• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGELOLAAN RESIKO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PENGELOLAAN RESIKO"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Praktikum MK. Risiko Agribisnis

Praktikum MK. Risiko Agribisnis

“Strategi Pengelolaan Risiko”

“Strategi Pengelolaan Risiko”

Oleh:

Oleh:

Kelompok 14

Kelompok 14

Deliana Caroline (H34104059), Fince Andriyani

Deliana Caroline (H34104059), Fince Andriyani Simanjuntak (H34104074), Ramdhanu

Simanjuntak (H34104074), Ramdhanu

(H34104088), Rosalin (H34104101), Mukti Kamarullah (H34104103)

(H34104088), Rosalin (H34104101), Mukti Kamarullah (H34104103)

Program Sarjana Alih Jenis Agr

Program Sarjana Alih Jenis Agribisnis

ibisnis

Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Institut Pertanian Bogor

2011

2011

D

Do

osse

en

n

:

: F

Fe

erry

ya

an

ntto

o W

W.

. K

K,

, SSP

P.

. M

M..SSii..

H

Ha

arri

i /

/ T

Ta

an

ng

gg

ga

all

:

: K

Ka

am

miiss/

/ 8

8 D

De

esse

em

mb

be

er

r 2

20

01

11

1

Ruang

Ruang

:

: Fisika

Fisika

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Latar Belakang

Us

Usah

aha

a pe

perta

rtani

nian

an me

memi

mili

liki

ki ka

kara

rakt

kter

eris

isti

tik

k se

seba

baga

gai

i us

usah

aha

a ya

yang

ng pe

penu

nuh

h ri

risi

siko

ko

terhadap dinamika alam, bersifat biologis dan musiman, rentan terhadap serangan

terhadap dinamika alam, bersifat biologis dan musiman, rentan terhadap serangan

hama

hama dan

dan peny

penyakit,

akit, yang

yang kesem

kesemuanya

uanya seca

secara

ra bersa

bersama-sam

ma-sama

a maup

maupun

un send

sendiri-se

iri-sendiri

ndiri

dapat menyebabkan kerugian. Karakteristik yang penuh risiko tersebut dikeranakan

dapat menyebabkan kerugian. Karakteristik yang penuh risiko tersebut dikeranakan

dun

dunia

ia pe

perta

rtania

nian

n mem

memili

iliki

ki sif

sifat

at yan

yang

g san

sangat

gat ber

berflu

fluktu

ktuati

atif.

f. Bai

Baik

k da

dari

ri ope

operas

rasion

ional,

al,

keadaan ekonomi, iklim dan cuaca,

keadaan ekonomi, iklim dan cuaca, ketersediaan input, harga, jumlah

ketersediaan input, harga, jumlah

demand 

demand sangat

sangat

tidak bisa dipastikan oleh kebanyakan petani.

tidak bisa dipastikan oleh kebanyakan petani.

Nelson

Nelson

et al.

et al.

(1978) menyatakan, faktor risiko di bidang pertanian berasal dari

(1978) menyatakan, faktor risiko di bidang pertanian berasal dari

produ

produ

ksi, harga

ksi, harga

dan pasar,

dan pasar,

usaha dan

usaha dan

finan

finan

sial

sial,

,

tekn

teknolog

ologi,

i,

kerus

kerus

akan, sosial

akan, sosial

dan

dan

hukum, serta manusia.

hukum, serta manusia.

Salah satu risiko yang dihadapi oleh sektor pertanian adalah

Salah satu risiko yang dihadapi oleh sektor pertanian adalah

risiko produksi, yang terjadi karena variasi hasil akibat berbagai faktor yang sulit

risiko produksi, yang terjadi karena variasi hasil akibat berbagai faktor yang sulit

Nilai

Nilai

(2)

diduga, seperti cuaca, hama, penyakit, variasi genetik, dan waktu pelaksanaan

kegiatan. Risiko harga dan pasar biasanya dikaitkan dengan keragaman dan

ketidaktentuan harga yang diterima petani dan yang harus dibayarkan untuk input

produksi. Jenis keragaman harga yang dapat diduga antara lain adalah

trend harga,

siklus harga, dan variasi harga berdasarkan musim. Tingkat harga dapat berpengaruh

pada harapan pedagang, spekulasi, program pemerintah, dan permintaan konsumen.

