• Tidak ada hasil yang ditemukan

RUMUSAN MASALAH DAN HIPOTESIS PENELITIAN KUALITATIF

Rumusan Masalah dan Hipotesis Penelitian

RUMUSAN MASALAH DAN HIPOTESIS PENELITIAN KUALITATIF

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti menyajikan rumusan masalah dan hipotesis penelitian, terkadang sasaran penelitian juga. Rumusan masalah ini biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan tentang hubungan antara variabel-variabel yang akan dianalisis oleh

168

peneliti. Rumusan masalah pada umumnya digunakan dalam penelitian ilmu sosial dan lebih khusus dalam penelitian survei. Di sisi lain, hipotesis kuantitatif merupakan prediksi-prediksi yang dibuat peneliti tentang hubungan antarvariabel yang ia harapkan. Hipotesis ini biasanya berupa perkiraan numerik atas populasi yang dinilai berdasarkan data sampel penelitian. Menguji hipotesis berarti me-nerapkan prosedur-prosedur statistik di mana di dalamnya peneliti mendeskripsikan dugaan-dugaannya terhadap populasi tertentu berdasarkan sampel penelitian. Hipotesis sering kali digunakan dalam penelitian eksperimen yang di dalamnya peneliti memban-dingkan kelompok-kelompok (groups). Para pembimbing biasanya merekomendasikan penggunaan hipotesis ini hanya untuk pene-litian-penelitian formal, seperti disertasi atau tesis, guna memperjelas ke mana penelitian-penelitian tersebut diarahkan.

Selain rumusan masalah dan hipotesis, ada pula sasaran kuantitatif. Sasaran ini mengindikasikan tujuan jangka panjang yang ingih dicapai. Sasaran kuantitatif banyak dijumpai dalam proposal-proposal permohonan dana, tetapi jarang digunakan dalam penelitian-penelitian ilmu social dan kesehatan de wasa ini. Untuk itulah, f okus kita hanya pada rumusan masalah dan hipotesis penelitian. Berikut ini adalah contoh rumusan masalah kuantitatif:

Apakah ... (nama teori) dapat menjelaskan hubungan antara ... (variabel bebas) dan ... (variabel terikat), yang dipengaruhi pulaoleh ... (variabel control)? Sementara untuk contoh hipotesis kuantitatif dapat berupa seperti ini (hipotesis nol): Tidak ada perbedaan signifikan antara ... (kelompok kontrol dankelompok eksperimen dalam variabel bebas) terhadap ... (variabel terikat).

Berikut ini, disajikan sejumlah petunjuk dalam menulis rumusan masalah dan hipotesis kuantitatif yang baik:

 Variabel-variabel dalam rumusan masalah atau hipotesis biasanya hanya digunakan dengan tiga pendekatan dasar. Pertama, peneliti membandingkan kelompok-kelompok dalam variabel bebas untuk melihat dampaknya terhadap variabel terikat. Kedua, penelitimenghubungkan satu atau beberapa variabel bebas dengan satu atau beberapa variabel terikat. Ketiga, peneliti mendeskripsikan respons-respons terhadap variabel bebas, variabel mediate, atau variabel terikat. Kebanyakan penelitian kuantitatif menggunakan salah satu atau lebih dari tiga pendekatan ini.

 Salah satu hal yang paling sering muncul dalam penelitian kuantitatif adalah pengujian terhadap suatu teori (lihat Bab 3) dan spesi-fikasi rumusan masalah atau hipotesis yang berhubungan dengan teori tersebut.

169

 Variabel bebas dan variabel terikat harus diukur secara terpisah. Prosedur ini sekaligus memperkuat logika sebab-akibat dalam penelitian kuantitatif.

