• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pandangan GKJTU Sumunar terhadap Tradisi Saparan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pandangan GKJTU Sumunar terhadap Tradisi Saparan"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

vi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pandangan Gereja secara khusus GKJTU

Sumunar Batur – Krangkeng terhadap tradisi saparan, yang secara turun menurun berlangsung dan terjadi di masyarakat sekitar, dan melihat seberapa besar pengaruh bagi

Gereja. sebagian besar warga Gereja terkhusus Jemaat GKJTU Sumunar mengikuti dan

melakukan tradisi tahunan ini, maka penulis membuat sebuah pertanyaan mengapa Jemaat

GKJTU Sumunar melakukan tradisi saparan? Berdasarkan hasil wawancara saparan sebagai

pengungkapan syukur kepada Tuhan atas segala berkat dan segala hasil alam yang mereka

terima, dan sudah jelas juga ritual ini diadakan di bulan Sapar dalam kalender Jawa, dengan

tujuan sebagai pengungkapan syukur mereka terhadap Tuhan segala apa yang mereka terima.

Pandangan Gereja terhadap tradisi ini adalah perlu dilestarikan mengingat ada banyak hal

yang mengandung nilai-nilai yang positif yang bisa diambil yaitu tentang solidaritas antar

umat beraga serta pengungkapan syukur kepada Tuhan dalam lintas Agama secara bersamaan

dalam seremonial ini, dan Gereja menerima karena sudah tidak ada lagi unsur magis yang

terdapat di dalamnya.

Referensi

Dokumen terkait

Makna yang terkandung dari tradisi Lamporan diantaranya adalah makna tradisi Lamporan dalam bidang religi/ agama yaitu sebagai ritual untuk menjaga desa dari segala

Adapun hasil penelitian yang telah diperoleh, penulis menemukan Gereja, dalam hal ini jemaat GMIT Ebenhaeser-Lederabba Mesara menganggap tradisi ini sebagai tradisi turun temurun

Keterkaitanyan kebudayaan dalam masyarakat dayak ini memberi pandangan penting terhadap makna Tradisi Aruh yaitu menyangkut kehidupan sosial dan religi. Makna sosial

Terimakasih Buat keluarga besar Jemaat Pniel Bunu yang telah menerima penyusun untuk.. melakukan

Dalam melihat Perkembangan kota Lampung, sebagaimana layaknya kota-kota besar lainya, banyak sekali fenomena-fenomena sosial yang terjadi, dalam penelitian ini peneliti

Tradisi Upacara Malem Selikuran merupakan tradisi yang dilakukan pada 10 (sepuluh) hari terakhir di bulan Ramadhan atau yang lebih dikenal dengan istilah Selikuran. Di

Megibung adalah tradisi makan bersama-sama yang dilakukan oleh masyarakat

mempengaruhi keluarga Kristen untuk terlibat dalam praktek tradisi Kaeng Berkat. dan nilai luhur yang terkandung