• Tidak ada hasil yang ditemukan

REFERAT OMSK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "REFERAT OMSK"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PENGESAHAN

Referat dengan judul Referat dengan judul

³MENINGITIS ET CAUSA OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK´ ³MENINGITIS ET CAUSA OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIK´

telah diterima dan disetujui oleh pembimbing, telah diterima dan disetujui oleh pembimbing,

sebagai syarat untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik ilmu THT di RSUD Kota Bekasi sebagai syarat untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik ilmu THT di RSUD Kota Bekasi

 periode 12 September 2011 ± 15 Oktober 2011  periode 12 September 2011 ± 15 Oktober 2011

Bekasi, 26 September 2011 Bekasi, 26 September 2011

(dr. Sudjarwadi Sp.THT, KL) (dr. Sudjarwadi Sp.THT, KL)

(2)

KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR 

 Assalamu¶alaikum wr. wb.  Assalamu¶alaikum wr. wb.

Salam sejahtera bagi kita semua. Salam sejahtera bagi kita semua.

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Mahaesa, atas segala Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Mahaesa, atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan sehingga pada akhirnya kami dapat menyelesaikan nikmat dan karunia yang telah diberikan sehingga pada akhirnya kami dapat menyelesaikan referat ini dengan sebaik-baiknya.

referat ini dengan sebaik-baiknya.

Referat ini disusun untuk melengkapi tugas di kepanitraan klinik ilmu penyakit THT di Referat ini disusun untuk melengkapi tugas di kepanitraan klinik ilmu penyakit THT di RSUD kota bekasi.

RSUD kota bekasi.

Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dr. Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada dr. Sudjarwadi, Sp.THT, KL selaku pembimbing referat kami di Kepaniteraan Klinik THT RSUD Sudjarwadi, Sp.THT, KL selaku pembimbing referat kami di Kepaniteraan Klinik THT RSUD Bekasi yang telah memberikan bimbingan dan kesempatan dalam penyusunan referat ini.

Bekasi yang telah memberikan bimbingan dan kesempatan dalam penyusunan referat ini.

Kami sadari betul bahwa referat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami Kami sadari betul bahwa referat ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah yang mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah yang kami buat ini.

kami buat ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga referat ini dapat bermanfaat bagi Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga referat ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan khususnya bagi mahasiswa kedokteran.

masyarakat dan khususnya bagi mahasiswa kedokteran. Terima kasih Terima kasih.. Wassalamu¶alaikum wr. wb. Wassalamu¶alaikum wr. wb. Jakarta, September 2011 Jakarta, September 2011 Penyusun, Penyusun, Cynthia Natalia ( Cynthia Natalia (03007054)03007054) Hairunnisa Bt. Arshad ( Hairunnisa Bt. Arshad (03007291)03007291) Ichwan Zuanto ( Ichwan Zuanto (107103003842)107103003842)

(3)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI Halaman Halaman LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PENGESAHAN ... ii KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR ... iiii DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ... iiiiii

BAB I. PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN ... 11 1.1.

1.1. Latar Latar Belakang Belakang ... ... ... 11

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... ... 22 II.1.

II.1. Anatomi Anatomi Telinga Telinga Tengah Tengah dan dan Fisiologi Fisiologi Pendengaran Pendengaran ... ... 22 II.1.1.

II.1.1. Membran Membran Timpani Timpani ...««««««««««««...««««««««««««««« ««« 33 II.1.2.

II.1.2. Kavum Kavum Timpani Timpani ««...««««««««««««...«««««««««««««... «««... 44 II.1.3.

II.1.3. Tuba Tuba Eustachius Eustachius ««.««««««««««««.««««««««««««««. ««««. 1414 II.1.4.

II.1.4. Prosesus Prosesus Mastoideus Mastoideus ..««««««««««««««..««««««««««««««. . 1515 II.1.5.

II.1.5. FisiFisiologi ologi Pendengaran Pendengaran ««««««««««««««««««««««««. ««««. 1717 II.2.

II.2. Otitis Otitis Media Media Supuratif Supuratif Kronik Kronik ««««««««««««««««««««««« ««««« 1919 II.2.1.

II.2.1. Definisi Definisi ««««««««««««««««««««««««««««« ««««««««««« 1919 II.2.2.

II.2.2. Epidemiologi Epidemiologi dan dan Etiologi Etiologi «...««««««««««... «...««««««««««... 1919 II.2.4.

II.2.4. Patogenesis Patogenesis «««««««««««««««««««««««««««««.. «««««««.. 2222 II.2.5.

II.2.5. KlasifiKlasifikasi kasi ««««««««««««««««««««««««««««... ««««««««... 2424 II.2.6.

II.2.6. Manifestasi Manifestasi Klinis Klinis ««««««««««««««««««««««««««««... ««... 2626 II.2.7.

II.2.7. Pemeriksaan Pemeriksaan Klinis Klinis ««««««««««««««««««««««««««««.. ««.. 2929 II.2.8.

II.2.8. Penatalaksanaan Penatalaksanaan «««««««««««««««««««««««««««.. «««««.. 3232 II.3.

II.3. MeningiMeningitis tis Sebagai Sebagai Komplikasi Komplikasi Intrakranial Intrakranial OMSK OMSK ... ... 3939 II.3.1.

II.3.1. Definisi Definisi Meningitis Meningitis «««««««««««««««««««««««««««« «« 3939 II.3.2.

II.3.2. PatofisiPatofisiologi ologi «««««««««««««««««««««««««««« «««««««« 3939 II.3.3.

II.3.3. Gejala Gejala Klinis Klinis ««««««««««««««««««««««««««« ««««««««« 4343 II.3.4.

II.3.4. Penatalaksanaan Penatalaksanaan «««««««««««««««««««««««««««.. «««««.. 4343

BAB

BAB III. III. KESIMPULANKESIMPULAN ««««««...««««««... 4646

DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1.

1.1. Latar BelakangLatar Belakang

Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) ialah infeksi kronik di telinga tengah dengan Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK) ialah infeksi kronik di telinga tengah dengan adanya perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau adanya perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah (FKUI, 2007). hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah (FKUI, 2007). OMSK di dalam masyarakat Indonesia dikenal dengan istilah congek, teleran atau telinga OMSK di dalam masyarakat Indonesia dikenal dengan istilah congek, teleran atau telinga  berair (Nursiah, 2003).

 berair (Nursiah, 2003).

Secara umum, prevalensi OMSK di Indonesia adalah 3,8 % dan pasien OMSK  Secara umum, prevalensi OMSK di Indonesia adalah 3,8 % dan pasien OMSK  merupakan 25% dari pasien-pasien yang berobat di poliklinik THT rumah sakit di Indonesia. merupakan 25% dari pasien-pasien yang berobat di poliklinik THT rumah sakit di Indonesia. Kehidupan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan kumuh dan status kesehatan serta gizi yang Kehidupan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan kumuh dan status kesehatan serta gizi yang  jelek merupakan faktor yang menjadi dasar untuk meningkatnya prevalensi OMSK pada negara  jelek merupakan faktor yang menjadi dasar untuk meningkatnya prevalensi OMSK pada negara

yang sedang berkembang (Aboet, 2007). yang sedang berkembang (Aboet, 2007).

Ke

Kebabanynyakaakan n pependnderierita ta OMOMSK SK menmen gaga nggngg ap pap p enen yakyak it ini meit ini me ruprup akaaka n penn pen yakyak itit yang biasa yang nantinya akan sembuh sendiri. Penyakit ini pada umumnya tidak  yang biasa yang nantinya akan sembuh sendiri. Penyakit ini pada umumnya tidak  memb

memb erer ikaika n rn r asa asa saksak it it keke cuacua li li apap abab ila ila sudsud ah ah terterjajadi di komkompliplikakasi si (N(Nurursisiahah, 2, 200003).3).

OMSK mempunyai potensi untuk menjadi serius karena komplikasinya yang dapat OMSK mempunyai potensi untuk menjadi serius karena komplikasinya yang dapat mengancam kesehatan dan dapat menyebabkan kematian. Biasanya komplikasi didapatkan pada mengancam kesehatan dan dapat menyebabkan kematian. Biasanya komplikasi didapatkan pada   pasien OMSK tipe bahaya, namun demikian OMSK tipe aman pun dapat menyebabkan suatu   pasien OMSK tipe bahaya, namun demikian OMSK tipe aman pun dapat menyebabkan suatu komplikasi apabila terinfeksi kuman yang virulen (FKUI, 2007). Komplikasi ke intrakranial komplikasi apabila terinfeksi kuman yang virulen (FKUI, 2007). Komplikasi ke intrakranial merupakan penyebab utama kematian pada OMSK di negara sedang berkembang, yang sebagian merupakan penyebab utama kematian pada OMSK di negara sedang berkembang, yang sebagian  besar kasus terjadi karena penderita mengabaikan keluhan telinga berair. Berdasarkan data WHO  besar kasus terjadi karena penderita mengabaikan keluhan telinga berair. Berdasarkan data WHO   pada tahun 2004, m

  pada tahun 2004, meningitis eningitis atau radang selaput atau radang selaput otak adalah komplikasi otak adalah komplikasi intrakranial Ointrakranial OMSK MSK  yang paling serin

yang paling sering ditemukan di sg ditemukan di seluruh dunia, eluruh dunia, biasanya mempunyai biasanya mempunyai gejala demam, sakit kepalagejala demam, sakit kepala serta adanya tanda-tanda perangsangan meningen seperti kejang. Kematian terjadi pada 18,6 % serta adanya tanda-tanda perangsangan meningen seperti kejang. Kematian terjadi pada 18,6 % kasus OMSK dengan komplikasi intrakranial (Aboet,

kasus OMSK dengan komplikasi intrakranial (Aboet, 2007).2007).

