1 A. Latar Belakang
Pembangunan merupakan suatu rangkaian upaya melaksanakan perbaikan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat bangsa dan negara untuk tujuan nasional yang termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang melindungi segenap dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Tak bisa dipungkiri bahwa sebelum Indonesia lahir telah hidup satuan-satuan asli yang disebut masyarakat adat dengan budaya dan pranata khas masing-masing. Struktur masyarakat pra kolonialisme cederung diungkap sebagai sebuah bangunan masyarakat hierarkis, feodal dan tidak demokratis. Sebagian besar rujukan tertulis menampilkan sejarah yang bersifat istana sentris seberapa bahkan dengan jelas mengidentifikasi kuatnya pengaruh “kasta” pada tradisional maupun masyarakat adat. karena sejarah lebih banyak berbicara demikian meski pelapisan sosial semacam itu adakalanya didasarkan ukuran-ukuran yang bersifat ruhaniah dan spiritual. 1
Diantara masyarakat Jawa yang dianggap feodal sekalipun terdapat sekelompok masyarakat yang dengan nilai-nilai yang egaliter, yaitu masyarakat yang dikenal sebagai masyarakat Samin (Sedulur Sikep).
Masyarakat Samin bukan masyarakat tertinggal, bukan pula masyarakat yang terasing dan tidak mengindikasikan kelompok etnis tertentu yang diturunkan melalui ikatan darah. Ini berbeda dengan konotasi masyarakat adat sebagai sebuah masyarakat yang terikat oleh pertalian darah
1
Wahono. dkk., “Mempertahankan Nilai dari Gesekan Zaman,” dalam Budi Baik Siregar dan Wahono (ed), Kembali Ke Akar, (Jakarta: Forum Pengembangan Partisipasi Masyarakat, 2002), hlm 117
dan asal usul, meski simbol-simbol yang digunakan masyarakat Samin adalah simbol Jawa, namun nilai-nilai khas dan unik yang ada sedikit berbeda pendalaman maknanya dari apa yang kita kenal sebagai budaya Jawa.2 Nilai-nilai dan prilaku kehidupan mereka sangat berbeda dengan masyarakat lainnya, bahkan berbeda dengan suku Jawa sendiri, khususnya ditilik dari kedalaman, penghayatan.
Kesan pertama masyarakat Samin berwujud kesederhanaan hidup, pakaian apa adanya dengan celana tanggung, bertutur bahasa dengan yang tidak banyak bercampur bahasa lain. Hal terpenting perlu dicatat masyarakat Samin adalah komunitas yang konsisten dalam berprilaku antara lain menjunjung tinggi nilai kejujuran, tidak iri, dengki, tidak berprasangka jelek pada orang lain, bersikap dan bertindak apa adanya (tidak mengada-ada). Bagi mereka yang penting tidak mengganggu orang lain dan sebaliknya mereka tidak mau orang lain mengganggu mereka.3 Menurut ajaran Saminisme orang itu harus rajin bekerja jangan mencuri milik orang lain dan apabila ada seseorang minta sesuatu barang milik orang lain, maka orang itu wajib memberikan. 4
Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Samin memegang teguh ajaran Samin yang sudah mengakar, mereka berusaha mencerna dan memelihara kebudayaan mereka dengan menumbuhkan pada generasi yang ada, sebagaimana anak-anak pada umumnya putra-putri masyarakat Samin juga bersekolah, akan tetapi perkembangan pendidikan khususnya pendidikan agama kurang menggembirakan, hal ini karena tidak adanya dorongan atau motivasi dari para orang tua untuk belajar agama bahkan sebagian orang Samin keberatan kalau anak-anaknya diajari (ngaji agama), diantara alasanya pendidikan agama bisa menentukan atau bahkan menghilangkan “ Wejangan Orang Tua” (Budaya Samin).
2 Ibid, hlm 118 3 Ibid, hlm 24 4
Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Blora, (Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Blora, 1987), hlm 28
Saminisme sebagai sikap agamis memang tidak banyak memberi peluang untuk tumbuh, karena paham itu memang mengecualikan kemungkinan bertumbuh dalam arti lembaga ajaran pengikut dan organisasi.5
Penduduk desa Klopo Duwur yang sebagian besar keturunan Samin pada mulanya tidak mempunyai agama, mereka menganut kepercayaan yang mereka sendiri mengatakan sebagai Agama Adam.6 Menurut tokoh-tokoh masyarakat Klopo Duwur, orang Samin pengikut tradisi leluhurnya yang berasal dari kalangan wong Kalang di lembah Bengawan Solo yang dekat dengan keyakinan Islam tetapi lebih dekat pada kaum Abangan.7
Orang Samin pada masa sekarang menganut agama yang disahkan pemerintah, agar mereka sama seperti saudara mereka yang bukan Samin, alasan pemilihan agama seperti ini ternyata diikuti oleh anak-anak keturunan Samin, mereka memilih agama Islam agar mereka sama dengan masyarakat pada umumnya. Dalam menjalankan ibadah dan mempelajari agama Islam mereka lakukan di masjid atau mushala, bagi masyarakat Samin sendiri mereka tidak berani meninggalkan kepercayaan pendahulunya seratus persen, akan tetapi hal ini yang menjadi keunikan bagi pendatang atau warga desa lain.
Ketika pada tahun 1905 orang-orang yang menganut ajaran Samin Surosentiko mulai mengubah tata cara hidup mereka dari pergaulan sehari-hari, sikap yang demikian itu sangat menbingungkan dan menjengkelkan perangkat desa dan aparat pemerintah, itulah sebabnya banyak orang-orang yang tidak senang pada mereka-mereka diwakili wong Samin, wong Sikep, dan wong Dam (orang yang menggeluti agama Adam) sikap yang demikian
5
Emmanual Subangun, dari Saminisme Ke Posmodernisme, (Yogyakarta : Cri Alocita, 1994), hlm 15
6
Ensiklopedi Indonesia : Edisi Khusus (volume 5 Jakarta : P.T Letiar Van Hoeve), hlm 3005
7
RPA Soerjanto Sastro Atmodjo, Masyarakat Samin Siapakah Mereka, (Yogyakarta, Penerbit Narasi 2003), hlm 25-26
itu memang dipelopori oleh Samin Surosentiko.8 Masyarakat Samin adalah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran dari para pendahulunya. Memang sekarang ini masyarakat Samin sudah banyak yang berubah pola pikirnya terutama mengenai pendidikan, khususnya mengenai pendidikan anak, mereka membiarkan anak-anak mereka seperti orang-orang pada umumnya, tetapi mereka sendiri tetap berpegang pada ajaran Samin.
Dari masalah tersebut penulis ingin mengetahui bagaimana persepsi masyarakat Samin terhadap pendidikan agama Islam di Desa Klopo Duwur Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora.
B. Penjelasan Istilah
Agar tidak terjadi salah pengertian antara penulis dan pembaca perlu penulis terangkan terlebih dahulu beberapa kata-kata yang perlu penjelasan. Adapun kata yang perlu penjelasan antara lain :
1. Persepsi
Dalam kamus besar bahasa indonesia, “persepsi” diartikan “tanggapan” (penerima langsung dari setuatu).9 Dalam bahasa Inggris “persepsi” berasal dari kata “perception” yang berarti “kemampuan memahami,” menanggapi, pengamalan dan pandangan”10 Persepsi yang dimaksud yaitu bagaimana tanggapan masyarakat Samin terhadap pendidikan agama Islam.
2. Masyarakat sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama,11 yang dimaksud masyarakat yaitu masyarakat Samin yang ada di Desa Klopo Duwur. 3. Samin adalah aliran ajaran di pulau Jawa yang menganut agama Adam
dan dibangun oleh Ki Samin Surosentiko alias Raden Kohar, seorang
8
Sadi Hutomo, Tradisi Dari Blora, (Semarang : Penerbit Citra Al Mamater, 1996), hlm 14
9
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta : Balai Pustaka, 2003), hlm 863
10
Sudarno, Kamus Filsafat dan Psikologi ( Jakarta : Rineka Cipta, 1993), hlm 193 11
petani di daerah Blora Jawa Tengah,12 yang dimaksud Samin adalah nama seorang yang diambil dari pendirinya bernama Samin Surosentiko yang kemudian dikenal Ki Samin .
4. Pendidikan agama Islam adalah usaha secara sadar sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik, agar supaya mereka sesuai dengan ajaran Islam. 13
Sedang menurut Ahmadi, pendidikan agama Islam adalah usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah keberagamaan subjek didik agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran “Islam”.14 Dari batasan tersebut maka pendidikan agama Islam merupakan suatu program untuk memenuhi sebagian tujuan pendidikan dibidang pengetahuan, penghayatan dan pengamalan agama. Program ini diarahkan untuk menjadi muslim yang bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa.
5. Desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri.15 Atau kelompok rumah diluar kota yang merupakan kesatuan kampung atau dusun-dusun.16
6. Klopo Duwur adalah nama desa di Kecamatan Banjarejo Kabupataen Blora yang jaraknya Km 6 Blora-Klopo Duwur, Km 12 Banjarejo– Klopo Duwur. Klopo Duwur adalah sebuah Desa yang menjadi tempat terpenting dan pusat ajaran Samin dan tempat bersemayamnya Samin Surosentiko.
Beberapa pengertian diatas bisa dipahami bahwa kemampuan untuk membedakan, kemampuan memahami masyarakat yang terikat suatu
12
Ensiklopedi, Op.cit, hlm 3005 13
Zuhairini Dkk, Metodik Khusus Ilmu Pendidikan Agama, (Malang : Usaha Nasional, 1983), hlm 27
14
Ahmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, (Yogyakarta : Aditya Media 1992), hlm 20
15
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Op.cit, hlm 226 16
Purwo Darminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1984), hlm 246
kebudayaan yang sama yang berada di desa Klopo Duwur mengenai bagaimana menjadi seorang muslim yang menghayati dan menglamalkan agama Islam agar supaya mereka sesuai dengan ajaran Islam.
C. Perumusan Masalah
Dari judul di atas muncul suatu masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah kehidupan masyarakat Samin ?
2. Bagaimanakah kondisi pendidikan agama Islam masyarakat Samin ? 3. Bagaimanakah persepsi masyarakat Samin terhadap pendidikan agama
Islam (di Desa Klopo Duwur Kec. Banjarejo Kab. Blora) ? D. Tujuan Penulisan
Berdasarkan pada beberapa rumusan yang telah muncul maka tujuan untuk mengetahui bagaimana;
1. Kehidupan masyarakat Samin
2. Pendidikan Agama Islam masyarakat Samin
3. Persepsi masyarakat Samin terhadap pendidikan agama Islam. E. Kajian Pustaka
Sebagaimana diketahui bahwa judul skripsi ini adalah persepsi masyarakat Samin terhadap pendidikan agama Islam tidak lain adalah penulis mengungkapkan bagaimana anggapan masyarakat Samin yang terkenal memiliki kebudayaan unik. Apalagi masyarakat Samin secara resmi pada mulanya tidak mempunyai agama. Mereka menganut kepercayaan yang oleh mereka sendiri dikatakan sebagai agama Adam. Untuk membedakan kajian ini dengan kajian sebelumnya dibawah ini akan penulis sebutkan beberapa studi pustaka tentang bagaimana keadaan masyarakat Samin.
1. Skripsi karya Ghufron tahun 1998 yang berjudul “Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Perilaku Keagamaan Masyarakat Keturunan Samin Di Desa Kemantren Kecamatan Kedung Tuban Kabupaten Blora”. Dalam penulisannya diungkapkan bagaimana pentingnya posisi kepala desa yang sangat strategis dalam mempengaruhi perilaku masyarakat khususnya
mengenai pengaruh kepemimpinan kepala desa terhadap perilaku keagamaan masyarakat Samin, kebanyakan masyarakat Samin memilih agama yang dianut oleh kepala desa dan masyarakat desa pada umumnya, alasan pemilihan agama berlanjut sampai pada anak-anak keturunan Samin. Mereka memilih agama agar sama dengan masyarakat pada umumnya. Untuk mengatasi pemilihan agama yang ikut-ikutan di skripsi ini dijelaskan bagaimana pengaruh kepala desa yang merupakan panutan masyarakat Samin.
2. Menurut skripsi karya Kahar MM 2199070 Fakultas Pendidikan dan ilmu Sosial Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) PGRI Semarang yang berjudul “Peningkatan Penbudayaan P4 Bagi Masyarakat Samin Desa Klopo Duwur Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora”. Pada dasarnya Samin Surosentiko adalah salah seorang yang kaya ilmu pengetahuan, sehingga mampu mempengaruhi dan menyatukan ribuan orang untuk menganut ajarannya. Dalam upaya membudayakan P4 pada masyarakat Desa Klopo Duwur yang mempunyai keunikan kebudayaan dibanding desa lain dengan demikian masyarakat Klopo Duwur mampu menjabarkan nilai-nilai Pancasila sesuai norma yang dimilikinya.
3. Menurut skripsi karya Kholid Edi Haryanto NIM. 4000940013 Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta 2003 yang berjudul “Suku Samin (Studi Tentang Asal-Usul dan Kepercayaan)” dalam penulisannya diungkapkan mengenai asal-usul suku Samin, kepercayaan dan ajaran suku Samin yang ada di Blora yang mereka sangat mengidolakan pendiri ajaran ini yakni Samin Surosentiko, kepercayaan pada tokoh Samin terbentuk atau terwujud pada ajaran-ajaran yang banyak dituliskan dan disebarluaskan, ajaran-ajaran itu terdiri dari ajaran suku Samin, ajaran Samin tentang kebatinan, ibadah, dan ritual kepercayaan Samin, dan ajaran Samin tentang politik.
Dari ketiga karya yang penulis sebutkan sama dalam mengkaji masalah Samin yang tidak langsung memfokuskan persepsi masyarakat
Samin terhadap pendidikan agama Islam. Untuk itu penulis ingin mengkaji lebih jauh tentang masyarakat Samin, namun lebih spesifik yaitu “Persepsi Masyarakat Samin Terhadap Pendidikan Agama Islam”.
F. Metodologi Penelitian
Sekripsi ini berupa penelitian kualitatif yaitu metode yang mengarah kepada keadaan-keadaan dan individu secara holistik.17
1. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif Phenomenologi menurut Edmun Hussrerl yang dikutip oleh Noeng Muhajir, Phenomenologi adalah objek Ilmu itu tidak terbatas pada yang empirik (sensual) melainkan mencakup Phenomena yang tidak lain dari pada persepsi, pemikiran, kemauan dan keyakinan subjek tentang sesuatu diluar subjek.18 Melihat objek penelitian ini tidak hanya terbatas pada data empirik tapi juga meliputi fenomena yang ada dalam objek penelitian mencakup persepsi pemikiran, kemampuan, dan keyakinan subjek penelitian di desa Klopo Duwur.
2. Fokus Penelitian
Fokus penelitian dalam skripsi ini yaitu persepsi masyarakat Samin terhadap pendidikan agama Islam.
3. Sumber penelitian
Sumber penelitian ini akan dihimpun melalui ;
17
Robert Bogdan, Steven J.Taylor, Terj. A. Khozin Afandi, Kualitatif Dasar-Dasar Penelitian, (Surabaya, 1993), hlm. 30
18
Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Yogyakarta, Rakesarasing 1996), Cet ke III, hlm 13
a. ContactPerson
Yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis.19 Sedangkan yang menjadi
contact person Bapak Kahar. b. SnowBall
Pengambilan sampel dengan bantuan key informan dan dari key informan inilah akan berkembang sesuai petunjuknya, dalam hal ini peneliti hanya mengungkapkan kriteria sebagai persyaratan untuk dijadikan sampel.20 Sedangkan yang menjadi key informan adalah Bapak Lasio, Suyoto, Sunyoto, Yamin.
4. Metode Pengumpulan Data a. Metode Interview
Metode interview merupakah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab baik langsung maupun tidak langsung dari sumber data.21
Yang dijadikan informan yaitu beberapa atau sekelompok kecil dari masyarakat keturunan langsung dari Ki Samin Surosentiko.
b. Metode Observasi
Yaitu kegiatan pemusatan perhatian terhadap objek dengan menggunakan seluruh indera,22 atau suatu cara mengumpulkan data dengan pengamatan ataupun catatan fenomena-fenomena yang diselidiki.23 Metode ini digunakan untuk mengetahui data tentang
19
P. Joko Subagyo, Metodologi Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 1997) Cet. II, hlm. 31
20 Ibid., 21
Muhammad Ali, Penelitian Pendidikan Pesantren dan Strategi, (Bandung: Angkasa, 1985), hlm. 85
22
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset, (Maju Makmur, 1990), hlm. 27 23
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid II, (Yogyakarta : Andi Offset, 2000), hlm. 27
keadaan geografis dan sarana prasarana untuk melengkapi data pada penulisan skripsi ini.
c. Metode Dokumentasi
Yaitu metode yang digunakan dengan cara mencari data mengenai hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, transkip, majalah, agenda dan sebagainya.24 Dokumentasi ini berfungsi sebagai metode pelengkap yang paling penting dalam penelitian ini terutama untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan administrasi.
5. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dengan ciri khasnya memperlakukan objek penelitian yang tertumpu latar balakang alamiah (Paradigma Naturalistik) untuk menganalisis ini penulis menampilkan analisis diskriptif kualitatif analitik yaitu mendiskripsikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka data yang mungkin berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan, dokumen dan sebagaiannya tersebut dideskripsikan sehingga data dapat memberikan kejelasan terhadap kenyataan atau realitas.25 Adapun langkah-langkah yang ditempuh sebagai berikut:
1. Menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan, dokumen dan sebagainya.
2. Reduksi data dilakukan dengan jalan abstraksi. Merupakan usaha membuat rangkuman yang inti.
3. Menyusun dalam satuan-satuan atau dikategorisasikan.
4. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data untuk menafsirkan data kemudian diolah menjadi teori substantif.26
24
Winarno Surahmadi, Dasar-Dasar Teknik Research Dengan Metode Reseacrh,
(Bandung : Transito, 1972), hlm. 28 25
Sudarto , Metodolegi Penelitian Filsafat (Jakarta : Grafindo Persada), 1997, hal 66 26
Lexi J, Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung, PT. Rosdakarya, 2001) hlm. 190
G. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini penulis ingin memudahkan pembaca dalam mengikuti alur penulisan ini maka penulis membagi pembahasan ke dalam lima (5) bab.
Bab I pendahuluan dalam bab ini meliputi Latar Belakang Masalah; Penjelasan Istilah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metodologi Penelitian, Sistematika Penulisan Skripsi.
Bab II bab kedua ini akan dibagi menjadi dua sub bab pertama Sejarah Ki Samin, Ajaran Samin Karakteristik Masyarakat Samin, sub bab Kedua berisi tentang Pendidikan Agama Islam Yang Meliputi; Pengertian Pendidikan Agama Islam, Dasar-Dasar Agama Islam, Tujuan Pendidikan Agama Islam. Macam-Macam Lembaga Pendidikan Islam.
Bab III bab ketiga ini akan dibagi menjadi dua sub bab, sub bab pertama membahas tentang data umum, terdiri dari Letak Geografis dan Monografis Desa, Keadaan Sosial Keagamaan, Keadaan Sosial Ekonomi dan Keadaan Pendidikan Masyarakat Samin. Sub bab kedua membahas Persepsi Masyarakat Samin Terhadap Pendidikan Agama Islam.
Bab IV berisi analisis tentang dua (2) pokok permasalahan, sub bab pertama menganalisa Persepsi Masyarakat Samin Terhadap Pendidikan Agama Islam, sub bab kedua, Partisipasi Masyarakat Samin dalam Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam.
Bab V yaitu meliputi; Simpulan, Saran-saran, Penutup, dan dilengkapi dengan Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran dan Daftar Riwayat Hidup.