• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRACT. Water Quality Studyat Jorong Sawah Kareh Kenagarian Balimbing Kabupaten Tanah Datar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRACT. Water Quality Studyat Jorong Sawah Kareh Kenagarian Balimbing Kabupaten Tanah Datar"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2

ABSTRACT

Water Quality Studyat Jorong Sawah Kareh Kenagarian Balimbing Kabupaten Tanah

Datar

By:

Alwi Maulana* Erna Juita** Farida**

* Geography Departement Of Student Education STKIP PGRI Sumatera Barat ** Lecture at Geography Departement Of STKIP PGRI Sumatera Barat

The need for clean water and drinking water increased with increasingrate of population growth and increased activityin the community to meet heir needs. Then, in need ofa clean water supply that can be used by the community, not in terms of quantity but in terms of quality. This study aims tolook at the quality ofthe springs and the possibility to be developed to suppor tthe needs of water in Jorong Sawah Kareh Kenagarian Balimbing. This study aims to obtain data and information and discuss data on the quality of the spring water contained in Jorong Sawah Kareh Kenagarian Balimbing. The research is descriptive quantitative. Based on the result of the research of the physical quality(temperature, color, odor, taste and turbidity). In the first sample color and turbidity does not meet drinking water quality standards that have been set by the Minister of Health Decree No. 492 / Menkes / Per / IV / 2010. It can be viewed from the quality of the water chemistry (pH, Fe, Mg, Mn, NH3) springs on samples I, II and III at pH does not meet water quality standards that have been set by the Minister of Health Decree No. 492 / Menkes / Per / IV / 2010. And it can be viewed from the biological quality (Colli Bacteria Form) spring water, the samples II and III do not meet water quality standards that have been set by the Minister of Health Decree No. 492 / Menkes / Per / IV / 2010. Springs discharge in Jorong Sawah Kareh totaled 951,523.2 liters / day, while the community needs Jorong Sawah Kareh 56873.25 liters / day, so it can be interpreted that the spring water to meet the water needs of the community Jorong Sawah Kareh.

Keywords : Water need, Quality, Quantity PENDAHULUAN

Peningkatan kualitas air minum dengan jalan mengadakan pengelolaan terhadap air yang akan diperlukan sebagai air minum dengan mutlak diperlukan terutama apabila air tersebut berasal dari air permukaan. Pengolahan yang dimaksud dimulai dari yang sangat sederhana sampai yang pada pengolahan yang mahir, sesuai dengan tingkat kekotoran dari sumber asal air tersebut. Semakin kotor semakin berat pengolahan yang dibutuhkan, dan semakin banyak ragam zat tercemar akan semakin banyak pula teknik-teknik yang diperlukan untuk mengolah air tersebut, agar bisa dimanfaatkan sebagai air minum (Sutrisno, 2010 : 1-2).

Upaya pemenuhan kebutuhan air yang dilakukan penduduk Jorong Sawah Kareh, pada dasarnya melalui sumber air mata air dan juga diadakan program PAMSIMAS (Program Penyediaan Air Bersih Berbasis Masyarakat). Namun program itu belum juga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap air bersih. Air mata air yang di salurkan kepada masyarakat tidak memadai, bahkan ada masyarakat yang tidak kebagian mendapatkan air dari mata air. Selain itu air mata air yang di salurkan dekat dengan lahan pertanian sehingga kurang menjadi perhatian bagi masyarakat, sumber mata air dengan mudahnya tercemar oleh zat kimia dan mikro organisme yang berasal dari pupuk pertanian

(3)

3

Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh

manusia dapat mengambil air dari dalam tanah, air permukaan, atau langsung dari air hujan. Dari ke tiga sumber air tersebut air tanah lah yang paling banyak digunakan karena air tanah memiliki beberapa kelebihan dibanding sumber-sumber lainnya antara lain karena kualitas airnya yang lebih baik serta pengaruh akibat pencemaran yang relatif kecil. Air merupakan salah satu komponen pembentuk lingkungan sehingga tersedianya air yang berkualitas mengindikasikan lingkungan yang baik. Air yang digunakan harus memenuhi syarar dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Secara kualitas, air harus tersedia pada kondisi yang memenuhi syarat kesehatan. Kualitas air dapat di tinjau dari segi fisik, kimia, dan biologi. Air yang dapat di gunakan untuk keperluan sehari-hari harus memenuhi standar baku untuk rumah tangga. Banyak air yang tersedia tidak memenuhi syarat kesehatan secara alami sehingga di perlukan upaya perbaikan secara sederhana maupun modren (Kusnaedi, 2010 : 1-2)

Menurut Sutrisno (2010 : 2) air merupakan suatu hal yang penting dalam penghidupan dan kehidupan manusia dan juga bagi makluk hidup lainnya, setiap manusia rata-rata kandungan air dalam tubuhnya sebanyak 90% dari berat badannya, untuk orang dewasa kira-kira memerlukan air 2.200 gr setiap hari, untuk keperluan minum di butuhkan air rata-rata sebanyak 5 liter/hari. Secara keseluruhan kebutuhan akan air suatu rumah tangga untuk masyarakat Indonesia di perkirakan sebesar 60 liter/hari.

Seiring pertumbuhan penduduk Kenagarian Balimbing yang merupakan salah satu nagari yang terpadat penduduknya di Kecamatan Rambatan, maka kebutuhan air bersih sebagai sumber baku air minum maupun untuk kebutuhan domestik semakin meningkat. Berdasarkan data BPS 2013, luas wilayah Kenagarian Balimbing 29,44 km dengan jumlah pendudk sebanyak 7.999 jiwa yang terdiri dari 3.875 jiwa penduduk laki-laki dan 4.124 jiwa, terbagi atas 5 Jorong yang berada di Kenagarian Balimbing, khususnya Jorong Sawah Kareh memiliki 1570 jiwa yang penduduknya menggunakan air bersih yang berasal dari mata air (BPS 2013 Kenagarian Balimbing)

.

yang akan mempengaruhi kualitas sumber mata air

.

Sumber air dari mata air yang di komsumsi masyarakat Jorong Sawah Kareh ini sudah dalam kondisi yang kurang baik, terutama yang dirasakan oleh penduduk di mana air yang mereka konsumsi sudah mengalami perubahan yaitu air yang bau karat (besi), air yang keruh, bila di saring terasa payau, dan air yang kelihatan bersih tapi meninggalkan endapan merah dalam bejana.

Berdasarkan kondisi kualitas sumber air dari mata air di daerah Jorong Sawah Kareh, di mana pada daerah ini terdapat 1570 jiwa yang menggunakan sumber mata air. Untuk itu perlu di lakukan penelitian, apakah sumber mata air yang di gunakan oleh penduduk Jorong Sawah Kareh tersebut memenuhi persyaratan air minum sebagai mana yang telah ditetapkan kesehatan RI No. 492/MENKES/Per/IV/ 2010.

Sumber air dari mata air di pemukiman penduduk Jorong Sawah Kareh perlu di perhatikan karena kebutuhan air sangat diperlukan sekali bagi penduduk untuk kebutuhan sehari-hari. Atas dasar tersebut penulis merasa perlu mengadakan penelitian yang di tuang kan dalam judul ”Studi Kualitas Mata Air Di Jorong Sawah Kareh Kenagarian Balimbing Kabupaten Tanah Datar”.

METODOLOGI PENELITIAN

Menurut Tika (1994) dalam Erna Juita (2012:35) Penelitiandeskriptif kuantitatif adalah penelitian yang mendeskripsikan apa yang saat ini berlaku didalamnya, terdapat upaya untuk mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan menginterprestasikan kondisi – kondisi yang terjadi. Penelitian ini tidak menguji hipotesa atau menggunakan hipotesa, melainkan mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan variabel yang di teliti, guna mengambil kebijaksanaan atau keputusan untuk tindakan yang dirasa perlu.

Bahan dan Alat Penelitian

Bahan dan Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian berupa peta serta peralatan untuk survei fisik lahan. Bahan dan alat penelitian terdiri dari Peta administrasi Wilayah Penelitian, Peta Lokasi Penelitian, Peta

(4)

4

Sampel Penelitian, Thermometer, Botol Aqua,

Botol Steril, Termos , Es Batu, Garam , Meteran, Kalkulator, Ember plastik dan Kamera.

Sampel Penelitian

Penentuan titik sampel dalam penelitian ini adalah air dari mata air yang berada di Jorong Sawah Kareh, dengan metode PrposifSampling(Penunjukan) dengan alasan bahwa air tersebut akan tersebar di 3 titik, dapat dilihat tabel dibawah ini:

Sampel Keterangan Lokasi I Air keluar dari

mata air

Basuang II Sebelum bak

penampungan

Taratak Payo III Setelah bak

penampungan

Jorong Sawah Kareh

Tahap Penelitian

1. Tahap Pra Lapangan

Pada tahap pra lapangan ini meliputi antara lain :

1) Observasi daerah penelitian 2) Observasi kesediaan data sekunder 3) Observasi kesediaan alat

laboratorium

4) Observasi peta-peta yang berkaitan dengan penelitian

2. Tahap Lapangan

Tahap ini diawali dengan oriantasi peta kemudian kemudian pengamatan air dari mata air di Jorong Sawah Kareh. Pengamatan yang di lakukan daerah sampel meliputi syarat fisik, kimia, biologi, debit air dari mata air dan potensi air dari mata air. Pengamatan fisik, kimia, biologi dan debit air dari mata air dimaksudkan untuk mengadakan pemeriksaan air secara lansung di lapangan.Kimia dan biologi air tidak bisa dilaksanakan langsung di lapangan maka untuk pengamatan diambil sampel air dan diamati di laboratorium. Pengamatan penggunaan air bagi masyrakat di lakukan untuk mengetahui berapa jumlah air yang di butuhkan oleh masyrakat Jorong Sawah Kareh Kenagarian Balimbing untuk mengetahui hidupnya, pengamatan dilakukan dengan cara mengetahui keseluruhan penggunaan air di pedesaan.

Adapun langkah-langkah untuk masing parameter adalah :

1) Penentuan warna, bau dan suhu

Untuk menentukan rasa yaitu dengan mengecap dengan alat perasa, setelah itu untuk bau dengan hidung, sedangkan membedakan warna dengan cara visual dan suhu menggunakan thermometer air untuk mengukur suhu air dari mata air, semuanya ini di kerjakan di lapangan lansung pada waktu pengambilan sampel.

2) Pengambilan sampel air dari mata air dilakukan dengan mengambil 3 sampel pada 3 bentuk sampel yaitu air keluar dari mata air, sebelum bak penampungan, setelah bak penampungan, dan setelah itu sampel air di masukkan kedalam derigen isi 2 liter. Kemudian untuk penentuan derajat keasaman (pH), kandungan zat besi (Fe), mangan (Mn), amoniak (NH3), magnesium (Mg), dan Bakteri Coli Form di lakukan di laboratorium, dengan standar kualitas air minum dari Peraturan-Peraturan Mentri Kesehatan No 492/MENKES/Per/IV/2010. 3) Perhitungan debit air tanah

Pengukuran debit air dari mata air di keluarkan dari sumber mata air yang di salurkan melalui pipa besi, pengukuran debit air dari mata air dilakukan dengan proses penampungan yang memiliki volume. Cara sederhana yang dapat di lakukan adalah :

Pengukuran debit pada saluran tertutup (pipa) dapat dilakukan dengan instrumen watermeter, venturymeter, flowmeter :

- Menghitung penampang (A) Dengan rumus :

- Kecepatan dan Luas Penampang

Keterangan : V = Kecepatan aliran air A = Luas penampang

Data yang di peroleh dapat di gunakan untuk menghitung debit air

Menghitung debit air (Q) Dengan Rumus :

Keterangan :

Q = V.A.

(5)

5

Q=debit(m3/s)

V=volume(m3) t = waktu

4) Penentukan kebutuhan air bagi masyarakat Kebutuhan air di pedesaan dengan total 36,225 liter/orang/hari dengan penjelasan sebagai berikut :

a). Kebutuhan air domestik = 30 liter/orang/hari

b). Kebutuhan air non domestik (5%) = 5% x A

c). Kehilangan air (5 %)

Total kebutuhan air bersih A+B+C =36,225 liter/orang/hari ( Pedoman Teknis Penyedian Air Bersih IKK Pedesaan, 1990)

3. Tahap Pasca Lapangan

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang di peroleh di lapangan, setelah ini dilakukan pengelolaan data. Data yang tidak biasa di olah di lapangan lansung seperti pengampilan sampel air untuk di analisis dan di persentasikan di UPTD Balai Laboratorium Kesehatan Prov. Sumatera Barat, kemudian di bandingkan standar kualitas air minum dari Peraturan Mentri Kesehatan RI No No 492/MENKES/Per/IV/2010.

4. Tahap Analisis Hasil

Berdasarkan hasi pernyataan dan perhitungan yang di lakukan di lapangan serta uji laboratorium menghasilkan data primer yang menjadi dasar dalam penelitian.

Data primer tersebut di analisis secara diskriptif untuk menentukan kualitas air dari mata air yaitu kondisi fisik, kimia, biologis. Sehinga dapat di peroleh kualitas air minum.

Debit air dan berapa air dari mata air untuk kebutuhan masyarakat Jorong Sawah Kareh Kenagarian Balimbing. Setelah mengetahui kebutuhan air untuk pedesaan, maka kita menkalikan dengan keluaran air dari mata air, baru kita bisa mengetahui pengeluaran air untuk mencukupi kebutuhan air di Jorong Sawah Kareh Kenagarian Balimbing

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil uji laboratorium berdasarkan sampel dibandingkan dengan standar mutu/persyaratan

kualitas air minum berdasarkan peraturan menteri kesehatan No.492/Menkes/Per/IV/2010 dengan hasil sebagai berikut:

Pertama, kualitas fisik air (suhu, warna, rasa, bau dan kekeruhan) dari mata air di Jorong Sawah Kareh Kenagarian Balimbing Kabupaten Tanah Datar, yang di ukur dalam penelitian ini adalah : Suhu, warna, rasa, bau dan kekeruhan.

Suhu udara diukur langsung di lapangan pada waktu pengambilan sampel. Pada sampel I yang terdapat di sumber mata air pada jam 08.00 WIB. Suhu udara 34 oC sedangkan suhu air mata air 26 oC, pada sampel II yang terdapat sebelum bak penampungan pada jam 07.00 WIB suhu udara 24oC. Sedangkan suhu air mata air 26oC dan pada sampel III yang terdapat sesudah bak penampungan pada jam 06.00 WIB suhu udara 23 oC sedangkan suhu air mata air 26oC. Hasil penelitian di lapangan pada masing-masing sampel yang ada pada daerah penelitian bahwa pada sampel I suhu air mata air lebih tinggi dari suhu udara, ini diakibatkan karna sumber mata air terdapat di dalam ruangan. Maka suhu air mata air yang ada pada sampel I sampel di Jorong Sawah Kareh tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Dep.Kes RI. Tetapi sampel II dan III sesuai dengan Dep. Kes RI.

Warna, bau dan rasa muncul secara alamiah akibat proses biologis dan karena kontaminasi oleh bahan kimia. Dalam air bersih ditetapkan bahwa air tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Hasil penelitian mengungkapkan air mata air yang berada pada sampel I di lihat dari segi warnanya agak bewarna sedikit kuning maka tidak memenuhi standar Dep. Kes RI 2010. Sedangkan pada sampel I dan II dilihat dari segi warna dan bau memenuhi standar Dep. Kes RI 2010. Untuk menghilangkan warna dapat dilakukan dengan cara mengendapkan air mata air di bak penampungan.

Kekeruhan air dapat terjadi karena adanya zat padat yang tersuspensi, baik bersifat organik maupun yang bersifat anorganik. Departemen Kesehatan RI menetapkan sumber air minum tidak mengalami kekeruhan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa air mata air yang ada pada sampel I mengalami kekeruhan maka air tersebut tidak memenuhi standar Dep. Kes RI 2010, sedangkan pada sampel I dan II memenuhi standar Dep. Kes RI 2010. Untuk menghilangkan kekeruhan dapat dilakukan

(6)

6

dengan cara penyaringan dan pengendapan pada

bak penampungan.

Hasil Penelitian Meirezi Setiawat Yusri (2010) mengatakan bahwa Suhu air yang terdapat di Nagari Palangki lebih rendah dari pada suhu air di Nagari Koto Baru dan Mundam Sakti yaitu 26º C sedangkan suhu udaranya lebih tinggi dibanding dengan Nagari Koto Baru dan Mundam Sakti yaitu 35º C. Jadi disini dapat katakan bahwa suhu air dan suhu udara pada tiap-tiap sampel masih dalam batas normal.

Kedua, kualitas kimia air (pH, Fe, Mg, Mn, NH3) dari mata air di Jorong Sawah Kareh Kenagarian Balimbing Kabupaten Tanah Datar, yang di ukur dalam penelitian ini adalah :pH, Fe, Mg, Mn, NH3.

pH air mata air pada ketiga sampel tersebut di bawah dari standar yang di tetap kan di mana pH air mata air 5,5 mg/l. Jadi pH air mata air di jorong sawah kareh tidak sesuai dengan standar air yang telah ditentukan peraturan Menkes RI tahun 2010. Air yang pH rendah dari 6,5 dapat diatasi dengan menambahkan larutan kapur Ca(OH)2 atau soda abu (Na2CO2)2 sehingga ph air akan menjadi netral dan dapat di gunakan untuk air minum.

Apabila terdapat kandungan Fe dalam air tidak memenuhi standar maka dapat di lakukan dengan memberikan kapur, tawas dan kaporit (koagulasi) dan gerasi merupakan proses penengkapan oksigen di udara oleh air untuk mereaksikan oksigen, kation-kation besi dan magnesium membentuk oksida yang dapat mengendap di air.

Kandungan magnesium pada air mata air di daerah penelitian berkisar antara < 0,1 – 0,143 mg/L, di mana pada sampel I dan II tidak memenuhi Peraturan Menkes RI 2010. Dan pada sampel III memenuhi standar Peraturan Menkes RI 2010. Untuk menanggulangi kekeruhan magnesium adalah dengan memakan makanan yang mengandung magnesium yang tinggi, seperti : ikan salmon, sarden, keju, susu, es krim, sayur kol dan lobak.

Pengukuran mangan di lakukan di laboratorium, hasil pengukuran menunjukkan bahwa jumlah mangan yang terdapat pada air mata air yang ada di Jorong Sawah Kareh berkisar antara < 0,038. Kandungan Mn di dalam air jika melebihi dari 0,1 mg/l dapat menyebabkan rasa yang aneh pada air dan warna

coklat-coklatan pada pakaian yang di cuci dan menyebabkan kerusakan pada hati, jika terus menerus di konsumsi. Dengan demikian cara menanggulanginya dengan memakan makanan yang mengandung Mn tinggi seperti : wortel, brokoli, jahe, kacang, nanas, telur dan padi (Widiawati dalam Iksania, 2007 : 56)

Pengukuran amoniak di lakukan di laboratorium, hasil pengukuran menunjukkan bahwa jumlah amoniak yang terdapat pada air mata air yang ada di Jorong Sawah Kareh berkisar antara < 0,01, di mana sampel-sampel tersebut memenuhi standar kualitas air menurut Keputusan Menkes 2010. Apabila melebihi standar yang di tetapkan akan menimbulkan bau yang tajam menusuk hidung. Sehingga perubahan fisik tersebut akan mempengaruhi kehidupan masyarakat. Jika di temukan di lapangan, solusinya adalah dengan cara penyaringan ( filterisasi) yang menggunakan pasir, ijuk, arang, kerikil dan batu. Arang (karbon aktif) berfungsi untuk menghilangkan bau di dalam air.

Ketiga, kualitas biologis air dari (Bakteri Colli Form) dari air mata air di Jorong Sawah Kareh Kenagarian Balimbing Kabupaten Tanah Datar, yang di ukur dalam penelitian ini adalah :Bakteriologis Coli Form.

Pengukuran Bakteriologis Coli Form merupakan tindakan yang paling tepat untuk mendeteksi adanya pencemaran air minum. Kandungan bakteri Coli Form yang terdapat pada air mata air di daerah penelitian berkisar antara 0 – 4 MPN. Di mana pada sampel II dan III tidak memenuhi standar kualitas air minum. Menurut Keputusan Menkes RI 2010 telah menetapkan bahwa bakteri Coli Form tidak boleh terdapat dalam air minum, sebab bakteri Coli Form dapat menyebabkan virus, penyakit typus, kolera, disentri, dan muntaber. Kehadiran bakteri Coli Form pada air mata air merupakan indikator adanya pencemaran bakteri baik dari septik tenki, sampah buangan rumah tangga dan bahan-bahan organik.

Untuk menanggulangi adanya bakteri Coli Form dapat di lakukan dengan pemanasan dan penyinaran dengan sinar ultraviolet sehingga bakteri dan virus yang terdapat dalam air akan mati.

Keempat, kuantitas (debit) keluaran air dari mata air di Jorong Sawah Kareh Kenagarian

(7)

7

Balimbing Kabupaten Tanah Datar, Pengukuran

dilakukan pada satu titik sampel yang diambil pada sumber mata air, berdasarkan hasil penelitian debit mata air yang berada di Jorong Sawah termasuk besar.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa masyarakat di Jorong Sawah Kareh menggunakan air mata air untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, di mana air mata air di pergunakan oleh masyarakat Jorong Sawah Kareh untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci, memasak, minum, wudhu, dan kakus.

Dari hasil penelitian semua penduduk Jorong Sawah Kareh menggunakan air mata air untuk memenuhi hidup mereka, di mana kebutuhan di pedesaan dengan total 36,225 liter/orang/hari. Sedangkan jumlah penduduk Jorong Sawah Kareh yang menggunakan air mata air berjumlah 1.570 jiwa, jadi total menggunakan air mata air di Jorong Sawah Kareh sebesar 57.163 Liter/hari.

Debit mata air di Jorong Sawah Kareh sebesar 951.523,2 liter/hari, jadi dapat diartikan bahwa air mata air dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di Jorong Sawah Kareh. Dilihat pada penelitian Siska Widyawati pada debit air tanah dangkal yang terdapat di Padang Aro rata-rata perhari adalah 7.551,36 liter/hari, sedangkan kebutuhan air rata-rata perhari perkeluarga adalah + 404,88 liter/keluarga/hari, jadi dapat diartikan bahwa air tanah dangkal di Padang Aro dapat memenuhi kebutuhan air bagi masyarakat di Padang Aro.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian lapangan dan analisa laboratorium maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Kualitas fisik air (suhu, warna, rasa, bau dan kekeruhan) dari mata air di Jorong Sawah Kareh, memenuhi standar kualitas air bersih. Kecuali pada sampel I yang berada di bak penampungan di daerah Basuang pada air mata air agak bewarna kekuningan, maka tidak memenuhi standar kualitas air minum menurut Dep. Kes RI 2010.

1. Kualitas kimia air (pH, Fe, Mg, Mn, NH3) dari mata air di Jorong Sawah Kareh, memenuhi standar Dep. Kes RI 2010, tetapi

pada pH tidak sesuai dengan standar Dep. Kes RI 2010. Dan juga pada sampel I dan II magnesium tidak sesuai dengan standar Dep. Kes RI 2010.

2. Kualitas biologi air (Bakteri Colli Form) dari mata air di Jorong Sawah Kareh, pada sampel II dan III tidak memenuhi standar kualitas air bersih menurut Dep. Kes RI 2010.

3. Debit air mata air di Jorong Sawah Kareh dapat memenuhi kebutuha air masyarakat. Di mana jumlah debit mata air di Jorong Sawah Kareh berjumlah 951.523,2 liter/hari, sehingga debit ini tergolong besar. Dengan penduduk Jorong Sawah Kareh yang menggunakan air mata air berjumlah 1.570 jiwa, jadi total menggunakan air mata air di Jorong Sawah Kareh sebesar 56.873,25 Liter/hari. kebutuhan di pedesaan dengan total 36,225 liter/orang/hari.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan diatas maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Masyarakat Di harapkan melakukan penyaringan terlebih dahulu sebelum di salurkan kerumah penduduk, sihingga air dapat bersih di komsumsi oleh masyarakat di Jorong Sawah Kareh. Masyarakat dapat menjaga kualitas air mata air tetap bagus sehingga masyarakat untuk tidak kesulitan mendapatkan air bersih di kemudian hari. 2. Pemerintah diharapkan dapat memberi

pengarahan tentang perawatan akan sumber mata air, agar di berikan jarak dengan tempat lahan pertanian, pembuangan sampah, septictank, agar dapat terhindar dari pencemaran kadar bakteri Coli Form.

Bagi peneliti lain, agar dapat melanjutkan penelitian ini dengan variabel yang lain, sehingga dapat menjadi acuan bagi masyarakat yang akan mengkonsumsi air mata air.

(8)

8

DAFTAR PUSTAKA

BPS Kenagarian Balimbig Kecamatan Rambatan tahun 2013.

Mairezy setiawati yusri, (2007). Studi Tentang Kualitas Air Sumur di Kematan iv nagari Kabupaten Sijunjung. Skripsi, PI.

Peraturan Mentri Kesehatan RI No No 492/MENKES/Per/IV/2010.

Sutrisno, C Totok, 2006. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta : Rineka Cipta

Kusnaidi, 2010. Mengelola Air Kotor untuk Air Minum.

Referensi

Dokumen terkait

Menu kirim pengumuman pada aplikasi android hanya dapat diakses oleh pengguna dengan tingkat akses dosen / staff. Pada form kirim pengumuman juga terdapat 6

Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah integritas laporan keuangan sedangkan variabel independen yang digunakan adalah reputasi auditor dan

Berdasarkan hasil dari penelitian khotbah Jumat berbahasa Jawa di Masjid Ageng, Jatinom, Kabupaten Klaten menunjukkan kekhasan atau register dalam isi ceramah berkaitan

Izin usaha angkutan dengan kendaraan bermotor umum pada hakekatnya adalah bertujuan untuk memonitor perkembangan kendaraan bermotor yang memberikan jasa pada

Berdasarkan data hasil penelitian, maka dapat didiskripsikan hubungan antara pengetahuan ibu balita usia 7-36 bulan tentang ASI Eksklusif dengan kegagalan ibu dalam

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mengenai kualitas proses belajar mengajar bidang keahlian teknik bangunan di SMKN 1 Seyegan pasca

Data dosis efektif perorangan setelah 50 tahun (dosis jangka panjang) memberikan sebaran data yang hampir sarna dengan dosis individu dalam waktu pendek Gangka pendek), yaitu