Beberapa hal tersebut di atas menyebabkan pentingnya mengenal pola penyakit yang Beberapa hal tersebut di atas menyebabkan pentingnya mengenal pola penyakit yang   berh

  berhubungan ubungan dengan dengan komplikomplikasi kasi iniini. . PePe rrbubururu kaka n penyakin penyakit t dan dan komplikomplikasi kasi akibakibat at OMSK OMSK  ha

harus rus didihihindndariari, , dendengan gan demdemikikiaian n peperlrlu u ditdit egeg akak kaka n dn d iagiag nosnos is yis y anan g tg t epaepa t t dan dan dindin i pai pa dada  pe

(5)

BAB II BAB II

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

II.1.

II.1. Anatomi Anatomi Telinga Telinga Tengah Tengah dan dan Fisiologi Fisiologi PendengaranPendengaran

Telinga adalah indra pendengaran. Pendengaran merupakan indra mekanoreseptor karena Telinga adalah indra pendengaran. Pendengaran merupakan indra mekanoreseptor karena memberikan respon terhadap getaran mekanik gelombang suara yang terdapat di udara. Telinga memberikan respon terhadap getaran mekanik gelombang suara yang terdapat di udara. Telinga menerima gelombang suara yang frekuensinya berbeda, kemudian menghantarkan informasi menerima gelombang suara yang frekuensinya berbeda, kemudian menghantarkan informasi  pendengaran kesusunan saraf pusat. Telinga dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar,  pendengaran kesusunan saraf pusat. Telinga dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu telinga luar,

telinga tengah dan te

telinga tengah dan telinga dalam.linga dalam.

Gambar Anatomi Telinga Gambar Anatomi Telinga

Telinga tengah terdiri dari : membran timpani, kavum timpani, prosesus mastoideus, dan Telinga tengah terdiri dari : membran timpani, kavum timpani, prosesus mastoideus, dan tuba eustachius.

tuba eustachius.

Gambar Penampang Telinga Tengah Gambar Penampang Telinga Tengah

(6)

II.1.1. Membran Timpani II.1.1. Membran Timpani

Membran timpani dibentuk dari dinding lateral kavum timpani dan memisahkan liang Membran timpani dibentuk dari dinding lateral kavum timpani dan memisahkan liang telinga luar dari kavum timpani. Membrana ini panjang vertical rata-rata 9-10 mm dan diameter  telinga luar dari kavum timpani. Membrana ini panjang vertical rata-rata 9-10 mm dan diameter  antero-posterior kira -kira 8-9 mm, ketebalannya rat

antero-posterior kira -kira 8-9 mm, ketebalannya rata-rata 0,1 mm.a-rata 0,1 mm.

Letak membrana timpani tidak tegak lurus terhadap liang telinga akan tetapi miring yang Letak membrana timpani tidak tegak lurus terhadap liang telinga akan tetapi miring yang arahnya dari belakang luar kemuka dalam dan membuat sudut 45

arahnya dari belakang luar kemuka dalam dan membuat sudut 4500 dari dataran sagital dandari dataran sagital dan horizontal. Membrana timpani merupakan kerucut, dimana bagian puncak dari kerucut menonjol horizontal. Membrana timpani merupakan kerucut, dimana bagian puncak dari kerucut menonjol kearah kavum timpani, puncak ini dinamakan umbo. Dari umbo kemuka bawah tampak refleks kearah kavum timpani, puncak ini dinamakan umbo. Dari umbo kemuka bawah tampak refleks cahaya (

cahaya (conecone of  of  light light ).).

Membran timpani mempunyai tiga

Membran timpani mempunyai tiga lapisan yaitu :lapisan yaitu : 1.

1. Stratum kutaneum (lapisan epitel) berasal dari liang tStratum kutaneum (lapisan epitel) berasal dari liang t elinga.elinga. 2.

2. Stratum mukosum (lapisan mukosa) berasal dari kavum timpani.Stratum mukosum (lapisan mukosa) berasal dari kavum timpani. 3.

3. Stratum fibrosum (lamina propria) yang letaknya antara stratum kutaneum daStratum fibrosum (lamina propria) yang letaknya antara stratum kutaneum da n mukosum.n mukosum. Lamina propria yang terdiri dari dua lapisan anyaman penyabung elastic yaitu: bagian Lamina propria yang terdiri dari dua lapisan anyaman penyabung elastic yaitu: bagian dalam sirkuler, dan bagian luar rad

dalam sirkuler, dan bagian luar rad ier.ier.

Secara Anatomis membrana timpani dibagi dalam 2 bagian : Secara Anatomis membrana timpani dibagi dalam 2 bagian : 1.

1. Pars tensaPars tensa

Merupakan bagian terbesar dari membran timpani suatu permukaan yang tegang Merupakan bagian terbesar dari membran timpani suatu permukaan yang tegang dan bergetar sekeliling menebal dan melekat pada anulus fibrosus pada sulkus timpanikus dan bergetar sekeliling menebal dan melekat pada anulus fibrosus pada sulkus timpanikus  bagian tulang dari tulang te

 bagian tulang dari tulang te mporal.mporal. 2.

2. Pars flasida atau Pars flasida atau membran Shrapnell,membran Shrapnell,

Terletak dibagian atas muka dan lebih tipis dari pars tensa dan pars flasida Terletak dibagian atas muka dan lebih tipis dari pars tensa dan pars flasida dibatasi oleh 2 lipatan yaitu :

dibatasi oleh 2 lipatan yaitu : a.

a. Plika maleolaris anterior (lipatan Plika maleolaris anterior (lipatan muka).muka).  b.

 b. Plika maleolaris posterior (lipatan belakang).Plika maleolaris posterior (lipatan belakang).

Membran timpani terletak dalam saluran yang dibentuk oleh tulang dinamakan sulkus Membran timpani terletak dalam saluran yang dibentuk oleh tulang dinamakan sulkus timpanikus. Akan tetapi bagian atas muka tidak terdapat sulkus ini dan bagian ini disebut timpanikus. Akan tetapi bagian atas muka tidak terdapat sulkus ini dan bagian ini disebut insisura timpanika (Rivini).

insisura timpanika (Rivini).

Permukaan luar dari membrana timpani disarafi oleh cabang n. aurikulotemporalis dari Permukaan luar dari membrana timpani disarafi oleh cabang n. aurikulotemporalis dari nervus mandibula dan nervus vagus. Permukaan dalam disarafi oleh n. timpani cabang dari nervus mandibula dan nervus vagus. Permukaan dalam disarafi oleh n. timpani cabang dari nervus glosofaringeal.

(7)

Aliran darah membrana timpani berasal dari permukaan luar dan dalam. Aliran darah membrana timpani berasal dari permukaan luar dan dalam. Pembuluh-  pembuluh epidermal berasal dari aurikula yang dalam cabang dari arteri maksilaris interna.   pembuluh epidermal berasal dari aurikula yang dalam cabang dari arteri maksilaris interna. Permukaan mukosa telinga tengah didarahi oleh timpani anterior cabang dari arteri maksilaris Permukaan mukosa telinga tengah didarahi oleh timpani anterior cabang dari arteri maksilaris interna dan oleh stylomastoid cabang dar

interna dan oleh stylomastoid cabang dari arteri aurikula posterior.i arteri aurikula posterior.

Gambar Penampang Membran Timpani Gambar Penampang Membran Timpani

II.1.2. Kavum Timpani II.1.2. Kavum Timpani

Kavum timpani terletak didalam pars petrosa dari tulang temporal, bentuknya bikonkaf, Kavum timpani terletak didalam pars petrosa dari tulang temporal, bentuknya bikonkaf, atau seperti kotak korek api. Diameter anteroposterior atau vertikal 15 mm, sedangkan diameter  atau seperti kotak korek api. Diameter anteroposterior atau vertikal 15 mm, sedangkan diameter  transversal 2-6 mm. Kavum timpani mempunyai 6 dinding yaitu : bagian atap, lantai, dinding transversal 2-6 mm. Kavum timpani mempunyai 6 dinding yaitu : bagian atap, lantai, dinding lateral, dinding medial, dinding anterior,

lateral, dinding medial, dinding anterior, dinding posterior.dinding posterior.

Gambar Kavum Timpani Gambar Kavum Timpani

(8)

a.

a. Atap kavum timpani.Atap kavum timpani.

Dibentuk oleh lempengan tulang yang tipis disebut tegmen timpani. Tegmen timpani Dibentuk oleh lempengan tulang yang tipis disebut tegmen timpani. Tegmen timpani memisahkan telinga tengah dari fosa kranial dan lobus temporalis dari otak. Bagian ini juga memisahkan telinga tengah dari fosa kranial dan lobus temporalis dari otak. Bagian ini juga dibentuk oleh pars petrosa tulang temporal dan sebagian lagi oleh skuama dan garis sutura dibentuk oleh pars petrosa tulang temporal dan sebagian lagi oleh skuama dan garis sutura  petroskuama. Dinding ini hanya dibatasi oleh tulang yang tipis atau ada kalanya tidak ada tulang  petroskuama. Dinding ini hanya dibatasi oleh tulang yang tipis atau ada kalanya tidak ada tulang

sama sekali (dehisensi). sama sekali (dehisensi).

Pada anak-anak, penulangan dari sutura petroskuamosa belum terbentuk pada daerah Pada anak-anak, penulangan dari sutura petroskuamosa belum terbentuk pada daerah tegmen timpani, sehingga memungkinkan terjadinya penyebaran infeksi dari kavum timpani ke tegmen timpani, sehingga memungkinkan terjadinya penyebaran infeksi dari kavum timpani ke meningen dari fosa kranial media. Pada orang dewasa bahkan vena-vena dari telinga tengah meningen dari fosa kranial media. Pada orang dewasa bahkan vena-vena dari telinga tengah menembus sutura ini dan berakhir pada sinus petroskuamosa dan sinus petrosal superior dimana menembus sutura ini dan berakhir pada sinus petroskuamosa dan sinus petrosal superior dimana hal ini dapat menyebabkan penyebaran infeksi dari telinga tengah secara langsung ke sinus-sinus hal ini dapat menyebabkan penyebaran infeksi dari telinga tengah secara langsung ke sinus-sinus venosus kranial.

venosus kranial.

b.

b. Lantai kavum timpaniLantai kavum timpani

Dibentuk oleh tulang yang tipis memisahkan lantai kavum timpani dari bulbus jugularis, Dibentuk oleh tulang yang tipis memisahkan lantai kavum timpani dari bulbus jugularis, atau tidak ada tulang sama sekali hingga infeksi dari kavum timpani mudah merembet ke bulbus atau tidak ada tulang sama sekali hingga infeksi dari kavum timpani mudah merembet ke bulbus vena jugularis.

vena jugularis.

c.

c. Dinding medial.Dinding medial.

Dinding medial ini memisahkan kavum timpani dari telinga dalam, ini juga merupakan Dinding medial ini memisahkan kavum timpani dari telinga dalam, ini juga merupakan dinding lateral dari telinga dalam. Dinding ini pada mesotimpanum menonjol kearah kavum dinding lateral dari telinga dalam. Dinding ini pada mesotimpanum menonjol kearah kavum timpani, yang disebut promontorium Tonjolan ini oleh karena didalamnya terdapat koklea. timpani, yang disebut promontorium Tonjolan ini oleh karena didalamnya terdapat koklea. Didalam promontorium terdapat beberapa saluran-saluran yang berisi saraf-saraf yang Didalam promontorium terdapat beberapa saluran-saluran yang berisi saraf-saraf yang membentuk pleksus t

membentuk pleksus timpanikus.impanikus.

Dibelakang dan atas promontorium terdapat fenestra vestibuli atau foramen ovale (oval Dibelakang dan atas promontorium terdapat fenestra vestibuli atau foramen ovale (oval windows), bentuknya seperti ginjal dan berhubungan pada kavum timpani dengan vestibulum, windows), bentuknya seperti ginjal dan berhubungan pada kavum timpani dengan vestibulum, dan ditutupi oleh telapak kaki stapes dan diperkuat oleh ligamentum anularis. Foramen ovale dan ditutupi oleh telapak kaki stapes dan diperkuat oleh ligamentum anularis. Foramen ovale  berukuran 3,25 mm x 1,75 mm. Diatas fenestra vestibuli, sebagai tempat jalannya nervus fasialis.  berukuran 3,25 mm x 1,75 mm. Diatas fenestra vestibuli, sebagai tempat jalannya nervus fasialis.

Kanalis ini didalam kavum timpani t

Kanalis ini didalam kavum timpani tipis sekali atau tidak ada tulang sama sekali (dehisensi).ipis sekali atau tidak ada tulang sama sekali (dehisensi). Fenestra koklea atau foramen rotundum (round windows), ditutupi oleh suatu membran yang Fenestra koklea atau foramen rotundum (round windows), ditutupi oleh suatu membran yang tipis yaitu membran timpani sekunder, terletak dibelakang bawah. Foramen rotundum ini tipis yaitu membran timpani sekunder, terletak dibelakang bawah. Foramen rotundum ini  berukuran 1,5 mm x 1,3

(9)

Kedua lekukan dari foramen ovale dan rotundum berhubungan satu sama lain pada batas Kedua lekukan dari foramen ovale dan rotundum berhubungan satu sama lain pada batas   posterior mesotimpanum melalui suatu fosa yang dalam yaitu sinus timpanikus. Suatu ruang   posterior mesotimpanum melalui suatu fosa yang dalam yaitu sinus timpanikus. Suatu ruang secara klinis sangat penting ialah sinus posterior atau resesus fasial yang didapat disebelah lateral secara klinis sangat penting ialah sinus posterior atau resesus fasial yang didapat disebelah lateral kanalis fasial dan pro

kanalis fasial dan prosesus piramidal.sesus piramidal.

Dibatasi sebelah lateral oleh anulus timpanikus posterosuperior, sebelah superior oleh Dibatasi sebelah lateral oleh anulus timpanikus posterosuperior, sebelah superior oleh   prosesus brevis inkus yang melekat kefosa inkudis. Lebar resesus fasialis 4,01 mm dan tidak    prosesus brevis inkus yang melekat kefosa inkudis. Lebar resesus fasialis 4,01 mm dan tidak    bertambah semenjak lahir. Resesus fasialis penting karena sebagai pembatas antara kavum   bertambah semenjak lahir. Resesus fasialis penting karena sebagai pembatas antara kavum timpani dengan kavum mastoid sehingga bila aditus asantrum tertutup karena suatu sebab maka timpani dengan kavum mastoid sehingga bila aditus asantrum tertutup karena suatu sebab maka resesus fasialis bisa dibuka untuk menghubungkan

resesus fasialis bisa dibuka untuk menghubungkan kavum timpani dengan kavum kavum timpani dengan kavum mastoid.mastoid.

d.

d. Dinding posteriorDinding posterior

Dinding posterior dekat keatap, mempunyai satu saluran disebut aditus, yang Dinding posterior dekat keatap, mempunyai satu saluran disebut aditus, yang menghubungkan kavum timpani dengan atrum mastoid melalui epitimpanum. Dibawah aditus menghubungkan kavum timpani dengan atrum mastoid melalui epitimpanum. Dibawah aditus terdapat lekukan kecil yang disebut fosa inkudis yang merupakan suatu tempat prosesus brevis terdapat lekukan kecil yang disebut fosa inkudis yang merupakan suatu tempat prosesus brevis dari inkus dan melekat pada serat-serat ligamen. Dibawah fosa inkudis dan dimedial dari korda dari inkus dan melekat pada serat-serat ligamen. Dibawah fosa inkudis dan dimedial dari korda timpani adalah piramid, tempat terdapatnya tendon muskulus stapedius, tendon yang berjalan timpani adalah piramid, tempat terdapatnya tendon muskulus stapedius, tendon yang berjalan keatas dan masuk ke dalam stapes. Diantara piramid dan anulus timpanikus adalah resesus keatas dan masuk ke dalam stapes. Diantara piramid dan anulus timpanikus adalah resesus fasialis.

fasialis.

Dibelakang dinding posterior kavum timpani adalah fosa kranii posterior dan sinus Dibelakang dinding posterior kavum timpani adalah fosa kranii posterior dan sinus sigmoid. Disebelah dalam dari piramid dan nervus fasialis merupakan perluasan kearah posterior  sigmoid. Disebelah dalam dari piramid dan nervus fasialis merupakan perluasan kearah posterior  dari mesotimpani adalah sinus timpani. Perluasan sel-sel udara kearah dinding posterior dapat dari mesotimpani adalah sinus timpani. Perluasan sel-sel udara kearah dinding posterior dapat meluas seperti yang dilaporkan Anson dan Donaldson (1981), bahwa apabila diukur dari ujung meluas seperti yang dilaporkan Anson dan Donaldson (1981), bahwa apabila diukur dari ujung  piramid, sinus dapat meluas sepanjang 9 mm kearah tulang mastoid. Dinding medial dari sinus  piramid, sinus dapat meluas sepanjang 9 mm kearah tulang mastoid. Dinding medial dari sinus timpani kemudian berlanjut ke bagian posterior dari dinding medial kavum timpani dimana timpani kemudian berlanjut ke bagian posterior dari dinding medial kavum timpani dimana  berhubungan dengan dua

 berhubungan dengan dua fenestra dan promontorium.fenestra dan promontorium.

e.

e. Dinding anteriorDinding anterior

Dinding anterior kavum timpani agak sempit tempat bertemunya dinding medial dan Dinding anterior kavum timpani agak sempit tempat bertemunya dinding medial dan dinding lateral kavum timpani. Dinding anterior bawah adalah lebih besar dari bagian atas dan dinding lateral kavum timpani. Dinding anterior bawah adalah lebih besar dari bagian atas dan terdiri dari lempeng tulang yang tipis menutupi arteri karotis pada saat memasuki tulang terdiri dari lempeng tulang yang tipis menutupi arteri karotis pada saat memasuki tulang tengkorak dan sebelum berbelok ke anterior.

(10)

Dinding ini ditembus oleh saraf timpani karotis superior dan inferior yang membawa Dinding ini ditembus oleh saraf timpani karotis superior dan inferior yang membawa serabut-serabut saraf simpatis kepleksus timpanikus dan oleh satu atau lebih cabang timpani dari serabut-serabut saraf simpatis kepleksus timpanikus dan oleh satu atau lebih cabang timpani dari arteri karotis interna.

arteri karotis interna.

Dinding anterior ini terutama berperan sebagai muara tuba eustachius. Tuba ini Dinding anterior ini terutama berperan sebagai muara tuba eustachius. Tuba ini  berhubungan dengan nasofaring dan mempunyai dua fungsi. Pertama menyeimbangkan tekanan  berhubungan dengan nasofaring dan mempunyai dua fungsi. Pertama menyeimbangkan tekanan membran timpani pada sisi sebelah dalam, kedua sebagai drainase sekresi dari telinga tengah, membran timpani pada sisi sebelah dalam, kedua sebagai drainase sekresi dari telinga tengah, termasuk sel-sel udara mastoid. Diatas tuba terdapat sebeuah saluran yang berisi otot tensor  termasuk sel-sel udara mastoid. Diatas tuba terdapat sebeuah saluran yang berisi otot tensor  timpani. Dibawah tuba, dinding anterior biasanya tipis dimana ini merupakan dinding posterior  timpani. Dibawah tuba, dinding anterior biasanya tipis dimana ini merupakan dinding posterior  dari saluran karotis.

dari saluran karotis.

f .. Dinding lateralDinding lateral

Dinding lateral kavum timpani adalah bagian tulang dan membran. Bagian tulang berada Dinding lateral kavum timpani adalah bagian tulang dan membran. Bagian tulang berada diatas dan bawah membran t

diatas dan bawah membran t impaniimpani..

Kavum timpani dibagi menjadi 3 bagian yaitu : Kavum timpani dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

1.

1. Epitimpanum.Epitimpanum.

Berada dibagian atas membran timpani. Merupakan bagian superior kavum timpani, Berada dibagian atas membran timpani. Merupakan bagian superior kavum timpani, disebut juga atik karena terletak diatas membran timpani. Sebagian besar atik diisi oleh maleus disebut juga atik karena terletak diatas membran timpani. Sebagian besar atik diisi oleh maleus inkus. Dibagian superior epitimpanum dibatasi oleh suatu penonjolan tipis os posterior. Dinding inkus. Dibagian superior epitimpanum dibatasi oleh suatu penonjolan tipis os posterior. Dinding medial atik dibentuk oleh kapsul atik yang ditandai oleh penonjolan kanalis semisirkularis medial atik dibentuk oleh kapsul atik yang ditandai oleh penonjolan kanalis semisirkularis lateral.

lateral.

Pada bagian anterior terdapat ampula kanalis superior, dan lebih anterior ada ganglion Pada bagian anterior terdapat ampula kanalis superior, dan lebih anterior ada ganglion genikulatum, yang merupakan tanda ujung anterior ruang atik. Dinding anterior terpisah dari genikulatum, yang merupakan tanda ujung anterior ruang atik. Dinding anterior terpisah dari maleus oleh suatu ruang yang sempit, disini dapat dijumpai muara sel-sel udara yang membuat maleus oleh suatu ruang yang sempit, disini dapat dijumpai muara sel-sel udara yang membuat  pneumatisasi pangkal tulang pipi (zygoma). Dinding lateral atik dibentuk oleh os skuama yang  pneumatisasi pangkal tulang pipi (zygoma). Dinding lateral atik dibentuk oleh os skuama yang  berlanjut kearah lateral sebagai dinding liang telinga luar bagian tulang sebelah atas. Diposterior,  berlanjut kearah lateral sebagai dinding liang telinga luar bagian tulang sebelah atas. Diposterior,

atik menyempit menjadi jalan masuk ke

atik menyempit menjadi jalan masuk ke antrum mastoid, yaitu aditus ad antrum.antrum mastoid, yaitu aditus ad antrum.

2.

2. MesotimpanumMesotimpanum

Terletak kearah medial dari membran timpani. Disebelah medial dibatasi oleh kapsul Terletak kearah medial dari membran timpani. Disebelah medial dibatasi oleh kapsul otik, yang terletaknya lebih rendah dari pada nervus fasialis pars timpani. Dinding anterior  otik, yang terletaknya lebih rendah dari pada nervus fasialis pars timpani. Dinding anterior  mesotimpani terdapat orifisium timpani tuba eustachius pada bagian superior dan membentuk  mesotimpani terdapat orifisium timpani tuba eustachius pada bagian superior dan membentuk 

(11)

  bagian tulang dinding saluran karotis asendens pada bagian inferior. Dinding ini biasanya   bagian tulang dinding saluran karotis asendens pada bagian inferior. Dinding ini biasanya

mengalami pneumatisasi yang baik dan dapat dijumpai bagian-bagian tulang lemah. mengalami pneumatisasi yang baik dan dapat dijumpai bagian-bagian tulang lemah.

3.

3. Hipotimpanum atau resesus hipotimpanikusHipotimpanum atau resesus hipotimpanikus

Terletak dibawah membrana timpani, berhubungan dengan bulbus jugulare. Terletak dibawah membrana timpani, berhubungan dengan bulbus jugulare.

Kavum timpani terdiri dari : Kavum timpani terdiri dari : 1.

1. Tulang-tulang pendengaranTulang-tulang pendengaran

a.

a. Malleus (hammer/martil).Malleus (hammer/martil).

Malleus adalah tulang yang paling besar diantara semua tulang-tulang Malleus adalah tulang yang paling besar diantara semua tulang-tulang  pendengaran dan terletak paling lateral, lehe r, prosesus brevis (lateral), prosesus anterior,  pendengaran dan terletak paling lateral, lehe r, prosesus brevis (lateral), prosesus anterior, lengan (manubrium). panjangnya kira-kira 7,5 sampai 9,0 mm. kepala terletak pada lengan (manubrium). panjangnya kira-kira 7,5 sampai 9,0 mm. kepala terletak pada epitimpanum atau didalam rongga atik, sedangkan leher terletak dibelakang pars flaksida epitimpanum atau didalam rongga atik, sedangkan leher terletak dibelakang pars flaksida membran timpani. Manubrium terdapat didalam membrane timpani, bertindak sebagai membran timpani. Manubrium terdapat didalam membrane timpani, bertindak sebagai tempat perlekatan serabut-serabut tunika propria. Ruang antara kepala dari maleus dan tempat perlekatan serabut-serabut tunika propria. Ruang antara kepala dari maleus dan membran Shrapnell dinamakan Ruang Prussak. Maleus ditahan oleh ligamentum maleus membran Shrapnell dinamakan Ruang Prussak. Maleus ditahan oleh ligamentum maleus anterior yang melekat ke tegmen dan juga oleh ligamentum lateral yang terdapat diantara anterior yang melekat ke tegmen dan juga oleh ligamentum lateral yang terdapat diantara  basis prosesus brevis dan pinggir lekuk Rivinus.

 basis prosesus brevis dan pinggir lekuk Rivinus.

Gambar os malleus Gambar os malleus

b.

b. Inkus (anvil/landasan)Inkus (anvil/landasan)

Inkus terdiri dari badan inkus ( corpus) dan 2 kaki yaitu : prosesus brevis dan Inkus terdiri dari badan inkus ( corpus) dan 2 kaki yaitu : prosesus brevis dan  prosesus longus. Sudut antara prosesus brevis dan longus membentuk sudut lebih kurang  prosesus longus. Sudut antara prosesus brevis dan longus membentuk sudut lebih kurang 100 derajat. Inkus berukuran 4,8 mm x 5,5 mm pada pinggir dari corpus, prosesus longus 100 derajat. Inkus berukuran 4,8 mm x 5,5 mm pada pinggir dari corpus, prosesus longus  panjangnya 4,3 mm-5,5 mm.

(12)

Inkus terletak pada epitimpanum, dimana prosesus brevis menuju antrum, Inkus terletak pada epitimpanum, dimana prosesus brevis menuju antrum,   prosesus longus jalannya sejajar dengan manubrium dan menuju ke bawah. Ujung   prosesus longus jalannya sejajar dengan manubrium dan menuju ke bawah. Ujung   prosesus longus membengkok kemedial merupakan suatu prosesus yaitu prosesus   prosesus longus membengkok kemedial merupakan suatu prosesus yaitu prosesus

lentikularis. Prosesus ini berhubungan dengan kepa

lentikularis. Prosesus ini berhubungan dengan kepa la dari stapes.la dari stapes.

Maleus dan inkus bekerja sebagai satu unit, memberikan respon rotasi terhadap Maleus dan inkus bekerja sebagai satu unit, memberikan respon rotasi terhadap gerakan membran timpani melalui suatu aksis yang merupakan suatu garis antara gerakan membran timpani melalui suatu aksis yang merupakan suatu garis antara ligamentum maleus anterior dan ligamentum inkus pada ujung prosesus brevis. ligamentum maleus anterior dan ligamentum inkus pada ujung prosesus brevis. Gerakan-gerakan tersebut tetap dipelihara berkesinambungan oleh inkudomaleus. Gerakan rotasi gerakan tersebut tetap dipelihara berkesinambungan oleh inkudomaleus. Gerakan rotasi tersebut diubah menjadi gerakan seperti piston pada stapes melalui sendi tersebut diubah menjadi gerakan seperti piston pada stapes melalui sendi inkudostapedius.

inkudostapedius.

Gambar os incus Gambar os incus

c.

c. Stapes (stirrup/pelana)Stapes (stirrup/pelana)

Merupakan tulang pendengaran yang teringan, bentuknya seperti sanggurdi Merupakan tulang pendengaran yang teringan, bentuknya seperti sanggurdi   beratnya hanya 2,5 mg, tingginya 4mm-4,5 mm. Stapes terdiri dari kepala, leher, krura   beratnya hanya 2,5 mg, tingginya 4mm-4,5 mm. Stapes terdiri dari kepala, leher, krura anterior dan posterior dan telapak kaki ( foot plate), yang melekat pada foramen ovale anterior dan posterior dan telapak kaki ( foot plate), yang melekat pada foramen ovale dengan perantara ligamentum anulare.

dengan perantara ligamentum anulare.

Tendon stapedius berinsersi pada suatu penonjolan kecil pada permukaan Tendon stapedius berinsersi pada suatu penonjolan kecil pada permukaan  posterior dari leher stapes. Kedua krura terdapat pada bagian leher bawah yang lebar dan  posterior dari leher stapes. Kedua krura terdapat pada bagian leher bawah yang lebar dan

krura anterior lebih tipis dan kurang melengkung dari pada posterior. krura anterior lebih tipis dan kurang melengkung dari pada posterior.

Kedua berhubungan dengan foot plate yang biasanya mempunyai tepi superior  Kedua berhubungan dengan foot plate yang biasanya mempunyai tepi superior  yang melengkung, hampir lurus pada tepi posterior dan melengkung di anterior dan ujung yang melengkung, hampir lurus pada tepi posterior dan melengkung di anterior dan ujung   posterior. panjang foot plat e 3 mm dan lebarnya 1,4 mm, dan terletak pada fenestra   posterior. panjang foot plat e 3 mm dan lebarnya 1,4 mm, dan terletak pada fenestra vestibuli dimana ini melekat pada tepi tulang dari kapsul labirin oleh ligamentum anulare vestibuli dimana ini melekat pada tepi tulang dari kapsul labirin oleh ligamentum anulare Tinggi stapes kira-kira 3,25

(13)

Gambar os stapes Gambar os stapes

2.

2. Dua otot.Dua otot.

Terdiri dari : otot tensor timpani ( muskulus tensor timpani) dan otot stapedius ( Terdiri dari : otot tensor timpani ( muskulus tensor timpani) dan otot stapedius ( muskulus stapedius)

muskulus stapedius)

Otot tensor timpani adalah otot kecil panjang yang berada 12 mm diatas tuba Otot tensor timpani adalah otot kecil panjang yang berada 12 mm diatas tuba eustachius. Otot ini melekat pada dinding semikanal tensor timpani. Kanal ini terletak  eustachius. Otot ini melekat pada dinding semikanal tensor timpani. Kanal ini terletak  diatas liang telinga bagian tulang dan terbuka kearah liang telinga sehingga disebut diatas liang telinga bagian tulang dan terbuka kearah liang telinga sehingga disebut semikanal. Serabut -serabut otot bergabung dan menjadi tendon pada ujung semikanal. Serabut -serabut otot bergabung dan menjadi tendon pada ujung timpanisemikanal yang ditandai oleh prosesus kohleoform. Prosesus ini membuat tendon timpanisemikanal yang ditandai oleh prosesus kohleoform. Prosesus ini membuat tendon tersebut membelok kearah lateral kedalam telinga tengah. Tendon berinsersi pada bagian tersebut membelok kearah lateral kedalam telinga tengah. Tendon berinsersi pada bagian atas leher maleus. Muskulus tensor timpani disarafi oleh cabang saraf kranial ke 5. kerja atas leher maleus. Muskulus tensor timpani disarafi oleh cabang saraf kranial ke 5. kerja otot ini menyebabkan membran timpani tertarik kearah dalam sehingga menjadi lebih otot ini menyebabkan membran timpani tertarik kearah dalam sehingga menjadi lebih tegang dan meningkatkan frekuensi resonansi sistem penghantar suara serta melemahkan tegang dan meningkatkan frekuensi resonansi sistem penghantar suara serta melemahkan suara dengan freksuensi rendah.

suara dengan freksuensi rendah.

Otot stapedius adalah otot yang relatif pendek. Bermula dari dalam kanalnya Otot stapedius adalah otot yang relatif pendek. Bermula dari dalam kanalnya didalam eminensia piramid, serabut ototnya melekat

didalam eminensia piramid, serabut ototnya melekat ke perios kanal tersebut.ke perios kanal tersebut.

Serabut-serabutnya bergabung membentuk tendon stapedius yang berinsersi pada apek  Serabut-serabutnya bergabung membentuk tendon stapedius yang berinsersi pada apek    posterior leher stapes. M. Stapedius disarafi oleh salah satu cabang saraf kranial ke 7   posterior leher stapes. M. Stapedius disarafi oleh salah satu cabang saraf kranial ke 7

yang timbul ketika saraf tersebut

yang timbul ketika saraf tersebut melewati m. stapedius tersebut pada perputarannya yangmelewati m. stapedius tersebut pada perputarannya yang kedua. Kerja m.stapedius menarik stapes ke posterior mengelilingi suatu pasak pada tepi kedua. Kerja m.stapedius menarik stapes ke posterior mengelilingi suatu pasak pada tepi   posterior basis stapes. Keadaan ini stapes kaku, memperlemah transmisi suara dan   posterior basis stapes. Keadaan ini stapes kaku, memperlemah transmisi suara dan

meningkatkan frekuensi resonansi tulang-tulang pendengaran. meningkatkan frekuensi resonansi tulang-tulang pendengaran.

(14)

Gambar penampang otot pada telinga bagian tengah Gambar penampang otot pada telinga bagian tengah

3.

3. SaraSaraf f korda timpani.korda timpani.

Merupakan cabang dari nervus fasialis masuk ke kavum timpani dari kanalikulus Merupakan cabang dari nervus fasialis masuk ke kavum timpani dari kanalikulus   posterior yang menghubungkan dinding lateral dan posterior. Korda timpani memasuki   posterior yang menghubungkan dinding lateral dan posterior. Korda timpani memasuki telinga tengah bawah pinggir posterosuperior sulkus timpani dan berjalan keatas depan telinga tengah bawah pinggir posterosuperior sulkus timpani dan berjalan keatas depan lateral keprosesus longus dari inkus dan kemudian ke bagian bawah leher maleus lateral keprosesus longus dari inkus dan kemudian ke bagian bawah leher maleus tepatnya diperlekatan tendon tensor timpani. Setelah berjalan kearah medial menuju tepatnya diperlekatan tendon tensor timpani. Setelah berjalan kearah medial menuju ligamentum maleus anterior,

ligamentum maleus anterior, saraf ini keluar melalui fisura petrotimpani.saraf ini keluar melalui fisura petrotimpani.

Korda timpani juga mengandung jaringan sekresi parasimpatetik yang Korda timpani juga mengandung jaringan sekresi parasimpatetik yang   berhubungan dengan kelenjar ludah sublingual dan submandibula melalui ganglion   berhubungan dengan kelenjar ludah sublingual dan submandibula melalui ganglion submandibular. Korda timpani memberikan serabut perasa pada 2/3 depan lidah bagian submandibular. Korda timpani memberikan serabut perasa pada 2/3 depan lidah bagian anterior.

anterior.

4.

4. SaraSaraf f pleksus timpanikus.pleksus timpanikus.

Adalah berasal dari n. timpani cabang dari nervus glosofaringeus dan dengan Adalah berasal dari n. timpani cabang dari nervus glosofaringeus dan dengan nervus karotikotimpani yang berasal dari pleksus simpatetik disekitar arteri karotis nervus karotikotimpani yang berasal dari pleksus simpatetik disekitar arteri karotis interna. Saraf dari pleksus ini dan kemudian berlanjut pada :

interna. Saraf dari pleksus ini dan kemudian berlanjut pada : a.

a. Cabang-cabang pada membrana mukosa yamg melapisi kavum timpani, tubaCabang-cabang pada membrana mukosa yamg melapisi kavum timpani, tuba eustachius, antrum mastiod d

eustachius, antrum mastiod dan sel-sel mastoid.an sel-sel mastoid.  b.

 b. Sebuah cabang yang berhubungan dengan nervus petrosus superfisial mayor.Sebuah cabang yang berhubungan dengan nervus petrosus superfisial mayor. Pada nervus petrosus superfisial minor, yang mengandung serabut-serabut Pada nervus petrosus superfisial minor, yang mengandung serabut-serabut   parasimpatis dari N. IX. Saraf ini meninggalkan telinga tengah melalui suatu saluran   parasimpatis dari N. IX. Saraf ini meninggalkan telinga tengah melalui suatu saluran

(15)

yang kecil dibawah m. tensor timpani kemudian menerima serabut saraf parasimpatik  yang kecil dibawah m. tensor timpani kemudian menerima serabut saraf parasimpatik  dari N. VII dengan melalui cabang dari ganglion genikulatum. Secara sempurna saraf  dari N. VII dengan melalui cabang dari ganglion genikulatum. Secara sempurna saraf    berjalan melalui tulang temporal, dilateral sampai nervus petrosus superfisial mayor,   berjalan melalui tulang temporal, dilateral sampai nervus petrosus superfisial mayor,

diatas dasar fosa kranial media, diluar dura

diatas dasar fosa kranial media, diluar durameter.meter.

Kemudian berjalan melalui foramen ovale dengan nervus mandibula dan arteri Kemudian berjalan melalui foramen ovale dengan nervus mandibula dan arteri meningeal assesori sampai ganglion otik. Kadang-kadang saraf ini tidak berjalan pada meningeal assesori sampai ganglion otik. Kadang-kadang saraf ini tidak berjalan pada foramen ovale tetapi melalui foramen yang kecil sampai foramen spinosum. Serabut post foramen ovale tetapi melalui foramen yang kecil sampai foramen spinosum. Serabut post ganglion dari ganglion otik menyuplai serabut-serabut sekremotor pada kelenjar parotis ganglion dari ganglion otik menyuplai serabut-serabut sekremotor pada kelenjar parotis melalui nervus aur

melalui nervus aur ikulotemporalisikulotemporalis..

Sara

Saraf f  f f asialasial

Meninggalkan fosa kranii posterior dan memasuki tulang temporal melalui meatus Meninggalkan fosa kranii posterior dan memasuki tulang temporal melalui meatus akustikus internus bersamaan dengan N. VIII. Saraf fasial terutama terdiri dari dua komponen akustikus internus bersamaan dengan N. VIII. Saraf fasial terutama terdiri dari dua komponen yang berbeda, yaitu :

yang berbeda, yaitu : 1.

1. Saraf motorik untuk otot-otot yang berasal dari lengkung brankial kedua (faringeal) yaituSaraf motorik untuk otot-otot yang berasal dari lengkung brankial kedua (faringeal) yaitu otot ekspresi wajah, stilohioid, posterior belly m. digastrik dan m. staped

otot ekspresi wajah, stilohioid, posterior belly m. digastrik dan m. staped ius.ius. 2.

2. Saraf intermedius yang terdiri dari saraf sensori dan sekretomotor parasimpatetisSaraf intermedius yang terdiri dari saraf sensori dan sekretomotor parasimpatetis  preganglionik yang menuju ke semua glandula wajah kecuali parotis.

 preganglionik yang menuju ke semua glandula wajah kecuali parotis.

Saraf kranial VII mencapai dinding medial kavum timpani melalui auditori meatus diatas Saraf kranial VII mencapai dinding medial kavum timpani melalui auditori meatus diatas vestibula labirin tulang. Kemudian membelok kearah posterior dalam tulang diatas feromen vestibula labirin tulang. Kemudian membelok kearah posterior dalam tulang diatas feromen ovale terus ke dinding posterior kavum timpani. Belokan kedua terjadi dinding posterior  ovale terus ke dinding posterior kavum timpani. Belokan kedua terjadi dinding posterior  mengarah ke tulang petrosa melewati kanal fasial keluar dari dasar tengkorak melewati foramen mengarah ke tulang petrosa melewati kanal fasial keluar dari dasar tengkorak melewati foramen stilomastoidea.

stilomastoidea.

Pada belokan pertama di dinding medial dari kavum timpani terdapat ganglion Pada belokan pertama di dinding medial dari kavum timpani terdapat ganglion genikulatum, yang mengandung sel unipolar palsu. Sel ini adalah bagian dari jaringan perasa dari genikulatum, yang mengandung sel unipolar palsu. Sel ini adalah bagian dari jaringan perasa dari 2/3 lidah dan palatum. Saraf petrosa superfisial yang besar bercabang dari saraf cranial VII pada 2/3 lidah dan palatum. Saraf petrosa superfisial yang besar bercabang dari saraf cranial VII pada ganglion genikulatum, masuk ke dinding anterior kavum timpani, terus ke fosa kranial tengah. ganglion genikulatum, masuk ke dinding anterior kavum timpani, terus ke fosa kranial tengah. Saraf ini mengandung jaringan perasa dari palatum dan jaringan sekremotor dari glandula atap Saraf ini mengandung jaringan perasa dari palatum dan jaringan sekremotor dari glandula atap rongga mulut, kavum nasi dan orbita.

rongga mulut, kavum nasi dan orbita.

Bagian lain dari saraf kranial VII membentuk percabangan motor ke otot stapedius dan Bagian lain dari saraf kranial VII membentuk percabangan motor ke otot stapedius dan korda timpani. Korda timpani keluar ke fosa intra temporal melalui handle malleus, bergerak  korda timpani. Korda timpani keluar ke fosa intra temporal melalui handle malleus, bergerak 

(16)

secara vertikal ke inkus dan terus ke fisura petrotimpanik. Korda timpani mengandung jaringan secara vertikal ke inkus dan terus ke fisura petrotimpanik. Korda timpani mengandung jaringan   perasa dari 2/3 anterior lidah dan jaringan sekretorimotor dari ganglion submandibula. Sel   perasa dari 2/3 anterior lidah dan jaringan sekretorimotor dari ganglion submandibula. Sel  jaringan perasanya terdapat di gang

 jaringan perasanya terdapat di ganglilion geon genikulatum.nikulatum.

Gambar saraf facialis, korda timpani, dan

Gambar saraf facialis, korda timpani, dan fleksus timpanikusfleksus timpanikus

Perdarahan Kavum Timpani Perdarahan Kavum Timpani

Pembuluh-pembuluh darah yang memberikan vaskularis asi kavum timpani adalah Pembuluh-pembuluh darah yang memberikan vaskularis asi kavum timpani adalah arteri-arteri kecil yang melewati tulang yang tebal. Sebagian besar pembuluh darah yang menuju arteri kecil yang melewati tulang yang tebal. Sebagian besar pembuluh darah yang menuju kavum timpani berasal dari cabang

kavum timpani berasal dari cabang arteri karotis eksterna.arteri karotis eksterna.

Pada daerah anterior mendapat vaskularisasi dari a. timpanika anterior, yang merupakan Pada daerah anterior mendapat vaskularisasi dari a. timpanika anterior, yang merupakan cabang dari a.

cabang dari a. maksilaris interna yang masuk ke telinga tengah maksilaris interna yang masuk ke telinga tengah melalui fisura petrotimmelalui fisura petrotimpanika.panika. Pada daerah posterior mendapat vaskularisasi dari a. timpanika psoterior, yang merupakan Pada daerah posterior mendapat vaskularisasi dari a. timpanika psoterior, yang merupakan cabang dari a. mastoidea yaitu a. stilomastoidea. Pada daerah superior mendapat perdarahan dari cabang dari a. mastoidea yaitu a. stilomastoidea. Pada daerah superior mendapat perdarahan dari cabang a. meningea media juga a. petrosa superior, a. timpanika superior dan ramus cabang a. meningea media juga a. petrosa superior, a. timpanika superior dan ramus inkudomalei.

inkudomalei.

Pembuluh vena kavum timpani berjalan bersama-sama dengan pembuluh arteri menuju Pembuluh vena kavum timpani berjalan bersama-sama dengan pembuluh arteri menuju  pleksus venosus pterigoid atau sinus petrosus superior.

 pleksus venosus pterigoid atau sinus petrosus superior.

Pembuluh getah bening kavum timpani masuk ke dalam pembuluh getah bening Pembuluh getah bening kavum timpani masuk ke dalam pembuluh getah bening retrofaring atau ke

(17)

II.1.3. Tuba Eustachius II.1.3. Tuba Eustachius

Tuba eustachius disebut juga tuba auditory atau tuba faringotimpani. bentuknya seperti Tuba eustachius disebut juga tuba auditory atau tuba faringotimpani. bentuknya seperti huruf S. Tuba ini merupakan saluran yang menghubungkan kavum timpani dengan nasofaring. huruf S. Tuba ini merupakan saluran yang menghubungkan kavum timpani dengan nasofaring. Pada orang dewasa panjang tuba sekitar 36 mm berjalan ke bawah, depan dan medial dari telinga Pada orang dewasa panjang tuba sekitar 36 mm berjalan ke bawah, depan dan medial dari telinga tengah 13 dan pada anak dibawah 9 bulan adalah 17,5 mm.

tengah 13 dan pada anak dibawah 9 bulan adalah 17,5 mm.

Gambar perbandingan penampang tuba auditori pada bayi dan dewasa Gambar perbandingan penampang tuba auditori pada bayi dan dewasa

Tuba terdiri dari 2 bagian yaitu : Tuba terdiri dari 2 bagian yaitu : 1.

1. Bagian tulang terdapat pada bagian belakang dan pendek (1/3 bagian).Bagian tulang terdapat pada bagian belakang dan pendek (1/3 bagian). 2.

2. Bagian tulang rawan terdapat pada bagian depan dan panjang (2/3 bagian).Bagian tulang rawan terdapat pada bagian depan dan panjang (2/3 bagian).

Bagian tulang sebelah lateral berasal dari dinding depan kavum timpani, dan bagian Bagian tulang sebelah lateral berasal dari dinding depan kavum timpani, dan bagian tulang rawan medial masuk ke nasofaring. Bagian tulang rawan ini berjalan kearah posterior, tulang rawan medial masuk ke nasofaring. Bagian tulang rawan ini berjalan kearah posterior, superior dan medial sepanjang 2/3 bagian keseluruhan panjang tuba (4 cm), kemudian bersatu superior dan medial sepanjang 2/3 bagian keseluruhan panjang tuba (4 cm), kemudian bersatu dengan bagian tulang at

dengan bagian tulang atau timpani.au timpani.

Tempat pertemuan itu merupakan bagian yang sempit yang disebut ismus. Bagian tulang Tempat pertemuan itu merupakan bagian yang sempit yang disebut ismus. Bagian tulang tetap terbuka, sedangkan bagian tulang rawan selalu tertutup dan berakhir pada dinding lateral tetap terbuka, sedangkan bagian tulang rawan selalu tertutup dan berakhir pada dinding lateral nasofaring. Pada orang dewasa muara tuba pada bagian timpani terletak kira-kira 2-2,5 cm, lebih nasofaring. Pada orang dewasa muara tuba pada bagian timpani terletak kira-kira 2-2,5 cm, lebih tinggi dibanding dengan ujungnya nasofaring. Pada anak-anak, tuba pendek, lebar dan letaknya tinggi dibanding dengan ujungnya nasofaring. Pada anak-anak, tuba pendek, lebar dan letaknya mendatar maka infeksi mudah menjalar dari nasofaring ke telinga tengah. Tuba dilapisi oleh mendatar maka infeksi mudah menjalar dari nasofaring ke telinga tengah. Tuba dilapisi oleh mukosa saluran nafas yang berisi sel-sel goblet dan kelenjar mucus dan memiliki lapisan epitel mukosa saluran nafas yang berisi sel-sel goblet dan kelenjar mucus dan memiliki lapisan epitel

(18)

  bersilia didasarnya. Epitel tuba terdiri dari epitel selinder berlapis dengan sel selinder. Disini   bersilia didasarnya. Epitel tuba terdiri dari epitel selinder berlapis dengan sel selinder. Disini terdapat silia dengan pergerakannya ke arah faring. Sekitar ostium tuba terdapat jaringan limfosit terdapat silia dengan pergerakannya ke arah faring. Sekitar ostium tuba terdapat jaringan limfosit yang dinamakan tonsil tuba.

yang dinamakan tonsil tuba.

Otot yang berhubungan dengan tuba eustachius yaitu : Otot yang berhubungan dengan tuba eustachius yaitu : 1. M. tensor veli palatini

1. M. tensor veli palatini 2. M. elevator veli palatini 2. M. elevator veli palatini 3. M. tensor timpani

3. M. tensor timpani 4. M. salpingofaringeus 4. M. salpingofaringeus

Fungsi tuba eustachius sebagai ventilasi telinga yaitu mempertahankan keseimbangan Fungsi tuba eustachius sebagai ventilasi telinga yaitu mempertahankan keseimbangan tekanan udara didalam kavum timpani dengan tekanan udara luar, drenase sekret dari kavum tekanan udara didalam kavum timpani dengan tekanan udara luar, drenase sekret dari kavum timpani ke nasofaring dan

timpani ke nasofaring dan menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke kavum tmenghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke kavum t imimpani.pani.

II.1.4. Prosesus Mastoideus II.1.4. Prosesus Mastoideus

Rongga mastoid berbentuk seperti bersisi tiga dengan puncak mengarah ke kaudal. Atap Rongga mastoid berbentuk seperti bersisi tiga dengan puncak mengarah ke kaudal. Atap mastoid adalah fosa kranii media. Dinding medial adalah dinding lateral fosa kranii posterior. mastoid adalah fosa kranii media. Dinding medial adalah dinding lateral fosa kranii posterior. Sinus sigmoid terletak dibawah duramater pada

Sinus sigmoid terletak dibawah duramater pada daerah ini.daerah ini.

Pada dinding anterior mastoid terdapat aditus ad antrum. Aditus antrum mastoid adalah Pada dinding anterior mastoid terdapat aditus ad antrum. Aditus antrum mastoid adalah suatu pintu yang besar iregular berasal dari epitisssmpanum posterior menuju rongga antrum suatu pintu yang besar iregular berasal dari epitisssmpanum posterior menuju rongga antrum yang berisi udara, sering disebut sebagai aditus ad antrum. Dinding medial merupakan yang berisi udara, sering disebut sebagai aditus ad antrum. Dinding medial merupakan  penonjolan dari kanalis semisirkularis lateral. Dibawah dan sedikit ke medial dari promontorium  penonjolan dari kanalis semisirkularis lateral. Dibawah dan sedikit ke medial dari promontorium terdapat kanalis bagian tulang dari n. fasialis. Prosesus brevis inkus sangat berdekatan dengan terdapat kanalis bagian tulang dari n. fasialis. Prosesus brevis inkus sangat berdekatan dengan kedua struktur ini dan jarak rata-rata diantara organ : n. VII ke kanalis semisirkularis 1,77 mm; kedua struktur ini dan jarak rata-rata diantara organ : n. VII ke kanalis semisirkularis 1,77 mm; n.VII ke prosesus brevis inkus 2,36 mm : dan prosesus brevis inkus ke kanalis semisirkularis n.VII ke prosesus brevis inkus 2,36 mm : dan prosesus brevis inkus ke kanalis semisirkularis 1,25 mm.

1,25 mm.

Antrum mastoid adalah sinus yang berisi udara didalam pars petrosa tulang temporal. Antrum mastoid adalah sinus yang berisi udara didalam pars petrosa tulang temporal. Berhubungan dengan telinga tengah melalui aditus dan mempunyai sel-sel udara mastoid yang Berhubungan dengan telinga tengah melalui aditus dan mempunyai sel-sel udara mastoid yang   berasal dari dinding-dindingnya. Antrum sudah berkembang baik pada saat lahir dan pada   berasal dari dinding-dindingnya. Antrum sudah berkembang baik pada saat lahir dan pada dewasa mempunyai volume 1 ml, panjang dari depan kebelakang sekitar 14 mm, daria atas dewasa mempunyai volume 1 ml, panjang dari depan kebelakang sekitar 14 mm, daria atas kebawah 9mm dan dari sisi lateral ke medial 7 mm. Dinding medial dari antrum berhubungan kebawah 9mm dan dari sisi lateral ke medial 7 mm. Dinding medial dari antrum berhubungan dengan kanalis semisirkularis posterior dan lebih ke dalam dan inferiornya terletak sakus dengan kanalis semisirkularis posterior dan lebih ke dalam dan inferiornya terletak sakus

(19)

endolimfatikus dan dura dari fosa kranii posterior. Atapnya membentuk bagian dati lantai fosa endolimfatikus dan dura dari fosa kranii posterior. Atapnya membentuk bagian dati lantai fosa kranii media dan memisahkan antrum de

kranii media dan memisahkan antrum dengan otak lobus temporangan otak lobus temporalislis. Dinding posterior terutama. Dinding posterior terutama dibentuk oleh tulang yang menutupi sinus. Dinding lateral merupakan bagian dari pars skumosa dibentuk oleh tulang yang menutupi sinus. Dinding lateral merupakan bagian dari pars skumosa tulang temporal dan meningkat ketebalannya selama hidup dari sekitar 2 mm pada saat lahir  tulang temporal dan meningkat ketebalannya selama hidup dari sekitar 2 mm pada saat lahir  hingga 12-15 mm pada dewasa. Dinding lateral pada orang dewasa berhubungan dengan hingga 12-15 mm pada dewasa. Dinding lateral pada orang dewasa berhubungan dengan trigonum suprameatal ( Macewen¶s) pada permukaan luar tengkorak. Lantai antrum mastoid trigonum suprameatal ( Macewen¶s) pada permukaan luar tengkorak. Lantai antrum mastoid  berhubungan dengan otot digastrik dilateral dan sinus sigmoid di medial, meskipun pada aerasi  berhubungan dengan otot digastrik dilateral dan sinus sigmoid di medial, meskipun pada aerasi

tulang mastoid yang jelek, struktur ini bisa ber

tulang mastoid yang jelek, struktur ini bisa ber jarak 1 cm dari dinding antrum inferior. Dindingjarak 1 cm dari dinding antrum inferior. Dinding anterior antrum memiliki aditus pada bagian atas, sedangkan bagian bawah dilalui n.fasialis anterior antrum memiliki aditus pada bagian atas, sedangkan bagian bawah dilalui n.fasialis dalam perjalanan menuju ke

dalam perjalanan menuju ke foramen stilomastoid.foramen stilomastoid.

Gambar penampang Prosesus Mastoideus Gambar penampang Prosesus Mastoideus

Prosesus mastoid sangat penting untuk sistem pneumatisasi telinga. Pneumatisasi Prosesus mastoid sangat penting untuk sistem pneumatisasi telinga. Pneumatisasi didefinisikan sebagai suatu proses pembentukan atau perkembangan rongga-rongga udara didefinisikan sebagai suatu proses pembentukan atau perkembangan rongga-rongga udara didalam tulang temporal, dan sel-sel udara yang terdapat didalam mastoid adalah sebagian dari didalam tulang temporal, dan sel-sel udara yang terdapat didalam mastoid adalah sebagian dari sistem pneumatisasi yang meliputi banyak bagian dari tulang temporal. Sel-sel prosesus mastoid sistem pneumatisasi yang meliputi banyak bagian dari tulang temporal. Sel-sel prosesus mastoid yang mengandung udara berhubungan dengan udara didalam telinga tengah. Bila prosesus yang mengandung udara berhubungan dengan udara didalam telinga tengah. Bila prosesus mastoid tetap berisi tulang-tulang kompakta dikatakan sebagai pneumatisasi jelek dan sel-sel mastoid tetap berisi tulang-tulang kompakta dikatakan sebagai pneumatisasi jelek dan sel-sel

(20)

yang berpneumatisasi terbatas pada daerah sekitar antrum. Prosesus mastoid berkembang setelah yang berpneumatisasi terbatas pada daerah sekitar antrum. Prosesus mastoid berkembang setelah lahir sebagai tuberositas kecil yang berpneumatisasi secara sinkron dengan pertumbuhan antrum lahir sebagai tuberositas kecil yang berpneumatisasi secara sinkron dengan pertumbuhan antrum mastoid. Pada tahun pertama kehidupan prosesus ini terdiri dari tulang-tulang seperti spon mastoid. Pada tahun pertama kehidupan prosesus ini terdiri dari tulang-tulang seperti spon sehingga mastoiditis murni tidak dapat terjadi. Diantara usia 2 dan 5 tahun pada saat terjad i sehingga mastoiditis murni tidak dapat terjadi. Diantara usia 2 dan 5 tahun pada saat terjad i   pneumatisasi prosesus terdiri atas campuran tulang-tulang spon dan pneumatik. Pneumatisasi   pneumatisasi prosesus terdiri atas campuran tulang-tulang spon dan pneumatik. Pneumatisasi sempurna terjadi antara usia 6 ± 12 tahun. Luasnya pneumatisasi tergantung faktor herediter  sempurna terjadi antara usia 6 ± 12 tahun. Luasnya pneumatisasi tergantung faktor herediter  konstitusional dan faktor peradangan pada waktu umur muda. Bila ada sifat biologis mukosa konstitusional dan faktor peradangan pada waktu umur muda. Bila ada sifat biologis mukosa tidak baik maka daya pneumatisasi hilang atau kurang. Ini juga terjadi bila ada radang pada tidak baik maka daya pneumatisasi hilang atau kurang. Ini juga terjadi bila ada radang pada telinga yang tidak menyembuh. Maka nanti dapat dilihat pneumatisasi yang terhenti atau telinga yang tidak menyembuh. Maka nanti dapat dilihat pneumatisasi yang terhenti atau  pneumatisasi yang tidak ada sama seka

 pneumatisasi yang tidak ada sama sekali (teori dari Wittmack).li (teori dari Wittmack).

Menurut derajatnya, pneumatisasi prosesus mastoideus ini dapat dibagi atas : Menurut derajatnya, pneumatisasi prosesus mastoideus ini dapat dibagi atas : 1. Proesesus Mastoideus Kompakta (sklerotik), diomana t

1. Proesesus Mastoideus Kompakta (sklerotik), diomana t idak ditemui sel-selidak ditemui sel-sel.. 2. Prosesus Mastoideus Spongiosa, dimana terdapat

2. Prosesus Mastoideus Spongiosa, dimana terdapat sel-sel kecil saja.sel-sel kecil saja. 3. Prosesus Mastoideus dengan pneumatisasi yang

3. Prosesus Mastoideus dengan pneumatisasi yang luas, dimana sel-sel disini besar.luas, dimana sel-sel disini besar.

Sellulae mastoideus seluruhnya berhubungan dengan kavum timpani. Dekat antrum Sellulae mastoideus seluruhnya berhubungan dengan kavum timpani. Dekat antrum sel-selnya kecil tambah keperifer sel-sel-selnya bertambah besar. Oleh karena itu bila ada radang pada selnya kecil tambah keperifer sel-selnya bertambah besar. Oleh karena itu bila ada radang pada sel-sel mastoid, drainase tidak begitu baik hingga mudah terjadi radang pada mastoid sel-sel mastoid, drainase tidak begitu baik hingga mudah terjadi radang pada mastoid (mastoiditis).

(mastoiditis).

Menurut tempatnya sel-sel ini dapat d

Menurut tempatnya sel-sel ini dapat dibedakan :ibedakan : 1. 1. TerminalTerminal 2. 2. ZygomaticZygomatic 3. 3. PerisinusPerisinus 4. 4. FacialFacial 5.

5. Sudut petrosalSudut petrosal 6.

6. PeriantralPeriantral 7.

7. Sub duralSub dural 8.

8. Perilabirinter Perilabirinter 

II.1.5. Fisiologi Pendengaran II.1.5. Fisiologi Pendengaran

Getaran suara ditangkap oleh daun telinga yang dialirkan keliang telinga dan mengenai Getaran suara ditangkap oleh daun telinga yang dialirkan keliang telinga dan mengenai membran timpani, sehingga membran timpani bergetar. Getaran ini diteruskan ke tulang-tulang membran timpani, sehingga membran timpani bergetar. Getaran ini diteruskan ke tulang-tulang

(21)

  pendengaran yang berhubungan satu sama lain. Selanjutnya stapes menggerakkan tingkap   pendengaran yang berhubungan satu sama lain. Selanjutnya stapes menggerakkan tingkap lonjong (foramen ovale) yang juga menggerakkan perilimf dalam skala vestibuli. Getaran lonjong (foramen ovale) yang juga menggerakkan perilimf dalam skala vestibuli. Getaran diteruskan melalui membrane Reissener yang mendorong endolimf dan membran basal kearah diteruskan melalui membrane Reissener yang mendorong endolimf dan membran basal kearah   bawah, perilimf dalam skala timpani akan bergerak sehingga tingkap (foramen rotundum)   bawah, perilimf dalam skala timpani akan bergerak sehingga tingkap (foramen rotundum)

terdorong ke arah luar. terdorong ke arah luar.

Skala media yang menjadi cembung mendesak endolimf dan mendorong membran basal, Skala media yang menjadi cembung mendesak endolimf dan mendorong membran basal, sehingga menjadi cembung kebawah dan menggerakkan perilimf pada skala timpani. Pada waktu sehingga menjadi cembung kebawah dan menggerakkan perilimf pada skala timpani. Pada waktu istirahat ujung sel rambut berkelok-kelok, dan dengan berubahnya membran basal ujung sel istirahat ujung sel rambut berkelok-kelok, dan dengan berubahnya membran basal ujung sel rambut menjadi lurus. Rangsangan fisik tadi diubah oleh adanya perbedaan ion Kalium dan ion rambut menjadi lurus. Rangsangan fisik tadi diubah oleh adanya perbedaan ion Kalium dan ion   Natrium menjadi aliran listrik yang diteruskan ke cabang-cabang n.VII, yang kemudian   Natrium menjadi aliran listrik yang diteruskan ke cabang-cabang n.VII, yang kemudian

meneruskan rangsangan itu ke pusat sensorik pendengaran diotak ( area 39-40) melalui saraf  meneruskan rangsangan itu ke pusat sensorik pendengaran diotak ( area 39-40) melalui saraf   pusat yang ada d

 pusat yang ada dililobus tobus temporalis.emporalis.

Gambar Transmisi Suara Gambar Transmisi Suara

(22)

II.2.

II.2. Otitis Otitis Media Media SupuratiSupuratif f Kronik Kronik  II.2.1. De

II.2.1. Def f inisiinisi

O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k ( O M S K ) m e r u p a k a n s u a t u r a d a n g O t i t i s M e d i a S u p u r a t i f K r o n i k ( O M S K ) m e r u p a k a n s u a t u r a d a n g k r o n i s t e l i n g a t e n g a h d e n g a n p e r f o r a s i m e m b r a n t i m p a n i d a n r i w a y a t k r o n i s t e l i n g a t e n g a h d e n g a n p e r f o r a s i m e m b r a n t i m p a n i d a n r i w a y a t keluarnya sekret dari telinga (

keluarnya sekret dari telinga (oot t oor r eeaa) lebih dari 2 bu) lebih dari 2 bu lan, baik terus menerus atau hilang timbul.lan, baik terus menerus atau hilang timbul.

II.2.2. Epidemiologi II.2.2. Epidemiologi

Insiden OMSK ini bervariasi pada setiap negara. Secara umum, insiden Insiden OMSK ini bervariasi pada setiap negara. Secara umum, insiden OMSK

OMSK dipengarudipengaru hi oleh ras dahi oleh ras da n faktor son faktor so sio-ekonomi. Misalnsio-ekonomi. Misaln ya, OMSK leya, OMSK le bihbih sering dijumpai pada orang Eskimo dan Indian Amerika, anak-anak aborigin sering dijumpai pada orang Eskimo dan Indian Amerika, anak-anak aborigin Australia dan orang kulit hitam di Afrika Selatan. Walaupun demikian, lebih dari 90% beban Australia dan orang kulit hitam di Afrika Selatan. Walaupun demikian, lebih dari 90% beban d

duunniia a aakkiibbaat t OOMMSSK K ini ini dipdip ikik ul ul oo leh leh nene gargar a-a- negneg ara ara di di AsAs ia ia TeTe ngng gaga ra, ra, dada eraera hh Pasifik Barat, Afrika, dan beberapa daerah minoritas di Pasifik. Kehidupan sosial Pasifik Barat, Afrika, dan beberapa daerah minoritas di Pasifik. Kehidupan sosial ekonomi yang rendah, lingkungan kumuh dan status kesehatan serta gizi yang jelek  ekonomi yang rendah, lingkungan kumuh dan status kesehatan serta gizi yang jelek  merupakan faktor yang menjadi dasar untuk meningkatnya prevalensi OMSK pada negara merupakan faktor yang menjadi dasar untuk meningkatnya prevalensi OMSK pada negara yang sedang berkembang.

yang sedang berkembang.

Survei prevalensi di seluruh dunia, yang walaupun masih bervariasi dalam hal Survei prevalensi di seluruh dunia, yang walaupun masih bervariasi dalam hal definisi penyakit, metode

definisi penyakit, metode  sampli samplinn g  g  serta mutu metodologi, menunjukkan bebanserta mutu metodologi, menunjukkan beban dunia akibat OMSK melibatkan 65±330 juta orang dengan telinga berair, 60% di dunia akibat OMSK melibatkan 65±330 juta orang dengan telinga berair, 60% di antaranya (39±200 juta) menderita kurang pendengaran yang signifikan. Secara antaranya (39±200 juta) menderita kurang pendengaran yang signifikan. Secara umum, prevalensi OMSK di Indonesia adalah 3,8% dan pasien OMSK merupakan umum, prevalensi OMSK di Indonesia adalah 3,8% dan pasien OMSK merupakan 25% dari pasien-pasien yang berobat di poliklinik THT rumah sakit di Indonesia.

25% dari pasien-pasien yang berobat di poliklinik THT rumah sakit di Indonesia.

II.2.3.

II.2.3. EtioloEtiologigi

Terjadi OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak, jarang Terjadi OMSK hampir selalu dimulai dengan otitis media berulang pada anak, jarang dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring (adenoiditis, tonsilitis, dimulai setelah dewasa. Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring (adenoiditis, tonsilitis, rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba Eustachius. Fungsi tuba Eustachius yang rinitis, sinusitis), mencapai telinga tengah melalui tuba Eustachius. Fungsi tuba Eustachius yang abnormal merupakan faktor predisposisi yang dijumpai pada anak dengan cleft palate dan abnormal merupakan faktor predisposisi yang dijumpai pada anak dengan cleft palate dan Down¶s syndrom. Adanya tuba patulous, menyebabkan refluk isi nasofaring yang merupakan Down¶s syndrom. Adanya tuba patulous, menyebabkan refluk isi nasofaring yang merupakan faktor insiden OMSK yang tinggi di Amerika Serikat. Faktor Host yang berkaitan dengan insiden faktor insiden OMSK yang tinggi di Amerika Serikat. Faktor Host yang berkaitan dengan insiden OMSK yang relatif tinggi adalah defisiensi immun sistemik. Kelainan humoral (seperti OMSK yang relatif tinggi adalah defisiensi immun sistemik. Kelainan humoral (seperti

Gambar

Gambar Anatomi TelingaGambar Anatomi Telinga
Gambar Penampang Membran TimpaniGambar Penampang Membran Timpani
Gambar os malleusGambar os malleus b.
Gambar os incusGambar os incus c.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Manusia Indonesia sebagai warga negara dan masyarakat mempunyai kedudukan dan hak yang sama. Dalam menggunakan hak-haknya, selalu memperhatikan dan mempertimbangkan kepentingan

Pada Exit Station, sistem akan membaca kode pada kartu parkir ( Barcode Card ) dan melakukan kalkulasi durasi parkir dan biaya V..    P   r   o   p   o

(5) Bentuk, isi serta tata cara penerbitan dan penyampaian SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini ditetapkan oleh

Program belajar Matematika Nalaria Realistik yang dapat diselenggarakan diberbagai sekolah, setelah guru di sekolah tersebut mendapatkan pelatihan. khusus dan izin

Evaluasi mutu gizi, seperti kandungan amilosa pada padi dan jagung, kan- dungan HCN pada ubi kayu, kandungan protein dan lemak, asam lemak jenuh dan tidak jenuh pada kedelai,

Penelitian yang dilakukan oleh Muliaty di Kabupaten Sidrap menemukan bahwa motivasi ibu hamil menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan ibu hamil

Field observation data and examine rubber manufactured shown that PB 330 clone was having colorless latex with highly crumb rubber contain (> 40%).. PB 330 has a good

Jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai atraktan adalah daun pisang, pepaya, talas (anonim, 2007) dan pada penelitian ini digabungkan dengan daun tanaman