• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

AKUNTABILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH

(LAKIP)

PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN KELUARGA

BERENCANA NASIONAL PROVINSI BALI

(2)
(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...

i

KATA PENGANTAR ...

ii

DAFTAR ISI ...

iii

DAFTAR TABEL ...

v

SISTEMATIKA PELAPORAN ...

vi

RINGKASAN EKSEKUTIF ...

vii

BAB I PENDAHULUAN ...

1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Kekuatan,Kelemahan,Peluang dan Tantangan ...

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Visi,Misi Tujuan dan Sasaran Strategis...

6

2.2 Target Kinerja ...

7

2.3 Perjanjian Kinerja ...

12

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ...

13

3.1 Capaian Kinerja Organisasi ...

13

3.1.1 Capaian Sasaran Strategis ...

13

3.2 Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2018

dan target Tahun 2017 dan Target

Jangka Menengah Tahun 2019 ...

17

3.3 Analisa Keberhasilan atau Kegagalan ...

19

3.4. Capaian Indikator Kinerja Kegiatan ...

21

3.4.1 Pencapaian Indikator Kinerja pada

Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya ...

21

3.4.2 Pencapaian Indikator Kinerja pada

(4)

Akuntabilitas Aparatur BKKBN ...

23

3.4.3 Pencapaian Indikator Kinerja Program dan

Indikator Kinerja Kegiatan pada Program

Pendidikan,Pelatihan dan Pengembangan ...

24

3.4.4 Pencapaian Indikator Kinerja Bidang

Pengendalian Penduduk ...

26

3.4.5 Pencapaian Indikator Kinerja

Bidang KB-KR ...

28

3.4.6 Pencapaian Indikator Kinerja

Bidang KS-PK ...

32

3.4.7 Pencapaian Indikator Kinerja

Bidang ADPIN ...

36

3.5 Capaian Indikator Kinerja Output ...

40

3.6 Capaian Indikator Kinerja Kontrak Kinerja Program (KKP) ...

40

3.7 Realisai Anggaran ...

49

BAB IV PENUTUP

...

51

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(5)

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Tabel Indikator Kinerja Strategis ...

7

2.2 Tabel Indikator Kinerja Program KKBPK ...

8

2.3 Tabel Indikator Kinerja Program Pelatihan,

Penelitian dan Pengembangan ...

8

2.4 Tabel Kinerja Program Dukungan Manajemen

dan Tugas Teknis Lainnya BKKBN ...

9

2.5 Tabel Indikator Kinerja Program Pengawasan

dan peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN ...

9

2.6 Tabel Output dan target Output ...

11

2.7 Tabel Kontrak Kinerja Provinsi (KKP)

Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Tahun 2018 ...

12

3.1 Tabel Pencapaian Sasaran Strategis Total Fertility Rate Provinsi Bali ...

14

3.2 Tabel Pencapaian Sasaran Strategis Angka

Prevelensi Penggunaan Kontrasepsi (CPR) Provinsi Bali ...

14

3.3 Tabel Pencapaian Sasaran Strategis Persentase Penurunan

Angka Ketidak berlangsungan ( Putus Pakai) Kontrasepsi Provinsi Bali ..

15

3.4 Tabel Pencapaian Sasaran Strategis Persentase Kebutuhan

ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need) Provinsi Bali ...

16

3.5 Tabel Pencapaian Sasaran Strategis Persentase Peserta

KB Aktif MKJP Provinsi Bali ...

16

3.6 Tabel Pencapaian Sasaran Strategis Persentase Peserta

KB Aktif Tambahan (Additional Users) Provinsi Bali ...

17

3.7 Tabel Perbandingan Sasaran Strategis Tahun 2018 dan

Tahun 2017 dan Target Tahun 2019 ...

16

3.8 Tabel Program/kegiatan/Indikator Kinerja Program/Indikator

(6)

dan pelaksanaan Tugas teknis Lainnya BKKBN ...

22

3.9 Tabel Program/kegiatan/Indikator Kinerja Program/Indikator

Kinerja Kegiatan Program Pengawasan danPeningkatan

Akuntabilitas Aparatur BKKBN ...

23

3.10 Tabel Program/kegiatan/Indikator Kinerja Program/Indikator

Kinerja Kegiatan Program Pelatihan dan Pengembangan ...

25

3.11 Tabel Rumah Dataku dan Sekolah Siaga

Kependudukan Di Provinsi Bali ...

26

3.12 Tabel Program/kegiatan/Indikator Kinerja Program/Indikator

Kinerja Kegiatan Program Kependudukan Keluarga Berencana

dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) Bidang Pengendalian Penduduk ..

27

3.13 Tabel Program/kegiatan/Indikator Kinerja Program/Indikator

Kinerja Kegiatan Program Kependudukan Keluarga Berencana

dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) Bidang KB-KR ...

30

3.14 Tabel Program/kegiatan/Indikator Kinerja Program/Indikator

Kinerja Kegiatan Program Kependudukan Keluarga Berencana

dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) Bidang KS-PK ...

33

3.15 Tabel Program/kegiatan/Indikator Kinerja Program/Indikator

Kinerja Kegiatan Program Kependudukan Keluarga Berencana

dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) Bidang Adpin ...

37

3.16 Tabel Perbandingan Realisasi Output tahun 2017 dan Tahun 2018 ...

42

3.17 Tabel Kontrak Kinerja Provinsi (KKP)

Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Tahun 2018 ...

48

3.18 Tabel Realisasi Anggaran Perwakilan BKKBN Provinsi Bali ...

50

(7)

SISTEMATIKA PELAPORAN

Laporan Kinerja BKKBN Tahun 2018 menjelaskan pencapaian kinerja BKKBN selama tahun 2018 dengan berbagai keberhasilan maupun hambatannya. Sistematika penyajian laporan kinerja adalah sebagai berikut:

Pendahuluan

Berisi penjelasan secara ringkas mengenai latar belakang, aspek strategis serta permasalahan yang dihadapi Perwakilan BKKBN Provinsi Bali.

Perencanaan Kinerja

Berisi penjelasan rencana strategis Perwaklan BKKBN Provinsi Bali Tahun 2015-2019; visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi, perjanjian kinerja, monitoring dan evaluasi pencapaian rencana strategis tahun 2018.

Akuntabilitas Kinerja

Berisi penjelasan pencapaian kinerja tahun 2018 beserta realisasi anggaran, perbandingan pencapaian kinerja dengan dua tahun sebelumnya serta dengan akhir tahun renstra.

Penutup

Berisi kesimpulan atas Laporan Kinerja BKKBN tahun 2017.

Lampiran

(8)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyebutkan bahwa BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) merupakan lembaga pemerintah non kementerian yang berkedudukan di bawah Presiden dan bertanggungjawab kepada Presiden melalui Menteri yang bertanggung jawab di bidang kesehatan. BKKBN bertugas melaksanakan pengendalian penduduk dan menyelenggarakan keluarga berencana.

Laporan kinerja tahun 2018 merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada BKKBN. Tahun 2018 juga merupakan tahun keempat pelaksanaan RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) Tahun 2015-2019. Mempertimbangkan berbagai isu strategis yang berkembang saat ini, khususnya perubahan pendekatan dari money follows function menjadi money follows program, serta perubahan pendekatan perencanaan pembangunan nasional yang holistik, tematik, terintegrasi dan spasial, BKKBN beberapa penyesuaian pada Renstra BKKBN 2015-2019 yang sebelumnya telah disusun dan ditetapkan melalui Peraturan Kepala BKKBN Nomor 212/PER/B1/2015 tanggal 15 Juni 2015 yang kemudian direvisi dengan Peraturan Kepala Nomor 199 Tahun 2016 yang juga diikuti oleh Revisi Renstra Perwakilan BKKBN Provinsi Bali.

Sesuai dengan arah kebijakan pemerintah, seluruh kementerian/lembaga diarahkan untuk turut serta menyukseskan visi dan misi pembangunan 2015-2019, di mana visi pemerintah untuk 5 (lima) tahun ke depan adalah untuk mewujudkan “Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong” dengan misi yaitu: (1) mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan; (2) mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan negara hukum; (3) mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim; (4) mewujudkan kualitas manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera; (5) mewujudkan Indonesia yang berdaya saing; (6) mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional; dan (7) mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

BKKBN berkomitmen untuk mencapai visi dan misi tersebut melalui penetapan visi, misi dan tujuan. Visi BKKBN “Menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas” dengan tujuan “Mencapai penduduk tumbuh seimbang melalui upaya penurunan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) dan perwujudan Keluarga Berkualitas”.

Seiring dengan upaya pencapaian Visi Misi BKKBN, memasuki periode keempat RPJMN, Perwakilan BKKBN Provinsi Bali dihadapkan pada pencapaian target/sasaran strategis Perwakilan BKKBN Provinsi Bali 2015-2019 yang tertera pada RENSTRA Perwakilan BKKBN Provinsi Bali yakni :

(9)

1. Menurunnya angka kelahiran total (TFR);

2. Meningkatnya prevalensi kontrasepsi (CPR) modern;

3. Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need);

4. Meningkatnya peserta KB aktif yang menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP); 5. Menurunnya tingkat putus pakai kontrasepsi;

6. Meningkatnya jumlah Peserta KB Aktif Tambahan (Additional Users)

Pada tahun 2018, seluruh sasaran dapat tercapai melalui 6 indikator kinerja utama (IKU). Pencapaian tertinggi tentu saja angka TFR Provinsi Bali yang sudah mencapai 2.1 dan merupakan capaian tertinggi diantara seluruh Provinsi di Indonesia bersama Provinsi Jawa Timur

Berikut adalah tabel pencapaian indikator kinerja sasaran tahun 2018:

1 Angka Total Fertility Rate (TFR) 2.1 2.10 100%

2 Angka Prevalensi Penggunaan Kontrasepsi (CPR) 65 62.90 97%

3 Persentase Penurunan Angka Ketidak berlangsungan(putus pakai) kontrasepsi 25 29.6 84%

4 Persentase Kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi(Unmet Need) 8.92 13 146%

5 Persentase Peserta KB Aktif MKJP 46.11% 36.60% 79%

6 Jumlah Peserta KB Aktif Tambahan (Additional Users) 13,427 7,570 56%

SASARAN 2018

CAPAIAN

2018 % CAPAIAN

NO SASARAN STRATEGIS

Dukungan anggaran untuk pelaksanaan program KKBPK tahun 2018 sebagaimana tertera dalam DIPA Perwakilan BKKBN Provinsi Bali adalah Rp.88.562.647.000,- (delapan puluh delapan milyard lima ratus enam puluh dua juta enam ratus empat puluh tujuh ribu rupiah).

(10)

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

Sesuai amanat Undang – Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, BKKBN memiliki tugas melaksanakan Pengendalian Penduduk dan Menyelenggarakan Keluarga Berencana. Dengan kata lain penduduk harus menjadi titik sentral dalam pembangunan yang berkesinambungan di Indonesia. Pembangunan berkesinambungan yang dimaksud adalah pembangunan terencana di segala bidang untuk menciptakan perbandingan ideal antara perkembangan kependudukan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Keterlibatan penduduk dalam pembangunan tidak hanya menjadi obyek tetapi juga menjadi subyek yang berpartisipasi penuh dalam pembangunan.

Beberapa perubahan dan perkembangan regulasi terkait kelembagaan pada era desentralisasi juga mewarnai perjalanan Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga dalam kurun RPJMN 2015-2019.

Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah mengatur bahwa yang menjadi kewenangan Pemerintah dalam hal ini BKKBN meliputi :

a. Pengendalian Penduduk;

- Pemaduan dan sinkronisasi kebijakan pengendalian kuantitas penduduk - Penetapan perkiraan pengendalian penduduk secara nasional.

b. Keluarga Berencana (KB);

- Penyusunan design program dan pengelolaan advokasi, komunikasi, informasi dan edukasi pengendalian penduduk

- Pengelolaan tenaga penyuluh KB

- Pengelolaan dan penyediaan alat da obat kontrasepsi untuk kebutuhan PUS Nasional - Pengelolaan dan Pengendalian system informasi keluarga

- Pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan Tk.Nasional dalam pengendalian pelayanan dan pembinaan kesertaan ber-KB

c. Keluarga Sejahtera (KS)

- Pengembangan design program pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan keluarga

- Pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi kemasyarakatan tk.nasional dalam pembangunan keluarga

d. Standardisasi dan sertifikasi meliputi standardisasi pelayanan KB dan sertifikasi tenaga penyuluh KB/Petugas Lapangan KB (PKB/PLKB)

Kemudian dengan terbitnya Peraturan Presiden No.3 Tahun 2013 tentang Tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, Dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian, berdampak pula pada tugas dan fungsi BKKBN. Tersebut dalam Peraturan Presiden No.3 Tahun 2013 Pasal 43, BKKBN mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. Hal tersebut kemudian dituangkan kedalam Renstra Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana Tahun

2015-.

(11)

2019 yang merupakan pedoman peningkatan kinerja BKKBN dan menjadi acuan bagi pemangku kepentingan, para pelaksana program dan mitra kerja BKKBN dalam menyelenggarakan Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana.

Dalam melaksanakan tugas tersebut sesuai Pasal 43, 44 dan 45 Peraturan Presiden Nomomr 3 Tahun 2013, BKKBN menyelenggarakan fungsi :

1. Perumusan kebijakan nasional di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;

2. Penetapan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;

3. Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;

4. Penyelenggaraan komunikasi, informasi dan edukasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;

5. Penyelenggaraan pemantauan dan evalausi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;

6. Pembinaan, pembimbingan dan fasilitasi di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;

7. Penyelenggaraan pelatihan, penelitian, dan pengembangan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana;

8. Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi umum di lingkungan BKKBN; 9. Pengelolaan BMN yang menjadi milik BKKBN;

10. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BKKBN dan

11. Penyampaian laporan, saran dan pertimbangan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana.

Adapun struktur organisasi Perwakilan BKKBN Provinsi Bali dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan yang membawahi 5 (lima) bidang, 1 (satu) Sekretariat dan 20 (dua puluh) Kepala sub bagian/Kepala sub bidang, dan jabatan funsional yaitu :

1. Bidang Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Perwakilan BKKBN Provinsi, dengan membawahi lima sub bagian, yaitu

1). Sub Bagian Umum dan Humas 2). Sub Bagian Adminstrasi Pengawasan 3). Sub Bagian Kepegawaian dan Hukum 4). Sub Bagian Perencanaan

5). Sub Bagian Keuangan dan BMN

2. Bidang Pengendalian Penduduk mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian penduduk. Dengan membawahi tiga sub bidang, yaitu :

1). Sub Bidang Penyusunan Parameter Pengendalian Penduduk 2). Sub Bidang Kerjasama Pendidikan Kependudukan

3). Sub Bidang Analisis Dampak Kependudukan

3. Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan

(12)

teknis, norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. Dengan membawahi tiga sub bidang, yaitu : 1). Sub Bidang Bina Kesertaan KB Jalur Pemerintah dan Swasta

2). Sub Bidang Bina Kesertaan KB Jalur Wilayah dan Sasaran Khusus 3). Sub Bidang Kesehatan Reproduksi

4. Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemantauan dan evaluasi di bidang keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga. Dengan membawahi tiga sub bidang yaitu:

1). Sub Bidang Bina Keluarga Balita, anak dan ketahanan keluarga lansia 2). Sub Bidang Ketahanan Remaja

3). Sub Bidang Pemberdayaan Ekonomi Keluarga

5. Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi pelaksanaan kebijakan teknis, norma, standar, prosedur, dan criteria (NSPK), serta pemantauan dan evaluasi di bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi. Dengan membawahi tiga sub bidang yaitu :

1). Sub Bidang Advokasi dan KIE

2). Sub Bidang Hubungan antar lembaga dan bina lini lapangan 3). Sub Bidang Data dan Informasi

6. Bidang Pelatihan dan Pengembangan mempunyai tugas melaksanakan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan. Dengan membawahi tiga sub bidang yaitu : 1). Sub Bidang Tata Operasional

2). Sub Bidang Program dan kerjasama 3). Sub Bidang Penyelenggaraan dan Evaluasi

7. Jabatan fungsional lainnya yang terdiri dari Auditor dan Widyaswara.

Dengan terbitnya Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang membagi urusan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah secara konkuren, dan atas dasar Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 120/253/Sj tertanggal 16 Januari 2015, serta Surat Edaran Kepala BKKBN Nomor 969/OT.301/B4/2016 tertanggal 25 Agustus 2016, berdampak pula pada perubahan Nomenklatur OPD KB di Kabupaten Kota se-Bali. Adapun bentuk kelembagaan OPD KB di tingkat Kabupaten/Kota sebagai berikut:

1. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, pengendalian Penduudk dan Keluarga Berencana Kabupaten Jembrana;

2. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Tabanan;

3. DInas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Badung;

4. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Gianyar;

5. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Klungkung;

6. Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Bangli;

(13)

8. Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak;

9. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana kota Denpasar.

I.2. KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG DAN TANTANGAN

Dalam rangka peningkatan kinerja Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, beberapa factor internal dan factor eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, tantangan dan peluang yang akan digunakan sebagai dasar penetapan kebijakan dan strategi dan sebagai acuan pelaksanaan tugas dan fungsi yaitu:

a. Kekuatan (Strengths)

Identifikasi factor kekuatan dalam perjalanan Proram KKBPK yang diemban Perwakilan BKKBN Provinsi Bali yakni :

1) Adanya komitmen dari Pemerintah termasuk legislative yang memberikan perhatian, dorongan dan dukungan dalam melanjutkan pengelolaan dan pelaksanaan Program Kependudukan dan KB sampai ke tingkat Daerah terlebih dengan ditetapkannya Undang – Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang salah satunya mengatur kelembagaan SKPD-KB dengan bentuk DINAS yang mana secara kedudukan, personel dan anggaran akan lebih kuat untuk mendukung program KKBPK di Daerahnya masing – masing;

2) Terbitnya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah dimana tersurat 33 Bidang Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana dan Indikator yang harus ada dalam RPJMD;

3) Terbitnya Peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyusunan RKPD Tahun 2018 dimana dalam lampiran tersurat Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang harus diselaraskan kedalam RKPD;

4) Terbentuknya Kampung KB di 57 Kecamatan se Bali;

5) Tersedianya faskes KB dan Jejaring Faskes KB sampai ke Desa- Desa;

6) Adanya nota kesapahaman bersama antara lembaga keagamaan, perguruan tinggi, lembaga perbankan dan tim penggerak PKK dalam pelaksanaan program KB;

7) Adanya tim MUYAN (Mobil Unit Pelayanan) KB keliling tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota yang mefasilitasi pelayanan KB di daerah – daerah dengan akses pelayanan sulit;

8) Tersedianya Alat Kontrasepsi BKKBN “gratis” bagi keluarga miskin dan keluarga pra sejahtera.

(14)

b. Kelemahan ( Weaknesses)

Di era desentralisasi dalam pelaksanaan program Kependudukan dan KB Nasional masih ditemui adanya kendala antara lain:

1) Jumlah petugas lapangan (PKB/PLKB) belum memadai di beberapa Kabupaten dan masih adanya ahli fungsi petugas lapangan.

2) Frekuensi mutasi para Pengelola KB di OPD-KB Kabupaten/Kota relative tinggi 3) Menurunnya kinerja para petugas lapangan (PKB/PLKB)

4) Dukungan anggaran APBD untuk Program Kependudukan dan KB di masing-masing OPD KB sangat bervariasi

5) Belum semua faskes yang telah bekerjasama degan BPJS terdaftar dalam SIM BKKBN 6) Rendahnya penerapan grand design kependudukan di Kabupaten/Kota

c. Peluang (Opportunities)

1) Alih kelola PKB/PLKB dari pegawai Daerah menjadi pegawai BKKBN Pusat;

2) Perekrutan tenaga kontrak oleh pimpinan OPD-KB Kabupaten/Kota untuk mengisi kekosongan tenaga penyuluh KB;

3) Penggunaan Dana Desa yang salah satunya adalah untuk Fasilitasi Keluarga Berencana 4) Perkembangan teknologi informasi memberi peluang mempermudah penyediaan dan

akses data dan informasi

5) Adanya dukungan dan komitmen dari Tokoh Agama, Tokoh Adat dan MAsyarakat terhadap Program KKBPK

6) Adanya dukungan Tim Penggerak PKK sebagai Pembantu Pembina KB Desa (PPKBD) 7) Adanya keterlibatan dan partisipasi mitra kerja dalam berbagai kegiatan seperti bakti

sosial KB TNI KB POLRI, bulan bakti IBI, dan TMKK

8) Tersedianya berbagai pelatihan bagi tenaga medis (Bidan dan Dokter) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan KB di Faskes dan Jejaring Faskes KB di Lapangan

d. Tantangan ( Threats)

Tantangan yang masih dirasakan di dalam pengelolaan program Kependudukan dan KB sebagai berikut:

1) Laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi dan semakin meningkat yang disebabkan oleh migrasi masuk, serta kepadatan dan persebaran penduduk yang belum selaras dengan daya dukung lingkungan.

2) Masih ditemui kasus kegagalan KB di masyarakat

3) Tuntutan Pelayanan keluarga berencana yang berkualitas hingga ke desa- desa dengan tidak mengesampingkan pemenuhan dan hak-hak reproduksi

4) Rendahnya dukungan anggaran untuk operasional kegiatan bina-bina keluarga 5) Masih tingginya tingkat DO

(15)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA II.1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

Rencana Strategis Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Tahun 2015 - 2019 berdasarkan kepada visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan program dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Visi

Sesuai dengan arah kebijakan Pemerintah, seluruh lembaga pemerintah diarahkan untuk turut serta mensukseskan VISI Pemerintah yakni “ Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong royong” dan misi 1) Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritime dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai Negara kepulauan; 2) Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan Negara Hukum; 3) mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai Negara maritime; 4) Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera; 5) mewujudkan Indonesia yang berdaya saing; 6) Mewujudkan Indonesia menjadi Negara maritime yang mandiri, maju dan kuat berbasiskan kepentingan nasional dan 7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Visi dan Misi Pemerintah tersebut didukung oleh 9 (Sembilan) Agenda Prioritas Pembangunan (Nawa Cita) dan BKKBN turut serta dalam mewujudkan nawa cita ke 5(lima) yakni “ meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia”. Sejalan dengan arah pembangunan dan pencapaian agenda prioritas nawa cita ke lima tersebut, BKKBN mengusung Visi “menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan

penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas”

Penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas dalam hal ini ditandai dengan menurunnya angka fertilitas (TFR) menjadi 2,1 dan Net Reproductive Rate (NRR) = 1 serta keluarga berkualitas ditandai dengan keluarga yang terbentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera, sehat, maju mandiri dan memiliki jumlah anak ideal, berwawasan kedepan, bertanggungjawab, harmonis dan bertakwa kepada tuhan Yang Maha Esa.

b. Misi

Dalam upaya pencapaian Visi BKKBN diatas, disusunlah Misi sebagai berikut : 1) Mengarusutamakan pembangunan berwawasan kependudukan

2) Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi 3) Memfasilitasi Pembangunan Keluarga

4) Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan KKBPK

(16)

c. Tujuan

Untuk melaksanakan misi dan mencapai visi BKKBN, sebagaimana tercantum dalam Renstra 2015-2019 tujuan yang harus dicapai oleh BKKBN adalah “mencapai penduduk tumbuh seimbang melalui upaya penurunan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) dan perwujudan Keluarga Berkualitas”.

d. Sasaran Strategis

Sebagai subsistem dari BKKBN Pusat, sebagaimana tercantum dalam renstra BKKBN, yang menjadi sasaran strategis Perwakilan BKKBN Provinsi adalah :

1) Menurunnya Angka Kelahiran Total (TFR);

2) Meningkatnya Prevalensi Kontrasepsi (CPR) Modern;

3) Menurunnya Kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmetneed);

4) Meningkatnya peserta KB Aktif yang menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP);

5) Menurunnya Tingkat putus Pakai Kontrasepsi.

II.2. TARGET KINERJA

Sesuai dengan sasaran yang tercantum dalam Dokumen Renstra BKKBN dan Renstra Perwakilan BKKBN Provinsi Bali 2015-2019, target kinerja mengacu pada sasaran program (outcome) dan sasaran kegiatan (output) serta mempertimbangkan Indikator Kinerja Kegiatan serta prioritas yang tertera dalam RKP pemerintah.

a. Sasaran Strategis dan Indikator Sasaran Strategis

Sasaran strategis adalah :

1. Menurunnya Angka Kelahiran Total (TFR) 2. Meningkatnya Prevalensi Kontrasepsi (CPR)

3. Menurunnya Kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmetneed)

4. Meningkatnya Peserta KB Aktif yang menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP);

5. Menurunnya Tingkat putus Pakai Kontrasepsi.

Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis tersebut ditetapkan indikator sasaran strategis sbb:

TABEL II.1

INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS

RENSTRA KKP

1 Angka Kelahiran Total (TFR) 2.1 2.13 2 Persentase Pemakaian Kontrasepsi (CPR) 65 67.23 3 Persentase Kebutuhan ber-KB yang Tidak Terpenuhi (unmetneed) 8.92 7.8 4 Persentase Peserta KB Aktif yang Menggunakan MKJP 46.11 43.46 5 Persentase Tingkat Putus Pakai Kontrasepsi 25 25

TARGET KINERJA 2018 INDIKATOR KINERJA SASARAN STRATEGIS

NO

(17)

b. Sasaran Program (outcome) dan Indikator Kinerja Program

Sasaran program (outcome) merupakan hasil yang akan dicapai dari suatu program dalam rangka pencapaian sasaran strategis Perwakilan BKKBN Provinsi Bali. Perwakilan BKKBN Provinsi Bali memiliki 1 (satu) Program Teknis Yakni Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga serta 3 (tiga) Program Generik yakni 1) Program Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan ; 2) Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya BKKBN dan Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN

1) Sasaran Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga

Sasaran Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) Provinsi Bali adalah terlaksananya Program KKBPK di seluruh tingkatan wilayah. Untuk mengukur keberhasilan pencapaian program, ditetapkan indikator kinerja program KKBPK di Provinsi sbb:

TABEL II.2

INDIKATOR KINERJA PROGRAM KKBPK

RENSTRA KKP

1 Jumlah Peserta KB Baru (PB) 103,274.00

-2 ASFR 15 - 19 Tahun 40.00 32.00 3 Additional Users 13,427.00 19,848.00 4 Persentase PUS yang memiliki Pengetahuan dan Pemahaman TTG MetodeKontrasepsi Modern 53.70 53.70 5 Indeks Pengetahuan Remaja Mengenai Program Genre 67.83 6 Persentase Masyarakat yang mengetahui tentang isu kependudukan 50.70 50.70 7 Tersedianya data dan informasi keluarga yang akurat dan tepat waktu 100.00

-NO INDIKATOR KINERJA PROGRAM KKBPK TARGET KINERJA 2018

Terdapat 8 (delapan) indikator kinerja Program KKBPK yang ditargetkan pada Renstra BKKBN 2015 – 2019 dan 4 (empat) diantaranya menjadi Indikator Kinerja dari Kontrak Kinerja Provinsi (KKP) yang diberikan/ditargetkan oleh BKKBN Pusat

2) Sasaran Program Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan

Sasaran program Pelatihan, penelitian dan pengembangan adalah “meningkatnya kualitas SDM Aparatur Penyelenggara Program serta Penelitian dan Pengembangan Program KKBPK. Maka ditetapkan indikator kinerja program sebagai berikut :

Tabel II.3

INDIKATOR KINERJA PROGRAM PELATIHAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI

1 Meningkatnya kualitas SDM Aparatur dan Tenaga Fungsional yang etrdidik dan terlatih 2 Meningkatnya Jumlah Lembaga Diklat yang terakreditasi

3

Tercapainya Indeks Kepuasan hasil diklat nasional dan Internasional, penelitian dan pengembangan KB, KS dan Kependudukan

4 Terselenggaranya Kegiatan pelatihan, penelitian dan pengembangan di Provinsi 34 Prov NO INDIKATOR KINERJA PROGRAM PELATIHAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

(18)

3) Sasaran Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya BKKBN

Sasaran Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya BKKBN adalah tersedianya dukungan manajemen dalam rangka penyelenggaraan Program KKBPK. Indikator kinerja program Dukungan Manajemen dan Ugas Teknis Lainnya BKKBN Adalah :

TABEL II.4

INDIKATOR KINERJA PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS LAINNYA BKKBN

1 Tersedianya Produk Hukum dan Kebijakan yang dapat dipergunakan sebagai dasarpenguatan pelaksanaan program pengendalian penduduk dan KB 1 2 Meningkatnya Opini Laporan Keuangan oleh BPK RI wtp 3

Tersedianya Dokumen Perencanaan Program dan Anggaran yang mengacu pada pendekatan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah, Penganggaran terpadu dan berbasis kinerja

3.00 4 Terlaksananya pengembangan karier ASN yang kompetensinya sesuai dengan standar 55% 5 Tercapainya Indeks Kepuasan pelayanan administrasi perkantoran, kerumahtanggaandan pemeliharaan sarana prasarana perkantoran 3.00 6 Terselenggaranya Dukungan Manajemen pengelolaan Program Kependudukan, KBserta Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga di Provinsi 34 Prov

NO INDIKATOR KINERJA PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA BKKBN

TARGET KINERJA 2018

4) Sasaran Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN

Sasaran Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN adalah meningkatnya akuntabilitas aparatur BKKBN. Untuk mengukur keberhasilan pencapaian hasil, ditetapkan indikator kinerja sebagai berikut :

TABEL II.5

INDIKATOR KINERJA PROGRAM PENGAWASAN DAN PENINGKATAN AKUNTABILITAS APARATUR BKKBN

1 Persentase Temuan Penyimpangan Strategis dalam Pelaksanaan Pengelolaan ProgramKKBPK oleh eksternal audit

2 Jumlah Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas aparatur di satker PerwakilanBKKBN Provinsi 34 Prov

NO INDIKATOR KINERJA PROGRAM PENGAWASAN DAN PENINGKATAN AKUNTABILITAS APARATUR BKKBN

TARGET KINERJA 2016

c. Sasaran Kegiatan (output) dan Indikator Kenerja Kegiatan

Sasaran Kegiatan (output) adalah keluaran yang dihasilkan oleh suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran Program. Untuk mengukur keberhasilan sasaran kegiatan tersebut, disusunlah Indikator Kinerja Kegiatan terdiri dari Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Pengelolaan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Provinsi, IKK Pengelolaan Program Pengawasan Provinsi, IKK Pengelolaan Program Pendidikan dan Pelatihan Provinsi dan IKK Pengelolaan Program KKBPK Provinsi

(19)

1) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Pengelolaan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Provinsi

Adapun IKK pengelolaan dukungan manajemen dan pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya di Provinsi adalah :

a) Persentase ketepatan pembayaran Gaji dan Uang Makan Pegawai b) Jumlah penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan perkantoran

c) Jumlah penyelenggaraan manajemen di Provinsi (Keu dan BMN, Perencanaan, Kepegawaian, Umum dan Ortala)

2) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Pengelolaan Program Pengawasan Provinsi

Adapun yang menjadi indikator kinerja kegiatan (IKK) Pengelolaan Program Pengawasan Provinsi adalah “Jumlah peningkatan pelaksanaan pengawasan lainnya dan penerapan ZI WBK (Zona Integritas Wilayah Bebas Korupsi) “

3) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Pengelolaan Program Pendidikan dan Pelatihan Provinsi

IKK Pengelolaan Program Pendidikan dan Pelatihan Provinsi terdiri atas :

a) Jumlah Pembinaan dan Pengembangan SDM (SDM Aparatur dan Fungsional) di segala tingkatan Wilayah

b) Jumlah hasil – hasil penelitian dan pengembangan Program KKBPK yang dimanfaatkan

4) Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) Pengelolaan Program KKBPK Provinsi

Yang menjadi IKK Pengelolaan Program KKBPK Provinsi adalah :

a) Jumlah sosialisasi dan diseminasi kebijakan dan strategi pengendalian penduduk yang dilaksanakan ditingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota

b) Jumlah kegiatan penyerasian kebijakan pengendalian penduduk dengan lintas sektoral di tk.provinsi dan kab/.kota

c) Jumlah sosialisasi kebijakan dampak kependudukan dan pengembangan model solusi strategik dampak kependudukan

d) Peningkatan kerjasama pendidikan kependudukan

e) Jumlah pelaksanaan Sosialisasi dan desiminasi kebijakan, strategi operasional dan materi informasi tentang akses dan peningkatan kualitas pembinaan kesertaan ber-KB yang sesuai dengan standarisasi pelayanan KB

f) Jumlah penggerakan pelayanan KB (PB MKJP), pelayanan ganti cara (PA MKJP), pelayanan komplikasi berat, Pencabutan Implant dan Kegagalan yang ditindaklanjuti

g) Jumlah penggerakan pelayanan KB di wilayan Khusus dan Galciltas

h) Persentase Faskes dan jejaringnya (diseluruh tingkatan wilayah) yang memberikan pelayanan KB dan KR sesuai dengan standarisasi pelayanan

i) Persentase Faskes yang melakukan promosi dan konseling Kesehatan dan hak-hak Reproduksi di Provinsi dan Kab/Kota

j) Jumlah Provinsi yang mengembangkan manajemen pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi, melalui penguatan pelayanan MUYAN kecamatan, dan jaminan ketersediaan Alokon dan sarana-prasarana KB

k) Jumlah pelaksanaan sosialisasi dan diseminasi kebijakan Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga diseluruh tingkatan wilayah

(20)

m) Jumlah provinsi yang melaksanakan BKB Holistic Integrative

n) Jumlah provinsi yang melaksanakan Pembinaan Genre (PIK-R/M dan BKR) di Provinsi (Jumlah Penguatan GenRe di seluruh tingkatan wilayah)

o) Jumlah kelompok BKL yang terbentuk dan mendapat pembinaan p) Jumlah kelompok UPPKS yang terbentuk dan mendapat pembinaan

q) Jumlah Pembinaan dan sosialisasi kebijakan, strategi dan materi advokasi dan KIE Pembangunan KKB

r) Jumlah Penayangan informasi KKB melalui berbagai media cetak dan elektronik, media luar ruang dan seni dan budaya/tradisional

s) Jumlah Advokasi dan KIE Program KKBPK melalui MUPEN

t) Jumlah petugas lini lapangan yang memperoleh dukungan operasional

u) Jumlah Pembinaan mekanisme operasional dalam penguatan pelayanan dasar masyarakat

v) Jumlah Penggerakan Pembinaan KKB bagi mitra kerja di setiap tingkatan wilayah w) Jumlah pengelolaan data dan informasi program KKBPK di provinsi

x) Jumlah sistem informasi kependudukan dan keluarga yang dimanfaatkan

y) Persentase kesertaan stakeholder dan mitra kerja dalam implementasi program KKBPK

d. Keluaran (output)

Keluaran (output) merupakan prestasi kerja berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan kebijakan. Adapun keluaran yang ditargetkan pada Perwakilan BKKBN Provinsi Bali adalah sebagai berikut :

NO

1 5297 001 Dukungan Manajemen Program KKBPK Provinsi 5 Layanan 994 Layanan Perkantoran 12 Bulan Layanan 997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran PKT 998 Gedung dan Bangunan Unit 2 5298 Pengelolaan Program Pengawasan Provinsi 001 1 LHP

3 5299

Pengelolaan Program Pelatihan dan

Pengembangan Provinsi 001 Pendidikan dan Pelatihan Program KKBPK Provinsi 657 Or 002 Penelitian dan Pengembangan Program KKBPK Provinsi 1 Hasil Penelitian 4 3331 Pengelolaan Program KKBPK Provinsi 075 9 Wilayah

076 550,663.00 Peserta KB

077 9 Wilayah

078 9 Wilayah

079 Peningkatan Penggerakkan KB MKJP

33892 Peserta KB 080 Pemenuhan Ketersediaan Alokon di Faskes

340 Faskes 081 Keluarga yang Memiliki Baduta Terpapar 1000 HPK

8544 Keluarga 082 Peningkatan Promosi dan Penguatan Keluarga yang

memiliki Lansia dan Lansia melalui BKL 26820 Keluarga 083 Peningkatan Penggerakan dan Pembinaan Program

KKBPK oleh PKB/PLKB dan PPKBD/Sub PPKBD 5 Gerak/Tahun 084 Peningkatan Pembinaan Program KKBPK bagi POKJA

Kampung KB 54 Desa

TABEL II.6 OUTPUT DAN TARGET OUTPUT

Penggerakan Stakeholders, mitra kerja, serta perubahan sikap dan prilaku masyarakat, berdasarkan data dan informasi yang berbasis IT dalam Program KKBPK

KELUARAN

Pengelolaan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKKBN

Pengawasan Intern yng Efektif dan Efisien terhadap pengelolaan Program KKBPK

Pemanduan dan Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah dengan Pemerintah Daerah dalam rangka pengendalian kuantitas penduduk

Kesertaan Ber-KB melalui peningkatan akses dan kualitas pelayanan KB KR yang sesuai dengan standar pelayanan

Pembinaan Pembangunan Keluarga di seluruh tingkatan wilayah

(21)

II.3. Perjanjian Kinerja

Dokumen penetapan kinerja Tahun 2018 telah ditetapkan dan ditandatangani oleh Kepala BKKBN Pusat dan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali dalam bentuk Kontrak Kinerja Provinsi (KKP) dalam rangka mewujudkan target kinerja tahunan. Adapun indikator dan target yang tertera dalam dokumen KKP 2018 adalah :

2018 A SASARAN STRATEGIS

1 Angka Total Fertility Rate (TFR) 2.13

2 Angka Prevalensi Penggunaan Kontrasepsi (CPR) 67.23 3 Persentase Penurunan Angka Ketidak berlangsungan(putus pakai) kontrasepsi 25 4 Persentase Kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi(Unmet Need) 7.8

5 Persentase Peserta KB Aktif MKJP 43.46%

6 Jumlah Peserta KB Aktif Tambahan (Additional Users) 13,427 B SASARAN PROGRAM

7 Angka Kelahiran pada remaja (ASFR 15 -49 Tahun) 32.00 8 Persentase Kehamilan yang tidak Diinginkan dari PUS(15-49 Tahun) 6.65

9 Median Usia Kawin Pertama 22.44

10 Persentase pengetahuan keluarga tentang isukependudukan (index) 50.7 11 Persentase pengetahuan PUS tentang alat/carakontrasepsi (semua alat/cara KB modern) 53.7 12

Persentase Kabupaten/Kota yang memanfaatkan Analisis Dampak Kependudukan sebagai pendukung kebijakan Pembangunan berwawasan

kependudukan 20

C INDIKATOR STRATEGIS DI LUAR RENSTRA

13 Indeks Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja

(KRR) 67.83

14 Jumlah Kampung KB yang dicanangkan 54

15 Persentase Kampung KB yang telah memilikiKelompok Kerja (POKJA) Kampung KB 25 16 Persentase Orang Tua Hebat yang memiliki badutaterpapar 1000 Hari Pertama Kehidupan 12.80 17 Penilaian evaluasi pelaksanaan Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah (SPIP) 2 ( Skor: 2,7)

18 Persentase capaian kinerja ≥ 90

19 Persentase pencapaian output ≥ 95

20 Persentase penyerapan anggaran ≥ 95

21 Persentase BMN yang telah ditetapkan status

penggunanya 100

TABEL II.7

KONTRAK KINERJA PROVINSI (KKP)

PERWAKILAN BKKBN PROVINSI BALI TAHUN 2018

(22)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Perwakilan BKKBN Provinsi berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan akuntabilitas kinerja berdasarkan keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi satker.

3.1 Capaian Kinerja Organisasi 3.1.1 Capaian Sasaran Strategis

1. Capaian Sasaran Strategis 1 : Angka Total Fertility Rate (TFR)

Sasaran Strategis ini dimaksudkan agar BKKBN dapat menurunkan angka kelahiran total (TFR). Jumlah penduduk Indonesia masih besar dengan laju pertumbuhan dan jumlah pertambahan penduduk masih tinggi walaupun cenderung menurun. Tantangan bagi BKKBN adalah mengendalikan TFR yang merupakan faktor dominan dalam mempengaruhi laju pertumbuhan dan jumlah pertambahan penduduk di Indonesia.

Angka kelahiran total (TFR) adalah jumlah anak rata-rata yang akan dilahirkan oleh seorang perempuan pada akhir masa reproduksinya apabila perempuan tersebut mengikuti pola fertilitas pada saat TFR dihitung atau rata-rata anak yang dilahirkan seorang wanita selama masa usia suburnya. TFR merupakan pengukuran sintetis yang menyatakan fertilitas pada akhir masa reproduksi dari suatu kohor hipotetis perempuan. TFR dihitung dengan cara menjumlahkan angka kelahiran menurut umur (ASFR) kemudian dikalikan dengan interval kelompok umur (biasanya lima tahun).

di mana:

ASFRi : angka kelahiran untuk perempuan pada kelompok umur i

(23)

Tabel 3.1

Pencapaian Sasaran Strategis Total Fertility Rate Provinsi Bali

NO SASARAN STRATEGIS

SASARAN RENSTRA

CAPAIAN 2018

2015 2016 2017 2018 2019

1 Angka Total Fertility Rate (TFR) 2.2 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 Sumber : Renstra Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, SDKI Tahun 2017

Perhitungan TFR tahun 2018 menggunakan hasil Survei SDKI 2017 dimana capaian angka kelahiran total (TFR) per WUS (15-49 tahun) di Provinsi Bali sebesar 2,1 anak yaitu 100% dari target Renstra sebesar 2,1 anak. Apabila dibandingkan dengan target di akhir RPJMN, maka TFR Provinsi Bali pada tahun 2018 telah mencapai target TFR pada tahun 2019.

2. Capaian Sasaran Strategis 2 : Angka Prevalensi Penggunaan Kontrasepsi (CPR)

Persentase pemakaian kontrasepsi semua cara adalah persentase pasangan usia subur (PUS) yaitu pasangan suami istri berstatus kawin, istrinya berusia 15-49 tahun, yang memakai suatu alat/cara KB.

Tabel 3.2

Pencapaian Sasaran Strategis

Angka Prevalensi Penggunaan Kontrasepsi (CPR) Provinsi Bali

Berdasarkan hasil SKAP 2018, persentase pemakaian kontrasepsi semua cara pada tahun 2018 di Provinsi Bali adalah 62,90% yaitu 96,77% dari target capaian 65%.

3. Capaian Sasaran Strategis 3 : Persentase Penurunan Angka Ketidak berlangsungan (Putus Pakai) Kontrasepsi

Peningkatan kualitas pelayanan KB diarahkan untuk menjaga kelangsungan pemakaian alat/cara KB. Angka ketidaklangsungan pemakaian (tingkat putus pakai) kontrasepsi (Contraceptive Discountinuation Rate) adalah proporsi pengguna alat/cara KB yang tidak meneruskan suatu episode

NO SASARAN STRATEGIS

SASARAN RENSTRA

CAPAIAN 2018

2015 2016 2017 2018 2019

(24)

penggunaan alat/cara KB tertentu setelah suatu periode terpapar (exposure) karena berbagai alasan, seperti kegagalan atau mengalami efek samping. Keterpaparan dimulai dengan bulan awal pemakaian dan berakhir dengan penghentian atau bulan saat wawancara jika alat/cara KB masih digunakan pada saat wawancara. Angka ketidakberlangsungan pemakaian (tingkat putus pakai) kontrasepsi merupakan komplemen dari angka kelangsungan kontrasepsi (Contraceptive Continuation Rate). Artinya, CDR = 1 – CR.

Tabel 3.3

Pencapaian Sasaran Strategis Persentase Penurunan

Angka Ketidak berlangsungan (Putus Pakai) Kontrasepsi Provinsi Bali

Berdasarkan data SKAP 2018 menunjukkan tingkat putus pakai kontrasepsi di Provinsi Bali tahun 2018 sebesar 29,60% atau sebesar 84,46% dari target tahun 2018 yaitu 25%.

4. Capaian Sasaran Strategis 4 : Persentase Kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need)

Kebutuhan pelayanan KB yang tidak terpenuhi (unmet need) didefinisikan sebagai persentase wanita kawin yang tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi. Wanita yang memerlukan KB dengan tujuan untuk menjarangkan kelahiran mencakup wanita hamil yang kehamilannya tidak diinginkan waktu itu, wanita yang belum haid setelah melahirkan anak yang tidak diinginkan waktu itu, dan wanita lain yang sedang tidak hamil atau belum haid setelah melahirkan dan tidak memakai kontrasepsi tetapi ingin menunggu dua tahun atau lebih sebelum kelahiran berikutnya. Wanita yang belum memutuskan apakah ingin anak lagi atau ingin anak lagi tetapi belum tahun kapan juga termasuk kelompok ini. Wanita yang memerlukan KB untuk membatasi kelahiran mencakup wanita hamil yang kehamilannya tidak diinginkan, wanita yang belum haid dan yang sudah haid setelah melahirkan anak yang diinginkan, yang tidak diinginkan, yang tidak memakai kontrasepsi lagi.

NO SASARAN STRATEGIS

SASARAN RENSTRA

CAPAIAN 2018

2015 2016 2017 2018 2019

1 Persentase Penurunan AngkaKetidak berlangsungan (putus

(25)

Tabel 3.4

Pencapaian Sasaran Strategis

Persentase Kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need) Provinsi Bali

NO SASARAN STRATEGIS

SASARAN RENSTRA

CAPAIAN 2018

2015 2016 2017 2018 2019

1 Persentase Kebutuhan ber-KByang tidak terpenuhi (Unmet

Need) 9.58 9.36 9.14 8.92 8.7 13.00

Berdasarkan data SKAP 2018, persentase wanita kawin yang tidak terpenuhi kebutuhan ber-KBnya adalah sebesar 13% atau sebesar 68,61% dari target yaitu 8,92%.

5. Capaian Sasaran Strategis 5 : Persentase Peserta KB Aktif MKJP

Metoda kontrasepsi menurut jangka waktu pemakaiannya dibagi atas dua kelompok, yaitu metoda kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dan metoda kontrasepsi jangka pendek (Non-MKJP). Metoda Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) merupakan metoda kontrasepsi yang paling efektif untuk menurunkan angka kelahiran. Metoda Kontrasepsi Jangka Panjang adalah kontrasepsi yang dapat dipakai dalam jangka waktu lama, lebih dari 2 tahun, efektif dan efisien untuk tujuan pemakaian menjarangkan kelahiran lebih dari 3 tahun atau mengakhiri kehamilan pada pasangan yang sudah tidak ingin tambah anak lagi. Jenis metoda yang termasuk ke dalam MKJP adalah kontrasepsi mantap pria dan wanita (tubektomi dan vasektomi), Implant dan IUD (Intra Uterine Device).

Tabel 3.5

Pencapaian Sasaran Strategis

Persentase Peserta KB Aktif MKJP Provinsi Bali

Berdasarkan hasil SKAP 2018, persentase peserta KB aktif yang menggunakan MKJP pada tahun 2018 di provinsi Bali adalah 36,6% yaitu 79,37% dari target 46,11%.

NO SASARAN STRATEGIS

SASARAN RENSTRA

CAPAIAN 2018

2015 2016 2017 2018 2019

(26)

6. Capaian Sasaran Strategis 5 : Persentase Peserta KB Aktif Tambahan (Additional Users) Tabel 3.6

Pencapaian Sasaran Strategis

Persentase Peserta KB Aktif Tambahan (Additional Users) Provinsi Bali

NO SASARAN STRATEGIS

SASARAN RENSTRA

CAPAIAN 2018

2015 2016 2017 2018 2019

1 Jumlah Peserta KB Aktif Tambahan(Additional Users) 0 0 19,848 13,427 3,368 7,570

Dari data statistik rutin tahun 2018, diperoleh penambahan peserta KB aktif di Provinsi Bali sebanyak 7.570 akseptor atau sebesar 56% dari target 13. 427.

3.2 Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2018 dengan Target Tahun 2017 dan Target Jangka Menengah Tahun 2019

Penyusunan laporan kinerja tahun 2018 mengacu pada indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen rencana strategis Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Tahun 2015-2019. Berikut perbandingan capaian indikator kinerja tahun 2018 dengan tahun 2017.

(27)

Tabel 3.7

Perbandingan Pencapaan Sasaran Strategis Tahun 2018 dengan Tahun 2017 dan Target Tahun 2019

2015 2016 2017 CAPAIAN 2017

2018 CAPAIAN 2018

2019

Angka Total Fertility Rate (TFR) 2.2 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 2.1 100%

2015 2016 2017 CAPAIAN 2017

2018 CAPAIAN 2018

2019

Angka Prevalensi Penggunaan

Kontrasepsi (CPR) 61.76 62.48 63.92 68.3 65.00 62.90 65.08 97% 2015 2016 2017 CAPAIAN 2017 2018 CAPAIAN 2018 2019

Persentase Penurunan Angka Ketidak berlangsungan (putus pakai) kontrasepsi 26 25.70 25.3 22.3 25.00 29.60 24.60 83% 2015 2016 2017 CAPAIAN 2017 2018 CAPAIAN 2018 2019

Persentase Kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need) 9.58 9.36 9.14 17.5 8.92 13 8.7 67% 2015 2016 2017 CAPAIAN 2017 2018 CAPAIAN 2018 2019

Persentase Peserta KB Aktif MKJP 43.8% 44.37% 45.56% 27.70% 46.11% 36.60% 46.66% 78%

2015 2016 2017 CAPAIAN 2017

2018 CAPAIAN 2018

2019

Jumlah Peserta KB Aktif Tambahan (Additional Users)0 0 19,848 6,825 13,427 7,570 3,368 224.76

SASARAN STRATEGIS

SASARAN RENSTRA PERBANDI

NGAN KE 2019 SASARAN STRATEGIS

SASARAN RENSTRA PERBANDI

NGAN KE 2019

SASARAN STRATEGIS

SASARAN RENSTRA PERBANDI

NGAN KE 2019

SASARAN STRATEGIS

SASARAN RENSTRA PERBANDI

NGAN KE 2019 SASARAN STRATEGIS

SASARAN RENSTRA PERBANDI

NGAN KE 2019

SASARAN STRATEGIS

SASARAN RENSTRA PERBANDI

NGAN KE 2019

(28)

1. Capaian sasaran strategis tahun 2018 pada indikator angka Total Fertility Rate dibandingkan tahun 2017 adalah sama yaitu 2,1 anak. Bila dilihat dari target jangka menengah tahun 2019, TFR Provinsi Bali telah mencapai target. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya untuk mempertahankan kondisi ini.

2. Capaian sasaran strategis pada indikator angka Prevalensi Penggunaan Kontrasepsi (CPR) mengalami penurunan dari 68,3% pada tahun 2017 menjadi 62,9% pada tahun 2018. Bila dibandingkan dengan target jangka menengah tahun 2019, CPR Provinsi Bali telah mencapai 97% dari target 65,08%. Masih diperlukan upaya yang adekuat untuk dapat mencapai target tahun 2019.

3. Capaian sasaran strategis pada indikator Persentase Penurunan Angka Ketidaklangsungan (Putus Pakai) kontrasepsi mengalami peningkatan dari 22,3% pada tahun 2017 menjadi 29,60% pada tahun 2018. Bila dibandingkan dengan target jangka menengah tahun 2019, angka putus pakai Provinsi Bali telah mencapai 83% dari target 24,60%. Dengan upaya yang adekuat, diperkirakan target tahun 2019 akan tercapai.

4. Capaian sasaran strategis pada indikator Persentase Kebutuhan ber-KB yang Tidak Terpenuhi (Unmet Need) mengalami penurunan dari 17,5% pada tahun 2017 menjadi 13% pada tahun 2018. Bila dibandingkan dengan target jangka menengah tahun 2019, unmet need Provinsi Bali telah mencapai 67% dari target 8,7%%. Masih diperlukan upaya yang adekuat untuk dapat mencapai target tahun 2019.

5. Capaian sasaran strategis pada indikator Persentase Peserta KB Aktif MKJP mengalami peningkatan dari 27,7% pada tahun 2017 menjadi 36,6% pada tahun 2018. Bila dibandingkan dengan target jangka menengah tahun 2019, PA MKJP Provinsi Bali telah mencapai 78% dari target 46,6%%. Melihat trend postif dari tahun sebelumnya, diperkirakan target tahun 2019 akan tercapai.

6. Capaian sasaran strategis pada indikator jumlah Peserta KB Aktif Tambahan mengalami peningkatan dari 6.825 akseptor pada tahun 2017 menjadi 7.570 akseptor. Bila dilihat dari target jangka menengah tahun 2019, jumlah PA tambahan Provinsi Bali telah mencapai target (224,76%).

3.3 Analisa Keberhasilan atau Kegagalan

a. Target TFR pada tahun 2018 tercapai 100 persen, melalui antara lain :

1. Tingkat fertilitas remaja (ASFR 15-19 tahun) pada tahun 2018 cukup baik yaitu 28/1000 kelahiran hidup, dibawah capaian Nasional yaitu 30/1000 kelahiran hidup. Salah satunya melalui program Generasi Berencana (GenRe) dan advokasi dan KIE.

(29)

2. Sosialisasi tentang Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) dari berbagai aspek yaitu kesehatan, pendidikan, kependudukan, ekonomi dll

3. Penerimaan persepsi norma keluarga kecil telah terbangun dimana tampak pada angka fertilitas yang diinginkan sebesar 1,5 anak berdasarkan SDKI 2017

4. Median umur kawin pertama meningkat dari umur 21 tahun pada tahun 2017 menjadi 21,6 tahun pada tahun 2018. Berdasarkan SDKI 2017 median umur kawin pertama di Provinsi Bali yaitu pada umur 23 tahun.

b. Target pemakaian kontrasepsi semua cara pada tahun 2018 di Provinsi Bali tercapai 96,77% antara lain karena :

1. Pembinaan peserta KB aktif melalui poktan KB telah dilakukan dengan optimal walaupun masih belum mampu mencapai target penambahan PA tahun 2018.

2. Peningkatan cakupan pelayanan KB di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan terluar (DTPK), miskin perkotaan dan sasaran khusus.

3. Peningkatan kesertaan KB MKJP

4. Peningkatan promosi dan konseling kesehatan reproduksi.

5. Masih terdapat kendala dalam supply side dimana terjadi kekosongan stok alkon yang disebabkan terlambatnya proses pengadaan akibat tidak terdapat menu kontrasepsi implant dalam e-katalog provinsi Bali.

c. Tingkat putus pakai kontrasepsi di Provinsi Bali tahun 2018 tercapai sebesar 84,46% antara lain karena :

1. Pembinaan keberlangsungan kesertaan ber-KB melalui kelompok kegiatan Tri Bina (BKB, BKR, BKL) dan UPPKS

2. Meningkatnya pencapaian KB MKJP dimana secara teoritis memiliki tingkat putus pakai yang lebih rendah dari non MKJP. Berdasarkan SKAP 2018, proporsi tingkat putus pakai tertinggi pada jenis metode kondom, suntik dan pil.

d. Wanita kawin yang tidak terpenuhi kebutuhan ber-KBnya (Unmet need KB) Provinsi Bali tercapai sebesar 68,61% dari target. Faktor penyebabnya antara lain :

1. KIE yang selama ini dilaksanakan belum mampu menjawab kebutuhan masyarakat utamanya, bahan-bahan edukasi terkait dengan komplikasi, efek samping dan kegagalan;

2. Budaya patrilinial dimana terdapat kecenderungan preferensi jenis kelamin anak

3. Belum optimalnya pelayanan KB mobile pada DTPK. Pelayanan mobile di tingkat Kabupaten/Kota belum optimal dikarenakan ketersediaan anggaran di APBD. Sedangkan pelayanan mobile tingkat provinsi memiliki keterbatasan frekuensi gerak.

(30)

e. Persentase peserta KB aktif yang menggunakan MKJP pada tahun 2018 di provinsi Bali mencapai 79,37%. Kondisi ini meningkat sebanyak 32,12 persen dari tahun 2017. Hal ini disebabkan antara lain :

1. Peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kontrasepsi MKJP 2. Tersedianya alkon MKJP (IUD dan Implant) secara gratis bagi seluruh PUS

3. Tersedianya provider yang terlatih MKJP melalui pelatihan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BKKBN Provinsi Bali bekerjasama dengan P2KS Daerah Bali

4. Tersedianya sarana penunjang pelayanan KB seperti obgyn bed, IUD kit, Implant kit dan lain-lain melalui Dana Alokasi Khusus.

5. Tersedianya dana penggerakan bagi petugas KB untuk menggerakkan calon akseptor MKJP. f. Penambahan peserta KB aktif di Provinsi Bali tercapai sebesar 56% dari target 13. 427. Kendala

yang menjadi penyebab tidak tercapainya sasaran adalah penurunan penggunaan kontrasepsi, masih tingginya tingkat putus pakai, meningkatnya unmet need dan masih belum optimalnya pemahaman pencatatan dan pelaporan di lapangan.

3.4 Capaian Indikator Kinerja Kegiatan

Secara umum, atas program dan kegiatan capaian Perwakilan BKKBN Provinsi Bali sudah tercapai, namun terdapat beberapa indikator kinerja kegiatan yang belum terpenuhi. Berikut bahasan dari pencapaian masing – masing indikator kinerja.

3.4.1 Pencapaian Indikator Kinerja pada Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas

Teknis Lainnya

1) IKK persentase ketepatan pembayaran gaji dan pemeliharaan rutin tercapai 100% di Tahun 2018 sama halnya dengan pencapaian di Tahun 2017

2) IKK Jumlah Penyelenggaraan Manajemen di Provinsi (Perencanaan, keuangan dan BMN, Kepegawaian, Umum dan Ortala) dengan sasaran 5 layanan terlaksana 100 % namun pada indicator kinerja 1.2.4.B (tersosialisasikannya NSPK Bidang Pengendalian Penduduk dan KB), indikator kinerja Kegiatan 1.2.4.D (Terlaksananya fasilitasi Bintek Pelaksanaan NSPK Bidang Pengendalian Penduduk) dan 1.2.4.E (Terlaksananya Uji Petik Implementasi NSPK Bidang Pengendalian Penduduk dan KB di Kabupaten/Kota) tidak terlaksana karena NSPK Bidang Kependudukan dan KB (NSPK BKKBN) belum ada dari BKKBN Pusat.

Namun target menjadi terealisasi karena materi materi NSPK tersebut sudah menjadi bahasan pada sub komponen lain yang sudah terealisasi.

(31)

I I.1 1 1.1 1.1.1 13 Bln 13 Bln 13 Bln 13 Bln 13 Bln 13 Bln 13 Bln

a. TERBAYARNYA GAJI 13 Bln 13 Bln 13 Bln 13 Bln 13 Bln 13 Bln 13 Bln b. TERBAYARNYA TU JANGAN KINERJA 13 Bln 13 Bln 13 Bln 13 Bln 13 Bln 13 Bln 13 Bln c. TERBAYARNYA UANG MAKAN 13 Bln 13 Bln 13 Bln 13 Bln 13 Bln 13 Bln 13 Bln

1.1.2 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln a. 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln B. 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln e. 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln f. 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln g. 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln 12 Bln

1.2 1.2.1 6 Lyn 6 Lyn 5 Lyn 6 Lyn 6 Lyn 5 Lyn 5 Lyn a. 1 KEG 1 KEG 1 KEG 1 KEG 1 KEG 1 KEG 1 KEG b. 2 /TH 2 /TH 2 /TH 2 /TH 2 /TH 2 /TH 2 /TH c. 2 /TH 2 /TH 2 /TH 2 /TH 2 /TH 2 /TH 2 /TH

d. 1 KEG 1 KEG 1 KEG 1 KEG 1 KEG 1 KEG 1 KEG

e. 1 KEG 1 KEG 1 KEG 1 KEG 1 KEG 1 KEG 1 KEG

f. 1 KEG 1 KEG 1 KEG 1 KEG 1 KEG 1 KEG 1 KEG

1.2.2

a. 12.00 BLN 12.00 BLN 12.00 BLN 12.00 BLN 12.00 BLN 12.00 BLN 12.00 BLN b. 12.00 BLN 12.00 BLN 12.00 BLN 12.00 BLN 12.00 BLN 12.00 BLN 12.00 BLN c. 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG d. 12.00 BLN 12.00 BLN 12.00 BLN 12.00 BLN 12.00 BLN 12.00 BLN 12.00 BLN

1.2.3

a. 2.00 DOK 2.00 DOK 2.00 DOK 2.00 DOK 2.00 DOK 2.00 DOK 2.00 DOK b 12.00 BLN 12.00 BLN 12.00 BLN 12.00 BLN 12.00 BLN 12.00 BLN 12.00 BLN c 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG d 1.00 DOK 1.00 DOK 1.00 DOK 1.00 DOK 1.00 DOK 1.00 DOK 1.00 DOK e 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG f 12.00 KEG 12.00 KEG 12.00 KEG 12.00 KEG 12.00 KEG 12.00 KEG 12.00 KEG

TABEL 3.8

PROGRAM/KEGIATAN/INDIKATOR KINERJA PROGRAM/INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA BKKBN

REALISASI 2017 2018 INDIKATOR KINERJA PROGRAM KEGIATAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN

PROGRAM

2019 TARGET KINERJA

2015 2016 2017 2018

TERSEDIANYA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN TERLAKSANANYA DISKUSI SPA SESUAI DENGAN RENCANA KERJA TAHUNAN

Meningkatnya Kualitas Perencanaan Program dan Anggaran Program KKBPK yang Mengacu pada Pendekatan KPJM, Penganggaran terpadu dan Berbasis Kinerja

Terselenggaranya Dukungan Manajemen dan Pengelolaan Program KKBPK di Provinsi Persentase Ketepatan Pembayaran Gaji dan Pemeliharaan Rutin

Jumlah Penyelenggaraan Manajemen di Provinsi (Perencanaan, Keu dan BMN, Kepeg, Umum dan Ortala)

TERLAKSANANYA PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA PERKANTORAN

Meningkatnya Kualitas Kompetensi Pegawai

TERLAKSANANYA PEMELIHARAAN GEDUNG/BANGUNAN KANTOR, GUDANG DAN RUMAH DINAS

TERLAKSANANYA PERJAMUAN TAMU

TERSEDIANYA DUKUNGAN TENAGA KONTRAK NON PNS

DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA BKKBN

Tersedianya Dukungan Manajemen dalam Rangka Penyelenggaraan Program KKBPK

Meningkatnya Pengelolaan Keuangan dan BMN yang akuntabel, kredibel dan memenuhi standar kepatuhan

TERLAKSANANYA REKONSILIASI LAPORAN KEUANGAN DAN BMN TERLAKSANANYA KONSOLIDASI PERENCANAAN I TERLAKSANANYA KONSOLIDASI PERENCANAAN II TERLAKSANANYA KORENDA

TERLAKSANANYA PEMBINAAN KEPEGAWAIAN TERLAKSANANYA FASILITASI PELAYANAN SK

TERLAKSANANYA PEMELIHARAAN KENDARAAN (RODA 4, 6 DAN 2)

TERSOSIALISASIKANNYA PENGEMBANGAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PERENCANAAN PROGRAM DAN ANGGARAN TERLAKSANANYA FORM DISKUSI

PENYUSUNAN/PENGEMBANGAN DATA BASIS UNTUK PERENCANAAN PROGRAN PROV DAN KAB/KOTA

TERLAKSANANYA PENGELOLAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PEGAWAI

Terbayarkannya Gaji,Uang Makan dan Remunerasi Pegawai Terselenggaranya operasional dan pemeliharaan perkantoran

TERLAKSANANYA VALIDASI DATA LAPORAN KEUANGAN BKKBN TERLAKSANANYA PENGELOLAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN

FINALISASI HASIL REKONSILIASI BKKBN TERLAKSANANYA IDENTIFIKASI DAN PEMANTAUAN PEMBUKUAN BENDAHARA

(32)

3.4.2 Pencapaian Indikator Kinerja Kegiatan pada Program Pengawasan Dan Peningkatan

Akuntabilitas Aparatur BKKBN

1) IKK jumlah pelaksanaan pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur di Provinsi, seperti pada tahun 2017 terlaksana 100 %

Berikut disajikan matriks pencapaian IKP dan IKK Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKKBN dan Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN

Sebagai tindak lanjut Kesepakatan (MOU) yang dijalin dengan BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) sejak Tahun 2017, Perwakilan BKKBN Provinsi Bali selalu melibatkan BPKP terutama sebagai mitra kerja dan konsultan terkait Pelaksanaan Program dan Anggaran di Tahun 2018.

II II.1 1 1.1 1.1.1 1 KEG 1 KEG 1 KEG 1 KEG 1 KEG 1 KEG 1 KEG

a. 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG b. 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG c. 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG d. 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG d. 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG f. 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG g.

1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG h. 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG 1.00 KEG

TABEL 3.9 Pengelolaan Program Pengawasan Provinsi Jumlah Peningkatan Pelaksanaan Pengawasan Lainnya dan Penerapan ZI WBK PROGRAM KEGIATAN

TERLAKSANANYA UJI PETIK KE KAB/KOTA TERLAKSANANYA SPIP

TARGET KINERJA INDIKATOR KINERJA

PROGRAM

PROGRAM/KEGIATAN/INDIKATOR KINERJA PROGRAM/INDIKATOR KINERJA KEGIATAN PROGRAM PENGAWASAN DAN PENINGKATAN AKUNTABILITAS APARATUR BKKBN

Meningkatnya Pelaksanaan Pengawasan Lainnya dan Penerapan ZI WBK

2015 2016 2017 2018 2019

REALISASI 2017 2018 INDIKATOR KINERJA KEGIATAN

PENGAWASAN DAN PENINGKATAN AKUNTABILITAS APARATUR BKKBN Meningkatnya Akuntabilitas pengelolaan Program KKBPK TERLAKSANANYA EVALUASI ZI WBK TERFASILITASINYA PEMERIKSAAN KHUSUS TERLAKSANANYA KONSOLIDASI PENGAWASAN TERLAKSANANYA EVALUASI PENGAWASAN TERLAKSANANYA SOSIALISASI PENERAPAN ZI WBK TERJALINNYA KOORDINASI DENGAN MITRA KERJA PENGAWASAN EKSTERNAL

(33)

3.4.3 Pencapaian Indikator Kinerja Program dan Indikator Kinerja Kegiatan pada Program

Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan

1) IKK Jumlah SDM Provinsi (SDM Aparatur dan Tenaga Fungsional termasuk tenaga fungsional Penyuluh KB-PLKB atau PKB) yang mendapatkan pembinaan dan pengembangan kapasitas sudah tercapai sebanyak 683 orang dari target 657 orang atau 104% . Sedangkan dibandingkan dengan Tahun 2017 terealisasi 583 orang atau terjadi peningkatan sebesar 17%.

Terkait dengan status akreditasi Bidang Latbang Perwakilan BKKBN Provinsi Bali yang masih belum terakreditasi, Perwakilan BKKBN Provinsi Bali tidak diperkenankan mengadakan pelatihan teknis medis bagi bidan dan dokter. Untuk itu pada tahun 2018 Perwakilan BKKBN Provinsi Bali tidak mengadakan pelatihan teknis bagi provider. Sedangkan untuk pelatiha Konseling Berimbang, Perwakilan BKKBN Provinsi Bali bekerjasama dengan BAPELKES (Balai Pelatihan Kesehatan) Provinsi Bali.

Di ahn 2018 juga dilaksanakan Pelatihan CTU Pre Service bekerjasama dengan Universitas Warmadewa dan Universitas Udayana.

2) IKK jumlah hasil penelitian dan pengembangan Program KKBPK di Provinsi yang dimanfaatkan dengan sasaran 1 (satu) hasil penelitian tercapai 100%.

Pada Tahun 2018 dilaksanakan SKAP dan hasilnya sudah tersosialisasikan dalam forum pertemuan Tk.Provinsi.

Berikut disajikan matriks pencapaian IKP dan IKK Program Program Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan

Gambar

TABEL II.1
TABEL II.2
TABEL II.5
TABEL II.6 OUTPUT DAN TARGET OUTPUT
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penyerapan Nitrogen dan Fosfor Rumput Laut di Teluk Gerupuk Berdasarkan laju penyerapan nutrien (N dan P), biomassa panen, dan luasan area bu- didaya, maka dapat dilakukan estimasi

Gangguan perilaku tidur REM terjadi pada saat fase tidur REM dan sebagian besar (60%) bersifat idiopatik, sisanya kemungkinan disebabkan oleh gangguan sistem

Adapun dari hasil wawancara yang peneliti lakukan di sekolah SMP Negeri 2 Lalan tepatnya tanggal 10 Oktober 2014 terhadap 2 siswa mengungkapkan bahwa “belajar

Pada suatu inflamasi ringan, biasanya ditemukan kadar TNF- α rendah, tetapi kadar TNF- α sedang dapat memengaruhi pelepasan prostaglandin yang selanjutnya

Perlu pula digarisbawahi bahwa karena fokus disertasi ini adalah konstruksi patrilineal dalam hukum kewarisan Islam maka yang menjadi bagian dari perhatian disertasi ini

Penelitian ini difokuskan pada Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan (Suatu Studi pada PT. Permasalahan yang dihadapi dalam

Hasil penelitian pada BUSN devisa dalam pengawasan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2011-2013 menunjukkan bahwa faktor profil risiko dengan rasio Non Perform

Untuk itu, agar mampu membangun preferensi merek yang kuat maka sebaiknya menjalin hubungan intensif dengan pelanggan misalnya dengan memiliki account pada jejaring