• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS TEKNIK KONSELING COGNITIVE BEHAVIORAL UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS TEKNIK KONSELING COGNITIVE BEHAVIORAL UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

i

i

HALAMAN JUDUL

EFEKTIVITAS TEKNIK KONSELING COGNITIVE BEHAVIORAL

UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY SISWA

PADA PELAJARAN MATEMATIKA

(Penelitian Single Subject bagi Siswa yang Memiliki Self-Efficacy Rendah

pada Pelajaran Matematika di Kelas XI SMAN 2 Bandung)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar

Magister Pendidikan Bimbingan dan Konseling

Oleh

Sopiyah

NIM 1201438

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

SOPIYAH

EFEKTIVITAS TEKNIK KONSELING COGNITIVE BEHAVIORAL

UNTUK MENINGKATKAN SELF-EFFICACY SISWA

PADA PELAJARAN MATEMATIKA

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I,

Prof. Dr. H. Juntika Nurihsan, M.Pd.

NIP. 19660601 199103 1 005

Pembimbing II,

Dr. Anne Hafina, M.Pd.

NIP. 19600704 198601 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling

(3)

iii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul “EFEKTIVITAS TEKNIK

KONSELING COGNITIVE BEHAVIORAL UNTUK MENINGKATKAN

SELF-EFFICAC

Y SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA” ini beserta seluruh

isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan

atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang

berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung

resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika

keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Mei 2015

Yang membuat pernyataan,

(4)
(5)

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian didasarkan pada permasalahan self-efficacy siswa yang rendah pada

pelajaran matematika. Penelitian bertujuan untuk membuktikan efektifitas

konseling cognitive behavioral untuk meningkatkan self-efficacy siswa pada

pelajaran matematika. Pendekatan penelitian secara kuantitatif dan metode yang

digunakan yaitu single subject dengan desain A-B. Sampelnya adalah siswa kelas

XI MIA yang memiliki self-efficacy rendah pada pelajaran matematika. Hasil

penelitian menunjukkan

konseling

cognitive behavioral

efektif

untuk

meningkatkan self-efficacy siswa pada pelajaran matematika. Efektifitas tersebut

terlihat pada perbandingan skor rata-rata baseline dan skor intervensi yang

digambarkan dalam bentuk grafik pada masing-masing subjek penelitian. Guru

bimbingan dan konseling diharapkan menjadikan konseling cognitive behavioral

menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan self-efficacy dan performa siswa

pada pelajaran matematika. Guru pelajaran matematika diharapkan tidak sekedar

hanya menjelaskan materi yang diajarkan, namun juga diharapkan dapat

melakukan penguatan keyakinan dan kemampuan siswa pada pelajaran

matematika. Peneliti selanjutnya disarankan dapat memperluas subjek penelitian,

tidak hanya pada jenjang SMA, melainkan juga pada jenjang SMP dan SD, serta

menguji keefektifan konseling cognitive behavioral dalam seting kelompok.

Kata kunci : Konseling Cognitive Behavioral, Self-Efficacy.

This study is based on the issue of students’ low mathematics self

-efficacy and

aims to identify the effectiveness of cognitive behavioral counseling to enhance

their mathematics self-efficacy. It applies a quantitative approach and single

subject method with an A-B design. The subjects consist of eleventh year students

of Mathematics and Science Program, who possess low mathematics self-efficacy.

The findings show that cognitive behavioral counseling is effective to enhance the

students’ mathematics self

-efficacy, as seen in comparing the average baseline

scores with the intervention scores that are depicted in a graph for individual

subjects of the study. Guidance and counseling teachers are expected to apply the

cognitive behavioral counseling as a techni

que to develop the students’ self

-efficacy and performance in mathematics. Future researchers are also expected to

further scrutinize this issue, not only at senior high school level but at junior high

school level as well, and examine the effectiveness of cognitive behavioral

counseling in group setting.

(6)
(7)

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

...Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PENGESAHAN

...Error! Bookmark not defined.

LEMBAR PERNYATAAN

...Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMAKASIH

...Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK

...Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI

... 1

DAFTAR TABEL

...Error! Bookmark not defined.

DAFTAR GAMBAR

...Error! Bookmark not defined.

BAB I

...Error! Bookmark not defined.

PENDAHULUAN

...Error! Bookmark not defined.

1.1.

Latar Belakang Penelitian

...Error! Bookmark not defined.

1.2.

Rumusan Masalah

...Error! Bookmark not defined.

1.3.

Tujuan Penelitian

...Error! Bookmark not defined.

1.4.

Manfaat Penelitian

...Error! Bookmark not defined.

1.5.

Struktur Organisasi Tesis

...Error! Bookmark not defined.

BAB II

...Error! Bookmark not defined.

KONSELING COGNITIVE BEHAVIORAL UNTUK MENINGKATKAN SELF-

EFFICACY SISWA PADA PELAJARAN MATEMATIKA

. Error! Bookmark not defined.

2.1.

Konsep Dasar Konseling Cognitive Behavioral

..Error! Bookmark not defined.

2.1.1.

Definisi Konseling Cognitive Behavioral

...Error! Bookmark not defined.

2.1.2.

Tujuan Konseling Cognitive Behavioral

...Error! Bookmark not defined.

2.1.3.

Fokus Konseling

...Error! Bookmark not defined.

2.1.4.

Prinsip-Prinsip Konseling Cognitive-Behavioral

Error! Bookmark not

defined.

2.1.5.

Teknik Konseling Cognitive-Behavioral

...Error! Bookmark not defined.

2.1.6.

Tahapan Proses dan Sesi Konseling Cognitive Behavioral

Error! Bookmark

not defined.

2.2.

Konsep Dasar Self-Efficacy

...Error! Bookmark not defined.

2.2.1.

Pengertian

...Error! Bookmark not defined.

2.2.2.

Dimensi Self-Efficacy

...Error! Bookmark not defined.

2.2.3.

Faktor-faktor yang Membentuk Self-Efficacy

...Error! Bookmark not defined.

2.3.

Self-Efficacy dan Pengaruhnya Kepada Prestasi Akademik Matematika

Error!

Bookmark not defined.

2.4.

Karakteristik Pelajaran Matematika Sebagai Aktivitas Berfikir

... Error! Bookmark not defined.

2.5.

Cognitive Behavioral Therapy (CBT) untuk Meningkatkan Self-Efficacy

pada Pelajaran Metematika

...Error! Bookmark not defined.

2.6.

Asumsi Penelitian

...Error! Bookmark not defined.

BAB III

...Error! Bookmark not defined.
(8)

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.3.1.

Self-efficacy pada Pelajaran Matematika

...Error! Bookmark not defined.

3.3.2.

