• Tidak ada hasil yang ditemukan

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Nilai Tukar Petani (NTP) Gabungan bulan Desember 2011 Provinsi Kalimantan Barat sebesar 102,55 poin turun 0,15 poin atau berubah 0,14 persen dibanding NTP bulan November 2011 yaitu 102,70 poin. Hal ini disebabkan karena Indeks Harga yang Diterima Petani naik sebesar 0,23 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani naik sebesar 0,46 persen.

NTP Tanaman Padi dan Palawija (NTPP) Desember 2011 sebesar 96,72 poin mengalami penurunan 0,22 persen dibandingkan dengan bulan November 2011 yaitu sebesar 96,93 poin.

NTP Hortikultura (NTPH) Desember 2011 sebesar 102,96 poin mengalami kenaikan 0,01 persen dibandingkan dengan bulan November 2011 yaitu sebesar 102,96 poin.

NTP Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Desember 2011 sebesar 119,77 poin mengalami kenaikan 0,03 persen dibandingkan dengan November 2011 yaitu sebesar 119,74 poin.

NTP Peternakan (NTPT) Desember 2011 sebesar 82,52 poin mengalami penurunan 0,19 persen dibandingkan dengan November 2011 yaitu sebesar 82,67 poin.

NTP Perikanan (NTPN) Desember 2011 sebesar 105,32 poin mengalami penurunan 0,64 persen dibandingkan dengan bulan November 2011 yaitu sebesar 105,99 poin.

Dari empat Provinsi di Pulau Kalimantan yang dilaporkan pada bulan Desember 2011, kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu naik sebesar 0,37 persen, Provinsi Kalimantan Barat turun sebesar 0,14 persen, Provinsi Kalimantan Tengah naik sebesar 0,07 persen, dan Provinsi Kalimantan Timur turun sebesar 0,18 persen.

Nilai Tukar Petani (NTP) Nasional bulan Desember 2011 tercatat sebesar 105,76 poin, naik 0,12 poin atau berubah 0,12 persen dibanding NTP Nasional bulan November 2011 yaitu sebesar 105,64 poin.

No. 03/01/61/Th. XV, 2 Januari 2012

PERKEMBANGAN

NILAI

TUKAR

PETANI

KALIMANTAN

BARAT

BULAN : DESEMBER 2011

1. Nilai Tukar Petani

Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dalam persentase. Pengeluaran konsumsi rumah tangga dan biaya produksi pertanian, merupakan salah satu Indikator Proxy untuk melihat tingkat kesejahteraan petani. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, relatif semakin sejahtera tingkat kehidupan petani.

(2)

NTP berfluktuasi setiap bulannya selama periode Januari 2008 - Desember 2011. Penurunan NTP umumnya terjadi pada saat panen tanaman pangan, tanaman hortikultura (tanaman bahan makanan) maupun tanaman perkebunan rakyat, tetapi naik kembali pada waktu sesudahnya. Pada periode Januari 2008 - Desember 2011 penurunan NTP terbesar di Kalimantan Barat terjadi pada bulan Februari 2009 (98,20 poin) karena penurunan harga jual bahan makanan ataupun hasil tanaman bahan makanan ataupun hasil tanaman perkebunan rakyat. Meskipun demikian, fluktuasi harga komoditas konsumsi rumah tangga dan biaya produksi serta penambahan barang modal (BPPBM) juga mempengaruhi tinggi rendahnya NTP.

1.1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indek Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Desember 2011, It Kalimantan Barat mengalami kenaikan sebesar 0,23 persen dibandingkan It bulan sebelumnya, yaitu dari 135,32 pada bulan November 2011 menjadi 135,63 pada bulan Desember 2011. Kenaikan It tersebut dipengaruhi oleh kenaikan indeks Tanaman Pangan sebesar 0,23 persen, kenaikan indeks Hortikultura sebesar 0,43 persen, kenaikan indeks Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) sebesar 0,31 persen, kenaikan indeks Peternakan sebesar 0,09 persen, dan penurunan indeks Perikanan sebesar 0,39 persen.

1.2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada bulan Desember 2011 Ib Kalimantan Barat mengalami kenaikan sebesar 0,38 persen dibandingkan Ib bulan sebelumnya, yaitu dari 131,77 poin pada bulan November 2011 menjadi 132,26 poin pada bulan Desember 2011. Kenaikan Ib dimana komponen pendukungnya yaitu Indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami kenaikan sebesar 0,46 persen, sedangkan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) Pertanian mengalami kenaikan sebesar 0,07 persen.

Naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga pada bulan Desember 2011 dibandingkan November 2011 juga menunjukkan terjadinya Inflasi perdesaan pada bulan Desember 2011,

indeks ini mengalami kenaikan sebesar 0,46 persen dibanding November 2011, yang

disebabkan oleh ketujuh pendukung subkelompok Konsumsi Rumah Tangga, yaitu subkelompok Bahan Makanan naik sebesar 0,69 persen,subkelompok Makanan jadi naik sebesar 0,24 persen, subkelompok Perumahan turun sebesar 0,56 persen, subkelompok Sandang naik sebesar 0,46 persen, subkelompok Kesehatan naik sebesar 0,75 persen,

(3)

subkelompok Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga naik sebesar 0,01 persen dan subkelompokTransportasi dan komunikasi naik sebesar 0,45 persen.

Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) Pertanian pada bulan Desember 2011 tercatat sebesar 118,63 poin mengalami kenaikan sebesar 0,08 poin atau berubah 0,07 persen dibandingkan November 2011 yaitu sebesar 118,55 poin. Dari keenam komponen pendukung pada subkelompok indeks ini, subkelompok Bibit naik sebesar 0,22 persen, subkelompok Obat-obatan & Pupuk naik sebesar 0,06 persen, subkelompok Sewa Lahan, Pajak & lainnya naik sebesar 0.01 persen, subkelompok Transportasi naik sebesar 0,06 persen, subkelompok Penambahan Barang Modal naik sebesar 0,10 persen,dan subkelompok Upah Buruh Tani tidak mengalami perubahan naik sebesar 0,06 persen,

2. NTP Subsektor Tanaman Padi dan Pelawija (NTPP)

Pada bulan Desember 2011, Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Tanaman Padi dan Palawija Provinsi Kalimantan Barat tercatat 96,72 poin, turun 0,21 poin atau berubah 0,22 persen dibanding NTP November 2011 yaitu 96,93 poin. Hal ini disebabkan karena Indeks Harga yang Diterima Petani Tanaman Padi dan Palawija naik 0,23 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani naik sebesar 0,45 persen.

2.1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indek Harga yang Diterima Petani (It) Subsektor Tanaman Padi dan Palawija menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Desember 2011, It Sub sektor Tanaman Padi dan Palawija Kalimantan Barat mengalami kenaikan sebesar 0,23 persen dibandingkan It bulan sebelumnya, yaitu dari 128,44 poin pada bulan November 2011 menjadi 128,74 poin pada bulan Desember 2011. Kenaikan It tersebut dipengaruhi oleh naiknya Indeks Tanaman Padi sebesar 0,32 persen dan Iideks Tanaman Palawija naik sebesar 0,02 persen.

2.2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Pada bulan Desember 2011 Ib Subsektor Tanaman Padi dan Palawija Kalimantan Barat mengalami kenaikan sebesar 0,45 persen dibandingkan Ib bulan sebelumnya, yaitu dari 132,51 poin pada bulan November 2011 menjadi 133,11 poin pada bulan Desember 2011. Kenaikan Ib dimana komponen pendukungnya yaitu Indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami kenaikan sebesar 0,54 persen, sedangkan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) Pertanian naik sebesar 0,11 persen.

(4)

3. NTP Subsektor Hortikultura (NTPH)

Pada bulan Desember 2011, Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat tercatat 102,96 poin, naik 0,01 poin atau berubah 0,01 persen dibanding NTP November 2011 yaitu 102,96 poin. Hal ini disebabkan karena Indeks Harga yang Diterima Petani Hortikultura mengalami kenaikan sebesar 0,43 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani naik sebesar 0,43 persen.

