• Tidak ada hasil yang ditemukan

Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Design Research Kuantitatif Kualitatif Dan Mixed Creswell"

Copied!
311
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Penghargaan

Buku ini tidak akan bisa terbit tanpa gagasan dan dorongan dari ratusan mahasiswa doktoral pada mata kuliah Pengembangan Proposal yang saya ampu di University of Nebraska-Lincoln selama beberapa tahun ini. Sejumlah mahasiswa sebelumnya dan para editor yang menjadi partner dalam proses penulisan buku ini: Dr. Sharon Hudson, Dr. Leon Cantrell, Nette Nelson (aim.), Dr. De Tonack, Dr. Ray Ostrander, dan Diane Greenlee. Sejak edisi pertama, saya juga banyak berutang budi kepada para mahasiswa di kelas Metode Penelitian Dasar dan orang-orang yang telah berpartisipasi dalam seminar metode campuran yang pernah saya pimpin. Kuliah-kuliah ini, semuanya, menjadi laboratorium pribadi saya dalam menyam-paikan gagasan, memperoleh ide-ide segar, dan membagi-bagikan pengalaman saya sebagai penulis dan peneliti. Kepada para staf dan rekan-rekan di Kantor Penelitian Kualitatif dan Metode Campuran di University of Nebraska-Lincoln yang sudah banyak membantu penulisan buku ini, saya ucapkan terima kasih. Saya juga mendapat-kan banyak kontribusi dari kajian-kajian akademis Dr. Vicki Piano Clark, Dr. Ron Shope, Dr. Kim Gait, Dr. Yun Lu, Sherry Wang, Amanda Garrett, dan Alex Morales.

Saya juga mengucapkan terima kasih atas saran-saran yang men-cerahkan dari para pereview buku ini. Saya tidak bisa menghasilkan buku ini tanpa dukungan dan dorongan dari rekan-rekan saya di Penerbit Sage. Sage merupakan dan masih menjadi salah satu publishing-house dengan rating yang cukup tinggi. Secara khusus, saya juga berutang banyak kepada pembimbing sekaligus editor saya sebelumnya, C. Deborah Laughton (sekarang di Guilford Press), dan lisa Cuevas-Shaw, Vicki Knight, dan Stephanie Adams. Selama hampir 20 tahvin bekerja sama'dengan Sage, kami telah berusaha mengembangkan metode-metode penelitian.

Dalam kesempatan ini, saya ingin memberikan penghargaan sebesar-besarnya atas kontribusi para pereview berikut ini: Mahasweta M. Banerjee, University of Kansas; Miriam W. Boeri, Kennesaw State University; Sharon Anderson Dannels, The George S. Georgakopoulos, Nova Southeastern University; Mary Enzman Hagedorn, University of Colorado di Colorado Springs; Richard D. Howard, Montana State University; Drew Ishii, Whittier College; Marilyn Lockhart, Montana State University; Carmen McCrink, Barry University; Barbara Safford, University of Northern Iowa; Stephen A. Sivo, University of Central Florida; Gayle Sulik, Vassar College; dan Elizabeth Thrower, University of Montevallo

(3)

Tentang Penulis

John W. Creswell adalah Profesor Psikologi Pendidikan sekaligus penulis dan

pengajar mata kuliah metodologi kualitatif dan penelitian metode campuran. Dia mengajar di University of Nebraska-Lincoln selama 30 tahun dan telah menulis setidak-tidak-nya 11 buku, sebagian besar tentang rancangan penelitian, penelitian kualitatif, dan penelitian metode campuran. Buku-bukunya telah diterjemahkan ke dalamberbagai bahasa dan digunakan di seluruh dunia. Dia juga menjabat sebagai co-director di Kantor Penelitian Kualitatif dan Metode Campuran di Nebraska yang bertugas me-nyediakan dukungan bagi para sarjana yang ingin mengajukan penelitian kualitatif dan metode campuran pada lembaga -lembaga pendanaan. Dia juga tercatat sebagai co-editor utama untuk jurnal Sage, Journal of Mixed Methods Research, dan sebagai Asisten Profesor untuk bidang Kedokteran di University of Michigan. Cresswell juga sering diminta menjadi asisten peneliti bidang-bidang kesehatan. Baru-baru ini, dia terpilih menjadi Senior Fulbright Scholar dan bertugas di Afrika Selatan sejak Oktober 2008 untuk berbagi ilmu tentang penelitian metode campuran denganpara ilmuwan sosial dan doku-mentator isu-isu AIDS. Dia hobi bermain piano, menulis sajak, dan berolahraga. Kunjungi websitenya di www.johnwcreswell.com.

(4)

Daftar Isi

Pendahuluan — vii

Penghargaan — xvii Tentang Penulis — xix Daftar Isi — xx

BAGIAN SATU: PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN AWAL — I Bab Satu: Memilih Rancangan Penelitian — 3

Tlga Jenis Rancangan — 3

liga Komponen Penting dalam Rancangan Penelitian — 6 ■ Beberapa Pandangan-Dunia Filosofis — 6

♦ Pandangan-Dunia Post-positivisme — 8

♦ Pandangan-Dunia Konstruktivisme Sosial — 11 ♦ Pandangan-Dunia Advokasi dan Partisipatoris — 13 ♦ Pandangan-Dunia Pragmatik — 15

■ Strategi-Strategi Penelitian — 17 ♦ Strategi-Strategi Kuantitatif — 18 ♦ Strategi-Strategi Kualitatif — 19

♦ Strategi-Strategi Metode Campuran — 21 ■ Metode-Metode Penelitian — 23

Rancangan Penelitian Sebagai Pandangan-dunia, Strategi, dan Metode — 25

Kriteria dalam Memilih Rancangan Penelitian — 29 ■ Masalah Penelitian — 29 ■ Pengalaman-Pengalaman Pribadi — 30 ■ Pembaca — 31 Ringkasan — 32 Latihan Menulis — 32 Bacaan Tambahan — 32

Bab Dua: Tinjauan Pustaka — 36

(5)

■ Pemanfaatan Pustaka/Iiteratur — 40 ■ Teknik-Teknik Tinjauan Pustaka — 46

♦ Langkah-Langkah Melakukan Tinjauan Pustaka — 46 ♦ Database Terkomputerisasi — 48

♦ Prioritas dalam Memilih Literatur — 52 ♦ Peta Literatur Penelitian — 54

♦ Mengabstraksikan Literatur — 57 ♦ PetunjukGaya — 61

■ Definisi Istilah — 63

■ Tinjauan Pustaka Kuantitatif atau Metode Campuran — 69 Kesimpulan — 71 .

Latihan Menulis — 72 Bacaan Tambahan — 73

Bab Tiga: Penerapan Teori — 75

Teori dalam Penelitian Kuantitatif — 76

■ Variabel-Variabel dalam Penelitian Kuantitatif — 76 ■ Definisi Teori — 78

■ Bentuk-Bentuk Teori — 81

■ Penempatan Teori dalam Penelitian Kuantitatif — 84 ■ Menulis Perspektif Teoretis Kuantitatif — 86

Teori dalam Penelitian Kualitatif — 93

■ Variasi Penggunaan Teori dalam Penelitian Kualitatif — 93 ■ Menempatkan Teori dalam Penelitian Kualitatif — 98 Teori dalam Penelitian Metode Campuran — 99

Ringkasan — 104 Latihan Menulis — 106 Bacaan Tambahan — 107

(6)

Bab Empat: Strategi-strategi Menulis dan Pertimbangan-Pertitnbangan Etis — 109

Menulis Proposal'—109

■ Bagian-Bagian dalam Proposal — 109 ■ Format Proposal Kualitatif — 111 ■ Format Proposal Kuantitatif — 113

■ Format Proposal Metode Campuran — 113

■ Merancang Bagian-Bagian dalam Proposal Penelitian — 114 ■ Menulis Gagasan — 116

■ Menulis seperti Berpikir — 117 . ■ Kebiasaan Menulis — 118

■ Keterbacaan Tulisan — 121

■ Kalimat Aktif, Kata Kerja, dan "Berlebih-lebihan" — 124 Masalah-masalah Etis yang Perlu Diantisipasi — 130

■ Masalah-Masalah Etis dalam Masalah Penelitian — 131 ■ Masalah-Masalah Etis dalam Tujuan Penelitian dan Rumusan

Masalah — 132

■ Masalah-Masalah Etis dalam Pengumpulan Data — 132 ■ Masalah-Masalah Etis dalam Analisis dan Interpretasi

Data — 135

■ Masalah-Masalah Etis dalam Menulis dan Menyebarluaskan Hasil Penelitian — 137

Ringkasan — 138

Latihan Menulis — 139

-Bacaan Tambahan — 140

BAGIAN DUA; MERANCANG PENELITIAN — 143 ,Bab Lima: Pendahuluan — 145

Pentingnya Pendahuluan — 145

Pendahuluan dalam Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Metode Campuran — 147

(7)

■ Sebuah Ilustrasi — 150 ■ Masalah Penelitian — 153

■ PeneHtian-Penelitian Sebelumnya — 156

■ Kekurangan (Defisiensi) dalam Literatur Sebelumnya — 159 ■ Signifikansi Penelitian bagi Pembaca — 161

Ringkasan — 163

Latihan Merudis — 164 Bacaan Tambahan — 164

Bab Enam: Tujuan Penelitian — 166

Signifikansi dan Makna Tujuan Penelitian — 166 ■ Tujuan Penelitian Kualitatif — 167

■ Tujuan Penelitian Kuantitatif — 175

■ Tujuan Penelitian Metode Campuran —'- 181 Ringkasan — 188

Latihan Menulis — 189 Bacaan Tambahan — 189

Bab Tujuh: Rumusan Masalah dan Hipotesis Penelitian — 191

Rumusan Masalah Kualitatif — 191

Rumusan Masalah dan Hipotesis Penelitian Kuantitatif — 196 Model Rumusan Masalah dan Hipotesis Deskriptif — 203 Rumusan Masalah Dan Hipotesis Penelitian Metode

Campuran — 205 Ringkasan — 210 Latihan Menulis — 211 Bacaan Tambahan — 212

Bab Delapan: Metode-metode Kuantitatif — 215

Mendefinisikan Rancangan Survei dan Eksperimen — 216 Komponen-komponen Rancangan Metode Survei — 216

■ Rancangan Survei — 217 ■ Populasi dan Sampel — 218

(8)

■ Instrumentasi — 221

■ Variabel-Variabel dalam Penelitian — 224 Analisis Data dan Interpretasi — 225

Komponen-komponendalam Metode Penelitian Eksperimen — 229 ■ Partisipan — 229

■ Variabel-Variabel — 236

■ Instrumentasi dan Materi — 237

■ Prosedur-ProsedurEksperimentasi — 237 Ancaman-Ancaman terhadap Validitas — 240

■ Prosedur — 247 ■ AnalisisData — 249 ■ Interpretasi Hasil '-=- 250 Ringkasan — 251

Latihan Menulis — 254 Bacaan Tambahan — 255

Bab Sembilan: Prosedur-prosedur Kualitatif — 258

Karakteristik-karakteristik Penelitian Kualitatif — 259 Strategi-strategi Penelitian — 263

Peran Peneliti — 264

Prosedur-prosedur Pengumpulan Data — 266 Prosedur-Prosedur Perekaman Data — 271 Analisis dan Interpretasi Data — 274

Reliabilitas, Validitas, dan Generalisabilitas — 284 Menulis Kualitatif — 290 ■ .

Ringkasan — 291 Latihan Menulis — 302 Bacaan Tambahan — 302

(9)

Bab Sepuluh: Prosedur-prosedur Metode Campuran — 304

Komponen-komponen Prosedur Metode Campuran — 305 Sif at Penelitian Metode Campuran — 307 Strategi-strategi Penelitian Metode Campuran dan Model-model Visualnya — 308

■ Merencanakan Prosedur-Prosedur Metode Campuran — 308 ♦ Timing (Waktu) — 309

♦ Weighting (Bobot) — 310 Mixing (Pencampuran) — 310

♦ Teorisasi dan Perspektif-Perspektif Transformasi — 312 ■ Strategi-Strategi Penelitian Metode Campuran

dan Model-Model Visualnya — 313

♦ Strategi Eksplanatoris Sekuensial — 316 ♦ Strategi Eksploratoris Sekuensial — 317 ♦ Strategi Transformatif Sekuensial — 318 ♦ Strategi Triangulasi Konkuren — 320 ♦ Strategi Embedded Konkuren — 321 ♦ Strategi Transformatif Konkuren — 324 ■ Memilih Strategi Metode Campuran — 325 Prosedur-Prosedur Pengumpulan Data — 326 Analisis Data dan Prosedur-prosedur Validasi — 328 Susunan Laporan Penelitian — 331

Contoh-contoh Prosedur Metode Campuran — 332 Ringkasan — 337

Latihan Menulis — 339 Bacaan Tambahan — 339

Glosarium — 342

Daftar Pustaka — 359 . Indeks — 379

(10)

Bagian Satu

Pertimbangan-Pertimbangan Awal

B ab l

Memilih Rancangan Penelitian ■ Bab 2

Tinjauan Pustaka ■ Bab 3

Penggunaan Teori ■ Bab 4

Strategi-Strategi Menulis dan Pertimbangan-Pertimbangan Etis Buku ini dirancang untuk membantu para peneliti mengem -bangkan rencana atau proposal penelitian. Bagian I membahas sejumlah pertimbangan awal sebelum seorang peneliti merancang rencana atau proposal penelitian. Pertimbangan-pertirnbangart ini pada umumnya berkaitan dengan pemilihan rancangan penelitian yang sesuai, peninjauan pustaka untuk memosisikan penelitian yang diusulkan dalam konteks literatur-literatur yang ada, pe-nentuan teori apa yang hendak digunakan dalam penelitian sekali-gus usaha dalam menulis karya yang baik dan sesuai dengan standar etika yang berlaku.

(11)

Bab Satu

Memilih RancanganPenelitian

Rancangan penelitian merupakan rencana dan prosedur penelitian yang meliputi: dari asumsi-asumsi luas hingga metode-metode rinci dalam pengumpulan dan analisis data. Rancangantersebut melibatkan sejumlah keputusan yang, dalam buku ini, sudahsaya sajikan meski tidak secara runtut dalam pengertian yang lazim.Yang jeias, secara keseluruharr,

keputusan ini melibatkan rancanganseperti apa yang seharusnya digunakan untuk meneliti topik tertentu.

Misalnya, dalam (proposal) penelitian, para peneliti perlu mengambil keputusan terkait dengan asumsi-asumsi filoSofis yang mendasari penelitian mereka, prosedur-prosedur (yang juga sering di-sebut sebagai strategi -strategi) penelitian, dan metode-metode spesifik yang akan mereka gunakan dalam pengumpulan, analisis, dan interpretasi data; Pemilihan atas satu rancangan penelitian juga perlu didasarkan pada masalah/isu yang ingin diteliti, pengalaman pribadisi peneliti, dan target atau sasaran pembacanya.

TIGA JENIS RANCANGAN

Dalam buku ini, ada tiga jenis penelitian yang akan disajikan:penelitian kualitatif, kuantitatif, dan metode campuran. Padahakikatnya, tiga pendekatan ini tidaklah terpisah satu sama lainseperti ketika pertama kali muncul. Pendekatan kualitatif dankuantitatif seharusnya tidak dipandang sebagai antitesis ataudikotomi yang saling bertentangan; keduanya hanya merepresentasikan hasil akhir yang berbeda, namun tetap dalam satu continuum(Newman & Benz, LggS). Suatu penelitianhanya akan lebih kualitatifketimbang kuantitatif, atau sebaliknya. Adapun penelitian metode campuran berada di tengah continuumtersebut karena penelitian inimelibatkan unsur-unsur dari pendekatan kualitatif dan kuantitatif.

Perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif sering kalidijelaskan berdasarkan bentuk-bentuknya yang menggunakan kata-kata (kualitatif) dan yang menggudakan angka-angla (kuantitatif), atauberdasarkan pertanyaan-pertanyaan ycng tertutup (hipotesiskuantitatif) dan yang terbuka (hipotesis kualitatif). Padahal, gradasiperbedaan antar keduanya sebenamya terletak pada asumsi filosofisdasar yang dibawa oleh peneliti ke dalam penetitiannya, jenis-jenis strategi penelitian yang digunakan peneliti sepanjang

penelitiannya(seperti,strategieksperimenkuantitatifataustrategistudilapangankualitatif), dari metode-metode spesifk yang diterapkan peneliti untukmelaksanakan strategi-strategi ini (seperti, pengumpulan data secarakuantitatif dalambentuk instrumen versus Pengumpulan data

secarakualitatif melalui observasi lapangan).

Lagi pula, ada perkembangan historis yang dapat membedakankedua pendekatan tersebut. Misalnya saja, pendekatan kuantitatifbanyak mendominasi bentuk-bentuk penelitian dalam ilmu-ilmu sosialsejakawalabadXIX hinggapertengahanabadXX. Namun,sejak

(12)

terhadappenelitiankualitatif,danbersamaandenganituberkembangpulapenelitianmetodecampuran( lihatCreswell,2008,untuksejarahyang lebih lengkap). Latar belakang historis ini setidak-tidaknya dapatdijadikan salah satu landasan untuk mencari definisi "rigid" atastiga istilah kunci tersebut, yang untuk selanjutnya akan digunakandalambuku ini:

 Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengekplorasi dan memahami makna yang – olehsejumlah individuatau sekelompok orang – dianggapberasal dari masalah sosialatau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-uPaya penting, sepei'ti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur,

mengumPulkan data yang spesifik daripara partisipan, menganalisis data secara induktif mulai daritema-tema yang khusus ke tema-tema umum, dan menafsirkanmakna data. Laporan akhir untuk penelitian ini memiliki strukturatau kerangka yang fleksibel. Siapa pun yang terlibat dalambentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang

penelitianyangbergaya induktif, berfokus terhadap makna individual, danmenerjemahkan kompleksitas suatu persoalan (diadaptasi dari Creswell,2007).

 Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk mengujiteori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel.Variabel-variabel ini diukur -biasanya dmgan instrumen-instrumen penelitian- sehingga data yang terdiri dari angka-angkadapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik. Laporanakhir untuk penelitian ini pada umumnya memiliki struktur yangketat dan konsisten mulai dari pendahuluan, tinjauan pustaka,landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian, dan pembahasan.

(Creswell,2008). Seperti halnya para peneliti kualitatif,siapa pun yang terlibat di dalam penelitian kuantitatif juga perlurnemiliki asumsi-asumsi untuk menguji teori secara deduktif, mencegah munculnya bias-bias, mengontrol penjelasan-penjelasan alternatif, dan mampu menggeneralisasi dan menerapkan kembali penemuan-penemuannya.

 Penelitian metode campuran merupakan pendekatan penelitianyang mengombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif danbentuk kuantitatif. Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis., aplikasi pendekatan-pendekatan kualitatif dan kuantitatif, danpencampuran (mixing) kedua pendekatan tersebut dalamsatu penelitian. Pendekatan ini lebih kompleks dari sekadarmengumpulkandanmenganalisis dua jenis data; ia juga melibatkan fungsi dari dua pendekatan penelitian tersebut secara kolektifsehingga kekuatan penelitian ini secara keseluruhan lebih besarketimbang penelitian kualitatif dan kuantiiatif (Creswell & PlanoClark,2007).

Seperti yang kita lihat, masing-masing definisi di atas memilikititik tekannya tersendiri. Untuk itulah, dalam buku ini, saya akanmenjelaskantigadefinisitersebutsecaradetailagarAndabisa mengetahui masing-masing maknanya dengan jelas.

TIGA KOMPONEN PENTING DALAM RANCANGAN PENELITIAN

Ada dua titik tekan dalam setiap definisi tadi yaitu: bahwa suatu pendekatan penelitian selalu melibatkan asumsi-asumsi filosofis danmetode-metode atau prosedur-prosedur yang berbeda-beda. Rancangan penelitian, yang saya sebut sebagai rencana atau propasal untuk

(13)

melaksanakan penetitian, melibatkan relasi antara asumsi-asumsifilosofis, strategi-strategi penelitian dan metode-metode tertentu. Kerangka kerja yang saya gunakan untuk menjelaskan pertemuanantara tiga komponen ini dapat dilihat pada Gambar 1.1. Secara detail, dalam

merencanakan penelitian, para peneliti perlu memPertimbangkan tiga komponen penting, yaitu: (1) asumsi-asumsipandangan-dunia (worldview) filosofis yang mereka bawa ke dalam

penelitiannya, (2) strategi penelitian yang berhubungan denganasumsi-asumsi tersebut, dan (3) metode-metode atau prosedur-prosedur spesifik yang dapat menerjemahkan strategi tersebut kedalam Praktik nyata.

