DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
ABSTRAK ... v
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... 8
1. Pembatasan Masalah ... 8
2. Rumusan Masalah ... 9
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Manfaat Penelitian ... 10
1. Manfaat Teoritis ... 10
2. Manfaat Praktis ... 10
E. Struktur Organisasi Tesis ... 11
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 1. Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia... 13
2. Konsep Kinerja ... 18
3. Kinerja Mengajar Guru ... 22
1. Definisi Kinerja Mengajar Guru ... 22
2. Indikator kinerja guru ... 25
2. Proses Pendidikan dan Pelatihan ... 43
3. Komponen Dikat KTSP ... 49
5. Konsep Kompensasi (Kesejahteraan) ... 53
1. Definisi Kompensasi ... 53
2. Jenis Kompensasi ... 55
3. Tujuan diberikannya Kompensasi ………. ... 58
4. Kerangka Berpikir dan Hipotesis Penelitian ... 62
5. Hipotesis Penelitian ... 66
6. Asumsi Penelitian ... 66
BAB III METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ... .68
B. Populasi dan Sampel ... .68
C. Teknik Pengumpulan Data ... .71
D.Operasional Variabel Penelitian ... 74
E. Proses Penelitian dan Pengumpulan data ... 75
1. Persiapan ... ....75
2. Studi Awal Lokasi Penelitian ... ....76
3. Penyusunan Instrumen Penelitian ... ....76
4. Uji Instrumen ... ....76
5. Pelaksanaan Pengumpulan Data... ... ....83
6. Pengembangan Instrumen ... ....84
7. Teknik Pengolahan dan Analisis ... ....87
8. Uji Hipotesis ... ....88
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 91
1.Deskripsi data Masing-Masing Variabel ... 91
a.Variabel Diklat KTSP (X1) ... 91
b. Variabel Kompensasi (X2) ... 97
2. Pengujian Persyaratan Uji Hipotesis ... 103
a. Uji Normalitas ... 104
1) Hasil uji normalitas variabel X1 ... 104
2) Hasil uji normalitas variabel X2 ... 105
3) Hasil uji normalitas variabel Y ... 107
b. Uji Linieritas ... 109
1) Hasil uji linieritas data variabel X1 dan Y... 110
2) Hasil uji linieritas data variabel X2 dan Y... 111
c. Hasil Uji Hipotesis ... 112
1) Uji Hipotesis Pertama ... 112
2) Uji Hipotesis Kedua ... 116
3) Uji Hipotesis Ketiga ... 120
B. Pembahasan ... 125
1. Deskripsi Pendidikan Pelatihan KTSP, Kompensasi dan Kinerja Mengajar Guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan. ... 125
2. Pengaruh Pendidikan Pelatihan KTSP terhadap Kinerja Mengajar Guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan. ... 130
3. Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Mengajar Guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan. ... 133
4. Pengaruh Pendidikan Pelatihan KTSP dan Kompensasi terhadap Kinerja Mengajar Guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan. ... 136
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 139
B. Saranan ... 140
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Sampel Penelitian ... 70
Tabel 3.2 Bobot Nilai Angket ... 71
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 72
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Variabel Diklat KTSP ... 78
Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel Kompensasi ... 79
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Kinerja Mengajar Guru ... 80
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Diklat KTSP ... 81
Tabel 3.8 Kompensasi (X2) ... 82
Tabel 3.9 Kinerja Mengajar Guru ... 83
Tabel 3.10 Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Reliabilitas ... 86
Tabel 3.11 Interprestasi terhadap Koefisien Korelasi ... 89
Tabel 4.1 Deskriptif Diklat KTSP... 95
Tabel 4.2 Deskriptif Kompensasi (X2) ... 99
Tabel 4.3 Deskriptif Variabel Kinerja Mengajar Guru (Y) ... 103
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Variabel X1 ... 104
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Variabel X2 ... 106
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Variabel Y ... 107
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Data ... 109
Tabel 4.8 Uji Lineritas Kinerja Mengajar dengan Diklat KTSP ... 110
Tabel 4.9 Uji Linearias Kinerja Mengajar terhadap Kompensasi ... 111
Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Uji Linieritas ... 112
Tabel 4.11 Persamaan Reegresi Y Atas X1 ... 113
Tabel 4.12 Hasil Uji Keberartian Persamaan Regresi Y atas X1 ... 114
Tabel 4.13 Korelasi antara Variabel X1 dengan Y ... 115
Tabel 4.14 Koefisien Determinasi X1 terhadap Y ... 116
Tabel 4.15 Persamaaan Regresi Y atas X2 ... 117
Tabel 4.16 Uji Keberartian Persamaan Regresi Y atas X2 ... 117
Tabel 4.17 Korelasi antara Variabel X2 dan Y ... 118
Tabel 4.18 Koefisien Determinasi Variabel X2 terhadap Variabel Y ... 119
Tabel 4.19 Persamaaan Regresi Y atas X1 dan X2 ... 120
Tabel 4.20 Uji Keberartian Persamaan Regresi Y atas X1 dan X2 ... 121
Tabel 4.21 Hasil Pengujian SignifikansiKoefisien Korelasi Ganda ... 122
Tabel 4.22 Koefisien Determinasi X1 dan X2 Terhadap Y ... 123
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Manajemen Sumber Daya Manusia ... 16
Gambar 2.2 Model of the personnel development process (Castetter, 1996 : 236) ... 18
Gambar 2.3 Jenis Kesejahteraan ... 55
Gambar 2.4 Kerangka PikirPenelitian ... 63
Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel ... 75
Gambar 4.1 Uji Normalitas Variabel X1 ... 105
Gambar 4.2 Uji Normalitas Variabel X2 ... 107
Gambar 4.3 Uji Normalitas Variabel Y ... 108
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Persentase Jawaban Variabel Diklat KTSP ... 92 Grafik 4.2 Persentase Jawaban Variabel Kompensasi ... 97 Grafik 4.3 Persentase Jabaran Variabel Pengembangan Silabus
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebijakan pemerintah yang tertuang dalam Undang-Undang No 32 tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi dampak pada keluwesan daerah
untuk menyelenggarkaan pendidikan sesuai kebutuhan dan potensi daerah yang
ingin dikembangkan. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) merupakan produk
dari kebijakan tersebut, dimana pada unit penyelenggara pendidikan (sekolah)
diberikan otonomi dalam merancang, mengelola, dan menyelenggarakan
pendidikan serta menyusun kebijakan sesuai kebutuhan sekolah. MBS merupakan
dasar dan prosedur bagi sekolah untuk mengelola segenap sumber daya, baik yang
bersifat fisik/materiil maupuan non fisik/non materiil secara efektif dan efisien
sehingga dapat mengantarkan sekolah pada mekanisme penyelenggaraan sekolah
yang optimal.
Berkenaan dengan hal ini, dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 51, ayat (1) dinyatakan bahwa,
“Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip
manajemen berbasis sekolah/madrasah.” Selanjutnya, penjelasan pasal 51, ayat
(1) menerangkan bahwa, “Yang dimaksud dengan manajemen berbasis
sekolah/madrasah adalah bentuk otonomi manajemen pendidikan pada satuan
Pada hakikatnya, muara penerapan MBS adalah untuk meningkatkan
kualitas dan relevansi pendidikan, baik menyangkut kualitas pembelajaran,
kurikulum, sumber daya manusia, dan pelayanan pendidikan. Sumber daya
manusia, khususnya guru dalam kajian MBS merupakan aset terpenting karena
mampu mengangkat citra dan mutu dari output (lulusan pendidikan) melalui
kinerja mengajar yang ia tunjukan di sekolah.
Berbicara mengenai guru, maka tidak akan lepas dari rutinitas yang guru
laksanakan selama di sekolah, yakni kegiatan mengajar di kelas. Merencanakan
kegiatan mengajar, melaksanakan, dan melakukan evaluasi merupakan
serangkaian kegiatan yang sistematis dalam mewujudkan kegiatan mengajar yang
efektif. Tujuan pendidikan di sekolah kecil kemungkinan akan berhasil bilamana
kemampuan guru dalam mentransformasikan ilmu pengetahuan, mengajarkan
nilai-nilai pendidikan, dan kegiatan dalam rangka mengembangkan segenap
potensi peserta didik tidak guru miliki atau kuasai dengan baik. Output kegiatan
mengajar yang dapat dilihat adalah kemampuan siswa. Indikatornya, bilamana
siswa mampu menguasai kecakapan-kecakapan/kompetensi yang dipersyaratkan,
baik kecakapan koginitif, afektif, dan psikomotor.