Konseling Cognitive-Behavioral

...Error! Bookmark not defined.

3.4.

Pengembangan Instrumen Penelitian

...Error! Bookmark not defined.

3.4.1.

Kisi-kisi Instrumen

...Error! Bookmark not defined.

3.4.2.

Skoring

...Error! Bookmark not defined.

3.4.3.

Penimbangan (Judgment) Instrumen.

...Error! Bookmark not defined.

3.4.4.

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

...Error! Bookmark not defined.

3.4.4.1.

Uji Validitas

...Error! Bookmark not defined.

3.4.4.2.

Uji Reliabilitas

...Error! Bookmark not defined.

3.5.

Langkah-Langkah Penelitian

...Error! Bookmark not defined.

3.5.1.

Penyusunan dan Pengembangan Alat Pengumpul Data

Error! Bookmark not

defined.

3.5.2.

Pelaksanaan Pre-test

...Error! Bookmark not defined.

3.5.3.

Perancangan Intervensi

...Error! Bookmark not defined.

3.6.

Teknik Analisis Data

...Error! Bookmark not defined.

BAB IV

...Error! Bookmark not defined.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

...Error! Bookmark not defined.

4.1.

Hasil Penelitian

...Error! Bookmark not defined.

4.1.1.

Rancangan Konseling Cognitive Behavioral untuk Meningkatkan

Self-Efficacy Siswa pada Pelajaran Matematika di SMAN 2 Bandung

Tahun Ajaran 2014/2015

...Error! Bookmark not defined.

4.1.1.1.

Rasional

...Error! Bookmark not defined.

4.1.1.2.

Tujuan

...Error! Bookmark not defined.

4.1.1.3.

Prosedur Teknik Konseling Cognitive Behavioral

... Error! Bookmark not

defined.

4.1.1.4.

Asumsi Intervensi

...Error! Bookmark not defined.

4.1.1.5.

Sasaran Intervensi

...Error! Bookmark not defined.

4.1.1.6.

Sesi Intervensi

...Error! Bookmark not defined.

4.1.1.7.

Indikator Keberhasilan

...Error! Bookmark not defined.

4.1.1.8.

Langkah-langkah Implementasi Konseling Cognitive Behavioral

Meningkatkan untuk Self-Efficacy pada Pelajaran Matematika

... Error! Bookmark not defined.

4.1.2.

Tingkat

Self-Efficacy

Siswa

pada

Pelajaran

Matematika

yang

Diberi Konseling Cognitive Behavioral

...Error! Bookmark not defined.

4.1.2.1.

Deskripsi Subjek Penelitian

...Error! Bookmark not defined.

4.1.2.2.

Pelaksanaan Konseling Cognitive Behavioral untuk Meningkatkan

Self-Efficacy Siswa pada Pelajaran Matematika

... Error! Bookmark not defined.

4.1.2.3.

Peningkatan Self-Efficacy Siswa dalam Setiap Aspek pada

Pelajaran Matematika

...Error! Bookmark not defined.

4.1.3.

Gambaran

Peningkatan

Self-Efficacy

Siswa

pada

Pelajaran

Matematika yang Diberi Konseling Cognitive Behavioral

Error! Bookmark not defined.
(9)

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(10)

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Penelitian

Pelajaran matematika merupakan pengetahuan dasar, dan kompetensi

penunjang bagi pelajaran lainnya yang penting untuk dikuasai oleh siswa. Undang

undang RI No.20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan

Nasional) pasal 37 menegaskan bahwa matematika merupakan salah satu

pelajaran wajib bagi siswa pada pendidikan dasar dan menengah.

Pentingnya matematika tidak lepas dari manfaat matematika dalam

kehidupan. Matematika mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu

dan memajukan daya pikir manusia (Priatna, 2008, hlm. 47). Matematika dapat

meningkatkan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif,

serta kemampuan bekerjasama (Auliya, 2013, hlm. 1).

Persepsi siswa pada pelajaran matematika pada umumnya merasa sukar,

gersang, dan tidak tampak kaitannya dengan kehidupan sehari-hari (Hidayat,

2010). Beberapa siswa merasa matematika adalah pelajaran yang rumit untuk

dipelajari dan mereka berpendapat mereka tidak memiliki kemampuan untuk

dapat mengatasi permasalahan matematika di sekolahnya (Tansil, dkk. 2009).

Persepsi yang negatif tersebut jika terus berkembang dapat memunculkan perilaku

yang menghambat siswa untuk berprestasi pada pelajaran matematika.

Weinstein (Lusby, 2012, hlm. 2) menemukan bahwa siswa yang merasakan

kebosanan dalam pelajaran matematika dan tidak menikmati kelas lebih

cenderung memiliki perilaku yang mengabaikan atau menurut (hanya mengikuti

yang ditugaskan oleh guru), yang keduanya dapat mempengaruhi produktivitas

dan partisipasi di kelas. Sikap negatif yang digambarkan Weinstein mengarah

kepada motivasi yang rendah dan apatis pada pengembangan keilmuan di bidang

matematika, dan hal tersebut dipengaruhi oleh self-efficacy (Lusby, 2012, hlm. 2).

(11)

2

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2010, hlm. 101). Peserta didik yang mengalami kecemasan pada matematika

cenderung sedapat mungkin menghindarkan diri dari matematika kapan pun dan

di mana pun (Daane, et al., 1986).

Siswa yang memiliki kecemasan tinggi pada pelajaran matematika

cenderung memiliki self-efficacy yang rendah. Beberapa studi yang telah meneliti

hubungan antara self-efficacy dengan kecemasan mengungkapkan Individu yang

mengalami kecemasan akan memperlihatkan ketakutan dan perilaku menghindar,

yang seringkali mengganggu kinerja dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

situasi akademis (Bandura, 1997, hlm.137). Bentuk perilaku menghindar yang

sering muncul pada siswa yang mengalami kecemasan pada matematika antara

lain keluar dari kelas, mengerjakan kegiatan lain, yang mengganggu proses belajar

mengajar.

Hasil observasi dan konsultasi dengan guru matematika di kelas XI MIA

(Matematika dan Ilmu Alam) SMAN 2 Bandung menunjukkan data sebagai

berikut:

1.

Siswa sering terlihat keluar kelas pada jam pelajaran matematika, mereka

mengaku kalau dirinya sulit memahami pelajaran matematika, sehingga

selalu ingin keluar ketika pelajaran tersebut.

2.

Beberapa siswa berpendapat bahwa baik dengan belajar matematika

ataupun tidak, mereka tetap merasa sulit memahami pelajaran

matematika.

3.

Siswa merasa tidak bersemangat mengikuti pelajaran matematika.

4.