Beberapa Pandangan-Dunia Filosofis

Meskipun sebagian besar gagasan filosofis tersembunyi dalamsebuah penelitian (Slife & William, 1995), gagasan-gagasan tersebuttetap mempengaruhi praktik penelitian dan perlu diidentifikasi. Sayamerekomendasikan agar siapa pun yang tengah mempersiapkan proposal atau rencana penelitian seyogianya memperjelas gagasan-gagasan filosofis yang mereka ekspos. Penjelasan ini tentu akanmencerminkan alasan mengaPa mereka perlu memilih-

pendekatankuaiitatif, kuantitatif, atau metode camPuran untuk penelitianmereka.

Dalammenjelaskanpandangan-duniafilosofis,penelitisetidak-tidaknya perlu menyertakan – dalam proposalnya – satubagiankhusus yang membahas sejumlah hal berikut:

Beberapa Pandangan-Dunia Filosofis Post-Positivis Konstruksi Sosial Advokasi/partisipatoris Pragmatis Strategi-Strategi Penelitian Strategi-Strategi Kualitatif (seperti, ethnografi) Strategi-Strategi Kuantitatif (seperti, eksperimen) Strategi-Strategi Metode Campuran (seperti, sekuensial)

Metode-metode Campuran Pertanyaan-pertanyaan Pengumpulan data Analisis data Interpretasi Laporan tertulis Validasi Rancangan-Rancangan Penelitian Kualitatif Kuantitatif Metode Campuran

(14)

Gambar 1.1 Kerangka Kerja Rancangan Penelitian – Relasiantara Pandangan – Dunia, Startegi-Strategi Penelitian, dan Metode-Metode Penelitian

 Pandangandunia filosofis yang diusulkan dalam penelitian.

 Pertimbangan-Pertimbangan dasar mengapa pandangan-duniatersebut digunakan

 Bagaimana pandangan-dunia itu membentuk pendekatan penelitian.

Saya lebih memilih menggunakan istilah pandangan-dunia(worldviews) karena memiliki artikepercayaan dasar yang memandu tindakan (Guba, 1990: 17).Peneliti lain lebih suka

menyebutnya paradigma (Lincoln & Guba, 2000; Mertens, 1998); epistemologi dan

ontologi(Crotty, 1998), ataumetodologi penelitian yang telah diterima secara luas(Neuman, 2000). Saya memandang pandangan-dunia sebagai orientasi umum terhadap dunia dan sifatpenelitian yang dipegangkukuh oleh peneliti. Pandangan-dunia ini sering kali dipengaruhiolehbidangkeilmuanyangmenjadikonsentrasimahasiswa,kepercayaan para

pembimbin dan pihak fakultas terhadap bidang tersebut, dan pengalaman-pengalaman penelitian sebelumnya.Unikny pandangandunia yang dipegang kukuh oleh para

penelititidakjarangmerangkulsecarakolektifpendekatankualitatif,kuantitafrf, dan metode

campuran dalam penelitian mereka. Adaempat pandangandunia yang akan dibahas kali ini: post-positivisme,konstruktivisme, advokasi/partisipatoris, dan pragmatisme. Elemen-elemen penting dalam setiap pandangan dunia ini dapat dilihat dalam Tabel 1.1.

Tabel 1.1Empat Pandangan-Dunia

Post-positivisme Konstruktivisme

 Determinasi

 Reduksionisme

 Observasi dan Pengujian empiris

 Verifikasi teori

 Pemahaman

 Makna yang beragarn dari partisipan

 Konstruksisosiai dan historis

 Penciptaan teori

Advokasi/Partisipatoris Pragmatisme

 Bersifat politis

 Berorientasi pada isu pemberdayaan

 Kolaboratif

 Berorientasi pada perubahan

 Efek-efek tindakan

 Berpusat Pada masalah

 Bersifat Pluralistik

 Berorientasi pada praktik dunia-nyata

Pandangan-Dunia Post-positivisme

Asumsi-asumsipost-positivismerepresentasikanbentuktradisional penelitian, yang

kebenarannya lebih sering disematkanuntuk penelitian kuantitatif ketimbang penelitian kualitatif. Pandangan-dunia ini terkadang disebut sebagai metode saintifik atau penelitian sains. Ada pula yang menyebutnya sebagai penelitianpositivis/post-positivis,sains empiris,dan post-positivisme. Istilah terakhirdisebut post-positivisme karena ia merepresentasikan pemikiranpost-positivisme,

(15)

yang menentang gagasan tradisional tentangkebenaran absolut ilmu pengetahuan (Phillips & Burbules, 2000), danmengakui bahwa kita tidak bisa terus menjadi "orang yangyakin/positif" pada klaim-klaim kita tentang pengetahuan ketika kitamengkaji perilaku dan tindakan manusia. Dalam perkembanganhistorisnya, tradisi post-positivis ini lahir dari penulis-penulis abad XIX, seperti Comte, Mill, Dukheim, Newton, dan Locke (Smith,1983), dan belakangan dikembangkan lebih lanjut oleh penulis-penulis seperti Phillips dan Burbules (2000).

Kaum Post-positivis mempertahankan filsafat deterministikbahwa sebab-sebab (faktor-fakior kausatif) sangat mungkin menentukan akibat atau hasil akhir. Untuk itulah, problem-problem yangdikaji oleh kaum post-positivis mencerminkan adanya kebutuhanuntuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab y ang memengaruhihasil akhir, sebagaimana yang banyak kita jumpai dalam penelitian eksperimen kuantitatif. Filsafat kaum post-positivis juga cenderungreduksionistis yang orientasinya adalah mereduksi gagasan-gagasanbesar menjadi gagasan-gagasan terpisah yang lebih kecil untuk diujilebih lanjut, seperti halnya variabel-variabel yang umumnya terdiridari sejumlah rumusan masalah dan hipotesis penelitian.

Pengetahuan yang berkembang melalui kacamata kaum post-positivis selalu didasarkan pada observasi dan pengujian yang sangatcermatterhadap realitas objektif yang muncul di dunia "luar sana." Untuk itulah, melakukan observasi dan meneliti perilaku individu-individu dengan berlandaskan pada ukuran angka-angka dianggapsebagai aktivitas yang amat penting bagi kaum post-positivis. Akibatnya, muncul hukum-hukum atau teori-teori yang mengatur dunia,yang menuntut adanya pengujian dan verifikasi atas kebenaran teori-teori tersebut. agar dunia ini dapat dipahami oleh manusia. Untukitulah, dalam metode saintifik,salah satu pendekatan penelitian "yangtelah disepakati" oleh kaum post-positivis, seorang peneliti harusmengawali penelitiannya dengan menguji teori tertentu, lalu mengumpulkan data baik yang mendukung maupun yang membantah teori tersebut, baru kemudian membuat perbaikan-perbaikan lanjutan sebelum dilakukan pengujian ulang.

Membaca buku Phillips dan Burbules (2000), kita akan menemukan sejumlah asumsi dasar yang menjadi inti dalam paradigma penelitian post-positivis, antara lain:

1. Pengetahuanbersifatkonjektural/terkaan (dan antifondasional/ddak berlandasan apa pun) -bahwa kita tidak akan pernahmendapatkan kebenaran absolut. untuk itulah, bukti yang dibangun dalam penelitian sering kali lemah dan tidak sempurna. Karena alasan ini pula, banyak peneliti yang berujar bahwamereka tidak dapat membuktikan hipotesisnya; bahkan, tak jarang rnereka juga gagal untuk menyangkal hipotesisnya.

2. Penelitianmerupakanproses membuatklaim-klaim, kemudian menyaring sebagian klaim tersebut meniadi "klaim-klaim lain"yang kebenarannya jauh lebih kuat. sebagian besar penelitian kuantitatif, rnisalnya, selalu diawali dengan pengujian atas suatuteori. 3. Pengetahuan dibentuk oleh data,bukti, danPertimbang-pertimbangan logis. Dalam

praktiknya, peneliti mengumpulkan informasi dengan menggunakan instrumen-instrumen Pengukuran tertentu yang diisi oleh para partisipan atau dengan melakukan observasi mendalam di lokasi penelitian.

(16)

4. Penelitian harus mampu mengembangkan statemen-statemenyang relevan dan benar, statemen-statemen yang dapat menjelaskan situasi yang sebenarnya atau dapat

mendeskripsikanrelasi kausalitas dari suatu persoalan. Dalam penelitian kuantitatif, peneliti membuat relasi antarvariabel dan mengemukakannya dalam bentuk pertanyaan dan hipotesis' 5. Aspek terpenting dalam penelitian adalah sikap objektif; parapeneliti harus menguji kembali

metode-metode dan kesimpulan-kesimpulan yang sekiranya mengandung bias. untuk ituiah,dalam penelitian kuantitatif, standar validitas dan reliabilitas. menjadi dua ispek penting yang wajib dipertimbangkan olehpeneliti.

Pandangan-Dunia Konstruktivisme Sosial

Kelompok lain memiliki pandangandunia yang berbeda.Salah satunya adalah pandangan-dunia konstruktivisme sosial (yangsering kali dikombinasikan dengan interpretivisme) (lihat Merters,1998). Pandangan-dunia ini biasanya dipandang sebagai suatupendekatan dalam penelitian kualitatif. Gagasan konstruktivismesosial berasal dari Mannheim dan buku-buku seperti The Social Construction of Reality-nya Berger dan Luekmann (1967) danNaturalistic Inquiry-nya Lincoln dan Guba (1985). Dewasa ini, penulis-penulisyang getol mengkaji

paradigma konstruktivisme sosial antara lainLincoln dan Guba (2000), Schwandt (2007, Neuman (2000), dannCrotty (1998).

