• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Thema Hanif Pratama, 2014

Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pariwisata merupakan salah satu sektor industri di Indonesia. Pariwisata di Indonesia mempunyai peluang yang sangat besar bila dikembangkan. Peluang tersebut ditunjang dengan kondisi alam Indonesia yang terdiri dari keindahan pegunungan dan lautan yang luas. Dengan meningkatnya beragam atraksi wisata yang ada di Indonesia, menjadikan Indonesia sebagai destinasi wisata yang cukup digemari oleh wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Selain Indonesia terkenal sebagai negara kepulauan yang mempunyai keaneka ragaman atraksi wisata bahari, Indonesia juga terkenal dengan daerah pegunungan dan perbukitan yang indah.

Selain pendorong pertumbuhan ekonomi, pariwisata juga dapat menjadi pendorong dalam sektor pembangunan lainnya, seperti serktor perkebukanan, pertanian, perdagangan, perindustrian dan lain-lain. Dalam bidang pariwisata sektor pertanian termasuk dalam jenis agrowisata. Potensi agrowisata di Indonesiasagat cocok dikembangkan mengingat Indonesia memiliki keunggulan dalam sektor pertanian dan produk perteniannya.

Agrowisata merupakan kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi potensi pertanian sebagai obyek wisata, baik potensi berupa keindahan alam pertanian dan keunggulan suatu kawasan agrowisata yang berupa aktivitas pertanian, kegiatan produksi, dan teknologi pertanian serta budaya masyarakat sekitar kawasan agroowisata. Tujuan dari kegiatan agrowisata adalah untuk memperluas wawasan pengetahuan dan pengalaman wisatawan. Dengan berkembangnya agrowisata di suatu daerah tujuan wisata akan memberikan manfaat untuk meningkatkanpendapatan masyarakat dan pemerintah daerah. Dengan demiian bahwa fungsi pariwisata dapat

(2)

Thema Hanif Pratama, 2014

Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dilakukan dengan fungsi budi daya pertanian dan pemukiman pedasaan yang mengutamakan fungsi konservasi.

Pangalengan adalah sebuah kecamatan di Kabuaten Bandung yang terletak didaerah perbukitan selatan kota bandung. Sejak dahulu pangalengan terkenal oleh perkebunan dan peternakan seperti perkebunan teh, perkebunan kina dan berbagai jenis perkebunan sayuran, selin itu pangalengan juga terkenal sebagai sentra sapi perah Kabupaten Bandung. Banyak masyarakat pangalengan yang menjadi peternak sapi dan membuat home industri makanan yang berbahan pokok susu sapi. Produk makanan yang dihasilkan oleh industri makanan yang berada di Pangalengan berupa permen caramel, kerupuk susu, dodol susu, noga susu dan lain-lain.

Besarnya nama Pangalengan sebagai sentra peternakan sapi perah tidak terjadi begitu sajah tetapi memiliki sejarah yang cukup panjang. Berawal dari abad 20 saat sejumlah pelarian perang Boer di Afrika Selatan datang ke daerah Bandung pada zaman Kolonial Belanda. Mereka mendirikan berbagai macam usaha diberbagai sektor, diantaranya mendirikan Dennish Bank yang sekarang dikenal sebagai Bank Jabar, membuka perkebunan dan mengelola peternakan sapi perah, salah satunya di Pangalengan.

Pada saat itu pangalengan sudah memiliki beberapa perusahaan besar yang mengembangkan industri sapi perah, seperti De Friesche Terop, Van der Els, Alamanak dan Big Man. Perusahaan tersebut memperkerjakan penduduk lokal untuk mengurus sapi dan memerah susunya. Sapi perah yang dipelihara didatangkan langsung dari Belanda dan diternakan disekitar situ Cileunca.

