• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Oleh : Bonaventura Putra Bela Nusantara NIM :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Oleh : Bonaventura Putra Bela Nusantara NIM :"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

KEUANGAN DITINJAU KECENDERUNGAN DARI GAYA

BELAJAR VISUAL, AUDITORIAL, DAN KINESTETIK

SISWA KELAS 11 DAN 12 JURUSAN AKUNTANSI SMK N 1

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Bonaventura Putra Bela Nusantara NIM : 161334014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

(2)

iv

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur dan sukacita skripsi ini penulis persembahkan kepada: Tuhan Yesus Kristus yang selalu setia mendampingi dan membimbing serta memberkati setiap langkah hidupku.

Bunda maria, Engkaulah perantara atas segala doa dan harapan yang aku panjatkan setiap saat.

Orangtuaku bapak Franciscus Xaverius Suyono dan ibu Monica Dwi Murtiwati, terimakasih atas segala kasih sayang, dukungan, semangat terutama doa.

Kakakku Elisabeth Candra Dewi Puspitaningrum yang selalu memberi dukungan doa.

Teman yang sudah menemani selama empat tahun Brigita Tyas Asih Nanda Wardhani yang tiada henti memberikan perhatian, dukungan, semangat, doa dan motivasi.

Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku: Universitas Sanata Dharma

(3)

v

MOTTO

“Hidup itu seperti pagelaran wayang, dimana kamu menjadi dalang atas naskah semesta yang dituliskan oleh Tuhanmu.Naskah sutradara kita tahu di depan,

naskah Tuhan kita tahu di belakang.” (Sujiwo Tedjo)

“Tuhan tidak menuntut kita untuk sukses, Tuhan hanya menuntut kita untuk selalu berjuang”

(Penulis)

“intelegence plus character –that is the goal of true education.” (Martin Luther King Jr)

(4)

viii

ABSTRAK

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KEUANGAN DITINJAU DARI KECENDERUNGAN GAYA BELAJAR VISUAL, AUDITORIAL, DAN KINESTETIK SISWA-SISWI KELAS 11 DAN 12

JURUSAN AKUNTANSI SMK N 1 YOGYAKARTA

Bonaventura Putra Bela Nusantara Universitas Sanata Dharma

2021

Penelitian ini didasarkan pada pentingnya gaya belajar dalam pembelajaran di kelas. Gaya belajar pada umumnya dibedakan menjadi 3 yaitu visual, auditorial, dan kinestetik.Gaya belajar dapat menentukan sukses tidaknya siswa dalam kegiatan belajar mengajar karena dapat menentukan prestasi belajar siswa. Oleh sebab itu, penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui perbedaan-perbedaan tingkat prestasi belajar mata pelajaran akuntansi keuangan siswa kelas 11 dan 12 jurusan akuntansi SMK N 1 Yogyakarta ditinjau dari kecenderungan gaya belajar. Rumusan masalah pada penelitian adalah (1) Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar akuntansi keuangan jika ditinjau dari kecenderungan gaya belajar siswa SMK N 1 Yogyakarta?

Penelitian ini menggunakan metode komparatif dan pendekatan kuantitatif. Sampelnya adalah seluruh siswa kelas XI dan XII Jurusan Akuntansi. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan jawaban tunggal untuk variable gaya belajar dan dokumentasi nilai UTS semester gasal untuk variable prestasi belajar. Kuesioner digunakan untuk mengetahui gaya belajar apa yang dipakai siswa dalam pembelajaran akuntansi keuangan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah chi-square.

Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya perbedaan tingkat prestasi belajar siswa-siswi SMK N 1 Yogyakarta Jurusan Akuntansi kelas X dan XI ditinjau dari kecenderungan gaya belajar. Ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan nilai chi- square sebesar 1,890 dengan p = 0,756 pada taraf signifikansi (p > 0,05).

(5)

ix ABSTRACT

DIFFERENCES IN LEARNING ACHIEVEMENT IN THE FINANCIAL ACCOUNTING SUBJECT BASED ON THE ELEVENTH AND

TWELFTH-G ADE DEN LEA NING LE IN SMK N 1 YOGYAKARTA

Bonaventura Putra Bela Nusantara Universitas Sanata Dharma

2021

This research is based on the importance of learning styles in classroom learning process. Learning styles are generally divided into 3, namely visual, auditory, and kinesthetic. Learning styles can determine the success or failure of students in teaching and learning activities, because they can determine students’ achievement. Therefore, this research aims to know the difference in students’ level of achievement in Financial Accounting subject among the eleventh and twelfth grade students of the Accounting Major in SMK N 1 Yogyakarta based on their learning styles. The research questions in this research are formulated as follows: (1) Is there any difference in students’ achievement in financial accounting viewed from the students’ learning styles in SMK N 1 Yogyakarta?

The research employed thecomparative and quantitative approaches. The samples were all the eleventh and twelfth grade students of the Accounting Major. This study used a questionnaire with a single answer to identify the students’ learning style variables. Students’ mid-term test scores were documentedto answer questions related to learning achievement. The questionnaire was used to determine which learning styles were used by students in the Financial Accounting lesson. The data analysis technique used in this study was chi-square.

The results of this study indicate that there is no difference in the level of achievement among the eleventh and twelfth grade studentsof the Accounting Major in SMK N 1 Yogyakartain terms of learning style tendencies. This is indicated from the results of the study which showed that the chi-square value was 1,890 with p = 0.756 at the significance level (p <0.05).

(6)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih-Nya yang telah dikaruniakan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan Ditinjau Dari Kecenderungan Gaya Belajar Visual, Auditorial, dan Kinestetik Siswa-Siswi Kelas XI Dan XII Jurusan Akuntansi SMK N 1 Yogyakarta”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menemukan banyak hambatan dan rintangan, namun berkat bantuan dan keterlibatan berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan dengan baik. Maka dari itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Dekan FKIP.

2. Bapak Ignatius Bondan Suratno S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan PIPS dan Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Akuntansi.

3. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E,. M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu memberikan pengarahan dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak dan ibu dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah membimbing penulis selama belajar di kampus Sanata Dharma.

(7)

xi

5. Segenap staf sekretariat Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah membantu kelancaran studi penulis di Universitas Sanata Dharma.

6. Kepala Sekolah dan segenap siswa yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

7. Bapak Fx. Suyono, ibu Monica Dwi Murtiwati dan kakakku Elisabeth Candra Dewi Puspitaningrum yang memberi dukungan, doa, dan semangatnya.

8. Brigita Tyas Asih Nanda Wardhani atas kasih, dukungan, doa, dan motivasi selama kuliah ini.

9. Teman-teman Pendidikan Akuntansi angkatan 2016 atas kebersamaan dan bantuan selama belajar di Sanata Dharma.

Semoga skripsi ini dapat berguna bagi pembaca dan penulis.

Yogyakarta, 20 Januari 2021 Penulis

(8)

xii

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... ..xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... ..xviii

BAB I ... 1

(9)

xiii A. Latar belakang ... 1 B. Identifikasi masalah ... 4 C. Rumusan masalah ... 4 D. Batasan masalah ... 4 E. Tujuan penelitian ... 5 F. Manfaat penelitian ... 5 BAB II ... 7 KAJIAN TEORI ... 7 A. Kajian Teori ... 7 1. Belajar ... 7 a. Pengertian Belajar ... 7

b. Faktor-Fakor Yang Mempengaruhi Belajar... 8

2. Gaya Belajar ... 13

a. Pengertian Gaya Belajar ... 13

b. Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Belajar ... 19

3. Prestasi Belajar ... 22

a. Pengertian Prestasi Belajar ... 22

b. Faktor-Faktor Prestasi Belajar ... 23

c. Macam-Macam Gaya Belajar ... 26

B. Kerangka Berfikir ... 27

C. Hipotesis Penelitian... 29

(10)

xiv

METODE PENELITIAN ... 30

A. Jenis Penelitian ... 30

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 31

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 31

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel... 32

F. Teknik Pengumpulan Data ... 34

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 36

H. Teknik Analisis Data ... 39

BAB IV ... 41

GAMBARAN UMUM SEKOLAH... 41

A. Sejarah singkat SMK N 1 Yogyakarta ... 41

B. Identitas SMK N 1 Yogyakarta ... 42

C. Kurikulum Satuan PendidikanSMK N 1 Yogyakarta ... 43

D. Organisasi SMK N 1 Yogyakarta ... 43

E. Sumber Daya Manusia SMK N 1 Yogyakarta ... 45

F. Siswa SMK N 1 Yogyakarta ... 46

BAB V ... 47

HASIL ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Hasil Penelitian ... 47

(11)

xv BAB VI ... 58 A. KESIMPULAN ... 58 B. SARAN ... 58 C. KETERBATASAN ... 59 DAFTAR PUSTAKA ... 60 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 63

