• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendayagunaan tepung ganyong hasil pregelatinisasi sebagai bahan pensubstitusi tepung terigu dalam pembuatan biskuit balita (Proposal Skripsi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pendayagunaan tepung ganyong hasil pregelatinisasi sebagai bahan pensubstitusi tepung terigu dalam pembuatan biskuit balita (Proposal Skripsi)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL SKRIPSI

PENDAYAGUNAAN TEPUNG GANYONG

HASIL PREGELATINISASI SEBAGAI

BAHAN PENSUBSTITUSI TEPUNG TERIGU

DALAM PEMBUATAN BISKUIT BALITA

DISUSUN OLEH:

YENNY INDRAYANI GUNADI

6103006005

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA SURABAYA

(2)
(3)

PENDAYAGUNAAN TEPUNG GANYONG HASIL PREGELATINISASI SEBAGAI BAHAN PENSUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DALAM PEMBUATAN BISKUIT BALITA

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknologi Pertanian

Program Studi Teknologi Pangan

OLEH:

YENNY INDRAYANI GUNADI 6103006005

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA SURABAYA

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

i

Yenny Indrayani Gunadi, NRP 6103006005. Pendayagunaan Tepung

Ganyong Hasil Pregelatinisasi sebagai Bahan Pensubstitusi Tepung Terigu dalam Pembuatan Biskuit Balita.

Di bawah bimbingan:

1. Maria Matoetina Suprijono, SP., M.Si. 2. Ir. Theresia Endang Widoeri W, MP.

ABSTRAK

Akhir-akhir ini, kekurangan gizi pada balita di Indonesia semakin marak. Alasan utamanya adalah pendapatan keluarga yang rendah. Dengan keadaan ini, diharapkan ada bahan makanan bernutrisi tinggi, tetapi dengan harga yang terjangkau. Makanan balita yang umum beredar adalah biskuit. Umumnya, biskuit dibuat dari tepung terigu yang berasal dari gandum, yang merupakan produk impor, sehingga harga biskuit mahal.

Ganyong merupakan umbi yang tumbuh di Indonesia dan pemanfaatannya masih sedikit. Substitusi tepung ganyong pada pembuatan biskuit balita diharapkan dapat menurunkan harganya. Biskuit balita dengan substitusi tepung ganyong hingga 50% menghasilkan biskuit yang kurang lembut dan daya serap airnya rendah. Biskuit balita yang dibuat dengan substitusi tepung ganyong hasil pregelatinisasi tampak meningkatkan daya serap air biskuit, namun tingkat pregelatinisasi yang berbeda mengakibatkan karakteristik fisikokimia dan kecernaan yang berbeda pula. Oleh karena itu, perlu diteliti tingkat pregelatinisasi tepung ganyong yang optimum digunakan dalam biskuit balita dan bagaimana karakteristik fisikokimia dan kecernaan biskuit balita yang dihasilkan.

Rancangan Penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok dengan faktor tunggal yaitu Tingkat Pregelatinisasi Tepung Ganyong (G) yang digunakan sebagai bahan pembuatan biskuit balita. Level perlakuan terdiri dari 4 taraf, yaitu G0 (100% tepung terigu), G1, G2 dan G3 (tepung ganyong dengan tingkat pregelatinisasi berbeda), dengan 5 ulangan. Analisa utama meliputi daya serap air, daya patah, hardness dan nilai cerna pati. Analisa pendukung meliputi kadar air dan kadar protein. Hasil akan dianalisa dengan ANAVA pada α=0,05. Jika ada pengaruh nyata, dilakukan analisa lebih lanjut dengan Uji DMRT pada α=0,05. Setelah semua data didapatkan, dilakukan uji pembobotan meliputi daya patah, hardness, daya serap air dan nilai cerna pati, yang berturut-turut diberi bobot 15%, 15%, 20%, dan 50%, untuk menentukan perlakuan biskuit balita yang terbaik. Perlakuan biskuit terbaik akan dianalisa nilai cerna proteinnya untuk dibandingkan dengan G0.

(9)

ii

Yenny Indrayani Gunadi, NRP 6103006005. Utilization of Pregelatinize

Quennsland arrowroot Flour as Substitute Material of Wheat Flour in

Making Toddler Biscuit.

Advisory Committee:

1. Maria Matoetina Suprijono, SP., M.Si. 2. Ir. Theresia Endang Widoeri W, MP.

ABSTRACT

Lately, infant’s malnutrition in Indonesia has become rampant. The main reason is the low-income. In these circumstances, the high nutritious food with affordable price is expected. Biscuit is one of the common toddler food. Generally, biscuits made from wheat flour, which is an import material, so the price of biscuits are expensive.

Quennsland arrowroot is a tuber which is less utilization in Indonesia. Quennsland arrowroot flour which is substitutes in the manufacture of biscuits are expected to reduce the price of toddler biscuits. Wheat flour substitution up to 50% in toddler biscuit produce less soft biscuit and low water absorption. Pregelatinize Quennsland arrowroot flour as substitute material in toddlers biscuit seem to increase water absorption, but different pregelatinize level cause different physicochemical characteristics and the digest too. So, it is need to be examined the optimum level of pregelatinize Quennsland arrowroot flour that can used in biscuit and also how are the physicochemical characteristics and the digest value of the product.

This research design is Randomized Block Design with single factor. The factor is pregelatinize level of Quennsland arrowroot flour (G) which used as a substitute material. Treatment level consisted of 4 levels, namely G0 (100% wheat flour), G1, G2 and G3 (Quennsland arrowroot flour with different pregelatinize level), with 5 replications. The main analysis included water absorption, broken force, hardness and starch digest value. Water content and protein content will be analyze as support data. The results will be analyzed with the ANAVA at α = 0.05. If there is a significant effect, conducted further analysis by DMRT test at α = 0.05. Additive weighting test will apply to determine the best treatment. Value of each data is 15% broken force, 15% hardness, 20% water absorption and 50% starch digestion value. The best treatment will be analyzed for protein digestion value compared to G0.

Keywords: toddler biscuits, Quennsland arrowroot flour, pregelatinize, digestion value

(10)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan

judul: ”PENDAYAGUNAAN TEPUNG GANYONG HASIL

PREGELATINISASI SEBAGAI BAHAN PENSUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DALAM PEMBUATAN BISKUIT BALITA” yang merupakan

salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program pendidikan Strata-1 (S-1) Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan berbagai pihak proposal ini tidak akan terselesaikan. Oleh karena itu, penulis secara khusus menyampaikan terima kasih kepada:

1. Maria Matoetina Suprijono, SP., M.Si. dan Ir. Theresia Endang Widoeri W, MP. selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu, pikiran serta dengan sabar memberikan bimbingan, pengarahan serta dukungan selama penyusunan proposal skripsi ini. 2. Keluarga (Papa, Mama, Kakak) yang banyak memberikan semangat

serta dorongan agar proposal ini bisa diselesaikan tepat waktu.

3. Rekanan sesama mahasiswa FTP (Melia, Lie Sun Khiong, Nicolas) yang telah banyak membantu memberi semangat, dukungan, dan bantuan saat pengerjaan dan orientasi.

4. Laboran FTP-UKWMS (Bapak Adil, Bapak Agung, Bapak Santoso dan Bu Intan) yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu dalam pengerjaan penelitian selama orientasi.

Penulis juga menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya saran dan

(11)

iv

kritik yang bersifat membangun. Akhir kata, penulis sungguh berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca.

Surabaya, Maret 2010

(12)

v

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 3 1.3 Tujuan Penelitian ... 4 1.4 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Ganyong ... 5

2.2 Tepung Ganyong ... 6

2.2.1 Sifat Fisikokimia Tepung Ganyong ... 6

2.2.2 Tepung Hasil Pregelatinisasi ... 7

2.3 Balita ... 9

2.4 Biskuit ... 13

2.4.1 Bahan Pembuat Biskuit ... 13

2.4.2 Biskuit Balita ... 14

BAB III HIPOTESA ... 17

BAB IV BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 18

4.1 Bahan ... 18 4.1.1 Bahan Utama ... 18 4.1.2 Bahan Pembantu ... 18 4.1.3 Bahan Analisa ... 18 4.2 Alat ... 18 4.2.1 Alat Proses ... 18 4.2.2 Alat Analisa ... 19

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

4.3.1 Tempat Penelitian ... 19

(13)

vi Halaman 4.4 Metode Penelitian ... 19 4.4.1 Rancangan Penelitian ... 19 4.4.2 Pelaksanaan Penelitian ... 20 4.4.3 Metode Analisis ... 24 DAFTAR PUSTAKA ... 27 LAMPIRAN ... 31

(14)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Proses Pembuatan Biskuit Balita Bergizi Tinggi ... 16 Gambar 4.1 Proses Pembuatan Tepung Ganyong

Hasil Pregelatinisasi ... 22 Gambar 4.2 Diagram alir penelitian ... 23

(15)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kandungan Gizi Tiap 100 gram Ubi Ganyong ... 5

Tabel 2.2 Kebutuhan Protein dan Air Sehari pada Balita ... 11

Tabel 2.3 Kecukupan Energi Sehari untuk Balita ... 12

Tabel 2.4 Syarat Biskuit Balita Berdasarkan Komposisi Zat Gizi per 100 gram BDD ... 15

Tabel 2.5 Formulasi Biskuit Balita ... 16

Tabel 4.1 Rancangan Penelitian ... 20

Tabel 4.2 Formulasi Bahan Pembuatan Biskuit ... 24

(16)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

A.1 Pengujian Daya Serap Air ... 31

A.2 Pengujian Nilai Cerna Pati secara in vitro ... 31

A.3 Pengujian Tekstur: Hardness ... 32

A.4 Pengujian Tekstur: Daya Patah ... 33

A.5 Pengujian Kadar Protein dengan Metode Kjeldhal yang Dimodifikasi ... 34

A.6 Pengujian Kadar Air dengan Metode Thermogravimetri ... 35

Referensi

Dokumen terkait

Seseorang yang memiliki kekuatan otot lengan yang baik dapat melakukan tolakan dengan segenap kemampuan maksimal. Pembelajaran tolak peluru di Sekolah khususnya

Kejadian dilapangan yang penulis temukan di Universitas Riau ada pelamar Bidikmisi yang sebenarnya dia adalah anak dari keluarga yang kurang mampu akan tetapi

Olehnya itu, pandangan Rasyid Ridha menggugah dunia pendidikan untuk lebih berhati-hati terhadap penerapan sistem koedukasi dalam pendidikan Islam, yang mesti

sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

&HQJNHK PHUXSDNDQ VDODK VDWX NRPRGLWDV SHUNHEXQDQ \DQJ PHPEHULNDQ NRQWULEXVL WHUKDGDS SHQGDSDWDQ QDVLRQDO PDXSXQ GDHUDK VHFDUD EHUNHODQMXWDQ EDLN VHEDJDL NRPRGLWDV HNVSRU

Bisnis yang bergerak dalam bidang jasa ini mempunyai persaingan yang cukup ketat dengan biro perjalanan umrah haji lain sehingga membuat biro perjalanan umrah haji

Tiga persamaan tersebut berhasil diperkirakan kesetimbangan uap- cair campuran terner dimana hasil perkiraan dibandingkan dengan hasil percobaan sistem terner

Penilaian kinerja karyawan di Klinik Pengobatan Keluarga Kita dengan beberapa kriteria diantaranya: Kualitas kerja, Kejujuran, Disiplin, Pengetahuan dan Kerjasama