Kaitanya dengan mengajar ini, dalam Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dinyatakan bahwa:
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Undang-undang diatas memberi kita batasan bahwa tugas pokok guru
Menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik atau murid di sekolah, (2)
Mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui lembaga pendidikan di
sekolah, (3) Usaha mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi
belajar bagi siswa, (4) Memberikan bimbingan belajar kepada murid, (5) Kegiatan
mempersiapkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik sesuai dengan
tuntutan masyarakat, (6) Suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan
masyarakat sehari-hari (Oemar Hamalik, 2009:44-53).
Pada akhirnya, yang menjadi tolak ukur keberhasilan guru dalam mengajar
adalah hasil belajar yang diperoleh peserta didik di sekolah. Siswa dengan dengan
predikat hasil belajar yang baik, lulus ujian nasional, mampu berprestasi secara
akademik dan non akademik, serta mampu mengaplikasikan pengetahuan yang
dimilki merupakan efek/dampak dari adanya sosok tenaga pendidik yang memiliki
kinerja mengajar yang baik.Asumsi sederhananya adalah, keberhasilan guru
dalam mengajar akan mengantarkan pada pencapaian prestasi belajar peserta
didik. Bilamana kinerja yang ditunjukkan guru dalam mengajar “belum baik’
maka prestasi belajar siswa pun demikian.
Kondisi yang terjadi di Kabupaten Sumedang, menurut Kasimutendik
(Kepala Seksi Mutu dan Tenaga Pendidik) menyatakan bahwa prestasi belajar
siswa di sejumlah SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan setiap tahunnya tidak
mengalami kemajuan yang signifikan, terutama pada mata pelajaran yang diujikan
secara nasional (Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris). Kondisi
tersebut tidak lepas dari kinerja guru yang kurang optimal, kurang dinamis,
ditambah kinerja kepala sekolah yang belum terprogram dengan baik (Dede
Subarna : 2012).
Implementasi kebijakan pemerintah dengan diberlakukannya kurikulum
KTSP sebagai pengganti kurikulum KBK menjadi tantangan tersendiri bagi guru.
Guru secara tidak langsung dituntut untuk cepat beradaptasi dengan kebijakan
baru tersebut, sehingga dalam pencapaiannya terdapat kendala-kendala yang
dihadapi guru sesuai dengan kemampuan kompetensinya masing-masing.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti terhadap sejumlah
SMPN di Sumedang Selatan menemukan bahwa masih terdapat keberagaman
capaian prestasi sekolah dalam Ujian Nasional. Dari hasil ujian nasional tersebut,
SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan dapat diklasifikasikan ke dalam tiga
kategori, yakni SMP Negeri dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah. SMPN
berkategori tinggi ialah sekolah yang memperoleh peringkat tertinggi dalam ujian
nasional di Kecamatan Sumedang Selatan, salah satunya adalah SMPN 1. SMPN
berkategori sedang ialah sekolah yang berada pada tingkat pertengahan dalam
ujian nasional di Kecamatan Sumedang Selatan, salah satunya adalah SMPN 4.
Sedangkan SMPN dengan kategori rendah ialah sekolah yang memperoleh
peringkat terendah dalam ujian nasional di Kecamatan Sumedang Selatan, salah
satunya adalah SMPN 7.
Dalam kajian manajemen sumber daya manusia jika hal tersebut terjadi
dimana pegawai kurang optimal dalam bekerja, maka diperlukan program
pendidikan dan pelatihan serta pemberian kompensasi kepada pegawai (Ambar
guru perlu diberikan pendidikan dan pelatihan serta kompensasi sebagai salah satu
bentuk pengelolaan terhadap tenaga pendidik.
Pendidikan dan pelatihan guru merupakan upaya yang dilakukan sekolah
dalam mewujudkan budaya kerja yang produktif, efektif, dan selaras dengan
tujuan lembaga sehingga tercipta optimalisasi keja sesuai dengan jabatan yang
menjadi tangung jawab sebagai tenaga pendidik. Pernyataan tersebut selaras
dengan pendapat Anwar Prabu (2005:67), yakni:
Salah satu upaya untuk mencapai kinerja yang diharapkan dalam suatu organisasi atau instansi, para pegawai harus mendapatkan program pendidikan dan pelatihan yang memadai untuk jabatannya sehingga pegawai terampil dalam melaksanakan pekerjaannya.
Salah satu bentuk diklat (pendidikan dan pelatihan) yang dilakukan di
sekolah adalah diklat KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dengan
harapan setelah guru mengikuti diklat ini, guru dapat memahami konsep
pendekatan, strategi, metoda dan teknik pembelajaran,mengidentifikasi macam
dan karakteristik strategi dan metoda pembelajaran,memahami karakteristik
pembelajaran berbasis kompetensi,menunjukan kriteria pemilihan strategi dan
metode pembelajaran,mengembangakan model-model pembelajaran dalam
pembelajaran berbasis kompetensi,serta menerapkan model-model pembelajaran
untuk mata diklat adaptif, normatif dan produktif.
Upaya lain yang dilakukan sekolah untuk meningkatkan kinerja guru adalah
melalui sistem kompensasi. Kompensasi memiliki keterkaitan erat dengan kinerja,
rendahnya tingkat kesejahteraan guru menyebabkan mereka terpaksa berjuang
Disamping itu, dampak rendahnya tingkat kesejahteraan guru menimbulkan citra
yang kurang baik di kalangan masyarakat. Profesi guru merupakan pekerjaan yang
memiliki nilai strategis dan mendapat tempat di masyarakat.
Kompensasi memang bukan satu-satunya faktor yang dapat mendorong guru
untuk terus meningkatkan kemampuannya dalam bekerja, menjaga performance
pada standar kerja yang ditetapkan, dan menjalankan tanggung jawab profesinya.
Akan tetapi, bagaimana pun juga kompensasi memiliki peran penting dalam
menjaga dan memotivasi stabilitas kinerja guru karena salah satu tujuan
kompensasi adalah untuk memotivasi karyawan. Dengan adanya kompensasi yang
diberlakukan oleh organisasi/lembaga akan memberikan dampak positif dalam
bentuk motivasi kerja yang baik pada pegawai.
Maka dari itu, kompensasi (kesejahteraan) guru perlu ditingkatkan karena
memiliki kaitan erat dengan kinerja yang ditunjukkan guru. Perlunya adalah agar
kompetensi-kompetensi yang diperlukan guru dapat dikuasai secara nyata dan
dapat menunjang dalam menyelesaikan pekerjaan. Kompetensi yang harus
dimiliki guru adalah: (1) Kompetensi bidang substansi atau bidang studi, (2)
Kompetensi bidang pembelajaran, kompetensi bidang pendidikan nilai dan
bimbingan, serta (3) Kompetensi bidang hubungan dan pelayanan/pengabdian
masyarakat. Kesejahteraan guru dan Kinerja guru tersebut pada gilirannya akan
memberikan dampak terhadap kinerja sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan.
Dalam meningkatkan kinerja guru memang tidak hanya dengan pemberian
kompensasi dan diklat saja, ada faktor yang secara subtansi memiliki kaitan erat
iklim organisasi, motivasi, ketersediaan fasilitas, pengalaman bekerja dari guru
sendiri, latar belakang pendidikan, dan kemampuan atau kompetensi yang guru
miliki. Akan tetapi, berdasarkan kajian yang dilakukan peneliti, kompensasi dan
diklat merupakan faktor yang menjadi prioritas utama bagi organisasi/lembaga
dalam meningkatkan kinerja pegawai dibandingkan dengan faktor lainnya.
Kompensasi merupakan stimulus efektif membangun motivasi pegawai untuk
berkontribusi secara nyata terhadap pencapain organisasi. Sedangkan diklat
merupakan sarana pemantapan kemampuan, wawasan, pengetahuan dan
kecakapan pegawai akan peran dan fungsinya di dalam organisasi.
Dari pernyataan diatas, selanjutnya peneliti ingin mengkaji sejauh mana
diklat dan kompensasi berpengaruh terhadap kinerja guru dalam mengajar. Bentuk
diklat yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah Diklat KTSP yang
diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang dan pemberian
kompensasi kepada guru baik dalam bentuk kompensasi finansial maupun non
finansial. Diklat KTSP merupakan upaya untuk mengembangkan kemampuan,
pengetahuan, sikap dan keterampilan guru dengan indikator lembaga pendidikan
guru, pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Kompensasi yang diterima para guru
sebagai sarana untuk memberikan motivasi agar guru dapat bekerja dengan baik.
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengkaji tentang: “Bagaimana Pengaruh Pendidikan Pelatihan KTSP dan
Kompensasi guru terhadap kinerja Guru SMPN di Kecamatan Sumedang
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Kinerja mengajar guru memiliki arti penting bagi penyelenggaraan
pendidikan di sekolah. Tercapai tidaknya tujuan pendidikan di sekolah tergantung
dari kinerja mengajar yang guru tunjukkan mulai dari merencanakan kegiatan
mengajar, melaksanakan, dan melakukan evaluasi. Mengajar merupakan
serangkaian rentetan kegiatan perencanaan oleh guru, pelaksanaan kegiatan
sampai evaluasi dan program tindak lanjut (Suryosubroto, 2009:16).
Untuk menciptakan suasana kinerja mengajar yang baik pada guru
diperlukan faktor pemicu/pendukung seperti: kondisi/iklim sekolah yang
harmonis, kepemimpinan kepala sekolah, kebijakan sekolah yang mendukung
pengembangan guru, ketersediaan fasilitas yang memadai, kompensasi, tingkat
pendidikan, pengalaman bekerja, kompetensi guru, supervisi, motivasi,
penyelenggaraan diklat, dan lain-lain. Faktor tersebut diperlukan untuk menjaga
kinerja agar tetap pada kondisi yang diharapkan.
Dari sekian banyak faktor yang disebutkan diatas, diklat dan kompensasi
memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja mengajar guru di sekolah
dibandingkan dengan fakor lainnya. Diklat yang diselenggarakan lembaga
memiliki peran penting dalam meningkatkan pemahaman, pengetahuan,
keterampilan dan kecakapan pegawai akan tugas dan tanggungjawabnya.
Penyelenggaraan diklat memiliki kontribusi terhadap peningkatan kualitas
yang diberikan sekolah akan memotivasi guru untuk bekerja secara lebih baik lagi
sehingga kinerja guru dalam mengajar pun akan meningkat (Alawiyah, 2009).
Dari deskripsi yang dipaparkan diatas, maka peneliti ingin membatasi dan
lebih memfokuskan penelitiannya pada faktor pendukung terhadap kinerja
mengajar guru pada sejumlah SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan, yakni
diklat dalam bentuk KTSP dan kompensasi.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus masalah yang dikemukakan diatas, penulis selanjutnya
menjabarkan ke dalam beberapa rumusan masalah yang hendak diteliti, yakni:
1) Bagaimana deskripsi Pendidikan Pelatihan KTSP, Kompensasi dan
Kinerja Mengajar Guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan?
2) Bagaimana pengaruh Pendidikan Pelatihan KTSP terhadap Kinerja
Mengajar Guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan?
3) Bagaimana pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Mengajar Guru SMPN
di Kecamatan Sumedang Selatan?
4) Bagaimana pengaruh Pendidikan Pelatihan KTSP dan Kompensasi,
terhadap Kinerja Mengajar Guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1) Memperoleh deskripsi yang jelas mengenai Pendidikan Pelatihan KTSP,
Kompensasi, dan Kinerja Mengajar Guru SMPN di Kecamatan Sumedang
2) Memperoleh informasi mengenai pengaruh Pendidikan Pelatihan KTSP
terhadap Kinerja Mengajar Guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan.
3) Memperoleh informasi mengenai pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja
Mengajar Guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan.
4) Memperoleh informasi mengenai pengaruh Pendidikan Pelatihan KTSP
dan Kompensasi terhadap Kinerja Mengajar Guru SMPN di Kecamatan
Sumedang Selatan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan mampu mengungkapkan tentang
pendidikan dan pelatihan KTSP yang diikuti guru sehingga berdampak baik dalam
perubahan kinerja mengajar, kompensasi yang adil, dan tingkat kinerja mengajar
guru yang produktif serta hubungan antara ketiga variabel tersebut. Selain itu
penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk memperkaya dan
melengkapi bahan bacaan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan yang
sampai saat ini masih jauh dari harapan berbagai pihak.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
rujukan dan pertimbangan para pembuat kebijakan dalam merumuskan
kebijakan-kebijakan yang akan dibuat dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.
Pembahasan tentang pendidikan dan pelatihan yang dicapai dan
guru disekolah merupakan suatu hal yang menarik dan sangat penting untuk
dipelajari dan diketahui kemudian dicari alternative solusinya. Satu hal yang
menarik, pembahasan hal tersebut diatas adalah masih pada batas untuk dipelajari
dan diketahui. Namun ada keyakinan bahwa satu waktu permasalahan tersebut
akan menemukan jalan keluarnya dengan berbagai bantuan dari pihak pemerintah,
masyarakat, dunia industri, orang tua murid, dan pihak-pihak lainnya.
E. Struktur Organisasi Tesis
Tesis terdiri dari 5 bagian, setiap bagian disebut bab, sesuai dengan
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah tahun 2011 yang dikeluarkan oleh Universitas
Pendidikan Indonesia.
Bab I: Berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari
tesis dan berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah,
tujuan penelitian, dan manfaat penelitian serta struktur organisasi tesis.
Bab II: Kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Pada
bab ini akan disajikan landasan teoritik dalam menyusun pertanyaan penelitian,
tujuan, serta hipotesis penelitian.
Bab III: Metode Penelitian. Bab ini berisi penjabaran yang rinci mengenai
metode penelitian, lokasi penelitian, populasi/sampel penelitian, serta teknik
Bab IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini berisi penjabaran yang
rinci mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang terdiri dari dua hal utama
yaitu; a).Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan
dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian,
b).Pembahasan atau analisis temuan yang dikaitkan dengan dasar teoritik yang
telah dibahas dalam bab kajian pusataka dan temuan sebelumnya.
Bab V : Kesimpulan dan Saran. Bab ini menyajikan penafsiran dan
pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian, yang terdiri dari
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei dengan pendekatan
kuantitatif. Sementara yang dimaksud dengan pendekatan kuantitatif merupakan
pendekatan yang digunakan dalam penelitian dengan cara mengukur
indikator-indikator variabel penelitian sehingga diperoleh gambaran pengaruh diantara
variable-variabel tersebut. Jenis penelitian survei ini memfokuskan pada
pengungkapan hubungan kausal antar variabel, yaitu suatu penelitian yang
diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab berdasarkan pengamatan terhadap
akibat yang terjadi.
Metode survey menurut Sangarimbun dan Effendi (1989:3) adalah:
”Penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan menggunakan
kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok”. Pengertian ini sejalan
dengan yang dikemukakan oleh Gall (2003:638) bahwa: ”Survey research. The
use of questionnaires or interviews to collect data about the characteristics,
experiences, knowledge, or opinions of a sample or a population”. Dengan
demikian penelitian ini memiliki karakteristik sebagaimana diungkapkan
Singleton and Straits (1999: 239) yaitu: 1) sejumlah besar responden dipilih
melalui prosedur sampling probabilitas mewakili populasi. 2) kuesioner sistematik
digunakan bertanya sesuatu mengenai responden, dan mencatat jawaban-jawaban
kuantitatif memiliki tujuan mengembangkan hubungan antara dua variabel
terukur, dan proses penelitiannya dikembangkan sebelum studi dimulai.
Pendekatan kuantitatif memiliki konsep kunci dengan adanya peubah. Untuk
mendapatkan makna atau kesimpulan penelitian, dilakukan pengolahan data
melalui perhitungan statistik atau analisis kuantitatif yakni; analisis deskripsi dan
analisis korelasi.Makna atau kesimpulan yang dihasilkan, selanjutnya merupakan
dasar bagi penyusunan rekomendasi yang diharapkan dapat memberi manfaat dan
masukan positif.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilakukan di wilayah Kabupaten Sumedang
yaitu di Sekolah Menengah Pertama yang ada di Kecamatan Sumedang Selatan.
Populasi di dalam penelitian ini yaitu, keseluruhan guru SMPN Kecamatan
Sumedang yakni sebanyak 237 orang guru. Dari sejumlah sekolah SMPN yang
ada di Kecamatan Sumedang Selatan, peneliti menetapkan tiga sekolah yang
dijadikan sebagai sampel penelitian, yakni SMPN 1 Sumedang, SMPN 7
Sumedang, dan SMPN 4 Sumedang. Adapun alasan mengapa memilih 3 sekolah
tersebut sebagai tempat penelitian adalah sebagai berikut:
1. Mewakili SMPN yang ada di kecamatan Sumedang Selatan dari sisi
tingkatan kualitas (tinggi, sedang, rendah).
2. Dari sisi Peserta diklat KTSP, ketiga sekolah tersebut sudah mencapai 90%.
3. Dilihat dari sisi golongan, ketiga sekolah tersebut 60% lebih sudah
4. Rekomendasi dari dinas Pendidikan bahwa 3 sekolah tersebut akan
mewakili heterogenitas SMPN di kecamatan Sumedang Selatan
Penetapan ketiga sekolah tersebut sebagai populasi penelitian karena dapat
mewakili dari sejumlah SMPN yang ada baik dari segi karakteristik maupun
kondisi lingkungannya.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik simple
random sampling atau pengambilan sampel secara sederhana tanpa
memperhatikan strata yang terhadap dalam populasi (Sugiyono, 2002:93).
Sesuai dengan kebutuhan penelitian, maka peneliti menetapkan sampel
penelitian sebagai berikut:
1. Guru yang memiliki masa jabatan lebih dari 10 tahun.
2. Kualifikasi pendidikan minimal S1
3. Memilik pangkat/golongan minimal IV/a (Pembina)
4. Pernah mengikuti diklat KTSP
Penetapan sampel penelitian diatas oleh peneliti dimaksudkan agar data
yang terkumpul dapat menjawab rumusan masalah yang ditetapkan.
Untuk lebih jelasnya, populasi dan sampel pada penelitian ini dapat dilihat
C. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dengan menggunakan
kuesioner mengenai pengaruh diklat KTSP dan kompensasi terhadap kinerja
mengajar guru. Untuk perolehan data mengenai diklat KTSP dan sistem
kompensasi dibuat dengan bentuk skala sikap dengan menggunakan SSHA
(Survey of Study of Habits and Attitudes).) dari Brown dan holtzman. Pola skala
terdiri dari Selalu, sering, Kadang-kadang, Jarang dan Tidak Pernah. Jawaban
diberi bobot nilai 5 untuk selalu, sering bobotnya 4, Kadang-kadang bobotnya 3,
Jarang bobotnya 2 dan tidak pernah bootnya 1.Adapun untuk kinerja mengajar
guru penilaian angket yang digunakan adalah skala lima kategori model likert
(Sugiono, 2002), tiap alternatif jawaban diberi skor yang terentang dari 1
sampai dengan 5.
Bobot nilai untuk setiap jawaban menggunakanskala lima, yaitu terdiri dari:
Tabel 3.2 Bobot Nilai Angket
Jawaban Pilihan Bobot Nilai (Positif)
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Dalam menjawab kuesioner responden dipersilahkan untuk menjawab
pertanyaan dan pernyataan yang diajukan dalam kuesioner sesuai dengan keadaan
yang dirasakan mengenai diklat KTSP, sistim kompensasi dan kinerja mengajar
guru pada SMP di Kec. Sumedang Selatan. Angket ini dikembangkan oleh
tersebut, kemudian disusun kisi-kisi yang selanjutnya dijabarkan ke dalam item
pertanyaan sebagai alat pengumpul data yang didasarkan masing-masing variabel
penelitian. Adapun kisi-kisi yang disusun oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 3.3
berikut ini.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No Variabel Indikator Sub Indikator No.
Soal
1. Tujuan pendidikan pada satuan
pendidikan sebagai pedoman pelaksaan kegiatan belajar mengajar
2. Penanaman kemandirian, keterampilan dan kearifan lokal
3. Penerapan nilai-nilai positif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan beragama
4. Mempersiapkan pengetahuan yang diperlukan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya
5. Visi dan misi sekolah sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas
1. Melakukan kajian terhadap silabus dan RPP
2. Pemahaman terhadap mata pelajaran yang diampu
3. Mengembangkan kemampuan berpikir dan kemandirian peserta didik
4. Kebebasan peserta didik untuk meningkatkan kompetensi dan mengembangkan kemampuan diri 5. Mengajarkan dan menanamkan
nilai-nilai luhur kedaerahan/lokal 6. Menetapakan alokasi waktu
pembelajaran
7. Menetapkan kenaikan dan kelulusan peserta didik dan melakukan penjurusan 8. Pembekalan peserta didik dengan
pendidikan kecakapan hidup (pribadi,
1. Identifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar
2. Pengembangan kompetensi dasar dan standar kompetensi
3. Pengembangan terhadap indikator sesuai mata pelajaran
4. Strategi pembelajaran dan teknik
No Variabel Indikator Sub Indikator No. Soal
pembelajaran
5. Media dan metode pembelajaran 6. Kajian terhadap kesesuaian silabus 7. Penentuan standar kompetensi dan
kompetensi dasar serta indikator yang terdapat dalam silabus
8. Merumuskan tujuan pembelajaran 9. Identifikasi materi pembelajaran 10. Pengembangan materi
pokok/pembelajaran
11. Menetapkan metode, model, media pembelajaran, dan strategi pembelajaran
12. Merumuskan langkah-langkah pembelajaran
13. Menentukan sumber belajar 14. Menyusun dan menetapkan kriteria
penilaian dan instrumen penilaian
2
Kompen-sasi (X₂)
Finansial 1. Kelayakan kompensasi yang diterima. 2. Keadilan kompensasi yang diterima. 3. Keseimbangan kompensasi yang
diterimadengan beban tugas. 1-10
4. Kompensasi yang diterima member rasa aman.
5. Kompensasi yang diterima mendorong kinerja (memotivasi bekerja)
6. Kompensasi yang diperoleh dapat diterima.
7. Kompensasi yang diterima secara biaya
efektif
8. Pujian diberikan kepada orang yang tepat.
9. Disiplin ditegakan tanpa melihat orangnya.
10. Keseimbangan kompensasi dengan beban tugas
Non Finansial 1. Kompensasi yang diterima mendorong kinerja (memotivasi bekerja)
2. Kompensasi yang diperoleh dapat diterima.
11-30
3. Kompensasi yang diterima memberi rasa aman
1. Merumuskan tujuan pengajaran. 2. Memilih dan mengembangkan bahan
pengajaran.
3. Merumuskan kegiatan belajar mengajar.
1-7
2. Pelaksanaan Pembelajaran
1. Membuka pelajaran
2. Menggunakan metode dan alat peraga 3. Pengelolaan Kelas
4. Interaksi belajar mengajar 5. Penutup Pelajaran
No Variabel Indikator Sub Indikator No. Soal
2. Bentuk alat evaluasi. 3. Ranah yang dievaluasi. 4. Melakukan analisis butir soal.
D. Operasional Variabel Penelitian
Variabel-variabel penelitian yang secara operasional perlu ditelusuri
merujuk pada pola hubungan antar variabel. Operasional variabel tersebut sebagai
berikut:
1) Diklat merupakan upaya yang dilakukan lembaga untuk
mengembangkan kemampuan, meningkatkan pengetahuan, perilaku dan
keterampilan pegawai. Adapun dalam penelitian ini, yang dimaksud
dengan Diklat Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
serangkaian kegiatan Diklat KTSP yang diterima guru di SMPN
se-Kecamatan Sumedang Selatan dalam bentuk pemahaman akan tujuan
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, muatan kurikulum KTSP,
serta pengembangan silabus dan RPP.
2) Kompensasi merupakan sesuatu yang diterima oleh pegawai sebagai
balasan atas kontribusi yang diberikan kepada lembaga. Kompensasi
dalam penelitian ini diartikan sebagai imbalan yang diterima oleh guru
sebagai balas jasa atau kontribusi yang diberikan kepada lembaga
(sekolah) dalam bentuk finansial dan non finansial.
3) Kinerja guru adalah penampilan kerja yang dapat dicapai guru
berdasarkan kriteria atau alat ukur tertentu. Kinerja mengajar guru dalam
guru sebagai bentuk pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya sebagai
seorang pendidik di SMPN se-Kecamatan Sumedang Selatan dalam hal
merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan belajar mengajar,
serta melaksanakan evaluasi pembelajaran.
Adapun keterkaitan antara variabel bebas dan variabel terikat dapat
digambarkan pada bagan sebagai berikut.
Gambar 3.1
Hubungan Antar Variabel
E. Proses Penelitian dan Pengumpulan Data
Sebagai suatu rangkaian kegiatan yang sistematis dalam penelitian ini
dilakukan tahap- tahap sebagai berikut:
1. Persiapan
Pada tahap persiapan ini dilakukan beberapa kegiatan yaitu (a) konsultasi
dengan dosen pembimbing, pembuatan kisi-kisi instrumuen penelitian dan desain
penelitian,(b) mempersiapkan administrasi berupa catatan-catatan untuk survey
awal penelitian.
X1 Diklat KTSP
Y
(Kinerja Mengajar Guru) X2
2. Studi Awal Lokasi Penelitian
Pada tahap ini dilakukan observasi pendahuluan dan melakukan konsultasi
dengan pihak terkait seperti unsur pimpinan di kantor dinas pendidikan ataupun
kepala sekolah, serta pihak lain yang relevan dengan kebutuhan informasi
penelitian. Termasuk dalam tahap ini adalah kegiatan memproses izin penelitian.
3. Penyusunan Instrumen Penelitian
Pada tahap penyusunan instrumen penelitian dilakukan kegiatan-kegiatan
yaitu (a) menyusun kisi-kisi secara sistematis sesuai dengan variabel
penelitian,(b) merumuskan masalah penelitian dengan variabel disertai dengan
indikator yang akan dijadikan pertanyaan,(c) menyusun
pertanyaan-pertanyaan beserta alternatif jawabannya sesuai dengan masalah penelitian dan
disertai petunjuk pengisian,(d) melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing
untuk diujicobakan. Instrumen penelitian yang digunakan peneliti untuk
mempeorleh data lapangan dapat dilihat pada lampiran 4 penelitian.
4. Uji Instrumen
Sebelum kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan, terlebih
dahulu diujicobakan terhadap responden yang memiliki karakteristik sama dengan
responden yang telah ditetapkan. Uji coba dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
validitas dan tingkat reliabilitas instrument. Pentingnya ujicoba ini diungkapkan
Sanafiah Faisal (1982:38) yaitu :
Setelah data uji coba angket terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis statistik
dengan tujuan untuk mengukur tingkat validitas dan tingkat reliabilitas alat
pengumpul data, maka diharapkan hasil penelitian memiliki validitas dan
reliabilitas yang dapat dipertanggung jawabkan.
a) Hasil Uji Validitas
Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah instrumen penelitian memilki
kelayakan untuk dapat menggali/memperoleh data penelitian yang dibutuhkan. Uji
validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan
cara corrected item total correlation, yakni dengan membandingkan nilai hasil
korelasi (t hitung) dengan nilai r tabel dengan n-2.
Jika korelasi setiap item pertanyaan pada instrumen memiliki nilai positif dan
besarnya lebih dari nilai tabel r product moment, maka pertanyaan tersebut
dikatakan memiliki validitas konstruksi yang baik. Nilai r tabel pada penelitian
ini adalah sebesar 1,692.
Hasil uji validitas terhadap tiga variabel penelitian dapat dilihat tabel
dibawah ini.
1) Uji Validitas Variabel Diklat KTSP (X1)
Variabel Diklat KTSP terdiri dari 30 item pertanyaan yang dibagi ke
dalam tiga indikator, yakni tujuan pada tingkat satuan pendidikan yang terdiri
dari lima item pertanyaan. Indikator muatan kurikulum dengan sembilan item
pertanyaan, serta indikator pengembangan Silabus dan RPP dengan 16
pertanyaan. Hasil uji validitas terhadap ke-30 pertanyaan tersebut dapat
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Variabel Diklat KTSP
N=15
1 0.641 13 3.606 2.311 0.768 3.011 1.692 Valid
2 0.85 13 3.606 3.065 0.527 5.818 1.692 Valid
3 0.942 13 3.606 3.396 0.336 10.120 1.692 Valid
4 0.848 13 3.606 3.058 0.530 5.769 1.692 Valid
5 0.795 13 3.606 2.866 0.607 4.725 1.692 Valid
6 0.848 13 3.606 3.058 0.530 5.769 1.692 Valid
7 0.842 13 3.606 3.036 0.539 5.627 1.692 Valid
8 0.835 13 3.606 3.011 0.550 5.471 1.692 Valid
9 0.866 13 3.606 3.122 0.500 6.244 1.692 Valid
10 0.577 13 3.606 2.080 0.817 2.547 1.692 Valid
11 0.642 13 3.606 2.315 0.767 3.019 1.692 Valid
12 0.531 13 3.606 1.915 0.847 2.259 1.692 Valid
13 0.432 13 3.606 1.558 0.902 1.727 1.692 Valid
14 0.53 13 3.606 1.911 0.848 2.253 1.692 Valid
15 0.599 13 3.606 2.160 0.801 2.697 1.692 Valid
16 0.534 13 3.606 1.925 0.845 2.277 1.692 Valid
17 0.479 13 3.606 1.727 0.878 1.967 1.692 Valid
18 0.477 13 3.606 1.720 0.879 1.957 1.692 Valid
19 0.451 13 3.606 1.626 0.893 1.822 1.692 Valid
20 0.43 13 3.606 1.550 0.903 1.717 1.692 Valid
21 0.546 13 3.606 1.969 0.838 2.350 1.692 Valid
22 0.595 13 3.606 2.145 0.804 2.669 1.692 Valid
23 0.462 13 3.606 1.666 0.887 1.878 1.692 Valid
24 0.46 13 3.606 1.659 0.888 1.868 1.692 Valid
25 0.429 13 3.606 1.547 0.903 1.712 1.692 Valid
26 0.45 13 3.606 1.622 0.893 1.817 1.692 Valid
27 0.729 13 3.606 2.628 0.685 3.840 1.692 Valid
28 0.707 13 3.606 2.549 0.707 3.604 1.692 Valid
29 0.481 13 3.606 1.734 0.877 1.978 1.692 Valid
30 0.601 13 3.606 2.167 0.799 2.711 1.692 Valid
Keputusan
Berdasarkan tabel data diatas, dapat diperoleh informasi bahwa dari 30
item pertanyaan variabel Diklat KTSP seluruhnya valid dikarenakan nilai thitung
lebih besar dari nila ttabel.
2) Hasil Uji Validitas Kompensasi (X2)
Jumlah item pertanyaan pada variabel kompensasi berjumlah 30 item
pertanyaan yang dibagi menjadi dua indikator. Untuk indikator kompensasi
finansial terdiri dari 17 item pertanyaan sedangkan indikator kompensasi non
finansial terdiri dari 13 item pertanyaan. Untuk lebih jelasnya, hasil uji
Tabel: 3.5
Uji Validitas Variabel Kompensasi n=15
1 0.447 13 3.606 1.612 0.895 1.802 1.692 Valid
2 0.495 13 3.606 1.785 0.869 2.054 1.692 Valid
3 0.525 13 3.606 1.893 0.851 2.224 1.692 Valid
4 0.499 13 3.606 1.799 0.867 2.076 1.692 Valid
5 0.435 13 3.606 1.568 0.900 1.742 1.692 Valid
6 0.472 13 3.606 1.702 0.882 1.930 1.692 Valid
7 0.428 13 3.606 1.543 0.904 1.707 1.692 Valid
8 0.425 13 3.606 1.532 0.905 1.693 1.692 Valid
9 0.438 13 3.606 1.579 0.899 1.757 1.692 Valid
10 0.454 13 3.606 1.637 0.891 1.837 1.692 Valid
11 0.513 13 3.606 1.850 0.858 2.155 1.692 Valid
12 0.438 13 3.606 1.579 0.899 1.757 1.692 Valid
13 0.433 13 3.606 1.561 0.901 1.732 1.692 Valid
14 0.443 13 3.606 1.597 0.897 1.782 1.692 Valid
15 0.559 13 3.606 2.016 0.829 2.431 1.692 Valid
16 0.518 13 3.606 1.868 0.855 2.183 1.692 Valid
17 0.45 13 3.606 1.622 0.893 1.817 1.692 Valid
18 0.461 13 3.606 1.662 0.887 1.873 1.692 Valid
19 0.498 13 3.606 1.796 0.867 2.071 1.692 Valid
20 0.449 13 3.606 1.619 0.894 1.812 1.692 Valid
21 0.488 13 3.606 1.760 0.873 2.016 1.692 Valid
22 0.594 13 3.606 2.142 0.804 2.662 1.692 Valid
23 0.447 13 3.606 1.612 0.895 1.802 1.692 Valid
24 0.666 13 3.606 2.401 0.746 3.219 1.692 Valid
25 0.488 13 3.606 1.760 0.873 2.016 1.692 Valid
26 0.486 13 3.606 1.752 0.874 2.005 1.692 Valid
27 0.574 13 3.606 2.070 0.819 2.527 1.692 Valid
28 0.501 13 3.606 1.806 0.865 2.087 1.692 Valid
29 0.425 13 3.606 1.532 0.905 1.693 1.692 Valid
30 0.461 13 3.606 1.662 0.887 1.873 1.692 Valid
Keputusan
disimpulkan bahwa keseluruhan item pertanyaan pada variabel kompensasi
dapat dikatakan valid.
.
3) Hasil Uji Validitas Kinerja Mengajar Y
Item pertanyaan variabel kinerja mengajar guru pada penelitian ini
berjumlah 32 item pertanyaan yang terbagi ke dalam tiga indikator. Indikator
merencanakan pembelajaran terdiri dari tujuh item pertanyaan, 21 item
pertanyaan pada indikitor pelaksanaan pembelajaran, dan empat item
pertanyaan pada indikator evaluasi pembelajaran. Hasil uji validitas pada setiap
Tabel 3.6
Hasil Uji Validitas Kinerja Mengajar Guru
n=15
1 0.425 13 3.606 1.532 0.905 1.693 1.692 Valid
2 0.451 13 3.606 1.626 0.893 1.822 1.692 Valid
3 0.55 13 3.606 1.983 0.835 2.374 1.692 Valid
4 0.456 13 3.606 1.644 0.890 1.847 1.692 Valid
5 0.43 13 3.606 1.550 0.903 1.717 1.692 Valid
6 0.426 13 3.606 1.536 0.905 1.698 1.692 Valid
7 0.464 13 3.606 1.673 0.886 1.889 1.692 Valid
8 0.479 13 3.606 1.727 0.878 1.967 1.692 Valid
9 0.495 13 3.606 1.785 0.869 2.054 1.692 Valid
10 0.595 13 3.606 2.145 0.804 2.669 1.692 Valid
11 0.503 13 3.606 1.814 0.864 2.098 1.692 Valid
12 0.426 13 3.606 1.536 0.905 1.698 1.692 Valid
13 0.434 13 3.606 1.565 0.901 1.737 1.692 Valid
14 0.45 13 3.606 1.622 0.893 1.817 1.692 Valid
15 0.517 13 3.606 1.864 0.856 2.178 1.692 Valid
16 0.447 13 3.606 1.612 0.895 1.802 1.692 Valid
17 0.482 13 3.606 1.738 0.876 1.983 1.692 Valid
18 0.434 13 3.606 1.565 0.901 1.737 1.692 Valid
19 0.437 13 3.606 1.576 0.899 1.752 1.692 Valid
20 0.442 13 3.606 1.594 0.897 1.777 1.692 Valid
21 0.483 13 3.606 1.741 0.876 1.989 1.692 Valid
22 0.425 13 3.606 1.532 0.905 1.693 1.692 Valid
23 0.453 13 3.606 1.633 0.892 1.832 1.692 Valid
24 0.686 13 3.606 2.473 0.728 3.399 1.692 Valid
25 0.469 13 3.606 1.691 0.883 1.915 1.692 Valid
26 0.439 13 3.606 1.583 0.898 1.762 1.692 Valid
27 0.58 13 3.606 2.091 0.815 2.567 1.692 Valid
28 0.483 13 3.606 1.741 0.876 1.989 1.692 Valid
29 0.464 13 3.606 1.673 0.886 1.889 1.692 Valid
30 0.469 13 3.606 1.691 0.883 1.915 1.692 Valid
31 0.563 13 3.606 2.030 0.826 2.456 1.692 Valid
32 0.434 13 3.606 1.565 0.901 1.737 1.692 Valid
Keputusan
pertanyaan variabel Y yang diujicobakan, didapat 32 item pertanyaan adalah
valid.
b)Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Uji reliabilitas bertujuan untuk memastikan bahwa instrumen penelitian
yang digunakan memiliki tingkat kepercayaan yang baik/memiliki kehandalan
peneliti menggunakan rumus korelasi spearman-brown. Hasil yang diperoleh dari
uji reliabilitas yang dilakukan dapat dipaparkan sebagai berikut.
1) Reliability Instrumen Variabel X1 Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Diklat KTSP
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Part 1
Value .923
N of Items 15a
Part 2
Value .823
N of Items 15b
Total N of Items 30
Correlation Between Forms .612
Spearman-Brown Coefficient Equal Length .759 Unequal Length .759
Guttman Split-Half Coefficient .730
a. The items are: Q1, Q2, Q3, Q4, Q5, Q6, Q7, Q8, Q9, Q10, Q11, Q12,
Q13, Q14, Q15.
b. The items are: Q16, Q17, Q18, Q19, Q20, Q21, Q22, Q23, Q24, Q25,
Q26, Q27, Q28, Q29, Q30.
Koefisien korelasi di antara item secara berurut pada variabel Diklat
KTSP (X1), berdasarkan koefisien korelasi Spearman-Brown (Equal Length) =
0.759 atau koefisien korelasi > 0.3, maka instrumen ini memiliki tingkat
reliabilitas yang memadai atau dapat digunakan sebagai alat pengumpul data
2) Reliability Instrumen Variabel X2
Tabel 3.8 Kompensasi (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Part 1
Value .719
N of Items 15a
Part 2
Value .749
N of Items 15b
Total N of Items 30
Correlation Between Forms .602
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length .752
Unequal Length .752
Guttman Split-Half Coefficient .751
a. The items are: Q1, Q2, Q3, Q4, Q5, Q6, Q7, Q8, Q9, Q10, Q11, Q12,
Q13, Q14, Q15.
b. The items are: Q16, Q17, Q18, Q19, Q20, Q21, Q22, Q23, Q24, Q25,
Q26, Q27, Q28, Q29, Q30.
Koefisien korelasi di antara item secara berurut pada variabel
Kompensasi (X2), diperoleh koefisien korelasi Spearman-Brown (Equal Length) = 0.752 atau koefisien korelasi > 0.3, maka instrumen ini memiliki
tingkat reliabilitas yang memadai atau dapat digunakan sebagai alat pengumpul
3) Reliability Instrumen Variabel Y
Correlation Between Forms .604
Spearman-Brown Coefficient
Equal Length .753
Unequal Length .753
Guttman Split-Half Coefficient .753
a. The items are: Q1, Q2, Q3, Q4, Q5, Q6, Q7, Q8, Q9, Q10, Q11, Q12,
Q13, Q14, Q15, Q16.
b. The items are: Q17, Q18, Q19, Q20, Q21, Q22, Q23, Q24, Q25, Q26,
Q27, Q28, Q29, Q30, Q31, Q32.
Koefisien korelasi di antara item secara berurut pada variabel Kinerja
Mengajar Guru (Y), diperoleh koefisien korelasi Spearman-Brown (Equal
Length) = 0.753 atau koefisien korelasi > 0.3, maka instrumen ini memiliki
tingkat reliabilitas yang memadai atau dapat digunakan sebagai alat pengumpul
data dalam penelitian ini.
5. Pelaksanan Pengumpulan Data
Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan dua tahap yaitu : tahap
persiapan dan tahap pelaksanaan.Tahap persiapan meliputi kegiatan
mempersiapkan lembaran-lembaran angket yang akan diberikan kepada
responden, mempersiapkan surat izin untuk penelitian,dan menentukan hari
dilengkapi dan semua angket telah dipersiapkan serta telah adanya persetujuan
dari pihak lembaga yang diteliti maka angket disebarkan kepada responden
yang akan diteliti, dan dikumpulkan kembali pada batas waktu yang telah
ditentukan.
F. Pengembangan Instrumen
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2008:148).Suatu
instrumen pengukuran yang kredibel harus memenuhi syarat validitas dan
reliabilitas. Suatu instrumen memenuhi syarat validitas jika dapat mengukur apa
yang seharusnya diukur. Sementara reliabilitas jika dapat menunjuk pada
konsistensi, akurasi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran.
Berdasarkan hal itu, maka strategi pengembangan instrumen dilakukan
melalui prosedur sebagai berikut.
a. Melakukan analisis deduktif, yaitu mengembangkan instrumen berdasarkan
teori mengenai pendidikan dan pelatihan KTSP, Kompensasi dan kinerja
mengajar telah diuraikan pada bab sebelumnya. Hal ini untuk memenuhi
validitas isi (content validity), yaitu bahwa item-item instrumen
mencerminkan domain dari variabel yang akan diteliti. Untuk itu maka dibuat
kisi-kisi instrumen penelitian yang dikembangkan dari definisi operasional.
b. Melakukan analisis induktif, dengan mengumpulkan data terlebih dulu
melalui penyebaran instrumen uji coba yang kemudian dianalisis dengan
teknik korelasi product moment dari Pearson (Singarimbun dan Effendi,
r
=Keterangan:
r = Koefisien korelasi
= Jumlah skor nilai butir faktor dari seluruh uji coba
= Jumlah skor total seluruh butir atau kedua faktor dari keseluruhan
responden uji coba
n = Jumlah sampel
Angket disebarkan kepada 30 orang dalam uji coba pada guru SMPN
di Sumedang Selatan. Hal ini dilakukan untuk melakukan pengujian validitas
yaitu menguji tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Validitas
dilakukan melalui internal atau konstruk (construct validity). Validitas
konstruk berkaitan dengan tingkatan skala yang harus mencerminkan dan
berperan sebagai konsep yang sedang diukur.
Nilai r yang diperoleh dengan menggunakan rumus Product Moment
dari Karl‟s Pearson, harus diuji keberartiannya. Sudjana (1986:377)
menyatakan jika t-hitung > t-tabel, maka item dianggap berarti atau dalam hal
ini soal tersebut dapat dikatakan valid. Sebaliknya apabila, t-hitung < t-tabel
maka butir item tersebut dianggap tidak valid. Untuk t-tabel, adalah nilai
c. Melakukan pengujian reliabilitas instrument untuk mengukur sejauh mana
suatu pengukuran dapat dipercaya dan sejauh mana skor hasil pengukuran
terbebas dari kekeliruan ukur (measurement error).
Dengan demikian reliabilitas adalah kepercayaan hasil suatu pengukuran
yang konsisten bila dilakukan pada waktu yang berbeda terhadap responden,
sehingga instrument penelitian dianggap dapat dipercaya, handal dan ajeg.
Adapun alat analisisnya menggunakan metode Alpha dengan mengkorelasikan
total skor ganjil lawan total skor genap, selanjutnya dihitung reliabilitasnya
menggunakan rumus „Spearman Brown’ (Sugiyono, 2009:185) dengan
menggunakan SPSS ver. 19 for windows.
Teknik yang digunakan untuk menguji keandalan (reliabilitas) kuesioner
pada penelitian ini adalah metode Alpha-Cronbach. Nilai terendah instrumen
dikatakan reliabel apabila bernilai positif dan lebih besar atau sama dengan 0,7
(Barker et a, 2002;70)
Tabel 3.10
Standar Penilaian Koefisien Validitas dan Reliabilitas
Criteria Reliability Validity
Good 0,80 0,50
Acceptable 0,70 0,30
Marginal 0,60 0,20
Poor 0,50 0,10
Sumber: Barker et al, 2002;70
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Tekni pengumpulan dan analisis data pada penelitian ini, memliputi
1. Menyeleksi data
Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa
jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
2. Menentukan bobot nilai
Penentuan bobot nilai untuk setiap kemungkinan jawaban pada setiap item
variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan
kemudian menentukan skornya.
3. Pemberian koding
Untuk setiap jawaban pada angket selanjutnya skor tersebut dijumlahkan. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden secara
umum terhadap setiap variabel penelitian.
4. Menghitung rata-rata setiap variabel
Rata-rata setiap variabel yang diperoleh dari data tidak bergolong.
5. Melakukan analisis secara deskriptif, untuk mengetahui kecenderungan data.
Dari analisis ini dapat diketahui rata-rata median, standard deviasi, dan varians
data dari masing-masing variabel.
6. Pemeriksaan distribusi populasi data sampel bertujuan untuk mengetahui
sebaran dari populasi data sampel yang diperoleh, apakah data sampel berasal
populasi yang berdistribusi normal atau distribusi teoritis lainnya. Hal ini
sangat berpengaruh terhadap pemilihan uji statistik yang dipergunakan apakah
parametrik atau nonparametrik. Dalam penelitian ini, data sampel yang
diperoleh diasumsikan berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Oleh
lebih dikenal sebagai uji kolmogorov-smirnov. Pada dasarnya uji kecocokan ini
adalah untuk melihat perbedaan antara nilai frekuensi yang didapatkan di
lapangan/observasi ( ) kumulatif teoritis dari sebuah fungsi distribusi populasi
yang diasumsikan (
Teknik pengolahan dan analisis data dihitung dengan menggunakan
perhitungan SPSS ver. 19.0 for windows dan supaya memudahkan dalam
perhitungan, data-data dimasukkan terlebih dahulu dengan menggunakan
Microsoft excel.
H. Uji Hipotesis
Hipotesis yang digunakan pada bab I akan diuji, namun sebelum diuji
hipotesis tersebut terlebih dahulu diubah menjadi hipotesis statistik, yang terdiri
dari “hipotesis nol” yang bersimbol Ho dan “hipotesis alternatif” yang bersimbol
Ha.
Rumus yang digunakan dalam menguji hipotesis bergantung pengujian
normalitas distribusi data. Jika data yang terkumpul berdistribusi normal maka
rumus yang digunakan adalah rumus untuk statistik parametrik, sedangkan jika
data tidak berdistribusi normal maka rumus yang digunakan adalah rumus untuk
statistik nonparametrik. Rumus yang digunakan adalah rumus korelasi dan
regresi.
Untuk menjawab ketiga hipotesis yang telah dirumuskan, maka dilakukan
sederhana, uji statistik regresi ganda dan korelasi ganda. Mengenai penjelasan
masing-masing analisis data adalah sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai
keadaan peserta didik dilihat dari perolehan data numerik. Hal ini untuk
mengetahui secara kualitatif apakah ada pengaruh hal-hal tersebut terhadap
karakter peserta didik. Deskripsi mengenai penggunaan internet sebagai media
pembelajaran dengan intensitas dan aktivitas edukatif serta deskripsi mengenai
kreativitas peserta didik diperoleh melalui kuesioner skala SSHA (Survey of Study
Habits and Attitudes) dari Brown dan Holtzman. Pada kesimpulannya analisis
data dikorelasikan, sehingga akan di dapat data deksripsi korelasi antara X dan Y.
2. Analisis Korelasi
Untuk mengetahui hubungan antar variabel X dan Y digunakan analisis
korelasi yakni Person Product Moment (PPM). Korelasi PPM dilambangkan (r)
dengan ketentuan nilai r = 1 artinya korelasi negatif sempurna. r = 0 artinya tidak
ada korelasi, dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Arti harga r akan
dibandingkan dengan tabel interprestasi nilai r sebagai berikut:
Tabel 3.11
Interprestasi terhadap Koefisien Korelasi
Nilai interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199
Rumus korelasi Product Moment dari Pearson (Singarimbun dan Effendi,
1989:137) sebagai berikut:
r =
Keterangan :
= Koefisien korelasi antara gejala x dan gejala y
x = Variabel bebas x = Variabel terikat n = Jumlah responden
Selanjutnya hasil nilai r yang diperoleh harus diuji keberartiannya.
Sudjana (1986:377), jika t-hitung > t-tabel, maka nilai r dianggap berarti.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan maka dihasilkan
beberapa temuan penelitian sebagai berikut:
1. Diklat KTSP di Kecamatan Sumedang Selatan dapat berkategori baik, terlihat
dari indikator tujuan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, muatan
kurikulum, dan pengembangan silabus dan RPP pada umumnya dapat
direalisasikan dengan baik.
2. Kompensasi yang diberikan kepada guru SMPN di Kecamatan Sumedang
Selatan berkategori baik. Hal ini berarti bahwa kompensasi yang diterima
guru dalam bentuk finansial (gaji, tunjangan, tabungan pensiun, bonus, dan
insentif) maupun non finansial (penghargaan, pujian, rekan kerja, jenjang
karir, peran kepala sekolah, kebijakan sekolah, dan iklim kerja) sudah
berjalan sesuai dengan harapan/keinginan guru.
3. Kinerja mengajar guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan berkategori
baik, terlihat dari indikator merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran dan evaluasi pembelajaran yang ditetapkan peneliti. Hal ini
berarti guru dalam pelaksaannya sudah memahami dan dapat merealisasikan
diselenggarakan dengan baik dan memenuhi komponen-komponen akan
memberikan kontribusi kinerja mengajar guru yang baik di sekolah..
5. Kompensasi berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Semakin baik
kompensasi yang diterima/dirasakan guru maka semakin baik kinerja
mengajar guru yang ditunjukkan di sekolah. Kompensasi yang diterima guru
dalam bentuk finansial dan non finansial merupakan faktor pendukung
peningkatan kinerja guru.
6. Diklat KTSP dan kompensasi berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru.
Ini mengindikasikan kedua faktor tersebut memiliki kontribusi yang berarti
terhadap peningkatan kinerja mengajar guru SMPN di Kecamatan Sumedang
Selatan. Namun Diklat KTSP dan kompensasi bukanlah satu-satunya faktor
yang mendorong peningkatan kinerja mengajar. Masih ada faktor lain yang
bepengaruh terhadap tinggi rendahnya kinerja mengajar guru, seperti :
motivasi, kepemimpinan kepala sekolah, iklim organisasi sekolah,
kemampuan guru, latar belakang pendidikan, dan lain sebagainya.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti bermaksud untuk mengajukan
saran kepada beberapa pihak, diataranya :
1. Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang
Perlu dipahamai bahwa hasil Diklat KTSP belum sepenuhnya
pengembangan diri dalam profesi harus menjadi perhatian pula.
2. Kepala Sekolah SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan
Kepala sekolah hendaknya memberikan kemudahan kepada guru dalam
meningkatkan kemampuan, memberikan tugas yang sesuai dengan
kemampuan guru, dan memfasilitasi kebutuhan guru. Kompensasi dalam
bentuk finansial yang masih harus ditingkatkan efektifitasnya oleh kepala
sekolah adalah dalam bentuk pemberian tunjangan sampingan kepada guru di
luar tugas mengajar.
Kaitannya dengan kinerja mengajar, kepala sekolah hendaknya melakukan
pembinaan kepada guru yang memprioritaskan pada peningkatan kemampuan
guru dalam evaluasi pembelajaran.
3. Guru SMPN di Kecamatan Sumedang Selatan
Guru dalam keikutsertaannya pada Diklat KTSP hendaknya dapat
berpartisipasi secara aktif sebagai bentuk pengembangan diri dan lebih
meningkatkan pemahamanya terhadap muatan kurikulum KTSP. Kaitannya
dengan kinerja mengajar, guru hendaknya lebih meningkatkan kemampuan
DAFTAR PUSTAKA
Alan, Thomas, J, (1971). The Productive School; A System Analysis Approach to.
Educational Administration. New York : John Willey & Son
Alan Cowling & Philip James. (1996) .The Essence of Personnel
Management and Industrial Relations(terj. Xavier Quentin
Pranata). Yogyakarta: ANDI
Alawiyah. (2009). Pengaruh Pemberian Kompensasi Terhadap Kinerja Mengajar
Guru Honorer Di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Cikajang Garut.
Skripsi.UPI
Alma, Buchary (1998). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: CV. Alfabeta
Anwar Prabu Mangkunegra.(2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Rosda Karya
Bowen, H.R. (1981). The Costs of Higher Education. San Francisco. CA: Jossey-Bass. Publishers
Cascio,W.F.(1995). Managing Human Resource Productivity, Quality of Work
life, Profit. USA: Mc.Graw Hill Companies Inc.
Castetter, William B. (1996). The Human Resource Function Educational.
Administration. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Coombs, P. H. (1968). The World Educational Crisis: A Systematic Analysis. New. York: Oxford University Pres
Darma, Agus. (1996). Perilaku dalam Organisasi (terjemah). Jakarta:Erlangga
Drucker, P. (1997). People and Performance. London: Heihmahn
Fakry Gaffar. (1994). Performance Based Teacher Educational: Suatu. Alternatif
dalam Pembaharuan Guru. Bandung : IKIP Bandung
Fattah, N. (2000). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Andira
Flippo, Edwin B. (1988). Principle of Personnel Management. New York: Mc. Graw-Hill Book Compay.
_____________.(2005). Manajemen Personalia Jakarta: Grafindo
Handoko,Hani (1994). Manajemen Personalia dan Manajemen SDM. Yogyakarta : BPFE- Yogyakarta
Hasibuan, M.S.P. (2003). Organisasi dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara
Husein Umar, (2004). Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Gramedia
James Phillips dan Alan Cowling. (1996). Manajemen Sumber Daya Manusia,. Jakarta: Erlangga
Jay R. Schuster and Patricia K. Zingheim. ( 1986). Sales Compensation Strategies
At The Most Successful Companies. Personnel Journal, pages 112-116.
John Schacter. (2001). Teacher Performance-Based Accountability: Why, What
and How. Santa Monica: Milken Family Foundation
Kasmianto. 1997. Studi tentang Pengelolaan Guru Honor Daerah di. Kabupaten
Indragiri Hulu. Disertasi. Bandung: IKIP Bandung
Makmun, Abin Syamsuddin. (1986). Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja. Rosda Kary
Mali,Paul. (1978). Improving Total Productivity. New York: John Wiley & Sons
McClelland, D.C. (1976). Human Motivation. New York: Cambridge University. Press
Mulyasa E. (2011). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
Mustari, Lomri, (2002). Pengaruh Kompensasi terhadap Produktivitas Kerja
Guru. Tesis. Bandung : Program Pascasarjana UPI
Niazi, Sattar Niazi. (2011). Training and Development Strategy and Its Role in
Organizational Performance. Journal of Public Administration and
Governance Vol 1, No 2.
Raju, Rama. (2011). Does Precise Portfolio Construction of Compensation
Generate Organisational Excellence?-An Empirical Study in Rashtriya Ispat Nigam Limited, Visakhapatnam, Andhra Pradesh (India). International
Journal of Human Resource Studies. Vol 1, No 1.
Sattar, Tehmina. (2012). Determinants and Implications of Weak Teachers
Performance in Education Sector: A Case of Affiliated Schools from Board of Intermediate and Secondary Education, Multan Division (Pakistan).
International Journal of Accounting and Financial Reporting. Vol 2, No 1.
Sutjipto & Mukti, Basori. (1992) Administrasi Pendidikan. Jakarta : Depdikbud.
Syaodih (1992). Pengembangan Kurikulum . Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Notoatmodjo,Soekidjo. (1999). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta
__________________.(2003). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional
Peratuaran Pemerintah Republik Indonesia No. 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil
Rusli Syarif. (1991). Produktivitas. Jakarta: Depdikbud
Sanusi. (1995). Profesionalisasi dalam Pengelolaan Pendidikan Nasional.
Jakarta : Depdikbud
Simamora, Henry. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : STIE. YKPN
Schuler, Randall S. (1987). Personnel and Human Resources Management: Third. Edition. New York: West Publishing Company
Siagian, Sondang P. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Subagyo,P. (1995). Manajemen Kepegawaian. Jakarta:Ghalia Indonesia
Sudirwo, Daeng. (2002). Kurikulum Dan Pembelajaran Dalam Rangka Otonomi
Daerah. Bandung: CV Adira
Suhartini. (2005). Keadilan Dalam Pemberian Kompensasi. Siasat Bisnis. Vol. 4. p.103-114
Susilawati. (2011). Pengaruh Kegiatan Pelatihan Guru Terhadap Kinerja
Mengajar Guru Di Sekolah Menengah Atas Kecamatan Taragong Kidul Garut. Skripsi.UPI
Sutermeister, Robert A. (1976). People and Productivity. New York: McGraw-Hill
V. Vathanophas and Jintawee, T. (2007). Competency Requirements for Effective
Job Performance in The Thai Public Sector. Contemporary Managemen
Research. Vol. 3 No. 1 March 2007.
Werther, William B. dan Keith Davis. (1996). Human Resource and Personnel.
RIWAYAT HIDUP
Henni Ratna Juwita , adalah anak ke satu dari dua
bersaudara, lahir di Kota Bandung, pada 15 November
1981 dari pasangan Asep Supriatna dan Ibu Ratna Komala.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di kota Sumedang
pada SDN Sukasirna II tahun 1994, pendidikan menengah diselesaikannya di
SMPN 2 Sumedang tahun 1997 dan SMUN I Cimalaka pada tahun 2000 Setelah
menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah, melanjutkan studi pada pada
Universitas Pendidikan Indonesia dengan jurusan Pendidikan Seni Drama Tari
dan Musik dan selesai pada tahun 2005. Pada tahun 2005 menjadi tenaga honorer
pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sumedang, Tahun 2007
menjadi protokoler SETDA Kabupaten Sumedang. Tahun 2010 diangkat menjadi