BAGIAN ANGGARAN 089
LAPORAN KEUANGAN
PERWAKILAN BPKP PROVINSI BANTEN
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015
TAHUN ANGGARAN 2015
JALAN HAYAM WURUK NO 7
JAKARTA PUSAT
BAGIAN ANGGARAN 089
LAPORAN KEUANGAN
PERWAKILAN BPKP PROVINSI BANTEN
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015
TAHUN ANGGARAN 2015
NOMOR
NOMOR
NOMOR
NOMOR
:::: LAP
LAP
LAP---- 29
LAP
29
29/PW.30
29
/PW.30
/PW.30
/PW.30/
/1/
/
/
1/
1/
1/201
201
201
2016
6
6
6
TANGGAL
TANGGAL
TANGGAL
TANGGAL :::: 27
27
27 JANUARI
27
JANUARI
JANUARI
JANUARI 201
201
2016
201
6
6
6
JALAN HAYAM WURUK NO 7
JAKARTA PUSAT
DAFTAR ISI
HalamanKata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Tabel iii
Daftar Lampiran iv
Pernyataan Tanggung Jawab v
Ringkasan Laporan Keuangan 1
I. Laporan Realisasi Anggaran 3
II. Neraca 4
III. Laporan Operasional 5
IV. Laporan Perubahan Ekuitas 6
V. Catatan atas Laporan Keuangan 7
A. Penjelasan Umum 7
A.1. Profil dan Kebijakan Teknis 7
A.2. Implementasi Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Tahun 2015 9
A.3. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan 9
A.4. Basis Akuntansi 10
A.5. Dasar Pengukuran 10
A.6. Kebijakan Akuntansi 11
B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 18
B.1. Pendapatan Negara dan Hibah 18
B.2. Belanja Negara 19
C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 23
C.1. Aset Lancar 23
C.2. Aset Tetap 24
C.3. Kewajiban Jangka Pendek 27
C.4. Ekuitas 29
D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional 30
D.1. Surplus/(Defisit) dari Kegiatan Operasional 30
D.2. Surplus/(Defisit) dari Kegiatan Non Operasional 34
E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 36
E.1. Ekuitas Awal 36
E.2. Surplus/(Defisit) LO 36
E.3. Penyesuaian Nilai Tahun Berjalan 36
E.4. Transaksi Antar Entitas 37
E.5. Ekuitas Akhir 37
F. Pengungkapan Penting Lainnya 38
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Rincian Estimasi dan Realisasi PNBP TA 2015 18
Tabel 2 : Perbandingan Realisasi PNBP TA 2015 dan 2014 18
Tabel 3 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Menurut Program TA 2015
19 Tabel 4 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per Jenis Belanja TA 2015 19 Tabel 5 : Perbandingan Realisasi Belanja TA 2015 dan 2014 20 Tabel 6 : Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai TA 2015 dan 2014 21 Tabel 7 : Perbandingan Realisasi Belanja Barang TA 2015 dan 2014 21 Tabel 8 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2015 dan 2014 22 Tabel 9 : Rincian Aset Lancar per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 23 Tabel 10 : Rincian Persediaan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 24 Tabel 11 : Rincian Aset Tetap 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 24 Tabel 12 : Rincian Akumulasi Penyusutan 31 Desember 2015 dan
31 Desember 2014
27 Tabel 13 : Rincian Kewajiban Jangka Pendek per 31 Desember 2015 dan
31 Desember 2014
27 Tabel 14 : Rincian Pendapatan Diterima Dimuka per 31 Desember 2015 28 Tabel 15 : Rincian Ekuitas Dana Lancar Per 31 Desember 2015 dan 2014 29 Tabel 16 : Rincian Beban Operasional Tahun 2015 dan 2014 30
Tabel 17 : Rincian Beban Pegawai Tahun 2015 dan 2014 31
Tabel 18 : Rincian Beban Persediaan Tahun 2015 dan 2014 32 Tabel 19 : Rincian Beban Barang dan Jasa Tahun 2015 dan 2014 32 Tabel 20 : Rincian Beban Pemeliharaan Tahun 2015 dan 2014 33 Tabel 21 : Rincian Beban Perjalanan Dinas Tahun 2015 dan 2014 33 Tabel 22 : Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi Tahun 2015 dan 2014 34
DAFTAR LAMPIRAN
1. Laporan Keuangan Pokok A. Neraca Percobaan
B. Laporan Realisasi Anggaran C. Neraca
D. Laporan Operasional E. Laporan Perubahan Ekuitas
2. Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Negara dan Hibah 3. Laporan Realisasi Pengembalian Pendapatan Negara dan Hibah 4. Laporan Realisasi Anggaran Belanja
5. Laporan Realisasi Pengembalian Belanja 6. Laporan Barang Pengguna - SIMAK BMN 7. Daftar Persediaan – SIMAK BMN
RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan Perwakilan BPKP Provinsi Banten Tahun 2015 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:
1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan
realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan s.d. 31 Desember 2015.
Realisasi Pendapatan Negara pada 31 Desember 2015 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp148.808.853,00.
Realisasi Belanja Negara per 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp29.603.099.514,00 atau mencapai 96,68 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp30.619.586.000,00.
2. NERACA
Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana per 31 Desember 2015 dan 2014.
Nilai Aset per 31 Desember 2015 dicatat dan disajikan sebesar Rp19.820.483.855,00 yang terdiri atas Aset Lancar sebesar Rp663.333.759,00, dan Aset Tetap (netto setelah akumulasi penyusutan) sebesar Rp19.157.150.096,00.
Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing Rp85.617.686,00 dan Rp19,734,866.169,00.
3. LAPORAN OPERASIONAL
Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban, surplus/defisit dari kegiatan operasional, surplus/defisit dari kegiatan non-operasional, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebesar Rp130.684.564,00, sedangkan jumlah Beban Operasional adalah sebesar Rp29.958.089.860,00 sehingga terdapat defisit dari Kegiatan Operasional senilai ( Rp29.827.405.296,00). Kegiatan Non Operasional terjadi surplus sebesar Rp18.124.289,00 sehingga sampai dengan 31 Desember 2015 Perwakilan
4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 1 Januari 2015 adalah sebesar Rp20.084.963.973,00 dikurangi Defisit-LO sebesar Rp29.809.281.007,00, kemudian dikurangi dengan koreksi-koreksi senilai Rp4.892.542,00 dan ditambah Transaksi Antar Entitas sebesar Rp29.454.290.661,00 sehingga Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2015 adalah senilai Rp19.734.866.169,00.
