxii Tabel Lampiran 61 Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kecamatan, Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 62 Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

Tabel Lampiran 63 Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat

Kesehatan Menurut Kecamatan Dan Puskesmas.

Tabel Lampiran 64 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi.

Tabel Lampiran 65 Tempat Pengelolaan Makanan Dibina Dan Diuji Petik. Tabel Lampiran 66 Persentase Ketersediaan Obat Dan Vaksin.

Tabel Lampiran 67 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan.

Tabel Lampiran 68 Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar ) Level I

Tabel Lampiran 69 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Dan Puskesmas

Tabel Lampiran 70 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kecamatan.

Tabel Lampiran 71 Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan. Tabel Lampiran 72 Jumlah Tenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan.

Tabel Lampiran 73 Jumlah Tenaga Keperawatan Di Fasilitas Kesehatan. Tabel Lampiran 74 Jumlah Tenaga Kefarmasian Di Fasilitas Kesehatan.

Tabel Lampiran 75 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Dan Kesehatan Lingkungan Di Fasilitas Kesehatan.

Tabel Lampiran 76 Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan.

Tabel Lampiran 77 Jumlah Tenaga Keterapian Fisik Di Fasilitas Kesehatan. Tabel Lampiran 78 Jumlah Tenaga Keteknisian Medis Di Fasilitas Kesehatan. Tabel Lampiran 79 Jumlah Tenaga Kesehatan Lain Di Fasilitas Kesehatan.

Tabel Lampiran 80 Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan.

(23)

BAB I

(24)

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan Kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar tercapai peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setingi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi.

Indikator derajat kesehatan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK) Tahun 2005 - 2025 ditetapkan sebagai berikut: a)meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) dari 69 tahun pada tahun 2005 menjadi 73,7 tahun di tahun 2025, b)menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) dari 32,3 per seribu kelahiran hidup pada tahun 2005 menjadi 15,5 per seribu kelahiran hidup pada tahun 2025, c)menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) dari 262 per seratus ribu terhitung dari kehamilan, persalinan dan masa nifas pada tahun 2005 menjadi 74 pada tahun 2025, d)menurunnya angka Gizi kurang balita dari 26% pada tahun 2005 menjadi 9,5% pada tahun 2025.

Pencapaian derajat kesehatan berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan tahun 2013, UHH di provinsi Kalimantan Selatan sebesar 64,82 tahun, sementara di Kabupaten Tabalong angka UHH sebesar 63,72 tahun. Menurut data dari BPS Nasional tahun 2012 tingkat AKB secara nasional sebesar 34 bayi per seribu kelahiran hidup sedangkan Prov.Kalsel sebesar 44 bayi per seribu kelahiran hidup. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, Angka Anak Pendek (stunting) di Prov.Kalimantan Selatan sebesar 44%, sementara angka stunting Nasional sebesar 37,2% menurut World Health Organization (WHO) angka stunting pada 30 - 39% menunjukkan seriusnya permasalahan gizi di suatu wilayah dan angka stunting lebih besar dari 40% menunjukkan beratnya permasalahan gizi di wilayah tersebut.

Melihat capaian pembangunan kesehatan berdasarkan indikator tersebut di atas, maka diperlukan kerja yang lebih keras untuk akselerasi capaian program.

(25)

3 dan peningkatan mutu layanan kesehatan dengan melaksanakan upaya kesehatan yang terpadu. Upaya pembangunan kesehatan telah disusun dalam Sistem Kesehatan Nasional tahun 2012 yang merupakan landasan pengelolaan kesehatan di Indonesia.

Sistem Kesehatan Nasional (SKN) memiliki komponen pengelolaan kesehatan dengan pengelompokan sebagai berikut: (i)upaya kesehatan; (ii)penelitian dan pengembangan kesehatan; (iii)pembiayaan kesehatan; (iv)sumber daya manusia kesehatan; (v)sediaan farmasi, alat kesehatan, dan

makanan; (vi)manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan; dan

(vii)pemberdayaan masyarakat.

Informasi kesehatan sebagai bagian dari SKN sangat diperlukan agar upaya kesehatan dapat terlaksana secara efektif dan efisien. Informasi Kesehatan digunakan sebagai masukan pengambilan keputusan dalam setiap proses manajemen kesehatan baik manajemen pelayanan kesehatan, manajemen institusi kesehatan, maupun manajemen program pembangunan kesehatan atau manajemen wilayah. Disamping itu, Informasi Kesehatan memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses terhadap layanan kesehatan.

Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong sebagai bagian dari Informasi Kesehatan merupakan salah satu alat untuk menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di suatu wilayah dan merupakan salah satu sarana untuk mengevaluasi hasil penyelenggaraan pembangunan kesehatan Kabupaten. Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong berisi data, informasi gambaran umum dan perilaku penduduk, menggambarkan situasi derajat kesehatan, upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan serta pencapaian indikator pembangunan kesehatan di Kabupaten Tabalong. Oleh karena itu Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong ini hendaknya dapat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kemajuan pembangunan kesehatan di Kabupaten Tabalong dari tahun ke tahun dan menjadi acuan/sarana untuk memantau pencapaian pembangunan kesehatan di daerah. Selain itu Profil Kesehatan Daerah merupakan masukan penting bagi profil Kesehatan Indonesia.

