ANALISIS HARGA JUAL TERHADAP KUALITAS MAKANAN
DI WARTEG SUMBER JAYA
Karya tulis ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Dosen: Ririn Sri Kuntorini,Dra.,M.Hum
Disusun oleh: TITIAN HASANAH
10090215108
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG BANDUNG
PRAKATA
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini dengan baik.
Adapun karya tulis ilmiah tentang Analisis Harga Jual Terhadap Kualitas Makanan di Warteg Sumber Jaya ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan karya tulis ilmiah ini.
Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini terdapat berbagai kendala yang dihadapi oleh penulis. Salah satunya adalah sulitnya menyusun tata bahasa yang dapat dimengerti oleh semua pembaca.
Untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Yth :
1. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi.
2. Ibu Ririn Sri Kuntorini,Dra.,M.Hum selaku dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia.
Kami menyadari karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Bandung, Juni 2016
ABSTRAK
Tulisan ini membahas mengenai warteg Sumber Jaya dikarenakan warteg ini sudah berdiri sejak lama sekitar 14 tahun di Tamansari. Dalam penelitian ini digunakan teori harga jual dan kualitas makanan. Metode penelitian yang digunakan yaitu observasi dan wawancara langsung dengan pemilik warteg. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa kenaikan harga jual tidak akan mempengaruhi kualitas makanan yang dibuat di warteg. Namun, meskipun begitu penulis menyimpulkan bahwa pemilik warteg memiliki alternatif lain dalam mempertahankan kualitas makanan meskipun harga jualnya naik.
ABSTRACT
This paper discussed about warteg Sumber Jaya because warteg this have
been constructed for a long time around 14 years in Tamansari. In this research used
the theory the selling price and quality of food. Research metodology used the
observation and direct interview with the land owners warteg. The result of research
showed that the increase the selling price will not affect the qualities of meal made in
warteg. But, nevertheless the author concluded that the owner warteg having
alternative other in maintaining the qialities of meal althought the selling price goes
up.
DAFTAR ISI
1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data...5
2.2 Kualitas...9
2.2.1 Pengertian Kualitas...9
2.2.2 Kualitas Makanan...10
2.3 Warung Tegal...10
2.3.1 Pengertian Warung Tegal...10
2.3.2 Dampak Dari Adanya Warung Tegal...11
BAB III PEMBAHASAN...12
3.1 Fenomena...13
3.2 Analisis Pembahasan...14
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...17
4.1 Kesimpulan...17
4.2 Saran...17
SINOPSIS...19
SYNOPSIS...20
DAFTAR PUSTAKA...21
LAMPIRAN...22
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia terkenal dengan berbagai macam makanan khas daerah dan dijadikan sebuah usaha, salah satunya yaitu warung tegal. Warung Tegal atau lebih dikenal dengan sebutan warteg adalah salah satu jenis usaha yang menyediakan makanan dan minuman dengan harga terjangkau. Warteg merupakan warung makan kelas menengah ke bawah di pinggir jalan, baik yang dikelola di kota Tegal maupun di kota lain.
Warteg merupakan salah satu tonggak sejarah adanya tempat makan yang ekonomis. Masyarakat menengah ke bawah dan mahasiswa dari dulu hingga sekarang masih menyukai makanan dari warteg meskipun harganya terus berubah. Harga yang ditawarkan beragam, tergantung dari menu makanan yang dipesan pembeli.
Dengan dijadikannya warteg sebagai tonggak sejarah maka pedagang warteg juga harus mampu bersaing di era sekarang yang memasuki pasar Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA adalah sebuah sistem pasar bebas antara sesama negara anggota ASEAN yang menghilangkan pajak atau bea cukai. Dengan adanya MEA persaingan akan semakin ketat karena banyaknya produk asing yang masuk ke negara kita termasuk dalam hal makanan. Dengan demikian, dalam hal ini khususnya warteg harus mampu mempertahankan kualitas dan eksistensinya.
dibuka restoran-restoran asing yang semakin mencekik usaha lokal khususnya dalam hal ini warteg. Maka dari itu usaha-usaha kecil dan menengah yang ada di Indonesia seperti warteg harus mampu mengembangkan usahanya agar tidak tergerus oleh persaingan ketat yang disebabkan oleh MEA saat ini.
Dari dulu hingga sekarang warteg masih mengalami persaingan antara tempat makan seperti dengan Rumah Makan Padang dan restoran cepat saji milik perusahaan-perusahaan lokal, namun meskipun begitu warteg masih bisa mempertahankan eksistensinya.
Perkembangan warteg dimulai pada pertengahan tahun 1997, ketika itu Indonesia mengalami krisis ekonomi yang sangat dahysat. Dimulai dari merosotnya nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar, gelombang krisis pun menyebar dengan cepat. Dampak krisis ini menyebabkan Perusahaan-Perusahaan Swasta satu persatu mengalami kebangkrutan dan mulai memutus kontrak kerjanya dengan para karyawan. Keadaan semakin sulit bagi karyawan yang terkena PHK, para karyawan harus melakukan penghematan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Penghematan yang sangat signifikan adalah dengan mengurangi anggaran jajan/makan di luar. Sasaran mereka pada masa krisis ini adalah dengan mencari tempat makan yang terjangkau, pada saat itulah warteg semakin dikenal oleh masyarakat.
sudah dibangun sejak lama atau tidak. Maka masalah ini penting untuk dibahas agar pembaca dapat mendapatkan pengetahuan mengenai pentingnya usaha kecil seperti warteg di tengah persaingan produk yang semakin ketat dikarenakan adanya MEA saat ini.
Berdasarkan masalah yang akan diteliti, metode yang akan digunakan adalah metode kualitatif. Metode ini dilakukan dengan cara mencari informasi melalui
Melihat dari berbagai permasalahan warteg dalam memasuki era MEA, ada beberapa hal yang akan dibicarakan antara lain :
1. Bagaimana pengaruh harga jual terhadap kualitas makanan warteg?
2. Bagaimana eksistensi warteg dalam memasuki era MEA?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengaruh harga jual terhadap kualitas makanan warteg.
2. Untuk mengetahui eksistensi warteg Sumber Jaya terhadap MEA.
1.4 Ruang Lingkup Kajian
Ruang lingkup dari kajian ini adalah untuk mengetahui pokok-pokok permasalahan dari judul yang dianggap dan memberikan solusi-solusi yang baik dalam menyelesaikan masalah yang ada dalam kajian tersebut.
Untuk menjawab rumusan masalah di atas perlu pengkajian beberapa pokok, yaitu :
1. Eksistensi warteg Sumber Jaya menghadapi MEA. 2. Pengaruh harga jual terhadap kualitas makanan.
1.5 Postulat dan Hipotesis
1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data 1.6.1 Metode
Penelitian ini bersifat kualitatif, yaitu dilakukan dengan cara mencari informasi melalui wawancara dan observasi langsung.
1.6.2 Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan berupa studi literatur, observasi lapangan dan wawancara.
1.7 Sistematika Penulisan
Penulisan laporan penelitian ini terbagi menjadi empat bab, yaitu pendahuluan, pemerian masalah, pembahasan, serta kesimpulan dan saran. Semua hal itu termasuk komponen utama (bagian isi) karya tulis. Komponen utama ini ditempatkan setelah komponen pelengkap awal yang terdiri atas halaman judul, prakata yang berisi rasa syukur, judul, kendala penulisan, terima kasih, dan terbuka terhadap kritik dan saran. Komponen selanjutnya adalah abstrak, daftar isi, dan lain-lain. Pada bab satu akan dibahas mengenai latar belakang pengangkatan penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup kajian, postulat dan hipotesis, metode dan cara memperoleh data, dan sistematika penulisan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Harga Jual
2.1.1 Pengertian Harga Jual
Harga adalah nilai barang atau jasa yang diungkapkan dalam satuan rupiah atau satuan uang lainnya. Sedangkan harga jual adalah nilai yang dibebankan kepada pembeli atau pemakai barang dan jasa. Dalam hal ini harga jual merupakan suatu yang digunakan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang dan jasa serta pelayanannya. Menurut Aliminsyah dan Padji (2003:301) harga jual adalah harga jual meliputi biaya yang dikeluarkan untuk produksi dan distribusi, ditambah dengan jumlah laba yang di inginkan.
2.1.2 Bentuk Penetapan Harga Jual
Menurut Soemarso SR, (2003:182) ada tiga bentuk penetapan harga jual, yakni penetapan harga jual oleh pasar (Market Pricing), penetapan harga jual oleh pemerintah (Government Controlled Pricing) dan penetapan harga jual yang dapat dikontrol oleh perusahaan (Administered or Business controlled pricing).
meningkatkan penjualan dan mempertahankan atau memperluas pesan pasar, mengurangi persaingan dan menstabilkan harga .
Keputusan Penetapan Harga Jual Penetapan harga akan meliputi keputusan hal-hal berikut (Drs. Soemarso SR, 2003:185): 1. Menetapkan harga dasar (basic price), yaitu menetapkan tingkat harga (price level) termasuk adaptasinya terhadap perubahan-perubahan siklus yang mungkin terjadi. 2. Menetapkan hubungan harga antara produk dalam satu product line (product-line pricing) 3. Menetapkan struktur potongan harga
2.1.3 Metode Penentuan Harga Jual
Metode penentuan harga jual secara garis besar metode penentuan harga dapat dikelompokkan menjadi empat kategori utama (Fandy Tjiptono, 2007 : 157) yaitu :
1. Metode penentuan harga berbasis permintaan. Ada tujuh metode penentuan harga yang termasuk dalam metode penentuan harga berbasis permintaan, yaitu: skimming pricing, Penetration pricing, Prestige pricing, Price lining, Odd-even pricing, Demand backward pricing, Bundle pricing.
2. Metode penentuan harga berbasis biaya. Ada metode ini ada empat jenis yang termasuk ke dalam metode penentuan harga berbasis biaya, yaitu : Standard markup pricing, Cost plus percentage of cost pricing, Cost plus fixed fee
3. Metode penentuan harga berbasis laba. Ada metode tiga jenis metode yang termasuk dalam metode penentuan harga berbasis laba, yaitu : Target profit pricing, Target return on sales pricing, Target return on investment pricing.
4. Metode penentuan harga berbasis persaingan. Ada empat macam metode penentuan harga pesaingan, yaitu: Customary pricing, Above, at or below market pricing, os leader pricing, Sealed bid pricing.
2.2 Kualitas
2.2.1 Pengertian Kualitas
Definisi kualitas dapat berbeda-beda makna bagi setiap orang, karena kualitas memiliki banyak kriteria dan sangat tergantung konteksnya. Sehingga disini akan dimasukkan definisi kualitas dari beberapa pakar yaitu W. Edwards Deming, Philip B. Crosby dan Joseph M. Juran (Zulian Yamit, 2010)
1. W. Edwards Deming : Mendefinisikan kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen.
2. Crosby : Mempersepsikan kualitas sebagai nihil cacat, kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan.
3. M. Juran : Mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian dan spesifikasi.
2.2.2 Kualitas Makanan
Kualitas tidak hanya terdapat pada barang atau jasa saja, tetapi juga termasuk dalam produk makanan. Pelanggan yang datang untuk mencari makanan tentu ingin membeli makanan yang berkualitas. Menurut Kotler dan Armstrong (2012) kualitas produk adalah karakteristik dari produk atau jasa yang pada kemampuannya menanggung janji atau sisipan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan. Menurut Margareta dan Edwin (2012), kualitas makanan merupakan peranan penting dalam pemutusan pembelian konsumen, sehingga dapat diketahui bila kualitas makanan meningkat, maka keputusan pembelian akan meningkat juga.
2.3 Warteg
2.3.1 Pengertian Warteg
Warung adalah tempat menjual makanan, minuman, kelontong, dan sebagainya. Sedangkan Warung Tegal adalah salah satu jenis usaha yang menyediakan makanan dan minuman dengan harga terjangkau baik yang dikelola oleh orang asal Tegal maupun dari daerah lain.
warung biasanya bertani di kampung halamannya. Pengelola warung tegal di Jakarta yang asli orang Tegal biasanya tergabung dalam Koperasi Warung Tegal, yang populer dengan singkatan Kowarteg. Kowarteg hingga saat ini masih diketuai oleh Sastoro.
Hidangan-hidangan di warteg pada umumnya bersifat sederhana dan tidak memerlukan peralatan dapur yang sangat lengkap nasi goreng dan mie instan hampir selalu dapat ditemui, demikian pula makanan ringan seperti pisang goreng, minuman seperti kopii, teh dan minuman ringan. Beberapa warung tegal khusus menghidangkan beberapa jenis makanan, seperti sate tegsl, gulai dan minuman khas Tegal teh poci. Yang unik dari bisnis Warteg ini, meski melayani masyarakat menengah ke bawah, hasil yang didapatkan cukup besar. Hal ini terbukti dari tingkat ekonomi para pengusaha Warteg yang cukup membanggakan. Di Kelurahan, Sidapurna, Sidakaton, dan Krandon kita tidak perlu heran menyaksikan rumah-rumah mewah dibangun di sana. Rumah-rumah itu kebanyakan milik para pengusaha Warteg yang membuka usaha di Jakarta.
2.3.2 Dampak yang Ditimbukan dengan Adanya Warteg
BAB III
ANALISIS HARGA JUAL TERHADAP KUALITAS MAKANAN DI WARTEG SUMBER JAYA
Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah analisis pengaruh harga bahan baku terhadap kualitas dan harga jual makanan warteg Sumber Jaya. Penulis akan melakukan wawancara dengan pemilik warteg tersebut yang letaknya berada di daerah Tamansari Atas. Penulis memilih untuk melakukan penelitian di daerah Tamansari karena masih terdapat warteg meskipun sangat banyak tempat makan modern lainnya.
Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat kualitatif, yaitu dilakukan dengan cara mencari informasi melalui wawancara dan observasi langsung.
Jenis dan Sumber Data
sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, sedangkan data sekunder yang dijadikan sumber dalam penelitian ini adalah internet, jurnal, dan literatur lainnya.
3.1 Fenomena
Bila melihat sejarah dari permulaan adanya warung tegal, warteg sudah ada sejak zaman Sultan Agung dan VOC. Pada saat itu Tegal menjadi wilayah perbatasan antara Mataram, Cirebon dan Batavia. Sultan Agung dua kali menyerang Batavia secara besar-besaran, berturut-turut tahun 1628 dan 1629. Untuk kepentingan penyerangan ini, Sultan Agung memerintahkan pembukaan lahan sawah di wilayah Indramayu, Karawang dan sekitarnya, untuk menjamin ketersediaan logistik pasukan yang akan bertempur. Bupati Tegal kala itu, Tumenggung Martoloyo ditunjuk sebagai Senapati Panglima Perang, sekaligus menyiapkan pasokan makanan peperangan untuk prajurit Mataram, lama kelamaan dari situ warga Tegal sudah terbiasa menyajikan makanan besar sehingga membuka warung makan. Setelah Tegal dilalui jalan Pantura, kini Tegal menjadi Transit truk dan bus, dari situ juga warteg menyebar ke seluruh nusantara.
mengerahkan warga Tegal juga menjadi petani yang menyiapkan lahan di Indramayu, hingga menjadi juru masak pasukan di Batavia.
Seiring perjalanan waktu banyak warga tegal yang membuka usaha warteg di berbagai daerah sampai sekarang, tak terkecuali Kota Bandung terutama di sekitar Tamansari. Hal ini memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar. Karena dengan adanya warteg masyarakat terbantu untuk mendapatkan makanan dengan harga yang terjangkau. Di sisi lain mahasiswa juga terkena manfaat adanya warteg, dengan banyaknya biaya yang harus mereka keluarkan untuk kuliah dan biaya hidup, mereka dapat menghemat uang sakunya dengan membeli makanan dengan harga yang terjangkau.
Warung Tegal sudah menjadi fenomena tersendiri bagi kota-kota besar di Indonesia. Bahkan warteg telah menjadi langganan tetap dan pemandangan yang biasa bagi mahasiswa dan masyarakat sekitar. Namun seiring dengan berkembangnya zaman semakin ketat pula persaingan yang dihadapi oleh warteg.
3.2 Analisis Pembahasan
Demi mengahadapi persaingan tersebut warteg harus bisa mempertahankan harga jual makanan mereka yang sudah terkenal sangat terjangkau. Namun dalam mempertahankan harga jual tentunya takan nanti akan menghadapi berbagai kendala, misalnya terjadi kenaikan bahan baku ataupun kenaikan elpiji. disini penulis ingin mengetahui dengan dipertahankannya harga jual makanan akankah pemilik warteg mengurangi kualitas makanan mereka atau tidak, baik dalam pengurangan kualitas bahan baku atau pengurangan porsi.
Objek warteg yang diwawancarai disini adalah warteg Sumber Jaya yang lokasinya berada di daerah Tamansari Atas. Hasil wawancara tersebut menyebutkan bahwa dengan ada atau tidaknya kenaikan harga bahan baku atau elpiji, pemilik namun mengurangi kualitas makanan yang diberikan kepada konsumen.
menyebabkan warteg tersebut tidak menaikkan harga jual ataupun mengurangi kualitas makanan.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
2.2 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah :
1. Alasan warteg untuk tidak menaikkan harga jual meskipun terjadi kenaikan harga bahan baku atau elpiji tidaklah rasional karena setiap pengusaha pasti tidak ingin mengalami kerugian. Ada faktor lain yang mempengaruhi bertahannya harga jual makanan warteg yang murah misalnya bahan baku yang didapatkan ialah dari pemasok utama atau petani langsung.
2. Dengan harga jual bahan baku yang lebih murah tetap saja kualitas makanan tidak bisa ditetapkan baik tanpa adanya pengecekan langsung dari pemerintah, namun setidaknya dengan bahan baku yang murah tersebut maka akan meminimalisir tindakan pedagang yang akan berbuat curang demi mendapatkan keuntungan yang berlipat.
3. Eksistensi warteg dalam menghadapi MEA dapat dipertahankan karena harga jualnya yang murah sehingga akan mampu bersaing dengan restoran-restoran asing di sekitarnya.
2.3 Saran
1. Pemerintah sebaiknya mencegah dan menahan laju kenaikan harga bahan pokok pangan dan elpiji agar pengusaha kecil seperti warteg tidak mengalami kesulitan dalam persaingan usaha di era MEA ini.
2. Perlu adanya pengawasan rutin dari pemerintah untuk mengecek kualitas makanan pada setiap tempat makan demi mengurangi tindakan-tindakan kecurangan yang nantinya akan merugikan konsumen.
SINOPSIS
Keberadaan warteg memang sudah menjadi pemandangan yang biasa bagi mahasiswa dan masyarakat sekitar. Dengan harga yang terjangkau dan pelayanan yang sederhana warteg menjadi semakin diminati oleh berbagai kalangan khususnya masyarakat kelas menengah dan mahasiswa. Namun seiring dengan perkembangan zaman, warteg dihadapkan dengan munculnya restoran-restoran asing akibat diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dimana perdagangan bebas diperbolehkan antar negara Asean yang akhirnya menyebabkan persaingan yang semakin ketat.
SYNOPSIS
The existence of warteg is already be a sight to used to students and the
surrounding society. And Affordable and services simple warteg become more and
more interested in various parties especially the middle class and college students.
But with the advent of the times, warteg faced with the emergence of restaurants
foreign due to the implementation of the Community of the Asean Economic (MEA)
where free trade allowed between Asean countries and that eventually cause thight
competition.
Thight competition requires warteg must be able to maintain its existence which
have been built for a long time, of the study on top can concluded that warteg Sumber
Jaya use ways to keep the selling price the food bye does not reduce the quality or
portion of the food. It meant to hold on the customers most are students which will
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1 Hasil Wawancara
Narasumber : Ibu Sopro (Pemilik Warteg Sumber Jaya)
Pertanyaan yang diajukan :
1. Sudah berapa lama ibu membuka usaha warteg ?
2. Bahan pokok apa saja yang dapat mempengaruhi harga jual makanan warteg yang ibu dirikan ?
3. Jika terjadi kenaikan harga pada bahan baku dan elpiji, apakah ibu akan menaikkan harga jual dan akankah berpengaruh terhadap kualitas makanan yang ibu buat ?
Jawaban dari pertanyaan yang diajukan :
1. Sudah 14 tahun, sejak tahun 2002
2. Sampai saat ini bahan yang dapat mempengaruhi harga jual tidak ada, namun apabila terjadi kenaikan bahan pokok pasti pernah, seperti bawang merah dan cabai namun tidak sampai menaikkan harga jual makanan warteg.
3. Tidak, ibu tidak akan menaikkan harga jual meskipun hargan bahan produksi naik. Karena disini konsumen/pelanggan ibu rata-rata mahasiswa, dan ibu mengerti dengan keuangan mahasiswa. Ibu tidak mau memberatkan pelanggan ibu, lebih baik ibu mendapatkan keuntungan yang sedikit dibandingkan dengan ibu harus kehilangan para langganan.
Lampiran 2
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA LENGKAP : Titian Hasanah
NAMA PANGGILAN: Titian / Tian
ALAMAT : Kp. Legok Loa RT 03 RW 12 Desa Langonsari Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Bandung
AGAMA : Islam
JENIS KELAMIN : Perempuan
NAMA AYAH : Yayan Sofyan
ALAMAT ORANG TUA : Kp. Legok Loa RT 03 RW 12 Desa Langonsari Kecamatan Pameungpeuk Kabupaten Bandung
STATUS : Mahasiswa
HOBI : Olahraga Badminton
GOLONGAN DARAH : O
RIWAYAT PENDIDIKAN : 1. SDN Sukasari Indah, Lulus Tahun 2007 2. SMPN 2 Tulung, Pindah Tahun 2008 3. SMP Handayani 2, Lulus Tahun 2010 4. MA Al-Mukhlisin, Lulus Tahun 2013
5. PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI, Masuk Tahun 2015
RIWAYAT ORGANISASI :
RIWAYAT PEKERJAAN : 1. PT.Saimoda Garmindo 2. PT.Metro Garmint
Bandung, Juni 2016 Hormat Saya,