• Tidak ada hasil yang ditemukan

ROH KUDUS DAN PERTUMBUHAN GEREJA DALAM KITAB KISAH PARA RASUL (Kajian Teologis) Oleh: Lamtota Manalu, M.Th

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ROH KUDUS DAN PERTUMBUHAN GEREJA DALAM KITAB KISAH PARA RASUL (Kajian Teologis) Oleh: Lamtota Manalu, M.Th"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 3, Nomor 2, Desember 2020 ISSN 2621-6124 (online)

53

ROH KUDUS DAN PERTUMBUHAN GEREJA DALAM KITAB KISAH PARA RASUL

(Kajian Teologis) Oleh: Lamtota Manalu, M.Th Email: lamtotamanalu310@gmail.com

Abstrak

Roh Kudus dan Pertumbuhan gereja merupakan dua hal yang berkaitan satu sama lain. Karya ilmiah ini berfokus pada peran Roh Kudus terhadap pertumbuhan gereja dari prespektif biblikal. Di dalam karya ilmiah ini dipaparkan esensi Roh Kudus dan pertumbuhan gereja berdasarkan kajian teologis. Peran Roh Kudus terhadap pertumbuhan gereja dalam Kitab Kisah Para Rasul adalah topik dari karya ilmiah ini.

Kata Kunci: Kajian Teologis, Peran Roh Kudus dan Pertumbuhan Gereja. Abstrac

The Holy Spirit and church growth are things two that are related to one another. This articel focuses on the role of the Holy Spirit in church growth from a biblical prespective. In this articel the essence of the Holy Spirit and the church growth is explained based on theological studies.The role of the Holy Spirit in church growth in the book of the Acts is the topic of this articel.

PENDAHULUAN

Kisah Para Rasul merupakan kisah awal permulaan gereja dan sekaligus menjadi model pertumbuhan gereja saat ini. Sebelum Yesus naik ke Surga, Dia berkata “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung Bumi.” (Kis 1: 8) Kisah Para Rasul menjelaskan prinsip pertumbuhan gereja bahwa pertumbuhan gereja adalah kehendak Allah. Roh Kudus merupakan tokoh utama dalam terbentuknya maupun perkembangan gereja mula-mula. Roh Kudus berperan dalam pertumbuhan gereja mula-mula dengan kuasa dan urapan-Nya yang memenuhi rasul-rasul dalam pemberitaan Injil dan penanaman gereja.

Dalam pertumbuhan gereja yang Alkitabiah tentulah Roh Kudus ini sangat diperlukan. Kita tidak tahu seperti apa yang akan terjadi jika apabila orang Kristen berharap pertumbuhan gereja terjadi tetapi tidak melibatkan Roh Kudus bekerja. Oleh karena itu, peranan Roh Kudus ini sangat perlu dipahami oleh orang-orang Kristen saat ini seperti yang ditulis “Karya Roh Kudus secara khusus sangat perlu dipahami oleh orang-orang Kristen, karena di dalam karya Roh Kuduslah Allah secara pribadi terlibat dan giat di dalam diri orang percaya.”(Erickson, 2002).

Sebagai utusan Yesus Kristus, Roh Kudus ingin melaksanakan perintah Kristus di dalam Gereja, tetapi sayangnya keinginan kebanyakan anggota gereja masa kini nyaris sepenuhnya menggantikan kehendak Roh. Anggota tubuh itu makin lama makin merampas hak-hak istimewa kepala Gereja itu. Ini yang menyebabkan suam-suam kuku

(2)

Volume 3, Nomor 2, Desember 2020

54

dan keduniawian-seperti jemaat Laodikia (Why 3:14-22)- dari banyak gereja di seluruh dunia. Mereka sangka mereka masih hidup, tetapi sebenarnya mereka mati. Jika Roh diberi tempat yang sepantasnya maka gereja akan kembali bergerak dengan kuasa Pentakosta. Jika Roh Kudus dihormati dan dibiarkan bekerja leluasa maka sebagai penyelenggara gereja, Ia akan menghidupkan kembali jemaat.(Sanders, 2012).

Pertumbuhan gereja yang alkitabiah tidak dapat dilepaskan dari apa yang terjadi dalam kehidupan gereja mula-mula. Pertumbuhan gereja mula-mula telah dimulai dari seratus dua puluh jiwa di loteng Yerusalem ketika murid-murid berdoa untuk pencurahan Roh Kudus sebagai janji Bapa. Setelah Roh Tuhan dicurahkan pada hari Pentakosta, terjadi kebangunan Rohani, khotbah Petrus di serambi Salomo membawa tiga ribu jiwa bertobat, kemudian disusul dengan pertobatan lima ribu jiwa yang terdiri dari berbagai suku bangsa pada waktu itu. Gereja kemudian mulai lebih berkembang lagi menjadi gereja yang tersebar karena tersebarnya para rasul yang disebabkan oleh penganiayaan-penganiayaan. Gereja mulai mengambil lokasi-lokasi yang geografis dan menjadi serangkaian pertumbuhan yang pesat di luar Yerusalem.

Pertumbuhan Gereja selalu dihasilkan dari tindakan Roh Kudus. Sama seperti pada gereja Perjanjian Baru, demikian juga saat ini, Roh Kudus memimpin, menghukum dosa, mempertobatkan, membangun, memilih orang-orang yang akan diutus, dan mengarahkan mereka kepada ladang-ladang yang sudah menguning. Kepeduliaan orang-orang Kristen saat ini haruslah memahami pekerjaan Roh Kudus dan terbuka kepada pimpinan-Nya.

Roh Kudus

Allah adalah Roh, kehadiran-Nya dalam Roh itulah yang membentuk gereja sebagai sidang jemaat. Roh Kudus membentuk dan membabtis gereja serta memperlengkapi kesaksiannya. Pekerjaan Roh Kudus untuk meyakinkan sehingga orang-orang dibawa datang kepada Kristus. “Tidak ada pertumbuhan gereja alkitabiah yang dialami tanpa kehadiran Roh Kudus. ”Alkitab mengajarkan bahwa Roh Kudus adalah suatu Pribadi Ilahi, Pribadi ketiga daripada Tritunggal. Roh Kudus bukanlah suatu pengaruh yang dapat kita kuasai dan pergunakan, melainkan Pribadi yang ingin menguasai kita dan mempergunakan kita. Alkitab mengajarkan bahwa Pribadi Ilahi yang maha bijaksana, suci dan lembut ini diutus ke dunia pada hari Pentakosta untuk menggantikan Yesus yang sudah naik ke surga dan bahwa sekarang ini ada di dunia untuk melakukan pekerjaan-Nya yang sudah ditentukan. Program-program dan strategi-strategi tanpa Roh Kudus bersifat sementara. Jadi pekerjaan Roh kudus yang memberi kuasa pada program-program, rencana-rencana dan strategi-strategi Gereja. (McIntosh, 2012)

(3)

Volume 3, Nomor 2, Desember 2020

55

Roh Kudus adalah suatu Pribadi. Alkitab dengan jelas sekali menunjukkan bahwa Roh Kudus memiliki kepribadian dan memiliki semua sifat yang berkaitan dengan kepribadian. Beberapa tulisan Paulus membuktikan bahwa Roh Kudus itu adalah Pribadi. Pertobatan orang-orang Tesalonika adalah hasil dari pekerjaan Roh yang menguduskan (2Tes 2:13; 1Kor 6:11; Rm 15:13), Pernyataan atau wahyu datang melalui Roh (1Kor 2:10; Ef 3:5). Kata-kata yang berisi nubuat dan bahasa-bahasa lidah adalah akibat langsung dari aktivitas Roh (1Kor 12:3; 14:2,16), orang-orang percaya beribadah oleh Roh (Fil 3:3), mengasihi dengan Roh (Kolose 1:8), dimateraikan dengan Roh Kudus (Ef 3:16), dan berjalan serta hidup oleh Roh (Gal 5:16,25).

Roh Kudus sebagai Pribadi juga ditegaskan oleh fakta bahwa Roh kudus menjadi pokok kalimat (subyek) dari sejumlah besar kata kerja yang mengharuskan seseorang alat/perantara yang berpribadi: Roh menyelidiki segala sesuatu (1Kor 2:10), tahu/mengetahui pikiran Allah (2Kor 2:11), mengajarkan isi Injil kepada orang-orang percaya (1Kor 2:13), diam diantara atau di dalam orang-orang percaya (1Kor 3:16), mengerjakan semua hal (2Kor 12:11), menghidupkan mereka yang percaya (2Kor 3:6) berseru dalam hati kita 9 Gal 4:6), memimpin kita menurut jalan Allah (Gal 5:17), bersaksi dengan roh kita ( Rm 8:16),memiliki keinginan yang berlawanan dengan keinginan daging (Gal 5:17), membantu kita dalam kelemahan kita (Rm 8:26), berdoa/bersyafaat untuk kepentingan kita (Rm 8:26-27), turut bekerja dalam segala sesuatu untuk kepentingan kita (Rm 8:28),menguatkan orang-orang percaya (Ef 3:16), dan merasa berduka oleh dosa-dosa kita (Ef 4:30), Selanjutnya, buah dari Roh Kudus yang tinggal di dalam orang percaya merupakan ciri-ciri pribadi dari Allah (Gal 5:22-23).Roh kudus dapat didukakakan (Ef. 4:30), hal ini menunjukkan bahwa Roh Kudus itu adalah pribadi, karena jika tidak pribadi tidak mungkin dapat didukakan.karena tidak mungkin sebuah pengaruh atau kuasa mengalami rasa duka. Hanya pribadilah dapat mengalami rasa duka ketika didukakan. (Fee, 2004)

Roh Kudus adalah Pribadi Ilahi. Ia adalah salah satu daripada ketiga Tritunggal. Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah adalah tiga pribadi tapi bukanlah tiga wujud yang terpisah dan berbeda. Mereka dapat dibedakan satu sama lain tetapi mereka memiliki hidup yang sama yang tak terpisahkan. (Jensen, 2000)

Gereja

Perjanjian Baru memakai kata Eklesia untuk menyampaikan konsep tentang gereja. Kata itu sendiri merupakan gabungan dari kaleo,”memanggil,” dengan ek, “ke luar dari.” Karena itu, kata kerja gabungan tersebut berarti “memanggil ke luar dari”. Kata eklesia yang selalu mengandung implikasi positif, merujuk pada suatu sidang jemaat yang terdiri dari umat yang memiliki hubungan dengan Allah dan menaati Allah.

Dari pemakaian kata eklesia di atas, dalam bahasa Yunani klasik versi Septuaginta dan Perjanjian Baru, menyimpulkan bahwa ciri-ciri dasar eklesia adalah: Pertama, itu adalah umat yang dipanggil ke luar dan dipanggil kepada. Kedua, itu adalah umat yang khusus. Ketiga, itu adalah umat yang dipanggil ke luar dan dipanggil bersama untuk maksud khusus. Keempat, itu

(4)

Volume 3, Nomor 2, Desember 2020

56

adalah umat yang melakukan urusan-urusan mereka berdasarkan prinsip-prinsip kesetaraan dan persaudaraan. Kelima, itu adalah umat yang secara unik berhubungan dengan Allah. (Peters, George, 2013)

Gereja merupakan angkatan yang dipilih oleh Allah, imamat rajani, bangsa yang kudus, umat tebusan Allah. Maksud dari panggilan gereja ini supaya gereja memberitakan kebajikan-kebajikan Allah, yang memanggil gereja keluar dari gelap kepada terangya yang ajaib. Gereja adalah ciptaan Kristus Yesus yang mempunyai tujuan; gereja adalah tubuh Kristus (manifestasi-Nya yang kelihatan) dan bait Roh Kudus. (Peters, George, 2013)

Gereja merupakan suatu wadah rohani dimana orang-orang yang diselamatkan itu masuk dalam persekutuan Tubuh Kristus. Bahwa: Ekklesia” merupakan orang-orang yang dari berbagai latar belakang budaya dengan lingkungan dunia dan masyarakat yang majemuk menerima berita Injil secara sukarela oleh pertolongan Roh Kudus, dan memasuki suatu persekutuan masyarakat rohani yang majemuk. (Halim, 2012)

Dengan demikian dan bimbingan Roh Kudus, orang-orang percaya bersatu dalam persekutuan tanpa kehilangan jati dirinya. “Eklesia” dengan “Jemaat” yaitu: “sekumpulan orang yang telah “dipanggil keluar” dari kemah-kemah atau tempat tinggal mereka, dan “datang berkumpul”. (Corner, 2004) ”Gereja adalah Bait Suci (rumah) Allah karena Roh “Allah” diam di dalamnya atau karena Allah memberikan Roh Kudus-Nya kepada orang-orang yang Dia sebut kudus.” Gereja adalah organisasi dan juga organisme. (Fee, 2004)

Hubungan Gereja dan Roh Kudus

Roh Kudus adalah utusan Allah untuk memperkenalkan, mengawasi atau mengendalikan, memberikan kemampuan, dan mewujudkan tujuan Allah dalam program untuk mendirikan gereja atau jemaat. Dia adalah Parakletos, pemimpin pelaksana dan yang mewujudkan rencana tersebut. Yoh. 14:16 “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.” Allah mengutus Roh Kudus untuk menolong selama-lamanya.

Di dalam Roh Kudus, Allah hadir dalam dunia ini oleh kuasa dan otoritas untuk melaksanakan tujuan Allah. Pada hari pentakosta Roh Kudus menciptakan sebuah badan bagi dia sendiri, yaitu gereja Yesus Kristus. Roh Kudus berdiam dalam gereja itu, Roh Kudus bekerja di dalam dunia ini melalui gereja untuk maksud penyelamatan. Roh Kudus menyatakan dirin-Nya kepada umat percaya, yang menjadi gereja sejati melalui cara serupa dengan penyataan-dirin-Nya yang tertulis dalam alkitab. Gereja adalah wakil utama Parakletos untuk melaksanakan dan menggenapkan tujuan Allah.

(5)

Volume 3, Nomor 2, Desember 2020

57 Roh Kudus Melahirkan Gereja

Tidak ada gereja tanpa pekerjaan Roh kudus. Roh Kudus membawa orang-orang ke dalam gereja. Kol 1:14 memperjelas bahwa kita telah dipindahkan dari kerajaan lama ke dalam kerajaan baru. Gereja sebagai tubuh, persekutuan, bukan hasil pekerjaan angota-anggotanya, tetapi ciptaan Roh Kudus. Persekutuan itu ada bukan karena kemauan mereka, tetapi karena dipanggil dan dikumpulkan oleh Tuhan atas gereja. Gereja adalah umat Allah dan tubuh Kristus, yang merupakan persekutuan dengan Roh Kudus.

Gereja bukan “dari daging”, tetapi “dari Roh”. Atau seperti yang dikatakan Rasul Paulus- gereja “adalah suratan Kristus. . . ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup” (2Kor 3:3). Roh Kudus memegang peranan penting dalam pertumbuhan gereja, bukan saja pada masa rasul-rasul tetapi pertumbuhan gereja masa kini juga. Roh Kudus adalah dinamika sentral dalam pertumbuhan gereja.

Roh Kudus Memperlengkapi Gereja

Roh Kudus memperlengkapi gereja tahap demi tahap berkembang menjadi seperti Kristus. Roh kudus tidak saja menyebabkan orang-orang masuk gereja, tetapi Ia juga mengarahkan pertumbuhan individu-individu ini, dan gereja secara berkelompok, menjadi seperti Kristus. Roh Kudus akan memperlengkapi gereja melalui Firman Allah. Roh yang akan memimpin ke dalam semua kebenaran dan kebenaran itu adalah Firman Allah.

Roh Kudus mempunyai peranan yang pertama dan terutama dalam pertumbuhan gereja. Seperti yang dikatakan dalam uraiannya sebagai berikut: Ya, ada atau tidak ada petobat, gereja bertumbuh atau tidak, itu bergantung sepenuhnya kepada Roh Kudus. Jika ada banyak orang yang sudah dipilih di sekitar kita, maka akan ada banyak orang yang akan bertobat. Jika jumlah itu tidak banyak, hanya sedikit orang saja yang akan bertobat. Hanya Tuhan yang mengetahui hal ini. Yang penting bagi kita adalah memberitakan Injil kepada jiwa-jiwa yang tersesat. Pemberitaan injil itu saja layak memperoleh hadiah dari Allah, dan Allah menganggap pemberitaan Injil sebagai hal yang paling berharga. Roh Kuduslah yang memimpin orang kepada keselamatan. (Pildo, 2014)

Pertumbuhan Gereja

Pertumbuhan gereja merujuk pada Luk 2:40,52 Dia bertambah besar. Kerajaan Allah diumpamakan biji sesawi yang tumbuh menjadi pohon yang besar (Mat 13:13-32). Gereja juga bertumbuh (Ef 4:16) sehingga anggotanya berlipat ganda “dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum bangsa” (Why 5:9). (Peters, George, 2013)

Pertumbuhan gereja adalah konsep yang alkitabiah yang bersumber dari sifat Allah yang memberi kehidupan. Pertumbuhan gereja merupakan kehendak Allah untuk mencapai tujuannya di dunia ini. Dan untuk menggenapi dan melaksanakan tujuan Allah di dunia ini, Dia

(6)

Volume 3, Nomor 2, Desember 2020

58

menciptakan sebuah badan bagi kemuliaan-Nya yaitu adalah gereja. Pertumbuhan gereja merupakan pekerjaan Allah Tritunggal. Pertumbuhan gereja adalah: “Segala sesuatu yang mencakup soal membawa orang-orang yang tidak memiliki hubungan pribadi dengan Yesus Kristus ke dalam persekutuan dengan Dia dan membawa mereka menjadi anggota gereja yang bertanggung jawab.”(Liu, 2011) Berdasarkan fakta di Kisah Para Rasul, bahwa “pertumbuhan Gereja merupakan proklamasi global, adanya perluasan gereja yang menglobal, pertumbuhan angka dan perluasan secara geografis.” Gereja yang alkitabiah harus bersandar pada kuasa yang tepat, yaitu Roh Kudus. Secara sederhana, gereja-gereja yang memberi kehidupan percaya kepada pekerjaan Roh Kudus yang berkuasa bagi pertumbuhan gereja. (Peters, George, 2013)

PEMBAHASAN Pertumbuhan Gereja Dalam Kitab Kisah Para Rasul

Secara kuantitafi, pertumbuhan gereja di Kisah para Rasul terjadi dengan pesat. Dimulai dari Pencurahan Roh Kudus di Yerusalem. Peters mencatat pertumbuhan Kuantitatif gereja Kisah Para Rasul sebagai berikut:

“Dalam Kis 1:5, terdapat 120 orang percaya, kemudian bertambah lagi menjadi tiga ribu orang (Kis 2:4). Mengingat bahwa peristiwa itu terjadi di bait Allah dan cara para rasul menyapa mereka (Kis 2:37), maka bisa diduga bahwa tiga ribu jiwa ini adalah laki-laki yang menjadi kepala rumah tangga. Kumpulan orang ini kemudian menjadi lima ribu orag laki-laki ( Kis 4:4), kepada mereka kemudian ditambahkan berlipatganda baik laki-laki maupun perempuan (Kis 5:14). Sejak itu jumlah murid-murid di Yerusalem mengalami peningkatan yang besar (Kis 6:7). Satu kebangunan rohani yang besar terjadi di Samaria 9 Kis 8:5-25) sesudah itu, kita membaca bahwa gereja-gereja di Yudea, Galilea dan samaria berlipat ganda (Kis 9:31), dan bahwa semua yang tinggal di Lida dan Saron dan Yope mengaku percaya (Kis 9:35,42) dicatat ada suatu gerakan berpengaruh Di Antiokhia dan sejumlah besar menjadi percaya dan berbalik kepada Tuhan (Kis 11:21,24,26). Bagian pertama dari kisah Para Rasul ditutup dengan pernyataan: “Maka firman Tuhan makin tersebar dan makin banyak di dengar orang” (Kis 12:24). Dalam Kis 21:20, Yakobus merangkum hasil-hasil dari pertumbuhan gereja dan memberi tahu kita bahwa ada beribu-ribu orang percaya bangsa Yahudi di Yerusalem dan bercerita tentang kelompok itu”(Peters, George, 2013)

Ada catatan-catatan kuantitatif serupa itu tentang pertumbuhan gereja di luar Palestina. Perikop-perikop pokok dalam Kisah Para Rasul menunjukkan Ekspansi gereja meliputi :

Antiokhia di Pisidia. “Setelah selesai ibadah, banyak orang Yahudi dan penganut-penganut agama Yahudi yang takut akan Allah, mengikuti Paulus dan Barnabas; kedua rasul itu mengajar mereka dan menasihati supaya mereka tetap hidup di dalam kasih karunia Allah. Pada hari Sabat berikutnya datanglah hampir seluruh kota itu berkumpul untuk mendengar firman Allah. (Kis 13:43-44), mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya (Kis 13: 48-49). Derbe. “Akan tetapi ketika murid-murid itu berdiri mengelilingi dia, bangkitlah ia lalu masuk ke dalam kota. Keesokan harinya berangkatlah ia bersama-sama dengan Barnabas ke Derbe. Paulus dan

(7)

Volume 3, Nomor 2, Desember 2020

59

Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia. (Kis 14:20-21 ).

Galatia. “Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama makin bertambah besar jumlahnya ”. (Kis 16:5).

Tesalonika. Beberapa orang dari mereka menjadi yakin dan menggabungkan diri dengan Paulus dan Silas dan juga sejumlah besar orang Yunani yang takut kepada Allah, dan tidak sedikit perempuan-perempuan terkemuka”. (Kis 17:4).

Barea. Banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani”. (Kis 17:12),

Korintus. Kis. “Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari orang-orang Korintus, yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis. Pada suatu malam berfirmanlah Tuhan kepada Paulus di dalam suatu penglihatan: "Jangan takut! Teruslah memberitakan firman dan jangan diam! Sebab Aku menyertai engkau dan tidak ada seorangpun yang akan menjamah dan menganiaya engkau, sebab banyak umat-Ku di kota ini." Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka”. (Kis 18:8-11).

Roma. Kis. 28:30. Dan Paulus tinggal dua tahun penuh di rumah yang disewanya sendiri itu; ia menerima semua orang yang datang kepadanya.Dengan terus terang dan tanpa rintangan apa-apa ia memberitakan Kerajaan Allah dan mengajar tentang Tuhan Yesus Kristus”. (Kis 28:30-31). (Peters, George, 2013)

Fakta Pertumbuhan Gereja Kisah Para Rasul Pertumbuhan Jemaat Yerusalem

Gereja mula-mula pada awalnya tidak menunjukkan kecenderungan untuk melancarkan suatu misi pemberitaan Injil ke seluruh dunia. Orang –orang Kristen yang pertama adalah orang-orang Yahudi yang tinggal di Yerusalem yang telah menemukan bahwa Yesus adalah penggenapan nubuat perjanjian Lama.

Lukas menunjukkan dari peristiwa ini bahwa para pemimpin dari agama lama kehilangan hak mereka karena menolak Mesias pemberiaan Allah. Karena mereka tidak taat kepada Allah, para rasul tidak lagi harus taat kepada mereka, tetapi hanya kepada Allah. Para rasul menggantikan mereka sebagai pemimpin baru umat Allah, dalam nama Mesias Yahudi yaitu Yesus, yang telah memilih mereka. “Semua orang-orang percaya berkumpul di serambi Salomo”. Disinilah tempat orang-orang Kristen bertemu. Beberapa orang Yahudi takut untuk bergabung dengan mereka karena hal itu langsung bertentangan dengan Perintah Sanhedrin dalam Kisah 4 untuk tidak berbicara lebih lanjut mengenai Yesus.

Pertumbuhan Gereja di Palestina (Kis 6:12; 25)

Firman Allah makin tersebar berarti bahwa pekerjaan memberitakan Injil atau kabar baik berhasil membawa makin banyak orang menjadi Kristen khususnya di Yerusalem. Karena perkembangan jemaat yang pesat, para rasul harus menunjuk lebih banyak pemimpin untuk membantu mereka. Dan pada saat yang sama, Lukas menunjukkan bagaimana kepemimpinan

(8)

Volume 3, Nomor 2, Desember 2020

60

gereja beralih kepada bentuk kepemimpian yang baru. Gereja telah menambahkan sejumlah pemimpin baru, orang Yahudi berbahasa Yunani. Sebagaimana angka duabelas melambangkan dua belas suku Israel, angka tujuh melambangkan keuniversalitasan, karena dianggap sebagai “angka sempurna”. Kelompok Dua Belas mengakarkan Gereja di Israel. Kelompok tujuh merupakan tanda jangkauan Gereja ke seluruh dunia melalui mereka yang berbahasa Yunani. Mereka mendapat kekuasaan itu dari para rasul, karena ditahbiskan oleh mereka.

Hal ini sudah diperintahkan Yesus kepada para rasul untuk bersaksi, mula-mula di Yerusalem. Dalam waktu singkat, pemberitaan mereka telah menyebar ke seluruh kota itu dan ke semua lapisan masyarakat. Bahkan beberapa imam Yahudi beralih memeluk Agama Kristen, sebuah pelanggaran nyata terhadap keinginan Mahkamah Agama yang akan membahayakan kedudukan mereka.

Pertumbuhan Jemaat Samaria, Yudea, Galilea (Kis 7)

Perluasan gereja ini terjadi bukan karena visi dan rencana gereja, tetapi karena tindakan pengaturan Allah dalam menyerakkan orang-orang percaya. Perluasan gereja ke seluruh Yudea dan Samaria disebabkan munculnya penganiayaan.

Kematian Stefanus merupakan tanda pecahnya penganiayaan yang memaksa orang-orang Kristen mencari tempat yang aman di daerah-daerah terjauh. Namun Penganiayaan yang hebat tidak dapat menghambat jemaat. Sebaliknya, hal ini menolong jemaat untuk bertumbuh. Darah mereka yang mati sahid, seperti Stefanus, sungguh merupakan “benih-beni jemaat” yang ditanam di negeri kafir. Injil bekerja di dalam hati orang yang tinggal di Yudea dan Samaria dan mereka yang sedang berkunjung di daerah-daerah itu. Penganiayaan membantu penyebaran Injil. Allah akan mendatangkan hasil-hasil yang luar biasa dari penderitaan orang-orang percaya.

Penganiayaan yang terjadi memberi kesempatan untuk langkah selanjutnya yaitu firman Allah tersebar di Samaria,hal ini bukanlah rencana manusia melainkan rencana Allah yang diwujudkan melalui Roh Kudus.

Pertumbuhan Gereja di Kalangan Bukan Yahudi di Palestina (9:32-11:18) Pertumbuhan Gereja di Lida dan Yope (Kis 9:32-43)

Dalam Kisah Para Rasul 9:32-43, menunjukkan Petrus sedang beraksi. Namun, sesungguhnya lebih dari itu. Dengan cara yang pasti, ayat ini menunjukkan sumber kekuatan Petrus. Ketika Petrus menyembuhkan Eneas, dia berkata “Yesus menyembuhkan engkau”. Sebelum dia berkata kepada Tabita- petrus berdoa. Petrus tidak memanggil dengan kekuatan yang ada pada dirinya. Itulah kekuatan Yesus kristus.

(9)

Volume 3, Nomor 2, Desember 2020

61

Dan akibat dari penyembuhan yang dilakukan oleh Tuhan Yesus melalui Petrus, banyak orang-orang Lida dan Saron berbalik kepada Tuhan. Dan orang –orang di Yope menjadi percaya kepada Tuhan.

Pertumbuhan Gereja di Kaisarea (Kis 10:1-48)

Kisah Para Rasul 10-11; 21:7-16, mencatat bahwa jemaat di Kaisarea dibangun. Jemaat ini adalah jemaat yang di tanam oleh Rasul Petrus, di bawah kekuasaan pencurahan Roh Kudus atas bangsa-bangsa bukan Yahudi.

Pertumbuhan Gereja di Antiokhia (Kis 11:19-30)

Gereja di Antiokhia cukup penting, karena ia memiliki beberapa segi yang menonjol. Pertama, ia adalah induk dari gereja bagi bangsa-bangsa lain. Dari gereja Antiokhia berangkatlah misi resmi yang pertama ke dunia yang belum tersentuh Injil.

Dalam Kisah Para Rasul 11:19-30 menceritakan penyebaran gereja secara geografis yang diakibatkan oleh penganiayaan sesudah kematian Stefanus. Dalam hal ini gereja telah mengambil langkah-langkah yang paling berani, menyampaikan Injil kepada orang Yunani di Antiokia. Di Antiokia ini gereja tidak pergi kepada orang Yahudi atau yang setengah Yahudi, juga bukan menunggu orang bukan Yahudi itu datang. Melalui kegigihan dan tanpa menunggu Undangan, Injil diberitakan kepada orang-orang bukan Yahudi.

Pertumbuhan Gereja di Asia Kecil dan Eropa (Kis 13:1-21:17) Siprus (Kis 13:4)

Gereja mengkhususkan Barnabas dan Saulus untuk pekerjaan yang ditentukan Allah bagi mereka. Mengkhususkan berarti “memisahkan” untuk suatu maksud khusus. Ini adalah permulaan dari perjalanan misi pertama Saulus. Gereja berperan serta dalam mengutus Paulus dan Barnabas, tetapi itu adalah rencana Allah.

Alasan Paulus dan Barnabas pergi ke Siprus adalah:

Pertama, Roh Kudus menuntun mereka. Kedua, mereka mengikuti jalur perhubungan kerajaan Romawi yang mempermudah perjalanan, Ketiga, mereka mengunjungi penduduk utama dan pusat-pusat budaya untuk menjangkau orang sebanyak mungkin. Keempat, mereka mengunjungi berbagai kota yang memiliki sinagoge, untuk berbicara terlebih dahulu kepada orang-orang Yahudi dengan harapan bahwa mereka akan melihat Yesus sebagai Mesias lalu membantu menyebarkan kabar Baik itu kepada semua orang. (LAI, 2014)

Dalam penginjilan Paulus dan barnabas di Siprus, gubernur pulau itu Sergius Paulus percaya dan takjub oleh ajaran Tuhan. Dia melihat segala sesuatu yang terjadi yang dilakukan Paulus terhadap Baryesus, si tukang sihir, yang mencoba menghalangi pemberitaan Injil kepada gubernur Sergius Paulus.

(10)

Volume 3, Nomor 2, Desember 2020

62 Antiokhia di Pisidia (Kis 13: 14-52)

Antiokhia di Pisidia adalah pusat berbagai jalan raya serta perdagangan yang baik, dengan populasi orang Yahudi dalam jumlah besar. Ketika Paulus dan Barnabas masuk ke sebuah kota yang baru, mereka terlebih dahulu akan mengunjungi sinagoge. Orang-orang Yahudi yang ada disana percaya kepada Allah dan rajin belajar ayat-ayat Kitab Suci. Akan tetapi tragisnya, banyak dari mereka tidak bisa menerima Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan karena gagasan mereka tentang keadaan Mesias itu keliru.

Paulus dan Barnabas tidak memutuskan hubungan dengan sinagoge-sinagoge tetapi berusaha menunjukkan dengan jelas bahwa ayat-ayat Alkitab yang sama yang dipelajari oleh orang Yahudi memang menunjuk Yesus. Pemberitaan Paulus dimulai dengan sebuah penekanan mengenai perjanjian Allah dengan Israel. Kemudian menjelaskan bagaimana Injil itu menggenapi perjanjian itu.

Ikonium, Listra dan Derbe, Perga (Kis 14:1-25)

Di Ikonium, Paulus dan Barnabas “masuk ke rumah ibadat orang Yahudi, lalu mengajar sedemikian rupa sehingga sejumlah besar orang Yahudi dan Yunani menjadi percaya”, yaitu mereka mampu memberitakan Injil kepada orang Yahudi dan simpatisan non Yahudi yang hadir dalam kebaktian di komunitas Yahudi. Orang yang belum percaya, yang menentang Paulus dan Barnabas, tidak dapat menghalangi mereka. Mereka tinggal beberapa disitu. Mereka mengajar dengan berani. Karena mereka percaya kepada Tuhan. Dan Tuhan menguatkan berita tentang kasih karini-Nya dengan mengaruniakan kepada mereka kuasa untuk mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat. (Kis 14:3).

Listra. Di Listra Paulus dan Barnabas memberitakan Injil dan seorang laki-laki yang lumpuh sejak lahirnya disembuhkan setelah mendengarkan khotbah Paulus dan beriman sehingga ia memperoleh keyakinan bahwa dia disembuhkan (Kis 14:8-10).

Derbe. Derbe adalah kota perhentian Paulus dan Barnabas berikutnya. Lukas melaporkan bahwa Paulus dan Barnabas memberitakan Injil di Derbe dan mereka “memperoleh banyak murid” satu dari antra orang-orang Kristen di Derbe adalah gayus, rekan sekerja Paulus di Efesus (Kis 19:20) yang menyertai Paulus dalam perjalanannnya melalui Makedonia dan Galatia (Kis 20;4).

(11)

Volume 3, Nomor 2, Desember 2020

63

Perga. Setelah Paulus dan Barnabas kembali dari Derbe ke Listra, Ikonium, dan Antiokhia, mereka melanjutkan perjalanan ke selatan ke arah pantai, melintasi Pisidia. Ketika tiba di Pamfilia, mereka memberitakan Injil di Perga (Kis 14:24-25).

Fakta bahwa Lukas tidak mencatat pertobatan atau pendirian gereja tidak berarti misi Paulus tidak sukses. Referensi lain tentang khotbah Paulus dala Kis 13:42,45 (Antiokhia), 14:1 (Ikonium); 14:9 (Listra), dan perikop berikutnya Kis 16:6, 13,14, 32;17:9; 18:9) ditemukan dalam konteks pemberitaan Injil, perobatan dan pendirian gereja-gereja baru. Hal ini menyiratkan beberapa orang dari Perga yang mendengar khotbah Paulus sungguh-sungguh bertobat dan sebuah gereja didirikan di situ.

Makedonia (Kis 16:4)

Didorong oleh penglihatannya (Kis. 16:9-10).Paulus dan teman-temannya menyebrang Laut Aegea menuju Eropa dan tiba di Neopolis, kota pelabuhan di Pantai Makedonia. Dari sana, ia memberitakan Injil di tiga kota Provinsi, Filipi, Tesalonika, dan Barea.

Filipi (Kis 16:13)

Di Filipi, Paulus tetap mengukuti kebiasaannya dengan pertama-tama mengunjungi orang-orang Yahudi di tempat pertemuan mereka, yang dalam hal ini, secara sederhana disebut “tempat sembahyang Yahudi” di tepi sungai (Kis 16:13). Begitu sedikit orang Yahudi di Filipi sehingga mereka tidak mempunyai sinagoge. Pertobatan di Filipi ini juga terjadi kepada kepala penjara. Ketika Paulus dan Silas dijebloskan ke dalam penjara, terjadi suatu peristiwa yang dahsyat, gempa bumi terjadi sehingga pintu terbuka, namun Paulus dan Silas tidak melarikan diri walaupun mereka mempunyai kesempatan melarikan diri.

Kepala penjara sudah siap membunuh diri, namun ketika diperhadapkan dengan hamba-hamba Kristus itu, ia menyadari bahwa mereka mempunyai suatu dinamika batin yang tidak dimilikinnya. Ia segera menanyakan rahasia kuasa mereka, dan kemudian masuk Kristen bersama keluarganaya.

Tesalonika (Kis 17)

Paulus memberitakan Injil di sinagoge selama tiga kali hari Sabat, untuk meyakinkan para pendengarnya berdasarkan Alkitab bahwa Yesus yang menderita (dan mati) adalah Mesias yang dijanjikan. Para pendengarnya antara lain orang Yahudi dan sejumlah besar “orang yang takut akan Allah”, yaitu simpatisan yang hadir dalam kebaktian di sinagoga dan menunjukkan minat terhadap iman Yahudi, serta “perempuan-perempuan terkemuka”.

(12)

Volume 3, Nomor 2, Desember 2020

64

Beberapa orang Yahudi dan sejumlah besar orang non-Yahudi takut akan Allah, termasuk beberapa perempuan yang termasuk aristokrat lokal, datang kepada iman kepada Yesus Kristus dan bergabung dengan Paulus dan Silas (Kis 17:4). Ini menyiratkan pendirian gereja.

Berea (Kis 17:10)

Paulus berkhotbah di sinagoga setempat, yang anggota-anggotanya siap mendengarkan pesannya dengan penuh perhatian dan memeriksa hal itu sesuai Kitab Suci atau tidak. Banyak orang Yahudi bertobat dan “ tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani” (Kis 17:12). Referensi pada “saudara-saudara” (orang percaya) dalam Kisah Para Rasul 17:14 meneguhkan komunitas Kristen.

Atena (Kis 17:16)

Paulus berkhotbah di Sinagoga di hadapan orang Yahudi dan di pasar (agora) di hadapan orang non-Yahudi. Paulus memberitakan pesan yang sama di Atena seperti yang ia khotbahkan di kota-kota lain: “ia memberitakan Injil tentang Yesus dan tentang kebangkitan-Nya” (Kis 17:18).

Dalam misinya di Atena, ada petobat yaitu Dinosius, anggota sidang Areopagus, dan seorang perempuan bernama Damaris, dan” orang-orang lain bersama mereka” yang datang pada iman kepada Yesus Kristus (Kis 17:34).

Korintus (Kis 18)

Ketika Paulus tiba di Korintus, ia bertemu Akwila dan Priskila, pasangan Kristen Yahudi yang pindah dari Romawi ke Korintus. Dan Paulus tinggal bersama-sama mereka di Korintus. Seperti kebiasaannya, Paulus hadir dalam kebaktian komunitas Yahudi pada hari sabat. Ia berkhotbah dan mengajar serta berusaha meyakinkan orang Yahudi dan simpatisan non-Yahudi di Sinagoga tentang kebenaran pemberitaannya mengenai Yesus sebagai Mesias (Kis 18:15). Khotbah Paulus sukses. Krispus, pejabat utama di sinagoga itu dan keluarganya bertobat, halnya “banyak dari orang-orang Korintus yang mendengarkan pemberitaan Paulus” (Kis 18:8).

Fakta bahwa Paulus menerima dorongan dari Allah dalam sebuah penglihatan mimpi (Kis 18:9-10) menyiratkan adanya perlawanan terus-menerus di kota itu. Tuhan menguatkan Paulus untuk tidak berdiam diri, tetapi terus berkhotbah tanpa takut sebab “banyak umat-Ku di kota ini” (Kis. 18:10). Hal ini menyiratkan pertumbuhan gereja lebih lanjut.

(13)

Volume 3, Nomor 2, Desember 2020

65

Kunjungan pertama Paulus yang singkat ke Efesus selama perjalanannya dari Korintus ke Yerusalem (Kis 18:18-22) memberi kesempatan kepadanya untuk berbicara di depan komunitas Yahudi. Kisah Lukas menyiratkan kesimpulan sementara bahwa asal mula gereja di Efesus dimulai dengan kunjungan singkat ini.

Khotbah Paulus terbukti diterima telinga yang terbuka serta menghasilkan banyak pertobatan dan mukjizat (Kis 19:11). Menurut Kis 19:10 “semua penduduk Asia mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani” selama Paulus tinggal dan aktif tinggal di Efesus. Tampaknya dalam waktu dua atau tiga tahun, beberapa gereja didirikan di Provinsi Asia.

Pertumbuhan Gereja di Roma (Kis 28)

Setelah Paulus dipindahkan dari Kaisarea ke Roma (Kis 27:1-28:16), ia menghabiskan waktu dua tahun (60-62M) sebagai tahanan kaisar, menunggu pengadilannya (Kis 28:17-31). Ia mendapat izin dari pejabat yang melaporkan kepada praefectus praetorii (pemimpin prajurit) untuk tinggal di rumah sewaan pribadi (Kis.28:16) yang pasti cukup luas untuk menerima banyak tamu (Kis.28:16). Paulus dibelenggu pada seorang prajurit (Kis 28:20), seperti kebiasaan dalam situasi semacam itu. Namun ia tidak dibatasi dalam hal-hal yang biasa dilakukan. Paulus memprakarsai kontak dengan para pemimpin komunitas Yahudi di kota Roma.

Dalam beberapa kesempatan, ia berbicara selama beberapa jam (dari pagi sampai malam) tentang pesan yang ia beritakan dan berusaha meyakinkan para tamunya bahwa Yesus yang telah disalibkan dan bangkit adalah Mesias. Reaksi terhadap khotbah Paulus berbeda-beda, seperti bisanya beberapa orang Yahudi percaya dan bertobat pada iman kepada Yesus sebagai Mesias, sementara yang lain menolak ajaran Paulus (Kis.28:24-25).

Peran Roh Kudus

Roh Kudus Memberi Kuasa Untuk Bersaksi (Kis. 1 :8)

Tuhan Yesus menjanjikan bahwa murid-murid akan menerima kuasa untuk bersaksi bila Roh Kudus turun atas mereka. Kuasa di tulis dalam bahsa Yunani adalah dunamin. Dunamis, yang dalam bahasa Inggris adalah ‘power’ yang artinya kekuatan atau kemampuan.

Penjelasan sebagai berikut:“Kuasa bukanlah suatu benda yang bisa dikatakan “diberikan” atau “diisikan” terjemahannya mungkin bisa menjadi “kuasa untuk bersaksi”, “kemampuan untuk bersaksi”. Untuk itu, ayat ini dapat diterjemahkan menjadi “Meski demikian Allah akan membuat kalian mampu bersaksi”.(Newman, Barclay M dan .Nida, 2008)

(14)

Volume 3, Nomor 2, Desember 2020

66

Dalam kisah Para Rasul, banyak bukti bahwa setelah turunnya Roh Kudus para murid-murid melakukan pekerjaan dengan penuh kuasa. Mereka berkhotbah dengan kuasa, menyembuhkan orang sakit, mengusir setan-setan,bernubuat, dan membangkitakan orang mati. “Dan dengan kuasa yang besar, rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus.” (Kis 4:33). Dan juga dalam Kis 5:12 berkata “Dan oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda dan mujizat diantara orang banyak.”. Dan hal ini akan mengakibatkan jumlah orang yang percaya bertambah-tambah.

Roh Kudus Melahirkan Gereja Pada Hari Pentakosta (Kis 2:1-41)

Hari raya Pentakosta merayakan permulaan dari panen. Dalam Bilangan 28:26, hari itu disebut hari hulu hasil panen dimana pada hari itu bangsa Yahudi mempersembahkan korban sajian baru kepada Tuhan. Pentakosta dalam Perjanjian Baru menandai permulaan Zaman Roh Kudus. Roh Kudus dijanjikan Tuhan Yesus sebelum Dia naik ke surga. “Aku akan meminta kepada Bapa. Dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.” (Yoh 14:16). Hal ini akan digenapi ketika Yesus naik ke surga dan dan Roh Kudus turun.

Tepat sepuluh hari setelah Yesus naik ke surga, tepatnya pada hari Pentakosta, suatu bunyi tiupan angin keras memenuhi rumah tempat kelompok itu berada. Lidah-lidah api tampak di atas mereka masing-masing dan mereka mulai berbicara dalam bahasa yang bukan bahasa mereka seperti yang diberikan Roh itu kepada mereka masing-masing untuk mengatakannya (Kis. 2:1-4). Pada hari itu, murid-murid mengalami suatu kuasa Roh yang tercurah atas mereka dan yang belum pernah mereka alami sebelumnya. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing

Bunyi Seperti Tiupan Angin Keras (Kis 2:2)

Dalam Pasal 2:2 dikatakan bahwa Tiupan angin keras memenuhi ruangan dimana mereka berdoa. Kita perlu memahami mengapa gambaran angin begitu penting dalam Kisah Para Rasul 2. “Tiba-tiba bunyi seperti tiupan angin kencang datang dari surga dan memenuhi seluruh rumah tempat mereka duduk. ”Itu terdengar sangat mirip dengan kisah Roh Allah yang melayang-layang di atas permukaan bumi pada saat penciptaan. Jelas kedatangan Roh Kudus sebagai angin keras dimaksudkan untuk melambangkan kedatangan kekuatan kreatif Allah untuk meresmikan era baru di mana pria dan wanita harus dibawa ke kehidupan spiritual.

Lukas menyatakan bahwa ada suara tiupan angin kencang. Angin itu tidak tahu darimana datangnya. Kita mendengar dan merasakan efek angin tetapi tidak dapat melihatnya. Demikian

(15)

Volume 3, Nomor 2, Desember 2020

67

juga dengan Roh. Roh Kudus datang dari surga, bukan dari langit, dengan suara angin kencang. Dia memenuhi rumah tempat orang-orang Kristen duduk dan berdoa untuk kedatangannya. Angin melambangkan Roh Kudus, yang memenuhi rumah tempat orang-orang percaya berada. Suara angin menunjukkan kekuatan surgawi, dan tiba-tiba mengungkapkan awal peristiwa supernatural.

Tampak Lidah-lidah Api (Kis 2:3)

Simbol kedua dari Roh Kudus adalah lidah api (Kis 2:3). Apa yang terutama dilambangkan oleh api? Nah, kita kembali ke Perjanjian Lama lagi, dan ketika kita melakukannya kita melihat bahwa seringkali api adalah simbol dari kehadiran Allah. Contohnya adalah dalam Kejadian pasal lima belas, di mana Allah membuat perjanjiannya dengan Abraham. Allah memiliki perjanjian dengan Allah. Allah hadir dan menguatkannya bagi Abraham melalui simbol api (Kej 15:17).

Api Membawa Terang. Kita cenderung lupa bahwa api adalah sumber cahaya karena kita hidup di zaman listrik. Ketika kita memikirkan terang, kita berpikir untuk mematikan saklar dinding dan menyalakan lampu. Di dunia kuno, tidak ada listrik. Jadi cahaya datang oleh matahari atau oleh api. Ketika Roh Kudus turun ke atas murid-murid pada hari Pentakosta, pengalaman pertama yang mereka miliki adalah apa yang kita sebut “penerangan rohani.” Itulah sebabnya Petrus dapat mengkhotbahkan khotbah yang sedemikian meyakinkan. Dia mengerti Perjanjian Lama lebih dari sebelumnya. Dia diberi kemampuan untuk mengkhotbahkannya untuk menerangi orang-orang yang mendengarnya.

Berkata-kata dalam Bahasa Lain (Kis 2:4)

Melalui babtisan dengan roh, mereka semua dijadikan satu tubuh rohani-tubuh Kristus. Dan setelah dipenuhinya dengan Roh, mereka mulai berbicara dengan bahasa lain. Bahasa yang digunakan pada hari pentakosta itu adalah bahasa yang dikenal, yaitu bahasa tempat mereka dilahirkan, seperti dalam Kis 2:8: “Bagaimana mungkin kita kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negri asal kita.” Jadi, mereka tidak mendengar bahasa ajaib. Bahasa roh yang digunakan oleh orang-orang percaya adalah bahasa-bahasa yang dikenal digunakan di daerah-daerah mulai dari Persia di timur sampai Roma di barat. Semangat: angin dan api adalah tanda-tanda eksternal.

Dengan demikian jelaslah, bahwa Roh kuduslah yang melahirkan gereja pada hari Pentakosta. Dan Roh Kudus terus berperan aktif dalam pertumbuhan geraja yang telah terbentuk itu.

(16)

Volume 3, Nomor 2, Desember 2020

68

Dalam Kisah Para Rasul kata “berani” atau “keberanian’ ditemukan 13 kali dan 11 kali keberanian ini berbicara tentang keberanian untuk memberitakan Injil (Kis 4:13, 4:29, 4:31, 9:27, 9:28, 13:46,14:3, 18:26, 19:8, 23:11, 26:26). Hal ini menunjukkan tak dapat dipungkiri bahwa salah satu peranan Roh Kudus adalah memberikan keberanian untuk memberitakan Injil. Salah satu buktinya adalah ketika Petrus dan Yohanes sedang berbicara kepada orang banyak, mereka didatangi imam-imam pengawal, mereka sangat marah karena mereka mengajarkan tentang Yesus dan dalam nama Yesus ada kebangkitan dari orang mati. Kerumunan dimana Petrus dan Yohanes berada untuk memberitakan tentang Yesus sangat menjengkelkan bagi imam-imam, kepala pengawai Bait Allah, dan orang-orang Saduki yang mempunyai kuasa untuk mengatur bait Allah. Sehingga mereka ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Dan keesokan harinya diperhadapkan dalam sidang.

Keberadaan Petrus dan Yohanes dipandang akan membahayakan status mereka, sehingga mereka bermaksud dengan segera menghentikan gerakan ini, maka mereka menangkap Petrus dan Yohanes. Namun terdapat perbedaan sikap antara pemimpin agama-agama itu dengan sikap orang banyak itu terhadap ajaran Petrus. Hal ini dapat kita lihat dari banyaknya jumlah orang banyak itu bertobat, jumlah orang yang percaya kepada Kristus pada saat itu telah menjadi lima ribu orang.

Roh Kudus Sumber Bimbingan (Kis 8:29)

Pergerakan Injil ke Samaria berpusat pada pelayanan Filipus, seperti yang telah kita lihat. Filipus adalah salah satu dari tujuh diaken yang telah dipilih untuk melakukan pekerjaan pelayanan penting di gereja Yerusalem, tetapi tidak lama kemudian ia menjadi penginjil yang efektif juga. Malaikat Tuhan menyuruh dia ke padang pasir yang membentang ke selatan dari Yerusalem menuju Gaza.

Malaikat Tuhan datang memberi perintah kepada Filipus agar pergi ke jalan yang menuju kota Gaza (Kis 8:26). Lalu kata Roh kepada Filipus; “Pergilah kesitu dan dekatilah kereta itu!” (Kis 8:29). Dan Roh Kudus menunjukkan kepada Filipus apa sebabnya ia harus pergi ke jalan itu. Sebab di jalan inilah sida-sida Etiophia berjalan. Dan dia sedang membaca Yesaya 53.

Bukti ketaatan Filipus terhadap bimbingan Roh Kudus dapat juga kita ketahui bahwa ketika itu Filipus sedang mengadakan pelayanan pemberitaan Injil yang berhasil kepada kerumunan orang besar Samaria (Kis 8:5-8), namun ia dengan taat meninggalkan pelayanan itu untuk pergi ke sebuah jalan sunyi. Karena Filipus taat terhadap bimbingan Roh Kudus ini, maka Etiopia terbuka menerima Injil.

(17)

Volume 3, Nomor 2, Desember 2020

69 Kesimpulan

Adapun yang menjadi kesimpulan dalam penelitian ini adalah:

Pertama, Dalam pertumbuhan gereja mula-mula, dapat dimengerti bahwa pada saat itu belum terdapat organisasi-organisasi formal, program-program, ataupun komite-komite lain. Orang-orang percaya hanya mematuhi perintah Kristus untuk untuk dipenuhi dengan Roh Kudus yang menyediakan kuasa untuk membuat mereka efektif dalam misi bersaksi dan memberitakan Injil kepada orang-orang lain. Pertumbuhan gereja sungguh pesat selama mereka benar-benar bergantung kepada satu-satunya kuasa yaitu Roh Kudus. Tanpa kuasa, setiap individu tidak memiliki kuasa dalam menghadapi konflik dunia ini. Roh Kudus adalah Sentral dalam Kitab Kisah Para Rasul.

Kedua, Setiap kejadian-keadian dalam Kisah Para Rasul merupakan rencana ekspansi Allah dalam gereja.

Ketiga, Para rasul-rasul bergerak memberitakan Injil setelah mereka dipenuhi oleh Roh Kudus. Tuhan Yesus melarang mereka meninggalkan Yerusalem sampai mereka dipenuhi oleh Roh Kudus. Kis 1:4-5: “Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang demikian kata-Nya telah kamu dengar dari pada-Ku. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus."

Keempat, Pertumbuhan gereja di Kisah Para Rasul tidak lepas dari masalah-masalah atau penganiayaan. Akan tetapi para rasul, murid-murid, dan orang-orang percaya tetap kuat dan terus memberitakan Injil dengan pertolongan dari Roh Kudus. Meskipun nyawa mereka terancam, dan banyaknya rencana-rencana yang ingin menggagalkan pemberitaan Injil, tetapi oleh Roh Kudus memberikan keberanian bagi gereja-Nya untuk tetap memberitakan firman Tuhan sehingga dengan berani dan terus terang gereja-Nya dapat memberitakan firman.

Kelima, Roh Kudus selalu membimbing rasul-rasul, murid-murid, dan orang-orang percaya untuk melakukan segala sesuatunya sehingga gereja dapat mengalami pertumbuhan hingga ke Roma.

Keenam, Roh Kudus mempersiapkan dan memperlengkapi para misionaris dan orang-orang cakap untuk tugas pemberitaan Injil. Sehingga gereja dapat terus bertumbuh lewat pemberitaan Injil.

Ketujuh, Roh Kudus adalah utusan Allah untuk memperkenalkan, mengawasi atau mengendalikan, memberikan kemampuan, dan mewujudkan tujuan Allah dalam program untuk mendirikan gereja atau jemaat.

(18)

Volume 3, Nomor 2, Desember 2020

70

Kedelapan, Bahwa dalam pertumbuhan gereja mula-mula, Roh Kudus memegang peranan tertinggi. Roh Kudus memberikan keberanian dalam memberitakan Injil, Roh Kudus membimbing para rasul, Roh Kudus memilih orang-orang yang cakap dalam pelayanan.

Saran

Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah:

Pertama, Seperti rasul-rasul dan orang percaya dalam gereja mula-mula agar orang-orang percaya di dalam gereja juga dipenuhi oleh Roh Kudus untuk dapat melakukan tugas panggilannya yaitu menjadi agen pelaksana penyelamatan Allah di dunia ini. Seperti halnya gereja mula-mula, setiap orang yang dipercayakan untuk melayani Tuhan adalah orang-orang yang penuh dengan Roh Kudus. Sama halnya dalam pemilihan tujuh pelayan di Yerusalem, mereka memilih pelayan yang penuh dengan Roh Kudus .

Kedua, Gereja memberikan tempat yang seluas-luasnya bagi Roh Kudus untuk melaksanakan kehendak-Nya di dalam gereja tanpa dibatasi oleh keinginan-keinginan manusia dan program-progam gereja. Sehingga Roh Kudus dapat melakukan kehendak-Nya dengan leluasa. Peranan Roh Kudus dalam petumbuhan gereja tidak dapat digantikan oleh teknologi, ilmu pengetahuan, program-program, dan lain sebagainya. Karena itu biarlah gereja peka terhadap tuntunan dan bimbingan Roh Kudus sebagai pemimpin dalam gereja.

Ketiga, Gereja harus menyadari panggilannya untuk menyampaikan Injil tanpa dibatasi ruang. Bukan saja hanya jemaat lokal tetapi juga orang-orang di tempat lain yang membutuhkan Injil. Gereja harus mampu mengutus misionaris-misionaris baik di dalam maupun ke luar negri seperti halnya yang dilakukan gereja mula-mula.

KEPUSTAKAAN

Corner, K. J. (2004). Jemaat dalam Perjanjian Baru. Gandum Mas. Erickson, M. J. (2002). Teologi Kristen. Gandum Mas.

Fee, G. d. (2004). Paulus, Roh Kudus dan umat Allah. Gandum Mas.

Halim, M. (2012). Gereja di tengah-tengah perubahan dunia. Gandum Mas. Jensen, I. L. (2000). Kisah Para Rasul. Kalam Hidup.

LAI. (2014). LAI.

Liu, Y. (2011). Karunia-Karunia Roh Kudus Sebagai Faktor Pendorong (Promoting Factor) Pertumbuhan Gereja. Jurnal Antusias, 1(1), 1–16.

(19)

Volume 3, Nomor 2, Desember 2020

71

McIntosh, G. L. (2012). Biblical Church Growth. Gandum Mas. Newman, Barclay M dan .Nida, E. A. (2008). Kisah Para Rasul. LAI. Peters, George, W. (2013). Teologi Pertumbuhan Gereja. Gandum Mas. Pildo, J. (2014). Gereja yang dibangangun dengan bertelut. iNi-MeDIA. Sanders, O. . (2012). Roh Kudus Penolong kita. Yayasan Bina Kasih.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini bahwa ada hubungan antara kemampuan menyelesaikan tugas dengan hasil belajar peserta

Melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan kebijakan Daerah urusan bidang ideologi dan kewaspadaan, wawasan kebangsaan, politik dalam negeri, ketahanan

Hasil dari penelitian yang dilakukan di Puskesmas Rawat Inap Kemiling dan praktik bidan kecamatan Kemiling Bandar Lampung untuk Distribusi frekuensi kejadian

Lama pemaparan tersebut merupakan pemakaian efektif anti nyamuk elektrik maka hasil yang diperoleh menunjukkan rata-rata berat organ hepar yang lebih besar daripada

Statistik inferensial lazim dikenal pula dengan istilah statistik induktif, statistik lanjut, statistik mendalam, atau inferential statistics, adalah statistik yang

Oleh karena itu, murid prasekolah dapat dikatakan masih sangat bergantung (dependent) terhadap guru dalam melakukan segala aktifitasnya di kelas. Pengalaman

lingkup Sub. Penyedia pelaksanaan bawahan atas permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan kegiatan pada Sub. Bidang Pembukuan dipimpin oleh Kepala Bidang yang memiliki

)iskresi yang dimiliki oleh seorang kepala daerah untuk menentukan keputusan didaerahnya, yang mana keputusan itu mendesak untuk dilakukan seringkali tidak dilakukan