(12)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Sampel Penelitian ... 32

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Gaya Belajar ... 35

Tabel 3.3 Hasil uji validitas kuesioner ... 37

Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 38

Tabel 3.5 Hasil Uji Realibilitas Kuesioner... 39

Tabel 4.1 Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun Ajaran 2019/2020 ... 46

Tabel 4.2 Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Tingkatan Kelas Tahun Ajaran2019/2020 ... 46

Tabel 5.1. Distribusi Kategori Variabel Gaya Belajar ... 48

Tabel 5.2. Distribusi Kategori Variabel Tingkat Prestasi Belajar Kelas 11... 50

Tabel 5.3. Distribusi Kategori Variabel Tingkat Prestasi Belajar Kelas 12... 51

Tabel 5.4 Distribusi Kategori Variabel Tingkat Prestasi Belajar Kelas 11 dan 12 ... 52

(13)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Hubungan antar variable penelitian ... .28

Gambar 5.1. Grafik Kategori Variabel Gaya Belajar ... .49

Gambar 5.2. Grafik Kategori Variabel Tingkat Prestasi Belajar Kelas 11 ... .50

Gambar 5.3. Grafik Kategori Variabel Tingkat Prestasi Belajar Kelas 12 ... .51

Gambar 5.4. Grafik Kategori Variabel Tingkat Prestasi Belajar Kelas 11 dan kelas 12... .52

(14)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 kuesioner penelitian ... 68

Lampiran 2 validitas ... 76

Lampiran 3 skor kasar variabel penelitian ... 86

Lampiran 4 data hasil penelitian ... 100

(15)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu hal penting yang dapat menentukan masa depan seseorang. Pendidikan dapat kita terima dimana saja dan dengan berbagai cara. Bersekolah adalah salah satu cara kita mendapatkan pendidikan secara formal. Dalam pendidikan tentu kita mengalami sebuah hal, yaitu belajar. Belajar adalah proses dimana dari yang tidak di ketahui jadi di ketahui serta yang tidak bisa jadi bisa. Belajar mempunyai tujuan, yaitu melakukan perkembangan diri antara lain perilaku/sikap. Belajar juga mempunyai tujuan mengubah dari yang buruk menjadi baik, yang tidak sopan jadi sopan, yang tidak sayang jadi sayang, yang egois menjadi tidak egois, dan sebagainya.

Dari tujuan belajar yang sudah diuraikan, tentunya siswa memiliki metode tersendiri dalam menerima informasi atau materi. Tetapi beberapa siswa juga memiliki permasalahan dalam belajar yaitu gaya belajar. Gaya belajar ialah cara berfikir serta memproses data atau informasi yang nyaman kita gunakakan (Gunawan, 2006: 139). Dalam belajar, siswa diberi waktu dan tugas sama, tentu terdapat perbandingan pada hasil serta perbandingan pada waktu mengerjakannya (Mustaqim, 2002: 56). Perbandingan seseorang dalam hal gaya belajar bisa dibedakan jadi 3 yaitu auditorial (mendengar), visual (memandang/melihat), dan kinestetik (bergerak, menyentuh). Setiap individu

(16)

mempunyai gaya belajar yang berbeda walaupun dengan dan tugas yang sama dan pengajar yang sama. Oleh karena itu, siswa yang salah menentukan gaya belajar bahkan tidak mengetahui gaya belajarnya akan kesulitan menyesuiakan kenyamanan dalam aktivitas belajar. Dengan gaya belajar yang sesuai, maka siswa lebih banyak memiliki peluang meningkatkan prestasi belajar.

Menurut Hetika (2008:23) prestasi belajar ialah pencapaian dalam keahlian pengetahuan. Terdapat dua faktor yang bisa mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor eksternal serta faktor internal. Faktor keluarga, lingkungan sekitar, serta sekolah menjadi faktor internal. Sedangkan minat, cara, gaya belajar, kemampuan otak, dan kesehatan ialah faktor internal. Prestasi belajar siswa yang tinggi merupakan harapan semua pihak terutama orang tua siswa. Orang tua siswa akan merasa berhasil mendidik anaknya dalam mengarahkan anak-anak mereka untuk belajar. Prestasi belajar siswa yang baik akan membuat guru senang dan puas, terutama akan membuat nama baik sekolah menjadi lebih tinggi dan lebih baik.

Harapan banyak pihak untuk mendapat prestasi yang baik tidak selalu menjadi kenyataan. Tidak sedikit siswa yang mempunyai prestasi belajar rendah. Lingkungan tidak kondusif, tidak adanya bimbingan dari orang tua, atau siswa kurang berusaha bisa menjadi penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Tentunya prestasi belajar yang rendah harus diantisipasi dengan pembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang efektif ini dimulai dari guru yang mampu mengetahui karakteristik setiap siswanya dan siswa mampu

(17)

mengetahui gaya belajarnya secara baik. Berdasarkan hasil pengamatan pada saat PLP-KP terdapat siswa yang gelisah dan meminta temannya untuk menjelaskan kembali apa yang sudah disampaikan oleh guru dikelas, siswa yang meminta gurunya untuk menuliskan contoh di papan tulis, kemudian ada yang diam saja saat dijelaskan tetapi setelah ditanya oleh guru ternyata siswa tersebut tidak tahu jawabannya. Hal ini berdampak buruk pada prestasi belajar siswa.

Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah melihat terdapat atau tidaknya perbedaan tingkat prestasi belajar ditinjau dari kecenderungan gaya belajar siswa terkhusus pada mata pelajaran akuntansi keuangan. Dalam penelitian ini, peneliti berharap masing-masing siswa dapat mengetahui gaya belajarnya, sehingga siswa dapat mendapatkan prestasi belajar yang maksimal. Selain itu, dari tujuan penelitian ini juga akan didapatkan data tentang berbagai kecenderungan gaya belajar siswa, sehingga diharapkan dapat bermanfaat sebagai dasar bagi guru sekolah dasar dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kecenderungan gaya belajar siswa sekolah dasar khususnya bagi siswa yang prestasi belajarnya masih rendah.

(18)

B. Identifikasi Masalah

1. Adanya perbedaan prestasi belajar akuntansi keuangan siswa ditinjau dari kecenderungan gaya belajar.

2. Adanya variasi hasil belajar siswa.

3. Gaya belajar yang paling banyak digunakan dan adakah pengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi keuangan.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar akuntansi keuangan jika dilihat dari kecenderungan gaya belajar siswa SMK N 1 Yogyakarta?

2. Apa gaya belajar yang dominan digunakan siswa dan adakah pengaruh terhadap prestasi belajar akuntansi keuangan siswa kelas XI dan XII Jurusan Akuntansi SMK Negeri 1 Yogyakarta?

D. Batasan Masalah

Agar dapat dijawab dan dikaji secara lebih dalam, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini:

1. Prestasi belajar dibatasi pada pelajaran akuntansi keuangan siswa kelas XI dan XII Jurusan Akuntansi.

(19)

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini mempunyai tujuan guna mengetahui adakah perbedaan hasil belajar akuntansi keuangan siswa kelas 11 dan 12 jurusan akuntansi SMK Negeri 1 Yogyakarta ditinjau dari kecenderungan gaya belajar visual, auditorial, serta kinestetik.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Dapat bermanfaat dalam menambah informasi tentang perbedaan prestasi belajar akuntansi keuangan ditinjau dari kecenderungsn gaya belajar visual, auditorial, dan kinrstetik.

2. Manfaat praktis a) Bagi siswa

Dapat digunakan sebagai pedoman untuk semakin memahami gaya belajar guna memperolah hasil belajar yang maksimal.

b) Bagi guru

Guru dapat menggunakan penelitian ini sebagai pedoman untuk semakin meningkatkan hasil belajar siswa.

c) Bagi sekolah

Sekolah dapat menjadikan penelitian ini sebagai pedoman untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan di sekolah terlebih pada mata pelajaran akuntansi keuangan.

(20)

3. Bagi Peneliti

a) Bisa bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan teoritis yang diperoleh saat menempuh perguruan tinggike dalam praktek kerja nyata nantinya.

b) Penelitian ini bisa digunakan untuk pertimbangan dan informasi bagi penelitian yang mempunyai obyek penelitian sejenis.

(21)

7 BAB 2 KAJIAN TEORI A. Kajian Teori 1. Belajar a. Pengertian Belajar

Pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli sebenarnya pengertian itu mempunyai dasar yang sama. Perbedaan mengenai pengertian belajar hanya berdasarkan teori yang dipegang saja, tapi pada dasarnya adalah tidak menyimpang dari pengertian belajar yang sesungguhnya. Moh. Surya (1981:32), mendefinisikan “pengertian belajar adalah proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai interaksi individu dengan pengalaman di lingkungannya.

Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) mengatakan “belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang

kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang ditimbulkan oleh lainnya. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya”.

Kesimpulan yang bisa diambil dari kedua pengertian di atas, bahwa pada prinsipnya, belajar adalah perubahan dari diri seseorang. Benjamin

(22)

Bloom (1956) mengemukakan ketiga aspek pertumbuhan pendidikan anak adalah sebagai berikut :

1) Kognitif

Aspek kognitif menjadi aspek utama yang menjadi tolok ukur nilai perkembangan anak. Aspek ini berhubungan dengan kemampuan otak dalam berfikir atau nalar.

2) Afektif

Aspek afektif merupakan materi yang bersumber pada suatu yang berhubungan emosi, semacam nilai, penghargaan, perasaan, atensi, serta perilaku terhadap suatu hal.

3) Psikomotorik

Psikomotorik merupakan keahlian motorik serta keahlian raga seorang. Keahlian yang hendak tumbuh bila kerap dipraktikkan ini bisa diukur bersumber pada jarak, kecepatan, kecepatan, cara serta metode penerapan.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Dalam Syah (1999: 132), belajar siswadapat dipengaruhi oleh3 faktor: 1) Faktor Internal

a) Aspek Pisiologis

Keadaan umum jasmani bisa mempengaruhi semangat serta keseriusan siswa dalam menjajaki pelajaran. Pergantian pola makan-

(23)

minum dapat membuat down semangat mental siswa. Istirahat yang cukup bisa tingkatkan konsentrasi serta semangat belajar siswa. b) Aspek Psikologis

1) Intelegensi Siswa

J. P Chaplin (Mujib,2002:318) mengemukakan 3 kecerdasan, meliputi: (1) Keahlian mengalami serta membiasakan diri terhadap suasana baru secara cepat serta efisien, (2) keahlian memakai konsep abstrak secara efisien, yang meliputi 4 faktor semacam menguasai, berkomentar, mengendalikan serta mengkritik, (3) dapat belajar dengan kilat.

Tingkat keberhasilan orang dapat disebabkan oleh tingkatan kecerdasan orang. Semakin besar tingkatan kecerdasan yang dipunyai maka kesempatan keberhasilan itu hendak terus menjadi besar. Guru wajib dapat mengenali tingkatan kecerdasan siswanya supaya tidak terjalin kesenjangan antara siswa dan guru..

2) Sikap Siswa

Sikap merupakan perasaan dan perbuatan terhadap sesuatu yang. Guru wajib dapat menampilkan perilaku positif kepada siswa terutama dalam pelajaran yang sudah menjadi tugas siswa itu sendiri. Dengan memiliki sikap positif terhadap mata pelajaran maka diharapkan siswa juga memiliki sikap positif terhadap guru yang mengampu mata pelajaran.

(24)

Bagi Chaplin (1972); Reber (1988) dalam Syah (2015:151)“ bakat merupakan keahlian potensial yang dipunyai seorang untuk menggapai keberhasilan pada masa yang hendak tiba”. Untuk mengenali bakat yang dipunyai, siswa wajib menekuni suatu perihal yang dicoba. Tiap orang tentu mempunyai kemampuan buat menggapai prestasi sesuai kapasitasnya.

4) Minat Siswa.

Bagi Lockmono (1994) minat bisa dimaksud kecenderungan untuk bisa tertarik ataupun terdorong untuk mencermati seorang suatu benda ataupun aktivitas dalam bidang- bidang tertentu. 5) Motivasi Siswa

Bagi Winkel (1991: 92) pengertian ataupun definisi motivasi belajar bisa dimaksud sebagai totalitas energi yang ada di dalam diri siswa juga dapat menimbulkan semangat belajar serta bisa mengarahkan siswa pada suatu tujuan dalam aktivitas belajar. Motivasi belajar dapat membuat siswa menjadi mempunyai energi yang lebih dalam belajar.

2) Faktor Eksternal

Ada pula aspek eksternal yang pengaruhi belajar menurut Dalyono( 1997:55- 60) meliputi:

(25)

Faktor keluarga sangatlah penting dalam prestasi belajar seseorang. Kondisi keluarga yang harmonis sangat diharapkan karena dapat mewujudkan kondisi belajar yang baik.

b) Lingkungan Sekolah

Sarana dan prasana di dalam lingkungan sekolah dapat menjadi penunjng dalam meraih prestasi belajar yang baik karena siswa bisa menerima materi pelajaran secara baik.

c) Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat menjadi salah satu pengaruh juga karena di dalam masyarakat kita dapat bersosialisasi dan menyamakan pola pikir. Semakin tinggi pendidikan masyarakat yang ada di sekitar kita maka akan membuat kita terpacu untuk belajar.

Prof. Dr. Howard Gardner merupakan seseorang psikolog serta pakar pembelajaran dari Universitas Harvard AS yang merumuskan teori Multiple Intelligences. Bagi Howard Gardner, terdapat 9 kecerdasan yang siap tumbuh di dalam diri tiap anak.

1) Kecerdasan Linguistik

Keahlian memakai serta mencerna kata- kata seacara efisien dalam bentuk tulisanataupun lisan, misal editor, dramawan, sastrawan. 2) Kecerdasan Matematis-Logis

Keahlian ini sangat berkaitan dengan nalar dan logika, misal progamer dan matematikus.

(26)

Keahlian berkaitan dengan daya imaginasi yang pas dandapat memahami wujud dengan pas, misal dekorator,arsitek.

4) Kecerdasan Kinestetik-Badani

Keahlian ini berkaitan dengan mengekspresikan perasaan serta gagasan dengan suatu gerakan, misal atlet, aktor.

5) Kecerdasan Musikal

Keahlian ini berkaitan dengan cara orang menikmati atau mengekspresikan segala wujud musik dengan cara yang dimiliki, misal komponis.

6) Kecerdasan Interpersonal

Keahlian ini berkaitan dengan kemampuan seseorang yang dapat berbaur dan berelasi dengan berbagai sifat, kepribadian, dan karakter seseorang yang berbeda-beda, misal komunikator.

7) Kecerdasan Intrapersonal

Keahlian ini berkaitan tentang pengetahuan diri dan berefleksi serta keseimbangan diri juga gampang berkonsentrasi dengan baik, misal pendoa batin.

8) Kecerdasan Lingkungan/Aturalis

Keahlian berkaitan dengan prmhaman tentang lingkungan sekitar dalam memahami dan menikmati floran serta fauna yang ada. 9) Kecerdasan Eksistensial

(27)

Keahlian menyangkut kepekaan serta keahlian seorang untuk menanggapi permasalahan mengenaikeberadaan manusia, misal perkara kenapa ada, apa arti hidup ini.

Dengan kecerdasan yang dimiliki masing-masing orang, setiap orang dapat menentukan pilihan sesuai kecerdasan yang dimiliki. Adanya berbagai bentuk organisasi sekolah membuat siswa dapat memilih organisasi sesuai dengan kecerdasan yang dimiliki supaya kecerdasan yang sudah dimiliki dapat berkembang.

2. Gaya Belajar

a. Pengertian Gaya Belajar

Setiap orang mempunyai karakter membentuk kepribadian diri sendiri. Seperti halnya siswa yang mempunyai karakter masing-masing dari setiap individu. Menurut Fleming dan Mills (1992), “gaya belajar merupakan kecenderungan siswa untuk mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran”.

Rita Dunn (dalam Mangunsong & Indianti, 2006) mendefinisikan “banyak faktor yang dapat mempengarhui metode belajar siswa salah satunya adalah lingkungan. Beberapa orang ada yang nyaman belajar dengan belajar kelompok, belajar sendiri, dengan kondisi hening, dengan mendengarkan musik, dengan lampu terang, dan lain-lain. Selain itu gaya

(28)

belajar juga dapat di pengaruhi oleh gaya mengajar guru, seperti yang dikemukakan Reid (2006: 53) yang mendefinisikan “gaya belajar siswa dapat di pengaruhi oleh gaya mengajar gurunya”. Jadi apapun gaya belajarnya, siswa wajib dapat membiasakan dengan metode mengajar guru dikelas. Grinder (1991) dalam Siberman, Melvin L (2014:28) menyebutkan “Dalam 30 siswa, 22 siswa dapat belajar dengan efektif selama cara mengajar guru mengombinasikan gaya belajar kinestetik, visual, serta auditorial. Delapan siswa lainnya kesulitan menerima pelajaran karena hanya menyukai salah satu dari ketiga gaya belajar tersebut”.

Hal itu juga diperkuat oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2014:4) yang menyebutkan, salah satu prinsip pembelajaran Kurikulum 2013 ialah pengakuan atas segala perbedaan antar budaya dan individu peserta didik. Dalam kurikulum 2013, semua pembelajaran yang dirancang sudah memenuhi semua aspek dan diciptakan menurut macam-macam gaya belajar, sehingga murid dengan gaya belajar apapun bisa menerima dan mengolah informasi yang disampaikan oleh guru.

Bobbi DePorter (dalam Mansur, 2014: 4) menyatakan gaya belajar dibagi ke dalam 3 bagian yaitu gaya belajar kinestetik, gaya belajar auditorial, serta gaya belajar visual. Tiap manusia memiliki satu gaya belajar yang menonjol, tapi kenyataanya manusia memiliki ketiga gaya belajar tersebut. Berikut adalah karakteristik tiap gaya belajar:

(29)

Dalam gaya belajar ini mata memiliki peran penting dalam kesuksesan belajarkarena digunakan untuk menerapkan gaya belajar visual yaiti dengan melihat. Untuk mendapatkan sebuah informasi, tipe gaya belajar visual ini harus belajar dengan cara melihat bacaan, gambar, grafik, dan lain-lain. Gaya belajar visual ini memiliki idenitas, misal lebih bisa mengingat apa yang dia lihat, bingung untuk mengucapkan tapi tahu apa yang di pikirkan, membaca menjadi prioritas utama daripada dibacakan oleh orang lain, dan memiliki kemampuan membaca yang cepat, dan lain sebagainya. Syang cenderung dalam gaya belajar visual mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a) Rapi dan teratur

b) Berbicara dengan cepat

c) Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik d) Teliti terhadap detail

e) Mementingkan penampilan baik dalam hal pakaian maupun presentasi,

f) Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka,

g) Mengingat apa yang dilihat dari pada yang didengar,

h) Mengingat dengan asosiasi visual, biasanya tidak terganggu oleh keributan,

i) Mempunyai masalah untuk mengingat intruksi verbal kecuali jika ditulis dan sering kali minta bantuan orang untuk mengulanginya,

(30)

j) Pembaca cepat dan tekun,

k) Lebih suka membaca daripada dibacakan,

l) Membutuhkan pandangan dan tujuan yang menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah atau proyek,

m) Mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat, n) Lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain,

o) Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak, p) Lebih suka melakukan demonstrasi daripada berpidato,

q) Lebih suka seni daripada musik,

r) Sering kali mengetahui apa yang harus dikatakan tetapi tidak pandai memilih kata-kata,

s) Kadang-kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan. (DePorter & Hernacki, 2007: 116-118)

2). Gaya Belajar Auditori (Auditory learning)

Dalam gaya belajar ini telinga memiliki peran penting dalam mencapai kesuksesan belajar karenadigunakan untuk menerapkan gaya belajar auditori yaitu dengan mendengar. Seseorang dengan tipe gaya belajar auditori biasanya menyukai belajar dengan mendengarkan percakapan, ceramah, diskusi, dan lain-lain. Gaya belajar visual ini memiliki idenitas, misal saat membaca maka harus mengeluarkan suara sehingga dapat mendengar apa yang dibaca, lebih mudah mengingat apa diucapkan

(31)

daripada yang dia lihat, suka belajar dalam kelompok dan berdiskusi, serta lain sebagainya.

a) Berbicara kepada diri sendiri saat belajar, b) Mudah terganggu oleh keributan,

c) Menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca,

d) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan e) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada,

birama, dan warna suara,

f) Mereka kesulitan untuk menulis tetapi hebat dala berbicara, g) Berbicara dengan irama yang terpola,

h) Biasanya pembicara yang fasih, i) Lebih suka musik daripada seni,

j) Lebih mudah mengingat apa yang didengarkan daripada dilihat k) Suka berbicara, suka berdiskusi dan menjelaskan

segala sesuatu panjang lebar,

l) Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain,

m) Lebih pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya, dan

n) Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik. (DePorter & Hernacki, 2007: 118)

(32)

3). Gaya Belajar Kinestetik (Kinesthetic learning)

Dalam gaya belajar ini anggota badan memiliki peran penting dalam kesuksesan belajar sebab digunakan guna menerapkan gaya belajar kinestetik. Seseorang dengan tipe gaya belajar kinestetik biasanya menyukai belajar dengan cara praktik langsung, denngan melakukan sebuah gerakan atau sentuhan, dan lain sebagainya. Gaya belajar visual ini memiliki idenitas, misal selalu menggunakan telunjuk sebagai bantuan pada saat membaca, belajar dengan menggunakan banyak isyarat badan, belajar dengan cara praktik, dan lain sebagainya.

1) Berbicara dengan perlahan, 2) Menanggapi perhatian fisik,

3) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka 4) Berdiri dekat ketika berbicara dengan orang,

5) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak, 6) Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar, 7) Belajar melalui memanipulasi dan praktik,

8) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat,

9) Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca, 10) Banyak menggunakan isyarat tubuh,

11) Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama,

12) Tidak dapat mengingat geografi kecuali jika mereka memang telah pernah berada di tempat itu,

(33)

14) Menyukai buku-buku yang berorientasi pada plot, 15) Mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh 16) Kemungkinan tulisannya jelek,

17) Ingin melakukan segala sesuatu (DePorter & Hernacki, 2007: 118-120)

b. Faktor yang Mempengaruhi Gaya Belajar

Sugihartono (2007) sudah menciptakan banyak variabel yang pengaruhi gaya belajar siswa. Faktor atau aspek tersebut yaitu:

1). Fisik 2). Emosional 3). Sosiologis 4). Lingkungan.

Belajar sangat membutuhkan lingkungan yang kondusif supaya siswa dapat belajar dengan penuh konsentrasi. Beberapa faktor yang bisa membuat belajar siswa menjadi lebih fokus antara lain:

a) Suara

Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda mengenai musik di saat belajar. Dalam belajar ada yang nyaman dengan suara hening, ada yang nyaman dengan keramaian seperti belajar dengan teman-teman, ada yang nyaman dengan mendengarkan musik terdapat yang menggemari belajar dengan mendengarkan musik, dan lain sebagainya.

(34)

Saat belajar siswa memang membutuhkan cahaya, tetapi tiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda mengenai pencahayaan saat belajar. Dalam belajar, ada siswa yang nyaman dengan cahaya yang sangat terang dan ada yang nyaman dengan cahaya minim.

c) Desain belajar

Dalam hal ini siswa memiliki 2 karakteristik yaitu gaya belajar dengan desain resmi yaitu dengan meja serta kursi belajar yang lengkap dengan peralatannya atau desain tidak resmi yaitu belajar dengan santai seperti duduk di lantai, kasur, atau sofa.

Faktor-faktor/aspek intern yang berpengaruh pada gaya belajar siswa 1) Faktor jasmaniah

Aspek jasmaniah mencakup dua bagian ialah kesehatan serta cacat badan. Aspek kesehatan mempengaruhi pada aktivitas belajar. Proses belajar akan tersendat bila kesehatan seorang terhambat, tidak hanya itu pula akan cepat letih, kurang bergairah, gampang pusing, mengantuk bila tubuhnya lemah, kurang darah maupun terdapat kendala pada perlengkapan indera dan badan. Sebaliknya cacat badan adalah suatu yang menimbulkan kurang baik ataupun kurang sempurna mengenai badan. Cacat itu dapat berbentuk buta, separuh buta, tuli, separuh tuli, patah kaki, lumpuh dan lain-lain. Kondisi cacat tubuh demikian pula pengaruhi aktivitas belajar seorang.

(35)

Faktor psikologis terdapat 5 aspek yang pertama yaitu intelegensi atau kecerdasan, kedua hasrat atau keinginan, ketiga bakat, keempat kesiapan, kelima kematangan.

3) Faktor kelelahan/keletihan

Keletihan pada manusia dibedakan jadi 2 ragam ialah keletihan jasmani serta keletihan rohani. Daya tahan tubuh yang terus berkurang menunjukkan keletihan jasmani, sebaliknya keletihan rohani bisa dilihat dengan terdapatnya minimnya hasrat belajar, kelesuan serta kebosanan untuk belajar, sehingga hasrat serta dorongan menciptakan suatu hilang. Aspek keletihan dalam diri seorang berbeda- beda. Oleh sebab itu, butuh metode ataupun gaya belajar yang berbeda.

Faktor-faktor eksternal 1) Faktor keluarga

Faaktor keluarga menjadi salah satu yang terpenting, mulai dari cara orang tua mendidik anak dalam belajar, kondisi perekonomian keluarga, serta keharmoniasn keluarga.

2) Faktor Sekolah

Pada aspek ini hal yang dapat mempengaruhi prestasi beljar ialah metode guru dalam mengajar. Aspek lain yang mempengaruhi gaya belajar yaitu lingkungan belajar dalam kelas, kurikulum sekolah, peraturan sekolah, letak sekolah, dan lain-lain.

(36)

Dalam aspek ini kegiatan atau aktifitas di dalam masyarakat bisa mempengaruhi gaya belajar anak.

Munif Chatib (2012:100) mendefinisikan “Kebanyakan guru salah menerapkan metode mengajar yang diterapkan pada siswa sehingga banyak juga siswa yang tidak mencapai kesuksesan dalam menerima materi pelajaran. S. Nasution (2003:93) berkata “Tiap tata cara mengajar tergantung pada metode ataupun gaya siswa belajar, pribadinya dan kesanggupannya”. Maka jika guru ingin mengajar sebaiknya harus mengetahui karakteristik serta gaya belaja siswa.

3. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Winkel (1996: 226) mendefiniskkan “Prestasi Belajar ialah kesuksesan siswa dalam memperoleh nilai belajar yang maksimum atau sesuai target”. Bagi Gredler( dalam Zainullah, 2010) “Prestasi belajar ialah nilai yang digapai siswa setelah menjajaki proses pembelajaran di sekolah”. Hasil belajar mensyaratkan terbentuknya pergantian sikap yang bersifat jangka panjang dalam perihal kecakapan, ketrampilan, serta perilaku/sifat.

Bagi Saifudin Anwar (2005:8-9) “Belajar apabila dilihat dari tujuannya ialah menguak keberhasilan sesorang dalam belajar. Uji Prestasi Belajar berbentuk uji yang disusun secara terencana untuk mengenali sepanjang mana siswa menangkap modul yang sudah di informasikan oleh guru. Dalam aktivitas pembelajaran resmi uji Prestasi Belajar bisa berupa ulangan

(37)

setiap hari, uji formatif, uji sumatif, apalagi Tes Nasional serta ujian- ujian masuk akademi besar.

b. Faktor-Faktor Prestasi Belajar

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2014:4) menyebutkan, salah satu prinsip pembelajaran Kurikulum 2013 ialah pengakuan atas segala perbedaan antar budaya dan individu peserta didik. Dalam kurikulum 2013 ini, semua pembelajaran yang dirancang sudah memenuhi semua aspek dan diciptakan menurut macam-macam gaya belajar, sehingga murid dengan gaya belajar apapun bisa menerima dan mengolah informasi yang disampaikan oleh guru. Tetapi kenyataAhmadi, (dalam Yulita, 2008) mengatakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu:

1) Faktor Internal a) Faktor intelegensi

Intelegensi ialah kecerdasan atau keahlian mendapatkan nilai dalam belajar mengajar.

b) Faktor Minat

Minat merupakan keinginan yang pasti dari diri sendiri. c) Faktor keadaan raga dan psikis

Keadaan raga berkaitan dengan kesehatan fisik seseorang. Kondisi mental siswa sangat bergantung pada kondisi psikis siswa.

2) Faktor Eksternal

(38)

Tugas guru ialah melakukan dan mempersiapkan kegiatan belajar mengajar. Di lain itu guru juga berkewajiban mengembangkan dan melatih anak.

b) Faktor keluarga

Keluarga menjadi slaah satu faktor penting karena waktu yang dihabiskan siswa dirumah itu lebih banyak. Mengembangkan anak terutama dalam memotivasi anak untuk belajar dn memperoeh hasil belajar yang memuaskan menjadi ialah tugas utama orang tua.

c) Faktor sumber belajar

Aspek ini sangat membantu siswa dalam belajar karena akan membuat belajar tidak membosankan dan lebih gampang dimengerti.

Bagi Kartono Kartini dalam Tulus Tu’u (2004:83), aspek yang membatasi prestasi belajar ialah:

1) Penghambat dari dalam a) Faktor kesehatan

Hendaknya orang tua memikirkan gizi dan kesehatan anak karena jika anak sakit maka anak tidak bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar yang akan berimbas pada ketinggalan pelajaran.

b) Faktor kecerdasan

Faktor kecerdasan yang kurang akan membuat siswa menjadi lambat dalam mencerna materi yang disampaikan guru sehingga siswa tersebut tertinggal materi pelajaran.

(39)

Dalam aspek ini perhatian keluarga dirumah sangat dibutuhkan anak dalam melaksanakan kegiatan belajar, sedangkan jika disekolah kondisi kelas atau lingkungan sekolah akan membuat perhatian anak terhadap pembelajaran menjadi berkurang.

d) Faktor minat

Dalam hal ini guru menjadi salah satu fktor penting, karena jika pembelajaran yang disampaikan guru itu membosankan maka akan mengurangi minat siswa dalam belajar.

2) Penghambat dari luar a) Faktor keluarga

Faktor tersebut melibatkan orang tua. Jika orang tua tidak membimbing dengan benar maka prestasi belajar anak akan terhambat.

b) Faktor sekolah

Faktor ini biasanya menyangkut kedekatan siswa dengan guru-gurunya, kurangnya fasilitas sekolah, dan metode mengajar guru yang tidak kreatif, dan lain sebagainya.

c) Faktor disiplin sekolah

Pada aspek ini hendaknya kita menegakkan disiplin yang kuat terhadap anak karena dapat menjadi pengaruh negatif. Misalnya siswa hanya dibiarkan padahal ia terlambat.

(40)

c. Macam-Macam Prestasi Belajar

Benyamin Bloom dalam Sudjana (2009:22), mengatakan bahwa prestasi belajar dibagi menjadi 3 yaitu kognitif, afektif, serta psikomotoris. 1) Ranah kognitif

Ranah ini berhubungan tentang kecerdasan seseorang atau lebih tepatnya intelektual. Ada 6 aspek pada ranah kognitif ini, yang pertama ada pengetahuan yang berarti ingatan siswa terhadap suatu materi, kedua pemahaman yang berarti daya serap siswa terhadap materi pelajaran, ketiga penerapan yang berarti ketrampilan/keahlian mengaplikasikan ilmu yang dipelajari ke kehidupan nyata, keempat analisis yang berarti sebuah ketrampilan menguraikan suatu bahan menjadi bagi, kelima sintetis yang merupakan kebalikan dari analis yaitu ketrampilan mengumpulkan bagian-bagian kemudian menjadi bahan baru, dan keenam ialah evaluasi yang berarti ketrampilan memikirkan nilai suatu bahan untuk maksut tertentu dan kriteria tertentu.

2) Ranah afektif

Sikap dan nilai merupakan bagian dari penilaian ranah afektif. Tingkah laku siswa yang tampak dalam tipe penilaian hasil belajar afektif meliputicara bersikap terhadap teman dan guru, dapat disiplin waktu, selalu fokus pada saat proses belajar mengajar, serta hubungan dalam sosial. Wujud dari ranah afektif yang pertama ialah penerimaan yang berarti ketrampilan siswa dalam memberi perhatian/fokus kepada guru, kedua ialah merespon yang keahlian siswa dalam memberi tanggapan

(41)

pada guru , ketiga ialah penilaian yang berarti keahlian siswa dalam membuat keputusan, keempat ialah pengorganisasian, dan yang kelima ialah karakterisasi keterpaduan dari seluruh sistem nilai dari seluruh yang sudah dipunyai seorang yang sudah pengaruhi pola karakter serta tingkah laku.

3) Ranah psikomotoris

Hasil belajar psikomotoris berhubungan dengan aktifitas fisik siswa dalam wujud keahlian serta ketrampilan orang. Dalam ranah ini kreatifitas siswa di dalam kelas sangat dibutuhkan. Terdapat 6 kategori dalam ranah ini, yang pertama ialah meniru yang berarti berbuat sesuatu dengan contoh yang dilihat, kedua ialah memanipulasi yang berarti keterampilan siswa dalam menirukan yang diajarkan guru dengan menambah sesuatu agar terlihat berbeda dengan apa yang diajarkan guru, ketiga ialah penilaian siswa tentang benar atau salah yang dilakukannya, keempat ialah mengembangkan apa yang sudah dipelajari oleh siswa, dan kelima ialah membuat hal baru dari dasar yang sudah diajarkanoleh guru.

B. Kerangka Berfikir

Belajar adalah proses dimana dari yang tidak di ketahui jadi di ketahui serta yang tidak bisa jadi bisa. Belajar mempunyai tujuan, yaitu melakukan perkembangan diri. Dalam hal ini perubahan yang di alami siswa adalah prestasi belajar siswa. Prestasi belajar merupakan indicator keberhasilan dalam pembelajaran. Masyarakat sering menilai bahwa mutu suatu sekolah itu

(42)

ditentukan oleh prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa yang tinggi sering menjadi anggapan jika sekolah tersebut memiliki mutu yang tinggi.

Tinggi atau rendahnya prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Terdapat faktor yang berasal dari dalam diri dan berasal dari luar diri atau biasa disebut faktor internal dan eksternal. Faktor tersebut dapat menjadi pendukung bahkan bisa menjadi penghambat siswa dalam belajar, tergantung siswa dalam menyikapi faktor tersebut. Salah satu faktor yang berasal dari dalam diri adalah belajar. Berdasarkan preferensi sensori atau kemampuan yang dimiliki otak dalam menyerap dan mengolah informasi, gaya belajar digolongkan menjadi tiga yaitu visual, auditorial, dan kinestetik. Setiap siswa memiliki kecenderungan gaya belajar yang berbeda. Tiga tipe gaya belajar tersebut diduga membedakan prestasi belajar siswa.

Gambar 2.1. Hubungan antara variable penelitian Gaya Belajar

Visual Auditorial kinestetik

(43)

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian berhubungan dengan uraian rumusan masalah. Sugiyono (2017:63) menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Sehingga dapat dikatakan hipotesis pada penelitian ini adalah:

1. Ha : terdapat perbedaan prestasi belajar akuntansi keuangan ditinjau dari gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik siswa jekas 11 dan 12 jurusan akuntansi SMK N 1 Yogyakarta.

2. Ho : tidak terdapat perbedaan prestasi belajar akuntansi keuangan ditinjau dari gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik siswa jekas 11 dan 12 jurusan akuntansi SMK N 1 Yogyakarta

(44)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis dalam penelitian ini bersifat membandingkan atau yang biasa disebut penelitian komparatif kuantitatif. Nana Syaodih Sukmadinata (2010:56) mengatakan jika jenispenelitian komparatif ditunjukan guna mengenali apakah terdapat perbandingan 2 ataupun lebih kelompok variabel yang diteliti. Penelitian komparatif ialah tipe penelitian bersifat deskriptif dengan mencari jawaban secara mendasar mengenai sebab- akibat, dengan menganalisis faktor- faktor timbulnya sesuatu peristiwa. Sebaliknya untuk pendekatan memakai pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif bisa diartikan penelitian yang mengolah datanya menggunakan metode statistika yang lebih menekankan analisis datanya menggunakan angka.

B. Tempat dan Waktu

Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Yogyakarta. Jl. Kemetiran Kidul No.35, Pringgokusuman, Gedong Tengen, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Waktu penelitian berlangsung pada semester ganjil selama 3 hari, terhitung mulai tanggal 11 sampai 13 Desember 2019

(45)

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek penelitian

Subjek penelitian ialah orang-orang yang menjadi tujuan dalam pengumpulan data. Subjek pada penelitian ini yaitu siswa/siswi jurusan akuntansi.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ialah permaslahan atau isu yang diteliti atau dikaji dalam penelitian. Objek penelitian ini yaitu perbedaan tingkat prestasi belajar ditinjau dari kecenderungan gaya belajar kinestetik, visual, serta auditori.

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2010:117) populasi yaitu keseluruhan individu yang memiliki karakteristik sama yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa-siswi jurusan akuntansi SMK N 1 Yogyakarta.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2017:119) “sampel merupakan bagian dari jumlah populasi”. Sampel pada penelitian ini yaitu siswa-siswi kelas 11 dan 12 Jurusan Akuntansi. Sampel penelitian ini adalah sebagai berikut :

(46)

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

No. Kelas Jumlah siswa

1 11 Akuntansi 1 32 2 11 Akuntansi 2 32 3 12 Akuntansi 1 31 4 12 Akuntansi 2 31 Total 126 3. Teknik Sampling

Penelitian ini memakai nonprobability sampling dengan metode purposive sampling sebagai teknik penarikan sampelnya. Bagi Sugiyono (2001:60) nonprobability sampling ialah pemilihan sampel yang tidak memberi kesempatan sama untuk tiap anggota populasi. Menurut Sugiyono (2007: 85) purposive sampling ialah pemilihan sampel dengan beberapa pertimbangan. Subyek populasi penelitian ini diambil dengan tujuan dan pertimbangan tertentu.

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel 1. Operasionalisasi Variabel

Definisi operasionalisasi variabel penelitian bagi Sugiyono (2015:38) merupakan sesuatu atribut ataupun aktivitas variatif untuk ditarik kesimpulannya. Definisi variabel- variabel penelitian wajib diformulasikan guna menjauhi kesalahn dalam mengumpulkan informasi. Dalam penelitian ini, definisi operasionalisasi variabelnya yaitu sebagai berikut:

(47)

Prestasi belajar merupakannilai yang didapat oleh siswa setelah mengikuti aktifitas pembelajaran dalam setengah semester ini (UTS). Prestasi belajar dibagi menjadi 3 yaitu prestasi belajar tinggi, sedang, rendah.

b. Kecenderungan Gaya Belajar

Pada penelitian ini gaya belajar yang akan diteliti ialah kinestetik, visual, serta auditori. Gaya belajar visual merupakan gaya belajar dengan melihat, misal membaca, melihat demonstrasi yang dilakukan gurguru memperagakan, dan lain sebagainya. Kemudian auditorial merupakan gaya belajar dengan mendengar, misal mendengarkan audio kaset. Kemudian kinestetik merupakan gaya belajar dengan gerakan-gerakan tubuh, missal menulis materi pelajaran. Kuesioner yang memuat ketiga gaya belajar tersebut dapat digunakan untuk mengetahui kecenderungan gaya belajar pada subjek. Semakin banyakpilihan pada salah satu jenis gaya belajar tertentu maka subjek cenderung mempunyai jenis gaya belajar tersebut, tetapi bukan berarti jenis gaya belajar yang lain tidak ia miliki.

2. Pengukuran Variabel

Untuk mendapatkan informasi/data gaya belajar siswa digunakan instrumen penelitian berbentuk angket (kuesioner). Pengembangan instrument telah didasarkan dengan teori yang sudah disusun dan dikembangkan menjadi indikator. Kemudian indikator dijabarkan ke bentuk item-item angket. Angket yang dipakai merupakan angket tertutup dan sudah

(48)

dilengkapi pilihan jawaban. Brown (2009) mengatakan bahwa “menggunakan kuesioner pilihan ganda bisa membuat reliabilitas instrumen menjadi lemah. Dibalik kelemahan tersebut terdapat juga kelebihan kuesioner berbentuk pilihan ganda tersebut yaitu mudah dijawab dan diterima oleh. Pemilihan kuesioner berbentuk pilihan ganda ini bertujuan untuk memudahkan responden untuk menjawab soal.

F. Teknik Pengumpulan Data

Bagi Sugiyono (2016:193-194) metode mengumpulkan data bisa menggunakan wawancara, kuesioner, observasi serta gabungan ketiganya. Penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut:

1. Kuesioner

Teknik pengumpulan dengan kuesioner ialah cara yang efisien karena seorang peneliti mengetahui variabel yang hendak diukur. Sugiyono (2011:99-203) angket ialah kumpulan pertanyaan atau pernyataan tertulis yang ditujukan pada subjek. Penyusunan angket gaya belajar mengacu pada intsrumen gaya belajar.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Kuesioner Gaya Belajar No. Gaya

belajar Indikator No. Butir

1 Visual Teratur dan rapi 17

Penampilan adalah hal yang utama baik dalam presentasi maupun pakaian

4, 12, 18 Mengingat dengan metode visual 2, 5, 6, 10,

(49)

No. Gaya

belajar Indikator No. Butir

Tidak suka keributan 19

Memiliki masalah untuk mengingat informasi dengan mendengar kecuali jika ditulis

1, 3, 15 Pembaca yang tekun dan cepat 11, 22 Gemar membaca daripada

Dibacakan

8 Membutuhkan pandangan secara

menyeluruh dan bersikap waspada sebelum secara mental merasa pasti tentang suatu masalah

7

Sering menjawab pertanyaan dengan singkat

20 Lebih suka melakukan demonstrasi

dibandingkan berpidato

9 2 Auditori Berbicara dengan diri sendiri waktu

Belajar 5, 7, 17

Mudah terganggu keributan 19 Membaca dengan bersuara 16, 22 Belajar dengan mendengarkan 1, 3, 4, 8, 10,

12, 15, 21 Mengingat yang didiskusikan

dibandingkan dilihat

2, 6, 13 Selalu menjelaskan panjang lebar

saat berdiskusi

9, 11, 14, 18, 21 3 Kinestetik Selalu banyak bergerak dan

berorientasi pada fisik

2, 7, 12 Belajar melalui praktek dan

memanipulasi

3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 13, 14, 16, 18

Menghafal dengan cara berjalan

jalan (mondar-mandir) 17, 22

Banyak menggunakan isyarat tubuh 21 Susah untuk duduk diam dalam

waktu yang lama 19

(50)

2. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan data yang berlalu. Wujud dari dokumen dapat berupa karya-karya monumental dari seseorang, gambar, dan tulisan. Peneliti memakai data yaitu nilai tengah semester. Dengan cara ini dimaksudkan guna mendapatkan data tentang prestasi belajar siswa.

G. Teknik Pengujian Instrumen

Teknik pengujian instrumen dilakukan guna mengetahui data yang valid. Dilakukan terlebih dahulu uji penilaian ahli untuk mengetahui kualitas dari kuesioner. Subyek dalam uji coba di penelitian ini berjumlah 126 siswa.

1. Uji Validitas Instrumen Penelitian

Arikunto (1999) mengatakan “Ukuran yang menandakan tingkat kevalidan dari sebuah tes ialah validitas”. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan ahli materi dan rumus korelasi product moment. Dalam uji validitas ini ahli memberikan pendapatnya mengenai kuesioner yang sudah dibuat supaya bisa mengetahui sejauh mana isi angket. Karena sudah diuji dan diteliti ahli di bidang yang bersangkutan maka item-item pertanyaan yang ada dalam kuesioner sudah bisa di pertanggungjawabkan secara keilmuan pada bidangnya. Suatu instrumen dikatakan valid jika dapat mengungkapkan data variable secara tepat. Untuk menguji validitas kuesioner, peneliti menggunakan rumus korelasi product moment dengan bantuan SPSS for windows. Berikut adalah rumus korelasi product moment:

(51)

Keterangan :

r = koefisien korelasi r pearson n = jumlah sampel/observasi

x = variabel bebas/variabel pertama y = variabel terikat/variabel kedua.

Setiap item angket dinyatakan valid jika nilai rhitung > rtabel, sebaliknya jika

nilai rhitung < rtabel maka kuesioner tersebut tidak valid. Hasil perhitungan (df

= n – 2) atau (df = 126 – 2) menunjukkan derajat kebebasan sebesar 124 dengan taraf signifikansi 5% maka diketahui rtabel sebesar 0.1472. Berikut

adalah hasil uji validitasnya:

Tabel 3.3

Hasil uji validitas kuesioner

Item Nilai rhitung Nilai rtabel Hasil

P1 0,198 0,1472 valid P2 0,371 0,1472 valid P3 0,246 0,1472 valid P4 0.501 0,1472 valid P5 0,544 0,1472 valid P6 0,207 0,1472 valid P7 0.328 0,1472 valid P8 0,190 0,1472 valid P9 0,501 0,1472 valid P10 0,234 0,1472 valid P11 0,544 0,1472 valid P12 0,327 0,1472 valid P13 0,448 0,1472 valid P14 0,265 0,1472 valid P15 0,217 0,1472 valid P16 0,238 0,1472 valid P17 0,326 0,1472 valid

(52)

Item Nilai rhitung Nilai rtabel Hasil P18 0,371 0,1472 valid P19 0,438 0,1472 valid P20 0,221 0,1472 valid P21 0,305 0,1472 valid P22 0,337 0,1472 valid 2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk membuktkan konsistensi suatu alat ukur. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan metode cronbach alpha dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel, dengan rumus sebagai

berikut:

Keterangan :

r11 = Nilai reliabilitas

∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item St = Varians total

k = Jumlah item

Untuk menginterpretasikan reliabilitas digunakan kategori menurut Sugiyono (2015:184) sebagai berikut:

Tabel 3.4

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval koefisien Tingkat hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

(53)

Kriteria pengambilan keputusan apabila rhitung lebih besar dari 0,600 maka item tersebut reliabel. Jika rhitung lebih kecil dari 0,600 maka item tidak reliable.

Tabel 3.5

Hasil Uji Realibilitas Kuesioner

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items

.679 23

Berdasarkan hasil tersebut, diketahui nilai cronbach alpha sebesar 0,679. Kemudian nilai tersebut dibandingkan dengan 0,600. Dapat disimpulkan bahwa 0,679 > 0,600, maka dinyatakan butir-butir angket adalah reliable.

3. Hasil Revisi Kuesioner

Kuesioner terdiri dari 22 item pertanyaan dan per item terdapat 3 opsi jawaban. Kuesioner ini dipakai guna mengetahui kecenderungan gaya belajar siswa. Instrumen memperoleh revisi dari ahli pada isi dan tata bahasa. Revisi tersebut ialah isi harus sesuai dengan variabel yang sudah ditentukan. Bahasa yang digunakan pula wajib simpel serta cocok dengan Subyek- Predikat-Obyek-Keterangan.

H. Teknik Analisis Data

Metode analisis informasi yang dipakai di riset ini merupakan chi square. Bagi Sutrisno Hadi (2001:324) uji hipotesis chi square digunakan untuk mengetahui perbandingkan frekuensi yang didapat dari sampel itu disebabkan

(54)

kekeliruan dalam mengambil sampel ataupun perbedaan yang jelas. Dalam uji square ilustrasi yang digunakan wajib lebih dari sama dengan 30. Rumus Chi Square ialah sebagai berikut:

𝑥 = [(𝑓 𝑓 )

𝑓 ]

Keterangan :

𝑥 = nilai chi square

𝑓 = frekuensi yang didapat (obtained frequency) 𝑓 = frekuensi harapan (expected frequency)

Untuk mempermudah menguji informasi, dalam riset ini memakai bantuan SPSS 22.0 for windows. Dasar pengambilan keputusan hipotesis bersumber pada tingkatan signifikansi (nilai α) sebesar 95%:

a. Probabilitas > 𝛼 (0,05), hipotesis (Ho) diterima. b. Probabilitas < 𝛼 (0,05), hipotesis (Ho) ditolak.

Sebaliknya dasar hipotesis diambil keputusannya bersumber pada perbandingan chi square hitung dengan chi square tabel:

a. Bila chi square hitung <chi square table, (Ho) diterima. b. Bila chi square hitung >chi square tabel, (Ho) ditolak.

(55)

41

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Sejarah Singkat SMK N 1 Yogyakarta

SMK Negeri 1 Yogyakarta dulu bertempat di jalan Kemetiran Kidul 47 Yogyakarta. Setelah berjalannya waktu kemudian SMK N 1 Yogyakarta pindah di jalan Kemetiran Kidul 35 Yogyakarta. Alumni dari SMK ini banyak yang bekerja di bidang pemerintah maupun industri karena memang SMK 1 Yogyakarta terkenal di bidang pemerintahan dan industri. Gedung yang memiliki luas 3400 m2 ini dulunya adalah SD Chung Hua Tsung Hui yang merupakan gedung milik tionghoa dan juga ditetapkan oleh pemerintah sebagai cagar budaya.

SMK Negeri 1 Yogyakarta lahir tanggal 1 Agustus 1961. Dulu SMK ini mempunyai alamat di SMP Negeri 1 jalan Cik Ditiro. Di SMP N 1 Jalan Cik Ditiro 1961-1975, lalu berpindah ke Gowongan Kidul pada 1975-1976. Kemudaian berpindah lokasi ke Jalan kemetiran Kidul 47 Yogyakarta (sekarang no 47) pada tahun ajaran 1976/1977 hingga saat ini. Dari tahun 1961 hingga saat ini SMK N 1 Yogyakarta berganti kepala sekolah hingga 9 kali, dan nama kepala sekolah saat ini adalah Dra.Darwestri yang menjabat dari April 2016 – sekarang.

(56)

Untuk menciptakan lulusan yang berkualitas maka SMK Negeri 1 Yogyakarta memiliki Visi dan Misi yaitu:

1. Visi

“Terwujudnya insan pendidikan yang berkualitas berkarakter, berakhlak dan berbudaya”.

2. Misi

a. Mempraktikkan sistem manajemen kualitas ISO untuk tingkatkan mutu layanan jasa pendidikan.

b. Tingkatkan keahlian pelaku pembelajaran supaya lebih bermutu, berkarakter, berakhlak serta berbudaya.

c. Meningkatkan lembaga pembelajaran yang bermutu nyaman serta aman. d. Tingkatkan proses belajar mengajar yang mengintegrasikan nilai

kepribadian, budaya, serta akhlak.

e. Menjalakan ikatan yang baik dengan pihak lain.

f. Memaksimalkan pengelolaan fasilitas serta prasarana sekolah.

g. Memaksimalkan aktivitas pengembangan bakat serta atensi siswa buat mencapai prestasi ditingkat regional ataupun global.

(57)

Salah satu bagian penting dalam pembelajaran ialah kurikulum. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 kurikulum merupakan acuan untuk menyelenggarakan pendidikan yang berisi metode atau cara mengajar, materi atau bahan pelajaran hingga tujuan serta isi pembelajaran. Kurikulum ialah sesuatu perangkat yang disiapkan oleh lembaga pembelajaran untuk menggapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Pertumbuhan era teknologi yang terus menjadi maju menuntut pembelajaran di Indonesia menuntut SDA yang kompeten serta berkarakter, hingga Indonesia mengimplementasikan kurikulum 2013 yang mempraktikkan disiplin ilmu serta pembelajaran kepribadian yang kokoh. Kurikulum 2013 ialah pengembangan. SMK N 1 Yogyakarta menggunakan kurikulum 2013 perbaikan 2017 untuk kelas X, XI serta XII.

D. Organisasi SMK N 1 Yogyakarta

Struktur organisasi mempunyai kedudukan berarti dalam sesuatu organisasi dimana dalam struktur tersebut menarangkan kedudukan, tugas, serta guna dari tiap- tiap komponen penyelenggara organisasi. Berikut merupakan struktur organisasi sekolah di SMK N 1 Yogyakarta:

(58)

Tugas utama kepala sekolah sebenarnya adalah sebagai pendidik, namun dengan jabatan sebagai kepala sekolah maka juga memimpin suatu sekolah dengan cara mengelola kegiatan pembelajaran dan bertanggung jawab atas administrasi dan pengelolaan sekolah..

2. Wakil Kepala Sekolah

Dalam mengelola sekolah, wakil kepala sekolah mempunyai tugas tambahan membantu kepala sekolah yang juga tugas utamanya adalah sebagai pendidik. Wakil kepala sekolah mempunyai tugas yang meliputi: a. Wakasek bidang kesiswaan

b. Wakasek bidang kurikulum c. Wakasek bidang humas

d. Wakasek bidang sarana dan prasarana 3. Guru Kelas

Guru kelas tidak sama dengan guru mata pelajaran.Pada garis besarnya guru kelas merupakan guru mata pelajaran yang memiliki tugas tambahan mengelola suatu kelas tertentu.Tugas utama guru kelas ialah membimbing siswa mencapai tujuannya dengan menjadi motivator siswa.Guru kelas juga merupakansalah satu orang yang hubunganya paling dekat dengan seluruh siswa disekolah.

(59)

Terdapat 47 guru mata pelajaran di SMK N1 Yogyakarta. Guru mata pelajaran memiliki tugas dantanggung jawab melaksanakan dan mengelola proses belajar mengajar pada satu atau dua mata pelajaran. Selain bertugas sebagai pendidik, guru mata pelajaran juga memiliki tugas tambahan sebagai guru kelas, piket, dan lain sebagainya.

5. Guru Bimbingan dan Konseling

Tugas seorang guru bimbingan konseling ialah memperhatikan atau mengamati perkembangan siswa yang meliputi sikap, bakat, serta kepribadian siswa. Selain itu guru BK juga bertugas memberikan bimbingan konseling pada siswa.

6. Tata Usaha (TU)

Karyawan tata usaha ialah seorang petugas sekolah yang mempuyai tugas dan tanggung jawab pelaksana dan pengelola teknis penyelenggaraan sistem administrasi dan informasi sekolah.

E. Sumber Daya Manusia SMK N 1 Yogyakarta

Jumlah segala personil dan jabatan Sekolah Menengah Kejuruan(SMK) Negara 1 Yogyakarta sebanyak 63 orang, terdiri dari 1 kepala sekolah, 47 guru serta 15 tenaga bidang administrasi sekolah.

(60)

F. Siswa SMK N 1 Yogyakarta

1. Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun Ajaran 2019/2020 Tabel 4.1

Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun Ajaran 2019/2020

Kompetensi Keahlian

Kelas X Kelas XI Kelas XII

Jumlah L P L P L P Akuntansi 6 63 7 56 3 61 196 Administrasi Perkantoran 4 60 3 60 4 60 191 Pemasaran 11 53 7 46 5 51 173

2. Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Tingkatan Kelas Tahun Ajaran 2019/2020

Tabel 4.2

Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Tingkatan Kelas Tahun Ajaran2019/2020 Tingkatan

Kelas

Akuntansi Perkantoran Pemasaran Adm. Jumlah 1 2 1 2 1 2

Kelas X 36 33 30 32 29 32 192

Kelas XI 32 32 31 32 28 30 183

Kelas XII 31 31 32 32 28 28 182

(61)

47

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data

Tiap butir kuesioner memiliki jumlah opsi jawaban yang sama,oleh karena itu cara mengkategorikan kecenderungan gaya belajar dilihat atau dihitung dari jumlah opsi jawaban yang paling banyak dijawab. Guna mengetahui hasil yang diperoleh dari data tentang variabel kecenderungan gaya belajar dan prestasi belajar ialah menggunakan analisis deskriptif sebagai berikut.

1. Gaya Belajar

Setelah menyebar angket dengan variabel gaya belajar sebanyak 22 butir pertanyaan, maka diperoleh kecenderungan gaya belajar sebagai berikut:

Tabel 5.1. Distribusi Kategori Variabel Gaya Belajar n No Kecenderungan Gaya Belajar Jumlah

Siswa Persentase 1 Visual 11 8,73% 2 Auditori 35 27,77% 3 Kinestetik 80 63,5% Jumlah 126 100%

(62)

Pada Tabel 5.1 terdapat jumlah persentase dan jumlah siswa yang berbeda pada tiap gaya belajar. Berdasarkan Tabel 5.1 terdapat 7 siswa dengan gaya belajar visual, 32 siswa auditori, 80 siswa kinestetik, 2 siswa visual dan auditori, 3 siswa visual dan kinestetik, serta 2 siswa auditori dan kinestetik. Data tersebut dapat bisa dalam grafik pada Gambar 5.1

Gambar 5.1. Grafik Kategori Variabel Gaya Belajar

2. Prestasi Belajar

Pada penelitian ini, variabel prestasi belajar dikelompokkan ke dalam 3 kelompok meliputi rendah, sedang, serta tinggi.Dengan program SPSS untuk mengolsh data prestasi belajar maka didapat mean 76,64; median 77,00; mode 79,00; dan standar deviasi 7,70.

Dalam Sutrisno Hadi (2001: 135) “bila tingkatanterbagi jadi tiga kategori, maka mean dan standar deviasi (SD) dengan rumus:

1) Mean + 1 SD ke atas =tinggi

2) (Mean – 1 SD) s.d (Mean + 1 SD) =sedang

8.73% 27.70% 63.50% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00%

(63)

3) Mean – 1 SD ke bawah =rendah

Tabel 5.2. Distribusi Kategori Variabel Tingkatan Prestasi Belajar Kelas 11

Berdasarkan Tabel 4.2, terdapat 9 siswa (14,06%) masuk kategori rendah, 46 siswa (71,88%) masuk kategori sedang, dan 9 siswa (14,06%) masuk kategori tinggi. Data bisa dilihat pada grafik Gambar 4.2.

Gambar 5.2. Grafik Kategori Variabel Tingkat Prestasi Belajar Kelas 11

Dari hasil analisis data hasil belajar kelas 12 menggunakan

14.06% 71.88% 14.06% 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% 50.00% 60.00% 70.00% 80.00%

Rendah Sedang Tinggi

No Norma Kategori Jumlah

Siswa Persentase 1. 84,34 < X Tinggi 9 14,06 2. 68,94 < X < 83,34 Sedang 46 71,88 3. X < 68,94 Rendah 9 14,06 Jumlah 64 100%

Gambar

Gambar 2.1. Hubungan antara variable penelitian  Gaya Belajar
Tabel 3.1  Sampel Penelitian
Tabel 5.1. Distribusi Kategori Variabel Gaya Belajar  n  No  Kecenderungan Gaya Belajar  Jumlah
Gambar 5.1. Grafik Kategori Variabel Gaya Belajar
+5

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Kurang optimalnya pengembangan data klaster industri, penguatan regulasi terkait klaster industri, pemberian insentif untuk pengembangan klaster industri maupun

Peserta didik diorganisasikan untuk belajar dalam bentuk diskusi kelompok kecil, dijelaskan lebih rinci alternatif-alternatif strategi untuk menyelesaikan masalah

Budiana Setiawan hadir melalui artikel yang membahas tentang kreativitas dan inovasi yang dila kukan oleh kalangan gerenasi muda terhadap kesenian tradisional dengan mengambil lokasi

Program pengukur field strength dan bit rate merupakan program yang bekerja untuk melakukan pengukuran nilai field strength dan bit rate berdasarkan data yang

Hasil Penelitian tindakan kelas ini membuktikan bahwa mekanisme, penggunaan gabungan model pembelajaran atau perkuliahan tipe Group Investigation dan Metode Lecturing

Bahwa dalam rangka kelancaran proses Belajar Mengajar untuk Program Studi Sl PGSD Penjas Swadana FIK-LINY perlu ditetapkan nama Dosen pengajar dan penguji mata kuliah

Dari kajian ini tergambar bahwa di masyarakat Jawa di abad 17 – 18 yang lalu sudah dikenal sistem hukum yang mengatur para abdi dalem atau pegawai kerajaan namun tidak

Dalam melakukan refleksi, peneliti bersama guru mitra (kolaborator) dapat mengemukakan keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai dan kekurangan-kekurangan yang