• Terminal 3 Ultimate, Terminal
Udara Tercanggih Indonesia
• Electronic Navigation
Chart (e-Chart)
• Air Traffic Flow
Management with CDM
Photo Courtesy: Angkasa Pura II
• Operation Control
Centre (OCC)
PENASIHAT
Rosdi M. AbdullahPEMIMPIN REDAKSI
Imam AriefREDAKTUR EKSEKUTIF
Ernanto WibisonoREDAKTUR
Febri Puguh PermanaRudi Widioko Rusli Usman Dedi Sunardi Agus Riyanto Guntur Dutindo Sulistyo Nugroho
DESAINER GRAFIS
Febri Puguh Permana
NARASUMBER
Ernanto Wibisono Saehu Nurdin Rifky Wildan Y. ALAMAT REDAKSI
Garuda Operation Centre Building I, 3rd Floor Soekarno-Hatta International Airport
Cengkareng 19120, Indonesia P.O. BOX 1004 TNG BUSH
Phone: 021-2560-1728/1729/1730 Fax: 021-5590448
Email:
opspublication.office@garuda-indonesia.com
DARI REDAKSI
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya lah kami bisa kembali menerbitkan majalah Operation In Action (OIA).
Melalui OIA, kami ingin menyajikan informasi menarik seputar program, inovasi, dan aktivitas operasional Garuda Indonesia, khususnya di Direktorat Operasi, maupun informasi lain yang berkaitan dengan operasi penerbangan. Sesuai konsep dan filosofi OIA, kami juga berusaha untuk menyajikan informasi dengan sederhana dan ringkas, yang dikemas secara unique agar mudah dipahami seluruh pembaca. Please enjoy the reading!
OIA
Operation In Action 2 | Edisi IV - 2015 | OIA6
8
10
12
14
16
Electronic Navigation Chart
Air Traffic Flow Management (ATFM ) with CDM
NavBag dengan Secured iPad Storage
Terminal 3 Ultimate
Dispatch Release
Operation Control Centre (OCC)
Airline Operation Terminologies
Garuda Indonesia Fleet Structure
Aviation History: Survived from Volcanic Ash
How Operation-Minded Are You
4
18
Daftar Isi
OIA Edisi IV 2015
20
22
OIA | Edisi IV - 2015 | 3Rosdi M. Abdullah
Pjs. VP Operation SupportElectronic
Navigation Chart
Selangkah Menuju Era
“Digitalized Operation”
S
etelah mengimplementasikan e-Performance Calculation untuk pesawat Boeing 777 dan Airbus A330, kini unit Operation Support (JKTOS) kembali mengimplementasikan inisiatif digitalized operation yaitu penerapanElectronic Navigation Chart (e-Chart).
N
avigation chart yang digunakan di pesawat-pesawatGaruda-Indonesia selama ini berbentuk buku hardcopy yang di-update secara manual dan tersimpan di dalam navigation bag yang ada di setiap cockpit pesawat.
E
lectronic Navigation Chart
ataue-Chart
pada dasarnya adalah navigation chart dalam bentuk softcopy yang didistribusikan secaraotomatis ke setiap iPad melalui proses sinkronisasi dengan memanfaatkan sistem
MDM (Mobile
Device Management).
Implementasi e-Chart akan meningkatkan efektifitas & efisiensi business process. Dengan e-Chart navigation chart dapat di-update lebih cepat serta dapat diakses kapan saja dan dimana saja.U
ji coba Implementasie-Chart
ini sudah dimulai di bulan September 2015 untuk pesawat widebody dan kedepan akan diimplementasikan untuk seluruh tipe pesawat yang dimiliki Garuda Indonesia.Photo Courtesy: ainonline.com
Narasumber: Ernanto Wibisono
ATFM-CDM
Solusi Jitu untuk Mengoptimalkan
Lalu Lintas Udara
6 |Edisi IV - 2015 | OIA
S
eiring dengan pertumbuhan transportasi udara, ruang udara semakin lama semakin penuh akibat padatnya lalu lintas penerbangan. Dampak yang mulai terlihat diantaranya: antrian panjang pesawat sebelum lepas landas serta frekuensidelay yang semakin tinggi. Hal ini sangat merugikan airline karena
banyak fuel yang terbuang hanya untuk mengantri.
A
tas dasar tersebut, ATFM (Air Traffic Flow Management)menjadi penting untuk diimplementasikan. ATFM memungkinkan ruang udara yang terbatas diatur sedemikian rupa agar bisa mengakomodir padatnya lalu lintas penerbangan. Prinsip dasar ATFM adalah menyeimbangkan demand (peningkatan lalu lintas penerbangan) dengan capacity (berupa ruang udara yang tetap) agar penggunaan ruang udara bisa dioptimalkan serta
safety level dan efisiensi operasi penerbangan dapat ditingkatkan.
