• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 Bank Pembayaran Siap Dukung Transaksi Pasar Modal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "5 Bank Pembayaran Siap Dukung Transaksi Pasar Modal"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

04

�������������

����������

Edisi

Tahun 2011

Dari Redaksi

da yang berbeda pada perjanjian kerjasama antara PT Kustodian Sen­ tral Efek Indonesia (KSEI) dan Bank Pembayaran (Payment Bank) yang penanda­ tanganannya dilakukan 7 Juli 2011 lalu. Selain ada penambahan satu Bank Pembayaran dari sebelumnya empat bank menjadi lima bank, jangka waktu kontrak diperpanjang dari dua tahun menjadi empat tahun.

Kelima Bank Pembayaran tersebut adalah PT Bank Central Asia Tbk, PT CIMB Niaga Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Ne­ gara Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank Per­ mata Tbk yang akan bekerja melayani aktivi­ tas di pasar modal Indonesia untuk periode 2011­2015.

Kerjasama antara KSEI dan Bank Pem­ bayaran ini dilakukan karena sebagai Lem­

A

������������� �������������� ��������������� ����������������� ������������������ Toll Free 0800 -1- 865734 Call Center KSEI 021 - 515 2855 Website KSEI www.ksei.co.id

KSEI menunjuk lima Bank Pembayaran periode 2011 - 2015. Mereka

adalah PT Bank Central Asia Tbk, PT CIMB Niaga Tbk, PT Bank Mandiri

(Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dan PT Bank

Permata Tbk.

1

4

DAftAR isi

6

Rangkaian Sosialisasi Kartu AKSes

Jangan Hanya ‘Memiliki’, tapi ‘Memanfaatkan’

AktivitAs & stAtistik

8

5

5 Bank Pembayaran siap Dukung transaksi Pasar Modal

5 Bank Pembayaran

siap Dukung transaksi

Pasar Modal

email helpdesk@ksei.co.id ������������� �������������� ��������������� ����������������� ������������������

Financial Planning & Investment Week 2011 Mencapai kondisi keuangan Yang sehat Sosialisasi Proyek Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal Berpartisipasi Mengembangkan Pasar Modal

KSEI kembali menunjuk Bank Pem­ bayaran untuk periode empat tahun ke depan, 2011 ­ 2015. Selain empat bank yang periode dua tahun sebe­ lumnya menjadi Bank Pembayaran, yakni Bank Mandiri, CIMB Niaga, BCA, dan PermataBank, bertambah satu bank yaitu BNI yang kini menjadi Bank Pembayaran KSEI. Apa saja per­ siapan yang telah dilakukan kelima Bank Pembayaran untuk memfasili­ tasi transaksi di pasar modal? Simak tulisan utama Fokuss kali ini.

Kami menyajikan pula tulisan seputar sosialisasi proyek pengem­ bangan infrastruktur pasar modal. Diuraikan pula lima tujuan master

plan pasar modal 2010­2014, yang

diharapkan bisa terwujud dengan dukungan seluruh pelaku pasar modal Indonesia.

Rangkaian Sosialisasi Kartu AKSes yang telah dirampungkan KSEI sepanjang semester pertama bisa disimak pada lembaran berikut. Tak ketinggalan informasi kami tentang kegiatan Financial Planning & Invest­

ment Week 2011. Aktivitas dan statis­

tik untuk mengetahui perkembangan indikator pasar modal yang terdata di KSEI seperti biasa kami sertakan.

Pada kesempatan ini, segenap manajemen KSEI dan redaksi Fokuss mengucapkan Selamat Idul Fitri 1 Syawal 1432 H, Mohon Maaf Lahir & Bathin.

Selamat Membaca!

(2)



Fo ku ss E di si 0 4,  01 1

Permata terdiri dari gabungan personil senior antar direktorat yang meliputi bidang IT, Financial Institution, Transaction

Banking, Sistem & Prosedur dan Branch Network yang dengan penuh dedikasi

bekerja sesuai bidang masing­masing. “Aktivitas persiapan antara lain meli­ puti pembuatan aplikasi sistem dan prose­ dur, persiapan produk/layanan pendukung sampai dengan tata kerja dan pelatihan personil di titik­titik penting keseluruhan aktivitas Payment Bank untuk semakin me­ ningkatkan layanan PermataBank,” papar Rudy.

