• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tema Arsitektur Vintage Modern pada Perancangan Flower Park di Kota Baru Parahyangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tema Arsitektur Vintage Modern pada Perancangan Flower Park di Kota Baru Parahyangan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Tema Arsitektur Vintage Modern pada Perancangan

Flower Park di Kota Baru Parahyangan

Alya Nabila

Jurusan Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain, Itenas, Bandung

Email: nabilalya42@gmail.com

ABSTRAK

Destinasi wisata sangat beragam dari mulai wisata alam dan ada pula buatan. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki berbagai tempat atau objek wisata karena banyaknya budaya, suku, adat istiadat, musim, dan lain sebagainya. Indonesia juga termasuk negara tropis yang memiliki kekayaan sumber daya alam. Salah satunya adalah keanekaragaman flora nya yang melimpah. Dalam perkembangan objek wisata, banyak tempat wisata yang mengedepankan pembangunan tetapi tidak memperhatikan kondisi ruang terbuka hijau yang semakin sedikit. Akibat dari perbuatan manusia pada lingkungan dapat membahayakan dan mengancam kelestarian tanaman. Usaha untuk memberi pengetahuan dan pemahaman terhadap melestarikan lingkungan hijau pada masyarakat secara umum dapat ditempuh melalui kegiatan rekreasi. Rekreasi merupakan kegiatan yang di dalamnya dapat juga memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari suasana alam dalam kesempatan yang tersedia. Maka, berdasarkan pernyataan tersebut akan dibuat wisata ruang terbuka hijau khususnya tanaman florikultura. Florikultura adalah pengetahuan hortikultura yang terkait dengan budidaya tanaman berbunga. Pembangunan objek wisata ini memiliki tujuan untuk merancang sebuah tempat khusus tanaman hias atau bunga (flora) yang mampu mewadahi segala macam aktivitas, wahana studi, pengetahuan, dan sekaligus sebagai sarana rekreasi yang menarik dan tetap menjaga kelestarian alam. Diharapkan juga dapat menciptakan kesadaran tentang pentingnya melestarikan lingkungan alam melalui pembelajaran tentang tanaman hias (florikultura) dan bersifat rekreatif.

Kata kunci: Arsitektur Vintage Modern, Rekreasi, Taman Bunga, Wisata.

ABSTRACT

Tourist destinations are very diverse, ranging from natural and artificial tourism. Indonesia is a country that has various places or tourist objects because of the many cultures, ethnicities, customs, seasons, and so on. Indonesia is also a tropical country that has a wealth of natural resources. One of them is abundant flora diversity. In the development of tourism objects, many tourist attractions prioritize development but do not pay attention to the condition of the decreasing green open space. The consequences of human actions on the environment can endanger and threaten the sustainability of plants. Efforts to give knowledge and understanding of preserving the green environment in the community, in general, can be pursued through recreational activities. Recreation is an activity in which one can also gain knowledge and experience from the natural atmosphere in the available opportunities. So, based on this statement will be made green open space tourism, especially floriculture plants. Floriculture is horticultural knowledge related to the cultivation of flowering plants. The development of this tourist attraction aims to design a special place for ornamental plants or flowers (flora) that can accommodate all kinds of activities, a vehicle for study, knowledge, and at the same time as an attractive recreational facility while preserving nature. It is also hoped that it can create awareness about the importance of preserving the natural environment through learning about ornamental plants (floriculture) and are recreational.

(2)

1. PENDAHULUAN

Aktivitas wisata adalah hal yang sangat diperlukan bagi setiap orang. Di tengah banyaknya kesibukan yang dilakukan tentunya pergi berlibur ke tempat wisata adalah hal yang cukup diminati. Banyak sekali objek wisata yang digemari oleh wisatawan. Sebagian orang lebih suka dengan wisata alam, namun banyak pula yang lebih suka wisata budaya dan wisata buatan. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki berbagai tempat atau objek wisata karena banyaknya budaya, suku, adat istiadat, musim, kepercayaan, dan lain sebagainya. Indonesia juga termasuk negara tropis yang memiliki kekayaan sumber daya alam. Salah satunya adalah keanekaragaman flora nya yang melimpah. Akibat dari perbuatan manusia pada lingkungan dapat membahayakan dan mengancam kelestarian tanaman. Pada saat ini terdapat banyak sekali pembangunan komersil yang justru merampas daerah hijau sehingga sedikit sekali kita dapat melihat tumbuhan di lingkungan sekitar. Usaha untuk memberi pengetahuan dan pemahaman terhadap melestarikan lingkungan hijau pada masyarakat secara umum dapat ditempuh melalui kegiatan rekreasi. Rekreasi merupakan kegiatan menyenangkan yang di dalamnya dapat juga memperoleh pengetahuan dan pengalaman mental dari suasana alam dalam waktu dan kesempatan yang tersedia. Kegiatan rekreasi akan memberikan pengalaman dan wawasan umum secara menarik. Parahyangan Flower Park hadir sebagai tempat rekreasi dan wadah pelestarian tanaman khususnya bunga. Taman bunga adalah tempat macam-macam tumbuhan bunga ditanam dengan dekorasi yang rekreatif. Selain bertujuan untuk tempat rekreasi dan pelestarian yang edukatif keberadaan Parahyangan

Flower Park dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan dengan membudidayakan tanaman-tanaman

terutama jenis bunga dan menjadi salah satu sumber wisata alam bagi masyarakat.

2. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANGAN

2.1 Definisi Proyek

Objek wisata adalah segala sesuatu yang ada di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang datang berkunjung ke tempat tersebut. Objek wisata adalah semua tempat atau keadaan alam, yang memiliki sumber daya wisata, dibangun dan dikembangkan sehingga mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan. Objek wisata dapat berupa wisata alam seperti gunung, sungai, laut, danau, pantai atau berupa objek bangunan seperti museum, benteng, situs peninggalan sejarah, dan lain-lain. Indonesia merupakan negara yang kaya dengan objek wisata karena Indonesia memiliki banyak pulau-pulau kecil yang indah dan banyak menarik wisatawan domestik maupun mancanegara [1].

Taman adalah sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk mendapatkan kesenangan, kegembiraan, dan kenyamanan [2]. Taman bunga adalah taman apapun dimana bunga ditanam dan dibesarkan. Masa

mekar bunga memiliki banyak ragam sepanjang tahun, dan beberapa tanaman mengering setiap musim dingin, sehingga taman bunga dapat mengatur susunan pemekaran dan kombinasi warna yang konsisten sepanjang musim.

Taman bunga merupakan suatu daerah yang ditanami berbagai varietas tanaman hias. Bunga sejak dahulu dikenal sebagai simbol kebahagiaan. Oleh karenanya, taman bunga merupakan objek wisata yang telah ada dan dikenal sejak lama. Melihat bunga warna-warni yang bermekaran dipercaya bisa menumbuhkan semangat dan menghilangkan stres [3].

2.2 Lokasi Proyek

Lokasi proyek berada di Jalan Bujanggamanik, Kota Baru Parahyangan Padalarang yang terdiri dari tata guna lahan sekitar yang beragam. Dapat dilihat pada Gambar 1 merupakan kawasan site yang terdiri dari area perkebunan, pemukiman warga, area komersil, dan pendidikan. Lokasi site berada di wilayah Sub urban dengan iklim tropis (masih sangat gersang) & kondisi topografi berkontur dan masih minim sarana rekreasi di dalamnya sehingga sangat cocok untuk dirancang objek wisata salah satunya wisata alam taman bunga.

(3)

Gambar 1 Lokasi Proyek

Sumber: earth.google.com, diakses dan diolah 25 agustus 2020

Alamat lengkap proyek Parahyangan Flower Park berada di Jalan Bujanggamanik, Desa Kertajaya, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Indonesia. Proyek ini dibangun diatas lahan dengan luas 60,539 m2. Tapak berbatasan dengan kaveling komersial, perkebunan, persawahan dan, Waduk Saguling.

2.3 Definisi Tema

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kontemporer adalah sesuatu pada masa kini. Arsitektur kontemporer adalah gaya desain berdasarkan apa saja yang diciptakan dan diproduksi pada saat ini. Oleh karena itu, kontemporer bersifat dinamis juga mengikuti zaman tidak terikat oleh suatu era. Gaya kontemporer tidak mewakili satu gaya tertentu, namun dapat melakukan kombinasi dari beberapa gaya dan zaman [4].

Gaya kontemporer berkembang sekitar awal 1920-an dan dimotori oleh sekumpulan arsitektur Bauhaus

School of Design di Jerman. Mereka memberi respon kemajuan teknologi dan perubahan sosial

masyarakat mengenai dampak perang dunia. Gaya kontemporer dalam seni bangunan mulai berkembang pesat pada tahun 1940-1980an. Istilah arsitektur kontemporer mengacu pada gaya bangunan masa kini. Dalam bidang arsitektur, kontemporer dan modern memiliki makna yang berbeda. Modern mengacu pada arsitektur modern pada awal hingga pertengahan abad 20. Pada dasarnya kontemporer adalah gaya desain yang sedang up to date atau sedang diproduksi di masa sekarang. Kontemporer bersifat dinamis dan tidak terikat oleh suatu era. Sebaliknya, modern pada dasarnya mencirikan sebuah era setelah era tradisional atau pra-industri. Desain kontemporer menampilkan gaya yang lebih baru [5].

Arsitektur kontemporer mengambil desain yang sedang digemari masyarakat saat ini, sekarang gaya

vintage yang ciri nya adalah dekorasi usia lampau justru popular di kalangan masyarakat mulai dari

musik, fashion, dan dekorasi. Maka dibuatlah proyek ini dengan salah satu gaya yang sedang ramai pada zaman masa sekarang yaitu tema vintage.

Arsitektur Vintage dapat berarti segala sesuatu yang telah lama atau usang. Sesuatu yang berasal dari kenangan dan tempo dulu. Dalam desain interior vintage merupakan penggunaan elemen-elemen, beragam dekorasi dan bahkan furniture yang cukup populer atau banyak digunakan pada era 1950an, 1960an, hingga 1970an. Desain vintage memang menawarkan tampilan visual yang sangat berbeda. Tampilan vintage dapat memberikan dan seolah-olah membawa nuansa kembali ke masa lalu. Namun bukan juga berarti menciptakan dan mengadopsi gaya desain klasik dengan ciri khas megah dan mewah, gaya desain interior vintage lebih diarahkan kepada tercapainya suasana dan atmosfer yang unik dan menarik dengan menerapkan beragam elemen dan dekorasi yang antik pada ruangan [6].

Dekorasi vintage juga identik dengan adanya hiasan bunga atau elemen yang berkaitan dengan bunga. Maka tema ini cocok digunakan untuk proyek taman bunga di Parahyangan.

(4)

2.4 Elaborasi Tema

Parahyangan Flower Park mengusung konsep Arsitektur Kontemporer yang dikhususkan kedalam tema

Vintage Arsitektur dengan penjabaran tema melalui Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1 Elaborasi Tema

Sumber: Hasil Pemaparan Tema

Rancangan objek wisata khususnya taman bunga menerapkan desain kontemporer yang mencirikan proyeknya yaitu vintage arsitektur melalui dekorasinya identik dengan bunga dan desain yang dinamis dapat mengikuti gaya seiring berkembangnya zaman.

2.5 Gubahan Massa

Berikut adalah gubahan massa pada bangunan utama flowerhouse. Bangunan ini menggunakan struktur bentang lebar. Transformasi bentuk dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Gubahan Massa Flower House

Massa bangunan flowerhouse terdiri dari satu lantai dengan bentuk dasar berupa balok. Seperti dapat dilihat pada Gambar 2 bagian a. Balok mendapat pengurangan volume atau subtraktif untuk menciptakan ruang yang cukup bagi tanaman tumbuh di bawahnya dan sebagai cara untuk mendapatkan wujud bangunan iconic seperti pada Gambar 2 bagian b. Berdasarkan Gambar 2 bagian c, dapat dilihat bangunan diberi rangka berupa baja dan menggunakan penutup atap material transparan agar menciptakan skylight untuk membuat cahaya masuk sebagai pemenuhan kebutuhan tanaman dan juga sebagai estetika bangunan.

3. HASIL RANCANGAN

3.1 Konsep Zonasi dalam Tapak

Berdasarkan Gambar 3 tapak dibagi menjadi 3 zona utama yaitu zona publik, zona privat, dan zona servis. Ketiga zona ini ditempatkan berdasarkan kondisi dan situasi yang ada di sekitar tapak. Zona publik merupakan zona yang dapat dikunjungi oleh pengunjung,

(5)

zona privat merupakan zona untuk pengelola berupa bangunan pengelola sedangkan zona servis yaitu parkir pengelola dan bangunan utilitas pada tapak.

Gambar 3 Konsep Zonasi Dalam Tapak

Massa bangunan pada tapak Flower Park merupakan multi massa. Pada Gambar 4 terdapat delapan bangunan dimana bangunan pengelola (privat) dipisah dengan bangunan yang dapat dikunjungi oleh pengunjung (publik). Zona dibagi menjadi zona penerima meliputi bangunan penerima dan flowershop, lalu zona privat bangunan pengelola dan utilitas, zona pengunjung pasif meliputi flower house, pembibitan dan workshop kegiatan merangkai bunga, lalu zona pengunjung aktif area labirin, area anak,

foodcourt dan restoran. Ada pula bangunan utilitas dimana terdapat bangunan untuk genset, listrik, dan

gardu listrik,

Gambar 4 Blok Plan Parahyangan Flower Park

3.2 Konsep Sirkulasi dalam Tapak

Berdasarkan Gambar 5 yang merupakan sirkulasi kendaraan dan pedestrian pada tapak, seluruh akses baik untuk pengunjung, akses pegawai, dan servis ditempatkan di sisi Jalan Bujangmanik. Karna hanya satu sisi tapak yang menghadap ke bagian akses jalan. Kendaraan pengunjung diletakkan secara terpisah dengan akses pegawai dan servis. Sedangkan akses masuk dan keluar bagi pengunjung melalui satu area

drop off. Jalur pedestrian disediakan sebagai akses pejalan kaki untuk pengunjung. Terdapat plaza di

(6)

Jalur pengunjung melalui bangunan penerima lalu disambut oleh plaza dan dapat menelusuri setiap area

site dengan display taman bunga.

Gambar 5 Pola Sirkulasi dalam Tapak 3.3 Konsep Zonasi dalam Bangunan

Parahyangan Flower Park memiliki beberapa fungsi bangunan. Setiap fungsi bangunan terdiri dari tiga zona yaitu zona publik, zona privat dan zona servis dengan sebagian besar bagian bangunan berorientasi sebagai zona publik. Gambar 6 adalah zonasi bangunan penerima yaitu bangunan untuk akses masuk dan keluar pengunjung menuju area rekreasi berada di bangunan penerima ini. Bangunan penerima berisi fasilitas untuk menunjang aktivitas wisata seperti lobby tempat berkumpul, loket tiket, information

centre, loker dan penitipan barang, ATM centre, serta toilet.

Gambar 6 Zonasi Bangunan Penerima

Bangunan restoran terdiri dari dua lantai. Bangunan didominasi oleh fungsi publik berupa area makan seperti terlihat dalam Gambar 7 Lantai dasar bangunan memiliki fungsi sebagai yang tempat makan dan memiliki akses langsung untuk menuju taman bunga. Zona servis lantai dasar terdiri dari bar makanan, gudang, dapur, mushola serta toilet. Lantai dua bangunan diperuntukkan untuk fungsi restoran dengan area makan sebagai zona publik. Terdapat sebagian area makan rooftop tanpa atap sebagai kesan lebih terbuka dan menyatu dengan alam sehingga dapat maksimal melihat view taman. Selain itu terdapat zona servis yang berisi ruang bar minuman dan mini foodcourt.

(7)

Gambar 7 Zonasi Bangunan Restoran

Selanjutnya Gambar 8 adalah flowerhouse. Bangunan ini terdiri dari fungsi publik berupa ruang display koleksi tanaman bunga. Koleksi tanaman di dalam flower house terdiri dari koleksi tanaman yang memerlukan maintenance khusus serta tidak membutuhkan cahaya matahari terlalu banyak dan kebutuhan air yang cukup banyak seperti Hydrangea, Senggani, Barleria, Anthurium, Morning Glory, Gardenia, dan Pasiflora.

Gambar 8 Zonasi bangunan flowerhouse 3.4 Fasad Bangunan

Tampak selatan tapak pada Gambar 9 merupakan area koleksi bunga, workshop place, restoran, dan

foodcourt. Pada Gambar 9 dapat terlihat beberapa bagian kontur yang di cut and fill sebagai akses jalan.

Gambar 9 Tampak Selatan Site

Gambar 10 merupakan tampak barat site terdapat flowerhouse, area restoran, koleksi, dan spot foto.

(8)

Pada Gambar 11 menunjukkan material fasad yang digunakan pada bangunan penerima yaitu bata ekspos dominan warna natural cokelat dan ada banyak dekorasi bunga sebagai salah satu ciri tema

vintage. Selain itu juga ditambahkan material fasad batu alam di bagian bawah kolom agar tidak terkesan

monoton. Dan terdapat kisi kayu di bagian utara untuk memberi kesan bangunan yang terbuka sebagai bangunan publik dan sebagai sirkulasi udara pada bangunan.

Gambar 11 Fasad Bangunan Penerima

Fasad restoran pada Gambar 12 menggunakan material kayu pada bagian kolom dan didominasi material kaca untuk memberi kesan ruang publik dan ada aksen batu alam di fasad yang ruang dalamnya bersifat servis. Atap menggunakan bitumen dan dibuat setengah terbuka untuk menambah konsep rooftop. Sedangkan fasad samping merupakan sisi selatan restoran dengan setengah dinding menggunakan railing kayu memiliki kesan lebih terbuka karena menghadap langsung ke taman bunga dan untuk memaksimalkan view.

Gambar 12 Fasad Bangunan Restoran

Tampak flower house pada Gambar 13 menunjukkan fasad bangunan didominasi bagian atap. Atap dan dinding flower house menggunakan material EFTE (ethylene tetrafluoroethylene) agar tanaman di dalam mendapatkan sinar matahari. Penggunaan material EFTE (ethylene tetrafluoroethylene) pada fasad bertujuan untuk dapat memasukan cahaya ke dalam bangunan dan bentuk fasad segitiga memberi kesan dinamis pada bangunan flower house. Begitu pula pada fasad bagian selatan atap dan dinding menggunakan ETFE (ethylene tetrafluoroethylene) dan rangka atap menggunakan material pipa baja

hollow.

(9)

3.5 Perspektif Bangunan dan Tapak

Interior dari Flower house Parahyangan Flower Park seperti pada Gambar 14, berisi koleksi tanaman yang memerlukan maintenance khusus serta tidak membutuhkan cahaya matahari terlalu banyak dan kebutuhan air yang cukup banyak seperti Hydrangea, Senggani, Barleria, Anthurium, Morning Glory,

Gardenia, dan Pasiflora. Terdapat jembatan kayu parquet sebagai tempat berfoto dan tempat untuk

melihat atau menikmati bunga di dalam bangunan melalui view atas.

Gambar 14 Perspektif Interior Flower House

Pada Gambar 15 merupakan interior restoran. Lantai 1 restoran yang material lantainya kayu dan sisi dindingnya terbuka menghadap ke arah taman bunga. Untuk lantai 2 restoran yang bersifat rooftop dan pemilihan furniture juga berbeda menggunakan sofa outdoor dengan material kain polyester untuk memberi kesan lebih nyaman dan santai. Untuk material lantai menggunakan kayu parquet dan railing menggunakan kayu blackwalnut.

Gambar 15 Perspektif Interior Restoran

Berdasarkan Gambar 16 bahwa tapak depan Parahyangan Flower Park menghadap ke Jalan Bujanggamanik. Bagian depan tapak difungsikan sebagai tempat parkir untuk mobil, sepeda motor dan bis pengunjung serta tempat parkir untuk pengelola. Pada sisi barat site yang berbatasan dengan Waduk Saguling dimanfaatkan sebagai koleksi tanaman bunga tropis basah. Selain itu, terdapat juga viewing

deck, dan tempat duduk santai untuk pengunjung.

(10)

Terdapat plaza seperti pada Gambar 17 sebelum menuju berbagai zona wisata yang bertujuan sebagai tempat berkumpul agar mudah terorganisasi jika ada pengunjung skala besar, juga dapat menjadi tempat peristirahatan setelah berkeliling area wisata lalu ingin berfoto-foto sebelum menuju pintu keluar. Terdapat pula hamparan jenis bunga matahari (sunflower) dan marigold untuk menyambut pengunjung menuju bangunan dan terdapat kursi untuk duduk menikmati taman juga mengambil foto.

Gambar 17 Eksterior Sekitar Bangunan pada Flower Park

Fasilitas lain yang terdapat di sarana rekreasi ini yaitu spot foto, untuk menuju spot foto pengunjung harus melewati wooden walkway seperti pada Gambar 18 yang terbuat dari material wood plastic

composite (WPC) agar lebih kuat apabila terkena air hujan. Terdapat Water pond juga dibawah wooden walkway ini agar pengunjung seperti dapat merasakan menyebrangi sungai dan juga berfungsi sebagai

penampung air hujan.

Gambar 18 Eksterior Suasana Flower Park

3.6 Rancangan Struktur

Isometri Struktur yang ditampilkan ada pada bangunan utama yaitu bangunan flowerhouse dapat dilihat pada Gambar 19. Isometri menggambarkan struktur dari mulai fondasi hingga penutup atap.

(11)

Penggunaan struktur pada bangunan bentang lebar menyesuaikan dengan kecepatan memasang dan kemudahan dalam pengadaan ke lapangan. Isometri struktur bangunan flower house dapat dilihat pada Gambar 19. Bangunan menggunakan sistem struktur rangka, material pipa baja hollow dengan fondasi bore pile. Beban atap langsung disalurkan ke ring balk dan fondasi. Material penutup atap menggunakan material EFTE (ethylene tetrafluoroethylene).

4. SIMPULAN

Perancangan Parahyangan Flower Park menerapkan tema arsitektur vintage modern pada setiap bangunan dan site. Terbagi menjadi tiga zona, yaitu zona publik (terdapat publik aktif dan pasif), zona privat, dan zona servis. Penerapan tema vintage pada bangunan diharapkan menjadi ciri unik proyek ini yang dapat diminati masyarakat pada masa kini dan mendatang. Masing-masing bangunan berorientasi terhadap view yang berpotensi, sehingga menciptakan sebuah ruang yang menjadi daya tarik bagi pengunjung. Kesatuan antara arsitektur, lanskap, serta lingkungan menjadi rekreasi komersial berupa sarana edukatif yang alami dengan tujuan konsumen masyarakat umum. Pada akhirnya, pembangunan wisata taman bunga ini merupakan salah satu cara dalam menjaga keberagaman flora di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Sukmaningtiyasp. "Definisi Objek Wisata." Wordpress.com. https://sukmaningtiyasputri77.wordpress.com/author/sukmaningtiyasp/. (diakses 1 September 2020).

[2] Kawasan Pemukiman dan Pertanahan, Dinas Perumahan. "Pengertian Taman Kota." Website Resmi Pemerintah Kabupaten Buleleng. https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/pengertian-taman-kota-15. (diakses 1 September 2020).

[3] H. K. Wardhani. "Wisata Taman Bunga di Indonesia." Tripzilla.id. https://www.tripzilla.id/wisata-taman-bunga-di-indonesia/12907. (diakses 1 September 2020).

[4] Archifynow "Perbedaan Arsitektur Modern dan Kontemporer." Archify.com. https://www.archify.com/id/archifynow/apa-beda-arsitektur-modern-dan-kontemporer. (diakses 1 September 2020).

[5] S. Alfari. "Arsitektur dan Desain Kontemporer." Arsitag.com.

https://www.arsitag.com/article/arsitektur-dan-desain-kontemporer. (diakses 1 September 2020). [6] H. Yana. "Gaya Desain Interior Vintage, Cara Merawat dan Membangkitkan Kenangan Lama."

https://interiordesign.id/gaya-desain-interior-vintage-merawat-membangkitkan-kenangan-lama/. (diakses 1 September 2020).

Gambar

Gambar 1 Lokasi Proyek
Tabel 1 Elaborasi Tema
Gambar 4 Blok Plan Parahyangan Flower Park
Gambar 5 Pola Sirkulasi dalam Tapak
+5

Referensi

Dokumen terkait

Pola sebaran sedimen dan sifatnya di perairan calon tapak PLTN di Semenanjung Muria merupakan salah satu data yang diperlukan dalam memilih lokasi, tipe, dan

Cara pemungutan Penerimaan Negara Bukan Pajak dalam pemberian salinan Surat Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum perseroan yang Hilang atau Rusak dan pemberian

Desa Tenganan Pagringsingan yang berasal dari keluarga (warga) pasek maka dianggap tidak melanggar atau dibolehkan, karena menurut kepercayaan masyarakat Desa Tenganan

Penelitian tentang prediksi bencana alam angin puting beliung di wilayah Cilacap Jawa Tengah dengan menggunakan adaptive neighborhood modified backpropagation

0,000) antara usia dan jenis kelamin anak sekolah dasar terhadap tingkat pemahaman anak tentang pendidikan seksual. Pendidikan seksual sangat penting untuk

Selanjutnya diukur tingkat efisien- si ekonomi pemanfaatan sumberdaya domestik yang bersifat langka--di dalam aktivitas susu dan peternakan sapi perah Sedangkan pada

Perbandingan hasil koreksi geometri sistematik dengan menggunakan kedua data attitude di atas dapat dilihat pada Gambar 3-6 dimana Gambar 3-6(a) merupakan citra ideal untuk

Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengetahui jumlah total dan presentasi resep yang mengandung kombinasi tramadol dengan parasetamol pada periode Januari 2013 di