Adapun mekanisme dalam penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong ini dengan pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan

(26)

4 penyajian data. Analisis data dalam penyusunan profil ini dilakukan dengan cara; Pertama berupa analisis secara deskriptif, dengan menggambarkan/menjelaskan data yang terdapat dalam tabel lampiran sesuai karakteristik data yang ditampilkan, termasuk angka rata-rata, angka minimum dan maksimum. Misalnya nilai rata-rata cakupan imunisasi bayi, kisaran cakupan imunisasi bayi. Kedua, analisis secara komparatif, menjelaskan data dengan membandingkan karakteristik data wilayah yang satu dengan wilayah lainnya atau perbandingan data antar waktu, antar jenis kelamin, antar kelompok umur. Ketiga analisis kecenderungan, menjelaskan data dengan membandingkan data antar waktu dalam periode yang relatif panjang. Misalnya kecenderungan jumlah penderita DBD selama lima tahun terakhir. Analisis keempat yaitu analisis hubungan, dengan cara menjelaskan hubungan/keterkaitan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya, misalnya cakupan K4 dengan pemberian 90 tablet Fe.

B. TUJUAN

Secara umum pembuatan Profil Kesehatan Kabupaten Tabalong tahun 2015 ini bertujuan untuk mengetahui pencapaian pembangunan kesehatan dengan mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan tahun 2005 - 2025.

Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai adalah :

1. Menyajikan data/informasi mengenai Gambaran Umum dan Perilaku Penduduk Kabupaten Tabalong Tahun 2015;

2. Menyajikan data/informasi mengenai Situasi Derajat Kesehatan Masyarakat Kabupaten Tabalong Tahun 2015;

3. Menyajikan data/informasi mengenai Situasi Upaya Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2015;

4. Menyajikan data/informasi mengenai Situasi Sumber Daya Kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2015;

5. Menyajikan data dan informasi sebagai bahan monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian Kabupaten Tabalong Sehat;

(27)

5 6. Tersedianya data sebagai sarana untuk penyusunan rencana strategis dan

rencana tahunan kesehatan serta kemungkinan perubahan RPJMD Kabupaten Tabalong.

C. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Sistematika penyajian Profil Kesehatan adalah sebagai berikut : Bab-1 : Pendahuluan

Bab ini berisi penjelasan tentang latar belakang, tujuan pembuatan Profil Kesehatan, ruang lingkup dan sistematika dari penyajiannya.

Bab-2 : Gambaran Umum dan Perilaku Penduduk

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Tabalong yaitu meliputi letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan misal kependudukan, ekonomi, pendidikan dan sosial budaya.

Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan

Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat.

Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Kabupaten Tabalong.

Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan

Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.

(28)

6 Bab-6 : Kesimpulan

Bab ini menguraikan tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan Kabupaten Tabalong Tahun 2015. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraa pembangunan kesehatan.

Lampiran

Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian Kabupaten Tabalong dan 81 tabel lampiran data yang merupakan gabungan Tabel Lampiran Indikator Kabupaten Sehat dan Indikator pencapaian kinerja Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan.

(29)

BAB II

(30)

8

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. KONDISI GEOGRAFIS

Kabupaten Tabalong dengan ibukotanya Tanjung, terbentuk sebagai wilayah Kabupaten pada tanggal 1 Desember 1954, terletak pada ujung utara Provinsi

Kalimantan Selatan di posisi antara 1o18” – 2o25” Lintang selatan dan 115o 9”–

115o 47” Bujur Timur. Secara geografis, Kabupaten Tabalong terletak pada jalur

segitiga emas atau segitiga pertumbuhan diantara lintas Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan. Batas-batas wilayah Kabupaten Tabalong adalah sebagai berikut :

 Sebelah Utara Propinsi Kalimantan Timur.

 Sebelah Timur Propinsi Kalimantan Timur.

 Sebelah Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara.

 Sebelah Barat Propinsi Kalimantan Tengah.

Berada pada posisi strategis yang dikenal sebagai jalur segitiga emas, Kabupaten Tabalong sebagai pintu gerbang Provinsi Kalimantan Selatan lewat jalur darat dari provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah, hal ini memungkinkan Kabupaten Tabalong sebagai pusat perkembangan terutama pada aspek ekonomi dan aspek sosial budaya.

Potensi masalah kesehatan yang timbul akibat dari posisi strategis tersebut antara lain akan memudahkan sebaran penyakit dari luar dan tingginya kasus-kasus kecelakaan lalu lintas.

1. Luas Wilayah

Kabupaten Tabalong merupakan bagian integral dari wilayah Provinsi

Kalimantan Selatan dengan luas wilayah 3.946 Km2 atau 10.61% dari luas

Provinsi Kalimantan Selatan. Kecamatan terluas di Kabupaten Tabalong

adalah Kecamatan Muara Uya seluas 924.16 Km2 atau 23.42% dari luas

seluruh wilayah Kabupaten Tabalong. Kecamatan yang terkecil adalah

Muara Harus yaitu seluas 62.90 Km2 atau 1.59% dari luas wilayah

(31)

9 Grafik 2.1

Luas Wilayah Kecamatan di Kabupaten Tabalong (dalam Km2) Tahun 2015

Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2015

Ditinjau dari topografi, pada umumnya wilayah Kabupaten Tabalong berupa dataran tinggi dan bergunung-gunung di bagian Utara, bagian Tengah merupakan daerah datar dan bergelombang, sedangkan bagian Selatan didominasi oleh dataran rendah dan rawa.

