• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI JAMUR TIRAM (PLEUROTUS OSTREATUS) DI KECAMATAN ARUT SELATAN, KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI JAMUR TIRAM (PLEUROTUS OSTREATUS) DI KECAMATAN ARUT SELATAN, KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI JAMUR TIRAM (PLEUROTUS OSTREATUS) DI KECAMATAN ARUT SELATAN,

KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

Shofiyah., Novi Nurhayati., Agyt Tresna Budi Pratama Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Antakusuma

Jl. Iskandar No. 63 Kode Pos 74112 Pangkalan Bun Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh varibel-variabel jumlah bibit, media tanam dan tenaga kerja terhadap produksi jamur tiram. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April-Juni 2017 di Kecamatan Arut Selatan. Dalam penentuan lokasi penelitian digunakan teknik Quota Sampling dengan pengambilan sampel sebanyak 1 (satu) Kecamatan Arut Selatan yaitu dengan jumlah sampel sebanyak 5 (lima) produsen jamur tiram. Perhitungan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus slovin dengan tingkat kesalahan 25% dengan menggunakan alat analisi regresi linier berganda. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel jumlah bibit, media tanam dan tenaga kerja secara bersama-sama tidak dapat berpengaruh terhadap produksi jamur tiram di Kecamatan Arut Selatan dan secara masing-masing variabel jumlah bibit, media tanam dan tenaga kerja memiliki hasil adalah jumlah bibit dan tenga kerja tidak berpengaruh secara nyata dan media tanam memiliki pengaruh yang secara nyata terhadap produksi jamur tiram di Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat.

Keyword : Jamur Tiram, Produksi, Tenaga Kerja dan variabel

THE EFFECT OF PRODUCTION FACTORS ON PRODUCTION OF OYSTER

MUSHROOM (PLEUROTUS OSTREATUS) IN ARUT SELATAN SUB-DISTRICT,

KOTAWARINGIN BARAT REGENCY

Abstract

This study aims to determine the effect of variable number of seeds, planting media and labor on the production of oyster mushrooms. This research was conducted in April-June 2017 in Arut Selatan Sub- District. In determining the location of the study, the Quota Sampling technique was used with sampling of 1 (one) Arut Selatan Sub- District, namely with a sample of 5 (five) oyster mushroom producers. The sample calculation in this study uses the Slovin formula with an error rate of 25% using multiple linear regression analysis tools. The data used in this study are primary data and secondary data. The results showed that the variables of the number of seedlings, planting media and labor together could not influence the production of oyster mushrooms in Arut Selatan Sub- District and in each variable the number of seeds, planting media and labor had yields were the number of seeds and tenga work has no significant effect and the planting media has a significant influence on the production of oyster mushrooms in the Arut Selatan Sub- District of Kotawaringin Barat Regency.

Kata Kunci : oyster mushrooms, production, labor and variable

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas dan berada di daerah tropis dengan dataran yang subur. Kondisi ini cukup potensial sebagai negara agraris, karena memiliki iklim dengan curah hujan tinggi, matahari yang bersinar sepanjang tahun, dan kondisi alam yang berlimpah dengan keanekaragaman hayati yang tinggi.

Potensi ini menjadi modal utama dalam pengembangan budidaya dibidang pertanian dengan produksi jumlah yang banyak dan tersedia sepanjang tahun.

Menurut Suriawiria (2003), Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan satu dari berbagai jenis tanaman yang hidup di daerah tropis. Spesies Pleurotus terdiri dari beberapa jenis diantaranya; jamur tiram kuning (Pleurotus

(2)

citrinipileatus), jamur tiram abu-abu (Pleurotus cystidius), jamur tiram merah muda (Pleurotus flabellatus), jamur tiram cokelat (Pleurotus cystidiosus), jamur tiram raja (Pleurotus umbellatus), dan jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), namun hanya jamur tiram putih yang dikenal dan banyak digemari oleh masyarakat. Saat ini telah diketahui bahwa jamur tiram putih mengandung 18 asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak memiliki kolesterol.

Jamur tiram merupakan salah satu komoditas pertanian yang menarik bagi petani untuk membudidayakannya, karena memiliki nilai komersial yang menguntungkan. Keberhasilan budidaya jamur tiram dapat dicapai secara maksimal dengan memperhatikan faktor-faktor lingkungan tumbuhnya, seperti; kelembaban, waktu tumbuh, kandungan CO2, cahaya dan sirkulasi udara serta beberapa faktor penentu lainnya, seperti media tanam, tenaga kerja yang diperlukan, sumber air dan bibit yang harus disesuaikan (Daniel, 2002).

Berdasarkan hasil pra penelitian, saat ini ketersediaan jamur tiram di wilayah Kota Pangkalan Bun masih jauh dari cukup. Hal ini menarik minat petani untuk membudidayakan dan mengembangannya, seperti petani yang berada di Desa Kumpai Batu Atas (KBA) Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat. dimana saat ini para petani telah mengusahakan budidaya jamur tiram. Beberapa faktor produksi menjadi faktor pembatas dalam produksi jamur tiram menjadi penting untuk diperhatikan agar budidaya jamur tiram dapat berhasil dengan baik. Faktor-faktor tersebut diantaranya ketersediaan bibit, media tanam dan tenaga kerja, yang perlu

diketahui tenang pengaruhnya terhadap produksi jamur tiram.

Berdasarkan fenomena diatas maka penulis tertarik melakukan kajian penelitian tentang “Pengaruh Faktor Produksi Terhadap Produksi Jamur Tiram (Pleurotus Ostreatus) Di Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat”.

METODE PENELITIAN Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Teknik Pengumpulan Data

Penulis menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Wawancara, dimana teknik pengumpulan data dilakukan secara langsung melakukan tanya jawab dengan responden berdasarkan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan. 2. Observasi, yakni pengumpulan data

yang diperoleh dengan cara melakukan pengamatan secara langsung dilapangan.

3. Studi literatur, yakni kegiatan penelusuran data yang bersumber pada literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian baik berupa buku, jurnal, laporan penelitian dan catatan-catatan lain yang relevan dengan penelitian.

Teknik analisis data

Data hasil penelitian dikumpulkan dan ditabulasi, selanjutnya dianalisis sesuai dengan hipotesa yang akan diuji. Penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, dimana analisis regresi merupakan suatu analisis yang mengukur suatu pengaruh variabel

(3)

bebas terhadap variabel terikat. Hasil regresi akan menjelaskan ada tidaknya hubungan antar variabe terhadap produksi jamur Tiram.

Adapun rumus yang digunakan untuk persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Y’ = a +

+ + +... Keterangan :

Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)

a = konstanta (nilai Y’ apa bila , .... = 0)

b = koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan) , , ,... (variabel-variabel input; jumlah bibit, media tanam dan tenaga kerja)

Analisis Determinasi (R2)

Analisis determinasi (R2) dalam regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui presentase sumbangan pengaruh variabel independen ( , , ,... ) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini menunjukkan seberapa besar presentase variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variabel-variabel dependen.

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana ketetapan atau kecocokan garis regresi yang berbentuk mewakili kelompok data hasil observasi. Koefisien determinasi menggambarkan bagian dari variasi model. Menurut Supranto (1998), semakin besar nilai (mendekati 1), maka ketetapannya dikatakan semakin baik. Nilai determinan akan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut;

Rumus uji R2, yaitu:

R2 =

a. Uji koefisien regresi secara bersama-sama (Uji F)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1,X2,...Xn) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel independen (Y). Adapun uji F, menggunakan rumus sebagai berikut;

F =

Keterangan:

F = F hitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan F tabel

R2 = Kolerasi parsial yang ditemukan n = Jumlah sampel

k = Jumlah variabel bebas

b. Uji koefisien regresi secara parsial (Uji t)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (X1,X2,...Xn) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). Adapun uji t dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(4)

t =

Keterangan:

t = t hitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel

r = kolerasi parsial yang ditentukan n = jumlah sampel

HASIL DAN PEMBAHASAN

Saat ini di kota Pangkalan Bun khususnya dan Kabupaten Kotawaringin Barat pada umumnya masih terbuka peluang yang cukup potensial untuk pengembangan usaha budidaya jamur tiram. Berdasarkan data di lapangan, pemenuhan kebutuhan jamur tiram masih belum mencukupi. Hal ini disebabkan masih terbatasnya petani jamur tiram.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa untuk kecamatan Arut Selatan terdapat 5 (lima) petani pengembang budidaya jamur tiram. Di dalam usahatani budidaya jamur tiram, untuk mencapai keberhasilan dalam produksinya petani perlu memperhatikan faktor-faktor lingkungan, kebersihan, serta konsistensi selama perawatan. Di tempat penelitian diketahui beberapa faktor yang saat ini cukup berperan dalam keberhasilan produksi jamur tiram, antara lain: jumlah bibit, ketersediaan (banyak tidaknya) media tanam (baglog) dan tenaga kerja. Berdasarkan hasil tabulasi data di lapangan maka masing-masing responden (produsen) petani

jamur tiram diketahui memiliki jumlah bibit, media tanam dan tenaga kerja yang bervariasi, sebagaimana tampak pada Tabel 1.

Tabel 1. Bahan dan Jumlah Media Tanam, Jumlah Bibit, dan Tenaga Kerja Setiap Produsen jamur Tiram

Sumber : Data Primer (Diolah, 2017) A. Jumlah Bibit

Bibit jamur adalah kumpulan hifa atau miselium yang ditumbuhkan pada suatu substat (media) yang digunakan sebagai sumber perbanyakan. Dalam pembibitan memerlukan tingkat ketelitian yang baik, karena kesalahan sedikit dalam pembibitan akan berdampak pada baglog nantinya yaitu tumbuhnya jamur lain selain jamur tiram.

Menurut Parjimo dan Agus (2007), pembibitan merupakan tahapan budidaya yang memerlukan ketelitian tinggi karena harus dilakukan dalam kondisi steril dengan menggunakan bahan dan peralatan khusus. Jumlah bibit yang digunakan dalam 1 (satu) kali produksi setiap produsen memiliki perbedaan, antara lain dapat dilihat pada Tabel 1 di atas. Berdasarkan data di lapangan diketahui, bahwa perbedaanjumlah bibit yang digunakan dikarenakan perbedaan pengunaan bahan baku sebagai media pembibitan, yakni berasal dari biji jagung dan padi. Pada umumnya, penggunaan media padi sebagai media pembibitan memiliki tingkat keberhasilan yang lebih

(5)

tinggi dibandingkan dengan media jagung, Selain itu juga perbedaan dari pemberian/takaran bibit yang diberikan kedalam baglog (media tanam) juga memiliki pengaruh.

B. Ketersediaan Media Tanam

(Baglog)

Pada usaha budidaya jamur tiram, selain mengharapkan produksi jamur tiram sendiri yang perlu diperhatikan adalah media tanam. Hal ini dikarenakan, budidaya jamur tiram memerlukan media tanam yang berbeda dari media tanam usahatani pada umumnya, dimana media tanam jamur tiram perlu dibuat/ diproduksi terlebih dahulu dengan tahapan-tahapan yang cukup memerlukan keahlian tersendiri.

Pembuatan media jamur tiram yang selanjutnya disebut baglog, setiap petani berbeda dalam ketersediaannya meskipun bahan yang disediakan memiliki jumlah yang sama (Tabel 1). Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara di lapangan diketahui bahwa perbedaan tersebut erat kaitannya dengan kemampuan dan keahliannya dalam membuat dan mengemas bahan menjadi baglog.

Media tanam disebut juga dengan media tumbuh bagi tanaman merupakan sumber berbagai nutrisi, mineral, air, vitamin serta kandungan lain yang tentunya dibutuhkan oleh tanaman jamur. Adapun bahan dan jumlah media tanam yang digunakan dalam budidaya jamur tiram oleh petani jamur masing-masing secara rinci dapat dilihat sebagaimana Tabel 1.

C. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna

menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Di dalam budidaya jamur, kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja sangat dibutuhkan keberhasilan dan peningkatan proses produksinya.Penggunaan tenaga kerja pada budidaya jamur tiram pada penelitian ini rata-rata memiliki tenaga kerja 1 (satu) orang (Tabel 1). Di mana diketahui bahwapenggunaan tenaga kerja sangat membantu dalam proses peningkatan produksi. Pada tenaga kerja pada produsen (responden no. 4) yang memiliki 2 (dua) tenaga kerja tidak mampu meningkatkan jumlah produksi dikarenakan penambahan tenaga kerja hanya sebagai pengganti sementara (membantu disaat waktu senggang) yang merupakan anggota keluarga (istri).

Produksi akan suatu produk/barang merupakan fungsi yang dipengaruhi oleh banyak faktor (variabel) seperti halnya produksi jamur tiram di Kecamatan Arut Selatan yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pada penelitian terdapat beberapa variabel meliputi variabel dependen (produksi) dan variabel independen (jumlah bibit, media tanam dan tenaga kerja). Berdasarkan hasil analisis akan diketahui variabel apa saja yang berpengaruh terhadap produksi jamur tiram secara nyata dan variabel apa saja yang berpengaruh secara tidak nyata terhadap produksi jamur tiram.

D. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda adalah suatu analisis yang dapat digunakan untuk mengukur pengaruh variabel dependen terhadap variabel independen. Persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

(6)

Y = 5812,903 + (-68,548) X1 + 0,565 X2 + 108,710 X3

Keterangan:

Y = Produksi Jamur Tiram (KG/Panen) X1 = Jumlah Bibit (Botol/Produksi)

X2 = Media Tanam (KG/Produksi)

X3 = Tenaga Kerja (HOK/Produksi)

Berdasarkan persamaan tersebut diperoleh nilai konstanta (Constant) adalah 5812,903. Nilai konstanta pada persamaan regresi linier berganda dapat berpengaruh pada produksi karena apabila faktor jumlah bibit, media tanam, dan tenaga kerja yang mempengaruhi produksi jamur tiram bernilai 0 maka jumlah produksi jamur tiram di Kecamatan Arut Selatan bernilai positif (5812,903). Pada persamaan regresi linier terdapat koefisien dari masing-masing variabel yang dapat mempengaruhi produksi jamur tiram di Kecamatan Arut Selatan apabila terjadi perubahan nilai pada variabel tersebut.

Pada persamaan tersebut nilai koefisien regresi variabel jumlah bibit (X1) bernilai negatif (-68,548), hal ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan faktor jumlah bibit sebanyak 1 botol, maka akan mengalami penurunan produksi sebanyak 68,548 baglog atau 34,274 kg dengan data 1 (satu) baglog menghasilkan sebanyak 0,5 kg jamur tiram selama masa produktif baglog.

Semakin banyak bibit yang digunakan dalam produksi jamur tiram maka akan menurunkan jumlah produksi jamur tiram dalam artian produsen tidak mampu meningkatkan jumlah produksi karena faktor keterbatasan produksi baglognya dalam satu kali produksi.

Pada persamaan nilai koefisien regresi variabel media tanam (X2) bernilai positif 0,565. Hal ini dapat

diartikan bahwa setiap peningkatan media tanam sebanyak 1 kg, maka akan mengalami peningkatan sebanyak 0,565 kg jamur tiram (dengan asumsi nilai variabel lainnya tetap). Hal tersebut dikarenakan jumlah media tanam yang digunakan akan mempengaruhi produksi jamur tiram. Hal ini seperti dijelaskan oleh Sumarsih (2008) bahwa setiap media tanam yang digunakan akan berpengaruh pada jumlah produksi jamur tiram semakin lengkap media tanam yang digunakan maka akan semakin banyak hasil yang diperoleh.

Pada persamaan nilai koefisien regresi variabel tenaga kerja (X3) bernilai positif 108,710. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap peningkatan tenaga kerja sebesar 1 hari dalam produksi jamur tiram, maka akan mengalami peningkatan produksi jamur tiram sebanyak 108,710 baglog (dengan asumsi nilai variabel lainnya tetap). Hal ini dikarenakan apabila tenaga kerja (HOK) bertambah maka waktu produksi jamur tiram semakin sedikit dan efisien. Hal ini seperti dijelaskan oleh Henky (2008) pembuatan media tanam bertujuan untuk meningkatkan jumlah produksi jamur tiram sehingga apabila HOK bertambah, maka media tanam yang digunakan akan bertambah dan mengakibatkan peningkatan pada produksi jamur tiram.

Penggunaan tenaga kerja yang optimum akan diperoleh keseimbangan dalam jumlah produksi sehingga penggunaan tenaga kerja harus sesuai dengan tingkat produksi. Hal ini sesuai dengan pendapat (Sunanto, 2000) HOK dalam produksi jamur tiram sangat digunakan secara efisien sehingga produksi tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama dan akan berpengaruh pada hasil produksi nantinya.

(7)

E. Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (jumlah bibit, media tanam dan tenaga kerja) terhadap variabel dependen (produksi jamur tiram). Hasil pengolahan data pada penelitian ini terdapat pada Tabel 2.

Tabel 2. Perhitungan Koefisien Determinasi Menggunakan SPSS

Sumber : Data Primer (Diolah, 2017)

Berdasarkan Tabel 2 hasil analisis regresi linier berganda data nilai R2 nilai koefisien determinasi memiliki rentang nilai antara 0-1. Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai R2 = 0,496 dan R = 0,704 menjelaskan bahwa nilai R2 sebesar 0,496 yang berarti 49,6%. Hal tersebut mengartikan bahwa variabel X (Jumlah Bibit, Media Tanam dan Tenaga Kerja) mempunyai pengaruh sebesar 49,6% terhadap variabel Y(Produksi Jamur Tiram) sedangkan sisanya 50,4% akan di pengaruhi faktor yang tidak masuk dalam variabel.

F. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah secara bersama-sama variabel independen (jumlah bibit, media tanam dan tenaga kerja) dapat berpengaruh terhadap variabel dependen (harga jamur

tiram). Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel atau dari perbandingan nilai signifikansi dengan probabilitasnya beserta asumsi bahwa H0 ditolak apabila Fhitung ≤ Ftabel atau Ho diterima Fhitung ≥ Ftabel berdasarkan penerimaan atau penolakan hipotesis. Hasil analisis uji F dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Analisis Uji F

Sumber : Data primer (Diolah, 2017)

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa Fhitung 0,328 < Ftabel 6,61 dengan nilai signifikansi 0,05 < 0,821 hal ini berarti hipotesis H0 ditolak dan Ha diterima, karena dapat menjelaskan bahwa variabel independen (jumlah bibit, media tanam dan tenaga kerja) secara bersama-sama tidak dapat berpengaruh secara nyata terhadap produksi jamur tiram di Kecamatan Arut Selatan. Dalam produksi jamur tiram jumlah bibit, media tanam dan tenaga kerja secara bersama-sama tidak ada pengaruhnya. Hal ini di karenakan pada tabel tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikansi > 0,05 sehingga variabel independen tidak ada pengaruh terhadap variabel dependen. Apabila nilai signifikansi < 0,05 maka jumlah bibit, media tanam dan tenaga kerja secara bersama-sama akan

(8)

berpengaruh terhadap produksi jamur tiram.

G. Uji T

Uji T biasanya digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial jumlah bibit, media tanam dan tenaga kerja dapat berpengaruh secara signifikan terhadap produksi jamur tiram. Dalam penelitian ini, sistem pengujian menggunakan uji t dengan membandingkan nilai Thitung dengan Ttabel. Hasil uji T pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Analisis Uji T

Sumber : Data primer (Diolah, 2017)

Pada Tabel 4 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Jumlah bibit (X1)

Variabel X1 dengan nilai Thitung (-0,146) < nilai Ttabel 0,726 , menunjukkan bahwa H0 diterimadan Ha ditolak, dimanajumlah bibit tidak mempunyai pengaruh secara nyata terhadap produksi jamur tiram. 2. Media tanam (X2)

Variabel X2 dengan nilai Thitung 0,808 > nilai Ttabel 0,726, menunjukkan bahwa H0 ditolakdan Ha diterima, dimana media tanam mempunyai pengaruh nyata terhadap produksi jamur tiram. 3. Tenaga kerja (X3)

Variabel X32 dengan nilai Thitung 0,137 < nilai Ttabel 0,726,

menunjukkan bahwa H0 diterimadan Ha ditolak, dimana tenaga kerja tidak mempunyai pengaruh yang secara nyata terhadap produksi jamur tiram.

H. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model ini ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas. Variabel yang menyebabkan multikolinearitas dapat dilihat dari nilai kolerasi < 0,1 atau nilai VIF > 10 (Hair et al, 1992). Uji analisis multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil Analisis uji Multikolinearitas

Sumber : Data primer (Diolah, 2017)

Berdasarkan Tabel 5. dapat diketahui bahwa nilai toleransi dari variabel independen (jumlah bibit, media tanam dan tenaga kerja) lebih besar dari 0,1 yaitu nilai toleransi jumlah bibit 0,230, nilai toleransi media tanam 0,527 dan nilai toleransi tenaga kerja 0,198 dan nilai dari VIF pada variabel independen (jumlah bibit, media tanam dan tenaga kerja) lebih kecil dari pada 10 yaitu nilai VIF jumlah bibit 4,347, nilai VIF media tanam 1,897 dan nilai VIF tenaga kerja 5,042.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas karena nilai dari toleransi > 0,1 dan nilai VIP < 10. Hal ini sesuai pendapat (Gujarati, 2003 dan Widarjono, 2007) yang menyatakan bahwa untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dalam model regresi

(9)

linier berganda dapat digunakan nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance (TOL) dengan ketentuan jika nilai VIF melebihi angka 10, maka terjadi multikolinieritas dalam model regresi. Kemudian jika nilai TOL sama dengan 1, maka tidak terjadi multikolinieritas dalam model regresi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa Pengujian secara simultan atau secara bersama-sama dengan seluruh variabel independen (jumlah bibit, media tanam dan tenaga kerja) terhadap produksi jamur tiram tidak ada pengaruh secara nyata terhadap produksi jamur tiram di Kecamatan Arut Selatan.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyana, et al. 1997. Klasifikasi Lengkap Tanaman Jamur Tiram. Jakarta.

Daniel, M., 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Genders. 1986. Becocok Tanam Jamur. Pioner Jaya. Bandung. H. Sunanto, 2000. Budidaya Jamur

Tiram , Edisi 1. CV . Aneka Ilmu , Anggota IKAPI, Semarang

Kutner, et al., 2004. Analisis regresi linier berganda.

Parjimo, 2007. Kandungan gizi pada jamur tiram. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Rismunandar, 1984. Komposisi kandungan nilai gizi jamur tiram. Jakarta

Sumarni, 2006. Kandungan protein jamur tiram. Bandung

Sumarsih, 1999. Pengaruh Media Tanam Terhadap Pertumbuhan, The

Departements Of Agricultural Communications, Languna

Gambar

Tabel 1. Bahan dan Jumlah Media Tanam,  Jumlah  Bibit,  dan  Tenaga  Kerja  Setiap  Produsen jamur Tiram
Tabel 3. Analisis Uji F
Tabel 4. Analisis Uji T

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan (1) Tujuh desa pesisir yang telah diteliti memiliki Angka Partisipasi Kasar (APK) jenjang Sekolah Menengah Pertama yang

Sehubungan dengan hal teisebut kami mohon ijin dan bantuan bagi mahasiswa yang bersm~gkutan agar dapat melakukan penyebaran angket di tempat yang Bapak/P1u

tertulis: menilai kemampuan peserta didik dalam memahami, menerapkan, dan mengonversi teks laporan hasil observasi ke dalam bentuk yang lain sesuai dengan struktur

Bahwa benar yang tersebut namanya di atas telah mengadakan penelitian/wawancara dengan kami, dalam rangka pengumpulan data untuk merealisasikan penelitian tesis yang

Beberapa penelitian yang mengatakan jika perusahaan memiliki kinerja sosial dan lingkungan yang baik, otomatis dapat menimbulkan kepercayaan dari investor sehingga

Karena laporan arus kas untuk arus kas kegiatan operasi yang dihasilkan perusahaan yang melakukan manipulasi aktivitas riil lebih rendah sehingga tidak dapat

Hasil penelitian tentang hubungan status pekerja- an usia lanjut dengan kemampuan keluarga merawat usia lanjut di rumah. Usia lanjut yang bekerja 37 orang, sejumlah

with mass m to produce the acceleration is a vector in the same direction, F = ma according to Newton's second law; in this case, F is called the centripetal force...