• Tidak ada hasil yang ditemukan

Percobaan H1 Dan H2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Percobaan H1 Dan H2"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Percobaan H-1 dan H-2

Pengendapan Sol Hidrofob oleh Elektrolit dan Pengendapan Timbal Balik Sol Hidrofob

1. Tujuan

1.1. Tujuan Percobaan H-1

 mempelajari pengaruh penambahan elektrolit pada sol hidrofob

menentukan nilai pengendapan ion – ion bervalensi satu,dua,dan tiga terhadap sol hidrofob tertentu

1.2. Tujuan Percobaan H-2

 mempelajari pengaruh timbal balik dari dua sol hidrofob yang berlawanan muatan

 menentukan konsentrasi relatif kedua sol hidrofob tersebut pada saat terjadi pengendapan timbal balik sempurna

2. Prinsip Dasar

Bila sedikit tepung dilarutkan pada air mendidih dan kemudian cairan hasilnya didinginkan,larutan finalnya akan mirip dengan larutan garam NaCl. Meski demikian, larutan tepung banyak berbeda dengan larutan garam. Satu perbedaannya adalah bila kita tempatkan larutan tepung dalam satu sisi membran cellophane ( kertas kaca ) dengan air pada sisi lainnya, tepung tidak akan berdifusi melalui membran. Dengan perlakuan yang sama garam akan berdifuso melalui membran.

Percobaan yang mirip sekaligus akhirnya menyadarkan manusia akan adanya koloid dilakukan oleh Thomas Graham ( 1850 ). Dia menemukan bahwa substansi seperti garam akan dengan mudah berpindah melalui membran parchemnt ( kertas kulit ) atau membran permeabel sejenisnya sedangkan substansi lain seperti albumin atau lem tidak dapat berpindah. Dia menamakan substansi pertama sebagai kristaloid sedangkan substansi kedua dinamakan koloid. Dia menamakan percobaannya tersebut sebagai dialisis dan sampai saat ini proses tersebut digunakan luas untuk pemurnian koloid.

(2)

Untuk memudahkan mengenali sistem padat-cair ataupun cair – cair maka dipilahkan menurut diameter partikelnya:

 suspensi kasar dengan diameter partikel atau tetesan lebih besar dari 10-7 m,

 larutan koloid dengan diameter partikel atau tetesan antara 10-7 – 10-9 m,

 larutan murni dengan partikel terdistribusi sebagai molekul individu atau ion – ion berdiameter kurang dari 10-9 m.

Larutan koloid hanya satu bagian dari sistem besar yang bernama sistem dispersi. Sistem ini terdiri dari dua fasa yang saling terdistribusi satu dan lainnya, yaitu fasa terdispersi dan fasa pendispersi. Keduanya dapat merupakan kombinasi dari 3 fasa, cair,gas,dan padatan. 8 tipe sistem dispersi disajikan dalam tabel di bawah :

Fasa terdispersi

Media

Pendispersi Istilah Contoh

padat padat sol padat kaca berwarna

padat cair sol cat,jelli buah,susu

padat gas aerosol asap,debu

cair padat emulsi

padat

jeli,mentega

cair cair emulsi minyak rambut

cair gas aerosol awan

gas padat busa padat arang

gas cair busa busa,krim

Tipe sistem koloid yang paling banyak dipelajari dan akan dibahas pada percobaan ini adalah sistem koloid dengan medium pendispersi berupa cairan dan fasa terdispersi adalah padatan. Sistem ini sering disebut dengan nama sol. Sol dapat dibagi 2 berdasarkan ‘kesukaan’nya pada pelarut :

1. lyophobic sols

bila sol tersebut membenci pelarut. Bila pelarutnya adalah air maka disebut dengan sol hidrofob.

2. lyophilic sols

bila sol tersebut menyukai pelarut. Bila pelarutnya adalah air maka disebut dengan sol hidrofil.

(3)

Perbedaan antara sol lyophobic dan sol lyophilic disajikan dalam tabel berikut ini :

Setiap partikel dispersi koloid dalam medium polar memiliki muatan permukaan. Ion – ion dengan muatan yang sama tertolak menjauhi permukaan sehingga bila ditambah dengan gerakan – gerakan partikel akibat panas akan timbul lapis rangkap listrik dan muatan terdistribusi kontinyu disekitarnya.

Dalam sol terdapat dua gaya yang berperan yaitu gaya Van der Waals dan gaya elektrostatik. Gaya Van der Waals mempengaruhi partikel – partikel sol agar saling tarik menarik sedangkan gaya elektrostatik mempengaruhi partikel – partikel sol agar saling tolak menolak.

No Sifat

Pembeda

Larutan Sol

Lyophobic

Sol Lyophilic

1 Reversibilitas Reversibel Irreversibel Reversibel

2 Viskositas Rendah Rendah Tinggi

3 Perpindahan Larut berpindah melalui kertas difusi sangat lambat pada fasa pendispersi difusi sangat lambat pada fasa pendispersi 4 Sedimentasi dengan ultracentrifu ga Tidak Mengend ap Mengendap Mengendap 5 Efek Tyndall dan Gerak Brown Tidak terlihat Terlihat Terlihat 6 Elektropores is Tidak terjadi Terjadi Terjadi 7 Tekanan Osmotik

Tinggi Rendah Rendah

8 Koagulasi oleh Elektrolit Tidak terkoagul asi Terkoagulasi pada konsentrasi rendah Terkoagulasi pada konsentrasi tinggi

(4)

Kestabilan sol hidrofob disebabkan oleh hal di atas. Bila elektrolit ditambah pada sol hidrofob, bagian baur lapisan rangkap listrik( yang menyebabkan gaya elektrostatik ) menyempit sehingga terjadi proses adsorpsi ke dalam lapisan stern. Ion teradsorpsi akan menetralisir sebagian atau seluruh muatan permukaan partikel sehingga daerah tolak menolak lapisan rangkap listrik terkurangi ( gaya elektrostatik melemah ) sehingga jarak antar partikel cukup dekat menyebabkan gaya Van der Waals cukup besar sehingga terjadi flokulasi yaitu partikel sol menggumpal lalu mengendap.

Konsentrasi elektrolit minimum ( mmol/L) yang diperlukan untuk terjadinya flokulasi sol hidrofob dalam waktu tertentu disebut konsentrasi flokulasi atau nilai pengendapan. Daya flokulasi suatu koloid bergantung pada besarnya muatan elektrolit tersebut seperti tergambar dalam persamaan di bawah ini :

C flokulasi = 9.75 B2€3k5T5γ2 / e2NA2Z6

keterangan :

Cflokulasi = nilai pengendapan

T = suhu mutlak k = konstanta Boltzman N = bilangan Avogadro € = permitivitas medium pendispersi A = tetapan Avogadro

B = tetapan yang sama dengan 4.36 x 1020A-2det-2

e = muatan eletkron Z = valensi elektrolit

Persamaan tersebut menyiratkan bahwa nilai pengendapan elektrolit yang bervalensi satu, dua, dan tiga terhadap sol hidrofob tertentu akan mempunyai perbandingan : 1/16:1/26:1/36

atau 100 : 16 : 0.13.

Bila elektrolit digantikan dengan sol hidrofob lainnya yang berlawanan muatan, maka akan terjadi hal yang sama yaitu penetralan muatan sol yang terjadi timbal balik antar sol yang berbeda muatannya. Akibatnya gaya elektrostatik yang tolak menolak melemah sehingga gaya Van der Waals lebih dominan sehingga terjadi tarik menarik antar partikel sol yang menyebabkan terjadinya flokulasi. Kejadian ini disebut dengan pengendapan timbal balik. Dalam pengendapan ini , pengendapan sempurna hanya akan terjadi jika sol dicampurkan dengan perbandingan tertentu.

(5)

3. Data Pengamatan

N o

Nama Konsentrasi

1 sol besi (III) oksida 9.19 gram/L

2 sol As2S3 3.33 gram/L 3 NaF 0.2 M 4 MgSO4 0.05 M 5 Al2(SO4)3 0.0005 M 6 Na3PO4 0.0005 M Percobaan H1

Untuk Besi (III) oksida Velektrolit

(ml)

Vair

(ml) NaF Al2(SO4)3 MgSO4 Na3PO4 Keterangan

1 4 +++++ + + - +++++

2 3 + ++ +++++ - ++++

3 2 ++ +++ ++ +++++(*) +++

(6)

5 0 +++ +++ +++ ++++ + Data Pengamata n gambar *= keruh -= tidak mengendap Variasi Al2(SO4)3 (ml) 4.2 4.4 4.6 4.8 Urutan banyakny a endapan ++ ++++ + +++ NaF (ml) 1.2 1.4 1.6 1.8 Urutan banyakny a endapan + ++ +++ ++++ MgSO4 (ml) 2.2 2.4 2.6 2.8 Urutan banyakny a endapan Na3PO4 (ml) 3.2 3.4 3.6 3.8

(7)

Urutan banyakny a endapan

++++ + ++ +++

Untuk Arsen Sulfida Velektrolit

(ml)

Vair

(ml) NaF Al2(SO4)3 MgSO4 Na3PO4

1 4

Larut semua

+++++

Larut semua Larut semua

2 3 ++++ 3 2 +++ 4 1 ++ 5 0 Data Pengamata n gambar

Variasi Arsen + Al2(SO4)3

Al2(SO4)3 (ml) 1.2 1.4 1.6 1.8 Urutan banyaknya endapan + +++ ++++ ++

(8)

Percobaan H-2

No. Tabung Vsol (+) Vsol(-) Pengamatan

1 1 9 ++++ 2 2 8 + 3 3 7 -4 4 6 -5 5 5 -6 6 4 -7 7 3 -8 8 2 -9 9 1 -Gambar Pengamatan Variasi

No. Tabung Vsol (+) Vsol(-) Pengamatan

1 1.2 8.8 ++++

2 1.4 8.6 +++

3 1.6 8.4 ++

4 1.8 8.2

(9)

-6 2.2 7.8

-7 2.4 7.6

-8 2.6 7.4

-9 2.8 7.2

-Gambar Pengamatan

4. Perhitungan dan Pengolahan Data

Rumus Perhitungan : H-1 : C = total n pengendapa awal

V

xV

C

H-2 : +¿=

[

sol

]

×Vsol Vtotal [C ]¿ Percobaan H-1

(10)

Cp=

[

elektrolit

]

×Velektrolit VtotalUntuk NaF Cp=0,2×1,8 5 =0,072  Untuk MgSO4 Cp=0,05× 2,8 5 =0,028  Untuk Al2(SO4)3 Cp= 0,005× 4,4 5 =0,0044  Untuk Na3PO4 Cp=0,005× 3,2 5 =0,0032

Tabel Perhitungan H-1

Elektrolit Kons Awal(M) V pengendapan(ml)

V

total(ml) Nilai Pengendapan

MgSO4 0.005 2.8 5 0.028 Al2(SO4) 3 0.0005 4.4 5 0.0044 NaF 0.2 1.8 5 0.072 Na3PO4 0.0005 3.2 5 0.0032 Percobaan H-2

Konsentrasi relatif pengendapan

+¿=

[

sol

]

×Vsol Vtotal [C ]¿ +¿=9,19 ×1,2 10 =1,1028 [C]¿

(11)

−¿=

[

sol

]

×Vsol Vtotal [C ]¿ −¿=3,33× 8,8 10 =2,9304 [C]¿ [C ]−¿ =1,1028 2,9304=0,37633 [C ]+¿ ¿ Konstanta relatif =¿

7. Kesimpulan

 konsentrasi awal elektrolit tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai pengendapan suatu sol

 valensi suatu elektrolit sangat berpengaruh terhadap nilai pengendapan suatu sol 

 sol – sol yang berlawanan muatan akan saling mengendapkan pada pencampurannya  konsentrasi relatif pengendapan sempurna ditentukan oleh kestabilan sol dalam

membentuk muatannya

konsentrasi relatif pengendapan 0,37633

Tabel Perhitungan H-1

Elektrolit Kons Awal(M) V pengendapan(ml)

V

total(ml) Nilai Pengendapan

MgSO4 0.005 2.8 5 0.028

Al2(SO4)

3 0.0005 4.4 5 0.0044

NaF 0.2 1.8 5 0.072

(12)

8. Daftar Pustaka

Brown,G.I.Introduction to Physical Chemistry.p.507-521.London : Longman. Buckingham,FRS.1976.Physical Chemistry.p.54-83.London : Butterworth.

Daniels,Farrington.1955.Physical Chemistry 2ndseries.p.614-615.New York:John Willey &Sons.

_______________.1955.Physical Chemistry 1stseries.p.266-267.New York:John Willey & Sons.

Goddard,FW,EJF James.1967.The Elements of Physical Chemistry.p.455-465.London:Longman

Heys,H.L.1935.Physical Chemistry.p.304-319.London:Harrap

MEE,A.J.1934.Physical Chemistry.p.601-619.London:Heinenman Educational Book Ltd.

9. Lampiran

1. Cara – cara umum membuat sol : a. Metoda Dispersi

a.1. Dispersi Mekanik

padatan berupa bubuk dan cairan diumpankan ke penggilingan koloid contoh : koloid grafit, kolodi tinta cetak

a.2. Peptisasi

penambahan substansi lain dalam jumlah sedikit bila belum terbentuk koloid dengan air secara mekanik

contoh : enzim pencernaan pada makanan a.3.Dispersi Bredig’s Arc

sebuah panah terhenti diantara 2 kawat emas yang dipasang dengan ujung terpisah 2 mm pada air suling mengandung sedikit alkali, air dijaga tetap dingin dengan mengelilingkan es di sekitarnya. Panas dari panah menguapkan metal dan uapnya mengembun menjadi partikel koloid.

contoh : sol emas,perak,dll. b. Metoda Kondensasi

(13)

b.1. Pergantian Pelarut b.2. Dekomposisi berganda b.3. Hidrolisis

dibuat dengan air berlebih sehingga terjadi substitusi yang oleh ‘hidroksida’yang menghasilkan sol

b.4. Metoda Oksidasi Reduksi

contoh : sol kuning dibuat dengan melewatkan hidrogen sulfida pada SO2 terlarut.

2H2S + SO2 → 2 H2O + 3S

2. Arti dan guna dialisis :

Dialisi adalah proses pemisahan/pemurnian cairan/sol dengan memanfaatkan peristiwa difusional larutan tersebut melali membran permeabel ( parchment membran ).

Dialisis ddigunakan secara luas untuk pemurnian koloid. Contoh riil pemanfaatan dialisis :

 pemurnian albumin telur, melalui percobaan yang dilakukan Thomas Graham ( 1850 )  pemurnian Cu(II)SO4 dari larutan ke pelarut murni

 haemodialisa ( cuci darah ) pada penderita gagal ginjal 3. Cara menentukan tanda muatan sol :

Tanda muatan suatu sol dapat ditentukan dengan melakukan elektroforesis, sol yang bermuatan positif akan menuju pada katoda sedang yang negatif akan menuju anoda. Bila sol bermuatan positif, pada anoda warna sol akan hilang dan pada katodanya akan terbentuk warna yang lebih pekat, sebaliknya bila sol bermuatan negatif pada katoda warna sol akan hilang dan pada anoda akan terbentuk warna yang lebih pekat.

4. Bunyi hukum Hardy Schulze :

“Daya koagulasi suatu elektrolit tergantung pada muatannya” Faktor yang mempengaruhi nilai pengendapan suatu sol adalah :

 suhu

 permitivitas medium pendispersi  valensi/muatan ion

 konsentrasi ion ( tidak signifikan) 5. Koloid Pelindung

(14)

merupakan koloid lyofilik yang diadsorpsi oleh partikel koloid lyofob sehingga koloid lyofob tersebut bertindak sebagai koloid lyofil sehingga seolah – olah terlindung dari efek koagulasi oleh elektrolit karena koloid liofilik lebih stabil karena adanya lapisan air.

Contoh : penambahan putih telur pada minyak zaitun dan cuka untuk membuat myones penggunaan gelatin pada es krim untuk mencegah pembentukan kristal kecil es 6. Proses penjernihan dengan air merupakan proses flokulasi partikel – partikel pengotor yang

terdispersi pada air.

Air merupakan medium pendispersi yang baik bagi partikel – partikel pengotor seperti lumpur tanah dan debu. Air yang merupakan sistem koloid tersebut untuk dijernihkan harus menetralkan partikel – partikel terdispersinya. Penambahan tawas yang mengandung ion Al3+ merupakan cara yang tepat untuk menetralkan muatan partikel tersebut sehingga

terjadi koagulasi yang menjernihkan air. Itulah sebabnya air harus didiamkan terlebih dahulu setelah diberikan tawas, hal ini untuk memberikan kesempatan kepada tawas (ion Al3+) untuk mengikat partikel - partikel yang bermuatan sampai ternetralkan

Gambar

Tabel Perhitungan H-1

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip metode turbidimetri adalah berdasarkan hambatan pertumbuhan biakan mikroorganisme dalam media cair yang mengandung larutan antibiotik sedangkan prinsip metode

Hasil pengujian dari jawaban koresponden dalam penelitian efektivitas komunikasi interpersonal pelatih dalam membentuk karakter siswa sekolah sepakbola di kota Palembang,

Puji syukur yang tak terhingga penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini

Kelebihan dari metode penemuan dengan teknik scaffolding adalah menjadikan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, sebab ia berfikir dan menggunakan kemampuannya untuk

Pendepositan dilakukan dengan metode tidak langsung, yaitu dilakukan dengan memasukkan kalsium dalam matrik selulosa bakterial yang diikuti dengan memasukkan fosfat

F hitung > F tabel atau (20,854 > 3,093), hal ini berarti secara bersama-sama kedua variabel bebas yang diteliti yaitu variabel Citra Merek ( Brand Image) (X 1 ) dan

Berdasarkan paparan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan alat persegi satuan dalam proses pembelajaran dapat meningkatan prestasi belajar siswa

Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia untuk dicalonkan sebagai Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia untuk masa jabatan 2008-2012 dan bersedia untuk