• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desidn Research - Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed - Creswell

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Desidn Research - Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed - Creswell"

Copied!
318
0
0

Teks penuh

(1)

Pendahuluan

TUJUAN

BUKU ini menyajikan kerangka kerja, proses, dan aneka pendekatan komposisional dalam merancang sebuah penelitian kualitatif, kuan-titatif, dan metode campuran untuk bidang-bidang sosial-humaniora. Adanya minat yang tinggi pada penelitian kualitatif, munculnya beragam pendekatan metode campuran, dan terus diterapkannya bentuk-bentuk tradisional kuantitatif, membuat saya merasa pe"rlu melakukan perbandingan terhadap tiga rancangan penelitian ini. Saya membandingkan ketiganya berdasarkan asumsi-asumsi filosofis, tinjauan pustaka, penggunaan teori, struktur penyajian, dan pertimbangan-pertirnbangan etis atas ketiga rancangan tersebut. Selanjutnya, saya menjelaskan unsur-unsur kunci dalam proses penelitian pada umumnya: menulis pendahuluan, menegaskan tujuan penelitian, mengidentifikasi rumusan masalah dan hipotesis pe-nelitian, serta menerapkan metode-metode dan prosedur-prosedur di dalam pengumpulan dan analisis data. Semua elemen ini saya jelaskan berdasarkan penerapannya dalam rancangan kualitatif, kuantitatif, dan metode campuran.

Cover buku ini —buku aslinya, bukan buku terjemahan bahasa Indonesia ini— menggambarkan sebuah mandala: suatu simbol orang Hindu dan Buddha tentang dunia. Merancang mandala, sepertihal-nya merancang penelitian, membutuhkan usaha pengamatan yang tepat terhadap kerangka kerja, desain keseluruhan, dan detail-detail —sebuah mandala yang dibuat dari pasir akan membutuhkan waktu berhari-hari karena sang arsitek harus menyusun dengan tepat bagian-bagian di dalamnya yang terdiri dari butiran-butiran pasir. Mandala juga menunjukkan keterkaitan bagian-bagian ini secara keseluruhan, yang juga merefleksikan rancangan penelitian, di mana setiap bagian di dalamnya saling berpengaruh terhadap konstruksi akhir penelitian.

SASARAN PEMBACA

Buku ini ditujukan untuk para mahasiswa sarjana dan pasca-sarjana yang ingin menyiapkan rencana atau proposal untuk artikel jurnal akademis, disertasi, ataupun tesisnya. Pada level yang lebih luas, buku ini bisa digunakan sebagai buku referensi sekaligus pegangan untuk mata kuliah metode-metode penelitian. Agar mem-peroleh manfaat terbaik dari buku ini, pembaca perlu memiliki pengetahuan dasar tentang penelitian kualitatif dan kuantitatif. Sebab, bagaimanapun juga, istilah-istilah kunci yang akan dijelaskan dan dijabarkan serta strategi-strategi yang

(2)

direkomendasikan dalam buku ini, mengharuskan pembaca memiliki kesiapan dasar "teknis" dalam merancangpenelitian. Istilah-istilah yang dicetak tebal dalam. tulisan ini ataupun dalam giosarium pada akhir buku ini merupakan istilah-istilah yang diharapkan dapat membantu proses pernbacaan yang lebih cepat, Buku ini juga dirancang untuk pembaca umum dalam bidang-bidang sosial-humaniora. Sejak diterbitkan pertama kali, saya melihat bahwa pembaca buku ini adalah mereka yang berasal dari berbagai disiplin dan bidang ilmu pengetahuan. Tentu saja, dari respons yang begitu positif ini, saya sangat berharap para mahasiswa, pembaca, dan peneliti di bidang-bidang seperti marketing, manajemen, hukum pidana, komunikasi, psikologi, sosiologi, pendidikan dasar, pendidikan menengah atau perguruan tinggi, ke-perawatan, kesehatan, studi perkotaan, keluarga, dan bidang-bidang lain, juga dapat memanfaatkan edisi ketiga buku ini.

FORMAT

Pada masing-masing bab, saya menyajikan contoh-contoh penelitian yang berasal dari berbagai disiplin yang berbeda. Contoh-contoh ini saya ambil dari buku, artikel ilmiah, proposal disertasi dan disertasi itu sendiri. Meskipun spesialisasi saya adalah pendidik-an, namun contoh-contoh ini sudah saya rancang seinklusif mungkin agar dapat diterapkan dalam ilmu-ilmu sosial-humaniora. Contoh-contoh ini pada umumnya merefleksikan isu-isu seputar keadilan sosial, individu-individu marginal, serta sampel dan populasi yang pernah dikaji oleh para peneliti sosial. Sifat inklusivitas (keterbukaan) ■ ini diharapkan dapat memperluas pluralisme metodologis dalam . penelitian dewasa ini. Apalagi, saya juga sudah memperluas konten dalam buku dengan menjelaskan gagasan-gagasan filosofis penelitian, gaya-gaya penelitian, dan prosedur-prosedur penelitian yang beraneka ragam.

Buku ini bukanlah buku metodologi yang rinci karena saya hanya menyoroti poin-poin penting dalam rancangan/rencana penelitian. Meski demikian, saya berkeyakinan bahwa saya telah menge-mas buku ini sebaik mungkin dengan menyajikan gagasan-gagasan inti yang kira-kira dibutuhkan oleh peneliti untuk merencanakan suatu penelitian. Strategi-strategi penelitian dalam buku ini dibatasi berdasarkan frekuensi penggunaan penelitian tersebut. Misalnya, untuk penelitian kuantitatif, saya hanya membahas rancangan survei dan eksperimen. Sedangkan untuk penelitian kuantitatif, disertakan pembahasan tentang fenomenologi, etnografi, grounded theory, studi kasus, dan penelitian. Adapun strategi-strategi konkuren, sekuensial, dan transformatif menjadi tiga topik utama yang saya bahas terkait dengan penelitian metode campuran. Para mahasiswa bisa memanf

(3)

aatkan buku ini untuk membantu mempersiapkan proposal disertasi. Akan tetapi, saya tidak membahas topik-topik seputar "politik penyajian dan negoisasi" dengan pihak perguruan tinggi karena topik-topik seperti ini sudah dijelaskan di buku-buku lain.

Dengan tetap konsisten pada konvensi-konvensi tulisan akade-mis, saya sudah berusaha menghilangkan kata-kata dan contoh-contoh yang cenderung diskriminatif (seperti, seksis atau etnis). Contoh-contoh yang dipilih pada umumnya berhubungan dengan gender dan kebudayaan. Saya juga sudah berusaha membagi contoh-contoh secara merata untuk penelitian kualitatif dan kuantitatif. Tldak ada favoritisme di sini. Selain itu, perlu diketahui pula bahwa meskipun contoh-contoh yang disajikan dalam buku ini dikutip dari berbagai buku dan referensi, masih ada banyak contoh yang bisa Anda peroleh dari referensi-referensi lain. Saya hanya mengutip satu referensi yang benar-benar sesuai dengan contoh yang ingin saya sajikan. Seperti halnya dengan dua edisi sebelum buku ini, saya tetap mempertahankan beberapa hal yang dapat meningkatkan keterbaca-an dketerbaca-an pemahamketerbaca-an atas materi di dalamnya, misainya bullet-bullet untuk menekketerbaca-ankketerbaca-an poin-poin inti, angka-angka untuk menekankan langkah-langkah pelaksanaan, contoh-contoh kutipan dengan catatan tambahan untuk menyoroti poin-poin kunci penelitian yang di-tunjukkan oleh para pengarangnya.

Meski demikian, pada edisi ketiga kali ini, ada banyak hal baru yang ditambah untuk merespons keinginan pembaca dan perkem-bangan-perkembangan penelitian masa kini:

 Asumsi-asumsi filosofis diperkenalkan di awal buku ini sebagai langkah dasar yang perlu dipertimbangkan oleh peneliti sebelum mereka benar-benar merancang penelitiannya.

 Pembahasan tentang masalah-masalah etis diperluas lagi dengan menyertakan lebih banyak pertimbangan terkait pengumpulan data dan pelaporan hasil penelitian.

Dalam edisi ketiga ini juga diselipkan, untuk pertama kalinya., CD (Compact Disc) yang berisi slide-slide presentasi Powerpoint yang dapat digunakan dalam kelas, serta contoh-contoh aktivitas dan pertanyaan-pertanyaan yang dapat didiskusikan.

 Program-program terkomputerisasi untuk mencari bahan bacaan juga disertakan, seperti Google Scholar, ProQuest, dan Survey-Monkey.

 Bab tentang prosedur-prosedur metode campuran sudah direvisi secara besar-besaran dengan menyertakan gagasan-gagasan mutakhir yang muncul baru-baru ini. Artikel-artikel terbaru dari jurnal Sage, yakni Journal of Mixed Methods Research, juga disajikan dan dikutip.

(4)

muncul pada edisi kedua kini telah dihapus, dan informasi tersebut dimasukkan ke dalam bab yang membahas tentang pendahuluan dan tinjauan pustaka.

 Edisi ketiga ini juga berisi glosarium yang memuat sejumlah istilah penting yang bisa digunakan oleh para peneliti pemula ataupun yang sudah berpengalaman untuk memahami bahasa penelitian. Hal ini sangat penting, utamanya menyangkut soal istilah-istilah yang berkembang tentang penelitian kualitatif dan metode campuran. tidak hanya disertakan, istilah-istilah tersebut juga didefinisikan secara detail.

 Pada hampir semua bab, saya juga menyertakan tips-tips peneliti an yang hingga saat ini telah membantu saya dalam memberikan arahan pada mahasiswa dan fakultas saya tentang metode-metode peneiitian selama hampir 35 tahun.

 Saya juga telah menyertakan referensi-referensi terbaru yang terkait dengan setiap topik yang dibahas dalam buku ini.

 Keunggulan-keunggulan pada edisi sebelumnya, dalam beberapa hal, juga saya sertakan, seperti:

1. Struktur keseluruhan buku ini yang terdiri dari pembahasan mengenai rancangan kualitatif, rancangan kuantitatif, dan rancangan metode campuran, utamanya yang terkait dengan proses-proses dan langkah-langkah penelitian di dalamnya.