2. Jumlah Kecamatan

Wilayah administratif Kabupaten Tabalong dengan ibukotanya Tanjung terdiri dari 12 Kecamatan yang terbagi atas tiga wilayah pengembangan (WPP), bagian utara meliputi Kecamatan Haruai, Bintang Ara, Upau, Muara Uya dan Jaro. Bagian tengah meliputi Kecamatan Tanta, Tanjung dan Murung Pudak serta bagian Selatan meliputi Kecamatan Banua Lawas, Pugaan, Kelua dan Kecamatan Muara Harus (tabel lampiran 1).

3. Jumlah Desa/Kelurahan

Jumlah desa/kelurahan di Kabupaten Tabalong ini sebanyak 131 yang terdiri dari 121 desa dan 10 kelurahan, Kecamatan Tanjung dan Banua

0,00 100,00 200,00 300,00 400,00 500,00 600,00 700,00 800,00 900,00 1.000,00 161,67 64,06 115,78 62,90 172,10 323,34 118,72 469,77 391,50 323,00 924,16 819,00

(32)

10 Lawas mempunyai desa terbanyak dengan masing-masing memiliki 15 desa dan yang paling sedikit adalah Kecamatan Upau dengan 6 desa (tabel lampiran 1).

Grafik 2.2

Jumlah Desa dan Kelurahan di Kabupaten Tabalong Tahun 2015

Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2015

B. DEMOGRAFI

Bagian ini berisi data tentang jumlah, penyebaran penduduk, susunan golongan umur, serta jenis kelamin. Data ini bersifat fundamental yang digunakan untuk menetapkan target, sasaran dan strategi operasional pelayanan kesehatan.

1. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur.

Berdasarkan data dari BPS, penduduk Kabupaten Tabalong tahun 2015 berjumlah 239.593 jiwa yang terdiri dari laki-laki 121.661 jiwa dan perempuan 117.932 jiwa (tabel lampiran 2). Data ini menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah penduduk dari tahun 2014 yang berjumlah 235.777 jiwa, terdiri dari laki-laki 119.767 jiwa dan perempuan 116.010 jiwa.

0 2 4 6 8 10 12 14 16 15 7 12 7 14 15 10 13 9 6 14 9

(33)

11 Grafik 2.3

Jumlah Penduduk di Kabupaten Tabalong Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2013 - 2015

Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2015

Dari grafik 2.3 dapat dilihat bahwa setiap tahunnya jumlah penduduk laki-laki selalu lebih tinggi dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Sedangkan rasio jenis kelamin tahun 2015 mengalami perubahan yaitu sebesar 103,16%. Untuk mengetahui piramida penduduk Kabupaten Tabalong tahun 2015 dapat dilihat pada grafik 2.4 berikut :

Grafik 2.4

Piramida Penduduk Kabupaten Tabalong Tahun 2015

Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2015

110.000 112.000 114.000 116.000 118.000 120.000 122.000 LAKI-LAKI WANITA 117.698 114.001 119.767 116.010 121.661 117.932 2013 2014 2015 15000 10000 5000 0 5000 10000 15000 0 - 4 10 - 14 20 - 24 30 - 34 40 - 44 50 - 54 60 - 64 70 - 74 PEREMPUAN LAKI-LAKI

(34)

12 Banyaknya jumlah penduduk pria dibandingkan dengan penduduk wanita, salah satunya disebabkan karena adanya mobilisasi penduduk pria ke Kabupaten Tabalong untuk bekerja.

Keadaan ini bisa dilihat dari pada grafik dibawah ini yang menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan pada penduduk pria usia produktif (20 th - 45 th) tahun 2015 (tabel lampiran 2). Untuk mengetahui jumlah penduduk pria di Kabupaten Tabalong dapat dilihat pada grafik 2.5 berikut :

Grafik 2.5

Jumlah Penduduk Pria di Kabupaten Tabalong Tahun 2013-2015

Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2015

Untuk mengetahui jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Tabalong dapat dilihat pada grafik 2.6 berikut :

Grafik 2.6

Jumlah Penduduk Perempuan di Kabupaten Tabalong Tahun 2013-2015

Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2015

0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 04 5 9 10 -14 15 -19 20 -24 25 -29 30 -34 35 -39 40 -44 45 -49 50 -54 55 -59 60 -64 65 -69 70 -74 75+ USIA PENDUDUK LAKI-LAKI

2013 2014 2015 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 04 5 9 10 -14 15 -19 20 -24 25 -29 30 -34 35 -39 40 -44 45 -49 50 -54 55 -59 60 -64 65 -69 70 -74 75+ 2013 2014 2015

(35)

13

2. Jumlah Rumah Tangga/Kepala Keluarga.

Setiap tahun terjadi peningkatan jumlah rumah tangga di Kabupaten Tabalong. Pada tahun 2015 terdapat 68.537 rumah tangga di Kabupaten Tabalong, meningkat 3,1% dari tahun 2014 yang berjumlah 66.480 rumah tangga (tabel lampiran 1), dan meningkat 5,13% dari tahun 2013 yang berjumlah 63.238 rumah tangga. Peningkatan jumlah rumah tangga paling banyak terjadi pada wilayah kecamatan Murung Pudak dikarenakan menjadi pusat pengembangan properti Kabupaten Tabalong, dan yang paling sedikit terdapat di wilayah Kecamatan Muara Harus. Rincian jumlah rumah tangga lainnya ditampilkan grafik 2.7 berikut ini:

Grafik 2.7

Jumlah Rumah Tangga di Kabupaten Tabalong Tahun 2013-2015

Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2015

3. Kepadatan Penduduk.

Kepadatan penduduk di Kabupaten Tabalong pada tahun 2015 adalah 61 jiwa

per km2, Kecamatan Murung Pudak yang terpadat dengan 417 jiwa per km2,

sedangkan Kecamatan Jaro yang terjarang penduduknya yaitu 19 jiwa per km2

(tabel lampiran 1). Kepadatan penduduk pada tahun 2015 ini meningkat 1,66%

dari tahun 2014 yang sebesar 60 jiwa per km2.