Konstruktivisme sosial meneguhkan asumsi bahwa individu-individu selalu berusaha memahami dunia di mana mereka hidupdan bekerja. Mereka mengembangkan makna-makna subjektif ataspengalaman-pengalaman mereka -makna-makna yang diarahkanpada objek-objek atau benda-benda tertentu. Makna-makna ini puncukup banyak danberagam sehingga peneliti dituntut untuk lebihmencari kompleksitas pandangan-pandangan ketimbang mempersempit makna-maknameniadi sejumlah kategori dan gagasan. Peneliti berusaha mengandalkan sebanyak mungkin pandanganpartisipan tentang situasi yang tengah diteliti. Untuk

mengeksplorasipandangan-pandangan ini, pertanyaan-pertanyaan pun perlu diajukan. Pertayaan-pertanyaan ini bisa jadi sangat luas dan umum sehingga partisipan dapat mengkonstruksi makna atas situasitersebut, yang biasanya tidak asli atau tidak dipakai dalam interaksidengan oranglain. Semakin terbuka pertanyaan tersebut tentu akansernakin baik, agar peneliti bisa mendengarkan dengan cermat apayang dibicarakan dan dilakukan partisipan dalam kehidupan mereka.

Makna-makna subjektif ini sering kali dinegosiasi secara sosialdanhistoris. Makna-makna ini tidak sekadar dicetak untuk kemudiandibagikan kepada indiviciu-individu, tetapi harus dibuat melaluiinteraksi dengan mereka (karena itulah dinamakan konstruktivismesosial) dan melalui norma-norma historis dan sosial yang berlakudalam kehidupan mereka sehari-hari. Makna-makna itu juga harusditekankanpadakontekstertentudimanaindividu-individuini tinggal dan kerjia agar peneliti dapat memahami latar belakanghistoris dan kultural mereka.

Para peneliti iuga perlu menyadaribahwa latar belakang dapat mempengaruhi,penafsiran mereka terhadap hasil penelitian. Untukitulahketikamelakukanpenelitian,merekaharus

memosisikandirimerekasedemikianrupaserayamengakuidenganrendahhatibahwainterpretasimere katidakpernahlepasdaripengalamanpribadi,kultural,danhistorismerekasendiri.Dalamkontekskonn struktivisme, peneliti memiliki tujuan utama, yakni berusaha memaknai (atau menafsirkan)

(17)

makna-makna yang dimiliki orang laintentang dunia ini. Ketimbang mengawali penelitiannya dengan suatuteori (seperti dalam post-positivisme), peneliti sebaiknya membuat atau

mengembangkan suatu teori atau pola makna tertentu secarainduktif.

Terkaitdengankonstruktivismeini,Crotty(1995) memperkenalkan sejumlah asumsi: 1.

Makna-maknadikonstruksiolehmanusiaagarmerekabisatertibatdenganduniayangtengahmerekatafsirka n.Para peneliti kualititif cenderung menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka agar

partisipan dapat mengungkapkan pandangan-pandangannya. 2. Manusia senantiasa terlibat dengan dunia mereka dan

berusahamemahaminyaberdasarkanperspektifhistorisdansosialmereka sendiri – kitasemua dilahirkan ke dunia makna (world of meaning)yang dianugerahkan oleh kebudayaan di sekelilingkita. Untut itulah, para peneliti kualitatif harus memahamikonteks atau latar belakang partisipan mereka dengan cara mengunjungi konteks tersebut dan mengumpulkan sendiri informasi yang dibutuhkan. Mereka juga harus menafsirkan apa yangmereka cari: sebuah penafsiran yang dibentuk oleh pengalamandan latar belakang mereka sendiri.

3. Yangmenciptakanmaknapadadasarnyaadalahlingkungansosial,yangmunculdidalamdandiluari nteraksidengan komunitasmanusia.Prosespenelitiankualitatifbersifatinduktifdimana di dalamnya peneliti menciptakan makna dari data-data lapangan yang dikumpulkan.

Pandangan-Dunia Advohasi dan Partisipatoris

Terdapat kelompok lain yang memiliki asumsi-asumsi filosofisberdasarkan pada pendekatan advokasi/partisipatoris. Pendekatanini muncul sejak 1980-an hingga 1990-an dari sejumlah kalangan yangmerasa bahwa asumsi-asumsi post-positivis telah rnembebankanhukum-hukum dan teori-teori struktural yang sering kali tidak sesuaidengan/tidakmenyertakanindividu-individuyangterpinggirkandalam masyarakat kita atau isu-isu keadilan sosial yang memang perlu dimunculkan. Pandangan-dunia ini tampaknya memang cocok dengan penelitian kualitatif, namun ia juga bisa menjadi dasar untukpenelitian kuantitatif .

Dalamsejarahnya,pembahasantentangadvokasi/partisipatoris(atau emansipatoris) dapat kita jumpai dalam kajian-kajian yangdilakukan oleh penulis-penulis seperti Marx,

Adorno,Marcuse,Habermas, dan Freire (Neuman,2000). Adapun Fay (1987), Herondan Reason (1997, serta Kemmis dan Wilkinson (1998) merupakansederet penulis masa kini yang aktif mengkaji perspektif advokasidan partisipatoris ini. Yang ielas, mereka semua merasa bahwa sikapkonstruktivis tidak memadai dalam menganjurkan (mengadvokasi)program aksi untuk membantu orang-orangyang termarjinalkan.

Pandangan-duniaadvokasi/partisipatorisberasumsibahwa

penelitianharusdihubungkandenganpolitikdanagendapolitis.Untuk itulah, penelitian ini pada umumnya memiiiki agenda aksidemi reformasi yang diharapkan dapat mengubah kehidupan parapartisipan, institusi-institusi di mana mereka hidup dan bekerja, dan kehidupan para peneliti sendiri. Di samping itu, pandangan-duniaini menyutakan bahwa ada isu-isu tertentu yang perlu mendapatperhatian lebih, utamanya isu-isu menyangkut kehidupan sosial dewasa ini, seperti

(18)

pemberdayaan, ketidakadilan, penindasan, penguasaan, ketertindasan, dan pengasingan. Peneliti dapat mengawalipenelitian mereka dengan salah satu dari isu-isu ini sebagai fokuspenelitiannya.

Dalampenelitianini,parapenelitiharusbertindaksecara kolaboratif agar nantinya tidak ada partisipan yang terpinggirkan dalam hasil penelitian mereka. Bahkan, para partisipan dapat membantumerancang pertanyaan-pertanyaan, mengumpulkan data, menganalisis informasi, atau mencari hibah-hibah penelitian.

Penelitianadvokasimenyediakansaranabagipartisipanuntukmenyuarakanpendapatdari hak-hakmerekayangselamainitergadaikan. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran mereka akanrealitas sosial yang sebenarnya atau dapat mengusulkan suatuagenda perubahan demi memperbaiki kehidupan mereka sendiri. Tentu saja, kondisi ini akan mendorong lahirnya satu suara yangbersatu demi reformasi dan perubahan.

Pandangan-duniafilosofisadvokasi/partisipatorisfokuspadakebutuhan-kebutuhan suatu kelompok atau individu tertentu

yangmungkintermarginalkansecarasosial.Untukitulah,tidakmenutupkemungkinan diintegrasikannya pandangan-dunia ini denganperspektif-perspektif teoretis lain yang

mengkonstruksi suatugambaran tentang isu-isu/masalah-masalah yang hendak diteliti, orang-orang yang diselidiki, dan perubahan-perubahan yangdiinginkan, seperti perspektif feminis, diskursus rasialisme, teorikritis,teoriqueer,danteoridisability –sejumlahperspektifteoretisini akan dibahas lebih rinci pada Bab 3.

Meskipunpenjelasansayasejaktadi cenderungbersifat generalisasi terhadap kelornpok-kelompok yang termarginalkan, setidak-tidaknya kita perlu membaca ringkasan Kemmis dan Wilkinson(1995) tentang karakteristik-karakteristik inti dari penelitian advokasiatau

partisipatoris:

1. Tindakanpartisipatorisbersikapdialektisdandifokuskanuntukmembawa perubahan. Untuk itulah, pada akhir penelitian advokasi /partisipatoris, para peneliti harus memunculkan agendaaksi demi reformasi dan perubahan.

2. Penelitian ini ditekankan untuk membantu individu-individuagar bebas dari kendala-kendala yang muncul dari media, bahasa,aturan-aturankerja,

danrelasikekuasaandalamranahpendidikan. Penelitianadvokasi/partisipatorisseringkalidimulai dengan satu isu penting atau sikap tertentu terhadapmasalah-masalah sosial, seperti

pemberdayaan.

3. Penelitian ini bersifat emansipatoris yang berarti bahwa penelitian ini membantu membebaskan manusia dari ketidakadilan-ketidakadilan yang dapat membatasi

perkembangan dan determinasi diri. Penelitian advokasi/partisipatoris bertujuan untuk menciptakan perdebatan dan diskusi politis untuk menciptakanperubahan.

4. Penelitian ini juga bersifat praktis dan kolaboratif karena iahanya dapat sempurna jika dikolaborasikan dengan penelitian lain, dan bukan menyempurnakan penelitian-penelitian yang lain. Dengan spirit inilah para peneliti advokasi/partisipatoris melibatkan para partisipan sebagai kolaboratoraktif dalam penelitian mereka.

(19)

Pandangan –Dunia Pragmatik

Prinsip lainberasal dari kelompok pragmatis. Pragmatisme iniberawal dari kajian Peirce, james, Mead, dan Dewey (Cherryholmes,1992).Penulis-penulis kontemporer yang termasuk dalam kelompokini antara lain Rorty (1990), Murphy (1990), Patton (1990), danCherryholmes (1992). Paradigma filosofis yang satu ini memiliki banyak bentuk, tetapi pada umumnya Pragmatisme sebagai pandangan-dunia lahir dari tindakan-tindakan, situasi-situasi, dankonsekuensi-konsekuensi yang sudah ada, danbukan dari kondisi-kondisi sebelumnya (seperti dalam post-positivisme). Pandangan-duniaini berpijak pada aplikasi-aplikasi dan solusi-solusi atas problem-problem yang ada (Patton, 1990).Ketimbang berfokus pada metode-metode, para peneliti pragmatik lebih menekankan pada pemecahanmasalah dan menggunakan semua pendekatan yang ada untuk memahami rnasalah tersebut (lihat Rossman & Wilson, 1985).

Sebagai salah satu paradigma filosofis untuk penelitian metodecampuran, Tashakkori dan Teddlie (1998), Morgan (2007),dan Patton (1990) menekankan pentingnya paradigma pragmatik ini bagi parapeneliti metode campuran, yang pada umumnya harus berfokuspada

masalah-masalah penelitian dalam ilmu sosial

humaniora,kemudianmenggunakanpendekatanyangberagamuntuk memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang problem-problemtersebut. Berdasarkan kajian Cherryholmes (1992), Morgan (2007),dan pandangan saya pribadi, pragmatisme pada hakikatnya merupakan dasar filosofis untuk setiap bentuk penelitian, khususnya penelitian metode campuran:

1. Pragmatisme tidak hanya diterapkan untuk satu sistem

filsafatataurealitassaja.Pragmatismedapatdigunakanuntuk penelitian metode campuran yang di dalamnya para peneliti bisadengan bebas melibatkan asumsi-asumsi kuantitatif dan kualitatifketikamerekaterlibatdalamsebuahpenelitian.

2. Setiappenelitimemilikikebebasan memilih.Dalamhalini,merekabebasuntukmemilihmetode-metode,teknik-teknik,dan prosedur-prosedur peneIitian yang dianggap terbaik

untukmemenuhi kebutuhan dan tujuan mereka.

3. Kaum pragmatis tidak melihat dunia sebagai kesatuan yang mutlak. Artinya, para peneliti metode campuran dapat menerapkan berbagai pendekatan dalam mengumpulkan dan

menganaIisis data ketimbang hanya menggunakan satu pendekatan saja(jika tidak kuantitatif, selalu kualitatif).

4. Kebenaran adalah apa yang teriadi pada saat itu. Kebenarantidak didasarkan pada dualitas antara kenyataan yang beradadi luar pikiran dan kenyataan yang ada dalam pikiran. Untukitulah, dalam peneiitian metode campuran,para peneliti

menggunakandatakuantatifdankualitatifkarenamerekamenelitiuntukmemilikipemahamanyang baikterhadapmasalah penelitian.

5. Para peneliti pragmatis selalu melihat apa dan bagaimana meneliti, serayamengetahui apa saja akibat-akibat yang akanmerekaterima –kapandandimanamerekaharusmenjalankan penelitiantersebut.Untukitulah,parapenelitimetode campuran pada umumnya selalu memiliki

(20)

tujuan atas pencampuran (mixing)ini,sejenisalasan mengapa data kuantitatif dan kualitatif harus dicampur menjadi satu.

6. Kaum pragmatis setuju bahwa penelitian selalu muncul dalamkonteks sosial, historis, politis, dan lain sebagainya. Dalam halini, penelitian metode campuran bisa saja beralih pada

paradigma post-modern, suatu pandangan teoretis yang reflektifterhadap keadilan sosial dan tujuan-tujuan politis.

7. Kaum pragmatis percaya akan dunia eksternal yang berada diluar pikiran sebagaimana yang berada di dalam pikiran manusia. Mereka juga percaya bahwa kita harus berhenti

bertanyatentang realitas dan hukum-hukum alam (Cherryholmes, 1992).Bahkan, "mereka sepertinya ingin mengubah subjek" (Rorty, 1983: xiv).

8. Untuk itulah, bagi para peneliti metode campuran, pragmatisme dapat membuka pintu untuk menerapkan metode-metode yangberagam, pandangan-dunia yang berbeda-beda, dan

asumsi-asumsi yangbervariasi, serta bentuk-bentuk yang berbedadalam pengumpulan dan analisis data.

Strategi-Strategi Penelitian

Para peneliti hendaknya jangan hanya memilih penelitian kualitatif, kuantitatif, atau metode campuran untuk diterapkan; merekajuga harus menentukan jenis penelitian dalam tiga pilihan tersebut. Strategi-strategi penelitian merupakan jenis-jenis rancangan peneIitian

kualitatif, kuantitatif, dan metode campuran yang menetapkanprosedur-prosedur khusus dalam penelitian. Beberapa orang menyebut strategi penelitian dengan istilah pendekatan

peneiitian(Creswell, 2007) atau metodologi penelitian (Mertens, 1998).

Strategi-strategi yang tersedia bagi peneliti sebenamya sudahmuncul bertahun-tahun lalu saat teknologi komputer telah mempercepat aktivitas kita dalam menganalisis data-data yang rurnit. Strategi-strategi tersebut hadir ketika manusia sudah mampu mengartikulasikan prosedur-prosedur baru dalam melakukan penelitian ilmusosial. Pilihlah salah satu dari

strategi-strategipenelitian yang seringkali digunakan dalam ilmu sosial, seperti yang akan saya jelaskan dalam Bab 8, 9, dan10.

Di sini, saya hanya akan memperkenalkan strategi-strategi iniyang nantinya akan dijelaskan lebih rinci –lengkapdengan contoh-contohnya— disepanjang buku ini. Ringkasan strategi-strategitersebut dapat dilihat dalam Tabel 1.2.

Tabel 1.2Strategl-Strategi Penetitian Alternatif

Kuantitatif Kualitatif Metode Campuran

 Rancangan-rancanganeksperimen  Rancangan-racangan non-eksperimen, sepertimetode survei  Penelitian naratif  Fenomenologi  Etnografi  Groundedtheory  Studi kasus  Sekuensial  Konkuren  Transformatif

(21)

Strategi-strategi Kuantitatif

Selama akhir abad XIX dan awal abad XX, strategi-strategipenelitian yang berkaitan dengan rancangan kuantitatif selalu meIibatkan pandangan-dunia post-positivis. Strategi-strategi ini meliputi eksperimeh-eksperimen nyata, eksperimen-eksperimen yangkurang rigid yang sering disebut dengan kuasi-eksperimen dan penelitian korelasional (Campbell & Stanley, 1963), dan eksperimen-eksperimen single-subject (Cooper, Heron, & Heward, 1987; Neuman

&McCormick,1995).

Namun, dewasa ini, strategi-strategi kuantitatif sudah melibatkan eksperimen-eksperimen yang lebih kompleks dengan semuavariabei dan treatment-nya (seperti rancangan faktorial dan rancanganrepeated measure). Strategi-strategi kuantitatif juga meliputi model-model persamaan struktural yang sedikit rumit, yang biasanya menyertakan metode-metode kausalitas dan

identifikasi kekuatan variabel-variabel ganda. Dalam buku ini, saya hanya fokus pada duastrategi penelitian kuantitatif, yakni survei dan eksperimen.

Penelitian survei berusaha memaparkan secara kuantitatif kecenderungan, sikap, atau opini dari suatu populasi tertentu dengan meneliti satu sampel dari populasi tersebut. Penelitianini meliputi studi-studi cross-sectional dan longitudinal yang menggunakan kuesioner atau wawancara terencana dalam pengumpulan data, dengan tujuan untuk menggeneralisasi populasiberdasarkan sampel yang sudah ditentukan (Babbie, 1990).

Penelitian eksperimenberusaha menentukan apakah suatu treatment memengaruhi hasil sebuah penelitian. Pengaruh ini dinilaidengan cara menerapkan treatment tertentu pada satu kelompok(sering disebut kelompok treatment, penj.) dantidak menerapkannyapada kelompok yang lain (sering disebut kelompok kontrol, Penj.), Ialu menentukan bagaimana dua

kelompok tersebut menentukanhasil akhir. Penelitian ini mencakup eksperimen-aktual denganpenugasan acak (random assignmenf) atas subjek-subjek yang di-treatment dalam kondisi-kondisi tertentu, dan kuasi-eksperimendengan prosedur-prosedur non-acak (Keepel 1991). Termasukdalam kuasi-eksperimen adalah rancangan single-subiect.

Strategi-Strategi Kualitatif

Untuk penelitian kualitatif, strategi-strateginya sudah mulaibermunculan sepanjang tahun 1990-an dan memasuki abad XX. Tidaksedikit buku yang telah membahas strategi kualitatif ini (seperti 19strategi yang diperkenalkan oleh Wolcott, 2001). Bahkan, pendekatan-pendekatan di dalam penelitian kualitatif tertentu sudah memilikiprosedur-prosedur yang lengkap dan jelas. Misalnya, Clandinin danConnelly (2000) telah membuat deskripsi komprehensif tentang apa yangharus dilakukan oleh seorangpeneliti naratif. Moustakas (1994)juga telah membahas doktrin-doktrin filosofis dan prosedur-prosedurdalam metode fenomenologi, sedangkan Strauss dan Corbin (1990,1998) memperkenalkan prosedur-prosedur untuk peneliti groundedtheory. Wolcott (1999) menjabarkan prosedur-prosedur etnografis,dan Stake (1995) merekomendasikan sejumlah proses yang harusdilakukan dalam penelitian studi kasus.

(22)

Dalam buku ini, saya sudah menyajikan ilustrasi-ilustrasi berdasarkan strategi-strategi di atas, sekaligus memperkenalkan

bahwapendekatan-pendekatansepertipenelitianpartisipatoris(Kemmis& Wilkinson, 1998),analisiswacana

(Cheek,2004), dan pendekatan-pendekatan lain yang tidak disebutkan (lihat Creswell, 2007b) jugadapat menjadi cara-cara yang memadai di dalam melakukan penelitian kualitatif:

 Etnografimerupakansalahsatustrategipenelitiankualitatifyangdi dalamnya peneliti

menyelidiki suatu kelompok kebudayaandi lingkungan yang alamiah dalam periode waktu yang cukuplama dalam dalam pengumpulan data utama, data observasi, dan datawawancara (creswell, 2007b).Proses penelitiannya fleksibel danbiasanya berkembang sesuai kondisi dalam merespons kenyataan-kenyataan hidup yang dijumpai di lapangan (LeCompte &Schensul, 1999).

 Grounded theory nterupakan strategi penelitian yang di dalamnyapeneliti "memproduksi" teori umum dan abstrak dari suatu proses, aksi, atau interaksi tertentu yangberasal

daripandangan-pandangan partisipan. Rancangan ini mengharuskan peneliti untuk menjalani sejumlah tahap pengumpulan data dan penyaringan kategori-kategori atas informasi yang diperoleh (Charmaz, 2006;Strauss dan Corbin, 1990, 1998). Rancangan ini memiliki duakarakteristik utama, yaitu: (1) perbandingan yang konstan antaradata dan kategori-kategori yang muncul dan (2) pengambilan contoh secara teoretis (teoretical sampling)atas kelompok-kelompokyang berbeda untuk memaksimalkan kesamaan dan perbedaaninformasi.

