• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 DATA DAN ANALISA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 DATA DAN ANALISA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

3

DATA DAN ANALISA

2.1 SUMBER DATA

Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain:

• Pencarian bahan melalui buku, artikel, dan literatur dari internet mengenai hal-hal yang berhubungan dengan tema yang diangkat.

• Penyebaran kuisioner.

• Wawancara sumber, yaitu pemilik Winny Sweetreat, Susiana Setiawan. 2.2 DEFINISI KUE KERING

2.2.1 Kue Kering (cookie)

Kue kering adalah kue yang biasanya dipanggang hingga cukup keras dan bertekstur kasar, namun masih dapat dimakan. Kue kering ini dibuat dengan berbagai macam cara, biasanya menggunakan bahan-bahan baku seperti gula, mentega, tepung. Bahan-bahan-bahan tambahan-bahan lainnya juga dipakai untuk memberikan rasa yang berbeda, seperti coklat, kacang, buah-buahan, sampai rempah-rempah. Tekstur yang didapatkan dari sebuah kue kering tergantung dari berapa lama kue kering tersebut dipanggang.

Kue Kering atau sering disebut sebagai, cookies, berasal dari bahasa Belanda, koekje atau koekie yang berarti little cake (kue kecil). Istilah ini mulai memasukki bahasa inggris Amerika melalui para orang Belanda yang tinggal di daerah Amerika Utara. Terdapat banyak perdagangan dan kontak kultural sepanjang Laut Utara, antara Low

Countries dan Scotland di masa Abad Pertengahan, salah satunya

adalah kata Koekie ini. Nama ini ternyata memiliki alternatif nama di daerah Scotland. Menurut Scottish National Dictionary, nama Skotlandia yang berasal dari bentuk kecil (+ akhiran-ie) dari kata cook, memberikan kata-kata cookie, cooky atau cu (c) kie.

2.2.2 Sejarah Kue Kering

Kue kering layaknya seperti wafer telah ada jauh sebelum cara memanggang didokumentasikan di dalam sejarah. Dikarenakan jaman dahulu, kue kering berguna sebagai pengganti makanan di saat perjalanan panjang. Namun, kue kering di jaman tersebut tidaklah semanis standar kue kering di jaman kini. Kue kering ditemukan di abad ke-7 di Persia, tidak lama setelah gula menjadi bahan baku yang sering dipakai oleh masyarakat di jaman tersebut. Penyebaran akan kue kering ini sampai ke daerah Eropa melalui penyebaran agama Islam di Spanyol. Di abad ke-14, kue kering menjadi makanan yang sering ditemukan di jenjang status sosial manapun di seluruh daerah Eropa, mulai dari penggunaannya sebagai makanan royal di istana sampai

(2)

Di jaman tersebut, banyak orang pergi dari negaranya masing-masing, keluar menjelajahi dunia demi mencari pengalaman dan kultur yang baru. Kue kering menjadi salah satu makanan ringan yang mudah dibawa dan menjadi pengganti makanan sehari-hari. Kue kering modern jaman kini pun dikembangkan melalui kue kering yang biasa dibawa dalam perjalanan panjang di jaman dahulu. Salah satu kue kering yang sering dibawa oleh kalangan para penjelajah di jaman tersebut dan menjadi terkenal karena namanya yang mirip, hampir di tiap benua adalah Jumble. Jumble adalah kue kering yang cukup keras, biasa terbuat dari kacang-kacangan, pemanis / gula, dan air putih sebagai bahan bakunya.

2.2.3 Jenis Kue Kering

Kue kering diklasifikasikan berdasarkan bagaimana mereka dibentuk. Inilah kategori daripada kue kering.

Bar Cookies terdiri dari adonan atau bahan lain yang dituang

atau ditekan ke dalam panci / loyang (terkadang dalam beberapa lapisan), dan potong kue seukuran kue kecil / a-bite-cut setelah dipanggang. Di dalam kultur masyarakat Inggris (British), bar

cookie dikenal sebagai "kue loyang". Contoh termasuk

brownies, kue buah, dan kue lainnya yang berbentuk layaknya bar.

Drop Cookies terbuat dari adonan yang relatif lunak yang

diletakkan di atas loyang. Selama proses pemanggangan berlangsung, adonan akan menyebar dan merata. Chocolate chip

cookie (Toll House cookie) dan oatmeal cookies (atau oatmeal

kismis) adalah contoh dari drop cookies

Filled Cookies terbuat dari adonan kue yang digulung dan diisi

dengan buah atau coklat sebelum dipanggang. Contohnya, Hamantash, Kue bolu.

Molded Cookie terbuat dari adonan yang sedikit lebih kaku

dibanding adonan biasanya, dibentuk menjadi bola atau dibentuk dengan tangan sebelum dipanggang. Snickerdoodles dan kue selai kacang adalah contoh dari molded cookie. Beberapa kue kering, seperti hermits atau biscotti, yang dibentuk menjadi roti pipih besar yang kemudian dipotong menjadi kue kering yang lebih kecil.

No-bake Cookies yang dibuat dengan mencampur bahan khusus,

seperti sereal atau kacang, dan mengaduknya untuk menjadi kue semacam permen atau coklat. Kue kemudian dibentuk ke dalam bentuk kue kecil atau bar, dan dibiarkan dalam suhu ruangan sampai mengeras. Oatmeal cluster, Rice Krispies Treats dan Bola Truffle Rum adalah contoh dari no-bake cookies.

(3)

Press Cookies yang terbuat dari adonan lembut yang diekstrusi /

disprit menjadi bentuk berbagai macam sebelum dipanggang.

Spritzgebäck dan Lidah Kucing adalah contoh press cookies.

Refrigerator Cookie yang terbuat dari adonan kaku yang

didinginkan menjadi lebih kaku. Adonan biasanya dibentuk menjadi silinder yang diiris menjadi kue bulat sebelum dipanggang. Pinwheel adalah contoh representatif dari

refrigerator cookie.

Rolled Cookie terbuat dari adonan sedikit lebih kaku, kemudian

digulung dan dipotong menjadi bentuk dengan cetakan kue.

Gingerbread dan kastengel adalah beberapa contohnya.

Sandwich Cookie adalah kue kering yang digulung atau ditekan,

dibentuk selayaknya sandwich dengan filling manis. Fillings termasuk marshmallow, selai, dan icing sugar. Oreo, terbuat dari dua kue cokelat pipih dengan icing vanili, adalah salah satu contohnya.

2.3 HASIL SURVEY DI LAPANGAN Metode Pengumpulan Data

Ada tiga cara yang lazim dipakai untuk mengumpulkan data yaitu dengan penelitian lapangan atau menyebarkan kuesioner, yang kedua adalah wawancara dengan sumber yang dipilih dan yang ketiga adalah penelitian kepustakaan.

Kuesioner

Kuesioner telah dibagikan kepada 75 responden yang sesuai dengan

target audience Winny Sweetreat. Kuesioner terdiri dari pertanyaan

seputar kue kering dan pendapat mereka akan brand sebuah kue kering. Demikian hasil dari kuesioner, diringkas dari persentase terbanyak :

• Demografi responden: o Jenis kelamin : Wanita o Usia : 18-28 tahun

o Pekerjaan : Mahasiswa & karyawan

o Pendapatan : < 2.5 juta – 5 juta per bulannya.

• 43% dari responden biasa membeli kue kering dari toko kue / bakery, 25% dari responden mengatakan membeli kue kering dari supermarket / pasar, sedangkan terdapat 16% responden membeli kue kering melalui teman / kolega, selebihnya membeli lewat saudara dan membuat sendiri di rumah.

• Urutan pilihan terbanyak akan pertimbangan responden dalam membeli kue kering adalah:

o Kualitas kue o Selera o Harga

o Packaging / penampilan

(4)

• 45% dari responden biasa membeli kue kering di event-event tertentu, seperti ulang tahun, anniversary, 27% dari responden biasa membeli kue kering untuk hari-hari raya, selebihnya membeli kue kering disaat ingin makan atau sebulan sekali. • 69% responden menghabiskan budget sebesar 50 ribu – 100 ribu

dalam sekali transaksi pembelian kue kering, 25% responden menghabiskan setidaknya 100 ribu – 200 ribu, sisanya menghabiskan sekitar 200 ribu – 500 ribu untuk sekali transaksi pembelian kue kering.

• Pendapat responden akan kue kering home industri (dirangkum sedemikian rupa berdasarkan mayoritas jawaban):

o Lebih fresh, tanpa pengawet dan rasanya sangat homemade / rumahan.

o Lebih sehat untuk dikonsumsi. o Terjaminnya kebersihan.

o Rasanya lebih enak dibanding kue pabrikan.

• Pendapat responden akan kue kering tanpa brand (dirangkum sedemikian rupa berdasarkan mayoritas jawaban):

o Sulit dikenal dan diingat orang.

o Terkadang agak meragukan dengan bahan yang digunakan.

o Tidak masalah asalkan kualitas dan rasanya baik.

• 55% responden menyatakan bahwa brand memang mempengaruhi keputusan mereka dalam memilih kue kering, sedangkan 45% responden tidak peduli brand saat memilih kue kering.

Alasan mengapa responden menyatakan bahwa brand memang mempengaruhi keputusan dalam memilih kue kering (dirangkum sedemikian rupa berdasarkan mayoritas jawaban):

o Adanya pengalaman yang lebih unggul dalam pembuatan kue dan produknya lebih enak.

o Dapat dipercaya kualitasnya, dari segi rasa sampai higienitasnya.

• Kue Kering yang diharapkan oleh responden (dirangkum sedemikian rupa berdasarkan mayoritas jawaban):

o Rasa yang khas homemade / rumahan. o Higienitas yang terjamin.

o Kualitas rasa yang sesuai dengan selera. o Harga yang bersaing / terjangkau.

o Packaging yang menarik / Konsep yang unik dan

original.

Rangkuman Hasil Wawancara

Winny Sweetreat adalah sebuah kue home industry menjual kue-kue kering selayaknya nastar, lidah kucing, dan lain-lain. Dibentuk sekitar 17 tahun yang lalu oleh sang pemilik bernama Susiana Setiawan. Awalnya Winny Sweetreat ini dibentuk untuk mencari nafkah tambahan bagi suaminya. Ibu Susiana berhenti dari pekerjaannya sebagai akuntan setelah melahirkan, demi mengurus anak-anaknya. Dari situlah, Ibu Susiana berpikir untuk mencari pendapatan selain dari

(5)

suaminya, namun yang masih bisa dilakukan di dalam rumah, tanpa biaya transport yang mahal ataupun menghabiskan waktu keluarga. Salah satunya adalah membuat kue kering. Ibu Susiana mulai mengambil les kecil tiap tahunnya tentang membuat kue kering dengan berbagai resep. Setelah mengetahui kue kering apa yang disukai dari konsumer secara general, Ibu Susiana mulai membuat kue kering dan di sela-selanya, membuat kue basah, seperti Blackforrest Cake, Kue lapis Surabaya, Kue lapis Medan, dan sebagainya.

Dimulai dari penjualan kecil-kecilan sampai akhirnya adiknya, Ibu Landryana mulai menjualnya di dalam perkantoran. Melalui pengalaman dari 3-5 tahun pertama dari menjual kue, Ibu Susiana melihat konsumen lebih tertarik dengan kue kering dibanding kue basah. Sehingga, Ibu Susiana lebih berkonsentrasi pada penjualan kue kering dan tidak pernah menjual lagi kue basah. Konsumen yang membeli juga menjual kue kering tersebut kepada konsumen lainnya, membentuk layaknya suatu multi-level-marketing yang kecil. Kue-kue ini bahkan dipesan dalam jumlah yang banyak untuk dijadikan gift dari perusahaan bagi karyawannya di hari raya seperti Idul Fitri, Natal, Imlek, dan sebagainya. Namun adapun konsumen yang membeli kue kering semata untuk makanan ringan di hari biasa atau makanan ringan di hari-hari raya ataupun event-event tertentu.

Winny Sweetreat sebagai supplier menjual sekitar 8-9 jenis kue kering yang dikemas sebatas kemasan toples agar dapat didistribusikan dengan mudah. Range harga per toples dimulai dari Rp.45.000 sampai dengan Rp. 80.000 merupakan harga yang cukup murah untuk satu toples kue, di mana biasanya harga 1 toples yang dijual di toko-toko kue berkisar dari Rp. 100.000 ke atas.

Melalui wawancara ini, Ibu Susiana mengemukakan keinginannya untuk menjual kue keringnya lagi secara retail. Karena meski banyak pelanggan, tidak banyak tahu tentang namanya. Telah sekian lama menjual, Ibu Susiana tidak memikirkan lagi untuk membubuhkan nama di toples, sehingga konsumen pun hanya dapat membelinya lewat Ibu Landryana atau konsumen yang langsung datang ke Ibu Susiana. Pendek kata, brand Winny Sweetreat sebenarnya tidak diketahui oleh konsumen sendiri, karena tidak pernah dipakai kembali sejak 8-10 tahun yang lalu. Meski senang dengan pendapatan yang telah didapat, Ibu Susiana tidak hanya ingin mendapatkan pendapatan di musim-musim hari raya saja. Setidaknya, ada penjualan tetap di hari-hari biasa / per minggunya. Ibu Susiana menginginkan adanya pendapatan yang tetap dengan jumlah yang cukup banyak di tiap harinya.

Saat ditanya apa rencana untuk setahun ke depan bagi bisnis kue kering

home industry ini, Ibu Susiana berharap dapat membeli mesin dan

memperkerjakan beberapa orang untuk meningkatkan penjualan kue-kuenya, terlebih secara online. Ibu Susiana mengerjakan seluruh pembuatan kue keringnya sendiri, bersama kedua anaknya dan seorang pembantu yang digaji sebanyak lamanya bekerja menjelang bulan-bulan hari raya. Dengan sangat minimalnya tenaga kerja dan fasilitas, Ibu

(6)

Susiana merasa ia tidak dapat memuaskan keinginan konsumen. Terlebih jika melalui penjualan online, sudah sepantasnyalah, pembuatan dan pengantaran kue lebih cepat sampai dibanding biasanya. Sehingga, meski sudah tercetus ide untuk menjual retail dan melalui website, Ibu Susiana tidak pernah dapat mewujudkan penjualan yang demikian rupa. Selain itu, Ibu Susiana menjawab bahwa ia ingin mengembangkan bisnisnya terutama ke arah hadiah untuk ulang tahun, pernikahan atau event-event. Setidaknya ada satu event atau pernikahan di tiap harinya. Dan jika bisnis ini dapat memasukki wilayah Wedding /

Event Organizer, perusahaan ternama, maka terwujudlah impian Ibu

Susiana untuk mendapatkan penjualan tetap tiap harinya. Tentunya, penjualan musiman di masa-masa hari raya tetap dapat berjalan seperti biasanya.

Saat ini bisnis kue kering Ibu Susiana berjalan seperti biasa. Melunjak di hari-hari raya, dan menurun drastis di saat hari-hari biasa. Kue kering juga mulai dijual melalui social media meski tidak sebanyak penjualan melalui adik Ibu Susiana, Ibu Landryana.

Penelitian Pustaka

Selain kegiatan wawancara, untuk mendapatkan data dukungan atau teori adalah dengan cara penelitian pustaka yaitu cara mendapatkan data melalui buku-buku seperti buku teks atau majalah, kemudian melalui internet, maupun mengikuti kuliah dengan materi yang berhubungan dengan masalah branding.

2.4 TARGET AUDIENCE 1. Geografi

Tinggal di kota Jakarta dan sekitarnya seperti, Bekasi, Tanggerang, dan kota besar lainnya seperti, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Denpasar

2. Demografi

a. Umur : 23-28 tahun

b. Jenis Kelamin : Wanita - Pria c. Pekerjaan : Karyawan, eksekutif d. Golongan : B sampai A-

3. Psikografi

a. Hobby memesan kue sebagai hadiah b. Mau mencoba hal-hal baru (Open minded)

c. Memperhatikan trend-trend terbaru dalam dunia kuliner d. Aktif dalam lingkungan perkantoran, terlebih di event-event

kantor dan meeting.

e. Aktif dalam social media dan blogging tentang kuliner.

(7)

2.5.1 Surely / Someday + Kitchen

Gambar 2.1 Surely Someday facebook Sumber: Surely Someday Facebook

Surely Someday adalah kompetitor Winny Sweetreat, menjual berbagai kue home industri. Kue yang dijual di tempat ini tidak hanya kue kering, namun juga kue basah seperti, brownies, kue bolu, dan lain-lain. Surely Someday didirikan oleh pasangan ibu dan anak laki-lakinya yang menekankan bahwa kebahagiaan hadir dari hal-hal yang simpel seperti kue nikmat di waktu luang maupun sibuk.

(8)

Gambar 2.2 Surely Someday brochure Sumber: Surely Someday Facebook

(9)

2.5.2 Cait & Becs

Gambar 2.3 Cait & Becs website Sumber: Cait & Becs Website

Cait & Becs adalah kompetitor Winny Sweetreat. Selain kue yang dibuat secara homemade, kemasan yang digunakan sangatlah variatif dan customize. Selain itu, target daripada Cait & Becs sendiri tidaklah hanya orang-orang awam, namun untuk gift di acara-acara seperti

wedding, event bahkan perusahaan. Cait & Becs dengan customize packaging yang dimilikinya dapat mengembangkan brand dengan

(10)

Gambar 2.4 Cait & Becs Hamper Sumber: Cait & Becs Website

(11)

2.6 ANALISA SWOT 1. Strength

• Kualitas kue yang terjamin kesehatannya.

• Rasa yang konsisten

• Tidak memakai pengawet

• Harga yang bersaing

• Penataan kue yang rapih di dalam toples, sehingga tidak merusak isi

toples di saat delivery kepada konsumen.

• Pengalaman bertahun-tahun dari sang pembuat kue.

2. Weakness

• Tidak memiliki nama yang benar-benar diketahui oleh konsumen

• Kemasan yang sama dengan kue lainnya.

• Rasa / selera yang belum standar dikalangan konsumen seperti Event

Organizer / Wedding Organizer (dilihat dari standar EO/WO

tertentu) 3. Opportunities

• Di luar hari raya, masih banyak potensi untuk meningkatkan

penjualan kue kering.

• Banyak organisasi atau komunitas yang suka membeli kue kering

sebagai hadiah atau parcel.

• Banyak dari kalangan masyarakat yang lebih menyukai kue kering

dengan taste yang homemade. 4. Threats

• Kesadaran konsumen akan adanya kompetitor yang lebih kuat dalam

hal konsep dan strategi penjualan

Gambar

Gambar 2.1 Surely Someday facebook  Sumber: Surely Someday Facebook
Gambar 2.2 Surely Someday brochure  Sumber: Surely Someday Facebook
Gambar 2.3 Cait &amp; Becs website  Sumber: Cait &amp; Becs Website
Gambar 2.4 Cait &amp; Becs Hamper  Sumber: Cait &amp; Becs Website

Referensi

Dokumen terkait

LEARNED HELPLESSNESS ANAK D ALAM SITUASI ESKA (EKSPLOITASI SEKSUAL KOMERSIAL ANAK) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu..

Mengenal ”. Persamaan adalah prinsip mutlak dalam Islam dalam membina hubungan sesama manusia tanpa melihat perbedaan seperti ditegaskan Rasulullah SAW dalam hadits yang

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Tindak Tutur dalam Iklan Kampanye Legislatif Partai Politik di Media Televisi Tahun 2009 betul- betul karya

Berdasarkan hasil pemaparan respon atau tanggapan pasien dan keluarga pasien mengenai program Instagram, peneliti menyimpulkan bahwa jika dilihat dari respon atau

La lu, berkata lagi: Mereka itu adalah orang-orang yang tidak pernah menjampi, dan mereka tidak pernah meminta di ruqyah, dan mereka tidak pernah percaya tahayymr

Jelaskan proses penyusunan dan penetapan APBN dan bandingkan dengan proses penyusunan dan penetapan APBD berbasis peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai dasar

aparatur Terpenuhinya peralatan gedung kantor Terwujudnya pemeliharaan peralatan gedung kantor 15.000.000 2 Pemeliharaan rutin/berkala berkala kendaraan dinas

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh melalui penelitian terhadap peningkatan aktivitas murid dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan