Praktikum MK. Risiko Agribisnis
Praktikum MK. Risiko Agribisnis
“Strategi Pengelolaan Risiko”
“Strategi Pengelolaan Risiko”
Oleh:
Oleh:
Kelompok 14
Kelompok 14
Deliana Caroline (H34104059), Fince Andriyani
Deliana Caroline (H34104059), Fince Andriyani Simanjuntak (H34104074), Ramdhanu
Simanjuntak (H34104074), Ramdhanu
(H34104088), Rosalin (H34104101), Mukti Kamarullah (H34104103)
(H34104088), Rosalin (H34104101), Mukti Kamarullah (H34104103)
Program Sarjana Alih Jenis Agr
Program Sarjana Alih Jenis Agribisnis
ibisnis
Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Institut Pertanian Bogor
2011
2011
D
Do
osse
en
n
:
: F
Fe
erry
ya
an
ntto
o W
W.
. K
K,
, SSP
P.
. M
M..SSii..
H
Ha
arri
i /
/ T
Ta
an
ng
gg
ga
all
:
: K
Ka
am
miiss/
/ 8
8 D
De
esse
em
mb
be
er
r 2
20
01
11
1
Ruang
Ruang
:
: Fisika
Fisika
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Latar Belakang
Us
Usah
aha
a pe
perta
rtani
nian
an me
memi
mili
liki
ki ka
kara
rakt
kter
eris
isti
tik
k se
seba
baga
gai
i us
usah
aha
a ya
yang
ng pe
penu
nuh
h ri
risi
siko
ko
terhadap dinamika alam, bersifat biologis dan musiman, rentan terhadap serangan
terhadap dinamika alam, bersifat biologis dan musiman, rentan terhadap serangan
hama
hama dan
dan peny
penyakit,
akit, yang
yang kesem
kesemuanya
uanya seca
secara
ra bersa
bersama-sam
ma-sama
a maup
maupun
un send
sendiri-se
iri-sendiri
ndiri
dapat menyebabkan kerugian. Karakteristik yang penuh risiko tersebut dikeranakan
dapat menyebabkan kerugian. Karakteristik yang penuh risiko tersebut dikeranakan
dun
dunia
ia pe
perta
rtania
nian
n mem
memili
iliki
ki sif
sifat
at yan
yang
g san
sangat
gat ber
berflu
fluktu
ktuati
atif.
f. Bai
Baik
k da
dari
ri ope
operas
rasion
ional,
al,
keadaan ekonomi, iklim dan cuaca,
keadaan ekonomi, iklim dan cuaca, ketersediaan input, harga, jumlah
ketersediaan input, harga, jumlah
demand
demand sangat
sangat
tidak bisa dipastikan oleh kebanyakan petani.
tidak bisa dipastikan oleh kebanyakan petani.
Nelson
Nelson
et al.
et al.
(1978) menyatakan, faktor risiko di bidang pertanian berasal dari
(1978) menyatakan, faktor risiko di bidang pertanian berasal dari
produ
produ
ksi, harga
ksi, harga
dan pasar,
dan pasar,
usaha dan
usaha dan
finan
finan
sial
sial,
,
tekn
teknolog
ologi,
i,
kerus
kerus
akan, sosial
akan, sosial
dan
dan
hukum, serta manusia.
hukum, serta manusia.
Salah satu risiko yang dihadapi oleh sektor pertanian adalah
Salah satu risiko yang dihadapi oleh sektor pertanian adalah
risiko produksi, yang terjadi karena variasi hasil akibat berbagai faktor yang sulit
risiko produksi, yang terjadi karena variasi hasil akibat berbagai faktor yang sulit
Nilai
Nilai
diduga, seperti cuaca, hama, penyakit, variasi genetik, dan waktu pelaksanaan
kegiatan. Risiko harga dan pasar biasanya dikaitkan dengan keragaman dan
ketidaktentuan harga yang diterima petani dan yang harus dibayarkan untuk input
produksi. Jenis keragaman harga yang dapat diduga antara lain adalah
trend harga,
siklus harga, dan variasi harga berdasarkan musim. Tingkat harga dapat berpengaruh
pada harapan pedagang, spekulasi, program pemerintah, dan permintaan konsumen.
Selain petani selalu dirugikan dalam pemasaran karena anjloknya harga produksi
petani sewaktu panen.
Oleh karena itu, sebagai usaha yang penuh risiko, pertanian perlu mendapat
perlindungan dari peluang kegagalan. Salah satu alternatifnya adalah dengan
menerapkan startegi pengelolaan risiko, guna menjamin petani dari kemungkinan
risiko yang merugikan petani.
Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengidentifikasi kemungkinan
risiko yang dihadapi oleh petani, serta strategi pengelolaan risiko yang digunakan
dalam sektor pertanian.
PEMBAHASAN
1.
Beberapa pengamat mengatakan, bahwa petani sangat jarang melakukan
pengelolaan terhadap usaha pertaniannya untuk mengurangi risiko benarkah
demikian? Jelaskan!
Jawab :
Dalam hal melakukan pengelolaan untuk mengurangi risiko yang terjadi
terhadap usaha pertaniannya sebenarnya terkait dengan perilaku petani yang
dipengaruhi oleh luas lahan, umur, pendidikan, pengalaman berusaha tani, jumlah
anggota keluarga, frekuensi kegagalan dalam berusahatani selama lima tahun
terakhir serta pendapatan petani dari usahanya. Karena pada pemilihan terhadap
usahanya juga petani memiliki alasan tertentu tergantung dari preferensi petani
terhadap risiko ataupun faktor sosial ekonominya, sehingga seperti yang terdapat
pada bacaan I mengenai perilaku petani yang enggan terhadap risiko usaha tani
bawang putih dan merah yang disebabkan karena penggunaan faktor-faktor produksi
luas lahan dan tenaga kerja pada fungsi produksi bawang putih belum efisien
menggambarkan bahwa sebelum melakukan usaha pertaniannya petani cenderung
untuk menghindari usaha yang memiliki risiko yang lebih tinggi.
Upaya dalam melakukan pengelolaan oleh petani terhadap usaha pertaniannya
untuk mengurangi risiko masih mengandalkan peranan pemerintah. Pada bacaan II
yang berjudul “Petani Masih Bingung” dijelaskan bahwa petani mengandalkan
kebijakan dari pemerintah provinsi dalam mengatasi bencana gagal panen akibat
anomali cuaca. Karena keterbatasan petani terhadap akses sumber daya, sehingga
diperlukannya bantuan dari pemerintah untuk mengatasi risiko-risiko yang akan
dihadapi, seperti menghasilkan varietas unggul dengan strategi tanam baru yang
dapat melindungi dan menghindarkan tanaman dari kondisi iklim ekstrem serta
rekayasa pelindung tanaman dengan bahan baku lokal dan murah perlu
dikembangkan.
Selain itu, pada bacaan III mengenai penerapan inovasi pada teknologi benih
dengan meluncurkan program terbaru yaitu Program Puas dengan Acceleron bagi
petani di Jember, Probolinggo, Pasuruan, Banyuwangi, dan Situbondo, dalam
paragraf terakhir artikel menjelaskan bahwa petani menginginkan tidak adanya
kerugian pada usaha pertaniannya, karena petani lebih memilih benih yang
ditawarkan oleh perusahaan dengan penggantian benih perusahaan jika terkena
bulai.
2.
Petani merupakan pihak atau pelaku yang rentan terhadap risiko pertanian,
untuk menghadapi hal tersebut petani melakukan berbagai cara/ strategi untuk
mengurangi dampak kerugian yang terjadi?. Identifikasilah berdasarkan bacaan
dan materi yang diberikan pada perkuliahan, risiko apa saja yang mungkin
dihadapi oleh petani!
Jawab :
Berdasarkan bacaan dan materi yang diberikan pada perkuliahan, maka risiko
yang mungkin dihadapi oleh petani adalah sebagai berikut:
•
Risiko Produksi
Risiko peroduksi memiliki kemungkinan terjadi yang tinggi. Risiko produksi yang
paling banyak menimbulkan kerugian adalah serangan hama dan penyakit yang tidak
dapat diprediksikan sebelumnya. Serangan hama dan penyakit dapat muncul karena
dipicu oleh perubahan cuaca, gulma, dan pengelolaan tanaman yang tidak optimal.
Anomali cuaca dan perubahan iklim yang menyebabkan banjir dan merajalelanya
hama dan penyakit dapat mengakibatkan kegagalan panen.
•
Risiko Harga dan Pasar
Risiko harga dan pasar adalah suatu risiko yang timbul karena menurunnya nilai
suatu investasi karena pergerakan pada faktor-faktor pasar. Empat faktor standar
risiko pasar adalah risiko modal, risiko suku bunga, risiko mata uang, dan risiko
komoditas. Selain itu risiko pasar dan harga dapat juga diartikan risiko yang dikaitkan
dengan keragaman dan ketidaktentuan harga yang diterima petani dan yang harus
dibayarkan untuk input produksi. Jenis keragaman harga yang dapat diduga antara
lain adalah trend harga, siklus harga, dan variasi harga berdasarkan musim. Tingkat
harga dapat berpengaruh pada harapan pedagang, spekulasi, program pemerintah,
dan permintaan konsumen.. Situasi ekonomi yang masih tidak menentu di Indonesia
menjadikan risiko pasar menjadi sangat tidak terduga bagi petani karena petani sulit
untuk mempredikasi apakah suplai yang mereka tawarkan mampu mencukupi
permintaan pasar/konsumen atau bahkan sulit untuk memprediksi seberapa besar
konsumen mereka.
Perubahan iklim yang terjadi akibat adanya pemanasan global, menjadikan
sektor pertanian sangat rentan terhadap bencana alam yang mungkin terjadi.
Bencana yang menimpa sektor pertanian mengakibatkan turunnya produksi dan
melonjaknya harga akibat spekulasi. Namun lonjakan harga tidak berbanding lurus
dengan pendapatan petani yang justru cenderung menurun, bahkan ada yang
menderita kerugian total.
3.
Dalam menghadapi risiko, perusahaan melakukan beberapa strategi.
Berdasarkan point (2) di atas identifikasi dan berikan penjelasan dengan bantuan
table, menurut analisis kelompok anda strategi apa saja yang dilakukan oleh
petani untuk dapat mengurangi risiko pada setiap bacaan yang diberikan?. Mis:
diversifikasi usaha, integrasi vertikal, kontrak, dan lainnya
Jawab :
Strategi Pengelolaan Risiko
Dalam menghadapi risiko pada sektor pertanian, maka petani dapat melakukan
berbagai cara/ strategi untuk mengurangi dampak kerugian. Menurut Harwood, et al.
(1999) strategi pengelolaan risiko terdiri dari :
1.
Diversifikasi Usaha (
enterprise diversification
)
2.Integrasi Vertical (
vertical Integration
)
3. Kontrak Produksi (Production Contract)
4.Kontrak Pemasaran (
Marketing Contract
)
5.Perlindungan Nilai (
hedging
)
6.
Asuransi (
Insurance
)
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing poin di atas;
1.
Diversifikasi
Diversifikasi adalah suatu strategi pengelolaan risiko yang sering digunakan
yang melibatkan partisipasi lebih dari satu aktivitas. Motivasi untuk melakukan
diversifikasi didasarkan pada ide bahwa hasil dari bermacam-macam unit usaha tidak
meningkat atau turun pada saat bersamaan, sehingga apabila satu unit usaha
memiliki hasil yang rendah maka unit-unit usaha yang lain mungkin akan memiliki
hasil yang lebih tinggi.
Beberapa kelebihan dari strategi Diversifikasi adalah sebagai berikut:
•Dapat mengurangi risiko
•
Efektivitas penggunaan tenaga kerja
•Efektivitas penggunaan peralatan
•Efisiensi biaya
2.
Integrasi Vertical
Integrasi vertical merupakan salah satu strategi dalam payung koordinasi
vertical. Koordinasi vertical meliputi seluruh cara yang mana output dari satu
tahapan produksi dan distribusi ditransfer ke tahapan produksi lain. Sebuah
perusahaan melakukan integrasi vertical apabila memiliki control kepemilikan suatu
komoditi pada dua atau lebih tingkat kegiatan.
Kontrak produksi khusus memberi kontraktor (pembeli) pengawasan terhadap
proses produksi (Perry, 1997). Kontrak ini biasanya menetapkan dengan rinci suplay
input produksi oleh pembeli, kualitas dan kuantitas komoditi tertentu yang akan
diproduksi, dan kompensasi yang akan dibayarkan kepada petani. Kontrak Produksi
dilakukan bila :
•
Digunakan input-input khusus dan teknologi produksi yang kompleks.
•
Produk akhir (output) harus sesuai dengan kualitas yang ditentukan dan
memiliki karakteristik yang seragam.
•
Terjadi masalah kelebihan dan kekurangan penawaran.
•
Trade off risiko dan hasil menguntungkan produsen danperusahaan
kontraktor.
•
Teknologi produksi spesifik, seragam dan ilmiah
•Manajemen terpusat
•
Komoditi mudah sekali rusak
Dua tipe dasar dari kontrak produksi adalah; kontrak manajemen produksi
(production management contract) dan Kontrak penyediaan sumberdaya
(resource-providing contract)
4.
Kontrak Pemasaran
Kepemilikan komoditi saat diproduksi adalah milik petani, termasuk keputusan
manajemen (seperti menentukan varietas be nih , pen ggu naa n inp ut dan kap an
waktunya). Yang membedakan antara kontrak pemasaran dan kontrak produksi
adalah produsen yang menggunakan kontrak pemasaran memiliki tanggung jawab
dalam keputusan manajemen yang lebih besar.
5.
Perlindungan Nilai (
Hedging
)
Hedging
adalah suatu kegiatan pengambilan posisi di pasar berjangka yang
berlawanan dengan posisinya di pasar fisik. Dengan mengambil posisi yang
berlawanan antara pasar berjangka dan pasar fisik, maka kerugian yang timbul akibat
adanya fluktuasi harga di pasar fisik dapat dikurangi dengan keuntungan yang
diperoleh di pasar berjangka, atau sebaliknya.
Pada dasarnya harga komoditas primer sering berfluktuasi karena
ketergantungannya pada faktor-faktor yang sulit dikuasai seperti musim, bencana
alam, dan lain-lain. Dengan kegiatan lindung nilai menggunakan kontrak berjangka,
hedger
(pelaku bisnis) dapat mengurangi sekecil mungkin dampak (risiko) yang
diakibatkan gejolak harga tersebut. Sehingga
hedging
adalah instrumen yang tepat
untuk mengurangi risiko kerugian terkait dengan fluktualitas harga yang terjadi pada
saat jual beli dilakukan di pasar fisik setelah panen tiba.
6.
Asuransi
Asuransi dalam Undang-Undang No.2 Th 1992 tentang usaha perasuransian
adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung
mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga
yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak
pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau
hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.
Asuransi Agribisnis dapat dilakukan untuk satu subsistem atau lebih atau bahkan
keseluruhan subsistem dari suatu kegiatan agribisnis:
•
Subsistem pengolahan : asuransi untuk pabrik pengolahan
•
Subsisem distribusi : asuransi terhadap distribusi hasil pertanian pada saat
pengangkutan, penyimpanan.
•