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000 14000 B. LAWA S PUGA AN KELU A M. HARU S TANT A TANJ UNG M. PUDA K HARU AI B. ARA UPAU M. UYA JARO 2013 4850 1728 6368 1703 4901 9380 13084 6171 2238 2086 6468 4261 2014 5078 1933 6567 1793 5389 9792 13192 7382 2436 2217 6876 3825 2015 5174 1966 6731 1833 5572 10074 13838 7640 2458 2270 7074 3907

(36)

14 Untuk lebih rinci dapat dilihat pada grafik 2.8 berikut:

Grafik 2.8

Kepadatan Penduduk Per Km2 Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015

Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2015

Untuk mengetahui kepadatan penduduk per kecamatan di Kabupaten Tabalong dapat dilihat pada grafik 2.9 :

Grafik 2.9

Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Kabupaten Tabalong

Tahun 2013 s/d 2015 (Km2)

Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2015

4. Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk di Kabupaten Tabalong pada tahun 2015 sebanyak 239.593 jiwa. Jumlah penduduk ini naik 1,61% dari tahun 2014 yang sebanyak 235.777

59,00 60,00 61,00 58,00 58,50 59,00 59,50 60,00 60,50 61,00 61,50 2013 2014 2015 0,0 50,0 100,0 150,0 200,0 250,0 300,0 350,0 400,0 450,0 B. LAWA S PUGA AN KELU A M. HARU S TANT A TANJ UNG M. PUDA K HARU AI B. ARA UPAU M. UYA JARO 2013 117,0 106,3 207,3 98,5 105,5 106,6 401,7 45,9 21,4 23,0 24,9 18,4 2014 118,0 108,0 210,0 101,0 108,0 109,0 410,0 46,0 22,0 23,0 25,0 19,0 2015 120,0 110,0 213,0 102,0 110,0 110,0 417,0 47,0 22,0 24,0 26,0 19,0

(37)

15 jiwa. Jumlah penduduk di Kabupaten Tabalong pada tahun 2013 sebanyak 231.694 jiwa, maka laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2013 sampai dengan 2014 adalah 3,40%. Untuk mengetahui jumlah penduduk lebih rinci dapat di lihat pada grafik 2.10 berikut :

Grafik 2.10

Jumlah Penduduk Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015

Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2015

Sedangkan untuk mengetahui jumlah penduduk tiap Kecamatan dapat dilihat pada grafik 2.11 berikut :

Grafik 2.11

Jumlah Penduduk Tiap Kecamatan Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015

Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2015

226.000 228.000 230.000 232.000 234.000 236.000 238.000 240.000 2013 2014 2015 231.699 235.777 239.593 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 45.000 50.000 B. LAWA S PUGA AN KELU A M. HARU S TANT A TANJ UNG M. PUDA K HARU AI B. ARA UPAU M. UYA JARO 2013 18.92 6.810 23.99 6.195 18.15 34.45 47.69 21.57 8.373 7.432 23.02 15.06 2014 19.08 6.903 24.36 6.341 18.64 35.12 48.63 21.79 8.525 7.575 23.29 15.49 2015 19.35 7.016 24.71 6.438 18.91 35.65 49.53 22.11 8.700 7.698 23.69 15.75 Ju m lah

(38)

16

5. Rasio Beban Tanggungan.

Rasio beban tanggungan yaitu membandingkan jumlah penduduk berusia tidak produktif (usia < 15 tahun dan > 64 tahun) dengan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun)

Rasio beban tanggungan di Kabupaten Tabalong tahun 2015 sebesar 46% (tabel lampiran 2). Angka ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan Rasio beban tanggungan tahun 2014 sebesar 49%. Perbandingan rasio beban tanggungan dari Tahun 2013 sampai dengan Tahun 2015 dapat dilihat pada grafik 2.12 berikut :

Grafik 2.12

Rasio Beban Tanggungan di Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015

Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2015

6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin.

Rasio jenis kelamin di Kabupaten Tabalong pada tahun 2015 adalah 103.16%, sedikit lebih banyak penduduk laki-laki dibandingkan perempuan (tabel lampiran 2). Sedangkan untuk mengetahui pertumbuhan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kabupaten Tabalong dari Tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 dapat dilihat pada grafik 2.13 berikut :

Grafik 2.13

Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015

Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2015

40 45 50 2013 2014 2015 47,3 49 46 110.000 115.000 120.000 125.000 2013 2014 2015 117.698 119.767 121.661 114.001 116.010 117.932 pria wanita

(39)

17

C. SOSIAL EKONOMI

1. Mata Pencaharian Penduduk

Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Kabupaten Tabalong, pada tahun 2015, mata pencaharian penduduk di Kabupaten Tabalong terbanyak adalah di sektor Pertanian Tanaman, Peternakan, Perburuan dan Kegiatan Ybdi yaitu sebesar 63.881 orang, kemudian di urutan kedua di sektor Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor sebanyak 15.047 orang. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1:

Tabel 2.1

Mata Pencaharian Penduduk KabupatenTabalongTahun 2015

NO KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA

JENIS KELAMIN

(PER ORANG) T O T A L

LAKI-LAKI PEREMPUAN

1 Pertanian Tanaman, Peternakan,

Perburuan dan Kegiatan Ybdi 34.404 29.477 63.881 2 Perdagangan Eceran, Bukan Mobil dan

Sepeda Motor 5.970 9.077 15.047

3 Pertambangan Btu Bara dan Lignit 8.375 330 8.705 4 Jasa Pendidikan 3.182 2.872 6.054 5 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan

dan Jaminan Sosial 2.527 1.025 3.552 6 Jasa Peorangan Lainnya 1.876 1.592 3.468 7 Konstruksi Gedung 2.719 128 2.847 8 Kehutanan dan Penebangan Kayu 2.604 203 2.807 9 Angkutan Darat dan Angkutan Melalui

Saluran Pipa 2.393 - 2.393

10 Perdagangan, Reparasi dan Perawatan

Mobil dan Motor 1.739 421 2.160

T O T A L 65.789 45.125 108.754

Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2015

2. Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan tamat Pendidikan SD–S2.

Persentase penduduk yang tamat SMA/MA sebanyak 17%, SMP/MTs sebanyak 20%, SD/MI sebanyak 26% dan tidak tamat sebanyak 27%. Lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 2.14 berikut :

(40)

18 Grafik 2.14

Persentase Penduduk yang tamat pendidikan SD - S2 Tahun 2015

Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2015

Sedangkan persentase tingkat pendidikan penduduk berdasarkan jenis kelamin laki-laki di Kabupaten Tabalong yang berusia 10 tahun ke atas dapat dilihat pada grafik 2.15 berikut :

Grafik 2.15

Tingkat Pendidikan PendudukLaki-laki tamat pendidikan SD–S2 Tahun 2015

Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2015

Untuk persentase tingkat pendidikan penduduk berdasarkan jenis kelamin perempuan di Kabupaten Tabalong yang berusia 10 tahun ke atas dapat dilihat pada grafik 2.16 berikut :

Tidak Tamat 27% SD/MI 26% SMP/MTs 20% SMA/MA 17% SMK 4% Diploma I/DII 1% Diploma III 1% Diploma IV/S1 4% S2/S3 0% Tidak Tamat SD 23% SD/MI 24% SMP/MTs 21% SMA/MA 20% SMK 5% Diploma I/DII 1% Diploma III 1% Diploma IV/S1 4% S2/S3 1%

(41)

19 Grafik 2.16

Tingkat Pendidikan Penduduk Perempuan tamat pendidikan SD - S2 Tahun 2015

Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2015

3. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melek Huruf Menurut Jenis Kelamin Laki-laki dan Perempuan.

Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan Status Kesehatan. Salah satu indikator mengenai sumbangan pendidikan pada kesehatan adalah angka Melek Huruf. Angka Melek Huruf merupakan angka yang menunjukan kemampuan membaca dan menulis sebagai kemampuan dasar minimal yang harus dimiliki oleh setiap individu diatas 10 tahun. Persentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang melek huruf di Kabupaten Tabalong pada tahun 2015 sebesar 98.60%. Untuk mengetahui persentase penduduk usia 10 tahun keatas yang melek huruf menurut jenis kelamin lebih rinci dapat dilihat pada grafik 2.17 berikut :

Grafik 2.17

Persentase Penduduk Usia 10 Tahun keatas yang Melek Huruf Menurut Jenis Kelamin Laki-laki dan Perempuan di Tahun 2015

Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2015

Tidak Tamat SD 32% SD/MI 27% SMP/MTs 18% SMA/MA 14% SMK 3% Diploma I/DII 1% Diploma III 1% Diploma IV/S1 4% S2/S3 0% 96,50 97,00 97,50 98,00 98,50 99,00 99,50 100,00

Laki - laki Perempuan

99,52

97,64

Per

sen

(42)

BAB III

(43)

21

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. UMUR HARAPAN HIDUP (UHH)

Derajat Kesehatan tidak hanya ditentukan oleh pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana/prasarana kesehatan tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sosial ekonomi, pendidikan dan faktor lainnya. Faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap angka mortalitas, angka morbiditas dan situasi gizi masyarakat. Angka tersebut dapat digunakan untuk menggambarkan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Tabalong.

Selain ketiga faktor tersebut pada bagian ini juga diinformasikan mengenai Umur Harapan Hidup (UHH) yang digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk. UHH tahun 2014 berdasarkan data dari BPS Kabupaten Tabalong yaitu 69,39 lebih tinggi dari UHH pada tahun 2013 yaitu 69,36. Sedangkan UHH Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2013 sebesar 64,82. Selengkapnya dapat dilihat pada grafik 3.1 berikut :

Grafik 3.1

Umur Harapan Hidup Kabupaten Tabalong 2012 s/d 2015

Sumber : BPS Kabupaten Tabalong Tahun 2015

64,52 64,82 69,31 69,36 69,39 62 63 64 65 66 67 68 69 70 2012 2013 2014 2015 Kal-Sel Tabalong

(44)

22

B. MORTALITAS/ANGKA KEMATIAN

Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu. Mortalitas atau kejadian kematian dalam suatu masyarakat dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi kesehatan masyarakat, keberhasilan pelayanan kesehatan dan keberhasilan program-program pembangunan kesehatan lainnya. Pada bagian ini kita dapat melihat bagaimana gambaran kejadian kematian dalam periode tahun terakhir di Kabupaten Tabalong.

1. Angka Kematian Neonatal (AKN) per-1.000 Kelahiran Hidup.

Angka Kematian Neonatal (AKN) adalah jumlah penduduk yang meninggal satu bulan pertama setelah kelahiran (0-28 hari) yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.

Angka kematian Neonatal di Kabupaten Tabalong pada tahun 2015 sebesar 8,2 per 1.000 kelahiran hidup atau 34 neonatal dari 4.127 kelahiran hidup. Untuk mengetahui angka kematian neonatal per puskesmas dapat dilihat pada tabel berikut :

Grafik 3.2

Jumlah Kematian Neonatal Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2015

Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2015

4 1 1 9 0 4 2 4 1 2 0 0 0 0 1 3 0 2

(45)

23

2. Angka Kematian Bayi (AKB) per-1.000 Kelahiran Hidup.

Infant Mortality Rate atau Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator

yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat sehingga banyak program kesehatan yang ada ditujukan untuk menurunkan AKB ini. AKB ini didefinisikan sebagai jumlah bayi yang meninggal pada fase antara kelahiran hingga bayi belum mencapai umur 1 tahun per 1000 kelahiran hidup.

Angka kematian bayi diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu rendah jika AKB kurang dari 20; sedang 20-49, tinggi 50-99 dan sangat tinggi jika AKB di atas 100 per 1000 kelahiran hidup (Depkes, 2009).

Angka kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Tabalong tahun 2015 adalah 9,2 per 1000 kelahiran hidup atau sebanyak 38 bayi dari sejumlah 4.127 kelahiran hidup sehingga dapat dikategorikan rendah jika dibandingkan dengan tahun 2014 terjadi penurunan. Tahun 2014 AKB-nya 9,5 per 1000 kelahiran hidup atau 38 bayi dari sejumlah 3.979 kelahiran hidup. Sedangkan tahun 2013, AKB di Kabupaten Tabalong sebesar 12,2 per 1000 kelahiran hidup atau 52 bayi dari sejumlah 4.272 kelahiran hidup. Untuk lebih rinci dapat di lihat pada grafik 3.3. berikut ini :

Grafik 3.3

Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup di Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015

Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2015

12,2 9,5 9,2 0 2 4 6 8 10 12 14 2013 2014 2015

(46)

24 Grafik diatas menunjukkan dari 1.000 kelahiran hidup terdapat 9 sampai 10 bayi meninggal dunia. Data Absolut kematian bayi tahun 2014 berjumlah 38 bayi. Untuk melihat jumlah kematian bayi per Puskesmas dapat dilihat pada grafik 3.4 berikut :

Grafik 3.4

Jumlah Kematian Bayi Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2013 - 2015

Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2015

Secara Nasional target MDG’s untuk angka kematian bayi pada tahun 2015 ditargetkan akan menurun menjadi dua pertiga dari kondisi tahun 1999. Target Indonesia Sehat 2015 yaitu 58 per 1000 kelahiran hidup.

3. Angka Kematian Anak Balita (AKABA) per 1.000 Kelahiran Hidup.

Angka kematian anak balita (AKABA) mencerminkan besarnya faktor lingkungan yang berpengaruh pada status kesehatan anak seperti gizi, sanitasi, penyakit menular pada masa kanak-kanak dan kecelakaan yang terjadi didalam dan sekitar rumah. Angka ini juga mencerminkan tingkat dan besarnya kemiskinan, oleh karena itu merupakan indikator yang sensitif untuk menilai tingkat pembangunan ekonomi masyarakat.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 B. LA WA S PU GA AN KEL UA M. AG UN G M. HA RUS TA NT A TA NJU NG HIK UN M. PU DA K MA BU' UN HA RU AI WI RA NG B. AR A PA NA AN UP AU M. UY A RIB AN G JAR O 2013 4 2 2 8 3 6 2 1 1 4 5 - 3 - 1 1 3 6 2014 11 1 1 2 4 5 3 4 1 - 1 - - - 3 - 1 1 2015 5 1 1 9 - 4 3 4 1 2 - - - - 2 4 - 2 Ju m lah

(47)

25 AKABA adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1000 kelahiran hidup. Nilai normatif untuk AKABA berdasarkan pedoman MDGs adalah >140 sangat tinggi, 71-140 tinggi, sedang 20-70 dan rendah <20.

Pada tahun 2015, di Kabupaten Tabalong tidak terdapat kematian anak balita, baik yang dilaporkan ataupun yang tidak dilaporkan, keadaan ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014 dimana terdapat 4 kematian anak balita yang tidak dilaporkan dan 1 AKABA yang dilaporkan. Sedangkan Angka Kematian Balita (AKABA) tahun 2013 yang dilaporkan nihil. Lebih rinci bisa dilihat pada Grafik 3.5 berikut :

Grafik 3.5

Angka Kematian Balita (AKABA) Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015

Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2015

4. Jumlah Kematian Ibu/Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup (DepKes 2009). Angka Kematian Ibu secara langsung digunakan untuk memonitor kematian terkait dengan kehamilan.

Jumlah Kematian Ibu di Kabupaten Tabalong pada tahun 2015 sebanyak 6 ibu meninggal dari 4.127 kelahiran hidup. Angka ini setara dengan 145 per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) tahun 2015 ini lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 176 per 100.000

0 1 0 0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 2013 2014 2015 Per 1 0 0 0 ke la h ir an h id u p

(48)

26 kelahiran hidup. Gambaran angka kematian ibu sejak tahun 2013 sampai tahun 2015 dapat dilihat pada grafik 3.6, berikut ini :

Grafik 3.6

Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015

Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2015

Target AKI untuk MDGs tahun 2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup. Kondisi AKI ini masih tinggi di banding target MDGs tahun 2015.

Dalam upaya percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI), di Indonesia sejak tahun 2007 telah dikembangkan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Untuk mengetahui data kematian ibu per puskesmas dapat dilihat pada grafik 3.7 berikut

Grafik 3.7

Jumlah Kematian Ibu Hamil, Ibu Melahirkan, dan Ibu Nifas Per Puskesmas Kabupaten Tabalong Tahun 2014-2015

Sumber: Bidang YanKes DinKes Kabupaten Tabalong Tahun 2015

164 176 145 0 50 100 150 200 2013 2014 2015 p e r 100. 000 ke lah ir an h id u p 1 1 2 2 3 B. LA W AS PU GA AN KE LU A M. AG UN G M. HA RU S TA NT A TA NJ UN G HI KU N M. PU DA K M AB U' UN HA RU AI WI RA NG B. AR A PA NA AN UP AU M. UY A RIB AN G JA RO Ibu Hamil 2014 2 - - - 2 - - - -Ibu Hamil 2015 - - - 1 - - - -Ibu Melahirkan 2014 - - - 1 - - -Ibu Melahirkan 2015 - - - -Ibu Nifas 2014 1 - - - 1 - -Ibu Nifas 2015 1 - - - 1 - 1 - - - - 1 - - - 1 - -Ju m lah

(49)

27

C. MORBIDITAS/ANGKA KESAKITAN

Morbiditas atau angka kesakitan adalah angka insidensi (jumlah kasus baru) atau

prevalensi (jumlah kasus baru+lama) dari suatu penyakit yang terjadi pada

populasi dalam kurun waktu tertentu. Morbiditas berhubungan dengan terjadinya atau terjangkitnya penyakit dalam populasi, baik fatal maupun non fatal. Angka morbiditas lebih cepat menentukan keadaan kesehatan masyarakat dari pada angka mortalitas, karena banyak penyakit yang mempengaruhi kesehatan hanya mempunyai mortalitas yang rendah

Banyaknya orang sakit menggambarkan kondisi kesehatan suatu wilayah indikator yang biasa digunakan antara lain adalah insiden (Incidence Rate = IR) dan atau Prevalensi (Prevalence Rate = PR), keduanya menunjukkan kejadian penyakit tertentu saja. Bersama dengan prevalensi dan insidensi digunakan juga indikator tingkat kematian suatu penyakit (Case Fatality Rate = CFR).

Pola penyakit yang menduduki peringkat 10 penyakit terbanyak kunjungan baik rawat jalan maupun rawat inap di Puskesmas se-Kabupaten Tabalong dapat kita lihat pada tabel 3.1 berikut :

Tabel 3.1

Data 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Rawat Inap & Rawat Jalan Di Puskesmas se-Kabupaten Tabalong Tahun 2013 s/d 2015

Sumber: Rekapitulasi SP2TP tahun 2013 - 2015

NO 2013 2014 2015

1 ISPA 15.740 Darah Tinggi 11.602 ISPA 6.088

2 Darah Tinggi 12.693 ISPA 10.823 Common Cold 3.990

3 ISPA Lain 8.117 Common Cold 9.776 Hypertensi 3.916

4 Common Cold 6.748 ISPA Lain 9.240 ISPA Lain 2.367

5 Tukak Lambung 6.231 Diare 4.703 Mylagia 1.909

6 Dermatitis 4.639 Dermatitis 3.989 Gastric Ulser 1.806

7 Asma 3.906 Asma 3.884 Diabetes Mellitus 1.600

8 Diare 3.641 Dyspepsia 3.590 Tukak Lambung 1.400

9 Dyspepsia 3.039 Tukak Lambung 2.826 Allergic Contact

Dermatitis 1.353

10 Mylagia 2.861 Diabetes

(50)

28 Dari data di atas, kasus penyakit infeksi seperti ISPA masih tinggi, demikian pula kunjungan penyakit degeneratif seperti darah Tinggi menunjukkan trend yang terus meningkat.

Sedangkan untuk data kunjungan 10 penyakit terbanyak instalasi rawat jalan di RSUD H. Badaruddin pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 3.2 dan 3.3 yang menunjukkan bahwa pola 10 penyakit terbanyak di Rumah Sakit sebagian besar berkisar pada penyakit infeksi dan generatif, meskipun jika dibandingkan tahun sebelumnya, penyakit infeksi telah menunjukkan penurunan sedangkan penyakit degeneratif menunjukkan peningkatan. Lebih rinci dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2

10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Rawat Jalan Di RSUD H.Badaruddin Tanjung Tahun 2013 s/d 2015

Sumber : RSUD H. Badaruddin Tanjung Tahun 2015

Untuk pola penyakit terbanyak di unit rawat inap dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut :

NO 2013 2014 2015

1 Hypertensi 714 Hypertensi 859 Diabetes melitus 1.095

2 Diabetes melitus 594 Diabetes

melitus 774 Dyspepsia 927

3 Dyspepsia 485 Dyspepsia 551 Hypertensi 802

4 TBC Paru 229 Bronchitis 486 Gastroenteritis Akut 432

5 Common Cold 211 TBC Paru 314 ISPA 420

6 Myalgia 194 Gastroenteritis 280 Dengue Fever 335

7 Febris 168 ISPA 267 Hepatitis 267

8 Gastroenteritis 160 Common Cold 231 TBC Paru 262

9 Tonsilopharyngitis 124 Chronic

Hepatitis 218 Thypoid Fever 122

(51)

29 Tabel 3.3

Pola 10 Penyakit Terbanyak Kunjungan Rawat Inap Di RSUD H.Badaruddin Tanjung Tahun 2013 s/d 2015

Sumber: RSUD H Badaruddin Tanjung Tahun 2015

Gambaran kondisi kesakitan (morbiditas) yang perlu mendapatkan perhatian, baik penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial wabah/KLB maupun penyakit tidak menular yang dapat dilihat pada uraian berikut.

1. Malaria

Malaria yang dikatagorikan sebagai “vektor borne desease” merupakan salah

satu penyakit menular yang upaya penurunan kasusnya terkait dengan komitmen internasional dalam Millenium Development Goals (MDGs). Sampai saat ini malaria masih merupakan permasalahan kesehatan di Indonesia termasuk di Kabupaten Tabalong.

Angka kesakitan malaria selama tahun 2013 - 2015 cenderung fluktuatif. Jumlah penderita malaria klinis di Kabupaten Tabalong yang dilaporkan pada tahun 2015 sebanyak 4.236 orang dan jumlah malaria positif sebanyak 1.696 orang dengan API 7,3 per 1000 penduduk. Data malaria positif tahun 2014 sebesar 1.726 orang dengan API 7,3 per 1.000 penduduk. Sedangkan Jumlah

NO 2013 2014 2015

1 Gastro enteritis accut 524 Gastro

enteritis accut 378 Demam berdarah dengue 821 2 Dyspepsia 455 Dengue Haemorrhagic Fever 254 Gastroenteritis Akut 546

3 Febris 333 Dyspepsia 240 Hypertensi 503

4 Hypertensi 263 Hypertensi 232 Dyspepsia 492

5 Contusion cerebral 244 Typhoid fever 162 Penyakit Jantung 237

6 Common Cold 192 Diabetes

Mellitus 158 ISPA 218

7 Diabetes Mellitus 186 Chronic

Hepatitis 153 Diabetes Mellitus 204

8 Typoid Fever 173 Asthma 137 Typoid Fever 130

9 Stroke 151 Accute

Gastritis

124

TBC Paru 88

Gambar

Grafik  3.11 berikut:
TABEL 1 LUAS WILAYAH,  JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN KABUPATENTABALONG TAHUN2015 LUASJUMLAHRATA-RATAKEPA WILAYAHRUMAHJIWA/RUMAHPEND (km2)TANGGATANGGAper  123456789 1BANUA LAWAS161,6715
TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR KABUPATENTABALONG TAHUN2015 JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI  PEREMPUANLAKI-LAKI+PEREMPUANRASIO JENIS K 123456 10 - 411.04610.66821.714103,54 25 - 911.82510.85122.676108,98 310 - 1411.62711.00422.631
TABEL 7 KABUPATENTABALONG TAHUN2015 LPL+PJUMLAH%JUMLAH%JUMLAH%JUMLAH%JUMLAH 1234567891011121314151617 1BANUA LAWASBANUA LAWAS9.4829.87719.3595          62,503          37,508           8          53,337          46,6715         -            2PUGAANPUGAAN3.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Profil Kesehatan Kabupaten ini pada intinya berisi berbagai data/informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten Gianyar Tahun

Dengan adanya profil kesehatan ini dapat diketahui capaian program kesehatan di Kabupaten Boyolali Tahun 2013, situasi derajat kesehatan masyarakat Boyolali, upaya kesehatan

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2012 2 Informasi utama yang dapat diperoleh dari Profil ini adalah Situasi Derajat Kesehatan Masyarakat dapat dilihat dari berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2013 2 Informasi utama yang dapat diperoleh dari Profil ini adalah Situasi Derajat Kesehatan Masyarakat dapat dilihat dari berbagai

Profil Kesehatan Kabupaten Bekasi Tahun 2019 Tujuan umum disusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Bekasi ini adalah diperolehnya gambaran tentang situasi kesehatan di Kabupaten

Profil Kesehatan Kabupaten ini pada intinya berisi berbagai data/informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten Gianyar Tahun

Profil Kesehatan Kabupaten Poso adalah gambaran situasi Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Poso yang diterbitkan setiap tahunnya. Dalam setiap terbitan Profil

Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Gayo Lues Tahun 2016 disusun dengan tujuan untuk memberikan gambaran secara umum tentang kondisi derajat kesehatan, cakupan upaya