Oleh:
INDRI YANI NIM. 170.501.103
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKUTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM 2021
i Skripsi
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
INDRI YANI NIM. 170.501.103
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKUTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM 2021
vii
“ Membawa Diri dengan Sebaik-Baik Pembawaan Sebagai Cahaya Buat Orang, Karena Sebuah Kebaikan Bukan Untuk Disombongkan.”
viii
Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya bapak Maun dan ibunda Sainah yang telah memberikan segalanya untuk saya selama menimba ilmu mulai dari materil dan moril sudah di berikan, untuk kakakku Nurul, Adi dan adek-adek saya Anti, Rafa yang selalu memberikan senyum manisnya dan tentu selalu mendoakan dan untuk kampus tercinta UIN Mataram yang telah mendidik dengan penuh kromantisan selama ini.
ix
judul “Pengaruh Kualitas Terhadap Harga Jual Kain Tenun di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah”. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, juga kepada keluarga, sahabat, serta pengikutnya.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa peroses menyelesaikan skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbgai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya keapada berbagai pihak yang telah membantu, yaitu kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Mutawalli, M. Ag selaku Rektor UIN Mataram yang telah memberi fasilitas bagi penulis utuk menuntut ilmu.
2. Bapak Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M. Ag Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
3. Bapak H. Bahrur Rosyid, S.P., MM Selaku Ketua Jurusan di Prodi Ekonomi Syari’ah.
4. Bapak Drs. H. Agus Mahmud, M. Ag Selaku pembimbing I dan Ibu Dahlia Bonang, M.SI selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan motivasi dan memberikan koreksi dan catatan kepada penulis untuk perbaikan, terus menerus
x
konstruktif bagi penyempurnaan penyusunan Skripsi ini.
6. Bapak Muhamad Baihaqi, M.SI selaku dosen wali yang selalu membimbing, memberi arahan dan motivasi.
7. Bapak ibu pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan berguna bagi penulis.
8. Kedua orang tua tercinta Ayah Maun dan Ibunda Sainah, keluarga besar dan sahabat, penulis sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya atas doa, motivasi dan semangat yang tak terhigga, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
Semoga bantuan dari semua pihak yang bersangkutan menjadi amal shaleh di sisi Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini akan diterima dengan senang hati.
Semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat, khususnya bagi penulis sendiri dan pembaca pada umumnya untuk perkembangan pengetahuan.
Mataram, 10 Juni 2021
xi HALAM SAMPUL
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN LOGO ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING iii
NOTA DINAS PEMBIMBING iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI vi
HALAMAN MOTTO vii
HALAMAN PERSEMBAHAN viii
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI xi
ABSTRAK xiv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar belakang 1
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan dan manfaat 6
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9
A. Kajian Pustaka/Telaah Pustaka 9
B. Kerangka Teori 14
xii
C. Hipotesis Penelitian 23
D. Kerangka Berfikir 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25
A. Metode Penelitian 25
B. Jenis Penelitian 25
C. Populasi dan Sampel 26
D. Variabel Penelitian 27
E. Desain Penelitian 28
F. Instrumen Penelitian 29
G. Jenis dan Sumber Data 30
H. Teknik Pengumpulan Data 31
I. Teknik Analisis Data 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 37
A. Hasil Penelitian 37
1. Deskripsi Lokasi Penelitian 42
2. Gambaran Umum Responden 40
3. Teknik Analisis Data 43
a. Uji Instrumen 43
b. Uji Asumsi Klasik 46
c. Analisis Regresi Sederhana 47
xiii
B. Pembahasan 64
BAB V PENUTUP 70
A. Kesimpulan 70
B. Saran 70
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
xiv Oleh:
INDRI YANI NIM. 170501103
ABSTRAK
Kain tenun merupakan kerajinan tradisional yang sampai saat ini masih dipertahankan cara menenunnya dengan cara tradisional sebagai daya tarik wisata dan Desa Sukarara merupakan pusat kerajinan tenun di Pulau Lombok yang banyak membuat dan menjual kain tenun bahkan banyak di minati wisatawan baik asing maupun mancanegara, kain yang buat memiliki motif-motif yang indah dan memiliki nilai estetik tinggi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas terhadap harga jual kain tenun yang ada di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat kabupaten Lombok Tengah. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif yang dilakukan di Desa Sukarara dengan jumlah populasi responden 238 pedagang, dengan cara pengambilan sample menggunakan teknikrandom sampling. Metode pengumpulan data dilakukan menggunakan teknik observasi, angket, dan dokumentasi dengan mengecek kevalitan data dengan teknik analisis data menggunakan kolerasi product moment pearson. Hasil penelitian yang diperoleh peneliti di Desa Sukarara, bahwa diperoleh nilai
r
hitung = 0.668 danr
tabel = 0.1669 pada taraf signifikan 5%dan uji t diperoleh nilai
t
hitung = 2.702 dant
tabel = 0.009 pada taraf signifikan 5% hal ini membuktikkan bahwat
hitung ˃.t
tabel (2.207 ˃. 0.009) dan analisis regresi sederhana di peroleh sebesar Y = 25.018 + 0.317 X.Kata kunci:Kualitas, , Harga Jual, Kain Tenun.
1
Indonesia memiliki berbagai macam corak kain tradisional, masing-masing etnik memiliki jenis kain tradisionalnya. Jenis-jenis ini memperlihatkan betapa kayanya hasil kreatifitas negeri ini yang memiliki aneka ragam suku bangsa. Variasi kain dari segi bahan pembuatan sampai ragam hiasnya bernilai seni yang tinggi. Kekayaan ini telah menjadi rebutan bangsa-bangsa lain sejak dahulu, seperti halnya kain jenis batik yang diklaim bangsa lain, sehingga mesti diperjuangkan kembali oleh negara kita untuk kembali diakui bahwa batik merupakan warisan tradisi leluhur bangsa indonesia sebagaimana telah diakui lembaga dunia UNESCO.1
Melalui kain tradisional tersebut dapat kita lihat kekayaan warisan budaya yang tidak saja terlihat dari teknik, aneka ragam corak serta jenis kain yang dibuat. Akan tetapi, dapat juga dikenal berbagai fungsi dan arti kain dalam kehidupan masyarakat indonesia yang mencerminkan adat istiadat, kebudayaan, dan kebiasaan budaya (culturalhabit) . yang bermuara pada jati diri masyarakat Indonesia.
Pulau Lombok merupakan pulau yang memiliki keindahan dan beraneka ragam kekayaan objek wisata alam, seni budaya serta
1 Sumolang Steven. “Kain Tenun Tradisonal “Kofo” di Sangihe” (Jakarta: Direktorat Tradisi, Direktorat Jendral Nilai Budaya, Seni dan Film, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, 2011), hlm. 7.
2
tenun tradisonal atau “songket”. Kain tenun merupakan hasil yang berupa bahan kain yang dibuat dari benang, serat kayu, sutra, dan lain- lain. Pembuatannya dengan menggunakan seperangkat alat tenun tangan atau biasa disebut lungsin. Lungsin adalah jajaran benang yang terpasang membujur. 2Pada saat sekarang penggunaan alat tenun sudah dikembangkan menjadi alat tenun yang lebih canggih, seperti ATBM (alat tenun bukan mesin) yang dibuat dari kayu dan peralatan yang menghasilkan tenunan lebih cepat.3
Desa Sukarara merupakan salah satu pusat kerajinan tenun yang ada di Pulau Lombok Desa ini terletak di Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah merupakan sebuah desa yang sangat menonjol di bidang penyediaan barang-barang cenderamata, terutama kerajinan tenun tradisionalnya. sebagian masyarakat yang ada di desa ini bekerja sebagai penenun dari anak-anak, orang tua sudah mengajarkan dan mewariskan kerajinan tenun kepada anak-anak perempuannya hingga sekarang.
