BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
1.1
1.1 Latar BelakangLatar Belakang
Minyak bumi merupakan campuran hidrokarbon yang terbentuk berjuta-juta Minyak bumi merupakan campuran hidrokarbon yang terbentuk berjuta-juta tahun dari dekomposisi bertahap hewan dan tumbuhan. Biasanya minyak bumi tahun dari dekomposisi bertahap hewan dan tumbuhan. Biasanya minyak bumi berada
berada di di bawah bawah permukaan permukaan tanah. tanah. Minyak Minyak kasar kasar dibawa dibawa ke ke permukaan permukaan tanahtanah melalui pengeb
melalui pengeboran dari doran dari dalam tanah alam tanah dan pemodan pemompaan untuk mpaan untuk pemanfaatannya.pemanfaatannya. Minyak kasar harus dikilang melalui destilasi atau penyulingan bertingkat untuk Minyak kasar harus dikilang melalui destilasi atau penyulingan bertingkat untuk memperoleh jenis bahan bakar tertentu. Bahan bakar yang diperoleh dari memperoleh jenis bahan bakar tertentu. Bahan bakar yang diperoleh dari penyulingan, antara lain bensin, kerosin, miny
penyulingan, antara lain bensin, kerosin, minyak tanah, dan parafin.ak tanah, dan parafin.
Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan yang mati. Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi yang mati. Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian ditutupi lumpur. Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh lumpur. Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasn
tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu,ya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri
bakteri anaerob anaerob menguraikan menguraikan sisa-sisa sisa-sisa jasad jasad renik renik itu itu menjadi menjadi minyak minyak dan dan gas.gas. Selain bahan bakar, minyak dan gas bumi
Selain bahan bakar, minyak dan gas bumi merupakan bahan industri yang merupakan bahan industri yang penting.penting. Industri petrokimia secara umum dapat didefinisikan sebagai ”industri yang Industri petrokimia secara umum dapat didefinisikan sebagai ”industri yang berbahan
berbahan baku baku utama utama produk produk migas migas (naphta, (naphta, kondensat kondensat yang yang merupakan merupakan produkproduk samping eksploitasi gas bumi, gas alam), batubara, gas metana batubara, serta samping eksploitasi gas bumi, gas alam), batubara, gas metana batubara, serta biomassa
biomassa yang yang mengandung mengandung senyawa-senyawa senyawa-senyawa olefin, olefin, aromatik, aromatik, n-parrafin, n-parrafin, gasgas sintesa, asetilena dan menghasilkan beragam senyawa organik yang dapat sintesa, asetilena dan menghasilkan beragam senyawa organik yang dapat diturunkan dari bahan-bahan baku utama tersebut, untuk menghasilkan diturunkan dari bahan-bahan baku utama tersebut, untuk menghasilkan produk- produk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi daripa
produk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi daripada bahan bakunya.” Kondisida bahan bakunya.” Kondisi ketersediaan bahan baku dari produk migas yang makin terbatas dan mahal ketersediaan bahan baku dari produk migas yang makin terbatas dan mahal mengakibatkan mulai munculnya pencarian-pencarian bahan baku pengganti, mengakibatkan mulai munculnya pencarian-pencarian bahan baku pengganti, diantaranya gas etana, batubara, gas dari
diantaranya gas etana, batubara, gas dari coal bed methanecoal bed methane, dan limbah refinery, dan limbah refinery (coke).
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, ada beberapa rumusan masalah, yaitu : 1. Apa saja produk dari petrokimia ?
2. Bagaimana cara pembuatan methanol dan ethanol yang merupakan salah satu produk kimia ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Memberikan informasi tentang produk petrokimia, khususnya pada produk methanol dan ethanol.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pembentukan Minyak Bumi
Berdasarkan teori, minyak bumi terbentuk dari proses pelapukan jasad renik (mikroorganisme) yang terkubur di bawah tanah sejak berjuta-juta tahun yang lalu. Dimana dua ratus juta yang lalu bumi lebih panas dibandingkan sekarang. Laut yang didiami jasad renik berkulit keras sangat banyak jumlahnya jika jasad renik itu mati, kemudian membusuk sehingga jumlahnya makin lama makin menumpuk, kemudian tertutup oleh sedimen, endapan dari sungai, atau batuan- batuan yang berasal dari pergeseran bumi. Di sini kemudian terjadi pembusukan
oleh bakteri anaerob, dan akibat pada tekanan tinggi sedimen, maka setelah berjuta-juta tahun terbentuklah minyak bumi dan gas alam tersebut.
Minyak bumi yang terbentuk kemungkinan sekali terkumpul dalam pori- pori batuan sedimen laut, kemudian minyak bumi itu naik ke atas melalui batuan sedimen. Akhirnya sampai pada bagian dasar sedimen yang tidak dapat ditembus dan membentuk akumulasi minyak bumi dalam suatu perangkap yang bisa disebut dengan “oil trap”. Gas alam kemungkinan sekali ter dapat di atas lapisan minyak, sedangkan air dibawah lapisan minyak.
Karena proses pembentukan minyak bumi memerlukan waktu yang lama, maka minyak bumi digunakan pada sumber daya alam yag tidak dapat diperbaharui ( anrenewable ).
2.2 Komposisi Minyak Bumi
Komposisi minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu: 1. Hidrokarbon Jenuh (alkana)
- Dikenal dengan alkana atau parafin
- Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama (terbanyak), sedangkan rantai bercabang lebih sedikit
a. Metana CH4 b. etana CH3 CH3 c. propana CH3 CH2 CH3 d. butana CH3 (CH2)2 CH3 e. n-heptana CH3 (CH2)5 CH3 f. iso oktana CH3 - C(CH3)2 CH2 CH (CH3)2
2. Hidrokarbon Tak Jenuh (alkena) - Dikenal dengan alkena
- Keberadaannya hanya sedikit - Senyawa penyusunnya:
a. Etena, CH2CH2
b. Propena, CH2 CH CH3
c. Butena, CH2 CH CH2 CH3
3. Hidrokarbon Jenuh berantai siklik (sikloalkana) - Dikenal dengan sikloalkana atau naftena
- Keberadaannya lebih sedikit dibanding alkana - Senyawa penyusunnya :
a. Siklopropana c. Siklopentana
b. Siklobutana d. Siklopheksana
4. Hidrokarbon aromatik
- Dikenal sebagai seri aromatik
- Keberadaannya sebagai komponen yang kecil/sedikit - Senyawa penyusunannya:
a. Naftalena b. Benzena
b. Antrasena d. Toluena
5. Senyawa Lain
- Keberadaannya sangat sedikit sekali
- Senyawa yang mungkin ada dalam minyak bumi adalah belerang, nitrogen, oksigen dan organo logam (kecil sekali).
2.3 Pemisahan Fraksi-fraksi Minyak Bumi
Minyak bumi terdiri dari berbagai campuran hidrokarbon. Komponen-komponenn dari minyak bumi itu disebut juga dengan isstilah fraksi-fraksi minyak bumi yang daapt dipisahkan satu dengan yang lain melalui proses penyulingan atu destilasi secara bertingkat-tingkat berdasarkan perbedaan titik
didih masing-masing komponennya.
Proses destilasi dikerjakan dengan menggunakan kolom-kolom destilasi , pada jarak tertentu, kolom-kolom dilengkapi dengan pelat-pelat yang mempunyai bublle cup (tutup / sungkup gelembung). Pelat-pelat ini berguna untuk memisahkan fraksi-fraksi yang mempunyai titik didih tertentu. Mula-mula minyak mentah dipanaskan pada suhu sekitar 350 derajat celcius, kemudian dipompakan kedalam kolom destilasi. Sebagian dari minyak akan menguap dan naik ke atas
melalui bublle cup. Pada bublle cup ini, uap minyak yang mempunyai titik didih tinggi diembunkan dan mencair. Uap yang tidak mencair akan naik terus ke atas dan akan mencair pada bublle cup di atasnya. Uap yang tidak mencair pada saat melalui bublle cup akan keluar sebagai gas, langsung dari kolom bagian atas.