5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.
Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan L aporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2015 disusun dan disajikan dengan basis akrual.
I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN
PERWAKILAN BPKP PROVINSI BANTEN LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015
(dalam Rupiah) U R A I A N CATA-TAN TAHUN ANGGARAN 2015 TA 2014 REALISASI ANGGARAN REALISASI % REALISASI THD ANGGARAN
PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH B.1
■ Penerimaan Negara Bukan Pajak - 148.808.853 - 150.490.250
Jumlah Pendapatan - 148.808.853 - 150.490.250 BELANJA B.2 Rupiah Murni 30.619.586.000 29.603.099.514 96,68 24.303.489.761 ■ Belanja Pegawai 19.614.103.000 19.446.243.200 99,14 15.943.570.745 ■ Belanja Barang 10.417.606.000 9.574.005.314 91,90 8.192.301.016 ■ Belanja Modal 587.877.000 582.851.000 99,15 167.618.000 Jumlah Belanja 30.619.586.000 29.603.099.514 96,68 24.303.489.761
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini.
II. N E R A C A
PERWAKILAN BPKP PROVINSI BANTEN NERACA
PER 31 DESEMBER 2015 DAN 31 DESEMBER 2014
(dalam Rupiah)
NAMA PERKIRAAN CATATAN 31 DES 2015 31 DES 2014
ASET
ASET LANCAR C.1
■ Kas di Bendahara Pengeluaran C.1.1 300.000 -
■ Persediaan C.1.2 663.033.759 489.183.783
JUMLAH ASET LANCAR 663.333.759 489.183.783
ASET TETAP C.2
■ Tanah C.2.1 492.800.000 492.800.000
■ Peralatan dan Mesin C.2.2 7.233.994.451 6.753.274.451
■ Gedung dan Bangunan C.2.3 21.817.199.821 21.715.068.821
■ Jalan, Irigasi dan Jaringan C.2.4 300.000.000 300.000.000
■ Akumulasi Penyusutan C.2.5 (10.686.844.176) (9.593.113.161)
JUMLAH ASET TETAP 19.157.150.096 19.668.030.111 JUMLAH ASET 19.820.483.855 20.157.213.894
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK C.5
■ Utang kepada Pihak Ketiga C.5.1 75.877.019 62.809.254
■ Pendapatan Diterima Dimuka C.5.2 9.440.667 9.440.667
■ Uang Muka dari KPPN C.5.3 300.000 -
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 85.617.686 72.249.921
JUMLAH KEWAJIBAN 85.617.686 72.249.921
EKUITAS C.6
■ Ekuitas Dana Lancar C.6.1 - 416.933.862
■ Ekuitas Dana Investasi C.6.2 -
■ Ekuitas C.6.3 19.734.866.169 19.668.030.111
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 19.820.483.855 20.157.213.894
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini.
III. LAPORAN OPERASIONAL
PERWAKILAN BPKP PROVINSI BANTEN LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015
(dalam Rupiah)
NAMA PERKIRAAN CATATAN JUMLAH
KEGIATAN OPERASIONAL D.1
PENDAPATAN OPERASIONAL D.1.1
■ Pendapatan Negara Bukan Pajak D.1.1.1 130.684.564
Jumlah Pendapatan Operasional (D.1.1) D.1.1 130.684.564
BEBAN OPERASIONAL D.1.2
■ Beban Pegawai D.1.2.1 19.440.433.106
■ Beban Persediaan D.1.2.2 773.296.603
■ Beban Barang dan Jasa D.1.2.3 2.596.933.877
■ Beban Pemeliharaan D.1.2.4 1.726.444.289
■ Beban Perjalanan Dinas D.1.2.5 4.327.250.970
■ Beban Penyusutan dan Amortisasi D.1.2.6 1.093.731.015
Jumlah Beban Operasional (D.1.2.1 s.d. D.1.2.7) D.1.2 29.958.089.860 Surplus / (Defisit) dari Kegiatan Operasional (D.1.1–D.1.2) D.1 (29.827.405.296)
KEGIATAN NON OPERASIONAL D.2
SURPLUS / (DEFISIT) DARI PELEPASAN ASET NON LANCAR D.2.1
■ Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar D.2.1.1 -
■ Beban Pelepasan Aset Non Lancar D.2.1.2 -
Jumlah Surplus / (Defisit) dari Pelapsan Aset Non Lancar (D.2.1.1–D.2.1.2) D.2.1 - SURPLUS / (DEFISIT) DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL
LAINNYA D.2.2.
■ Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya D.2.2.1 18.124.289
■ Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya -
Jumlah Surplus / (Defisit) dari Kegiatan Non Operasional Lainnya
(D.2.2.1) D.2.2 18.124.289
Surplus / (Defisit) dari Kegiatan Non Operasional (D.2.1+D.2.2) D.2 18.124.289 SURPLUS / (DEFISIT) – LO (D.1+D.2) (29.809.281.007)
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini.
Laporan Perubahan Ekuitas - 6 -
IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
PERWAKILAN BPKP PROVINSI BANTEN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015
(dalam Rupiah)
NAMA PERKIRAAN CATATAN JUMLAH
EKUITAS AWAL E.1 20.084.963.973
SURPLUS/(DEFISIT) – LO E.2 (29.809.281.007)
PENYESUAIAN NILAI TAHUN BERJALAN E.3
■ Penyesuaian Nilai Aset E.3.1 4.892.542
Jumlah Penyesuaian Nilai Tahun Berjalan 4.892.542
DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN
AKUNTANSI/KESALAHAN MENDASAR E.4
■ Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi E.4.1 -
Jumlah Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Akuntansi/
Kesalahan Mendasar -
TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.5 29.454.290.661
KENAIKAN/(PENURUNAN) EKUITAS (E.2+E.3+E.4) (350.097.804) EKUITAS AKHIR (E.1+E.2+E.3+E.4) E.6 19.734.866.169
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini.
V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
A. PENJELASAN UMUM
Profil dan
Kebijakan Teknis A.1. PROFIL DAN KEBIJAKAN TEKNIS
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) adalah lembaga pemerintah non kementerian, yang dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983, kemudian diperbarui dengan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana
beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014.
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, BPKP merupakan aparat pengawasan intern pemerintah yang berada dan bertanggung jawab kepada Presiden. Tugas BPKP adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional.
Sebagai aparat pengawasan internal pemerintah, BPKP berperan untuk membantu pemerintah dalam membangun pemerintahan yang baik dan bersih, membantu menghadapi permasalahan yang terjadi dan memberikan masukan/solusi. Penegasan jati diri sebagai pengawas internal pemerintah adalah dalam arti BPKP lebih mengedepankan peran proaktif untuk dapat memberikan nilai tambah kepada
stakeholder dan shareholder. Dalam hal ini, BPKP berperan untuk meningkatkan proses governance, manajemen risiko dan penerapan sistem pengendalian guna mencapai tujuan nasional. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, menyatakan BPKP berperan dalam mendukung akuntabilitas Presiden dalam pelaksanaan pengelolaan Keuangan Negara melalui fungsi pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).
Catatan atas Laporan Keuangan - 8 - Untuk mewujudkan tujuan akhir (goals) tersebut di atas, komitmen ini selanjutnya dituangkan dalam pernyataan visi, yaitu sebagai “Auditor
Presiden yang Responsif, Interaktif, dan Terpercaya, untuk Mewujudkan Akuntabilitas Keuangan Negara yang Berkualitas”.
Misi BPKP dirumuskan dalam kesadaran bahwa misi pada dasarnya merupakan rumusan yang menunjukkan mengapa BPKP perlu ada dalam sistem manajemen pemerintahan secara nasional. Oleh karena itu, misi BPKP ditetapkan dalam empat rumusan, yaitu:
1. Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata kelola kepemerintahan yang baik dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);
2. Membina secara efektif penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;
3. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten;
4. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/Pemerintah.
Organisasi dan Tata Kerja BPKP diatur dengan Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tanggal 20 Februari 2001 sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Perka BPKP Nomor 20 tahun 2014. Perwakilan BPKP mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Susunan organisasi dan pejabat pimpinan unit kerja di lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Banten posisi 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut:
Kepala Perwakilan : Rizal Sihite
Kepala Bagian Tata Usaha : Catur Iman Pratignyo - Kasubbag Kepegawaian dan Umum : Nofreda Yusra - Kasubbag Keuangan : Kriso Wandi Siahaan
Koordinator Pengawasan Bidang Instansi Pemerintah Pusat
Koordinator Pengawasan Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah
: Sihono
Koordinator Pengawasan Bidang Akuntan Negara
: Ronny Indrajid
Koordinator Pengawasan Bidang Investigasi
: Pimpi Buhaera Kanam
Koordinator Pengawasan Bidang P3A : Lisa Parlina Ekowati Implementasi
Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Tahun 2015
A.2. IMPLEMENTASI AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL TAHUN 2015
Perwakilan BPKP Provinsi Banten mulai tahun anggaran 2015 untuk pertama kali mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dalam implementasi pertama ini, perlakuan akuntansi atas penyajian dan pengungkapan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
Sesuai dengan Interpretasi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (IPSAP) Nomor 4 tentang Perubahan Kebijakan Akuntansi, Estimasi Akuntansi, dan Koreksi Kesalahan Tanpa Penyajian Kembali Laporan Keuangan, BPKP tidak melakukan penyajian kembali atas Laporan Keuangan Tahun 2014.
BPKP menyandingkan Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2015 berbasis akrual dengan Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2014 berbasis kas menuju akrual.
Laporan Keuangan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2015 dan 2014 tersanding adalah bukan laporan keuaangan komparatif. Pembaca laporan keuangan diharapkan memahami penyandingan tersebut bukan perbandingan, sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar analisis laporan keuangan lintas tahun.
Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan
A.3. PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan per 31 Desember 2015 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Perwakilan BPKP Provinsi Banten. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual
Catatan atas Laporan Keuangan - 10 - maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri atas Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.
Basis Akuntansi A.4. BASIS AKUNTANSI
BPKP menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.
Dasar Pengukuran A.5. DASAR PENGUKURAN
Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan BPKP dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis.
atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.
Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.
Kebijakan
Akuntansi A.6. KEBIJAKAN AKUNTANSI
Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan per 31 Desember 2015 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh BPKP. Di samping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.
Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan BPKP adalah sebagai berikut:
Pendapatan-LRA (1) Pendapatan-LRA
Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah pusat.
Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN).
Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Catatan atas Laporan Keuangan - 12 - pendapatan.
Pendapatan-LO (2) Pendapatan-LO
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.
Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan/atau pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatan-LO pada BPKP adalah sebagai berikut:
Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan selesai dilaksanakan.
Pendapatan Sewa Aset Tetap diakui secara proporsional antara nilai dan periode waktu sewa.
Pendapatan denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan diakui pada saat ditetapkan surat keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan.
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.
Belanja (3) Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah pusat. Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Beban (4) Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; dan terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan .
Aset (5) Aset
Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang, dan Aset Lainnya.
Aset Lancar a. Aset Lancar
Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu dua belas (12) bulan sejak tanggal pelaporan.
Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.
Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihannya atau yang dipersamakan, yang diharapkan diterima pengembaliannya dalam waktu dua belas (12) bulan setelah tanggal pelaporan.
Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan jatuh tempo dua belas (12) bulan setelah tanggal pelaporan disajikan sebagai Bagian Lancar Tagihan TGR.
Persediaan dicatat berdasarkan hasil perhitungan fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan harga pembelian terakhir,
Catatan atas Laporan Keuangan - 14 - apabila diperoleh dengan pembelian.
Aset Tetap b. Aset Tetap
Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Nilai aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.
Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi, sebagai berikut:
a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olahraga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah);
b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah);
c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian. Piutang Jangka
Panjang c. Piutang Jangka Panjang
Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau akan direalisasikan lebih dari dua belas (12) bulan sejak tanggal pelaporan. Termasuk dalam Piutang Jangka Panjang adalah Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun.
TP adalah tagihan yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan kepada bendahara yang karena lalai atau perbuatan melawan hukum mengakibatkan kerugian negara/daerah.
TGR adalah suatu proses yang dilakukan terhadap pegawai negeri atau bukan pegawai negeri bukan bendahara dengan
tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya.
Aset Lainnya d. Aset Lainnya
Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Aset Tak Berwujud, dan Aset Lain-lain. Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual.
Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari penggunaan operasional pemerintah.
Kewajiban (6) Kewajiban
Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.
a.Kewajiban Jangka Pendek
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima Dimuka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.
b.Kewajiban Jangka Panjang
Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo
Catatan atas Laporan Keuangan - 16 - dalam waktu lebih dari dua belas (12) bulan setelah tanggal pelaporan.
Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.
Ekuitas (7) Ekuitas
Ekuitas merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
(8) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih
Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari piutang berdasarkan penggolongan kualitas piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan mempertimbangkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah.
Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masing-masing piutang pada tanggal pelaporan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara. Kriteria kualitas piutang diatur sebagai berikut:
Kualitas
Piutang Uraian
Tarif Penyisihan
Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh
tempo 0,5%
Kurang Lancar
Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan
Pertama tidak dilakukan pelunasan 10%
Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan
Kedua tidak dilakukan pelunasan 50%
Macet
1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan 2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia
Urusan Piutang Negara/DJKN
Penyusutan Aset
Tetap (9) Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Kebijakan penyusutan aset tetap didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.06/2014 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat.
Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap: a. Tanah
b.Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)
c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.
Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.
Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.
Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:
Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat
Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun
Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun
Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun
B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Selama periode berjalan, Perwakilan BPKP Provinsi Banten telah mengadakan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal. Hal ini disebabkan oleh adanya program penghematan belanja pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Perubahan tersebut berdasarkan jenis belanja adalah sebagai berikut:
Jenis Belanja
Anggaran Awal Anggaran Revisi Kode Uraian 51 Belanja Pegawai 16.103.516.000 19.614.103.000 52 Belanja Barang 10.634.464.000 10.417.606.000 53 Belanja Modal 160.000.000 587.877.000 Jumlah 26.901.980.000 30.619.586.000 Pendapatan Negara dan Hibah Rp148.808.853
B.1. Pendapatan Negara dan Hibah
Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah pada TA 2015 adalah sebesar Rp148.808.853,00. Keseluruhan Pendapatan Negara di BPKP merupakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lainnya. Rincian Estimasi dan Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Lainnya sampai dengan tanggal 31 Desember 2015 disajikan pada Tabel 1 berikut ini:
Tabel 1
Rincian Estimasi dan Realisasi PNBP TA 2015
Uraian Jenis Pendapatan Estimasi (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi
Pendapatan Pengelolaan BMN - 130.684.564 -
Pendapatan Lain-Lain - 18.124.289 -
Jumlah - 148.808.853 -
Dibandingkan dengan TA 2014, terdapat penurunan realisasi Pendapatan Negara dan Hibah sebesar Rp1.681.397,00 atau 1,12 persen yang disebabkan adanya penurunan pendapatan yang berasal dari Pendapatan Pengelolaan BMN. Perbandingan realisasi PNBP TA 2015 dan 2014 disajikan pada Tabel 2 berikut ini:
Tabel 2
Perbandingan Realisasi PNBP TA 2015 dan 2014
TA 2015 (Rp) TA 2014 (Rp) Rp %
Pendapatan Pengelolaan BMN 130.684.564 134.116.279 (3.431.715) (2,56) Pendapatan Lain-lain 18.124.289 16.373.971 1.750.318 10,69
Jumlah 148.808.853 150.490.250 (1.681.397) (1,12) Uraian Jenis PNBP Realisasi PNBP Naik/(Turun)
Realisasi Belanja Negara Rp29.603.099.514
B.2. Belanja Negara
Realisasi belanja BPKP pada TA 2015 setelah dikurangi pengembalian belanja adalah sebesar Rp29.603.099.514,00 atau 97,10 persen dari anggaran sebesar Rp30.619.586.000,00. Anggaran dan realisasi Belanja menurut program TA 2015 disajikan pada Tabel 3 berikut ini:
Tabel 3
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Menurut Program TA 2015
Kode Uraian
01
Program Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP 26.647.894.000 26.088.282.024 06 Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP 3.971.692.000 3.514.817.490 30.619.586.000 29.603.099.514 Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Jumlah
Sedangkan menurut jenis belanja, anggaran dan realisasinya disajikan pada Tabel 4 berikut ini:
Tabel 4
Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per Jenis Belanja TA 2015
Kode Uraian 51 Belanja Pegawai 19.614.103.000 19.446.243.200 99,14 52 Belanja Barang 10.417.606.000 9.574.003.314 91,90 53 Belanja Modal 587.877.000 582.851.000 99,15 30.619.586.000 29.603.097.514 96,68 Jenis Belanja Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Jumlah
Komposisi anggaran dan realisasi belanja TA 2015 disajikan pada Grafik 1 berikut ini:
Grafik 1
Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2015
Realisasi belanja TA 2015 mengalami kenaikan sebesar Rp5.299.609.753,00 dibandingkan TA 2014 disebabkan adanya kenaikan tunjangan kinerja pada dan penambahan Belanja Modal pada tahun berjalan. Perbandingan realisasi belanja TA 2015 dan 2014 disajikan pada Tabel 5 berikut ini:
Tabel 5
Perbandingan Realisasi Belanja TA 2015 dan 2014
Jenis Belanja Realisasi Belanja Naik / (Turun) Kode Uraian TA 2015 (Rp) TA 2014 (Rp) Rp % 51 Belanja Pegawai 19.446.243.200 15.943.570.745 3.502.672.455 21,97 52 Belanja Barang 9.574.005.314 8.192.301.016 1.381.704.298 16,87 53 Belanja Modal 582.851.000 167.618.000 415.233.000 247,73 Jumlah 29.603.099.514 24.303.489.761 5.299.609.753 21,81 Belanja Pegawai Rp19.446.243.200 B.2.1. Belanja Pegawai
Realisasi Belanja Pegawai TA 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp19.446.243.200,00 dan Rp15.943.570.745,00. Kenaikan realisasi Belanja Pegawai sebesar Rp3.502.672.455,00 atau 21,97 persen antara lain disebabkan adanya kenaikan tunjangan kinerja. Rincian realisasi Belanja Pegawai TA 2015 dan 2014 disajikan pada Tabel 6 berikut ini:
Tabel 6
Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai TA 2015 dan 2014
Uraian
Realisasi Belanja Naik / (Turun) TA 2015 (Rp) TA 2014 (Rp) Rp %
Belanja Gaji dan Tunj. PNS 9.521.295.966 8.356.664.249 1.164.631.717 13,94
Belanja Lembur 192.865.000 223.575.000 (30.710.000) (13,74)
Belanja Tunjangan Khusus dan Belanja Pegawai Transito
9.860.739.131 7.404.893.251 2.455.845,880 33,17
Realisasi Belanja Bruto 19.574.900.097 15.985.132.500 3.589.767.597 22,46
Pengembalian Belanja (128.656.897) (41.561.755) (87.095.142) (209,56)
Realisasi Belanja Netto 19.446.243.200 15.943.570.745 3.502.672.455 21,97
Belanja Barang
Rp9.574.005.314 B.2.2. Belanja Barang
Realisasi Belanja Barang TA 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp9.574.005.314,00 dan Rp8.192.301.016,00. Kenaikan realisasi Belanja Barang sebesar Rp1.381.704.298,00 atau 16,87 persen antara lain disebabkan kenaikan anggaran belanja barang pada tahun 2015. Rincian realisasi Belanja Barang TA 2015 dan 2014 disajikan pada Tabel 7 berikut ini:
Tabel 7
Perbandingan Realisasi Belanja Barang TA 2015 dan 2014
Uraian Realisasi Belanja Naik / (Turun) TA 2015 (Rp) TA 2014 (Rp) Rp %
Belanja Barang Operasional 1.778.809.202 1.346.166.760 432.642.442 32,14
Belanja Barang Non
Operasional 104.293.000 764.173.600 (659.880.600) (86,35)
Belanja Barang Persediaan 978.265.425 - 978.265.425 -
Belanja Jasa 694.953.816 705.315.614 (10.361.798) (1,47)
Belanja Pemeliharaan 1.690.432.901 1.201.949.528 488.483.373 40,64
Belanja Perj. Dalam Negeri 4.327.250.970 4.174.695.514 152.555.456 3,65
Realisasi Belanja Bruto 9.574.005.314 8.192.301.016 1.381.704.298 16,87
Pengembalian Belanja - - - -
Realisasi Belanja Netto 9.574.005.314 8.192.301.016 1.381.704.298 16,87
Belanja Modal
Rp582.851.000 B.2.3. Belanja Modal
Realisasi Belanja Modal TA 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp582.851.000,00 dan Rp167.618.000,00. Realisasi Belanja Modal mengalami kenaikan sebesar Rp415.233.000,00 atau 247,73 persen antara lain disebabkan adanya moratorium pembangunan gedung
pemerintahan. Rincian realisasi Belanja Modal TA 2015 dan 2014 disajikan pada Tabel 8 berikut ini:
Tabel 8
Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2015 dan 2014
Uraian Realisasi Belanja Naik / (Turun) TA 2015 (Rp) TA 2014 (Rp) Rp %
Belanja Modal Peralatan
dan Mesin 480.720.000 167.618.000 313.102.000 186,79
Belanja Modal Gedung
dan Bangunan 102.131.000 - 102.131.000 -
Realiasi Belanja Bruto 582.851.000 167.618.000 415.233.000 247,73
Pengembalian Belanja - - - -
Realisasi Belanja Netto 582.851.000 167.618.000 415.233.000 247,73
Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin sebesar Rp480.720.000,00 telah dicatat di Neraca dengan rincian pembelian sebagai berikut:
No Uraian Qty Jumlah (Rp)
1. Alat Kantor 45 115.828.000
2. Alat Rumah Tangga 102 191.963.200
3. Komputer Unit 13 128.950.800
4. Peralatan Komputer 15 43.978.000
Jumlah 480.720.000
Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan sebesar Rp102.131.000,00 telah dicatat di Neraca sebagai penambahan nilai Gedung dan Bangunan yakni perbaikan atap Lantai IV.
C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA Aset Lancar
Rp663.333.759,00 C.1. Aset Lancar
Nilai Aset Lancar per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp663.333.759,00 dan Rp489.183.783,00. Aset Lancar merupakan aset yang diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu dua belas (12) bulan sejak tanggal pelaporan.
Rincian Aset Lancar per 31 Desember 2015 dan 2014 disajikan pada Tabel 9 berikut ini:
Tabel 9
Rincian Aset Lancar per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
No. Aset Lancar 31 Des 2015 (Rp) 31 Des 2014 (Rp)
1 Kas di Bendahara Pengeluaran 300.000 -
2 Persediaan 663.033.759 489.183.783
Jumlah 663.333.759 489.183.783
Kas di Bendahara Pengeluaran Rp300.000
C.1.1. Kas di Bendahara Pengeluaran
Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp300.000,00 dan Rp0,00. Jumlah tersebut merupakan saldo UP/TUP yang belum dipertanggungjawabkan secara definitif ke Kas Umum Negara pada tanggal Neraca.
Persediaan
Rp663.033.759,00 C.1.2. Persediaan
Nilai Persediaan per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp663.033.759,00 dan Rp489.183.783,00. Persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca, yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional dan tidak untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Rincian Persediaan per 31 Desember 2015 dan 2014 disajikan pada Tabel 10 berikut ini:
Tabel 10
Rincian Persediaan per 31 Desember 2015 dan 2014
Kode Jenis Persediaan 31 Des 2015 (Rp)
31 Des 2014 (Rp)
117111 Barang Konsumsi 457.389.045 344.746.075
117113 Bahan untuk Pemeliharaan 25.440.500 20.471.785
117131 Bahan Baku - 800.000
117199 Persediaan Lainnya 180.204.214 123.165.923
Jumlah 663.033.759 489.183.783
Semua jenis persediaan dengan nilai sebesar Rp663.033.759,00 berada dalam kondisi baik.
Aset Tetap
Rp19.157.150.096 C.2. Aset Tetap
Nilai buku Aset Tetap per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp19.157.150.096,00 dan Rp19.668.030.111,00, merupakan aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari dua belas (12) bulan, dan digunakan dalam kegiatan operasional entitas.
Rincian Aset Tetap per 31 Desember 2015 dan 2014 disajikan pada Tabel 11 berikut ini:
Tabel 11
Rincian Aset Tetap per 31 Desember 2015 dan 2014
No. Uraian 30 Des 2015
(Rp)
31 Des 2014 (Rp)
1 Tanah 492.800.000 492.800.000
2 Peralatan dan Mesin 7.233.994.451 6.753.274.451
3 Gedung dan Bangunan 21.817.199.821 21.715.068.821
4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 300.000.000 300.000.000
Nilai Perolehan 29.843.994.272 29.261.143.272
Akumulasi Penyusutan (10.686.844.176) (9.593.113.161)
Nilai Buku 19.157.150.096 19.668.030.111
Tanah
Rp492.800.000 C.2.1. Tanah
Nilai Aset Tetap berupa Tanah yang dimiliki BPKP per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp492.800.000,00 dan Rp492.800.000,00.
Perwakilan BPKP Provinsi Banten selama Tahun 2015. Peralatan dan Mesin
Rp822.752.977 C.2.2. Peralatan dan Mesin
Nilai perolehan Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp7.233.994.451,00 dan Rp6.753.274.451,00. Sedangkan nilai buku Peralatan dan Mesin pada tanggal pelaporan yaitu nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutannya adalah sebesar Rp822.752.977,00.
Mutasi nilai Peralatan dan Mesin tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Uraian Jumlah (Rp)
Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 6.753.274.451
Mutasi Tambah:
- Pembelian 480.720.000
Jumlah Mutasi Tambah 480.720.000
Nilai Perolehan per 31 Desember 2015 7.233.994.451 Akumulasi Penyusutan s.d. 31Desember 2015 6.411.241.474 Nilai Buku per 31 Desember 2015 822.752.977
Transaksi penambahan dan pengurangan nilai Peralatan dan Mesin tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Mutasi Tambah melalui Pembelian Rp480.720.000,00 yang seluruhnya berasal dari realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin sebesar Rp480.720.000,00, dengan rincian pembelian belanja modal sebagai berikut:
Uraian Qty Jumlah
Alat Penyimpanan Perlengkapan Kantor40 76.769.000
Alat Kantor Lainnya 5 39.059.000
Meubelair 67 65.791.000
Alat Pendingin 1 8.305.000
Alat Rumah Tangga Lainnya 34 117.867.200
Personal Komputer 13 128.950.800
Peralatan Personal Komputer 14 42.768.000
Peralatan Jaringan 1 1.210.000
Jumlah 175 480.720.000
Gedung dan Bangunan Rp17.761.597.119
C.2.3. Gedung dan Bangunan
Nilai perolehan Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2015 dan 2014, masing-masing sebesar Rp21.817.199.821,00 dan
Rp21.715.068.821,00. Sedangkan nilai buku Gedung dan Bangunan pada tanggal pelaporan yaitu nilai perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutannya adalah sebesar Rp17.761.597.119,00. Mutasi nilai Gedung dan Bangunan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Uraian Jumlah (Rp)
Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 21.715.068.821 Mutasi Tambah:
Pengembangan Nilai Aset 102.131.000
Jumlah Mutasi Tambah 102.131.000
Nilai Perolehan per 31 Desember 2015 21.817.199.821 Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2015 4.055.602.702 Nilai Buku per 31 Desember 2015 17.761.597.119
Penambahan nilai Gedung dan Bangunan berupa pengembangan nilai asset yakni penggantian atap lantai IV sebesar Rp.102.131.000,00.
Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp80.000.000
C.2.4. Jalan, Irigasi dan Jaringan
Nilai perolehan Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp300.000.000,00 dan Rp300.000.000,00. Tidak terdapat penambahan dan pengurangan jalan,irigasi dan jaringan selama tahun 2015.
Uraian Jumlah (Rp)
Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 300.000.000
Mutasi Tambah: -
Mutasi Kurang: -
Nilai Perolehan per 31 Desember 2015 300.000.000 Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2015 220.000.000 Nilai Buku per 31 Desember 2015 80.000.000
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
(Rp10.686.844.176)
C.2.5. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp10.686.844.176,00 dan Rp9.593.113.161,00.
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan kontra akun Aset Tetap yang disajikan berdasarkan pengakumulasian atas
penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat Aset Tetap selain untuk Tanah dan Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP).
Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2015 disajikan pada Tabel 12, sedangkan rincian lebih lanjut akumulasi penyusutan aset tetap disajikan pada Lampiran 1
Tabel 12
Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2015
No Uraian Nilai Perolehan (Rp) Akumulasi Penyusutan (Rp) Nilai Buku (Rp) 1 Tanah 492.800.000 - 492.800.000
2 Peralatan dan Mesin 7.233.994.451 6.411.241.474 822.752.977
3 Gedung dan
Bangunan 21.817.199.821 4.055.602.702 17.761.597.119
4 Jalan, Irigasi dan
Jaringan 300.000.000 220.000.000 80.000.000
Jumlah 29.843.994.272 10.686.844.176 19.157.150.096
Kewajiban Jangka
Pendek Rp85.617.686 C.3. Kewajiban Jangka Pendek
Nilai Kewajiban Jangka Pendek per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp85.617.686,00 dan Rp72.249.921,00. Kewajiban Jangka Pendek merupakan kelompok kewajiban yang diharapkan segera diselesaikan dalam waktu kurang dari dua belas (12) bulan setelah tanggal pelaporan.
Rincian Kewajiban Jangka Pendek per 31 Desember 2015 dan 2014 disajikan pada Tabel 13 berikut ini:
Tabel 13
Rincian Kewajiban Jangka Pendek per 31 Desember 2015 dan 2014
No. Uraian 31 Des 2015 (Rp) 31 Des 2014 (Rp)
1 Utang Kepada Pihak Ketiga 75.877.019 62.809.254
2 Pendapatan Diterima Dimuka 9.440.667 9.440.667
3 Uang Muka dari KPPN 300.000 -
Utang Kepada Pihak Ketiga Rp75.877.019
Pendapatan Diterima Dimuka Rp9.440.667
C.3.1. Utang Kepada Pihak Ketiga
Saldo Utang Kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebesar Rp75.877.019,00 dan 62.809.254,00, Saldo Utang Kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2015 merupakan belanja yang masih harus dibayarkan pada tangggal pelaporan, dengan rincian sebagai berikut:
Uraian Nilai (Rp)
• Tagihan Listrik Desember 2015 56.126.316 • Tagihan Telepon Desember 2015 2.398.077
• Tagihan Air Desember 2015 3.957.720
• Kekurangan Gaji 2015 13.394.906
Jumlah 75.877.019
C.3.2. Pendapatan Diterima Dimuka
Nilai Pendapatan Diterima Dimuka per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp9.440.667,00 dan Rp9.440.667,00 merupakan pengakuan kewajiban perhitungan akrual per tanggal Neraca atas pendapatan dari transaksi sewa Barang Milik Negara (BMN) yang diterima terlebih dahulu. Rincian Pendapatan Diterima Dimuka per 31 Desember 2015 disajikan pada Tabel 14 berikut ini:
Tabel 14
Rincian Pendapatan Diterima Dimuka per 31 Desember 2015
No Obyek Sewa Jangka Waktu (Periode) Nilai Sewa (Rp) Pendapatan Diterima Dimuka per 31 Des 2015 (Rp)
1 ATM BRI 12 bulan (1/9/2015
s.d 31/8/2016 14.161.000 9.440.667
Jumlah 14.161.000 9.440.667
Uang Muka dari
KPPN Rp300.000 C.3.3. Uang Muka dari KPPN
Saldo Uang Muka dari KPPN per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp300.000,00 dan Rp0,00 merupakan saldo UP/TUP yang masih berada pada atau dikuasai
oleh Bendahara Pengeluaran pada tanggal pelaporan. Ekuitas
Rp19.734.866.169 C.4. Ekuitas
Ekuitas per 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp19.734.866.169,00 dan Rp20.084.963.973,00. Ekuitas adalah kekayaan bersih entitas yang merupakan selisih antara Aset dan Kewajiban. Rincian lebih lanjut tentang ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.
C.4.1 Ekuitas Dana Lancar
Ekuitas Dana Lancar merupakan pasangan dari beberapa akun yang ada di Aset Lancar dan di Kewajiban Jangka Pendek, Ekuitas Dana Lancar per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah Rp0,00 dan Rp416.933.862,00.
Rincian nilai Ekuitas Dana Lancar per 31 Desember 2015 dan 2014 tersaji dalam Tabel 15 di bawah ini:
Tabel 15
Rincian Ekuitas Dana Lancar per 31 Desember 2015 dan 2014
No Uraian 31 Des 2015
(Rp)
31 Des 2014 (Rp)
1. Cadangan Persediaan - 489.183.783
2. Dana Yang Harus Disediakan Untuk
Pembayaran Utang Jangka Pendek - (62.809.254)
3. Barang/Jasa Yang Harus Diserahkan - (9.440.667)
Jumlah - 416.933.862
C.4.2 Ekuitas Dana Investasi
Jumlah Diinvestasikan Dalam Aset Tetap per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebesar Rp0,00 dan Rp19.668.030.111,00 merupakan jumlah ekuitas dana yang diinvestasikan dalam bentuk Aset Tetap.
Surplus/(Defisit) dari Kegiatan Operasional (Rp29.827.405.296)
D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL D.1. Surplus/(Defisit) dari Kegiatan Operasional
Surplus/(Defisit) dari Kegiatan Operasional pada Tahun 2015 dan 2014 masing-masing sebesar minus Rp29.827.405.296,00 dan Rp0,00. Jumlah tersebut merupakan selisih antara Pendapatan Operasional sebesar Rp130.684.564,00 dikurangi dengan Beban Operasional sebesar Rp29.958.089.860,00.
Pendapatan Operasional Rp130.684.564
D.1.1. Pendapatan Operasional
Pendapatan Operasional pada Tahun 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp130.684.564,00 dan Rp0,00. Jumlah tersebut seluruhnya merupakan Pendapatan Negara Bukan Pajak. Pendapatan Negara
Bukan Pajak-LO Rp130.684.564
D.1.1.1. Pendapatan Negara Bukan Pajak-LO
Jumlah Pendapatan Negara Bukan Pajak-LO pada Tahun 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp130.684.564,00 dan Rp0,00. Pendapatan Negara Bukan Pajak-LO Berasal seluruhnya dari pendapatan atas pemanfaatan BMN.
Beban Operasional
Rp29.958.089.860 D.1.2. Beban Operasional
Jumlah Beban Operasional pada Tahun 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp29.958.089.860,00 dan Rp0,00. Jumlah tersebut merupakan realisasi beban yang terjadi dalam rangka pelaksanaan kegiatan operasional selama Tahun 2015. Rincian Beban Operasional disajikan pada Tabel 16 berikut ini:
Tabel 16
Rincian Beban Operasional Tahun 2015 dan 2014
Uraian Realisasi Naik / (Turun) Tahun 2015 Tahun 2014 Jumlah % Beban Pegawai 19.440.433.106 - - - Beban Persediaan 773.296.603 - - - Beban Barang dan Jasa 2.596.933.877 - - - Beban Pemeliharaan 1.726.444.289 - - - Beban Perjalanan Dinas 4.327.250.970 - - - Beban Penyusutan dan
Amortisasi 1.093.731.015 - - - Jumlah 29.958.089.860 - - -
Beban Pegawai Rp19.440.433.106
D.1.2.1 Beban Pegawai
Jumlah Beban Pegawai pada Tahun 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp19.440.433.106,00 dan Rp0,00. Beban Pegawai adalah beban atas kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.
Rincian Beban Pegawai disajikan pada Tabel 17 berikut ini:
Tabel 17
Rincian Beban Pegawai Tahun 2015 dan 2014
Uraian Realisasi Naik / (Turun) Tahun 2015 Tahun 2014 Jumlah % Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 9.501.977.118 - - - Belanja Lembur 192.865.000 - - - Belanja Tunjangan Khusus dan
Belanja Pegawai Transito 9.745.590.988 - - - Jumlah 19.440.433.106 - - -
Beban Persediaan
Rp773.296.603 D.1.2.2. Beban Persediaan
Jumlah Beban Persediaan pada Tahun 2015 dan 2014 masing-masing Rp773.296.603,00 dan Rp0,00. Beban Persediaan merupakan beban untuk mencatat konsumsi atas barang-barang yang habis pakai, termasuk barang-barang hasil produksi baik yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan.
Rincian Beban Persediaan disajikan pada Tabel 18 berikut ini:
Tabel 18
Rincian Beban Persediaan Tahun 2015 dan 2014
Uraian Realisasi Naik / (Turun) Tahun 2015 Tahun 2014 Jumlah % Beban Persediaan Konsumsi 616.153.300 - - - Beban Persediaan Bahan Baku 800.000 - - - Beban Persediaan Lainnya 156.343.303 - - - Jumlah 773.296.603 - - -
Beban Barang dan Jasa Rp2.596.933.877
D.1.2.3. Beban Barang dan Jasa
Jumlah Beban Barang dan Jasa pada Tahun 2015 dan 2014 masing-masing Rp2.596.933.877,00 dan Rp0,00. Beban Barang dan Jasa adalah konsumsi atas jasa-jasa dalam rangka penyelenggaraan kegiatan entitas. Rincian Beban Barang dan Jasa disajikan pada Tabel 19 berikut ini:
Tabel 19
Rincian Beban Barang dan Jasa Tahun 2015 dan 2014
Uraian Realisasi Naik / (Turun) Tahun 2015 Tahun 2014 Jumlah % Beban Keperluan
Perkantoran 297.744.702 - - - Beban Pengiriman Surat
Dinas 6.400.500 - - - Beban Honor Operasional 166.880.000 - - - Beban Barang Operasional
Lainnya 1.307.784.000 - - - Beban Bahan 69.733.000 - - - Beban Honor Output
Kegiatan 34.560.000 - - - Beban Langganan Listrik 605.978.061 - - - Beban Langganan Telepon 38.099.354 - - - Beban Langganan Air 37.154.260 - - - Beban Jasa Profesi 32.600.000 - - - Jumlah 2.596.933.877 - - -
Beban
Pemeliharaaan Rp1.726.444.289
D.1.2.4. Beban Pemeliharaan
Jumlah Beban Pemeliharaan pada Tahun 2015 dan 2014 masing-masing Rp1.726.444.289,00 dan Rp0,00. Beban Pemeliharaan merupakan beban yang dimaksudkan untuk mempertahankan aset tetap dan aset lainnya
yang sudah ada ke dalam kondisi normal.
Rincian Beban Pemeliharaan disajikan pada Tabel 20 berikut ini:
Tabel 20
Rincian Beban Pemeliharaan Tahun 2015 dan 2014
Uraian Realisasi Naik / (Turun) Tahun 2015 Tahun 2014 Jumlah % Beban Pemeliharaan
Gedung dan Bangunan 1.229.128.100 - - - Beban Pemeliharaan
Peralatan dan Mesin 446.623.901 - - - Beban Persediaan Bahan
untuk Pemeliharaan 47.961.788 - - - Beban Persediaan Suku
Cadang 2.730.500 - - - Jumlah 1.726.444.289 - - -
Beban Perjalanan Dinas
Rp4.327.250.970
D.1.2.5. Beban Perjalanan Dinas
Jumlah Beban Perjalanan Dinas pada Tahun 2015 dan 2014 masing-masing Rp4.327.250.970,00 dan Rp0,00. Beban tersebut merupakan beban yang terjadi untuk perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi dan jabatan.
Rincian Beban Perjalanan Dinas disajikan pada Tabel 21 berikut ini:
Tabel 21
Rincian Beban Perjalanan Dinas Tahun 2015 dan 2014
Uraian Realisasi Naik / (Turun) Tahun 2015 Tahun 2014 Jumlah % Beban Perjalanan Biasa 3.468.764.750 - - - Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 137.645.000 - - - Beban Perjalanan Dinas Paket
Meeting Dalam Kota 630.870.000 - - -
Beban Perjalanan Dinas Paket
Meeting Luar Kota 89.971.220 - - -
Jumlah 4.327.250.970 - - -
Beban Penyusutan dan Amortisasi Rp1.093.731.015
D.1.2.6. Beban Penyusutan dan Amortisasi
Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi pada Tahun 2015 dan 2014 masing-masing Rp1.093.731.015,00 dan
Rp0,00. Beban Penyusutan merupakan beban untuk mencatat alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan.
Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi disajikan pada Tabel 22 berikut ini:
Tabel 22
Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi Tahun 2015 dan 2014
Uraian Realisasi Naik / (Turun) Tahun 2015 Tahun 2014 Jumlah % Beban Penyusutan Peralatan
dan Mesin 335.953.527 - - - Beban Penyusutan Gedung
dan Bangunan 717.777.488 - - -
Beban Penyusutan Jaringan 40.000.000 - - -
Jumlah 1.093.731.015 - - -
Surplus/(Defisit) dari Kegiatan Non Operasional Rp18.124.289
D.2. Surplus/(Defisit) dari Kegiatan Non Operasional
Surplus/(Defisit) dari Kegiatan Non Operasional pada Tahun 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp18.124.289,00 dan Rp0,00. Jumlah tersebut merupakan Surplus dari Kegiatan Non Operasional Lainnya. Surplus/(Defisit)
dari Kegiatan Non Operasional Lainnya Rp18.124.289
D.2.1. Surplus/(Defisit) dari Kegiatan Non Operasional Lainnya
Surplus/(Defisit) dari Kegiatan Non Operasional Lainnya pada Tahun 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp18.124.289,00 dan Rp0,00. Jumlah tersebut seluruhnya merupakan Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya.
Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya Rp18.124.289
D.2.1.1. Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya
Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya pada Tahun 2015 dan 2014 masing-masing sebesar Rp18.124.289,00 dan Rp0,00 dengan rincian sebagai berikut:
Uraian Realisasi Naik / (Turun) Tahun 2015 Tahun 2014 Jumlah % Penerimaan Kembali Belanja
Pegawai Tahun Anggaran Yang Lalu 18.124.289 - - - Jumlah 18.124.289 - - -
Ekuitas Awal Rp20.084.963.973
E. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS E.1. Ekuitas Awal
Nilai Ekuitas pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp20.084.963.973,00 dan Rp0,00. Dalam implementasi akuntansi pemerintahan berbasis akrual yang dimulai tahun 2015, nilai ekuitas per 1 Januari 2015 tersebut merupakan reklasifikasi dari akun-akun Neraca per 31 Desember 2014, sebagai berikut:
Jenis Akun Nilai (Rp)
EKUITAS DANA LANCAR
Cadangan Persediaan 489.183.783
Dana Yang Harus Disediakan Untuk
Pembayaran Utang Jangka Pendek (62.809.254)
Barang/Jasa Yang Harus Diserahkan (9.440.667)
EKUITAS DANA INVESTASI
Diinvestasikan Dalam Aset Tetap 19.668.030.111
Jumlah 20.084.963.973
Surplus/(Defisit) LO (Rp29.809.281.007)
E.2. Surplus/(Defisit) LO
Jumlah Defisit LO untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebesar minus Rp29.809.281.007,00 dan Rp0,00. Defisit LO merupakan selisih kurang pendapatan dibandingkan dengan beban operasional atau defisit yang berasal dari kegiatan operasional sebesar Rp29.827.405.296,00, dan surplus dari kegiatan non operasional sebesar Rp18.124.289,00 sebagaimana telah dijelaskan pada Penjelasan atas Pos-Pos Laporan Operasional.
E.3. Penyesuaian Nilai Tahun Berjalan Penyesuaian Nilai
Aset Rp4.892.542 E.3.1. Penyesuaian Nilai Aset
Penyesuaian Nilai Aset merupakan penyesuaian nilai perolehan persediaan karena nilai persediaan yang dilaporkan pada tanggal neraca menggunakan harga pembelian terakhir, sementara persediaan tersebut dibeli dengan harga satuan yang berbeda. Penyesuaian Nilai Aset per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp4.892.542,00 dan Rp0,00, dengan rincian sebagai berikut: