• Tidak ada hasil yang ditemukan

+EVALUASI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "+EVALUASI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

i

+EVALUASI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK

Studi Kasus Pada PT. Mondrian

Jl. KH Hasyim Ashari No 171 (By Pass) Mojayan Klaten.

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

OLEH

GREGORIUS MEGA WIJANANTO 002114003

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2006

(2)

iv

PERSEMBAHAN PERSEMBAHAN PERSEMBAHAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk :

 Allah Bapa di Surga, Yesus Kristus, Bunda Maria, dan Roh Kudus

 Kedua orang tuaku P. Suwardiyono dan A. Iswindarti serta adikku T. Rahadito Sugoro

 Yang tercinta Evarista Maria Setyorini W, S.Si

 Semua orang yang telah mendoakan keberhasilanku.

(3)

vi

EVALUASI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK Studi Kasus: PT. Mondrian

Jl. KH Hasyim Ashari No 171 (By Pass) Mojayan Klaten.

Gregorius Mega Wijananto 002114003

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2006

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penentuan harga jual produk yang dilakukan oleh perusahaan. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah wawancara dan dokumentasi.

Langkah-langkah yang digunakan untuk menjawab permasalahan adalah: 1) Mendeskripsikan penentuan harga jual menurut perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan 2) Mendeskripsikan penentuan harga jual menurut kajian teori dengan menetapkan harga jual berdasarkan: a) Metode harga jual normal b) Metode penentuan harga jual waktu dan bahan c) Metode harga jual Cost type contract d) Metode harga jual pesanan khusus e) Metode harga jual produk atau jasa yang diatur dengan peraturan pemerintah 3) Mengidentifikasi perbedaan perhitungan komponen harga jual antara perusahaan dengan kajian teori 4) Mengidentifikasi persamaan perhitungan komponen harga jual menurut perusahaan dengan teori.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, diketahui bahwa penentuan harga jual yang dilakukan oleh PT. Mondrian Klaten berbeda dengan penentuan harga jual menurut teori.

(4)

vii

AN EVALUATION OF THE DETERMINATION OF PRODUCT’S SELLING PRICE

A Case Study at PT Mondrian

Jl. KH Hasyim Ashari No.171 (Bypass) Mojayan Klaten Gregorius Mega Wijananto

002114003

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2006

The research aimed to know the determination of product’s selling price conducted by the company. The data collection methods used were interview and documentation.

The steps conducted to solve the problem were 1) Describing the product’s selling price according to the company’s calculation, 2) Describing the selling price according to theoretical analysis by determining the selling price based on: a) Normal selling price method b) Selling price of time and material method c) Cost type contract selling price method d) Special order selling price method e) Product’s or service’s selling price method determined by government regulation 3) Identifying the calculation difference in selling price component between company and theoretical analysis, 4) Identifying the calculation similarity in selling price calculation components between company and theoretical analysis.

The result of analysis showed that product selling price conducted by PT Mondrian Klaten differed from the ones according to the theory.

(5)

viii

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul ”EVALUASI PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK” , Studi kasus pada PT. Mondrian Klaten.

Tujuan dari penyusunan skripsi ini yaitu dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 (S1) di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan bantuan dari semua pihak, penyusunan skripsi ini tidak dapat berjalan dengan baik. Untuk itu penulis mengucapakan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Alex Kahu Latum, M.si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

2. Bapak Ir. Drs. Hansiadi Y H, M.si., Akt, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

3. Bapak Drs. G. Anto Listianto, M.S.A., Akt, selaku dosen pembimbing I yang telah berkenan memberikan bimbingan, masukan dan saran dalam menyusun skripsi ini.

4. Ibu Lisia Apriani S.E., Akt., M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah berkenan memberikan bimbingan, masukan dan saran dalam menyusun skripsi ini.

5. Bapak Joko Mulyata selaku kepala personalia PT. Mondrian yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.

(6)

ix diperlukan untuk menyusun skripsi ini.

7. Dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi yang telah banyak membantu penulis selama belajar di Universitas Sanata Dharma.

8. Kedua orang tuaku P. Suwardiyono dan A. Iswindarti yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materiil serta doanya. Adikku T. Rahadito Sugoro terima kasih atas doa dan semangatnya.

9. Evarista Maria Setyorini W, S.Si, yang telah memberikan saran dan nasehat bagi penulis. Terima kasih karena aku boleh mencintai dan dicintaimu. SHMILY

10. Keluarga besar Darmo Puspito dan Darmo Wiyoto terima kasih atas doa dan semangatnya.

11. Teman dan sahabatku Anjung ”Clurut”, Anas ”Bebek”, Decy ”Krebo”, Yusup

”Wedhus”, Boni, Watik, dan semua yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Ndox, SE makasih banyak Bung…

12. Komunitas Oto Bursa TVRI matur nuwun sanget. Karena anda semua hidupku sekarang menjadi lebih hidup. Maju terus Oto Bursa ” ra ketan sithik sing penting madhang to Dab?? ”

13. Kantor Samsat Sleman, Yogyakarta, Mungkid, Magelang, Salatiga dan Badan Pertanahan Nasional Sleman terima kasih atas pekerjaan dan pengalamannya.

14. Semua pihak yang telah membantu dalam munyusun, dan menyelesaikan skripsi ini yang belum disebutkan disini.

(7)

x

penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.

Yogyakarta, 2 September 2006

Penulis

(8)

xi

Halaman Judul ...i

Halaman Persetujuan Pembimbing ...ii

Halaman Pengesahan ...iii

Halaman Persembahan ……….. iv

Pernyataan Keaslian Karya ...v

Abstrak ...vi

Abstract ...vii

Kata Pengantar ...viii

Daftar Isi ...xi

Daftar Tabel ... xiii

Pendahukuan

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...2

C. Batasan Masalah ...3

D. Tujuan Penelitian ...3

E. Manfaat Penelitian ...3

Landasan Teori Definisi Harga Jual ...4

Peranan Harga Jual ...4

Tujuan Penentuan Harga Jual ...5

Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Penentuan Harga ...7

Penggolongan Biaya ...9

Elemen Biaya Produksi ...11

Metode Penentuan Harga Jual ...12

Penelitian Terdahulu ...18

Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian ...20

B. Waktu dan Tempat Penelitian ...20

C. Obyek dan Subyek Penelitian ...20

D. Data yang Diperlukan ...21

E. Sumber Data ...21

F. Teknik Pengumpulan Data ...21

(9)

xii

Gambaran umum Perusahaan

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan ...30

B. Lokasi Perusahaan ...31

C. Struktur Organisasi Perusahaan ...32

D. Ketenagakerjaan ...36

E. Produksi ...38

F. Pemasaran ...41

Analisis Data dan Pembahasan

A. Penentuan Harga Jual Menurut Perusahaan ...43

B. Analisis Data dan Pembahasan ...48

Penutup

A. Kesimpulan ...59

B. Keterbatasan Penelitian ...60

C. Saran ...60

Daftar Pustaka ...61

Lampiran ...62

(10)

xiii

Tabel 1. Biaya Bahan Baku Kaos Dewasa Lengan Pendek ... 44

Tabel 2. Biaya Bahan Penolong Kaos Dewasa Lengan Pendek ... 44

Tabel 3. Tenaga Kerja Langsung Kaos Dewasa Lengan Pendek ... 44

Tabel 4. Biaya Overhead Pabrik Kaos Dewasa Lengan Pendek ... 45

Tabel 5. Harga Pokok Produk Kaos Dewasa Lengan Pendek ... 45

Tabel 6. Biaya Bahan Baku Kaos Remaja Lengan Pendek ... 46

Tabel 7. Biaya Bahan Penolong Kaos Remaja Lengan Pendek ... 46

Tabel 8. Biaya Tenaga Kerja Langsung Kaos Remaja Lengan Pendek ... 46

Tabel 9. Biaya Overhead Pabrik Kaos Remaja Lengan Pendek ... 47

Tabel 10. Harga Pokok Produk Kaos Remaja Lengan Pendek ... 47

Tabel 11. Biaya Produksi dan Komersial Kaos Dewasa Lengan Pendek ... 48

Tabel 12. Biaya Tetap dan Variabel Kaos Dewasa Lengan Pendek ... 50

Tabel 13. Biaya Produksi dan Komersial Kaos Remaja Lengan Pendek ... 51

Tabel 14. Biaya Tetap dan Variabel Kaos Remaja Lengan Pendek ... 53

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan membutuhkan manajemen yang dapat bekerja dengan baik dan efisien dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat seperti sekarang ini. Pihak manajemen seringkali dihadapkan pada berbagai masalah pengambilan keputusan yang menyangkut berbagai macam alternatif tindakan. Pengambilan keputusan yang tepat sangat diperlukan untuk menghadapi berbagai masalah dalam perusahaan, dan semua itu tergantung pada manajer serta semua elemen (direktur, sekretaris, kepala bagian, dan karyawan) dalam perusahaan untuk melaksanakan keputusan.

Penentuan harga jual produk merupakan salah satu jenis pengambilan keputusan menajemen yang penting. Bagi manajemen, penentuan harga jual produk bukan hanya merupakan kebijakan di bidang pemasaran atau keuangan, melainkan kebijakan yang berkaitan dengan pendapatan dan laba perusahaan.

Laba perusahaan sangat dipengaruhi oleh harga jual produk, biaya, dan volume penjualan. Biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki. Harga jual mempengaruhi volume penjualan, dan volume penjualan akan mempengaruhi volume produksi serta laba yang diperoleh perusahaan (Mulyadi 1993: 225).

Dalam keadaan normal, harga jual produk harus dapat menutup biaya penuh yang bersangkutan dengan produk barang atau jasa yang menghasilkan laba yang diharapkan (Mulyadi 1993: 348). Salah satu faktor yang memiliki kepastian

(12)

relatif tinggi dan berpengaruh dalam harga jual adalah biaya karena melalui perhitungan biaya total maka harga jual dapat ditentukan. Harga jual = taksiran biaya penuh ditambah persentase mark up (Mulyadi 1993: 348). Informasi biaya yang diperlukan dalam menentukan harga jual adalah informasi biaya masa lalu dan informasi biaya masa datang dimana dalam penggunaannya untuk menentukan harga jual tergantung dari kebijakan perusahaan. Adanya informasi biaya akan membantu manajer untuk mengetahui perhitungan secara cermat sumber daya yang dikorbankan untuk aktifitas penambah nilai suatu barang yang diproduksi. Hasil perhitungan dari informasi biaya masa lalu atau masa datang pada akhirnya akan menjadi harga suatu barang yang dapat dinikmati oleh konsumen (Mulyadi 1993: 345).

Dalam penentuan harga jual produk, kebijakan yang diambil oleh perusahaan kemungkinan dapat berbeda dengan kajian teori. Keadaan pasar dan kondisi perusahaan menjadi salah satu penyebab terjadinya perbedaan tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana penentuan harga jual produk kaos dewasa lengan pendek dan kaos remaja lengan pendek oleh unit produksi Dadung PT. Mondrian Klaten ?

(13)

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, permasalahan yang dibahas hanya mengenai penentuan harga jual produk kaos dewasa lengan pendek dan kaos remaja lengan pendek unit produksi Dadung di PT. Mondrian Klaten.

D. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: Mengetahui bagaimana penentuan harga jual produk kaos dewasa lengan pendek dan kaos remaja lengan pendek oleh unit produksi Dadung PT. Mondrian Klaten.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Bagi perusahaan

Penulis berharap penelitian ini dapat menjadi informasi yang berguna bagi perusahaan dalam upaya menentukan harga jual produk yang dihasilkan perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai

2. Bagi universitas

Penulis berharap dapat menambah wawasan pengembangan ilmu pengetahuan di lingkungan Universitas Sanata Dharma.

3. Bagi penulis

Penulis berharap penelitian ini dapat menjadi sarana untuk menggunakan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan selama kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

(14)

4 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Definisi Harga Jual

Harga dapat didefinisikan sebagai sejumlah uang (ditambah beberapa barang;

kalau mungkin), yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang (Swastha dan Sukotjo, 1985:241). Sedangkan menurut Marwan (1986:278), harga adalah nilai tukar untuk manfaat yang ditimbulkan oleh barang atau jasa tertentu bagi seseorang. Semakin tinggi manfaat dari barang atau jasa, maka makin tinggi nilai tukar barang atau jasa tersebut. Seperti misalnya harga jual tanah di pinggir jalan raya akan lebih tinggi dari pada harga jual tanah yang berada jauh dari jalan karena dari segi manfaat, tanah yang berada di pinggir jalan dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembangunan toko, bengkel, kantor, dan sebagainya.

Harga jual menurut Supriyono adalah satuan moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan (Supriyono, 1992:332)

B. Peranan Harga Jual

Pembentukan harga (mekanisme harga) merupakan salah satu kekuatan penting dalam perekonomian yang berorientasi pada pasar. Menurut Winardi (1992:33), fungsi utama yang dilaksanakan oleh mekanisme harga antara lain:

(15)

1. Perbandingan

Harga suatu produk memungkinkan pembeli untuk memperkirakan nilainya, relatif dengan produk lain yang serupa.

2. Stimulasi

Mekanisme harga melaksanakan suatu fungsi stimulasi, dimana makin tinggi harga produk yang bersangkutan, makin besar hasil total yang dicapai sehingga perusahaan yang bersangkutan semakin bersedia untuk memproduksinya

3. Distribusi

Mekanisme harga mempermudah penjual untuk menjaring calon konsumennya seperti misalnya penjual mobil mewah tidak akan menawarkan barang dagangannya di pasar-pasar tradisional melainkan akan menawarkan melalui internet, pusat-pusat perbelanjaan seperti mall, ataupun langsung di perumahan-perumahan mewah. Barang-barang didistribusikan melalui keputusan-keputusan penentuan harga.

C. Tujuan Penentuan Harga Jual

Penentuan harga jual adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut Marwan (1986:279), ada beberapa macam tujuan penetapan harga jual, yaitu:

1. Mendapatkan Laba Maksimum

Terjadinya harga memang ditentukan oleh penjual dan pembeli. Makin besar daya beli konsumen, semakin besar pula kemungkinan bagi penjual untuk menetapkan tingkat harga yang lebih tinggi. Dengan demikian, penjual

(16)

mempunyai harapan untuk mendapatkan keuntungan maksimum sesuai dengan kondisi yang ada.

2. Mendapatkan Pengembalian Investasi yang Ditargetkan

Harga yang dapat dicapai dalam penjualan dimaksudkan pula untuk menutup investasi secara berangsur-angsur. Dana yang dipakai untuk mengembalikan investasi hanya bisa diambilkan dari laba perusahaan. Laba hanya bisa diperoleh jika harga jual lebih besar dari jumlah biaya seluruhnya.

3. Mencegah atau Mengurangi Persaingan

Tujuan mencegah atau mengurangi persaingan dapat dilakukan melalui kebijakan harga yaitu dengan menentukan harga jual diantara para penjual sehingga harga yang ditawarkan kepada konsumen akan sama. Persaingan hanya mungkin dilakukan tanpa melalui kebijakan harga, tetapi dengan servis lain seperti misalnya layanan servis, dan garansi terhadap barang. Persaingan seperti itu disebut non-price competition.

4. Mempertahankan atau Memperbaiki Pangsa Pasar

Memperbaiki pangsa pasar hanya mungkin dilakukan apabila kemampuan dan kapasitas produksi perusahaan masih cukup longgar, disamping juga kemampuan dibidang lain seperti bidang pemasaran, keuangan, dan sebagainya. Harga merupakan faktor yang penting dalam mempertahankan atau memperbaiki pangsa pasar karena dengan adanya penentuan harga jual yang tepat akan membuat konsumen untuk memilih barang tersebut. Jika suatu barang digemari oleh banyak konsumen, secara otomatis pangsa pasar untuk barang tersebut akan tetap bertahan.

(17)

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Penentuan Harga Jual

Menurut Swastha dan Irawan (1985: 242), penentuan harga jual produk dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Faktor Internal Perusahaan a Tujuan perusahaan

Penentuan harga suatu barang sering dikaitkan dengan tujuan perusahaan. Tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan antara lain mendapatkan laba maksimum, mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar yang besar dan mengatasi persaingan.

b Biaya

Biaya merupakan dasar dalam menentukan harga karena memberikan batas bawah suatu harga jual produk. Suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya yang telah dikeluarkan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. Sebaliknya, apabila suatu tingkat harga yang melebihi semua biaya akan menghasilkan keuntungan.

c Strategi bauran perusahaan

Harga merupakan salah satu komponen dari bauran pemasaran, sehingga harga perlu dikoordinasikan agar saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya seperti produksi, distribusi dan promosi.

2. Faktor Eksternal a Persaingan

1) Persaingan sempurna

Penjual dan pembeli sama-sama aktif dan banyak jumlahnya merupakan ciri dari pasar persaingan sempurna. Banyaknya penjual

(18)

dan pembeli ini akan mempersulit penjual perseorangan untuk menjual dengan harga yang lebih tinggi kepada pembeli lain.

2) Persaingan tidak sempurna

Barang-barang yang dihasilkan oleh pabrik dengan merk tertentu kadang mengalami kesulitan dalam pemasarannya. Hal ini dapat disebabkan karena harganya lebih tinggi dari barang sejenis dengan merk lain. Keadaan seperti ini disebut persaingan tidak sempurna, dimana barang tersebut telah dibedakan dengan memberikan merk.

3) Persaingan oligopoli

Beberapa penjual menguasai pasar sehingga harga yang ditetapkan dapat lebih tinggi dari harga dalam persaingan sempurna merupakan keadaan yang terjadi dalam pasar oligopoli. Harga jual ditentukan oleh penjual.

4) Persaingan monopoli

Persaingan monopoli berarti dalam suatu pasar, penjual yang ada hanya satu sehingga penentuan harga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti permintaan barang yang bersangkutan, harga barang-barang substitusi, dan peraturan dari pemerintah.

b Permintaan dan penawaran

1) Permintaan adalah sejumlah barang atau jasa yang dibeli oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Pada umumnya tingkat harga yang lebih rendah akan mengakibatkan jumlah yang diminta akan lebih besar.

2) Penawaran adalah sejumlah barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual pada tingkat harga tertentu. Pada umumnya jika harga barang

(19)

melambung tinggi maka jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual lebih banyak.

c Keadaan perekonomian

Faktor kondisi ekonomi akan mempengaruhi tingkat harga yang berlaku, misalnya krisis ekonomi, inflasi dan tingkat suku bunga.

d Pengawasan pemerintah

Pengawasan pemerintah juga faktor penting dalam penentuan harga jual.

Pengawasan pemerintah tersebut diwujudkan dalam bentuk penentuan harga maksimum dan minimum, diskriminasi harga serta praktek-praktek lain yang mendorong atau mencegah usaha-usaha ke arah monopoli.

E. Penggolongan Biaya

Penggolongan biaya yang dikemukakan oleh Supriyono (1982: 17) adalah sebagai berikut:

1. Penggolongan Biaya Menurut Obyek Pengeluaran

Penggolongan biaya ini berdasarkan nama obyek pengeluarannya. Misal:

nama obyek pengeluarannya adalah bahan bakar, maka pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut ”biaya bahan bakar”.

2. Penggolongan Biaya Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan

Supriyono (1982: 17 -19) menjelaskan bahwa biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan dikelompokkan menjadi tiga yaitu

a. Biaya produksi

Biaya produksi merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap dijual. Menurut obyek

(20)

pengeluarannya, secara garis besar biaya produksi dibagi menjadi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

b. Biaya pemasaran

Biaya pemasaran merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya: biaya iklan, biaya promosi, biaya angkut dari gudang perusahaan ke gudang pembeli, dan gaji karyawan bagian pemasaran.

c. Biaya administrasi dan umum

Biaya administrasi dan umum merupakan biaya-biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contohnya:

biaya gaji karyawan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntan, dan biaya fotocopy.

3. Penggolongan Biaya Menurut Perilakunya dalam Hubungannya dengan Perubahan Volume Kegiatan

Supriyono (1982: 25) menjelaskan bahwa menurut perilakunya dengan perubahan volume kegiatan, biaya digolongkan menjadi:

a. Biaya variabel

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya listrik.

b. Biaya semi variabel

Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya semivariabel mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel.

(21)

c. Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume tertentu. Contohnya: biaya telepon, biaya sewa, dan biaya PBB.

F. Elemen Biaya Produksi

Menurut Supriyono (1982: 17-18) elemen biaya produksi adalah sebagai berikut:

1. Biaya Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan yang diolah menjadi bagian produk selesai dan pemakaiannya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya.

Biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai dalam pengolahan produk

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat di identifikasikan atau diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan.

a. Sistem upah per potong (buah) produk

Pada sistem ini besarnya upah tenaga kerja langsung ditentukan dari jumlah produk yang dihasilkan dikalikan tarif upah per potong atau per buah. Semakin besar jumlah produk yang dihasilkan semakin besar pula upah tenaga kerja langsung.

b. Sistem upah per jam kerja langsung

Pada sistem ini besarnya upah tenaga kerja langsung ditentukan dari jumlah jam kerja yang terjadi dikalikan upah perjam kerja.

(22)

c. Sistem upah tetap per bulan

Pada sistem ini besarnya upah tenaga kerja langsung besarnya tetap sama untuk setiap bulan, tidak dipengaruhi oleh besarnya jumlah produk yang dihasilkan atau lamanya jam kerja langsung dalam satu bulan.

3. Biaya Overhead Pabrik

Biaya overhead pabrik merupakan biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik atas dasar tingkah lakunya atau variabilitasnya dapat dikelompokkan menjadi:

a. Biaya overhead pabrik variabel

Biaya overhead pabrik variabel meliputi meliputi semua elemen biaya overhead pabrik yang akan berubah secara proporsional dengan perubahan volume atau kegiatan perusahaan, semakin besar kegiatan semakin besar pula jumlah total biaya demikian pula sebaliknya.

b. Biaya overhead pabrik tetap

Biaya overhead pabrik tetap meliputi semua elemen biaya overhead pabrik yang jumlah totalnya tetap konstan, tidak terpengaruh oleh perubahan volume atau aktivitas pabrik sampai dengan tingkatan tertentu.

G. Metode Penentuan Harga Jual

Dalam keadaan normal, harga jual harus mampu menutup biaya penuh dan menghasilkan laba sesuai dengan investasi. Harga jual produk suatu perusahaan harus dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan.

(23)

Lima metode penentuan harga jual menurut Mulyadi (1993:350-367) yaitu:

1. Metode Harga Jual Normal ( cost-plus pricing )

Metode harga jual normal sering disebut dengan istilah cost-plus pricing karena harga jual ditentukan dengan menambah biaya dengan suatu persentase mark-up. Penentuan harga jual produk atau jasa ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

Harga jual = taksiran biaya penuh + mark up

Penentuan taksiran biaya penuh dapat dihitung dengan dua pendekatan:

a Pendekatan full costing

Biaya bahan baku XXX

Biaya tenaga kerja langsung XXX

Biaya overhead pabrik (var & tetap) XXX +

Taksiran total biaya produksi XXX

Biaya administrasi dan umum XXX

Biaya pemasaran XXX +

Taksiran total biaya komersial XXX +

Taksiran total biaya penuh XXX

b Pendekatan variabel costing Biaya variabel :

Biaya bahan baku XXX

Biaya tenaga kerja langsung XXX

Biaya overhead pabrik variabel XXX +

Taksiran total biaya variabel XXX

Biaya administrasi dan umum variabel XXX

(24)

Biaya pemasaran variabel XXX + Taksiran total biaya variabel XXX + Biaya tetap:

Biaya overhead pabrik tetap XXX Biaya administrasi dan umum tetap XXX

Biaya pemasaran tetap XXX

Taksiran total biaya tetap XXX +

Taksiran biaya penuh XXX

2. Metode Penentuan Harga Jual Waktu dan Bahan

Penentuan harga jual waktu dan bahan ini pada dasarnya merupakan cost-plus pricing. Harga jual ditentukan sebesar biaya penuh ditambah dengan laba yang diharapkan. Metode penentuan harga jual ini digunakan oleh perusahaan bengkel mobil, dok kapal dan perusahaan lain yang menjual jasa reparasi dan suku cadang sebagai pelengkap penjualan jasa.

Penentuan harga jual waktu dan bahan ditentukan dengan menghitung:

a Harga jual waktu

Perhitungan persentase mark up

Biaya tidak langsung XXX

Laba yang diharapkan XXX +

Jumlah XXX

Taksiran per jam kerja langsung XXX :

Persentase mark up XXX

Perhitungan harga jual waktu

Biaya tenaga kerja langsung XXX

(25)

Mark up (%x taks. Per jam kerja lsng) XXX +

Harga jual waktu XXX

b Harga jual bahan

Perhitungan persentase mark up:

Biaya tidak langsung XXX

Laba yang diharapkan XXX +

Jumlah XXX

Taksiran nilai bahan yang dibeli XXX :

Persentase mark up XXX

Perhitungan harga jual bahan:

Harga beli bahan XXX

Mark up (%x Harga beli bahan) XXX +

Harga jual bahan XXX

3. Penentuan Harga Jual dalam Cost-Type Contract

Cost-type contract adalah kontrak pembuatan produk atau jasa dimana pihak pembeli setuju untuk membeli produk atau jasa pada harga yang didasarkan pada total biaya yang sesungguhnya dikeluarkan oleh produsen ditambah dengan laba yang dihitung dengan persentase dari total biaya sesungguhnya.

Harga jual = Total biaya sesungguhnya + laba

Laba = Persentase laba yang diharapkan x total biaya sesungguhnya Penentuan harga jual Cost-type contract ditentukan dengan menghitung:

Biaya langsung XXX

Biaya tidak langsung XXX +

Total biaya penuh XXX

(26)

Harga jual yang dibebankan dalam Cost-type contract

Total biaya penuh XXX

Laba yang diharapkan XXX +

Harga jual XXX

4. Penentuan Harga Jual Pesanan Khusus (Special Order Pricing)

Pesanan khusus adalah pesanan yang diterima oleh perusahaan diluar pesanan reguler perusahaan. Pesanan reguler adalah pesanan yang diberi tugas untuk menutup seluruh biaya tetap yang akan terjadi dalam tahun anggaran. Pesanan khusus biasanya mencakup jumlah yang besar sehingga harga jual yang ditetapkan dapat lebih rendah dari harga normal.

Perhitungan mark up:

Biaya tetap XXX

Laba yang diharapkan XXX +

Jumlah XXX

Biaya variabel XXX :

Persentase mark up XXX

Penentuan harga jual pesanan khusus:

Biaya variabel XXX

Mark up (% x biaya variabel) XXX +

Jumlah XXX

Volume produksi XXX :

Harga jual XXX

(27)

5. Penentuan Harga Jual yang Diatur oleh Pemerintah

Harga jual produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan pokok masyarakat seperti listrik, air, telepon, transportasi dan jasa pos diatur dengan peraturan pemerintah. Penentuan harga jualnya adalah sebagai berikut:

Menghitung biaya produksi:

Biaya bahan baku XXX

Biaya tenaga kerja langsung XXX

Biaya overhead pabrik (tetap dan variabel) XXX +

Taksiran biaya produksi XXX

Menghitung persentase mark up:

Taksiran biaya administrasi dan umum XXX

Taksiran biaya pemasaran XXX

Laba yang diharapkan XXX +

Jumlah XXX

Taksiran biaya produksi XXX :

Persentase mark up XXX

Harga jual produk dihitung dengan cara:

Taksiran biaya produksi XXX

Mark up (% x taksiran biaya produksi) XXX +

Jumlah XXX

Volume produksi XXX :

Harga jual XXX

(28)

H. Penelitian Terdahulu

Tartiadi, (2001) meneliti tentang evaluasi penentuan harga jual berdasarkan special order pricing method. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ketepatan penentuan harga jual berdasarkan special order pricing method. Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus pada CV. Walet Pringsewu. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dengan cara mendeskripsikan biaya produksi dan biaya non produksi, mengalokasikan biaya-biaya kedalam biaya tetap, biaya variabel dan biaya semi variabel. Batas toleransi 5% digunakan untuk menentukan apakah harga jual barang pada CV. Walet Pringsewu sudah tepat? Kesimpulan dari pembahasan ini diketahui ada selisih antara harga jual pesanan khusus menurut perusahan dengan kajian teori. Harga jual pesanan khusus dalam kemasan botol merah sudah tepat, sedangkan untuk kemasn botol limun, botol meja dan kemasan sachet belum tepat.

Martani, (2003) meneliti tentang evaluasi penetapan harga jual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penentuan harga jual yang diterapkan pada PT. Primissima sudah tepat atau belum. Penelitian yang dilakukan berupa studi kasus yang mengambil tempat di PT. Primissima yang beralamat di Medari, Sleman, Yogyakarta selama bulan Agustus 2002. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara dan dokumentasi dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Memberikan gambaran konkrit perhitungan harga jual yang dilakukan perusahaan, baru kemudian memberikan evaluasi terhadap perhitungan berdasarkan metode penentuan harga jual cost-plus pricing

(29)

merupakan teknik analisis data yang dilakukan oleh penulis. Dari hasil analisis terdapat selisih harga jual benang tenun Ne. 60.s untuk 3 tahun (1997-1999) sebesar Rp 9.931. Perbedaan disebabkan perusahaan tidak memasukkan biaya komersial dan biaya gaji pimpinan dalam penentuan harga jualnya. Secara keseluruhan perusahaan dalam menentukan harga jualnya belum sesuai dengan teori (metode cost-plus pricing ).

Apriani, (2000) meneliti tentang manfaat penggunaan variabel costing dalam penentuan harga jual. Penelitian ini menggunakan sampel produk nisan yang dihasilkan oleh perusahaan kijing Sadjid Siswodiharjo Jl. Mentri Supeno no. 35 Yogyakarta. Nisan yang dihasilkan dalam perusahaan kijing tersebut adalah nisan marmer, granit, teraso dan batu hitam. Dari keempat macam nisan yang dihasilkan perusahan, penggunaan metode variabel costing hanya untuk nisan teraso, granit dan batu hitam. Nisan marmer tidak menggunakan variabel costing dalam penentuan harga jualnya karena nisan ini mempunyai sifat yang berbeda dibandingkan ketiga jenis nisan lainnya. Salah satu alasan digunakannya metode variabel costing dalam nisan teraso, granit dan batu hitam adalah untuk membantu manajemen dalam pengambilan keputusan produk mana yang perlu didorong dan produk mana yang dikurangi produksinya atau hanya karena penjualannya bermanfaat bagi produk-produk lain. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan metode variabel costing, laba kontribusi untuk tiap- tiap produk dapat terlihat. Laporan rugi laba perusahaan Kijing Sadjid Siswodiharjo menunjukkan bahwa laba kontribusi per unit yang terbesar dari nisan granit.

(30)

20 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilaksanakan adalah studi kasus yaitu suatu penelitian terhadap obyek tertentu yang populasinya terbatas, sehingga kesimpulan yang diambil berdasarkan penelitian ini hanya berlaku terbatas pada obyek yang diteliti dan berlaku pada waktu tertentu.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian : PT. Mondrian Jl. KH Hasyim Ashari No 171 aa(By Pass) Mojayan Klaten.

2. Waktu Penelitian : Penelitian dilaksanakan bulan Juli – Oktober 2005.

C. Subyek Dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian:

a Kepala bagian akuntansi b Kepala bagian produksi c Kepala bagian penjualan d Kepala bagian gudang 2. Obyek Penelitian

Obyek yang diteliti adalah prosedur penentuan harga jual produk PT. Mondrian Klaten

(31)

D. Data yang Diperlukan

1. Gambaran umum perusahaan yang meliputi sejarah perusahaan, struktur organisasi, produksi, personalia, dan pemasaran.

2. Biaya bahan baku

3. Biaya tenaga kerja langsung 4. Biaya overhead pabrik

5. Biaya produksi dan komersial 6. Laba yang diharapkan

7. Penentuan harga pokok produksi 8. Penentuan harga jual.

E. Sumber Data a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari perusahaan.

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara mengutip dari data yang sudah tersedia di perusahaan.

F. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang berwenang mengenai masalah yang diteliti.

(32)

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara mencatat data atau keterangan dari buku, catatan-catatan, dan laporan yang dimiliki perusahaan khususnya mengenai data biaya dan data produksi.

c. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data dengan cara pengamatan terhadap obyek permasalahan atau kegiatan perusahaan.

G. Teknik Analisis Data

Berdasarkan data-data yang diperoleh melalui teknik pengumpulan data diatas, kemudian dilakukan analisis data. Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara data dari temuan lapangan dengan landasan teori yang relevan. Untuk menjawab permasalahan yang dikemukakan diatas, maka dilakukan program analisis sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan penentuan harga jual produk perusahaan dengan:

a. Mengumpulkan seluruh biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik yang berpengaruh pada penentuan harga jual b. Menghitung total biaya yang dikeluarkan menurut perusahaan meliputi

biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

2. Mendiskripsikan penentuan harga jual berdasarkan kajian teori dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung harga jual dengan metode harga jual normal

(33)

1) Pendekatan full costing

a) Menghitung biaya produksi dan biaya komersial b) Menghitung volume produk

c) Menghitung laba yang diharapkan d) Menghitung persentase mark up

Laba yang diharapkan XXX

Biaya komersial XXX +

Jumlah XXX

Biaya produksi XXX :

Mark up XXX

e) Menghitung total harga jual

Biaya produksi XXX

Mark up (%x bi. Produksi) XXX +

Total harga jual XXX

f) Menghitung harga jual per produk

Total harga jual XXX

Volume produk XXX :

Harga jual per produk XXX

2) Pendekatan variabel costing

a) Menghitung biaya tetap dan biaya variabel b) Menghitung volume produk

c) Menghitung laba yang diharapkan d) Menghitung persentase mark up

Biaya tetap XXX

(34)

Laba yang diharapkan XXX +

Jumlah XXX

Biaya variabel XXX :

Persentase mark up XXX

e) Menghitung total harga jual

Biaya variabel XXX

Mark up (%x bi. Variabel) XXX +

Total harga jual XXX

f) Menghitung harga jual per produk

Total harga jual XXX

Volume produk XXX :

Harga jual per produk XXX

b. Menghitung harga jual dengan metode cost-type contract 1) Pendekatan full costing

a) Menghitung biaya produksi dan non produksi b) Menghitung laba yang diharapkan

c) Menentukan volume produk d) Menghitung persentase mark up

Laba yang diharapkan XXX

Biaya non produksi XXX +

Jumlah XXX

Biaya produksi XXX :

Persentase mark up XXX

(35)

e) Menghitung harga jual

Biaya produksi XXX

Mark up (%x bi. Produksi) XXX +

Total harga jual XXX

f) Menghitung harga jual per produk

Total harga jual XXX

Volume produk XXX :

Harga jual per produk XXX

2) Pendekatan variabel costing

a) Menghitung biaya tetap dan variabel b) Menghitung laba yang diharapkan c) Menghitung volume produk d) Menghitung persentase mark up

Biaya tetap XXX

Laba yang diharapkan XXX +

Jumlah XXX

Biaya variabel XXX :

Persentase mark up XXX

e) Menghitung harga jual

Biaya variabel XXX

Mark up (%x bi. Variabel) XXX +

Total harga jual XXX

(36)

f) Menghitung harga jual per produk

Total harga jual XXX

Volume produk XXX :

Harga jual per produk XXX

c. Menghitung harga jual waktu dan bahan 1) Menghitung harga jual waktu

a) Menghitung tenaga kerja langsung b) Menghitung biaya tidak langsung c) Menghitung laba yang diharapkan

d) Menghitung persentase mark up dari biaya tenaga kerja langsung

Biaya tidak langsung XXX

Laba yang diharapkan XXX +

Jumlah XXX

Biaya tenaga kerja langsung XXX :

Persentase mark up XXX

e) Menghitung harga jual waktu

Biaya tenaga kerja langsung XXX Mark up (%x taks. Per jam kerja lsng) XXX +

Harga jual waktu XXX

2) Menghitung harga jual bahan a) Menghitung harga beli bahan b) Menghitung biaya tidak langsung c) Menghitung laba yang diharapkan

d) Menghitung persentase mark up dari bahan

(37)

Laba yang diharapkan XXX

Biaya tidak langsung XXX +

Jumlah XXX

Harga beli bahan XXX :

Persentase mark up dari bahan XXX e) Menghitung harga jual bahan

Harga beli bahan XXX

Mark up (%x harga beli bahan) XXX +

Harga jual bahan XXX

d. Menghitung harga jual pesanan khusus 1) Menghitung biaya tetap dan variabel 2) Menghitung laba yang diharapkan 3) Menghitung volume produk 4) Menghitung persentase mark up

Biaya tetap XXX

Laba yang diharapkan XXX +

Jumlah XXX

Biaya variabel XXX :

Persentase mark up XXX

5) Menghitung harga jual

Biaya variabel XXX

Mark up (%x bi. Variabel) XXX +

Total harga jual XXX

(38)

6) Menghitung harga jual per produk

Total harga jual XXX

Volume produk XXX :

Harga jual per produk XXX

e. Menghitung harga jual produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan yang diatur dengan peraturan pemerintah

1) Pendekatan full costing

a) Menghitung biaya produksi dan non produksi b) Menghitung laba yang diharapkan

c) Menentukan volume produk d) Menghitung persentase mark up

Laba yang diharapkan XXX

Biaya non produksi XXX +

Jumlah XXX

Biaya produksi XXX :

Persentase mark up XXX

e) Menghitung harga jual

Biaya produksi XXX

Mark up (%* bi. Produksi) XXX +

Total harga jual XXX

f) Menghitung harga jual per produk

Total harga jual XXX

Volume produk XXX :

Harga jual per produk XXX

(39)

2) Pendekatan variabel costing

a) Menghitung biaya tetap dan variabel b) Menghitung laba yang diharapkan c) Menghitung volume produk d) Menghitung persentase mark up

Biaya tetap XXX

Laba yang diharapkan XXX +

Jumlah XXX

Biaya variabel XXX :

Persentase mark up XXX

e) Menghitung harga jual

Biaya variabel XXX

Mark up (%x bi. Variabel) XXX +

Total harga jual XXX

f) Menghitung harga jual per produk

Total harga jual XXX

Volume produk XXX :

Harga jual per produk XXX

3. Mengidentifikasi perbedaan langkah-langkah dalam menentukan harga jual produk.

4. Mengidentifikasi persamaan langkah-langkah dalam menentukan harga jual produk.

(40)

30 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan

PT. Mondrian merupakan perusahaan konveksi yang bergerak di dalam pembuatan kaos (T-Shirt) dan pakaian muslim. Pada awalnya, perusahaan masih berbentuk perseorangan, dan Bapak Harri Pramono sebagai pimpinannya.

Beberapa tahun kemudian perusahaan ini mampu berubah bentuk menjadi perusahaan yang berbadan hukum tetap, terhitung mulai tanggal 1 April 1998 dengan nama PT. Mondrian. Perusahaan ini telah mendapat pengesahan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan dengan No. 107/KDPP 11-11/3 UTDI/IV/98. Saat ini PT. Mondrian dimiliki oleh beberapa pemegang saham, antara lain Bapak Harri Pramono, Bapak Edi Widyanto, Bapak Andi Pranama, Bapak Endro Sutopo, Bapak Bambang Dwi Purnomo, Bapak Ardi Wijaya dan Ibu Fr. Kiswari

Latar belakang perusahaan memilih nama ”Mondrian” sebagai nama perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Nama ”Mondrian” diambil dari nama seorang penulis besar seangkatan dengan Leonardo Da Vinci. Nama lengkapnya adalah Piet Mondrian.

2. Nama ”Mondrian” mudah dibaca, mudah dikenal, mudah diingat oleh masyarakat atau konsumen yang mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan aktivitas perusahaan.

3. Nama ”Mondrian” diambil dari nama besar pelukis besar yang pengagumnya tersebar diseluruh dunia karena hasil lukisannya yang sangat indah.

(41)

Diharapkan PT. Mondrian mampu memproduksi barang yang sangat indah sehingga digemari oleh banyak konsumen.

B. Lokasi Perusahaan

Pada awalnya PT. Mondrian didirikan di belakang gedung Pengadilan Negeri Klaten tepatnya berada di Jl. Manahan No 3 – 13 Kelurahan Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten. Perusahaan ini menempati areal seluas ± 4000 m2 yang digunakan untuk kantor, kegiatan produksi (pabrik), gudang, dll. Namun seiring dengan meningkatnya perkembangan perusahaan, tepatnya pada tanggal 1 Juli 1999 dengan izin tempat usaha No. 503/1071/1999 yang dikeluarkan oleh Pemda Klaten dan Departemen Perindustrian &

Perdagangan, didirikanlah satu lokasi pabrik baru yang berada di Jl. KH Hasyim Ashari No 171 (By Pass) Mojayan, Kabupaten Klaten. Sekarang lokasi pabrik baru ini menjadi pabrik utama bagi PT. Mondrian dalam melakukan aktivitas- aktivitasnya, termasuk aktivitas produksi.

Pemilihan lokasi ini dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Banyaknya ahli desain, sablon, potong, dan jahit obras yang ada di Klaten.

2. Jarak yang dekat untuk penyediaan bahan baku, bahan pembantu, partner usaha dan pemasaran.

3. Memanfaatkan dan memperdayakan potensi daerah dengan memberikan lapangan pekerjaan kepada masyarakat Kabupaten Klaten.

(42)

Sumber : PT. Mondrian

DIREKTUR UTAMA

UNIT UMUM UNIT SEKIDO UNIT d, MO

UNIT BE-GAYA UNIT DADUNG

SEKT. PERUSAHAAN Multimedia Information System

KEPALA PERSONALIA

POLIKLINIK

KEPALA RT

KEPALA KEAMANAN

KEPALA KENDARAAN

MANAGER KEUANGAN

MANAGER PEMASARAN

&PENJUALA

MANAGER PRODUKSI

SEKT DIR UNIT SEKT DIR UNIT

(43)

Berikut merupakan tugas dan wewenang dari masing-masing bagian, yaitu:

1. Direktur Utama:

Direktur utama saat ini dijabat oleh Bapak Harri Pramono, dimana jabatan ini dipilih oleh para anggota komisaris pada saat diadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Tugas dan wewenang Direktur Utama antara lain:

a. Menentukan kebijakan pokok bagi pengorganisasian, pengontrolan dan pengawasan aktivitas perusahaan.

b. Membuat rencana umum dan mengkoordinasikan kegiatan perusahaan.

c. Mendelegasikan sebagian wewenang kepada direktur-direktur unit.

2. Sekretaris Perusahaan

Tugas dan wewenangnya, yaitu:

a. Menyiapkan semua acara atau jadwal kerja direktur utama dan direktur- direktur di tiap unit.

b. Menjalin hubungan dengan instansi-instansi yang terkait.

c. Melaksanakan segala pekerjaan yang berhubungan dengan ketatausahaan.

3. Multimedia Information System

Tugas dan wewenang yang dimiliki, yaitu:

a. Membuat sistem komputer bagi perusahaan.

b. Melindungi dan melakukan perawatan jaringan komputer perusahaan.

c. Menampung segala data dan informasi baik dari dalam maupun dari luar perusahaan melalui jaringan komputer.

4. Direktur Unit

PT. Mondrian memiliki beberapa unit dengan merk yang berbeda. Pertama, unit Sekido yang memproduksi pakaian khusus muslim. Kedua, unit Dadung

(44)

yang memproduksi kaos fashion. Biasanya produk dengan merk Dadung ini dipakai oleh kaum muda dan anak-anak. Ketiga, unit Be-Gaya yang memproduksi kaos promosi sesuai dengan keinginan konsumen. Keempat, unit d,MO yang memproduksi kaos dan pakaian olah raga. Direktur unit ini memiliki tugas dan wewenang, antara lain:

a. Menyusun program kerja divisi perusahaan baik dari segi penyediaan, SDM, produksi, pemasaran, keuangan dan produk.

b. Mengurus permasalahan mutasi dan promosi karyawan.

c. Membantu dan mengarahkan manajer-manajer yang berada di bawahnya.

5. Unit Umum

Unit ini dibentuk supaya dapat membantu unit-unit lain yang ada di perusahaan. Dimana menyangkut hal-hal umum perusahaan. Tugas dan wewenangnya, antara lain:

a. Mengembangkan sumber daya manusia yang ada di dalam perusahaan.

b. Recruitment dan penempatan tenaga kerja.

c. Menyediakan sarana dan prasarana bagi kelancaran aktivitas perusahaan 6. Sekretaris Direktur Unit

Memiliki tugas dan wewenang, antara lain:

a. Membantu direktur-direktur unit dalam melaksanakan tugasnya.

b. Mengadakan hubungan dengan manajer-manajer di bawahnya.

c. Bertanggung jawab kepada Direktur Unit.

7. Manajer Personalia

Tugas dan wewenangnya antara lain:

a. Menyediakan SDM yang berkualitas dengan melakukan recruitment.

(45)

b. Mengurusi kesejahteraan karyawan (gaji, tunjangan, bonus, jamsostek).

c. Mengurusi maasalah pemberhentian, pensiun, dan kepindahan karyawan.

8. Manajer Rumah Tangga

Tugas dan wewenangnya, yaitu:

a. Mengurusi dan mengatur koperasi khusus karyawan.

b. Menyediakan dan memelihara sarana peribadatan (mushola).

c. Mengurusi masalah kebersihan dan keindahan lingkungan perusahaan 9. Manager Keamanan

Tugas dan wewenang pada bagian ini, yaitu:

a. Menyediakan segala sesuatu yang berhubungan dengan keamanan perusahaan.

b. Mengkoordinasikan tenaga satuan pengamanan (satpam) perusahaan.

10. Manajer Kendaraan

Bagian ini dipegang oleh Bapak Slamet. Tugas dan wewenangnya antara lain:

a. Memelihara kendaraan–kendaraan inventaris milik perusahaan.

b. Memberikan surat ijin bagi yang menggunakan kendaraan inventaris.

11. Manajer Keuangan

Bagian ini merupakan bagian yang terintegrasi, dimana setiap unit memiliki manajer keuangan sendiri-sendiri. Manajer keuangan juga bertanggung jawab atas kondisi keuangan pada masing-masing unit. Tugas dan wewenangnya antara lain:

a. Mengelola pendapatan dan pengeluaran perusahaan.

b. Menyelenggarakan pembukuan keuangan perusahaan.

c. Menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan bank.

(46)

12. Manajer Pemasaran dan Penjualan

Bagian ini juga memiliki kesamaan dengan bagian keuangan, dimana setiap unit memiliki bagian pemasaran dan penjualan masing-masing, dan bertanggung jawab kepada masing-masing unit pula. Tugas dan wewenangnya, yaitu:

a. Mencatat dan mengecek produk yang akan didistribusikan.

b. Mendistribusikan produknya ke daerah-daerah yang telah ditentukan.

c. Mengadakan studi pasar.

13. Manajer Produksi

Bagian ini juga memiliki kesamaan dengan manajer keuangan, manajer pemasaran & penjualan, dan manajer R & D, dimana berdiri sendiri dan bertanggung jawab penuh terhadap masing-masing unit usahanya. Tugas dan wewenangnya antara lain:

a. Mengatur selama proses produksi termasuk pengaturan tenaga kerja, material, dan kebutuhan lainnya.

b. Menyediakan bahan baku utama dan bahan baku penolong, untuk kelancaran proses produksi.

c. Menyusun anggaran dan belanja bagian produksi.

D. Ketenagakerjaan 1. Jumlah Karyawan

Jumlah tenaga kerja yang dimiliki oleh PT. Mondrian hingga saat ini mencapai 1175 orang, dimana sebagian besar diambil dari wilayah Klaten dan sekitarnya.

(47)

2. Jam Kerja

PT. Mondrian menerapkan sistem enam hari kerja yaitu: Senin – Sabtu. Lama kerja masing-masing 8 jam per hari, kecuali untuk hari Sabtu hanya 5 jam.

Hal tersebut sesuai dengan Kep. Men No 72 tahun 1984, dimana karyawan tidak boleh bekerja lebih dari 8 jam per hari dan 40 jam per minggu, namun apabila melebihi batas waktu yang telah ditentukan maka dihitung sebagai jam kerja lembur. Saat ini PT. Mondrian hanya memiliki 1 shift kerja.

3. Penggolongan Status Karyawan

Penggolongan status karyawan PT. Mondrian adalah sebagai berikut:

a. Karyawan tetap adalah karyawan yang telah diangkat sebagai karyawan tetap dan mendapat gaji secara bulanan.

b. Karyawan harian adalah karyawan yang belum diangkat sebagai karyawan tetap namun telah dipekerjakan secara rutin dan digaji secara harian dan diberikan pada akhir minggu berjalan.

c. Karyawan borongan adalah karyawan yang menerima upah sesuai dengan kuantitas produk yang dapat dihasilkan.

4. Sistem Penggajian

Sistem penggajian di PT. Mondrian adalah sebagai berikut:

a. Upah harian adalah sistem upah yang berlaku untuk karyawan harian dan diberikan pada akhir minggu berjalan.

b. Upah bulanan adalah sistem upah yang berlaku untuk karyawan tetap dan diberikan pada akhir bulan berjalan.

c. Upah borongan adalah sistem upah yang diberikan kepada karyawan dengan memperhitungkan hasil kerja yang dicapai.

(48)

5. Fasilitas Kerja

PT. Mondrian memberikan jaminan sosial dan gaji kepada karyawan.

Jaminan sosial adalah pemberian dari perusahaan yang diberikan kepada karyawan menurut keadaan, waktu dan kebutuhan masing-masing karyawan antara lain:

a. Perusahaan mengikutsertakan tenaga kerjanya menjadi peserta Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja sesuai dengan ketentuan Undang-undang No. 03 Tahun 1992 junto Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 1993.

b. Seluruh karyawan diikutsertakan dalam wadah SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia)

c. Karyawan yang mendapat musibah, misalnya kematian anak / istri / suami mendapat bantuan sosial dan uang duka dari perusahaan.

d. Karyawan yang melahirkan mendapat cuti dan sumbangan.

e. Dalam hal pekerja tertimpa kecelakan kerja, maka segala akibat yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan.

f. Memberi tunjangan hari raya seperti Natal dan Lebaran.

E. Produksi

1. Hasil Produksi

PT. Mondrian memiliki 4 unit usaha yang menghasilkan produk yang berbeda-beda, antara lain:

a. Kaos fashion

Jenis kaos ini memiliki variasi model dan warna yang beraneka macam sesuai dengan perkembangan mode yang digemari konsumen saat ini.

(49)

Jenis kaos seperti ini dihasilkan oleh Unit Dadung dengan kategori produk, seperti:

1) Dewasa (original), terdiri dari: reguler, kombinasi lengan pendek, lengan panjang, dan lengan Âľ.

2) Remaja (funkies), terdiri dari: reguler, kombinasi lengan pendek, lengan panjang, dan lengan Âľ.

3) Wanita (female), terdiri dari: kombinasi lengan pendek, lengan panjang, dan lengan Âľ.

4) Anak (kids), terdiri dari: reguler, kombinasi lengan pendek, lengan panjang, dan lengan Âľ.

b. Kaos promosi

Jenis kaos seperti ini hanya dibuat karena pesanan dari konsumen, biasanya dalam rangka mempromosikan produk perusahaan atau kegiatan tertentu.

c. Kaos olah raga

Kaos ini diproduksi oleh unit d,MO. Macam kaos yang diproduksi, antara lain: kaos untuk tenis, bulu tangkis, dan kaos sepak bola.

d. Pakaian muslim

Untuk pakaian jenis ini diproduksi oleh unit Sekido. Produk-produk yang dihasilkan unit ini, antara lain: baju koko, dan baju muslim wanita.

(50)

2. Proses produksi

Tahap proses produksi kaos secara berurutan seperti terlihat pada gambar di bawah ini:

3. Bahan Baku Produksi

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi sangat bermacam- macam, antara lain:

a. Benang 100 % Cotton Combed 24 S Mercerized yang dirajut menjadi kaos 100 % Cotton Combed Single Net (CTCBSK), sehingga menghasilkan kaos yang bersifat dingin, menyerap keringat.

b. Kain Cotton Cardet Single Net (CTCDSK) atau kain semi katun.

c. Bahan sablon seperti: rubber, akrafon, foam, dan mutiara untuk menghasilkan warna sablon yang betul-betul sempurna.

4. Alat-alat Produksi

a. Mesin potong, digunakan untuk memotong kain atau bahan sesuai dengan ukuran atau model yang telah ditentukan.

Pembuat desain

Pembuat Klise film

Order ke Bag.

Produksi

Pembuatan screen

setrika Pembersihan

benang

Persiapan dan

pemotongan bahan

packing pressing

penjahitan penyablonan

(51)

b. Mesin jahit, digunakan untuk menjahit kain atau bahan setelah dipotong- potong sesuai dengan pola atau bentuk.

c. Mesin obras, digunakan untuk mengobras kain setelah disablon.

d. Alat sablon, digunakan untuk mencetak gambar atau tulisan sesuai dengan desain ke kaos yang akan disablon.

e. Gunting, digunakan untuk membersihkan sisa-sisa benang.

f. Mesin pelobang dan pemasang kancing, digunakan untuk melobangi kaos atau pakaian yang akan dipasangi kancing sesuai dengan pola.

g. Setrika, digunakan untuk merapikan kaos atau pakaian sebelum didistribusikan ke konsumen

F. Pemasaran

1. Penentuan harga

Tujuan perusahaan menentukan harga adalah untuk memberikan harga jual bagi hasil produksinya agar dapat bersaing dengan produk perusahaan lain dan memperoleh keuntungan. Perusahaan dalam menentukan harga jual hasil produksinya menggunakan metode cost-plus pricing , yaitu metode yang ditentukan dengan menambah biaya yang akan datang dengan suatu persentase mark-up. Harga jual = taksiran biaya penuh + mark up

2. Daerah Pemasaran

Daerah pemasaran PT. Mondrian antara lain:

a. Daerah Jawa Barat yaitu: Jakarta, Bandung, Cirebon, Tangerang, Bogor.

b. Daerah Jawa Tengah yaitu: Yogyakarta, Semarang, Surakarta, Magelang.

c. Daerah Jawa Timur, yaitu: Surabaya, Kediri, Madiun, Malang, Jember.

(52)

d. Daerah Luar Jawa, yaitu: Jambi, Palembang, Medan, Bali, Kalimantan.

3. Pemasaran Produk

PT. Mondrian memiliki beberapa cara memasarkan produknya hingga ke konsumen, antara lain:

a. Langsung ke konsumen (konsumen dapat membeli produk di koperasi karyawan).

b. Melalui counter-counter sebanyak 386 buah yang tersebar di seluruh Indonesia. PT. Mondrian menjamin ketersediaan produk, kemudahan transaksi, dan pemberian informasi yang cepat melalui counter-counter.

c. Melalui pesanan, dimana konsumen bisa memesan kaos atau pakaian langsung kepada perusahaan. Untuk pesanan kaos minimal 30 buah kaos.

(53)

43 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

PT. Mondrian merupakan perusahaan manufaktur yang kegiatan utamanya adalah mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Hasil produksi dari PT.

Mondrian adalah kaos fashion, kaos promosi, kaos olah raga dan pakaian muslim.

Pada bab ini, penulis membatasi penelitian pada produk kaos dewasa lengan pendek dan kaos remaja lengan pendek hasil produksi unit Dadung PT. Mondrian Klaten dengan alasan kedua produk tersebut paling laku di pasaran dan produksinya paling stabil dari tahun ke tahun.

A. Penentuan Harga Jual Menurut Perusahaan

Dalam menentukan harga jual produknya perusahaan mengumpulkan seluruh biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Biaya produksi ini terdiri dari empat elemen yaitu Biaya bahan Baku, Biaya Bahan Penolong, Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Overhead Pabrik. Perhitungan harga jual yang dilakukan oleh perusahaan adalah biaya produksi ditambah dengan laba yang diharapkan sebesar 20 % dari harga pokok.

Proses perhitungan harga jual kaos dewasa lengan pendek dan kaos remaja lengan pendek menurut PT. Mondrian adalah sebagai berikut:

1. Kaos dewasa lengan pendek

a. Menghitung biaya bahan baku per unit tahun 2004

(54)

Tabel 1

Biaya Bahan Baku Tahun 2004

Jenis Biaya Harga per Satuan Satuan Bahan Jumlah Harga BBB Rib Ct 24’s hitam Rp 33.000 / kg 0,79 kg Rp 26.070 Sumber: PT. Mondrian

b. Menghitung biaya bahan penolong per unit tahun 2004 Tabel 2

Biaya Bahan Penolong Tahun 2004

Jenis Biaya Harga per Satuan Satuan bahan Jumlah Harga

Benang obras Rp 1000 / biji 0,2 biji Rp 200

Benang katun Rp 1000 / biji 0,2 biji Rp 200

Cat sablon Rp 55.000 / kaleng 0,05 kaleng Rp 2750 Karet sablon Rp 150.000 / kaleng 0,02 kaleng Rp 3000

Label Rp 250 / biji 1 biji Rp 250

Jumlah Rp 6400 Sumber: PT. Mondrian

c. Menghitung biaya tenaga kerja langsung per unit tahun 2004 Tabel 3

Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2004 Jenis BTKL Upah per Unit Tenaga desain Rp 1750

Tenaga pola Rp 1000

Tenaga pemotongan Rp 1000

Tenaga sablon Rp 1000

Tenaga jahit Rp 1500

Tenaga penyelesaian Rp 1250

Jumlah Rp 7500

Sumber: PT. Mondrian

(55)

d. Menghitung biaya overhead pabrik per unit tahun 2004 Tabel 4

Biaya Overhead Pabrik per Unit Tahun 2004 Jenis Produk Biaya Overhead Pabrik Kaos Dewasa Lengan Pendek Rp 184,53

Kaos Remaja Lengan Pendek Rp 185,6 Sumber: PT. Mondrian

Keterangan: Perhitungan Biaya Overhead Pabrik di lampiran 1 e. Menghitung harga pokok produk kaos dewasa lengan pendek per unit

Tabel 5

Harga pokok produk kaos dewasa lengan pendek per unit

Jenis Biaya Jumlah Rupiah

Biaya bahan baku Rp 26.070

Biaya bahan penolong Rp 6.400

Biaya tenaga kerja langsung Rp 7.500 Biaya Overhead Pabrik Rp 184,53 Harga pokok per unit Rp 40.154,53 Sumber: PT. Mondrian

f. Menghitung harga jual per unit tahun 2005

Harga jual kaos per unit = 40.154,53+ (20 % x 40.154,53) = 40.154,53 + 8030,91

= 48.185,44Ëś 48.500 (pembulatan)

2. Kaos remaja lengan pendek

a. Menghitung biaya bahan baku per unit tahun 2004

(56)

Tabel 6

Biaya Bahan Baku Tahun 2004

Jenis Biaya Harga per Satuan Satuan Bahan Jumlah Harga BBB Rib Ct 24’s hitam Rp 33.000 / kg 0,75 kg Rp 24.750 Sumber: PT. Mondrian

b. Menghitung biaya bahan penolong per unit tahun 2004 Tabel 7

Biaya Bahan Penolong Tahun 2004

Jenis Biaya Harga per Satuan Satuan bahan Jumlah Harga

Benang obras Rp 1000 / biji 0,2 biji Rp 200

Benang katun Rp 1000 / biji 0,2 biji Rp 200

Cat sablon Rp 55.000 / kaleng 0,07 kaleng Rp 3.850 Karet sablon Rp 150.000 / kaleng 0,01 kaleng Rp 1.500

Label Rp 250 / biji 1 biji Rp 250

Jumlah Rp 6.000 Sumber: PT. Mondrian

c. Menghitung biaya tenaga kerja langsung per unit tahun 2004 Tabel 8

Biaya Tenaga Kerja Langsung Tahun 2004 Jenis BTKL Upah per Unit Tenaga desain Rp 1750

Tenaga pola Rp 1000

Tenaga pemotongan Rp 1000

Tenaga sablon Rp 1000

Tenaga jahit Rp 1500

Tenaga penyelesaian Rp 1250

Jumlah Rp 7500

Sumber: PT. Mondrian

(57)

d. Menghitung biaya overhead pabrik Tabel 9

Biaya Overhead Pabrik per Unit Tahun 2004 Jenis Produk Biaya Overhead Pabrik Kaos Dewasa Lengan Pendek Rp 184,53

Kaos Remaja Lengan Pendek Rp 185,6 Sumber: PT. Mondrian

Keterangan: Perhitungan Biaya Overhead Pabrik di lampiran 1 e. Menghitung harga pokok produk kaos remaja lengan pendek per unit

Tabel 10

Harga pokok produk kaos remaja lengan pendek per unit

Jenis Biaya Jumlah Rupiah Biaya bahan baku Rp 24.750 Biaya bahan penolong Rp 6.000 Biaya tenaga kerja langsung Rp 7.500

Biaya Overhead Pabrik Rp 185,6 Harga pokok per unit Rp 38.435,6 Sumber: PT. Mondrian

f. Menghitung harga jual per unit tahun 2005

Harga jual kaos per unit = 38.435,6+ (20 % x 38.435,6) = 38.435,6+ 7.687,12

= 46.122,72Ëś 46.500 (pembulatan)

(58)

B. Analisis Data dan Pembahasan

Analisis data untuk menghitung harga jual menggunakan lima metode yaitu metode harga jual normal, metode harga jual pesanan khusus, metode harga jual cost type contract, metode harga jual waktu dan bahan dan metode harga jual produk atau jasa yang diatur dengan peraturan pemerintah. Di antara lima metode tersebut nantinya akan dipilih mana yang bisa digunakan oleh perusahaan dalam menentukan harga jual produknya

I. Perhitungan harga jual produk

1. Menghitung harga jual dengan metode harga jual normal a. Perhitungan Harga Jual Kaos Dewasa Lengan Pendek

1) Pendekatan full costing

a) Menghitung biaya produksi dan biaya komersial tahun 2004 Tabel 11

Biaya Produksi dan Biaya Komersial Kaos Dewasa Lengan Pendek No Jenis Biaya Biaya produksi Biaya komersial 1 Biaya bahan baku Rp 151.206.000

2 Biaya gaji staf dan buruh Rp 56.480.600 Rp 16.182.000 3 Biaya listrik Rp 2.700.000 Rp 297.000

4 Biaya telpon Rp 1.340.000

5 Biaya pemeliharaan mesin Rp 2.380.000 6 Biaya penyusutan mesin Rp 2.971.000

7 Biaya kesejahteraan karyawan Rp 29.695.000 Rp 2.550.000

8 Biaya promosi Rp 1.850.000

9 Biaya sewa Rp 1.403.000

10 Biaya bunga bank Rp 1.438.000

TOTAL Rp 245.438.400 Rp 25.060.000 Sumber: PT. Mondrian

b) Menetapkan volume produk

Besarnya volume produk kaos dewasa sebesar 5800 unit.

(59)

c) Menghitung laba yang diharapkan

Laba yang diharapkan (ROI) sebesar 20 % dari harga pokok dan dikalikan dengan jumlah unit yang diproduksi yaitu :

= 20 % x Rp 33.994,57x 5800 unit

= Rp 39.433.701,2; dibulatkan menjadi Rp 39.433.800 ROI= Laba usaha x Penjualan

Penjualan Total investasi

= Rp 175.439.000 x Rp 1.745.395.000 x 100%

Rp 1.745.395.000 Rp 877.197.500 = 19,99% Ëś 20%

d) Menghitung persentase mark up

Laba yang diharapkan 39.433.800

Biaya komersial 25.060.000 +

Jumlah 64.493.800

Biaya produksi 245.438.400:

Persentase mark up 26,28%

e) Menghitung total harga jual tahun 2005

Biaya produksi Rp 245.435.400 Mark up Rp 64.501.211,52+

( 26,28% x 245.435.400)

Total harga jual Rp 309.939.611,52 f) Menghitung harga jual per unit tahun 2005

Total harga jual Rp 309.939.611,52

Volume produk 5800 :……

Harga jual per unit Rp 53.437,86

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, Pemerintah DKI Jakarta telah menetapkan peraturan bersama tentang Penegakan Hukum Lingkungan Terpadu, yang

Intervention Effects of the School-Based Health Promotion Program “Join the Healthy Boat” on Motor Abilities of Children with

[r]

Memorandum Saling Pengertian ini akan mulai berlaku sejak tangal. penandatanganan dan aka;1 tetap berlaku sampai dengan tanggal

Grafik 4.2 Data Pertalite Pada Pada putaran mesin 2 dilihat dari data diatas nila monoksida semakin me dibandingkan pada putaran m ini dikarenakan pada putar mesin

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul ” PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK ATAS TANAH BEKAS MILIK ADAT KARENA JUAL BELI DI KECAMATAN TAJURHALANG

Counsellors’self -perceived multicultural competencies model European Journal of Psychotherapy, Counselling and Health, 7, 291-308.. Orientasi nilai-nilai

3. Students are asked to listen to the teacher's reading the text. Studerrts are asked to read the text aloud paragraph by paragraph. Students are asked to answer