• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Pengelolaan Laboratorium Inovasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman Pengelolaan Laboratorium Inovasi"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

iii |Pedoman Pengelolaan Laboratorium Inovasi

Di era globalisasi, inovasi di sektor publik merupakan suatu strategi yang harus ditempuh oleh Indonesia untuk meningkatkan daya saing bangsa guna mengejar ketertinggalan dari negara-negara lain. Dewasa ini, tidak dapat dipungkiri bahwa kemauan berinovasi (willingness to innovate) dan kemampuan berinovasi (ability to innovate) di lingkungan birokrasi dirasakan masih rendah. Inovasi masih merupakan hal yang aneh, tidak disukai, bahkan cenderung dihindari karena pandangan yang keliru bahwa inovasi merupakan sesuatu yang tidak sejalan dengan kebijakan. Kondisi ini tentu tidak dapat dibiarkan berjalan terus namun harus dihentikan dan bahkan perlu dibalik. Kalangan birokrasi pemerintah perlu diyakinkan bahwa berinovasi di sektor publik itu menyenangkan dan mudah dilakukan.

Atas dasar itulah kami menyusun pedoman pengelolaan laboratorium inovasi administrasi negara ini. Pedoman ini dimaksudkan untuk memudahkan para champion inovation atau fasilitator laboratorium inovasi administrasi negara dalam membantu setiap instansi pemerintah (pusat dan daerah) untuk berinovasi di sektor publik. Dalam pedoman ini, ditegaskan bahwa pengelolaan laboratorium inovasi administrasi negara ditempuh melalui lima tahap yaitu tahap drum up, diagnose, design, deliver dan display. Setiap tahap memiliki tujuan dan metode tersendiri yang saling bersinergi untuk menghasilkan suatu inovasi di sektor publik. Penguasaan yang baik dari champion innovation terhadap keseluruhan tahap

(5)

iv |Pedoman Pengelolaan Laboratorium Inovasi

tersebut diharapkan dapat mengubah mindset atau pola pikir pejabat pada instansi pemerintah untuk menyukai inovasi, mau berinovasi, dan mampu berinovasi. Sebagai sebuah proses awal, pedoman ini tentu masih membutuhkan sentuhan-sentuhan yang lebih inovatif lagi. Untuk itu, berbagai pemikiran dan kontribusi seluruh pihak sangat diharapkan demi perbaikan dan percepatan mewujudkan administrasi negara yang inovatif. Salam Inovasi Tiada Henti…!!

(6)

v |Pedoman Pengelolaan Laboratorium Inovasi

I Kata Pengantar

Daftar Isi Iii

Satu : Pendahuluan 1 Latar Belakang 1 Tujuan 2 Metode 3 Dua : Drum Up 5 Pengantar 5 Tujuan 7 Metode 7 Tiga : Diagnose 8 Pengantar 8 Tujuan 10 Metode 10 Empat : Design 11 Pengantar 11 Tujuan 13 Metode 13 Lima : Deliver 15 Pengantar 15 Tujuan 16 Metode 16

(7)

vi |Pedoman Pengelolaan Laboratorium Inovasi Enam : Display 17 Pengantar 17 Tujuan 18 Metode 18 Tujuh : Penutup 19 Lampiran

(8)

1 |Pedoman Pengelolaan Laboratorium Inovasi

Latar Belakang

Inovasi merupakan kunci untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, daya saing nasional, dan meningkatkan kesejahteraan bangsa. Namun, posisi dan keadaan inovasi di Indonesia tidaklah terlalu menggembirakan. Dalam Global Innovation Index (GII) tahun 2014, Indonesia menempati peringkat 87 dengan skor 31,8, turun dari peringkat 85 dengan skor 31,95 pada tahun 2013. Peringkat ini berada di bawah negara-negara tetangga lain di kawasan ASEAN seperti Vietnam (peringkat 71), Thailand (peringkat 48), Malaysia (peringkat 33), dan Singapura (peringkat 7). Seiring dengan GII, Laporan Daya Saing Global yang dirilis World Economic Forum (2014) yang mensurvei 148 negara mennjukkan bahwa Indonesia berada pada peringkat 38 dengan skor 4,53. Lagi-lagi, peringkat ini berada di bawah negara tetangga seperti Thailand (peringkat 37), Brunei (peringkat 26), Malaysia (peringkat 24), dan Singapura (peringkat 2). Jika Indonesia tidak mengakselerasi diri, maka tantangan dan hambatan Indonesia semakin berat. Hal ini tentunya tidak terlepas dari menghadapi dan mengantisipasi perdagangan bebas yang telah dimulai pada tahun 2015 ini, khususnya Masyarakat Ekonomi

INOVASI JALAN UTAMA

Inovasi bukan lagi

alternatif tetapi

menjadi jalan utama

yang harus ditempuh untuk meningkatkan

pertumbuhan

ekonomi, daya saing

nasional, dan meningkatkan

(9)

2 |Pedoman Pengelolaan Laboratorium Inovasi

ASEAN, di mana barang, jasa, dan tenaga kerja akan bersirkulasi bebas di antara negara-negara ASEAN.

Inovasi menjadi salah satu tool dalam mengakselerasi peningkatan daya saing Indonesia. Setiap elemen negara yang meliputi pemerintah, privat, masyarakat harus melakukan inovasi. Inovasi pada lingkungan instansi pemerintah meliputi antara lain kementerian, lembaga pemerintah non kementerian (LPNK), pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota sangat penting karena mengakselerasi inovasi privat dan masyarakat dalam meningkatkan pelayanan publik. Pemerintah daerah menjadi salah satu ujung tombak pelayanan publik yang wajib melakukan inovasi. Pelayanan publik yang inovatif akan meningkatkan pelayanan, pemberdayaan masyarakat, pertumbuhan ekonomi, dan daya saing yang semakin tinggi. Kemampuan daya saing daerah juga akan berpengaruh besar pada peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.

Kesadaran pentingnya inovasi saat ini ditandai dengan telah diterbitkannya Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang memberikan peluang pemerintah daerah untuk melakukan inovasi. Tepatnya pada pasal 386 yang menyatakan bahwa ”dalam rangka peningkatan kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Pemerintah Daerah dapat melakukan inovasi”. Inovasi yang dimaksud adalah semua bentuk pembaharuan dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang berpedoman pada prinsip sebagai berikut: peningkatan efisiensi, perbaikan efektivitas, perbaikan kualitas pelayanan, tidak ada konflik kepentingan, berorientasi kepada kepentingan umum, dilakukan secara terbuka, memenuhi nilai-nilai kepatutan, dan dapat dipertanggungjawabkan hasilnya tidak untuk kepentingan diri sendiri.

Inovasi bukan lagi alternatif tetapi menjadi jalan utama yang harus ditempuh meningkatkan daya saing. Dengan pentingnya inovasi tersebut, Pusat Inovasi Tata Pemerintahan (Pusat INTAN)-Deputi Inovasi Adminsitrasi Negara (DIAN)-Lembaga

(10)

3 |Pedoman Pengelolaan Laboratorium Inovasi

Administrasi Negara (LAN) menerbitkan buku pedoman yang dapat digunakan sebagai referensi oleh para champion innovation dalam melakukan fasilitasi pelaksanaan laboratorium inovasi di lingkungan pemerintah baik di pusat maupun di daerah.

Tujuan

Inovasi di sektor publik pada prinsipnya berisikan dimensi sikap (soft) dan dimensi teknis (hard). Dimensi sikap berurusan dengan bagaimana menggugah pengambil kebijakan untuk berinovasi, sedangkan dimensi teknis berurusan dengan penguasaan pengetahuan teknis (manajerial dan substantif) yang dibutuhkan oleh suatu inovasi. Oleh karena itu, buku pedoman ini dimaksudkan untuk membekali setiap champion innovation untuk mengelola kedua dimensi ini dengan baik, yang ditunjukkan dengan kemampuan dalam:

 Menginspirasi pengambil kebijakan untuk mau berinovasi dan mau menggalang dukungan untuk berinovasi (drum up support)

 Menggali ide-ide inovasi baik yang berangkat dari permasalahan yang dihadapinya maupun untuk mewujudkan visi atau impiannya (diagnose)

Merancangan rencana aksi inovasi yang komprehensif (design)

Melaksanakan inovasi secara fokus dan konsisten (deliver)

Menyampaikan progres dan manfaat inovasi kepada stakeholder atau lingkungannya (display)

Tujuan Champion Innovation

Mengispirasi, Menggalang

Dukungan, Menggali Ide, Merancang

Inovasi, Deliver dan Display Inovasi

(11)

4 |Pedoman Pengelolaan Laboratorium Inovasi

Metode

Untuk mewujudkan kedua dimensi (soft dan hard) yang disebutkan di atas, maka model laboratorium inovasi dibagi ke dalam lima tahap yaitu Drum Up, Diagnose, Design, Deliver dan Display atau disingkat 5D. Seperti pada Gambar 1.

Pada gambar di atas, dimensi soft (mindset) yang berorientasi sikap lebih terkonsentrasi pada tahap drum up, sedangkan dimensi hard (teknokratis) berada pada diagnose, design, deliver dan display. Meskipun demikian, dalam praktek dimensi soft tersebut perlu terus diikutkan agar keseluruhan proses inovasi terlaksana dengan penuh semangat sehingga tujuan inovasi dapat dicapai dengan baik.

Drum Up merupakan tahapan pertama untuk menginspirasi dan menggugah semangat berinovasi. Diagnose merupakan tahapan kedua untuk mengidentifikasi dan menemukan ide inovasi. Design merupakan langkah ketiga untuk merancang desain/prototype inovasi secara lebih detail dan siap untuk diimplementasikan. Deliver adalah langkah keempat yakni mengimplementasikan, memonitoring, dan mengevaluasi implementasi inovasi. Display merupakan tahap kelima untuk melakukan festival dan promosi inovasi.

(12)

5 |Pedoman Pengelolaan Laboratorium Inovasi

Pengantar

Kata Drum Up dalam bahasa Inggris berarti menabuh genderang. Jika kata ini digabung dengan kata support sehingga menjadi Drum Up Support maka akan berarti menggalang dukungan. Dalam pedoman ini, kata ini sengaja dipergunakan untuk menunjukkan bahwa inovasi di sektor publik berawal dari adanya perubahan mindset, adanya kemauan dan kesadaran untuk berinovasi.

Tahap drum up ini merupakan tahapan awal yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pengelolaan laboratorium inovasi. Tingkat kemauan dan motivasi untuk berinovasi pada setiap orang dan atau organsiasi sangat berbeda. Untuk itu, drum up dibutuhkan untuk membangun kesadaran kolektif untuk berinovasi. Tanpa kesadaran kolektif, gagasan inovasi yang secara teknis bagus dan memiliki manfaat yang luas tidak akan berarti. Gagasan tersebut pada akhirnya

Drum Up

...

membangun kesadaran

(13)

6 |Pedoman Pengelolaan Laboratorium Inovasi

hanya tertuang dalam rencana tanpa pernah dilaksanakan dengan baik, karena kesadaran kolektif belum muncul untuk menerapkannya secara sungguh-sungguh. Untuk membangun kesadaran kolektif tersebut, maka peranan pimpinan puncak (Bupati, Walikota, Gubernur, Pejabat Pimpinan Tinggi) adalah sangat strategis karena kewenangan formal yang dimilikinya. Dengan kewenangan tersebut, pimpinan puncak dapat menggerakkan bawahannya secara kolektif untuk mendukung pelaksanaan inovasi selanjutnya.

Oleh karena itu, dalam rangka membangun kesadaran kolektif untuk berinovasi ini, maka seorang champion innovation perlu memastikan bahwa kesadaran, kemauan, dan motivasi untuk berinovasi harus lahir dari pimpinan puncak terlebih dahulu. Jika belum, maka sudah menjadi tugas seorang champion innovation untuk terus menyusun strategi untuk mengubah sikap atau mindset mereka.

Dalam tahap drum up, champion innovation pada dasarnya bekerja dalam ranah afektif atau sikap perilaku. Bahan-bahan yang dipergunakan lebih banyak diarahkan untuk menginspirasi atau menggugah kesadaran untuk berinovasi. Contoh-contoh best practice atau success story seseorang menjadi bahan yang sangat penting untuk digunakan. Apalagi jika bahan tersebut mengandung efek drama yang dapat menggugah perasaan.

Untuk meningkatkan penerimaan audience dalam suatu acara drum up, seorang champion innovation perlu mengontekstualkan bahan-bahan yang dimiliki. Misalnya, jika akan melakukan drum up di kabupaten X, maka diupayakan menggali informasi-informasi kontekstual dari Kabupaten X. Lampiran 1 Pedoman ini memuat bahan-bahan drum up yang mengandung prinsip-prinsip yang diuraikan di atas. Untuk dapat menginspirasi, kepada para calon inovator dalam suatu forum drum up, dapat diberikan beberapa pertanyaan yang mampu mengungkit semangat inovasi seperti: Bagaimana perasaan Anda/instansi jika menjadi model RB Nasional? Menjadi daerah termaju dan pusat pertumbuhan ekonomi indonesia? Menjadi benchmark dan barometer pembangunan daerah? Dan menjadi daerah

(14)

7 |Pedoman Pengelolaan Laboratorium Inovasi

yang menghasilkan inovasi terbanyak dan terbaik di indonesia? Dan, selanjutnya diteruskan dengan pertanyaan inginkah, mungkinkah, mampukah, maukah?

Jawaban dari pertanyaan di atas sangat mungkin terbentur oleh adanya blockset (hambatan/sumbatan) di antara para calon inovator dengan mitos inovasi yakni bahwa inovasi itu mahal, inovasi itu sulit, tidak memiliki ide, dan tidak tahu caranya berinovasi. Dalam menghancurkan blockset tersebut perlu ditunjukan dengan menyajikan antonim mitos dengan menyajikan berbagai evidence bahwa inovasi itu mudah, inovasi itu murah, banyak ide berinovasi, dan caranya sangat sederhana untuk berinovasi seperti kreatif, berpikir berbeda, berbuat berbeda, dan melakukan pembaharuan.

Tujuan

Tahapan drum up ini bertujuan untuk menginspirasi dan mengembangkan semangat inovasi para calon inovator baik secara individu mapun kolektif. Dengan demikian, willingness to innovate atau kemauan berinovasi terbentuk dan merupakan modal awal untuk melanjutkan ke tahap-tahap pengelolaan laboratorium inovasi berikutnya.

Metode

Mengingat fungsinya sebagai instrumen untuk menggugah semangat berinovasi, maka drum up dapat dilakukan dengan berbagai metode seperti sosialisasi, kuliah umum, visitasi ke instansi yang telah berhasil berinovasi, dan lain sebagainya. Metode atau kombinasi metode apapun yang dipilih, pada gilirannya kompetensi champion innovation memainkan peranan yang sangat signifikan.

(15)

8 |Pedoman Pengelolaan Laboratorium Inovasi

Pengantar

Esensi inovasi administrasi negara adalah adanya kebaruan dalam pelaksanaan suatu tugas di sektor publik. Kebaruan sering dimaknai sebagai sesuai yang bersifat out of the box atau di luar kotak yang berarti sesuatu yang selama ini tidak pernah dipraktekkan. Tentu saja kebaruan-kebaruan tersebut muncul dari ide-ide kreatif dan proses berpikir kreatif, sehingga mampu meng-create, yaitu menciptakan sesuatu yang baru.

Oleh karena itu, tahap diagnose perlu dimaknai sebagai proses memfasilitasi calon-calon inovator untuk memunculkan ide-ide inovasi mereka. Pada tahap diagnose ini, terdapat dua cara yang dapat ditempuh untuk membantu champion innovation memunculkan potensi mereka dalam melahirkan ide-ide inovasi, yaitu berbasis masalah dan berbasis non-masalah.

Pada cara yang berbasis masalah, seorang inovator menemukan ide inovasi dengan berangkat dari adanya permasalahan yang ditemukan dalam organisasinya. Cara ini dapat dianalogkan dengan seorang dokter yang melakukan diagnose terhadap seorang pasien. Tentu dia terlebih dahulu harus menentukan jenis penyakit dan kemudian menentukan tindakan yang harus dilakukan. Kesalahan dalam mendiagnosa organisasi dapat mengakibatkan kesalahan dalam menentukan

Diagnose

...

memunculkan ide /

(16)

9 |Pedoman Pengelolaan Laboratorium Inovasi

penyakit organisasi yang berujung pada tindakan yang diambil juga keliru sehingga membahayakan organisasi.

Cara mendiagnosa organisasi berbasis masalah ini dilakukan dengan tiga tahapan kegiatan yang berurut, yaitu inovator terlebih dahulu harus mengendalikan dirinya, atau menata niatnya bahwa ide inovasi yang akan dimunculkan sesungguhnya untuk kepentingan publik dan bukan kepentingan dirinya atau kelompok tertentu, kemudian menentukan tingkat kinerja organisasi, dan terakhir menentukan intervensi atau tindakan yang akan diambil. Intervensi atau tindakan inilah yang harus mengandung ide-ide kreatif yang memiliki unsur kebaruan.

Dalam menentukan tingkat kinerja organisasi diagnosa ini, calon inovator perlu menentukan kesenjangan dengan mendeskripsikan kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan. Kesenjangan-kesenjangan tersebut bisa ditemukan pada unsur-unsur organisasi seperti output, proses, dan input organisasi. Berangkat dari kesenjangan tersebutlah, dapat dimunculkan ide-ide kreatif untuk menutup kesenjangan tersebut. Bahan-bahan tentang cara mendiagnosa organisasi berbasis masalah ini dapat dilihat pada Lampiran 2 pedoman ini.

Kedua adalah cara mendiagnosa organisasi yang berbasis non-masalah. Ide inovasi dengan cara ini dimunculkan dengan menggunakan teknik atau template berpikir kreatif. Dengan teknik ini, seorang calon inovator dapat menemukan ide kreatif secara langsung. Oleh karena itu, seorang calon inovator perlu menguasai teknik atau template tersebut. Beberapa template yang dapat dipergunakan adalah innovation shopping, analisis morfologi, berpikir terbalik, dan lain-lain. Lampiran 2 Pedoman ini memperlihatkan berbagai teknik dan template berpikir kreatif.

Ide-ide inovasi yang dihasilkan baik melalui teknik mendiagnosa organisasi maupun melalui teknik template berpikir kreatif perlu dikomunikasikan dengan kepala daerah atau pimpinan puncak tempat laboratorium inovasi dilaksanakan. Persetujuan mereka terhadap ide-ide inovasi dibutuhkan untuk melanjutkan proses

(17)

10 |Pedoman Pengelolaan Laboratorium Inovasi

inovasi ke tahap berikutnya yaitu tahap design. Seorang champion innovation wajib menjadikan persetujuan pimpinan puncak sebagai persyaratan ke tahap design.

Tujuan

Tahap diagnose ini bertujuan untuk memfasilitasi champion innovation untuk menemukan ide inovasi, yaitu gagasan-gagasan yang mengandung unsur kebaruan. Oleh calon inovator, ide inovasi ini diyakini dapat meningkatkan kinerja organisasinya.

Metode

Untuk mencapai tujuan tahap diagnose, maka metode yang dipergunakan adalah workshop. Dengan metode ini, calon inovator akan bekerja, menggali potensi yang dimilikinya, dan mengerahkan segala kompetensinya untuk menemukan ide-ide inovasi. Dalam workshop ini berbagai tool diperkenalkan untuk dipergunakan, yaitu:

Organizational diagnosis

Innovation shopping

Morphology analysis

(18)

11 |Pedoman Pengelolaan Laboratorium Inovasi

Pengantar

Seperti halnya tahap diagnose, tahap design ini juga bersifat teknis, yaitu bagaimana menuangkan ide inovasi ke dalam suatu rancangan rencana aksi yang detail. Oleh karena itu, desain inovasi sangat penting karena akan mendetailkan langkah-langkah mewujudkan ide inovasi yang sudah diperoleh. Dalam merencanakan inovasi yang dibutuhkan adalah menyusun rencana aksi inovasi. Tidak ada format baku untuk penulisan rencana aksi. Namun demikian, rencana aksi inovasi minimal mengandung:

 Sejumlah langkah/kegiatan yang harus dilakukan untuk mewujudkan kondisi yang diharapkan;

 Siapa dan/atau dengan siapa langkah/kegiatan tersebut dilaksanakan;

 Apa produk atau output setiap langkah/kegiatan tersebut;

 Metode apa yang digunakan untuk menghasilkan output suatu kegiatan;

 Kapan langkah/kegiatan tersebut dilaksanakan;

 Di mana langkah/kegiatan tersebut dilaksanakan;

DESAIN

...

MENYUSUN RENCANA

(19)

12 |Pedoman Pengelolaan Laboratorium Inovasi

 Berapa biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan/langkah tersebut.

Tabel 1 berikut ini dapat dipergunakan sebagai instrumen untuk menyusun rencana aksi inovasi.

Tabel 1

Rencana Aksi Inovasi

NO KEGIATAN PELAKSANA WAKTU OUTPUT METODE

1 2 3

Perlu diketahui oleh setiap champion innovation bahwa rencana aksi inovasi sarat dengan pengetahuan teknis baik yang bersifat administratif atau manajerial maupun yang bersifat substantif. Oleh karena itu, untuk memastikan keakuratan dari rencana aksi ini, seorang calon inovator perlu didampingi oleh pihak atau lembaga yang memiliki keahlian (expertise) di bidang substantif tersebut. Misalnya, seorang calon inovator yang akan berinovasi di sektor pertanian maka rencana aksinya perlu divalidasi oleh pihak atau lembaga yang memiliki keahlian di bidang pertanian.

Di samping rencana aksi inovasi, seorang calon inovator perlu memetakan stakeholder dan menyusun strategi komunikasi untuk stakeholder. Hal ini tidak berlaku umum, namun hanya pada inovasi tertentu terutama yang memiliki stakeholder eksternal atau yang di luar jangkauan kewenangan calon inovator. Tujuan utama pemetaan stakeholder ini adalah sebagai alat bantu bagi calon inovator dalam menyusun strategi komunikasi terutama kepada stakeholder yang tidak diuntungkan oleh suatu inovasi. Stakeholder seperti ini memiliki kecenderungan resistensi yang tinggi terhadap inovasi dan karena itu kemungkinan besar akan menolak inovasi tersebut.

(20)

13 |Pedoman Pengelolaan Laboratorium Inovasi

Oleh karena itu, seorang champion innovation perlu menguasai teknik membangun koalisi yaitu kemampuan menyusun strategi komunikasi yang tepat untuk menggiring (framing) stakeholder tertentu yang menolak inovasi menjadi menerima inovasi. Bahan pemetaan stakeholder pada Lampiran 3 dalam pedoman dapat dipergunakan untuk memetakan stakeholder.

Rencana aksi inovasi dan pemetaan stakeholder (jika dibutuhkan) juga perlu terus dikomunikasikan dengan pimpinan puncak (Bupati, Walikota, Gubernur, Pimpinan Tinggi) untuk mendapat persetujuan. Jika sudah disetujui, maka proses inovasi dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu tahap deliver atau pelaksanaan inovasi.

Tujuan

Tahap design inovasi bertujuan untuk menghasilkan rencana aksi inovasi, termasuk pemetaan stakeholder berikut strategi komunikasinya jika diperlukan.

Metode

Untuk menghasilkan rencana aksi dan/atau pemetaan stakeholder, maka tahap design inovasi ini menggunakan metode workshop. Dengan metode ini, calon inovatorlah yang akan bekerja membuat rencana aksi tersebut. Champion innovation bertugas memfasilitasi mereka dengan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menghasilkan rencana aksi dan/atau pemetaan stakeholder.

(21)

14 |Pedoman Pengelolaan Laboratorium Inovasi

Pengantar

Tahap deliver atau tahap pelaksanaan inovasi merupakan tahap yang memiliki waktu yang cukup panjang. Jumlah kegiatan/langkah dan lamanya waktu pelaksanaan setiap kegiatan/langkah berkontribusi terhadap jangka waktu pelaksanaan suatu inovasi. Mungkin ada inovasi yang membutuhkan waktu beberapa bulan, satu tahun, bahkan beberapa tahun.

Seorang champion innovation perlu memahami bahwa waktu pelaksanaan suatu inovasi tidak menjadi masalah. Calon inovator perlu diberi kebebasan untuk menentukan waktu penyelesaian pelaksanaan rencana aksi sesuai kebutuhan waktu yang diperlukan. Tahap deliver ini diawali dengan pelaksanaan launching atau peluncuran pelaksanaan inovasi. Bentuk kegiatannya bisa bersifat formal seremonial namun bisa juga bersifat informal. Jika berbentuk formal seremonial, seorang champion innovation perlu memastikan penanda apa yang dipergunakan untuk menyatakan bahwa inovasi sudah mulai diluncurkan. Penandanya bisa bervariasi mulai dari pemukulan gong, penandatanganan rencana aksi, pengetukan palu, dan lain-lain.

DELIVER

... menginformasikan

kepada berbagai pihak bahwa

inovasi sudah mulai

(22)

15 |Pedoman Pengelolaan Laboratorium Inovasi

Intinya adalah acara tersebut menginformasikan kepada berbagai pihak bahwa inovasi sudah mulai dilaksanakan.

Untuk beberapa instansi tertentu, bisa saja peluncuran inovasi ini dikaitkan dengan kinerja calon inovator sehingga dapat menjadi kontrak kinerja antara pimpinan puncak dengan calon inovator. Dengan demikian, acara peluncuran inovasi dapat berupa acara penandatangan kontrak kinerja. Format kontrak kinerja yang dipergunakan hendaknya diserahkan kepada pihak yang melaksanakan inovasi. Selain peluncuran inovasi, dalam masa deliver ini, seorang champion innovation juga perlu melakukan monitoring terhadap pelaksanaan setiap langkah/kegiatan. Dengan menggunakan rencana aksi, seorang champion innovation perlu memantau progres pelaksanaan dari masing-masing langkah/kegiatan. Tujuan utama kegiatan monitoring ini adalah untuk memastikan inovator tetap disiplin melaksanakan langkah-langkah yang sudah direncanakan. Instrumen monitoring menggunakan instrumen rencana aksi yang sudah terisi lengkap sebagaimana terlihat pada Tabel 1 sehingga champion innovation cukup melakukan check dan recheck terhadap implementasi rencana aksi tersebut.

Setiap permasalahan yang menyebabkan perlambatan atau bahkan kemandekan pelaksanaan inovasi perlu diatasi oleh champion innovation. Champion inovation perlu menyadari bahwa pada umumnya permasalahan dapat bersumber dari dimensi soft inovasi, yaitu willingness to innovate mengendor, sehingga semangat untuk mengerjakan inovasi menjadi menurun. Di samping itu, permasalahan juga bersumber dari ability to innovate yaitu inovator tidak memiliki pengetahuan (manajerial atau substantif) yang cukup untuk melaksanakan inovasi. Melalui kegiatan monitoring, champion innovation seyogianya dapat memahami sumber permasalahan dan memberikan solusi yang tepat.

Kegiatan monitoring dapat dilakukan melalui pemantauan jarak jauh dengan menggunakan teknologi informasi melalui situs inovasi Lembaga Administrasi

(23)

16 |Pedoman Pengelolaan Laboratorium Inovasi

Negara. Jika diperlukan, pemantauan juga dapat dilakukan dengan memonitor pelaksanaan inovasi secara langsung di lapangan.

Tujuan

Tahapan deliver bertujuan untuk melaksanankan inovasi sesuai dengan rencana aksi yang telah didesain. Pelaksanaan inovasi diawali dengan peluncuran inovasi dan dilanjutkan dengan monitoring untuk mengetahui berbagai kendala dan hambatan dalam implementasi inovasi serta memastikan pelaksanaan inovasi tetap berjalan hingga inovasi selesai.

Metode

Selama deliver terdapat dua kegiatan utama yaitu peluncuran pelaksanaan inovasi dan monitoring inovasi. Peluncuran pelaksanaan inovasi dilakukan dengan acara seremonial yang dapat bersifat formal maupun informal. Sedangkan monitoring dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dilakukan antara lain dengan observasi dan survei lapangan. Sedangkan monitoring secara tidak langsung dilihat dengan berbagai media online.

(24)

17 |Pedoman Pengelolaan Laboratorium Inovasi

Pengantar

Untuk mengumumkan kepada stakeholder termasuk kepada masyarakat, seorang inovator perlu melaporkan kegiatan inovasi yang telah dilakukan. Kegiatan ini disebut display dan merupakan salah satu bentuk akuntabilitas inovator kepada publik. Di samping itu, kegiatan display dimaksudkan sebagai ajang show off, blow your own trumpet, pengumuman kepada dunia luar bahwa Anda sebagai inovator sudah berbuat sesuatu untuk kepentingan publik.

Dalam kegiatan ini, inovator memamerkan proses inovasi yang dilakukan. Jika memungkinkan, kegiatan ini juga memamerkan hasil inovasi apabila inovasi telah selesai dilaksanakan. Kegiatan display dapat dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan seperti pameran, festival, maupun seminar.

Lalu apa saja yang dipamerkan atau ditampilkan dan bagaimana cara melakukannya? Seorang champion innovation perlu memastikan bahwa inovator melakukan pendokumentasian yang lengkap terutama dalam bentuk gambar atau foto. Inovator perlu memamerkan bagaimana kondisi awal sebelum iovasi dilakukan, kondisi setelah inovasi dilakukan atau kondisi akhir setelah inovasi, dan milestones atau langkah yang ditempuh untuk mewujudkan inovasi.

DISPLAY

ajang show off, blow your own

(25)

18 |Pedoman Pengelolaan Laboratorium Inovasi

Untuk membuat kegiatan display lebih semarak, champion innovation dapat menambahkan kegiatan penilaian hasil inovasi dengan menghadirkan juri yang akan menentukan inovator mana yang menjadi pemenang. Dalam penjurian ini, dua kriteria perlu dipertimbangkan yaitu kebaruan yang terkandung dalam suatu inovasi dan keluasaan manfaat yang ditimbulkannya.

Efektivitas kegiatan display tentu ditentukan oleh banyak jumlah pengunjung dan luasnya kegiatan tersebut diekspose di media. Oleh karena itu, inovator perlu mengundang sebanyak mungkin stakeholder untuk mengunjungi kegiatan display ini, dan menghadirkan sebanyak mungkin media untuk meliputnya.

Tujuan

Tujuan dari festival inovasi adalah untuk memperkenalkan, menyosialisasikan, dan mendapatkan masukan stakeholders mengenai inovasi yang telah dilakukan sehingga ke depannya, inovasi dapat dilanjutkan dan dikembangkan menjadi lebih baik.

Metode

Kegiatan display dilakukan antara lain melalui pameran inovasi, festival inovasi, seminar inovasi, atau gabungan dua atau ketiga hal ini.

(26)

19 |Pedoman Pengelolaan Laboratorium Inovasi

Model berinovasi 5D yang berisi lima langkah dalam melaksanakan laboratorium inovasi administrasi yaitu drum up, diagnose, design, deliver, dan display merupakan model yang diperkenalkan oleh Lembaga Administrasi Negara dalam berinovasi di sektor publik. Seorang champion innovation perlu menguasai model ini terlebih dahulu sebelum turun ke lapangan melakukan fasilitasi atau pendampingan ke instansi pemerintah (pusat dan daerah) untuk melaksanakan kegiatan laboratorium inovasi.

Model berinovasi 5D ini adalah jawaban konkret untuk memecahkan dua tantangan utama dalam berinovasi di sektor publik yaitu willingnes to inovate dan ability to innovate. Model berinovasi 5D diyakini dapat membuat pejabat instansi pemerintah dari tidak menyukai inovasi menjadi menyukai inovasi, melakukan inovasi, dan memiliki inovasi di instansi yang dipimpinnya.

Untuk menjangkau pelaksanaan laboratorium inovasi ke seluruh instansi pemerintah mulai dari kementerian, lembaga, provinsi, kota dan kabupaten, kecamatan, bahkan kelurahan dan desa, Lembaga Administrasi Negara saat ini sedang membangun sistem pengelolaan laboratorium inovasi dengan menjadikan model berinovasi 5D sebagai inti yang akan menggerakkan sistem tersebut. Dimulai dari Lembaga Administrasi Negara di mana para innovation master bekerja akan membentuk tim champion inovation di setiap Pemerintah Provinsi, Kementerian, dan Lembaga. Para champion innovation inilah yang akan menggunakan model

(27)

20 |Pedoman Pengelolaan Laboratorium Inovasi

berinovasi 5D untuk membimbing para innovation practitioner melakukan inovasi di kabupaten/kota dan unit organisasinya masing-masing. Dengan demikian, arus inovasi diharapkan akan lebih masif menjangkau seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah di Indonesia.

Tentu saja model berinovasi 5D beserta sistem pengelolaan laboratorium inovasi tersebut perlu diperlakukan sebagai model berinovasi yang dinamis. Pandangan kritis perlu terus diberikan agar kinerja model berinovasi ini dapat lebih di tingkatkan lagi dimasa-masa mendatang. Oleh karena itu, segala jenis kritikan konstruktif yang disampaikan akan kami apresiasi setinggi-tingginya.

(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)

Gambar

Tabel 1 berikut ini dapat dipergunakan sebagai instrumen untuk menyusun  rencana aksi inovasi

Referensi

Dokumen terkait

Penindasan yang dialami oleh Srintil berupa kekerasan yang meliputi tiga hal yaitu kekerasan secara verbal, seksual, dan sosial. Kekerasan verbal yang dialami

i. Pelatihan pelaksanaan program merupakan kegiatan berupa pelatihan baik berupa metode ataupun teknik bertani organik yang dilakukan oleh institusi kepada masyarakat.

Dianalisa simpang tiga tak bersinyal di tahun 2024 ruas jalan probolinggo diperoleh tingkat pelayanan ( B ), ruas jalan lumajang dengan tingkat pelayanan ( B )

5:1-12 dalam liturgi Hari Raya Semua Orang Ku- dus ini agaknya mau mengenang semua anggota Gereja Jaya, entah yang sudah dikanonisasi ataupun yang tidak (sempat) dikanonisasikan.

kurang dari 3 kali per minggu, inkontinensia, frekuensi tinja lebih besar.. dari satu kali per minggu, massa tinja yang keras yang

1) Memperkecil ukuran produk seperti hand phone yang tambah ramping dan praktis. 2) Mengurangi biaya tenaga kerja pembeli (waktu lebih sedikit, training lebih

1. Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan angsuran. Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat order dari pembeli, mengedit