Berdasarkan analisis nilai ulangan harian dan partisipasi di kelas,

perkembangan kemampuan matematika siswa kurang terlihat.

(12)

3

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Self-efficacy merupakan kepercayaan individu untuk mampu mencapai

kesuksesan, sehingga akan memunculkan perilaku dan kebiasaan untuk mencapai

hasil yang diinginkannya (Bandura, 1993, hlm. 118). Self- efficacy membantu

menentukan besar kecilnya usaha yang akan dikerahkan orang dalam suatu

aktivitas, kegigihan ketika menghadapi rintangan, dan mengukur kemampuan diri

saat situasi yang tidak cocok.

Menurut teori kognitif sosial Bandura, self-efficacy mempengaruhi pilihan

orang dalam membuat dan menjalankan tindakan yang mereka kejar. Individu

cenderung berkonsentrasi dalam tugas- tugas yang mereka rasakan mampu dan

percaya dapat menyelesaikannya serta menghindari tugas-tugas yang tidak dapat

mereka kerjakan. Mengubah self-efficacy berarti mengubah pola pikir, dan salah

satu alternatif konseling yang dapat dilakukan adalah konseling kognitif-perilaku,

atau yang biasa dikenal dengan istilah cognitive behavioral therapy (CBT).

Cognitive behavioral therapy (CBT) merupakan perpaduan antara dua

pembekalan yaitu terapi kognitif dan terapi behavioral (Bush, 2003). Terapi

kognitif diasumsikan pada pikiran dan kepercayaan (efikasi diri), sedangkan terapi

tingkah laku membantu untuk membangun hubungan antara solusi permasalahan

dengan kebiasaan mereaksi permasalahan.

Kumar & Sebastian (2011, hlm.134) menguji efektivitas dari cognitive

behavioral therapy (CBT) pada self-efficacy dan prestasi akademik remaja.

Sampel terdiri dari 200 remaja (100 di eksperimental dan 100 pada kelompok

kontrol) yang mendapatkan skor rendah pada skala self-efficacy umum (GSE) dan

nilai rendah pertama dari dua ujian harian mereka. Kelompok eksperimen

menerima 12 sesi terapi kognitif perilaku. Hasil penelitian tersebut

mengungkapkan bahwa kelompok eksperimen menunjukkan peningkatan yang

signifikan dalam self-efficacy mereka dan prestasi akademik.

(13)

4

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengaplikasikan langkah langkah intervensi untuk mengubah perilaku (Hall &

Hughes, 1989). Pengalaman pada sesi konseling memberikan kesempatan kepada

siswa untuk tidak menghindari masalah melainkan memikirkan cara yang mampu

dilakukannya untuk menyelesaikan masalah tersebut, sehingga muncul keyakinan

pada diri akan kemampuannya menyelesaikan permasalahan.

Atas dasar temuan uraian tersebut, penting untuk dilakukan penelitian

mengenai cognitive behavioral therapy (CBT) untuk meningkatkan self-efficacy

siswa pada pelajaran matematika. Untuk selanjutnya dalam konteks penelitian ini

cognitive behavioral therapy (CBT) akan diistilahkan sebagai konseling cognitive

behavioral. Penelitian ini diharapkan menjadi alternatif bantuan untuk

meningkatkan self-efficacy siswa yang rendah pada pelajaran matematika di

SMAN 2 Bandung.

1.2.

Rumusan Masalah

Keengganan siswa mempelajari matematika merupakan konsekuensi dari

kurangnya keyakinan siswa akan kemampuannya untuk mempelajari dan

memecahkan persoalan matematika. Self-efficacy bukanlah mengenai kepercayaan

untuk melakukan sesuatu melainkan mengenai kepercayaan akan kemampuan

untuk mengerjakan sesuatu (Maddux, 2000). Keyakinan tersebut akan membuat

siswa berani untuk mengikuti pelajaran matematika dan berusaha memecahkan

persoalan matematika, sehingga sangat penting mengembangkan self-efficacy

siswa pada pelajaran matematika.

Berbagai penelitian merekomendasikan konseling cognitive behavioral

untuk mengembangkan self-efficacy. Clark (2010), menemukan bahwa di

sebagian besar program konseling cognitive behavioral, individu akan

meningkatkan keterampilan sosial, self-concept dan self-efficacy mereka. Liza

(2010), dalam penelitiannya terhadap siswa SMA menemukan bahwa program

konseling cognitive behavioral berpengaruh signifikan positif dan secara kongkrit

mampu meningkatkan self-efficacy.

(14)

self-5

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

efficacy siswa pada pelajaran matematika?

. Pertanyaan tersebut diuraikan lebih

rinci ke dalam rumusan masalah berikut:

1.

Bagaimanakah rancangan intervensi konseling cognitve behavioral yang

yang efektif untuk meningkatkan self-efficacy siswa pada pelajaran

matematika?

2.

Apakah tingkat self-efficacy siswa pada pelajaran matematika yang diberi

konseling cognitive behavioral mengalami peningkatan?

3.

Bagaimanakah gambaran peningkatan self-efficacy siswa yang diberi

teknik konseling cognitive behavioral?

1.3.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk membuktikan efektifitas konseling

cognitive behavioral untuk meningkatkan self-efficacy siswa pada pelajaran

matematika. Tujuan secara rinci dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.

Menggambarkan rancangan intervensi konseling cognitve behavioral yang

efektif untuk meningkatkan self-efficacy siswa pada pelajaran matematika.

2.

Membuktikan tingkat self-efficacy siswa pada pelajaran matematika yang

diberi konseling cognitive behavioral mengalami peningkatan.

3.

Menggambarkan

peningkatan

self-efficacy

siswa

pada

pelajaran

matematika pada siswa yang diberi konseling cognitive behavioral.

1.4.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan berguna sebagai suatu alternatif konseling bagi

konselor, bagi guru, bagi para siswa, serta bagi para pemangku kepentingan dalam

proses pembelajaran.

1.

Bagi guru BK diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif untuk

meningkatkan self-efficacy dan performa siswa pada pelajaran matematika.

2.

Bagi guru pelajaran matematika diharapkan dapat menjadi sebuah rujukan

untuk lebih memahami self-efficacy siswa.

(15)

6

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cognitive behavioral untuk meningkatkan self-efficacy siswa pada

pelajaran matematika.

1.5.

Struktur Organisasi Tesis

Berdasarkan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas

Pendidikan Indonesia (2014) maka sistematika penulisan laporan penelitian (tesis)

yang akan disusun adalah sebagai berikut:

Bagian awal, berisi tentang halaman judul, pernyataan keaslian tulisan,

halaman pengesahan, motto dan persembahan, prakata, abstrak, daftar isi, daftar

tabel, dan daftar lampiran.

Bab I Pendahuluan, pada bab ini dikemukakan tentang latar belakang,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi

tesis.

Bab II Landasan Teori, membahas teori yang melandasi permasalahan tesis

yang merupakan kerangka teoritis yang diterapkan dalam tesis, serta posisi teoritik

peneliti. Pada bab ini berisi tentang konsep dasar efficacy, keterkaitan

self-efficacy dan strategi konseling cognitive behavioral, konsep dan langkah langkah

konseling kognitif-perilaku, serta asumsi penelitian.

Bab III Metode Penelitian, bab ini berisi penjabaran rinci mengenai metode

penelitian yang digunakan, termasuk definisi oprasional variabel, serta komponen

seperti lokasi penelitian, subjek penelitian, desain, dan prosedur penelitian, dan

teknik analisis datanya.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, bab ini mengemukakan tentang

hasil penelitian dan pembahasan penelitian, yang akan menjadi jawaban

pemasalahan yang diangkat pada penelitian ini.

Bab V Penutup, bab ini berisi tentang simpulan dari hasil penelitian serta

rekomendasi yang diberikan oleh peneliti terhadap hasil penelitian.

(16)

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan pokok bahasan yang berkenaan dengan pendekatan

penelitian, metode penelitian, definisi operasional variabel penelitian,

pengembangan instrumen penelitian, prosedur penelitian, lokasi dan subjek

penelitian, teknik analisis data penelitian, serta pengembangan program intervensi.

3.1.

Pendekatan dan Desain Penelitian

Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dalam rangka mendapatkan

data numerikal, mendeskripsikan data berupa tingkat self-efficacy pada pelajaran

matematika yang dimiliki oleh siswa kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam)

SMAN 2 Bandung tahun ajaran 2014/2015, serta untuk mengukur efektivitas

konseling cognitive behavioral dalam meningkatkan self-efficacy siswa pada

pelajaran matematika.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

subjek tunggal (single subject experiment). Metode tersebut hanya melibatkan

satu peserta saja, tetapi dapat juga mencakup beberapa subjek penelitian, berkisar

3 sampai 8 subjek. Setiap subjek berfungsi sebagai kontrol bagi dirinya sendiri.

Hal ini dapat dilihat dari kinerja subjek sebelum, selama, dan setelah diberi

perlakuan (Horner, 2005, hlm.166). Metode ekperimen subjek tunggal dilakukan

untuk memperoleh gambaran mengenai efektivitas intervensi yang dilaksanakan

secara sengaja dan sistematis melalui konseling cognitive behavioral dalam

meningkatkan self-efficacy siswa pada pelajaran matematika. Desain subjek

tunggal yang digunakan adalah desain A-B dengan skema sebagai berikut:

Gambar 3. 1

(17)

24

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

A : Baseline (kondisi sebelum intervensi)

B : Intervensi (kondisi saat intervensi diberikan)

Desain AB memungkinkan penelitian mengungkap dinamika perubahan,

yang meliputi peningkatan self-efficacy pada pelajaran matematika, yang dimiliki

subjek penelitian secara individual pada kondisi baseline dan pada kondisi

intervensi.

3.2.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi pada penelitian adalah seluruh siswa kelas XI MIA (Matematika

dan Ilmu Alam) di SMA Negeri 2 Kota Bandung. Subjek penelitian dipilih

menggunakan purposive sampling. Pemilihan siswa kelas XI didasarkan kepada

pertimbangan Siswa kelas XI MIA adalah siswa yang baru saja naik kelas dan

memiliki pengalaman baru dalam pelajaran matematika tingkat SMA, dan sedang

mengalami transisi dari tingkatan pemula ke tingkatan ahli dalam matematika

SMA (Auliya, 2013). Fase inilah yang menjadi pembentuk self-efficacy pada

pelajaran matematika berdasarkan pengalaman kelas X, siswa akan menilai

kemampuan dan kepercayaannya pada pelajaran matematika di SMA.

3.3.

Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua

definisi, yaitu (1) self-efficacy pada pelajaran matematika, sebagai dasar untuk

pengambilan sampel, pre test, dan post test; (2) konseling cognitive behavioral,

sebagai teknik yang digunakan dalam penelitian ini. Definisi operasional tersebut,

dipaparkan di bawah ini :

3.3.1.

Self-efficacy pada Pelajaran Matematika

A B

O-O-O X-X-X

(18)

25

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Definisi self-efficacy pada pelajaran matematika dalam penelitian ini yaitu

keyakinan diri siswa untuk menyelesaikan berbagai tugas matematika, mampu

memahami konsep-konsep matematika, dan mampu memecahkan permasalahan

dalam matematika. Makna self-efficacy merujuk kepada keyakinan dan

kemampuan pada pelajaran dan tugas yang diberikan pada pelajaran matematika

(Bandura, 1977). Aspek keyakinan merupakan kepercayaan siswa untuk

memperoleh hasil yang memuaskan pada pelajaran matematika, sedangkan aspek

kemampuan merupakan perkiraan siswa akan kemampuan yang dimilikinya dan

upaya yang dilakukannya berdasarkan pengalaman keberhasilan di masa lampau.

Secara oprasional yang dimaksud self-efficacy pada pelajaran matematika

pada penelitian ini adalah skor total dari aspek aspek dan indikator sebagai

berikut:

a.

Keluasan (generality)

Aspek ini berkaitan dengan penguasaan individu terhadap bidang atau

tugas pekerjaan yang didasari oleh pengalaman pengalaman sebelumnya

(Bandura, 1977). Aspek ini dinilai dari cara siswa menyikapi situasi dan

kondisi beragam dengan cara yang baik dan positif, dan kemampuan siswa

untuk berpedoman pada pengalaman hidup sebelumnya untuk mencapai

keberhasilan

b.

Kekuatan (strength)

Dimensi yang ketiga ini lebih menekankan pada tingkat kekuatan atau

kemantapan individu terhadap keyakinannya. Self-efficacy individu

menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan individu akan memberikan

hasil yang sesuai dengan yang diharapkan individu (Bandura, 1977) pada

pelajaran matematika. Indikator pada aspek ini menjadi dasar dirinya

melakukan usaha yang keras, bahkan ketika menemui hambatan sekalipun

dalam pelajaran matematika. Penilaian tingkat self-efficacy dalam pelajaran

matematika merujuk kepada keyakinan akan kemampuan diri untuk

menghadapi tugas matematika, meningkatkan upaya/ usaha sebaik baiknya,

dan ketekunan dalam melaksanakan tugas matematika

(19)

26

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keyakikan individu dalam mengerjakan suatu tugas berbeda dalam

tingkat kesulitan tugas. Individu memiliki self-efficacy yang tinggi pada tugas

yang mudah dan sederhana, atau juga pada tugas-tugas yang rumit dan

membutuhkan kompetensi yang tinggi (Bandura, 1977). Penilaian aspek ini

dilihat dari beberapa hal yaitu rasa optimis dalam mengikuti pelajaran

matematika, memiliki minat dalam matematika, dan merasa yakin dapat

menyelesaikan tugas tugas matematika.

3.3.2.

Konseling Cognitive-Behavioral

Konseling cognitive-behavioral pada penelitian merujuk pada teori Beck

(1964) yaitu pendekatan konseling yang menitik beratkan pada restrukturisasi atau

pembenahan kognitif yang keliru akibat kejadian yang merugikan dirinya baik

secara fisik maupun psikis. Terapi ini akan diarahkan kepada modifikasi fungsi

berpikir, merasa dan bertindak, dengan menekankan otak sebagai penganalisa,

pengambil keputusan, bertanya, bertindak, dan memutuskan kembali. Sedangkan

pendekatan pada aspek behavioral diarahkan untuk membangun hubungan yang

baik antara situasi permasalahan dengan kebiasaan mereaksi permasalahan.

Kemudian individu belajar mengubah perilaku, menenangkan pikiran dan tubuh

sehingga merasa lebih baik, berpikir lebih jelas dan membantu membuat

keputusan yang tepat. Hingga pada akhirnya dengan konseling cognitive

behavioral diharapkan dapat membantu siswa dalam menyelaraskan berpikir,

merasa dan bertindak.

Secara operasional yang dimaksud konseling cognitive behavioral dalam

penelitian adalah upaya memfasilitasi siswa memperbaiki kekeliruan berfikir,

serta merancang pola prilaku yang tepat dalam menghadapi pelajaran matematika,

sehingga dapat meningkatkan self-efficacy siswa pada pelajaran matematika, yang

langkah-langkahnya sebagai berikut:

a.

Pertama, memfasilitasi siswa untuk belajar mengenali dan mengubah

kesalahan dalam aspek kognitif.

(20)

27

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mempelajari, dan menyelesaikan tugas tugas pada pelajaran matematika.

Harapan pada tahap ini adalah siswa mampu mengenal kekeliruan berfikir

dan mengubah cara pandang melalui cara berfikir yang tepat, serta

memberikan ide untuk mengubah cara pandang serta sistem kepercayaan

siswa yang kurang tepat terhadap diri dan pelajaran matematika.

a.

Kedua, mengubah hubungan yang salah antara situasi permasalahan

dengan kebiasaan mereaksi permasalahan.

Kekeliruan dalam berfikir pada siswa yang memiliki self-efficacy

rendah pada matematika menyebabkan perilaku yang menghindari

pelajaran matematika. Tahap ini membantu siswa mengidentifikasi

perilaku yang tepat untuk meningkatkan usaha dalam pelajaran

matematika, sehingga dengan cara berfikir yang baru siswa memiliki

usaha yang lebih baik dan self-efficacy-nya menjadi lebih tinggi pada

pelajaran matematika.

b.

Ketiga, individu belajar mengubah perilaku, menenangkan pikiran dan

tubuh sehingga merasa lebih baik, serta berpikir lebih jelas.

Pendekatan yang dilakukan adalah behavior (berfokus kepada

tingkah laku), sebagai rangkaian dari konseling cognitive behavioral,

dengan harapan siswa dapat mereduksi perilaku yang keliru melalui

aktivitas baru yang direncanakan sebelumnya. Keberhasilan dalam

melakukan rencana perubahan perilaku dapat memunculkan kepercayaan

baru yang lebih positif akan usaha yang dapat dilakukan dalam pelajaran

matematika, sehingga muncul self-efficacy yang lebih positif pada

pelajaran matematika.

3.4.

Pengembangan Instrumen Penelitian

3.4.1.

Kisi-kisi Instrumen

(21)

28

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengembangannya, instrumen pengungkap self-efficacy pada matematika

berlandaskan pada dimensi-dimensi self-efficacy dari Bandura (2006, hlm.

307-319), yaitu Guide for Constructing Self-Efficacy Scales berdasarkan tiga dimensi

magnitude /level, strength/ kekuatan dan generalizers/ generalisasi. Adapun

kisi-kisi instrumen penelitian self-efficacy pada matematika, dapat dilihat pada Tabel

3.1. sebagai berikut:

Tabel 3. 1

Kisi-Kisi Instrumen Self- Efficacy pada pelajaran Matematika

Aspek/

Dimensi

Indikator

No. Item

Jumlah

(+)

(-)

Generality

Menyikapi situasi dan kondisi

beragam dgn cara yang baik dan

positif

1, 15, 4, 9,

10, 41

6

Berpedoman pada pengalaman

hidup sebelumnya untuk

mencapai keberhasilan

16,21,22,

27,28

5

Strength

Meyakini kemampuan diri

untuk menghadapi tugas

matematika

33,34,37

38

4

Meningkatkan upaya/ usaha

sebaik baiknya

2, 5, 8,11,

14, 17

6

Ketekunan dalam melaksanakan

tugas matematika

20, 26,

29,

23,32

5

Level

Optimis dalam mengikuti

pelajaran matematika

3, 6, 7, 13,

12

5

Memiliki minat dalam

matematika

18

19, 24,

25, 30

5

(22)

29

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4.2.

Skoring

Instrumen yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan teori Guttman. Pada

skala model Guttman setiap pernyataan diurutkan secara hirarkis untuk melihat

sikap tertentu dari seseorang (Ruseffendi, 1994, hlm. 129), dalam penelitian ini

yaitu self-efficacy pada pelajaran matematika.

Pernyataan-pernyataan pada alat ukur self-efficacy pada pelajaran matematika

dikembangakan berdasarkan model forced-choice dengan alternatif respons

pernyataan subjek skala 2 (dua). Kedua alt

ernatif respons tersebut, yaitu “Ya” dan

“Tidak”.

Perhitungan skor self-efficacy pada pelajaran matematika adalah dengan

menjumlahkan skor dari tiap-tiap pernyataan sehingga didapatkan skor total

tingkat self-efficacy pada pelajaran matematika. Secara sederhana, tiap opsi

alternatif respons mengandung arti dan nilai skor seperti tertera pada Tabel 3.2

berikut:

Tabel 3. 2

Pola Skor Opsi Alternatif Respon Model Forced-Choice

Pernyataan

Alternatif Respon

Ya

Tidak

Favorable (+)

1

0

Unfavorable (-)

0

1

3.4.3.

Penimbangan (Judgment) Instrumen.

