Analisis Komparatif Perilaku Pembelian Impulsif
Berdasarkan Karakteristik Demografis (Studi Empiris Pada Produk Permen Fresh Mentol di Foodmart Basko Grand Mall Padang).
Joni Iskandar1,Ice Kamela1, Zeshasina Rosha1 1
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta
E-mail:[email protected],[email protected],[email protected]
ABSTRACT
This study aimed to identify and analyze the impulsive buying decisions based on demographic characteristics as measured by gender, age, occupation, and income, the study carried out on fresh menthol candy products in the Basko Grand Mall Padang. This study used a sampling technique that was purposive sampling. The sample used one hundred respondents. The types of data used primary data through questionnaires. Data analysis method that used was descriptive analysis. The instrument data were data validity, reliability test, normality test. Hypothesis testing to determine and analyze the impulsive buying decisions based on demographic characteristics were measured by gender, age, occupation and income. The research proved that there was no significant differences impulsive buying trend as measured by gender, employment, and income, while being a significant difference in making impulsive purchases on fresh menthol candy products in Basko Grand Mall Padang was age. Suggestions from researcher to the Basko Grand Mall Padang to always innovate in developing the store atmosphere and in order to better understand the characteristics of various consumers to become the biggest super market in the city of Padang.
Keywords: Gender, Age, Occupation, Income, Impulsive
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pada saat ini kebutuhan manusia telah menjadi semakin komplek, keadaan tersebut terjadi karena kesibukan, kemajuan teknologi dan informasi, banyaknya kebutuhan tidak jarang mendorong konsumen untuk lupa dengan kebutuhan, akibatnya mereka cenderung untuk ingat secara tiba-tiba dan melakukan keputusan pembelian impulsif pada berbagai produk. Adanya kebutuhan yang tiba-tiba muncul dalam ingatan konsumen tentu memicu
pembelian secara impulsif. Terjadinya keputusan pembelian secara impulsif cenderung terjadi pada berbagai produk yang berukuran kecil dan biasanya memiliki harga yang relatif terjangkau.
Salah satu jenis produk yang dapat menciptakan pembelian impulsif adalah coklat, permen, wafer dan berbagai jenis produk konsumsi berukuran kecil lainnya. Pembelian impulsif muncul karena produk yang akan dibeli secara tiba-tiba berukuran kecil, dapat dikonsumsi langsung dan memiliki kualitas produk yang tinggi. Pembelian impulsif tentu tidak dapat
diprediksi, selain itu pembelian impulsif juga harus di iringi dengan kemampuan untuk membeli yang tinggi dari konsumen.
Salah satu produk permen yang cukup fenomenal adalah Fresh Menthol.Produk tersebut dianggap sebagai permen yang dapat menciptakan kesejukan pada saat bernafas, dan memiliki harga yang relatif murah. Fresh Menthol merupakan permen yang digandrungi oleh semua tingkatan umur, dan cenderung menjadi komoditi utama yang menjadi alternatif dalam menghilangkan kebosanan, selain itu banyak dari anggota masyarakat yang menjadikan permen khususnya Fresh Menthol menjadi subtitusi rokok atau dijadikan komoditi yang dikonsumsi untuk menghilangkan kecanduan merokok.
Permen Fresh Menthol relatif memiliki harga yang sangat terjangkau, oleh sebab itu pada sebagian foodmark, permen Fresh Menthol yang dalam bentuk sachet sering dijadikan komoditi yang dipilih konsumen ketika kasir tidak memiliki uang kembalian belanja konsumen. Selain itu permen Fresh Menthol merupakan salah satu permen yang menjadi sahabat konsumen khususnya laki-laki untuk dikonsumsi agar menghindari aroma mulut yang kurang sedap, teman disaat santai, atau
dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan lainnya.
Keputusan pembelian impulsif sering terjadi di supermarket ataupun foodmart, perilaku impulsif tentu muncul ketika seorang individu telah berkeliling mengamati berbagai produk makanan didalam Foodmart. Salah satu foodmart terbesar di Kota Padang adalah Foodmart Basko Grandmall Padang.
Berdasarkan kepada uraian ringkas latar belakang dan gap yang terdapat pada penelitian terdahulu peneliti tertarik untuk membuat sebuah penelitian yang membahas tentang pembelian impulsif yaitu dengan meriplikasi penelitian Mulyono (2013). Pada penelitian ini ditambahkan satu faktor demografis yang belum digunakan pada penelitian sebelumnya yaitu pekerjaan. Perbedaan juga terlihat dari lokasi penelitian yang sebelumnya dilakukan di Bandung dan Jakarta, pada penelitian ini dilakukan di Kota Padang. Penelitian ini merupakan penelitian empiris yang berjudul: Analisis Komparatif Perilaku Pembelian Impulsif Berdasarkan Karakteristik Demografis (Studi Empiris Pada Produk Permen Fresh Mentol di Foodmart Basko Grand Mall Padang).
Berdasarkan kepada latar belakang masalah maka diajukan beberapa permasalahan yang akan dibahas di dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah terdapat perbedaan kecenderungan perilaku pembelian impulsif pada konsumen berdasarkan gender ?
2. Apakah terdapat perbedaan kecenderungan perilaku pembelian impulsif pada konsumen berdasarkan usia ?
3. Apakah terdapat perbedaan kecenderungan perilaku pembelian impulsif pada konsumen berdasarkan pekerjaan ?
4. Apakah terdapat perbedaan kecenderungan perilaku pembelian impulsif pada konsumen berdasarkan pendapatan ?
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, secara umum penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai yaitu:
1) Mengetahui dan menganalisis kecenderungan perilaku pembelian impulsif pada konsumen berdasarkan gender.
2) Mengetahui dan menganalisis kecenderungan perilaku pembelian
impulsif pada konsumen berdasarkan usia
3) Mengetahui dan menganalisis kecenderungan perilaku pembelian impulsif pada konsumen berdasarkan pekerjaan
4) Mengetahui dan menganalisis kecenderungan perilaku pembelian impulsif pada konsumen berdasarkan pendapatan
Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujaun penelitian diharapkan hasil yang diperoleh didalam penelitian saat ini dapat memberikan manfaat positif bagi:
1. Perusahaan, hasil yang diperoleh didalam penelitian ini dapat dijadikan sebagai alat evaluasi untuk mengenali perilaku konsumen, khususnya dalam melakukan pembelian impulsif. Hasil evaluasi tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk menentukan kebijakan penjualan terbaik bagi perusahaan. 2. Praktisi, hasil yang diperoleh
didalam penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga mereka memiliki pengetahuan yang kuat dalam bidang ilmu pemasaran
khususnya yang berhubungan dengan perilaku konsumen.
3. Akademisi, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan atau replikasi maupun modifikasi bagi peneliti dimasa mendatang yang juga tertarik untuk melakukan pembahasan terhadap sejumlah masalah yang sama dengan penelitian saat ini.
Landasan Teori
Pengertian Keputusan Pembelian
Secara umum Supranto (2005) mendefinisikan keputusan pembelian sebagai tindakan nyata yang dilakukan konsumen untuk membeli sebuah produk atau jasa yang dipengaruhi oleh referensi dan pengalaman dimasa lalu dalam menggunakan produk. Untuk mengukur keputusan pembelian digunakan indikator sebagai berikut:
1. Kebutuhan terhadap sebuah produk, merupakan produk yang menarik perhatian individu.
2. Proses pencarian informasi, merupakan aktifitas yang dilakukan untuk menambah referensi konsumen terhadap produk yang diamati.
3. Alternatif, merupakan produk produk sejenis yang dapat digunakan sebagai alternatif pengganti produk utama. 4. Tindakan atau keputusan pembelian.
Merupakan aksi yang dilakukan oleh konsumen untuk membeli produk yang telah diamati.
5. Evaluasi merupakan proses pembandingkan antara keinginan dan kinerja setelah menggunakan produk.
Pembelian Impulsif
Menurut Tjiptono et al (2010) mengungkapkan bahwa pembelian impulsif sebagai pembelian yang dilakukan oleh individu tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu. Pembelian impulsif tentu dilakukan dengan adanya anggaran yang dimiliki oleh individu. Pembelian impulsif tentu terbentuk karena adanya ketertarikan terhadap sebuah merek yang muncul secara tiba-tiba. Pembelian impulsif pada umumnya dilakukan pada merek produk yang telah dikenal, pembelian impulsif harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Pembelian produk dilakukan secara sukarela tanpa direncanakan
b. Individu memiliki anggaran untuk membeli merek produk
c. Adanya ketertarikan terhadap produk yang akan dibeli
Evaluasi terhadap hasil yang diperoleh
Karakteristik Pembelian Impulsif
Pembelian impulsif tentu merupakan fenomena yang menunjukan sebuah pola pembelian yang dilakukan secara sukarela, tanpaadaperencanaan sebelumnya. Secara umum karakteristik pembelian impulsif dapat dikelompokan sebagai berikut (Rook, 1995) dalam Japarianto dan Sugiharto (2011) yaitu sebagai berikut:
1. Merasa adanya kekuatan yang muncul dari suatu produk
2. Merasa mempunyai kekuatan untuk membeli produk dengan negara 3. Mengabaikan segala konsekuensi
dari pembelian
4. Perasaan gembira atau eforia
5. Konflik antara kontrol dan keagenan yang tidak dapat ditahan
Karakteristik Demografis
Menurut Kotler dan Keller (2013) salah satu instrumen penting yang mempengaruhi terjadinya keputusan pembelian impulsif adalah karakteristik demografis.Karakteristik tersebut merupakan pengelompokan pasar konsumen berdasarkan tingkatan demografis responden yang meliputi gender, usia, pekerjaan dan pendapatan. Karakteristik demografis tentu
mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli sebuah produk.
Gender (Sex)
Menurut Kacen dan Lee (2002) konsumen bergender perempuan lebih terpengaruh untuk melakukan pembelian impulsif, karena perempuan adalah makhluk yang lebih menonjolkan naluri, dan emosional dibandingkan dengan logika.
Berdasarkan uraian ringkas tersebut dapat disimpulkan bahwa gender merupakan pengelompokan manusia sebagai pelaku ekonomi kedua dua jenis genetika yaitu laki-laki dan perempuan. Aktifitas pembelian impulsif tentu merupakan suatu yang tidak direncanakan atau bersifat spontan, dalam hal ini perempuan merupakan pelaku utama yang paling sering melakukan pembelian yang tak terduga.
Usia (Age)
Perubahan usia yang dimiliki konsumen akan mengakibatkan terjadinya perubahan kebutuhan, yang juga menentukan perilaku mereka dalam berbelanja. Menurut Kacen dan Lee (2002) semakin tua usia seorang konsumen atau berada diatas 35 tahun akan mendorong semakin berkurangnya perilaku pembelian impulsif, sedangkan aktifitas pembelian tidak terencana relatif tinggi dilakukan pada
konsumen yang masih berusia remaja yaitu antara 15 – 19 tahun. Konsumen yang berusia dewasa tentu telah memiliki pola hidup yang teratur dan diatur secara baik, sedangkan mereka yang berusia labil atau remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan cenderung sangat terpengaruh pada mode dan gaya hidup.
Pekerjaan (Activity)
Manusia adalah makhluk sosial yang tentunya tidak dapat hidup tanpa keberadaan manusia lainnya. Untuk memenuhi kebutuhannya manusia tentu membutuhkan peran dari orang lain. Oleh sebab itu untuk bertahan hidup dan upaya untuk memenuhi kebutuhannya manusia melakukan berbagai kegiatan atau pekerjaan. Mulai dari aktifitas yang sifatnya rutin, musiman, ataupun tidak memiliki waktu yang pasti. Menurut Robbins dan Timothy (2008) tujuan manusia untuk melaksanakan sejumlah pekerjaan tentu ditujukan untuk memenuhi sejumlah kebutuhan.
Menurut Mc Gragor manusia adalah makhluk yang memiliki dua sisi yang berbeda. Pada sisi pertama (X) manusia adalah makhluk yang malas, dan cenderung suka bersenang-senang, pada sisi kedua (Y) manusia adalah makhluk sosial yang dapat bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya. Secara umum terdapat lima
tingkat kebutuhan yang akan dipenuhi oleh manusia dan menjadi motivasi mereka dalam bekerja yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri.
Pendapatan (Income)
Untuk memenuhi kebutuhan hariannya manusia melakukan sejumlah pekerjaan untuk memperoleh sejumlah pendapatan. Menurut Kotler dan Keller (2013) pendapatan merupakan sejumlah penghasilan yang diperoleh manusia setelah melakukan berbagai pengorbanan atau usaha tertentu. Pendapatan atau penghasilan tentu diperoleh dalam bentuk anggaran yang akan digunakan untuk membeli berbagai kebutuhan konsumen. Semakin tinggi pendapatan atau income yang diperoleh tentu menunjukkan pola konsumsi yang dimiliki konsumen semakin tinggi dan kecenderungan untuk melakukan tindakan pembelian yang tidak direncanakan semakin sering dilaksanakan.
METODE PENELITIAN Populasi
Menurut Sekaran (2006) populasi merupakan kesatuan sejumlah atribut yang saling bekerja sama untuk mencapai satu tujuan. Pada penelitian ini yang menjadi
populasi adalah seluruh konsumen yang pernah mengkonsumsi permen Fresh Mentholyang berdomisili di Kota Padang.
Sampel
Untuk mempersempit ruang lingkup pembahasan didalam penelitian ini maka perlu dilakukan pengambilan sampel. Menurut Sekaran (2006) sampel merupakan bagian dari populasi yang dianggap mewakili. Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah beberapa orang konsumen yang pernah melakukan pembelian impulsif pada permen fresh menthol yang dijual di Foodmart Basko Grand Mall dan berdomisili di Kota Padang.
Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan berjumlah 100 orang responden. Pemilihan 100 orang responden didasarkan pada pendapat yang dikemukakan oleh Sekaran (2006) yang mengungkapkan bahwa jumlah sampel yang tepat berjumlah 10 x jumlah variabel. Pada penelitian ukuran pengali yang digunakan adalah 20 sehingga perkaliannya adalah 20 x jumlah variabel. Sehingga jumlah variabel penelitian yang digunakan adalah 20 x 5 sehingga jumlah ukuran sampel yang digunakan adalah 100 orang.
Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
Analisis Dekriptif
Analisis ini bermaksud untuk menggambarkan karakteristik masing-masing variabel penelitian. Dengan cara menyajikan data kedalam tabel distribusi frekuensi, menghitung nilai pemusatan (dalam hal nilai rata-rata,median,modus) dan nilai dispersi (standar deviasi dan koefisiensi variansi) serta menginterprestasikannya. Analisis ini tidak menghubung-hubungkan satu variabel dengan variabel lainnya dan tidak membandingkan satu variabel dengan variabel lain.
Uji Instrumen Data
Sebelum dilakukan tahapan pengujian data terlebih dahulu dilakukan pengujian instrumen data untuk mengetahui ketepatan dan keakuratan pemilihan item pernyataan yang mendukung masing-masing variabel penelitian.
Uji Validitas
Menurut Ghozali (2011)
mengungkapkan pengujian validitas sebagai uji yang digunakan untuk mengetahui kebenaran dari apa yang sebenarnya diukur, pada model analisis ini yang diukur adalah ketepatan pemilihan item pernyataan yang mendukung masing-masing variabel.
Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja (internal consistency), kemudian dianalisis dengan teknik alpha crobach dengan menggunakan alat bantu program SPSS 19.00. Menurut Santoso (2005) kriteria pengujian analisis ini adalah “Uji reliabilitas adalah suatu uji yang menunjukkan sejauh mana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif tidak beda dilakukan pengulangan pengukuran terhadap subjek yang sama.
Uji Normalitas
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis maka digunakan pengujian normalitas. Ghozali (2011) menyatakan bahwa pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui pola sebaran variance yang terbentuk dalam sebuah variabel, apakah telah berdistribusi normal atau sebaliknya. Pengujian normalitas ini dilakukan dengan menggunakan SPSS sehingga pengujian normalitas ini menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Didalam model tersebut normalnya sebuah variabel ditentukan dari nilai probability (Asymp sig) 2-tailed>alpha 0,05. Setelah seluruh variabel penelitian berdistribusi normal pengujian data dapat dilakukan
Pengujian Hipotesis
Untuk melakukan tahapan pengujian jika distribusi normal terpenuhi untuk masing-masing variabel penelitian maka diuji dengan menggunakan uji Independent t-test.
Menurut Ghozali (2011) jika data yang diolah berdistribusi secara normal maka uji beda yang digunakan adalah independen t-test, akan tetapi sebelum dilakukan pengujian independen t-test perlu dipenuhi asumsi jumlah observasi yang digunakan tidak sama banyak, dan jumlah sampel yang diuji > 25.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Demografis Responden
Sesuai dengan perumusan masalah dan hipotesis tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris kecenderungan perilaku pembelian impulsif yang dilakukan konsumen berdasarkan karakteristik demografis yang diukur dengan gender, usia, pekerjaan dan pendapatan. Pada penelitian ini kecenderungan pembelian impulsif dilakukan pada produk permen Fresh Menthol, khususnya pada konsumen yang berbelanja di Basko Grand Mall Padang.
Pengujian Instrumen Data
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian instrument. Pengujian tersebut dilakukan pada setiap variabel yang berskala ordinal atau tidak memiliki ukuran yang pasti sehingga dibuat kedalam sebuah item pernyataan.Pengujian instrument dilakukan untuk mengetahui ketepatan dan kehandalan pemilihan item pernyataan yang mendukung variabel penelitian. Secara umum pengujian instrument yang dilakukan meliputi
Pengujian Validitas
Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui kebenaran dari apa yang sebenarnya diukur. Pada penelitian ini pengujian validitas dilakukan pada setiap variabel yang berskala ordinal atau menggunakan item pernyataan.Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan model variamx. Dimana setiap item pernyataan yang valid ditentukan dari factor loading dengan cut off ≥ 0,30.
Pengujian Reliabilitas
Pengujian reliabilitas bertujuan untuk mengetahui kehandalan dari setiap item pernyataan yang valid bila digunakan pada waktu dan tempat yang berbeda.Pengujian reliabilitas ditandai dengan mencari nilai Cronbach Alpha.
Setiap variabel dinyatakan valid bila memiliki Cronbach Alpha diatas atau sama dengan 0,60.
Pengujian Normalitas
Untuk mengetahui model statistik yang akan digunakan dalam pengujian perbedaan didalam penelitian ini maka dilakukan pengujian normalitas. Pengujian normalitas dilakukan dengan bantuan uji One Sample Kolmogorov Smirnov Test. Jika data berdistribusi normal maka uji beda dilakukan dengan pengujian statistik parametric sedangkan jika data tidak berdistribusi normal maka pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan statistik non parametric.
Analisis Deskriptif
Hasil yang diperoleh didukung oleh adanya jawaban dengan skor tertinggi dalam menilai indikator kecenderungan pembelian impulsif, nilai rata-rata skor yang dihasilkan adalah sebesar 3,51 dengan persentase TCR mencapai 70,24% sedangkan skor jawaban terendah diberikan responden dalam menilai ketersediaan uang berbelanja dan kenikmatan dalam berbelanja, nilai rata-rata skor yang dihasilkan adalah sebesar 2,93 dengan persentase TCR mencapai 58,53%. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa keputusan pembelian impulsif yang dilakukan konsumen relatif tinggi.
Pengujian Hipotesis
Setelah seluruh variabel penelitian yang digunakan berdistribusi normal maka tahapan pengujian hipotesis dapat dilakukan. Secara umum pembuktian hipotesis yang diajukan bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris kecenderungan perilaku pembelian impulsif yang dilakukan konsumen berdasarkan karakteristik demografis yang diukur dengan gender, usia, pekerjaan dan pendapatan. Proses pengujian hipotesis dilakukan dengan uji beda tidak berpasarangan atau memiliki posisi variance yang berbeda yaitu uji beda independen t-test. Berdasarkan hasil pengujian diperoleh ringkasan hasil terlihat pada tabel 1 dibawah ini
Tabel 1
Hasil Pengujian Hipotesis
Sumber : hasil olahan data spss
Pada tabel 1 berdasarkan gender terlihat bahwa, responden perempuan
berjumlah 64 orang sedangkan 36 orang responden lainnya bergender laki-laki, berdasarkan tahapan pengolahan data diperoleh nilai rata-rata skor untuk responden laki-laki sebesar 59,89 sedangkan nilai skor rata-rata untuk tindakan pembelian impulsif yang dilakukan responden perempuan sebesar 59,67. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata kecenderungan pembelian impulsif yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Secara statistik signifikan yang dihasilkan dalam pengujian adalah sebesar 0,925. Pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05.
Pada tabel 1 terlihat hasil pengujian hipotesis kedua dimana peneliti membagi tingkatan usia responden menjadi dua kategori yaitu usia remaja dan usia dewasa. Hasil pengujian statistik menunjukan bahwa nilai skor rata-rata yang diperoleh dari kecenderungan pembelian impulsif dari responden berusia dewasa adalah sebesar 59,66, sedangkan nilai rata-rata kecenderungan pembelian impulsif yang dilakukan oleh responden remaja adalah sebesar 40,29. Berdasarkan rata-rata skor yang dihasilkan teridentifikasi bahwa responden berusia remaja memiliki kecenderungan yang lebih tinggi untuk Variabel Demografis N Mean Sig Alpha Kesimpulan
Pembelian Impulsif Laki-Laki 36 59,89 0,925 0,05 Tidak Ada Perbedaan Perempuan 64 59,67 Remaja 14 59.66 0,001 0,05 Ada Perbedaan Dewasa 86 40.29 Bekerja 72 60,17 0,545 0,05 Tidak Ada Perbedaan Tidak Bekerja 28 58,68 Memiliki Pendapatan 82 59,30 0,389 0,05 Tidak Ada Perbedaan Tidak Memiliki Pendapatan 18 61,78
melakukan pembelian impulsif. Pernyataan tersebut diperkuat dengan nilai signifikan sebesar 0,001. Proses pengujian statistik dilakukan dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05.
Pada tahapan pengujian hipotesis ketiga peneliti membagi kelompok responden menjadi dua yaitu mereka yang bekerja yaitu berjumlah 72 orang dan mereka yang tidak berkerja berjumlah 28 orang. Berdasarkan perhitungan statistik nilai rata-rata skor yang diberikan untuk kecenderungan pembelian impulsif yang dilakukan oleh responden yang bekerja adalah sebesar 60,17 sedangkan nilai rata-rata kecenderungan pembelian impulsif yang dilakukan oleh responden yang tidak bekerja adalah sebesar 58,68. Jika diamati berdasarkan rata-rata tidak terlihat adanya perbedaan yang sigifikan kecenderungan pembelian impulsif berdasarkan pekerjaan.Hasil yang diperoleh diperkuat dengan nilai signifikan sebesar 0,545. Pada tahapan pengujian statistik digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat terlihat bahwa peneliti membagi dua kelompok responden yaitu mereka yang memiliki pendapatan tetap dan
mereka yang belum memiliki
pendapatan.Berdasarkan sebaran dumy teridentifikasi 82 orang responden memiliki pendapatan tetap sedangkan 18 orang lainnya belum memiliki pendapatan. Berdasarkan perhitungan teridentifikasi bahwa nilai rata-rata dari responden yang memiliki pendapatan untuk melakukan pembelian impulsif adalah sebesar 59,30 sedangkan mereka yang tidak memiliki pendapatan rutin memiliki kecenderungan pembelian impulsif adalah sebesar 61,78. Berdasarkan rata-rata yang diperoleh terlihat tidak terjadi perbedaan yang jauh kecenderungan pembelian impulsif yang dilakukan oleh responden yang memiiki penghasilan tetap maupun yang belum memiliki penghasilan.Hal tersebut dibuktikan secara statistik dengan nilaisignifikan sebesar 0,389. Pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05.
Pembahasan
Analisis Perbedaan Kecenderungan Pembelian Impulsif Berdasarkan Karakteristik Gender
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan kecenderungan pembelian impulsif berdasarkan karakteristik demografis yang
diukur dengan gender. Temuan yang diperoleh pada tahapan pengujian hipotesis pertama tidak konsisten dengan hipotesis yang diajukan. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa responden yang bergender laki-laki atau perempuan memiliki kecenderungan yang sama untuk melakukan pembelian impulsif khususnya pada permen Fresh Menthol.
Analisis Perbedaan Kecenderungan Pembelian Impulsif Berdasarkan Karakteristik Usia
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua ditemukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kecenderungan pembelian impulsif berdasarkan karakteristik demografis yang diukur dengan usia. Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa responden yang dikategorikan berusia remaja memiiki kecenderungan yang lebih tinggi untuk melkukan pembelian impulsif pada permen Fresh Menthol dibandingkan responden dengan kategori usia dewasa
.Analisis Perbedaan Kecenderungan Pembelian Impulsif Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
kecenderungan pembelian impulsive berdasarkan karakteristik demografis yang diukur dengan pekerjaan. Hasil yang diperoleh pada tahapan pengujian hipotesis ketiga tidak sejalan dengan hipotesis yang diajukan. Kondisi tersebut terjadi karena responden yang bekerja maupun tidak memiliki pekerjaan memiliki kecenderungan yang sama tingginya untuk melakukan pembelian yang tidak terduga pada produk permen Fresh Menthol, hal tersebut disebabkan karena permen tersebut dijual dengan harga yang relatif murah sehingga tidak meyulitkan konsumen untuk melakukan pembelian permen tersebut walaupun tidak direncanakan sebelumnya.
Analisis Perbedaan Kecenderungan Pembelian Impulsif Berdasarkan Karakteristik Pendapatan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keempat ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan kecenderungan pembelian impulsif berdasarkan karakteristik deografis yang diukur dengan pendapatan. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa besar, kecilnya nilai pendapatan yang dimiliki konsumen bukan menjadi penghalang terjadi keputusan pembelian impulsif pada permen Fresh Menthol. Temuan yang diperoleh
tidak konsisten dengan hipotesis yang diajukan.
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat diajukan beberapa kesimpulan penting yang merupakan jawaban dari permasalahan yang diajukan didalam penelitian ini yaitu:
1. Hasil pengujian hipotesis pertama ditemukan bahwa nilai sig sebesar 0,925 > alpha 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan kecenderungan pembelian impulsif berdasarkan karakteristik demografis yang digukur dengan gender pada permen Fresh Menthol di Basko Grand Mall Padang.
2. Hasil pengujian hipotesis kedua diperoleh nilai signifikan sebesar 0,001 < alpha 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Terdapat perbedaan yang signifikan kecenderungan pembelian impulsif berdasarkan karakteristik demografis yang digukur dengan usia pada permen Fresh Menthol di Basko Grand Mall Padang.
3. Hasil pengujian hipotesis ketiga ditemukan nilai signifikan sebesar Tidak terdapat perbedaan yang signifikan 0,545 > alpha 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa kecenderungan pembelian impulsif berdasarkan karakteristik demografis yang digukur dengan pekerjaan pada permen Fresh Menthol di Basko Grand Mall Padang.
4. Hasil pengujian hipotesis keempat ditemukan nilai sig sebesar 0,389> alpha 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan kecenderungan pembelian impulsif berdasarkan karakteristik demografis yang digukur dengan pendapatan pada permen Fresh Menthol di Basko Grand Mall Padang.
Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian yang diperoleh saat ini masih memiliki sejumlah kekurangan atau kelemahan yang disebabkan karena adanya keterbatasan yang peneliti rasakan dalam penulisan skripsi saat ini yaitu:
1. Periode observasi data yang relatif singkat dan jumlah responden yang masih digolongkan kecil dibandingkan populasi responden
yang sesungguhnya tentu mempengaruhi akurasi hasil penelitian yang didapatkan pada saat ini.
2. Masih terdapat sejumlah indikator atau variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian impulsif yang tidak digunakan didalam penelitian ini seperti harga, sikap dan sebagainya.
Saran
Berdasarkan kepada keterbatasan penelitian yang diperoleh maka diajukan beberapa saran yang tentunya dapat memberikan manfaat atau kontribusi positif bagi:
1. Peneliti dimasa mendatang diharapkan untuk mencoba memperluas ukuran sampel yang digunakan kedalam tahapan pengolahan data, saran tersebut tentu sangat penting untuk meningkatkan ketepatan dan akurasi hasil penelitian yang akan diperoleh dimasa mendatang.
2. Peneliti dimasa mendatang disarankan untuk mencoba menambah variabel baru yang belum digunakan didalam penelitian ini seperti harga, sikap, kemudahan
mendapatkan dan berbagai variabel lainnya. Saran tersebut sangat penting untuk meningkatkan ketepatan dan kesempurnaan hasil penelitian dimasa mendatang.
3. Untuk pihak dari Basko Grand Mall Padang:
a. Disarankan untuk pihak Basko Grand Mall Padang agar lebih
berupaya lagi untuk
meningkatkan kualitas store atmosphere dariBasko Grand Mall Padang, karena store atmosphere merupakan salah satu penunjang utama terbentuknya impulsif buying. b. Disarankan untuk pihak Basko
Grand Mall Padang agar dapat lebih memahami karakter dari berbagai konsumen yang berkunjung agar dapat meningkatkan penjualan dan keuntungan bagi pihak Basko Grand Mall Padang.
c. Disarankan untuk pihak Basko Grand Mall agar dapat meningkatkan promosi, daninovasi-inovasi terbaru dalam meningkatkan penjualan,dan menjadi salah satu super market terbesar di Kota Padang
Daftar Pustaka
Ghozali, Imam. 2011. Analisis Multivariate dengan Menggunakan SPSS 19.0. Badan Penerbit Universitas Dipenegoro, Semarang.
Japarianto Edwin dan Sugiharto Sugiono. 2011. Pengaruh Shopping Life Style dan Fashion Involvement Terhadap Impulse Buying Behaviour Masyarakat High Income Surabaya. Jurnal manajemen Pemasaran Vol 6 No 1 April 2011 Halaman 32 – 41
Kacen, J.J., & Lee, J.A., 2002, The influence of culture on consumer impulsif buying behavior, Journal of Consumer Psychology
Keller Lane Kevin. 2013. Consumer Behavior. Catalog in Publication Data Prentice Hall, Pearson
Mulyono Dwi. 2013. Analisis Riset Perilaku Konsumen. Ghalia, Jakarta.
Robbins Stephen P & Timothy A Judge. 2008. Perilaku Organisasi (Organizational Behaviour) Edisi 12. Diterjemahkan Oleh Diana Angelica. Salemba Empat, Jakarta.
Santoso Singgih. 2012. Analisis Multivariate dengan Menggunakan SPSS 17. Gramedia Pustaka, Jakarta.
Sekaran Uma. 2006. Metodologi Riset Bisnis. Erlangga, Jakarta.
Supranto, J. 2005, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Rineka Cipta, Jakarta.
Tjiptono Fandi. 2010. Management Strategic. Salemba Empat, Jakarta.