 Studikasusmerupakanstrategipenelitiandimanadidalamnyapeneliti menyeliki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus

dibatasioleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasisecara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan (Stake, 1995).

 Fenomenologi merupakan strategi penelitian di mana di dalamnya peneliti mengidentifikasi hakikat pengalaman manusiatentang suatu fenomena tertentu. Memahami pengalaman-pengalaman hidup manusia menjadikan filsafat fenomenologisebagai suatu metode penelitian yang prosedur-prosedurnyamengharuskan peneliti untuk mengkaji sejumlah subjek

denganterlibat secara langsung dan relatif lama di dalamnya untuk mengembangkan pola-pola dan relasi-relasi makna (Moustakas,1994). Dalam Proses ini, peneliti mengesampingkan terlebihdahulu pengalaman pribadinya agar ia dapat memahami pengalaman-pengalaman partisipan yang ia teiiti(Nieswiadomy,1993).

 Naratif merupakan strategi penelitian di mana di dalamnyapeneliti menyelidiki kehidupan individu-individu dan memintaseorang atau sekolompok individu untuk menceritakan

kehidupan mereka. Informasi ini kemudian diceritakan kembali olehpeneliti dalam kronologi naratif. Di akhir tahap penelitian, penelitiharus menggabungkan dengan gaya naratif

pandangan-pandangannya tentang kehidupan partisipan dengan pandangan-pandangannya tentang kehidupan peneliti sendiri (Clandinin &Connelly,2000).

(23)

Strategi-strategi metode campuran sebenamya kurang populerdibanding dua strategi sebelumnya (kuantitatif dan kualitatif).Konsep untuk "mencampur metode-metode yang

berbeda" ini padahakikatnya munculpada1959 ketika Campbell dan Fisk menggunakan metode-jamak (multimethods) dalam meneliti kebenaran watak-watak psikologis. Mereka kemudian mendorong orang lain menggunakan matriks metode-jamak mereka untuk menguji

kemungkinandigunakannya pendekatan-jamak (muttiple approaches) dalam pengumpulan data penelitian. Berawal dari inilah, banyak orang yang kemudianmencampur metode-metode

sekaligus pendekatan-pendekatan yang berhubungan dengan metode-metode tersebut, misalnya, mereka menggabungkan metode observasi dan wawancara(data kualitatif) dengan metode survei tradisional (data kuantitatif)(Sieber, 1973).

Dengan menyadari bahwa setiap metode pasti memiliki kekurangan dan keterbatasan, para peneliti metode campuran pun akhirnya meyakini bahwa bias-bias yang muncul dalam satu metodedapatmenetralisasiataumenghilangkanbias-biasdalammetodemetode yang lain.

Triangulasi sumber-sumber data (triangulasi of dataresourcers) –

suatumetodedalammencarikonvergensiantarametodekualitatifdanmetodekuantitatif—pun muncul (Jick, 1979). Pada awal 1990-an, gagasan "pencampuran" (mixing) ini mulai beralih dari yang awalnya hanya berusaha mencari-cari konvergensimenuju usaha penggabungan yang sebenarnya antara data kuantitatif dan data kualitatif. Misalnya, hasil-hasil dari satu metode dapatmembantu metode yang lain, utamanya dalam mengidentifikasi parapartisipan yang diteliti atau pertanyaan-pertanyaan yang diajukan(Thashakkori& Teddlie, 1998).Selainitu,datakualitatif dankuantitatif dapat disatukan menjadi satu database besar yang bisa digunakansecara berdampingan untuk memperkuat satu sama lain (misalnya,

kuotakualitatifdapatmendukunghasi-hasilstatistik)(Creswell& Plano Clark, 2007). Jika tidak, kombinasi dua metode tersebut dapat diterapkan untuk mencapai tujuan-tujuan yang luas dan transformatif, misalnya, dalam

mengadvokasi kelompok-kelompok marginal, seperti perempuan, minoritas etnik/ras, komunitas gay dan lesbian, orang-orang difabel, dan mereka yang miskin/lemah (Mertens' 2003).

Dimungkinkannya sejumlah metode dicampur "jadi satu" telahrnenuntun para pakar untuk mengembangkan prosedur-prosedurpenelitian berdasarkan metode campuran. Hingga saat ini, istilah-istilah untuk menyebut rancangan metode campuran pun sangatberagam,sepertimulti-metode,metodekonvergensi,metodeterintegrasi,danmetodekombinasi(Creswell & Plano Clark, 2007), yang memilikiprosedur-prosedurnya masing-masing (Tashakkori & Teddlie, 2003) .

Secara khusus, ada tiga strategi metode campuran dan sejumlahvariasinya yang akan diilustrasikan dalam buku ini:

Strategimetode campuran sekuensial/bertahap(sequentialmixedmethods) merupakan prosedur-prosedur di mana di dalamnyapeneliti berusaha menggabungkan atau memperluas penemuan-penernuannyayangdiperoleh dari satu metode dengan penemuan-penemuannya dari metode yang lain. Strategi ini dapat dilakukan dengan melakukaninterview kualitatif terlebih dahulu untuk mendapatkan penjelasan-penjelasan yang memadai, lalu

diikutidenganmetode survei kuantitatif dengan sejumlah sampel untukmemperoleh hasil umum dari suatu populasi. Jika tidak, penelitianini dapat dimulai dari metode kuantitatif

(24)

terlebih dahulu denganmenguji suatu teori atau konsep tertentu, kemudian diikuti denganmetode kualitatif dengan mengeksplorasi sejumlah kasus danindividu.

Strategi metode campuran konkuren/satu waktu (concurrentmixed metlnds) merupakan prosedur-prosedur di mana di dalamnya peneliti mempertemukan atau menyatukan data kuantitatifdan data kualitatif untuk memperoleh analisis kornprehensif atas masalah

penelitian. Dalam strategi ini, peneliti mengumpulkan dua jenis data tersebutpada satu waktu, kemudian menggabungkannya menjadi satu informasi dalam interpretasi hasil keseluruhan. Jika tidak, dalam strategi ini peneliti dapat memasukkan satujenis data yang lebih kecil ke dalam sekumpulan data yang lebih besar untuk menganalisis jenis-jenis pertanyaan yang berbeda-beda (misalnya, jika metode kualitatif diterapkan untuk melaksanakan penelitian, metode kuantitatif dapat diterapkan untukmengetahui hasil akhir).

Prosedur metode campuran transformatif (transformative mixedmethods) merupakan prosedur-prosedur di mana di dalamnyapeneliti menggunakan kacamata teoretis (lihat Bab 3) sebagaiperspektif overaching yang di dalamnya terdiri dari data kuantitatifdan data kualitatif. Perspektif inilah yang akan menyediakankerangka kerja untuk topik penelitian, metode-metode untuk pengumpulan data, dan hasil-hasil atau perubahan-perubahan yangdiharapkan. Bahkan, perspektif ini bisa digunakan peneliti sebagaimetode pengumpulan data secara sekuensial ataupun konkuren.

Metode-Metode Penelitian

Komponen ketiga dalam kerangka kerja penelitian adalahmetode-metode penelitian spesifik yang berkaitan dengan strategi pengumpulan, analisis, dan interpretasi data. Seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 1.3, peneliti perlu mempertimbangkan sejumlah metode pengumpulan data dan mengatumya secara sisternatis, misalnya berdasarkan level metode tersebut atas sifat objek penelitian, fungsi metode tersebut saat peneliti menggunakan pertanyaan tertutup dan terbuka, dan fokus metode tersebut pada analisis datayangnumerikatau non-numerik.Metode-metodeiniakandijelaskan lebih lanjut dalam Bab 8 hingga 10.

Tabel 1.3 Metode Kuantitafif, Metode Campuran, dan Metode Kualitatif

Metode Kuantitatif  Metode Campuran  Metode Kualitatif

 Bersifat Pre-determined (sudah ditentukan sebelumnya)

 Perianyaan-Pertanyaan Yang didasarkan Pada instrumen penelitian

 Data Performa, data sikap, data observasi, dan data sensus

 Analisis statistik

 Lnterpretasi statistik

 Bersifat Pre-determined dan berkembang dinamis

 Pertanyaan-pertanyaan

 Terbuka dan pertanyaan-pertanyaan tertutup

 Bentuk-bentuk data ber-ganda Yang tebuka Pada

 Kemungkinan-kemungkinan lain

 Analisis statistik dan analisis tekstual

 Berkembang dinamis

 Pertanyaan-pertanyaan terbuka

 Data wawancara, data observasi, data

dokumentasi, dan data audio-visual

 Analisis tekstual dan gambar

 Lnterpretasi tema-tema, pola-pola

(25)

 Lintas-interpretasi database

Peneliti mengumpulkan data dengan bantuan instrumen atautes (seperti, pertanyaan-pertanyaan tentang harga diri) atau mengumpulan informasidengan

bantuanchecklistperilaku(seperti, observasi atas seorang pekerja yang terlibat dalam

keterampilan yang kompleks). Di sisi lain, pengumpulan data juga bisa melibatkan peneliti untuk mengunjungi secara langsung tempat penelitian danmengobservasi perilakuindividu-individu di dalamnya tanpa ada pertanyaan yang disediakan sebelumnya atau melakukan wawan cara secara aktif atas individu-individu tersebut agar dapat mengungkapkan gagasannya tentang topik penelitian, tanpa harus menyediakan pertanyaan-pertariyaan yang spesifik.

Pemilihan metode ini pada akhirnya haruslah disesuaikandengan maksud peneliti; apakah peneliti bermaksud untuk menggali informasi yang diinginkan atau membiarkannya muncul begitu saja dari para partisipan. Atau, apakah peneliti ingin menganalisis jenisdata berupa informasi numerik yang dikumpulkan dari instrumenpenelitian atauinformasi teksyang dikumpulkan dari rekaman hasilpembicaraan dengan partisipan. Atau, apakah peneliti ingin menafsirkan, hasil-hasil statistik atau mereka ingin menafsirkan kecenderungan-kecenderungan atau pola-pola umum yang muncul dari datapenelitian.

Dalam sejumlah penelitian, data kuantitaiif dan kualitatif bisasaja dikumpulkan, dianalisis, dan ditafsirkan secara bersama-sama. Data instrumen dapat dilengkapi dengan observasi-terbuka, ataudata sensus dapat diikuti dengan wawancara mendalam. Akan tetapi,dalam kasus metode campuran, peneliti membuat inferensi/kesimpulan antara data kuantitatif dan data kualitatif.

RANCANGANPENELITIANSEBAGAIPANDANGAN-DUNIA,STRATEGI, DAN METODE

Pandangan-dunia, strategi, dan metode, semuanya turut menentukan apakah suatu rancangan penelitian akan cenderung kuantitatif,kualitatif, atau campuran. Tabel 1.4 menyajikan perbedaan-perbedaan yang mungkin berguna bagi para peneliti dalam memilih suatu pendekatan penelitian. Tabel ini juga menyertakan praktik-praktikdari tiga pendekatan yang akan dijelaskan secara lebih rinci dalambab-bab selanjutnya di buku ini.

Berikutini,akandigambarkanbagaimanaketigaelemenini(pandangan-dunia, strategi, dan metode) berkombinasi dalam satuskenario penelitian:

Tabel 1.4Pendekatan-PendekatanKualitatif,Kuantitatif,danMetode Campuran

Kecenderungan Pendekatan Kualitatif Pendekatan Kuantitatif Pendekatan Metode Campuran

(26)

 Menggunakan asumsi-asumsi filosofis ini  Klaim-klaim Pengetahuan konstruktivis/advok asi/ Partisipatoris  Klaim-klaim pengetahuan Post-positivis  Klaim-klaim pengetahuan pragmatis  Menerapkan strategi-strategi penelitian ini  Fenomenologi, grounded theory, etnografi, studi kasus, dan naratif

 Survei dan eksprimen  Sekuensial, konkuren, dan transformatif   Menerapkan metode-metode ini  Pertanyaan-Pertanyaan lerbuka, pendekatan-Pendekatan yang berkembang dinamis (fleksibel/emerging ), data tekstual dan gambar  Pertanyaan-Pertanyaan terbuka, pendekatan-pendekatan yang predetermined (sudah ditentukan sebelumnya), databerupa angka-angka  Pertanyaan-pertanyaa

 yang terbuka dan tertutup, pendekatan-  pendekatan yang berkembang dinamis (emerging) dan sudah ditentukan sebelumnya (predetermined), analisis data kuantitatif dandata kualitatif  Menerapkan praktik-praktik penelitian ini  Posisi-posisi dia  Mengumpulkan makna dari para partisipan

 Fokus pada satu konsep atau fenomenon  Membawa nilai-nilai pribadi ke dalam penelitian  Meneliti konteks atau setting partisipan  Menvalidasi akurasi penemuan-penemuan  Menginterpretasi data  Membuat agenda perubahan atau  Menguji atau memverifikasi teori atau Penjelasan  Mengidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti

 Menghubungkan variabel-variabel dalam rumusan masalah dan hipotesis penelitian  Menggunakan standar-standar validitas dan reliabilitas  Mengobservasi dan mengukur informasi secara numerik (angka-angka)  Menerapkan  Mengumpulkan data kuantitatif dan data kualitatif

 Membuat rasinalisasi atas dicampurnya dua data

 Menggabungkan data pada tahap-tahap penelitian yang berbeda  Menyajikan gambaran visual tentang prosedur-prosedur  Menerapkan praktik-praktik kuantitatif dan kualitatif

(27)

reformasi  Berkolaborasi dengan partisipan pendekatan-pendekatan yang bebas-bias  Menerapkan prosedur-prosedur statistik

Penelitian kuantitatif–pandangan-dunia post-positivis, strategipenelitian eksperimen, dan metode pre- danpost-test perilaku

Dalam skenario ini, peneliti kuantitatif menguji suatu teoridengan cara memerinci hipotesis-hipotesis yang spesifik, lalu mengumpulkan data-data untuk mendukung atau membantahhipotesis-hipotesis tersebut. Strategi eksperimen diterapkan untukmenilai perilaku-perilaku, baik sebelum maupun sesudah proses eksperimen. Data-data dikumpulkan dengan bantuan instrumenkhusus yang dirancang untuk rnenilai perilaku-perilaku,sedangkan informasi-informasi dianalisis dengan menggunakanprosedur-prosedur statistik dan penguiian hipotesis.

Penelitian kualitatif –pandangan-dunia konstruktivis, strategietnografis, dan metode observasi perilaku

Dalam hal ini, peneliti kuatitatif berusaha membangun makna tentang suatu fenomena berdasarkan pandangan-pandangan daripara partisipan. Misalnya, peneliti menerapkan strategi etnografisdengan berusaha mengidentifikasi suatu komunitas culture-sharing, lalu meneliti bagaimana komunitas tersebut mengembangkanpola-pola perilaku yang berbeda dalam satu waktu. Salah satumetode pengumpulan data untuk strategi semacam ini adalahdengan

mengobservasi perilaku para partisipan dengan caraterlibat langsung dalarn aktivitas-aktivitas mereka.

Penelitian kualitatif –pandangan-dunia partisipatoris, strateginaratif, dan metode wawancara terbuka

Untuk penelitian yang satu ini, peneliti berusaha menyelidikisuatu isu yang berhubungan dengan marginalisasi individu-individu tertentu. Untuk meneliti isu ini, cerita-cerita

dikumpulkandari individu-individu tersebut dengan menggunakan pendekatan naratif . Individu-individu ini kemudian diwawancaraiuntuk mengetahui bagaimana mereka secara pribadi

mengalami penindasan dan marginalisasi.

Penelitian metode campuran –pandangan-dunia pragmatis,strategi/metode pengumpulan data kuantitatif dan kualitatifsecara sekuensial

Peneliti dengan metode campuran ini melakukan suatupenelitian dengan asumsi bahwa mengumpulkan berbagai jenisdata yang dianggap terbaik dapat memberikan pemahaman yangmenyeluruh tentang masalah yang diteliti. Penelitian ini dapatdimulai dengan survei secara luas agar dapat dilakukan generalisasi terhadap hasil penelitian dari populasi yang telah

ditentukan.Kemudian, pada tahap selanjutnya, dilakukan wawancara kualitatif secara terbuka agar dapat mengumpulkan pandangan-pandangan dari partisipan.

(28)

KRITERIA DALAM MEMILIH RANCANGAN PENELITIAN

Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan metode campuran memiliki kemungkinan yang sama untuk diterapkan. Lalu, faktor-faktorapa saja yang dapat memengaruhi seseorang untuk lebih memilihsatu pendekatan tertentu ketimbang pendekaian lain untuk proposal penelitiannya? Selain ketiga komponen di atas (pandangan-dunia,strategi, dan metode), masalah penelitian, pengalaman-pengalamanpribadi, dan target pembaca juga perlu dipertimbangkan oleh penelitidalam memilih rancangan penelitian yang tepat.

Masalah Penelitian

Masalah penelitian, yang akan dijelaskan lebih rinci pada Bab 5,haruslah masalah yang benar-benar perlu dibahas (seperti, masalahdiskriminasi ras). Masalah-masalah sosial tertentu terkadang turutmenentukan pendekatan penelitian yang digunakan. Misalnya, jika masalah ini mengharuskan (a) identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi hasil, (b) fungsi keterlibatan, atau (c) pemahaman prediksihasil, pendekatan kuantitatif menjadi pilihan terbaik. Pendekatanini juga layak diterapkanuntukmengujisuatu teori atau pernyataan.

Di sisi lain, jika ada suatu konsep atau fenomena yang perludipahami –misalnya, karena sedikitnya penelitian yang membahas fenomena/konsep tersebut—berarti pendekatan kualitatif dapat dipilih sebagai jalan terbaik. Pendekatan kualitatif bersifat eksploratif,dan berguna bagi peneliti-peneliti yang tidak mengetahui bagaimanamenguji variabel-variabel. Jenis pendekatan ini juga bisa berguna,misalnya, karena ada topik yang baru, dan topik baru ini tidak

pernahdibahas dengan sampel atau sekelompok individu tertentu; ataukarena teori-teori yang ada selama ini belum diterapkan sebagailandasan untuk meneliti sampel atau sekelompok individu yang diteliti (Morse, 1991).

Pendekatan metode campuran sangatlah berguna, utamanyaketika pendekatan kuantitatif atau pendekatan kualitatif dirasa tidakmemadai untuk memahami masalah yang diteliti. Alhasil, keduanyapun harus digabung agar mampu memahami masalah yang tengahditeliti. Misalnya, seorang peneliti mungkin sjia ingin melakukan generalisasi terhadap penemuan-penemuannya atas populasi yangada; atau ingin mengembangkan pandangan yang detail mengenaimakna suatu fenomena atau konsep tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti tersebut terlebih dahulu harus mempelaiari variabel-variabel apa yang akan diteliti,kemudian mengujivariabel-variabelini berdasarkansampelindividuyangluas. Jikatidak, penelitibisa

melakukansurveiterlebihdahulupadasejumlahbesarindividu,kemudianmenindaklanjuti dengan sejumlah partisipansajauntukmemperolehpandangan mereka tentang topik penelitian. Dalam kondisi seperti inilah, pengumpulan data kuantitatif yang tertutup dan data kualitatif yang terbuka, benar-benar diperlukan.

Pengalaman-Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi juga turut memengaruhi para penelitidalam memilih pendekatan yang akan mereka terapkan. Seseorangyang terbiasa dilatih dalam program-program teknik, penulisansaintifik,statistik,dankomputer,sertaterbiasa membaca jumal-jurnalkuantitatif di

(29)

perpustakaan, ia cenderung akan memilih rancangankuantitatif. Di sisi lain, seseorang yang sudah nyaman menulis bukuatau melakukan wawancara pribadi dan observasi, mungkin akanlebih tergerak untuk menggunakan pendekatan kualitatif. Namun, seseorang yang terbiasadengan penelitian kuantitatif dan kualitatif sangat mungkin akan memilih metode campuran. Biasanya, dia memiliki waktu dan sumber yang memadai untuk mengumpulkandata-clata kuantitatif dan kualitatif, serta memiliki outlet untuk menerapkan metode campuran yang jangkauannya cenderung luas.

Sejak penelitian kuantitatif menjadi gaya penelitian tradisional, banyak prosedur, dan aturan yang dibuat untuk penelitian tersebut. Sebagian orang mungkin saja lebih nyaman dengan prosedur-prosedur penelitian kuantitatif yang sangat sistematis ini. Namun, bagisebagian yang lain, hal ini justru kurang comfortable karena tidakdapat beradaptasi dengan keinginan sejumlah fakultas yang memang memiliki basis pendekatan kualitatif dan advokasi/partisipatorisdalam penelitian-penelitiannya. Apalagi, pendekatan-pendekatankualitatif diyakini menyediakan ruang inovasi yang lebih besar bagikerangka kerja penelitian. Penelitian semacam ini juga

memungkinkan munculnya tulisan-tulisan yang lebih kreatif dan bergayasastrawi: suatu gaya yang sebagian orang lebih menyukainya. Untukpara penulis advokasi/partisipatoris, tak dapat disangkal adadorongan yang kuat untuk mengejar topik yang memang sesuaidengan minat pribadi –isu-isu yang berhubungan dengan orang-orang marginal, misalnya, atau keinginan untuk menciptakan kelompok masyarakat yang lebih baik bagi mereka dan yang lainnya.

Bagi para peneliti dengan metode campuran, proyek ini bisasaja menyita banyak waktu karena mereka dituntut untuk mengumpulkan dan menganalisis data kuantitatif dan kualitatif sekaligus.Artinya, penelitian dengan metode campuran ini hanya sesuaibagiseorang peneliti yang merasa nyaman dengan struktur penelitiankualitatif yang cenderung rigid dan fleksibilitas

penelitian kualitatif yang cenderung adaptif.

Pembaca

Pada akhirnya, peneliti menulis laporan penelitian yang benar-benar bisa diterima oleh para pembaca. Pembaca-pernbaca ini bisajadi editor jurnal, pembaca jumal, dewan perguruan tinggi, peserta seminar, atau rekan-rekan satu bidang ilmu pengetahuan. Mahasiswaseharusnya mempertimbangkan pendekatan-pendekatan yangsudah biasa direstui dan digunakan oleh para pembimbing mereka.Pembaca yang telah berpengalaman dengan penelitian kuantitatif, kualitatif, atau metode campuran ini dapat membantu mahasiswauntuk menentukan pilihan mereka.

RINGKASAN

Dalam merencanakan suatu proyek penelitian, peneliti perlu

menentukanapakahmerekaakanmenggunakanrancangankualitatif, kuantitatif, atau metode campuran. Rancangan ini dipilih berdasarkan pandangan-dniia atau asumsi-asumsi filosofis tentang suatu penelitian,strategi-strategi penelitian,dan metode-metodepenelitian.Pilihanatas

(30)

suatu rancangan penelitian biasanya dipengaruhi oleh masalah penelitianyang akan diteliti, pengalaman-pengalaman pribadi dari sipeneliti, dan target pembaca yang diharapkan akan membaca hasilpenelitian tersebut.

Latihan Menulis

1. Cariiah rumusan masalah penelitian dalam sebuahartikel jurnal dan jelaskan rancangan apa yang terbaikuntuk meneliti pertanyaan tersebut, berikut alasan-alasannya.

2. Pikirkanlah satu topik yang ingin Anda teliti; dan dengan menggunakan pandangan-dunia, strategi penelitian, dan metodepenelitian seperti yang

terterapada, Gambar 1.1, buatlah satuproyek penelitian yang berbasis pada satu pandangan-dunia, strategi, dan metode yang telah Anda pilih. Lalu, tentukanlah apakahproyek tersebut akan didesain menjadi penelitian kuantitatif, kualitatif, atau metode campuran.

3. Apa yang membedakan penelitian kuantitatif dari pnelitian kualitatif? Jelaskan (minimal) tiga karakteristik pembedanya!

BACAAN TAMBAHAN

Cherryholmes, C.H. (Agustus-September, 1992). "Notes on Pragmatism and scientific Realism." dalam Educational Researcher, 14. (hlm. 13-17).

Cleo Cherryholmes menjelaskan pragmatisme sebagai suatuperspektif yang berbeda dengan realisme saintifik. Kelebihan artikelini terletak pada sumber kutipannya yang cukup memadai dari parapenulis pragmatisme dan klarifikasinya tentang satu versi pragmatisme. Cherryholmes menegaskan bahwa pragmatisme digerakkanoleh konsekuensi-konsekuensi yang telah terduga, keengganan utuk rnenceritakan kisah yang sebenarnya, dan sekumpulan gagasan yang menyatakan bahwa ada dunia eksternal yang berada di luarpikiran kita. Selain itu, artikel itu juga menyertakanberagam referensidari para penulis –mulai dari yang klasik hingga

modern—yangberfokus pada pragmatisme sebagai prinsip filosofis.

Crotty, M. (1998). TheFoundations of Social Research: Meaning and Perspective in the Research Process. Thousand Oaks, CA: Sage.

Michael Crotty menawarkan kerangka penting unttrk mengikatsecara bersama isu-isu epistemologis, perspektif-perspektif teoretis,metodologi, dan metode-metode penelitian sosial. Crotty ,menghubungkan empat komponen ini dalam suatu proses penelitian, laluia menampilkan

LATIH

AN

ME

NU

(31)

sebuah tabel berisi metode representatif pengambilan sampel (sampling) atas topik-topik yang ada dalam setiap komponen tersebut. Crotty lalu beralih menjelaskan enam perbedaan orientasi teoretis dalam penelitian-penelitian sosial, seperti post-modernisme, feminisme, penelitian kritis, interpretativisme, konstruktivisme, dan positivisme.

Kemmis, S., & Wilkinson, M. (1998). "Participatory Action Researchand The Study of Practice." dalam B. Atweh, S. Kemmis, & P. Weeks (ed.). Action Research in Practice: Partnerships for social Justice in Education.New York: Routledge. (hlm. 21-36).

Stephen Kemmis dan Mervyn Wilkinson menyajikan saturingkasan apik tentang

penelitian partisipatoris. Singkatnya, merekamenjelaskan enam keunggulan utama penelitian aksi partisipatoris(participatory action research),lalu menjabarkan bagaimana penelitianini

dipraktikkan dalam ranah individu, sosial, dan kedua-duanya.

Guba, E.G., & Lincoln, Y.S. (2005). "Paradigmatic Controversies, Contradictions, and Emerging Confluences." dalam N.K. Denzin &Y.S. Lincoln, The Sage Handbooko f Qualitative Research. Thousand Oaks, CA: Sage. (hlm.191-215).

YvonnaLincoln andEgonGuba menjelaskanprinsip-prinsipdasar dari lima paradigma penelitian ilmu sosial: positivisme/Post-positivisme, teori kritis, konstruktivisme, dan partisipatoris. Penielasan ini memperluas kembali analisis yang sudah disajikan dalam edisi pertama dan kedua Handbook tersebut. Masing-masing paradigma disajikan secara ontologis (seperti, substansi realitas), epistemologis (seperti, bagaimana kita mengenali pengetahuan kita), danmetodologis(seperti, proses penelitian).Paradigma partisipatoris menjadi paradigma alternatif tambahan yang kehadirannyabaru muncul pada edisi kedua buku ini. Setelah menjelaskan

limapendekatan ini, mereka kemudian membedakannya berdasarkantujuh isu utama, seperti sifat pengetahuan bagaimana pengetahuanbertambah, dan kelayakan atau kriteria mutu.

Neuman,W.L.(2000). Social Research Methods:Qualitativeand Quantitative Approaches. Boston: Allyn & Bacon.

Lawrence Neuman menulis buku ―pengantar‖ komprehensiftentangmetode penelitianuntukilmu-ilmusosial.Yangsecarakhususberguna bagi pemahaman kita tentang makna-makna metodologiterdapat pada Bab 4, berjudul "The Meanings of Methodology."Dalambabini,Nuemanmembedakantiga metodologi –ilmusosialpositivis, ilmu ilmu sosial interpretif, dan ilmu sosial kritis—berdasarkandelapan pertanyaan (misalnya, apa saja yang turut membentuk penjelasan atau teori realitas sosial? epa kira-kira manfaat dari bukti atau informasi faktual?).

(32)

Phillips,D.C.,&Burbules,N.C. (2000). PostpositivismandEducationalResearch.Lanham, MD: Rowrnan & Littlefield.

D.C. Phillips dan Nicholas Burbules merangkum gagasan-gagasan penting pemikiran post-positivisme. Melalui dua bab sekaligus, "What is Postpositivism?" dan "Philosophical Commitments of Postpositivist Researchers," mereka menjelaskan ide-ide utama dalam post-positivisme, khususnya ide-ide yang membuat aliran ini berbeda dengan aliran positivisme. Post-positivisme menegaskan bahwa pengetahuan manusia pada hakikatnya lebih bersifat spekulatif ketimbang normatif, dan bahwa kepastian kita sebelumnya akan suatu pengetahuan dapat terbantahkan dalam proses penelitian selanjutnya.

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka Kerja Rancangan Penelitian – Relasiantara Pandangan – Dunia, Startegi- Startegi-Strategi Penelitian, dan Metode-Metode Penelitian
Tabel 1.2Strategl-Strategi Penetitian Alternatif
Tabel 1.3 Metode Kuantitafif, Metode Campuran, dan Metode Kualitatif
Tabel 2.1 Menggunakan Literatur dalam Peneitian Kualitatif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Julia Brannen meminjam klasifikasi Alan Bryman dalam memadukan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan memperhatikan beberapa hal, yaitu : (a) Logika ‘triangulasi’,

Pada dasarnya metode penelitian kuantitatif dan kualitatif memang berbeda dalam banyaknya hal, mulai dari seleksi masalah penelitian yang cocok, penggunaan teori, pengumpulan

Dalam sebuah penelitian kuantitatif, kita bisa saja mengombinasikan metode penelitian yang ada, baik itu metode penelitian kuantitatif maupun metode penelitian kualitatif.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran (mix method) kuantitatif dan kualitatif. Penelitian dilakukan dua tahap. Tahap pertama adalah penelitian

Saya tertarik dengan harga jasa penerbangan yang ditetapkan oleh Air Asia karena biaya yang saya keluarkan sesuai dengan kualitas pelayanan yang diterima

Model ini dilakukan dalam dua tahap dengan dipandu oleh teori lensa pada setiap prosedur penelitiannya. Tahap pertama bisa menggunakan metode kuantitatif atau kualitatif

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/343179796 METODE PENELITIAN PENDIDIKAN Kuantitatif, Kualitatif &

Dengan demikian simpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan