SANITASI PERMUKIMAN
TAHUN 2014
STRATEGI SANITASI
KABUPATEN/KOTA
(SSK)
KABUPATEN LABUHANBATU
Provinsi Sumatera Utara
Disiapkan oleh:
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 i KATA PENGANTAR BUPATI LABUHANBATU
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas berkat dan rahmatNya lah Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu telah dapat diselesaikan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu. Kabupaten Labuhanbatu merupakan salah satu kota/kabupaten peserta Program Nasional Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) pada tahun 2014. Buku Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu ini tersusun sebagai kelanjutan terselesaikannya Buku Putih Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu di tahun 2014. Buku ini memuat isu-isu strategis bidang sanitasi, program dan kegiatan, serta monitoring dan evaluasi pembangunan sanitasi. Penyusunan program dan kegiatan yang termuat dalam buku ini adalah hasil pengkajian kondisi eksisting sanitasi Kabupaten Labuhanbatu seperti yang termuat pada Buku Putih, arah pengembangan kebijakan pembangunan di Kabupaten Labuhanbatu serta analisis kemampuan dan kelemahan pembangunan di bidang sanitasi yang telah berjalan.
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu ini merupakan sebuah dokumen perencanaan pembangunan sektor sanitasi di Kabupaten Labuhanbatu. Pembangunan sanitasi selama ini masih dilaksanakan oleh masing-masing instansi yang berwenang sehingga hasil yang diharapakan sulit tercapai karena masih belum terintegrasi. Terkelolanya sanitasi pemukiman yang baik akan tercapai hanya jika seluruh pembangunan di masing-masing subsector seperti limbah cair, persampahan, drainase lingkungan dan air minum dapat terlaksana dengan terarah, tersinergi dan berkesinambungan dengan baik. Tersusunnya dokumen ini diharapkan mampu memberikan arahan pada seluruh SKPD dalam pembangunan sanitasi di Kabupaten Labuhanbatu serta sebagai dasar penyusunan Memorandum Program Sanitasi sebagai tindak lanjut dari Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman. Namun demikian, kami menyadari bahwa Buku Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu ini masih membutuhkan penyempurnaan, oleh karena itu dengan kerendahan hati, kami sangat mengharapkan saran demi perbaikan dari berbagai pihak yang berkepentingan.
Atas segala sumbangsih yang telah diberikan dalam penyusunan Buku Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu ini, kami ucapkan terima kasih. Kiranya Buku Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu dapat dijadikan rujukan dalam penyusunan Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu, sehingga bermanfaat bagi pembangunan dan pengembangan sektor sanitasi di Kabupaten Labuhanbatu.
Rantauprapat, Desember 2014 BUPATI LABUHANBATU
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 ii RINGKASAN EKSEKUTIF
SSK dimaksudkan untuk memberikan arah yang jelas, tegas dan menyeluruh bagi pembangunan sanitasi dengan tujuan agar pembangunan sanitasi dapat berlangsung secara sistematis, terintegrasi dan berkelanjutan. Sedangkan fungsi dari SSK adalah sebagai bahan acuan sharing peran antar pelaku pembangunan sanitasi, sebagai kendali bagi realisasi pembangunan sanitasi yang berbasis kinerja serta sebagai gambaran umum kebutuhan pendanaan sanitasi tahunan dan jangka menengah. SSK memiliki karakteristik :
1. Disusun oleh, dari dan untuk kabupaten 2. Komprehensif, multisektor dan terintergrasi 3. Berdasarkan data empiris (aktual)
4. Gabungan pendekatan top down dan bottom up.
Adapun visi sanitasi Kabupaten Labuhanbatu adalah sebagai berikut.
“ Terwujudnya Kabupaten Labuhanbatu yang Bersih dan Sehat Tahun 2018 melalui Pembangunan dan Peningkatan Layanan Sanitasi yang Berkelanjutan “
dengan misi :
Misi Air Limbah Domestik :
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pengelolaan air limbah permukiman.
2. Meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan air limbah permukiman.
3. Meningkatkan sumberdaya lokal dalam pengelolaan air limbah permukiman.
4. Meningkatan dan mengembangkan alternatif sumber pendanaan dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah permukiman.
5. Menyiapkan kerangka regulasi dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah permukiman.
Misi Persampahan :
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pengelolaan sampah. 2. Meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan sampah 3. Mengurangi timbulan sampah dalam rangka pengelolaan sampah berkelanjutan. 4. Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan sistem pengelolaan persampahan. 5. Meningkatkan kemampuan manajemen dan kelembagaan dalam sistem pengelolaan
persampahan sesuai dengan prinsip good and cooperative governance.
6. Meningkatkan dan memobilisasi berbagai sumberdaya dalam pengelolaan Sampah. Misi Drainase :
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana drainase
2. Meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan drainase 3. Meningkatkan sumberdaya lokal dalam pengelolaan drainase
4. Menciptakan peraturan yang terkait dengan pengelolaan drainase.
5. Mendorong peningkatan kemampuan pembiayaan bagi pembangunan drainase menuju kearah kemandirian daerah
6. Mendorong peningkatan peran dunia usaha dan Perguruan Tinggi melalui penciptaan iklim yang kondusif bagi pengembangan sarana dan prasarana penyehatan Lingkungan Permukiman.
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 iii Pemerintah Daerah dan Masyarakat dalam pembangunan penyehatan lingkungan Permukiman.
Misi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) :
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat melalui pemberdayaan masyarakat
2. Menciptakan peraturan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
3. Mendorong peningkatan kemampuan pembiayaan untuk peningkatan kegiatan PHBS. 4. Mendorong peningkatan peran dunia usaha dan Perguruan Tinggi dalam peningkatan
PHBS.
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik
Tujuan Sasaran Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
Menyusun Masterplan Air
Limbah Domestik Tersusunnya Masterplan Air Limbah Domestik pada Tahun 2016
Dokumen
Perencanaan Master Plan Air Limbah Domestik
Invetarisasi IPAL Komunal
Menyusun Regulasi pengelolaan Air Limbah Domestik
Tersusunnya Regulasi Air Limbah Domestik pada Tahun 2017
Perda Pengelolaan Air
Limbah Domestik Meningkatkan pelayanan air limbah domestik
Meningkatkan kualitas pelayanan sub sektor Air Limbah Domestik
Terwujudnya pelayanan sub sektor air limbah domestik pada Tahun 2017
Meningkatnya Pelayanan sub sektor air limbah domestik
Pembangunan IPAL Komunal dan IPLT melalui DAK Sanitasi
Peningkatan pengetahuan masyarakat dan kesadaran akan pentingnya pembangunan saluran air limbah domestik dan septik tank sesuai persyaratan teknis.
Terwujudnya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pembangunan saluran air limbah domestik dan septik tank pada Tahun 2016
Kesadaran Masyarakat Meningkat di Kabupaten
Labuhanbatu
Sosialiasi melalui media, kader-kader di Puskesmas dan sanitarian untuk memanfaatkan sarana dan prasarana sanitasi yang aman
Tersedianya lahan untuk pembangunan IPLT dan IPAL Komunal
Tersedianya IPLT dan lahan di lingkungan masyarakat untuk pembangunan IPAL komunal sampai Tahun 2018 dan 2019
Terbangun dan beroperasinya IPLT dan IPAL komunal
Inventarisasi Lahan yang tidak produktif untuk penyediaan Lahan Penyadaran masyarakat untuk penyediaan lahan pembangunan IPLT dan IPAL komunal
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Persampahan
Tujuan Sasaran Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
Meningkatnya armada
truk pengangkut sampah Terciptanya pelayanan persampahan peningkatan pada Tahun 2016
Bertambahnya jumlah armada truck pengakut sampah
Penambahan Anggaran Belanja Operasinal dan Pengadaan Truck Sampah
Penambahan Transfer
Depo Terwujudnya peningkatan Pelayanan pengelolaan persampahan pada Tahun 2016
Bertambahnya jumlah
Transfer Depo Penambahan Anggaran Belanja Operasinal dan Pengadaan Transfer Depo
Mendorong tersusunnya Perda Pengelolaan Persampahan Tersusunnya Perda Pengelolaan Persampahan pada Tersedianya Perda Pengelolaan Persampahan Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan sampah
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 iv
Tujuan Sasaran Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
Tahun 2016
Tersusunnya Regulasi tentang pengelolan persampahan pada Tahun 2017 Tersedianya Regulasi tentang Pengelolaan Persampahan untuk menunjang program pengurangan dan penanganan sampah di masyarakat melalui penyusunan Perda / Regulasi Pengelolaan Persampahan (teknis) Meningkatkan partisipasi sektor swasta dalam penanganan sampah di TPA melalui penyusunan Perda / Regulasi Pengelolaan Persampahan Meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan sampah rumah tangga Terwujudnya pemilahan sampah berbasis rumah tangga akan tercapai 50% Tahun 2018
Program pemilahan sampah berbasis rumah tangga/masyarakat
Meningkatkan kerjasama sektor swasta dalam pengelolaan sampah agar mengurangi pencemaran sungai dan badan air swasta
Mengurangi pencemaran
sungai dan badan air Terwujudnya program Kali Bersih pada DAS di Kab. Labuhanbatu pada Tahun 2018
Program Kali Bersih 1. Penambahan sarana dan prasarana untuk meningkatkan
implementasi 3 R di masyarakat agar pencemaran sampah ke sungai dan badan air berkurang
Mendorong terbentuknya kerja sama dengan Sektor swasta dalam pengolahan sampah di TPA dan Masyarakat/KSM/ bank Sampah dalam pengelolaan sampah Kerjasama pengelolaan sampah 3R dengan pihak swasta lebih ditingkatkan pada Tahun 2016
Program 3R di TPA
Meningkatkan sarana dan prasarana pengelolaan sampah
Meningkatnya anggaran sarana dan prasarana pengelolaan sampah sampai Tahun 2018 Penambahan sarana dan prasarana persampahan di kecamatan Perubahan sistem pengelolaan dan manajemen persampahan
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainse Perkotaan
Tujuan Sasaran Strategi
Pernyataan sasaran Indikator sasaran
Menyusun Masterplan
Drainase Tersusunnya Masterplan Drainase pada Tahun 2015 Dokumen Masterplan Drainase Inventarisasi daerah genangan sehingga penanganan masalah drainase akan lebih terarah
Meningkatkan kualitas
pelayanan sub sektor drainase perkotaan
Peningkatan penyediaan saluran drainase kawasan perkotaan dan daerah genangan sampai Tahun 2018
Penyediaan anggaran pembangunan saluran drainase Melakukan pembangunan dan pemeliharaan drainase berwawasan lingkungan skala kawasan di daerah Terlaksananya pemeliharaan Tersedianya
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 v
Tujuan Sasaran Strategi
Pernyataan sasaran Indikator sasaran
saluran drainase kawasan perkotaan dan daerah genangan sampai Tahun 2018
anggaran pemeliharaan saluran drainase
genangan
Peningkatan pengetahuan masyarakat dan kesadaran dalam pemanfaaatan dan pemeliharaan drainse
Terwujudnya peningkatan pengetahuan masyarakat dan kesadaran dalam pemanfaaatan dan pemeliharaan drainase pada Tahun 2016 Kesadaan masyarakat meningkat pada pengembangan jangka menengah Mengoptimalkan kegiatan sosialisasi dan informasi pengelolaan drainase, kegiatan Jumat bersih
Meningkatkan pembiayaan melalui dana APBD Kabupaten dan kemitraan
Terwujudnya kerjasama kemitraan antara
pemerintah daerah dengan swasta/lembaga/program pada Tahun 2016 Kemitraan untuk mendukung kegiatan dalam jangka menengah Meningkatkan kerjasama dengan Pengembang dan PNPM dalam pengelolaan drainase Tersedianya lahan untuk
pembangunan drainase Terwujudnya pengadaan lahan untuk pembangunan saluran drainase sampai Tahun 2018
Tersedianya lahan untuk pembangunan drainase untuk jangka panjang
Penyadaran masyarakat untuk menyediakan lahan drainase
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan PHBS Terkait Sanitasi (Tatanan Rumah Tangga)
Tujuan Sasaran Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
Membangun kesadaran masyarakat tentang PHBS
Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam
pengelolaan limbah domestik pada Tahun 2019
Program Peningkatan kesadaran
masyarakat terhadap pengelolaan air limbah domestik
Meningkatkan cakupan rumah sehat bagi masyarakat
Tercapaianya pengurangan membakar sampah sebesar 50% pada Tahun 2018 Program Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam CTPS sebesar 85 % pada Tahun 2018
Program Peningkatan kesadaran
masyarakat terhadap kebiasaan CTPS
Sosialiasi melalui media elektronik dan cetak
Meningkatnya jumlah Jamban
Stimulan Meningkatnya masyarkat untuk tidak BABs kesadaran Tahun 2017
Berkurangnya
masyarkat BABs Pelaksanaan program STBM secara rutin dan berkelanjutan
Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan PHBS Terkait Sanitasi (Tatanan Sekolah)
Tujuan Sasaran Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
Meningkatkan pelayanan sanitasi pada peserta didik
Tersedianya sarana sanitasi sekolah sebesar 50% dari jumlah sekolah pada Tahun 2017 Tersedianya fasilitas sanitasi di sekolah Peningkatan pengetahuan siswa tentang PHBS dan implementasinya di masyarakat
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 vi
Tujuan Sasaran Strategi
Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran
sekolah sebesar 25% dari jumlah sekolah pada Tahun 2017
CTPS di sekolah
Meningkatnya jumlah TPS di
sekolah Meningkatnya siswa untuk membuang kesadaran sampah pada tempatnya Tahun 2018
Berkurangnya
sampah sekolah Penyediaan Tempat sampah oleh Pemerintah Kabupaten dan Pihak Swasta
RINGKASAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN SANITASI JANGKA MENENGAH TAHUN 2015 S/D 2019
NO
KOMPONEN
Indikasi Biaya (juta rupiah) Sumber Pendanaan/Pembiayaan (juta rupiah 2015 2016 2017 2018 2019 Jumlah KAB. PROV. APBN SWA.
/CSR MASY. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 A. KOMPONEN AIR LIMBAH DOMESTIK 1.360 2.230 1.990 7.000 7.020 19.600 4.600 15.000 B. KOMPONEN PERSAMPAHAN 1.010 5.890 2.550 2.820 3.230 15.500 5.000 10.500 C. KOMPONEN DRAINASE LINGKUNGAN 26.300 36.850 27.800 27.600 15.650 134.200 119.200 5.000 10.000 D. PHBS TERKAIT SANITASI 1.940 1.160 2.470 1.840 1.840 9.250 4.750 4.500 JUMLAH TOTAL 30.610 46.130 34.810 39.260 27.740 178.550 133.550 5.000 40.000 Rantauprapat, Desember 2014
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
RINGKASAN EKSEKUTIF ... ii
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR PETA ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR ISTILAH ... xi BAB I PENDAHULUAN ... I - 1 1.1 Latar Belakang ... I - 1 1.2 Maksud dan Tujuan ... I - 3 1.3 Metodologi ... I - 3 1.4 Posisi SSK dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan
Lain ... I - 7 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI... II - 1 2.1 Visi Misi Sanitasi ... II - 1 2.2 Tahapan Pengembangan Sanitasi... II - 4 2.3 Perkiraan Pendanaan Sanitasi ... II – 13 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI... III - 1
3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah
Domestik... III - 1 3.2 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Persampahan... III - 2 3.3 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Drainase
Perkotaan... III - 5 3.4 Tujuan, Sasaran, dan Strategi PHBS terkait Sanitasi... III - 6 BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN
SANITASI...... IV - 1 4.1 Ringkasan Program dan Kegiatan Sanitasi... IV - 1 4.2 Program Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik... IV - 3 4.3 Program Kegiatan Pengembangan Persampahan... IV - 8 4.4 Program Kegiatan Pengembangan Drainase Perkotaan... IV - 10 4.5 Program Kegiatan Pengembangan PHBS terkait Sanitasi... IV - 13 BAB V STRATEGI MONEV ... V - 1
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu ... II-1 Tabel 2.2 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik
Kabupaten Labuhanbatu... ... II-8 Tabel 2.3 Tahapan Pengembangan Persampahan
Kabupaten Labuhanbatu... II-10 Tabel 2.4 Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan
Kabupaten Labuhanbatu... II-13 Tabel 2.5 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten
Labuhanbatu untuk sanitasi... II-15 Tabel 2.6 Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Labuhanbatu
Untuk Sanitasi ke depan... II-16 Tabel 2.7 Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Labuhanbatu
untuk operasional/ pemeliharaan sanitasi... II-16 Tabel 2.8 Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Labuhanbatu
untuk kebutuhan operasional/ pemeliharaan aset terbangun
hingga Tahun 2019 sanitasi... II-18 Tabel 2.9 Perkiraan kemampuan APBD Kabupaten Labuhanbatu
Dalam mendanai program/ kegiatan SSK... II-19 Tabel 3.1 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan
Air Limbah Domestik... III-2 Tabel 3.2 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Persampahan... III-4 Tabel 3.3 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Drainase Perkotaan... III-6 Tabel 3.4 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan PHBS terkait sanitasi
(Tatanan Rumah Tangga)... III-7 Tabel 3.5 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan PHBS terkait sanitasi
(Tatanan sekolah)... III-8 Tabel 4.1 Ringkasan Indikasi Kebutuhan Biaya dan Sumber Pendanaan dan
Atau Pembiayaan Pengembangan Sanitasi untuk 5 Tahun... IV-2 Tabel 4.2 Tabel Program dan Kegiatan Air Limbah Domestik 2015 - 2019... IV-5 Tabel 4.3 Tabel Program dan Kegiatan Persampahan 2015 - 2019... IV-9 Tabel 4.4 Tabel Program dan Kegiatan Drainase Perkotaan 2015 – 2019... IV-11 Tabel 4.5 Tabel Program dan Kegiatan Pengelolaan PHBS terkait Sanitasi
2015 – 2019... IV-13 Tabel 5.1 Matriks Monitoring dan Evaluasi Implementasi... V-4 Tabel 5.2 Mekanisme Monev Implementasi SSK... V-6
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 ix
DAFTAR PETA
Peta 2.1 Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik... II-7 Peta 2.2 Peta Tahapan Pengembangan Persampahan... II-9 Peta 2.3 Peta Tahapan Pengmbangan Drainase Perkotaan... II-12
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bagan Alir Penyusunan SSK Kabupaten Labuhanbatu ... II-2 Gambar 1.2 Posisi SSK dengan Dokumen Perencanaan Lainnya... II-38
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 xi
DAFTAR ISTILAH
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
BABS : Buang Air Besar Sembarangan
Bappeda : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
BPMPD/K : Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa/Kelurahan
BPS : Badan Pusat Statistik
CSR : Corporate Social Responsibility
CTPS : Cuci Tangan Pakai Sabun
Dispaskeb : Dinas Pasar dan Kebersihan
BLH : Badan Lingkungan Hidup
DPKKAD : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Aset Daerah
DPL : Diatas Permukaan Air Laut
DSS : Diagram Sistem Sanitasi
EHRA : Environment and Health Risk Assessment
Enu : Enumerator (petugas pengumpulan data)
FGD : Focus Group Discussion
GIS : Geographical Information System
IPAL : Instalasi Pengolahan Air Limbah
IPLT : Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Kemenkes : Kementerian Kesehatan
STBM : Sanitasi Total Bebasis Masyarakat
TPA : Tempat Pemrosesan Akhir
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 I - 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANGPembangunan sanitasi membutuhkan komitmen dari semua pihak dan harus dilakukan dengan serius. Keseriusan perbaikan kondisi sanitasi tercantum dalam Millennium
Development Goals (MDGs) yang mensyaratkan peningkatan akses masyarakat terhadap
sarana sanitasi separuh dari porsi penduduk yang tanpa akses sanitasi. Indonesia memiliki sistem sanitasi terburuk ke - 3 di Asia Tenggara. Kurangnya akses masyarakat terhadap sarana sanitasi menyebabkan lebih dari 25% masyarakat Indonesia masih membuang limbahnya secara langsung ke sungai, tempat terbuka dan sebagainya, yang sangat potensial mencemari lingkungan. Untuk mencapai target MDGs tersebut, pemerintah menetapkan target yang cukup tinggi dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 - 2014. Target di tahun 2014 tidak ada praktik buang air besar sembarangan, rumah tangga perkotaan sudah dilayani oleh sistem manajemen persampahan yang baik dan dari sub sektor drainase adanya pengurangan genangan air di kawasan strategis perkotaan seluas 1.236.582,66 hektar. Guna tercapainya target tersebut, Pemerintah Pusat mengarahkan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melakukan pembangunan sektor sanitasi secara terintegrasi dan menyeluruh.
Dalam kerangka koordinasi tersebut, dibentuklah organisasi dalam berbagai tingkatan pemerintahan. Di tingkat pusat dibentuk Tim Teknis Pembangunan Sanitasi (TTPS) yang beranggotakan BAPPENAS, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Negara Perumahan Rakyat, Kementerian Keuangan, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Perdagangan dan Perindustrian dan Kementerian Kesehatan. Di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dibentuk Kelompok Kerja Sanitasi (Pokja Sanitasi) yang beranggotakan para pemangku kepentingan. Kelompok Kerja Sanitasi (Pokja Sanitasi), diharapkan dapat berfungsi sebagai unit koordinasi perencanaan, pengembangan, pelaksanaan dan pengawasan serta monitoring pembangunan sanitasi dari berbagai aspek. Pokja Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu secara legal formal dibentuk dengan Surat Keputusan Bupati Labuhanbatu Nomor 050/268/PEMB/2013 Tanggal 09 September 2013, kemudian diperbaharui dengan Surat Keputusan Bupati Labuhanbatu Nomor 050/266.1/PEMB/2014 Tanggal 15 Agustus 2014 yang terdiri dari Tim Koordinasi/Pengarah, Tim Kelembagaan dan Pendanaan, Tim Perencanaan, Tim Teknis, Tim Penyehatan Lingkungan, Komunikasi, dan Pemberdayaan Masyarakat serta Tim Monitoring dan Evaluasi.
Pokja Sanitasi yang terbentuk ini mempunyai tugas yang cukup berat yaitu tersusunnya dokumen sanitasi berupa Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Labuhanbatu dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) Kabupaten Labuhanbatu yang berisikan strategi
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 I - 2 penanganan sanitasi di Kabupaten Labuhanbatu. Dengan demikian, terbentuknya Pokja Sanitasi di Kabupaten Labuhanbatu diharapkan akan dapat menyelesaikan tugasnya sehingga pada gilirannya nanti dapat menghindarkan terjadinya penanganan sanitasi secara parsial dan menggantikannya dengan penanganan sanitasi secara terencana menyeluruh dan terintegrasi.
Strategi merupakan pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Proses penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu mengggunakan analisis SWOT. Pada dasarnya analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan tantangan (threat).
Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) merupakan dokumen rencana strategis yang memiliki jangka menengah, disusun untuk percepatan pembangunan sanitasi di kabupaten serta berisi potret kondisi sanitasi saat ini (profil sanitasi), rencana strategis dan rencana tindak. Berdasarkan pengertian tersebut, maka SSK merupakan gabungan antara profil sanitasi yang tersusun dalam dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS) dan dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK). Penyusunan SSK merupakan serangkaian kegiatan pembangunan sanitasi di kabupaten/kota yang merupakan tindak lanjut dari BPS dan dasar penyusunan Memorandum Program Sanitasi (MPS).
SSK dimaksudkan untuk memberikan arah yang jelas, tegas dan menyeluruh bagi pembangunan sanitasi dengan tujuan agar pembangunan sanitasi dapat berlangsung secara sistematis, terintegrasi dan berkelanjutan. Sedangkan fungsi dari SSK adalah sebagai bahan acuan sharing peran antar pelaku pembangunan sanitasi, sebagai kendali bagi realisasi pembangunan sanitasi yang berbasis kinerja serta sebagai gambaran umum kebutuhan pendanaan sanitasi tahunan dan jangka menengah. SSK memiliki karakteristik :
1. Disusun oleh, dari dan untuk kabupaten 2. Komprehensif, multisektor dan terintergrasi 3. Berdasarkan data empiris (aktual)
4. Gabungan pendekatan top down dan bottom up.
Untuk menghasilkan SSK sebagaimana disebutkan di atas, maka diperlukan suatu kerangka kerja sebagai dasar acuan penyusunan SSK dengan tujuan memberikan dasar hukum yang jelas sehingga dapat diimplementasikan. Kerangka kerja SSK Kabupaten Labuhanbatu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen SSK. Kerangka kerja tersebut memberi pedoman pelaksanaan untuk memperoleh output yang tercantum dalam substansi dokumen SSK. Adapun substansi dari dokumen SSK diantaranya adalah :
1. Visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan sanitasi 2. Zona dan sistem layanan sanitasi
3. Isu-isu strategis dalam pengelolaan sanitasi 4. Strategi pembangunan sanitasi
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 I - 3 5. Program dan kegiatan jangka menengah dan tahunan.
Secara garis besar kerangka pembangunan sanitasi di dalam SSK diawali dengan penyiapan kerangka pengembangan sanitasi, penetapan strategi percepatan pembangunan sanitasi, penyusunan program dan kegiatan serta finalisasi SSK. Keseluruhan kerangka proses penyusunan SSK tersebut, harius dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan seluruh stakeholder terkait. Pembangunan sanitasi yang berjangka panjang dengan kompleksitas permasalahan yang ditimbulkan memang menuntut pembangunan yang berjangka panjang dan menengah (multiyears). Oleh karena itu, SSK yang tersusun harus benar-benar merumuskan dengan jelas tujuan akhir pembangunan sanitasi sebagai tantangan terhadap permasalahan sanitasi yang ada.
Dalam kerangka pembangunan sanitasi melalui program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), SSK berperan sebagai jembatan penghubung antara kompleksitas permasalahan dengan apa yang harus dilakukan. Melalui pendekatan perencanaan strategis, kemana arah dan tujuan serta bagaimana mencapai tujuan pembangunan sanitasi di kabupaten diwujudkan dengan penyusunan SSK. Berdasarkan uraian tersebut maka penyusunan SSK merupakan bagian tak terpisahkan dari program PPSP yang dicanangkan Pemerintah Pusat bersama dengan Pemerintah Daerah.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dari penyusunan dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) Kabupaten Labuhanbatu, adalah memberikan arah yang jelas, tegas dan menyeluruh bagi pembangunan sanitasi dengan tujuan agar pembangunan sanitasi dapat berlangsung secara sistematis, terintegrasi, inovatif, partisipatif, dan berkelanjutan.
Tujuan dari penyusunan dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) Kabupaten Labuhanbatu, adalah :
1. Sebagai pedoman bagi pembangunan sanitasi Kabupaten Labuhanbatu pada tahun-tahun berikutnya;
2. Sebagai kerangka kerja Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) dalam menentukan arah dan kebijakan pembangunan sanitasi;
3. Sebagai dasar penyusunan program dan kegiatan jangka menengah dan jangka tahunan 4. Sebagai pedoman bagi stakeholder yang terlibat dalam rangka upaya mendukung dan
berpartisipasi dalam pembangunan sanitasi.
1.3 METODOLOGI
Di dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) Pokja Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu menggunakan metode sesuai milestone sebagai berikut :
1.3.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data menggunakan berbagai teknik antara lain :
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 I - 4
Field Research (observasi, wawancara responden)
FGD dan indepth interview
1.3.2 Metode
Penyiapan Kerangka Pengembangan Sanitasi ini, Pokja perlu melakukan kegiatan sebagai berikut :
Menetapkan Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota yang mengacu ke Visi dan Misi Kabupaten/Kota, sebagai acuan untuk pembangunan sanitasi jangka menengah (5 tahun).
Menetapkan Rencana Sistem Sanitasi jangka panjang (10-15 tahun) yang memperhatikan; Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten; proyeksi kepadatan penduduk; dan kondisi lingkungan.
Menetapkan Zona Sistem Sanitasi untuk masing-masing sistem sanitasi, yang meliputi sub-sektor air limbah, persampahan, dan drainase. Beberapa kelurahan yang letaknya berdekatan dan memiliki sistem yang sama digabungkan menjadi satu zona sistem sanitasi untuk masing-masing sub-sektor.
Menetapkan tahapan pengembangan sanitasi yang dibagi sesuai dengan jangka waktu Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten/Kota (5 tahun).
Analisis kemampuan daerah untuk pendanaan sanitasi.
Penetapan Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi, Pokja perlu melakukan kegiatan sebagai berikut :
Milestone kedua dalam penyusunan SSK adalah Penetapan Strategi Percepatan
Pembangunan Sanitasi. Di sini, strategi didefinisikan sebagai upaya mencapai tujuan yang terdiri dari berbagai cara atau pendekatan. Mengingat strategi didefinisikan sebagai upaya untuk mencapai tujuan, sebagai langkah awal perlu ditetapkan tujuan yang jelas yang hendak dicapai tentang pengelolaan sanitasi.
Tujuan ini dirumuskan salah satunya berdasarkan hasil dari penetapan Tahapan Pengembangan Sanitasi. Terdapat beberapa pengertian dari Tujuan, satu diantaranya adalah “.. sesuatu yang ingin dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu tertentu, mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis
strategi…”.
Selanjutnya, perlu disusun Sasaran atas tujuan yang hendak dicapai untuk dapat memberikan arahan yang lebih operasional. Sasaran diartikan sebagai “…hasil yang akan dicapai secara nyata oleh suatu organisasi dalam rumusan yang lebih spesifik,
terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan …”.
Berdasarkan Sasaran yang telah ditetapkan, maka strategi untuk mencapainya dapat disusun dengan memperhatikan hasil identifikasi isu-isu strategis di dalam Buku Putih Sanitasi (BPS).
Terdapat berbagai metode untuk merumuskan strategi, diantaranya adalah menggunakan analisis SWOT. Pokja dapat memilih salah satu metode yang paling dikuasai oleh sebagian besar anggota Pokja.
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 I - 5
Program bisa dipahami sebagai kumpulan beberapa kegiatan yang mengarah kepada sebuah perubahan sesuai dengan strategi yang telah disusun. Tidak hanya terbatas pada implementasi fisik, tetapi juga mencakup usaha menjaga keberlangsungan operasi infrastruktur yang ada. Bisa dari sisi keuangan (tersedianya biaya Operasi dan Pemeliharaan – O&M yang memadai), dan/atau meningkatkan kesadaran dan kebutuhan masyarakat akan sanitasi yang baik.
Sebagai contoh, “program peningkatan layanan air limbah di zona sanitasi X dengan sistem terpusat” bisa terdiri dari beberapa kegiatan (teknis dan non-teknis) seperti; (i) menyiapkan masyarakat agar terjadi peningkatan kebutuhan (demand creation) akan sistem air limbah yang baik, (ii) pembentukan Badan Layanan Umum Daerah untuk pengelolaan sistem jaringan dan pengolahan air limbah (diandaikan sebagai prasyarat untuk mendapatkan bantuan dana dari Pemerintah Pusat), (iii) menyiapkan rencana rinci
(Detailed Engineering Design – DED), (iv) penyiapan aturan biaya sambungan rumah
dan retribusi air limbah, (v) implementasi fisik, dan (vi) kampanye untuk sambungan rumah. Sebagai pegangan dalam perumusan berbagai tahapan kegiatan di dalam suatu program pembangunan infrastruktur mengacu kepada akronim SIDLACOM (Survey,
Investigation, Design, Land Acquisition, Contruction, Operation and Maintenance -
Survai, Penelitian, Pembebasan Tanah, Pembangunan, Penggunaan dan Pemeliharaan).
Kegiatan yang sudah disusun (sebagai bagian dari pelaksanaan sebuah program) selanjutnya dibuat indikasi jadwal pelaksanaannya, volume kegiatan tersebut, indikasi biaya yang diperlukan, serta indikasi apakah kegiatan itu dapat didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) atau tidak.
Hasil dari milestone ini menjadi penting karena akan menjadi dasar dan masukan bagi proses pemograman maupun penganggaran rutin dan formal terutama di Pemerintah Kabupaten/Kota.
Finalisasi SSK, Pokja perlu melakukan kegiatan sebagai berikut:
Finalisasi SSK merupakan milestone terakhir dari serangkaian proses penyusunan SSK. Hasil akhir dari milestone ini adalah disahkannya dokumen SSK oleh Bupati/Walikota.
Bagian terpenting milestone ini adalah membangun pemahaman dan persepsi yang sama di lingkungan internal SKPD-SKPD tentang dokumen SSK yang telah disusun, terutama terkait dengan Program dan Kegiatan yang dirumuskan. Hal ini akan menjamin hasil dari SSK masuk di dalam proses penganggaran formal di masing-masing SKPD untuk memastikan implementasi dari strategi yang telah disusun.
Selain pemahaman di lingkungan internal, milestone ini juga mensyaratkan adanya kesamaan pemahaman dan persepsi terhadap strategi pengembangan sanitasi yang disusun (termasuk program dan kegiatannya) dari Pemerintah Provinsi dan Pusat, meskipun proses ini secara lebih rinci akan dilakukan di tahapan Memorandum Program Sanitasi (MPS) Kabupaten/Kota.
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 I - 6
Sebagai catatan, komitmen Pemerintah Kabupaten/Kota yang dinyatakan oleh besaran anggaran yang dialokasikan di dalam APBD menjadi pertimbangan bantuan keuangan dari Provinsi, Pusat atau donor lainnya.
Gambar 1.1 Bagan Alir Penyusunan SSK Kabupaten Labuhanbatu
DA
Pengumpulan Data
Analisis Data Sekunder Studi EHRA
Analisis Data
1 Persepsi SKPD
Pemetaan Area Berisiko Posisi Sanitasi
Potensi, Permasalahan dan
Issue Strategis Analisis Kebijakan Analisis Pembiayaan
Analisis SWOT 2
Output 1. Visi dan Misi Sanitasi
2. Tujuan, sasaran dan Strategi 3. Indikator Capaian
4. Program dan Kegiatan
3
Finalisasi SSK 1. Draf SSK
2. Penyepakatan SSK 4
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 I - 7
1.4 POSISI SSK DAN KAITANNYA DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAIN
Kedudukan SSK terhadap dokumen perencanaan lainnya baik perencanaan tata ruang, perencanaan pembangunan dan perencanaan sektoral dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Dokumen SSK Kabupaten Labuhanbatu bukan berfungsi untuk mengganti perencanaan bidang sanitasi yang tercantum dalam dokumen perencanaan lainnya tetapi berfungsi sebagai jabaran yang lebih rinci berdasarkan kondisi eksisting sanitasi yang tercantum dalam Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Labuhanbatu.
Gambar 1.2 Posisi SSK dengan Dokumen Perencanaan Lain
Perencanaan Tata Ruang Perencanaan Pembangunan Perencanaan Sektoral
- RPJPD - RPIJM
- RTRW - RPJMD - RP3KP
- RDTR - RENSTRA SKPD - RISPAM
- RENCANA RINCI LAINNYA - RENJA SKPD
SSK
RENCANA STRATEGIS PROGRAM DAN KEGIATAN
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 II - 1
BAB 2
KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
2.1 VISI MISI SANITASI
Visi dan Misi merupakan sumber inspiratif bagi pengembangan kegiatan sebuah organisasi, dimana visi dan misi memberikan arah yang jelas dan terukur, sehingga pada akhir periode perencanaan dapat dilakukan evaluasi terukur bagi keberhasilan sebuah program/proyek dan kegiatan. Dalam bidang pembangunan sanitasi, Kabupaten Labuhanbatu telah merumuskan visi dan misi sanitasi yang merupakan hasil dari kolaborasi pemikiran dari berbagai stakeholder terkait. Visi dan Misi sanitasi Kabupaten Labuhanbatu sangat erat kaitannya dengan visi dan misi Kabupaten Labuhanbatu.
Pokja Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu juga telah merumuskan tujuan, indikator dan strategi pengembangan subsektor sanitasi baik dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Rumusan visi, misi, tujuan, sasaran dan trategi sanitasi Kabupaten Labuhanbatu memperhatikan isu-isu strategis yang termuat dalam dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS). Tabel 2.1 di bawah ini, merupakan gambaran tentang Visi Sanitasi dan Misi per-subsektor sanitasi yakni ; sektor air limbah domestik, sektor persampahan, sektor drainase lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta Visi dan Misi Kabupaten Labuhanbatu yang tertuang dalam Dokumen Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Labuhanbatu tahun 2011 - 2015.
Tabel 2.1 Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Visi
Kab. Labuhanbatu Kab. Labuhanbatu Misi Kab. Labuhanbatu Visi Sanitasi Kab. Labuhanbatu Misi Sanitasi
”Labuhanbatu Mandiri 2015 Menuju
Labuhanbatu Sejahtera 2020”.
1. Meningkatakan
kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui pelayanan pendidikan yang merata dan berkualitas. 2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau dan berkeadilan serta memberdayakan masyarakat dan Terwujudnya
Kab. Labuhanbatu yang Bersih dan Sehat Tahun 2018 melalui
Pembangunan dan Peningkatan Layanan Sanitasi yang Berkelanjutan.
Misi Air Limbah Domestik :
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pengelolaan air limbah permukiman.
2. Meningkatkan peran masyarakat dan dunia
usaha dalam
pengelolaan air limbah permukiman.
3. Meningkatkan sumberdaya lokal dalam pengelolaan air limbah permukiman.
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 II - 2 keluarga untuk
mendorong tumbuhnya paradigma hidup sehat, temasuk pengobatan gratis bagi keluarga yang kurang mampu. 4. Meningkatan dan mengembangkan alternatif sumber pendanaan dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah permukiman. 3. Meningkatkan
perekonomian rakyat dengan mendorong pertumbuhan sentra-sentra ekonomi seperti pertanian/perkebunan, industri, perdagangan dan jasa yang
berwawasan
lingkungan, koperasi dan usaha kecil menengah yang didukung oleh peningkatan infrastruktur yang merata untuk pengembangan wilayah maupun kebutuhan investasi. 4. Mewujudkan ketertiban dan keamanan yang kondusif dengan peningkatan kesadaran hukum, paham kebangsaan dan kebudayaan serta kehidupan beragama. 5. Meningkatkan kualitas sumberdaya aparatur dan pelayanan publik menuju terciptanya Good Governance.
5. Menyiapkan kerangka regulasi dalam
penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah permukiman.
Misi Persampahan : 1. Meningkatkan kualitas
dan kuantitas sarana dan prasarana pengelolaan sampah. 2. Meningkatkan peran masyarakat dan dunia
usaha dalam
pengelolaan sampah 3. Mengurangi timbulan sampah dalam rangka pengelolaan sampah berkelanjutan. 4. Meningkatkan
jangkauan dan kualitas pelayanan sistem pengelolaan persampahan. 5. Meningkatkan kemampuan manajemen dan kelembagaan dalam sistem pengelolaan persampahan sesuai dengan prinsip good and cooperative governance. 6. Meningkatkan dan memobilisasi berbagai sumberdaya dalam pengelolaan Sampah
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 II - 3 Misi Drainase : 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana drainase 2. Meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan drainase 3. Meningkatkan sumberdaya lokal dalam pengelolaan drainase 4. Menciptakan peraturan yang terkait dengan pengelolaan drainase. 5. Mendorong peningkatan kemampuan pembiayaan bagi pembangunan drainase menuju kearah kemandirian daerah 6. Mendorong peningkatan peran dunia usaha dan Perguruan Tinggi melalui penciptaan iklim yang kondusif bagi pengembangan sarana dan prasarana
penyehatan Lingkungan Permukiman.
7. Mendorong terciptanya pengaturan
berdasarkan hukum yang dapat diterapkan Pemerintah Daerah dan Masyarakat dalam pembangunan
penyehatan lingkungan Permukiman.
Misi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) : 1. Meningkatkan
kesadaran masyarakat dalam Perilaku Hidup Bersih dan Sehat melalui pemberdayaan
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 II - 4 masyarakat
2. Menciptakan peraturan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. 3. Mendorong peningkatan kemampuan pembiayaan untuk peningkatan kegiatan PHBS. 4. Mendorong peningkatan peran dunia usaha dan Perguruan Tinggi dalam peningkatan PHBS. Sumber : RPJMD Kabupaten Labuhanbatu 2011-2015 dan hasil rumusan Pokja Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu.
2.2 TAHAPAN PENGEMBANGAN SANITASI
Di dalam proses tahapan pengembangan sanitasi ini, Pokja menetapkan strategi pengembangan sanitasi Kabupaten Labuhanbatu tidak terlepas dari ringkasan perencanaan kota/daerah yang memuat potensi dan masalah serta rencana arah pengembangan kota/daerah, seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Labuhanbatu tahun 2010-2015 merupakan dokumen rencana spasial yang membingkai semua kegiatan pembangunan di Kabupaten Labuhanbatu dan masterplan sektor terkait sanitasi (bila sudah ada). Potensi dan masalah pengembangan sanitasi ini meliputi potensi dan masalah yang terkait dengan rencana pengembangan tata ruang, struktur ruang, pola ruang dan fungsi suatu ruang sebagaimana tercantum di dalam RTRW Kabupaten.
Penetapan Sistem dan Zona Sanitasi dilakukan untuk mengidentifikasi sistem sanitasi yang paling sesuai untuk suatu wilayah dan membantu perumusan program dan kegiatan yang paling sesuai dengan kondisi wilayah berdasarkan sistem yang diusulkan.
Sistem Sanitasi adalah suatu proses multi-langkah, dimana berbagai jenis limbah dikelola dari titik timbulan (sumber limbah) ke titik pemanfaatan kembali atau pemrosesan akhir. Sistem sanitasi ditetapkan berdasarkan pertimbangan proyeksi kepadatan penduduk, karakteristik kondisi/fisik lingkungan, risiko sanitasi, dan arah pengembangan wilayah sesuai RTRW. Di dalam satu kabupaten/kota dapat memiliki satu atau lebih sistem sanitasi. Juga cakupan layanan dari sistem sanitasi yang akan diterapkan dinyatakan dengan persentase penduduk terlayani. Sistem sanitasi dan cakupan layanan sanitasi berdasarkan pertahapan implementasi yang akan diwujudkan dalam jangka pendek (1 – 2 tahun), jangka menengah (5 tahun), jangka panjang (10 – 15 tahun) maupun kombinasi antara dua tahapan. Setiap tahapan ini disebut kelompok fungsional karena memiliki teknologi sendiri-sendiri dengan pengelolaan spesifik.
Penentuan tahapan dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang meliputi :
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 II - 5 2. Kondisi ekstrem, adalah desa/kelurahan yang didefinisikan sebagai daerah genangan
akibat pengaruh pasang surut air laut;
3. Wilayah Komersil (CBD) merupakan wilayah yang berfungsi sebagai wilayah perdagangan dan jasa baik untuk saat ini maupun yang akan datang berdasarkan dokumen RTRW;
4. Resiko Kesehatan adalah hasil dari analisa area beresiko, yang mempunyai skor 3 dan 4.
Indikator yang digunakan dalam tahapan pengembangan dokumen strategi sanitasi ini adalah prosentase penduduk terlayani. Diharapkan dalam jangka panjang, semua penduduk akan dapat terlayani oleh program dan kegiatan sanitasi yang dirumuskan dalam dokumen ini.
Sedangkan zona sanitasi menunjukkan dimana “sistem” tersebut akan diterapkan. Penetapan zona sanitasi ini pengembangannya untuk sektor air limbah domestik, persampahan dan drainase lingkungan. Untuk beberapa desa/kelurahan yang letaknya berdekatan dan memiliki sistem yang sama dapat digabungkan menjadi satu zona sanitasi.
2.2.1 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik
Pengelolaan air limbah rumah tangga (grey water) masih disalurkan secara langsung pada saluran drainase lingkungan dan kota tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Sebagaimana halnya kota-kota yang sedang berkembang lainnya, belum ada pemisahan saluran yang jelas antara peruntukan drainase air limpasan hujan dan air limbah. Kondisi ini kemudian menunjukkan situasi rendahnya kualitas infrastruktur yang ada untuk penanganan air limbah domestik di Kabupaten Labuhanbatu. Secara umum saluran pembuangan air limbah domestik di Kabupaten Labuhanbatu masih menjadi masalah, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga tidak memiliki fasilitas saluran pembuangan air limbah (SPAL) yang memenuhi syarat. Menumbuhkan tingkat kesadaran masyarakat yang masih sangat rendah dalam pengelolaan air limbah domestik merupakan tantangan tersendiri di Kabupaten Labuhanbatu disamping faktor rendahnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur yang disediakan oleh pemerintah daerah.
Sistem air limbah yang ada di Kabupaten Labuhanbatu masih dilakukan secara on-site
system (sanitasi sistem setempat). Sistem ini dikelola secara individual oleh masyarakat
melalui sistem pembuangan akhir limbah tanpa sistem dimana dibuang di halaman, kebun, saluran, air/sungai, tegalan, tanah-tanah kosong dengan sistem seperti tanki septik dan cubluk. Pembuangan air limbah masih dilakukan secara individual yaitu sanitasi sistem setempat karena belum ada pembuangan air limbah sistem terpusat (off-site system) yaitu sistem yang menggunakan perpipaan untuk mengalirkan air limbah dari rumah-rumah secara bersamaan dan kemudian dialirkan ke IPAL.
Pada kegiatan perhotelan belum didapatkan data beban pencemaran limbah maupun volume limbah. Sebagian besar dari perhotelan membuang limbah cair ke saluran drainase maupun sungai di wilayah perkotaan dan lainnya diresapkan ke dalam tanah. Di beberapa
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 II - 6 tempat, pada bangunan-bangunan tertentu diwajibkan menyediakan fasilitas Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), seperti : rumah sakit, industri, penginapan dan lain-lain. Fasilitas pengolahan ini sangat dibutuhkan untuk menghindari dampak pencemaran lingkungan hidup.
Secara teknis, cakupan pelayanan pengelolaan air limbah di Kabupaten Labuhanbatu masih sangat rendah berdasarkan hasil studi EHRA tahun 2014, dimana untuk jenis air limbah tinja (black water) yang memiliki fasilitas sanitasi yang menggunakan septik tank individu dan yang menggunakan cubluk. Pada beberapa kawasan padat penduduk, pendirian tanki septik belum memenuhi syarat standar jarak tanki septik dengan sumber air bor/sumur sehingga menimbulkan resiko yang tinggi terhadap kondisi kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi air bersih dengan adanya pencemaran air bawah tanah. Pada kawasan lainnya perilaku buang air besar sembarangan masih cukup tinggi terutama pada kawasan yang berdekatan dengan sungai dan pesisir pantai.
Penentuan wilayah prioritas pengembangan sistem pengelolaan air limbah dengan menggunakan sistem on-site atau off-site secara umum, dilakukan menggunakan beberapa kriteria, yaitu :
Kepadatan Penduduk;
Klasifikasi Wilayah (Perkotaan atau Perdesaan);
Karakteristik Tata Guna Lahan (Center of Business Development /CBD), Komersial atau Rumah Tangga); dan
Resiko Kesehatan Lingkungan.
Kebutuhan sistem pengelolaan air limbah untuk perencanaan pengembangan sistem digambarkan dalam suatu peta yang didasarkan oleh kriteria-kriteria tersebut. Zona dalam peta merupakan dasar bagi Kabupaten Labuhanbatu dalam merencanakan jangka pengembangan pengelolaan air limbah.Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam tahapan pengelolaan limbah domestik Kabupaten Labuhanbatu dibagi kedalam 3 (tiga) zona, sebagai berikut :
Zona I ; pengelolaan limbah domestik menggunakan sistem on-site (setempat) individual sebagai pentahapan jangka pendek, merupakan zona yang memiliki resiko kesehatan yang rendah;
Zona II ; pengelolaan limbah domestik melalui STBM serta Penyediaan MCK++ bagi keluarga yang tidak memiliki jamban pribadi sebagai pentahapan jangka menengah; merupakan zona pelayanan on-site yang diarahkan pada pengembangan sistem komunal;
Zona III ; pengelolaan limbah domestik menggunakan sistem off-site (terpusat) sebagai pentahapan jangka panjang, dimana zona yang saat ini sudah merupakan CBD (Center of Business Development) dan memiliki kepadatan penduduk tinggi.
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 II - 7
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 II - 8 Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, pengelolaan air limbah domestik yang difokuskan terhadap sistem on-site (setempat) dengan target cakupan layanan jangka pendek mencapai 85% dari jumlah penduduk, jangka menengah mencapai 82,5% dari jumlah penduduk dan jangka panjang mencapai 80% dari jumlah penduduk. Pelayanan sistem on-site diarahkan pada pengembangan sanitasi individual (tanki septik) dan cubluk sejenisnya. Sedangkan pengelolaan air limbah domestik yang difokuskan terhadap sistem komunal dengan target cakupan layanan jangka pendek mencapai 7,5% dari jumlah penduduk, jangkah menengah mencapai 15% dari jumlah penduduk dan jangka panjang mencapai 20% dari jumlah penduduk. Pelayanan on-site yang diarahkan pada pengembangan sistem komunal dengan fasilitas sanitasi MCK/MCK++. Lebih lengkapnya tentang target cakupan layanan dapat dilihat dalam Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Labuhanbatu No. Sistem Cakupan Layanan Eksisting* (%)
Target Cakupan Layanan* (%) Jangka
Pendek Menengah Jangka Panjang Jangka
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
A Buang Air Besar Sembarangan (BABS)** 15% 7,5% 2,5% 0%
B Sistem On-site (setempat)
1 Cubluk dan sejenisnya. 17,5% 15% 7,5% 0%
2 Individual (tangki septik) 65% 70% 75% 80%
C Sistem Komunal
1 MCK/MCK++ 2,5% 7,5% 15% 20%
2 IPAL komunal 0% 0% 0% 0%
3 Tangki septik komunal 0% 0% 0% 0%
D Sistem Off-site (terpusat) 0% 0% 0% 0%
Total 100% 100% 100% 100%
*) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh sistem dimaksud atas total penduduk. Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu, 2014 dan Hasil Analisis Pokja Sanitasi.
2.2.2 Tahapan Pengembangan Persampahan
Tahapan dalam pengelolaan persampahan Kabupaten Labuhanbatu dibagi dalam 2 (dua) zona seperti yang termuat dalam Peta 2.2, sebagai berikut :
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 II - 9
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 II - 10
Zona I, pengelolaan persampahan sistem prosentase sampah yang terangkut meliputi ; a) Prioritas dari timbulan sampah dalam jangka pendek, merupakan area yang harus terlayani sebesar 55%, meliputi 2 (dua) kecamatan sebagai wilayah ibukota kabupaten yang terbagi dalam 19 (sembilan belas) desa/kelurahan;
b) Prioritas dari timbulan sampah dalam jangka menengah, merupakan area yang harus terlayani sebesar 70%;
c) Prioritas dari timbulan sampah dalam jangka panjang, merupakan area yang sudah terlayani 100%.
Zona II, pengelolaan persampahan sistem dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum terlayani dalam jangka pendek sebesar 45%. Sedangkan dalam jangka menengah sebesar 30% yang merupakan pengembangan sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat + pemeliharaan dan pengelolaan sampah berbasis RT pengangkutan secukupnya (TPS-TPA).
Pengidentifikasian wilayah pengembangan pelayanan persampahan dilakukan menggunakan 2 (dua) kriteria utama dalam penetapan prioritas penanganan persampahan saat ini yaitu Tata Guna Lahan/Klasifikasi Wilayah (Komersial/CBD, Permukiman, Fasilitas Umum, Terminal, Pasar) dan Kepadatan Penduduk.
Sesuai dengan kondisi di Kabupaten Labuhanbatu yang dimaksud dengan prosentase sampah yang terangkut adalah bila memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut :
1) Penanganan Langsung (direct) : pengumpulan minimal 2 kali dalam 1 minggu;
2) Penanganan Tidak Langsung : pengangkutan harian dari TPS, truk sampah/container dan lain-lain.
Sedangkan yang dimaksud dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum terlayani adalah dikelola individu/berbasis mayarakat dan bersifat lokal. Lebih lengkapnya tentang target cakupan layanan pengembangan persampahan di Kabupaten Labuhanbatu dapat dilihat dalam Tabel 2.3 berikut ini.
Tabel 2.3 Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Labuhanbatu No Sistem Cakupan Layanan Eksisting(1) (%)
Cakupan Layanan (%) Jangka
Pendek Menengah Jangka Panjang Jangka
(a) (b) (c) (d) (e) (f)
A Prosentase sampah yang terangkut 45% 55% 70% 100%
1 Penanganan langsung (direct)(2) 10% 15% 15% 25%
2 Penanganan tidak langsung (indirect)(3) 35% 40% 55% 75% B Dikelola mandiri oleh masyarakat atau belum
terlayani(5)
55% 45% 30% 0%
Total 100% 100% 100% 100%
*) Cakupan layanan adalah persentase penduduk terlayani oleh system dimaksud atas total penduduk. Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu, 2014 dan Hasil Analisis Pokja Sanitasi.
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 II - 11
2.2.3 Tahapan Pengembangan Drainase
Berdasarkan perhitungan menggunakan instrumen SSK menghasilkan pembagian tahapan pengelolaan drainase Kabupaten Labuhanbatu ke dalam zona penanganan jangka pendek dan zona penanganan jangka menengah terhadap genangan. Kriteria yang digunakan dalam penentuan tahapan pengelolaan drainase adalah kepadatan penduduk dan CBD/komersil.
Satu kriteria khusus yang digunakan dalam pengelolaan drainase adalah keberadaan genangan air di kecamatan yang bersangkutan. Terdapatnya genangan air menujukkan indikasi terhambatnya aliran air menuju saluran drainase, baik karena tumpukan sampah, kapasitas tampung yang sudah tidak mencukupi, ataupun dikarenakan adanya kerusakan dalam saluran drainase eksisting. Zona pengelolaan jangka pendek merupakan tahapan yang paling dominan dalam pengelolaan drainase Kabupaten Labuhanbatu.
Untuk menentukan wilayah pengembangan saluran drainase yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah di kecamatan, maka disusunlah prioritas pengembangan sistem drainase. Penentuan daerah prioritas ini disusun berdasarkan kriteria seleksi yang mengacu ke SPM drainase, yaitu : kepadatan penduduk, tata guna lahan, daerah genangan air hujan, dan tingkat resiko kesehatan.
Berdasarkan hasil analisis menggunakan instrumen SSK, penanganan drainase Kabupaten Labuhanbatu difokuskan ke dalam penanganan jangka pendek secara total kecamatan sebesar . . . . Ha dan penanganan jangka menengah secara total kecamatan sebesar …….Ha. Lebih lengkapnya tentang penanganan drainase di Kabupaten Labuhanbatu dapat dilihat dalam Peta 2.3 dan Tabel 2.4 berikut ini.
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 II - 12
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 II - 13
Tabel 2.4 Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan Kabupaten Labuhanbatu No. Kecamatan Luas Genangan Eksisting (Ha)
Luas Genangan (ha) Jangka
Pendek Menengah Jangka Panjang Jangka
(a) (b) (c) (d) (e) (f) 1 Kecamatan ………. 2 Kecamatan ………. 3 Kecamatan ……….. 4 dst Total
Sumber : Buku Putih Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu, 2014 dan Hasil Analisis Pokja Sanitasi.
2.3 PERKIRAAN PENDANAAN PENGEMBANGAN SANITASI
Pendanaan sanitasi di Kabupaten Labuhanbatu untuk sub sektor air limbah domestik mengalami penurunan, sedangkan untuk sub sektor sampah dan drainase terus meningkat dari Tahun 2009 sampai Tahun 2013. Rata-rata pertumbuhan belanja sanitasi setiap tahunnya adalah sub sektor air limbah domestik sebesar ……..%, sub sektor persampahan sebesar … … . . % dan sub sektor drainase sebesar … … . . %. Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk sanitasi rata-rata naik pertahun sebesar ……..% dalam kurun Tahun 2009 - 2013, sedangkan untuk urusan lingkungan hidup terjadi kenaikan rata-rata pertahun sebesar … … . % dari Tahun 2009 - 2013. Adapun untuk lebih jelasnya, berikut ini disajikan Tabel 2.5 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Labuhanbatu untuk Sanitasi.
Dalam RPJMD Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2011 - 2015, proyeksi besaran belanja langsung Kabupaten Labuhanbatu diproyeksikan meningkat dari tahun ke tahun. Selama 5 tahun kedepan dari Tahun 2015 hingga Tahun 2019 total pendanaan untuk belanja langsung Kabupaten Labuhanbatu mencapai Rp. ……….,-. Sedangkan total untuk proyeksi APBD M urni untuk pendanaan sanitasi sebesar Rp. ……….,-. Perkiraan Pendanaan Sanitasi berdasar Komitmen selama 5 tahun kedepan sejumlah Rp. ……….…..,- Berikut disajikan Tabel 2.6 Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Labuhanbatu untuk sanitasi ke depan.
Realisasi pendanaan APBD Kabupaten Labuhanbatu untuk kebutuhan operasional/ pemeliharaan investasi sanitasi pada sub sektor persampahan mengalami kenaikan rata-rata sebesar ……..% dan sub sektor drainase mengalami kenaikan rata-rata-rata-rata sebesar ……..% dari Tahun 2009 - 2013. Berikut ini disajikan Tabel 2.7 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kabupaten Labuhanbatu untuk Operasional/Pemeliharaan Sanitasi. Perkiraan besarnya pendanaan APBD Kabupaten Labuhanbatu untuk kebutuhan operasional/pemeliharaan aset sanitasi terbangun diperkirakan meningkat. Pada Tahun 2015 - 2019 biaya operasional mencapai Rp. ……….,- untuk sub sektor persampahan dan Rp. ………..,- untuk sub sektor drainase lingkungan. Data
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 II - 14 Perkiraan Besaran Pendanaan APBD Kabupaten Labuhanbatu untuk Kebutuhan Operasional/Pemeliharaan Aset Sanitasi Terbangun dapat dilihat pada Tabel 2.8.
Perkiraan kemampuan dari APBD Kabupaten Labuhanbatu dalam Mendanai Program/ Kegiatan yang termuat dalam Dokumen SSK juga mengalami kenaikan dari Tahun 2015-2019, selengkapnya disajikan pada Tabel 2.9.
S t r a t e g i S a n i t a s i K a b u p a t e n L a b u h a n b a t u T a h u n 2 0 1 4 I I - 1 5
T a b e l 2 . 5 P e r h i t u n g a n P e r t u m b u h a n P e n d a n a a n A P B D K a b u p a t e n L a b u h a n b a t u U n t u k S a n i t a s i
No. Uraian Belanja Sanitasi (Rp.) Pertumbuhan Rata-Rata
2009 2010 2011 2012 2013
1 Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 + 1.4 ) 1.1 Air Limbah Domestik
1.2 Sampah Rumah Tangga 1.3 Drainase Lingkungan 1.4 PHBS
2 Dana Alokasi Khusus ( 2.1 + 2.2 + 2.3 ) 2.1 DAK Sanitasi
2.2 DAK Lingkungan Hidup
2.3 DAK Perumahan dan Permukiman 3 Pinjaman/Hibah untuk Sanitasi Belanja APBD Murni untuk Sanitasi (1-2-3) Total Belanja Langsung
% APBD Murni terhadap Belanja Langsung
Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung atau pun penetapan nilai absolut)
S t r a t e g i S a n i t a s i K a b u p a t e n L a b u h a n b a t u T a h u n 2 0 1 4 I I - 1 6
T a b e l 2 . 6 P e r k i r a a n B e s a r a n P e n d a n a a n A P B D K a b u p a t e n L a b u h a n b a t u u n t u k S a n i t a s i k e D e p a n
No. Uraian Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp.) Total Pendanaan
2015 2016 2017 2018 2019
1 Perkiraan Belanja Langsung
2 Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi 3 Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi
Sumber: KUA PPAS 2013, Matriks RPIJM Kabupaten Labuhanbatu 2013-2017, RPJMD.
T a b e l 2 . 7 P e r h i t u n g a n P e r t u m b u h a n P e n d a n a a n A P B D K a b u p a t e n L a b u h a n b a t u u n t u k O p e r a s i o n a l / P e m e l i h a r a a n S a n i t a s i
No. Uraian Belanja Sanitasi (Rp.) Pertumbuhan Rata-Rata
2009 2010 2011 2012 2013
1 Belanja Sanitasi 1.1 Air Limbah Domestik
1.1.1 Biaya operasional / pemeliharaan (justified) 1.2 Sampah rumah tangga
1.2.1 Biaya operasional / pemeliharaan (justified) 1.3 Drainase lingkungan
1.3.1 Biaya operasional / pemeliharaan (justified) Sumber: Realisasi APBD, DPA SKPD, LPJ Kepala Daerah.
S t r a t e g i S a n i t a s i K a b u p a t e n L a b u h a n b a t u T a h u n 2 0 1 4 I I - 1 7
T a b e l 2 . 8 P e r k i r a a n B e s a r a n P e n d a n a a n A P B D K a b u p a t e n L a b u h a n b a t u U n t u k K e b u t u h a n O p e r a s i o n a l / P e m e l i h a r a a n A s e t S a n i t a s i T e r b a n g u n H i n g g a T a h u n 2 0 1 9
No. Uraian Biaya Operasional/Pemeliharaan (Rp.) Total Pendanaan
2015 2016 2017 2018 2019
1 Belanja Sanitasi 1.1 Air Limbah Domestik
1.1.1 Biaya operasional / pemeliharaan (justified) 1.2 Sampah rumah tangga
1.2.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified) 1.3 Drainase lingkungan
1.3.1 Biaya operasional/pemeliharaan (justified)
Sumber : Matriks RPIJM Kabupaten Labuhanbatu 2013-2017, RPJMD, diolah Pokja Sanitasi.
T a b e l 2 . 9 P e r k i r a a n K e m a m p u a n A P B D K a b u p a t e n L a b u h a n b a t u d a l a m M e n d a n a i P r o g r a m / K e g i a t a n S S K
No. Uraian Pendanaan (Rp.) Total Pendanaan
2015 2016 2017 2018 2019
1. Perkiraan Kebutuhan Operasional / Pemeliharaan 2. Perkiraan APBD Murni untuk Sanitasi
3. Perkiraan Komitmen Pendanaan Sanitasi 4. Kemampuan Mendanai SSK (APBD Murni) (2-1) 5. Kemampuan Mendanai SSK (Komitmen) (3-1)
Strategi Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2014 III - 1
BAB 3
STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN
SANITASI
Babiniakan menjelaskan tentang tujuan, sasaran dan strategi yang ingin dicapai dalam pengembangan dari setiap sub sector sanitasi jangka menengah (periode 5 tahun kedepan).
Tujuan, sasaran dan strategi percepatan pembangunan sanitasi harus sejalan dengan visi-misi sanitasi, permasalahan sanitasi yang mendesak saat ini dan isu strategis yang ada di Kabupaten Labuhanbatu. Hal ini penting karena tujuan, sasaran dan strategi yang telah disepakati harus dapat memberikan arah terhadap penetapan pengembangan sanitasi. Tujuan dan sasaran harus sesuai dengan kaidah SMART (specific, measurable, attainable, realistic dan time-bound), yaitu spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, realistis dan mempunyai jangka waktu yang jelas.
3.1 TUJUAN, SASARAN, DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK Secara umum kegiatan pengelolaan limbah domestic di Kabupaten Labuhanbatu belum berjalan dengan baik, dan masih terdapat permasalahan terkait dengan pengelolaannya. Adapun isu-isu strategis yang berkaitan dengan limbah domestic adalah sebagai berikut :
Perlunya Perda (Peraturan Daerah) tentang Air Limbah untuk memaksimalkan pengelolaan subsektor air limbah;.
Kelembagaan pengelola sub sektor air limbah, air minum dan drainase dibawah satu Seksi Penyehatan Lingkungan;
Sumber Daya Manusia yang ada di Seksi Penyehatan Lingkungan belum menangani pekerjaan secara spesifik;
Belum tersusunnya Master Plan Air Limbah Domestik Kabupaten Labuhanbatu;
Belum adanya IPLT (Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja);
Perlunya menambah mobil sedot tinja untuk meningkatkan pelayanan masyarakat. Pembuangan air limbah cuci dan kamar mandi di kawasan padat penduduk masih banyak dilakukan dengan mengalirkan air menuju sungai dan badan drainase. Hal tersebut akan menimbulkan pencemaran air yang dapat menggangu kesehatan dan kenyamanan warga. Posisi pengelolaan air limbah domestic Kabupaten Labuhanbatu berdasarkan hasil analisis SWOT yang telah dilakukan termasuk kedalam pertumbuhan cepat juga memiliki letak yang aman yang berada pada titik (x,y) = (0,45 ; 0,30). Posisi ini menunjukkan hal yang positif dalam pengelolaan air limbah domestic di Kabupaten Labuhanbatu. Kondisi lingkungan yang mendukung serta kondisi internal yang kuat (kelembagaan), mampu meningkatkan kestabilan pertumbuhan yang positif dalam menjaga kedudukan pengelolaan air limbah domestic di Kabupaten Labuhanbatu.