Adapun fraksi- fraksi yanmg diperoleh dari destilasi minyak bumi tersebut adalah :
a. Gas
Umumnya gas terdiri dari campuran metana, etana , propane atau isobutana, campuran gas ini kemudian dicairkan pada tekanan tinggi dan diperdagangkan dengan nama LPG (Liquipied Petroleum Gas ). Gas yang terdapat dalam LPG umumnya campuran propane, butana, dan isobutana. LPG biasanya dikemas dalam botol-botol baja yang beratnya 15 kg,dan dipakai sebagai bahan bakar rumah tangga.
b. Bensin
Bensin diperoleh sebagai hasil destilasi pada suhu 70-140. bensin banyak digunakan sebagai bahan bakar mobil dan motor
c. Napta
Napta dikenal sebagai bensin berat, dan diperoleh sebagai hasil destilasi yang mempunyai trayek titik didih antara 140-180. Napta digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan senyawa-senyawa kimia yang lain misalnya etilena
dan senyawa aromatik yang sering digunakan untuk zat aditif pada bensin. d. Kerosin
Kerosin mempunyai trayek didih antara 180-250. Dalam kehiduan sehari-hari, kerosin diperdagangkan dengan nama minyak tanah.
e. Minyak Diesel
Minyak diesel mempunyai trayek titik didih 25-350°C. Minyak diesel dipergunakan sebagai bahan bakar pada motor-motor diesel.
f. Fraksi yang menghasilkan minyak pelumas
Paraffin cair dan padat, teristimewa terdapat di Sumatera dan Kalimantan, paraffin dipergunakan sebagai bahan bakar
g. Residu
Residu yaitu zat-zat yang masih tertinggal dalam ketel. Menghasilkan petroleumasfalt yang dipakai pada konstruksi jalan
2.4 Defenisi dan Industri Petrokimia
Minyak bumi selain sebagai bahan bakar juga sebagai bahan industri kimia yang penting dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Bahan-bahan atau produk yang terbuat dari bahan dasarnya minyak dan gas bumi disebut petrokimia. Bahan-bahan petrokimia dapat digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen, pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin. Sementara itu, yang dimaksud industri petrokimia adalah industri yang berhubungan dengan minyak bumi yang mengkaitkan suatu produk-produk industri minyak bumi yang tersedia, dengan kebutuhan masyarakat akan bahan kimia atau bahan konsumsi dalam kehidupan sehari-hari.
1. Bahan Dasar Petrokimia
Proses petrokimia umumnya melalui tiga tahapan, yaitu:
a. Mengubah minyak dan gas bumi menjadi bahan dasar petrokimia b. Mengubah bahan dasar petrokimia menjadi produk antara, dan
c. Mengubah produk antara menjadi produk akhir yang dapat dimanfa atkan.
Hampir semua produk petrokimia berasal dari tiga jenis bahan dasar yaitu: a. Olefin (alkena-alkena)
Olefin yang terpenting adalah etena (etilina), propena (propilena), butena (butilena) dan butadiena.
CH2 = CH2 CH2 = CH - CH3
CH3 - CH = CH - CH3 CH2 = CH - CH = CH2
Butilena butadiena
b. Aromatika (benzena dan turunannya)
Aromatika yang terpenting adalah benzena (C6H6), totuena (C6H5CH3) dan
xilena (C6H4 (CH3)2.
c. Gas Sintesis
Gas sintetis disebut juga syn-gas yang merupakan campuran karbon monoksida (CO) dan hidrogen (H2). Syn-gas dibuat dari reaksi gas bumi atau LPG melalui
proses yang disebut stean reforming atau oksidasi parsial. Reaksi stean reforming : CH4(g) + H2O → CO(g) + 3H2(g)
Reaksi oksidasi parsial : 2CH4(g) + O2→ 2CO(g) + 4H2(g)
2. Petrokimia dari Olefin
Berikut ini beberapa petrokimia dari olefin dengan bahan dasar etilena: a. Polietilena
Polietilena adalah plastik yang paling banyak diproduksi yang digunakan sebagai kantong plastik dan plastik pembungkus/sampah.
b. PVC
PVC adalah polivinilkiorida yang merupakan plastik untuk pembuat pipa (pralon).
c. Etanol
Etanol adalah bahan yang sehari-hari kita kenal sebagai alkohol yang digunakan untuk bahan bakar atau bahan antar produk lain.
Alkohol dibuat dari etilena: CH2 = CH2 + H2O → CH3 – CH2OH
d. Etilen glikol atau Glikol
Glikol digunakan sebagai bahan anti beku dalam radiator mobil di daerah beriklim dingin.
Berikut ini beberapa petrokimia dari olefin dengan bahan dasar propilena : a. Polipropilena
Plastik polipropilena lebih kuat dibanding polietilena. Jenis plastik polipropilena sering digunakan untuk karung plastik dan tali plastik.
b. Gliserol
Zat ini digunakan sebagai bahan kosmetik (pelembab), industri makanan dan bahan untuk membuat bahan peledak (nitrogliserin).
c. Isopropil alkohol
Zat ini digunakan sebagai bahan utama untuk produk petrokimia lainnya seperti aseton (bahan pelarut, misalnya untuk melarutkan kutek).
Petrokimia yang pembuatannya menggunakan bahan dasar butadiene adalah karet sintetik seperti SBR (styrene-butadilena-rubber) dan nylon -6,6, sedangkan yang menggunakan bahan dasar isobutilena adalah MTBE (metil tertiary butyl eter).
3. Petrokimia dari Aromatik
Bahan dasar aromatik yang terpenting adalah benzena, toluena, dan xilena (BTX). Bahan dasar benzena umumnya diubah menjadi stirena, kumena dan sikloheksana
a. Stirena digunakan untuk membuat karet sinetik
b. Kumena digunakan untuk membuat fenol, selanjutnya fenol untuk membuat perekat
c. Sikloheksana digunakan terutama untuk membuat nylon
d. Benzena digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat detergen. Bahan dasar untuk toluena dan xilena untuk membuat bahan peledak (TNT), asam tereftalat (bahan pembuat serat).
4. Petrokimia dan gas-sintetik
Gas sinetik merupakan campuran dari karbon monoksida dan hidrogen. Beberapa contoh petrokimia dari syn-gas sebagai berikut:
a. Amonia (NH3)
N2(g)+ 3H2(g) → 2NH3(g)
Gas nitrogen dari udara dan gas hidrogennya dari syn-gas. Amonia digunakan untuk membuat pupuk [CO(NH2)2] urea, [(NH4)2SO4]; pupuk
ZA dan (NH4 NO3); amonium nitrat.
b. Urea [CO(NH2)2]
CO2(g) + 2NH3(g)→ NH2COH4(S)
NH2CONH4(S) → CO(NH2)2(S) + H2O(g)
c. Metanol (CH3OH)
CO(g) + 2H3(g)→ CH3OH(g)
Sebagian besar metanol diubah menjadi formal-dehida dan sebagian digunakan untuk membuat serat dan campuran bahan bakar.
d. Formal dehida (HCHO)
CH3OH(g)→ HCHO(g)+ H2(g)
Formal dehida dalam air dikenal dengan formalin yang digunakan mengawetkan preparat biologi.
2.5 Cara Pembuatan Methanol dan Ethanol pada Produk Petrokimia 2.5.1 Ethanol
Ethanol atau yang lebih dikenal dengan alkohol merupakan senyawa hidrokarbon berupa gugus hydoxyl (-OH) dengan 2 atom karbon (C), dengan rumus kimia C2H5OH.
Gambar 1. Bagan proses pembuatan ethanol
Langkah – langkah dalam proses pembuatan etanol (sampai menjadi bahan bakar) secara garis besar ada tiga macam yaitu. Proses fermentasi, destilasi,
a. Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam seldalam keadaan anaerobik (tanpaoksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal. (kandungan etanol 7-9% untuk bahan dari ubi kayu).
b. Destilasi
Destilasi merupakan proses pembuangan air dari dalam etanol yang kadar airnya masih tinggi. Prinsip dasar dari proses destilasi adalah memisahkan dua buah campuran cairan (dalam hal ini etanol dan air) dengan memanfaatkan perbedaan titik didih dari kedua zat cair tersebut. Etanol yang titik didihnya lebih rendah (80 derajat) dari air (100 derajat) akan diuapkan dengan jalan memanaskanya. Air akan tinggal dan etanol akan menguap, uap etanol ini dijadikan cairan lagi dengan cara mendinginkannya. Dalam proses destilasi ini kadar etanol sampai 96%.
c. Proses dehidrasi
Proses dehidrasi merupakan proses untuk membuang air sampai menjadi 9,5%. etanol 99,5% ini yang bisa digunakan untuk menjadi bahan bakar energi alternatif. Proses dehidrasi ini ada tiga macam yaitu proses azeotropic distillation, molecular sieve dan membran pervoration.
2.5.2 Methanol (CH3OH)
Methanol juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spritus, dibuat dari gas sintetis melalui pemanasan pada suhu dan tekanan tinggi dengan bantuan katalis. Digunakan untuk pembuatan formaldehida, untuk membuat serat
dan campuran bahan bakar.
Methanol dapat digunakan sebagai lem untuk industri polywood (formaldehyde/adhesive) bahan baku untuk pembuatan dimetil-tereptalate,
methylamines, methycloride, methylmetha orylate, bahan bakar lendaraan bermotor sebagai methytertiary buthylether, bahan bakar pesawat, bahan bakar jenis methyl fuel, bahan pelarut jenis nitro cellulose, dyes, resin, insektisida, dehidrator gas alam, dan sebagai bahan baku untuk industri protein sintesis dengan fermentasi berkesinambungan.
Methanol banyak dibuat dari gas synthesis dengan perbandingan dua volume H2 dan satu volume CO.
CO(g) + 2 H2(g) CH3OH(g)
Reaksi terjadi pada tekanan 250 - 350 atm dan suhu 300 - 400°C dengan katalis oksida Zn dicampur dengan sedikit oksida Mg, AI atau Cr.
Sifat :
Methanol adalah cairan tak berwarna, mudah menguap dan terbakar pada suhu kamar.
Tilik didih : 64,6°C
Titik beku : -97,6°C
Kelarutan : larut dalam air Penggunaan:
Polymer untuk adhesive fiber dan plastic :50%
Bahan bakar dan additive :30%
Lain-lain :20%
1. Proses pembuatan ethanol
a. Proses tekanan rendah ICI Leading Concept Methanol (LCM) Process
Proses ini merupakan perbaikan dari proses ICI LPM, terutama dalam hal unit reformer. Prosesnya adalah sebagai berikut. Umpan masuk gas alam pertama-tama di desulfurisasi sebelum memasuki saturator. Dalam saturator gas
alam dikontakkan dengan air panas yang dipanaskan oleh gas hasil yang keluar dari Advanced Gas Heated Reformer (AGHR). Pengaturan sirkuit saturator ini memungkinkan untuk mendapatkan sebagian uap panas yang dibutuhkan untuk proses dan mengurangi sistem uap panas dari boiler.Tetapi berbagai macam
modifikasi proses dapat dilakukan tergantung dari pemilihan sistem reformer dan converter .
Campuran gas alam dan uap panas ini kemudian dipanaskan sebelum memasuki AGHR, dalam AGHR gas campuran memasuki tabung-tabung yang berisi katalis yang dipanaskan oleh gas hasil dari reformer kedua. Kira-kira 25 % gas alam terkonversi dalam AGHR menjadi CO2. Setelah keluar dari AGHR gas
alam memasuki reformer kedua kemudian ditambahkan semburan oksigen yang merubah gas alam dengan bantuan katalis menjadi gas hasil yaitu H2, CO2, dan
CO. Gas hasil ini suhunya berkisar 1000 0 C dan hanya mengandung sangat sedikit metana yang tidak terkonversi. Aliran gas hasil lalu dilewatkan melalui shell side dari AGHR dan serangkaian alat penukar panas untuk memaksimalkan penggunaan panas. Lalu gas dikompresi sehingga 80 bar.
Gas yang telah dikompresi kemudian dikirim ke methanol converter untuk mengubahnya menjadi metanol dan air. Metanol yang dihasilkan dikirim ke unit distilasi fraksionasi untuk memurnikannya.
Gambar 2. Proses pembuatan methanol dengan proses tekanan rendah ICI Leading Concept Methanol (LCM) Process
b. Proses Tekanan Rendah Lurgi
Proses ini patennya dimiliki oleh Lurgi Oil Gas Chemie GmbH. Gas alam dilewatkan dalam proses desulfurisasi untuk menghilangkan kontaminan sulfur. Proses ini berlangsung kira-kira pada suhu 350-380 0C dalam reaktor desulfurisasi. Kemudian gas dikompresi dan dialirkan ke dalam unit reformer , dalam hal ini LURGI reformer dan autothermal reformer . Dalam unit reformer gas dicampur dengan uap panas dan diubah menjadi gas H2, CO2, dan CO dengan
tiga macam langkah pembentukan. Gas hasil kemudian didinginkan dengan serangkaian alat penukar panas. Panas yang dimiliki oleh gas hasil digunakan untuk membuat uap panas. Pemanas awal gas alam, pemanas air umpan masuk boiler dan alat re-boiler di kolom distilasi. Gas hasil tersebut kembali dikompresi hingga 80-90 bar tergantung pada optimasi proses yang ingin dicapai. Setelah dikompresi gas hasil kemudian dikirim ke dalam reaktor pembentukan metanol. Reaktor yang digunakan ialah LURGI tubular reaktor (proses isotermal) yang mengubah gas hasil menjadi crude methanol. Crude methanol hasil kemudian dikirim ke dalam unit kolom distilasi untuk menghasilkan kemurnian metanol yang dihasilkan.
Tabel 1. Perbandingan Teknologi Proses Methanol
Deskripsi LURGI ICI LCM Process
Bahan baku (untuk
34.49 MMBTU 29,5 MMBTU
1 ton metanol) gas Alam
Proses pemurnian
2-3 tingkat distilasi 1-2 tingkat distilasi Produk
Reformer - Sangat besar - Kecil
- Perlu tempat luas -Tidak perlu tempat luas investasi besar investasi cukup kecil
sulit perawatan mudah perawatan
pressure drop tinggi pressure drop kecil
Converter Lurgi
turbular-converter
cocok untuk segala jenis converter (proses isothermal) temperatur operasi 250-400°C temperatur operasi 200-400°C
pressure 85-150 bar pressure 85-150 bar
Recovery energy Sedang cukup tinggi
(heat loss cukup besar) (heat loss kecil)
Limbah emivisitas gas Nox dan
Sox cukup tinggi
emivisitas gas Nox dan Sox cukup rendah
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Industri petrokimia secara umum dapat didefinisikan sebagai “industri yang berbahan baku utama produk migas (naphta, kondensat yang merupakan produk samping eksploitasi gas bumi, gas alam). Batubara, gas metana batu bara,
serta biomassa yang mengandung senyawa-senyawa olefin, aromatik, n-parafin, gas sintesa, asetilena dan menghasilkan beragam senyawa organik yang dapat diturunkan dari bahan-bahan baku utama tersebut, untuk menghasilkan produk- produk yang memiliki nilai tambah lebih tinggi d aripada bahan bakunya, “kondisi ketersediaan bahan baku dari produk migas yang makin terbatas dan mahal mengakibatkan mulai munculnya pencarian-pencarian bahan baku pengganti, diantaranya gas etana, batubara, gas dari coal bed methane dan limbah refinery (coke).
Indonesia mempunyai sumber yang potensial untuk pengembangan klaster industri petrokimia yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia seperti sandang, papan dan pangan. Produk-produk petrokimia merupakan produk strategis kerena merupakan bahan baku bagi industri hilirnya (industri tekstil, plastik, karet sintetik, kosmetik, pestisida, bahan pembersih, bahan farmasi, bahan peledak, bahan bakar, kulit imitasi).
Dalam bidang industri, bahan atau zat yang berasal dari minyak bumi dinamakan petrokimia. Sementara itu, industri yang berhubungan dengan minyak bumi dinamakan industri petrokimia. Hampir semua produk petrokimia berasal
DAFTAR PUSTAKA
Chang, R. 2002 . Chemistry edisi ke-7 . New York : McGraw Hill Ikhwan, R. Industri Petrokimia.
https://www.academia.edu/8289817/INDUSTRI_PETROKIMIA
Pangestu, A. 2013. Makalah Industri Petrokimia.
http://rombonganmakalah.blogspot.co.id/2013/11/makalah-industri- petrokimia.html
Purwanti, C.W., Husna, I.M., Soviana, S., Nada, U.N. Makalah Minyak Bumi. https://www.academia.edu/17781413/MAKALAH_KIMIA
Riyadhi, A. 2013. Pemurnian Bioethanol / Dehidrasi Ethanol. http://pengembangankimia.blogspot.co.id/2013/04/pemurnian-bioethanol-dehidrasi-ethanol.html
Trianto, Y. 2015. Minyak Bumi dan Petrokimia.
http://rizchartsalim.blogspot.co.id/2015/05/minyak-bumi-dan- petrokimia.html