Selain petani selalu dirugikan dalam pemasaran karena anjloknya harga produksi

petani sewaktu panen.

Oleh karena itu, sebagai usaha yang penuh risiko, pertanian perlu mendapat

perlindungan dari peluang kegagalan. Salah satu alternatifnya adalah dengan

menerapkan startegi pengelolaan risiko, guna menjamin petani dari kemungkinan

risiko yang merugikan petani.

Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengidentifikasi kemungkinan

risiko yang dihadapi oleh petani, serta strategi pengelolaan risiko yang digunakan

dalam sektor pertanian.

PEMBAHASAN

1.

Beberapa pengamat mengatakan, bahwa petani sangat jarang melakukan

pengelolaan terhadap usaha pertaniannya untuk mengurangi risiko benarkah

demikian? Jelaskan!

 Jawab :

Dalam hal melakukan pengelolaan untuk mengurangi risiko yang terjadi

terhadap usaha pertaniannya sebenarnya terkait dengan perilaku petani yang

dipengaruhi oleh luas lahan, umur, pendidikan, pengalaman berusaha tani, jumlah

anggota keluarga, frekuensi kegagalan dalam berusahatani selama lima tahun

terakhir serta pendapatan petani dari usahanya. Karena pada pemilihan terhadap

usahanya juga petani memiliki alasan tertentu tergantung dari preferensi petani

terhadap risiko ataupun faktor sosial ekonominya, sehingga seperti yang terdapat

pada bacaan I mengenai perilaku petani yang enggan terhadap risiko usaha tani

bawang putih dan merah yang disebabkan karena penggunaan faktor-faktor produksi

luas lahan dan tenaga kerja pada fungsi produksi bawang putih belum efisien

menggambarkan bahwa sebelum melakukan usaha pertaniannya petani cenderung

untuk menghindari usaha yang memiliki risiko yang lebih tinggi.

Upaya dalam melakukan pengelolaan oleh petani terhadap usaha pertaniannya

untuk mengurangi risiko masih mengandalkan peranan pemerintah. Pada bacaan II

yang berjudul “Petani Masih Bingung” dijelaskan bahwa petani mengandalkan

kebijakan dari pemerintah provinsi dalam mengatasi bencana gagal panen akibat

anomali cuaca. Karena keterbatasan petani terhadap akses sumber daya, sehingga

diperlukannya bantuan dari pemerintah untuk mengatasi risiko-risiko yang akan

dihadapi, seperti menghasilkan varietas unggul dengan strategi tanam baru yang

dapat melindungi dan menghindarkan tanaman dari kondisi iklim ekstrem serta

rekayasa pelindung tanaman dengan bahan baku lokal dan murah perlu

dikembangkan.

(3)

Selain itu, pada bacaan III mengenai penerapan inovasi pada teknologi benih

dengan meluncurkan program terbaru yaitu Program Puas dengan Acceleron bagi

petani di Jember, Probolinggo, Pasuruan, Banyuwangi, dan Situbondo, dalam

paragraf terakhir artikel menjelaskan bahwa petani menginginkan tidak adanya

kerugian pada usaha pertaniannya, karena petani lebih memilih benih yang

ditawarkan oleh perusahaan dengan penggantian benih perusahaan jika terkena

bulai.

2.

Petani merupakan pihak atau pelaku yang rentan terhadap risiko pertanian,

untuk menghadapi hal tersebut petani melakukan berbagai cara/ strategi untuk

mengurangi dampak kerugian yang terjadi?. Identifikasilah berdasarkan bacaan

dan materi yang diberikan pada perkuliahan, risiko apa saja yang mungkin

dihadapi oleh petani!

