• Tidak ada hasil yang ditemukan

Undang - Undang Dasar Republik Mahasiswa UNESA 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Undang - Undang Dasar Republik Mahasiswa UNESA 2015"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

MUSYAWARAH MAHASISWA UNIVERSITAS I ORGANISASI KEMAHASISWAAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (MM-U I ORMAWA UNESA)

Tempat di Upt Diklat Koperasi Dan UMKM Provinsi Jawa Timur -Malang

KEPUTUSAN

MUSYAWARAH MAHASISWA UNIVERSITAS I ORGANISASI KEMAHASISWAAN Unesa Nomor:01/KEP/MMU.I/ORMAWA UNESA/XII/2015

tentang

AGENDA ACARA MM-U I ORMAWA Unesa

Dengan Nama Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, MM-U I ORMAWA Unesa 2015 Di Upt Diklat Koperasi Dan UMKM Provinsi Jawa Timur,-Malang, setelah:

Menimbang

Bahwa untuk ketertiban jalannya MM-U I ORMAWA Unesa 2015 perlu adanya Agenda Acara MM-U I ORMAWA Unesa 2015.

Bahwa demi keberhasilan MM-U I ORMAWA Unesa 2015 perlu kesepakatan peserta MM-U I ORMAWA Unesa 2015 untuk mematuhi Agenda Acara MM-U I ORMAWA Unesa 2015 tanggal 11,12 dan 13 Desember 2015.

Memperhatikan

Hasil pembahasan peserta Musyawarah Mahasiswa Universitas I Organisasi Kemahasiswaan Universitas Negeri Surabaya tentang Agenda Acara MM-U I ORMAWA UNESA 2015 tanggal 11,12 dan 13 Desember 2015.

Memutuskan Menetapkan

Pertama : Menetapkan Agenda Acara MM-U I ORMAWA UNESA 2015 tanggal 11,12 dan 13 Desember 2015, sebagaimana tertuang dalam lampiran keputusan ini. Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan diadakan

(2)

Ditetapkan : Upt Diklat Koperasi Dan UMKM Provinsi Jawa Timur,-Malang

Hari : Jumat

Tanggal : 11 Desember 2015 Pukul : 20.03 WIB

Pimpinan Presidium Sidang Ketua

(M.Dadang Firmansyah) NIM. 12050524004

Sekretaris Anggota

(Moch. Ferdy Ardiansah) (Ahmad Haddad Baucokro) NIM.13020074082 NIM. 12030224017

(3)

AGENDA ACARA MUSYAWARAH MAHASISWA UNIVERSITAS I ORGANISASI KEMAHASISWAAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2015

Hari/ tanggal Waktu (WIB) Acara

Jumat, 11 Desember 2015 15:30 – 16:30 16.30 – 19.45 19:45 – 20:03 20:03 – 22:49 22:49 – 00:00 PEMBUKAAN + SAMBUTAN Sambutan : - Ketua Pelaksana

(laporan ketua panitia Oc)

- Ket - Ketua Kordinator Panitia Bersama - Pembantu Rektor III Unesa

Ishoma

Sidang Pleno I : Pembahasan Agenda Acara Sidang Pleno II : Pembahasan Tata Tertib MMU I Sidang Pleno III : Pemilihan Presidium Sidang Tetap dan Pengangkatan Pimpinan Sidang Tetap

Sabtu, 12 Desember 2015 00.00 – 05.00 05.00 – 09.05 09.05 – 09.30 09.30 – 11.30 11.30 – 12.30 13.00 - 17.30 17.30 - 19.15 19.15 - 21.06 21.06 – 22.13 22.13 – 00.00 00.00 -- 00.30 Istirahat

Sholat, Bersih Diri dan Sarapan Pembagian komisi sidang pleno Sidang Pleno per komisi

Ishoma

Lanjutan Sidang Komisi Ishoma

Sidang Pleno IV : Pembahasan UUD Republik Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya Sidang Pleno Komisi V : Pembahasan GBHK Ormawa Unesa

Sidang Pleno Komisi VI : Pembahasan Rekomendasi MM-U I Ormawa Unesa Sidang Pleno VII : Pembahasan Mekanisme Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua MPM Unesa

Minggu, 13 Desember 2015 00.30 – 05.00 05.00 – 08.45 08.45 – 09.58 09.58 – 12.34 12.34 – 13.30 13.30 – 15.54 Istirahat

Sholat,Bersih Diri Dan Sarapan

Lanjutan Sidang Pleno VII : Pembahasan Mekanisme Pemilihan Ketua dan Wakil Ketua MPM Unesa

Sidang Pleno VIII : Pemilihan dan Penetapan Ketua dan Wakil MPM Unesa

Ishoma

Sidang Pleno VII : Pembahasan Mekanisme

(4)

15.54 – 18.32

18.32 – 19.00 19.00 -- 20.00

Sidang Pleno VIII : Pemilihan dan Penetapan Ketua dan Wakil BEM Unesa

Penutupan

(5)

MUSYAWARAH MAHASISWA UNIVERSITAS I ORGANISASI KEMAHASISWAAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (MM-U I ORMAWA UNESA)

Tempat di Upt Diklat Koperasi Dan UMKM Provinsi Jawa Timur -Malang KEPUTUSAN

MUSYAWARAH MAHASISWA UNIVERSITAS I ORGANISASI KEMAHASISWAAN Unesa

Nomor:02/KEP/MMU.I /ORMAWAUnesa/XII/2015 tentang

TATA TERTIB MM-U I ORMAWA Unesa

Dengan Nama Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, MM-U I ORMAWA Unesa 2015 di Upt Diklat Koperasi Dan UMKM Provinsi Jawa Timur,-Malang setelah:

Menimbang

Bahwa untuk ketertiban jalannya MM-U I ORMAWA Unesa 2015 perlu adanya Tata Tertib MM-U I ORMAWA Unesa 2015.

Bahwa demi keberhasilan MM-U I ORMAWA Unesa 2015 perlu kesepakatan peserta MM-U I ORMAWA Unesa 2015 untuk mematuhi Tata Tertib MM-U I ORMAWA Unesa 2015 tanggal 11,12 dan 13 Desember 2015.

Mengingat

Keputusan Musyawarah Anggota XVI Organisasi Kemahasiswaan Unesa Nomor:01/KEP/MMU.I/ORMAWA UNESA/XII/2015 Tentang Agenda Acara MM-U I Ormawa Unesa

Memperhatikan

Hasil pembahasan peserta Musyawarah Anggota Organisasi Kemahasiswaan Universitas Negeri Surabaya tentang Tata Tertib MM-U I ORMAWA Unesa 2015 tanggal 11,12 dan 13 Desember 2015.

Memutuskan

Menetapkan

Pertama : Menetapkan Tata Tertib MM-U I ORMAWA Unesa 2015 tanggal 11,12 dan 13 Desember 2015., sebagaimana tertuang dalam lampiran keputusan ini.

Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan akan diadakan perubahan dan diperbaiki apabila terdapat kekeliruan dalam ketetapan ini.

(6)

Ditetapkan : Upt Diklat Koperasi Dan UMKM Provinsi Jawa Timur,-Malang

Hari : jumat

Tanggal : 11 Desember 2015 Pukul : 22.49

Pimpinan Presidium Sidang Ketua

(Ahmad Haddad Baucokro) NIM. 12030224017

Sekretaris Anggota

(Moch. Ferdy Ardiansyah) (M. Dadang Firmansyah) NIM. 13020074082 NIM. 12050524004

(7)

TATA TERTIB MUSYAWARAH MAHASISWA UNIVERSITAS I ORMAWA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

PERIODE 2015 BAB I

NAMA, WAKTU, DAN TEMPAT Pasal 1

Nama

Musyawarah mahasiswa ini dinamakan Musyawarah Mahasiswa Universitas I Organisasi Kemahasiswaan Universitas Negeri Surabaya 2015 yang selanjutnya disingkat dengan MM-U I ORMAWA Unesa 2015.

Pasal 2 Waktu

MM-U I ORMAWA Unesa 2015 dilaksanakan pada hari Jumat, sabtu dan Minggu, tanggal 11, 12 dan 13 Desember 2015.

Pasal 3 Tempat

MM-U I ORMAWA Unesa dilaksanakan di Upt Diklat Koperasi Dan UMKM Provinsi Jawa Timur,-Malang

BAB II

KEDUDUKAN, TUGAS , DAN WEWENANG Pasal 4

Kedudukan

MM-U I ORMAWA Unesa 2015 merupakan pemegang kekuasaan tertinggi ORMAWA di Universitas Negeri Surabaya.

Pasal 5 Tugas

MM-U I ORMAWA Unesa 2015 bertugas:

1. Menetapkan Agenda Acara MM-U I ORMAWA Unesa 2015. 2. Menetapkan tata tertib MM-U I ORMAWA Unesa 2015. 3. Menetapkan UUD REMA Unesa 2015.

4. Menetapkan GBHK ORMAWA Unesa 2015.

5. Menetapkan rekomendasi MM-U I ORMAWA Unesa 2015.

6. Menetapkan mekanisme pemilihan ketua dan wakil ketua BEM dan MPM unesa priode 2016.

(8)

Pasal 6 Wewenang

MM-U I ORMAWA Unesa 2015 berwenang:

1. Membuat keputusan dan ketetapan tentang organisasi kemahasiswaan di lingkungan Unesa.

2. Memilih dan Menetapkan presidium sidang dari dan oleh peserta sidang.

3. Memilih dan menetapkan ketua dan wakil ketua BEM dan MPM Unesa priode 2016.

BAB III

PESERTA, PENINJAU, SC, OC dan UNDANGAN Pasal 7

1. Peserta adalah:

Mahasiswa aktif dalam perkuliahan yang mewakili organisasi kemahasiswaan di lingkungan intra kampus Unesa yaitu:

1. BEM F mendapatkan 1 suara penuh. 2. DPM F mendapatkan 1 suara penuh. 3. HIMA J mendapatkan 1 suara penuh. 4. HIMA P mendapatkan 1 suara penuh.

5. Konsorsium BEM Fakultas Bahasa dan Seni mendapatkan 1 Suara penuh. 6. Konsorsium DPM Fakultas Bahasa dan Seni mendapatkan 1 Suara penuh. Yang direkomendasi oleh ketua umum, mengetahui PD III.

2. Peninjau adalah:

Mahasiswa aktif dalam perkuliahan yang mewakili organisasi kemahasiswaan di lingkungan intra kampus Unesa yaitu:

a) BEM F mendapatkan 1 delegasi. b) DPM F mendapatkan 1 delegasi. c) HIMA J mendapatkan 1 delegasi. d) HIMA P mendapatkan 1 delegasi.

e) Konsersium BEM Fakultas Bahasa dan Seni mendapatkan 1 delegasi. f) Konsersium DPM Fakultas Bahasa dan Seni mendapatkan 1 delegasi. Yang direkomendasi oleh ketua umum, mengetahui PD III.

3. Panitia SC adalah:

Seluruh nama-nama panitia bersama pembentukan BEM dan MPM Unesa yang tertulis dalam surat tugas Pembantu Rektor III Universitas Negeri Surabaya No: 007569/UN38.III/KM/2015 pada 02 November 2015.Yang terdiri dari Ketua BEM dan DPM Fakultas Se-lingkup Unesa ditambah perwakilan Konsersium BEM dan DPM fakultas Bahasa dan Seni.

4. Panitia OC adalah:

(9)

lingkungan intra kampus Unesa yaitu: a)BEM F mendapatkan 1 delegasi. b)DPM F mendapatkan 1 delegasi.

c)Konsersium BEM Fakultas Bahasa dan Seni mendapatkan 1 delegasi. d)Konsersium DPM Fakultas Bahasa dan Seni mendapatkan 1 delegasi.

Yang direkomendasi oleh ketua umum, 5. Undangan adalah:

a. Rektor Unesa

b. PR I,II,III dan IV Unesa c. PD III tiap Fakultas

d.Kabag Kemahasiswaan Unesa Beserta Staf

Pasal 8

Hak bicara dan Hak suara

1. Hak bicara dimiliki oleh seluruh peserta dan peninjau MM-U I ORMAWA Unesa 2015. 2. Hak suara

a. Terdiri dari hak memilih dan dipilih.

b. Hak memilih hanya dimiliki oleh peserta MM-U I ORMAWA Unesa 2015.

c. Hak dipilih hanya dimiliki oleh mahasiswa Unesa yang hadir dalam Forum MM-U I ORMAWA Unesa 2015 yang masih aktif dalam perkuliahan, bersedia, dan memenuhi syarat yang akan dibahas dalam sidang pleno selanjutnya.

d. Undangan tidak mendapatkan hak suara.

Pasal 9

Kewajiban peserta dan peninjau

Seluruh peserta MM-U I ORMAWA Unesa 2015 berkewajiban untuk: 1. Memenuhi seluruh Tata Tertib MM-U I ORMAWA Unesa 2015.

2. Memakai tanda peserta MM-U I ORMAWA Unesa 2015 selama sidang berlangsung. 3. Mengikuti semua sidang yang telah dijadwalkan, kecuali berhalangan dengan alasan

yang rasional dan disetujui forum.

4. Menjaga kerapian dan kesopanan selama MM-U I ORMAWA Unesa 2015 berlangsung.

5. Meminta persetujuan presidium sidang dan forum bila hendak meninggalkan ruang sidang.

6. Wajib hadir 5 menit sebelum sidang dimulai dan mengisi daftar hadir.

7. Wajib memakai jas almamater, bersepatu, dan dilarang merokok di dalam forum.

8. Dilarang berkata kasar dan membawa senjata tajam.

Pasal 10 Sanksi

1. Peserta digugurkan hak bicaranya dalam MM-U I ORMAWA Unesa 2015 bila tidak mengikuti sidang pleno sebanyak 2 kali tanpa izin dan alasan yang rasional.

(10)

2. Peserta digugurkan hak bicara dan hak memilihnya dalam MM-U I ORMAWA Unesa 2015 bila tidak mengikuti sidang pleno sebanyak 4 kali tanpa izin dan alasan yang rasional.

3. Peserta dan peninjau yang melanggar kewajiban pada Pasal 9 dikenakan sanksi sesuai kesepakatan forum.

BAB IV QUORUM

Pasal 11

1. MM-U I ORMAWA Unesa 2015 dianggap sah dan dapat dilaksanakan bila dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 peserta sidang pleno yang telah mendaftar ulang dilokasi MM-U I ORMAWA Unesa 2015.

2. Bila ayat 1 belum terpenuhi, MM-U I ORMAWA Unesa 2015 ditunda selama 15 menit, setelah itu dilanjutkan dan dianggap sah.

BAB V PERSIDANGAN

Pasal 12

Sidang dalam MM-U I ORMAWA Unesa 2015 terdiri dari sidang pleno.

Pasal 13 Sidang Pleno

1. Diikuti oleh seluruh peserta dan peninjau MM-U I ORMAWA Unesa 2015. 2. Membahas Tata Tertib MM-U I ORMAWA Unesa 2015.

3. Memilih Presidium Sidang Tetap. 4. Membahas seluruh hasil sidang.

BAB VI

PIMPINAN SIDANG Pasal 14

Pimpinan sidang terdiri dari:

1. Presidium sidang sementara (SC). 2. Presidium Sidang Tetap.

Pasal 15

Sebelum presidium sidang tetap terbentuk, sidang dipimpin oleh presidium sidang sementara yaitu panitia SC.

(11)

Pasal 16

1. Presidium sidang MM-U I ORMAWA Unesa 2015 bertugas memimpin sidang pleno.

2. Presidium sidang MM-U I ORMAWA Unesa 2015 merupakan satu kesatuan yang terdiri dari seorang ketua merangkap anggota, sekretaris merangkap anggota dan satu orang anggota.

Pasal 17

Tugas presidium Sidang Sementara (SC):

Memimpin sidang pleno sampai presidium sidang tetap ditetapkan. Tugas presidium Sidang Tetap:

Memimpin siding pleno sampai selesai

BAB VII

PEMILIHAN PRESIDIUM SIDANG Pasal 18

Presidium sidang dipilih dari peserta dan peninjau oleh peserta MM-U I ORMAWA Unesa 2015.

Pasal 19

Prosedur pemilihan presidium sidang.

1. Melalui dua tahap, yaitu tahap pencalonan dan tahap pemilihan. 2. Tiap peserta berhak mengajukan satu calon.

3. Pencalonan presidium sidang dilakukan secara terbuka.

4. Calon presidium sidang dianggap sah bila didukung minimal 7 peserta.

5. Calon presidium sidang yang sah harus menyampaikan kesediaannya didepan forum, jika tidak bersedia calon presidium dianggap tidak sah.

6. Calon sah yang memperoleh suara terbanyak otomatis menjadi ketua presidium sidang dan urutan seorang ketua merangkap anggota, sekretaris merangkap anggota, dan satu anggota.

