• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN-KEPALA-RUANGAN.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN-KEPALA-RUANGAN.docx"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Perencanaan Kepala Ruangan Terhadap Motivasi Kerja Perawat Pelaksana

Pengaruh Perencanaan Kepala Ruangan Terhadap Motivasi Kerja Perawat Pelaksana

Di Ruang Inap Rumah Sakit Umum Sari

Di Ruang Inap Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan Tahun 2011

Mutiara Medan Tahun 2011

Janno Sinaga* Evans Suma Nainggolan** Janno Sinaga* Evans Suma Nainggolan**

Abstrak  Abstrak 

Kepala ruangan a

Kepala ruangan adalah seorang tenaga kdalah seorang tenaga keperawatan yang diberi tueperawatan yang diberi tugas dan wewenang gas dan wewenang dalam mengatur dalam mengatur dandan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan diruang rawat. Perencanaan kepala ruangan ini akan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan diruang rawat. Perencanaan kepala ruangan ini akan mempengaruhi motivasi kerja perawat pelaksananya. Motivasi merupakan keinginan yang terdapat dari diri mempengaruhi motivasi kerja perawat pelaksananya. Motivasi merupakan keinginan yang terdapat dari diri seseorang yang dapat merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan. Penelitian ini bertujuan untuk  seseorang yang dapat merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan. Penelitian ini bertujuan untuk  mengetahui pengaruh perencanaan kepala ruangan terhadap motivasi kerja perawat pelaksana di ruangan rawat mengetahui pengaruh perencanaan kepala ruangan terhadap motivasi kerja perawat pelaksana di ruangan rawat inap Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan tahun 2011. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan inap Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan tahun 2011. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan rancangan

rancangan cross sectional cross sectional . Populasi sebanyak 124 orang perawat pelaksana dengan metode. Populasi sebanyak 124 orang perawat pelaksana dengan metode  Accidental  Accidental  Sampling 

Sampling , sebanyak 38 orang perawat pelaksana menjadi responden, analisa data dengan menggunakan uji, sebanyak 38 orang perawat pelaksana menjadi responden, analisa data dengan menggunakan uji ChiChi Squere

Squere. . Hasil penelitian menunHasil penelitian menunjukkan perencanaan kjukkan perencanaan kepala ruangan 65,8% baepala ruangan 65,8% baik dan perawaik dan perawat yang memilikit yang memiliki motivasi baik sebanayak 65,8%. Hasil uji statistic menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara motivasi baik sebanayak 65,8%. Hasil uji statistic menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara  perencanaan kepala ruangan terhadap motivasi kerja perawat pelaksana di ruangan rawat inap

 perencanaan kepala ruangan terhadap motivasi kerja perawat pelaksana di ruangan rawat inap Rumah Sakit SariRumah Sakit Sari Mutiara Medan 2011 (

Mutiara Medan 2011 ( p  p valuevalue = 0,000). Saran kepada kepala ruangan lebih selalu membuat jadwal dan target= 0,000). Saran kepada kepala ruangan lebih selalu membuat jadwal dan target kinerja staf dalam perencanaan yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi kerja perawat pelaksana dan kinerja staf dalam perencanaan yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi kerja perawat pelaksana dan mutu pelayanan keperawatan.

mutu pelayanan keperawatan.

Kata Kunci : Perencanaan Kepala ruangan, Motivasi Perawat Pelaksana Kata Kunci : Perencanaan Kepala ruangan, Motivasi Perawat Pelaksana

PENDAHULUAN PENDAHULUAN Perencanaan (

Perencanaan ( planning  planning ) adalah langkah awal) adalah langkah awal sebelum

sebelum melakukan melakukan fungsi-fungsi fungsi-fungsi manajemenmanajemen yang lain. Pada tahapan ini perencanaan yang lain. Pada tahapan ini perencanaan menentukan sasaran yang ingin dicapai serta menentukan sasaran yang ingin dicapai serta tindakan yang harus dilakukan baik dalam bentuk  tindakan yang harus dilakukan baik dalam bentuk  organisasi maupun personal. Perencanaan tersebut organisasi maupun personal. Perencanaan tersebut menyangkut keputusan tentang apa yang akan menyangkut keputusan tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukan, kapan dilakukan, bagaimana melakukan, kapan melakukan, dan siapa yang akan melakukannya. melakukan, dan siapa yang akan melakukannya. Maka pada proses pembuatan perencanaan Maka pada proses pembuatan perencanaan dibutuhkan

dibutuhkan seorang seorang pemimpin. pemimpin. Peran Peran dan dan fungsifungsi  perencanaan

 perencanaan dalam dalam manajemen manajemen adalahadalah menentukan misi, visi, tujuan, kebijakan, prosedur, menentukan misi, visi, tujuan, kebijakan, prosedur, dan peraturan-peraturan dalam pelayanan, dan peraturan-peraturan dalam pelayanan, kemudian membuat perkiraan proyeksi jangka kemudian membuat perkiraan proyeksi jangka  pendek

 pendek dan dan jangka jangka panjang panjang serta serta menentukanmenentukan  jumlah

 jumlah biaya biaya dan dan mengatur mengatur adanya adanya perubahanperubahan  berencana (Gillies, 1994).

 berencana (Gillies, 1994).

Kepala ruangan di sebuah ruangan keperawatan, Kepala ruangan di sebuah ruangan keperawatan,  perlu

 perlu melakukan melakukan kegiatan kegiatan koordinasi koordinasi kegiatan kegiatan unitunit yang menjadi tanggung jawabnya dan melakukan yang menjadi tanggung jawabnya dan melakukan kegiatan evaluasi. Keberhasilan suatu rumah sakit kegiatan evaluasi. Keberhasilan suatu rumah sakit  bukan

 bukan hanya hanya di di lihat lihat dari dari keberhasilan keberhasilan seorangseorang kepala ruangan dalam memimpin ruangan, kepala ruangan dalam memimpin ruangan, melainkan juga peran seluruh perawat pelaksana. melainkan juga peran seluruh perawat pelaksana. Dalam melakukan tugasnya perawat harus Dalam melakukan tugasnya perawat harus dimotivasi untuk menambah semangat kerja.

dimotivasi untuk menambah semangat kerja.

Perencanaan sumber daya manusia diambil sebagai Perencanaan sumber daya manusia diambil sebagai  bagian

 bagian dari dari proses proses perencanaan perencanaan strategi.strategi. Perencanaan sumber daya manusia ini diperlukan Perencanaan sumber daya manusia ini diperlukan untuk menemukan bakat profesional yang untuk menemukan bakat profesional yang menonjol. Ini tidak cukup di tunjukan hanya pada menonjol. Ini tidak cukup di tunjukan hanya pada kegiatan perawatan seperti menejemen proses, kegiatan perawatan seperti menejemen proses, anggaran, objektif, penyusunan staf dll. Menejer  anggaran, objektif, penyusunan staf dll. Menejer  keperawatan memiliki dua peran yaitu menejer  keperawatan memiliki dua peran yaitu menejer  sumber daya manusia dan menejer kegiatan sumber daya manusia dan menejer kegiatan  perawatan.

(2)

staf departemen sumber daya manusia yang baik  dan menggunakanya.

Perencanaan sumber daya manusia memutuskan  bagaimana spectrum penuh dari sumber-sumber 

manusia akan mempengaruhi rencana operasional dan strategis. Jika sumber daya manusia tidak  mengatur perencanaan, perawat menejer  memutuskan kegiatan yang di ambi. Ini termasuk  menempatkan orang-orang baru dengan ketrampilan khusus atau melatih ketrampilan orang-orang yang senior. Di sini akan dinyatakan tujuan dari sumber daya manusia dalam  perencanaan.

Beberapa bentuk data yang harus di kumpulkan dan di analisa untuk tujuan perencanaan meliputi :Sensus rata-rata pasien setiap hari, Kapasitas tempat tidur dan presentase pekerjaan, Rata-rata lama di rawat, Jumlah kelahiran, Jumlah operasi, Kecenderungan dalam populasi pasien, Kecenderungan dalam teknologi dan Analisa lingkungan.

Adapun tanggung jawab kepala ruangan menurut Gillies (1994) adalah peran kepala ruangan harus lebih peka terhadap anggaran rumah sakit dan kualitas pelayanan keperawatan, bertanggung  jawab terhadap hasil dari pelayanan keperawatan yang berkwalitas, dan menghindari terjadinya kebosanan perawat serta menghindari kemungkinan terjadinya saling melempar kesalahan. Kepala ruangan disebuah ruangan keperawatan, perlu melakukan kegiatan koordinasi kegiatan unit yang menjadi tanggung jawabnya dan melakukan kegiatan evaluasi kegiatan penampilan kerja staf  dalam upaya mempertahankan kualitas pelayanan  pemberian asuhan keperawatan. Berbagai metode  pemberian asuhan keperawatan dapat dipilih disesuaikan dengan kondisi dan jumlah pasien, dan kategori pendidikan serta pengalaman staf di unit yang bersangkutan (Arwani, 2005).

Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000) sebagai berikut: (1) Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran, kebijaksanaan, dan peraturan  – 

 peraturan : membuat perencanaan jangka pendek  dan jangka panjang untuk mencapai visi, misi, dan tujuan, organisasi, menetapkan biaya – biaya untuk  setiap kegiatan serta merencanakan dan pengelola rencana perubahan. (2) Pengorganisasian: meliputi  pembentukan struktur untuk melaksanakan

 perencanaan, menetapkan metode pemberian asuhan keperawatan kepada pasien yang paling tepat, mengelompokkan kegiatan untuk mencapai tujuan unit serta melakukan peran dan fungsi dalam organisasi dan menggunakan power serta wewengan dengan tepat. (3) Ketenagaan:  pengaturan ketenagaan dimulai dari rekruetmen, interview, mencari, dan orientasi dari staf baru,  penjadwalan, pengembangan staf, dan sosialisasi staf. (4) Pengarahan : mencangkup tanggung jawab dalam mengelola sumber daya manusia seperti motivasi untuk semangat, manajemen konflik,  pendelegasian, komunikasi, dan memfasilitasi kolaborasi. (5) Pengawasan meliputi penampilan kerja, pengawasan umum, pengawasan etika aspek  legal, dan pengawasan professional. Seorang manajer dalam mengerjakan kelima fungsinya tersebut sehari  –  sehari akan bergerak dalam  berbagai bidang penjualan, pembelian, produksi,

keuangan, personalia dan lain – lain.

Perawat sebagai pelaksana secara langsung maupun tidak langsung memberikan asuhan keperawatan kepada pasien individu, keluarga, dan masyarakat. Peran perawat sebagai perawat pelaksana disebut Care Giver yaitu perawat menggunakan metode  pemecahan masalah dalam membantu pasien mengatasi masalah kesehatan. Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan secara langsung atau tidak langsung (Praptianingsi, 2006).

Motivasi Kerja adalah suatu kondisi yang  berpengaruh untuk membangkitkan, mengerahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja (Mangkunegara 2000;94).

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik yaitu menilai pengaruh manajemen keperawatan :  pengaruh perencanaan oleh kepala ruangan terhadap motivasi kerja perawat pelaksana di Ruangan Rawat Inap Rumah sakit umum Sari Mutiara Medan tahun 2011. Dalam prosesnya,  penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional  yaitu penelitian untuk mencari  pengaruh antara dua variabel atau lebih yang dilakukan sekaligus pada waktu bersamaan (Budiarto, 2005).

Penelitian ini di lakukan di setiap ruangan rawat inap Rumah Sakit Sari Mutiara Medan tahun 2011. Pengumpulan data ini di lakukan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Aptil 2011. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

(3)

 perawat pelaksana yang bertugas di setiap Ruang Rawat Inap RSU Sari Mutiara Medan tahun 2011 sebanyak 124 orang. Berdasarkan jumlah populasi  penelitian, maka teknik pengambilan sampel dalam  penelitian ini dilakukan dengan dengan accidental Sampling yaitu pengambilan sampel yang di lakukan hingga sampel perunit itu terpenuhi. Pengambilan sampel ini menggunakan rumus  Nursalam ( 2009 Jadi jumlah sampel yang di lakukan dalam penelitian ini adalah 38 orang. Tehnik pengambilan setiap unit dilakukan dengan acak sederhan dan menentukan criteria inclusi yaitu: (1) Pegawai yang bersedia menjadi responden; (2) Pegawai yang telah bekerja lebih dari satu tahun.

Analisis bivariant digunakan untuk menganalisa data karakteristik/ confounding responden sebagai variabel perancu dari pengaruh perencanaan kepala ruangan tentang sdm terhadap motivasi kerja  perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan tahun 2011 yaitu model kepemimpinan, tingkat pendidikan, pelatihan dan usia dengan menggunakan table distribusi frekuensi. Analisa bivariant unuk mengetahui  pengaruh kedua variabel independent dan dependen yaitu pengaruh antara perencanaan dengan motivasi kerja perawat pelaksana, maka dilakukan dengan uji statistic Chi-square pada alfa 0.05 dengan  bantuan computer. Syarat pengggunaan uji statistic chi-square adalah data penelitian kategori dengan skala ordinal dan nominal.

HASIL PENELITIAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 38 orang responden didapat bahwa karakteristiknya dapat dilihat pada tabel distribusi berikut ini

Tabel 1

Distribusi Karakteristik Umur, Pendidikan, Pengalaman di RSU Sari Mutiara Medan 2011

Uraian f % Umur : 22-26 tahun 27-31 tahun 22 16 57,9 42,1 Total 38 100 Pendidikan : D3 Keperawatan S1 Keperawatan 35 3 92,1 7,9 Total 38 100 Pengalaman : 1-5 tahun 5-10 tahun 16 22 42,1 57,9 Total 38 100 Tabel 2

Distribusi Perencanaan Kepala Ruangan di Ruangan Rawat Inap RSU Sari Mutiara Medan,

2011 No Perencanaan Kepala Ruangan f % 1 2 Baik  Kurang Baik  25 13 65,8 34,2 Total 38 100 Tabel 3

Distribusi Motivasi Kerja Perawat Pelaksana di RSU Sari Mutiara Medan 2011

No Motivasi Kerja Perawat Pelaksana F % 1 2 Baik  Kurang baik  25 13 65,8 34,2 Total 38 100 Tabel 4

Hasil Uji Statistik X2Perencanaan Kepala Ruangan Dengan Motivasi Kerja Perawat Pelaksana di RSU Sari Mutiara Medan Tahun

2011

 No Perencan aan Kepala Ruangan

Motivasi Kerja Perawat

Pelaksana N pV Baik Kurang  baik  F % F % F % ,001 1. Baik 20 52,6 5 13,2 25 65,8 2. Kurang Baik  5 13,2 8 21,1 13 34,2 Total 25 65,8 13 34,2 38 100 PEMBAHASAN

Perencanaan adalah fungsi administratif yang menempatkan beberapa resiko terhadap pembuatan keputusan dan pemecahan masalah. Ini memastikan  bahwa kemampuan hasil akan dapat diinginkan dan efektif dalam segi penggunaan manusia dan sumber  material serta produk produksi dan pelayanan. Perencanaan didalam keperawatan adalah  pengkajian kemampuan dan kelemahan dalam divisi-divisi keperawatan, mencakup faktor  – faktor  yang mempengaruhi pekerjaan dan kemundahan atau halangan dalam mencapai tujuan. Dalam keperawatan, perencanaan membantu untuk  menjamin bahwa klien atau pasien akan menerima  pelayanan keperawatan yang mereka inginkan

(Ernie & Kurniawan 2005).

Peran dan fungsi perencanaan dalam manajemen adalah menentukan misi, visi, tujuan, kebijakan,

(4)

 prosedur dan peraturan  –  peraturan dalam  pelayanan, kemudian membuat perkiraan proyeksi  jangka pendek dan jangka panjang serta menentukan jumlah biaya dan mengatur adanya  perubahan yang berencana (Gillies, 1994).

Dari hasil penelitian terhadap 38 orang responden didapatkan mayoritas perawat berusia 22-26 tahun atau sebanyak 22 orang. Menurut penelitian sebelumnya oleh Priyadi tahun 2009 di PT. Mandrian Klaten yang berkaitan dengan pengaruh usia terhadap motivasi kerja terhadap 50 orang responden. Hasil uji t yang diperoleh menunjukan usia berpengaruh terhadap motivasi kerja. Usia mayoritas diatas merupakan usia pertengahan dan  berada pada usia produktif. Dimana usia produktif 

tersebut seseorang mencapai kematangan jiwa dan tanggungjawab yang tinggi dan belum tampak ada kejenuhan dalam bekerja.

Mayoritas perawat berpengalaman kerja 6-10 tahun yaitu sebanyak 22 orang (57,9%). Berdasarkan  penelitian sebelumnya oleh Hartini tahun 2008 di PT. Palomo Citra Internasional Surakarta yang  berkaitan dengan pengalaman kerja terhadap 28 responden.  Hasil uji t  di peroleh X1 = 3.941 diterima pada taraf signifikan 5 %. Artinya semakin tinggi pengalaman kerja seseorang maka semakin tinggi pengaruh perencaannya. Heider (1958) menjelaskan bahwa kinerja seseorang sangat ditentukan oleh motivasi dan kemampuan yang dimiliki. Kemampuan dan motivasi seseorang didasarkan pada pengalaman dan lamanya berada  pada institusi tersebut. Apabila salah satu dari

komponen tersebut rendah maka hasil yang akan dicapai pun rendah.

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan pada 38 orang responden didapat bahwa perencanaan kepala ruangan baik 25 orang ( 65,8%) dan kurang  baik 13 orang (34,2%). Artinya bukan hanya  pengalaman kerja yang dapat meningkatkan  perencanaan kepala ruangan. Standar gaji juga bisa menjadi faktor yang dapat meningkatkan  perencanaan yang baik bagi kepala ruangan. Standar gaji di RSU Sari Mutiara Medan adalah standar gaji menurut UMR. Berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Hartini tahun 2008 di PT. Paloma Citra Internasional Surakarta yang berkaitan dengan kepuasaan kerja (Gaji) terhadap kinerja karyawan. Hasil uji t  dapat di tarik kesimpulan  bahwa ada pengaruh yang signifikan antara faktor 

kepuasan kerja yaitu gaji terhadap kinerja karyawan.

Motivasi merupakan sebuah konsep eksplanatoris yang kita manfaatkan untuk memahami perilaku- perilaku yang kita amati. Perlu kita ingat bahwa motivasi diinferensi. Kita tidak mengukurnya secara langsung, tetapi kita memanipulasi kondisi-kondisi tertentu setelah kita mengobservasi  bagaimana perilaku berubah (Petri, 1979;4).

Motivasi kerja adalah suatu kondisi yang  berpengaruh untuk membangkitkan, mengerahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja (Mangkunegara 2000;94).

Dari penelitian ini didapatkan bahwa motivasi kerja  perawat pelaksana di RSU Sari Mutiara Medan

2011 memiliki mayoritas baik yaitu sebanyak 25 orang (65,8%) dan minoritas kurang baik sebanyak  13 orang (34,2%).

Menurut Kopelman (1988), motivasi kerja dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Hal ini didukung oleh Douglas Mc Gregor (Nursalam, 2002), bahwa motivasi seseorang dibedakan dalam dua kutub ekstrim yaitu Teori X dan Teori Y. Teori X mengasumsikan bahwa seseorang tidak menyukai  pekerjaannya, kurang ambisi, tidak mempunyai tanggungjawab, dan cenderung menolak   perubahan. Teori Y memiliki asumsi bahwa,

seseorang menyukai pekerjaan, menerima tanggung  jawab, mandiri, mampu mengawasi diri sendiri dan kreatif. Dengan demikian, seseorang yang tergolong dalam teori Y cenderung memiliki motivasi kerja yang baik dibanding dengan seseorang yang tergolong dalam teori X.

Sesuai dengan hasil wawancara dari 38 responden yang memiliki perencanaan baik mereka mendapatkan motivasi kerja yang baik seperti :  pemberian gaji yang cukup, kebutuhan rohani yang tercukupi, suasana yang santai, peningkatan harga diri, mendapatkan posisi-posisi yang tepat, adanya kesempatan untuk maju, adanya kerja sama yang  biak antara atasan dan bawahan, pemberian intensif 

yang terarah dan fasilitas yang menyenangkan. Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chis-squere pada α = 0,05 dengan df=1 menunjukan  bahwa ada pengaruh yang signifikan antara  perencanaan kepala ruangan dengan motivasi kerja

(5)

 perawat pelaksana di RSU Sari Mutiara Medan tahun 2011 dengan p value = 0,001.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kawuryan (2005) perencanaan menejer dapat mempengaruhi kinerja kerja karyawan, begitu juga dengan keperawatan perencanaan yang baik dapat memberikan motivasi kerja yang baik pada perawat  pelaksananya. Ini dapat dilihat dalam hasil peneliti;  perencanaan kepala ruangan yang baik 5 orang (13,2%) akan mendapat motivasi kerja perawat  pelaksana yang baik 20 orang (52,6%).

Penelitian lainnya oleh Suharti tahun 2008 di Medan yang berkaitan dengan perencanaan kepala ruangan terhadap motivasi karyawan terhadap 35 responden. Pengumpulan data penelitian menggunakan teknik kuesioner, wawancara dan observasi. Teknik analisa data dalam penelitian ini adalah regresi linear sederhana (simple linear  regression). Berdasarkan analisa data penelitian diperoleh kesimpulan Perencanaan kepala ruangan  berpengaruh positif terhadap motivasi karyawan.

Pengaruh positif ini menunjukkan adanya pengaruh yang searah antara perencanaan kepala ruangan dengan motivasi karyawan, dengan kata lain dengan pengaruh perencanaan baik maka motivasi kerja baik. Perencanaan berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja karyawan. Pengaruh yang signifikan ini menunjukkan bahwa perencanaan  berpengaruh nyata ( berarti) terhadap motivasi

karyawan.

Hasil penelitian oleh handayani 2007 memaparkan  bahwa perencanaan kepala ruangan yang baik 

diterapkan dibebagai ruangan di rumah sakit untuk  meningkatkan potensi dibidang kesehatan dimana  perawat terlibat didalamnya dapat meningkatkan  pelayanan kesehatan yang baik di rumah sakit.

Bila dikaitkan dengan kondisi rumah sakit, dimana manusia sebagai objek pelayanan yang menangani masalah sehat-sakit dan beresiko terhadap nyawa manusia. Situasi tersebut sangat cepat berubah, kondisi pasien sering mengalami perubahan yang menuntut tindakan yang cepat dan tepat.

Oleh karena itu dibutuhkan pemimpin yang selalu siap dalam setiap kondisi kritis sekalipun, sehingga  pemimpin di setiap ruangan dalam rumah sakit  betul-betul telah siap fisik maupun mental. Persiapan tersebut secara tidak langsung diproses dari pengalaman kerja bertahun-tahun dan bekal

 pengetahuan melalui pelatihan-pelatihan. Dengan demikian kepala ruangan sebagai manajer tingkat  bawah dan sebagai individu memiliki sifat dasar 

dan kepribadian sehingga memiliki kecenderungan katakteristik tersendiri, namun dengan mempelajari  perilaku mampu menerapkan perilaku kepemimpinan yang efektif dan mampu memahami karakteristik dari masing-masing individu.

Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang memiliki tujuan yang jelas. Tujuan-tujuan tersebut diantaranya adalah; perencanaan yang dapat menimbulkan keberhasilandan mencapai sasaran dan tujuan, perencanaan yang bermakna pada  pekerjaan, perencanaan yang dapat memberikan  penggunaan efektif dari personal dan fasilitas yang tersedia, Perencanaan dapat memberikan  penggunaan efektif dari personel dan fasilitas yang tersedia, membantu koping dalam situasi kritis, efektif dalam segi biaya, berdasarkan masa lalu dan akan datang sehingga dapat membantu menurunkan elemen perubahan, dapat digunakan untuk  menemukan kebutuhan untuk berubah, untuk  control efektif.

Perencanaan kepala ruangan yang baik dapat memberikan motivasi kerja yang baik bagi keperawat pelaksana. Peningkatan perencanaan yang baik dapat didorrong oleh beberapa faktor  yaitu umur, pendidikan, gaji dan pengalaman kerja.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh  perencanaan kepala ruangan terhadap motivasi kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan 2011 dapat disimpulkan  bahwa: Perencanaan kepala ruangan yang terdapat di RSU Sari Mutiara Medan adalah baik (65,8%), Motivasi kerja perawat pelaksana baik (65,8%). Hasil uji stastistik dengan menggunakan uji Chi  squere pada α = 0,05 dengan df =1 menunjukkan  bahwa ada pengaruh yang signifikan antara  perencanaan kepala ruangan terhadap motivasi kerja perawat pelaksana diruangan rawat inap RSU Sari Mutiara Medan 2011 dengan p value= 0,001 Saran Bagi Manajemen Rumah Sakit agar  Memberikan pelatihan-pelatihan pada kepala ruangan, pemberian gaji yang cukup bagi kepala ruangan dan perawat pelaksana. Sementara bagi kepala ruangan agar menyusun perencanaan yang  baik didalam memimpin ruangan dan dapat

dipadukan dengan gaya kepemimpinannya.

(6)

KEPUSTAKAAN

Aditama, 2006.  Prosedur Penelitian Suatu  Pendekatan Praktik , Rineka Cipta, Jakarta. Arwani 2005.  Pendidikan Keperawatan, EGC :

Jakarta.

Erni & Kurniawan, 2005, Pengantar Manajemen, Edisi Pertama, EGC : Jakarta.

Gillies, D. A. 1994.  Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem. Edisi kedua. W.B Sauders Company.

Keliat,dkk, 2006.  Manajemen Perencanaan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Munandar, 2002.  Motivasi Kerja Perawat . http://www.google.com (Dikutip tanggal 11 Februari 2011).

 Notoadmojo, 2010.  Metodologi Penelitian  Kesehatan. Rineka Cipta : Jakarta.

 Nursalam, 2002.  Manajemen Keperawatan

:Aplikasi dalam Praktek Keperawatan  Profesional . Edisi 1, Salemba Medika,

Jakarta.

 Nursalam, 2003.  Konsep dan Penerapan

 Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta.

Poter & Perry, 2006, Peran Perawat , Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Siagian, P, 2005. Teori Motivasi Dan Aplikasi. Jakarta : Pineka Cipta.

Suarly, B, 2009. Manajemen Keperawatan dengan  Pendekatan Praktis. Erlangga: Jakarta. Sudjana, 2005. Metode Statistika. Bandung :

Tarsito.

Swanburg, 2000. Kepemimpinan dan Manajemen  Keperawatan Untuk Perawat  Klinis, EGC:

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat dukungan keluarga yang diterima oleh responden adalah kategori baik (95,6%), kepatuhan pasien dalam mengikuti

Menurut Istanti (2006), salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan untuk melakukan perawatan diri adalah adanya dukungan dari lingkugan.. Keluarga merupakan

Berdasarkan Indikator Kinerja Utama Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian pada tahun 2016, sasaran Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan

fisika kimia di perairan Desa Tanjung Tiram masih belum diketahui, sehingga perlu dilakukan penelitian di lokasi tersebut.. Tujuan dari penelitian ini adalah

Berdasarkan hasil penelitian, masalah penting yang dikritik dalam novel Merajut Harkat Karya Putu Oka Sukanta adalah agama, budaya, kemanusiaan, politik

Desain interior dalam rumah sakit merupakan lingkungan binaan yang keberadaannya berhubungan langsung dengan pasien.. Melalui elemen-elemen desain seperti warna, dapat

Tantangan untuk menghadapi masa depan dalam pendidikan desain terletak pada persiapan para mahasiswa desain untuk hidup berkarir profesional dalam dunia yang penuh dengan

In Chaer and Agustina (2010:70) Language based on level of formality, Martin Joos (1967) in his book The Five Clock distinguish language variety based on five style, those are