Untuk mengurangi "kelebihan muatan", tulislah hanya rumusan masalah atau hipotesis saja, tidak kedua-duanya, kecuali jika hipotesis tersebut dibuatberdasarkan rumusan masalah (mengenai

hal ini, akan dijelaskan kemudian). Pilihlah satu pola rumusan masalah atau hipotesis berdasarkan tradisi atau rekomendasi dari pembimbing atau pihak fakultas, atau berdasarkan ada tidaknya prediksi akan hasil penelitian dari penelitian-penelitian sebelumnya.

 Jika hipotesis yang digunakan, ada dua bentuk: hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol merepresentasikan pendekatan tradisional: ia membuat suatu prediksi yang menyatakan tidak ada satu pun hubungan atau perbedaan signifikan antara kelom-pok-kelompok dalam variabel penelitian. Pernyataan untuk hipotesis nol bisa berupa: "Tidak ada perbedaan (atau hubungan)" antara kelornpok-kelompok. Berikut ini, salah satu contoh hipotesis nol

Contoh 7.3 Hipotesis Nol

Seorang peneliti mengamati tigas jenis penguatan (reinforcement) bagi anak-anak autis, yaitu isyarat-isyarat verbal, reward dan tanpa penguatan. Peneliti tadi mengumpulkan informasi mengenai perilaku anak-anak autis yang nantinya dapat dijadikan instrumen pengukuran untuk menganlisis interaksi sosial mereka dengan saudara-saudara mereka. Hipotesis nol untuk penelitian ini bisa berupa :

Tidak ada perbedaan signifikan antara isyarat verbal, reward dan tanpa penguatan terhadap interaksi sosial antara anak-anak autis dan saudara-saudara mereka

 Hipotesis kedua, yang banyak dijumpai dalam artikel-artikel jurnal;-adalah hipotesis alternatif atau hipotesis direksional. Peneliti m^mbuat suatu prediksi atas hasil yang diharapkan. Predjks«tini bjasanya berasal dari literatur-literatur atau peneMan-penelitiajfiL set>eltunnya yang pen\ah menyatakan kemungkinan hasil tersebut. Misalnya, peneliti dapat memprediksikan bahwa "Nilai Kelompbk A akan lebih tinggi ketimbang Kelompok B" dalam yariabel terikat; atau, bahwa "Kelompok A akan lebih banyak berubah ketimbang Kelompok B" dalam outcome yang diharapkan. Contoh-contoh berikut mengilustrasikan

170

hipotesis direksional ini karena outcome yang diharapkan (seperti, lebih tinggi, lebih banyak berubah, dan sebagainya) juga disertakan di dalamnya.

Contoh 7.4 Hipotesis Direksional

Mascarenhas (1989) meneliti perbedaan antara jenis-jents keperriilikan perusahaan (milik riegara, publik, dan swasta) dalam Industrioffshore drilling (pengeboran jauh dari paritai). Secara khustis, perbedaan-perbedaan yang dieksplbrasi menyangkut soal dominasi market domestik, jangkauan internasional, dan orientasi kostumer antara ketiga jenis perusahaan tersebut. Penelitian inimerupakan penelitian lapangan terkontroi (control field study} dengan prosedur kuasi-eksperimehtai

Hipotesis 1: Perusahaan-perusahaan publik akan rnemiliki rata-rata pertumbuhan yang lebih besar ketimbang perusahaan-perusahaan swasta.

Hipotesis 2: Perusahaan-perusahaan publik akan rnemiliki jangkauan internasional yang lebih luas ketimbang perusahaan-perusahaan milik negara dan swasta.

Hipotesis 3: Perusahaan-perusahaan rnilik riegara akan rrie-miiiki share yang lebih luas dalam market domestik ketimbang perusahaan-psrusahaan publik dan swasta. Hipotesis 4: Perusahaan-perusahaan publik akan memiliki jaringan produk yang lebih luas ketimbang perusahaan-perusahaan rnilik negara dan swasta.

Hipotesis 5: Perusahaan-perusahaan milik negara kemungkinan akan lebih banyak membangun BUMN-BUMN di seberang lautan untuk menjaring kostumer yang lebih luas.

Hipotesis 6: Perusahaan-perusahaan milik negara akan memiliki jumlah kostumer yang lebih stabil ketimbang perusahaan-perusahaan swasta.

Hipotesis 7: Meskipun tidak terlalu tampak, perusahaan-perusahaan publik sepertinya akan menerapkan teknologi yang lebih canggih ketimbang perusahaan-perusahaan milik negara dan swasta.

(Mascarenhas, 1989: 585-588

 Jenis lain dari hipotesis alternatif adalah hipotesis nondireksional: suatu prediksi dibuat, namun bentuk perbedaan-perbedaannya (seperti, lebih besar, lebih lemah, lebih banyak, kurang, dan se-bagainya) tidak secara eksak dirinci karena si peneliti tidak menge-tahui apa yang diprediksikan dari literatur-literatur sebelumnya. Untuk itu, peneliti yang menggunakan hipotesis ini kemungkinan akan menulis: "Ada perbedaan" antara dua

171

kelompok. Berikut ini, salah satu contoh yang menggabungkan dua jeni§ hipotesis tersebut (direksional dan nondireksional).

Contoh 7.5 Hipotesis Nondireksional dan Direksional

Terkadang hipotesis-hipotesisdireksional dibuat untuk meneliti hubungan antara variabel=variabel ketimbang membandingkan kelompok-kelompok. Misalnya Moore (2000) meneliti makna identitas gender wanita Yahudi dan Arab yang religius dan sekuler di lingkungan Israel. Dengan sampel probabilitas berskala nasional yang terdiri dari wnita Yahudi dan Arab lingkungan Israel, Moore mngidentifikasikan tiga hipotesis untuk penelitiannya. Hipotesis pertama bercirinondireksional, sedangkan dua hipotesis terakhir berciri direksional.

Ht: Identitas gender Wanita Arab dan Yahudi yang religius dan sekuler sangat berkaitan dengan tatanan masyarakat sosio-politik yang berbeda-beda yang turut merefleksikan sistem nilai mereka yang berbeda-beda pula.

H2: Wanita religius dengan identitas gender yang prominen kurangaktif secara sosio-politik ketimbang wanita sekuler dengan identitas gender yang juga prominen.

H3: Hubunga.,0 antara identitas gender, religiusitas, dan penlaku sosial lebih lemah dalam komunitas wanita Arab ketimbang wanita Yahudi

 Jika penelitian Anda menggunakan variabel-variabel demografis sebagai prediktor-prediktornya, sebaiknya gunakanlah variabel-variabel nondemografis (seperti, sikap atau perilaku) sebagai vaxiabel bebas dan terikatnya. Bahkan, variabel-variabel demografis (seperti, umur, tingkat pemasukan, level pendidikan, dan sebagainya) bisa saja Anda gunakan sebagai variabel-variabel intervening (atau mediate atau moderate) sebagai ganti dari variabel-variabel bebas.

 Gunakanlah pola urutan kata-kata yang konsisten dalain menulis rumusan masalah atau hipotesis penelitian agar pembaca mudah mengidentifikasi variabel-variabel utama. Hal ini mengharuskan peneliti untuk mengulang frasa-frasa kunci dan memosisikan variabel bebas di bagian pertama (bagian kiri) dan variabel terikat di bagian kedua (sebelah kanan), seperti yang sudah dibahas dalam Bab 6 tentang Tujuan Penelitian. Berikut ini, contoh susunan kata-kata dengan menyatakan variabel bebas terlebih dahulu, lalu variabel terikat.

172

Contoh 7.6 Penggunaan Standar Bahasa dalam Hipotesis

1. Tlidak ada hubungan antara fasilitas tambahan dan ketekunan akademik bagi para mahasiswi di bawah umur rata-rata.

2. Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dan ketekunan akademik bagi para mahasiswi di bawah umur rata-rata.

3. Tidak ada hubungan antara fasilitas tambahan dan dukungan keluarga bagi para mahasisvvi di bawah umur rata-rata