• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI MELALUI PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN KAJI TINDAK PEMBELAJARAN DI PAUD KABUPATEN BULELENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI MELALUI PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN KAJI TINDAK PEMBELAJARAN DI PAUD KABUPATEN BULELENG"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

MELALUI PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN KAJI TINDAK

PEMBELAJARAN DI PAUD KABUPATEN BULELENG

Tahun 1 dari rencana 1 tahun Ketua: Ni Ketut Suarni/ 0003035708 Anggota I : I Ketut Dharsana/0001085708

Anggota II Kadek Suranata/ 0016088201

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

TAHUN 2014

(2)
(3)

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI MELALUI PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN KAJI TINDAK

PEMBELAJARAN DI PAUD KABUPATEN BULELENG Ni Ketut Suarni, dkk

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA ABSTRAK

Pengabdian masyarakat ini dilatar belakangi oleh permasalahan ketidak merataan kualitas pembelajaran dan Kinerja Guru pada PAUD di Kabupaten Buleleng. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah memberikan pelatihan dan pendampingan dalam pelaksanaaan kaji tindak pemebalajaran pada para guru PAUD di kabupaten Buleleng. Sasaran kegiatan pendampingan kaji tindak pembelajaran di TK ini pada awalnya adalah para guru di dua sekolah TK yakni TK N Pembina Singaraja, dan TK Widya Kumara Sari Tunjung kubutambahan yang direncanakan sebagai sekolah mitra. Namun setelah kegiatan seminar dan sosialisai serta berdasarkan diskusi dengan para guru TK yang tergabung dalam IGTKI Kabupaten Buleleng dan HIMPAUDNI Buleleng, sasaran kegiatan pendampingan kaji tindak pembelajaran di TK ini meluas menjadi guru di 5 sekolah TK di Kabuaten Buleleng dan melibatkan perwakilan guru-guru TK di Buleleng sebagai observer kegiatan. Hal tersebut terjadi karena antusiasme para guru TK di Kabupaten Buleleng untuk bisa terlibat dalam kegiatan pendampingan ini, disamping itu, kegiatan kaji tindak pembelajaran atau lesson study di TK ini merupakan hal baru bagi mereka. Metode kegiatan ini adalah pendampingan kegiatan kaji tindak pembelajaran di TK ini adalah berupa metode ceramah, bimbingan pendampingan, pelatihan, dan diskusi yang terdiri dari beberapa tahapan kegiatan, yakni: (1) pra kegiatan lesson study, meliputi kegiatan seminar sosialisasi dan pelatihan workhsop penyusunan perangkat pembelajaran dalam rangka lesson study, serta pelatihan penyusunan artikel hasil penelitian tindakan berorientasi kegiatan lesson study di TK, (2) implementasi lesson Study, melalui tahapan plan, do, dan see, (3) serta seminar evaluasi dan desiminasi hasil kegiatan. Kegiatan ini terlaksana dalam waktu 9 bulan. Evaluasi keberhasilan kegiatan dipantau melalui peningkatan kualitas Pembelajaran di PAUD setelah melalui siklus-siklus dalam kegiatan lesson study dan jumlah frekuensi partisifasi aktif para guru PAUD dalam kegiatan tersebut. Luaran kegiatan pengabdian ini adalah berupa: (1) metode pelaksanaan lesson study di TK, (2) perangkat pelaksanaan lesson study dan perangkat. Kegiatan pendampingan ini telah memberikan pengalaman bagi para guru TK Mitra peserta kegiatan dalam melaksanakan kegiatan lesson study di TK sebagai salah satu sarana atau upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di PAUD.

(4)

PRAKATA

Puji Syukur Dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya laporan kegiatan pengabdian Msyarakat program IBM dengan tema “peningkatan kualitas pembelajaran anak usia dini melalui pelatihan dan pendampingan kaji tindak pembelajaran di PAUD Kabupaten Buleleng” dapat tersusun sesuai dengan apa yang diharapkan. Penyelesaian program kegiatan dan penyusunan laporan Program IBM ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada bagian ini disampaikan ucapan terimakasih yang setingi tingginya kepada:

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Melalui DIKTI atas kepercayaan dan fasilitas pendanaan yang diberikan dalam melaksanakan program ini. 2. Rektor UNDIKSHA, Ketua LP2M UNDIKSHA, dan Staf yang telah

memberikan bantuan dan banyak menfasilitasi terlaksananya program ini. 3. Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng atas ijin yang diberikan dalam

pelaksanaan program ini.

4. Para Kepala TK Mitra beserta para guru TK/PAUD, IGTKI, HIMPAUDNI Kabupaten Buleleng atas kerjasamanya yang baik sehingga program ini terlaksana degan baik.

5. Serta berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langung telah berkontribusi dalam pelaksanaan program ini yang tidak dapat disebutkan secara satu persatu.

Pelaksanaan program ini dan dalam dalam penulisan laporan ini kemungkinan masih akan ditemukan berbagai kekurangan. Masukan perbaikan atas pelaksanaan program kedepan sangat diharapkan dari berbagai pihak. Semoga dapat memberikan manfaat bagi perbaikan kualitas pendidikan di TK/PAUD secara khusus dan pendidikan secara umum.

Singaraja, November 2014

(5)

DAFTAR ISI hal Halaman Sampul 1 Halaman Pengesahan 2 Ringkasan 3 Prakata 4 Daftar isi 5 Daftar Tabel 6 Daftar Gambar 7 Daftar Lampiran 8 Bab I. Pendahuluan 9

Bab.II Target dan Luaran 15

Bab III. Metode Pelaksanaa 17

Bab IV. Kelayakan Perguruan Tinggi 20

Bab V. Hasil Yang Dicapai 21

BAB VI. Rencana Tahapan Berikutnya 39

BAB VII. Simpulan dan Saran Daftar Rujukan

40 41 Lampiran

(6)

DAFTAR TABEL

hal Bagan 1. Agenda Kegiatan Pendmapingan Lesson Study di TK/PAUD

Kabuopaten Buleleng

(7)

DAFTAR GAMBAR

hal Gambar 1. Siklus Pengkajian Pembelajaran dalam lesson study 13

(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Terdapat setidaknya dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu: (1) tujuan utama: untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan pada masa dewasa, (2) tujuan penyerta: untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah. Rentangan anak usia dini menurut Pasal 28 UU Sisdiknas No.20/2003 ayat 1 adalah 0-6 tahun. Sementara menurut kajian rumpun keilmuan PAUD dan penyelenggaraannya di beberapa negara, PAUD dilaksanakan sejak usia 0-8 tahun.

Seiring dengan berkembangnya profesi guru, semakin dituntut pula pelayanan pendidikan yang memiliki akuntabilitas dari guru, agar dalam pelayanan pendidikan tercipta proses dan hasil yang berkualitas. Sebagai jawaban dari tuntutan tersebut,

(9)

adalah upaya untuk terus meningkatkan kualitas guru.Dewasa ini guru PAUD dan TK harus lebih meningkatkan kualitas pengajaran dengan menggunakan Alat Peraga Edukatif (APE) karena perkembangan teknologi sudah semakin canggih sehingga jangan sampai anak lebih terpengaruh pada hal hal negatif tetapi diarahkan pola pikirnya dengan hal yang positif dengan kreatifitas permainan dalam pembelajaran. Sehingga demikian guru PAUD dan TK hendaknya bisa selalu menyesuaikan dengan standarisasi kurikulum yang ada dan menunjukan kemampuan bersaing dengan jaman karena anak saat ini banyak yang sudah mahir menguasai bahasa asing maupun teknologi.

Dari penjajagan pada beberapa PAUD di Buleleng, ditemui bahwa banyak guru /Tutor Paud yang belum menunjukkan kinerja seperti yang diharapkan.Mereka belum menguasai kompetensi dan teknologi dalam pendidikan di Paud.Hal ini terjaring dari keluhan mereka bahwa mereka merasa tidak mampu memberikan pelayanan pendidikan yang optimal, karena kurangnya ketrampilan yang dimilikinya.Keluhan tersebut menunjukkan bahwa mereka sudah menyadari bahwa mereka perlu mendapatkan pelatihan untuk meningkatkan profesionalitasnya. Selanjutnya, berdasarkan pertemuan awal dengan beberapa perwakilan guru PAUD di Kabupaten Buleleng yang tergabung dalam Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) daerah Buleleng diperoleh informasi beberapa kekurangan yang menjadi kendala bagi mereka melaksanakan pelayanan di sekolah dengan optimal. Masalah tersebut seperti ketidak merataan kompetensi yang dimiliki para guru PAUD tersebut dalam melaksanakan layanan pendidikan di sekolah PAUD.Ada beberapa guru yang sudah mampu melaksanakan program layanan pendidikan dengan baik, namun sebagian besar dari mereka menyatakan ketidakmampuan menyelanggarakan program pelayanan tersebut dengan kualitas yang baik karena kompetensi yang masih kurang.Hal tersebut berdampak pada persepsi para orang tua/masyarakat yang ingin menyertakan anaknya di Paud hanya memilih PAUD tertentu saja, sehingga ada PAUD yang umlah siswanya terlalu banyak, di lain tempat ada PAUD yang kurang jumlah siswanya. IGTKI di kabupaten dan di masing-masing kecamatan yang sudah ada saat ini pada dasarnya sudah melaksanakan pertemuan dalam upaya peningkatan

(10)

dan pemerataan kualitas pendidikan di PAUD, seperti membahas tentang berbagai perkembangan baru dan permasalahan dalam hal pelayanan pendidikan di PAUD. Begitu juga pemerintah daerah khususnya dinas pendidikan kabupeten Buleleng melalui pengawas PAUD sudah memberikan pembinaan kepada para guru PAUD dengan melaksanakan supervisi ke selolah-sekolah. Namun kenyataannya kualitas pelayanan masih kurang optimal.Untuk itu diperlukan adanya upaya melalui suatu kegiatan kaji tindak pembelajaran (lesson study) yang memfasilitasi adanya pemerataan kompetensi diantara mereka dengan berbasis kolaborasi antar pakar pendidikanPAUD yakni dari perguruan tinggi dan diantara para pendidik PAUD yang tergabung dalam IGTKI.

1.2 Masalah Prioritas

Berdasarkan analisis situasi di atas, dan kesefakatan hasil diskusi antara tim pengabdian Undiksha dengan dua orang guru PAUD mitra yang merupakan masing-masing perwakilan dari IGTKI kecamatan Buleleng dan Kecamatan Kubutambahan maka pengabdian ini menprioritaskan pada mengatasi permasalahan rendahnya kualitas pelayananPAUD dengan pelatihan dan pendampingan lesson study di PAUD. Secara sefesifik, permasalahan tersebut adalah para guru PAUD di masing-masing kecamatan tersebut sebagian besar belum mampu menyusun rancangan pembelajaran di PAUD yang konfrehensif dalam mengembangkan aspek perkembangan peserta didik dan melaksanakan pembelajaran/pendidikan di PAUD yang menarik dan menyenangkan bagi peserta didik. Mereka membutuhkan model yang dapat diamati agar mereka mampu mengimplementasikan dalam tugasnya sebagai guru /tutor PAUD di sekolahnya masing-masing.

Permasalahan tersebut akan dapat di selesaikan apabila adanya kolaborasi antara sejawat guru PAUD, pihak pimpinan sekolah, pihak praktisi dari perguruan tinggi mitra, pihak pemrintah daerah, orang tua dan masyarakat pemerhati pendidikan untuk bersama-sama mengkaji pelaksanaan pendidikan di Paud.

Kolaborasi antara sesama sejawat guru PAUD melalui lesson sdudy yang diamaksud dapat berupa terbukanya kesempatan guru PAUD untuk diamati (menjadi

(11)

Gur model) dan mengamati guru lain sejawatnya untuk saling berbagi pengalaman, saling memberi masukan dan menemukan permasalahan dalam pelaksanaan layanan bimbingan konseling dan berdiskusi menemukan pemecahan yang relevan. Dalam hal ini keterlibatan pakar pendidikan di PAUD dari perguruan tinggi diperlukan sebagai fasilitator untuk memberikan tambahan wawasan tentang teknologi dan perkembangan terkait pelaksanaan pendidikan di PAUD yang bisa digunakan dalam memecahkan permasalahan yang dialami.

Pimpimpinan sekolah (sepala sekolah) dan pemerintah daerah diperlukan untuk memberikan dukungan terkait kebijakan yang diperlukan bagi penyelenggaraan Lesson study di PAUD. Pendidik lainnya, para orang tua dan masyarakat dapat dilibatkan sebagai pengamat dan juga memberikan masukan terhadap kualitas pendidikan dan pelayanan di PAUD yang lebih baik bagi para siswa anak-anak mereka.

Keterlibatan berbagai pihak seperti di atas, dapat diupayakan dengan dilaksanakannya kegiatan pendampingan pengkajian pembelajaran (lesson study) dengan berbasis IGTKI di wilayah sekolah mitra yakni Kecamatan Buleleng dan kecamatan Kubutambahan kabupaten Buleleng.

Lesson study merupakan salah satu upaya perbaikan kualitas pelayanan di bidang pendidikan yang pada awalnya diperkenalkan di Negara Jepang.Saat ini sudah banyak diimplementasikan di sekolah-sekolah di Indonesia baik pada sekolah dasar, menengah bahkan di perguruan tinggi.

Pelaksanaan Lesson Study ditekankan pada 3 tahap yaitu Plan (merencanakan atau merancang), Do (melaksanakan), dan See (mengamati, dan sesudah itu merefleksikan hasil pengamatan) (Sutopo dan Ibrohim, 2006; herawati Susilo,2009). Siklus pengkajian pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahapan, seperti diperlihatkan dalam Gambar 1.

(12)

Gambar 1. Siklus Pengkajian Pembelajaran dalam Lesson Study di Indonesia (Dimodifikasi dari Herawati Susilo,2009)

Tahap perencanaan (Plan) bertujuan untuk menghasilkan rancangan pembelajaran yang diyakini mampu membelajarkan siswa secara efektif serta membangkitkan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Perencanaan ini dilakukan secara kolaboratif oleh beberapa orang guru yang termasuk dalam suatu kelompok Lesson Study (jumlah bervariasi 6-10 orang). Biasanya ditetapkan dulu siapa guru yang akan menjadi guru Pengajar (guru Model), kemudian Guru pengajar menyusun RPP/RKM/RKHnya. Para Guru kemudian bertemu dan berbagi ide menyempurnakan rancangan pembelajaran yang sudah disusun Guru pengajar untuk menghasilkan cara pengorganisasian bahan ajar, proses pembelajaran, maupun penyiapan alat bantu pembelajaran yang dianggap paling baik. Semua komponen yang tertuang dalam

PLAN: Secara kolabo-ratif guru merenca-nakan pembelajaran berpusat siswa berbasis permasa-lahan di kelas

DO: Seorang guru me-laksanakan pembela-jaran yang berpusat pada siswa didik sementara guru lain mengobser-vasi kegiatan belajar siswa

SEE

Secara kolaboratif Guru merefleksikan keefektifan

pembelajaran dan saling belajar dengan prinsip

(13)

rancangan pembelajaran ini kemudian disimulasikan sebelum dilaksanakan dalam kelas.Pada tahap ini juga ditetapkan prosedur pengamatan dan instrumen yang diperlukan dalam pengamatan.

Tahap pelaksanaan (Do) dimaksudkan untuk menerapkan rancangan pembelajaran yang telah direncanakan. Salah satu anggota kelompok berperan sebagai Gurumodel dan anggota kelompok lainnya mengamati. Fokus pengamatan diarahkan pada kegiatan belajar mahasiswa dengan berpedoman pada prosedur dan instrumen yang telah disepakati pada tahap perencanaan, bukan pada penampilan Guruyang sedang bertugas mengajar. Selama pembelajaran berlangsung, para pengamat tidak diperkenankan mengganggu prosespembelajaran walaupun mereka boleh merekamnya dengan kamera video atau kamera digital. Tujuan utama kehadiran pengamat adalah belajar dari pembelajaran yang sedang berlangsung.

Tahap pengamatan dan refleksi (See) dimaksudkan untuk menemukan kelebihan dan kekurangan pelaksanaan pembelajaran.Guru yang bertugas sebagai pengajar mengawali diskusi dengan menyampaikan kesan dan pemikirannya mengenai pelaksanaan pembelajaran. Kesempatan berikutnya diberikan kepada Guru yang bertugas sebagai pengamat. Selanjutnya pengamat dari luar juga mengemukakan apa Lesson Learned yang dapat diperoleh dari pembelajaran yang baru berlangsung. Kritik dan saran disampaikan secara bijak tanpa merendahkan atau menyakiti hati Guruyang membelajarkan, semuanya demi perbaikan praktik ke depan. Berdasarkan semua masukan dapat dirancang kembali pembelajaran berikutnya yang lebih baik.

(14)

BAB II

TARGET DAN LUARAN

Kegiatan pendampingan kaji tindak pembelajaran di PAUD ini memiliki target utama untuk mengatasi permasalahan rendahnya kualitas pelayanan dan pembelajaran di PAUDdi Kabupaten Buleleng. Pada awalnya, kegiatan ini direncanakan melibatkan guru TK sebagai guru model di dua sekolah pihak yaitu di TK PAUD Negeri PEMBINA Singaraja Kabupaten Buleleng dan di TK Taman Mekar Desa Tunjung Kubutambahan Buleleng yang diharapkan menjadi perintis pelaksanaan kegiatan lesson study di TK kabupaten Buleleng. Namun setelah kegiatan seminar dan sosialisasi dan diskusi koordinasi agenda kegiatan open class, para Guru IGTKI menghendaki agar kegiatan ini dapat dilaksanakan di beberapa TK yang lain. Diskusi tersebut menyepaktai 5 TK yang akan menjadi sasaran kegiatan lesson study, yaitu: TK Pembina N Singaraja, Guru TK TK Widya Darma Temukus, TK Stana Widya Kumara Depeha, Guru TK Widya kumara Bontihing, dan TK Widya Kumara Sari Tunjung. Kegiatan ini juga melibatkan guru-guru TK di Kabupeten Buleleng untuk ikut serta menjadi observer pada setiap kegiatan open class di sekolah sekolah tersebut di atas. Adapun pihak yang diundang menjadi observer berasal dari sekolah TK bedalam kegiatan open lesson meliputi, Dosen Tim pendamping, Kepala TK Negeri Pembina Singaraja, Guru TK Negeri Pembina Singaraja, Kepala Dan Guru TK Lab.Undiksha Singaraja, Kepala Dan Guru TK Widya Darma Temukus, Kepala Dan Guru TK Wisata Kumara Kalibukbuk, Kepala Dan Guru TK Kumara Kerthi Anturan, Kepala Dan Guru TK Stana Widya Kumara Depeha, Kepala dan Guru TK Widya kumara Bontihing, TK Widya Kumara Sari Tunjung, Kepala dan Guru TK Widya Mekar Tambakan, Kepala dan Guru TK Saiwa Dharma Pakisan, Kepala dan Guru TK Widya Kumara Bakti Tajun, Kepala dan Guru TK Widya Kumara Bulian, TK Tunas maja Bila, TK Satap Tunas Bangsa Kubutambahan.

Target luaran yang dihasilkan dalam kegiatan pendampingan pengkajian pembelajaran PAUD ini adalah: (1) metode lesson study di PAUD dapat dikembangkan lebih lanjut oleh IGTKI di Kabupaten Buleleng dan di masing-masing

(15)

kecamatan dalam rangka penyelenggaraan kegiatan lesson study selanjutnya, (2) perangkat pembelajaran di TK yang telah di diskusikan melalui kegiatan lesson study dan di gunakan dalam open class (3) perangkat evaluasi pembelajaran di PAUD di merupakan hasil dari kegiatan pengkajian pembelajaran di PAUD pada setiap siklus kegiatan, (4) melalui kegiatan ini guru TK dan PDU peserta kegiatan, utamanya yang menjadi model juga berkesempatan menghasilkan karya ilmiah yakni berupa artikel hasil penelitian tindakan yang diperoleh dari hasil kegiatan lesson study, yang dapat dimanfaatkan mereka untuk mengusulkan kenaikan pangkat dan meningkatkan pemahaman serta kompetensi mereka dalam melaksanakan pembelajaran/pendidikan di TK/PAUD tempatnya bertugas.

(16)

BAB III

METODE PELAKSANAAN

Permasalahan yang menjadi prioritas dalam usulan pengabdian pada masyarakat (P2M) ini adalah tentang rendahnya kualitas pendidikan di TK pada Kabupaten Buleleng. Metode yang digunakan terdiri dari:

1. Seminar sosialisasi lesson study di TK. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan memotivasi para guru TK sasaran untuk mengikuti kegiatan pendampingan lesson study.

2. Pelatihan penyusunan perangkat pembelajaran di Paud (RKM,RKH serta perangkat evaluasi perkembangan siswa)

3. Pelatihan penyusunan artikel hasil penelitian tindakan berorientasi lesson study di TK

4. Pendampingan pelaksanaan lesson study di masing-masing sekolah yang disepakati

5. Seminar Desiminasi hasil pelaksanaan lesson study.

Selanjutnya, pola kegiatan lesson study ini mengikuti 3 tahap kegiatan lesson study yaitu Plan (merencanakan atau merancang), Do (melaksanakan), dan See (mengamati, dan sesudah itu merefleksikan hasil pengamatan) (Sutopo dan Ibrohim, 2006; herawati Susilo,2009). Siklus pengkajian pembelajaran dilaksanakan dalam tiga tahapan, seperti diperlihatkan dalam Gambar 2.

(17)

Gambar 2. Siklus Pengkajian Pembelajaran dalam Lesson Study di Indonesia (Dimodifikasi dari Herawati Susilo,2009)

Tahap perencanaan (Plan) bertujuan untuk menghasilkan rancangan pembelajaran yang diyakini mampu membelajarkan siswa secara efektif serta membangkitkan partisipasi siswa dalam pembelajaran.Perencanaan ini dilakukan secara kolaboratif oleh beberapa orang guru yang termasuk dalam suatu kelompok Lesson Study (jumlah bervariasi 6-10 orang). Biasanya ditetapkan dulu siapa guru yang akan menjadi guru Pengajar (guru Model), kemudian Guru pengajar menyusun RPP/RKM/RKHnya. Para Guru kemudian bertemu dan berbagi ide menyempurnakan rancangan pembelajaran yang sudah disusun Guru pengajar untuk menghasilkan cara pengorganisasian bahan ajar, proses pembelajaran, maupun penyiapan alat bantu pembelajaran yang dianggap paling baik. Semua komponen yang tertuang dalam

PLAN: Secara kolabo-ratif guru merenca-nakan pembelajaran berpusat siswa berbasis permasa-lahan di kelas

DO: Seorang guru me-laksanakan pembela-jaran yang berpusat pada siswa didik sementara guru lain mengobser-vasi kegiatan belajar siswa

SEE

Secara kolaboratif Guru merefleksikan keefektifan

pembelajaran dan saling belajar dengan prinsip

(18)

rancangan pembelajaran ini kemudian disimulasikan sebelum dilaksanakan dalam kelas.Pada tahap ini juga ditetapkan prosedur pengamatan dan instrumen yang diperlukan dalam pengamatan.

Tahap pelaksanaan (Do) dimaksudkan untuk menerapkan rancangan pembelajaran yang telah direncanakan. Salah satu anggota kelompok berperan sebagai Gurumodel dan anggota kelompok lainnya mengamati. Fokus pengamatan diarahkan pada kegiatan belajar mahasiswa dengan berpedoman pada prosedur dan instrumen yang telah disepakati pada tahap perencanaan, bukan pada penampilan Guruyang sedang bertugas mengajar. Selama pembelajaran berlangsung, para pengamat tidak diperkenankan mengganggu prosespembelajaran walaupun mereka boleh merekamnya dengan kamera video atau kamera digital. Tujuan utama kehadiran pengamat adalah belajar dari pembelajaran yang sedang berlangsung.

Tahap pengamatan dan refleksi (See) dimaksudkan untuk menemukan kelebihan dan kekurangan pelaksanaan pembelajaran.Guru yang bertugas sebagai pengajar mengawali diskusi dengan menyampaikan kesan dan pemikirannya mengenai pelaksanaan pembelajaran. Kesempatan berikutnya diberikan kepada Guru yang bertugas sebagai pengamat. Selanjutnya pengamat dari luar juga mengemukakan apa Lesson Learned yang dapat diperoleh dari pembelajaran yang baru berlangsung. Kritik dan saran disampaikan secara bijak tanpa merendahkan atau menyakiti hati Guruyang membelajarkan, semuanya demi perbaikan praktik ke depan. Berdasarkan semua masukan dapat dirancang kembali pembelajaran berikutnya yang lebih baik.

(19)

BAB IV

KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) merupakan salah satu Lembaga Pengabdian Masyarakat yang berada pada perguruan tinggi LPTK di provinsi Bali merupakan salah satu perguruan tinggi yang telah dipercaya DIKTI melalui DP2M DIKTI untuk menerima hibah-hibah pengabdian masyarakat dalam berbagai skim. Pada tahun 2011-2012 Undiksha juga melalui para Dosen di berbagai Jurusan yang ada di Undiksha telah melaksanakan pengabdian masyarakat baik yang dana yang bersumber dari Hibah Dikti maupun dari dana DIPA Undiksha. Kegiatan pengabdian pada masyarakat tersebut sebagai wujud implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang dilaksanakan Undiksha. Pihak dan wilayah yang telah menjadi mitra kerjasama dan sasaran kegiatan P2m oleh para Dosen Undiksha meliputi, pemerintah daerah di sleuruh wilayah provinsi Bali, para guru di sekolah-sekolah, dunia usaha dan industri mikro, perguruan tinggi lain, masyarakat dan pihak lain yang berada di wilaya provinsi Bali. Terkait dengan topik kegiatan pengabdian pada masyarakat ini, Undiksha juga merupakan salah satu Perguruan Tinggi yang dipercaya oleh Dikti sebagai pengembang kegiatan lesson study di perguruan tinggi, yang diawali FMIPA dan kemudian bergulir ke FIP dari tahun 2011 sampai saat ini masih terlaksana yang diketuai oleh Prof.Dr Ni Ketut Suarni,M.s.,Kons, dan Kadek Suranata,S.Pd,M.Pd Kons sebagai Tim pengelola.

Permasalahan mitra dalam pengabdian pada masyarakat ini adalah terkait dengan peningkatan kualitas pelayanan pendidikan di PAUD.Kepakaran yang dibutuhkan dalam menangani masalah ini adalah bidang kependidikan. Tim pengusul pengabdian pada masyarakat ini terdiri dari tiga Orang Dosen FIP Undiksha yang memiliki kepakaran dalam pendidikan PAUD dan juga pengelaman melaksanakan lesson study. Prof.Dr Ni Ketut Suarni,M.s.,Kons merupakan guru besar dalam bidang psikologi dan pendidikan, Kadek Suranata,S.Pd,M.Pd Kons dan Prof.Dr.I Ketut Dharsana, M.Pd.,Kons merupakan dosen dan peneliti bidang pendidikan dan

(20)

bimbingan konseling yang juga intens menekuni dan mengembangkan kegiatan lesson study di perguruan tinggi dan juga di sekolah.

(21)

BAB V

HASIL YANG DICAPAI

Kegiatan program IBM berupa pendampingan kaji tindak pembelajaran di PAUD ini memiliki target utama untuk mengatasi permasalahan rendahnya kualitas pelayanan dan pembelajaran di PAUDdi Kabupaten Buleleng. Pada awalnya, kegiatan ini direncanakan melibatkan guru TK sebagai guru model di dua sekolah pihak yaitu di TK PAUD Negeri PEMBINA Singaraja Kabupaten Buleleng dan di TK Taman Mekar Desa Tunjung Kubutambahan Buleleng yang diharapkan menjadi perintis pelaksanaan kegiatan lesson study di TK kabupaten Buleleng. Namun setelah kegiatan seminar dan sosialisasi dan diskusi koordinasi agenda kegiatan open class, para Guru IGTKI menghendaki agar kegiatan ini dapat dilaksanakan di beberapa TK yang lain. Diskusi tersebut menyepaktai 5 TK yang akan menjadi sasaran kegiatan lesson study, yaitu: TK Pembina N Singaraja, Guru TK TK Widya Darma Temukus, TK Stana Widya Kumara Depeha, Guru TK Widya kumara Bontihing, dan TK Widya Kumara Sari Tunjung. Kegiatan ini juga melibatkan guru-guru TK di Kabupeten Buleleng untuk ikut serta menjadi observer pada setiap kegiatan open class di sekolah sekolah tersebut di atas. Adapun pihak yang diundang menjadi observer berasal dari sekolah TK bedalam kegiatan open lesson meliputi, Dosen Tim pendamping, Kepala TK Negeri Pembina Singaraja, Guru TK Negeri Pembina Singaraja, Kepala Dan Guru TK Lab.Undiksha Singaraja, Kepala Dan Guru TK Widya Darma Temukus, Kepala Dan Guru TK Wisata Kumara Kalibukbuk, Kepala Dan Guru TK Kumara Kerthi Anturan, Kepala Dan Guru TK Stana Widya Kumara Depeha, Kepala dan Guru TK Widya kumara Bontihing, TK Widya Kumara Sari Tunjung, Kepala dan Guru TK Widya Mekar Tambakan, Kepala dan Guru TK Saiwa Dharma Pakisan, Kepala dan Guru TK Widya Kumara Bakti Tajun, Kepala dan Guru TK Widya Kumara Bulian, TK Tunas maja Bila, TK Satap Tunas Bangsa Kubutambahan.

Secara umum, pada tabel berikut diuraikan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam program IBM ini.

(22)

Tabel. 1 Kegiatan Pendampingan Pendampingan Pelatihan Kaji Tindak Pembalajaran di TK. KEGIATAN TEMPAT /WAKTU PELAKSANA OBSERVER/PENDAMPIN G/ PESERTA Sosialisasi dan workshop Lesson Study Gedung FIP UNDIKSHA Hari Senin, 16 Juni-Selasa 17 juni 2014 SUDAH TERLAKSA NA*

TIM P2M 1. Guru TK Pembina Singaraja

2. Guru TK TK Widya Darma Temukus

3. Kepala dan Guru TK Wisata Kumara Kalibukbuk 4. Guru TK Stana Widya

Kumara Depeha 5. Kepala dan Guru TK

Widya kumara Bontihing 6. TK Widya Kumara Sari

Tunjung

7. Guru TK Lab.UNDIKSHA Singaraja

8. Guru TK Kumara Kerthi Anturan

Koordinasi agenda kegiatan

open class

11 Juli 2014 Tim P2M Dosen Tim pendamping, Kepala TK Negeri Pembina Singaraja, Guru TK Negeri Pembina Singaraja, Kepala Dan Guru TK Lab.Undiksha Singaraja, Kepala Dan Guru TK Widya Darma Temukus, Kepala Dan Guru TK Wisata Kumara Kalibukbuk, Kepala Dan Guru TK Kumara Kerthi Anturan, Kepala Dan Guru TK Stana Widya Kumara Depeha, Kepala dan Guru TK Widya kumara

Bontihing, TK Widya Kumara Sari Tunjung, Kepala dan Guru TK Widya Mekar Tambakan, Kepala dan Guru TK

(23)

Saiwa Dharma Pakisan, Kepala dan Guru TK Widya Kumara Bakti Tajun, Kepala dan Guru TK Widya Kumara Bulian, TK Tunas maja Bila, TK Satap Tunas Bangsa Kubutambahan. Plan (perencanaan ) Merancang RKH dan perangkat lainnya sebelum membuka kelas) TK Pembina Singaraja (Jalan Tekukur No.16 Singaraja) Hari,Tanggal: Selasa, 15 Juli 2014 Jam :09.00 Wita-selesai Guru Model Made Dian Rai Aryani, I A. Kade Widiaksini, Kepala TK Negeri Pembina Singaraja (Ni Luh Sukraningsih, S.Pd Dan Guru-Guru TK Negeri Pembina Singaraja

Dosen TIM Lesson Study

DO (pelaksanaan pembelajaran yang diobservasi) TK Pembina Singaraja(Jalan Tekukur No.16 Singaraja) Hari,Tanggal: Rabu, 16 Juli 2014 Jam :08.00-10.00 Wita Guru Model Made Dian Rai Aryani, I A. Kade Widiaksini, Kepala TK Negeri Pembina Singaraja (Ni Luh Sukraningsih, S.Pd Dan Guru-Guru TK Negeri Pembina

1. Dosen TIM Lesson Study, Dosen PG PAUD FIP UNDIKSHA

2. Kepala TK Negeri Pembina Singaraja 3. Guru TK Negeri Pembina

Singaraja

4. Kepala dan Guru TK Lab.UNDIKSHA Singaraja

5. Kepala dan Guru TK Widya Darma Temukus 6. Kepala dan Guru TK

Wisata Kumara Kalibukbuk

7. Kepala dan Guru TK Kumara Kerthi Anturan 8. Kepala Dan Guru TK

Stana Widya Kumara Depeha

(24)

9. Kepala dan Guru TK Widya kumara Bontihing 10. TK Widya Kumara Sari

Tunjung Refleksi (Diskusi) mendiskusikan hasil pengamatan/obs ervasi pembelajaran TK Pembina Singaraja(Jalan Tekukur No.16 Singaraja) Hari,Tanggal: Rabu, 16 Juli 2014 Jam :10.00 Wita-selesai Guru Model Made Dian Rai Aryani, I A. Kade Widiaksini, Kepala TK Negeri Pembina Singaraja (Ni Luh Sukraningsih, S.Pd Dan Guru-Guru TK Negeri Pembina

1. Dosen Tim Lesson Study Dosen PG PAUD FIP UNDIKSHA

2. Kepala TK Negeri Pembina Singaraja 3. Guru TK Negeri Pembina

Singaraja

4. Kepala Dan Guru TK Lab.Undiksha Singaraja 5. Kepala Dan Guru TK

Widya Darma Temukus 6. Kepala Dan Guru TK

Wisata Kumara Kalibukbuk

7. Kepala Dan Guru TK Kumara Kerthi Anturan 8. Kepala Dan Guru TK

Stana Widya Kumara Depeha

9. Kepala dan Guru TK Widya kumara Bontihing 10. TK Widya Kumara Sari

Tunjung Pelatihan dan Pendampingan Plan di TK Stana Widya Kumara TK Stana Widya Kumara Desa Depeha Kecamatan Kubutmabahan hari Jumat, 18 Juli 2014 Jam 09.00 wita –selesai 1. Guru Model : Nyoman Budiasih S.Pd.Aud (Guru TK Stana Widya Kumara) 2. Kepala TK Stana Widya Kumara 3. Guru Guru TK Stana

1. Dosen TIM Lesson Study 2. Kepala TK Negeri Pembina

Singaraja

3. Kepala Dan Guru TK Stana Widya Kumara Depeha

4. Kepala dan Guru TK Widya kumara Bontihing 5. TK Widya Kumara Sari

Tunjung

6. Kepala dan Guru TK Widya Mekar Tambakan 7. Kepala dan Guru TK

Saiwa Dharma Pakisan 8. Kepala dan Guru TK

(25)

Widya Kumara 4. Guru-Guru TK IGTKI Kubutamb ahan

Widya Kumara Bakti Tajun

9. Kepala dan Guru TK Widya Kumara Bulian 10. TK Tunas maja Bila 11. TK Satap Tunas Bangsa

Kubutambahan Seminar evaluasi Pelaksanaan lesson Study Siklus I, Seminar Workshop Penyusunan Perangkat Pembelajara n Inovatif di TK/PAUD Dan Seminar Workshop penyusunan artikel Penelitian tindakan di TK berorientasi Lesson Study TK Pembina Singaraja(Jalan Tekukur No.16 Singaraja) Hari,Tanggal: Senin, 21 Juli 2014 Jam :08.00 Wita-selesai Nara Sumber: 1. Prof.Dr.Ni Ketut Suarni,M.S 2. Prof.Dr. I K Dharsana, M.Pd.,Kons

1. Guru TK Negeri Pembina Singaraja

2. Kepala Dan Guru TK Lab.Undiksha Singaraja 3. Kepala Dan Guru TK

Widya Darma Temukus 4. Kepala Dan Guru TK

Wisata Kumara Kalibukbuk

5. Kepala Dan Guru TK Kumara Kerthi Anturan 6. Kepala Dan Guru TK

Stana Widya Kumara Depeha

7. Kepala dan Guru TK Widya kumara Bontihing TK Widya Kumara Sari Tunjung

8. Kepala dan Guru TK Saiwa Dharma Pakisan 9. Kepala dan Guru TK

Widya Kumara Bakti Tajun

10. Kepala dan Guru TK Widya Kumara Bulian 11. TK Tunas maja Bila 12. TK Satap Tunas Bangsa

Kubutambahan DO (pelaksanaan pembelajaran yang diobservasi) TK STANA WIDYA KUMARA (Banjar Dinas Guru Model : Nyoman Budiasih S.Pd.Aud (Guru

1. Dosen TIM Lesson Study 2. Kepala TK Negeri Pembina

Singaraja

(26)

Pengubungan Jalan Desa Depeha) Hari,Tanggal : Selasa, 22 Juli 2014 Jam :08.00 Wita-10.00 Wita TK Stana Widya Kumara) Singaraja

4. Kepala dan Guru TK Lab.UNDIKSHA Singaraja 5. Kepala dan Guru TK

Widya Darma Temukus 6. Kepala dan Guru TK

Wisata Kumara Kalibukbuk 7. Kepala dan Guru TK

Kumara Kerthi Anturan 8. Kepala Dan Guru TK

Stana Widya Kumara Depeha

9. Kepala dan Guru TK Widya kumara Bontihing 10. TK Widya Kumara Sari

Tunjung Refleksi (Diskusi) mendiskusikan hasil pengamatan/obs ervasi pembelajaran TK STANA WIDYA KUMARA (Banjar Dinas Pengubungan Jalan Desa Depeha) Hari,Tanggal : Selasa, 22 Juli 2014 Jam :10.00 Wita-selesai - Guru Model : Nyoman Budiasih S.Pd.Aud (Guru TK Stana Widya Kumara), dan Tim

1. Dosen TIM Lesson Study 2. Kepala TK Negeri Pembina

Singaraja

3. Guru TK Negeri Pembina Singaraja

4. Kepala dan Guru TK Lab.UNDIKSHA Singaraja 5. Kepala dan Guru TK

Widya Darma Temukus 6. Kepala dan Guru TK

Wisata Kumara Kalibukbuk 7. Kepala dan Guru TK

Kumara Kerthi Anturan 8. Kepala Dan Guru TK

Stana Widya Kumara Depeha

9. Kepala dan Guru TK Widya kumara Bontihing 10. TK Widya Kumara Sari

Tunjung Plan (perencanaan ) TK TK Widya Giri 1. Guru Model : Ni Cening

1. Dosen TIM Lesson Study 2. Kepala TK Negeri Pembina

(27)

Merancang RKH dan perangkat lainnya sebelum membuka kelas) Kumara Bontihing, Banjar Dinas Kanginan Hari,Tanggal : Selasa, 23 Juli 2014 Jam :09.00 Wita-selesai Karmini,S.P d (Guru TK Widya Giri Kumara Bontihing) 2. Kepala TK Widya Giri Kumara Bontihing, Banjar Dinas Kanginan 3. Guru Guru TK Widya Giri Kumara Bontihing, 4. Guru-Guru TK IGTKI Kubutamba han Singaraja

3. Kepala Dan Guru TK Stana Widya Kumara Depeha

4. Kepala dan Guru TK Widya kumara Bontihing 5. TK Widya Kumara Sari

Tunjung

6. Kepala dan Guru TK Widya Mekar Tambakan 7. Kepala dan Guru TK

Saiwa Dharma Pakisan 8. Kepala dan Guru TK

Widya Kumara Bakti Tajun

9. Kepala dan Guru TK Widya Kumara Bulian 10. TK Tunas maja Bila 11. TK Satap Tunas Bangsa

Kubutambahan DO (pelaksanaan pembelajaran yang diobservasi) TK Widya Giri Kumara Bontihing, Banjar Dinas Kanginan Hari,Tanggal : Rabu, 30 Juli 2014 Jam :08.00 Wita-10.00 Wita Guru Model : Nyoman Budiasih S.Pd.Aud (Guru TK Stana Widya Kumara)

1. Dosen TIM Lesson Study 2. Kepala TK Negeri Pembina

Singaraja

3. Guru TK Negeri Pembina Singaraja

4. Kepala dan Guru TK Lab.UNDIKSHA Singaraja 5. Kepala dan Guru TK

Widya Darma Temukus 6. Kepala dan Guru TK

Wisata Kumara Kalibukbuk 7. Kepala dan Guru TK

Kumara Kerthi Anturan 8. Kepala Dan Guru TK

Stana Widya Kumara Depeha

9. Kepala dan Guru TK Widya kumara Bontihing 10. TK Widya Kumara Sari

Tunjung Refleksi (Diskusi) mendiskusikan TK Widya Giri Kumara Bontihing, - Guru Model : Nyoman Budiasih

1. Dosen TIM Lesson Study 2. Kepala TK Negeri Pembina

(28)

hasil pengamatan/obs ervasi pembelajaran Banjar Dinas Kanginan Hari,Tanggal : Rabu, 30 Juli 2014 Jam :10.00 Wita-selesai S.Pd.Aud (Guru TK Stana Widya Kumara)

3. Guru TK Negeri Pembina Singaraja

4. Kepala dan Guru TK Lab.UNDIKSHA Singaraja 5. Kepala dan Guru TK

Widya Darma Temukus 6. Kepala dan Guru TK

Wisata Kumara Kalibukbuk 7. Kepala dan Guru TK

Kumara Kerthi Anturan 8. Kepala Dan Guru TK

Stana Widya Kumara Depeha

9. Kepala dan Guru TK Widya kumara Bontihing 10. TK Widya Kumara Sari

Tunjung Plan (perencanaan ) Merancang RKH dan perangkat lainnya sebelum membuka kelas) TK TK Widya Kumara Sari Tunjung, Banjar TK Dinas Dangin Margi Desa Tunjung Hari,Tanggal : Selasa, Senin 5 Agustus 2014 Jam :09.00 Wita-selesai Guru Model (Guru TK Kumara Sari Tunjung)

1. Dosen TIM Lesson Study 2. Kepala TK Negeri Pembina

Singaraja

3. Kepala Dan Guru TK Stana Widya Kumara Depeha

4. Kepala dan Guru TK Widya kumara Bontihing 5. TK Widya Kumara Sari

Tunjung

6. Kepala dan Guru TK Widya Mekar Tambakan 7. Kepala dan Guru TK

Saiwa Dharma Pakisan 8. Kepala dan Guru TK

Widya Kumara Bakti Tajun

9. Kepala dan Guru TK Widya Kumara Bulian 10. TK Tunas maja Bila 11. TK Satap Tunas Bangsa

Kubutambahan DO (pelaksanaan pembelajaran yang diobservasi) TK TK Widya Kumara Sari Tunjung, Banjar TK Guru Model (Guru TK Kumara Sari Tunjung)

1. Dosen TIM Lesson Study 2. Kepala TK Negeri Pembina

Singaraja

3. Kepala Dan Guru TK Stana Widya Kumara

(29)

Dinas Dangin Margi Desa Tunjung Hari,Tanggal : Rabu, 6 Agustus 2014 Jam :08.00 Wita-10.00 Wita Depeha

4. Kepala dan Guru TK Widya kumara Bontihing 5. TK Widya Kumara Sari

Tunjung

6. Kepala dan Guru TK Widya Mekar Tambakan 7. Kepala dan Guru TK

Saiwa Dharma Pakisan 8. Kepala dan Guru TK

Widya Kumara Bakti Tajun

9. Kepala dan Guru TK Widya Kumara Bulian 10. TK Tunas maja Bila TK Satap Tunas Bangsa Kubutambahan Refleksi (Diskusi) mendiskusikan hasil pengamatan/obs ervasi pembelajaran TK TK Widya Kumara Sari Tunjung, Banjar TK Dinas Dangin Margi Desa Tunjung Hari,Tanggal : Rabu, 6 Agustus 2014 Jam :10.00 Wita-selesai Guru Model (Guru TK Kumara Sari Tajun)

1. Dosen TIM Lesson Study 2. Kepala TK Negeri Pembina

Singaraja

3. Kepala Dan Guru TK Stana Widya Kumara Depeha

4. Kepala dan Guru TK Widya kumara Bontihing 5. TK Widya Kumara Sari

Tunjung

6. Kepala dan Guru TK Widya Mekar Tambakan 7. Kepala dan Guru TK

Saiwa Dharma Pakisan 8. Kepala dan Guru TK

Widya Kumara Bakti Tajun

9. Kepala dan Guru TK Widya Kumara Bulian 10. TK Tunas maja Bila

TK Satap Tunas Bangsa Kubutambahan Plan (perencanaan ) Merancang RKH TK Widya Darma Temukus Guru Model TK Widya Darma Temukus:

(30)

dan perangkat lainnya sebelum membuka kelas) Guru Model: Ni Nyoman Sri Wahyuni,S.Pd Hari,Tanggal : Senin, 11 Agustus 2014 Jam :09.00 Wita-selesai Ni Nyoman Sri Wahyunu,S.Pd Kepala TK dan Guru Guru TK Widya Darma Temukus DO (pelaksanaan pembelajaran yang diobservasi) TK Widya Darma Temukus Guru Model: Ni Nyoman Sri Wahyuni, S.Pd Hari,Tanggal : Selasa, 12 Agustus 2014 Jam :08.00 Wita-10.00 Wita - Guru Model TK Widya Darma Temukus: Ni Nyoman Sri Wahyunu,S.Pd

1. Dosen TIM Lesson Study 2. Kepala TK Negeri

Pembina Singaraja 3. Guru TK Negeri Pembina

Singaraja

4. Kepala dan Guru TK Lab.UNDIKSHA Singaraja

5. Kepala dan Guru TK Widya Darma Temukus 6. Kepala dan Guru TK

Wisata Kumara Kalibukbuk

7. Kepala dan Guru TK Kumara Kerthi Anturan 8. Kepala Dan Guru TK

Stana Widya Kumara Depeha

9. Kepala dan Guru TK Widya kumara Bontihing 10. TK Widya Kumara Sari

Tunjung Refleksi (Diskusi) mendiskusikan hasil pengamatan/obs ervasi pembelajaran TK Widya Darma Temukus Guru Model: Ni Nyoman Sri Wahyuni, S.Pd Selasa, 12 Agustus 2014 Jam :08.00 Wita-10.00 Wita - Guru Model TK Widya Darma Temukus: Ni Nyoman Sri Wahyunu,S.Pd

1. Dosen Tim Lesson Study 2. Kepala TK Negeri

Pembina Singaraja 3. Guru TK Negeri Pembina

Singaraja

4. Kepala Dan Guru TK Lab.Undiksha Singaraja 5. Kepala Dan Guru TK

Widya Darma Temukus 6. Kepala Dan Guru TK

Wisata Kumara Kalibukbuk

(31)

7. Kepala Dan Guru TK Kumara Kerthi Anturan 8. Kepala Dan Guru TK

Stana Widya Kumara Depeha

9. Kepala dan Guru TK Widya kumara Bontihing 10. TK Widya Kumara Sari

Tunjung DO (pelaksanaan pembelajaran yang diobservasi) TK Widya Darma Temukus Guru Model: Bu Dian Hari,Tanggal : Kamis, 28Agustus 2014 Jam :08.00 Wita-10.00 Wita - Guru Model TK Widya Darma Temukus: Bu Dian

1. Dosen TIM Lesson Study 2. Kepala TK Negeri

Pembina Singaraja 3. Guru TK Negeri Pembina

Singaraja

4. Kepala dan Guru TK Lab.UNDIKSHA Singaraja

5. Kepala dan Guru TK Widya Darma Temukus 6. Kepala dan Guru TK

Wisata Kumara Kalibukbuk

7. Kepala dan Guru TK Kumara Kerthi Anturan 8. Kepala Dan Guru TK

Stana Widya Kumara Depeha

9. Kepala dan Guru TK Widya kumara Bontihing 10. TK Widya Kumara Sari

Tunjung Refleksi (Diskusi) mendiskusikan hasil pengamatan/obs ervasi pembelajaran TK Widya Darma Temukus Ibu Dian Kamis, 28 Agustus 2014 Jam :08.00 Wita-10.00 Wita - Guru Model TK Widya Darma Temukus: Bu Dian

1. Dosen Tim Lesson Study 2. Kepala TK Negeri

Pembina Singaraja 3. Guru TK Negeri Pembina

Singaraja

4. Kepala Dan Guru TK Lab.Undiksha Singaraja 5. Kepala Dan Guru TK

Widya Darma Temukus 6. Kepala Dan Guru TK

Wisata Kumara Kalibukbuk

(32)

Kumara Kerthi Anturan 8. Kepala Dan Guru TK

Stana Widya Kumara Depeha

9. Kepala dan Guru TK Widya kumara Bontihing 10. TK Widya Kumara Sari

Tunjung Seminar Desiminasi hasil Pelaksanaan Pendampingan Lesson Study di TK Gedung seminar GKU UNDIKSHA Hari Jumat 29 Agustus 2014. Jam: 08.00 Wita-Selesai 1. Tim Dosen Pendamping Lesson Study DI TK 2. Guru Model menyampaik an pengalamann ya open clas dan mempresenta sikan artikelnya

1. Kepala dan Guru TK Negeri Pembina Singaraja 2. Kepala dan Guru TK

Lab.UNDIKSHA Singaraja 3. Kepala dan Guru TK

Widya Darma Temukus 4. Kepala dan Guru TK

Wisata Kumara Kalibukbuk 5. Kepala dan Guru TK

Kumara Kerthi Anturan 6. Kepala Dan Guru TK

Stana Widya Kumara Depeha

7. Kepala dan Guru TK Widya kumara Bontihing 8. TK Widya Kumara Sari

Tunjung

9. Kepala dan Guru TK Widya Mekar Tambakan 10. Kepala dan Guru TK

Saiwa Dharma Pakisan 11. Kepala dan Guru TK

Widya Kumara Bakti Tajun

12. Kepala dan Guru TK Widya Kumara Bulian 13. TK Tunas maja Bila 14. TK Satap Tunas Bangsa

Kubutambahan

Berikut akan diuraikan hasil capaian proses kegiatan dan temuan temuan dari hasil proses kegiatan tersebut yang dibagi menjadi tiga bagian kegiatan yaitu: pra

(33)

lesson study, pendampingan lesson study dan seminar desiminasi hasil kegiatan lesson study.

A. Pra Kegiatan Lesson study

1) Seminar dan workshop sosialisasi lesoon study dan penyusunan perangkat lesson study di TK pada tanggal 16 dan 17 Juni 2014 dilaksanakan di Gedung Seminar kampus tengah UNDIKSHA di Singaraja.

Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk memberikan persepsi dan pemahaman awal para guru TK di sekolah mitra tentang apa itu lesson study, dan bagaimana melaksanakan kegiatan lesson study di TK/Paud. Pada kegiatan ini para guru peserta kegiatan juga telah dilatih menyusun lesson plan dan menghasilkan perangkat pembelajaran di TK/PAUD berupa rencana kegiatan Harian (RKH) yang akan mereka terapkan dalam pembelajaran umumnya dan secara khusus dalam rangka persiapan open class kegiatan lesson study di TK. Kegiatan sosialisasi dan dirangkai pelatihan penyusunan perangkat pembelajaran ini juga melatihkan simulasi pelaksanaan open class serta observasi pembelajaran.

Kegiatan dihadiri oleh 28 guru perwakilan dari sekolah-sekolah TK di Kabupaten Buleleng yang dan tunjuk sebagai guru Model yang akan membuka kelas (open class) dan juga yang akan diundang menjadi observer dalam kegiatan open class. Selama kegiatan para guru peserta kegiatan menunjukkan antusiasme mengikuti kegiatan, dalam berdiskusi dan berlatih menyusun perangkat, serta mensimulasikan kegiatan open class. Pada tahap ini, tim kegiatan pengabdian masyarakat memperkenakan perangkat yang dibutuhkan dalam pendampingan dan implementasi kaji tindak layanan (Lesson study) di TK/PAUD (seperti terlampir) yang terdiri dari format pendampingan pelaksnaan Plan perencanaan dalam membuka kelas (open class), format penngamatan atau observasi kegiatan lesson study, format pendampingan melakukan open class, panduan refleksi dan format pendampingan kegiatan refleksi dalam lesson study. Berikut beberapa dokumentasi kegiatan yang menunjukkan antusiasme guru mengikuti kegiatan sesi ini.

(34)

2) Persiapan dan Koordinasi Penyusunan Agenda kegiatan Lesson study di TK Kegiatan ini dilaksanakan bertujuan untuk mengkoordinasikan agenda kegiatan pendampingan implementasi lesson study di beberapa guru di sekolah TK/Paud kecamatan kubutambahan dan kecamatan Buleleng yang ditunjuk. Kegiatan ini mengundang guru-guru TK di kabupeten Buleleng yang akan dilibatkan sebagai guru model untuk open class dan juga guru guru yang akan dilibatkan sebagai observer. Yang hadir pada kegiatan ini adalah sebanyak 16 guru yang mewakili sekolah-sekolah yang telah diundang.

Pada kegiatan ini menghasilkan kesepakatan agenda, tempat dan waktu pelaksanaan open clas. Pada awalnya, kegiatan ini direncanakan melibatkan guru TK

Gambar Dok. 1

Para Guru TK berdiskusi dengan rekan sejawat guru lain dalam mengkaji apa saja yang perlu dipersiapkan dalam

merencanakan kegiatan lesson study di TK

Gambar Dok. 2

Para Guru TK dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mensimulasikan kegiatan diskusi refleksi lesson study.

Guru- guru menunjukkan keseriusan untuk berlatih dalam kegiatan refleksi

(35)

sebagai guru model di dua sekolah pihak yaitu di TK PAUD Negeri PEMBINA Singaraja Kabupaten Buleleng dan di TK Taman Mekar Desa Tunjung Kubutambahan Buleleng yang diharapkan menjadi perintis pelaksanaan kegiatan lesson study di TK kabupaten Buleleng. Namun setelah kegiatan seminar dan sosialisasi dan diskusi koordinasi agenda kegiatan open class, para Guru IGTKI menghendaki agar kegiatan ini dapat dilaksanakan di beberapa TK yang lain. Diskusi tersebut menyepaktai 5 TK yang akan menjadi sasaran kegiatan lesson study, yaitu: TK Pembina N Singaraja, Guru TK TK Widya Darma Temukus, TK Stana Widya Kumara Depeha, Guru TK Widya kumara Bontihing, dan TK Widya Kumara Sari Tunjung. Kegiatan ini juga melibatkan guru-guru TK di Kabupeten Buleleng untuk ikut serta menjadi observer pada setiap kegiatan open class di sekolah sekolah tersebut di atas. Adapun pihak yang diundang menjadi observer berasal dari sekolah TK bedalam kegiatan open lesson meliputi, Dosen Tim pendamping, Kepala TK Negeri Pembina Singaraja, Guru TK Negeri Pembina Singaraja, Kepala Dan Guru TK Lab.Undiksha Singaraja, Kepala Dan Guru TK Widya Darma Temukus, Kepala Dan Guru TK Wisata Kumara Kalibukbuk, Kepala Dan Guru TK Kumara Kerthi Anturan, Kepala Dan Guru TK Stana Widya Kumara Depeha, Kepala dan Guru TK Widya kumara Bontihing, TK Widya Kumara Sari Tunjung, Kepala dan Guru TK Widya Mekar Tambakan, Kepala dan Guru TK Saiwa Dharma Pakisan, Kepala dan Guru TK Widya Kumara Bakti Tajun, Kepala dan Guru TK Widya Kumara Bulian, TK Tunas maja Bila, TK Satap Tunas Bangsa Kubutambahan.

B. Kegiatan Pendampingan dan Implementasi kaji Tindak pembelajaran (Lesson study)

Kegiatan pendampingan implementasi kaji tindak pembelajaran di TK dilskanakan seperti agenda kegiatan yang telah diuraikan pada tabel 1 di atas. Setiap sesi kegiatan tim pelaksana pengabdian mendampingi dalam setiap tahapan Plan, merencanakan pembelajaran yang akan di open class oleh guru model, pada tahap DO, tim pengabdian terlibat dalam kegiatan pengamatan (observasi) sebagai observer dan pada tahap see, merefleksi kegiatan pembelajaran mendampingi kegiatan diskusi dan meberikan advice tentang kegiatan pembelajaran serta aktifitas kegiatan open

(36)

class secara keseluruhan, dari persiapan guru model, kegiatan pembelajaran di kelas, serta aktifitas guru observer yang mengamati kegiatan pembelajaran.

Pada bagian ini diuraikan beberapa temuan yang terkait dengan proses kegiatan implementasi lesson study di TK ini.

1) Konsistensi Kehadiran Guru sebagai Observer

Pada setiap siklus kegiatan ditemukan bahwa guru observer yang hadir dalam kegiatan jumlahnya konsisten berkisar antara 18 sampai dengan 25 orang guru yang hadir. Meskipun guru yang hadir pada setiap sesi open class itu tidak sama, tetapi secara umum dari 14 sekolah yang diundang mengirimkan minimal 1 gurunya untuk mewakili hadir mengikuti kegiatan. Hal ini menujukkan bahwa antusiasme guru, kepala TK di kabupaten Buleleng cukup tinggi. Namun sebenarnya, tim mengharapkan kegiatan ini dihadiri oleh setidaknya 18 guru sebagai observer (karena setiap sekolah diminta mengirimkan 2 guru). Beberapa kendala yang disebutkan oleh guru dan kepala sekolah TK yang diundang untuk bisa mengirimkan gurunya secara optimal dalam kegiatan ini adalah jadwal kegiatan dilaksanakan bersamaam dengan kegiatan pembelajaran di sekolah sekolah berlangsung (mulai jam 07.00 wita-12 Wita, terdiri dari sesi open class dan refleksi), sementara itu, guru yang tersedia di masing-masing sekolah dari segi ini adalah terbatas, mereka harus tetap melaksanakan kegiatan di TK. Namun, biasanya dalam satu kelas ada 2 guru, kepala sekolah mengijinkan salah satu guru itu untuk mengikuti kegiatan open class, sementara guru lain ditugaskan untuk melaksanakan aktifitas kelas.

Kegiatan lesson study di sekolah seperti yang dikemukan Syamsuri & Ibrohim (2011) diupayakan tidak menganggu jadwal atau agenda sekolah. Artinya, tidak baik apabila gara-gara kegiatan lesson study, guru yang akan open class memindahkan jadwalnya agar sesuai dengan agenda yang diinginkan. Mempertimbangkan hal tersebut, maka tim memutuskan tidak merubah jam kelas bagi kelas yang digunakan guru model dalam open class.

2)

Peningkatan Kemampuan Merancang pembelajaran Guru Model

Selama proses pendampingan kaji tindak pembelajaran ini yang dilaksanakan dalam 6 sesi atau siklus kegiatan menunjukkan bahwa dari siklus ke siklus meskipun

(37)

guru model yang membuka kelas (open class) tidak sama, namun ditemukan adanya peningkatan kualitas rancangan pembelajaran yang dipersiapkan. Ini menunjukkan bahwa selama proses kegiatan dari siklus ke siklus guru-guru telah mendapatkan pengalaman bagaimana merancang pembalajaran di TK yang baik. Seperti contohnya, Hasil refleksi kegiatan open class yang dilaksanakan di TK N Pembina, menemukan bahwa ada beberapa kekuurangan guru Model dalam merancang kegiatan pembelajaran, yakni dari persiapan kegiatan anak-anak dalam setiap area, dan dari segi kesiapan alat pembelajaran di masing-masing area. Pada kegiatan siklus berikutnya, guru Model di TK Stana Widya Kumara Desa Depeha menunjukkan kesiapan yang lebih baik dan lualitas persiapan kegiatan pembelajaran yang lebih baik.

Gambar dok 3.

Guru Model di TK N Pembina SIngaraja Bersama team techingya dan kepala sekolah sedang melakukan sesi Plan perencanaan pembelajaran.

Kepala sekolah memberikan masukan beberapa kekurangan persiapan pembelajaran yang dimiliki guru Model

(38)

3) Peningkatan Kualitas Pembelajaran

Pelaksanaan kegiatan lesson study dalam 6 siklus kegiatan yang dilaksanakan di 5 TK juga menunjukkan peningkatan kualitas pengelolaan pembelajaran di TK. Hal ini dilihat dari perhatian guru model dari siklus ke siklus kepada anak semakin meningkat, sikap dan ekspresi guru juga menjadi perhatian selama refleksi dalam setiap siklus kegiatan. Dan itu juga telah menunjukkan peningkatan. Begitu juga dari segi pengelolaan kelas, penyiapan alat pembelajaran dan pengorganisasian konsep-konsep dalam pembelajaran di TK.

Dok 4 dan 5. Kegiatan plan di Stana Widya Kumara, Desa Depeha Guru Model memilki persiapan yang lebih baik. Karena telah mengimpmentasi temuan-temuan di siklus sebelumnya

(39)

4) Peningkatan Kualitas Kegiatan Lesson Study

Disisi lain, kegiatan lesson study selama 6 siklus kegiatan juga telah memberikan pengalaman bagi para guru TK peserta kegiatan dalam ber-lesson study. Pengalaman tersebut telah menigkatkan kulitas kegiatan lesson study dari siklus ke siklus, juga kualitas guru sebagai observer dan pengkaji pembelajaran. Hal itu dapat dilihat dari beberapa aspek berikut.

Dok. 6

Open Class siklus I di TK N Pembina Singaraja. Karena kekurangan dalam pengorganisasian kelas dan penyiapan alat di masing-masing area kegiatan, ditemukan ada anak yang rebutan alat pembelajaran.

Dok. 7

Open Class siklus I di TK N Pembina Singaraja. Guru mendekati anak yang berebut alat.

Dok. 8

Open Class siklus I di TK Stana Widya Kumara Depeha.

Alat pembelajaran yang terbatas, menginspirasi guru Model untuk merancang kegiatan anak secara berkelompok.

Guru Model berhasil mengembangkan prinsip

(40)

a) Sikap Guru Observer dalam mengamati pembelajaran; pada siklus I guru observer belum mengetahui bagian mana dari pembelajaran yang diamati, diamana posisi mengamati yang baik, dan bagaimana sikap mengamati yang baik. Hal ini dilihat pada siklus pertama guru observer hanya duduk saja dan bergerombol selama pembelajaran berlangsung, keluar masuk ruangan kelas, berkomunikasi melalui handphone, ngobrol dengan observer lain. Seperti dokumentasi berikut.

Namun pada siklus-siklus berikutnya, guru observer telah menunjukkan kemampuan sebagai pengamat pembelajaran yang lebih baik. Tidak lagi ngobrol, lebih fokus, tau posisi mengamati yang baik (sesuai panduan terlampir) dan lebih peka terhadap fakta-fakta pembelajaran.

b) Kualitas Dikusi Pembelajaran

Inti dari kegiatan lesson study sebenarnya adalah pada kegiatan see yaitu mendiskusikan kembali fakta-fakta yang ditemukan dalam pembelajaran (lihat panduan terlampir panduan refleksi). Untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan refleksi, peserta wajib mengikuti prosedur kegiatan refleksi lesson study. Dari siklus-ke siklus para guru peserta siklus-kegiatan telah menunjukkan peningkatan siklus-kemampuan menyampaikan fakta-fakta pembelajaran, kelebihan maupuan kekurangan dan melihat kekurangan tersebut sebagai pembelajaran berharga yang perlu disiskusikan dengan sejawat guru untuk merancang kegiatan pembelajaran yang lebih baik pada siklus berikutnya.

Dok. 8

Observer asik ngobrol dengan observer lain ketika pembelajaran sedang berlangsung

(41)

c) Suasana Kolegaitas

Kegiatan lesson study dalam 6 siklus ini juga telah memberikan nuansa berbeda bagi para guru peserta kegiatan. Nuansa kolegaitas sudah mulai terjalin, saling memiliki, salig melengkapi, saling member. Hal ini dapat dilihat dari bagimana para guru berbagi dan berdiksui untuk merancang kegiatan pembelajaran yang lebih baik dari siklus ke siklus.

Dalam proses pelaksanaan implementasi lesson study ini, para guru, khususnya guru model juga diberikan pembimbingan untk menyusun artikel hasil kajiannya tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan melalui metode model yang diterapkan dalam open class. Artikel hasil penelitian tindakan tersebut merupakan salah satu dari luaran kegiatan ini.

C. Seminar Dan Desiminasi Hasil kegiatan Lesson study

Serangkaian kegiatan pendampingan kaji tindak pembelajaran (lesson study di TK) ini diakhiri dengan kegiatan seminar hasil dan desiminasi hasil kegiatan pendampingan kaji tindak pembalajaran (lesson study di TK). Dalam kegiatan seminar desiminasi ini disampaikan pengalman pengalaman berharga yang diperoleh para guru peserta kegiatan, utamanya guru model daalam open class, begitu juga guru pengamat selama mengamati kegiatan open class (pembelajaran yang dibuka). Tim dosen pendamping (TIM P2M) juga menyampaikan beberapa temuan berharga dan masukan-masukan (advice) kepada para guru TK (IGTKI) dalam melaksanakan kegaitan ini selanjutnya. Ditekankan juga bahwa kegiatan lesson study yang baik adalah kegiatan lesson study yang dapat berlanjut. Untuk itu, meskipun pendampingan diakhiri, para guru TK melalui IGTKI dapat melanjutkan kegiatan ini dengan membentuk tik atau divisie lesson study di IGTKI.

(42)

BAB VI

KEGIATAN LANJUTAN

Kegiatan pendampingan kaji tindak pembelajaran di TK melalui program IBM ini diharapkan menjadi sebuah rintisan untuk mengawali kegiatan lesson study di TK/PAUD. Selanjutnya, Tim akan tetap mengupayakan melakukan komunikasi dengan mitra (PGTKI, HIMPAUDNI BULELENG, Kepala TK sekolah Mitra dan para guru) untuk melakukan kegiatan lanjutan. Kegiatan lanjutan pendampingan kaji tindak di TK (lesson study) di TK ini dilaknsakan dengan berbasisi IGKTI/ HIMPAUDNI sehingga para guru TK di sekolah sekolah mitra dapat membentuk sebuah learning community untuk menfasilitasi kolegaiitas dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di TKI/PAUD Di Kabupaten Buleleng.

(43)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Dari uraian laporan kegiatan pengabdian masyarakat dengan tema “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Anak Usia Dini Melalui Pelatihan Dan Pendampingan Kaji Tindak Pembelajaran Di PAUD Kabupaten Buleleng” ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

1) Kegiatan P2M ini memberikan manfaat kepada para guru TK/Paud dalam upaya mengembangkan sistem kemitraan (kolegaitas) melalui IGTKI/HIPAUDNI di Kabupaten Buleleng sebagai salah satu upaya atau sarana meningkatkan kualitas pembelajaran di TK/PAUD Di kabupaten Buleleng.

2) Selama kegiatan antusiasme guru TK di kabupaten Buleleng sebagai sasaran kegiatan ini tinggi. Dilihat dari konsistensi kehadiran guru pada setiap sesi kegiatan.

3) Kualitas merancang pembelajaran, mengelola pembelajaran, dan kemampuan ber-lesson study para guru peserta kegiatan meningkat dari siklsu ke siklus kegiatan.

2. Saran-saran

Beradasarkan hasil capaian kegiatan ini, disarankan kepada para guru TK khusnsynya di IGTKI Kabupaten Buleleng untuk melanjutkan kegiatan lesson study. Untuk memudahkan koordinasi kegiatan, dapat membentuk divisi lesson study di IGTKI/HIMPAUDNI dan membangun manajemen pelaksanaan kegiatan tersebut. Terkait denga itu, di sarankan kepada Dinas Pendidikan melalui Pengawas TK/PAUD di kabupeten Buleleng untuk membantu memberikan fasilitas dan kebijakan terkait dengan keberlanjutan program kegiatan ini.

(44)

DAFTAR RUJUKAN

Herawati Susilo. 2009. Lesson Study Sebagai Alternatif Sarana Peningkatan Kualitas Perkuliahan Dan Pengembangan Keprofesionalan Dosen. Makalah. Disampaikan pada Seminar dan Workshop Lesson Study di FIP UNDIKSHA Singaraja.

Sutopo dan Ibrohim. 2006. Pengalaman IMSTEP dalam Implementasi Lesson Study. Makalah disajikan dalam Pelatihan Pengembangan Kemitraan LPTK-Sekolah dalam rangka Peningkatan Mutu Pembelajaran MIPA di Yogyakarta, 27-29 Juli 2006.

Syamsuri & Ibrohim. 2011. Lesson Study (Studi Pembelajaran). Malang: Universitas Negeri Malang Press.

Tim Lesson Study. 2007. Rambu-rambu Pelaksanaan Lesson Study. Yogyakarta: FMIPA UNY

(45)

Lampiran Artikel Guru

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA KARTU ANGKA DALAM KEGIATAN BERHITUNG BERORIENTASI

LESSON STUDY UNTUK MENGEMBANGKANPERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK-ANAK TK NEGERI PEMBINA SINGARAJA

TAHUN PELAJARAN 2014

Oleh

I A Kade Widiaksisni, M Rai Dian Aryani, Sukraningsih

Abstrak

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengembangkanperkembangan motorik halus melalui penerapan metode pemberian tugas berbantuan media kartu angka dalam kegiatan berhitung berorientasi lesson study di TK Negeri Pembina Singaraja pada tahun pelajaran 2014. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang pada setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.Subjek penelitian ini adalah anak-anak TK Negeri Pembina Singarajayang berjumlah 19 orang, yaitu 13 anak laki laki dan 6 perempuan. Data perkembangan motorik halus anak diperoleh melalui metode observasi yang dilakukan pada kegiatan belajar berhitung.Data penelitian dianalisis secara deskriptif kuantitatif.Terkait dengan kegiatan lesson study dalam penelitian ini, guru model dalam melaksanakan pembelajaran diobservasi dengan menggunakan panduan observasi oleh guru TK sejawat IGTKI Kabupaten Buleleng, selanjutnya dilakukan refleksi hasil observasi pembelajaran.Target keberhasilan tindakan dalam penelitian ini adalah pencapaian perkembangan motorik halus anak sampai pada tingkat tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pemberian tugas berbantuan media kartu angka dalam kegiatan berhitung dapat meningkatkan perkembanganmotorik halus anak di TK Negeri Pembina Singaraja tahun pelajaran 2014. Pada akhir siklus I persentase capaian perkembangan motorik halus anak adalah 66,80% yang berada pada kriteria sedang. Sementara itu, pada siklus II perkembangan motorik hals anak meningkat sebesar 22,1% menjadi 88,90% yang berada pada kategori tinggi. berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan kepada guru TK untuk menggunakan metode pemberian tugas berbantuan media kartu angka untuk meningkatkan perkembanganmotorik halus anak dalam kegiatan berhitung. Hasil observasi menunjukkan bahwa pada pelaksanaan pembelajaran di siklus I, kendala pembalajaran terletak pada pengelolaan pembelajaran dengan sistem area, guru model perlu mengatur pembagian kelompok disesuaikan dengan area yang dibuka dalam pembelajaran. Pada siklus II, hasil observasi pembalajaran menyimpulkan bahwa semua anak sudah mendapat kesempatan mengikuti pembalajaran pada semua area yang dibuka.

(46)

Pendahuluan

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), mencakup keseluruhan pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri. Usia dini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak. Namun tidak semua orang memahami apa arti dari pendidikan anak usia dini itu. Pendidikan anak usia dini diberikan untuk anak usia 0-6 tahun. Sejalan dengan kemajuan bangsa Indonesia dan kesadaran akan pentingnya pendidikan, maka perkembangan sekolah taman kanak-kanak (TK) sangat maju pesat.

Ada tiga perkembangan perkembangan penting yang dialami oleh anak, yaitu: perkembangan psikologis, perkembangan kecerdasan, dan perkembangan otak. Secara psikologis, setiap anak memiliki waktu dan irama perkembangan sendiri, unik dan berbeda antara satu dengan yang lain. Disamping itu, setiap anak juga memiliki kecerdasan yang berbeda yang dapat membedakan antara anak yang satu dengan yang lain. Perkembangan anak juga dapat dipengaruhi oleh perkembangan otak, karena otak merupakan refleksi jiwa dan cermin kepribadian, menentukan niat, pikir, emosi dan perilaku manusia (Peraturan Menteri Nasional No 58 tahun 2009).Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna. Walaupun demikian anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan. Hal ini disebabkan oleh keinginan anak untuk meletakkan balok secara sempurna sehingga kadang-kadang meruntuhkan bangunan itu sendiri. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan, dan tubuh secara bersamaan,antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis atau menggambar.

Berdasarkan studi pendahuluan ditemukan bahwa prkrmbangana motorik halus anak-anak diTK Negeri Pembina Singaraja masih sangat rendah khususnya dalam kegiatan berhitung, salah satu faktor yang menyebabkan adalah kurangnya pemanfaatan media serta karena fasilitas dan media pembelajaran diTK Negeri Pembina Singaraja yang kurang lengkap. Hasil observasi juga menemukan bahwa di TK Negeri Pembina Singaraja anak-anak masih banyak yang belum perkembangan koginitif yang sesuai dengan anak anak pada usia tersebut yang ditunjukkan dengan rendahnya kemampuan meraka dalam kegiatan berhitung. Sehingga demikian diperlukan adanya inovasi dalam kegiatan pembelajaran diTK Negeri Pembina Singaraja melalui optimalisasi pemanfaatan media pembelajaran yang relevan untuk meningkatkan perkembangan motorik halusnya serta dapat dan menarik perhatian dan minat anak anak dalam mengikuti pembelajaran. Dalam mengikuti pembelajaran akan lebih menarik dan berhasil dengan berorientasi pada lesson study, dimana dalam kegiatan lesson study kita bisa mengatur kegiatan pembelajaran dengan tahapan plan, do, see, dan refleksi. Degan tahapan tersebut

(47)

maka pembelajaran bisa dirancang sedemikian menarik untuk mengembangkan motorik halus anak.

Agar dapat memahami dan menghayati bagaimana anak belajar dan permasalahan apa saja yang bersangkutan dengan proses pembelajaran, maka semua yang berkepentingan dengan pendidikan ikut secara aktif terutama pada waktu pelaksanaan pembelajaran (obsevasi) dan refleksi. Pelaksanaan dan refleksi merupakan inti dari lesson studi. Di kedua tahapan (observasi dan refleksi) itu kita dapat belajar bagaimana anak, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan apa saja yang diperlukan anak dalam belajar.

Kegiatan bermain sambil belajar dilakukan di TK sangatlah ditentukan oleh kemampuan seorang guru untuk mengkondisikan belajar yang maksimal yang dirancang sambil bermain. Melalui pemberian tugas anak memperoleh pemantapan cara mempelajari materi pelajaran secara lebih efektif karena dalam kegiatan melaksanakan tugas itu anak memperoleh pengalaman belajar untuk memperbaiki cara belajar yang keliru atau kurang tepat dan dapat meningkatkan cara belajar yang lebih baik. Oleh karena itu, pemberian tugas merupakan salah satu cara pemberian pengalaman belajar yang cocok untuk mengembangkan keterampilan motorik kasar dan keterampilan motorik halus (Moeslichatoen, 1999).

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkanpesan atau isi pembelajaran, dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan anak sehingga dapat mendorong proses pembelajaran (Akmapala. 2009). Sementara itu, Sujiono, dkk, (2008:8.17) menyebutkan media pembelajaran adalah segalasesuatu yang dapat dipakai atau dimanfaatkan untuk merangsang daya pikir, perasaan, perhatian dan kemampuan anak sehingga ia mampu mendorong terjadinya proses belajar mengajar pada diri anak.Perkembangan motorik halus anak usia dini dalam kegiatan berhitung sangat penting untuk sedini mungkin dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran di PAUD yang syarat dengan kegiatan bermain. Penggunaan media kartu huruf diprediksikan akan sangat sesuai untuk menunjang perkembangan motorik halus anak, karena kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kartu huruf yang dalam pelaksanaannya dengan bermain dan bernyanyi akan mampu menarik perhatian anak untuk terlibat aktif dalam belajar. Selain itu, kartu huruf yang dikemas dengan bentuk dan warna menarik juga mendukung antusias anak untuk mengikuti kegiatan belajar di PAUD

Penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan motorik halusanak di TK Widya dharma melalui penerapan metode pemberian tugas menggunakan media kartu angka dalam kegiatan berhitung.

Metode Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini mengkaji tentang penerapan metode pemberian tugas menggunakan media kartu angka dalam kegiatan berhitung untuk meningkatkan kemampuan motorik halusanak TK Negeri Pembina Singaraja Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran 2013/2014. Waktu pelaksanaan tindakan akan disesuaikan dengan kegiatan kalender pendidikan di TK Negeri Pembina Singaraja Sementara itu penelitian ini akan dilaksanakan di TK Negeri Pembina SingarajaSubjek penelitian ini adalah anak-anak di TK Widya dharma yang berjumlah 19 orang, yaitu 13 anak laki laki dan 6 perempuan. Subjek penelitian ini ditentukan berdasarkan permasalahan dalam perkembangan motorik

Gambar

Gambar 1. Siklus Pengkajian Pembelajaran dalam Lesson Study di Indonesia (Dimodifikasi dari Herawati Susilo,2009)
Gambar 2. Siklus Pengkajian Pembelajaran dalam Lesson Study di Indonesia (Dimodifikasi dari Herawati Susilo,2009)
Gambar Dok. 1
Gambar dok 3.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan penugasan guru, siswa dapat membuat pertanyaan menggunakan kata tanya apa, siapa, kapan, di mana, dan bagaimana berdasarkan isi teks cerita narasi sederhana tentang kegiatan

Tampilan Feature Image dari Post yang telah dibuat adalah seperti ini.. Tampilan dari Post yang telah dibuat adalah seperti

masyarakat untuk ikut berperan serta dalam syi’ar Islam, dan dimaksudkan juga agar format musik ini lebih bervariasi. Radio Saka FM merupakan radio komunitas agama atau radio

Ekstraksi informasi merupakan teknologi yang berkaitan dengan cara menjadikan dokumen teks yang tidak terstruktur dengan domain tertentu ke dalam sebuah struktur informasi

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka ditariklah kesimpulan bahwa hipotesis penelitian ini diterima, yang berarti persepsi gaya kepemimpinan dan Quality of Work

Selain itu juga terkadang guru mencoba dengan metode pengamatan (obsevasi) dilapangan sehingga siswa dapat merasakan bagaimana kondisi masyarakat dan mobilitas sosial

36 1=jamak benar, alasan salah 0=tidak menjawab/salah disertai alasan jawaban 14 C3 Menentukan peran manusia dalam mengatasi pencemaran lingkungan 3 (3=jamak benar dan alasan

Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Khusus Penerima Bantuan Pembiayaan yang selanjutnya disebut PBI Jamkesus adalah penyandang disabilitas yang tergolong fakir miskin atau