Di Pangalengan ada 3 Kecamatan yang bergerak dibidang peternakan sapi perah, yaitu :

1. Kecamatan Pangalengan 2. Kecamatan Kertasari

(3)

Thema Hanif Pratama, 2014

Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3. Kecamatan Pacet

Pada tanggal 22 Maret 1969 beberapa tokoh masyarakat mengadakan pertemuan dan menyepakati membuat sebuah koperasi dan sampai sekarang kita kenal sebagai Koperasi Peternak Bandung Selatan atau disingkat KPBS Pangalengan. Setelah KPBS dibuat perkembangan peternakan di Pangalengan terus meningkat.

Dengan meningkatnya peternakan sapi perah di Pangalengan tidak berbarengan dengan meningkatnya kepariwisataan di Pangalengan. Pangalengan tidak memiliki atraksi wisata yang menggunakan peternakan sapi perah sabagai daya tarik wisatanya, berbeda dengan daerah Lembang, Sukabumi, Cianjur dan Jakarta yang memiliki atraksi wisata peternakan. Dengan adanya KPBS Pangalengan, seharusnya Pangalengan memiliki atraksi wisata yang berbasis peternakan sapi perah. Pada Saat penulis melakukan pra-penelitian, penulis menemukan banyak hal tentang kegiatan peternakan maupun hasil peternakan yang dapat dijadikan daya tarik wisata, seperti kegiatan saat memerah susu sapi, mengolah hasil peternakan yang berupa susu mentah menjadi susu siap minum, membuat aneka macam makanan yang berbahan pokok dari susu sapi da masih banyak lagi. Peternakan yang ada di Pangalengan menganut dua cara dalam proses pemerahannya yaitu peternakan yang menggunakan cara tradisional dan peternakan yang mengunakan mesi perah pada saat kegiatan pemerahan.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bandung tertulis bahwa Pangalengan merupakan kawasan sentra unggulan dalam bidang peternakan sapi perah dalam RPJMD Kabupaten bandung tertulis juga Kecamatan Pangalengan memiliki potensi wisata alan dan wasata agro, hanya sajah wisata agro dibidang Peternakan tidak tercantum. Padahal data yang penulis peroleh dari Dinas Peternakan Kabupaten Bandung, populasi sapi perah di Kabupaten Bandung pada

(4)

Thema Hanif Pratama, 2014

Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tahun 2013 sebanyak 31.937 ekor sapi perah. Sebagian besar populasi sapi perah terdapat di Kecamatan Pangalengan sebanyak 14.999 ekor.

Menurut data populasi sapi perah milik anggota KPBS Pangalengan setiap tahun berkurang. Pada tahun 2011 populasi sapi perah milik anggota KPBS Pangalengan ada 22.000 ekor. Pada tahun 2012 18.000 ekor. Pada tahun 2013 hingga awal tahun 2014 populasi sapi perah di Pangalengan 14.000. Setiap taun berkurang 4.000 ekor ekor sapi perah. Menurut kepala KPBS Pangalengan Bpk Aun Gunawan fenomena ini dikarenakan harga daging sapi yang terus naik, banyak bandar sapi potong yang berburu sapi perah untuk dimanfaatkan dagingnya. Pendapatan para peternakpun berkurang, padahal nilai harga susu sapi export dan harga susu sapi nasional harganya sama. Disaat para peternak ingin membeli kembali sapi perah harganya mahal.

Selain fenomena penurunan populasi sapi perah pada tahun 2009 pangalengan diguncang gempa yang cukup besar, yang mengakibatkan rusaknya kandang sapi dan mesin pengolahan susu. Kesulitan lain yang dihadapi peternak sapi perah saat ini yaitu tambahan makanan yang berupa konsentrat semakin mahal. Harga bahan baku konsentrat yakni wheat polar atau produk turunan dari gandum terus melambung mengikuti nilai tukar dolar AS.

Apabila dikembangkannya agrowisata peternakan sapi perah di Pangalengan diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi para peternak di Pangalengan. Dengan keunggulan Pangalengan memiliki KPBS Pangalengan sebagai induk bagi para peternak di Pangalengan dapat mengakomodir para peternak dan wisatawan dalam kegiatan wisata di Pangalengan dalam bidang agrowisata.

Menurut data yang penulis peroleh dari Dinas Pariwisata Kabupaten Bandung, jumlah wisatawan ke Kabupaten Bandung dapat di lihat dalam tebel di bawah ini.

(5)

Thema Hanif Pratama, 2014

Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

No. Uraian 2008 2009 2010

1 Jumlah Obyek Wisata

(Obyek) 49 49 53 2 Jumlah Kunjungan Wisata(Orang) 4.306.602 5.458.218 6.069.536 3 Rata-rata Kunjungan Perobyek wisata(Orang) 87.890 111.392 123.869

Bila dari jumlah wisatawan tersebut banyak wisatawan yang berkunjung ke wisata alam seperti Ciwidey akan berdampat buruk kepada tempat wisata tersebut. Seperti tempat wisata Kawah Putih di Ciwidey. Kawah putih sekarang mengalami dampat buruk, sampah berserakan dimana-mana para pengunjung tidak diperbolehkan membawa kendaraan pribadi ke atas dekat kawah dikarenakan jalan yang sudah amblas dan dapat terjadi longsor.

Faktor pendukung seperti akomodasi di Pangalengan sudah dapat dibilang menunjang dalam kegiatan wisata. Pangalengan memiliki 3 hotel dan banyak villa yang dapat dijadikan tempat menginap para wisatawan. Rumah makan dipangalengan sudah banyak dari mulai lesehan hingga standar restoran. Jalan menuju pangalengan sudah sangat bagus dan dapat dilewati mobil dan bus.

Dengan pengembangan yang ada saat ini di pangalengan, salah satunya dari sektor peternakan dan digabungkan dengan prinsip-prinsip kepariwsataan, penulis berharap pariwsata peternakan dapat meningkatkan pendapatan untuk peternak yang berada di Pangalengan, masyarakat sekitar dan pemerintah daerah. Dengan penelitian yang dilakukan dan menerapkan hasil penelitian di KPBS Pangalengan, dapat memberikan contoh untuk anggota KPBS lainnya untuk mengembangkan peternakannya disektor pariwisata.

(6)

Thema Hanif Pratama, 2014

Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Itulah beberapa alasan yang membuat penulis ingin meneliti tempat ini lebih lanjut mengenai pengembangan atraksi wisata berbasisis peternakan di peternakan KPBS Pangalengan. Agar dapat meningkatkan daftar wisata untuk daerah Kabupaten Bandung oleh karena itu penulis mangambil judul "Potensi Atraksi Wisata Berbasis Agrowisata Peternakan di KPBS Pangalengan Kabupaten Bandung".

B. Identifikasi Masalah

Dalam pengembangan tempat wisata diperlukan beberapa aspek

pengembangan seperti, atraksi wisata, sarana prasana, dan lain-lain. Produk wisata merupakan salah satu faktor pendorong bagi wisatawan. Produk wisata yang berbasis agrowisata sudah banyak saat ini. Pangalengan sudah terkenal sebagai sentra sapi perah dari zaman dahulu hingga sekarang dengan memiliki oraganisasi dalam menampung peternak sapi perah dan hasil peternakan sapi perah yang disebut dengan KPBS Pangalengan. Berdasarkan hasil obeservasi yang penulis lakukan KPBS Pangalengan memiliki banyak potensi wisata dari mulai pasca panen hingga produksi. Dengan potensi yang ada di KPBS Pangalengan dapat dijadikan atraksi wisata yang berbeda dari tempat lain. KPBS Pangalengan sebagai sarana penyedia jasa wisata yang melibatkan peternakan anggota KPBS Pangalengan. Adapun masalah yang diambil oleh penulis yaitu " Pengembangan Atraksi Wisata Berbasis Agrowisata Peternakan Di KPBS Pangalengan Kabupaten Bandung"

C. Rumusan Masalah

Berikut adalah rumusan masalah yang mendasari penulis untuk meneliti Pengembangan Atraksi Wisata Berbasis Agrowisata Peternakan di KPBS Pangalengan Kabupaten Bandung adalah :

(7)

Thema Hanif Pratama, 2014

Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Bagaimana perbedaan dan persamaan atraksi wisata ditempat wisata berbasis agrowisata peternakan yang sudah ada ?

3. Atraksi wisata yang seperti apa yang cocok dikembangkan di KPBS Pangalengan ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitaanya adalah sebagai berikut:

1. Mengindentifikasi potensi wisata berbasis peternakan di KPBS Pangalengan 2. Memberi gambaran tentang atraksi wisata yang sudah ada di tempat wisata

berbasis agriwisata peternakan di sebuah tempat wisata yang ada.

3. Konsep pengembangan atraksi wisata yang cocok untuk KPBS Pangalengan

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi penulis sendiri, sebagai insan pariwisata harus mengetahui, memikirkan dan mengembangkan setiap potensi wisata berbasis peternakan di Pangalengan Kabupaten Bandung agar dapat digunakan dalam mengembangkan wisata di semua tempat yang berada di Indonesia.

2. Bagi pemerintah, sebagai masukan untuk mendorong perkembangan industri pariwisata agar bisa memberikan contoh untuk daerah lainnya yang berpotensi untuk berkembang menjadi tempat agrowisata peternakan.

3. Bagi masyarakat, sebagai wacana agar memahami potensi wisata yang dimiliki oleh wilayah-wilayah di Jawa Barat khususnya bisa dikembangkan menjadi tempat agrowisata yang memberikan edukasi dan pengalaman untuk wisatawan.

(8)

Thema Hanif Pratama, 2014

Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dapat memberikan tambahan ekonomi bagi masyarakat yang akan membuka usaha di lokasi wisata.

F. Sistematika Penulisan

Penyusunan skripsi mahasiswa Manajemen Resort & Leisure menginduk kepada sistematika penulisan yang tercantum dalam buku Pedoman Akademik terbitan Universitas Pendidikan Indonesia. Berikut sistematika yang digunakan penulis :

1. BAB I : Pendahuluan

Berisi mengenai penjabaran latar belakan penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian.

2. BAB II : Kajian Pustaka

Berisi teori-teori para ahli yang mendukung penelitian dan kerangka pemikiran penulis

3. BAB III : Metode Penelitian

Penjabaran mengenai metode yang digunakan dan penjelasan seperti : Lokasi, Teknik Penentuan Subjek, Subjek Penelitian, Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data. Serta dalam bab ini penulis menggunakan metode analisis deskriptif dalam penelitiannya.

4. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penjelasan mengenai hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian. 5. BAB V : Kesimpulan dan Rekonemdasi

Hasil dari pembahasan dan rekomendasi yang direkomendasikan oleh penulis dari hasil pembahasan.

6. Daftar Pustaka

(9)

Thema Hanif Pratama, 2014

Potensi atraksi wisata berbasis agrowisata peternakan di KPBS Pangalengan kabupaten Bandung

Referensi

Dokumen terkait

Sejalan dengan kebijakan desentralisasi penelitian oleh Ristekdikti, penelitian Dosen merupakan salah satu skema penelitian yang pengelolaannya dilakukan oleh Lembaga

Ketika Sang Buddha diberitahukan bahwa banyak orang tidak percaya Sarakani telah mencapai Sotapanna, Sang Buddha mengatakan:”… mengapa, Mahanama, jika saja pohon-pohon Sala yang

Menurut Kotler (2001:298) kepuasan pelanggan adalah sejauh mana kinerja yang diberikan oleh sebuah produk sepadan dengan harapan pembeli. Jika kinerja produk kurang dari

Pengajaran bahasa terdiri atas keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan membaca sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa, salah

Bila kita merasakan gerakan rolling pesawat kearah kanan sehingga badan kita tegak kearah sisi kiri pesawat oleh tekanan outersia #.g medium Masykurons kali gravitasi maka

Posted at the Zurich Open Repository and Archive, University of Zurich. Horunā, anbēru, soshite sonogo jinruigakuteki shiten ni okeru Suisu jin no Nihon zō. Nihon to Suisu no kōryū

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI