ANALISIS KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS SEGMEN JALAN JEMBER - SUMBERBARU (KM JBR. 7 - KM JBR. 38)
Aldian Satiagraha Sonya Sulistyono, ST., MT. Jojok Widodo S., ST., MT. Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Univ. Jember Jl. Slamet Riyadi 62 Jember 68111
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Univ. Jember Jl. Slamet Riyadi 62 Jember 68111 e-mail: [email protected];
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Univ. Jember Jl. Slamet Riyadi 62 Jember 68111 e-mail: [email protected];
ABSTRAK
Road safety is global problem. This problems not solely the problem of transportation, but have become problems of society social. Road segment of Jember - Sumberbaru is national road of pass by quickly south. These segments have traffic accident level of more uppermost. Pursuant to traffic accident data of the three last years (2006 - 2008) have happened 630 traffic accidents. This research is analyses accident characteristic that happened. Target of this research is to get primary factor cause of accident, accident dangerously area, and compile activity of handling of accident to reduce accident number pursuant to accident characteristic that happened. Result analyse accident characteristic show, driver factor is cause of highest accident (94,13 %). Accident type is collision beside most happened (± 40 %). Occurrences time most, happened at a time gap at 06:00 - 12:00 (± 40 %) with vehicle most involve is motor bicycle (± 65 %). Work status of perpetrator and victim in concerned accident most is to have private sector professions (± 70 %). Result analyses number accident of that location of black site lay in road link of Bangsalsari - Tanggul, and location of black spot lay in Km 27 - Km 28. Efforts in reducing accident can be conducted and accommodated pursuant to accident characteristic that happened, for example pursuant to accident type. Safety programs to be conducted to be addressed to improve the condition of safety at location of accident dangerously area and accident dangerously link.
Keyword: accident characteristic, accident number, and black spot of black site.
1. PENDAHULUAN
Keselamatan transportasi jalan saat ini sudah merupakan masalah global yang bukan semata-mata masalah transportasi saja tetapi sudah menjadi permasalahan sosial kemasyarakatan. Jika kita lihat tingkat kecelakaan lalu lintas terutama segmen jalan Jember – Sumberbaru mencapai 20% dari seluruh daerah di kabupaten Jember. Berdasarkan data kecelakaan tiga tahun terakhir (tahun 2006 sampai tahun 2008) menunjukan bahwa pada tahun 2006 telah terjadi 185 kejadian kecelakaan, pada tahun 2007 telah terjadi 200 kejadian kecelakaan, dan tahun 2008 telah terjadi 245 kejadian kecelakaan (Satlantas Polres Jember, 2008).
Segmen jalan Jember - Sumberbaru sebagai jalan nasional merupakan salah satu jalur utama akses keluar masuk kendaraan dari Surabaya menuju Bali/Banyuwangi melewati Jember. Maka segmen jalan ini mempunyai peranan yang sangat penting sebagai jalur transportasi darat, dimana banyak akses hilir mudik baik kendaraan pribadi, kendaraan barang, maupun wisatawan yang melewati jalur ini. Permasalahan yang ada saat ini adalah banyaknya kejadian kecelakaan pada ruas jalan ini selama tiga tahun terakhir mulai tahun 2006 sampai tahun 2008, dimana setiap tahunnya jumlah kecelakaan yang terjadi terus bertambah.
Berpijak dari fenomena tersebut, kiranya perlu dilakukan kajian tentang daerah dan lokasi rawan kecelakaan lalu lintas pada segmen jalan Jember - Sumberbaru. Sehingga diharapkan dengan penelitian ini adalah dapat dilakukannya identifikasi permasalahan dari keselamatan transportasi darat, serta menetapkan program penanganan keselamatan jalan yang tepat berdasar permasalahan-permasalahan yang terjadi.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Kecelakaan dapat dikalsifikasikan berdasarkan beberapa faktor. Klasifikasi kecelakaan yang dipakai PT. Jasa Marga (Persero) dalam Sulistyono, (1998) adalah :
a. Berdasarkan tingkat kecelakaan, berdasarkan tingkat kecelakaannya maka kecelakaan dibagi dalam empat golongan yaitu kecelakaan sangat ringan (damage only), kecelakaan ringan, kecelakaan berat, dan kecelakaan fatal.
b. Berdasarkan kelas korban kecelakaan, maka korban kecelakaan diklasifikasikan menjadi korban luka ringan, korban luka berat, dan korban meninggal dunia.
c. Berdasarkan faktor penyebab kecelakaan, kecelakaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor pengemudi, faktor kendaraan, dan faktor lingkungan.
d. Berdasarkan waktu kecelakaan, untuk waktu kecelakaan diklasifikasikan menurut hari terjadinya kecelakaan dan jam terjadinya kecelakaan.
e. Berdasarkan lokasi terjadinya kecelakaan, kecelakaan diurutkan tiap 1 Km bagian jalan. f. Berdasarkan jenis kendaraan, sesuai dengan penggolongan kendaraan yang diterapkan
oleh pengelola jalan yaitu golongan I, golongan IIa, dan golongan IIb dengan jenis-jenis kendaraan seperti : sepeda motor, sedan, jeep, pick up, mini bus, bus 2 as, truck kecil, truck 2 as, truck trailer dan truck gandeng.
g. Berdasarkan tipe tabrakan yang terjadi, diklasifikasikan atas beberapa tabrakan, yaitu depan-belakang, depan-depan, tabrakan sudut, tabrakan sisi, lepas kontrol, tabrak lari, tabrak massal, tabrak pejalan kaki,tabrak parkir, dan tabrakan tunggal.
h. Berdasarkan cuaca saat kejadian kecelakaan, menurut cuaca diklasifikasikan atas cerah, hujan, kabut, berasap.
2.1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kecelakaan
Austroad (2002) dalam Departemen Perhubungan (2006) menjelaskan dari beberapa penelitian dan pengkajian dilapangan dapat disimpulkan bahwa kecelakaan lalulintas dapat dipengaruhi oleh faktor manusia, kendaraan, kondisi jalan dan lingkungan jalan, serta interaksi dan kombinasi dua atau lebih faktor tersebut di atas.
a. Faktor manusia, manusia sebagai pemakai jalan yaitu sebagai pejalan kaki dan pengendara kendaraan. Pejalan kaki tersebut menjadi korban kecelakaan dan dapat juga menjadi penyebab kecelakaan. Pengemudi kendaraan merupakan penyebab kecelakaan yang utama, sehingga paling sering diperhatikan.
b. Faktor kendaraan, kendaraan bermotor sebagai hasil produksi suatu pabrik, telah dirancang dengan suatu nilai faktor keamanan untuk menjamin keselamatan bagi pengendaranya. Kendaraan harus siap pakai, oleh karena itu kendaraan harus dipelihara dengan baik sehingga semua bagian mobil berfungsi dengan baik, seperti mesin, rem kemudi, ban, lampu, kaca spion, sabuk pengaman, dan alat-alat mobil.
c. Faktor kondisi jalan, sangat berpengaruh sebagai penyebab kecelakaan lalu lintas. Kondisi jalan yang rusak dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Begitu juga tidak berfungsinya marka, rambu dan sinyal lalu lintas dengan optimal juga dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
d. Faktor lingkungan jalan, jalan dibuat untuk menghubungkan suatu tempat ke tempat lain dari berbagai lokasi baik di dalam kota maupun di luar kota. Berbagai faktor lingkungan jalan yang sangat berpengaruh dalam kegiatan berlalulintas.
2.2. Daerah Rawan Kecelakaan
Daerah rawan kecelakaan adalah daerah yang mempunyai angka kecelakaan tinggi, resiko kecelakaan tinggi dan potensi keceakaan tinggi pada suatu ruas jalan. Daerah rawan kecelakaan ini dapat diidentifikasi pada lokasi jalan tertentu (blackspot) maupun pada ruas jalan tertentu (blacksite). Kriteria umum yang dapat digunakan untuk menentukan blackspot dan blacksite (Dewanti, 1996) :
a. Blackspot. Jumlah kecelakaan selama periode tertentu melebihi suatu nilai tertentu, tingkat kecelakaan atau accident rate (per-kendaraan) untuk suatu periode tertentu melebihi suatu nilai tertentu, jumlah kecelakaan dan tingkat kecelakaan, keduanya melebihi nilai tertentu, dan tingkat kecelakaan melebihi nilai kritis.
b. Blacksite. Jumlah kecelakaan melebihi suatu nilai tertentu, jumlah kecelakaan per-km melebihi suatu nilai tertentu, dan tingkat kecelakaan atau jumlah kecelakaan per-kendaraan melebihi nilai tertentu.
Tingkat kecelakaan secara matematis dapat diperhitungkan dengan cara berikut :
) (TxL
JK
TK = . . . (1) Dengan : TK = Tingkat kecelakaan (kecelakaan per tahun per km panjang jalan)
JK = Jumlah kecelakaan selama T tahun T = Rentang waktu pengamatan (tahun) L = Panjang ruas jalan yang ditinjau (km)
Indeks kritis kecelakaan dapat dihitung dengan cara berikut (Dewanti, 1996) :
⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ + = m m Ra K Ra Rc 0,5 . . . (2)
Dengan : Rc = indeks kecelakaan kritis
Ra = angka kecelakaan rata-rata untuk seluruh lokasi K = konstanta, tergantung pada derajat kepercayaan m = besaran jumlah kecelakaan per-juta kendaraan km 2.3. Angka Kecelakaan
Parameter penting dalam penentuan daerah rawan kecelaakaan adalah angka kecelakaan. Pignataro (1997) menyampaikan metode yang dipakai dalam perhitungan angka kecelakaan, seperti :
a. Angka kecelakaan per 100 juta kendaraan-Km dari suatu ruas jalan.
V Cx
R= 100.000.000 . . . (3) Dengan : R = Angka kecelakaan per-Km
C = Jumlah kecelakaan selama periode pengamatan V = Kendaraan-km selama periode pengamatan b. Angka keterlibatan kecelakaan per-100 juta kendaraan-km.
(
)
(
xVxLxT)
Ax Rsp 365 000 . 000 . 1 = . . . (4)Dengan : R = Angka kecelakaan per-100 juta kendaraan-Km sc
A = Jumlah kecelakaan selama periode waktu pengamatan T = Waktu periode pengamatan
L = Panjang ruas jalan yang ditinjau V = Volume lalu lintas harian rata-rata c. Indeks kefatalan (severity indekx).
% 100 x A F SI ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ = . . . (5)
Dengan : SI = Severity Indeks (dalam %)
F = Jumlah kecelakaan fatal kurun waktu pengamatan A = Jumlah kecelakaan selama kurun waktu pengamatan d. Nilai batas EV, yaitu nilai rentang frekuensi kecelakaan yang terjadi.
) (ZxS X
EV = ± . . . (6) Dengan : EV = menunjukan rentang dari frekuensi kecelakaan
X = nilai rata-rata kecelakaan setiap lokasi
S = estimasi standart deviasi dari frekuensi kecelakaan Z = nilai dari standart deviasi
Angka kecelakaan selain beberapa metode di atas seringkali dipakai penentuan angka kecelakaan berdasarkan tingkat kecelakaan. Angka kecelakaan berdasarkan tingkat kecelakaan mendasarkan perhitungan bobot atas tingkat kecelakaan (accident severity) dengan angka Equipvalent Property Damage Only Accident (EPDO). Sulistyono (1998) menggunakan perbandingan EPDO 12 : 6 : 3 : 1, dimana masing-masing menunjukan tingkat kecelakaan fatal, berat, ringan dan kerugian materi.
2.4. Program Tindakan Penanganan
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (2004) menjelaskan program tindakan penagananan pada lokasi daerah rawan kecelakaan didasarkan pada data kecelakaan dan akurasi data kecelakaan. Prinsip dasarnya adalah :
a. Penanganan harus dapat mengurangi angka dan korban kecelakaan semaksimal mungkin pada lokasi daerah rawan kecelakaan.
b. Solusi penanganan kecelakaan dipilih berdasarkan pertimbangan tingkat pengurangan kecelakaan dan pertimbangan ekonomis.
Upaya penanganan yang ditujukan meningkatkan kondisi keselamatan pada lokasi daerah rawan kecelakaan dilakukan melalui rekayasa jalan, rekayasa lalu lintas, dan manajemen lalu lintas.
3. METODE PENELITIAN
Pengumpulan dan kompilasi data dilakukan sesuai rencana berdasarkan identifikasi masalah dan tujuan penelitian. Tahapan-tahapan dalam studi ini diawali dengan studi literatur/pustaka, dilanjutkan dengan pengumpulan data. Setelah data terkumpul dilakukan analisis dari data yang diperoleh, dari hasil analisis dipakai sebagai acuan dalam merumuskan alternatif tindakan dalam mereduksi kecelakaan.
3.1. Analisis Karakteristik Kecelakaan Lalu Lintas
Secara garis besar kecelakaan diklasifikasikan berdasarkan tipe kecelakaan, korban kecelakaan, kondisi kendaraan saat kecelakaan, kendaraan terlibat kecelakaan, waktu kecelakaan (hari dan jam), cuaca saat kecelakaan, lokasi kecelakaan, tipe tabrakan, jenis kendaraan dan penyebab kecelakaan. Dan dalam penentuan karakteristik kecelakaan pada penelititan ini adalah karakteristik kecelakaan berdasarkan jenis dan bentuk kecelakaan, berdasarkan waktu kejadian, berdasarkan kendaraan yang terlibat, dan berdasarkan korban yang terlibat.
3.2. Analisis Angka Kecelakaan lalu lintas
Dalam menganalisis angka kecelakaan lalu lintas, setelah data ditabulasi maka data dianalisa sehingga akan didapatkan daerah yang paling rawan. Pendekatannya menggunakan empat metode, yaitu kecelakaan per Km panjang jalan, kecelakaan dengan perbandingan angka Equipvalent Property Damage Only (EPDO), kecelakaan per satu juta kendaraan Km, dan kecelakaan per 100 juta kendaraan Km.
3.3. Analisis Daerah Rawan Kecelakaan Lalu Lintas
Daerah rawan kecelakaan dibagi menjadi blacksite (ruas rawan keclakaan) dan blackspot (lokasi rawan kecelakaan). Dimana pada tinjauan blacksite telah ditentukan empat ruas, yaitu ruas Mangli - Rambipuji, ruas Rambipuji - Bangsalsari, ruas Bangsalsari - Tanggul, dan ruas Tanggul - Sumberbaru. Sedangkan untuk tinjauan blackspot adalah setiap Km pada ruas jalan Jember - Sumberbaru (jalan luar kota) sepanjang Km Jbr. 7 sampai Km Jbr. 38.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Karakteristik Lalu Lintas dan Kondisi Jalan
Kondisi geometrik jalan pada ruas jalan Jember - Sumberbaru, pada setiap kilometernya memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Sebagai jalan nasional, sebagian besar karakteristik jalannya merupakan jalan lurus dengan kondisi perkerasan yang cukup baik. Namun demikian, masih terdapat kondisi perkerasan yang kurang baik yaitu pada ruas jalan Bangsalsari – Tanggul (Km Jbr. 15 - Km Jbr. 24). Walaupun karakteristik jalannya merupakan jalan lurus, namun harus diperhatikan saat melewati ruas jalan Tanggul – Sumberbaru (Km 25 – Km 33). Karena selain terdapat banyak tikungan, tanjakan dan turunan, pada ruas jalan ini juga terdapat banyak persimpangan yang terletak pada tikungan (pada Km 27 – Km 28). Sedangkan untuk ruas jalan Rambipuji – Bangsalsari (Km 7 – Km 14), merupakan ruas jalan dengan kondisi paling padat dan ramai.
4.2. Karakteristik Kecelakaan Lalu Lintas
Kejadian kecelakaan selama kurun waktu tiga tahun terakhir yaitu tahun 2006 terjadi 185 kejadian, 2007 terjadi 200 kejadian, dan 2008 terjadi 245 kejadian memperlihatkan kecelakaan yang terjadi cenderung meningkat setiap tahunnya. Antara tahun 2006 dan 2007 terjadi peningkatan kejadian kecelakaan sebesar 8,11% dan antara tahun 2007 dan 2008 terjadi peningkatan sebesar 22,50%. Kenaikan jumlah kecelakaan juga berdampak pada kenaikan jumlah korban kecelakaan.
Tabel 1. Klasifikasi Korban Kecelakaan Lalu Lintas
Klasifikasi Korban 2006 2007 2008
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Meninggal (MD) 41 12.81 36 9.94 48 11.40
Luka Berat (LB) 58 18.13 28 7.73 21 4.99
Luka Ringan (LR) 221 69.06 298 82.32 352 83.61
Total 320 100 362 100 421 100
Sumber : Hasil analisis (2009)
Berdasarkan table 1 dapat dilihat jumlah korban kecelakaan tidak mengalami penurunan setiap tahunnya untuk kurun waktu tiga tahun terakhir. Antara tahun 2006 dan tahun 2007 terjadi kenaikan jumlah korban kecelakaan sebesar 13,13% dan dan antara tahun 2007 dan 2008 terjadi kenaikan sebesar 16,30%.
Diagram stik pada Gambar 1 menunjukan karakteristik-karakteristik kecelakaan yang paling menonjol pada ruas jalan Jember – Sumberbaru, yaitu berdasarkan jenis kecelakaan, kendaraan yang terlibat, waktu kejadian kecelakaan, dan status pekerjaan.
Gambar 1. Karakteristik Kecelakaan Lalu Lintas
Berdasarkan gambar 1 diatas, karakteristik kecelakaan menonjol pada segmen jalan Jember – Sumberbaru didapat hasil sebagai berikut :
a. Jenis kecelakaan yang paling sering terjadi adalah tipe tabrak samping (sisi dan sudut), dengan prosentase sebesar ± 40 %.
b. Waktu yang paling sering terjadi kecelakaan yaitu pada selang waktu pukul 06:01 – 12:00, dengan prosentase sebesar ± 40 %.
c. Keterlibatan sepeda motor sebagai penyumbang kecelakaan menempati posisis pertama, dengan prosentase sebesar ± 65 %.
d. Baik korban maupun tersangka yang terlibat kecelakaan, memiliki statur pekerjaan swasta, dengan prosentase sebesar ± 70 %.
4.3. Faktor Utama Penyebab Kecelakaan
Faktor penyebab kecelakaan digolongkan menjadi tiga, yaitu faktor manusia, faktor lingkungan, dan faktor kendaraan. Jika diperhatikan berdasarkan karakteristik kecelakaan yang terjadi, bahwa faktor manusia merupakan faktor utama penyebab kecelakaan yang terjadi di segmen jalan Jember - Sumberbaru. Faktor utama penyebab kecelakaan tiga tahun terakhir adalah sebagai berikut :
a. Tahun 2006 terjadi 185 kejadian, dimana faktor manusia/pengemudi sebagai penyebab kecelakaan sebanyak 173 kejadian (93,51%), faktor jalan dan lingkungan sebanyak 10 kejadian (5,41%) dan faktor kendaraan terjadi sebanyak 2 kejadian (1,08%).
b. Sementara itu untuk tahun 2007 terjadi 200 kejadian, dimana faktor manusia/pengemudi sebagai penyebab kecelakaan sebanyak 187 kejadian (93,50%), faktor jalan dan lingkungan sebanyak 7 kejadian (3,50%) dan faktor kendaraan terjadi sebanyak 6 kejadian (3,00%).
c. Sementara itu untuk tahun 2008 terjadi 245 kejadian, dimana faktor manusia/pengemudi sebagai penyebab kecelakaan sebanyak 233 kejadian (95,10%), faktor jalan dan lingkungan sebanyak 11 kejadian (4,49%) dan faktor kendaraan terjadi sebanyak 1 kejadian (0,41%).
Kejadian kecelakaan berturut-turut tiga tahun terakhir (2006 – 2008) total kecelakaan yang terjadi adalah 630 kejadian kecelakaan, dimana kecelakaan yang disebabkan oleh faktor manusia/pengemudi terjadi sebanyak 593 kejadian (94,13 %).
4.4. Angka Kecelakaan dan Lokasi Blackspot
Dalam perhitungan analisis untuk setiap angka kecelakaan menggunakan empat pendekatan angka kecelakaan, yaitu pendekatan berdasarkan kecelakaan per Km panjang jalan, kecelakaan dengan perbandingan angka Equipvalent Property Damage Only (EPDO), kecelakaan per satu juta kendaraan Km, dan kecelakaan per 100 juta kendaraan Km. Untuk mendukung analisa angka kecelakaan, diperlukan gambaran jumlah kendaraan yang melakukan perjalanan pada lokasi studi. Volume lalu lintas yang diolah dari data survai yang dilakukan oleh Balai Pemeliharaan Jalan Jember ditunjukkan seperti pada table 2 berikut ini.
Tabel 2. Volume Lalu Lintas Ruas Jalan Jember – Sumberbaru
Segmen Batas KM Tahun
2005 2006 2007 2008
Rambipuji 7 – 14 37.787 40.986 78.656 93.345
Bangsalsari 15 – 24 12.023 17.446 15.638 18.651 Tanggul 25 – 33 17.648 18.542 20.058 21.159 Sumberbaru 34 – 38 22.250 24.672 23.171 24.285 Sumber : Hasil analisis (2009)
Adapun hasil analisis angka kecelakaan pada ruas jalan Jember – Sumberbaru ditunjukkan pada tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Angka Kecelakaan Tiap KM Ruas Jalan Jember – Sumberbaru Kode KM Angka Kecelakaan TK EPDO Rsp R 2006 2007 2008 2006 2007 2008 2006 2007 2008 2006 2007 2008 KM 6 - 7 0 0 2 0 0 9 0.00 0.00 0.06 0 0 2143 KM 7 - 8 4 7 14 18 42 81 0.27 0.24 0.41 9759 8900 14998 KM 8 - 9 2 3 7 42 6 48 0.13 0.10 0.21 4880 3814 7499 KM 9 - 10 24 25 23 186 165 132 1.60 0.87 0.68 58557 31784 24640 KM 10 - 11 16 8 29 102 51 183 1.07 0.28 0.85 39038 10171 31067 KM 11 - 12 5 8 8 42 36 63 0.33 0.28 0.23 12199 10171 8570 KM 12 - 13 8 8 12 36 66 78 0.53 0.28 0.35 19519 10171 12855 KM 13 - 14 16 12 8 93 90 48 1.07 0.42 0.23 39038 15256 8570 KM 14 - 15 0 2 3 0 12 39 0.00 0.35 0.44 0 12789 16085 KM 15 - 16 0 0 5 0 0 87 0.00 0.00 0.73 0 0 26809 KM 16 - 17 2 1 4 18 9 24 0.31 0.18 0.59 11464 6395 21447 KM 17 - 18 0 2 6 0 15 39 0.00 0.35 0.88 0 12789 32170 KM 18 - 19 0 2 2 0 27 9 0.00 0.35 0.29 0 12789 10723 KM 19 - 20 4 0 2 21 0 18 0.63 0.00 0.29 22928 0 10723 KM 20 - 21 3 5 11 36 30 96 0.47 0.88 1.62 17196 31973 58979 KM 21 - 22 20 27 10 162 225 66 3.14 4.73 1.47 114639 172656 53617 KM 22 - 23 4 8 4 24 42 30 0.63 1.40 0.59 22928 51157 21447 KM 23 - 24 0 0 2 0 0 15 0.00 0.00 0.29 0 0 10723 KM 24 - 25 1 0 0 9 0 0 0.15 0.00 0.00 5393 0 0 KM 25 - 26 0 1 0 0 33 0 0.00 0.14 0.00 0 4986 0 KM 26 - 27 5 1 8 36 3 72 0.74 0.14 1.04 26966 4986 37808 KM 27 - 28 31 39 20 213 303 126 4.58 5.33 2.59 167188 194436 94521 KM 28 - 29 7 6 11 33 36 78 1.03 0.82 1.42 37752 29913 51987 KM 29 - 30 1 8 3 18 72 33 0.15 1.09 0.39 5393 39884 14178 KM 30 - 31 0 0 7 0 0 48 0.00 0.00 0.91 0 0 33082 KM 31 - 32 1 0 7 21 0 48 0.15 0.00 0.91 5393 0 33082 KM 32 - 33 15 17 12 183 117 84 2.22 2.32 1.55 80897 84754 56713 KM 33 - 34 0 0 4 0 0 27 0.00 0.00 0.45 0 0 16471 KM 34 - 35 1 0 5 3 0 48 0.11 0.00 0.56 4053 0 20589 KM 35 - 36 11 3 7 138 33 57 1.22 0.35 0.79 44585 12947 28824 KM 36 - 37 0 3 1 0 36 15 0.00 0.35 0.11 0 12947 4118 KM 37 - 38 4 4 8 33 39 48 0.44 0.47 0.90 16213 17263 32942 EV 21 24 21 179 188 151 4.33 2.35 1.64 152956 85683 59983
Sumber : Hasil analisis (2009)
Dari hasil analisis angka kecelakaan (Tabel 3.), lokasi blackspot setiap tahunnya cenderung berubah-ubah. Tetapi ada hal yang patut dicermati, yaitu setiap tahunnya selama tahun 2006 sampai tahun 2008, pada Km 28 selalu menjadi lokasi blackspot. Lokasi blackspot yang patut menjadi perhatian khusus pada ruas jalan Jember – Sumberbaru terletak pada Km 27 - 28. 4.5. Angka Kecelakaan Lalu Lintas dan Lokasi Blacksite
Tabel 4. Angka Kecelakaan Tiap Segmen Jalan Ruas Jember – Sumberbaru
Segmen Jalan Panjang (km)
Angka Kecelakaan Kematian per Juta
Kend. Seferity Indeks (SI, %) TK 2006 2007 2008 2006 2007 2008 2006 2007 2008 Mangli - Rambipuji 8 0,12 0,04 0,05 7,57 5,00 5,71 75 71 103 Rambipuji - Bangsalsari 10 0,09 0,16 0,16 3,24 4,50 4,49 33 47 49 Bangsalsari – Tanggul 9 0,21 0,20 0,23 7,03 6,50 6,53 61 72 68 Tanggul - Sumberbaru 5 0,16 0,09 0,14 3,78 2,00 2,45 16 10 25
Lanjutan Tabel 4
Segmen Jalan Panjang (km) Angka Kecelakaan EPDO Rsp R 2006 2007 2008 2006 2007 2008 2006 2007 2008 Mangli - Rambipuji 8 519 456 642 5,01 2,47 3,02 182989 90266 110343 Rambipuji - Bangsalsari 10 261 360 423 5,18 8,23 7,20 189155 300550 262725 Bangsalsari – Tanggul 9 513 564 489 9,01 9,83 8,80 328983 358959 321371 Tanggul - Sumberbaru 5 174 108 195 1,78 1,18 2,82 64851 43157 102943
Sumber : Hasil analisis (2009)
Dari hasil analisis angka kecelakaan, maka dapat disimpulkan bahwa lokasi blacksite yang paling menonjol selama tahun 2006 sampai tahun 2008 terletak pada ruas Bangsalsari - Tanggul (Km 25 – 33).
4.6. Karakteristik Kecelakaan di Lokasi Blackspot
Dari hasil analisis diatas, maka ditentukan lokasi blackspot pada ruas jalan Jember- Sumberbaru terletak pada Km 28. Jika diperhatikan pada Km tersebut, selain memiliki angka kecelakaan yang tinggi juga memiliki karakteristik kecelakaan yang beraneka ragam. Berdasarkan hasil analisis karakteristik kecelakaan pada Km 28, maka didapat karakteristik kecelakaan sebagai berikut :
a. Karakteristik kecelakaan berdasarkan tipe tabrakan, didapatkan karakteristik kecelakaan yang paling menonjol yaitu jenis tabrakan samping. Dimana memiliki prosentase kejadian sebesar ± 25 %.
b. Karakteristik kecelakaan berdasarkan jam kejadian, kejadian kecelakaan paling tinggi yaitu pada selang waktu pukul 12:01 – 18:00, memiliki prosentase kejadian sebesar ± 40 %. c. Karakteristik kecelakaan berdasarkan kendaraan yang terlibat, keterlibatan sepeda motor
sebagai penyumbang kecelakaan menempati urutan pertama. Dimana memiliki prosentase kejadian sebesar ± 60 %.
d. Karakteristik kecelakaan berdasarkan status pekerjaan korban, didapatkan status pekerjaan swasta menempati urutan paling tinggi. Dimana memiliki prosentase sebesar ± 65 %.
e. Karakteristik kecelakaan berdasarkan status pekerjaan tersangka, didapatkan status pekerjaan swasta menempati urutan paling tinggi sebagai pelaku kecelakaan. Dimana memiliki prosentase sebesar ± 65 %.
4.7. Mereduksi Kecelakaan Lalu Lintas
Mereduksi kecelakaan dalam hal ini adalah melibatkan penanganan terhadap jalan yang ada. Dimana penanganan ini ditujukan kepada pemakai jalan, jalan dan komponennya, lingkunan, kendaraan, maupun pada lalu lintasnya.
Tabel 5. Rencana Program Penangan Untuk Mereduksi Kecelakaan
PROBLEMA USULAN PENANGANAN LOKASI
Tabrakan dengan pejalan
1) Pengadaan fasilitas penyebrangan 2) Pemasangan perambuan untuk pejalan
kaki
3) Pengadaan fasilitas perlindungan dan fasilitas jalan untuk pejalan kaki
1) Pada lokasi yang ramai pejalan kaki 2) Alun-alun Rambipuji (Km Jbr. 11)
dan alun-alun Tanggul (Km Jbr. 26)
Malam hari (gelap) 1) Meningkatkan penerangan jalan 2) Rambu yang memantulkan cahaya
1) Pada lokasi yang kurang penerangan dan lampu PJU
Lanjutan Tabel 5
PROBLEMA USULAN PENANGANAN LOKASI
Jarak pandang buruk karena kendaraan
parkir
1) Mengatur lokasi parkir
2) Pengadan lokasi parkir yang sesuai 3) Menghilangkan aktifitas parkir pada
ROW jalan yang sempit
1) Pada lokasi yang ramai
2) Alun-alun Rambipuji (Km Jbr. 11) dan alun-alun Tanggul (Km Jbr. 26)
Jarak pandang buruk pada persimpangan
1) Memasang rambu STOP pada jalan minor
2) Menghilangkan aktifitas (berjualan, dsb) pada ROW jalan
3) Meningkatkan jarak pandang melalui perbaikan ruas bebas samping
4) Menghilangkan penghalang yang mengganggu pengelihatan pengemudi
1) Pada lokasi tikungan tajam dan jalan yang berbelok-belok
2) Km Jbr. 26 sampai Km Jbr. 27 3) Km Jbr. 33
Kecepatan tinggi 1) Pengaturan batas kecepatan melalui rambu batas kecepatan
2) Pengaturan kecepatan pada lokasi yang ramai pejalan kaki
3) Alat pengendalian kecepatan (pita penggaduh/rumble strep, rumble area) 4) Pemasangan himbauan pada jalan-jalan
yang rawan kecepatan tinggi
1) Pada jalan yang lurus tanpa hambatan
2) Ruas jalan sepanjang Rambipuji s/d Bangsalsari dan Bangsalsari s/d Tanggul
Mendahului 1) Pemasangan rambu larangan mendahului
2) Marka lajur dan zona tempat mendahului
3) Pemasangan rintangan atau median
1) Pada jalan lurus dan jalan turunan tikungan
2) Ruas jalan Rambipuji - Bangsalsari
Kios-kios pinggir jalan
1) Penyediaan fasilitas di luar ROW jalan 2) Penegakan hukum
3) Re-lokasi pedagang kaki lima
1) Alun-alun rambipuji (Km Jbr. 11 sampai Km 13)
2) Alun-alun Tanggul (Km 26) Pandangan terhalau
karena silau
1) Penghijauan pada jalur pemisah
2) Saran mengurangi cahaya lampu pada kendaraan yang berlawanan
Pada jalan lurus (ruas Rambipuji – Bangsalsari)
5. PENUTUP 5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Karakteristik kecelakaan pada ruas jalan Jember – Sumberbaru menunjukan angka kecelakaan yang cukup tinggi mulai tahun 2006 sampai ahun 2008 dengan faktor manusia sebagai penyebab kecelakaan paling tinggi yaitu sebesar 94,13 %. Dimana terdapat beberapa karakteristik kecelakaan yang paling menonjol yaitu :
1. Jenis kecelakaan yang paling sering terjadi adalah tipe tabrak samping (sisi dan sudut), dengan prosentase sebesar ± 40 %.
2. Waktu yang paling sering terjadi kecelakaan yaitu pada selang waktu pukul 06:01 – 12:00, dengan prosentase sebesar ± 40 %.
3. Keterlibatan sepeda motor sebagai penyumbang kecelakaan menempati posisis pertama, dengan prosentase sebesar ± 65 %.
b. Berdasarkan analisis angka kecelakaan lalu lintas, maka dapat ditentukan lokasi daerah rawan kecelakaan berupa blackspot dan blacksite. Dimana lokasi blackspot yang paling menonjol pada ruas jalan Jember – Sumberbaru terletak pada Km 10 dan Km 28, sedangkan lokasi blacksite yang paling menonjol pada ruas jalan Jember – Sumberbaru terletak pada ruas jalan Bangsalsari - Tanggul.
c. Upaya-upaya dalam mereduksi kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Jember – Sumberbaru harus disesuaikan dengan karakteristik yang terjadi. Dimana dengan program-program yang disarankan dapat dipakai secara umum dan diterapkan dengan baik di lapangan. 5.2. Saran
Saran yang bisa dikemukakan yaitu :
a. Perlu dilakukan penelititan lebih lanjut tentang kecelakaan lalu lintas dan kaitannya dengan pola lalu lintas yang terjadi.
b. Informasi kecelakaan lalu lintas sangat diperlukan sebagai informasi untuk mereduksi kecelakaan lalu lintas. Pembuatan peta kecelakaan (accident map) merupakan salah satu contoh informasi yang dapat dibuat guna melihat daerah mana yang paling rawan, sehingga dapat dilakukan penanganan yang lebih serius pada lokasi tersebut.
5.3. Ucapan Terima Kasih
Ucapkan terima kasih sebesar-besarnya disampaikan kepada :
a. Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Jember (Satlantas Polres Jember) atas kemudahan yang telah diberikan dalam penyediaan dan pengambilan data kecelakaan dari Laporan Polisi dan Buku Register Kecelakaan.
b. Dinas Pekerjaan Umum (Balai Pemeliharaan Jalan) dan Dinas Perhubungan Kabupaten Jember atas informasi data survai volume lalu lintas selama tiga tahun pada ruas jalan Jember – Sumberbaru.
6. DAFTAR PUSTAKA
….., 1992, Undang-undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 1992 tentang Lalulintas Angkutan Jalan dan Jalan, Kepolisian Republik Indonesia, Jakarta.
….., 1993a, Peraturan Perundang-undangan tentang Angkutan Jalan dan Pemeriksaan Kendaraan Bermotor, Pemerintah Republik Indonesia, Jakarta.
….., 1993b, Peraturan Perundang-undangan No. 43 Tahun 1993 tentang Prasarana Jalan Raya dan Lalulintas, Pemerintah Republik Indonesia, Jakarta.
….., 1993c, Peraturan Perundang-undangan No. 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi, Pemerintah Republik Indonesia, Jakarta.
Departemen Perhubungan, 2006, Laporan akhir Desember 2006, Jakarta : PT. AULIA SAKTI INTERNASIONAL.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2004, Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan Lalu Lintas, Pedoman Konstruksi dan Bangunan Pd T-09-2004-B, Jakarta: Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah.
Dewanti, 1996, Karakteristik Kecelakaan Lalu Lintas di Yogyakarta, Media Teknik – UGM Yogyakarta. No. 3 Tahun XVIII November 1996, Yogyakarta, Halaman 33-37.
Satlantas Polres Jember, 2006, Buku Register Kecelakaan, Jember : Unit Laka Lantas – Satlantas Polres Jember.
Satlantas Polres Jember, 2007, Buku Register Kecelakaan, Jember : Unit Laka Lantas – Satlantas Polres Jember.
Satlantas Polres Jember, 2008, Buku Register Kecelakaan, Jember : Unit Laka Lantas – Satlantas Polres Jember.
Sulistyono, S., 1998, Karakteristik Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Kasus: Jalan Tol Surabaya-Gempol, Jawa Timur), Prosiding Simposium FSTPT I di ITB, Bandung.