K
eputusan dalam ATFM diambil melalui CDM(Collaborative Decision Making). Artinya,
keputusan yang keluar terkait ATFM harus berdasarkan keputusan bersama seluruh stakeholder, seperti airline, ATC, ground handling, dsb. Masing-masing stakeholder memiliki perwakilan di forum CDM yang bertugas melakukan pengambilan keputusan secara kolaboratif.
S
aat ini Indonesia sedang melakukan trialimplementasi ATFM-CDM, dimana Garuda Indonesia turut berperan aktif di dalamnya.
OIA | Edisi IV - 2015 | 7
Narasumber: Rifky Wildan Y.
Navigation Analyst
(Picture by Febri Puguh Permana | Ops Publication Analyst)
S
ejak dimulainya penggunaan iPad untuke-Performance Calculation di pesawat widebody pada Mei 2015, para pilot harus melakukan serah terima iPad dengan personil di station pada saat sebelum & sesudah penerbangan. Mobilitas iPad yang tinggi mengakibatkan proses distribusi dan kontrol iPad menjadi sulit dilakukan.
U
ntuk menyederhanakan proses bisnis ini,Operation Publication (JKTOSP) berinisiatif
me-redesign Navigation Bag (NavBag) yang ditambahkan tempat penyimpanan iPad & charger yang
secure. NavBag adalah tas penyimpanan Navigation
& Operation Manual yang ada di seluruh pesawat. Dengan memanfaatkan NavBag untuk penyimpanan iPad, maka pilot tidak perlu melakukan serah terima iPad dan pengontrolan lebih mudah
dilakukan. Prosedur ini akan mulai diimplementasikan bulan Oktober 2015.
I
nisiatif ini adalah solusi sementara. Kedepan, iPad akan terpasang (mounted) di cockpit pesawat. Hal ini masih dalam proses karena membutuhkan biaya investasi cukup besar dan memerlukan approval dari DKUPPU.Penulis: Febri Puguh P
Ops Publication Analyst
NavBag
dengan
3
Terminal
Ultimate
10 |Edisi IV - 2015 | OIA OIA | Edisi IV - 2015 | 11
Akan Menjadi Terminal Udara
Tercanggih di Indonesia
Photo Courtesy: Angkasa Pura II
P
rogres pembangunan Terminal 3 Ultimate, BandaraInter nasional S oekarno - Hatta kini sudah mencapai 8 0% . Ter minal 3 Ultimate akan mulai beroperasi sekitar bulan
Mei 2016
, dimana pada tahap awal akan sepenuhnya digunakan oleh G aruda Indones ia dan aliansiS kyTeam.
T
erminal 3 Ultimate akan dilengkapi dengan berbagai teknologi canggih seperti B aggag e H a nd l i ng S y s te m (B H S), yaitu sistem pendistribusian bagasi yang menggunakan sistem co m pute rize d sehingga lebih aman , cepat , dan ef isien .S
ebagaimana bandara - bandara besar dunia , nantinya area che ck - in dan b agg age d ro p - o f f di Terminal 3 Ultimate juga akan menggunakan konsep i s l a nd s y s te m sehingga antrian panjang penumpang pada saatche ck - in dapat diminimalisir.
U
ntuk semakin meningkatkan kenyamananpenumpang , kedepan rencananya Ter minal 3 Ultimate juga akan memiliki Auto mati c Peo p l e M ove r S y s te m atau kereta tanpa awak yang akan menghubungkan Terminal 1 , 2 dan 3 .
Dispatch Release
Awal dari Setiap Operasi
Penerbangan
(photo by Rudi Widioko | Ops Publication Analyst)
S
ebelum penerbangan dilaksanakan, Flight Dispatcherterlebih dahulu akan melakukan briefing ke pilot, dan bersama-sama pilot menandatangani dispatch release
sebagai tanda bahwa rencana penerbangan sudah aman (safe), ekonomis, nyaman untuk penumpang, serta telah disepakati kedua belah pihak.
U
ntuk penerbangan Garuda Indonesia dariBandara Internasional Soekarno-Hatta,
dispatch release yang dikeluarkan oleh
unit Flight Dispatch (JKTOGW) setiap harinya bisa mencapai
190 flights.
Angga, seorang Flight Dispatcher, sedang melakukan briefing
kepada Pilot in Command (PiC) dan First Officer mengenai
pesawat (jadwal, registrasi, maintenance status), perencanaan
load (reservasi penumpang, laporan cargo), NOTAM (Notice
to Airmen), laporan cuaca, navigation charts, flight plan
dan dokumen pendukung lainnya. Kedepan proses active
briefing ini akan digantikan dengan passive briefing melalui
Centralized Flight Dispatch (CFD).
Penulis:Rudi Widioko
14 |Edisi IV - 2015 | OIA
Photo Courtesy OCC
OIA | Edisi IV - 2015 | 15
O
peration Control Centre (OCC) merupakan jantung operasi Garuda Indonesia. OCC beroperasi24 jam
untuk melakukan pengawasan terhadap600
penerbangan setiap harinya dengan menggunakan sistem dan peralatan modern.U
ntuk mencapai pengambilan keputusan terbaik pada suatu operasi penerbangan, OCC berkoordinasi dengan para ahli dari supporting unit terkait seperti Technic Operation Control (TOC), Flight Movement Control, Flight Following, Flight Dispatch, Crew Control dan Reservation Control. Koordinasi ini terbukti telah berhasil menangani irregularities pada operasi penerbangan Garuda Indonesia, baik yang disebabkan oleh faktor teknis, operasional, maupun bencana alam, dengan membentuk contingency plan team.D
alam operasi penerbangan, OCC memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :1. Merencanakan operasi penerbangan agar berjalan dengan baik dan optimal.
2. Pengambil keputusan tertinggi yang berkaitan dengan operasioal penerbangan.
3. Pengendalian operasional penerbangan agar berjalan sesuai perencanaan & tepat waktu.
Klik disini untuk membaca lebih detil tentang OCC.
Untuk melihat Video OCC klik https://youtu.be/ elAsti3HdMw
(Sumber: Annual Report OCC 2014)
Operation Control CentRE (OCC)
Mengambil Keputusan Terbaik Di Setiap Operasi Penerbangan
Penulis: Rudi Widioko
(Photos Taken by Febri Puguh Permana | Ops Publication Analyst)
Airline Operation
TERMINOLOGIES
Based on Basic Operation Manual (BOM)
NOTAM
A Notice to Airmen, distributed by means of telecommunication, containing information concerning the establishment, condition or change in any aeronautical facility service, procedure or hazard, the timely knowledge of which is essential to personnel concerned with flight operation.
Pilot In Command
(PIC)
The Authorized leader of a Journey (Flight), who is qualified Captain for the sector traveled within the Journey.
Pilot Flying (PF)
The pilot flight crew member who is operating or commanding the operation of the flight controls during flight.
Pilot Non Flying (PNF)
Also called Pilot Monitoring (PM), is the pilot crew member who is monitoring and supporting the pilot flying (PF).
18 |Edisi IV - 2015 | OIA OIA | Edisi IV - 2015 | 19 Boeing
777-300ER
Aircrafts Boeing747-400
Aircrafts AirbusA330-300
Aircrafts AirbusA330-200
Aircrafts Boeing737-800NG
Aircrafts Boeing737-500
Aircraft BombardierCRJ-1000
AircraftsATR 72-600
AircraftsGaruda Indonesia
Fleet Structure
Ref GA Fleet Structure JKTDHF/10009/15 5 October 2015
8
2
12
10
P
ada 24 Juni 1982, pesawat Boeing 747-236B registrasi G-BDXH
yang digunakan pada penerbangan British Airways BA-009
dengan 248 penumpang dari Heathrow menuju Auckland melintas
menuju abu letusan Gunung Galunggung yang mengakibatkan
keempat mesinnya mati.
D
engan cara gliding, pilot kemudian mengarahkan pesawat
tersebut menuju Jakarta dengan harapan mesin bisa menyala.
Pesawat pada akhirnya dapat keluar dari abu vulkanik dan pilot
berhasil menyalakan 3 dari 4 mesin untuk kemudian mendarat
di Bandara Halim Perdanakusama dengan selamat tanpa ada
seorang pun penumpang maupun crew yang terluka.
A
tas jasa dan keberanian
mer-eka, para crew pada
pener-bangan ini memperoleh berbagai
penghargaan termasuk “Queen’s
Commendation for Valuable
Ser-vice in the Air” dari Kerajaan
In-ggris dengan mendapatkan silver
oak leaves ribbon.
sumber: wikipedia
Aviation History
:
Survived from Volcanic Ash
Photo Courtesy: wikipedia
Silver Oak Lea
ves Ribbon from Queen E
Kirimkan kontribusi anda untuk e-magazine OIA. Kontribusi berupa ide, foto, kritik, saran, maupun informasi lain terkait operasi penerbangan dapat dikirim ke:
OIA
Operation In Actionopspublication.office@garuda-indonesia.com
OIA | Edisi IV - 2015 | 22