 Jawab :

Berdasarkan bacaan dan materi yang diberikan pada perkuliahan, maka risiko

yang mungkin dihadapi oleh petani adalah sebagai berikut:

Risiko Produksi

Risiko peroduksi memiliki kemungkinan terjadi yang tinggi. Risiko produksi yang

paling banyak menimbulkan kerugian adalah serangan hama dan penyakit yang tidak

dapat diprediksikan sebelumnya. Serangan hama dan penyakit dapat muncul karena

dipicu oleh perubahan cuaca, gulma, dan pengelolaan tanaman yang tidak optimal.

Anomali cuaca dan perubahan iklim yang menyebabkan banjir dan merajalelanya

hama dan penyakit dapat mengakibatkan kegagalan panen.

Risiko Harga dan Pasar

Risiko harga dan pasar adalah suatu risiko yang timbul karena menurunnya nilai

suatu investasi karena pergerakan pada faktor-faktor pasar. Empat faktor standar

risiko pasar adalah risiko modal, risiko suku bunga, risiko mata uang, dan risiko

komoditas. Selain itu risiko pasar dan harga dapat juga diartikan risiko yang dikaitkan

dengan keragaman dan ketidaktentuan harga yang diterima petani dan yang harus

dibayarkan untuk input produksi. Jenis keragaman harga yang dapat diduga antara

lain adalah trend harga, siklus harga, dan variasi harga berdasarkan musim. Tingkat

harga dapat berpengaruh pada harapan pedagang, spekulasi, program pemerintah,

dan permintaan konsumen.. Situasi ekonomi yang masih tidak menentu di Indonesia

menjadikan risiko pasar menjadi sangat tidak terduga bagi petani karena petani sulit

untuk mempredikasi apakah suplai yang mereka tawarkan mampu mencukupi

permintaan pasar/konsumen atau bahkan sulit untuk memprediksi seberapa besar

konsumen mereka.

Perubahan iklim yang terjadi akibat adanya pemanasan global, menjadikan

sektor pertanian sangat rentan terhadap bencana alam yang mungkin terjadi.

Bencana yang menimpa sektor pertanian mengakibatkan turunnya produksi dan

melonjaknya harga akibat spekulasi. Namun lonjakan harga tidak berbanding lurus

dengan pendapatan petani yang justru cenderung menurun, bahkan ada yang

menderita kerugian total.

(4)

3.

Dalam menghadapi risiko, perusahaan melakukan beberapa strategi.

Berdasarkan point (2) di atas identifikasi dan berikan penjelasan dengan bantuan

table, menurut analisis kelompok anda strategi apa saja yang dilakukan oleh

petani untuk dapat mengurangi risiko pada setiap bacaan yang diberikan?. Mis:

diversifikasi usaha, integrasi vertikal, kontrak, dan lainnya

 Jawab :

Strategi Pengelolaan Risiko

Dalam menghadapi risiko pada sektor pertanian, maka petani dapat melakukan

berbagai cara/ strategi untuk mengurangi dampak kerugian. Menurut Harwood, et al.

(1999) strategi pengelolaan risiko terdiri dari :

1.

Diversifikasi Usaha (

enterprise diversification

)

2.

Integrasi Vertical (

vertical Integration

)

3. Kontrak Produksi (Production Contract)

4.

Kontrak Pemasaran (

Marketing Contract

)

5.

Perlindungan Nilai (

hedging

)

6.

Asuransi (

Insurance

)

Berikut adalah penjelasan dari masing-masing poin di atas;

1.

Diversifikasi

Diversifikasi adalah suatu strategi pengelolaan risiko yang sering digunakan

yang melibatkan partisipasi lebih dari satu aktivitas. Motivasi untuk melakukan

diversifikasi didasarkan pada ide bahwa hasil dari bermacam-macam unit usaha tidak

meningkat atau turun pada saat bersamaan, sehingga apabila satu unit usaha

memiliki hasil yang rendah maka unit-unit usaha yang lain mungkin akan memiliki

hasil yang lebih tinggi.

Beberapa kelebihan dari strategi Diversifikasi adalah sebagai berikut:

Dapat mengurangi risiko

Efektivitas penggunaan tenaga kerja

Efektivitas penggunaan peralatan

Efisiensi biaya

2.

Integrasi Vertical

Integrasi vertical merupakan salah satu strategi dalam payung koordinasi

vertical. Koordinasi vertical meliputi seluruh cara yang mana output dari satu

tahapan produksi dan distribusi ditransfer ke tahapan produksi lain. Sebuah

perusahaan melakukan integrasi vertical apabila memiliki control kepemilikan suatu

komoditi pada dua atau lebih tingkat kegiatan.

(5)

Kontrak produksi khusus memberi kontraktor (pembeli) pengawasan terhadap

proses produksi (Perry, 1997). Kontrak ini biasanya menetapkan dengan rinci suplay

input produksi oleh pembeli, kualitas dan kuantitas komoditi tertentu yang akan

diproduksi, dan kompensasi yang akan dibayarkan kepada petani. Kontrak Produksi

dilakukan bila :

Digunakan input-input khusus dan teknologi produksi yang kompleks.

Produk akhir (output) harus sesuai dengan kualitas yang ditentukan dan

memiliki karakteristik yang seragam.

Terjadi masalah kelebihan dan kekurangan penawaran.

Trade off risiko dan hasil menguntungkan produsen danperusahaan

kontraktor.

Teknologi produksi spesifik, seragam dan ilmiah

Manajemen terpusat

Komoditi mudah sekali rusak

Dua tipe dasar dari kontrak produksi adalah; kontrak manajemen produksi

(production management contract) dan Kontrak penyediaan sumberdaya

(resource-providing contract)

4.

Kontrak Pemasaran

Kepemilikan komoditi saat diproduksi adalah milik petani, termasuk keputusan

manajemen (seperti menentukan varietas be nih , pen ggu naa n inp ut dan kap an

waktunya). Yang membedakan antara kontrak pemasaran dan kontrak produksi

adalah produsen yang menggunakan kontrak pemasaran memiliki tanggung jawab

dalam keputusan manajemen yang lebih besar.

5.

Perlindungan Nilai (

Hedging

)

Hedging

adalah suatu kegiatan pengambilan posisi di pasar berjangka yang

berlawanan dengan posisinya di pasar fisik. Dengan mengambil posisi yang

berlawanan antara pasar berjangka dan pasar fisik, maka kerugian yang timbul akibat

adanya fluktuasi harga di pasar fisik dapat dikurangi dengan keuntungan yang

diperoleh di pasar berjangka, atau sebaliknya.

Pada dasarnya harga komoditas primer sering berfluktuasi karena

ketergantungannya pada faktor-faktor yang sulit dikuasai seperti musim, bencana

alam, dan lain-lain. Dengan kegiatan lindung nilai menggunakan kontrak berjangka,

hedger 

(pelaku bisnis) dapat mengurangi sekecil mungkin dampak (risiko) yang

diakibatkan gejolak harga tersebut. Sehingga

hedging

adalah instrumen yang tepat

untuk mengurangi risiko kerugian terkait dengan fluktualitas harga yang terjadi pada

saat jual beli dilakukan di pasar fisik setelah panen tiba.

6.

Asuransi

Asuransi dalam Undang-Undang No.2 Th 1992 tentang usaha perasuransian

adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung

mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi,

untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau

kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga

(6)

yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak

pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau

hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Asuransi Agribisnis dapat dilakukan untuk satu subsistem atau lebih atau bahkan

keseluruhan subsistem dari suatu kegiatan agribisnis:

Subsistem pengolahan : asuransi untuk pabrik pengolahan

Subsisem distribusi : asuransi terhadap distribusi hasil pertanian pada saat

pengangkutan, penyimpanan.

Subsistem usahatani : asuransi terhadap kegagalan kegiatan dari proses

persiapan tanam sampai panen (belum banyak dilakukan khususnya usahatani

skala kecil).

Berikut ini merupakan table jenis resiko dan cara penanggulangannya dengan

berbagai strategi menurut Harwood, et al. (1999) :

Table 1. jenis risiko dan strategi penanggulangan risiko

Jenis Risiko

Strategi pengelolaan

Risiko

Keterangan

Risiko Produksi

Diversivikasi

Petani melakukan

diversivikasi pada produk

pertanian mereka,

contohnya pada komoditi

bawang merah, petani

harus menanam bawang

merah dan komoditi

lainnya (contohnya cabe).

Karena hama yang

menyerang bawang merah

belum tentu menyerang

cabe juga sehingga dapat

meminimumkan risiko

terhadap hama (produksi).

Selain itu dapat

mengefisienkan

input-input produksi yang

dipakai.

Risiko Harga dan Pasar

Hedging

(Perlindungan

nilai)

Melindungi harga-harga

barang pertanian yang

sering berfluktuasi, yaitu

dengan cara menetapkan

kesepakatan harga terlebih

dahulu, sehingga jika

terjadi penurunan harga

yang drastis di pasar tidak

akan berdampak negative

pada petani, karena

adanya kesepakatan harga

sebelumnya, dan harga

(7)

yang berlaku adalah harga

yang telah disepakati.

4.

Jika petani bergabung dalam kelembagaan yang solid (apakah kelompok tani/

gapoktan/ koperasi/ asosiasi) maka sebenarnya mereka dapat mengurangi risiko

yang dihadapi, benarkah demikian. Berikan alasab dan argument yang jelas.

 Jawab :

Usaha pertanian sangat sensitif terhadap perubahan iklim, hama dan penyakit

yang dapat mengakibatkan hasil produksi menjadi fluktuatif sehingga usaha pertanian

merupakan usaha yang mempunyai risiko tinggi. Karena itu, dibutuhkan peran

kelembagaan untuk mengurangi risiko yang akan dialami oleh petani. Lembaga

merupakan suatu organisasi yang mempunyai tata aturan baik yang tertulis maupun

tidak tertulis dan mempunyai suatu kesepakatan untuk mencapai tujuan bersama.

Kelembagaan menjadi salah satu peran penting dalam subsistem pertanian karena di

setiap subsistem terdapat peran kelembagaan yang bersifat sebagai penunjang.

Dengan bergabungnya petani dalam lembaga pertanian, baik itu kelompok tani,

gapoktan, koperasi atau asosiasi dapat mengurangi risiko yang akan dihadapi seperti

risiko produksi dan risiko pesar. Petani akan mendapatkan banyak manfaat seperti

melalui asuransi pertanian, suatu lembaga ekonomi yang berfungsi untuk mengelola

risiko yang dihadapi petani. Tujuannya adalah menstabilkan pendapatan petani

dengan mengurangi kerugian karena kehilangan hasil dan merangsang petani

mengadopsi teknologi yang dapat meningkatkan produksi dan efisiensi penggunaan

sumber daya. Apabila terjadi perubahan harga baik input ataupun output petani tidak

akan mengalami kerugian yang parah karena harga tersebut telah dijamin oleh

lembaga pertanian.

Keberadaan asuransi, misalnya asuransi hasil panen, sangat penting dalam

membantu mengatasi risiko. Membeli polis asuransi hasil panen merupakan salah satu

pilihan pengelolaan risiko. Agen asuransi hasil panen dan spesialis usaha pertanian

lainnya dapat membantu para petani dalam mengembangkan sebuah rencana

pengelolaan yang baik. Adanya gagal panen sedikit saja dapat mempengaruhi

penghasilan para petani yang pada akhirnya mengurangi pendapatatan mereka.

Selain itu, dengan adanya lembaga seperti kelompok tani atau gapoktan dan

koperasi dapat memperkuat posisi tawar (bargaining power) petani di pasar. Menurut

Branson dan Douglas (1983), lemahnya posisi tawar petani umumnya disebabkan

petani kurang mendapatkan atau memiliki akses pasar, informasi pasar dan

permodalan yang kurang memadai. Petani kesulitan menjual hasil panennya karena

tidak mempunyai jalur pemasaran sendiri, akibatnya petani menggunakan sistem

tebang jual. Dengan sistem ini sebanyak 40 % dari hasil penjualan panenan menjadi

milik tengkulak.

Dengan adanya lembaga yang membantu dalam bidang pertanian, dapat

menaikkan posisi tawar petani dengan : a). Konsolidasi petani dalam satu wadah

kelembagaan untuk menyatukan gerak ekonomi dalam setiap rantai pertanian, dari

pra produksi sampai pemasaran; b). Kolektifikasi produksi, yaitu perencanaan

(8)

produksi secara kolektif untuk menentukan pola, jenis, kuantitas dan siklus produksi

secara kolektif; dan c). Kolektifikasi dalam pemasaran produk pertanian.

Oleh karena itu, diperlukan kelembagaan ekonomi pedesaan yang mampu

memberikan kekuatan bagi petani (posisi tawar yang tinggi). Kelembagaan pertanian

dalam hal ini mampu memberikan jawaban atas permasalahan di atas. Penguatan

posisi tawar petani melalui kelembagaan merupakan suatu kebutuhan yang sangat

mendesak dan mutlak diperlukan oleh petani, agar mereka dapat bersaing dalam

melaksanakan kegiatan usahatani dan dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

PENUTUP

Petani masih sangat jarang melakukan strategi pengelolaan risiko karena petani

masih terganjal keterbatasan sumberdaya-sumberdaya untuk menanggulangi risiko.

Karena petani jarang melakukan strategi pengelolaan risiko, petani hanya bisa

menghindari risiko. Selain itu untuk mengurangi risiko petani masih mengandalkan

peran pemerintah.

Dalam menghadapi risiko pada sektor pertanian, maka petani dapat melakukan

berbagai cara/ strategi untuk mengurangi dampak kerugian. Menurut Harwood, et al.

(1999) strategi pengelolaan risiko depat dilakukan melalui Diversifikasi Usaha

(

enterprise diversification

), Integrasi Vertical (

vertical Integration

), Kontrak

Produksi (Production Contract), Kontrak Pemasaran (

Marketing Contract

),

Perlindungan Nilai (

hedging

), dan Asuransi (

Insurance

Risiko yang mungkin dihadapi oleh petani adalah Risiko produksi yang paling

banyak menimbulkan kerugian adalah serangan hama dan penyakit yang tidak dapat

diprediksikan sebelumnya. serta risiko harga dan pasar karena bencana yang

menimpa sektor pertanian mengakibatkan turunnya produksi dan melonjaknya harga

akibat spekulasi. Namun lonjakan harga tidak berbanding lurus dengan pendapatan

petani yang justru cenderung menurun, bahkan ada yang menderita kerugian total.

Langkah untuk mengelola risiko produksi adalah strategi diversifikasi, karena dapat

membagi paparan risiko yang dapat diterima petani pada komoditas yang

diusahakannya. Untuk mengelola risiko pasar dan harga, digunakan strategi

hedging

(lindung nilai), sehingga kerugian dari kemungkinan ketidakpastian yang akan datang

dapat ditekan, karena memberikan kepastian bagi petani akan nilai dari komoditas

yang diusahakan.

Oleh karena itu, dengan bergabungnya petani dalam lembaga pertanian baik itu

kelompok tani, gapoktan, koperasi atau asosiasi dapat mengurangi risiko yang akan

dihadapi seperti risiko produksi dan risiko pesar. Petani akan mendapatkan banyak

manfaat seperti melalui asuransi pertanian, suatu lembaga ekonomi yang berfungsi

untuk mengelola risiko yang dihadapi petani. Tujuannya adalah menstabilkan

pendapatan petani dengan mengurangi kerugian karena kehilangan hasil dan

merangsang petani mengadopsi teknologi yang dapat meningkatkan produksi dan

efisiensi penggunaan sumber daya. Apabila terjadi perubahan harga baik input

ataupun output petani tidak akan mengalami kerugian yang parah karena harga

tersebut telah dijamin oleh lembaga pertanian. Selain itu, dengan adanya lembaga

(9)

seperti kelompok tani atau gapoktan dan koperasi dapat memperkuat posisi tawar

(bargaining power 

) petani di pasar.

DAFTAR PUSTAKA

http://purwati-ningyogya.blogspot.com/2009/03/manajemen-risiko-tulisan-3.html

[diakses pada tanggal 5 Desember 2011]

http://www.scribd.com/doc/17558552/Strategi-Petani-Dalam-Pengelolaan-Resiko-Pada-Usahatani-Cabai [diakses pada tanggal 5 Desember 2011]

http://www.penyuluhpertanian.com/peluang-pengembangan-asuransi-pertanian

[diakses pada tanggal 7 Desember 2011]

http://ysatwa.blogspot.com/2010/12/dasar-penyusunan-program-asuransi.html

[diakses pada tanggal 7 Desember 2011]

http://www.scribd.com/doc/17558552/Strategi-Petani-Dalam-Pengelolaan-Resiko-Pada-Usahatani-Cabai [diakses pada tanggal 5 Desember 2011]

http://www.scribd.com/doc/44388712/Pengelolaan-Risiko [diakses pada tanggal 6

Desember]

http://id.wikipedia.org/wiki/Risiko_pasar [diakses pada tanggal 8 Desember 2011]

http://agribisnis.blogspot.com/2011/09/risiko-di-bidang-pertanian.html [diakses

Gambar

Table 1. jenis risiko dan strategi penanggulangan risiko Jenis  Risiko Strategi  pengelolaan

Referensi

Dokumen terkait

DUKUNGAN SOSIAL (SOCIAL SUPPORT) MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN USAHA KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI LANJUT USIA DI KELURAHAN DAGO KECAMATAN COBLONG KOTA

MIDEC – New Initiative Approach Indicative Potential Export Products to Japan (Demand Pull) Permasalahan NTMs di Jepang Demand Driven Indicative Potential Export Products to

Bila dilihat dari proses pelaksanaan untuk mengadakan reklamasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah, proses penguasaan tanah reklamasi yang terjadi di desa Pateremen tidak

Berdasarkan data hasil penelitian menunjukkan bahwa guru PPKn dalam mengimplementasikan variasi media pandang masih kurang baik karena (1) guru tidak menggunakan media

The objective of this research is to find out whether there is a significant difference between the listening narrative text of the tenth grade students of SMA N 1 Mejobo

Hujan meteor diawali oleh terbentuknya meteor sporadik disebabkan masuknya debu-debu antarplanet (meteoroid) yang bervariasi sehingga mengakibatkan perubahan lintang

Daihatsu charade workshop owners manual free download, daihatsu charade service repair manuals manual online munity shared free daihatsu charade owners manual brazilian.. Best

Iklan Baris Iklan Baris JAKARTA UTARA JAKARTA BARAT Rumah Dikontrakan Rumah Dijual JAKARTA PUSAT JAKARTA SELATAN JAKARTA SELATAN LAIN-LAIN JAKARTA TIMUR JAKARTA TIMUR BODETABEK..