• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengalami kemajuan dalam mengatasi epidemiologi, pencegahan dan perawatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengalami kemajuan dalam mengatasi epidemiologi, pencegahan dan perawatan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi sistemik yang dapat terjadi di seluruh

dunia dengan beberapa manifestasi klinis.13-14,16 Walaupun standar hidup telah

mengalami kemajuan dalam mengatasi epidemiologi, pencegahan dan perawatan

penyakit, masih sering menyerang masyarakat dengan standar hidup yang buruk.

Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan penyakit ini

paling sering menyebabkan kematian pada negara tropis serta negara berkembang. 14-16

2.1 TUBERKULOSIS 2.1.1 Definisi

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi basil tuberkel terutama mengenai

paru-paru, tetapi juga dapat melibatkan kelenjar getah bening (scrofula), meningen (TB meningeal), ginjal (TB ginjal), tulang atau tulang belakang (penyakit Pott), dan kulit

(lupus), dan TB oral. Ini juga dapat membentuk infeksi umum (TB miliary), yang

melibatkan satu atau beberapa organ. Namun demikian, hal ini dapat terjadi hanya

bronkitis sederhana. Setengah individu dengan sedikit resistensi, kadang-kadang hanya

suatu penyakit fulminating, dengan banyak kerusakan organ yang terkena14 2.1.2 Etiopatogenesis

Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Mikobaterium tuberkulosis pertama sekali digambarkan oleh Robert Koch pada tahun 1882 sebagai

organisme penyebab TB.20 Organisme penyebab adalah batang gram-positif baik bersifat asam maupun alkohol, yang merangsang respon patologi tertentu dari sel epiteliod, giant

(2)

sel serta nekrose jaringan. Basil Mikobaterium Tuberkulosis anaerob tidak bereaksi

terhadap pewarnaan gram tetapi bereaksi terhadap pewarnaan Ziehl-Nielsen.1

Tuberkulosis yang disebabkan oleh basil Mikobaterium Tuberkulosis tahan asam dan

alkohol. Ini biasanya organisme dibawa oleh partikel yang disebut dengan droplet udara

dan tumbuh pada alveoli paru dan dimakan oleh makrofag. Replikasi bakteri terjadi

dalam makrofag alveoli dan terjadi penyebaran infeksi limfa node regional secara lokal.

Pada kebanyakan kasus, sel T-helper(CD4) mengaktifkan makrofag dan infeksi, melalui

sekresi dari sitokin dan gamma interferon dimana infeksi ditekan secara permanen atau

dapat tetap laten untuk aktif kembali berbulan atau bertahun kemudian. Bila respons

imun adalah kompromis dan tidak dapat mencegah replikasi bakteri, penyakit aktif

dimulai. Lima hingga sepuluh persen dari pasien yang terpapar akan menjadi berkembang

menjadi TB aktif selama hidupnya. Dengan infeksi aktif sering terjadi simtom berikut ini

yaitu batuk kronik, demam sedang, berkeringat malam, mudah lelah, kurangnya nafsu

makan, dan kehilangan berat badan. Kadang-kadang TB dapat meluas kebagian lain

tubuh oleh sistem limfa dan darah. TB miliary (infeksi melalui darah) dan meningeal adalah bentuk yang paling serius dari penyakit ini dengan tingkat mortalitas yang tinggi.9

(3)

2.1.3 Cara penularan

Cara penularan yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis) adalah melalui udara disebut dengan droplet alveoli yang dapat bertahan beberapa jam di

udara. Tuberkulosis menular melalui udara bila penderita batuk, bersin dan berbicara.

Penularan terjadi bila seseorang menghirup udara yang mengandung kuman TB. Selama

kuman TB masuk kedalam tubuh manusia melalui pernapasan, kuman TB tersebut dapat

menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem

saluran limfe, saluran napas, atau penyebaran langsung kebagian-bagian tubuh

lainnya.(Dilihat pada gambar 2.2) Karena itu TB dapat menyerang siapa saja, tanpa

mengenal batasan usia, gender maupun status sosial ekonomi.4-5

Gambar 2.2: Penyebaran bakteri TB

Selain itu TB lebih mudah menular pada orang yang kondisi tubuhnya lemah, seperti

kelelahan, kurang gizi, terserang penyakit atau karena pengaruh obat-obatan tertentu.4-5 Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang

(4)

dapat menularkan penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak negatif (tidak terlihat

kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menularkan.19

2.1.4 Tanda dan Gejala Umum

Gejala utama penyakit TB, adanya batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih,

dan kadang dahaknya bercampur darah. Pasien yang mengalami reaktivasi TB secara

khas memperlihatkan gejala konstitusi yaitu kelelahan, kehilangan berat

badan,anoreksia,demam ringan dan berkeringat malam. Gejala pulmonal meliputi batuk,

yang mula- mula kering namun kemudian produktif berupa sputum purulen dan sering

disertai darah.12

2.1.5 Diagnosa

Diagnosa penyakit TB dapat dilakukan melalui riwayat klinis, pemeriksaan fisik,

tes tuberkulin kulit, pemeriksaan radiologis dan tes mantoux. Pada anak, uji tuberkulin

merupakan pemeriksaan paling bermanfaat untuk menunjukkan sedang/pernah terinfeksi

Mycobacterium Tuberculosis dan sering digunakan dalam "Screening TB". Efektifitas dalam menemukan infeksi TB dengan uji tuberkulin lebih dari 90%. 20

Ada beberapa cara melakukan uji tuberkulin, namun sampai sekarang cara mantoux

lebih sering digunakan. Lokasi penyuntikan uji mantoux umumnya pada ½ bagian atas

lengan bawah kiri bagian depan, disuntikkan intrakutan (ke dalam kulit). Penilaian uji tuberkulin dilakukan 48–72 jam setelah penyuntikan dan diukur diameter dari

pembengkakan (indurasi) yang terjadi(Dilihat pada gambar 2.3). Pemeriksaan radiologis dapat memperkuat diagnosis, karena lebih dari 95% infeksi primer terjadi di paru-paru

(5)

Tuberculosis dari kultur merupakan diagnostik TB yang positif, namun tidak mudah

untuk menemukannya.20

Gambar 2.3: Cara tes mantoux dilakukan.20

Gambar 2.4: Pemeriksaan radiografi pada dada yang menunjukkan bilateral exentensive tuberculosis.24

Selain itu, pemeriksaan laboratorium dibutuhkan untuk memperkuat diagnosa. Kultur

organisme adalah bukti yang kukuh dari penyakit ini. Materi yang digunakan untuk

kultur tergantung pada tempat infeksi.12 Diagnosa TB mulut membutuhkan identifikasi basil tuberkel dari biopsi spesimen jaringan. Kadang-kadang biopsi tunggal tidak dapat

memperkuat diagnosa penyakit ini. Diagnosa dari lesi mukosa sulit bila tidak dijumpai

(6)

2.1.6 Perawatan

2.1.6.1 Perawatan TB secara umum.

Pengobatan TB harus dilakukan secara tepat, efektif dan efisien untuk menekan

terjadinya resistensi basillus agar tidak terjadi rileps.

a. Rawat Inap

Biasanya tidak diperlukan pada penanganan awal TB,namun perlu dipertimbangkan pada pasien yang tidak mampu merawat diri sendiri atau yang memiliki kemungkinan

menularkan penyakitnya ke orang lain yang rentan TB. Rawat inap pada pasien dengan

TB aktif memerlukan ruang khusus dengan ventilasi yang baik sampai pasien terbukti

negatif apusan sputumnya.12

b. Terapi Obat

Tabel 1.1 Obat- obatan anti tuberkulosis, dosis, aktivitas, efek samping.12

Obat Dosis Per hari Dosis 2x seminggu Dosis 3x seminggu

Efek Samping Aktivitas

Isoniazid 5mg/kg Max: 300mg/dosis 15mg/kg Max: 900mg/dosis 15mg/kg Max: 900mg/dosis Neuritis perifer, hepatotoksik Ektraseluler, Intraseluler Rifampin 10mg/kg Max: 600mg/dosis 10mg/kg Max: 600mg/dosis 10mg/kg Max: 600mg/dosis Hepatitis,nausea, Vomitus,flu like sindrom Ektraseluler, Intraseluler Pirazinamid 15-30mg/kg Max: 2g/dosis 50-70mg/kg Max: 4g/dosis 50-70mg/kg Max: 3g/dosis Huperuricaemia hepatotoksik Aktif dalam suasana asam (intraseluler) Streptomisin 15mg/kg Max: 1g/dosis 25-30mg/kg Max: 1.5g/dosis 25-30mg/kg Max: 1.5g/dosis Toksik terhadap nervus vestibular Ekstraseluler aktif pada PH netral atau basa

(7)

Rekomendasi pengobatan dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention) untuk pengobatan awal tuberkulosis dapat dilihat pada tabel 1. Untuk pasien tanpa infeksi HIV,

ada tiga pilihan yang dianjurkan oleh CDC: 12

1) Pilihan pertama adalah regimen empat obat yang terdiri atas isoniazid, rifampin,

pirazinamid, dan etambutol atau streptomisin. Terapi dapat diberikan tiap hari

atau dua – tiga kali per minggu jika diawasi secara langsung.

2) Pilihan kedua adalah kombinasi isoniazid, rifampin, pirazinamid dan

streptomisin atau etambutol setiap hari selama 2 minggu, kemudian diobservasi

langsung dua kali per minggu dengan pemberian obat yang sama selama 6

minggu,diikuti dengan pengawasan langsung dua kali per minggu dengan

pemberian isoniazid dan rifampin selama 16 minggu bila diketahui adanya

kepekaan terhadap obat ini.

3) Pilihan ketiga adalah pengawasan langsung tiga kali per minggu dengan

pemberian isoniazid, rifampin, pirazinamid dan etambutol atau streptomisin

selama 6 bulan.

c. Terapi preventif (Kemoprofilaksi)

Pasien yang terinfeksi Mycobacterium Tuberkulosis tanpa tanda penyakit aktif, mempunyai organisme dalam jumlah kecil di tubuhnya. Isoniazid profilaksi (300mg/hari

untuk dewasa selama 12 bulan) pada pasien ini dapat menurunkan insidensi reaktivasi TB

sebanyak 93%. Terapi preventif isoniazid biasanya diberikan selama 12 bulan, walaupun

6 bulan kelihatannya cukup efektif. Pengobatan 12 bulan penuh diperlukan oleh pasien

yang terinfeksi HIV. Orang yang menjalani terapi preventif harus ditanyai tiap bulan

(8)

Kegagalan untuk menghentikan pengobatan dapat menyebabkan nekrosis hepar yang

progresif.12

d. Vaksin

Sejumlah vaksin hidup TB tersedia dan dikenal secara umum sebagai BCG

(Bacillus Calmette-Guerin)sesuai nama strain original bakteri yang digunakan dalam vaksin. Vaksinasi BCG diindikasikan bila kemoprofilaksi isoniazid tidak dapat

digunakan.7 Rekomendasi terkini adalah vaksinasi BCG dipertimbangkan bagi orang

dengan tuberkulin negatif yang berulangkali terpapar dengan orang yang terinfeksi TB

tanpa diobati atau diobati secara tidak adekuat. Vaksinasi juga dipertimbangkan bagi

komunitas atau kelompok yang memiliki angka infeksi baru yang tinggi walaupun telah

mendapatkan pengobatan yang agresif. Vaksinasi BCG tampak efektif dalam

menurunkan resiko TB dalam populasi tertentu.12

2.2 Evaluasi dan penanggulangan gigi dan mulut.

Evaluasi dental ditujukan pada pasien dengan penyakit aktif terutama yang telah

melibatkan mulut. Riwayat medis harus termasuk pertanyaan mengenai anggota keluarga

yang terinfeksi TB seperti kemungkinan lain yang terpapar dengan penyakit ini. Skin tes tuberkulin sebelumnya harus dicatat. Pasien yang diketahui menderita TB harus

ditanyakan tentang tingkat keterlibatan penyakit ini, tipe dan durasi terapi yang diterima

dan status terbaru keaktifan penyakit. Dokter dari pasien harus dikonsultasi untuk

memperkuat status pasien.16

Pada penanggulangan dental harus dilakukan pencegahan unutk mengurangi infeksi.

(9)

infeksi adalah melalui droplet aerosol. Harus dilakukan perhatian yang untuk teknik

sterilisasi. Jika menggunakan handpiece yang tidak dapat disterilisasi dengan autoclave,

dilakukan dengan sterilisasi gas. Berdasarkan riwayat yang detail dan konsultasi, pasien

dapat digolongkan pada tiga kategori resiko yaitu: 16

Pasien dengan risiko tinggi

• Pasien yang diketahui menderita TB menunjukkan simtom penyakit aktif

(demam, menggigil, berkeringat pada malam hari, mengeluarkan dahak

dan kehilangan berat badan).

• Pasien dengan manifestasi TB di mulut.

Pasien dengan penyakit aktif, terutama pasien dengan keterlibatan oral, sangat

menularkan. Prosedur dental harus ditunda dan pasien dikirim ke dokter umum untuk

evaluasi dan perawatan selanjutnya. Bila terdapat lesi oral TB yang terlihat pada waktu

pemeriksaan, prosedur dental harus dihentikan dan pasien di kirim untuk evaluasi dan

perawatan selanjutnya. Bila dibutuhkan penanganan atau perawatan dental emergensi,

diharuskan menggunakan gaun, masker, dan sarung tangan double dan peningkatan

teknik aseptik. Handpiece yang tidak dapat disterilisasi dengan autoclave harus dilakukan sterilisasi gas.

Pasien dengan risiko sedang

• Pasien dengan tes tuberkulin kulit positif tetapi tidak ada tanda-tanda

penyakit aktif.

• Pasien yang ada tanda pada pemeriksaan x-ray dada yang diduga telah

(10)

• Pasien yang telah dirawat TB tetapi tidak adekuat dan tidak ada tanda penyakit aktif.

Pasien ini mempunyai infeksi TB dan penyakitnya dapat aktif kembali. Tidak ada

tanda-tanda infeksi aktif, namun secara teori dikatakan tidak infeksius (menularkan).

Prosedur dental dapat dilakukan dengan menggunakan pencegahan yang sesuai. Harus

menggunakan masker dan sarung tangan. Handpiece yang tidak dapat disterilisasi dengan

autoclave harus disterilisasi dengan gas.

Pasien dengan risiko rendah

• Pasien yang diketahui menderita TB yang telah mendapat perawatan yang

adekuat tanpa adanya tanda-tanda penyakit aktif.

• Pasien dengan riwayat keterpaparan TB tetapi tes kulit negatif dan adanya tanda menderita penyakit

Prosedur dental dapat dilakukan dengan menggunakan secara prosedur normal.

2.3 Patogenesis keterlibatan rongga mulut pada penyakit TB.

Penyebaran organisme ke mulut melalui saliva yang terinfeksi, dapat

mengakibatkan infeksi mulut.18 Pembentukan infeksi TB oral disebabkan oleh beberapa faktor sistemik dan faktor lokal. Faktor-faktor sistemik yang mendukung kemungkinan

terjadinya infeksi TB meliputi resistensi host yang menurun dan meningkatnya virulensi

organism.15 Faktor predisposisi lokal, oral hygiene yang jelek, trauma lokal, adanya lesi seperti leukoplakia, granuloma periapikal, kista gigi,abses gigi dan periodontitis.15,21,31 Terdapat 2 jenis infeksi TB oral pada jaringan mukosa yaitu yang dikenal sebagai

(11)

jaringan mukosa seseorang yang belum pernah terinfeksi penyakit TB dan juga pada

seseorang yang belum pernah mendapat imunisasi TB. Meskipun infeksi primer jarang

terjadi tetapi sering mempengaruhi gingiva, soket bekas pencabutan dan lipatan bukal

(buccal folds).15,31 Kenyataannya, area yang bisa terus terinokulasi langsung oleh basil ini

mempunyai potensi terjadinya infeksi tuberkulosis primer.15 Organisme dibawa oleh

sputum dan memasuki jaringan mukosa melalui permukaan yang luka.17 Menurut laporan

kasus oleh Heilmann, terdapat seorang dokter gigi yang terinfeksi TB di nasolabial

setelah melakukan perawatan mouth to mouth ( resuscitation) pada seorang pasien

penderita TB. Manakala laporan kasus Smith, melaporkan bahwa satu kasus keterlibatan

TB pada soket gigi setelah pencabutan gigi dari seorang anak oleh dokter gigi yang

menderita TB. Ini mengindikasikan lesi primer oral pada pasien dapat terjadi karena

inokulasi basil yang langsung pada jaringan mukosa.15 Infeksi sekunder pada jaringan mukosa terjadi karena hematogenous, penyebaran limfatik atau autoinokulasi oleh infeksi

sputum. Hematogenous atau penyebaran limfatik yang infeksi ke jaringan mukosa sering

terjadi pada kasus ekstrapulmonari tuberkulosis. Penyebaran lesi TB yang terjadi

langsung pada rongga mulut oleh lesi TB lain yang berdekatan seperti faring

kemungkinan dapat menjadi sumber tuberkulosis oral sekunder.15 Penyebab

hematogenous, basil TB menumpuk di submukosa dan selanjutnya berpoliferasi dan

menyebabkan ulser pada mukosa diatasnya.17 Walaupun efek dapat terjadi dimana saja, tetapi yang sering terlibat misalnya lidah, palatum, bibir, mukosa alveolar, dan rahang.15

(12)

2.4 Gambaran Klinis penyakit TB di rongga mulut.

Lesi TB dapat terjadi dimana saja di rongga mulut, palatum, bibir, mukosa bukal,

gingiva dan frenulum. Biasanya lesi tuberkulosis berupa ulser yang tidak teratur,

superfisial atau dalam, sakit dan cenderung bertambah besar secara perlahan - lahan. Lesi

ini sering ditemukan pada daerah trauma dan sering disalahartikan secara klinis dengan

ulser traumatik sederhana atau karsinoma. Kadang – kadang lesi mukosa menunjukkan

pembengkakan atau fisur yang tidak mengalami ulserasi. Bentuk yang jarang dari TB

adalah tuberkulosis gingivitis yang terlihat berupa poliferasi yang difus, hiperemi nodular

atau papula pada jaringan gingiva, tetapi tidak terlihat adanya ulserasi secara klinis.15 Selain itu kelenjar saliva dapat terinfeksi oleh TB. Terdapat dua jenis infeksi yaitu,

pertama berkembang lebih lambat dalam beberapa tahun dan membentuk kapsul secara

kronis dan kedua secara akut, inflamasi berkembang dalam beberapa hari sampai

beberapa minggu. Secara klinis, infeksi ini pertama kali muncul dengan pembengkakan

kecil yang dapat digerakkan. Kelenjar parotis sering terkena, sedangkan kelenjar

sublingual jarang terkena.1 Lesi pada lidah biasanya berbentuk ulser. Berbagai laporan menunjukkan bahwa batas lateral, ujung, dorsum anterior dan dasar lidah merupakan

daerah yang paling sering terlibat tuberkulosis.15 (Dilihat pada gambar 2.5-2.7)

Tuberkulosis lebih sering melibatkan palatum keras daripada palatum lunak dan

keterlibatan palatum biasanya karena sekunder dari tuberkulosis paru-paru. Lesi palatum

biasanya berukuran kecil.15 Lesi gingiva biasanya berasal dari infeksi primer. Lesi primer pada gingiva sering berupa lesi granulasi meskipun dilaporkan adanya ulser atau erosi

mukosa.21 Lesi ini dapat terlihat secara bersamaan dengan periodontitis marginalis. Lesi

(13)

maksila dan mandibula biasanya infeksi pada tulang (osteomyelitis). Infeksi tulang rahang biasanya pada TB sekunder meskipun terdapat laporan mengatakan TB primer

juga dapat terjadi. Dipercaya bahwa keterlibatan tulang rahang biasanya berkaitan

perluasan atau penyebaran yang dalam di lesi gingiva, infeksi soket post ekstraksi,

tuberkulosa granuloma pada apeks gigi atau penyebaran infeksi hematogenus. Infeksi

tulang rahang disebabkan karena penyebaran hematogenus yang dalam bentuk difus

osteomielitis dan biasanya lebih serius dari infeksi periapikal.15

Gambar 2.5: Ulser pada dasar mulut dan permukaan Gambar 2.6:Ulser pada permukaan lingual lidah23

lingual lidah23

Gambar

Gambar 2.1 : Bakteri Mikobakterium tuberkulosis
Gambar 2.2: Penyebaran bakteri TB
Gambar 2.4: Pemeriksaan radiografi pada dada yang menunjukkan bilateral exentensive tuberculosis
Tabel 1.1 Obat- obatan anti tuberkulosis, dosis, aktivitas, efek samping. 12
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian diatas diperoleh rumusan masalah sebagai berikut: (1) Berapakan potensi lim- pasan yang terjadi pada DAS Marisa?; (2) Berapa- kah besarnya potensi laju erosi

JALAN RAYA DESA PRINGGOBOYO RT.003 RW.001 KECAMATAN MADURAN KABUPATEN LAMONGAN..

••  %  %eknologi mem eknologi membrane meru brane merupaka pakan teknologi & n teknologi &ang ang mengalami perkembangan se'ara 'epat, karena mengalami perkembangan

Konflik adalah ketidak sesuaian paham antara dua anggota atau lebih yang timbul Konflik adalah ketidak sesuaian paham antara dua anggota atau lebih yang timbul karena fakta bahwa

Bahan yang dipergunakan dalam turbin air skala kecil sangat mudaha di dapat dan tentunya dari segi biaya juga tidak terlalau mahal, sebagai contohnya saja untuk membuat tubin

[r]

Tujuan dilakukannya analisis mutu ini agar mengetahui kualitas dari gula yang akan digunakan untuk proses pembuatan syrup, mengetahui keberadaan mikroorganisme yang ada dalam

Setelah swarm dibuat, optimasi dilakukan selama iterasi yang sudah ditentukan: pada iterasi pertama, posisi swarm didapatkan secara acak, kemudian pada iterasi selanjutnya