Penimbangan instrumen dilakukan untuk memperoleh butir-butir

pernyataan dari aspek-aspek self-efficacy pada pelajaran matematika agar

instrumen layak untuk dipakai. Instrumen penelitian ditimbang oleh tiga pakar

sebagai hasil kajian dari segi isi, bahasa, dan kesesuaian butir pernyataan dengan

menyelesaikan tugas tugas

matematika

39, 40

(23)

30

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aspek-aspek yang diungkap. Ketiga penimbang tersebut adalah: (1) Dr. Anne

Hafina, M.Pd., (2) Dr. Hj. Nani M Sugandhi, M.Pd., (3) Dr. Nurhudaya, M.Pd.

Instrumen yang telah memperoleh penilaian dari ketiga pakar kemudian direvisi

sesuai dengan saran dan masukan dari penimbang.

3.4.4.

Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan kepada 103 siswa SMA

Negeri 2 Bandung. Uji validitas bertujuan untuk mengkonfirmasi instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur aspek yang seharusnya diukur. Uji

reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kepercayaan, keterandalan, dan

sudah baik untuk digunakan atau sebaliknya.

3.4.4.1.

Uji Validitas

Pengolahan validitas instrumen ini dilakukan dengan menggunakan

bantuan program Microsoft office excel 2007. Tinggi atau rendahnya validitas

instrumen menujukkan tingkat keyakinan mengenai hasil penelitian yang

dihasilkan dengan menggunakan instrumen tersebut. Signifikansi validitas

instrument self-efficacy pada pelajaran matematika ini diperoleh dengan

menggunakan rumus validitas Pearson, sebagai berikut:

Hasil uji validitas menunjukkan 33 item valid dan 8 item tidak valid.

Item-item yang tidak valid tidak dipakai pada pengumpulan data profil

self-efficacy siswa pada pelajaran matematika. Kisi kisi instrumen self

efficacy pada

pelajaran matematika setelah uji validitas disajikan dalam tabel 3.3 di bawah ini :

Tabel 3. 3

Kisi-Kisi Instrumen Self-Efficacy pada Pelajaran Matematika

Setelah Uji Validitas

(24)

31

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4.4.2.

Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen itu

bisa dipercaya. Uji reliabilitas instrumen self-efficacy pada pelajaran

matematika dilakukan dengan menggunakan rumus KR-20 (Kuder

Richardson)

Keterangan :

r

11

= reliabilitas tes secara keseluruhan

Dimensi

(+)

(-)

Generality

Menyikapi situasi dan kondisi

beragam dgn cara yang baik dan

positif

1, 4, 9, 10,

15, 41

6

Berpedoman pada pengalaman

hidup sebelumnya untuk

mencapai keberhasilan

21, 22, 27,

28

4

Strength

Meyakini kemampuan diri untuk

menghadapi tugas matematika

33, 37

2

Meningkatkan upaya/ usaha

sebaik baiknya

8, 11, 14

3

Ketekunan dalam melaksanakan

tugas matematika

20,

26,

23, 32

4

Level

Optimis dalam mengikuti

pelajaran matematika

3, 6, 7, 12,

13

5

Memiliki minat dalam

matematika

19,

24,

25, 30

4

Merasa yakin dapat

menyelesaikan tugas tugas

matematika

31,35,36,

39, 40

5

(25)

32

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

p

= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

= Jumlah item yang benar

Jumlah seluruh item

q

= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q= 1-p)

pq = jumlah hasil perkalian antara pq

n

= banyak item

s

= standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar variansi)

Tolak ukur pengujian koefisien reliabilitas mengacu pada kriteria dari

Guilford, yang tersaji dalam Tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3. 4

Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen

Hasil uji reliabilitas intrumen self-efficacy pada pelajaran matematika

menunjukkan koefisien reliabilitasnya sebesar 0.81, yang berarti instrumen ini

berada pada derajat keterandalan tinggi. Koefisien yang diperoleh menunjukkan

bahwa instrument ini bisa dipercaya dan sudah baik untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data self-efficacy siswa pada pelajaran matematika.

3.5.

Langkah-Langkah Penelitian

Penelitian ini kiranya akan menempuh tiga langkah utama dimulai dari

penyusunan instrumen, hingga proses intervensi. Langkah-langkah yang akan

dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

(26)

33

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penyusunan alat pengumpul data dimulai dengan menyusun instrumen

Self-Efficacy Siswa pada Pelajaran Matematika berdasarkan konstruk teori dan

indikator yang telah dikembangkan. Butir-butir pernyataan dibuat berdasarkan

teori yang mendasari dan indikator yang telah dikembangkan. Kisi-kisi instrumen

disempurnakan berdasarkan hasil judgement dari dosen penimbang dan disusun

menjadi instrumen yang siap digunakan sebagai alat pengumpul data.

3.5.2.

Pelaksanaan Pre-test

Penyebaran instrumen Self-Efficacy Siswa pada Pelajaran Matematika

dilakukan di kelas XI MIA (Matematika dan Ilmu Alam) SMAN 2 Bandung.

Kegiatan dilakukan sebagai tes awal (pre test) dalam rangka memperoleh data

mengenai tingkat self-efficacy siswa pada pelajaran matematika. Sampel

penelitian dipilih dari siswa yang memiliki skor rendah dan bersedia mengikuti

keseluruhan sesi konseling sebanyak tiga orang siswa.

3.5.3.

Perancangan Intervensi

Rancangan intervensi konseling cognitive behavioral untuk meningkatkan

Self-Efficacy siswa pada pelajaran matematika disusun berdasarkan hasil pre-test

dan karakteristik sampel penelitian. Rancangan intervensi yang dilakukan hasil

dari validasi dengan komponen yang meliputi: rasional, berisi latar belakang

diperlukannya konseling cognitive behavioral untuk meningkatkan self-efficacy

siswa pada pelajaran matematika; tujuan intervensi; prosedur konseling cognitive

behavioral; asumsi intervensi; sasaran intervensi; sesi intervensi, yakni paparan

mengenai kegiatan setiap sesi konseling; indikator keberhasilan konseling

cogntive behavioral dalam menigkatkan self-efficacy siswa pada pelajaran

matematika; dan langkah-langkah implementasi konseling cognitive behavioral

dalam meningkatkan self-efficacy siswa pada pelajaran matematika.

3.6.

Teknik Analisis Data

Pada penelitian dirumuskan tiga pertanyaan penelitian. Secara berurutan,

masing-masing pertanyaan penelitian dijawab dengan cara sebagai berikut:

(27)

Self-34

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Efficacy siswa pada pelajaran matematika subjek penelitian di SMAN 2

Bandung yang diungkap menggunakan jawaban siswa dalam angket

Self-Efficacy siswa pada pelajaran matematika. Untuk mengklasifikasi tingkat

pencapaian Self-Efficacy siswa pada pelajaran Matematika digunakan

kriteria penggolan subjek ke dalam tiga kategori yang diadopsi dari Azwar

(Moma, 2014, hlm. 84). Langkah ini dilakukan untuk memberikan

kategori tinggi, sedang, dan rendah dengan rumus kategorisasi yang tersaji

pada tabel berikut:

Tabel 3. 5

Klasifikasi Tingkat Pencapaian Self-Efficacy

No

Skor

Kategori

1

X + , σ

Tinggi

2

- , σ + , σ

Sedang

3

- , σ

Rendah

Azwar (dalam Moma, 2014, hlm. 84)

Keterangan :

: Nilai Rata-rata

: Standar Deviasi

Setelah mendapatkan siswa yang membutuhkan bantuan konseling,

kemudian disusun rancangan program pelaksanaan intervensi melalui

konseling cognitive behavioral dalam meningkatkan self-efficacy siswa

pada pelajaran matematika.

2.

Pertanyaan penelitian kedua mengenai efektivitas teknik konseling

cognitive behavioral

dirumuskan ke dalam hipotesis “konseling

cognitive

behavioral efektif dalam meningkatkan self-efficacy siswa pada pelajaran

matematika”, pengujian hipotesis dilakukan pada setiap individu yang

menjadi subjek penelitian, yakni membandingkan kondisi skor setiap

aspek self-efficacy pada baseline dan treatmen yang telah dilakukan.

3.

Pertanyaan penelitian ke tiga mengenai gambaran peningkatan

(28)

35

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan melakukan analisis terhadap data hasil penelitian. Data disajikan

melalui grafik dalam rangka melihat visualisasi dari perubahan

self-efficacy siswa pada pelajaran matematika. Sebagaimana yang diungkapkan

(29)

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1.

Kesimpulan

Konsekuensi psikologis dari lemahnya self-efficacy pada matematika adalah

munculnya sikap negatif yang mengarah kepada motivasi yang rendah dan apatis

pada pelajaran matematika. Self-efficacy mempengaruhi pilihan orang dalam

membuat dan menjalankan tindakan yang mereka kejar. Individu cenderung

berkonsentrasi dalam tugas- tugas yang mereka rasakan mampu dan percaya dapat

menyelesaikannya serta menghindari tugas-tugas yang tidak dapat mereka

kerjakan. Mengubah self-efficacy berarti mengubah pola pikir. Oleh karena itu,

tanpa meningkatkan dan mengandalkan pembelajaran matematika yang

berkualitas yang menuntun siswa untuk berpikir, akan sangat sulit mencapai

kemampuan berpikir.

Intervensi konseling cognitive behavioral pada penelitian, terbukti efektif

untuk meningkatkan self-effacacy siswa pada pelajaran matematika. Siswa yang

diberikan konseling cognitive behavioral mengalami peningkatan skor

self-efficacy pada pelajaran matematika yang terlihat dari perbandingan skor rata-rata

baseline dan skor intervensi yang digambarkan dalam bentuk grafik pada

masing-masing subjek penelitian. Temuan hasil penelitian menunjukkan peningkatan

skor self-effacacy pada pelajaran matematika. Konseli RW mengalami

peningkatan sebesar 10 poin, konseli AL sebesar 10,4 poin, dan konseli RN

sebesar 12 poin.

Pengalaman pada sesi konseling telah memberikan kesempatan kepada

konseli untuk tidak menghindari masalah melainkan memikirkan cara yang dapat

dilakukan untuk menyelesaikan masalah tersebut, sehingga muncul keyakinan

pada diri konseli akan kemampuannya menyelesaikan permasalahan.

(30)

72

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan hal-hal sebagai berikut:

1.

Bagi Guru BK

Hasil penelitian menunjukkan, konseling cognitive behavioral

efektif untuk meningkatkan self-efficacy siswa pada pelajaran matematika.

Dengan demikian, teknik konseling cognitive behavioral diharapkan dapat

menjadi salah satu alternatif bagi guru BK untuk meningkatkan self-efficacy

dan performa siswa pada pelajaran matematika di SMA.

2.

Bagi Guru Pelajaran Matematika

Hasil penelitian menunjukkan konseling cognitive behavioral

memiliki kaitan yang erat dengan self-efficacy siswa. Implikasi bagi guru

pelajaran matematika yaitu perlunya memperhatikan cara pandang siswa

terhadap pelajaran matematika, sehingga dapat menunjukkan performance

guru dalam mengajar (berempati terhadap kesulitan belajar siswa,

mendorong siswa untuk berusaha dengan berbagai teknik belajar,

menggunakan metode yang lebih tepat untuk mengubah pandangan siswa

lebih positif pada pelajaran matematika, dan menumbuhkan kepercayaan

diri siswa akan kemampuannya untuk balajar dan berprestasi pada pelajaran

matematika).

3.

Bagi Peneliti Selanjutnya

(31)

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. (2010), Psikologi kepribadian. Malang: UMM Press.

Alwisol. (2009). Psikologi kepribadian. edisi revisi. Malang: UMM Press.

Auliya, Risma Nurul. (2013). Pengaruh model pembelajaran kooperative tipe

CRH( Course, Review, Hurray) terhadap kemampuan pemahaman

matematis dan kecemasan siswa SMP. Universitas Pendidikan Indonesia.

Repository.UPI.edu.

Bandura, Albert. (1997). Self-efficacy: the exercise of control. New York:

Freeman.

Bandura, A., Barbaranelli, C., Caprara, G. V., & Pastorelli, C. (1996).

Multifaceted impact of self-efficacy beliefs on academic functioning child

development

. Volume 67, Issue 3, pages 1206

1222.

Bandura, A. (1994). Self-efficacy. In V. S. Ramachaudran (Ed.),

“Encyclopedia

of human behavior”.

(Vol. 4, pp. 71-81). New York: Academic Press.

(Reprinted in H. Friedman [Ed.], Encyclopedia of mental health. San Diego:

Academic Press, 1998).Beck AT. Thinking and depression: II theory and

therapy. Arch Gen Psychiatry. 1964;10:561-71.

Bandura, A. (2006). Guide for constructing self-efficacy scales. In Pajares & T.

Urdan (Eds.),

Adolescence and education

”.

Self-efficacy beliefs of

adolescents. Vol. 5: (pp. 307-337). Greenwich: Information Age Publishing.

Beck AT. (1976). Cognitive therapy and the emotional disorders. New York:

International Universities Press.

Beck, J. S. (2011). Cognitive behavior therapy: basics and beyond. 2nd ed. New

York: Guilford.

Bush, John Winston. (2003). Cognitive behavioral therapy: the basics. [Online].

Tersedia: http://cognitivetherapy.com/basics.html.

Clark, D.A., & Beck, A.T. (2010). Cognitive therapy of anxiety disorders: science

and practice. New York, NY: Guilford Press.

(32)

74

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hall, R. J. & Hughes, J. N. (1989). Cognitive behavioral approaches in the

schools: A comprehensive handbook. New York: The Guilford press.

Hellum-Alexander, A. (2010). Effective teaching strategies for alleviating math

anxiety and increasing self-efficacy in secondary students. [Online]

Tersedia: http://www.jarwancenter.com/download/english_books/university

__dissertations/.

Hidayat, Asep Syarif. (2010). Pokok pokok pengajaran matematika. Tersedia:

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/19580

4011985031-ASEP_SYARIF_HIDAYAT/Pokok-2_peng_mat.pdf

.

Horner, R

., et al. (2005). “

The use of single-subject research to identify.

evidence-based practice in special education

”.

In Council for Exceptional Childern,

Vol. 71. Na. 2. pp. 165-179.E

Sunanto, J., Takeuchi, K., & Nakata, H. (2006). Pengantar penelitian

dengan subjek tunggal. CRICED Univercity of Tsukuba.

Kumar, G. V. & Sebastian, L. (2011).

Impact of CBT on self-efficacy and

academic achievement in adolescent’s students”

. Journal of the Indian

academy of applied psychology. Vol.37, Special issue, 134-139.

Liza, S. (2010). Effectiveness of cognitive behavior therapy on self-efficacy

among high school students. A submitted thesis for doctorate degree in

psychology. Department of psychology. University of Mysore, India.

Luszczynska, A., Mohamed, N. E., & Schwarzer, R. (2005). “

Self-Efficacy and

social support predict benefit finding 12 months after cancer surgery: The

mediating role of coping strategies

”.

Psychology, Health & Medicine. 10,

365-375.

Lusby, Blair.(2009). Increasing student's self-efficacy in mathematics. [Online]

Tersedia

dalam:

http://www.smcm.edu/educationstudies/pdf/rising-tide/

volume-5/lusby.pdf.

Matson, J. L., & Ollendick, T. H. (1988). Enhancing children's social skills:

assessment and training. London: Pergamon Press.

Maddux, J. E., & Volkmann, J. R. (2000). Self-efficacy and self-regulation. In R.

Hoyle (Ed.), Handbook of personality and self-regulation. New York:

Wiley-Blackwell.

(33)

75

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Moma, L (2014). Peningkatan Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis,

Self-Efficacy dan Soft Skills Siswa SMP melalui Pembelajaran generative.

Disertasi SPS UPI : Tidak dipublikasikan.

NACBT.

(2007).

Cognitive-behavioral

therapy.

[Online].

Tersedia:

http://www.nacbt.org/ whatiscbt.htm [5 Januari 2007].

Oemarjoedi, A. Kasandra. (2003). Pendekatan cognitive behavior dalam

psikoterapi. Jakarta: Kreativ Media.

Ormrod, Jeanne E. (2006). Educational psychology: Developing learners 5th

Edition. Ohio: Pearson.

Pajares, F., & Miller, M. D. (1995).

Mathematics self-efficacy and mathematics

outcomes: The need for specificity of assessment

. Journal of Counseling

Psychology, 42, 190-198.

Prochaksa, J.O., & DiClemente, C.C. (1992). The transtheoretical approach. In

J. Norcross & M. Goldfried (Eds.), Handbook of Psychotherapy

Integration. New York: Brunner.

Priatna, Nanang. (2008). Karakteristik Matematika. [Online] Tersedia di:

http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/19630

3311988031-NANANG_PRIATNA/Karakteristik_Matematika.pdf.

Sabandar, J. (2009). Berpikir Reflektif. Tersedia: http://math.sps.upi.edu/wp-

content/uploads/2009/11/Berpikr-Reflektif.pdf.

Sabandar, J. (2009). Thinking classroom dalam Pembelajaran Matematika di.

Sekolah. [Online] http:// file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._

MATEMATIKA/194705241981031/JOZUA_SABANDAR/KUMPULAN_

MAKALAH_DAN_JURNAL/Thinking-Classroom-dalam-Pembelajaran-Matematika-di-Sekolah.pdf.

Schunck, D.H. (1995). Self-Efficacy and education and instruction. In J.E.

Maddux (Ed,.), Self-Efficacy, adaptation, and adjusment: Theory, research,

and application. New York: Plenum.

Schoenfeld. (1992). Learning to think mathematically: Problem solving,

metacognition, and sense making in mathematics. Dalam Grouws, Douglas

A (Eds.), Handbook of Research on Mathematics Teaching and Learning.

New York: Macmillan Publishing Company.

(34)

76

Sopiyah, 2014

Efektivitas Teknik Konseling Cognitive Behavioral Untuk Meningkatkan Self-Efficacy Siswa Pada Pelajaran Matematika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tansil, S., Aditomo, A., & Tjahjono, E. (2009) Reflected appraisals dan

mathematics academic self-efficacy pada Siswa SMA. Anima. Indonesian

Psychological Journal. Vol. 24, No. 2, 183-188.

Gambar

Tabel 3. 1   pada pelajaran Matematika
Tabel 3. 2  Pola Skor Opsi Alternatif Respon Model
Tabel 3. 4  Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen
Tabel 3. 5  Klasifikasi Tingkat Pencapaian

Referensi

Dokumen terkait

Situs web PT ASKOTAMA INTI NUSANTARA memberikan informasi baik informasi perusahaan maupun informasi produk yang ditawarkannya, sehingga masyarakat dapat mengenal dan mengakui

Pembuatan aplikasi simulasi TOEFL berbasis desktop ini di buat menggunakan adobe flash professionl cs6 dengan menggunakan bahasa pemmrograman Action Script 2.0

Jika dilihat laju pertumbuhan penduduk menurut kecamatan, maka dapat diketahui bahwa kecamatan yang paling tinggi laju pertumbuhan penduduknya adalah Kecamatan S uwawa

Write a procedure CountCycles(f) that will take as input a list of length n that is the second line of the 2-line form of a permutation and will output the number of cycles that

Jika pengering rambut tidak dapat menghembuskan secara total, atau jika ia tidak dapat menghasilkan udara panas dalam jumlah yang cukup, kipas mungkin terikat sebab

The fast-access Register file contains 32 x 8-bit general purpose working registers with a single clock cycle access time. This allows single-cycle Arithmetic Logic

Nilai koefisien yang positif dan OR yang lebih dari 1 pada faktor risiko status gizi kurus menunjukkan bahwa dengan semakin rendah IMT atau semakin kurus siswi maka

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi