• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mancing : Jenis-Jenis Alat Tangkap Pancing

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mancing : Jenis-Jenis Alat Tangkap Pancing"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Mancing : Jenis-Jenis Alat Tangkap Pancing

Sebagaimana kita ketahui, alat tangkap yang termasuk kepada perikanan pancing ini dapat dibedakan menjadi dua kategori :

1. Alat tangkap pancing berumpan.

• Pancing tangan dan pancing ulur sederhana • Alat pancing bergagang pancing

• Alat pancing dengan laying-layang • Alat pancing gurita

• Alat pancing rawai (long line).

2. Alat tangkap pancing tanpa umpan • Alat pancing tonda (troll line) • Alat pancing huhate (pole and line) • Alat pancing yang di tarik (drag line).

Adapun bagian-bagian pokok dari suatu alat pancing terdiri dari mata pancing, umpan dan tali pancing. Berbeda jenis alat pancingnya maka akan berbeda pula pelengkap sebagai tambahannya, seperti gagang pancing atau joran, pelampung, pemberat serta lain sebagainya. Selain itu, berbeda jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapannya, maka berbeda pula jenis alat pancing yang digunakan. Mengingat struktur alat tangkap pancing yang dapat dikatakan tidak rumit ini, maka variasi dari alat tangkap pancing ini pun akan banyak sekali, walau diatas telah dicobakan mengelompokkannya dalam dua kategori berdasarkan satu hal saja, yaitu dari segi umpan saja.

2.1.a. pancing tangan/ulur sederhana

Jenis pancing ini tersebar luas di Negara kita, bahkan dapat dikatakan tiap nelayan memilikinya paling kurang satu perangkat. Jenis ini ada yang menggunakan satu mata pancing peralat ataupun ada yang dengan beberapa mata pancing peralat. Jenis pancing ini ada yang dioperasikan dari suatu tebing di pantai, dari bebatuan yang ada di pantai, dari perahu maupun kapal. Beberapa jenis pancing dari kelompok ini yang ada di tanah air antara lain : pancing usep, pancing jegog, pancing mungsing, pancing gambur serta sejumlah penamaan lainnya. Jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan antara lain

(2)

bambangan (kakap merah, snapper) ekor kuning (Caesio sp.), Caranx sp. Dan lain sebagainya.

2.1b. Pancing Berjoran (pole line)

Contoh yang dapat diketengahkan dari jenis bergagang pancing ini adalah pancing welesan. Panjang gagang dari jenis pancing ini 2-3 m lebih yang terbuat dari batang bamboo. Contoh lain adalah pancing tiger, pancing dewel, pancing sumbal, pancing pemaphav dan lainnya. Ikan yang menjadi tujuan penangkapan biasanya kakap merah ekor kuning, belanak, kakap serta lainnya.

2.1c. Pancing Dengan Layang-Layang (Kite Line).

Jenis pancing yang satu ini cukup unik,karena pada pengoperasiannya menggunakan laying-layang. Jenis pancing yang banyak dijumpai di pulau seribu (Jakarta), banten, sulawesi dan maluku ini umumnya dioperasikan dari sebuah perahu ataupun kapal kecil. Sebagai laying-layangnya, nelayan biasanya menggunakan daun kiter (Polypodium quercifollum), sebagai ganti ekor laying-layang, diikatkan tali pancing tanpa mata pancing sama sekali. Sebagai mata pancing dibuatkan jerat berumpan. Nelayan mengoperasikan alat ini sama seperti halnya orang bermain laying-layang. Layang-layang tersebut dinaikkan sedemikian rupa dan diusahakan agar ujung tali (yang berjerat dan berumpan) seperti bermain diatas air. Jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan yang umumnya berupa ikan cendro (Tylosurus melenotes blk) akan berusaha untuk dapat menangkap umpan tadi, hingga suatu saat ikan tersebut akan masuk ke dalam jerat dan tertangkap.

2.1d. Alat pancing gurita (Octopus Jigg)

Sesuai dengan namanya, jenis alat pancing ini ditujukan untuk menangkap gurita (octopus). Kita tahu, gurita merupakan salah satu komuditi mahal bagi restoran yang menyajikan “sea foods” maupun hidangan “sabu-sabu” yang harganya cukup “waaah”.pancing gurita ini sangat spesifik, karena pada badan alat pancingnya terdapat sekian banyak mata kail yang melengkung dan mencuat ke atas. Melalui tali pancing yang panjang, maka alat pancing yang bermata banyak tersebut diturunkan pada lokasi yang diduga banyak dihuni gurita, yang umumnya pada karang bergua-gua batu, sedikit

(3)

disebelah atas mata pancing tersebut ditautkan beberapa ikan umpan pada tali pancing. Manakala gurita tengah sibuk memakan umpan-umpan tadi, melalui sentakan mendadak, akan memungkinkan gurita akan tersangkut pada mata pancing.

2.1e. Alat pancing rawai (Long Line)

Ayodhyoa (19720, Sainsbury (19680, Von Brandt (1972) maupun Nedeleo (1990) mengetengahkan bahwa jenis alat tangkap pancing yang di Indonesia ini umum dikenal sebagai pancing perawe ataupun prawe ini, bila dilihat dari segi teknisnya dan beragam alat Bantu yang digunakan, sangatlah berkembang dengan pesat. Hal ini dikarenakan kemampuannya untuk dioperasikan baik dilaut selasar benua maupun di laut lepas. Selain itu, ikan yang menjadi tujuan penangkapan utamanya adalah jenis ikan ekonomis penting, utamanya adalah jenis-jenis ikan tuna. Tidak mengherankan bahwa bila yang kita maksudkan adalah longlinemaka secara ototmatis diartikan “Tuna long line”. Hasil tangkapan yang diperoleh sebenarnya tidaklah mutlak jenis tuna semata, karena tidak jarang tertangkap juga jenis-jenis ikan lain seperti cucut, pari, layaran, setuhuk, ikan pedang atau ikan todak serta lain sebagainya.

Sehubungan dengan jenis alat tangkap ini, ternyata terdapat sejumlah variasi baik dalam hal ukuran, struktur maupun besar-kecil serta jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapannya. Berdasarkan besar-kecilnya alat tangkap long-line ini, Anonimous (1971) Membedakannya menjadi :

a. Onawa (long line besar). Long line besar ini ditujukan untuk menangkap jenis-jenis tuna berukuran besar dengan kisaran bobot 30-100 kg seperti jenis bluefin tuna, tuna mata besar (Bigeye tuna), Madidihang (Yellowfin Tuna) serta lainnya ;

b. Tombonawa (Albacore long line) yang sesuai dengan namanya, lebih banyak dikhususkan untuk menangkap jenis ikan albakora. Jenis ikan albakora yang menjadi sasaran penangkapan umunya dengan kisaran bobot tubuh 10-20 Kg. c. Meijinawa (Meiji Long line). Sasaran penangkapan adalah jenis-jenis tuna

berukuran bobot tubuh lebih kecil daripada kedua jenis long line terdahulu, yaitu yang berbobot antara 3-10 Kg. jenis long line ini pada dasarnya hamper tidak berbeda dengan jenis tombonawa (Albacore long line), bahkan dikarenakan banyak memperoleh perbaikan maka umum juga dikenal sebagai “improved long line”.

(4)

Selain berbeda dalam hal ikan yang menjadi tujuan utamanya, juga berbeda dalam hal jumlah branch line atau tali cabang yang digunakan.

Pengklasifikasian long line lainnya ada yang mendasarkannya pada faktor kedalaman perairan tempat mengoperasikannya. Sehubungan dengan hal ini, maka dikenal :

a. jenis long line yang dioperasikan pada lapisan di bawah permukaan (sub-surface layer) ataupun pada perairan dangkal. Jenis long line ini diduga biasa dikenal sebagai “Albacore type long line” ;

b. jenis long line yang dioperasikan pad perairan dalam. Jenis ini dikenal sebagai “Black tuna type long line”. ( Shapiro, 1950 dalam tambunan 1964).

Pembagian jenis long line lainnya, adapula yang mendasarkan pada cara bagaimana long line tersebut dioperasikan, apakah perentangannya ditetapkan dengan adanya pelampung dan jangkar ataukah jenis long line tersebut dibiarkan terhanyut di ayun dan dihanyutkan oleh adanya arus. Berdasarkan hal ini maka pembagiannya adalah :

a. Jenis long line yang ditetapkan (Set long line) ;

b. Jenis long line hanyut (Drift long line) (Ayodhyoa, 1972 ; Sainsbury, 1968 ; von Brandt, 1972 ; Nedelec and Prado, 1990).

Walau dikatakan bahwa jenis long line sangatlah berfariasi baik dalam hal ukurannya, cara pengoperasiannya, daerah penangkapannya, jenis ikan yang menjadi tujuan maupun tradisi lokal, sainbury (1968) membedakan long line utamanya pada lapisan kedalaman tempat alat tersebut dioperasikan. Beliau menggklasifikasikannya menjadi :

a. sub surface long line. Long line ini leluasa dioperasikan pada lapisan air dibawah permukaan menurut kedalaman yang dihendaki berdasarkan pengetahuan kedalaman renang ikan yang menjadi tujuan penangkapan ;

b. Bottom long line. Long line ini direntang dekat maupun didasar perairan.

kecenderungan daerah asal long line mendasari penggolongan long line yang di tempuh oleh von Brandt (1972) :

a. Long line Eropa yang ditujukan untuk belut dan sidat Eropa ; b. Long line dengan rangkaian lampu pada jarak tertentu ;

c. Jenis long line Portugis, long line ini diatur sedemikian rupa sehingga posisi long line ini terangkat dari dasar perairan.

(5)

2.2 . Alat tangkap pancing tanpa umpan a. Alat pancing tonda ( Troll line )

b. Alat pancing huhate ( Pole and line ) c. Alat pancing yang ditarik ( Drag line )

2.2.a. Pancing tonda ( Troll line )

Alat tangkap ini ditujukan untuk menangkap jenis-jenis ikan palagis yang biasa hidup dekat permukaan, mempunyai nilai ekonomis tinggi dan mempunyai kualitas daging setengah mutu tinggi. Jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan antara lain jenis ikan bonito ( Scomberomerous sp. ), tuna, salmon, cakalang, tengiri dan lainnya. Melalui bagian belakang maupun samping kapal yang bergerak tidak terlalu cepat, dilakukan penarikan sejumlah tali pancing dengan mata-mata pancing yang umumnya tersembunyi dalam umpan buatan. Ikan-ikan akan memburu dan menangkap umpan-umpan buatan tersebut, hal ini tentu saja memungkinkan mereka tertangkap.

Sainsbury ( 1986 ) menegaskan bahwa kunci keberhasilan penangkapan umumnya banyak ditentukan oleh :

– Kemampuan pendugaan tempat-tempat pengkonsentrasian daerah yang banyak didiami jenis-jenis ikan menjadi tujuan penangkapan ;

– Kesiapan ikan-ikan untuk memekan umpan ;

– Kemampuan untuk mengetahui keadaan suhu dan gradiasi suhu maupun termoklin yang ada di daerah penangkapan tersebut, karena ikan-ikan pelagis yang hidup dekat permukaan ini umumnya sangat sensitif terhadap hal ini ;

– Bunyi yang dihasilkan baik oleh mesin maupun propeler kapal dapat mengganggu dan mengusir ikan-ikan yang membuntuti kapal yang sedang dioperasikan. Sehubung dengan hal ini, perahu atau kapal yang digerakan oleh tenaga layar tampaknya justru akan lebih baik.

(6)

Cara Memancing dan Membuat Umpan Gurita

Bagian I : Cara Memancing Gurita

Gurita hidup di terumbu karang dan biasa memakan kepiting/rajungan, oleh karena itu umpan untuk memancing gurita dibuat menyerupai rajungan. Bagian badannya dibuat dari bola plastik kecil pada permainan anak-anak mandi bola, cangkang kepiting/rajungan atau juga potongan botol mineral, batok kelapa dll. Berdasarkan pengalaman, terkadang gurita juga memakan ikan kecil yang digunakan untuk umpan memancing ikan dasar. Bahkan rekan saya pernah mendapat gurita pada saat jigging di perairan dangkal Ujung Genteng menggunakan metal jig.Untuk memancing gurita, biasa menggunakan perahu dengan cara dihanyutkan mengikuti arus diatas terumbu karang. Di tempat yang berarus deras, digunakan parasit sebagai penahan laju perahu.

Gunakan handline dengan benang mono ukuran 1.000 atau lebih, benang ukuran kecil meskipun kuat akan membuat jari-jari tangan mudah terluka. Penggunaan joran dan benang PE tidak dianjurkan mengingat resiko umpan tersangkut di karang sangat besar. Turunkan umpan sampai menyentuh dasar, kemudian angkat sekitar 0,5-1 m dari atas karang agar tidak mudah tersangkut. Gerakkan umpan naik turun dengan frekwensi lambat atau cepat. Apabila terasa tersangkut .... ada 2 kemungkinan : betul tersangkut karang, atau gurita memakan umpan. Tarik cepat ke atas dan hindari gurita menempel di badan perahu.

Biasanya nelayan menangkap gurita hasil pancing pada saat masih berada di permukaan air dengan memegang bagian yang bulatnya. Hal ini berguna untuk menghindari gurita menyemprotkan tinta hitamnya di dalam perahu. Lepaskan dari mata pancing dan masukkan ke dalam karung yang kemudian diikat. Apabila dimasukkan ke dalam coollbox, pastikan tutupnya terkunci, apabila ada celah sedikit, gurita pasti merayap melarikan diri.

Bagian II : Cara Membuat Umpan

Langkah 1 - Mempersiapkan Bahan Baku dan Peralatan

Dalam ilustrasi pembuatan umpan ini, saya gunakan potongan botol minuman tertentu dengan pertimbangan : bahan baku adalah limbah yang mudah didapat dan tekstur botol menyerupai jeruk yang sudah dikupas kulitnya, mempermudah kita dalam membagi lingkaran botol menjadi 4-6 bagian. Mata pancing saya ganti dengan kawat baja stainless steel. Sebagai pengisi bagian dalam yang biasanya menggunakan resin, saya ganti dengan campuran semen dan pasir. Pemberat saya gunakan timah + mur/baut yang sudah tidak terpakai. Tali penggantung sebagai kaki serta tali leader saya gunakan tali nylon ukuran 1.000 (kalau ada gunakan ukuran lebih besar).

(7)

Bahan lain yang diperlukan adalah kili-kili ukuran kecil dan besar, sedotan minuman, kawat stainless untuk pengikat serta 2 buah sendok makan stainless. Peralatan kerja, sesuaikan dengan kebutuhan. (Foto 1 & 2)

Langkah 2 - Mempersiapkan bagian badan

Bila anda menggunakan bola plastik ukuran kecil, lubangi bagian bola sebesar uang logam Rp. 500,- atau lebih, gunanya untuk memasukkan timah pemberat, mata pancing, tali pancing sebagai gantungan sendok dan tali leader serta menuang cairan resin/semen. Penggunaan cangkang kepiting/rajungan memerlukan kesabaran dalam membuat lubang mengingat cangkang mudah sekali pecah. Cara pembuatan umpan dari botol plastik atau bola plastik sebagai berikut :

Potong bagian atas botol tepat pada lekukan yang bertekstur jeruk. Cat bagian dalamnya dengan cat semprot berwarna merah atau orange. Bolongi bagian atas 1-2 cm dibawah tutup sebanyak 5 lubang dan masukkan mata pancing dengan bagian tajamnya menghadap keluar. Gunakan lem plastik bakar untuk mengatur posisi mata pancing. Apabila perlu tekuk mata pancing dengan tang agar posisi yang lancip menghadap ke atas di sekeliling bola.

Lubangi bagian bawah dekat ke dasar sebanyak 6 lubang dan masukkan 3 tali nylon secara bersilangan menembusi botol. Potong sepanjang 6 cm di luar botol. Lubangi tutup botol di pusat lingkaran dan masukkan tali leader sepanjang 40 cm dan ikatkan pada persilangan tali penggantung atau ikatkan pada timah pemberat. Guna pengikatan ini adalah agar tali leader tidak mudah merosot pada saat ditarik ke atas.

Masukkan pemberat berupa timah atau mur/baut. Berat timah/besi bisa disesuaikan dengan arus perairan dimana umpan akan digunakan. Semakin kencang arus, semakin berat timah/besi. (Foto 3)

Langkah 3 – Mengecor dengan semen/resin

Siapkan botol dengan lubang menghadap ke atas untuk di cor dengan adukan semen/resin. Agar tidak mudah terguling, bisa diletakkan diatas potongan botol bagian bawah atau kaleng bulat sesuai ukuran. (Foto 4)

(8)

dalam botol sampai penuh atau dapat juga dibuat lancip ke atas. Apabila menggunakan resin, aduk resin secukupnya dengan talk dan pewarna (biasanya digunakan warna merah atau oranye). Masukkan pengeras dan segera tuangkan ke dalam botol sampai penuh. Setelah mengeras, cat ulang seluruh permukaan botol dengan cat semprot berwarna merah atau oranye. Gantung dan biarkan cat mengering untuk dilanjutkan ke langkah berikut. (Foto 5)

Langkah 4 : Memasang accessories

Potong sedotan menjadi 2, selongsongkan ke kaki gantung dengan cara dipadatkan. agar kaki gantung betambah keras tetapi tetap fleksibel. Pasang kili-kili ukuran kecil di ujungnya dengan melipat sebagian ujung tali dan ikat dengan kawat stainless.

Potong sendok makan jadi 3 bagian dengan menggunakan gunting seng atau alat sejenis. Gagangnya 1 bagian, yang lebarnya potong/belah jadi 2 bagian memanjang. Lubangi salah satu ujungnya dengan paku dan gantungkan pada kili-kili dengan menggunakan kawat stainless.

Pasang kili-kili ukuran besar di ujung tali leader yang nantinya akan disambungkan ke tali utama. Umpan siap digunakan. (foto 6 & 7)

Pada awalnya, umpan berbahan bola plastik atau cangkang rajungan disi resin, dijual di Ujung Genteng dengan harga Rp. 100.000,-. Saat ini nelayan membuat sendiri dengan modal dibawah Rp. 30.000,- , Umpan dari botol plastik isi semen, jauh lebih murah dengan hasil pancing tidak berbeda dengan yang lainnya. Bogor, 18 Oktober 2012. (foto

Cara Memancing dan Membuat Umpan Gurita

(9)

Gurita hidup di terumbu karang dan biasa memakan kepiting/rajungan, oleh karena itu umpan untuk memancing gurita dibuat menyerupai rajungan. Bagian badannya dibuat dari bola plastik kecil pada permainan anak-anak mandi bola, cangkang kepiting/rajungan atau juga potongan botol mineral, batok kelapa dll. Berdasarkan pengalaman, terkadang gurita juga memakan ikan kecil yang digunakan untuk umpan memancing ikan dasar. Bahkan rekan saya pernah mendapat gurita pada saat jigging di perairan dangkal Ujung Genteng menggunakan metal jig.Untuk memancing gurita, biasa menggunakan perahu dengan cara dihanyutkan mengikuti arus diatas terumbu karang. Di tempat yang berarus deras, digunakan parasit sebagai penahan laju perahu.

Gunakan handline dengan benang mono ukuran 1.000 atau lebih, benang ukuran kecil meskipun kuat akan membuat jari-jari tangan mudah terluka. Penggunaan joran dan benang PE tidak dianjurkan mengingat resiko umpan tersangkut di karang sangat besar. Turunkan umpan sampai menyentuh dasar, kemudian angkat sekitar 0,5-1 m dari atas karang agar tidak mudah tersangkut. Gerakkan umpan naik turun dengan frekwensi lambat atau cepat. Apabila terasa tersangkut .... ada 2 kemungkinan : betul tersangkut karang, atau gurita memakan umpan. Tarik cepat ke atas dan hindari gurita menempel di badan perahu.

Biasanya nelayan menangkap gurita hasil pancing pada saat masih berada di permukaan air dengan memegang bagian yang bulatnya. Hal ini berguna untuk menghindari gurita menyemprotkan tinta hitamnya di dalam perahu. Lepaskan dari mata pancing dan masukkan ke dalam karung yang kemudian diikat. Apabila dimasukkan ke dalam coollbox, pastikan tutupnya terkunci, apabila ada celah sedikit, gurita pasti merayap melarikan diri.

Bagian II : Cara Membuat Umpan

Langkah 1 - Mempersiapkan Bahan Baku dan Peralatan

Dalam ilustrasi pembuatan umpan ini, saya gunakan potongan botol minuman tertentu dengan pertimbangan : bahan baku adalah limbah yang mudah didapat dan tekstur botol menyerupai jeruk yang sudah dikupas kulitnya, mempermudah kita dalam membagi lingkaran botol menjadi 4-6 bagian. Mata pancing saya ganti dengan kawat baja stainless steel.

(10)

Sebagai pengisi bagian dalam yang biasanya menggunakan resin, saya ganti dengan campuran semen dan pasir. Pemberat saya gunakan timah + mur/baut yang sudah tidak terpakai. Tali penggantung sebagai kaki serta tali leader saya gunakan tali nylon ukuran 1.000 (kalau ada gunakan ukuran lebih besar).

Bahan lain yang diperlukan adalah kili-kili ukuran kecil dan besar, sedotan minuman, kawat stainless untuk pengikat serta 2 buah sendok makan stainless. Peralatan kerja, sesuaikan dengan kebutuhan.

Langkah 2 - Mempersiapkan bagian badan

Bila anda menggunakan bola plastik ukuran kecil, lubangi bagian bola sebesar uang logam Rp. 500,- atau lebih, gunanya untuk memasukkan timah pemberat, mata pancing, tali pancing sebagai gantungan sendok dan tali leader serta menuang cairan resin/semen. Penggunaan cangkang kepiting/rajungan memerlukan kesabaran dalam membuat lubang mengingat cangkang mudah sekali pecah. Cara pembuatan umpan dari botol plastik atau bola plastik sebagai berikut :

Potong bagian atas botol tepat pada lekukan yang bertekstur jeruk. Cat bagian dalamnya dengan cat semprot berwarna merah atau orange. Bolongi bagian atas 1-2 cm dibawah tutup sebanyak 5 lubang dan masukkan mata pancing dengan bagian tajamnya menghadap keluar. Gunakan lem plastik bakar untuk mengatur posisi mata pancing. Apabila perlu tekuk mata pancing dengan tang agar posisi yang lancip menghadap ke atas di sekeliling bola.

Lubangi bagian bawah dekat ke dasar sebanyak 6 lubang dan masukkan 3 tali nylon secara bersilangan menembusi botol. Potong sepanjang 6 cm di luar botol. Lubangi tutup botol di pusat

(11)

lingkaran dan masukkan tali leader sepanjang 40 cm dan ikatkan pada persilangan tali penggantung atau ikatkan pada timah pemberat. Guna pengikatan ini adalah agar tali leader tidak mudah merosot pada saat ditarik ke atas.

Masukkan pemberat berupa timah atau mur/baut. Berat timah/besi bisa disesuaikan dengan arus perairan dimana umpan akan digunakan. Semakin kencang arus, semakin berat timah/besi.

Langkah 3 – Mengecor dengan semen/resin

Siapkan botol dengan lubang menghadap ke atas untuk di cor dengan adukan semen/resin. Agar tidak mudah terguling, bisa diletakkan diatas potongan botol bagian bawah atau kaleng bulat sesuai ukuran.

Aduk semen dan pasir sebagaimana kita membuat adukan untuk bangunan dan tuangkan ke dalam botol sampai penuh atau dapat juga dibuat lancip ke atas.

Apabila menggunakan resin, aduk resin secukupnya dengan talk dan pewarna (biasanya digunakan warna merah atau oranye). Masukkan pengeras dan segera tuangkan ke dalam botol sampai penuh. Setelah mengeras, cat ulang seluruh permukaan botol dengan cat semprot berwarna merah atau oranye. Gantung dan biarkan cat mengering untuk dilanjutkan ke langkah berikut.

(12)

Potong sedotan menjadi 2, selongsongkan ke kaki gantung dengan cara dipadatkan. agar kaki gantung betambah keras tetapi tetap fleksibel. Pasang kili-kili ukuran kecil di ujungnya dengan melipat sebagian ujung tali dan ikat dengan kawat stainless. Potong sendok makan jadi 3 bagian dengan menggunakan gunting seng atau alat sejenis. Gagangnya 1 bagian, yang lebarnya potong/belah jadi 2 bagian memanjang. Lubangi salah satu ujungnya dengan paku dan gantungkan pada kili-kili dengan menggunakan kawat stainless.

Pasang kili-kili ukuran besar di ujung tali leader yang nantinya akan disambungkan ke tali utama. Umpan siap digunakan.

Pada awalnya, umpan berbahan bola plastik atau cangkang rajungan disi resin, dijual di Ujung Genteng dengan harga Rp. 100.000,-. Saat ini nelayan membuat sendiri dengan modal dibawah Rp. 30.000,- , Umpan dari botol plastik isi semen, jauh lebih murah dengan hasil pancing tidak berbeda dengan yang lainnya. Bogor, 18 Oktober 2012.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai bagian dari upaya pencapaian visi IDIA tersebut dan pemayungan terhadap visi keilmuan program studi yang dikelola, Fakultas Tarbiyah mencanangkan

Dari uraian tersebut di atas, terlihat dengan jelas bahwa kedudukan janda dalam hukum waris Islam, baik dari segi sebab adanya hak kewarisan maupun dari segi bagian yang

Kitosan merupakan suatu heteropolimer dari residu N-asetil-D-glukosamin dan D- glukosamin yang dapat diperoleh dari kitin melalui proses deasetilasi sebagian.. Nama kitosan

Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang manajemen informatika yang difokuskan pada penyelesaian maslah menggunakan teknik Multi-Attribute Decision Making (MADM) dengan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan memperkaya perbendaharaan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang pendidikan tentang pengaruh Lingkungan

Berdasarkan hipotesis kedua didapatkan hasil estimasi variabel citra merek memiliki nilai t-hitunglebih kecil dari nilai Alpha yang artinya adalah nilai t-hitung

Sejalan dengan perkembangan jaman dan tehnologi, Rumah Sakit AR Bunda Prabumulih sudah dilengkapi fasilitas dan SDM yang mendukung, hingga saat ini Rumah Sakit AR

plantarum UA3 merupakan isolat terbaik dengan fase pertumbuhan log yang tercepat (8 jam), jumlah sel tertinggi (9,74 log CFU/mL), dan menghasilkan asam laktat paling tinggi