Menurut salah seorang pengrajin kain tenun yaitu ibu Mustilaf mengatakan bahwa, para penenun kesulitan dalam pembuatan berbagai macam motif yang ada di kain tenun Sukarara. Dan yang unik dari setiap desa tersebut adalah kaum perempuannya diwajibkan bisa
2"KBBI"dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
3 Efendi Norman, “Tenun Kain Songket di Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat”, Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha. Vol 7 Nomor 1, Maret 2017, hlm. 77.
menenun karena dijadikan syarat dari pernikahan.4
Kain tenun dari Sukarara sangat terkenal, kain tenun ini kaya akan seni ragam hias. Motif yang sering digunakan adalah ornamen burung, tumbuhan, garis simetris, zig-zag. Segi empat yang tersusun berderet, selang seling. Kombinasi, dan degradasi. Warna yang serasi hampir seluruh bidang kainnya. Ragam hias tersebut agaknya dapat melahirkan daya pikat tersendiri.
Namun selain kain tenun atau songket yang di kenal saat ini ternyata banyak wanita yang melakukan kegiatan menenun ini dengan cara tradisonal atau klasik. Disamping untuk menjaga adat istiadat juga sebagai daya tarik wisata. Pembuatan kain tenun cara klasik atau tradisional ini adalah dari sejak mempersiapkan pembuatan benang serta pembuatan zat warna. Pembuatan benang secara tradisional dengan menggunakan pemberat yang di putar-putar dengan jari-jari tangan, pemberat tersebut seperti gasing terbuat dari kayu atau terakota. Bahan membuat benang selain kapas, kulit kayu, serta pisang, serta nanas, daun palem dan sebagainya. Pembuatan zat warnanya terdiri dari dua warna biru dan merah. Warna biru didapatkan dari indigo atauMirinda Citrifonela atau mengkudu. Selain itu ada pewarna dari tumbuhan lain seperti kesumba (sono keling),
4Mustilaf (Pengrajin Kain Tenun),Wawancara Desa Sukarara, 24 Agustus 2020.
yang pasti masih sangat kuno.5
Berbagai ragam hias digunakan dari yang tradisonal sampai yang kreasi baru dengan tidak meninggalkan unsur-unsur tradisional.
Beberapa jenis kain tenun sukarara yang dikenal yaitu, motif subahnale, motif kembang komak, dan motif ragi genap, motif wayang, motif bintang empat.
Industri kerajinan kain tenun songket dari segi permodalan menggunakan modal sendiri. Dalam perhari mereka mendapatkan pendapatan tergantung dari jumlah banyaknya pengunjung dan atau jumlah banyaknya kain songket yang laku terjual. Dalam sebulan para pengrajin kain tenun songket hanya mampu membuat 1-3 helai kain songket. Harga sehelai kain tenun songket bervariasi tergantung bahan benang dan motifnya serta lama proses pengerjaannya. Kain yang cukup rumit dengan warna yang beragam jelas lebih mahal dibandingkan dengan motif sederhana dengan dua warna benang. Dari waktu pembuatannya kain motif rumit membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan kain tenun songket motif sederhana yang hanya membutuhkan waktu 1-2 minggu dalam proses pengerjaan satu helai kain. Harga yang ditawarkan pun bervariasi mulai dari Rp 100.000-Rp 3.000.000 perhelai kain songket.
5 Sudarman Agus, “ Kain Tenun Songket Sukarara”. Dalam http //.ditpertais.net/artikel/ amin01, diakses tanggal 26 Oktober 2020, pukul 11:30.
Dalam hal pembuatan kain tenun tentunya banyak biaya yang dikeluarkan oleh pengrajin, seperti pembelian berbagai benang dan akan memperkirakan harga jual dari kain tenun tergantung dari kerumitan, proses pembuatan dan motif yang ada pada kain tenun tersebut. Adapun motif yang ada disukarara antara lain motif subahnale salah satu motif yang paling diminati dan harga berkisar 800.000-2.000.000 karena bahan yang digunakan terbuat dari benang emas dan benang kapas dan proses pembuatan yang sangat lama yaitu sampai 3 bulan. Selain motif subahnale ada juga motif kembang komak harga motif kembang komak yaitu 170 .000 bahan yang digunakan yaitu benang kapas dan waktu pengerjaan 5 hari-1 minggu, dan harga motif ragi genap berkisar 250.000 karena benang yang digunakan yaitu benang kapas dan pengerjaan membutuhkan 1 minggu, sedangkan motif bintang empat berkisar 150.000 bahan yang digunakan yaitu benang kapas, dan motif serat penginang karena motif ini menggunakan bahan katun, dan untuk kain songket wayang harga satu kain yaitu 750.000. dan untuk motif kain tenun nanas para penjual biasanya menjual sekitar 300.000 karena bahan dan cara pembuatan yang membutuhkan waktu lama, selain itu ada juga motif kain tenun zig-zag motif yang selalu dipakai dalam kegiatan budaya dan harga kain tenun ini berkisar 130.000.
Selain itu hasil kain tenun yang dihasilkan sudah terkenal sampai manca negara karena kualitas dan motif yang sangat rumit dan sudah
turun menurun. Karena setiap pembuatan motif dan bahan yang digunakan berbagai macam jenis benang yang digunakan dan masing- masing motif yang dikerjakan membutuhkan waktu yang lama karena setiap motif memiliki kesulitan dan kerumitan yang berbeda-beda.
Salah satu motif subahnale yang kualitas yang bagus karena terbuat dari benang emas dan kapas sehingga harga jual yang ditawarkan tinggi. Selain itu ada motif yang lain mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda-beda, dan harga yang ditawarkan berbeda-beda karena bahan yang digunakan berbeda.
Selain sebagai sebuah tradisi, bertenun juga merupakan salah satu peluang yang dijadikan untuk mendapatkan tambahan ekonomi masyarakat di Desa Sukarara, hasil kain tenun yang sudah jadi kemudian akan di pajang diartshop dan para wisata yang berkunjung ke Desa Sukarara. Selain itu ada beberapa masyarakat yang memanfaatkan rumahnya sendiri sebagai artshop untuk di jual langsung ke para wisatawan yang berkunjung. Disamping itu juga pengrajin melakukan promosi melalui personal selling yaitu pihak ketiga seperti agen, pengepul dan lainnya.
Berdasarkan latar belakang , maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul, “Pengaruh Kualitas Terhadap Harga Jual Kain Tenun di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah”.
B. Rumusan Batasan dan Rumusan Masalah
Permasalahan yang dibahas dalam suatu penelitian di fokuskan, hal ini untuk menghindari meluasnya masalah yang dibahas. dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh kualitas terhadap harga jual kain tenun. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka rumusan masalah yang diangkat dari penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh kualitas terhadap harga jual kain tenun di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis pengaruh kualitas terhadap harga jual kain tenun di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah
2. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberkan manfaat untuk:
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai kualitas kain tenun terhadap harga jual.
Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya jika ingin meneliti tentang pengaruh kualitas terhadap harga jual kain tenun di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah.
b. Manfaat Praktis
1) Memberikan informasi bagi penenun bahwa pentingnya meningkatkan kualitas kain tenun terhadap peningkatan harga jual.
2) Peneliti, untuk menambah pengetahuan tentang pengaruh kualitas terhadap harga jual kain tenun di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah.
3) Memberikan informasi terhadap masyarakat mengenai kualitas kain tenun
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian 1. Ruang Lingkup
Untuk mempermudah tulisan ini, maka perlu kiranya dibuat batasan masalah. Adapun ruang lingkup permasalahannya yang akan dibahas dalam penelitian ini, tentang “Pengaruh Kualitas Terhadap Harga Jual Kain Tenun”.
2. Setting Penelitian
Lokasi yang dipilih peneliti dalam melakukan penelitian adalah Kabupaten Lombok Tengah.
a. Lokasi Penelitian di Lombok Tengah
Peneliti melakukan penelitian tentang Pengaruh Kualitas Terhadap Harga Jual Kain Tenun di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah karena peneliti ingin mengetahui tentang Pengaruh Kualitas Produk Kain Tenun Terhadap Harga Jual di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah
9 A. Kajian Pustaka/Telaah Pustaka
Telaah pustaka merupakan kajian terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian seorang peneliti. Telaah pustaka dilakukan guna mengetahui supaya peneliti memiliki pengetahuan yang luas, menemukan teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan untuk membangun hipotesis.
1. Penelitian yang dilakukan Mardiyanti dalam rangka penulisan skripsi yang meneliti tentang Kain Tenun Tradisional Dusun Sade, Desa Rembitan Pujut Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat Tahun 2016.
Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara mendeskripsikan makna dan fungsi kain tenun di Dusun Sade.
Dengan metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data diperoleh melalui teknik ketekunan pengamatan dan teknik triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna simbolis tidak akan pernah hilang dari sebuah benda, dikarenakan suatu benda dipastikan memiliki sebuah makna ataupun simbol yang dimiliki masyarakat pendukungnya. Sebuah kain tenun tradisonal di Dusun Sade yaitu: kain selolot memiliki makna yaitu akan mendapatkan ketenangan dalam hidup serta akan mendapatkan
10
sosial, fungsi fisik dan fungsi personal. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Mardiyanti dengan penelitian yang akan saya lakukan adalah sama-sama membahas kain tenun dan makna simbol tersebut. Sedangkan perbedaan penelitian ini terletak pada fokus dan tempat yang diteliti antara Dusun Sade dengan Desa Sukarara. Jika penelitian Mardiyanti lebih
2. Penelitian yang dilakukan Sri Artati Waluyati dalam rangka penulisan skripsi yang meneliti tentang Analisis Upaya-Upaya Pengrajin Tenun Songket Dalam Mempertahankan Kelangsungan Usaha Di Desa Sudimampir Kecamatan Indralaya kabupaten Ogan Ilir, adapun masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana cara mengetahui upaya-upaya apa yang dilakukan oleh pengrajin tenun songket di desa Sudimampir. Dalam mempertahankan kelangsungan usahanya.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriftif kualitatif.
Hasil penelitian ini bahwa upaya pengrajin tenun songket mempertahankan kelangsungan usahanya dengan cara meningkatkan kualitas produksi tenun songketnya, Para pengrajin mengelola keuangannya melalui dana pinjaman dan juga keuntungan yang didapat, pengrajin tenun songket mengurangi pengeluaran yang tidak begitu diperlukan dan lebih mendahulukan memproduksi barang-barang yang dipesan terutama barang pesanan yang sudah diberi uang muka, untuk barang pajangan biasanya pengrajin memproduksinya hanya beberapa buah saja dan fungsinya hanya
sebagai contoh barang. Persamaan penelitian ini adalah membahas tentang kain tenun dan tenun sebagai pusat mata pencaharian masyarakatnya. Sedangkan perbedaan dalam penelitian ini
adalah fokus terhadap Upaya-Upaya Pengrajin Tenun Songket Dalam Mempertahankan Kelangsungan Usaha Di Desa Sudimampir Kecamatan Indralaya kabupaten Ogan Ilir, dan tempat penelitia yang berbeda. sedangkan peneliti lebih fokus pada pengaruh kualitas terhadap harga jual kain tenun di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah.6
3. Penelitian yang dilakukan Trisna Nurmeisarah, Tinjauan Tentang Tenun Tradisional Dusun Sade Desa Rambitankecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah, masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana untuk mengetahui proses pembuatan kain tenun di Dusun Sade, mengetahui ragam hias serta makna masing-masing ragam hias tenun Dusun Sade, Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan Perkembangan ragam hias tenun Dusun Sade antara lain dalam segi perkembangan motif, perkembangan warna, serta proses pembuatan kain tenun.
Adapun persamaan penelitian ini adalah membahas tentang kain tenun dan motif-motif yang ada di kain tenun, sedangkan perbedaan penelitian ini adalah dalam penelitian ini menekankan pada kain
6 Sri Artati Waluyati dkk, “Analisis Upaya-Upaya Pengrajin Tenun Songket Dalam Mempertahankan Kelangsungan Usaha Di Desa Sudimampir Kecamatan Indralaya kabupaten Ogan Ilir”,Jurnal Profit Vol.3 Nomor 1,Mei, Hlm. 67.
tenun, pengembangan dan ragam hias sedangkan peneliti lebih fokus pada pengaruh kualitas terhadap harga jual kain tenun di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah.7
4. Penelitian yang dilakukan Dewi Iffani Falashifa, Kerajinan Tenun Ikat Tradisional Home Industri Dewi Sinta di Desa Ttroso Pecangan Kabupaten Jepara (Kajian Motif, Warna, Dan Makna Simbolik).
Adapun masalah dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang motif, warna, dan makna simbolik kain tenun ikat tradisional Troso home industry Dewi Shinta Di Desa Troso Pecangaan Kabupaten Jepara. Metode Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Motif kain tenun ikat tradisional home industry Dewi Shinta Makna simbolik dari setiap jenis motif dan kain tenun ikat tradisional home industry Dewi Shinta mempunyai makna-makna simbolik yaitu sebagai suatu hasil karya atau perilaku manusia yang dituangkan dalam sebuah seni tenun. Persamaan penelitian ini adalah membahas tentang kain tenun dan makna yang terkandung dalam kain tenun tersebut. Sedangkan perbedaan penelitian mendeskripsikan motif tenun ikat tradisional home industry Dewi Shinta di Desa Troso Pecangaan Kabupaten Jepara, kedua, mengetahaui dengan jelas dan mendeskripsikan warna tenun ikat
7 Trisna Nurmeisarah dkk, “Tinjauan Tentang Tenun Tradisional Dusun Sade Desa Rambitankecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah”, Jurnal Universitas Pendidikan Ganesha Vol.X Tahun 2015.
tradisional home industry Dewi Shinta di Desa Troso Pecangaan Kabupaten Jepara. sedangkan peneliti lebih fokus pada pengaruh kualitas terhadap harga jual kain tenun di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah.8
5. Penelitian yang dilakukan Gensia Meira, Kain Tenun Ikat Dengan Bahan Sutra Alam (Analisis Deskriptif Ornamen Kain Tenun Ikat Dengan Bahan Sutra Alam Di Kampong Tenun Panawuan Kabupaten Garut), masalah dalam penelitian adalah bagaimana proses pembuatan kain tenun ikat dengan bahan sutera alam di Kampung Tenun Panawuan Garut. Dan bagaimana oranamen yang terdapat pada kain tenun ikat di Kampung Tenun Panawuan Garut. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian bahwa proses pembuatan kain tenun ikat di Kampung Tenun khususnya di Sutera Alam Family masih menggunakan alat tenun tradisional yaitu alat tenun bukan mesin (ATBM). Proses pembuatannya itu terbagi kepada dua tahapan. Pertama adalah tahap persiapan menenun yang disebut gumingan yaitu proses pemasak benang sutera untuk menghilangkan resin yang terdapat pada benang sutera. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Gensia Meira dengan penelitian yang akan saya lakukan adalah membahas tentang kain tenun dan motif
8Dewi Iffani Falashifa, “ Kerajinan Tenun Ikat Tradisional Home Industri Dewi Sinta di Desa Ttroso Pecangan Kabupaten Jepara (Kajian Motif, Warna, Dan Makna Simbolik).”, (Skripsi, FBS UNY, Yogyakarta, 2013.
kain tenun tersebut. Sedangkan perbedaannya adalah mengenai pengetahuan tentang tenun, Ornamen, unsur-unsur seni rupa dan prinsip, sedangkan peneliti lebih fokus pada pengaruh kualitas terhadap harga jual kain tenun di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah.9
B. Kerangka Teori 1. Kualitas
a. Pengertian Kualitas
Secara filosofis, Total Quality Management (TQM), dan nilai- nilai serta kerja keras tidak hanya untuk mempertahankan kualitas barang dan jasa tetapi juga untuk mempertahankan kualitas usaha pelayanan terhadap pelanggan.10
b. Kualitas Produk
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan atau di konsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan,
9 Gensia Meira, “Kain Tenun Ikat Dengan Bahan Sutra Alam (Analisis Deskriptif Ornamen Kain Tenun Ikat Dengan Bahan Sutra Alam Di Kampong Tenun Panawaran Kabupaten Garut)”,Jurnal Kriya Tenun dan Tekstil, Vol. Nomor 3, Oktober 2013.
10 Edward Zebua, M.Pd, Buku Ajar dan Perangkat Pembelajaran Kewirausahaan.(Sumatera Barat: Institut Seni Indonesia Padang Panjang, 2017), hlm. 65.
produk mencakup objek secara fisik, jasa, orang, tempat, oranisasi dan ide.11 produk adalah hasil dari suatu proses, suatu produk dapat berbentuk (tangible), tak berbentuk(intangible), atau kombinasi keduannya.
Sudaryono mendefinisikan produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan.12
Menurut Kotler dan Armstrong, kualitas produk adalah meliputi daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan dioprasikan dan diperbaiki, dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan.13
Menurut Prawironsentono kualitas atau suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai harga atau nilai uang yang telah dikeluarkan .14
Kualitas produk merupakan hal yang sangat penting yang perlu di usahakan oleh setiap perusahaan apabila menginginkan produknya bisa bersaing dipasar. Karena saat ini kemampuan
11Amstrong, Geri dan Philip, Kotler, Dasar-dasar Pemasaran, hlm.76.
12 Sudaryono, Manajemen Pemasaran Teori Dan Implementasi (Yogyakarta: Andi, 2016), hlm. 207
13 Tengku Firli Musfar, Manajemen Pemasaran(Bandung: Media Sains Indonesia, 2020), hlm. 44
14Prawirosentono, Suyadi.Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu Total Quality Management Abad 21 Studi Kasus dan Analisis. Jakarta: Bumi Aksara, 20114, cet. Ke-2.
ekonomi dan pendidikan masyarakat cendrung meningkat, sebagian masyarakat cendrung keritis dalam mengkonsumsi produk. Konsumen selalu ingin mendapatkan produk yang berkualitas sesuai dengan harga yang dibayarkan, walau sebagian masyarakat berpendapat bahwa, produk yang mahal memiliki kualitas yang bagus.15
kualitas produk berpengaruh dalam pengembangan tenun di sukarara. harga bahan baku yang semakin mahal menjadi kendala dalam proses produksi, hal tersebut dapat menimbulkan ragam hias baru sesuai dengan ketersediaan bahan baku, proses pewarnaan yang seharusnya digunakan tidak tersedia hal tersebut membuat pewarnaan benang dengan warna lain yang tidak sesuai dengan desain awal, sehingga membentuk warna baru pada berbagai motif tenun yang di sukarara.
c. Indikator-Indikator Kualitas Produk
Menurut Dafid Garvin, untuk menentukan dimensi kualitas produk, dapat melalui delapan dimensi seperti yang dipaparkan berikut ini.16
1)Performance (kinerja) ialah karakteristik pokok dari produk yang dibeli.
15Lupiyoadi dan Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa (Jakarta: Salemba 4, 2006), hlm 131.
16David Garvin,Strategi Pemasaran (Yogyakarta, 2016), hlm. 134
2)Feature (fitur) ialah karakteristik sekunder atau pelengkap 3)Reliability (realiabilitas) ialah kemungkinan kecil akan
mengalami kerusakan atau gagal dipakai.
4)Conformance to specifications ( kesesuaian dengan spesifikasi) ialah sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah di tetapkan sebelumnya.
5)Durability (daya tahan) ialah mengenai berapa lama produk tersebut dapat digunakan.
6)Serviceability, ialah meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, kemudahan serta penanganan keluhan secara memuaskan.
7)Aesthetics (estetika) ialah daya tarik produk tersebut.
8)Perceived Quality (kesan kualitas) ialah persepsi kualitas pasca pembelian.
2. Kain Tenun
Kain tenun adalah kain yang dihasilkan dari proses menenun dengan menggunakan teknik persilangan benang lungsing dan benang pakna dan proses pewarnaannya menggunakan pewarna alami.17
17Hidayatul Fitri, Pola Manajemen Pemasaran Produk Industri Kerajinan Kain Tenun
Menurut Ali dalam (Kamus Besar Bahasa Indonesia) tenun merupakan hasil kerajinan yang berupa bahan atau kain yang di buat dari benang (kapas, serat, sutera) dengan menggunakan pakan secara melintang pada lungsi.18
Kain tenun dari sukarara sangat terkenal. Kain tenun ini kaya dengan berbagai ragam hias digunakan dari yang tradisional sampai yang kreasi baru dengan tidak meninggalkan unsur-unsur tradisional.
Beberapa jenis kain tenun sukarara yang dikenal seperti berikut:
a. Subahnale
Motif subahnale berornamen bunga yang dikelilingi tiga garis membentuk kotak segi enam berderet pada bagian tengah kain, kemudian ada variasi garis lurus lurus sejajar dan zig-zag pada bagian tepi kain tenun songket.19 Warna dasar kain yaang digunakan yaitu merah atau hitam, sedangkan garis-garisnya berwarna kuning. Untuk warna isian disesuaikan, ada kuning, putih, merah, hijau, atau biru tua.
b. Kembang Komak
Motif kembang komak biasa digunakan pada kain sarung.
Songket Di Desa Sukarara Kabupaten Lombok Tengah, Jurnal Pendidikan Ekonomi Volume 11 No. 2 Tahun 2019.
18Ali, "KBBI"dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, et.al (ed), Ensiklopedia Nasional Indonesia , Jilid 16, (Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka,1998), hlm. 104.
19Hendra A Setyawan,Seri Tenun Nusantara Daya Pikat Tenun NTB, (Jakarta: Buku Kompas, 2019), hlm. 57.
Ornamen yang digunakan berbentuk kotak-kotak hitam kecil.
Warna dasar hitam dengan garis-garis warna putih.
c. Ragi Genap
Motif ragi genap biasanya digunakan sebagai sarung. Warna dasar putih dengan garis-garis mendatar dan vertikal bersilang berwarna. Kain ini umumnya digunakan saat berpergian. Makna motif ragi genap adalah orang yang berpergian hendaknya berpakaian memenuhi tata cara atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan demikian orang tersebut akan dihormati.20
d. Motif bintang empat
Motif ini berkaitan dengan arah mata angin yang trinspirasi dari munculnya bintang timur sebagai pertanda bahwa fajar telah tiba. Warna dasar kain biasanya menggunakan warna gelap seperti warna hitam dengan warna kontras sebagai motif. Namun zaman semakin modern penggunaan komposisi warna dasar kain songket yang biasanya berwarna gelap berubah menggunakan warna-warna yang terang, seperti warna orange, putih atau kuning.
Hal ini disebabkan oleh permintaan konsumen
20 D Wilujeng, Indonesia Nan Indah Kerajinan Khas Daerah, (jawa tengah: Alprin, 2010), hlm.16-17.
e. Serat Penginang
Bentuk motifnya yang menyerupai tempat makanan sirih orang Sasak. Suku Sasak yang masih memegang teguh adat Sasak akan menyuguhkan penginang pada tamu yang datang berkunjung kerumah mereka. Nama serat penginang Terinspirasi dari tempat makanan sirih Suku Sasak sehingga terciptalah nama tenun kain songket serat penginang yang menjadi simbol adalah tenun kain songket serat penginang. Nama tenun kain songket serat penginang memiliki makna yaitu keramah tamahan orang Sasak pada tamu yang berkunjung kerumahnya.21
f. Kain Songket Wayang
Pada tenun kain songket wayang tertuju pada bentuk motif yang menggambarkan boneka wayang dan bayangan hidup manusia sehingga terciptalah nama tenun kain songket wayang.
Nama tenun kain songket wayang memiliki makna yaitu perjalanan hidup manusia yang dikendalikan oleh Allah SWT. Kain Songket Wayang motif dengan gambar wayang boneka.
g. Kain Tenun Nanas
Memiliki makna kesuburan tanah Lombok yang bisa di tanami bermacam jenis buah termasuk buah nanas. Hal ini
21 Meri Eka Lestari, “Motif Kain Songket Di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat (Kajian Semiotika)”. (Skripsi, PBS, UNRAM, Mataram, 2019.
menandakan bahwa masyarakat Sukarara selain menenun mereka juga sebagian besarmenjadi petani.
h. Kain Tenun Zig-Zag
Memiliki makna perjalanan manusia tidak selamanya berjalan lurus. Hal ini menandakan bahwa masyarakat Sukarara tidak selalu mendapatkan penghasilan yang tetap dan tidak semua keinginannya bisa terpenuhi.22
3. Harga Jual
a. Pengertian Harga
Harga adalah penentuan nilai uang-barang dan harga barang.
Dengan adanya suatu harga, maka masyarakat dapat menjual suatu barang yang mereka miliki dengan harga yang umum dan dapat diterima.23
Menurut Micheaal J. Etzal, harga adalah nilai yang disebutkan dalam mata uang atau medium moneter lainnya sebagai alat tukar. Di dalam ilmu ekonomi, pengertian harga mempunyai hubungan dengan pengertian nilai dan kegunaan,.
23Supriadi,Konsep Harga Dalam Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Guepedia, 2011), hlm.
26.
Nilai adalah ukuran jumlah yang diberikan oleh suatu produk apabila produk itu ditukarkan dengan produk lain. Sedangkan kegunaan adalah atribut dan sebuah item yang memberikan tingkat kepuasan tertentu pada konsumen.24
Harga dalam teori ekonomi islam, tidak berbeda dengan ekonomi konvensional, harga ditentukan oleh keseimbangan permintaan dan penawaran. Keseimbangan ini terjadi apabila antara penjual dan pembeli bersikap merelakan. Teori harga dalam tulisan-tulisan Ibnu Taimiyah (1263-1328). Ibnu Taimiyah menjelaskan tsaman mitsli merupakan harga yang terbentuk dari kekuatan permintaan dan penawaran.25
b. Pengertian Harga Jual
Menurut Hansen dan Mowen mendefinisikan harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan.26
Jadi dapat disimpukan bahwa harga jual menunjukan jumlah
24 Danang Sunyoto, Ekonomi Manajerial Konsep Terapan Bisnis, CAPS (Center for Academic Publishing Service), Jakarta, 2013, hlm.179-180
25Rozalinda,Ekonomi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers 2014), hlm. 160.
26 Mulyadi, “Pengertian Harga Jual dan Menentukan Harga Jual”,dalamhttps:
//jalurbaru. blogspot.com, diaksestanggal 26 Oktober 2020, pukul 10.15.
uang yang diperlukan untuk memperoleh sejumlah barang atau jasa yang diinginkan.
1) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Jual
a) Biaya merupakan salah satu faktor yang akan menentukan harga jual terendah (minimum) yaitu harga jual yang dapat menutupi semua biaya yang dikeluarkan dan memberikan sedkit laba.
b) Permintaan adalah berapa banyak orang yang menginginkan produk kita, seberapa mendesak kebutuhan mereka, dan berapa harga yang tersedia dibayar pembeli.
c) Persaingan untuk menetukan harga jual kita harus mencari tahu harga pesaing serta kebijakan harga lainnya dari pesaing seperti potongan harga, penjualan khusus dan layanan tambahan.
d) Pengalaman, penetapan harga jual juga dipengaruhi harga produk kita di masa lalu.
e) Persepsi pelanggan berhubungan erat dengan konsep “nilai”
produk dalam pikiran pelanggan. Jika pelanggan menganggap produk mempunyai nilai tinggi maka pelanggan akan bersedia mengorbankan lebih banyak mengorbankan banyak uang untuk mendapatkan produk tersebut.
f) Lokasi usaha akan mempengaruhi penetapan harga.
g) Tujuan penetapan harga, apa yang ingin dicapai dari kebijakan penetapan harga jual akan menjadi tujuan penetapan harga seperti memperluas pangsa pasar, meningkatkan laba dan memperkenalkan produk baru.27 c. Indikator-Indikator Harga Jual
Menurut Kotler dan Amstrong menjelaskan ada empat ukuran harga, yaitu:
1) Keterjangkauan harga
Konsumen bisa menjangkau harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Produk biasanya ada beberapa jenis dalam satu merek dan harganya juga berbeda dari termurah sampai termahal.
2) Harga sesuai kemampuan atau daya saing harga
Konsumen sering membandingkan harga suatu produk dengan produk lainnya. Dalam hal ini mahal murahnya harga suatu produk sangat dipertimbangkan oleh konsumen pada saat akan membeli produk tersebut.
3) Kesesuaian harga dengan kualitas produk
Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen orang sering memilih harga yang lebih tinggi diantara dua barang karena mereka melihat adanya perbedaan
27Ahmad Rizal,Manajemen Pemasaran, (Deepublish: Yogyakarta: 2020), hlm. 193.
kualitas. Apabila harga lebih tinggi orang cenderung beranggapan bahwa kualitasnya juga lebih baik.
4) Kesesuaian harga dengan manfaat.
Konsumen memutuskan membeli suatu produk jika manfaat yang dirasakan lebih besar atau sama dengan yang telah dikeluarkan untuk mendapatkannya.28
C. Hipotesis Penelitian
Istilah hipotesis berasal dari bahasa yunani yang mempunyai dua kata “hupo” (sementara) dan “thesis”(pernyataan atau teori). Karena hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenaranya, maka perlu diuji kebenaranya. Kemudian para ahli menafsirkan arti hipotesis adalah dugaan terhadap hubungan antara dua variael atau lebih. Atas dasar definisi tersebut dapat diartikan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus di uji kebenaranya.29. Maka adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Ha: “ Kualitas berpengaruh signifikan Terhadap Harga Jual Kain Tenun Di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah”
28Philip Kotler Dan Garry Armstrong,Prinsip – Prinsip Pemasaran Edisi Ke 13 jilid 1, (Jakarta : Erlangga, 2012), hlm. 45.
29Syofian Siregar, M.M,Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2014), hlm. 65.
2. Ho: Kualitas tidak berpengaruh signifikan Terhadap Harga Jual Kain Tenun Di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah”
D. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan.
Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisa secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antara variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya untuk digunakan untuk merumuskan hipotesis.30
Kain tenun merupakan industry rumahan yang sarat akan keunikan dari motif, sehingga banyak penggiat industry ini akan bersaing dengan kualitas produknya mulai dari daya tahan, Fitur, nilai estetikanya dan sepesifikasi produknya.
Berdasarkan hal ini peneliti melalui penelitian ini mencoba mengkaji seberapa berpengaruh kualitas (X) terhadap harga jual kain tenun (Y) di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah. Berdasarkan uraian tersebut maka Paradigma penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
30Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kkualitatif dan R&B,(Bandung:
Alabeta,2013), hlm.60
Gamabar Skema 1.1
Kualitas Kain Tenun
1. Motif
2.
Proses pengerjaanHarga Jual
25 A. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu . berdasarkan hal tersebut terdapat kata kunci yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunanaan. Adapun Jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif adalah suatu penelitian yang mempunyai tujuan untuk mendeskripsikan suatu fenomena, peristiwa, gejala dan kejadian yang terjadi secara faktual, sistematis, serta akurat.31
Pendekatan dengan model kuantitatif, merupakan model keputusan yang mempergunakan angka. Angka mempunyai peranan penting dalam pembuatan, penggunaan dan pemecahan model kuantitatif.32
B. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dimana penelitian kuantitatif adalah suatu
31 Muslich Anshori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Surabaya:
Airlangga University Presa, 2017), hlm. 25.
32Asep Suryana dan Ridwan, Statistik Bisnis. (Bandung: Alfabeta , 2010), hlm. 30.
26
33Zuldafrial,Penelitian Kuantitatif, (Yogyakarta; Media Perkasa, 2012), hlm, 4.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari yang kemudian ditarik kesimpulannya.34 Adapun populasi yang dimaksud di sini adalah seluruh penjual yang ada di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah yang berjumlah 238.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Maka untuk menentukan ukuran sampel, dilakukan pengambilan sampel dengan menggunakan rumus Slovin dengan menggunakan Rumus perhitungan sampel.35
n= N 1+Ne² keterangan: n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi E = Tingkat Kesalahan
34Sugiono,Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R &D, (Bandung Alfabeta, 2014), hlm.80.
35Muhammad,Metode Penelitian Ekonomi Islam Pendekatan Kuantitatif, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2008), hlm. 181.
Dalam penelitian ini jumlah populasi adalah 238 dengan batas kesalahan yang digunakan adalah 10% maka
n= N 1+Ne²
n = 238 1+238 (0,1)²
n = 2381+2,38
n = 2383,38
n =70,41 (dibulatkan menjadi 70)
Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 70 orang.
Adapun tekhnik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Purposive Sampling. Dimana sampel yang diambil dengan pertimbangan tertentu yang sesuai dengan tujuan peneliti.36
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
36Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 84.
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.37 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat.
1. Variabel Bebas (Variabel Independen / Variabel X)
Variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (variabel dependen).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kualitas.
2. Variabel Terikat (Variabel Dependen / Variabel Y)
Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (variabel independen). Variabel terikat penelitian ini adalah harga jual kain tenun.
E. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Oleh karena itu penelitian yang berjudul pengaruh kualitas kain tenun terhadap harga jual ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dan untuk menganalisis data yang sudah terkumpul menggunakan statistik analisis regresi.
Pada umumnya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan
37Sugiono,Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Metholds)(Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 64.
variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi. Karena penelitian ini bersifat kuantitatif, maka data dan informasi akan bersifat kuantitatif juga. Oleh karna itu diperlukan perhitungan yang memerlukan angka dengan menggunakan analisis statistik.
Mengenai langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peneliti.
Langkah–langkah ini erat sekali hubungannya dengan data yang akan di kumpulkan, untuk memperoleh data dalam penelitian ini peneliti menggunakan sebuah angket dan dokumentasi. Dimana angket terdiri dari kualita motif khas kain tenun dan penentuan harga jual.
Dokumentasi untuk mendapatkan data penjual dan pengambilan gambar saat menenun dan pengisian angket. Yang akan di analisis dalam penelitian ini adalah angket kualitas kain tenun dan harga jual.
Data yang terkumpul kemudian dianalisis yaitu analisis uji prasarat dan analisis hipotesis dengan menggunakan rumus regresi sederhana untuk mengetahui hipotesis yaitu: Terdapat Pengaruh Kualitas Terhadap Harga Jual Kain Tenun di Desa Sukarara Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam ataupun sosial yang diamati. Secara spesifik
fenomena alam ini disebut variabel penelitian.38
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah angket atau kuesioner yang sesuai dengan masing-masing indikator-indikator untuk mengukur kualitas kain tenun dan harga jual. Adapun skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert yang dimana skala likert adalah untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok oaang tentang fenomena sosial.
Berikut skor jawaban pengukuran skala likert dengan rumus sebagai berikut:
1. Sangat Setuju (SS) : 4
2. Setuju (S) : 3
3. Tidak Setuju (TS) :2
4. Sangat Tidak Setuju (STS) :1
G. Jenis Dan Sumber Data 1. Jenis Data
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
38Sugiono,Metode Penelitian Kombinasi, 148
penelitian kuantitatif yang dapat diartikan juga sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu., pengumpulan data atau menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.39. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.40
2. Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data yang diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam penelitiannya maka sumber data tdisebut respon, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan.
Apabila peneliti menggunakan tehnik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak atau proses tertentu.41
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari dua jenis, yaitu:
39 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 8.
40Ibid., hlm. 7.
41Azuar Juliandi, dkk,Metodologi Penelitian Bisnis Konsep dan Aplikasi, (Medan:Umsu Press, 2014), hlm. 68.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang perlu dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya.42 Dalam penelitian ini sumber data primernya yaitu para penjual kain tenun di Sukarara yang berjumlah 250 orang.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau peneliti secara langsung dari sumber yang telah ada. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, lapora, jurnal dan lain-lain.43
H. Tehnik Pengumpulan Data
Data adalah unit informasi yang direkam media yang dapat dibedakan dengan data lain, dapat dianalisis dan relevan dengan program tertentu.44Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.45 Maka penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1. Observasi
42Sandu Siyoto,Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta:Literasi Media Publishing, 2015), hlm. 67.
43Ibid., hlm. 68.
44Ahmad Tanzeh,Pengantar Metod Penelitian, hlm, 53.
45Ibid., hlm. 57.
Metode observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap obyek penelitian yang dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung.46
Adapun jenis obsevasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan terus terang atau tersamar yang dimana peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data bahwa sedang melakukan penelitian.
Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti.47
2. Angket
Metode angket atau kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang angka akan diteliti. Untuk memperolseh data, angket disebarkan kepada responden (orang-orang yang menjawab atas pertanyaan yang akan dijadikan untuk kepentingan penelitian).48 3. Dokumentasi
Metode dokumenter adalah alat pengumpulan datanya disebut
46Ibid., hlm. 58.
47 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuntitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 405-406.
48Cholid Narbuko dan Ahmadi,Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm. 76.
form pencatatan dokumen, dan sumber datanya berupa catatan atau dokumen yang tersedia. Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, artinya barang-barang tertulis. Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan data dengan mencatat data-data yang sudah ada.49
I. Tehnik Analisis Data
Metode analisis berisi pengujian-pengujian data yang diperoleh dari hasil responden yang diterima kemudian dianalisis.
1. Uji Instrumen a. Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur tersebut bener-bener mengukur apa yang di ukur. Validitas ini menyangkut akurasi instrumen. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut itu valid, maka perlu di uiji dengan korelasi anatara skor (nilai) tiap-tiap butir pertanyaan dengan skor total kuesioner tersebut.50
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan prosedur
49Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: Penerbit SIC, 2001), hlm. 103.
50Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertai, dan Karya Ilmiah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 132.
statistikperson’s product moment correlation.51
Rumus yang digunakan untuk uji validitas konstruk dengan tehnik korelasi product moment adalah
rxy = nXY-(X)(Y)
{
nx²-(x)²} {
n (Y²-Y)²}
Keterangan:
Rxy = Koefisien korelasi antara variabel x dan y
x = Jumlah nilai dari skor butir
y = Jumlah nilai dari skor total N = Jumlah subyek
xy = Jumlah perkalian skor butir dengan skor total
x² = Jumlah kuadrat dari skor butir
y² = Jumlah kuadrat dari skor total b. Uji Reliabilitas
Uji relialibitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil konsistensi alat ukur yang biasannya menggunakan kuesioner, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yaang sama dengan menggunakan alat
51 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis, Edisi Kedua (Jakarta:Rajawali Pers,2011), hlm. 47.
pengukuranyang sama pula.52. Dalam penelitian ini instrument yang digunakan adalah Alpha Crobach.
Rumuscrobach alpha adalah sebagai berikut:
α= k-r1 (k-r)
keterangan:
r = Rata-rata korelasi antar item k = Jumlah item
untuk memudahkan penelitian, pengelolaan data dilakukan dengan dengan menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS versi 16.0 (Statistical Program For Sosial Science)
c. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak. Uji ini dilakukan untuk menentukan uji statistik yang digunakan. Uji ini menggunakan uji statistik parametris. Sedangkan apabila data berdistribusi tidak normal makan menggunakan uji statistik nonparametris. Adapun pengujian normalitas pada penelitian ini adalahlilefors. Data yang dapat dinyatakan berdistribusi normal
52Ibid., hlm. 48.
jika signifikan lebih besar dari 0,05.
d. Uji Hipotesis
1) Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana adalah regresi linear yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas (independent variabel), atau dengan kata lain untuk mengetahui seberapa jauh perubahan variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), dengan rumus sebagai berikut:53
Y= a + bX Keterangan:
Y = Nilai yang diprediksi
a = konstanta atau bila harga X = 0 b = koefesien regresi
X = Nilai variabel indevenden 2) Uji T
Uji T digunakan untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara persial. Jika nilai signifikan variabel <0,05 maka dapat
53Ibid., hlm. 50.
disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen mempengaruhi variabel dependen.
3) Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi dapat digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas (X) Terhadap variabel terikat (Y).54 Nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada output ModelSummary kolom R Square ketika perhitungan uji regresi sederhana dengan bantuan program SPSS.
54 Supardi, Aplikasi Statistika Dalam Penelitian : Konsep Statistik Yang Lebih Komprehensif, hlm. 165.
37 A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Lokasi Penelitian a. Letak Geografis
Letak Geografis suatu wilayah menjelaskan tentang letak dan posisi suatu wilayah yang dilihat secara garis hukum, menurut batas-batas wilayah yang telah ditetapkan, sesuai dengan peraturan pemerintah setempat yang berlaku.55
Desa Sukarare merupakan salah satu desa dari sepuluh desa yang berada di wilayah Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, dan juga merupakan salah satu Desa Wisata yang telah disahkan oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat dari 16 Desa Wisata yang terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Desa Sukarara terletak pada jarak 6 km sebelah Tenggara dari pusat Pemerintahan Kecamatan, terletak pada jarak 5,5 km di sebelahBarat Daya dari pusat Pemerintahan Kabupaten, dan terletak pada jarak 21 km sebelah Tenggara dari pusat Pemerintahan Provinsi. Luas wilayah menurut penggunaan di dominasi oleh tanah sawah, tanah kering, fasilitas umum, dan
55Observasi di Desa Sukarara, pada tanggal 5 februari 2021
38
Berdasarkan letak geografisnya Sukarara berbatasan dengan wilayah :
1) Sebelah Utara berbatasan dengan 2 desa sekaligus yakni Desa Batu Tulis Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah, dan Desa Nyerot Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah.
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Batu Jai, Kecamatan Praya Barat.
3) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Labulia, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah dan Desa Ungga, Kecamatan Praya Barat Daya, Kabupaten Lombok Tengah.
4) Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Puyung Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok Tengah. Selain dari pada itu, Desa Sukarara sendiri terbagi lagi menjadi 10dusun yang masing-masing dipimpin oleh Kepala Dusun, diantaranya, Dusun Blog Lauq, Dusun Blong Daye, Dusun Ketangge, Dusun Dasan Duah, Dusun Bunsambang, Dusun Dasan Baru, Dusun Burhane, Dusun Bunputri, Dusun Buncalang, dan Dusun Batu Entek, yang dimana kesepuluh Dusun yang mencakup seluruh Desa saat ini satu sama lain dibatasi oleh jalan, lorong, pagar,
dan tembok, dan juga berbatasan dengan sawah dan kebun.56
b. Kondisi sosial, ekonomi dan budaya
Secara umum warga Desa Sukarara bermata pencaharian sebagai petani dan penenun. Profesi penenun juga di dominasi oleh kaum perempuan sebagai mata pencaharian sekaligus sebagai budaya setempat yang setiap perempuan harus dapat menenun untuk dapat menikah. Dan sampai saat ini masih berkembang artshop-artshop kecil yang ada disetiap pinggir jalan desa. Banyak penduduk yang menjadikan rumah mereka sebagai artshop kecil untuk menawarkan hasil tenun langsung kewisatawan atau menjualnya ke artshop besar yang ada didesa sukarara sesuai pesanan. Bahkan ada juga yang menjual ke pengepul kain tenun yang memasarkan produknya ke luar kota/daerah.57
Selain itu Desa Sukarara merupakan salah satu desa wisata yang terdapat di Kabupaten Lombok Tengah dibuktikan dengan adanya objek wisata yang terdapat di Desa Wisata Sukarara itu sendiri, yang mampu menarik wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk berkunjung. Adapun objek wisata yang
56Dokumentasi, Profil Desa Sukarara, 10 maret 2021.
57Observasi di Desa Sukarara, Pada Tanggal 10 maret 2021
menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Desa Sukarara sendiri di antaranya :
1) Kain Tenun Songket
Didasari oleh sejarah sekaligus sebagai sebuah kepercayaan masyarakat Desa Sukarara, bahwa semua kaum perempuan yang ada di Desa Sukarara wajib bisa menenun sebagai syarat seorang wanita bisa menikah, karena jika seorang perempuan tidak bisa menenun maka dilarang untuk menikah bahkan didenda jika melanggar kepercayaan tersebut.
Kegiatan menenun dilakukan seorang perempuan sembari menunggu suaminya pulang bertani dari sawah, sekaligus sebagai mata pencaharian bagi kaum perempun di Desa Sukarara. Tenun Songket sendiri merupakan objek wisata utama yang disugukan oleh Desa Sukarara sebagai daya tarik terhadap wisatawan untuk berkunjung. Kerajinan kain tenun Songket di Desa Sukarara sendiri merupakan industri rumahan, yang dimana proses pembuatannya membutuhkan waktu yang sangat lama yang paling lambat sekitar 2 bulan lamanya, untuk dapat menghasilkan tenun songket yang indah. Tingkat kerumitan serta motif dari kain tenun songket sendiri berpengaruh terhadap harga jualnya yang berkisar dari Rp.
100.000 hingga Rp. 1.000.000. Dalam prosesnya, kain tenun Songket yang dihasilkan bukan hanya untuk pakaian akan tetapi
dapat digunakan pula sebagai dekoratif untuk ornamen interior rumah. Kain tenun Songket Desa Sukarara memiliki ciri dan motif khusus yang membedakannya dengan ciri dan motif Songket produksi daerah lain. Kekhasannya terletak pada pola dan penggunaan benang, pola dan benang yang dipergunakan penenun Songket merupakan nilai yang diberikan secara turun temurun dari generasi sebelumnya. Biasanya keahlian menenun sendiri diperoleh dari seorang ibu yang kemudian mewariskan kepada anak keturunannya sehingga motif dan warna dari tenun Songket terjaga dengan baik dan tidak berubah. Adapun berbagai jenis tenun Songket dengan motif yang indah dan berbeda beda yang dapat ditemui di Desa Sukarara, diantaranya, motif Subahnale, Motif Serat Penginang, Motif Ragi Genap, Motif Bintang Empat, Motif Keker, Motif Wayang, Motif Panah, Motif Bintang Ramawe, Motif Bulan Bekurung, Motif Bulan Bergantung, Motif Nanas,. Dengan keindahan kain tenun dan kelestarian tradisi tenun tersebut, wisatawan menjadi senang berkunjung dan menikmati keindahan kain tenun dan tradisinya yang lestari.
2) Kegiatan Nenun (Nyensek)
Proses menenun di Desa Sukarara dikenal dengan istilah Nyensek, yang dimana alat untuk menenun menggunakan peralatan yang sebagian besar terbuat dari kayu. Cara
penggunannya pun masih sangat tradisional dan manual.
3) Bale Beleq (Rumah Tradisional Peninggalan Nenek Moyang) Desa Sukarara selain dikenal sebagai Desa Tenun dikenal juga sebagai desa dengan tingkat sosial budaya yang masih sangat tradisional, di Desa Sukarara sendiri58. masih terdapat beberapa rumah tradisional yang telah berusia ratusan tahun, salah satunya adalah Bale Beleq. Bale beleq bisa dikatakan sebagai musium desa yang merupakan sebuah rumah tradisional yang masih eksis di tengahtengah permukiman masyarakat yang terbilang sudah modern. Bale beleq sendiri dijadikan sebagai tempat suci bagi masyarakat Desa Sukarara, tidak semua orang bisa dapat memasukinya. Jadi wisatawan yang ingin berkunjung kesana hanya dibolehkan melihat dari luar saja, dengan syarat harus sopan baik pakaiannya maupun tingkah laku, dan jika ingin memasukinya tentunya harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari pemangku adatnya sendiri. Namun karena terkenal sebagai tempat yang sakral dan bersejarah sebagai tempat menyimpan benda-benda pusaka peninggalan nenek moyang, jadi tidak sedikit wisatawan yang penasaran akan bale beleq dan ingin mengunjungi.
2. Gambaran Umum Responden
58Sunardi Selaku Kepala Dusun Ketangge,Wawancara, Sukarara, 11 Maret 2021, pukul 09:00 wita.
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 1.1 jenis_kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid laki_laki 6 8.6 8.6 8.6
Perempuan 64 91.4 91.4 100.0
Total 70 100.0 100.0
Berdasarkan tabel 1.1 diatas dapat diketahui bahwa jumlah responden laki-laki sebanyak 6%, sedangkan responden perempuan berjumah 64%.
b. Deskripsi responden berdasarkan umur
Tabel 1.2 Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 17-25 13 18.6 18.6 18.6
26-35 20 28.6 28.6 47.1
36-45 28 40.0 40.0 87.1
46-50 9 12.9 12.9 100.0
Tabel 1.2 Umur
Total 70 100.0 100.0
Umur responden dapat dikelompokkan seperti pada tabel 1.2 diatas dan hasil pengelompokkan terlihat kelompok terbesar responden adalah yang berumur 36-45 tahun yaitu sebanyak 28 orang atau 28%, sedangkan kelompok terkecil berasal dari 46-50 yang berjumlah 9 orang atau 9%, responden yang berusia dari 17-25 berjumlah 13 orang atau 13%, sedangkan responden yang berumur 26-35 berjumlah 20 orang atau 20%.
3. Tekhnik Analisis Data a. Uji Instrumen
1) Uji Validasi Data
Pengujian validotas data ini dilakukan kepada sampel yang berjumlah 70 orang responden dari jumlah pedagang kain tenun. Uji validitas dilakukan untuk mengukur apa yang ingin di ukur. Untuk menguji validitas masing-masing item pernyataan dari variabel penelitian. Suatu varaibel dikorelasikan dengan nilai total masing-masing butir pernyataan dengan
menggunakan teknikproduct moment
a) Uji validitas variabel kualitas (X) Tabel 3.1
Uji validitas kualitas
NO Variabel r hitung r tabel keterangan
1 X.1 0.584 0.235 Valid
2 X.2 0.646 0.235 Valid
3 X.3 0.579 0.235 Valid
4 X.4 0.582 0.235 Valid
5 X.5 0.430 0.235 Valid
6 X.6 0.520 0.235 Valid
7 X.7 0.614 0.235 Valid
8 X.8 0.464 0.235 Valid
9 X.9 0.451 0.235 Valid
10 X.10 0.306 0.235 Valid
Sumber Data : Output SPSS 16.0
Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan oleh peneliti dapat diketahui bahwa semua item pernyataan kuesioner untuk variabel kualitas (X) Sebanyak 10 item pernyataan adalah valid.
b) Uji validitas variabel harga jual kain tenun (Y)
Tabel 4.1 Uji validitas harga jual
NO Variabel r hitung r tabel keterangan
1 Y.1 0.637 0.235 Valid
2 Y.2 0.668 0.235 valid
3 Y.3 0.554 0.235 valid 4 Y.4 0.630 0.235 valid 5 Y.5 0.510 0.235 valid 6 Y.6 0.353 0.235 valid
7 Y.7 0.424 0.235 Valid
8 Y.8 0.381 0.235 Valid
9 Y.9 0.296 0.235 Valid
10 Y.10 0.336 0.235 Valid Sumber Data : Output SPSS 16.0
Berdasarkan uji validitas yang telah dilakukan peneliti dapat diketahui bahwa semua item pernyataan kuesioner untuk variabel harga jual (Y) Sebanyak 10 item pernyataan adalah valid.
2) Uji reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah butir -butir pernyataan dalam kuesioner konsistensi atau tidak.
Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan kepada kuesioner (angket) yang telah diisi oleh 70 responden.
Tabel 5.1 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Reliability
coefficient
Cronbach alpha
Keterangan
X 10 item 0.690 Reliable
Y 10 item 0.642 Reliable
Sumber Data : Output SPSS 16.0
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel memiliki Cronbach Alpha lebih dari 0.60 (a > 0.60), sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel X dan Y adalah reliable.
b. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel independen dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Model distribusi yang baik memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
total.x1 total.y
N 70 70
Normal Parametersa Mean 23.50 32.47
Std. Deviation 5.144 5.233
Most Extreme
Differences Absolute .133 .118
Positive .091 .075
Negative -.133 -.118
Kolmogorov-Smirnov Z 1.110 .990
Asymp. Sig. (2-tailed) .170 .281
a. Test distribution is Normal.
Sumber Data : Output SPSS 16
Pada tabel di atas menjelaskan bahwa, pada variabel kualitas (X) diperoleh nilai signifikasi (Asymp. Sig. (2-tailed)