7. Tahap pemilihan dilakukan secara tertutup.

BAB VIII PUTUSAN

Pasal 20

1. Keputusan MM-U I ORMAWA UNESA 2015 adalah putusan yang mempunyai kekuatan hukum kedalam.

2. Ketetapan MM-U I ORMAWA UNESA 2015 merupakan keputusan yang mengikat kedalam dan keluar.

(12)

Pasal 21

Keputusan diambil dengan jalan musyawarah mufakat, bila tidak tercapai mufakat, keputusan diambil melalui lobi selama 2×5 menit, dan bila masih belum tercapai maka diadakan voting.

Pasal 22

1. Apabila voting hasilnya sama, dilakukan lobi selama 2×5 menit, dan bila masih belum mencapai kesepakatan maka dilakukan voting ulang sampai hasilnya berbeda.

2. Voting dapat dilakukan secara terbuka maupun tertutup sesuai kesepakatan forum.

BAB IX

Penggunaan Palu Sidang dan Interupsi Pasal 23

1. Palu diketok satu kali digunakan untuk pengesahan sidang sementara, interupsi, hak bicara dan tinjau ulang.

2. Palu diketok dua kali digunakan untuk pemindahan palu dan skorsing.

3. Palu diketok tiga kali digunakan untuk membuka dan menutup sidang, serta penetapan konsiderant.

4. Palu diketok berkali-kali untuk mengkondisikan forum.

Pasal 24 Interupsi 1. Klarifikasi. 2. Pengarahan. 3. Penguatan. 4. Pencerahan. 5. Sanggahan. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 25

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Tatib ini akan diputuskan kemudian atas kesepakatan forum MM-U I ORMAWA Unesa 2015.

Pasal 26

Segala sesuatu yang berhubungan dengan MM-U I ORMAWA Unesa 2015 yang bertentangan dengan Tatib ini dinyatakan tidak berlaku.

(13)

MUSYAWARAH MAHASISWA UNIVERSITAS I ORGANISASI KEMAHASISWAAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (MM-U I ORMAWA UNESA)

Tempat di Upt Diklat Koperasi Dan UMKM Provinsi Jawa Timur -Malang KEPUTUSAN MUSYAWARAH MAHASISWA UNIVERSITAS I ORMAWA Unesa

Nomor: 03/KEP/MMU.I/ORMAWA Unesa/XII/2015 tentang

PENGANGKATAN PRESIDIUM SIDANG PLENO MM-U I ORMAWA Unesa

Dengan Nama Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, MM-U I ORMAWA Unesa 2015 di Upt Diklat Koperasi Dan UMKM Provinsi Jawa Timur,-Malang, setelah:

Menimbang

Bahwa salah satu tugas dalam MM-U I ORMAWA Unesa 2015 adalah untuk membentuk Presidium Sidang Pleno yang bertugas untuk memimpin Sidang Pleno MM-U I ORMAWA Unesa 2015

Mengingat

Surat Keputusan Nomor: 01/KEP/MM U I/ORMAWA Unesa/XII/2015 tentang Tata Tertib MM-U I ORMAWA Unesa 2015

Memperhatikan

Hasil pembahasan peserta Musyawarah Mahasiswa Universita I Organisasi Kemahasiswaan Universitas Negeri Surabaya tentang Tata Tertib MM-U I ORMAWA Unesa 2015 tanggal 11 Desember 2015.

Memutuskan

Menetapkan

Pertama : Menetapkan mandat dan kepercayaan penuh terhadap nama-nama tersebut dibawah ini sebagai Presidium Sidang tetap MM-U I ORMAWA Unesa 2015.

1. M. Dadang Firmansyah 2. Shafi Laili Dewi Nur Latifah 3. Hari Murti

Kedua : Menugaskan kepada Presidium Sidang tetap untuk Memimpin Sidang Pleno MM-U I ORMAWA Unesa 2015

(14)

Ditetapkan : Upt Diklat Koperasi Dan UMKM Provinsi Jawa Timur,-Malang

Hari : jumat

Tanggal : 11 Desember 2015 Pukul : 24.00

Pimpinan Presidium Sidang Ketua

(M. Dadang Firmansyah) NIM. 12050524004

Sekretaris Anggota

(Moch. Ferdy Ardiansah) (Ahmad Haddad Baucokro) NIM. 13020074082 NIM. 12030224017

(15)

MUSYAWARAH MAHASISWA UNIVERSITAS I ORGANISASI KEMAHASISWAAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (MM-U I ORMAWA UNESA)

Tempat di Upt Diklat Koperasi Dan UMKM Provinsi Jawa Timur -Malang KETETAPAN

MUSYAWARAH MAHASISWA I ORGANISASI KEMAHASISWAAN Unesa Nomor:04/TAP/MMU.I/ORMAWA Unesa/XII/2015

tentang

UUD REPUBLIK MAHASISWA UNESA 2015

Dengan Nama Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, MMU I ORMAWA Unesa 2015 di Upt Diklat Koperasi Dan UMKM Provinsi Jawa Timur,-Malang, setelah:

Menimbang

Bahwa salah satu tugas dalam MM-U I ORMAWA Unesa 2015 adalah untuk membuat UUD Republik Mahasiswa Unesa 2015 sebagai salah satu landasan hukum internal dalam menjalankan Organisasi Kemahasiswaan di lingkungan Universitas Negeri Surabaya selama satu periode.

Mengingat

1. Undang-undang No. 02 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. PP. No.30 tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi beserta perubahannya.

3. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 155/U/1998 tentang pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi.

Memperhatikan

1. Hasil pembahasan peserta Musyawarah Mahasiswa Universitas I Organisasi Kemahasiswaan Universitas Negeri Surabaya pada Sidang Pleno ke- IV Nomor:04/TAP/MM I/ORMAWA Unesa/XII/2015.

2. Hasil pembahasan peserta MM-U I ORMAWA Unesa 2015 pada Sidang Pleno ke- IV tentang UUD Republik Mahasiswa Unesa 2015, Nomor:04/TAP/MM-U I/ORMAWA Unesa/XII/2015.

Memutuskan Menetapkan

Pertama : Ketetapan MM-U I ORMAWA Unesa No.04/TAP/MM-U I/ORMAWA Unesa/XII/2015 tentang UUD Republik Mahasiswa Unesa 2015.

Kedua : Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila terjadi kekeliruan akan ditinjau kembali.

(16)

Ditetapkan : Upt Diklat Koperasi Dan UMKM Provinsi Jawa Timur,-Malang

Hari : Sabtu

Tanggal : 12 Desember 2015 Pukul : 21.06

Pimpinan Presidium Sidang Ketua

(M. Dadang Firmansyah) NIM. 12050524004

Sekretaris Anggota

(Shafi Laili Dewi Nur Latifah) (Hari Murti) NIM. 14010034052 NIM.11040274063

(17)

UNDANG-UNDANG DASAR

REPUBLIK MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA TAHUN 2015 MUKADIMAH

Bahwa mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki keunggulan dibidang pemikiran, sehingga dengan pemikirannya, diharapkan mampu untuk menggerakkan masyarakatnya. Namun perlu disadari bahwa kemampuan diatas tidak bisa dengan sekejap didapatkan hanya dengan proses belajar dalam perkuliahan saja. Mahasiswa diberikan kebebasan penuh untuk mengembangkan pemikirannya selama tidak bertentangan dengan Ideologi Negara.

Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan dengan proses perjuangan awal yang keras, saat ini pergerakan mahasiswa Universitas Negeri Surabaya telah menjadi patron dan contoh bagi mahasiswa-mahasiswa di Indonesia. Maka dari itu, untuk menjaga kesinambungan dan konsistensi dalam mencetak mahasiswa Universitas Negeri Surabaya menjadi insan-insan akademis, pencipta, dan pengabdi serta penerus perjuangan bangsa Indonesia yang memiliki intelektualitas tinggi, berwawasan luas serta peka dan kritis terhadap situasi-situasi sosial kemasyarakatan dibutuhkan sebuah wadah atau sarana yang mampu menunjang perjuangan mahasiswa.

Organisasi Kemahasiswaan sebagai wadah yang telah diberikan oleh Universitas Negeri Surabaya sebagai wujud komitmen untuk menunjang perjuangan mahasiswa merupakan organisasi yang memiliki independensi tetapi tetap terikat dalam naungan Universitas Negeri Surabaya.

Oleh karena itu, untuk menunjang stabilitas perjuangan mahasiswa sebagai wujud dari aspirasi segenap mahasiswa Universitas Negeri Surabaya dan untuk seluruh sivitas akademika Universitas Negeri Surabaya pada umumnya maka disusunlah Pemerintahan Organisasi Kemahasiswaan Universitas Negeri Surabaya itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Organisasi Kemahasiswaan Universitas Negeri Surabaya, yang terbentuk dalam suatu susunan Republik Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya yang berkedaulatan mahasiswa dengan berdasarkan Tri Dharma Perguruan Tinggi.

