• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR PKn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR PKn"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR PKn

ARTIKEL OLEH:

NI MADE KARTANI 0914041041

JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

(2)

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR PKn

Oleh: Ni Made Kartani.

Sukadi.

I Gusti Ketut Arya Sunu.

Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan e-mail: nimadekartani@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar PKn siswa di SMK PGRI 1 Singaraja. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan rancangan the post test-only control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMK PGRI 1 Singaraja tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah 163 siswa. Jumlah keseluruhan sampel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah 74 siswa. Melalui proses mencocokkan nilai raport PKn siswa antara kelas X Administrasi Perkantoran dan Kelas X Akuntansi, maka diperoleh masing-masing siswa memiliki pasangan dari nilai yang tertinggi adalah 86 dan nilai terendah adalah 73. Berdasarkan hasil tersebut dengan random kelas X Administrasi Perkantoran terpilih sebagai kelas eksperimen dengan penerapan strategi pembelajaran Group Investigation (GI) dan kelas X Akuntansi sebagai kelas kontrol dengan penerapan strategi pembelajaran konvesional. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar PKn siswa. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji-t pada taraf signifikansi 5%. Rata-rata hasil belajar yang diperoleh untuk kelas eksprimen 34,648, sedangkan untuk kelas kontrol 31.838. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) yang signifikan terhadap hasil belajar PKn siswa di SMK PGRI 1 Singaraja.

kata kunci : Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI), Hasil Belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

(3)

ABSTRACT

This study aimed to explain the effect of using Group Investigation (GI) of cooperative learning strategy towards students’ Civics learning outcome at SMK PGRI 1 Singaraja. This study was a quasi experimental study with post test-only control group design. The population of this study was all of the students of grade X at SMK PGRI 1 Singaraja in the academic year of 2012/2013 which consist of 163 students. The sample that was involved in the data analysis of this study was 74 students. By comparing the Civics score in the students’ rapport between the ten grade students of Administration and Accounting class, it was found that the highest score was 86 and the lowest score was 73. Through the process of random sampling, students of Administration class were chosen as the experimental group that were taught by Group Investigation (GI) teaching strategy while the students of Accounting class were chosen as the control group that were taught by using conventional teaching strategy. The data of this study was students’ learning outcome in Civics. Hypothesis testing was done through t-test with significant level 0.05. The students’ learning outcome average score of experimental group was 34.648 while the average score of control group was 31.838. The result of this study showed that there is a significant effect of Group Investigation (GI) towards students’ Civics learning outcome at SMK PGRI 1 Singaraja.

Key words: Cooperative teaching strategy Group Investigation (GI), students’ Civics learning outcome

1. PENDAHULUAN

Pendidikan di sekolah tidak terlepas dari adanya proses pembelajaran dan interaksi guru dengan siswa. Pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik, yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Pelajaran PKn merupakan pelajaran penting dalam membelajarkan siswa untuk menjadi warga negara yang baik. Selain itu pembelajaran PKn dalam hal merumuskan tujuan PKn, landasan yang digunakan mengacu pada tujuan pendidikan nasional, bertujuan di setiap jenjang pendidikan, dan tahap perkembangan perserta didik, yang didasarkan pada nilai-nilai moral pancasila dalam kehidupan sehari-hari serta dapat dijadikan sebagai bekal untuk mengikuti studi lanjut (Depdikbud, 1994:7). Namun dalam hal ini pelajaran PKn sering dikatakan sebagai pelajaran yang membosankan dan tidak menarik. Asumsi tersebut timbul karena pada dasarnya sekolah-sekolah belum menjelaskan secara nyata mengenai apa tujuan, visi, misi mata pelajaran PKn, yang berakibat pada rendahnya minat siswa untuk belajar PKn.

(4)

Dalam dunia pendidikan salah satu masalah yang sering dihadapi adalah penerapan strategi pembelajaran yang tidak sesuai dengan kondisi lingkungan, terutama dalam penyampaian materi yang sering digunakan yaitu strategi pembelajaran ceramah yang diterapkan oleh guru. Proses pembelajaran PKn selama ini, guru menerapkan pendekatan klasikal dan strategi ceramah menjadi pilihan utama dalam pembelajaran. Dominasi strategi ceramah dalam pembelajaran PKn cenderung berorintasi pada materi yang tercantum dalam kurikulum dan buku teks, serta jarang mengkaitkan materi yang dibahas dengan masalah– masalah nyata yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat guru menjelaskan materi, siswa masih diam serta mendengarkan apa yang telah dijelaskan guru dan siswa kebanyakan bercanda tidak fokus dengan pelajaran sehingga siswa menjadi tidak aktif. Selain itu sejak dulu guru dalam usaha menularkan pengetahuannya, ialah secara lisan atau ceramah. Cara ini kadang-kadang membosankan, maka dalam pelaksanaanya memerlukan keterampilan tertentu, agar gaya penyajiannya tidak membosankan dan dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran di kelas (Roestiyah, 2001:136).

Dalam proses pembelajaran diperlukan suatu strategi pembelajaran yang bersifat inovatif yang dapat meningkatkan kemampuan siswa, baik secara aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Strategi pembelajaran mencakup penggunaan pendekatan, metode dan teknik, bentuk, media, sumber belajar pengelompokan perserta didik dan antara peserta didik dengan lingkungannya, serta upaya pengukuran terhadap proses, hasil atau dampak kegiatan pembelajaran (Sudjana, 2005:6). Dalam hal ini, diperlukan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Memahami kondisi tersebut, perlu adanya sebuah strategi pembelajaran yang lebih efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan yaitu adanya diskusi kelompok (cooperative learning). Cooperative learning salah satu strategi pembelajaran yang melibatkan peran siswa adalah strategi pembelajaran kooperatif. Kooperatif memiliki arti dan makna berkerjasama dalam mencapai tujuan bersama (Hasan, 1996:50).

Strategi pembelajaran kooperatif lebih menitikberatkan pada proses belajar pada kelompok dan bukan mengerjakan sesuatu bersama kelompok. Proses belajar dalam kelompok akan membantu siswa menemukan dan membangunkan sendiri pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang tidak dapat ditemui pada strategi pembelajaran

(5)

konvensional. Dengan pembelajaran kooperatif peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep–konsep yang sulit apabila mereka dapat mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya. Sehingga adanya peran guru tidak merupakan satu-satunya sebagai narasumber pembelajaran, tetapi sebagai mediator, fasilitator, dinamisitator dan manajer pembelajaran yang memungkinkan siswa berkerjasama untuk memaksimalkan proses belajar siswa dalam kelompok (Hasan, 1990:52). Dalam pembelajaran kooperatif salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah strategi pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Strategi pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation(GI) yaitu suatu strategi pelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan sendiri materi yang dipelajari. Jadi tugas guru lebih banyak mengatur strategi membantu menghubungkan pengetahuan lama dan baru sebagai fasilitator bukan memberikan informasi.

Menurut Mafune (dalam Rusman, 2010:239) menyatakan bahwa :

Di dalam implementasinya pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) setiap kelompok presentasi atau hasil invertigasi mereka di depan kelas. Tugas kelompok lain ketika suatu kelompok presentasi di depan kelas adalah melakukan evaluasi sajian kelompok. strategi pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat dipakai guru untuk mengembangkan kreativitas siswa baik secara perorangan maupun kelompok. Strategi pembelajaran kooperatif dirancang untuk membantu terjadinya pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran dan berorientasi menuju pembentukkan manusia sosial. Dengan adanya konsep di atas, maka hasil pembelajaran yang diharapkan lebih bermakna bagi siswa, dalam kemampuan berkomunikasi yang baik maupun dalam keterampilan poses belajar, sehingga proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan dari pada hasil (Depdikas, 2002:10). Berdasarkan permasalahan di atas, maka sebagai seorang pendidik (guru) perlu mengadakan perbaikan-perbaikan yang berorientasi pada proses belajar mengajar menuju arah yang lebih baik, dengan menggunakan strategi yang lebih tepat agar terciptanya sebuah pembelajaran yang aktif, kreatif dan efektif serta menyenangkan (PAKEM). Salah satu strategi yang bisa digunakan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi tersebut yaitu dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran PKn, perlu diadakannya penelitian eksperimen untuk membuktikan, bahwa dengan adanya

(6)

pengaruh penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa di SMK PGRI 1 Singaraja.

Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar PKn siswa di SMK PGRI 1 Singaraja.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimental yang bertujuan untuk menguji hipotesis tentang adanya hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel tampa melakukan randominasi terhadap subyek (Bawa, 1997). Rancangan penelitian ini menggunakan “Post Test Only Control Group Desain’’. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X di SMK PGRI 1 Singaraja tahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah 163 siswa. Siswa kelas X di SMK PGRI 1 Singaraja tahun ajaran 2012/2013 terdiri dari 4 kelas yang masing-masing kelas sudah sesuai dengan program keahlian yang telah ditetapkan, baik berupa kelas X Administrasi Perkantoran (AP), Usaha Jasa Pariwisata (UPW), Akuntansi dan Tata Niaga (TN). Sampel dalam penelitian ini diambil dengan pertimbangan kelas X UPW (Usaha Jasa Pariwisata) tidak diikutsertakan sebagai sampel karena merupakan kelas unggulan. Selain itu untuk kelas X Tata Niaga juga tidak diikutsertakan sebagai sampel dalam penelitian ini karena kelas tersebut merupakan kelas yang sering bermasalah serta memilki potensi yang rendah dalam mengikuti pembelajaran di kelas, sehingga berdasarkan pertimbangan dari guru yang mengajar di kelas X, maka kelas X Tata Niaga tidak diikutsertakan sebagai sampel dalam penelitian demi proses kelancaran penelitian yang dilakukan.

Dari 2 kelas yang terpilih sebagai sampel penelitian yaitu kelas X Akuntansi dan kelas X Administrasi Perkantoran dilakukan pengundian, untuk menentukan kelas yang digunakan sebagai kelas eksperimen dan sebagai kelas kontrol. Siswa kelas X Akuntansi dan kelas X Administrasi Perkantoran masing-masing memiliki jumlah 37 siswa. Selanjutnya dilakukan proses menjodohkan nilai raport PKn antara kelas X Administrasi Perkantoran dengan Kelas X Akuntansi pada semester sebelumnya. Pada saat proses mencocokkan nilai raport antara kedua kelas tersebut dilakukan, maka diperoleh masing-masing siswa memiliki pasangan dari nilai

(7)

yang tertinggi adalah 86 dan nilai terendah adalah 73. Dari hasil mencocokkan nilai raport pada semester sebelumnya antara kelas X Administrasi Perkantoran dengan Kelas X Akuntansi, maka diperoleh kesimpulan bahwa kelas X Administrasi Perkantoran sebagai kelas eksperimen dengan menerapkan strategi pembelajaran Group Investigation (GI) dan kelas X Akuntansi sebagai kelas kontrol menerapkan strategi pembelajaran konvesional.

Adapun objek yang dikaji dalam penelitian ini yaitu: (1) penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dibandingkan dengan penerapan strategi pembelajaran konvensional; dan (2) hasil belajar PKn siswa. Pengumpulan data pada hasil belajar PKn siswa menggunakan tes hasil belajar. Data tes hasil belajar dianalisis dengan metode kuantitatif deskriptif dan uji-t, untuk mengetahui pengaruh hasil belajar Pkn siswa dalam penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada kelas eksperimen dan penerapan strategi pembelajaran konvensional pada kelas kontrol di SMK PGRI 1 Singaraja.

3. HASIL PENELITIAN

Dengan diterapkannya strategi pembelajaran pada masing-masing kelas yang telah ditentukan, maka data tentang hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) siswa diperoleh melalui post test untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil analisis terhadap data tentang hasil belajar PKn siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol seperti tercantum pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Rangkuman Analisis Hasil Belajar PKn Siswa

No Variabel

Post Test

Kelompok Eksperimen (AP) Kelompok Kontrol (AK)

1. N 37 37

2. 𝑋 34,648 31,838

3. SD 2.518 1.190

(8)

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa untuk rata-rata skor hasil belajar PKn siswa kelompok eksperimen yang menggunakan penerapan strategi pembelajaran Group Investigation (GI) lebih tinggi daripada rata-rata skor hasil belajar PKn siswa kelompok kontrol yang menggunakan penerapan strategi pembelajaran konvensional. Adapun kualifikasi skor hasil belajar PKn siswa kelas X Administrasi Perkantoran dan Kelas X Akuntansi yang dapat disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Kualifikasi Skor Hasil Belajar PKn Siswa

No Rentang Skor Hasil

Belajar PKn Kualifikasi Pembelajaran Konvensional Group Investigation (GI) Fo Persentase (%) Fo Persentase (%) 1. 33,75 ≤ X ≤ 44 Sangat baik 2 5,40% 22 59,45% 2. 28,25 ≤ X < 33,75 Baik 35 94,95% 15 40,54% 3. 21,75 ≤ X < 28,25 Cukup 0 0% 0 0% 4. 15,25 ≤ X < 21,75 Rendah 0 0% 0 0% 5. 0 ≤ X < 15,25 Sangat rendah 0 0% 0 0% Jumlah 37 37

Keterangan : fo = Frekuensi observasi

Berdasarkan skor hasil belajar PKn tersebut terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang menggunakan strategi pembelajaran Group Investigation (GI) dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Strategi pembelajaran Group Investigation (GI), dapat memberikan pengaruh yang relatif baik terhadap hasil belajar PKn siswa. Dilihat dari analisis skor hasil belajar PKn siswa, menunjukkan bahwa rata-rata skor hasil belajar PKn yakni untuk kelompok siswa yang belajar menggunakan strategi pembelajaran Group Investigation (GI) adalah 34,65 dan 31,84 untuk kelompok siswa yang belajar dengan strategi pembelajaran konvensional. Rata-rata hasil belajar PKn siswa yang belajar menggunakan strategi pembelajaran Group Investigation (GI) berkualifikasi sangat baik dan rata-rata strategi pembelajaran konvensional berkualifikasi baik. Berdasarkan hasil tersebut, terlihat bahwa

(9)

profil hasil belajar PKn siswa yang menggunakan strategi pembelajaran Group Investigation (GI) lebih baik, daripada profil hasil belajar siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan Uji-t pada taraf signifikansi 5%. diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 3,12 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,98. Karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga disimpulkan bahwa ada pengaruh penerapan strategi

pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) yang signifikan terhadap hasil belajar PKn siswa kelas X di SMK PGRI 1 Singaraja.

4. PEMBAHASAN

Secara umum hasil penelitian dapat dideskripsikan berdasarkan hasil uji hipotesis, bahwa terdapat pengaruh hasil belajar PKn siswa antara yang menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dengan siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Hasil analisis terhadap nilai belajar PKn siswa, menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar PKn siswa pada kelompok siswa yang belajar menggunakan penerapan strategi pembelajaran Group Investigation (GI) adalah 34,65 sedangkan 31,84 untuk kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan penerapan strategi pembelajaran konvensional. Adanya peningkatan terhadap hasil belajar tersebut disebabkan oleh beberapa hal yang menjadi kelebihan dalam strategi pembelajaran Goup Investigation (GI), yang tidak ada dalam strategi pembelajaran konvensional. Kelebihan tersebut terjadi karena peningkatan hasil belajar terjadi tidak tergantung pada usia siswa, mata pelajaran, dan aktivitas belajar, pada saat berdiskusi fungsi ingatan dari siswa menjadi lebih aktif, lebih bersemangat dan berani mengemukakan pendapat. Pembelajaran kooperatif juga dapat meningkatkan kerja keras siswa, lebih giat dan lebih termotivasi, serta membantu siswa mengaktifkan kemampuan latar belakang mereka belajar dari pengetahuan latar belakang teman sekolah mereka (Sudarsono, 2001: 126). Strategi pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) memungkinkan siswa untuk bekerjasama secara aktif dengan sesama siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang berstruktur serta berdiskusi untuk membagi hasil dan informasi kepada kelompok lain sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.

(10)

Dalam pembelajaran di kelas dengan menggunakan strategi pembelajaran Group Investigation (GI) siswa terlihat antusias terutama dalam hal berkerjasama untuk menginvestigasi permasalahanyang diberikan guru. Selama proses diskusi di kelas siswa juga aktif bertanya kepada guru apabila ada hal yang kurang dipahami terkait dengan permasalahan yang mereka pecahkan. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe group Investigation (GI) dapat melatih siswa untuk belajar memecahkan masalah, melalui kelompok-kelompok dalam bentuk kegiatan dan interaksi pembelajaran. Selain itu juga memungkinkan siswa aktif mengembangkan sikap, nilai, moral dan keterampilan yang ada pada dirinya (Rioseptiadi, 2008). Hal tersebut sesuai dengan tujuan pembelajaran PKn yang menuntut para siswa untuk dapat hidup berguna dan bermakna bagi negara dan bangsanya, serta mampu mengantisipasi perubahan masa depannya yang sesuai dengan visi dan misi pendidikan nasional.

Strategi pembelajaran Group Investigation (GI) memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mengembangkan potensi melalui suatu aktivitas untuk mencari, memecahkan dan menemukan sesuatu. Selama pembelajaran di kelas siswa didorong bertindak aktif mencari jawaban atas masalah, keadaan yang dihadapi menarik siswa untuk berpikir logis, kritis dan sistematis, terutama dalam proses investigasi terhadap permasalahan yang mereka dapatkan, banyak siswa yang aktif menyampaikan solusi pemecahan masalah yang bersifat positif sehingga memotivasi siswa dalam kelompok lain untuk lebih aktif dan kreatif dalam memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Hal tersebut menyebabkan siswa lebih bersemangat mengikuti pembelajaran karena dapat belajar menginvestigasi permasalahan serta dapat bertukar pikiran dalam memecahkan suatu masalah. Ini berarti bahwa, strategi pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) memberikan kontribusi tinggi dalam meningkatkan hasil belajar PKn siswa, seperti yang dikemukakan Sukadi (2010:3) bahwa tahapan-tahapan atau indikator efektif penerapan strategi kooperatif tipe Group Investigation (GI) yang terdiri dari : 1) menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa; 2) belajar mandiri dengan teks atau modul; 3) pembentukan kelompok dan memilih topik atau masalah untuk inkuiri; 4) perencanaan investigasi; 5) prosedur investigasi kelompok; 6) analisis, evaluasi, pelaporan; 7) presentasi hasil investigasi kelompok dan penilaian; 8) pemberian penghargaan. Adanya indikator tersebut sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang lebih

(11)

banyak mengarah pada aktivitas belajar siswa dalam memenuhi kepentingan pencapaian proses dan hasil belajar.

Selama strategi pembelajaran konvensional berlangsung, antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran cukup baik dilihat dari persiapan siswa saat memulai pelajaran. Siswa mempersiapkan bahan ajar serta beberapa permasalahan yang mereka telah siapkan di rumah untuk didiskusikan di sekolah. Namun ketika guru mengajar dengan menggunakan strategi ceramah siswa terlihat kurang memperhatikan penjelasan guru, siswa terlihat bosan, cepat mengantuk, serta kurang aktif baik dalam bertanya maupun menyampaikan pendapat.

Situasi belajar konvensional di atas hanya menyesuaikan dengan keinginan guru pada saat membelajarkan siswa, sehingga siswa cenderung pasif. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana (2005:146) bahwa pembelajaran konvensional memiliki kelemahan yaitu seperti halnya perserta didik terhalang untuk merespon secara langsung pada saat-saat pokok-pokok informasi disampaikan, waktu yang digunakan mungkin tidak cukup terutama apabila peserta didik sangat aktif dalam kegiatan melalui teknik- teknik lainnya dan pendidik harus menguasai pokok-pokok informasi dan sumber-sumber lain serta terlatih dalam menyampaikan materi dan upaya motivasi. Sehingga penekanan aktivitas belajar lebih banyak pada buku teks dan kemampuan mengungkapkan kembali isi buku teks tersebut. Jadi pembelajaran konvensional kurang menekankan pada pemberian keterampilan proses (hand-on-activities) (Sugiarta, 2012:39).

Dilihat dari perbedaan hasil penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) lebih aktif dibandingkan, dengan pembelajaranstrategi pembelajaran konvensional. Strategi pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) menyediakan peluang yang luas dalam memecahkan suatu permasalahan, terutama proses investigasi (penyelidikan) yang dilakukan oleh siswa dalam upaya mengikuti pembelajaran di kelas. Strategi pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) memungkinkan siswa untuk bekerjasama secara aktif dengan sesama siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang berstruktur serta berdiskusi untuk membagi hasil dan informasi kepada kelompok lain, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan (Miyasa, 2011:22). Sedangkan dalam strategi pembelajaran konvensional proses pembelajaran yang

(12)

dilakukan sebagaimana umumnya guru mengajarkan materi kepada siswanya, di mana dalam hal ini siswa lebih banyak sebagai menerima (Roestiyah, 2001:136).

Berdasarkan perbedaan hasil penelitian antara penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dengan penerapan strategi pembelajaran konvensional, memberikan implikasi bahwa penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat diterapkan dalam pembelajaran PKn, sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Keberhasilan ini didukung oleh teori yang diterapkan oleh Sudrajat (dalam Sudiantara, 2012:98) yang menyatakan bahwa strategi pembelajaran kooperatif tipe Group investigation (GI) merupakan salah satu bentuk stategi pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan mulai dari perencanaan, penentuan topik hingga cara investigasi masalah.

Walaupun dalam penelitian ini menunjukkan penerapan strategi pembelajaran Group Investigation (GI) berpengaruh pada hasil belajar siswa, tetapi dalam pelaksanaan penelitian ini masih banyak ditemukan keterbatasan yaitu, berupa desain eksperimen semu, jumlah sampel yang terbatas, hasil belajar PKn siswa berdistribusi tidak normal dan tidak homogen. Terlepas dari kelemahan-kelemahan tersebut, penerapan strategi pembelajaran Group Investigation (GI) dalam pembelajaran PKn siswa telah mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan hasil belajar PKn siswa. Oleh karena itu, diharapkan strategi pembelajaran Group Investigation (GI) dapat menjadi pembelajaran yang bersifat PAKEM dalam upaya meningkatkan hasil belajar PKn siswa.

5. PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: terdapat pengaruh strategi pembelajaran terhadap hasil belajar PKn siswa antara kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran Group Investigation (GI) dan kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Skor rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan strategi Group Investigation (GI) lebih tinggi

(13)

daripada kelompok siswa yang menggunakan strategi pembelajaran konvensional. Pada kelompok Group Investigation (GI) rata-rata yang diperoleh adalah 34,65 dan pada kelompok konvensional adalah 31,84. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan dalam penerapan strategi pembelajaran Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar PKn siswa di SMK PGRI 1 Singaraja.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti melalui tulisan ini mengajukan beberapa saran sebagai berikut: (1) para guru diharapkan dapat menerapkan strategi pembelajaran Group Investigation (GI) sebagai salah satu strategi pembelajaran alternatif dalam pembelajaran PKn, untuk meningkatkan hasil belajar siswa. (2) perlu diadakan penelitian yang lebih lanjut dengan subyek yang lebih banyak dan materi yang lebih luas untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang pengaruh penerapan strategi pembelajaran Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar PKn siswa.

DAFTAR RUJUKAN

Bawa, W. 1997. Dasar-Dasar Metodelogi Penelitian. Program Pendidikan Biologi STKIP

Depdikbud. 1994. Panduan Mengajar Pendidikan Moral Pancasila Dan Kewarganegaraan. Jakarta.

Depdiknas. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan Kurikulum Dan Silabus Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Depdiknas.

Hasan, H. 1996. Pendidikan Ilmu Sosial (Buku I). Jurusan Sejarah. Bandung: FIPS IKIP Bandung.

Hasan, M Z. 1990. “Karakteristik Penelitian Kualitatif”. Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3

(14)

Miyasa, W. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Berbantuan Media Gambar Untuk Meningkatkan Efektifitas Proses Pembelajaran Dalam Mata Pelajaran PKn Pada Siswa Kelas X 1 SMA Negeri 1 Sukasada Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Rioseptiadi. 2008. Upaya Peningkatan Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran PKn Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw. (Online) (http://one.indoskripsi.com, diakses 9 Februari 2013).

Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Rusman. 2010. Model Model Pembelajaran. Bandung: Rajawali.

Sudarsono. 2001. Apikasi Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Pusat Antar Universitas Untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Dirjen Dikti Depdiknas.

Sudiantara, K. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SD Kelas V Semester I Di Desa Jungutan Kecamatan Bebandem Kabupaten Karangasem Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Sudjana, N. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sugiarta, K. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered

Heads Together Terhadap Pemahaman Konsep Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 7 Singaraja Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi (tidak diterbitkan). Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Sukadi. 2010. Model-Model Pembelajaran Aktif Di Sekolah. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Gambar

Tabel 3.1 Rangkuman  Analisis Hasil Belajar PKn Siswa
Tabel 3.2   Kualifikasi Skor Hasil Belajar  PKn Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai contoh, jika suatu perusahaan pelayaran memiliki 3.000 TEUs untuk salah satu rutenya, maka dapat dilihat yang paling efisien pada rute tersebut dengan jumlah

Kulit kering atau xerosis adalah kelainan kulit terjadi akibat modifikasi lipid dan hidrasi yang terganggu pada sawar stratum korneum.. Perubahan struktur lipid pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek asam fumarat, natrium bikarbonat, atau interaksi keduanya yang dominan dalam menentukan sifat fisik granul effervescent ekstrak

Di samping itu ditunjukkan juga dalam simulasi ini pengaruh perubahan parameter serat optis dan sistem komunikasi optis terhadap besarnya daya sinyal FWM yang dibangkitkan..

Secara kumulatif volume impor yang melalui Pelabuhan Gorontalo Januari-Maret 2015 adalah sebesar 4.609,4 ton dengan kontribusi impor terbesar adalah kelompok bahan bakar

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 07/TAP/DPU/CK-06/POKJA/2015 tanggal 25 Mei 2015 tentang Penetapan Pemenang Lelang Paket Pekerjaan Pembangunan Gedung Kantor

campur kode adalah sebuah kode utama atau kode dasar yang digunakan memiliki fungsi dan otonomi, sedangkan kode yang lain yang terlibat dalam penggunaan bahasa tersebut hanyalah

Dengan adanya aplikasi ini bagi pemula yang menggemari bulu tangkis dapat mempelajari dengan baik dan benar, selain itu aplikasi ini juga memberikan informasi yang lengkap