• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Skizofrenia

1. Definisi Skizofrenia

Istilah skizofrenia berasal dari kata Scihzo yaitu perpecahan atau bercabang dan phrenos yaitu jiwa. Istilah ini digunakan Euge Bleuler (1911). Karena penyakit ini menonjolkan gejala utama yaitu jiwa yang terpecah belah. Bleuler berpendapat bahwa istilah untuk menandakan adanya perpecahan antara pikiran emosi, dan perilaku pada pasien yang terkena (Sinaga, 2007).

Adolf Meyer menerangkan bahwa skizofrenia dan gangguan mental lainnya adalah reaksi terhadap berbagai stress kehidupan yang dinamakannya sindrom suatu reaksi skizofrenik (Kaplan; dkk1997).

Skizofrenia adalah suatu gambaran sindrom dengan berbagai penyebab dan perjalanan penyakit yang luas, serta sejumlah akibat yang dipengaruh oleh faktor genetik, fisik, dan sosial budaya, ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar, kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual yang tetap terpelihara meskipun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian (Maslim, 2001).

Gangguan skizofrenia adalah sekelompok gangguan psikiatri dengan gangguan dasar pada kepribadian, distorsi khas proses pikir, waham yang kadang - kadang aneh, gangguan persepsi, afek abnormal yang tak terpadu dengan situasi nyata / sebenarnya, dan autisme. Meskipun demikian, kesadaran yang jernih dan kapasitas intelektual biasanya tidak terganggu (Depkes, 1985).

2. Etiologi Skizofrenia Penyebab skizofrenia adalah : a. Biologis

1) Abnormalitas otak yang menyebabkan respons neurobiologik yang maladaktif yang baru mulai dipahami yaitu bahwa otak terlibat luas dalam perkembangan

(2)

skizofrenia, lesi pada daerah area frontal, temperal, dan limbik paling berhubungan dengan perilaku psikotik.

2) Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizofrenia yaitu dopamine neurotransmmiter yang berlebihan, ketidakseimbangan antara dopamine dan neurotransmitter lain, masalah - masalah pada sistem reseptor dopamine. b. Genetik

Penelitian pada keluarga yang melibatkan anak kembar dan anak yang diadopsi telah diupayakan untuk mengidentifikasi penyebab genetik pada skizofrenia. Sudah ditemukan bahwa kembar identik yang dibesarkan secara terpisah mempunyai angka kejadian tinggi pada skizofrenia daripada pasangan saudara sekandung yang tidak identik. Penelitian genetik terakhir memfokuskan pada "gene maping" (pemetaan gen) dalam keluarga di mana terdapat angka kejadian skizofrenia yang tinggi. Perlu ditekankan bahwa menjadi saudara kembar satu telur pun secara otomatis tidak menjadi kepastian predisposisi dari perkembangan skizofrenia (Stuart dkk, 1998)

Faktor genetik telah terbukti ada sangkut pautnya dalam perkembangan penyakit itu, tetapi adanya angka ketidakserasian yang cukup berarti (substantial discordance rate), di dalam anak kembar satu telur sekali pun, memberi petunjuk akan pentingnya faktor non genetik (Depkes, 1985)

c. Psikologis

Teori psikodinamika untuk terjadinya respons neurobiologik yang maladaptive belum didukung oleh penelitian, Sayangnya teori psikologik terdahulu menyalahkan keluarga sebagai penyebab gangguan ini. Sehingga menimbulkan kurangnya rasa percaya keluarga terhadap tenaga kesehatan jiwa professional.

d. Sosiobudaya

Stres yang menumpuk dapat menunjang terhadap awitan skizofrenia dan gangguan psikotik lain tetapi tidak diyakini sebagai penyebab utama gangguan (Stuart, dkk 1998).

(3)

Teori ini ditemukan berhubungan dengan sering timbulnya skizofrenia pada waktu pubertas, kehamilan atau puerperium dan waktu klimakterium.

f. Metabolisme

Banyak orang menyangka penderita skizofrenia disebabkan oleh gangguan metabolisme, karena penderita tampak pucat dan tidak sehat, ujung ekstrimitas agak sianosis, nafsu makan berkurang dan berat badan menurun. Pada penderita stupor katatonik, konsumsi zat asam menurun.

g. Kelainan susunan syaraf pusat, yaitu pada diensefalon atau kortex otak. h. Teori Adolf Meyer

Teori Adolf Meyer, yang mengatakan bahwa penyakit ini tidak disebabkan suatu panyakit badaniah tetapi ia mengakui bahwa suatu konstitusi yang inferior atau penyakit badaniah dapat mempengaruhi timbulnya skizofrenia

i. Teori sigmun Freud

Menurut teori ini maka pada skizofrenia terdapat :

1) Kelemahan ego yang dapat timbul karena penyebab psikogenik ataupun somatik.

2) Super ego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi sehingga yang berkuasa serta terjadi suatu regresi ke fase narsisme

3) Kehilangan kapasitas untuk pemindahan (transference), sehingga terapi psikoanalitik tidak mungkin

j. Sebagai suatu sindroma

Skizofrenia merupakan suatu syndrome yang disebabkan keturunan, pendidikan yang salah, maladaptasi, tekanan jiwa, penyakit badaniah seperti lesi otak, aterosklerosis otak dan penyakit lainnya yang belum diketahui.

k. Gangguan psikomatik

Skizofrenia sebagai suatu gangguan psikosomatik, gejala pada badan hanya sekunder karena gangguan dasar yang psikogenik, atau merupakan manifestasi somatik dari gangguan psikogenik. Tetapi pada skizofrenia justru kesukaran ialah untuk menentukan mana yang primer dan mana yang sekunder, mana yang merupakan penyebab dan mana yang akibatnya saja

(4)

Apapun penyebab gangguan skizofrenia, pada tingkat tertentu akan menghasilkan suatu gangguan biokimia di otak (Tabloid Aura, 1999).

3. Gejala dan Diagnosis Skizofrenia

Menurut Bleuler (1911) membagi gejala skizofrenia menjadi dua kelompok yaitu ;

a. Gejala primer meliputi gangguan proses pikir, gangguan emosi, gangguan kemauan, dan otisme

b. Gejala Sekurunder meliputi waham, halusinasi, dan gejala katatonik atau gangguan psikomotorik atau lainnya.

Walaupun tidak ada gejala - gejala yang patognomonik khusus, dalam praktek ada manfaat untuk membagi gejala tersebut ke dalam kelompok - kelompok yang penting untuk diagnosis dan yang sering terdapatnya bersama - sama. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):

a. " thought echo", isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya, "thought insertion or withdrawal", isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu daru luar dirinya (withdrawal); "thought broadcasting", isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya;

b. "delusion of control”, waham tentang dirinya dikedalikan oleh sesuatu kekuatan tertentu dari luar; atau "delusion of influence", waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau "delusion of passivity", waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang "dirinya ", secara jeias merujuk ke pergerakan tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus);"delusiorial perception", pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;

c. Halusinasi auditorik yaitu suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau mendiskusikan perihal pasien di antara

(5)

mereka sendiri atau jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

d. Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya periha! keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan mahluk asing dari dunia lain.)

Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas: a. Halusinasi yang menetap daru panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh

waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, atapun disertai oleh ide-ide berlebihan (overvalued ideas] yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus-menerus;

b. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau neologisme;

c. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement], posisis tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor; d. Gejala-gejala "negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons

emosional yang menumpuk atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi medikasi neuroleptika;

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih.Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial. (Maslim, 2001)

1. Tipe - Tipe Skizofrenia a. F.20 skizofrenia Paranoid

(6)

b. F20.1 skizofrenia hebefrenik c. F20.2 Skizorrenia katatonik

d. F20.3 skizofrenia TakTerinci (Undifferentiated) e. F20.4 Depresi Pasca Skizofrenia

f. F20.5 skizofrenia Residual

Berikut ini pedoman penentuan diagnostik secara khusus untuk menentukan seorang penderita skizofrenia tergolong skizofrenia paranoid Pedoman diagnostik 1. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

2. Sebagai tambahan :

a. Halusinasi dan / atau waham harus menonjol; Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing),

b. Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan tubuh;halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol;

c. Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendaiikan-(delusion of control), dipengaruhi dikendaiikan-(delusion of influence), atau "passivity" (delusion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas; gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara tidak nyata tidak menonjol. (Maslim, 2001)

Penderita paranoid mempunyai satu pendapat (keyakinan) yang salah, segala perhatiannya ditujukan ke sana dan yang satu itu pula yang menjadi buah tuturnya, sehingga setiap orang yang ditemuinya akan diyakinkannya pula akan kebenarannya pendapatnya itu itu. Misalnya ada seorang suami yang menyangka bahwa istrinya berniat jahat kepadanya dan akan meracuninya. Maka selalu diusahakannya menghindari makan di rumah, karena takut akan termakan racun itu. Penderita merasa bahwa ada orang jahat kepadanya dan selalu berusaha menjatuhkan atau menganiayanya dan merasa bahwa dirinya adalah seorang pemimpin yang terbesar atau mungkin ia mengaku nabi (Darajat, 1986).

(7)

B. Status Gizi

Status gizi seseorang adalah keadaan yang dapat memberikan petunjuk

apakah seseorang itu menderita gizi kurang atau tidak. Seseorang disebut mempunyai status gizi kurang jika orang tersebut menunjukkan gejala kekurangan gizi

(Soekirman,2000).

Status gizi adalah merupakan hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang masuk ke dalam tubuh dengan kebutuhan tubuh. Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi yang baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat - zat gizi yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak kemarnpuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat - zat gizi dalam jumlah berlebihan, sehingga menimbulkan efek toksik yang membahayakan. Baik status gizi kurang maupun status gizi lebih terjadi gangguan gizi.

C. Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi dibedakan : 1. Langsung a. Klinik b. Biokimia c. Antropometri d. Biofisik 2. Tidak langsung

a. Survai konsumsi makanan b. Statistik vital

c. Faktor ekologi

Antropometri gizi, berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidak seimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini biasanya terlihat

(8)

dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh.

Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur diatas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan olahragawan. Disamping itu pula IMT tidak bisa diterapkan pada keadaan khusus (penyakit) lainnya seperti adanya edema, asites, dan hepatomegali.

Rumus perhitungan IMT adalah adalah sebagai berikut:

(m) badan x tinggi (m) badan Tinggi (kg) badan Berat IMT=

Atau berat badan (dalam kilogram) dibagi kuadrat tinggi badan (dalam meter) TABEL 1.

KATEGORI AMBANG BATAS INDEKS MASSA TUBUH

Kategori IMT Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0

Kurus

Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,5

Normal >18,5 – 25,0

Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 – 27,0 Gemuk

Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0 Sumber : Depkes RI (1998).

D. Faktor – Faktor Status Gizi

Pada prinsipnya status gizi ditentukan oleh dua hal yaitu ; 1. Terpenuhinya semua zat gizi yang diperlukan tubuh

2. Peranan faktor-faktor yang menentukan besarnya kebutuhan, penyerapan, dan penggunaan zat-zat gizi (Soekirman, 2000).

Faktor- faktor lain yang mempengaruhi status gizi yaitu ;

1. Faktor eksternal antara lain konsumsi baik secara kuantitatif maupun kualitatif, infeksi internal, aktifitas, dan lain-lain.

Makanan merupakan faktor yang menentukan kesehatan manusia dalam arti fisik, mental dan emosional. Dari makanan sehari-hari tubuh mendapat zat gizi yang merupakan bahan yang sangat dibutuhkan untuk menjamin kelangsungan tubuh,

(9)

memelihara organ tubuh, pertumbuhan dan perkembangan otak. Untuk mendapatkan status gizi yang baik diperlukan jumlah makanan serta nilai gizi yang cukup dari makanan tersebut.

2. Faktor internal

Status gizi merupakan keadaan kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan konsumsi makanan ( zat gizi ). Besarnya kebutuhan manusia akan zat gizi ditentukan pada penggunaan metaboliknya. Kebutuhan zat gizi ini pada tiap individu berbeda – beda dipengaruhi : jaringan tubuh yang aktif, besar dan luas bidang permukaan, komposisi tubuh, jenis kelamin, usia, sekresi hormon, tonus pada waktu tidur, kondisi emosi dan mental, status kesehatan, dan kondisi khusus (Apriliadji, 1986).

E. Kebutuhan Zat Gizi Pada Gangguan Skizofrenia

Untuk hidup sehat diperlukan zat-zat gizi / nutrien. Masukan zat-zat gizi (biasa disebut makanan) adalah suatu yang sangat vital bagi makhluk hidup (Sediaoetama,1993).

Berdasarkan fungsi dan kandungan zat gizinya, bahan makanan dapat digolongkan menjadi :

1. Zat gizi penghasil energi yaitu karbohidrat, lemak dan protein. Zat gizi penghasil energi ini sebagian besar dihasilkan oleh bahan makanan pokok.

2. Zat gizi pembangun sel, terutama dihasilkan oleh protein. Sehingga bahan pangan lauk pauk tergolong dalam zat gizi pembangun sel.

3. Zat gizi pengatur, kedalam kelompok ini termasuk vitamin dan mineral. Bahan pangan sumber vitamin dan mineral adalah sayur dan buah (Sediaoetama, 1993).

Gejala pada gangguan skizofrenia antara lain gangguan proses pikir, gangguan emosi, gangguan kemauan, waham, halusinasi, dan gangguan psikomotorik lainnya. Sehingga untuk mengurangi stress diperlukan nutrisi yang cukup baik secara kuantitas maupun kualitas. Karena gizi mempengaruhi kemampuan individu dalam mengatasi stress baik fisik maupun mental dan sebaliknya nutrisi yang buruk akan memperberat stress. Stress atau gangguan emosi juga meningkatkan kebutuhan zat

(10)

gizi karena kebutuhan gizi seseorang juga dipengaruhi oleh gangguan emosional (Swarth, 2004).

Pada situasi yang penuh dengan stres tubuh akan mengeluarkan epineprin ( adrenalin), suatu hormon stres yang dilepaskan dari kelenjar adrenal. Hormon ini bersama hormon lainnya beredar dalam tubuh akan meningkatkan tekanan darah dan denyut jantung, kecepatan pernapasan dan mengubah proses tubuh lainnya. Sel-sel lemak melepaskan lemak kedalam aliran darah untuk meningkatkan persediaan energi bagi otot ( Swarth, 2004).

Pertahanan terbaik untuk tubuh dalam kondisi stres / depresi / gangguan emosional adalah tubuh yang sehat dengan jaringan yang mengandung nutrisi secara optimal ( berstatus gizi baik). Kebutuhan energi, protein, lemak, karbohidrat dalam kondisi tersebut akan meningkat, sehingga jika kebutuhan zat gizi tersebut tidak tercukupi maka cadangan zat gizi tubuh akan digunakan dalam satu atau dua hari sehingga terjadi penghancuran otot, yang selanjutnya akan menurunkan sistem kekebalan ( Swarth, 2004).

Makanan yang perlu diperhatikan dalam kondisi stres dan gangguan emosional adalah:

1. Konsumsi cukup energi, protein, lemak, dan karbohidrat 2. Konsumsi cukup vitamin B komplek, C, A, E, Mg, Ca, Zn, Fe.

3. Cukup cairan ( 6-8 gelas / hari) minuman tidak beralkohol, bercafeiin. 4. Batasi gula tidak lebih dari 10 % total energi.