2. Strategi-strategi kunci dalam memahami asumsi-asumsi filo- sofis, tips-tips dalam menulis penelitian akademis, melakukan tinjauan pustaka, script-script dalam menulis tujuan penelitian dan pertanyaan-pertanyaannya, serta daftar-daftar rinci mengenai bagaimana cara menulis prosedur-prosedur penelitian kualitatif, kuantitatif, dan metode campuran.

3. Masing-masing bab diakhiri dengan pertanyaan-pertanyaan diskusi dan referensi-referensi kunci.

RINGKASANBAB

Buku ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian I berisi langkah-langkah yang perlu dipertimbangkan oleh para peneliti sebelum mereka mengembangkan proposal atau rencana penelitiannya. Bagian II membahas bagian-bagian dalam proposal.

(5)

Bagian I: Pertimbangan-Pertimbangan Awal

Bagian ini membahas persiapan-persiapan untuk merancang penelitian akademis. Bagian ini mencakup Bab 1 sampai Bab 4.

Bab 1. Memilih Rancangan Penelitian

Saya mengawali bab ini dengan mendefinisikan penelitian kuali-tatif, kuantitatif, dan metode campuran, serta membahas ketiganya sebagai rancangan penelitian. Rancangan penelitian merupakan rencana untuk melakukan penelitian. Rancangan ini terdiri dari tiga komponen penting: asumsi-a'sumsi fiiosofis, strategi-strategi penelitian, dan metode-metode penelitian spesifik. Setiap komponen dibahas secara detail, Pilihan pada satu rancangan penelitian didasarkan pada pertimbangan atas tiga elemen ini serta masalah penelitian yang tengah dihadapi, pengalaman pribadi si peneliti, dan target pembaca. Bab ini diharapkan dapat membantu para pembuat proposal dalam menentukan jenis rancangan (apakah rancangan kualitatif, kuantitatif, atau metode campuran) yang sesuai dengan penelitian mereka.

Bah 2. Tinjau'an Pustaka

Sebelum merancang proposal, Anda juga perlu melakukan tinjauan pustaka tentang topik penelitian yang ingin Anda bahas. Untuk itu, Anda perlu mengawalinya dengan mencari topik apa yang bisa diteliti dan kemudian mengeksplorasi literatur-literatur dengan menerapkan beberapa langkah penting sebagaimana yang akan dibahas dalam bab ini. Yang jelas, untuk melakukan tinjauan pustaka, Anda perlu memprioritaskan jenis-jenis literatur yang akan Anda review, menggambar peta

literatur yang berhubungan dengan topik Anda, menulis abstraksi, menggunakart petunjuk-petunjuk

gaya, dan mendefinisikan istilah-istilah yang dianggap penting. Bab ini di harapkan dapat membantu para pembuat proposal dalam memper-timbangkan literatur-literatvir yang sesuai dengan topik mereka dan mulai menulis tinjauan pustaka untvik proposalnya.

Bab 3. Penggunaan Teori

Teori memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda-beda dalam tiga bentuk penelitian. Dalam penelitian kuantitatif, teori berperan sebagai penjelasan awal tentang hubungan antarvariabel yang idiuji oleh peneliti. Dalam penelitian kuaiitatif, teori berperan sebagai perspektif bagi penelitian dan terkadang pula justru dihasilkan selama penelitian itu berlangsung. Dalam penelitian metode

(6)

campuran, teori bisa digunakan untuk beragam tujuan, bergantung pada fleksibilitas penggunaannya dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif. Bab ini membantu para pembuat proposal dalam mempertLm-bangkan dan merencanakanbagaimana suatu teori dapat disertakan ke dalam penelitian mereka.

Bab 4. Strategi-Strategi Menulis dan Pertimbangan-Pertimbangan Etis

Anda juga perlu memiliki outline/draf yang menyeluruh tentang topik-topik yang hendak dimasukkan ke dalam proposal sebelum Anda benar-benar menulis proposal tersebut. Untuk itulah, dalam bab ini, saya menyajikan sejumlah outline untuk proposal penelitian kualitatif, kuantitatif, dan metode campuran. Selanjutnya, saya menyajikan pula trik-trik menulis proposal yang sebenamya, seperti mengembangkan kebiasaan menulis dan aneka persoalan tata bahasa yang perlu diperhatikan di dalam menulis proposal penelitian aka-demis. Di bagian akhir, saya mulai bergeser ke masalah-masalah etis dan membahasnya tidak sebagai gagasan-gagasan abstrak, melain-kan sebagai pertimbangan-pertimbangan yang perlu diantisipasi selama proses penelitian.

Bagian II: Merancang Penelitian

Dalam bagian ini, saya menjelaskan komponen-komponen proposal penelitian. Bab ini terdiri dari Bab 5 sampai 10, yang masing-masing menjelaskan setiap komponen proposal dan tata cara penulis-annya.

Bab 5. Pendahuluan

Pendahuluan adalah salah satu bagian penting dalam (proposal) penelitian mana pun. Saya menyajikan satu contoh pendahuluan aka-demis yang baik untuk proposal Anda. Dalam bagian pendahuluan, Anda perlu mengidentifikasi masalah penelitian, membuat kerangka atas masalah tersebut berdasarkan literatur yang ada, me-nunjukkan defisiensi-defisiensi dalam literatur-literatur tersebut, dan menargetkan para pembaca yang dapat mengambil manfaat dari penelitian Anda. Bab ini menyajikan metode sistematis dalam merancang pendahuluan akademis untuk proposal atau penelitian.

(7)

Bab 6. Tujuan Penelitian

Pada awal proposal penelitian, Anda juga perlu mempertegas tujuan inti dari penelitian tersebut. Tujuan penelitian merupakan bagian yang teramat penting dalam keseluruhan proposal penelitian. Pada bab ini, Anda akan belajar bagaimana menulis tujuan penelitian untuk penelitian kualitatif, kuantitatif, dan metode campuran. Anda juga akan saya beri contoh-contoh yang sangat membantu Anda dalam merancang dan menulis tujuan penelitian tersebut.

Bab 7. Rumusan Masalah dan Hipotesis Penelitian

Rumusan masalah dan hipotesis penelitian dibuat untuk mem-persempit dan memfokuskan tujuan penelitian. Karena berperan sebagai "rambu-rambu" utama dalam sebuah peneiitian, rumusan masalah dan hipotesis ini haruslah ditulis dengan hati-hati. Pada bab ini, Anda akan belajar bagaimana menulis rumusan masalah dan hipotesis penelitian kualitatif dan kuantitatif, serta bagaimanamenerapkan dua bentuk tersebut untuk menulis rumusan masalah dan hipotesis pada metode campuran. Saya sudah menyajikan banyak contoh untuk mengilustrasikan rumusan masalah dan hipotesis untuk ketiga rancangan penelitian ini.

Bab 8. Metode-Metode Kuantitatif

Metode-metode dalam penelitian kuantitatif pada umumnya melibatkan proses pengumpulan, analisis, dan interpretasi data, serta penulisanhasil-hasil penelitian. Akan tetapi, dalam penelitian survei atau eksperimen kuantitatif, misalnya, metode-metode ini muncul lebih spesifik, yang biasanya berhubungan dengan identifikasi sampel dan populasi, penentuan strategi penelitian, pengumpulan dan analisis data, penyajian hasil penelitian, penafsiran, dan penulis-an hasil penelitian. Pada bab ini, Anda akan belajar tentang prosedur^ prosedur spesifik dalam merancang penelitian survei atau eksperimen, yang juga bisa Anda sajikan dalam proposal penelitian. Ada beberapa

checklist yang disajikan dalam bab ini untuk membantu Anda memastikan terlaksananya semua

prosedur tersebut.

Bab 9. Prosedur-Prosedur Kualitatif

Prosedur-prosedur kualitatif dalam pengumpulan, analisis, dan interpretasi data, serta penulisan hasil penelitian memang berbeda dengan prosedur-prosedur kuantitatif tradisional. Pengambilan sampel secara sengaja, pengumpulan data terbuka, analisis teks atau gambar, penyajian informasi dalam

(8)

bentuk gambar dan tabel, serta interpretasi pribadi atas temuan-temuan, semuanya mencerminkan prosedur-prosedur kualitatif. Bab ini menyajikan prosedur-prosedur kualitatif yang bisa Anda tulis dalam proposal penelitian Anda. Selain itu, bab ini menyertakan checklist untuk memastikan terlaksananya semua prosedur kualitatif. Bab ini juga menampilkan sejumlah contoh prosedur kualitatif yang berasal dari penelitian-penelitian fenomenologi, grounded theory, etnografi, studi kasus, dan studi naratif.

Bab 10. Prosedur-Prosedur Metode Campuran

Prosedur-prosedur metode campuran menerapkan aspek-aspek dari metode kuantitatif dan prosedvir kualitatif. Penelitian metode campuran sudah banyak dilakukan dalam beberapa tahun bela-kangan, dan bab ini akan menyoroti perkejnbangan-perkembangan penting dalam penelitian metode campuran. Ada enam jenis strategi metode campuran yang dibahas dalam bab ini, lengkap dengan penjelasan mengenai kriteria-kriteria dalam mcmilih salah satu dari enam jenis strategi tersebut berdasarkan pada timing, bobot, pen-campuf an, dan teori. Beberapa gambar disajikan untuk memudah-kan Anda merancang dan menyertakannya dalam proposal penelitian. Anda juga akan memperoleh pengetahuan dasar tentang bagaimana mempraktikkan penelitian metode campuran dan juga tentang jenis-jenis strategi metode campuran yang bisa Anda terap-kan dalam proposal penelitian Anda.

Merancang suatu penelitian merupakan proses yang amat sulit dan menyita waktu. Buku ini tidak ditujukan untuk mempermudah atau mempercepat proses tersebut, tetapi lebih dimaksudkan untuk menyediakan keterampilan-keterampilan khusus yang bisa diterap-kan dalam proses itu, sekaligus petunjuk-petunjuk praktis dalam menyusun dan menulis sebuah penelitian akademis. Sebelum langkah-langkah dalam proses ini dijelaskan, saya merekomen-dasikan agar para pembuat proposal terlebih dahulu memikirkan pendekatan apa yang akan mereka terapkan dalam penelitiannya, melakukan tinjauan pustaka atas masalah penelitian, mengembang-kan outline topik untuk disertakan dalam rancangan proposalnya, dan mulai mengantisipasi masalah-masalah etis yang mungkin muncul selama penelitian. Mengenai hal ini, Bagian I akan menjelas-kannya secara detail kepada Anda

(9)

Penghargaan

Buku ini tidak akan bisa terbit tanpa gagasan dan dorongan dari ratusan mahasiswa doktoral pada mata kuliah Pengembangan Proposal yang saya ampu di University of Nebraska-Lincoln selama beberapa tahun ini. Sejumlah mahasiswa sebelumnya dan para editor yang menjadi partner dalam proses penulisan buku ini: Dr. Sharon Hudson, Dr. Leon Cantrell, Nette Nelson (aim.), Dr. De Tonack, Dr. Ray Ostrander, dan Diane Greenlee. Sejak edisi pertama, saya juga banyak berutang budi kepada para mahasiswa di kelas Metode Penelitian Dasar dan orang-orang yang telah berpartisipasi dalam seminar metode campuran yang pernah saya pimpin. Kuliah-kuliah ini, semuanya, menjadi laboratorium pribadi saya dalam menyam-paikan gagasan, memperoleh ide-ide segar, dan membagi-bagikan pengalaman saya sebagai penulis dan peneliti. Kepada para staf dan rekan-rekan di Kantor Penelitian Kualitatif dan Metode Campuran di University of Nebraska-Lincoln yang sudah banyak membantu penulisan buku ini, saya ucapkan terima kasih. Saya juga mendapat-kan banyak kontribusi dari kajian-kajian akademis Dr. Vicki Piano Clark, Dr. Ron Shope, Dr. Kim Gait, Dr. Yun Lu, Sherry Wang, Amanda Garrett, dan Alex Morales.

Saya juga mengucapkan terima kasih atas saran-saran yang men-cerahkan dari para pereview buku ini. Saya tidak bisa menghasilkan buku ini tanpa dukungan dan dorongan dari rekan-rekan saya di Penerbit Sage. Sage merupakan dan masih menjadi salah satu publishing-house dengan rating yang cukup tinggi. Secara khusus, saya juga berutang banyak kepada pembimbing sekaligus editor saya sebelumnya, C. Deborah Laughton (sekarang di Guilford Press), dan lisa Cuevas-Shaw, Vicki Knight, dan Stephanie Adams. Selama hampir 20 tahvin bekerja sama'dengan Sage, kami telah berusaha mengembangkan metode-metode penelitian.

Dalam kesempatan ini, saya ingin memberikan penghargaan sebesar-besarnya atas kontribusi para pereview berikut ini: Mahasweta M. Banerjee, University of Kansas; Miriam W. Boeri, Kennesaw State University; Sharon Anderson Dannels, The George S. Georgakopoulos, Nova Southeastern University; Mary Enzman Hagedorn, University of Colorado di Colorado Springs; Richard D. Howard, Montana State University; Drew Ishii, Whittier College; Marilyn Lockhart, Montana State University; Carmen McCrink, Barry University; Barbara Safford, University of Northern Iowa; Stephen A. Sivo, University of Central Florida; Gayle Sulik, Vassar College; dan Elizabeth Thrower, University of Montevallo

(10)

Tentang Penulis

John W. Creswell adalah Profesor Psikologi Pendidikan sekaligus penulis dan pengajar mata kuliah metodologi kualitatif dan penelitian metode campuran. Dia mengajar di University of Nebraska-Lincoln selama 30 tahun dan telah menulis setidak-tidak-nya 11 buku, sebagian besar tentang rancangan penelitian, penelitian kualitatif, dan penelitian metode campuran. Buku-bukunya telah diterjemahkan ke dalamberbagai bahasa dan digunakan di seluruh dunia. Dia juga menjabat sebagai co-director di Kantor Penelitian Kualitatif dan Metode Campuran di Nebraska yang bertugas me-nyediakan dukungan bagi para sarjana yang ingin mengajukan penelitian kualitatif dan metode campuran pada lembaga -lembaga pendanaan. Dia juga tercatat sebagai co-editor utama untuk jurnal Sage, Journal of Mixed

Methods Research, dan sebagai Asisten Profesor untuk bidang Kedokteran di University of

Michigan. Cresswell juga sering diminta menjadi asisten peneliti bidang-bidang kesehatan. Baru-baru ini, dia terpilih menjadi Senior Fulbright Scholar dan bertugas di Afrika Selatan sejak Oktober 2008 untuk berbagi ilmu tentang penelitian metode campuran denganpara ilmuwan sosial dan doku-mentator isu-isu AIDS. Dia hobi bermain piano, menulis sajak, dan berolahraga. Kunjungi websitenya di www.johnwcreswell.com.

(11)

Daftar Isi

Pendahuluan — vii Penghargaan — xvii Tentang Penulis — xix Daftar Isi — xx

BAGIAN SATU: PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN AWAL — I

Bab Satu: Memilih Rancangan Penelitian — 3 Tlga Jenis Rancangan — 3

liga Komponen Penting dalam Rancangan Penelitian — 6 ■ Beberapa Pandangan-Dunia Filosofis — 6

♦ Pandangan-Dunia Post-positivisme — 8

♦ Pandangan-Dunia Konstruktivisme Sosial — 11 ♦ Pandangan-Dunia Advokasi dan Partisipatoris — 13 ♦ Pandangan-Dunia Pragmatik — 15

■ Strategi-Strategi Penelitian — 17 ♦ Strategi-Strategi Kuantitatif — 18 ♦ Strategi-Strategi Kualitatif — 19

♦ Strategi-Strategi Metode Campuran — 21 ■ Metode-Metode Penelitian — 23

Rancangan Penelitian Sebagai Pandangan-dunia, Strategi, dan Metode — 25

Kriteria dalam Memilih Rancangan Penelitian — 29 ■ Masalah Penelitian — 29 ■ Pengalaman-Pengalaman Pribadi — 30 ■ Pembaca — 31 Ringkasan — 32 Latihan Menulis — 32 Bacaan Tambahan — 32

Bab Dua: Tinjauan Pustaka — 36

(12)

■ Pemanfaatan Pustaka/Iiteratur — 40 ■ Teknik-Teknik Tinjauan Pustaka — 46

♦ Langkah-Langkah Melakukan Tinjauan Pustaka — 46 ♦ Database Terkomputerisasi — 48

♦ Prioritas dalam Memilih Literatur — 52 ♦ Peta Literatur Penelitian — 54

♦ Mengabstraksikan Literatur — 57 ♦ PetunjukGaya — 61

■ Definisi Istilah — 63

■ Tinjauan Pustaka Kuantitatif atau Metode Campuran — 69 Kesimpulan — 71 .

Latihan Menulis — 72 Bacaan Tambahan — 73

Bab Tiga: Penerapan Teori — 75 Teori dalam Penelitian Kuantitatif — 76

■ Variabel-Variabel dalam Penelitian Kuantitatif — 76 ■ Definisi Teori — 78

■ Bentuk-Bentuk Teori — 81

■ Penempatan Teori dalam Penelitian Kuantitatif — 84 ■ Menulis Perspektif Teoretis Kuantitatif — 86

Teori dalam Penelitian Kualitatif — 93

■ Variasi Penggunaan Teori dalam Penelitian Kualitatif — 93 ■ Menempatkan Teori dalam Penelitian Kualitatif — 98 Teori dalam Penelitian Metode Campuran — 99

Ringkasan — 104 Latihan Menulis — 106 Bacaan Tambahan — 107

(13)

Bab Empat: Strategi-strategi Menulis dan Pertimbangan-Pertitnbangan Etis — 109 Menulis Proposal'—109

■ Bagian-Bagian dalam Proposal — 109 ■ Format Proposal Kualitatif — 111 ■ Format Proposal Kuantitatif — 113

■ Format Proposal Metode Campuran — 113

■ Merancang Bagian-Bagian dalam Proposal Penelitian — 114 ■ Menulis Gagasan — 116

■ Menulis seperti Berpikir — 117 . ■ Kebiasaan Menulis — 118

■ Keterbacaan Tulisan — 121

■ Kalimat Aktif, Kata Kerja, dan "Berlebih-lebihan" — 124 Masalah-masalah Etis yang Perlu Diantisipasi — 130

■ Masalah-Masalah Etis dalam Masalah Penelitian — 131 ■ Masalah-Masalah Etis dalam Tujuan Penelitian dan Rumusan

Masalah — 132

■ Masalah-Masalah Etis dalam Pengumpulan Data — 132 ■ Masalah-Masalah Etis dalam Analisis dan Interpretasi

Data — 135

■ Masalah-Masalah Etis dalam Menulis dan Menyebarluaskan Hasil Penelitian — 137

Ringkasan — 138

Latihan Menulis — 139

-Bacaan Tambahan — 140

BAGIAN DUA; MERANCANG PENELITIAN — 143

,Bab Lima: Pendahuluan — 145 Pentingnya Pendahuluan — 145

Pendahuluan dalam Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Metode Campuran — 147

(14)

■ Sebuah Ilustrasi — 150 ■ Masalah Penelitian — 153

■ PeneHtian-Penelitian Sebelumnya — 156

■ Kekurangan (Defisiensi) dalam Literatur Sebelumnya — 159 ■ Signifikansi Penelitian bagi Pembaca — 161

Ringkasan — 163

Latihan Merudis — 164 Bacaan Tambahan — 164

Bab Enam: Tujuan Penelitian — 166

Signifikansi dan Makna Tujuan Penelitian — 166 ■ Tujuan Penelitian Kualitatif — 167

■ Tujuan Penelitian Kuantitatif — 175

■ Tujuan Penelitian Metode Campuran —'- 181 Ringkasan — 188

Latihan Menulis — 189 Bacaan Tambahan — 189

Bab Tujuh: Rumusan Masalah dan Hipotesis Penelitian — 191 Rumusan Masalah Kualitatif — 191

Rumusan Masalah dan Hipotesis Penelitian Kuantitatif — 196 Model Rumusan Masalah dan Hipotesis Deskriptif — 203 Rumusan Masalah Dan Hipotesis Penelitian Metode

Campuran — 205 Ringkasan — 210 Latihan Menulis — 211 Bacaan Tambahan — 212

Bab Delapan: Metode-metode Kuantitatif — 215

Mendefinisikan Rancangan Survei dan Eksperimen — 216 Komponen-komponen Rancangan Metode Survei — 216

■ Rancangan Survei — 217 ■ Populasi dan Sampel — 218

(15)

■ Instrumentasi — 221

■ Variabel-Variabel dalam Penelitian — 224 Analisis Data dan Interpretasi — 225

Komponen-komponendalam Metode Penelitian Eksperimen — 229 ■ Partisipan — 229

■ Variabel-Variabel — 236

■ Instrumentasi dan Materi — 237

■ Prosedur-ProsedurEksperimentasi — 237 Ancaman-Ancaman terhadap Validitas — 240

■ Prosedur — 247 ■ AnalisisData — 249 ■ Interpretasi Hasil '-=- 250 Ringkasan — 251

Latihan Menulis — 254 Bacaan Tambahan — 255

Bab Sembilan: Prosedur-prosedur Kualitatif — 258 Karakteristik-karakteristik Penelitian Kualitatif — 259 Strategi-strategi Penelitian — 263

Peran Peneliti — 264

Prosedur-prosedur Pengumpulan Data — 266 Prosedur-Prosedur Perekaman Data — 271 Analisis dan Interpretasi Data — 274

Reliabilitas, Validitas, dan Generalisabilitas — 284 Menulis Kualitatif — 290 ■ .

Ringkasan — 291 Latihan Menulis — 302 Bacaan Tambahan — 302

(16)

Bab Sepuluh: Prosedur-prosedur Metode Campuran — 304

Komponen-komponen Prosedur Metode Campuran — 305 Sif at Penelitian Metode Campuran — 307 Strategi-strategi Penelitian Metode Campuran dan Model-model Visualnya — 308

■ Merencanakan Prosedur-Prosedur Metode Campuran — 308 ♦ Timing (Waktu) — 309

♦ Weighting (Bobot) — 310

Mixing (Pencampuran) — 310

♦ Teorisasi dan Perspektif-Perspektif Transformasi — 312 ■ Strategi-Strategi Penelitian Metode Campuran

dan Model-Model Visualnya — 313

♦ Strategi Eksplanatoris Sekuensial — 316 ♦ Strategi Eksploratoris Sekuensial — 317 ♦ Strategi Transformatif Sekuensial — 318 ♦ Strategi Triangulasi Konkuren — 320 ♦ Strategi Embedded Konkuren — 321 ♦ Strategi Transformatif Konkuren — 324 ■ Memilih Strategi Metode Campuran — 325 Prosedur-Prosedur Pengumpulan Data — 326 Analisis Data dan Prosedur-prosedur Validasi — 328 Susunan Laporan Penelitian — 331

Contoh-contoh Prosedur Metode Campuran — 332 Ringkasan — 337

Latihan Menulis — 339 Bacaan Tambahan — 339

Glosarium — 342

Daftar Pustaka — 359 . Indeks — 379

(17)

Bagian Satu

B ab l

Memilih Rancangan Penelitian ■ Bab 2

Tinjauan Pustaka ■ Bab 3

Penggunaan Teori ■ Bab 4

Strategi-Strategi Menulis dan Pertimbangan-Pertimbangan Etis Buku ini dirancang untuk membantu para peneliti mengem -bangkan rencana atau proposal penelitian. Bagian I membahas sejumlah pertimbangan awal sebelum seorang peneliti merancang rencana atau proposal penelitian. Pertimbangan-pertirnbangart ini pada umumnya berkaitan dengan pemilihan rancangan penelitian yang sesuai, peninjauan pustaka untuk memosisikan penelitian yang diusulkan dalam konteks literatur-literatur yang ada, pe-nentuan teori apa yang hendak digunakan dalam penelitian sekali-gus usaha dalam menulis karya yang baik dan sesuai dengan standar etika yang berlaku.

(18)

Bab Satu

Memilih Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian merupakan rencana dan prosedur penelitian yang meliputi: dari asumsi-asumsi luas hingga metode-metode rinci dalam pengumpulan dan analisis data. Rancangan tersebut melibatkan sejumlah keputusan yang, dalam buku ini, sudah saya sajikan meski tidak secara runtut dalam pengertian yang lazim. Yang jeias, secara keseluruharr,

keputusan ini melibatkan rancangan seperti apa yang seharusnya digunakan untuk meneliti topik tertentu.

Misalnya, dalam (proposal) penelitian, para peneliti perlu mengambil keputusan terkait dengan asumsi-asumsi filoSofis yang mendasari penelitian mereka, prosedur-prosedur (yang juga sering di-sebut sebagai strategi -strategi) penelitian, dan metode-metode spesifik yang akan mereka gunakan dalam pengumpulan, analisis, dan interpretasi data; Pemilihan atas satu rancangan penelitian juga perlu didasarkan pada masalah/isu yang ingin diteliti, pengalaman pribadi si peneliti, dan target atau sasaran pembacanya.

TIGA JENIS RANCANGAN

Dalam buku ini, ada tiga jenis penelitian yang akan disajikan: penelitian kualitatif, kuantitatif, dan metode campuran. Pada hakikatnya, tiga pendekatan ini tidaklah terpisah satu sama lain seperti ketika pertama kali muncul. Pendekatan kualitatif dan kuantitatif seharusnya tidak dipandang sebagai antitesis atau dikotomi yang saling bertentangan; keduanya hanya merepresentasikan hasil akhir yang berbeda, namun tetap dalam satu continuum (Newman & Benz, LggS). Suatu penelitian hanya akan lebih kualitatif ketimbang kuantitatif, atau sebaliknya. Adapun penelitian metode campuran berada di tengah continuum tersebut karena penelitian ini melibatkan unsur-unsur dari pendekatan kualitatif dan kuantitatif.

Perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif sering kali dijelaskan berdasarkan bentuk-bentuknya yang menggunakan kata-kata (kualitatif) dan yang menggudakan angka-angla (kuantitatif), atau berdasarkan pertanyaan-pertanyaan ycng tertutup (hipotesis kuantitatif) dan yang terbuka (hipotesis kualitatif). Padahal, gradasi perbedaan antar keduanya sebenamya terletak pada asumsi filosofis dasar yang dibawa oleh peneliti ke dalam penetitiannya, jenis-jenis strategi penelitian yang digunakan peneliti sepanjang penelitiannya (seperti,strategi eksperimen kuantitatif atau strategi studi lapangan kualitatif), dari metode-metode spesifk yang diterapkan peneliti untuk melaksanakan strategi-strategi ini (seperti, pengumpulan data secara kuantitatif dalam bentuk instrumen versus Pengumpulan data secara kualitatif melalui observasi lapangan).

Lagi pula, ada perkembangan historis yang dapat membedakan kedua pendekatan tersebut. Misalnya saja, pendekatan kuantitatif banyak mendominasi bentuk-bentuk penelitian dalam ilmu-ilmu sosial sejak awal abad XIX hingga pertengahan abad XX. Namun, sejak awal pertengahan abad XX, muncul minat yang tinggi terhadap penelitian kualitatif, dan bersamaan dengan itu berkembang pula penelitian metode campuran (lihat Creswell, 2008, untuk sejarah

(19)

yang lebih lengkap). Latar belakang historis ini setidak-tidaknya dapat dijadikan salah satu landasan untuk mencari definisi "rigid" atas tiga istilah kunci tersebut, yang untuk selanjutnya akan digunakan dalam buku ini:

 Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengekplorasi dan memahami makna yang – oleh sejumlah individu atau sekelompok orang – dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-uPaya penting, sepei'ti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur,

mengumPulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel. Siapa pun yang terlibat dalam bentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang penelitian yang bergaya induktif, berfokus terhadap makna individual, dan menerjemahkan

kompleksitas suatu persoalan (diadaptasi dari Creswell,2007).

 Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel-variabel ini diukur -biasanya dmgan instrumen-instrumen penelitian- sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik. Laporan akhir untuk penelitian ini pada umumnya memiliki struktur yang ketat dan konsisten mulai dari pendahuluan, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan. (Creswell,2008). Seperti halnya para peneliti kualitatif, siapa pun yang terlibat di dalam penelitian kuantitatif juga perlu rnemiliki asumsi-asumsi untuk menguji teori secara deduktif, mencegah munculnya bias-bias, mengontrol penjelasan-penjelasan alternatif, dan mampu menggeneralisasi dan menerapkan kembali penemuan-penemuannya.

 Penelitian metode campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif. Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis., aplikasi pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dan pencampuran (mixing) kedua pendekatan tersebut dalam satu penelitian. Pendekatan ini lebih kompleks dari sekadar mengumpulkan dan menganalisis dua jenis data; ia juga melibatkan fungsi dari dua pendekatan penelitian tersebut secara kolektif sehingga kekuatan penelitian ini secara keseluruhan lebih besar ketimbang penelitian kualitatif dan kuantiiatif (Creswell & Plano Clark, 2007).

Seperti yang kita lihat, masing-masing definisi di atas memiliki titik tekannya tersendiri. Untuk itulah, dalam buku ini, saya akan menjelaskan tiga definisi tersebut secara detail agar Anda bisa mengetahui masing-masing maknanya dengan jelas.

TIGA KOMPONEN PENTING DALAM RANCANGAN PENELITIAN

Ada dua titik tekan dalam setiap definisi tadi yaitu: bahwa suatu pendekatan penelitian selalu melibatkan asumsi-asumsi filosofis dan metode-metode atau prosedur-prosedur yang berbeda-beda. Rancangan penelitian, yang saya sebut sebagai rencana atau propasal untuk melaksanakan penetitian, melibatkan relasi antara asumsi-asumsi filosofis, strategi-strategi

(20)

penelitian dan metode-metode tertentu. Kerangka kerja yang saya gunakan untuk menjelaskan pertemuan antara tiga komponen ini dapat dilihat pada Gambar 1.1. Secara detail, dalam

merencanakan penelitian, para peneliti perlu memPertimbangkan tiga komponen penting, yaitu: (1) asumsi-asumsi pandangan-dunia (worldview) filosofis yang mereka bawa ke dalam

penelitiannya, (2) strategi penelitian yang berhubungan dengan asumsi-asumsi tersebut, dan (3) metode-metode atau prosedur-prosedur spesifik yang dapat menerjemahkan strategi tersebut ke dalam Praktik nyata.

Beberapa Pandangan-Dunia Filosofis

Meskipun sebagian besar gagasan filosofis tersembunyi dalam sebuah penelitian (Slife & William, 1995), gagasan-gagasan tersebut tetap mempengaruhi praktik penelitian dan perlu diidentifikasi. Saya merekomendasikan agar siapa pun yang tengah mempersiapkan proposal atau rencana penelitian seyogianya memperjelas gagasan-gagasan filosofis yang mereka ekspos. Penjelasan ini tentu akan mencerminkan alasan mengaPa mereka perlu memilih- pendekatan kuaiitatif, kuantitatif, atau metode camPuran untuk penelitian mereka.

Dalam menjelaskan pandangan-dunia filosofis, peneliti setidak-tidaknya perlu

menyertakan – dalam proposalnya – satu bagian khusus yang membahas sejumlah hal berikut:

Gambar 1.1 Kerangka Kerja Rancangan Penelitian – Relasi antara Pandangan – Dunia, Startegi-Strategi Penelitian, dan Metode-Metode Penelitian

Beberapa Pandangan-Dunia Filosofis Post-Positivis Konstruksi Sosial Advokasi/partisipatoris Pragmatis Strategi-Strategi Penelitian Strategi-Strategi Kualitatif (seperti, ethnografi) Strategi-Strategi Kuantitatif (seperti, eksperimen) Strategi-Strategi Metode Campuran (seperti, sekuensial)

Metode-metode Campuran Pertanyaan-pertanyaan Pengumpulan data Analisis data Interpretasi Laporan tertulis Validasi Rancangan-Rancangan Penelitian Kualitatif Kuantitatif Metode Campuran

(21)

 Pandangan dunia filosofis yang diusulkan dalam penelitian.

 Pertimbangan-Pertimbangan dasar mengapa pandangan-dunia tersebut digunakan

 Bagaimana pandangan-dunia itu membentuk pendekatan penelitian.

Saya lebih memilih menggunakan istilah pandangan-dunia (worldviews) karena memiliki arti kepercayaan dasar yang memandu tindakan (Guba, 1990: 17). Peneliti lain lebih suka

menyebutnya paradigma (Lincoln & Guba, 2000; Mertens, 1998); epistemologi dan ontologi (Crotty, 1998), atau metodologi penelitian yang telah diterima secara luas (Neuman, 2000). Saya memandang pandangan-dunia sebagai orientasi umum terhadap dunia dan sifat penelitian yang dipegang kukuh oleh peneliti. Pandangan-dunia ini sering kali dipengaruhi oleh bidang keilmuan yang menjadi konsentrasi mahasiswa,kepercayaan para pembimbin dan pihak fakultas terhadap bidang tersebut, dan pengalaman-pengalaman penelitian sebelumnya. Unikny pandangan dunia yang dipegang kukuh oleh para peneliti tidak jarang merangkul secara kolektif pendekatan kualitatif, kuantitafrf, dan metode campuran dalam penelitian mereka. Ada empat pandangan dunia yang akan dibahas kali ini: post-positivisme, konstruktivisme, advokasi/partisipatoris, dan pragmatisme. Elemen-elemen penting dalam setiap pandangan dunia ini dapat dilihat dalam Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Empat Pandangan-Dunia

Post-positivisme Konstruktivisme

 Determinasi

 Reduksionisme

 Observasi dan Pengujian empiris

 Verifikasi teori

 Pemahaman

 Makna yang beragarn dari partisipan

 Konstruksisosiai dan historis

 Penciptaan teori

Advokasi/Partisipatoris Pragmatisme

 Bersifat politis

 Berorientasi pada isu pemberdayaan

 Kolaboratif

 Berorientasi pada perubahan

 Efek-efek tindakan

 Berpusat Pada masalah

 Bersifat Pluralistik

 Berorientasi pada praktik dunia-nyata

Pandangan-Dunia Post-positivisme

Asumsi-asumsi post-positivis merepresentasikan bentuk tradisional penelitian, yang kebenarannya lebih sering disematkan untuk penelitian kuantitatif ketimbang penelitian

kualitatif. Pandangan-dunia ini terkadang disebut sebagai metode saintifik atau penelitian sains. Ada pula yang menyebutnya sebagai penelitian positivis/positivis, sains empiris, dan post-positivisme. Istilah terakhir disebut post-positivisme karena ia merepresentasikan pemikiran post-positivisme, yang menentang gagasan tradisional tentang kebenaran absolut ilmu

(22)

pengetahuan (Phillips & Burbules, 2000), dan mengakui bahwa kita tidak bisa terus menjadi "orang yang yakin/positif" pada klaim-klaim kita tentang pengetahuan ketika kita mengkaji perilaku dan tindakan manusia. Dalam perkembangan historisnya, tradisi post-positivis ini lahir dari penulis-penulis abad XIX, seperti Comte, Mill, Dukheim, Newton, dan Locke (Smith, 1983), dan belakangan dikembangkan lebih lanjut oleh penulis-penulis seperti Phillips dan Burbules (2000).

Kaum Post-positivis mempertahankan filsafat deterministik bahwa sebab-sebab (faktor-fakior kausatif) sangat mungkin menentukan akibat atau hasil akhir. Untuk itulah, problem-problem yang dikaji oleh kaum post-positivis mencerminkan adanya kebutuhan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab y ang memengaruhi hasil akhir, sebagaimana yang banyak kita jumpai dalam penelitian eksperimen kuantitatif. Filsafat kaum post-positivis juga cenderung reduksionistis yang orientasinya adalah mereduksi gagasan-gagasan besar menjadi gagasan-gagasan terpisah yang lebih kecil untuk diuji lebih lanjut, seperti halnya variabel-variabel yang umumnya terdiri dari sejumlah rumusan masalah dan hipotesis penelitian.

Pengetahuan yang berkembang melalui kacamata kaum post-positivis selalu didasarkan pada observasi dan pengujian yang sangat cermat terhadap realitas objektif yang muncul di dunia "luar sana." Untuk itulah, melakukan observasi dan meneliti perilaku individu-individu dengan berlandaskan pada ukuran angka-angka dianggap sebagai aktivitas yang amat penting bagi kaum post-positivis. Akibatnya, muncul hukum-hukum atau teori-teori yang mengatur dunia, yang menuntut adanya pengujian dan verifikasi atas kebenaran teori-teori tersebut. agar dunia ini dapat dipahami oleh manusia. Untuk itulah, dalam metode saintifik,salah satu pendekatan penelitian "yang telah disepakati" oleh kaum post-positivis, seorang peneliti harus mengawali penelitiannya dengan menguji teori tertentu, lalu mengumpulkan data baik yang mendukung maupun yang membantah teori tersebut, baru kemudian membuat perbaikan-perbaikan lanjutan sebelum dilakukan pengujian ulang.

Membaca buku Phillips dan Burbules (2000), kita akan menemukan sejumlah asumsi dasar yang menjadi inti dalam paradigma penelitian post-positivis, antara lain:

1. Pengetahuan bersifat konjektural/terkaan (dan antifondasional/ddak berlandasan apa pun) -bahwa kita tidak akan pernah mendapatkan kebenaran absolut. untuk itulah, bukti yang dibangun dalam penelitian sering kali lemah dan tidak sempurna. Karena alasan ini pula, banyak peneliti yang berujar bahwa mereka tidak dapat membuktikan hipotesisnya; bahkan, tak jarang rnereka juga gagal untuk menyangkal hipotesisnya.

2. Penelitian merupakan proses membuat klaim-klaim, kemudian menyaring sebagian klaim tersebut meniadi "klaim-klaim lain" yang kebenarannya jauh lebih kuat. sebagian besar penelitian kuantitatif, rnisalnya, selalu diawali dengan pengujian atas suatu teori. 3. Pengetahuan dibentuk oleh data, bukti, dan Pertimbang-pertimbangan logis. Dalam

praktiknya, peneliti mengumpulkan informasi dengan menggunakan instrumen-instrumen Pengukuran tertentu yang diisi oleh para partisipan atau dengan melakukan observasi mendalam di lokasi penelitian.

(23)

4. Penelitian harus mampu mengembangkan statemen-statemen yang relevan dan benar, statemen-statemen yang dapat menjelaskan situasi yang sebenarnya atau dapat

mendeskripsikan relasi kausalitas dari suatu persoalan. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti membuat relasi antarvariabel dan mengemukakannya dalam bentuk pertanyaan dan hipotesis' 5. Aspek terpenting dalam penelitian adalah sikap objektif; para peneliti harus menguji kembali metode-metode dan kesimpulan-kesimpulan yang sekiranya mengandung bias. untuk ituiah, dalam penelitian kuantitatif, standar validitas dan reliabilitas. menjadi dua ispek penting yang wajib dipertimbangkan oleh peneliti.

Pandangan-Dunia Konstruktivisme Sosial

Kelompok lain memiliki pandangan dunia yang berbeda. Salah satunya adalah pandangan-dunia konstruktivisme sosial (yang sering kali dikombinasikan dengan

interpretivisme) (lihat Merters, 1998). Pandangan-dunia ini biasanya dipandang sebagai suatu pendekatan dalam penelitian kualitatif. Gagasan konstruktivisme sosial berasal dari Mannheim dan buku-buku seperti The Social Construction of Reality-nya Berger dan Luekmann (1967) dan Naturalistic Inquiry-nya Lincoln dan Guba (1985). Dewasa ini, penulis-penulis yang getol mengkaji paradigma konstruktivisme sosial antara lain Lincoln dan Guba (2000), Schwandt (2007, Neuman (2000), dannCrotty (1998).

Konstruktivisme sosial meneguhkan asumsi bahwa individu-individu selalu berusaha memahami dunia di mana mereka hidup dan bekerja. Mereka mengembangkan makna-makna subjektif atas pengalaman-pengalaman mereka -makna-makna yang diarahkan pada objek-objek atau benda-benda tertentu. Makna-makna ini pun cukup banyak dan beragam sehingga peneliti dituntut untuk lebih mencari kompleksitas pandangan-pandangan ketimbang mempersempit makna-makna meniadi sejumlah kategori dan gagasan. Peneliti berusaha mengandalkan sebanyak mungkin pandangan partisipan tentang situasi yang tengah diteliti. Untuk

mengeksplorasi pandangan-pandangan ini, pertanyaan-pertanyaan pun perlu diajukan. Pertayaan-pertanyaan ini bisa jadi sangat luas dan umum sehingga partisipan dapat mengkonstruksi makna atas situasi tersebut, yang biasanya tidak asli atau tidak dipakai dalam interaksi dengan orang lain. Semakin terbuka pertanyaan tersebut tentu akan sernakin baik, agar peneliti bisa

mendengarkan dengan cermat apa yang dibicarakan dan dilakukan partisipan dalam kehidupan mereka.

makna subjektif ini sering kali dinegosiasi secara sosial dan historis. Makna-makna ini tidak sekadar dicetak untuk kemudian dibagikan kepada indiviciu-individu, tetapi harus dibuat melalui interaksi dengan mereka (karena itulah dinamakan konstruktivisme sosial) dan melalui norma-norma historis dan sosial yang berlaku dalam kehidupan mereka sehari-hari. Makna-makna itu juga harus ditekankan pada kontekster tentu dimana individu-individu ini tinggal dan kerjia agar peneliti dapat memahami latar belakang historis dan kultural mereka.

Para peneliti iuga perlu menyadari bahwa latar belakang dapat mempengaruhi, penafsiran mereka terhadap hasil penelitian. Untuk itulah ketika melakukan penelitian,mereka harus

memosisikan diri mereka sedemikian rupa seraya mengakui dengan rendah hati bahwa interpretasi mereka tidak pernah lepas dari pengalaman pribadi, kultural, dan historis mereka

(24)

sendiri. Dalam konteks konnstruktivisme, peneliti memiliki tujuan utama, yakni berusaha memaknai (atau menafsirkan) makna-makna yang dimiliki orang lain tentang dunia ini.

Ketimbang mengawali penelitiannya dengan suatu teori (seperti dalam post-positivisme), peneliti sebaiknya membuat atau mengembangkan suatu teori atau pola makna tertentu secara induktif.

Terkait dengan konstruktivisme ini, Crotty(1995) memperkenalkan sejumlah asumsi: 1. Makna-makna dikonstruksi oleh manusia agar mereka bisa tertibat dengan dunia yang tengah

mereka tafsirkan. Para peneliti kualititif cenderung menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka agar partisipan dapat mengungkapkan pandangan-pandangannya.

2. Manusia senantiasa terlibat dengan dunia mereka dan berusaha memahaminya berdasarkan perspektif historis dan sosial mereka sendiri – kita semua dilahirkan ke dunia makna (world of meaning) yang dianugerahkan oleh kebudayaan di sekeliling kita. Untut itulah, para peneliti kualitatif harus memahami konteks atau latar belakang partisipan mereka dengan cara mengunjungi konteks tersebut dan mengumpulkan sendiri informasi yang dibutuhkan. Mereka juga harus menafsirkan apa yang mereka cari: sebuah penafsiran yang dibentuk oleh pengalaman dan latar belakang mereka sendiri.

3. Yang menciptakan makna pada dasarnya adalah lingkungan sosial, yang muncul di dalam dan di luar interaksi dengan komunitas manusia. Proses penelitian kualitatif bersifat induktif di mana di dalamnya peneliti menciptakan makna dari data-data lapangan yang dikumpulkan.

Pandangan-Dunia Advohasi dan Partisipatoris

Terdapat kelompok lain yang memiliki asumsi-asumsi filosofis berdasarkan pada pendekatan advokasi/partisipatoris. Pendekatan ini muncul sejak 1980-an hingga 1990-an dari sejumlah kalangan yang merasa bahwa asumsi-asumsi post-positivis telah rnembebankan hukum-hukum dan teori-teori struktural yang sering kali tidak sesuai dengan/tidak menyertakan individu-individu yang terpinggirkan dalam masyarakat kita atau isu-isu keadilan sosial yang memang perlu dimunculkan. Pandangan-dunia ini tampaknya memang cocok dengan penelitian kualitatif, namun ia juga bisa menjadi dasar untuk penelitian kuantitatif .

Dalam sejarahnya, pembahasan tentang advokasi/partisipatoris (atau emansipatoris) dapat kita jumpai dalam kajian-kajian yang dilakukan oleh penulis-penulis seperti Marx, Adorno, Marcuse, Habermas, dan Freire (Neuman, 2000). Adapun Fay (1987), Heron dan Reason (1997, serta Kemmis dan Wilkinson (1998) merupakan sederet penulis masa kini yang aktif mengkaji perspektif advokasi dan partisipatoris ini. Yang ielas, mereka semua merasa bahwa sikap konstruktivis tidak memadai dalam menganjurkan (mengadvokasi) program aksi untuk membantu orang-orang yang termarjinalkan.

Pandangan-dunia advokasi/partisipatoris berasumsi bahwa penelitian harus dihubungkan dengan politik dan agenda politis. Untuk itulah, penelitian ini pada umumnya memiiiki agenda aksi demi reformasi yang diharapkan dapat mengubah kehidupan para partisipan, institusi-institusi di mana mereka hidup dan bekerja, dan kehidupan para peneliti sendiri. Di samping itu, pandangan-dunia ini menyutakan bahwa ada isu-isu tertentu yang perlu mendapat perhatian lebih, utamanya isu-isu menyangkut kehidupan sosial dewasa ini, seperti

(25)

pemberdayaan, ketidakadilan, penindasan, penguasaan, ketertindasan, dan pengasingan. Peneliti dapat mengawali penelitian mereka dengan salah satu dari isu-isu ini sebagai fokus

penelitiannya.

Dalam penelitian ini, para peneliti harus bertindak secara kolaboratif agar nantinya tidak ada partisipan yang terpinggirkan dalam hasil penelitian mereka. Bahkan, para partisipan dapat membantu merancang pertanyaan-pertanyaan, mengumpulkan data, menganalisis informasi, atau mencari hibah-hibah penelitian. Penelitian advokasi menyediakan sarana bagi partisipan untuk menyuarakan pendapat dari hak-hak mereka yang selama ini tergadaikan. Penelitian ini

diharapkan dapat meningkatkan kesadaran mereka akan realitas sosial yang sebenarnya atau dapat mengusulkan suatu agenda perubahan demi memperbaiki kehidupan mereka sendiri. Tentu saja, kondisi ini akan mendorong lahirnya satu suara yang bersatu demi reformasi dan

perubahan.

Pandangan-dunia filosofis advokasi/partisipatoris fokus pada kebutuhan-kebutuhan suatu kelompok atau individu tertentu yang mungkin termarginalkan secara sosial. Untuk itulah, tidak menutup kemungkinan diintegrasikannya pandangan-dunia ini dengan perspektif-perspektif teoretis lain yang mengkonstruksi suatu gambaran tentang isu-isu/masalah-masalah yang hendak diteliti, orang-orang yang diselidiki, dan perubahan-perubahan yang diinginkan, seperti

perspektif feminis, diskursus rasialisme, teori kritis, teori queer, dant eori disability –sejumlah perspektif teoretis ini akan dibahas lebih rinci pada Bab 3.

Meskipun penjelasan saya sejak tadi cenderung bersifat generalisasi terhadap kelornpok-kelompok yang termarginalkan, setidak-tidaknya kita perlu membaca ringkasan Kemmis dan Wilkinson (1995) tentang karakteristik-karakteristik inti dari penelitian advokasi atau

partisipatoris:

1. Tindakan partisipatoris bersikap dialektis dan difokuskan untuk membawa perubahan. Untuk itulah, pada akhir penelitian advokasi /partisipatoris, para peneliti harus memunculkan agenda aksi demi reformasi dan perubahan.

2. Penelitian ini ditekankan untuk membantu individu-individu agar bebas dari kendala-kendala yang muncul dari media, bahasa, aturan-aturan kerja, dan relasi kekuasaan dalam ranah pendidikan. Penelitian advokasi/partisipatoris sering kali dimulai dengan satu isu penting atau sikap tertentu terhadap masalah-masalah sosial, seperti pemberdayaan.

3. Penelitian ini bersifat emansipatoris yang berarti bahwa penelitian ini membantu membebaskan manusia dari ketidakadilan-ketidakadilan yang dapat membatasi

perkembangan dan determinasi diri. Penelitian advokasi/partisipatoris bertujuan untuk menciptakan perdebatan dan diskusi politis untuk menciptakan perubahan.

4. Penelitian ini juga bersifat praktis dan kolaboratif karena ia hanya dapat sempurna jika dikolaborasikan dengan penelitian lain, dan bukan menyempurnakan penelitian-penelitian yang lain. Dengan spirit inilah para peneliti advokasi/partisipatoris melibatkan para partisipan sebagai kolaborator aktif dalam penelitian mereka.

(26)

Pandangan –Dunia Pragmatik

Prinsip lain berasal dari kelompok pragmatis. Pragmatisme ini berawal dari kajian Peirce, james, Mead, dan Dewey (Cherryholmes, 1992). Penulis-penulis kontemporer yang termasuk dalam kelompok ini antara lain Rorty (1990), Murphy (1990), Patton (1990), dan Cherryholmes (1992). Paradigma filosofis yang satu ini memiliki banyak bentuk, tetapi pada umumnya

Pragmatisme sebagai pandangan-dunia lahir dari tindakan-tindakan, situasi-situasi, dan

konsekuensi-konsekuensi yang sudah ada, dan bukan dari kondisi-kondisi sebelumnya (seperti dalam post-positivisme). Pandangan-dunia ini berpijak pada aplikasi-aplikasi dan solusi-solusi atas problem-problem yang ada (Patton, 1990). Ketimbang berfokus pada metode-metode, para peneliti pragmatik lebih menekankan pada pemecahan masalah dan menggunakan semua pendekatan yang ada untuk memahami rnasalah tersebut (lihat Rossman & Wilson, 1985).

Sebagai salah satu paradigma filosofis untuk penelitian metode campuran, Tashakkori dan Teddlie (1998), Morgan (2007), dan Patton (1990) menekankan pentingnya paradigma pragmatik ini bagi para peneliti metode campuran, yang pada umumnya harus berfokus pada masalah-masalah penelitian dalam ilmu sosial humaniora, kemudian menggunakan pendekatan yang beragam untuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang problem-problem tersebut. Berdasarkan kajian Cherryholmes (1992), Morgan (2007), dan pandangan saya pribadi, pragmatisme pada hakikatnya merupakan dasar filosofis untuk setiap bentuk penelitian,

khususnya penelitian metode campuran:

1. Pragmatisme tidak hanya diterapkan untuk satu sistem filsafat atau realitas saja. Pragmatisme dapat digunakan untuk penelitian metode campuran yang di dalamnya para peneliti bisa dengan bebas melibatkan asumsi-asumsi kuantitatif dan kualitatif ketika mereka terlibat dalam sebuah penelitian.

2. Setiap peneliti memiliki kebebasan memilih. Dalam hal ini, mereka bebas untuk memilih metode-metode, teknik-teknik, dan prosedur-prosedur peneIitian yang dianggap terbaik untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan mereka.

3. Kaum pragmatis tidak melihat dunia sebagai kesatuan yang mutlak. Artinya, para peneliti metode campuran dapat menerapkan berbagai pendekatan dalam mengumpulkan dan menganaIisis data ketimbang hanya menggunakan satu pendekatan saja (jika tidak kuantitatif, selalu kualitatif).

4. Kebenaran adalah apa yang teriadi pada saat itu. Kebenaran tidak didasarkan pada dualitas antara kenyataan yang berada di luar pikiran dan kenyataan yang ada dalam pikiran. Untuk itulah, dalam peneiitian metode campuran, para peneliti menggunakan data kuantatif dan kualitatif karena mereka meneliti untuk memiliki pemahaman yang baik terhadap masalah penelitian.

5. Para peneliti pragmatis selalu melihat apa dan bagaimana meneliti, seraya mengetahui apa saja akibat-akibat yang akan mereka terima –kapan dan dimana mereka harus menjalankan penelitian tersebut. Untuk itulah, para peneliti metode campuran pada umumnya selalu memiliki tujuan atas pencampuran (mixing) ini, sejenis alasan mengapa data kuantitatif dan kualitatif harus dicampur menjadi satu.

(27)

6. Kaum pragmatis setuju bahwa penelitian selalu muncul dalam konteks sosial, historis, politis, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, penelitian metode campuran bisa saja beralih pada

paradigma post-modern, suatu pandangan teoretis yang reflektif terhadap keadilan sosial dan tujuan-tujuan politis.

7. Kaum pragmatis percaya akan dunia eksternal yang berada di luar pikiran sebagaimana yang berada di dalam pikiran manusia. Mereka juga percaya bahwa kita harus berhenti bertanya tentang realitas dan hukum-hukum alam (Cherryholmes, 1992). Bahkan, "mereka sepertinya ingin mengubah subjek" (Rorty, 1983: xiv).

8. Untuk itulah, bagi para peneliti metode campuran, pragmatisme dapat membuka pintu untuk menerapkan metode-metode yang beragam, pandangan-dunia yang berbeda-beda, dan asumsi-asumsi yang bervariasi, serta bentuk-bentuk yang berbeda dalam pengumpulan dan analisis data.

Strategi-Strategi Penelitian

Para peneliti hendaknya jangan hanya memilih penelitian kualitatif, kuantitatif, atau metode campuran untuk diterapkan; mereka juga harus menentukan jenis penelitian dalam tiga pilihan tersebut. Strategi-strategi penelitian merupakan jenis-jenis rancangan peneIitian

kualitatif, kuantitatif, dan metode campuran yang menetapkan prosedur-prosedur khusus dalam penelitian. Beberapa orang menyebut strategi penelitian dengan istilah pendekatan peneiitian (Creswell, 2007) atau metodologi penelitian (Mertens, 1998).

Strategi-strategi yang tersedia bagi peneliti sebenamya sudah muncul bertahun-tahun lalu saat teknologi komputer telah mempercepat aktivitas kita dalam menganalisis data-data yang rurnit. Strategi-strategi tersebut hadir ketika manusia sudah mampu mengartikulasikan prosedur-prosedur baru dalam melakukan penelitian ilmu sosial. Pilihlah salah satu dari strategi-strategi penelitian yang sering kali digunakan dalam ilmu sosial, seperti yang akan saya jelaskan dalam Bab 8, 9, dan10.

Di sini, saya hanya akan memperkenalkan strategi-strategi ini yang nantinya akan dijelaskan lebih rinci –lengkap dengan contoh-contohnya— di sepanjang buku ini. Ringkasan strategi-strategi tersebut dapat dilihat dalam Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Strategl-Strategi Penetitian Alternatif

Kuantitatif Kualitatif Metode Campuran

 Rancangan-rancangan eksperimen  Rancangan-racangan non-eksperimen, seperti metode survei  Penelitian naratif  Fenomenologi  Etnografi  Grounded theory  Studi kasus  Sekuensial  Konkuren  Transformatif

(28)

Strategi-strategi Kuantitatif

Selama akhir abad XIX dan awal abad XX, strategi-strategi penelitian yang berkaitan dengan rancangan kuantitatif selalu meIibatkan pandangan-dunia post-positivis. Strategi-strategi ini meliputi eksperimeh-eksperimen nyata, eksperimen-eksperimen yang kurang rigid yang sering disebut dengan kuasi-eksperimen dan penelitian korelasional (Campbell & Stanley, 1963), dan eksperimen-eksperimen single-subject (Cooper, Heron, & Heward, 1987; Neuman &

McCormick,1995).

Namun, dewasa ini, strategi-strategi kuantitatif sudah melibatkan eksperimen-eksperimen yang lebih kompleks dengan semua variabei dan treatment-nya (seperti rancangan faktorial dan rancangan repeated measure). Strategi-strategi kuantitatif juga meliputi model-model persamaan struktural yang sedikit rumit, yang biasanya menyertakan metode-metode kausalitas dan

identifikasi kekuatan variabel-variabel ganda. Dalam buku ini, saya hanya fokus pada dua strategi penelitian kuantitatif, yakni survei dan eksperimen.

Penelitian survei berusaha memaparkan secara kuantitatif kecenderungan, sikap, atau opini dari suatu populasi tertentu dengan meneliti satu sampel dari populasi tersebut. Penelitian ini meliputi studi-studi cross-sectional dan longitudinal yang menggunakan kuesioner atau wawancara terencana dalam pengumpulan data, dengan tujuan untuk menggeneralisasi populasi berdasarkan sampel yang sudah ditentukan (Babbie, 1990).

Penelitian eksperimen berusaha menentukan apakah suatu treatment memengaruhi hasil sebuah penelitian. Pengaruh ini dinilai dengan cara menerapkan treatment tertentu pada satu kelompok (sering disebut kelompok treatment, penj.) dan tidak menerapkannya pada

kelompok yang lain (sering disebut kelompok kontrol, Penj.), Ialu menentukan bagaimana dua kelompok tersebut menentukan hasil akhir. Penelitian ini mencakup eksperimen-aktual dengan penugasan acak (random assignmenf) atas subjek-subjek yang di-treatment dalam kondisi-kondisi tertentu, dan kuasi-eksperimen dengan prosedur-prosedur non-acak (Keepel 1991). Termasuk dalam kuasi-eksperimen adalah rancangan single-subiect.

Strategi-Strategi Kualitatif

Untuk penelitian kualitatif, strategi-strateginya sudah mulai bermunculan sepanjang tahun 1990-an dan memasuki abad XX. Tidak sedikit buku yang telah membahas strategi kualitatif ini (seperti 19 strategi yang diperkenalkan oleh Wolcott, 2001). Bahkan, pendekatan-pendekatan di dalam penelitian kualitatif tertentu sudah memiliki prosedur-prosedur yang lengkap dan jelas. Misalnya, Clandinin dan Connelly (2000) telah membuat deskripsi

komprehensif tentang apa yang harus dilakukan oleh seorang peneliti naratif. Moustakas (1994) juga telah membahas doktrin-doktrin filosofis dan prosedur-prosedur dalam metode

fenomenologi, sedangkan Strauss dan Corbin (1990,1998) memperkenalkan prosedur-prosedur untuk peneliti grounded theory. Wolcott (1999) menjabarkan prosedur-prosedur etnografis, dan Stake (1995) merekomendasikan sejumlah proses yang harus dilakukan dalam penelitian studi kasus.

(29)

Dalam buku ini, saya sudah menyajikan ilustrasi-ilustrasi berdasarkan strategi-strategi di atas, sekaligus memperkenalkan bahwa pendekatan-pendekatan seperti penelitian partisipatoris (Kemmis & Wilkinson, 1998), analisis wacana (Cheek,2004), dan pendekatan-pendekatan lain yang tidak disebutkan (lihat Creswell, 2007b) juga dapat menjadi cara-cara yang memadai di dalam melakukan penelitian kualitatif:

 Etnografi merupakan salah satu strategi penelitian kualitatif yang di dalamnya peneliti menyelidiki suatu kelompok kebudayaan di lingkungan yang alamiah dalam periode waktu yang cukup lama dalam dalam pengumpulan data utama, data observasi, dan data wawancara (creswell, 2007b). Proses penelitiannya fleksibel dan biasanya berkembang sesuai kondisi dalam merespons kenyataan-kenyataan hidup yang dijumpai di lapangan (LeCompte & Schensul, 1999).

 Grounded theory nterupakan strategi penelitian yang di dalamnya peneliti "memproduksi" teori umum dan abstrak dari suatu proses, aksi, atau interaksi tertentu yang berasal dari pandangan-pandangan partisipan. Rancangan ini mengharuskan peneliti untuk menjalani sejumlah tahap pengumpulan data dan penyaringan kategori-kategori atas informasi yang diperoleh (Charmaz, 2006; Strauss dan Corbin, 1990, 1998). Rancangan ini memiliki dua karakteristik utama, yaitu: (1) perbandingan yang konstan antara data dan kategori-kategori yang muncul dan (2) pengambilan contoh secara teoretis (teoretical sampling) atas

kelompok-kelompok yang berbeda untuk memaksimalkan kesamaan dan perbedaan informasi.

 Studi kasus merupakan strategi penelitian dimana didalamnya peneliti menyeliki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan (Stake, 1995).

 Fenomenologi merupakan strategi penelitian di mana di dalamnya peneliti mengidentifikasi hakikat pengalaman manusia tentang suatu fenomena tertentu. Memahami pengalaman-pengalaman hidup manusia menjadikan filsafat fenomenologi sebagai suatu metode penelitian yang prosedur-prosedurnya mengharuskan peneliti untuk mengkaji sejumlah subjek dengan terlibat secara langsung dan relatif lama di dalamnya untuk mengembangkan pola-pola dan relasi-relasi makna (Moustakas, 1994). Dalam Proses ini, peneliti

mengesampingkan terlebih dahulu pengalaman-pengalaman pribadinya agar ia dapat memahami pengalaman-pengalaman partisipan yang ia teiiti (Nieswiadomy,1993).

 Naratif merupakan strategi penelitian di mana di dalamnya peneliti menyelidiki kehidupan individu-individu dan meminta seorang atau sekolompok individu untuk menceritakan

kehidupan mereka. Informasi ini kemudian diceritakan kembali oleh peneliti dalam kronologi naratif. Di akhir tahap penelitian, peneliti harus menggabungkan dengan gaya naratif

pandangan-pandangannya tentang kehidupan partisipan dengan pandangan-pandangannya tentang kehidupan peneliti sendiri (Clandinin & Connelly,2000).

(30)

Strategi-Strategi Metode Campuran

Strategi-strategi metode campuran sebenamya kurang populer dibanding dua strategi sebelumnya (kuantitatif dan kualitatif). Konsep untuk "mencampur metode-metode yang berbeda" ini pada hakikatnya muncul pada 1959 ketika Campbell dan Fisk menggunakan metode-jamak (multimethods) dalam meneliti kebenaran watak-watak psikologis. Mereka kemudian mendorong orang lain menggunakan matriks metode-jamak mereka untuk menguji kemungkinan digunakannya pendekatan-jamak (muttiple approaches) dalam pengumpulan data penelitian. Berawal dari inilah, banyak orang yang kemudian mencampur metode-metode sekaligus pendekatan-pendekatan yang berhubungan dengan metode-metode tersebut, misalnya, mereka menggabungkan metode observasi dan wawancara (data kualitatif) dengan metode survei tradisional (data kuantitatif) (Sieber, 1973).

Dengan menyadari bahwa setiap metode pasti memiliki kekurangan dan keterbatasan, para peneliti metode campuran pun akhirnya meyakini bahwa bias-bias yang muncul dalam satu metode dapat menetralisasi atau menghilangkan bias-bias dalam metode metode yang lain. Triangulasi sumber-sumber data (triangulasi of data resourcers) –suatu metode dalam mencari konvergensi antara metode kualitatif dan metode kuantitatif—pun muncul (Jick, 1979). Pada awal 1990-an, gagasan "pencampuran" (mixing) ini mulai beralih dari yang awalnya hanya berusaha mencari-cari konvergensi menuju usaha penggabungan yang sebenarnya antara data kuantitatif dan data kualitatif. Misalnya, hasil-hasil dari satu metode dapat membantu metode yang lain, utamanya dalam mengidentifikasi para partisipan yang diteliti atau pertanyaan-pertanyaan yang diajukan (Thashakkori & Teddlie, 1998). Selain itu, data kualitatif dan kuantitatif dapat disatukan menjadi satu database besar yang bisa digunakan secara

berdampingan untuk memperkuat satu sama lain (misalnya, kuota kualitatif dapat mendukung hasi-hasil statistik)(Creswell & Plano Clark, 2007). Jika tidak, kombinasi dua metode tersebut dapat diterapkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang luas dan transformatif, misalnya, dalam mengadvokasi kelompok-kelompok marginal, seperti perempuan, minoritas etnik/ras, komunitas gay dan lesbian, orang-orang difabel, dan mereka yang miskin/lemah (Mertens' 2003).

Dimungkinkannya sejumlah metode dicampur "jadi satu" telah rnenuntun para pakar untuk mengembangkan prosedur-prosedur penelitian berdasarkan metode campuran. Hingga saat ini, istilah-istilah untuk menyebut rancangan metode campuran pun sangat beragam, seperti multi-metode, metode konvergensi, metode terintegrasi, dan metode kombinasi (Creswell & Plano Clark, 2007), yang memiliki prosedur-prosedurnya masing-masing (Tashakkori & Teddlie, 2003) .

Secara khusus, ada tiga strategi metode campuran dan sejumlah variasinya yang akan diilustrasikan dalam buku ini:

Strategi metode campuran sekuensial/bertahap (sequential mixed methods) merupakan prosedur-prosedur di mana di dalamnya peneliti berusaha menggabungkan atau memperluas penemuan-penernuannya yang diperoleh dari satu metode dengan penemuan-penemuannya dari metode yang lain. Strategi ini dapat dilakukan dengan melakukan interview kualitatif terlebih dahulu untuk mendapatkan penjelasan-penjelasan yang memadai, lalu diikuti

(31)

denganmetode survei kuantitatif dengan sejumlah sampel untuk memperoleh hasil umum dari suatu populasi. Jika tidak, penelitian ini dapat dimulai dari metode kuantitatif terlebih dahulu dengan menguji suatu teori atau konsep tertentu, kemudian diikuti dengan metode kualitatif dengan mengeksplorasi sejumlah kasus dan individu.

Strategi metode campuran konkuren/satu waktu (concurrent mixed metlnds) merupakan prosedur-prosedur di mana di dalamnya peneliti mempertemukan atau menyatukan data kuantitatif dan data kualitatif untuk memperoleh analisis kornprehensif atas masalah penelitian. Dalam strategi ini, peneliti mengumpulkan dua jenis data tersebut pada satu waktu, kemudian menggabungkannya menjadi satu informasi dalam interpretasi hasil keseluruhan. Jika tidak, dalam strategi ini peneliti dapat memasukkan satu jenis data yang lebih kecil ke dalam sekumpulan data yang lebih besar untuk menganalisis jenis-jenis pertanyaan yang berbeda-beda (misalnya, jika metode kualitatif diterapkan untuk

melaksanakan penelitian, metode kuantitatif dapat diterapkan untuk mengetahui hasil akhir).

Prosedur metode campuran transformatif (transformative mixed methods) merupakan prosedur-prosedur di mana di dalamnya peneliti menggunakan kacamata teoretis (lihat Bab 3) sebagai perspektif overaching yang di dalamnya terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif. Perspektif inilah yang akan menyediakan kerangka kerja untuk topik penelitian, metode-metode untuk pengumpulan data, dan hasil-hasil atau perubahan-perubahan yang diharapkan. Bahkan, perspektif ini bisa digunakan peneliti sebagai metode pengumpulan data secara sekuensial ataupun konkuren.

Metode-Metode Penelitian

Komponen ketiga dalam kerangka kerja penelitian adalah metode-metode penelitian spesifik yang berkaitan dengan strategi pengumpulan, analisis, dan interpretasi data. Seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 1.3, peneliti perlu mempertimbangkan sejumlah metode pengumpulan data dan mengatumya secara sisternatis, misalnya berdasarkan level metode tersebut atas sifat objek penelitian, fungsi metode tersebut saat peneliti menggunakan pertanyaan tertutup dan terbuka, dan fokus metode tersebut pada analisis data yang numerik atau non-numerik. Metode-metode ini akan dijelaskan lebih lanjut dalam Bab 8 hingga 10.

Tabel 1.3 Metode Kuantitafif, Metode Campuran, dan Metode Kualitatif

Metode Kuantitatif  Metode Campuran  Metode Kualitatif

 Bersifat Pre-determined (sudah ditentukan sebelumnya)

 Perianyaan-Pertanyaan Yang didasarkan Pada instrumen penelitian

 Data Performa, data sikap, data observasi, dan data sensus

 Bersifat Pre-determined dan berkembang dinamis

 Pertanyaan-pertanyaan

 Terbuka dan pertanyaan-pertanyaan tertutup

 Bentuk-bentuk data ber-ganda Yang tebuka Pada

Kemungkinan- Berkembang dinamis

 Pertanyaan-pertanyaan terbuka

 Data wawancara, data observasi, data

dokumentasi, dan data audio-visual

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Kerja Rancangan Penelitian – Relasi antara Pandangan – Dunia, Startegi- Startegi-Strategi Penelitian, dan Metode-Metode Penelitian
Tabel 1.1 Empat Pandangan-Dunia
Tabel 1.2 Strategl-Strategi Penetitian Alternatif
Tabel 1.3 Metode Kuantitafif, Metode Campuran, dan Metode Kualitatif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Namun dalam hal ini seharusnya akuntan publik bertindak secara independen karena mereka adalah pihak yang bertugas memeriksa dan melaporkan adanya ketidakwajaran dalam

Dengan mengamati gambar, Siswa dapat Mengidentifikasi kosa kata nama nama benda di tiap – tiap ruangan rumah dengan tepat.. Dengan mendengarkan pelafalan teks lisan, Siswa dapat

Bank Aceh Syariah masuk dalam 10 besar bank syariah dengan penyaluran dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan menempati urutan ke 6 dengan 732 unit.

Disisi lain dengan tingginya jumlah saldo bahan tersebut akan dapat mengakibatkan inefisiensi dalam mela- kukan proses produksi, sehingga harga pokok jual menjadi tinggi.

Dari rumusan tujuan tersebut, sasaran utama yang ingin dicapai dari kegiatan PSEKP adalah: (a) Tersedianya rekomendasi kebijakan pertanian bagi stakeholder dalam

ALUR PROSES MERENCANAKAN & MELAKSANAKAN PERBAIKAN PENYEBAB DOMINAN RENCANA PERBAIKAN 5 W 2 H INTERMEDIATE TARGET PROSES PERBAIKAN (UJI COBA) MONITORING MAINTAIN HASIL

Mampu memberikan penerapan endorphin massase terhadap nyeri persalinan pada kala 1 fase aktif di BPM Siti Maemunah Desa Kedaleman Wetan Kecamatan Puring sehingga dapat

Parfum Laundry Tegaldlimo Beli di Toko, Agen, Distributor Surga Pewangi Laundry Terdekat/ Dikirim dari Pabrik BERIKUT INI JENIS PRODUK NYA:.. Kimia Untuk kebutuhan Laundry Kiloan