• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - DIANITA YULIA SUKMA DEWI BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - DIANITA YULIA SUKMA DEWI BAB II"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bahan Makanan yang Dikaji

1. Tahu

Tahu merupakan salah satu produk olahan dari kacang kedelai yang

banyak dikonsumsi secara umum. Tahu merupakan unsur penting di dalam

makanan sehari-hari di Indonesia karena tahu mengandung asam folat yang

bermanfaat mencegah penyakit jantung, stroke, alzheimer (pikun), dan

pembentukan sel darah merah. Tahu kaya akan kandungan protein dan asam

amino (Suprapti, 2005).

Mutu protein tahu lebih tinggi dari mutu protein kacang kedelai bila

ditinjau dari nilai gizinya. Mutu protein tahu dapat dilihat dari kandungan

asam amino penyusunnya dan daya cernanya. Di antara semua produk olahan

kedelai, kandungan asam amino tahu adalah yang paling lengkap seperti yang

disarankan WHO (Fouad dan Hegemen, 2011).

Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 01-3142 tahun

1998, syarat mutu tahu yang baik adalah bahwa tahu tidak boleh mengandung

Escheria coli lebih dari 10 APM/g dan sama sekali tidak boleh terdapat

Salmonella sp walaupun kurang dari satu sel. Syarat mutu tahu juga dibatasi

dalam hal kandungan cemaran logam berat yang mempunyai nilai maksimum

yang berbeda satu sama lainnya.

Tahu termasuk bahan pangan yang cepat mengalami kerusakan. Tahu

hanya dapat tahan selama kurang lebih 2 hari tanpa menggunakan bahan

pengawet walaupun disimpan pada suhu rendah, yaitu suhu maksimum 15ºC.

Komposisi tahu yang banyak mengandung protein dan air menyebabkan tahu

merupakan media yang cocok untuk tumbuhnya mikroba (Salehhurahman,

2009). Oleh karena itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk mengawetkan tahu

(2)

2. Daging ayam

Daging ayam adalah salah satu bahan pangan yang memiliki nilai gizi

tinggi, karena mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan zat

lainnya yang berguna bagi tubuh. Daging ayam memiliki rasa yang lezat dan

harganya juga relatif murah, sehingga banyak dikonsumsi oleh masyarakat.

Pertumbuhan bakteri dalam daging segar dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor antara lain suhu, waktu, tersedianya oksigen, dan kadar air daging

(Buckle et al., 2009).

Keracunan makanan terjadi karena mengkonsumsi makanan

mengandung mikroorganisme hidup yang mampu bersporisasi dalam usus dan

menimbulkan penyakit. Daging ayam termasuk salah satu bahan makanan

yang mudah tercemar oleh berbagai mikroorganisme dari lingkungannya.

Beberapa jenis mikroorganisme yang sering mencemari daging ayam tersebut

adalah E. coli dan Salmonella sp serta mikroba pathogen lainnya. Pencemaran

mikroba pada daging ayam ini merupakan hasil kontaminasi langsung dan

tidak langsung dengan sumber pencemaran, seperti tanah, udara, air debu,

saluran perapasan dan saluran pencernaan manusia maupun hewan (Puspita,

2012). Sesuai dengan standar mutu dari Badan Standardisasi Nasional (BSN)

tahun 2009, daging ayam yang bermutu baik tidak boleh terdapat cemaran

Salmonella sp.

Menurut SNI nomor 3924 tahun 2009 tentang syarat mutu

mikrobiologis daging ayam adalah tidak boleh sama sekali mengandung

Salmonella sp dan Campylobacter sp per 25g, tidak boleh mengandung Total

Plate Count lebih dari 1x106cfu/g, tidak boleh mengandung Staphylococcus

aureus dan Coliform lebih dari 1x102cfu/g serta tidak boleh mengandung E.

coli lebih dari 1x101cfu/g.

B. Pengawet Makanan

Bahan pengawet merupakan salah satu jenis bahan tambahan makanan

yang sering ada. Bahan tambahan makanan (aditif) ditujukan untuk beberapa

(3)

waktu guna produk makanan dan antioksidan yang digunakan untuk melindungi

produk makanan terhadap oksidasi yang dapat menyebabkan makanan menjadi

tengik (Rohman, 2011).

Zat pengawet terdiri atas senyawa organik dan senyawa anorganik dalam

bentuk asam atau garamnya. Zat pengawet organik lebih banyak dipakai daripada

zat pengawet anorganik karena pengawet organik lebih mudah dibuat dan dapat

terdegradasi sehingga mudah diekskresikan (Rohman, 2011).

Pengawet yang banyak dijual dipasaran digunakan untuk mengawetkan

berbagai makanan adalah benzoat, yang umumnya terdapat dalam bentuk natrium

benzoat atau kalium benzoat yang bersifat lebih mudah larut. Benzoat sering

digunakan untuk mengawetkan berbagai makanan dan minuman seperti sari buah,

minuman ringan, saus tomat, saus sambal, jeli, manisan, kecap, dan lain-lain

(Effendi, 2009).

Penguunaan pengawet dalam makanan harus tepat, baik jenis maupun

dosisnya. Badan POM memiliki panduan tentang zat pengawet apa saja yang

aman dicampur ke dalam bahan pangan, lengkap dengan jumlah maksimal yang

boleh digunakan. Daftar sejumlah zat yang dilarang digunakan dalam bahan

pangan. Ambang batas penggunaan bahan pengawet yang diijinkan, dimana

konsumen tidak mengalami keracunan dengan tambahan pengawet tersebut. Suatu

bahan pengawet mungkin efektif untuk mengawetkan makanan tertentu, tetapi

tidak efektif untuk mengawetkan makanan lainnya karena makanan mempunyai

sifat yang berbeda-beda sehingga mikroba perusak yang akan dihambat

pertumbuhannya juga berbeda (Effendi, 2009).

C. Kemangi

1. Karakteristik umum tanaman

Buah berbentuk kotak, berwarna coklat tua, tegak, dan tertekan dengan

ujung membentuk kait melingkar. Panjang kelopak buah 6-9mm. Biji

berukuran kecil, bertipe keras, coklat tua, dan waktu diambil segera

membengkak, tipa buah terdiri dari empat biji. Akar tunggang dan berwarnah

(4)

Tanaman kemangi memiliki rasa yang lebih tajam dan lebih pedas dari

pada Ocimums lainnya, sehingga menyerupai rasa kulit jeruk. Kemangi tahan

terhadap cuaca panas dan dingin . Jika ditanam di daerah dingin daunnya lebih

lebar dan lebih hijau, sedangkan di daerah panas daunnya kecil, tipis dan

berwarna lebih pucat. Kemangi tidak menuntut syarat tumbuh yang rumit,

sehingga dapat ditanam di berbagai daerah, khususnya yang bertanah asam

(Nazaruddin, 1999).

Kemangi tumbuh pada tepi-tepi jalan, ladang dan sawah-sawah kering,

dalam hutan jati, dan disemaikan di kebun-kebun. Tanaman ini dapat di

temukan di seluruh pulau Jawa pada ketinggian 450-1100 meter di atas

permukaan laut (Heyne, 1987).

2. Klasifikasi tanaman

Klasifikasi tanaman menurut Sullivan (2009) adalah:

Kingdom : Plantae

Superdivision : Spermatophyta

Division : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Lamiales

Family : Laminaceae

Genus : Ocimum

Species : Basilicum

Biominal Name : Ocimum basilicum L.

3. Kandungan kimia tanaman

Kemangi mengandung 3,7-dimetil-1,6-oktadien-3- ol (linalool 3,94

mg/g), 1-metoksi-4-(2-propenil) benzena (estragol 2,03 mg/g), metil sinamat

(1,28 mg/g), 4-alil-2-metoksifenol (eugenol 0,896 mg/g), dan 1,8-sineol

(5)

Menurut Hargono et al., (1995) kandungan minyak atsiri kemangi

diantaranya osimena, pinena, terpin hidrat, sineol, metil kavikol, lonalool,

anetol, eugenol, timol, kamfer, esdragol dan metil sinamat.

4. Kegunaan

Secara tradisional, kemangi digunakan sebagai obat untuk

menyembuhkan beberapa penyakit seperti demam, mengurangi rasa mual,

sakit kepala, sembelit, diare, batuk, penyakit kulit, penyakit cacing, gagal

ginjal, epilepsi dan digunakan sebagai penambah aroma pada makanan

(Nurcahyanti, 2011; Maryati, 2007).

Kemangi memiliki aktivitas antimikroba. Dari pengujian farmakologi,

kandungan minyak atsirinya mempunyai aktivitas sebagai antibakteri,

antifungi, dan antituberkular (Thaweboon, 2009).