5. Hindari makanan tinggi garam untuk mencegah peningkatan tekanan darah.

Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak, dan protein yang ada di dalam bahan makanan. Energi tinggi dibutuhkan untuk penderita \ gangguan jiwa diantaranya skizofrenia karena keadaan emosi dan mental dapat meningkatkan basal metabolisme. Pengaruh keadaan mental terhadap energi basal metabolisme dapat menaikkan kebutuhan energi tersebut 4 %.

Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Protein yang terdapat dalam makanan hewani maupun nabati dalam bentuk sederhana berupa asam amino menjadi bahan penting untuk

(11)

membangun jaringan dan saraf otak. Selain itu asam amino juga diperlukan untuk memproduksi zat kimia penghantar saraf otak ( neurotransmiter) yang berpengaruh pada emosi dan perilaku antara lain dopamin, norepenefrin, adrenalin dan serotin. WHO (1990) menganjurkan rata - rata konsumsi energi makanan sehari adalah 10-15 % berasal dari protein (Almatsier, 2001).

Otak sekitar 20 % terdiri dari lemak. Sebanyak 50 % berat kering otak adalah lemak yang 50 % terdiri atas temak tidak jenuh ganda. Kolesterol merupakan komponen esensial membran struktur semua sel dan merupakan komponen utama sel otak dan saraf. WHO (1990) menganjurkan konsumsi lemak sebanyak 15 - 30 % kebutuhan energi total dianggap baik untuk kesehatan. Jumlah ini memenuhi kebutuhan akan asam lemak esensial dan untuk membantu penyerapan vitamin larut lemak. Di antara lemak yang dikonsumsi sehari dianjurkan paling banyak 10 % dari kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, dan 3 - 7 % dari lemak tidak jenuh ganda. Konsumsi kolesterol yang dianjurkan adalah < 300 mg sehari.

Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber utama energi harganya relatit murah. Sistem saraf otak tergantung pada glukosa untuk keperluan energinya. Karbohidrat sebagai sumber utama energi bagi otak dan susunan saraf, sehingga ketersediaan glukosa yang konstan harus tetap terjaga bagi kesehatan bagi jaringan tubuh atau organ tersebut. Demikian juga kekurangan glukosa dan 02 akan menyebabkan kerusakan otak atau kelainan saraf yang tidak dapat diperbaiki (Suharjdo dkk, 1992).

Vitamin bukan makanan, tetapi merupakan katalisator untuk melancarkan reaksi kimia yang terjadi si dalam badan. Vitamin terdapat dalam jumiah sangat kecil dalam hampir setiap makanan, dan kalau makanan kita tidak bervitamin, dapat mengakibatkan berbagai penyakit.

Vitamin B1 juga penting bagi tubuh dalam usahanya menghasilkan energi dari makanan yang dimakan. Kekurangan vitamin B1 akan mengakibatkan kelelahan dan kehabisan tenaga. Vitamin B1 juga mengendalikan tekanan darah, mengaktifkan syaraf, dan membantu tubuh mempertahankan derap metabolismenya. Kekurangan vitamin B1 dapat mengakibatkan asam beracun yang dapat merusak otak dan sel - sel saraf ( Swarth, 2004).

(12)

Mineral berperan penting dalam pertumbuhan dan fungsi otak. Mineral secara umum mengontrol volume otak agar sel- sel otak tetap segar, sehingga fungsi otak tetap terjaga.

Pada penderita skizofrenia paranoid dengan gejala yang menonjol berupa waham / delusi dan halusinasi, penatalaksanaan gizi yang bertujuan agar penderita dapat menghadapi gejala yang berhubungan dengan gizi , dengan cara memberikan ijin kepada pasien untuk memilih makanan dan minuman sampai delusinya hilang setelah diobati. Usahakan untuk menghindari penggunaan makanan lewat pipa pada pasien karena akan meningkatkan perasaan dari penyiksaan ( Moore, 1997).

F. Kebutuhan Energi

Kebutuhan energi basal metabolisme atau energi minimal yang diperlukan tubuh untuk menjalankan proses tubuh yang vital (AMB) dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : (Almatsier, 2001)

1. Faktor jaringan aktif di dalam tubuh

Semua jaringan tubuh aktif secara metabolik. Ada jaringan yang dipecah dan diganti dan melakukan fungsi-fungsi vital.

2. Besar dan luas bidang permukaan tubuh

Ukuran tubuh merupakan perubah utama dalam menentukan pengeluaran energi seseorang yang memberi sumbangan lebih dari separoh AMB. Tubuh yang besar mempunyai AMB lebih tinggi daripada tubuh yang kecil.

3. Komposisi tubuh 4. Jenis Kelamin

Laki-laki dan perempuan dengan umur, tinggi badan, berat badan yang sama mempunyai komposisi tubuh yang berbeda. AMB perempuan lebih rendah 5 % daripada laki-laki.

5. Usia

AMB lebih tinggi pada usia muda daripada usia tua. Pada usia muda tubuh lebih banyak mengandung jaringan anpa lemak atau otot. Semakin tua tubuh semakin lebih banyak mengandung jaringan lemak, sehingga AMB menurun.

(13)

Sekresi kelenjar-kelenjar tiroid dan adrenal meningkatkan AMB. Kekurangan sekresi kelenjar tiroid berupa hormon tiroksin menurunkan AMB, sebaliknya kebanyakan teriksin meningkatkan AMB.

7. Tonus pada waktu tidur

Selama tidur otot-otot tubuh dan emosi mengalami relaksasi, ini akan menurunkan AMB sebanyak kurang lebih 10 %.

8. Kondisi emosi dan mental

Pada kondisi emosi dan stres akan meningkatkan sekresi kelenjar adrenalin berupa epifrin atau adrenalin, sehingga akan meningkatkan AMB.

9. Kondisi khusus

Dengan memperhitungkan berat badan, tinggi badan, dan umur Harris dan Benedict menetukan rumus untuk menghitung kebutuhan energi basal (AMB) atau resting metabolic expenditure ( RME ) adalah sebagai berikut :

Laki - laki, RME = 66 + (13,7x BB )+ (5,0 xTB) - (6,8 x U) Perempuan, RME = 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB >- (4,7x U)

BB adalah berat badan dalam kg; TB adalah tinggi badan dalam cm; U adalah umur dalam tahun (Almatsier, 2003).

Menurut Cerra (1984) dan Stump (1992) secara umum kebutuhan energi total (TEE) sehari dapat dihitung dari perkalian resting metabolic expenditure (RME), dengan factor stress (FS), dan activity energy expenditure (AEE) dengan persamaan sebagai berikut (Titus, 2000) :

TEE = RME x FS x AEE Faktor Aktifitas Fisik:

1. Bedrest = RME x 1,2 2. Ringan = RMEx1,3 3. Sedang = RMEx1,4 4. Berat = RME x 1,5 Aktifitasi

1. Aktivitas berat yaitu aktifitas yang banyak menggunakan tenaga otot, seperti gaduh gelisah, banyak bicara, main tenis, main bulutangkis, dan lain-lain.

(14)

2. Aktivitas sedang yaitu aktifitas yang menggunakan tenaga otot agak banyak seperti senam, mencuci piring, menyapu, menjahit, dan lain-lain.

3. Aktifitas ringan yaitu aktifitas yang sedikit menggunakan tenaga otot seperti banyak tidur, banyak melamun, merawat diri dan lain-lain. (Wasingun, 1998) Faktor Stress

1. Stress ringan = 1,2 2. Stess Sedang =1,3

3. Stress Berat = 1,5 (Titus, 2000)

Keadaan emosi dan mental menurut Haris Benedict dapat meningkatkan kebutuhan energi 4 %. (Suharjo dkk, 1992).

G. Tingkat Konsumsi Energi

Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh didalam susunan hidangan dan perbandingannya terhadap kebutuhan tubuh (Sediaoetama, 1991). Selain itu tingkat konsumsi individu di pengaruhi faktor-faktor internal meliputi emosi, kebiasaan, pendidikan, jenis kelamin, umur dan kesehatan (Roedjito, 1989).

Tingkat konsumsi energi adalah prosentase perbandingan antara jumlah konsumsi dengan kebutuhan energi.

TABEL 2

KATEGORI TINGKAT KONSUMSI ENERGI Kategori tingkat konsumsi energi Prosentase

Defisit tingkat berat <70

Defisit tingkat sedang 70 – 79

Defisit tingkat ringan 80 – 89

Normal 90 – 119

Diatas kecukupan >119

Sumber : Kodya, A, dkk (1996)

(15)

Penilaian asupan makanan merupakan salah satu cara yang digunakan

untuk menilai status gizi secara tidak langsung. Penilaian status gizi melalui asupan makanan dimaksudkan untuk mengetahui jumlah energi, jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi melalui survey konsumsi makanan. Penilaian konsumsi makanan menghasilkan dua jenis data konsumsi yaitu kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif biasanya untuk mengetahui frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut jenis bahan makanan dan menggali informasi tentang kebiasaam makan serta cara-cara memperoleh bahan makanan tersebut. Metode yang digunakan antara lain metode frekunsi makan, metode dietary history dan food list. Secara kuantitatif dimaksudkan untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga dapat dihitung konsumsi zat gizi dengan menggunakan daftar komposisi bahan makanan (DKBM) atau daftar lain seperti ukuran rumah tangga (URT) dan daftar konversi mentah masak. Metode yang digunakan antara lain : metode food recall 24 jam, food weighing, food account dan metode inventaris (Supariasa,2001).

H. Kerangka Teori

GAMBAR I

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI Sumber : Apriliadji, 1986 KONSUMSI MAKANAN ( ENERGI ) STATUS GIZI TINGKAT KEBUTUHAN

(16)

PENGGUNAAN METABOLIK

Faktor jaringan aktif dalam tubuh Besar dan luas bidang permukaan tubuh Komposisi tubuh

Jenis kelamin Usia

Sekresi hormone

Tonus pada waktu tidur Kondisi emosi dan mental

Gerakan tubuh yang berat/aktifitas Kehamilan

Kondisi tubuh yang sakit/status kesehatan

J. Kerangka Konsep

TINGKAT KONSUMSI

ENERGI STATUS GIZI

K. Hipotesa

Ada hubungan antara tingkat konsumsi energi dengan status gizi penderita skizofrenia paranoid di RSJ Prof. Dr Soeroyo Magelang.

Referensi

Dokumen terkait

Penyusunan gagasan proyek perubahan oleh peserta diklat selama masa taking ownership dilaksanakan mulai dengan melakukan diagnosa situasi problematik dan tantangan yang

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis menyarankan kepada guru Bahasa dan Sastra Indonesia menggunakan media power point gambar dan teknik cerita berangkai dalam

Menurut Maquet (2008:47) seni yang diciptakan oleh masyarakat bagi kepentingan mereka sendiri dikenal sebagai art by destination sedangkan seni yang diciptakan

2.Hitung kecepatan kelompok untuk sebuah gelombang pada kristal monoatomik dan gelombang pada kristal monoatomik dan diatomik. 3.Tentukan frekuensi/energi untuk

Dari pendapat tersebut diatas, dapat dikatakan bahwa sumber daya manusia (SDM) adalah tenaga kerja termasuk didalamnya buruh, karyawan dan pegawai yang mampu melakukan kerja

Laki-laki bukan hanya mantan suami saja Tidak mendapat dukungan dari teman yang sama memiliki status janda Dulu memiliki teman yang terdekat Kehilangan kontak teman terdekat

Tampilan dasar dari daftar referensi sistem Harvard, adalah sebagai berikut: 1) Gunakan judul Daftar Referensi dan tidak perlu italic. 2) Diurutkan secara alfabet berdasarkan nama

Bunyi konsonan apa saja yang mengalami interferensi bahasa Jawa dalam membaca al-Qur`an Juz 30 oleh anak-anak suku Jawa di Kel.Sentang, Kec.Kisaran Timur, Asahan.. Dimana saja