3.1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indek Harga yang Diterima Petani (It) Subsektor Hortikultura menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Desember 2011, It Subsektor Hortikultura Kalimantan Barat mengalami kenaikan sebesar 0,43 persen dibanding It bulan sebelumnya. yaitu dari 137,72 poin pada bulan November 2011 menjadi 138,31 poin pada bulan Desember 2011. Kenaikan It tersebut dipengaruhi oleh naiknya Indeks Sayur-sayuran sebesar 0,57 persen dan indeks Buah buahan naik sebesar 0,36 persen.

3.2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Pada bulan Desember 2011 Ib Subsektor Tanaman Hortikultura Kalimantan Barat mengalami kenaikan sebesar 0,43 persen dibandingkan Ib bulan sebelumnya, yaitu dari 133,76 poin pada bulan November 2011 menjadi 134,33 poin pada bulan Desember 2011. Kenaikan Ib dimana komponen pendukungnya yaitu Indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami kenaikan sebesar 0,46 persen, sedangkan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) pertanian mengalami kenaikan sebesar 0,23 persen.

4. NTP Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada bulan Desember 2011, Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Perkebunan Rakyat Provinsi Kalimantan Barat tercatat 119,77 poin naik 0,03 poin atau berubah 0,03 persen dibanding NTP November 2011 yaitu 119,74 poin. Hal ini disebabkan karena Indeks Harga yang Diterima Petani Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,31 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani naik sebesar 0,29 persen.

4.1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indek Harga yang Diterima Petani (It) Subsektor Perkebunan Rakyat menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Desember 2011, It Sub sektor Perkebunan Rakyat Kalimantan Barat mengalami kenaikan sebesar 0,31 persen dibandingkan It bulan sebelumnya, yaitu dari 158,42 poin pada bulan November 2011 menjadi 158,92 poin pada bulan Desember 2011. Kenaikan It tersebut dipengaruhi oleh naiknya Indeks Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) sebesar 0,31 persen.

(5)

4.2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Pada bulan Desember 2011 Ib Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat Kalimantan

Barat mengalami kenaikan sebesar 0,29 persen dibandingkan Ib bulan sebelumnya, yaitu dari 132,30 poin pada bulan November 2011 dan tetap 132,68 poin pada bulan Desember 2011. Dimana komponen pendukungnya yaitu Indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami kenaikan sebesar 0,37 persen, sedangkan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) mengalami penurunan sebesar 0,03 persen.

5. NTP Subsektor Peternakan (NTPT)

Pada bulan Desember 2011, Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Peternakan Provinsi Kalimantan Barat tercatat 82,52 poin turun sebesar 0,15 poin atau berubah 0,19 persen dibanding NTP November 2011 yaitu 82,67 poin. Hal ini disebabkan karena Indeks Harga yang Diterima Petani Peternakan naik sebesar 0,09 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani naik sebesar 0,28 persen.

5.1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indek Harga yang Diterima Petani (It) Subsektor Peternakan menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Desember 2011, It Sub sektor Peternakan Kalimantan Barat mengalami kenaikan sebesar 0,09 persen dibandingkan It bulan sebelumnya, yaitu dari 105,34 pada bulan November 2011 menjadi 105,43 poin pada bulan Desember 2011. Kenaikan It tersebut dipengaruhi oleh naiknya Indeks Ternak Kecil sebesar 0,21 persen, sedangkan indeksTernak Besar, Indeks Unggas, indeks Hasil Ternak tidak mengalami perubahan.

5.2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Pada bulan Desember 2011 Ib Subsektor Peternakan Kalimantan Barat mengalami kenaikan sebesar 0,28 persen dibandingkan Ib bulan sebelumnya yaitu dari 127,42 pada bulan November 2011 menjadi 127,77 pada bulan Desember 2011. Kenaikan Ib dimana komponen pendukungnya yaitu Indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami kenaikan sebesar 0,39 persen, sedangkan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) tidak mengalami perubahan.

(6)

6.

NTP Subsektor Perikanan (NTPN)

Pada bulan Desember 2011, Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor Perikanan Provinsi Kalimantan Barat tercatat 105,32 poin turun 0,67 poin atau berubah 0,64 persen dibanding NTP November 2011 yaitu 105,99 poin. Hal ini disebabkan karena Indeks Harga yang Diterima Petani Perikanan turun 0,39 persen, sedangkan Indeks Harga yang Dibayar Petani naik sebesar 0,25 persen.

6.1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indek Harga yang Diterima Petani (It) Subsektor Perikanan menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Desember 2011, It Subsektor Perikanan Kalimantan Barat turun sebesar 0,39 persen dibandingkan It bulan sebelumnya, yaitu dari 135,11 poin pada bulan November 2011 menjadi 134,59 poin pada bulan Desember 2011. Penurunan It tersebut dipengaruhi oleh turunnya indeks penangkapan sebesar 0,43 persen, sedangkan indeks Budidaya tidak mengalami perubahan.

6.2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Pada bulan Desember 2011 Ib Subsektor Perikanan Kalimantan Barat mengalami kenaikan sebesar 0,25 persen dibandingkan Ib bulan sebelumnya, yaitu dari 127,48 pada bulan November 2011 menjadi 127,80 pada bulan Desember 2011. Kenaikan Ib dimana komponen pendukungnya yaitu Indeks Konsumsi Rumah Tangga mengalami kenaikan sebesar 0,36 persen, sedangkan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) Pertanian mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen.

Lebih rinci mengenai perbandingan IT, IB dan NTP bulan November 2011 dan Desember 2011 dapat dilihat pada tabel 1.

(7)

Tabel 1.

Perubahan Nilai Tukar Petani Provinsi Kalimantan Barat

Bulan :

November 2011 dan Desember 2011

(2007=100)

SEKTOR, KELOMPOK DAN SUBSEKTOR

GABUNGAN

(NTPP, NTPH, NTPR, NTPT & NTPN)

Indeks

Perubahan

(%)

November 2011 Desember 2011 (1) (2) (3) (4)

1. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI 135,32 135,63 0,23

2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI 131,77 132,26 0,38

2.1. KONSUMSI RUMAH TANGGA 136,14 136,77 0,46

2.1.1. Bahan Makanan 144,61 145,60 0,69

2.1.2. Makanan Jadi 132,08 132,40 0,24

2.1.3. Perumahan 136,20 135,89 -0,23

2.1.4. Sandang 125,84 126,42 0,46

2.1.5. Kesehatan 114,86 115,72 0,75

2.1.6. Pendidikan, Rekreasi & Olah Raga 115,72 115,73 0,01 2.1.7. Transportasi dan Komunikasi 105,19 105,67 0,45

2.2. INDEKS BIAYA PRODUKSI DAN 118,55 118,63 0,07

PENAMBAHAN BARANG MODAL (BPPBM)

2.2.1. Bibit 124,58 124,85 0,22

2.2.2. Obat-obatan dan Pupuk 120,64 120,71 0,06

2.2.3. Sewa Lahan, Pajak dan lainnya 106,40 106,41 0,01

2.2.4. Transportasi 112,96 113,04 0,06

2.2.5. Penambahan Barang Modal 124,20 124,32 0,10

2.2.6. Upah Buruh Tani 118,82 118,89 0,06

3. NILAI TUKAR PETANI 102,70 102,55 -0,14

(8)

Tabel 2

.

Perubahan Nilai Tukar Petani Provinsi Kalimantan Barat

Dirinci Menurut Sub Sektor

Bulan :

November 2011 dan Desember 2011

( 2007=100 )

URAIAN SUB SEKTOR

Indeks

Perubahan

November

2011

Desember

2011

(%)

(1) (2) (3) (4)

1.INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI

135,32

135,63

0,23

1.1. Petani Padi Palawija

128,44

128,74

0,23

1.2. Petani Hortikultura

137,72

138,31

0,43

1.3. Petani Perkebunan Rakyat

158,42

158,92

0,31

1.4. Petani Peternakan

105,34

105,43

0,09

1.5. Petani Perikanan

135,11

134,59

-0,39

2. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI

131,77

132,26

0,38

1.1. Petani Padi Palawija

132,51

133,11

0,45

1.2. Petani Hortikultura

133,76

134,33

0,43

1.3. Petani Perkebunan Rakyat

132,30

132,68

0,29

1.4. Petani Peternakan

127,42

127,77

0,28

1.5. Petani Perikanan

127,48

127,80

0,25

3. NILAI TUKAR PETANI 102,70 102,55 -0,14

1.1. Petani Padi Palawija (NTPP)

96,93

96,72

-0,22

1.2. Petani Hortikultura (NTPH)

102,96

102,96

0,01

1.3. Petani Perkebunan Rakyat (NTPR)

119,74

119,77

0,03 1.4. Petani Peternakan (NTPT)

82,67

82,52

-0,19

(9)

7.

Perbandingan Antar Provinsi

Bila dibandingkan Nilai Tukar Petani (NTP) antar Provinsi di pulau Kalimantan dari empat provinsi yang dilaporkan pada bulan Desember 2011, kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu naik sebesar 0,37 persen, Kalimantan Barat turun sebesar 0,14 persen, Kalimantan Tengah naik sebesar 0,07 persen dan. Kalimantan Timur turun sebesar 0,18 persen

Perbandingan perubahan NTP untuk Pulau Kalimantan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.

Perbandingan Nilai Tukar Petani (NTP)

Oktober-November 2011dan November-Desember 2011 (2007=100) Di Pulau Kalimantan

No.

Provinsi

Oktober

NTP

2011

NTP

November

2011

NTP

Desember

2011

Perubahan ( % )

Okt-Nov

2011

Nov-Des

2011

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1

Kalimantan Barat

102,81

102,70

102,55

-0,11

-0,14

2

Kalimantan Tengah

99,81

99,55

99,61

-0,26

0,07

3

Kalimantan Selatan

109,31

109,16

109,56

-0,14

0,37

4

Kalimantan Timur

98,71

98,80

98,62

0,09

-0,18

(10)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Edi Rahman Asmara, SSi, MM Kepala Bidang Statistik Distribusi

Telepon: 0561-735345 E-mail : distribusi 6100@bps.go.id

Website : http://kalbar.bps.go.id

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

VISI BPS : Pelopor Data Statistik Terpercaya Untuk Semua

Referensi

Dokumen terkait

Skor DECAF menunjukkan tidak terdapatnya korelasi terhadap lama hari perawatan pasien menjadi stabil tetapi memiliki hubungan dengan LOS dan kondisi pasien pulang. Hal ini

Berdasarkan kinerja angkutan umum yang telah ditinjau dengan standar world Bank (1986), maka dapat dikatakan untuk trayek A memiliki kecepatan, waktu perjalanan,

Langkah selanjutnya adalah membuat RAID-1 dengan perintah berikut, dimana device baru bernama /dev/md20, menggunakan mode=1 (mirroring) dimana device pasangannya adalah /dev/sdd1

Kisi-Kisi: 1. Konsep ajarannya Sistematika Makalah: 1.. Saat penyusunan laporan observasi harap melampirkan foto dokumentasi dan foto semua anggota pada saat

Berdasarkan pada permasalahan yang ditemukan dan solusi yang diasumsikan serta didukung dengan penelitian sebelumnya yang relevan, dapat disimpulkan bahwa alat bantu

Puji syukur kami panjatkan kehadlirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “

Telekomunikasi Indonesia Tbk adalah baik jika dilihat dari net profit margin, return on asset, dividend payout ratio, price earning ratio, price book value, walaupun

antigen dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan tes PCR Swab. Sebagai informasi, metode RT LAMP ini diperkirakan memiliki sensitivitas 94% dan hanya memerlukan