D. Minyak Atsiri

Minyak atsiri merupakan produk metabolit sekunder yang beraroma khas

yang diproduksi oleh tanaman dari famili Asteraceae, Apocynaceae, Lauraceae,

Rutaceae, Myristicaceae, Myrtaceae, Umbeliferae, Pinaceae, Rosaceae, dan

Labiatae (Augusta, 2000).

Minyak atsiri mengandung campuran berbagai jenis senyawa kimia yang

bervariasi tergantung dari jenis minyak atsirinya. Hasil minyak atsiri yang

berbeda dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu umur tanaman dan jumlah curah hujan

(Guenther, 1990). Menurut Wahyudi et al., (2012), kandungan senyawa kimia

minyak atsiri juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis tanaman, kondisi

iklim, jenis tanah, tempat tumbuh, umur panen, metode ekstraksi, dan cara

penyimpanannya.

Minyak atsiri yang diproduksi oleh tanaman tidak ditransfer ke seluruh

bagian tanaman, namun disimpan di bagian tertentu yaitu biji, bunga, buah, daun,

kulit batang, kayu, dan akar. Minyak atsiri dapat diisolasi dari tanaman dengan

beberapa cara yaitu melalui proses destilasi, ekstraksi, enflurage, fermentasi, dan

(6)

Salah satu jenis destilasi yaitu destilasi air. Prinsip destilasi adalah untuk

isolasi atau pemisahan dua atau lebih komponen zat cair berdasarkan titik didih,

pada metode destilasi air ini bahan yang akan didestilasi kontak langsung dengan

air mendidih, bahan tersebut mengapung diatas air atau terendam secara sempurna

(Sastrohamidjojo, 2004).

E. Kromatografi Gas-Spektrometri Massa

Kromatografi Gas merupakan teknik pemisahan dimana solut-solut yang

mudah menguap dan stabil terhadap panas bermigrasi melalui kolom yang

mengandung fase diam dengan suatu kecepatan yang tergantung pada rasio

distribusinya. Pada umumnya solut akan terelusi berdasarkan pada peningkatan

titik didihnya, kecuali jika ada interaksi khusus antara solut dan fase diam.

Pemisahan pada kromatografi gas didasarkan pada titik didih suatu senyawa

dikurangi dengan semua interaksi yang mungkin terjadi antara solut dengan fase

diam. Fase diam yang berupa gas akan mengelusi solut dari ujung kolom lalu

menghantarkannya ke detector. Penggunaan suhu yang bertingkat (biasanya pada

kisaran 50ºC-350ºC) bertujuan untuk menjamin bahwa solut akan menguap dan

karenanya akan cepat terelusi (Gandjar, 2012).

Prinsip Spektroskopi Massa yaitu molekul bermuatan atau framgen

molekul dihasilkan dalam suatu ruang sangat hampa, atau segera sebelum suatu

sampel memasuki ruang sangat hampa, dengan menggunakan berbagai metode

untuk produksi ion. Ion-ion dihasilkan dalam fase gas sehingga ion tersebut

kemudian dapat dimanipulasi dengan penerapan pada medan magnet atau medan

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengertian tersebut dapat dirangkum bahwa idea atau jiwa perencanaan sebuah Kota Baru adalah menciptakan suatu lingkungan kehidupan masyarakat yang baik secara

Concrete vibrator adalah alat yang berfungsi untuk menggetarkan adukan beton yang belum mengeras pada saat pengecoran, agar adukan beton dapat mengisi seluruh ruangan dan tidak

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yang et al (2009) menyebutkan bahwa dalam biji srikaya terkandung senyawa asetogenin yaitu skuamosin A dan skuamosin B yang

Faktor fundamental yang sering digunakan untuk memprediksi harga saham atau return saham adalah rasio keuangan dan rasio pasar, sehingga dalam penelitian ini rasio yang

Gelombang Kedatangan Penduduk dari Asia Daratan ke Wilayah Nusantara Berdasarkan fosilfosil yang telah di temukan di wilayah Indonesia dapat diketahui bahwa sejak juta tahun yang

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4, Pasal 8 ayat (1), dan Pasal 8 ayat (3) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pedoman Umum

Kelangsungan hidqr mertpakan pe$edase organisme yang hidup pada akhir pemelihaman ]ang ditebar pada saat pemeliharaan dalam suatu wadah (Yulianti 2003). Hasi penelitian

terhadap motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 3 Sungguminasa sebesar 49,5%. Penelitian ini berimplikasi sebagai berikut: 1) Pada dasarnya