(18)

BAB I

BENTUK DAN KEDAULATAN Pasal 1

1. Organisasi Kemahasiswaan adalah wadah dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan di Universitas Negeri Surabaya.

2. Republik Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya yang kemudian disebut Rema Unesa adalah wadah legal dan formal berbentuk kesatuan bagi kegiatan Organisasi Kemahasiswaan dilingkungan Universitas Negeri Surabaya.

3. Kesatuan Organisasi Kemahasiswaan dalam Republik Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya terdiri dari bidang legislatif dan eksekutif dengan pembagian sebagai berikut : a. Bidang Legislatif mencakup :

1) Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya yang kemudian disebut MPM.

2) Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas yang kemudian disebut DPM F. b. Bidang Eksekutif mencakup :

1) Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya yang kemudian disebut BEM U.

2) Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas yang kemudian disebut BEM F.

3) Himpunan Mahasiswa Jurusan yang kemudian disingkat HMJ dan/atau Himpunan Mahasiswa Program Studi yang kemudian disingkat HMP

4. Kedaulatan berada di tangan Mahasiswa melalui Musyawarah Mahasiswa dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar Republik Mahasiswa Unesa 2015.

5. Republik Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya berada dibawah naungan Universitas Negeri Surabaya melalui Pembantu / Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Negeri Surabaya dan dibantu oleh Pembantu / Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan untuk menaungi Organisasi Kemahasiswaan ditingkat Fakultas dengan memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk mengatur rumah tangga organisasinya.

BAB II

MUSYAWARAH MAHASISWA UNIVERSITAS Pasal 2

1. Musyawarah Mahasiswa Universitas yang kemudian disebut MMU adalah forum musyawarah mahasiswa tertinggi dalam pengambilan keputusan untuk menentukan arah kebijakan umum dan konstitusi Republik Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya yang diselengarakan oleh Majelis Permusyawaratan Mahasiswa pada setiap awal kepengurusan Organisasi Kemahasiswaan ditingkat Universitas.

2. Musyawarah Mahasiswa Universitas juga berfungsi sebagai forum Pelaporan Pertanggungjawaban dari Presiden Mahasiswa dan Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa pada periode sebelumnya.

(19)

3. Dalam hal terjadi sesuatu yang mendesak ditengah periode kepengurusan dan/atau sesuatu yang dapat mengancam keberlanjutan proses pemerintahan Republik Mahasiswa,Serta apabila terjadi kegagalan dalam proses pergantian priode kepemimpinan Republik Mahasiswa melalui Pemilu Raya maka Majelis Permusyawaratan Mahasiswa diwajibkan menyelenggarakan Musyawarah Mahasiswa Universitas Luar Biasa yang kemudian disebut MMU LUB.

4. Baik MMU maupun MMU LUB, diikuti oleh 1 (satu) orang perwakilan dari seluruh bagian organisasi yang tergabung dalam Republik Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya baik bidang eksekutif maupun legislatif.

5. Apabila MPM tidak terbentuk atau vakum maka MMU/MMU-LUB diselenggarakan oleh seluruh ketua BEMF dan DPMF selingkung Unesa yang dibuktikan dengan surat tugas dari Pembantu Rektor III.

BAB III

MAJELIS PERMUSYAWARATAN MAHASISWA Pasal 3

1. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa beranggotakan Mahasiswa Aktif Universitas Negeri Surabaya yang dipilih langsung melalui pemilihan umum dengan sistem perwakilan atau kuota kursi.

2. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa dipimpin oleh Pimpinan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa dengan sistem kepemimpinan dengan 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota dan dibantu oleh 1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap anggota, dan anggota yang masing-masing mewakili tiap Fakultas di Universitas Negeri Surabaya.

3. Pimpinan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa dipilih melalui Musyawarah Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya pada forum terpisah yang disebut forum anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa terpilih.

4. Anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa dilantik oleh Rektor dan/atau Pembantu / Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan.

5. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa bersidang sedikitnya sekali dalam satu periode kepengurusan.

6. Susunan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa diatur dalam Tata Tertib Majelis Permusyawaratan Mahasiswa.

7. Jumlah kuota kursi, tata cara pemilihan, dan syarat-syarat anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa diatur dalam undang-undang.

8. Apabila Pasal 3 ayat 1 tidak terpenuhi maka anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa merupakan perwakilan dari tiap fakultas yang dipilih oleh ketua dan wakil ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa yang terpilih saat Musyawarah Mahasiswa Universitas.

Pasal 4

(20)

1. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, fungsi pengawasan, fungsi yudikatif, dan fungsi advokasi.

2. Dalam melaksanakan fungsinya, Majelis Permusyawaratan Mahasiswa mempunyai hak interpelasi, hak angket, hak menyatakan pendapat, mengajukan pertanyaan, serta menyampaikan usul dan pendapat.

3. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar yang dilaksanakan melalui Musyawarah Mahasiswa.

4. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa dapat mengusulkan pemberhentian Presiden Mahasiswa dan/atau Wakil Presiden Mahasiswa dalam masa jabatannya bila melanggar Undang-Undang Dasar kepada Pembantu / Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan.

5. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa meminta, mengevaluasi, menilai dan menetapkan Laporan Pertanggungjawaban Presiden Mahasiswa Republik Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya.

6. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa melakukan pengawalan pelaksanaan terhadap pelaksanaan Undang-Undang Dasar.

7. Anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat-syarat dan tata caranya diatur dalam tata tertib dan kode etik Majelis Permusyawaratan Mahasiswa.

8. Dalam melaksanakan fungsinya, Majelis Permusyawaratan Mahasiswa selaku badan yudikatif mempunyai kewajiban untuk menyelesaikan sengketa atau permasalahan yang ada di tingkat universitas, fakultas, dan jurusan/program studi dan mempunyai keputusan hukum tetap.

9. Ketentuan lebih lanjut tentang hak dan kewajiban serta kepengurusan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa diatur dalam tata tertib Majelis Permusyawaratan Mahasiswa.

Pasal 5

1. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa memegang kekuasaan membentuk undang-undang.

2. Anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa baik secara perorangan maupun kelompok berhak mengajukan usul rancangan undang-undang.

3. Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Majelis Permusyawaratan Mahasiswa dan Presiden Mahasiswa untuk mendapat persetujuan bersama.

4. Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa masa itu.

5. Presiden Mahasiswa mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama untuk menjadi undang-undang.

6. Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan oleh Presiden Mahasiswa dalam waktu 14 hari semenjak rancangan undang-undang tersebut disetujui, rancangan undang-undang tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib diundangkan.

(21)

7. Segala putusan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa ditetapkan dengan musyawarah mufakat dan/atau suara yang terbanyak.

Pasal 6

1. Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden Mahasiswa berhak menetapkan Peraturan Organisasi Kemahasiswaan Universitas sebagai pengganti undang-undang. 2. Peraturan Organisasi Kemahasiswaan Universitas tersebut harus mendapat persetujuan

Majelis Permusyawaratan Mahasiswa dalam persidangan.

3. Jika tidak mendapat persetujuan, maka Peraturan Organisasi Kemahasiswaan Universitas itu harus dicabut

BAB IV

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS Pasal 7

1. Presiden BEM Universitas Negeri Surabaya melalui Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas memegang kekuasaan pemerintahan organisasi kemahasiswaan menurut Undang-Undang Dasar.

2. Dalam melakukan kewajibannya Presiden BEM dibantu oleh Wakil Presiden BEM dan jajaran menteri dibawahnya.

Pasal 8

1. Presiden BEM berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada Majelis Permusyawaratan Mahasiswa.

2. Presiden BEM menetapkan Peraturan Organisasi untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya.

Pasal 9

1. Calon Presiden BEM dan calon Wakil Presiden BEM harus seorang mahasiswa aktif Universitas Negeri Surabaya, tidak pernah mengkhianati lembaga, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden BEM dan Wakil Presiden BEM.

2. Syarat-syarat untuk menjadi Presiden BEM dan Wakil Presiden BEM diatur lebih lanjut dalam undang – undang.

Pasal 9A

1. Presiden BEM dan Wakil Presiden BEM dipilih dalam satu pasangan melalui pemilihan umum secara langsung oleh mahasiswa aktif.

(22)

2. Pasangan calon Presiden BEM dan Wakil Presiden BEM yang mendapatkan suara terbanyak, dilantik menjadi Presiden BEM dan Wakil Presiden BEM.

3. Presiden dan Wakil Presiden BEM beserta pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas dilantik oleh Rektor dan/atau Pembantu / Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan.

4. Tata cara pelaksanaan pemilihan Presiden BEM dan Wakil Presiden BEM lebih lanjut diatur dalam undang-undang.

Pasal 10

Presiden BEM dan Wakil Presiden BEM memegang jabatan selama satu periode (1tahun) dan sesudahnya tidak dapat dipilih kembali.

Pasal 10A

Presiden BEM dan/atau Wakil Presiden BEM dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Pembantu/Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan atas usulan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa, apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap lembaga, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden BEM dan/atau Wakil Presiden BEM.

Pasal 10B

1. Usul pemberhentian Presiden BEM dan/atau Wakil Presiden BEM dapat diajukan oleh Majelis Permusyawaratan Mahasiswa hanya dengan terlebih dahulu memeriksa, mengadili, dan memutuskan bahwa Presiden BEM dan/atau Wakil Presiden BEM telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap lembaga kampus, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; dan/atau Presiden BEM dan/atau Wakil Presiden BEM tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden BEM dan/atau Wakil Presiden BEM.

2. Putusan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa bahwa Presiden BEM dan/atau Wakil Presiden BEM telah melakukan pelanggaran hukum tersebut ataupun telah tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden BEM dan/atau Wakil Presiden BEM adalah dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan dan hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Majelis Permusyawaratan Mahasiswa yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Majelis Permusyawaratan Mahasiswa.

3. Pembantu / Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan mengambil kebijakan berdasarkan usulan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa tentang pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden Mahasiswa paling lambat 30 hari setelah menerima usulan tersebut.

(23)

Pasal 10C

Presiden BEM tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan semua Kesatuan Organisasi Kemahasiswaan yang tergabung dalam Republik Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya.

Pasal 11

1. Jika Presiden BEM mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia digantikan oleh Wakil Presiden BEM sampai habis masa jabatannya.

2. Dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden BEM, selambat-lambatnya dalam waktu tiga puluh hari, Majelis Permusyawaratan Mahasiswa menyelenggarakan sidang untuk mengusulkan Wakil Presiden BEM dari calon-calon yang direkomendasikan oleh Presiden BEM kepada Pembantu / Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan.

3. Jika Presiden BEM dan Wakil Presiden BEM mangkat, berhenti, diberhentikan atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan, pelaksana tugas Kepresidenan Mahasiswa adalah Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Politik Hukum dan HAM secara bersama-sama. Selambat-lambatnya tiga puluh hari setelah itu, Majelis Permusyawaratan Mahasiswa menyelenggarakan Musyawarah Anggota Luar Biasa untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden BEM.

Pasal 12

Presiden BEM dapat membuat perjanjian, kerjasama dan aliansi dengan Organisasi Kemahasiswaan dikampus lain.

Pasal 13

1. Presiden BEM mengangkat duta atau konsul.

2. Dalam hal mengangkat duta atau konsul, Presiden BEM memperhatikan pertimbangan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa.

Pasal 14

Tugas BEM-U adalah :

1. Melaksanakan dan menjunjung tinggi azas dan tujuan ORMAWA UNESA. 2. Melaksanakan segala ketetapan MMU I ORMAWA UNESA 2015.

3. BEM-U mewakili mahasiswa UNESA baik ke dalam maupun ke luar. 4. BEM-U menjalin koordinasi dengan BEM-F maupun HMJ dan/atau HMP.

5. BEM-U menolak dengan tegas kebijakan birokrasi kampus yang tidak sesuai dengan aspirasi mahasiswa.

(24)

Pasal 15

Wewenang BEM-U adalah :

1. Membuat keputusan-keputusan yang dianggap perlu dalam melaksanakan GBHK ORMAWA Unesa.

2. BEM-U dapat meminta keterangan yang diperlukan dari BEM-F maupun HMJ dan/atau HMP

BAB V

KEPENGURUSAN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS Pasal 16

1. Dalam memimpin Republik Mahasiswa melalui Badan Eksekutif Mahasiswa, Presiden dan Wakil Presiden BEM sekurang-kurangnya dibantu oleh jajaran Menteri.

2. Jajaran Menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden BEM. 3. Setiap Menteri membidangi urusan tertentu dalam organisasi.

4. Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kepengurusan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas diatur dalam Standar Operasional (SOP) Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas.

BAB VI

ORGANISASI KEMAHASISWAAN FAKULTAS Pasal 17

1. Kesatuan Organisasi Kemahasiswaan dalam Republik Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya dibagi atas Organisasi Kemahasiswaan Fakultas yang terdiri atas Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas yang menaungi HMJ dan/atau HMP dimana masing-masing memiliki struktur organisasi dan ranah kerja, yang diatur dengan undang-undang.

2. Organisasi Kemahasiswaan Fakultas melalui Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas dan Himpunan Mahasiswa Jurusan dan/atau Program Studi mengatur dan mengurus sendiri urusan pengorganisasian menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

3. Organisasi Kemahasiswaan Fakultas memiliki Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.

4. Organisasi Kemahasiswaan Fakultas berada dibawah naungan Pembantu / Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dengan memberikan kebebasan kepada mahasiswa untuk mengatur sendiri rumah tangga organisasinya.

(25)

BAB VII

MUSYAWARAH MAHASISWA FAKULTAS Pasal 18

1. Musyawarah Mahasiswa Fakultas yang kemudian disebut MMF adalah forum musyawarah mahasiswa tertinggi di Organisasi Kemahasiswaan Fakultas dalam pengambilan keputusan untuk menentukan Mekanisme Organisasi dan/atau Garis Besar Haluan Kerja (GBHK) Organisasi Kemahasiswaan Fakultas.

2. Musyawarah Mahasiswa Fakultas diselengarakan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas dan dilaksanakan pada setiap akhir kepengurusan Organisasi Kemahasiswaan ditingkat Fakultas

3. Musyawarah Mahasiswa Fakultas juga berfungsi sebagai forum Pelaporan Pertanggungjawaban dari Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas dan Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas pada periode tersebut.

4. Dalam hal terjadi sesuatu yang mendesak ditengah periode kepengurusan dan dapat mengancam keberlanjutan proses Organisasi Kemahasiswaan Fakultas, Serta apabila terjadi kegagalan dalam proses pergantian priode kepemimpinan Organisasi Kemahasiswaan Fakultas melalui Pemilu Raya maka Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas diwajibkan menyelenggarakan Musyawarah Mahasiswa Fakultas Luar Biasa yang kemudian disebut MMF LUB.

5. MMF dan/atau MMF LUB diserahkan dalam mekanisme masing-masing fakultas yang diikuti oleh perwakilan HMJ dan/atau HMP.

BAB VIII

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS Pasal 19

1. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas melalui Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas memegang kekuasaan pemerintahan organisasi kemahasiswaan ditingkat fakultas menurut Undang-Undang Dasar.

2. Dalam melakukan kewajibannya Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas dibantu oleh Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas beserta jajarannya.

Pasal 20

1. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas berhak mengajukan rancangan Peraturan Organisasi Kemahasiswaan Fakultas kepada Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas.

2. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas menetapkan Peraturan Organisasi Kemahasiswaan Fakultas untuk menjalankan undang-undang sebagaimana mestinya.

(26)

1. Calon Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas harus seorang mahasiswa aktif Universitas Negeri Surabaya pada fakultas tersebut, tidak pernah mengkhianati lembaga, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk

melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas.

2. Tata cara dan syarat-syarat untuk menjadi Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas diatur lebih lanjut dengan Peraturan Organisasi Kemahasiswaan Fakultas.

Pasal 21A

1. Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh Mahasiswa aktif Fakultas masing-masing.

2. Pencalonan pasangan Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas disesuaikan dengan mekanisme yang ada di masing-masing fakultas.

3. Pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas yang mendapatkan suara terbanyak, dilantik menjadi Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas.

4. Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas beserta pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas dilantik oleh Dekan dan/atau Pembantu / Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

5. Tata cara pelaksanaan pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas lebih lanjut diatur dalam Peraturan Organisasi Kemahasiswaan Fakultas.

Pasal 22

Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas memegang jabatan selama satu periode (1tahun) dan sesudahnya tidak dapat dipilih kembali.

Pasal 22A

Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Pembantu/Wakil Dekan Fakultas Bidang Kemahasiswaan atas usulan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas bersama dengan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa, apabila terbukti telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap lembaga, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Ketua dan/atau Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas.

Pasal 22B

1. Usul pemberhentian Ketua dan/atau Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas dapat diajukan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas bersama Majelis

(27)

Permusyawaratan Mahasiswa dengan terlebih dahulu memeriksa, mengadili, dan memutuskan bahwa Ketua dan/atau Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap lembaga kampus, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; dan/atau Ketua dan/atau Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas tidak lagi memenuhi syarat sebagai Ketua dan/atau Wakil Ketua.

2. Putusan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas bahwa Ketua dan/atau Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas telah melakukan pelanggaran hukum tersebut ataupun telah tidak lagi memenuhi syarat sebagai Ketua dan/atau Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas adalah dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan dan hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas.

3. Pembantu / Wakil Dekan Fakultas Bidang Kemahasiswaan mengambil kebijakan berdasarkan usulan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas tentang pemberhentian Ketua dan/atau Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas paling lambat 30 hari setelah menerima usulan tersebut.

Pasal 23

1. Jika Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia digantikan oleh Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas sampai habis masa jabatannya.

2. Dalam hal terjadi kekosongan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas, selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari, Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas menyelenggarakan sidang untuk mengusulkan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas dari calon-calon yang direkomendasikan oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas kepada Pembantu / Wakil Dekan Fakultas Bidang Kemahasiswaan.

3. Jika Ketuadan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas mangkat, berhenti, diberhentikan atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan, pelaksana tugas adalah 3 (tiga) Kepala Departemen/Divisi dalam organisasi tersebut secara bersama-sama. Selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah itu, Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas menyelenggarakan Musyawarah Mahasiswa Fakultas Luar Biasa untuk memilih Ketuadan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas.

Pasal 24

Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas membuat perjanjian, kerjasama dan aliansi dengan Organisasi Kemahasiswaan dikampus lain dengan tanpa persetujuan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas.

(28)

BAB IX

KEPENGURUSAN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS Pasal 25

1. Dalam memimpin Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas, Ketuadan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas sekurang-kurangnya dibantu oleh Sekretaris, Bendahara dan Kepala Departemen-Departemen.

2. Sekretaris, Bendahara dan Kepala Departemen-Departemen itu diangkat dan diberhentikan oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa.

3. Setiap Kepala Departemen membidangi urusan tertentu dalam organisasi.

4. Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kepengurusan diatur dalam Standar Operasional (SOP) Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas.

BAB X

DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS Pasal 26

1. Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas dipilih melalui pemilihan umum.

2. Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas dilantik oleh Dekan dan/atau Pembantu / Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan.

3. Dewan Perwakilan Mahasiswa merekrut fungsionaris organisasi dari selain anggota untuk membantu kinerja dibidang kerumah-tanggaan, tetapi tidak memiliki hak suara.

4. Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas bersidang sedikitnya sekali dalam 1 (satu) periode.

5. Susunan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas diatur dalam Tata Tertib Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas.

6. Tata cara pemilihan, dan syarat-syarat anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas diatur dalam Peraturan Organisasi Kemahasiswaan Fakultas.

Pasal 27

1. Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas memegang kekuasaan membentuk Peraturan Organisasi Kemahasiswaan Fakultas.

2. Setiap rancangan peraturan, dibahas oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas dan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas untuk mendapat persetujuan bersama.

3. Jika rancangan peraturan itu tidak mendapat persetujuan bersama, rancangan peraturan itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan Mahasiswa masa itu. 4. Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas mengesahkan rancangan peraturan yang

telah disetujui bersama untuk menjadi peraturan.

5. Dalam hal rancangan peraturan yang telah disetujui bersama tersebut tidak disahkan oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas dalam waktu 14 (empat belas) hari semenjak rancangan peraturan tersebut disetujui, rancangan peraturan tersebut sah menjadi peraturan dan wajib diundangkan.

(29)

Pasal 27A

1. Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.

2. Dalam melaksanakan fungsinya, Dewan Perwakilan Mahasiswa mempunyai hak interpelasi, hak angket, hak menyatakan pendapat, hak mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat.

3. Ketentuan lebih lanjut tentang hak dan kewajiban anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas diatur dalam Tata Tertib Dewan perwakilan Mahasiswa Fakultas.

Pasal 28

Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas berhak mengajukan usul Rancangan Peraturan Organisasi Kemahasiswaan Fakultas.

Pasal 29

1. Dalam hal ihwal kepentingan yang memaksa, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas berhak menetapkan Peraturan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas sebagai pengganti Peraturan Organisasi Kemahasiswaan Fakultas.

2. Peraturan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas itu harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas dalam persidangan yang berikut.

3. Jika tidak mendapat persetujuan, maka Peraturan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas itu harus dicabut.

Pasal 29A

Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pembentukan Peraturan Organisasi Kemahasiswaan Fakultas diatur dalam Tata Tertib Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas.

Pasal 29B

Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat-syarat dan tata caranya diatur dalam Peraturan Perundang-undangan.

BAB XI

ORGANISASI KEMAHASISWAAN JURUSAN DAN PROGRAM STUDI Pasal 30

1. Himpunan Mahasiswa Jurusan yang selanjutnya disebut HMJ merupakan Organisasi Kemahasiswaan ditingkat Jurusan dimana didalam satu jurusan tersebut terdapat satu atau lebih program studi dengan rumpun keilmuan yang sama.

(30)

2. Bila didalam satu jurusan terdapat 2 (dua) atau lebih program studi dengan rumpun keilmuan berbeda, maka masing-masing program studi dapat membentuk Himpunan Mahasiswa Program Studi melalui Surat Keputusan Dekan masing-masing fakultas. 3. Himpunan Mahasiswa Jurusan yang selanjutnya disebut HMJ dan Himpunan Mahasiswa

Program Studi yang selanjutnya disebut HMP merupakan Organisasi Kemahasiswaan ditingkat Program Studi keilmuan tertentu.

4. Himpunan Mahasiswa Jurusan dan Program Studi menjadi bagian dari Organisasi Kemahasiswaan Fakultas dibawah naungan Ketua Jurusan /Ketua Program Studi dan/atau Pembantu / Wakil Dekan Fakultas Bidang Kemahasiswaan.

5. Kegiatan / Program Kerja yang merupakan kebijakan organisasi di Himpunan Mahasiswa Jurusan dan/atau Program Studi lebih menitik beratkan pada konteks keilmuan, penalaran, dan pengembangan profesionalisme.

6. Dalam melaksanakan kebijakan organisasi, Himpunan Mahasiswa Jurusan dan/atau Program Studi berwenang membentuk tim pengarah dan konsultasi yang selanjutnya disebut Majelis Pengarah dan Konsultasi yang kemudian disebut MPK-HMJ/MPK-HMP.

BAB XII

MUSYAWARAH MAHASISWA JURUSAN DAN PROGRAM STUDI Pasal 31

1. Musyawarah Mahasiswa Jurusan/Program Studi yang kemudian disebut MMJ/MMP adalah forum musyawarah mahasiswa tertinggi di Organisasi Kemahasiswaan Jurusan/Program Studi dalam pengambilan keputusan untuk menentukan Mekanisme Organisasi dan/atau Garis Besar Haluan Kerja (GBHK) Himpunan Mahasiswa Jurusan/Program Studi.

2. Musyawarah Mahasiswa Program Studi diselengarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan/Program Studi melalui Panitia Ad Hock yang memiliki legalitas dengan Surat Keputusan pengangkatan oleh Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan/Program Studi atas persetujuan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas.

3. Musyawarah Mahasiswa Jurusan/Program Studi juga berfungsi sebagai forum Pelaporan Pertanggungjawaban dari Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan/Program Studi pada periode sebelumnya.

4. Dalam hal terjadi sesuatu yang mendesak ditengah periode kepengurusan dan dapat mengancam keberlanjutan proses Himpunan Mahasiswa Jurusan/Program Studi, Serta apabila terjadi kegagalan dalam proses pergantian priode kepemimpinan Organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan/Program Studi melalui Pemilu Raya maka Panitia Ad Hock menyelenggarakan Musyawarah Mahasiswa Jurusan/Program Studi Luar Biasa yang kemudian disebut MMJ LUB/MMP LUB. Penyelenggaraan MMJ LUB/MMP LUB sesuai dengan poin 2 (dua) pada pasal ini.

5. Mekanisme MMJ/MMP dan/atau MMJ LUB/MMP LUB diserahkan kepada masing jurusan/prodi dengan memperhatikan keterwakilan tiap kelas.

(31)

BAB XIII

HIMPUNAN MAHASISWA JURUSAN DAN PROGRAM STUDI Pasal 32

1. Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan/Program Studi yang selanjutnya disebut Ka-Hima melalui memegang kekuasaan pengorganisasian Himpunan Mahasiswa Jurusan/Program Studi sesuai Undang-Undang Dasar.

2. Dalam melakukan kewajibannya Ka-Hima dibantu oleh satu orang wakil Ka-Hima beserta jajarannya.

Pasal 33

Ka-Hima berhak menyusun dan menetapkan Peraturan Himpunan Mahasiswa Jurusan/Program Studi untuk menjalankan undang-undang atas persetujuan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas.

Pasal 34

1. Calon Ka-Hima dan wakil Ka-Hima harus seorang mahasiswa aktif Universitas Negeri Surabaya yang berasal dari jurusan/program studi tersebut, tidak pernah mengkhianati lembaga, serta mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi.

2. Tata cara dan syarat-syarat untuk menjadi Ka-Hima dan wakil Ka-Hima diatur lebih lanjut dengan Peraturan Organisasi Kemahasiswaan Fakultas.

Pasal 34A

1. Ka-Hima dan wakil Ka-Hima dipilih secara demokratis oleh mahasiswa Jurusan/Program Studi tersebut melalui pemilihan umum.

2. Calon Ka-Hima dan wakil Ka-Hima yang mendapatkan suara terbanyak, dilantik menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan/Program Studi.

3. Tata cara pelaksanaan pemilihan Ka-Hima dan wakil Ka-Hima lebih lanjut diatur dalam Peraturan Hima tersebut dan diketahui Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas.

Pasal 35

Ka-Hima dan wakil Ka-Hima memegang jabatan selama satu periode (1tahun), dan sesudahnya tidak dapat dipilih kembali.

Pasal 35A

Ka-Hima dan wakil Ka-Hima dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Pembantu/Wakil Dekan Fakultas Bidang Kemahasiswaan atas usulan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas bersama MPM, apabila terbukti telah melakukan pelanggaran

(32)

hukum berupa pengkhianatan terhadap lembaga, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Ka-Hima dan wakil Ka-Hima.

Pasal 35B

1. Usul pemberhentian Ka-Hima dan wakil Ka-Hima dapat diajukan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas hanya dengan terlebih dahulu memeriksa, mengadili, dan memutuskan bahwa Ka-Hima dan wakil Ka-Hima telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap lembaga kampus, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela; dan/atau Ka-Hima dan wakil Ka-Hima tidak lagi memenuhi syarat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan/Program Studi.

2. Putusan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas dan/atau MPM bahwa Ka-Hima dan wakil Ka-Hima telah melakukan pelanggaran hukum tersebut ataupun telah tidak lagi memenuhi syarat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan/Program Studi adalah dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan dan hanya dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas dan/atau MPM yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas dan/atau MPM.

3. Pembantu / Wakil Dekan Fakultas Bidang Kemahasiswaan mengambil kebijakan berdasarkan usulan Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas dan/atau MPM tentang pemberhentian Ka-Hima dan wakil Ka-Hima paling lambat 30 hari setelah menerima usulan tersebut.

Pasal 36

1. Jika Ka-Hima dan wakil Ka-Hima mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia digantikan oleh wakil Ka-Hima sebagai Penanggung Jawab sampai habis masa jabatannya.

2. Dalam hal terjadi kekosongan wakil Ka-Hima, selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari, Ka-Hima dan Kepengurusan beserta DPM Fakultas segera menyelenggarakan Rapat Pleno untuk memilih wakil Ka-Hima.

3. Jika Ka-Hima dan wakil Ka-Hima mangkat, berhenti, diberhentikan atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan, pelaksana tugas adalah 3 (tiga) Kepala Departemen/Divisi dalam organisasi tersebut secara bersama-sama selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah itu, DPM Fakultas sesuai dengan dan/atau perundang-undangan yang berlaku segera menyelenggarakan Musyawarah Mahasiswa Luar Biasa Jurusan/Prodi untuk memilih Ka-Hima dan wakil Ka-Hima.

(33)

Pasal 37

Ka-Hima dapat membuat perjanjian, kerjasama dan aliansi dengan Organisasi Kemahasiswaan dikampus lain.

BAB XIV

PEMILIHAN UMUM RAYA Pasal 38

1. Pemilihan Umum Raya yang kemudian disebut Pemira dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap 1 (satu) tahun sekali.

2. Pemilihan Umum Raya Republik Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya diselenggarakan untuk memilih anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa, Presiden dan Wakil Presiden BEM.

3. Pemilihan Umum Raya Organisasi Kemahasiswaan Fakultas diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas, Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas.

4. Pemilihan Umum Raya Organisasi Kemahasiswaan Jurusan/Prodi diselenggarakan untuk memilih Ka-Hima dan Wakil Ka-Hima Jurusan/Prodi.

5. Pemilihan Umum Raya Republik Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum raya yang bersifat sementara (ad hock) yang dibentuk oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya dan disetujui oleh Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya. 6. Pemilihan Umum Raya Organisasi Kemahasiswaan Fakultas diselenggarakan oleh suatu

komisi pemilihan umum raya yang bersifat sementara (ad hock) yang dibentuk oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas dan disetujui oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas.

7. Pemilihan Umum Raya Organisasi Kemahasiswaan Jurusan/Prodi diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum raya yang bersifat sementara (ad hock) yang dibentuk oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan/Prodi dan disetujui oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas.

8. Ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan umum raya diatur dalam peraturan perundang-undangan.

9. Apabila terjadi kegagalan dalam proses pelaksanaan Pemilihan Umum Raya baik ditingkat Universitas,Fakultas,Jurusan dan Prodi maka pemilihan ketua dan wakil ketua pimpinan Organisasi Mahasiswa baik ditingkat Universitas,Fakultas,Jurusan dan Prodi dilakukan melalui Musyawarah Mahasiswa Luar Biasa.

BAB XV

HAL RANGKAP JABATAN Pasal 39

Seluruh BPH Organisasi Kemahasiswaan yang tergabung dalam Republik Mahasiswa tidak diperkenankan merangkap jabatan dengan dasar Surat Keputusan ganda atau lebih.

(34)

BAB XVI HAL KEUANGAN

Pasal 40

1. Keuangan setiap organisasi kemahasiswaan dalam Republik Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya yang kemudian disebut Anggaran Pendapatan dan Belanja merupakan wujud dari pengelolaan keuangan Universitas yang dialokasikan untuk bidang kemahasiswaan.

2. Anggaran Pendapatan dan Belanja merupakan penjabaran / perincian dari jumlah penggunaan dana untuk tiap-tiap program kerja.

3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi Kemahasiswaan Universitas ditetapkan setiap periode dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar- besarnya kemakmuran Mahasiswa.

4. Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Organisasi Kemahasiswaan Universitas diajukan oleh Presiden BEM untuk dibahas bersama Majelis Permusyawaratan Mahasiswa.

5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Organisasi Kemahasiswaan Fakultas termasuk didalamnya Himpunan Mahasiswa Jurusan/Program Studi ditetapkan setiap periode dengan Peraturan Organisasi Kemahasiswaan Fakultas dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran Mahasiswa.

6. Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas dan Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan/Program Studi untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas.

BAB XVII

WARGA REPUBLIK MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Pasal 41

Yang menjadi warga republik mahasiswa ialah mahasiswa aktif Universitas Negeri Surabaya yang memiliki tanda bukti yang sah dan masih berlaku sebagai mahasiswa Universitas Negeri Surabaya.

Pasal 42

Setiap warga republik mahasiswa berhak dan wajib ikut serta dalam setiap kegiatan organisasi kemahasiswaan dalam Republik Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya.

Pasal 43

Kebebasan mahasiswa untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

(35)

BAB XVIII

PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR Pasal 44

1. Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar dapat diagendakan dalam sidang Majelis Permusyawaratan Mahasiswa bersama Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa.

2. Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diajukan secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.

3. Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar, sidang Majelis Permusyawaratan Mahasiswa dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa.

4. Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar dilakukan dengan persetujuan sekurang-kurangnya 50% (lima puluh persen) ditambah satu anggota dari seluruh anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa.

5. Apabila terjadi kekosongan kepengurusan Majelis Permusyawaratan Mahasiswa maka usulan dan putusan untuk merubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar Republik Mahasiswa Unesa 2015 dilaksanakan saat MMU/MMU-LUB.

6. Khusus mengenai bentuk Republik Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya tidak dapat dilakukan perubahan kecuali ada kebijakan dari Pembantu / Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan.

ATURAN PERALIHAN Pasal I

Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini.

Pasal II

Semua organisasi kemahasiswaan dalam Republik Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya yang ada masih tetap berfungsi sepanjang untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang Dasar dan belum diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini.

ATURAN TAMBAHAN Pasal I

Dengan ditetapkannya Undang-Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar Republik Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya Tahun 2015 terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal.

Pasal II

Undang-Undang Dasar Republik Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya Tahun 2015 tidak berlaku surut, artinya Ormawa yang sebelum pengesahan Undang-Undang ini sudah memiliki aturan sendiri, maka Undang-Undang Dasar Republik Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya Tahun 2015 dipakai pada periode selanjutnya.

