• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN 1 PANDUAN PRAKTIKUM FARMASI KEDOKTERAN. Universitas Gadjah Mada 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAMPIRAN 1 PANDUAN PRAKTIKUM FARMASI KEDOKTERAN. Universitas Gadjah Mada 1"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Gadjah Mada 1 LAMPIRAN 1

PANDUAN PRAKTIKUM FARMASI KEDOKTERAN

(2)

Universitas Gadjah Mada 2 PENDIDIKAN FARMASI KEDOKTERAN II

(PRAKTIKUM)

A. MASA KERJA PRAKTIKUM

Hari dan waktu praktikum dapat dilihat di Bagian Farmasi Kedokteran

B. KEGIATAN PRAKTIKUM

I. Kegiatan yang diselenggarakan untuk semua mahasiswa peserta praktikum.

1. Pretest :

Waktu : 1 jam ( Minggu I )

Materi : Cara menyusun preskripsi , singkatan bahasa Latin , menentukan jadwal dosis ( dosis, frekuensi, waktu , lama pemberian ) dan pemilihan BSO.

2. Penyegaran / Review Waktu : 1 jam ( Minggu I )

Materi : Bahan kuliah semester V dengan menitikberatkan pada pemahaman pemilihan BSO dan penyusunan preskripsi yang benar dan rasional.

3. Penjelasan kegiatan praktikum Waktu : Minggu II Materi : Panduan praktikum Farmasi kedokteran

II. Kegiatan Praktikum untuk tiap kelompok.

1. Menghitung dosis dan menyusun formula.

Waktu : Minggu III sampai minggu VI ( dilaksanakan sesuai jadwal masing-masing kelompok )

Kegiatan :

a. Mahasiswa mendapat tugas ( suatu kasus ) sebagai PR untuk dikumpulkan pada saat diskusi dan diberi tugas Baru untuk didiskusikan mengenai dosis obat serta penyusunan formula magistralis.

b. Mahasiswa mendapat tugas ( suatu kasus ) sebagai PR untuk dikumpulkan pada saat diskusi dan diberi tugas baru untuk didiskusikan mengenai dosis obat serta penyusunan formula officinalis

(3)

Universitas Gadjah Mada 3 c. Mahasiswa mendapat tugas ( suatu kasus ) sebagai PR untuk dikumpulkan pada

saat diskusi dan diberi tugas baru untuk didiskusikan mengenai dosis obat serta penyusunan formula spesialistik

2. Pembuatan BSO Sederhana

Waktu : 2 kali tiap kelompok ( dilaksanakan sesuai jadwal masing-masing kelompok, yaitu pada minggu III sampai minggu X )

Kegiatan

a. Mahasiswa mendapat tugas untuk menuliskan resep yang akan dipraktikumkan dalam selembar blanko resep, serta dipelajari khasiat , dosis, indikasi, dan tujuan terapi dari masing — masing bahan obat dalam resep tersebut.

b. Mahasiswa membuat sediaan obat dari tugas diatas dan setelah selesai praktikum dipertanggungjawabkan hasilnya melalui tes.

3. Pengamatan Bentuk Sediaan Obat ( BSO ) jadi.

Waktu : Minggu VII sampai Minggu X (dilaksanakan bersama dengan kegiatan pengamatan interaksi dan sterilisasi alat-alat Kedokteran, serta sesuai jadwal masing-masing kelompok)

Kegiatan :

a. Mahasiswa mengamati contoh — contoh BSO jadi yang beredar di pasaran. b. Mahasiswa mendiskusikan spesifikasi ( sifat-sifat ) yang meliputi bentuk sediaan,

keuntungan dan kerugian, cara penyimpanan, cara mengenal kerusakan, penggolongan obat berdasar Undang-undang.

4. Pengamatan Interaksi dan sterilisasi alat-alat kedokteran

Waktu : Minggu VII sampai Minggu X ( dilaksanakan bersama dengan kegiatan pengamatan BSO, dan dilaksanakan sesuai jadwal masing- masing kelompok )

Kegiatan :

a. Mendemonstrasikan cara-cara sterilisasi sederhana ( yang dapat dilakukan di Puskesmas )

b. Mempraktekkan/membuktikan adanya interaksi Farmasetika dari beberapa bahan obat

(4)

Universitas Gadjah Mada 4 5. Analisa Resep

Waktu : Minggu VII sampai Minggu X (dilaksanakan sesuai jadwal masing-masing kelompok)

Kegiatan :

a. Mahasiswa mendapat tugas menganalisa resep yang didapatkan dari apotek b. Mahasiswa mempresentasikan dan mendiskusikan tugasnya

6. Presentasi Kasus Fiktif

Waktu : Minggu VII sampai Minggu X (dilaksanakan sesuai jadwal masing-masing kelompok )

Kegiatan :

1. Mahasiswa mendapatkan tugas berupa skenario kasus yang sudah ditentukan. 2. Mahasiswa mengerjakan tugas kemudian ditulis dalam bentuk makalah

presentasi kasus.

3. Mahasiswa mempresentasikan tugasnya

Petunjuk penulisan makalah presentasi kasus :

1. Kasus dengan diagnosis dan terapi yang sudah ditentukan 2. Menentukan tujuan pengobatan dan alasannya

3. Inventarisasi sediaan (BSO generik & paten, cara pemberian) dan jadwal dosis (frekuensi, dosis, waktu & lama pemberian)

4. Menghitung dosis yang diberikan untuk pasien 5. Menyusun resep dengan benar dan rasional

6. Memberikan cara pengendalian obat untuk kasus di atas 7. Daftar pustaka

Catatan : Laporan naskah ash diketik pada kertas HVS ukuran kwarto dan diserahkan sehari sebelum jadwal presentasi sebanyak 1 exp. Laporan di-presentasikan dengan menggunakan

tranparansi

C. UJIAN

Persyaratan mengikuti ujian, harus sudah selesai mengikuti semua kegiatan praktikum.

Bentuk ujian :

a. Ujian Bentuk Sediaan Obat ( jadi), interaksi dan sterilisasi Waktu : Minggu XI

(5)

Universitas Gadjah Mada 5 b. Ujian tertulis komprehensif.

Waktu : Minggu XII

PERSYARATAN PRAKTIKUM DI BAGIAN FARMASI KEDOKTERAN FK UGM 1. Sudah mengikuti kuliah Farmasi Kedokteran I

2. BILA TIDAK DAPAT MENGIKUTI PRETEST DAN REVIEW, MAHASISWA DINYATAKAN GUGUR.

3. Bila tidak mengikuti salah satu kegiatan (selain pretest & review), diwajibkan memberitahu dan dapat mengikuti inhal yang diatur kemudian.

4. Pelaksanaan inhal diatur oleh Kodik.

TATA TERTIB SELAMA PRAKTIKUM DI BAGIAN FARMASI KEDOKTERAN

1. Praktikum dimulai sesuai shift yang telah ditetapkan.

2. Selama masa kerja harap bekerja dengan sopan, memakai jas praktikum dan mentaati peraturan yang ada di Bagian Farmasi Kedokteran serta tidak boleh memakai kaos oblong & sandal/selop.

3. Khusus peraturan selama kegiatan praktikum dan pengena- Ian BSO jadi : a. Harus membawa serbet/lap sendiri untuk bekerja.

b. Alat-alat yang diperlukan, setelah digunakan hams kembali dalam keadaan bersih dan lengkap.

c. Resep yang akan diracik, sebelum dibuat ditulis dulu secara lengkap pada blangko yang disediakan.

d. Bekerja dengan bersih, cermat dan hemat, jangan membuang sampah kertas di bak air

e. Jangan membuang bahan obat/kertas, obat yang dipakai adalah bahan baku ash f. Setiap kali menimbang, piring timbangan dialasi dengan kertas timbang.

g. Tiap kali menimbang dengan sendok yang dibersihkan dulu, sehingga isi botol obat yang satu tidak terkontaminasi dengan bahan obat yang lain.

h. Perhatikan bahan yang diambil, baca etiket obat sekali lagi sebelum menimbang dan sesudahnya kembalikan di tempat semula.

i. Menambah/mengurangi bahan pada waktu menimbang, timbangan hams dalam keadaan mati dan pintu timbangan tertutup.

j. Tidak diizinkan membuat obat lebih dari jumlah yang ditentukan. k. Setelah selesai praktikum, meja praktikum hams dibersihkan.

(6)

Universitas Gadjah Mada 6 l. Kalau hendak diuji coba pemanfaatannya obat-obat yang telah selesa: dibuat, harap

lapor kepada salah satu dosen.

m. Dilarang merokok selama di dalam ruangan Bagian Farmasi Kedokteran.

n. Obat untuk pengamatan BSO jadi harus dijaga kerapiannya & jangan sampai rusak.atau hilang

o. Menghilangkan obat BSO jadi dan merusakkan alat-=alat praktikum harus menggantikannya.

JADWAL KEGIATAN PRAKTIKUM TIAP KELOMPOK Ming- gu Pretest/ Review/ Diskusi Menghitung dosis dan menyusun resep

Praktikum BSO BSO Jadi dan Interaksi/ Sterilisasi Analisa Resep Presen-tasi Kasus Fiktif I II III I II I Pretest/ Review II Diskusi BSO III A B C D IV B C D A V C D A B VI D A B C VII A B C D VIII B C D A IX C D A B X D A B C XI Ujian BSO XII Ujian Kom-prehensif

(7)

Universitas Gadjah Mada 7 LATIHAN I : Menghitung dosis dan menyusun formula magistralis

Tujuan :

a. Mahasiswa mampu menghitung dan menentukan dosis, menentukan bentuk sediaan obat, cara dan waktu pemberian obat yang tepat dalam preskripsi. b. Mahasiswa mampu menyusun formula magistralis yang benar.

Kegiatan :

1. Mahasiswa mendapat soal dalam bentuk kasus.

2. Mahasiswa menghitung dan menentukan dosis suatu obat dan menyusun resep dengan formula magistralis dalam format blanko resep.

3. Mahasiswa mendiskusikan tugas.

Waktu : 2x pertemuan

Contoh soal :

Susunlah resep formula magistralis dalam bentuk sediaan cair untuk Tetuka( 7 Th, 20 Kg ) yang didiagnosis epilepsi grand mall, dan diberi obat Phenitoin Na ( serbuk )

Tugas :

1. Jelaskan sifat dan khasiat/guna dari bahan obat yang diperlukan ! 2. Tentukan jadwal dosis dan bentuk sediaan obatnya !

3. Tulislah formula magistralis yang benar

Cara Penyelesaian :

1. Sifat dan khasiat / guna : Phenytoin Na bersifat:

a. Mudah larut dalam air dan alkohol

b. Larutan dalam air sebagian akan terhidrolisis menjadi bentuk basenya yang dapat menimbulkan kekeruhan. Phenytoin Na merupakan antikonvulsi tanpa menyebabkan depresi umum, digunakan untuk penderita epilepsi terutama epilepsi grandmall dan epilepsi psikomotor, tetapi tidak bisa digunakan untuk penderita epilepsi petit mall, karena akan memprovokasi absence.

Efek samping : nyeri ulu hati, anoreksia, mual muntah, obstipasi, pusing, hiperplasi gusi, hipertrichosis, Lymphadenopathy, nistagmus, ataksia, diplopia. Kontraindikasi : Wanita hamil dan epilepsi tipe petitmall.

(8)

Universitas Gadjah Mada 8 Aquadest : sebagai pelarut ( vehikulum ).

2. Jadwal dosis : Phenytoin Na :

Untuk pasien anak , dosis phenitoin 5 — 10 mg / kgBB / hari. Pada pasien ini berat badannya 20 Kg , maka dosis Phenitoin 100 mg sampai 200 mg / hari, pada kasus ini bisa dipilih 120 mg / hari ( jika pada pasien ini merupakan terapi awal )

Waktu pemberian diperkirakan 2 minggu ( 14 hari ) diharapkan setelah 14 hari pasien kontrol / datang lagi ke dokternya, maka banyaknya Phenitoin Na adalah ( 150 X14 ) = 2100 mg. Frekuensi pemberian obat ini 1- 2 kali / hari, jika pada pasien ini untuk terapi awal maka diberikan 2 x / hari

Pemberian obat minum ini sesudah makan , karena dengan pemberian sesudah makan dapat mencegah ataupun mengurangi gangguan saluran cerna.

3. Bentuk sediaan obat

Bentuk sediaan obat yang dipilih adalah obat minum ( potio ) karena cocok untuk pasien anak — anak. Walaupun Phenitoin Na ini larut dalam aquadest namun karena dalam penyimpanan terjadi kekeruhan, maka sebaiknya dibuat suspensi.

4. Formula Magistralis

Formula magistralis dengan menggunakan sediaan suspensi maka memerlukan bahan tambahan:

1. Corigen saporis ( Pemanis ) : Syrup simplex 2. Suspensator : p.g.a ( pulvis gummi arabicum ) 3. Vehikulum ( pembawa ) : Aquadest

(9)

Universitas Gadjah Mada 9 Aquadest :

Banyaknya obat minum pada resep ini apabila diharapkan pasien ini sekali minum 1 sendok teh ( 5 ml ) , maka dalam 1 hari memerlukan ( 2 X 5) = 10 ml, sehingga dalam 14 hari memerlukan 140 ml.

Syrup simplex :

Banyaknya syrup simplex 10 % - 20% dari banyaknya obat minum ( 14 sampai 28 ml ) Bisa dipilih 15 ml.

Pulvis gummi arabica :

Banyaknya secukupnya ( 1 — 2 % )

LATIHAN II : Menghitung dosis dan menyusun formula offisinalis Tujuan :

a. Mahasiswa mampu menghitung dan menentukan dosis, menentukan bentuk sediaan obat, cara dan waktu pemberian obat yang tepat dalam preskripsi. b. Mahasiswa mampu menyusun formula offisinalis yang benar.

Kegiatan :

1. Mahasiswa mendapat soal dalam bentuk kasus.

2. Mahasiswa menghitung dan menentukan dosis suatu obat dan menyusun resep dengan formula magistralis dalam format blanko resep.

3. Mahasiswa mendiskusikan tugas.

Waktu : 2x pertemuan

Contoh Soal

Tulis formula officinalis dengan BSO unguenta untuk Bp. Suryatmojo yang

menderita luka bakar ( tanpa infeksi ) yang sudah hampir sembuh pada betis kaki dengan menggunakan obat standar Unguentum Yecoris aselli Tugas :

1. Tulislah komposisi dari sediaan standar!

2. Jelaskan khasiat dari masing-masing bahan obat! 3. Tentukan jadwal dosis dan bentuk sediaan obat! 4. Tulislah formula officinalis yang benar!

(10)

Universitas Gadjah Mada 10 Cara Penyelesaian :

1. Komposisi : Unguentum Yecoris aselli :

( didapat dalam Formularium Indonesia ) R/ O1. Yecoris aselli 10

Vaselin flavum 90 m. f. l. a. ungt.

2. Khasiat :

01. Yecoris aselli : merupakan minyak yang diperoleh dari Kati segar Gadus cellarias L dan spesies gadus lainya, yang dimurnikan dengan penyarian pada suhu 0° C. 01. Yecoris aselli mengandung vitamin A dan vitamin D.

Kegunaan : Untuk mempercepat penyembuhan luka bakar, ulkus dan ( berperan dalam proses diferensiasi epitel ).

Vaselin flavum : merupakan senyawa hidrokarbon yang digunakan sebagai basis selep

3. Jadwal dosis :

Penggunaan Ungueta Yecoris aselli dengan kadar 10 % dioleskan dua kali sehari, setiap pagi dan sore ( setelah mandi,), ulangi terus sampai sembuh.

Pada penggunaanya setiap gram salep untuk lesi seluas 10 X 10 cm2. Jika luas luka bakar sekitar 200 cm , maka sekali oles 2 gram, maka satu hari memerlukan 4 gram. Jika diperkirakan sediaan ini diberikan 5 hari, maka memerlukan 5 X 4 gram = 20 gram.

4. Bentuk sediaan obat

Bentuk sediaan obat yang dipilih nguenta, karena lesi pada kasus ini sudah tahap penyembuhan, maka sudah mulai mengering, sehingga dipilih sediaan unguenta , yang penetrasinya lebih kuat, kontak cukup lama dikulit, dan dapat menjaga kelembaban kulit.

(11)

Universitas Gadjah Mada 11 5.Formula resep :

LATIHAN III : Menghitung dosis dan menyusun formula spesialitis Tujuan :

a. Mahasiswa mampu menghitung dan menentukan dosis, menentukan bentuk sediaan obat, cara dan waktu pemberian obat yang tepat dalam preskripsi.

b. Mahasiswa mampu menyusun formula spesialitis yang benar.

Kegiatan :

1. Mahasiswa mendapat soal dalam bentuk kasus.

2. Mahasiswa menghitung dan menentukan dosis suatu obat dan menyusun resep dengan formula spesialitlis dalam format blanko resep.

3. Mahasiswa mendiskusikan tugas.

Waktu : 2x pertemuan

Contoh Soal

Tulis formula spesialitis dengan BSO kapsul untuk Bp. Setyaki yang didiagnosis pneumonia dan diberi sediaan paten Sanlin.

(12)

Universitas Gadjah Mada 12 Pertanyaan :

1. Jelaskan isi, sifat dan khasiat obat di atas! 2. Tentukan jadwal dosis dan bentuk sediaan obat! 3. Tuliskan formula spesialitis yang benar !

Cara Penyelesaian :

1. Isi, sifat dan khasiat / guna :

Sanlin berisi Tefrasiklin HC1 , sediaannya - kapsul 250 mg - kapsul 500 mg

Tetrasiklin berwarna kuning dan bersifat amfoter. Aktivitas tetrasiklin ini sangat lebar dan hampir meliputi semua bakteri Gram + dan Gram — patogen, khasiatnya bakteriostatik dengan mekanisme kerja melalui penggangguan sintesis protein bakteri.

Efek samping : mual, muntah, perubahan flora usus, fotosensitisasi.

Kontraindikasi : Tidak boleh diberikan pada anak — anak yang berumur kurang dari 8 tahun.

2. Jadwal dosis

Tetrasiklin dosis 1 gram sampai 2 gram / hari, dan diberikan 4 kali / hari

( 4 kali 250 mg — 500 mg ) apabila menggunakan 250 mg / kali dan diberikan 7 hari. maka menggunakan sediaan yang 250 mg sebanyak ( 4 x 7 ) = 28.

Obat ini diberikan sebelum makan , karena absorbsi tetrasiklin lebih baik dalam keadaan perut kosong.

3. Bentuk sediaan obat :

Bentuk sediaan obat yang dipilih adalah kapsul, karena dapat menutupi rasa yang tidak menyenangkan, dan lebih mudah ditelan dibandingkan tablet.

(13)

Universitas Gadjah Mada 13 PENILAIAN POST TEST

Regu :... Hari/tgl :...Pembimbing :...

No. NIM Nama

Dosis (30) BSO (15) Jadwal Dosis (25) Penulisan resep Lengkap (10) Jelas (10) Benar (10) 1 -3 1 -2 N ilai 1-2 1 -2 N ilai 1-2 N ilai 1-2 N ilai N ilai 1 2 3 4 5 6 7 - - 8 9 10

Dosis : 1 = menghitung salah, 2 = menghitung benar tetapi tidak lengkap, 3 = menghitung benar dan lengkap Yang lain : 1 = kurang

(14)

Universitas Gadjah Mada 14 LATIHAN IV : PEMBUATAN BENTUK SEDIAAN OBAT ( BSO ) SEDERHANA

Tujuan :

1. Mahasiswa dapat menyusun resep suatu kasus dari sediaan obat secara benar. 2. Mahasiswa dapat melakukan pembuatan bentuk sediaan padat ( pulvis,

pulveres, capsules ), cair ( solutio / mixtura, suspensi / emulsi , mixtura agitanda, infusa, guttae), setengah padat ( unguenta, cream, pasta ) , dan sediaan lain ( linimentum ).

Kegiatan :

1. Mahasiswa mendapat tugas

2. Mahasiswa menuliskan resep dari soal tersebut diatas dengan format baku. 3. Mahasiswa meracik sediaan obat dari resep tersebut

4. Mahasiswa menulis etket pada kemasan sediaan tersebut 5. Mahasiswa mendiskusikan tugas

Waktu : 2 x pertemuan

Contoh soal :

R/ Pot. Nigr. C. tuss 15 ml S. t. d. d. CI

Cara Penyelesaiaanya 1. Penulisan resep :

(15)

Universitas Gadjah Mada 15 2. Khasiat obat dalam resep :

Inscriptio : obat merupakan obat standart dengan komposisi

Succus . liq 5

Ammonium chlorid 3

Sol. amm.spirt.anis 3

Aqua ad ml 150

Subscriptio : bentuk sediaan cair ( mixtura )

Signatura : diberikan 3 x sehari 1 sendok makan ( 15 ml )

Pembuatan :

Setelah menimbang masing — masing bahan pada kertas timbang sesuai yang diperlukan, maka masukkan aqua dalam panci pemanas diatas kompor kemudian masukkan succus sampai larut, setelah larut angkat dan diamkan sampai dingin, lalu masukkan bahan Amm chloride dan Sol. Amm. Spir. anis , aduk sampai larut, kemudian masukkan kedalam gelas ukur, jika volumenya kurang tambah aqua sampai volumenya 150 ml.

Keterangan :

Succus Liq merupakan ekspektoran dengan susunan kimia seperti kortikosteroid sehingga diduga dapat berefek seperti kortikosteroid yang memiliki efek samping imunosupresi, sehingga hanya diberikan pada orang dewasa, selain itu succus bisa menimbulkan tersedak pada pasien anak. Ammonium chloride berfungsi sebagai ekspektoran, diuretika , dan pengasam pH urin. Sol. Amm. spir. anis juga berfungsi sebagai penyegar. Sediaan ini menggunakan pelarut air, dan zat aktif larut dalam air dan memakai lebih dari satu bahan obat, maka sdiaan ini merupakan bentuk mixtura dan berwarna hitam sehingga dikenal dengan Obat Batuk Hitam ( OBH ) dan digunakan untuk batuk berdahak. Pemakaian obat ini dengan cara diminum, sehingga merupakan obat dalam dengan etiket warna putih. Sediaan ini mengandung minyak terbang ( ol. anis ) dan berbentuk suspensi, sehingga perlu digojog dulu sebelum digunakan.

(16)

Universitas Gadjah Mada 16 4. Kemasan :

(17)

Universitas Gadjah Mada 17

FORMULIR PENILAIAN PRAKTIKUM BSO SEDERHANA Regu : Hari/tanggal : ... Penilai : ... NO Nama Mahasiswa No. Mhs.

Resep 1 Resep 2 Resep 3

Nilai Pemb Etiket Resep Pemb Etiket Resep Pemb Etiket Resep Resep

0-100 0- 100 0-100 0-100 0-100 0-100 0-100 0-100 0-100 Total Ak-hir (Total/900) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

(18)

Universitas Gadjah Mada 18 LATIHAN V : PENGENALAN DAN PERAGAAN SEDIAAN PATEN, STERILISASI

DAN INTERAKSI

PENGENALAN DAN PERAGAAN SEDIAAN PATEN

Tujuan :

1. Mahasiswa memahami bahwa sediaan paten dengan nama dagang ( brand name ) kemungkinan tersedia dalam berbagai macam bentuk sediaan obat. 2. Mahasiswa mengenal berbagai macam bentuk sediaan obat di perdagangan /

pasaran dengan berbagai spesifikasi.

Waktu : 1 X pertemuan

Kegiatan :

A. Tugas BSO Paten

1. Mahasiswa mendapat soal ( suatu nama obat paten ) secara berkelompok ( 4 — 5 mahasiswa )

2. Mahasiswa mencari brosur sediaan yang tersedia dengan nama obat paten tersebut, kemudian membuat laporan dengan format seperti dibawah ini. ( dikerjakan secara berkelompok ).

3. Mahasiswa mendiskusikan tugasnya.

FORMAT TUGAS BSO PATEN Nama obat

... Macam — macam sediaan obat yang tersedia di pasaran

... ... ... ... ... Komposisi Dan kemasan Khasiat / fungsi dan indikasi, kontraindikasi ,

(19)

Universitas Gadjah Mada 19 dan efek samping Dosis dan Jadwal pemberian Cara pemakaian Sifat, keuntungan dan kerugian BSO ( Bentuk sediaan obat ) Golongan obat berdasar Undang — undang

(20)

Universitas Gadjah Mada 20 B. Pengamatan BSO Paten

Mahasiswa mengamati berbagai macam BSO ( Bentuk sediaan obat ) yang tersedia di Laboratorium dengan memperhatikan spesifikasi BSO, cara pemakaian, sifat ( keuntungan dan kerugian BSO ), cara penyimpanan, cara mengenal kerusakan, dan golongan obat menurut undang — undang.

Contoh : Magasida chewable tab

Bentuk sediaan obat : Chewable tablet Sifat, keuntungan dan kerugian :

1. Bahan aktif cepat dilepas oleh vehikulum sehingga obat cepat bekerja 2. Penggunaannya dikunyah sehingga cocok untuk orang yang tidak bisa atau

sulit menelan

3. Tidak cocok untuk obat — obat yang rasanya pahit 4. Cukup stabil dalam transportasi dan penyimpanan

Isi : per tablet mengandung

- Aluminium, magnesium hidroksida gel kering 461 mg

- Simetikon 20 mg

Jadwal pemberian :

3 — 4 x / hari , 1— 2 tablet, sesudah makan dan sebelum tidur.

Cara pemakaian : Tablet tersebut dikunyah dulu Baru ditelan.

Cara mengenal kerusakan :

Secara makroskopik kerusakan dapat dilihat dari adanya perubahan warna, berbau, tidak kompak lagi sehingga tablet pecah / retak, timbul kristal atau benyek.

Cara penyimpanan :

Disimpan dalam wadah tertutup, baik ditempat yang sejuk dan terlindung dari sinar matahari.

Berdasarkan Undang — undang Magasida chewable termasuk obat bebas ( yang dijual bebas tanpa resep dolcter )

(21)

Universitas Gadjah Mada 21 INTERAKSI DAN STERILISASI

Tujuan :

1. Mahasiswa mengetahui macam — macam interaksi farmasetik. 2. Mahasiswa mengenal tanda — tanda terjadinya interaksi farmasetika 3. Mahasiswa mengetahui macam — macam cara sterilisasi sederhana. 4. Mahasiswa dapat melakukan sterilisasi alat — alat secara sederhana.

Kegiatan :

1. Mahasiswa diberi soal/tugas tentang interaksi farmasetik dan diminta untuk mengerjakan dan mengamati tanda-tanda intaraksi farmasetik yang muncul.

2. Peragaan cara sterilisasi alat —alat secara sederhana.

A. KEGIATAN INTERAKSI FARMASETIKA :

A. Membuktikan hasil akhir serbuk kering sediaan injeksi setelah ditambah Aquadest : - Timbang Streptomysin sulfat 0,5 gram + 1 cc aquadest ( larutan ) - Timbang Procain penicillin G 0,3 gram + 1 cc aquadest (Suspensi)

B. Membuktikan adanya interaksi farmasetika yang ditunjukkan dengan tanda — tanda : 1. Perubahan stabilitas :

- 200 mg Camphora + 200 mg Menthol : Basah ( Penurunan titik lebur )

2. Perubahan warna :

- 2 tab Aminophyllin + 2 tab Vit. C (Warns menjadi kuning / coklat ) - Sol Lugol 0,2 % 25 ml + I Tab Vit. C ( Warna menjadi bening ) - Sol Povidon yodin 10% 10 ml +1 tab Vit C ( warna menjadi Bening )

3. Timbulnya Gas :

R/ Magnesium Carbonat 600 mg

Asam Sitrat 1 g

Aquadest 20 ml

m.f.l.a. Sol ( Timbul gas CO2 )

Larutkan Magnesium karbonat dalam 20 ml, dan masukkan dalam mortir, lalu tambahkan asam sitrat dalam motil dan diaduk.

(22)

Universitas Gadjah Mada 22 4. Terjadinya Endapan / kekeruhan :

• Injeksi Aminofilin 0,5 cc +injeksi Difenhidramin 0,5 cc • Injeksi Terramycin 0,5 cc + injeksi Difenhidramin 0,5 cc • Injeksi Terramycin 0,5 cc + injeksi Mg.SO4 0,5 cc • Injeksi Terramycin 0,5 cc + injeksi Ca glukonat 0,5 cc • Injeksi Aminofilin 0,5 cc + injeksi Papaverin-HCl 0,5 cc • Injeksi Chloramfenikol Na Suksinat 0,5 cc + injeksi Prokain

HC10,5 cc

B. PERAGAAN STERILISASI ALAT-ALAT KEDOKTERAN

Sterilisasi adalah tindakan untuk membuat suatu alat/bahan menjadi bebas hama. Cara sterilisasi yang diperagakan :

1. Pemanasan A. Tanpa tekanan a. Pemanasan basah

Dengan cara merebus dalam air mendidih bersuhu 100 ° C selama 15 30 menit. Sebelum direbus alat-alat harus dalam keadaan bersih dan seluruh alat harus terendam dalam air. Alatlbahan yang bisa disterilkan dengan cara ini antara lain: 1. Instrumen operasi dari logam tahan karat

2. Kateter karat dan logam

3. Alat dari plastik atau kaca tahan panas 4. Kain kassa

b. Pemanasan kering

Dilakukan dengan menggunakan oven dengan suhu 170 ° C (160°C — 180°C ) selama 1 — 2 jam. Cara ini dipakai untuk mensterilkan :

1. Alat Bedah ( pisau dan gunting dibungkus kain agar tidal( tumpul ) 2. Kaca tahan panas (pyrex )

3. Kasa, doek, laken, jas operasi c. Flamber

(23)

Universitas Gadjah Mada 23 Yaitu membakar dengan spiritus ataualcohol 96% selama 5 menit. Biasanya digunakan dalam keadaan darurat. Alat yang dibakar hams dalam keadaan bersih dan kering, dan tempat membakar sebaiknya dari aluminium atau wadah yang terbuat dari logam tahan karat ( stainless steel ). Digunakan untuk mensterilkan :

1. Tempat peralatan yang sudah disterilkan 2. Alat-alat operasi

B. Dengan Tekanan

Dengan menggunakan Autoklaf, yaitu memasak dengan uap bertekanan 750 mmHg dan suhu 120°C selama 10-15 menit. Waktu dapat dipersingkat dengan menaikkan tekanan atau suhu. Digunakan untuk mensterilkan kain kasa, doek, dan jas operasi.

2. Kimiawi

A.Tablef Formalin

Dengan memanfaatkan uap tablet formalin. Tablet formalin dibungkus dengan kasa. Alat dan tablet dimasukkan kedalam tempat yang tertutup rapat minimal selama 24 jam.

Untuk mensterlkan :

1. Sarung tangan operasi 2. Kateter balon ( kateter foley ) 3. Kasa dan pembalut luka B. Gas Etilen Oksida

Cara ini baik untuk alat tak tahan panas. Untuk mensterilkan : 1. Alat endoskopi

2. Alat dari karet, plastik ( kateter, nasogastric tube, spuit plastik ) 3. Guntuing dan mata pisau operasi.

C. Larutan Antiseptik

Antiseptik yang biasa digunakan untuk sterilisasi antara lain : Savlon :

(24)

Universitas Gadjah Mada 24 Mengandung 1,5 % klorheksidin diglukonat dan 15 % sentrimid yang berwarna kuning tua, sehingga savlon secara keseluruhan berwarna kuning tua. Caranya dengan membilas atau meredam alat yang bersangkutan. Untuk mensterilkan :

1. Instrumen bedah 2. Alat-alat tajam

3. Kateter dan korentang

3. Radiasi

Dengan menggunakan sinar X dan ultraviolet. Untuk mensterilkan : 1. Tabung suntik plastik

2. Sarung tangan

3. Kateter foley, infus set, selang sonde 4. Kamar operasi

(25)

Universitas Gadjah Mada 25 LATIHAN VI : ANALISA RESEP

Tujuan :

1. Mahasiswa mampu menelaah resep yang ada dan menntukan apakah resep tersebut benar dan rasional.

2. Mahasiswa dapa menilai apakah resep tersebut dapat dilayani secara benar dan relatif cepat.

Kegiatan :

1. Mahasiswa mendapat soal ( suatu resep di lapangan )

2. Mahasiswa menganalisa resep tersebut dengan format tugas analisa resep ( seperti dibawah ini ).

3. Mahasiswa menentukan apakah resep tersebut benar dan rasional dan menilai apakah resep tersebut dapat dilayani secara benar dan relatif cepat.

Bentuk format tugas analisa resep :

FORMAT ANALISA RESEP A. Nama Mahasiswa : No. Mahasiswa : No / kode soal : B. Kelengkapan Resep Lengkap / tidak Benar /jelas/ tidak Penjelasan Identitas dokter Superscriptio R/1 R/2 R/3 dst Inscriptio R/1 R/2 R/3 dst Subscriptio R/1 R/2

(26)

Universitas Gadjah Mada 26 R/3 dst Signatura R/1 R/2 R/3 dst Paraf / tandatangan R/1 R/2 R/3 dst Identitas pasien C. Formula resep 1. Macam Formula : R/1 : R/2 : R/3 : dst :

2. Resep formula Magistralis ( ada / tidak ) Jika ada uraikan :

Remidium Nama Bahan Obat Khasiat / Fungsi Cardinale

Ajuvan Corrigensia Constituent

3. Resep formula Officinalis ( ada / tidak )

(kalau ada umikan mengenai komposisi dan fungsinya )

4. Uraian resep formula Spesialitis (ada / tidak ) (kalau ada uraikan mengenai isi dan fungsinya )

5. Resep dari obat Golongan Narkotika ( ada / tidak ) kalau ada tentukan :

(27)

Universitas Gadjah Mada 27 • Cara penulisan :

(uraikan sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku )

D. 1. Dosis Obat ( hitung dosis masing - masing bahan obat dalam resep ) 2. Uraikan jadwal pemberiannya

3. Uraikan ada tidaknya Interaksi obat

E. a. BSO yang dipilih :

( Uraikan spesifikasi, keuntungan dan kerugian, serta ketepatan pemilihannya )

b. Untuk formula magistralis ( uraikan cara persiapan /peracikan BSO )

F. Diagnosis

( Uraikan dari resep diatas kira - kira diagnosisnya apa ? jelaskan secara singkat !

G. a. Kesimpulan dan saran :

b. Tulislah resep tersebut ( soal diatas ) yang benar dan rasional menurut saudara dalam format blanko resep ( baku )

Presentasi menggunakan kertas tranaparan Yang dipresentasikan pada kekgiatan ini :

1. Resep asli

2. Penghitungan dosis yang tepat untuk penderita yang tertulis dalam resep 3. Penulisan resep yang tepat menurut mahasiswa berdasarkan berbagai pertimbangan

Contoh penyelesaian : 1. Lihat resep asli di bawah ini

(28)

Universitas Gadjah Mada 28 2. Karena pada resep ash tidak dicantumkan berat badan, maka dicara dulu berat badan anak usia 1 tahun. Da tabel J. Hahn diketahui berat badan untuk anak 1 tahun adalah 7-10 kg

Dosis erythromycin = 30-50mg/kgBB/hari, terbagi dalam 4 kali pemberian. Penghitungan dosis untuk nNila = (30-50) mgx (7-10) = 210-500mg/hari. Dengan demikian tiap kaloi pemberian adalah 42,5-125 mg.

Resep asli :

(29)

Universitas Gadjah Mada 29 LATIHAN VII : PRESENTASI KASUS

Tujuan :

1. Mahasiswa mampu menginventarisasi macam-macam bahan obat dan menentukan obat yang tepat untuk kasus yang diberikan dengan mempertimbangkan kemanjuran, keamanan, kecocokan dan harga obat.

2. Mahasiswa mampu menentukan bentuk sediaan obat, dosis, cam , dan jadwal pemberian obat yang tepat dalam preskripsi.

3. Mahasiswa mampu menentukan dan menyusun formula / resep yang tepat.

4. Mahasiswa mampu menginformasikan dan mengevaluasi penggunaan obat dalam resep.

Kegiatan :

Mahasiswa terbagi dalam kelompok-kelompok. Satu minggu sebelum kegiatan ini, tiap kelompok (2-3 mahasiswa) diberi 1 kasus fiktif yang sudah diketahui diagnosa dan terapinya untuk dikerjakan di rumah. Tugas diserahkan 2 hari sebelum kegiatan berlangsung kepada pembimbing.

Waktu : 1 X pertemuan

Contoh kasus fiktif :

Bp. Jamil, 45 tahun, mengeluh batuk sejak 3 hari yang lalu. Batuk disertai dahak, tidak demam, tidak sesak nafas dan tidak pilek. Pemeriksaan fisik didapatkan suhu afebris,

(30)

Universitas Gadjah Mada 30 pulmo dan lainnya tak ada kelainan. Dokter mendiagnosa observasi batuk, dan memberi terapi mukolitik

Contoh Pertanyaan dan jawaban :

1. Susunlah jenis-jenis obat yang termasuk dalam kelompok di atas yang berguna untuk kasus ini menurut kriteria berikut :

Jawab :

Nama obat Kemanjuran

(efek, sifat obat : farmako- kinetik & farmakodinamik)

Keamanan (efek samping, kontra indi-kasi, interaksi)

MUKOLITIK Mengencerkan dahak dan Efek samping : gangguan a Bromheksin HCl membantu pengeluaran - gastrointestinal karena

nya.Bromheksin cepat diab Tidak ditemukan reaksi sorbsi dari tr.digestivus, dan alergi.

hasil metabolismenya dieks

kresi ke urin. Terikat kuat Kontraindikasi : ulkus dengan protein plasma. peptikum

b. Ambroksol HCl. Merupakan hasil metabo Efek samping : hipersen lisme bromheksin. Penggu sitifitas

naan dan tempat kerjanya Kontraindikasi : sama E sama dengan obat

tersebut. dengan bromheksin

2. Pilihlah obat yang tepat untuk kasus di atas dan alasannya

Dipilih bromheksin karena reaksi alergi lebih sedikit ditemukan daripada ambroksol

3. Uraikan obat yang dipilih tersebut dengan kriteria berikut ini : a 1. Macam BSO yang tersedia di pasaran :

tablet, eliksir, injeksi, kaplet, sirop, tablet salut 2. Contoh sediaan dan komposisinya yang ada

- generik berlogo : tidak ada - paten

Bisolvon berisi bromheksin 4 mg/5 ml eliksir (botol 60 ml dan 125 ml), 2 mg/ml injeksi, 8 mg/tablet

(31)

Universitas Gadjah Mada 31 Bromifar berisi bromheksin 8 mg/kaplet

Dexolut berisi bromheksin 8 mg/tablet dan 4 mg/5 ml sirop (botol 100 ml)

Mucosolvan berisi bromheksin 4 mb/5 ml sirop (botol 120 ml) dan 8 mg tablet salut

b. Dosis yang dapat diberikan (dosis referensi dan atau perhitungannya) Dosis menurut referensi oral 4-16 mg/kali, 3 kali sehari

c. Jadwal/aturan pakai (frekuensi, cara, waktu, lama pemberian) Frekuensi : 3 kali sehari

Cara pemberian : peroral

Waktu : dapat diberikan kapan saja. Untuk mengingat dan mempermudah pemberian , dipilih sesudah makan

Lama pemberian : sampai gejala hilang. Untuk kasus ini diberikan untuk 5 hari dulu, bila obat habis tidak ada perbaikan pasien kembali kontrol.

d. Formula yang dipilih dan alasan (secara ringkas, tetapi lengkap) dipilih formula spesialitis karena tidak tersedia bentuk generik, pasien berusia dewasa sehingga bentuk yang dipilih adalah tablet atau kaplet.

(32)

Universitas Gadjah Mada 32 5. Pengendalian obat (saran, informasi yang berkaitan dengan terapi) Obat diminum

sesuai aturan. Bila muncul tanda alergi, atau gangguan gastrointestinal obat dihentikan. Obat habis namun belum senbuh kembali ke dokter.

Referensi

Dokumen terkait

Sebaliknya, spesialisasi juga menghasilkan kekurangan, yakni menurunnya fleksibilitas pekerja, sulit memindahkan pekerja dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, pekerja merasa

“Suatu tindakan yang mengarah kepada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan –

Kemampuan Penalaran dan Self Efficacy terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII - Meneliti hubungan self efficacy terhadap hasil belajar matematik a

Connecticut hazardous material survey.: Hexanes Illinois toxic substances disclosure to employee act: Hexanes Illinois chemical safety act: Hexanes New York release reporting

D.Teknik Pengumpulan data dan Instrumen Penelitian ... Teknik Analisis

65: This product contains the following ingredients for which the State of California has found to cause cancer which would require a warning under the statute: Benzene,

Terjadi pada senyawa organik jenuh yang mengandung atom-atom dengan. elektron bukan

1) Tekanan Absolut (Absolute Pressure) : harga tekanan yang sebenarnya dihitung relatif terhadap tekanan nol mutlak. 2) Tekanan Gauge (Gauge Pressure) atau tekanan relative :