• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 SSK (Pemutakhiran) Gresik 2015 Rev 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 SSK (Pemutakhiran) Gresik 2015 Rev 2"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1.

1.1. Latar BelakangLatar Belakang Hingga saat ini

Hingga saat ini akses masyarakat terhadap layanan sanitasi permukimanakses masyarakat terhadap layanan sanitasi permukiman (Air limbah domestik, sampah rumah tangga dan drainase lingkungan) masih (Air limbah domestik, sampah rumah tangga dan drainase lingkungan) masih sangat rendah. Banyak hal yang menjadi penyebab rendahnya akses sanitasi sangat rendah. Banyak hal yang menjadi penyebab rendahnya akses sanitasi ini, mulai dari kurangnya perhatian Pemerintah akan pentingnya sanitasi yang ini, mulai dari kurangnya perhatian Pemerintah akan pentingnya sanitasi yang sering mengakibatkan pembangunan sanitasi belum menjadi prioritas sering mengakibatkan pembangunan sanitasi belum menjadi prioritas pembangunan dari pemerintah, hingga rendahnya kebutuhan masyarakat pembangunan dari pemerintah, hingga rendahnya kebutuhan masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang sehat. Lebih jauh buruknya kondisi untuk menciptakan lingkungan yang sehat. Lebih jauh buruknya kondisi sanitasi

sanitasi membawa membawa dampak dampak atau atau efek efek domino domino yang yang sangat sangat luas, sepertiluas, seperti penurunan kualitas lingkungan hidup termasuk

penurunan kualitas lingkungan hidup termasuk pencemaran sumber air bersih,pencemaran sumber air bersih, meningkatnya angka penyakit sebagai akibat sanitasi buruk, hingga meningkatnya angka penyakit sebagai akibat sanitasi buruk, hingga menurunnya

menurunnya citra citra kabupaten/kota kabupaten/kota sebagai sebagai daerah daerah tujuan tujuan wisata wisata atauatau investasi dan

investasi dan menurunnya kesmenurunnya kesejahteraan masyarejahteraan masyarakat secara umumakat secara umum..

Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) adalah Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) adalah program untuk meningkatkan dan mempercepat perencanaan dan investasi program untuk meningkatkan dan mempercepat perencanaan dan investasi sektor sanitasi yang dilaksanakan selama periode pertama (

sektor sanitasi yang dilaksanakan selama periode pertama (first cycle first cycle ) 2010) 2010 – – 2014 dan periode kedua (

2014 dan periode kedua (second cycle second cycle ). Pemerintah Kabupaten Gresik telah). Pemerintah Kabupaten Gresik telah mengikuti PPSP pada periode pertama yang telah menghasilkan Buku Putih mengikuti PPSP pada periode pertama yang telah menghasilkan Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) pada tahun 2011, Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) pada tahun 2011, kemudian Memorandum Program Sanitasi (MPS) pada tahun 2012. Memasuki kemudian Memorandum Program Sanitasi (MPS) pada tahun 2012. Memasuki peiode kedua PPSP, pemerintah Kabupaten Gresik turut serta dalam peiode kedua PPSP, pemerintah Kabupaten Gresik turut serta dalam penyusunan pemutakhiran SSK pada tahun ini. Dokumen SSK Pemutakhiran penyusunan pemutakhiran SSK pada tahun ini. Dokumen SSK Pemutakhiran merupakan gabungan dari dokumen BPS, SSK dan MPS yang disusun pada merupakan gabungan dari dokumen BPS, SSK dan MPS yang disusun pada periode pertama yang

periode pertama yang dimutakhirkandimutakhirkan..

Strategi Sanitasi Kabupaten Gresik adalah suatu dokumen perencanaan Strategi Sanitasi Kabupaten Gresik adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan

yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensifstrategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada

pada tingkat tingkat Kabupaten Kabupaten yang yang dimaksudkan dimaksudkan untuk untuk memberikan memberikan arah arah yangyang  jelas, tegas dan menyeluruh

(2)

dengan tujuan agar pembangunan sanitasi dapat berlangsung secara sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan.

Guna menghasilkan Strategi Sanitasi Kabupaten sebagaimana tersebut di atas, maka diperlukan suatu kerangka kerja yang menjadi dasar dan acuan bagi penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten dengan tujuan agar strategi sanitasi tersebut memiliki dasar hukum yang jelas dan dapat diimplementasikan. Kerangka kerja Strategi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Gresik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Strategi Sanitasi Kabupaten Gresik. Kerangka kerja sanitasi ini merupakan salah satu produk yang dihasilkan oleh kelompok kerja sanitasi.

Pengembangan layanan sanitasi kota harus didasari oleh suatu rencana pembangunan sanitasi jangka menengah (5 tahun) yang komprehensif dan bersifat strategis. Rencana jangka menengah yang juga disebut Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) itu memang dibutuhkan mengingat kabupaten/kota di Indonesia akan memerlukan waktu bertahun-tahun (multi years ) untuk memiliki layanan sanitasi yang memenuhi prinsip layanan Sanitasi menyeluruh. Strategi Sanitasi Kabupaten juga dibutuhkan sebagai pengikat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD-SKPD) dan para pelaku pembangunan sanitasi lainnya untuk dapat terus bersinergi mengembangkan layanan sanitasi kotanya. Setelah disepakati, Strategi Sanitasi Kabupaten akan diterjemahkan ke dalam rencana tindak tahunan (annual action plan ). Isinya, informasi lebih rinci dari berbagai usulan kegiatan (program atau proyek) pengembangan layanan sanitasi kota yang disusun sesuai tahun rencana pelaksanaannya.

Memasuki tahun 2015, Pemerintah Indonesia akan memasuki periode RPJMN baru 2015-2019 yang menetapkan target baru yaitu 100% (universal access ) akses sanitasi layak di akhir tahun 2019. Dalam upaya untuk mencapai target tersebut dirasakan pentingnya Kabupaten Gresik memiliki dokumen strategi sanitasi yang berkelanjutan. Untuk itu Pokja Sanitasi Kabupaten Gresik melalui Program Percepatan Pembangunan Sanitasi tahap kedua melakukan Pemutakhiran SSK pada tahun 2015 ini.

Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten Gresik berisi tentang pemetaan sanitasi skala kabupaten, kerangka pengembangan dan pentahapan pembangunan sanitasi dan strategi, serta kebutuhan

(3)

program/kegiatan pembangunan sanitasi di kabupaten Gresik hingga 5 (lima) tahun kedepan. Pemutakhiran SSK merupakan pemantapan dari perencanaan SSK yang telah lewat masa perencanaannya untuk menjaga keberlanjutan perencanaan sanitasi dan mengakomodasikan pencapaian target universal access pada tahun 2019. Dokumen SSK Kabupaten Gresik yang telah disusun periode sebelumnya (tahun 2011) untuk mencapai target MDG’s pada tahun 2015 dan RPJMN 2010 -2014 diantaranya bebas buang air besar sembarangan (BABS), tersedianya akses terhadap pengelolaan sampah bagi 80% rumah tangga di daerah perkotaan, menurunnya luas genangan sebesar 22.500 Ha di 100 kawasan strategis perkotaan. Sedangkan penyusunan pemutakhiran SSK 2015 untuk mencapai Universal Access   sesuai target RPJMN 2015-2019 yaitu 100  – 0  –  100 yang berupa 100% pemenuhan layanan air bersih/minum, 0% kawasan kumuh dan 100% layanan sanitasi dasar. Pemutakhiran SSK ini akan dijadikan dasar penyusunan rencana program dan kegiatan SKPD terkait sektor sanitasi tiap tahunnya.

Dokumen Pemutakhiran SSK Kabupaten Gresik tahun 2015 periode pelaksanaan 2016-2020 disusun dengan merujuk pada dokumen SSK yang sudah ada dan lebih difokuskan pada upaya untuk mengimplementasikan program dan kegiatan jangka menengah dalam upaya mencapai  universal access . Untuk memastikan dokumen Pemutakhiran SSK dapat diimplementasikan maka dalam proses penyusunannya disinkronkan dengan dokumen-dokumen perencanaan yang ada di kabupaten seperti RTRW, RPJMD, Renstra SKPD dan Renja SKPD.

Keterkaitan dokumen SSK dengan RTRW dan RPJMD adalah bahwa dokumen SSK mendukung dan mengacu pada visi dan misi pembangunan yang tertuang dalam RTRW dan RPJMD sebagaimana terlihat pada Gambar 1.1. SSK pemutakhiran menjadi dokumen yang mengacu pada dokumen perencanaan yang disusun sebelumnya seperti RTRW, RPJMD khusus sektor sanitasi serta bisa memberi masukan umpan balik (feed-back ) dan melengkapi penyusunan RPJMD pada periode berikutnya. Dokumen SSK pemutakhiran bisa menjadi salah satu acuan dalam penyusunan dokumen perencanaan lain seperti Renstra SKPD, Renja SKPD dan RPI2JM untuk sektor sanitasi.

(4)

Gambar 1.1.Kedudukan Dokumen Pemutakhiran SSK dengan Dokumen Perencanaan Lainnya

1.2. Metodologi Penyusunan

Dokumen Pemutakhiran SSK Kabupaten Gresik disusun berdasarkan karakteristik daerah dan melibatkan sebanyak mungkin pelaku dari berbagai unsur dengan tetap melibatkan peran serta masyarakat dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kegiatan awal yang dilaksanakan dalam tahapan penyusunan dokumen ini berupa rapat internalisasi Pokja Sanitasi, lokakarya, dialog dan pertemuan dengan lembaga yang terkait. Diharapkan dapat menghasilkan rencana kerja, jadwal, data, dukungan politis dan pendanaan dalam penyusunan dokumen Pemutakhiran SSK Kabupaten Gresik. Pendekatan dan metodologi yang digunakan dalam penyusunan dokumen Pemutakhiran SSK Kabupaten Gresik dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Sumber Data

1) Pengumpulan data dan dokumen dari masing-masing SKPD yang terkait, baik langsung atau tidak langsung seperti data statistik, laporan, tabel, foto dan peta.

(5)

2) Narasumber, baik dari instansi pemerintah yang terkait, pihak swasta, tokoh masyarakat dan masyakat sipil.

3) Survey studi Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment = EHRA) dengan menyebarkan kuisioner kepada masyarakat.

4) Studi Kajian Spesifik (Studi Keuangan dan Kelembagaan, Studi SSA (Supply Sanitation Assesment ), Studi media dan Komunikasi, Studi PMJK (Pemberdayaan Masyarakat Jender dan Kemiskinan) dan Studi Sanitasi Sekolah).

b. Pengumpulan Data

1) Studi literatur dan data sekunder

2) Melakukan observasi dan wawancara responden 3) FGD (Focus Group Discussion )

c.  Analisa Data

Beberapa analisa data yang dilakukan :

1)  Analisa data EHRA yang sumber datanya dari survey EHRA. Output dari analisa ini adalah IRS (Indeks Resiko Sanitasi)

2)  Analisa instrumen profil sanitasi yang menghasilkan peta area beresiko untuk 3 komponen (air limbah domestik, persampahan, drainase) dan zona dan sistem untuk ketiga komponen tersebut.

3)  Analisa instrument perencanaan yang menghasilkan perkiraan biaya dan volume sistem dan teknologi yang dipilih untuk komponen air limbah domestik, persampahan, drainase.

d. Merumuskan Strategi Sanitasi Kabupaten yang menjadi basis penyusunan program dan kegiatan pembangunan sanitasi kota jangka menengah (5 tahun). Dengan alat analisis SWOT mengkaji kekuatan, kelemahan, Peluang dan tantangan dan Penentuan Zona Sanitasi.

e. Melakukan konsolidasi penganggaran dan pemasaran sanitasi Kegiatan yang dilakukan :

(6)

1) Melakukan kesepahaman dan kesamaan persepsi tentang program, kegiatan dan indikasi pendanaan sanitasi kepada stakeholder terkait di tingkat Kab./Kota, Provinsi dan Pusat.

2) Membangun kesepahaman dan dukungan terhadap program, kegiatan dan pendanaan pembangunan sanitasi dari berbagi pemangku kepentingan baik pemerintah maupun nonpemerintah di tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat, kemudian mengalokasikan anggarannya untuk pembangunan sanitasi di daerah.

Output dari kegiatan ini adalah :

1) Teridentifikasinya program, kegiatan dan besaran pendanaan yang diperlukan untuk mencapai sasaran.

2) Terbangunnya komitmen program, kegiatan dan indikasi sumber pendanaan pembangunan sanitasi di tingkat Kabupaten/Kota.

3) Dibahasnya daftar program, kegiatan dan indikasi sumber serta besaran pendanaan pembangunan sanitasi di tingkat Provinsi dan Pusat.

4) Tersusunnya deskripsi program/kegiatan yang belum ada sumber pendanaan (funding gap ).

5) Teridentifikasinya sumber pendanaan indikatif dari APBD, APBD Provinsi,  APBN, maupun sumber lainnya.

6) Teridentifikasi program, kegiatan dan indikasi besaran pendanaan yang belum ada sumber pendanaan (funding gap ).

f. Review dokumen SSK yang disusun pada periode sebelumnya

Melakukan review pada data-data hasil kajian dan program kegiatan yang telah direalisasikan dari dokumen SSK awal selanjutnya dilakukan pemutakhiran data dan strategi untuk mencapai target universal access layanan layak sanitasi.

1.3. Dasar Hukum

Penyusunan dokumen Pemutakhiran SSK Kabupaten Gresik Tahun 2016-2020 mengacu kepada peraturan perundang-undangan maupun kebijakan

(7)

yang berlaku saat laporan ini disusun. Peraturan dan perundangan maupun kebijakan tersebut diantaranya sebagai berikut:

a. Peraturan Perundangan

1) UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara 2) UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air

3) UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

4) UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

5) UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

6) UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang 7) UU No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah 8) UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

9) UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

10) UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman. 11) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

b. Peraturan Presiden

1) Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019

2) Peraturan Presiden No. 185 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan  Air Minum dan Sanitasi

3) PP No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

4) Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2009 tentang Pemberian Jaminan dan Subsidi Bunga Oleh Pemerintah Pusat Dalam Rangka Percepatan Penyediaan Air Minum.

c. Keputusan Presiden

1) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian Dampak Lingkungan.

2) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air.

(8)

3) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air

d. Peraturan Pemerintah

1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1982 Tentang Pengaturan Air.

2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air.

3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai.

4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

e. Keputusan Menteri

1) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7/1995 Tentang Program Kali Bersih.

2) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 829/MENKES/1999 Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan

3) Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.

4) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X/2004 Tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).

5) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852/MENKES/SK/IX/2008 Tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

f. Peraturan Menteri

1) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/1992 Tentang Persyaratan dan Pengawasan Kualitas Air

(9)

2) Permen PU 494/PRT/M/2005 tentang Kebijakan Nasional Strategi Pengembangan (KNSP) Perumahan dan Permukiman

3) Permen PU 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KSNP) Sistem Penyediaan Air Minum

4) Permen PU 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan (KSNP-SPP) Sistem Pengelolaan Persampahan

5) Permendagri No. 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan APBD TA 2015

6) Permenkes No. 3 tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

g. Instruksi Menteri

Instruksi Menteri Dalam Negeri No.8/1998 tentang Petunjuk Kerjasama antara PDAM dengan Pihak Swasta

h. Petunjuk Teknis

1) Petunjuk Teknis Nomor KDT 616.98 Ped I judul Pedoman Teknis Penyehatan Perumahan.

2) Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Petunjuk Teknis Tata Cara Pengoperasian Dan Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Non Kakus.

3) Petunjuk Teknis Nomor KDT 307.14 Man P judul Manual Teknis MCK 4) Petunjuk Tenis Nomor KDT 363.72 Pet B judul Petunjuk Tenis

Pembuatan Sumur Resapan

5) Petunjuk Teknis Nomor KDT 636.728 Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos Rumah Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan, Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali Di TPA Sampah.

6) Petunjuk Teknis Nomor KDT 361.728 Pet I judul Petunjuk Teknis Pengomposan Sampah Organik Skala Lingkungan.

7) Petunjuk Teknis Nomor KDT 627.54 Pan I judul Panduan Dan Petunjuk Praktis Pengelolaan Drainase Perkotaan

(10)

9) Petunjuk Teknis Nomor KDT 363.728 Pet D judul Pedoman Teknis Tata Cara Sistem Penyediaan Air Bersih Komersil Untuk Permukiman.

i. Perda dan Keputusan Gubernur Jawa Timur

1) Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air di Provinsi Jawa Timur.

2) Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur No 4 Tahun 2010 tentang Sampah Regional.

3) Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 61 tahun 1999 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Rumah Sakit.

4) Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 29 Tahun 2000 tentang Tata Cara Permohonan Izin Pembuangan Limbah Cair ke Sumber-Sumber Air di Provinsi Jawa Timur.

 j. Peraturan Daerah

1) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 6 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintah yang menjadi Kewenangan Kabupaten Gresik;

2) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 2 Tahun 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Gresik.

3) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 9 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Sampah,

4) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 6 Tahun 1990 Tentang Penyelengaraan Kebersihan Dalam Kabupaten Gresik.

5) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 31 Tahun 2000 tentang Pemanfaatan Tanah Pengairan Yang Dikuasai Pemerintah Kabupaten Gresik

6) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 16 Tahun 2001 tentang Ijin Usaha Jasa Konstruksi

7) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 10 Tahun 2003 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan Kebersihan

8) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Irigasi

(11)

9) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 22 Tahun 2000 tentang Ijin Mendirikan Bangunan.

10) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 26 Tahun 1992 Rencana Umum Tata Ruang Kota Kabupaten Gresik

11) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 10 Tahun 2005 Tentang Retribusi Analisis Mengenai Dampak Lalu Lintas Pembangunan Kawasan Di Kabupaten Gresik

12) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 20 Tahun 2001 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik s/d 2014

13) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 15 Tahun 1991 Tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Daerah Ibu Kota Kecamatan Balongpanggang

14) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 16 Tahun 1991 Tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Daerah Ibu Kota Kecamatan Sidayu

15) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 17 Tahun 1991 Tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Daerah Ibu Kota Kecamatan Menganti

16) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 19 Tahun 1991 Tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Daerah Ibu Kota Kecamatan Bunga

17) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 20 tahun 1992 Tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Daerah Ibu Kota Kecamatan Duduksampeyan

18) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 21 Tahun 1992 Tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Daerah Ibu Kota Kecamatan Kedamean

19) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 22 Tahun 1992 Tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Daerah Ibu Kota Kecamatan Wringinanom

20) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota Driyorejo Kabupaten Gresik

(12)

21) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Terhadap Kawasan Perencanaan II Pada Bagian Wilayah Kota III(BWK III)

22) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 6 Tahun 1993 Tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Daerah Ibu Kota Kecamatan Ujung Pangka

23) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 7 Tahun 1993 Tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Dengan Kedalaman Rencana Detail Tata Ruang Daerah Ibu Kota Kecamatan Dukun

24) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 3 Tahun 1994 Tentang Penataan Ruang Pantai , Pesisir Dan Pelabuhan

25) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 7 Tahun 1995 Tentang Kerjasama Pemerintah Daerah Dengan Badan Usaha Swasta Dalam Pembangunan Dan Atau Pengelolaan Infrastruktur Dan Potensi Daerah

26) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pencabutan Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 22 Tahun 1997 Tentang Pajak Pemaanfaatan Air Bawah Tanah Dan Air Permukaan

27) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 18 Tahun 2002 Tentang Retribusi Ijin Pembuangan Limbah Cair Pada Sumber - Sumber Air Dan  Atau Badan Air

28) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 27 Tahun 2002 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Pengendalian Pencemaran Air Di Kabupaten Gresik 29) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 8 Tahun 2004

Tentang Pencabutan Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 12 Tahun 2002 Tentang Ijin Penyelenggaraan Minyak Dan Gas Bumi

30) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Ijin Pemanfatan Air Bawah Tanah Dan Air Permukaan Di Kabupaten Gresik

31) Peraturan Daerah Kabupaten Gresik Nomor 32 Tahun 2000 Tentang Pengendalian Pencemaran Air Di Kabupaten Gresik

(13)

32) Peraturan Bupati Gresik Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Program Kecamatan Bersih dan Teduh ;

33) Peraturan Bupati Gresik Nomor 33 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pengembangan Rumah sederhana sehat bagi Masyarakat. 34) Surat Keputusan Bupati No. 050/390/HK/437.12/2010 Tentang

Pembentukan Pokja Sanitasi Kabupaten Gresik.

35) Surat Keputusan Bupati No. 050/333/HK/437.12/2012 Tentang Pembentukan Pokja Sanitasi Kabupaten Gresik.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penyusunan dokumen Pemutakhiran SSK Kabupaten Gresik terdiri dari 6 Bab, sebagai berikut;

 Bab pertama berisi pendahuluan yang menggambarkan tentang latar

belakang, metodologi penyusunan, dasar hukum dan sistematika penulisan.

 Bab kedua menyajikan profil sanitasi saat ini yang berisi gambaran

wilayah, kemajuan pelaksanaan SSK, profil sanitasi saat ini, area beresiko dan permasalahan mendesak sanitasi.

 Bab ketiga berisi tentang kerangka pengembangan sanitasi yang

meliputi visi dan misi sanitasi, pentahapan pengembangan sanitasi, kemampuan pendanaan sanitasi daerah.

 Bab keempat berisi tentang strategi pengembangan sanitasi meliputi

air limbah domestik, pengelolaan persampahan dan drainase perkotaan.

 Bab kelima berisi program, kegiatan dan indikasi pendanaan sanitasi

yang meliputi ringkasan, kebutuhan biaya pengembangan sanitasi dengan sumber pendanaan pemerintah, kebutuhan biaya pengemangan sanitasi dengan sumber pendanaan non pemerintah, antisipasifunding gap.

Gambar

Gambar  1.1.Kedudukan  Dokumen  Pemutakhiran  SSK  dengan  Dokumen Perencanaan Lainnya

Referensi

Dokumen terkait

PEMERINTAH KABUPATEN ALOR BAGIAN LAYANAN PENGADAAN. KELOMPOK KERJA (POKJA)

Cuplikan hasil pengolahan dapat dilihat pada Gambar 4.2, Gambar 4.3, dan Gambar 4.4, sedangkan untuk tampilan lengkap dari hasil pengolahan GAMIT dapat dilihat pada

Rekam medis saat ini menjadi milik dari rumah sakit dimana pasien berobat sehingga di rumah sakit yang baru pasien tersebut tidak memiliki data riwayat kesehatan.. Pencatatan

Menua (aging) merupakan proses yang harus terjadi secara umum pada.. seluruh spesies secara progresif seiring waktu yang menghasilkan

Namun untuk melakukan penelitian khususnya bidang iridologi, sering terkendala dengan ketidaktersediaannya dataset penyakit, dan proses yang cukup sulit karena

Bila pas ien menginginkan fertilitas maka induksi ovulasi dapat dilakukan dengan hormon gonadotropin atau dengan pemberian GnRH pulsatil, sedangkan pada wanita yang tidak ingin

informasi yang menyesatkan dan kami tidak menghilangkan informasi atau fakta yang material terhadap laporan keuangan; dan. The Company’s financial statements do not

Hasil dari simulasi fenomena fisis dari rangkaian yang telah disederhanakan menggunakan Multisim berdasarkan tabel kebenaran dapat dilihat pada Gambar 22,