(36)

MUSYAWARAH MAHASISWA UNIVERSITAS I ORGANISASI KEMAHASISWAAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA (MM-U I ORMAWA UNESA)

Tempat di Upt Diklat Koperasi Dan UMKM Provinsi Jawa Timur -Malang KETETAPAN

MUSYAWARAH MAHASISWA UNIVERSITAS I ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNESA Nomor:05/TAP/MMU.I/ORMAWA UNESA/XII/2015

tentang

GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA (GBHK) ORMAWA UNESA

Dengan Nama Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, MM-U I ORMAWA Unesa 2013 di Upt Diklat Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur - Malang setelah:

Menimbang

Bahwa salah satu tugas dalam MM-U I ORMAWA Unesa 2015 adalah untuk membuat Garis-Garis Besar Haluan Kerja (GBHK) sebagai salah satu landasan hukum internal dalam menjalankan Organisasi Kemahasiswaan di lingkungan Universitas Negeri Surabaya selama satu periode.

Mengingat

1. Undang-undang No. 02 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. PP. No.30 tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi beserta perubahannya.

3. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 155/U/1998 tentang pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi.

Memperhatikan

3. Hasil pembahasan peserta Musyawarah Mahasiswa Universitas I Organisasi Kemahasiswaan Universitas Negeri Surabaya tentang GBHK Nomor: 02/TAP/MM.I/ORMAWA Unesa/XII/2015.

4. Hasil pembahasan peserta MM-U I ORMAWA Unesa 2015 pada Sidang Pleno Nomor. 02/TAP/MMU.I/ORMAWA.Unesa/XII/2015.

Memutuskan Menetapkan

Pertama : Ketetapan MM-U I ORMAWA Unesa 2015 No.05/TAP/MMU.I/ORMAWA Unesa/XII/2015 tentang Garis-garis Besar Haluan Kerja.

Kedua : Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan apabila terjadi kekeliruan akan ditinjau kembali.

(37)

Ditetapkan : Upt Diklat Koperasi Dan UMKM Provinsi Jawa Timur,-Malang

Hari : Sabtu

Tanggal : 12 Desember 2015 Pukul : 22.13

Pimpinan Presidium Sidang Ketua

(M. Dadang Firmansyah) NIM. 12050524004

Sekretaris Anggota

(Shafi Laili Dewi Nur Latifah) (Hari Murti) NIM.14010034052 NIM.11040274063

(38)

GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA (GBHK) ORGANISASI KEMAHASISWAAN

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA BAB I

PENDAHULUAN A. PENGERTIAN

Garis-Garis Besar Haluan Kerja (GBHK) Organisasi Kemahasiswaan adalah haluan yang merupakan kristalisasi dari pemikiran dan kehendak mahasiswa dalam melaksanakan tugas Organisasi

Pola umum program kerja merupakan rangkaian program kegiatan yang menyeluruh, terarah, terpadu dan berlangsung secara berkelanjutan.

Rangkaian program kerja tersebut dimaksudkan untuk membantu agar mahasiswa kreatif, inovatif, komunikatif, dan utuh dalam mewujudkan Tri Darma Perguruan Tinggi.

B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud:

Memberi acuan dalam melaksanakan program kerja bagi pengurus BEM-U, BEM-F, HMJ dan HMP di lingkungan Universitas Negeri Surabaya.

Tujuan:

1. Tujuan Umum:

Menciptakan generasi muda penerus perjuangan bangsa yang tangguh professional berwawasan Ipteks berlandaskan Imtaq.

2.Tujuan Khusus

a. Memantapkan kondisi Organisasi yang stabil dan Mekanisme Organisasi yang dinamis.

b. Meningkatkan intelektualitas dan mengembangkan studi formal, informal dan non formal.

c. Meningkatkan fungsi dan peranan Organisasi dalam rangka stabilitas dan dinamisasi kehidupan kampus.

d. Meningkatkan pembinaan profesionalisme, pengembangan bakat dan minat mahasiswa secara menyeluruh.

e. Terciptanya tujuan Organisasi.

f. Sebagai dasar untuk menyusun program kerja.

g. Sebagai dasar dan tolok ukur dalam menjalankan tugas dan wewenang masing-masing BEM-U, BEM-F, HMJ, dan HMP di lingkungan Unesa.

C. LANDASAN

Garis-garis Besar Haluan Kerja (GBHK) BEM, BEM-F, HMJ, dan HMP di lingkungan Unesa disusun berdasarkan Tri Darma Perguruan Tinggi dan Undang-Undang Dasar Republik Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya 2015.

D. POKOK-POKOK PENYUSUNAN DAN PENUANGAN GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA BEM-U, BEM-F, HMJ, dan HMP UNESA

(39)

Untuk memberikan gambaran mengenai wujud masa depan yang diinginkan, maka GBHK BEM-U, BEM-F, HMJ, dan HMP Unesa perlu disusun dan dituangkan dalam pola kerja mahasiswa secara sistematis, sebagai berikut:

1. Pola dasar haluan kerja kemahasiswaan 2. Pola umum haluan kerja kemahasiswaan 3. Pola kerja kemahasiswaan satu periode.

E. PELAKSANAAN DAN EVALUASI KERJA

1. GBHK BEM-U, BEM-F, HMJ, dan HMP Unesa ditetapkan dalam MAU dan dilaksanakan oleh BEM-U, BEM-F, HMJ, dan HMP dilingkungan Unesa

2. Tiap satu periode GBHK BEM-U, BEM-F, HMJ, dan HMP Unesa akan ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan perkembangan kehidupan kemahasiswaan dan pembangunan nasional.

3. Evaluasi pelaksanaan GBHK dan atau program BEM-U, BEM-F, HMJ, dan HMP dalam satu periode kepengurusan dilakukan minimal dua kali oleh Lembaga Tinggi Legislatif/MPM jika ada/MMU Unesa sebagai yang tertinggi.

Untuk dapat memperoleh kebulatan hubungan yang menyeluruh maka sistematika Garis-garis Besar Haluan Kerja BEM, BEM-F, HMJ, dan HMP Unesa sebagai berikut:

Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN

BAB II POLA DASAR HALUAN KERJA KEMAHASISWAAN

BAB III POLA UMUM HALUAN KERJA KEMAHASISWAAN

BAB IV POLA KERJA KEMAHASISWAAN SATU PERIODE

BAB V MEKANISME STRUKTUR REPUBLIK MAHASISWA UNIVERSITAS

NEGERI SURABAYA

BAB VI PENUTUP

Pasal 2

Isi beserta uraian sebagaimana tersebut dalam pasal 1, terdapat dalam GBHK BEM-U, BEM-F, HMJ, HMP UNESA, menjadi bagian yang tidak terpisahkan dlam ketetapan ini.

Pasal 3

Dengan adanya ketetapan ini, maka materi yang belum tercakup dan tidak bertentangan dengan BEM-U, BEM-F, HMJ, dan HMP Unesa akan diatur kemudian.

Pasal 4

Menugaskan pada setiap pimpinan Badan Kelengkapan BEM-U, BEM-F, HMJ, dan HMP Unesa untuk mengemban dan melaksanakan ketetapan ini dengan bagian yang berupa naskah GBHK sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 2.

Pasal 5

Ketetapan ini disahkan pada tanggal ditetapkan dan mulai berlaku setelah selesainya MM-U I ORMAWA Unesa 2015 hingga ditetapkannya GBHK yang baru pada MM-U UNESA pada

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mempunyai mahasiswa yang terbesar banyak diharapkan dapat memberikan kepuasan mahasiswa terhadap layanan yang diberikan khususnya pada bagian

Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat yang memiliki kemampuan sebagai agent of change dan lebih peka akan fenomena sosial yang terjadi dimasyarakat tersebut

Mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan sikap mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan melalui mata kuliah

Peran dan ikut serta mahasiswa sebagai agen of change juga sangat diperlukan mengingat mahasiswa merupakan elemen masyarakat yang diharapkan memiliki idealisme yang tinggi bagi

Melalui survey dan penelitian yang telah dilakukan peneliti (Latipah-b, 2010) terungkap bahwa sejumlah mahasiswa PGMI memiliki BBRD rendah, yang terlihat dari

Sementara itu, pelayanan publik bisa dipahami sebagai pemberi layanan (melayani) keperluan orang lain atau masyarakat yang memiliki kepentingan pada organisasi

Oleh sebab itu, pembelajaran berbasis proyek ini diharapkan agar mahasiswa memiliki high order thinking skill, sehingga dilakukan penelitian untuk mengetahui

Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan acuan atau pedoman serta sumbangan pemikiran bagi mahasiswa fakultas hukum, dosen, maupun masyarakat umum khususnya