Rusdianti Salim, Kepala Satuan Cash

Management BCA juga melakukan se­

jumlah persiapan sebelum ditunjuk men­ jadi Bank Pembayaran yang perjanjiannya akan jatuh tempo pada 2015. Persiapan yang dilakukan selain sistem, prosedur, dan infrastruktur, BCA menurutnya juga menyiapkan berbagai program untuk ker­ jasama dengan para Anggota Bursa khu­ susnya terkait dengan pembukaan reke­ ning investor di BCA. “Sebagian nasabah BCA juga investor, sehingga komunikasi dan program sosialisasi menjadi hal yang penting,” ungkap Rusdianti.

Bagi Bank Negara Indonesia (BNI), ini adalah kali pertama ditunjuk sebagai Bank Pembayaran. Menurut Welan Palilingan,

Deputy General Manager Transactional Banking Services BNI, yang menjadi prio­

ritasnya saat ini adalah bagaimana agar fungsi­fungsi dasar dan utama sebagai Bank Pembayaran bisa dijalankan dengan baik dan benar, lancar dan cepat, serta dilengkapi dengan mekanisme kontijensi yang andal sesuai dengan ekspektasi dari tim teknis KSEI. “Kami melihat bahwa bo­ bot teknologi dalam solusi kerjasama ini

“Bank Pembayaran harus

dapat menyediakan

fasilitas pemisahan

rekening dana nasabah

(fund separation) terhadap

dana milik Perusahaan

Efek.”

Penerbit: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) • Penasihat: Direksi KSEI • Dewan Redaksi:

Zylvia Thirda, Dharma Setyadi, Susiyanti, Novian Harry Wibowo, Annisa Indri Hapsari, M. Ridwan, Rachmat Irfan, Adisty Widyasari • Penanggung Jawab: Bagian Komunikasi Perusahaan KSEI •

Alamat Redaksi: Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52­53,

Jakarta 12190, Telp. 52991099, Fax. 52991199 • sirkulasi: Bagian Komunikasi Perusahaan KSEI nyediakan fasilitas pemisahan rekening

dana nasabah (fund separation) terhadap

dana milik Perusahaan Efek. Tujuan pe­ misahan dana ini untuk memberikan per­ lindungan dan transparansi dana milik nasabah. Menyambut kerjasama perjan­ jian tersebut, kelima Bank Pembayaran sudah melakukan persiapan baik dari segi peningkatan layanan maupun teknologi yang akan mendukung fungsi sebagai Bank Pembayaran.

Erwina Wigneswara, Vice President

Settlement Bank Services Group Head CIMB

Niaga mengatakan, bahwa kerjasama ini adalah hasil dari proses panjang persiapan

yang telah dilakukan sejak beberapa bu­ lan terakhir untuk menyesuaikan dengan apa yang dibutuhkan Perusahaan Seku­ ritas, baik dari sisi legal, sistem, prosedur dan compliance secara menyeluruh untuk mendukung pemisahan rekening dana na­ sabah (fund separation) yang saat ini ber­ laku di pasar modal.

Ferry M Robbani, Senior Vice President

Financial Institutions Coverage & Solutions Group Bank Mandiri juga menyampaikan,

Bank Mandiri selalu melakukan enhance­

ment sehingga sistem yang digunakan

saat ini dapat menunjang operasional Bank Mandiri sebagai Bank Pembayaran. “Pengembangan sistem kami lakukan un­ tuk mendukung implementasi fund sepa­

ration,” ujarnya.

Sementara diungkapkan Rudy

Tanjung, Head Transaction Banking Per­ mataBank, dengan komitmen penuh dari Dewan Direksi PermataBank, telah dilakukan persiapan yang serius dan intensif oleh tim Payment Bank Permata dalam memenuhi standar layanan dan

requirement baru KSEI. Tim Payment Bank

baga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP) di pasar modal Indonesia, KSEI merupakan lembaga non­bank yang tidak menjalankan fungsi pemindahbukuan dana terutama pembayaran kepada para pemakai jasanya. Bank Pembayaran akan mendukung KSEI untuk semua transaksi yang melibatkan dana di sistem C­BEST (The Central Depository and Book Entry

Settlement System). Dengan adanya Bank

Pembayaran, maka semua penyelesaian transaksi yang melibatkan dana, keperluan

exercise HMETD/Waran dan pembayaran/

distribusi Corporate Action (seperti: pem­ bayaran dividen tunai, bunga dan pelu­ nasan pokok Efek Bersifat Utang), dapat terlaksana dengan baik.

Direktur Utama KSEI, Ananta Wiyogo menjelaskan, penandatanganan perjan­ jian kerjasama ini merupakan tindak lanjut penunjukkan Bank Pembayaran yang su­ dah dilakukan sebelumnya. “Kami sudah menunjuk Bank Pembayaran pada bulan Mei yang lalu, baru pengesahannya dilaku­ kan di bulan Juli,” ujarnya.

Dengan ditandatanganinya perjanjian kerjasama dengan Bank Pembayaran yang baru, diharapkan pemakai jasa KSEI dapat melakukan penyelesaian transaksi dana dengan lebih cepat dan nyaman sehingga akan meningkatkan fungsi dan peran me­ reka di industri pasar modal Indonesia.

Berbeda dengan periode perjanjian sebelumnya, Bank Pembayaran kini memi­ liki tugas baru. Sejalan dengan implemen­ tasi Peraturan Bapepam­LK No.V.D.3 yang diterbitkan pada tanggal 28 Desember 2010, Bank Pembayaran harus dapat me­

(3)



Fo ku ss E di si 0 4,  01 1

sangat tinggi, jadi kami ingin fokus pada aspek teknologi untuk kelancaran kerjasa­ ma ini,” ungkapnya.

Welan mengharapkan, kerjasama ini akan menghasilkan sinergi yang baik bagi KSEI dan Bank Pembayaran yang pada akhirnya akan membawa manfaat bagi Perusahaan Efek dan investor. Welan juga menambahkan, dengan menjadi Bank Pembayaran yang baru, merupakan lang­ kah strategis bagi BNI untuk memasuki in­ dustri pasar modal.

Selain tugas untuk menyediakan fasili­ tas fund separation, Bank Pembayaran juga harus memenuhi tugas baru lainnya berupa penyediaan fasilitas intraday (ta­

langan dana) bagi KSEI. Fasilitas ini khusus untuk memperlancar

proses penarikan dana (wire

transfer) yang dilakukan Peme­

gang Rekening KSEI (Perusa­ haan Efek dan Bank Kustodian). Menurut Erwina, perjanjian kerjasama kali ini berbeda dari sebelumnya, karena terdapat 2 (dua) kewajiban yang harus

dipenuhi, yaitu fund separation

dan fasilitas intraday. CIMB

Niaga menyambut baik dan

telah menyiapkan limit fasilitas dan sis­

tem yang mendukung sepenuhnya hal ini untuk kelancaran transaksi serta kema­ juan pasar modal nasional.

Fasilitas Intraday KSEI, kata Rusdianti merupakan fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung straight through

settlement processing, seperti settlement

Bursa di negara­negara maju dunia. “Se­ hingga BCA sangat mendukung upaya KSEI dan Self Regulatory Organization (SRO) melakukannya untuk mensejajarkan pasar modal Indonesia dengan pasar mo­ dal dunia,” tandasnya.

BNI melalui penuturan yang disampai­ kan oleh Welan, mengharapkan dengan adanya fasilitas intraday bagi KSEI ini, akan membantu percepatan settlement dana milik nasabah. “Percepatan settlement dana tersebut akan membuat pasar men­ jadi lebih efisien,” jelas Welan.

Mengenai fasilitas intraday, Ferry ber­ pendapat, fasilitas tersebut bisa memper­ lancar proses penarikan dana yang dilaku­ kan pemegang rekening KSEI. “Saat ini,

limit fasilitas dan sistem pendukung Bank

Mandiri sudah siap untuk melayani penca­ iran fasilitas intraday KSEI,” jelas Ferry. Penye­ diaan fasilitas intraday merupakan salah satu upaya Bank Mandiri sebagai bank yang telah berperan di pasar modal sejak tahun 1995, untuk mendukung terciptanya pasar modal yang likuid dan efisien.

Dijelaskan Rudy, dukungan Permata­ Bank dengan menyediakan fasilitas intra­

day tentunya akan mempercepat proses

penyelesaian pembayaran transaksi di pasar modal (finality of settlement). Bagi PermataBank, menunjang transaksi pasar modal bagi Bank Pembayaran sangat penting, salah satunya dengan memfasili­ tasi penyelesaian dana dan memastikan proses penyelesaian pembayaran transaksi sesuai dengan standar KSEI.

Dalam waktu dekat KSEI bekerjasama dengan seluruh Bank Pembayaran akan mengimplementasikan fasilitas intraday ini.

terus Meningkatkan Layanan

Dalam memasuki usia 15 tahun pada tahun 2012 mendatang, Ferry M Robbani mengharapkan KSEI dapat terus mening­ katkan layanan bagi para pelaku pasar modal sehingga tercipta pasar yang efisien dan transparan. Dengan semakin transpa­ rannya transaksi pasar modal, diharapkan akan semakin banyak masyarakat Indo­ nesia yang bertransaksi sehingga volume transaksi pun akan semakin meningkat dan memberikan dampak positif bagi bisnis bank di pasar modal. “Dengan fundamental perekonomian yang cukup baik, kami yakin pasar modal Indonesia akan tetap menarik bagi investor. Peran investor domestik juga semakin meningkat dengan maraknya on­

line trading,” ujarnya.

Menurut Rudy Tanjung, pasar modal sangat penting sebagai salah satu penun­ jang kegiatan ekonomi. Pasar modal Indo­ nesia telah berkembang sangat maju dengan jumlah investor yang tumbuh semakin pesat dan akses pasar modal yang semakin mudah dengan teknologi online

trading. Seiring dengan perkembangan

pasar modal, tentunya diperlukan edukasi yang terus menerus terhadap para pelaku pasar. “Harapan kami agar regulator sema­ kin aktif melakukan pengawasan dan pe­ negakan peraturan, sehingga risiko­risiko dalam pasar modal semakin dapat diantisi­ pasi dan dimitigasi,” ujarnya.

“Selain tugas untuk

menyediakan fasilitas

fund separation, Bank

Pembayaran juga harus

memenuhi tugas baru

lainnya berupa penyediaan

fasilitas intraday (talangan

dana) bagi KSEI.”

Rusdianti juga meyakini, perkembang­ an pasar modal Indonesia sangat luar biasa, dan perkembangan ini akan terus berlanjut hingga lima tahun ke depan. “Upaya­upaya yang dilakukan SRO dan Pe­ rusahaan Sekuritas serta komunitas pasar modal lainnya untuk mendukung keaman­ an dan kenyamanan dalam berinvestasi bagi investor tidak kalah penting, dengan ditunjang performance dari para Emiten yang diharapkan semakin baik,” paparnya.

Sementara di mata Erwina, pelaku pa­ sar modal termasuk SRO harus terus mem­ benahi infrastruktur pasar modal untuk mengantisipasi peningkatan transaksi di pasar modal. “Selain itu, ada baiknya Bank Pembayaran dilibatkan dalam diskusi menyangkut rencana pasar modal ke depan. Sehingga kami bisa mengantisipasi persiapan yang perlu dilaku­ kan untuk mendukung akti­ vitas tersebut. Ada baiknya ada pertemuan rutin baik formal maupun informal antara SRO dan para Bank Pembayaran,” ungkapnya.

Hal senada juga disam­ paikan Welan yang berharap agar SRO menjadi semakin efisien dalam menjalank­ an perannya serta terus melihat peluang­ peluang perbaikan yang diperlukan dalam menjawab kebutuhan para stakeholders­ nya. Sementara mengenai industri pasar modal, Welan melihat akan ada perkem­ bangan yang sangat positif. Faktor yang menuju ke arah sana sudah terlihat, salah satunya kestabilan politik Indonesia. “Pasar modal Indonesia harus bersiap dengan peningkatan jumlah dan volume, akibat ketertarikan investor yang terus mening­ kat,” tambahnya. l

[Redaksi]

(4)

4

Fo ku ss E di si 0 4,  01 1

Berpartisipasi Mengembangkan

Pasar Modal

Pelaku pasar modal diharapkan ikut berpartisipasi mengembangkan pasar modal untuk

mewujudkan pasar yang efisien, wajar dan teratur. Pasar modal harus stabil dan kuat untuk

mendukung pembangunan perekonomian negara dan untuk menghadapi perkembangan

pasar di regional yang semakin borderless.

meningkatkan silaturahmi antara Bape­ pam­LK, SRO dan pelaku pasar, saling berbagi informasi ataupun issue yang ada di pasar modal serta untuk sosialisasi dari sisi regulasi dan master plan pasar modal Indonesia.

Lebih lanjut Ketua Bapepam­LK me­ nyampaikan, pasar modal harus stabil dan kuat untuk mendukung pembangunan perekonomian negara. Kontribusi pa­

Sosialisasi Proyek Pengembangan Infrastruktur Pasar Modal

alam upaya mengembangkan pasar modal Indonesia, sejak tahun 2009 Bapepam­LK mem­ bentuk tim pengembangan infrastruktur pasar modal bersama dengan SRO (BEI, KPEI, KSEI).

Untuk memberikan informasi secara lengkap dan menyeluruh tentang pro­ gram kerja yang sedang berjalan saat ini kepada pelaku pasar, khususnya Perusa­ haan Efek dan Bank Kustodian, maka di­ lakukan sosialisasi proyek pengembangan infrastruktur pasar modal di Grand Hyatt Hotel, Bali, tanggal 2 Juli 2011. Dalam sam­ butannya, Direktur Utama BEI, Ito Warsito menyampaikan, seluruh partisipan dan pelaku pasar harus menyesuaikan dengan pengembangan infrastruktur yang dilaku­ kan Bapepam­LK dan SRO. Beberapa hal mungkin masih bisa dibantu oleh SRO, namun ada hal yang sifatnya spesifik yang perlu dilakukan sendiri oleh Peru­ sahaan Efek atau Bank Kustodian, terma­ suk dampak yang harus diantisipasi dari pengembangan infrastruktur pasar modal tersebut.

Sementara Ketua Bapepam­LK Nur­ haida dalam sambutannya menyatakan, acara ini memiliki 3 (tiga) tujuan, yaitu

“Partisipan dan

pelaku pasar harus

menyesuaikan dengan

pengembangan

infrastruktur

Bapepam­LK dan

SRO, serta melakukan

pengembangan sendiri

yang bersifat spesifik.”

5. Membuat pasar modal yang kredibel, dapat diandalkan dan bertaraf interna­ sional.

Untuk mencapai tujuan tersebut, di­ lakukan beberapa program kerja. Dianta­ ranya adalah mendorong lembaga yang sehat dan industri yang berkualitas, me­ ningkatkan fungsi fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) dan membentuk

Investor Protection Fund dimana keduanya

berperan untuk meningkatkan perlindung­ an investor. Selain itu juga akan dikem­ bangkan mekanisme pasar REPO, menyem­ purnakan regulasi tata kelola internasional, meningkatkan fungsi pengendalian risiko,

business contingency plan dan Single Inves­ tor ID (SID), serta membentuk early warning system dalam pasar modal Indonesia. Agar

tujuan Master Plan dapat berjalan sesuai tujuan, maka harus sepenuhnya didukung oleh seluruh pihak baik regulator maupun pelaku pasar.

Dalam sesi tanya jawab, Ketua Bape­ pam­LK menjelaskan beberapa hal, di­ antaranya mengenai brokerage fee dan

underwriting fee yang sehat dan wajar.

Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) dapat mendiskusikan hal ini dengan selu­ ruh anggota untuk menentukan nilai wajar tersebut, mungkin dengan menggunakan batasan (range) tertentu. Sedangkan ten­ tang keanggotaan APEI, Ketua Bapepam­ LK menyarankan agar APEI memberikan arahan kepada Perusahaan Efek yang ma­ sih belum menjadi anggota untuk menjadi anggota APEI sepenuhnya.

Menanggapi pertanyaan salah satu peserta, ketua Bapepam­LK menyampai­ kan visi Bapepam­LK terhadap Perusahaan Efek yaitu mewujudkan Perusahaan Efek yang kuat secara finansial dan memiliki daya saing yang tinggi. Hal ini tidak lepas dari arus trend globalisasi, integrasi per­ ekonomian ASEAN, adanya ASEAN link­

age, exchange linkage dan sebagainya.

Dalam satu platform, nantinya broker bisa langsung bertransaksi lintas negara, dan

D

sar modal terus meningkat dilihat dari kapitalisasi pasar. Kondisi ini perlu diak­ selerasi secara terus menerus dan berke­ lanjutan serta harus dipersiapkan dan didukung oleh seluruh pihak terkait. Saat ini pengembangan pasar di regional se­ makin borderless. Berbagai inisiatif untuk membentuk linkage terus berjalan. Untuk menghadapi kondisi tersebut, telah di­ susun master plan pasar modal Indonesia periode tahun 2004 ­ 2009 dan dilanjutkan dengan master plan tahun 2010 ­ 2014 yang disesuaikan dengan kebutuhan di market.

Ada lima tujuan dari Master Plan 2010 ­ 2014, yaitu:

1. Sumber pendanaan yang mudah diak­ ses, efisien dan kompetitif.

2. Pasar modal dapat dijadikan sebagai sarana bagi investor untuk berinvestasi dalam situasi yang kondusif dan atraktif. 3. Menciptakan industri pasar modal yang

stabil, tahan uji dan likuid.

4. Adanya kerangka hukum yang adil dan transparan.

(5)



Fo ku ss E di si 0 4,  01 1

tentunya memerlukan partner lokal yang kuat. Untuk itu, diharapkan agar Perusa­ haan Efek mulai bersiap dan memperkuat diri sehingga tidak kalah dengan perusa­ haan lain di tingkat regional.

Sesi selanjutnya adalah penjelasan SRO tentang status proyek­proyek pengem­ bangan infrastruktur pasar modal yang se­ dang berjalan. Presentasi ini dipandu oleh Kepala Biro Transaksi dan Lembaga Efek Bapepam­LK, M. Noor Rachman.

Dalam pengantarnya, disampaikan ga­ ris besar berbagai inisiatif pengembangan infrastruktur pasar modal yang terdiri dari:

l Pengembangan Infrastruktur Dasar, me­

liputi pembuatan SID, pemisahan asset

nasabah (termasuk dana), sarana mo­

nitoring bagi nasabah melalui fasilitas

AKSes, end to end STP menggunakan

Trading ID dari mulai trading, kliring dan settlement, kemudian continuous settle­ ment, pengendalian serta pengawasan

risiko, dan integrasi back­office Perusa­ haan Efek.

l Reformasi Industri, meliputi peningkat­

an standar intermediary (keanggotaan Anggota Bursa, Anggota Kliring, General

Clearing Member), peningkatan struktur

pasar modal (MKBD), Pedoman Akun­ tansi Perusahaan Efek (PAPE), outsour­

cing dan distribution channel serta pe­

ningkatan perlindungan terhadap pasar (investor protection fund dan skema par­ tisipasi penjaminan).

l Pengembangan Infrastruktur Informasi,

meliputi pembentukan datawarehouse yang terintegrasi, analisis data, mapping

surveillance dan monitoring bagi regula­

tor, peningkatan market transparency (reformasi fungsi PRPM, disclosure of

FOP, securities transfer, REPO), serta pe­

ningkatan pengawasan risiko (imple­ mentasi risk engine yang baru, pre­deal

check dan pre­emptive action).

Penjelasan lebih detil untuk setiap proyek selanjutnya disampaikan oleh ma­ sing­masing Direksi SRO. Selain menjelas­ kan apa dan bagaimana proyek yang sedang dibangun, masing­masing pem­ bicara juga menyampaikan faktor kesuk­ sesan dan tantangan ataupun kendala yang dihadapi untuk setiap proyek secara terbuka dan transparan.

Melalui penjelasan tersebut, diharap­ kan pelaku pasar modal khususnya Perusa­ haan Efek dan Bank Kustodian dapat lebih memahami, mendukung serta memper­ siapkan perusahaan masing­masing untuk menghadapi tantangan bagi pasar modal Indonesia di era globalisasi khususnya di

kawasan regional Asia. l

[ Dharma Setyadi ]

Lima hari setelah kegiatan di Manado yaitu tanggal 22 Juni 2011, KSEI singgah di Makassar untuk melakukan kegiatan sosia­ lisasi berikutnya. Dibandingkan Manado, jumlah investor yang ada di Makassar lebih banyak, mengingat Makassar berada di urutan pertama berdasarkan jumlah kepemilikan Kartu AKSes di Sulawesi. An­ tusiasme investor untuk mengetahui lebih

“Selain kegiatan Investor

Gathering untuk para

investor, KSEI juga

mengadakan kegiatan

untuk menjangkau target

media massa melalui

Media Briefing.”

Selama satu tahun terakhir, KSEI melakukan program

Sosialisasi Kartu AKSes secara terpadu kepada investor,

Perusahaan Efek dan media. Program sosialisasi yang

berlangsung sejak Juni 2010 ini, berhasil meningkatkan

kepemilikan Kartu AKSes di kota-kota sosialisasi.

Jangan Hanya

‘Memiliki’,

tapi ‘Memanfaatkan’

emasuki pertengahan 2011, KSEI melanjutkan sosialisasi skala lokal dalam rangka me­ ningkatkan kepemilikan dan penggunaan Kartu AKSes. Dua kota di pulau Sulawesi, yaitu Manado dan Makassar dipilih KSEI sebagai lokasi dimana rangkaian Sosiali­ sasi Kartu AKSes kembali dilaksanakan.

Manado menjadi kota pertama tempat dilaksanakannya Sosialiasi Kartu AKSes di pulau Celebes. Seperti di kota­kota sosiali­ sasi lainnya, KSEI mengadakan kegiatan yang ditujukan kepada para investor me­ lalui acara Investor Gathering yang dilak­ sanakan pada 17 Juni 2011. Selain para investor, sebelumnya KSEI mengadakan kegiatan untuk menjangkau target media massa melalui Media Briefing. Antusiasme ditunjukkan awak media pada kegiatan tersebut, terlihat dari banyaknya jurnalis dari media nasional yang hadir mengaju­ kan pertanyaan seputar Kartu AKSes dan juga program otoritas pasar modal lainnya yang juga terkait dengan perlindungan in­ vestor yaitu Investor Protection Fund.

M

Rangkaian Sosialisasi Kartu AKSes

(6)



Fo ku ss E di si 0 4,  01 1

­

detil mengenai Kartu AKSes juga ditunjuk­ kan pada acara Investor Gathering di kota ini. Namun sangat disayangkan dari 12 Perusahaan Efek yang ada di Makassar, hanya 156 investor yang menghadiri aca­ ra tersebut, hal ini disebabkan adanya ke­ engganan dari beberapa Perusahaan Efek untuk menginformasikan adanya acara

Investor Gathering kepada investornya.

Dengan berakhirnya kegiatan sosialisasi di Makassar, maka berakhir pula seluruh rang­ kaian Sosialisasi Kartu AKSes yang mulai dicanangkan sejak bulan Juni 2010 ini.

Selain di Manado dan Makassar, ke­ giatan sosialisasi selama satu tahun juga dilakukan di 10 kota lainnya, yaitu: Jakarta (Utara, Barat, Selatan), Bandung, Semarang, Medan, Surabaya, Batam, Solo, Palembang, Pontianak dan Balipapan. Kegiatan ini juga merupakan strategi KSEI untuk berkomu­ nikasi langsung dengan para investor sebagai target utama dilaksanakannya so­ sialisasi kepada Perusahaan Efek di kota sosialisasi untuk lebih memahami seluk beluk mengenai Kartu AKSes yang men­ jadi bekal para partisipan dalam menyam­ paikan informasi tentang Kartu AKSes ke­ pada investor yang menjadi nasabahnya. Sementara pendekatan kepada media se­ bagai sarana publikasi kepada masyarakat melalui berbagai pemberitaan.

Bila tahun lalu pesan utama yang ingin disampaikan KSEI adalah ‘miliki’ Kartu AKSes, di tahun 2011 ini KSEI ingin agar para investornya ‘memanfaatkan’ Kartu AKSes. Peraturan Bapepam­LK No.V.D.4 dijadikan pedoman oleh KSEI sebagai dasar perubahan pesan utama yang in­ gin disampaikan, karena dengan adanya peraturan ini maka Perusahaan Efek wajib memfasilitasi nasabahnya dengan Kartu AKSes sebagai sarana keterbukaan infor­ masi untuk para investor atas kepemilikan Efek yang dimilikinya. Setelah memiliki

Kartu AKSes, hendaknya investor senan­ tiasa memanfaatkan fasilitas yang dulu bernama Investor Area, untuk memonitor portofolio Efeknya guna menghindari pe­ nyalahgunaan yang mungkin dilakukan oleh broker.

Tujuan dari rangkaian Sosialisasi Kartu AKSes ini kembali disampaikan oleh Ananta Wiyogo, Direktur Utama KSEI, pada sosialisasi di Makassar. “Target KSEI terdahulu tentang peningkatan jumlah kepemilikan Kartu AKSes sudah tidak relevan lagi, kami mengharapkan investor pasar modal Indonesia semakin memberdayakan Kartu AKSes yang di­ milikinya, dan secara aktif melakukan pengecekan portofolio Efek secara berkala sebagai langkah deteksi dini untuk mencegah penyalahgunaaan portofolio Efek dan dana oleh pihak yang tidak berwenang,” kata Ananta.

Selain strategi melakukan pendekat­ an kepada investor dan media, KSEI juga menggunakan strategi pemasangan iklan di media massa. Strategi ini bertujuan meningkatkan awareness masyarakat,

menjangkau target market potensial pasar

modal yang belum memiliki Kartu AKSes, serta membuat pengguna Kartu AKSes lebih sering menggunakan kartunya. Me­ dia massa yang menjadi target KSEI untuk pemasangan iklan mencakup televisi, ra­ dio, cetak maupun online.

Setelah rangkaian sosialisasi yang sudah berjalan selama setahun tersebut selesai dijalankan, KSEI melakukan evalu­ asi kembali atas berbagai strategi yang su­ dah dilakukan sejak Juni 2010 hingga Juni 2011. Hal ini merupakan langkah untuk pengembangan program sosialisasi beri­ kutnya agar lebih baik lagi.

Secara keseluruhan, rangkaian Sosiali­ sasi Kartu AKSes terbilang sukses men­ dongkrak kepemilikan Kartu AKSes di kota­kota tujuan sosialisasi. Jika sebelum sosialisasi terdapat 13.042 investor yang memiliki Kartu AKSes (data per Mei 2010), maka pada 30 Juni 2011 tercatat 89.568 investor telah memiliki Kartu AKSes, atau telah terjadi peningkatan sekitar 568% dibandingkan data per Mei 2010.

Sayangnya, kepemilikan tersebut masih belum diimbangi dengan peman­ faatannya. Dari keseluruhan pemilik Kartu AKSes baru sekitar 17.000 investor yang telah login dan melakukan monitoring secara berkala ke website AKSes. Ini masih menjadi tugas berat KSEI pada sosialiasi berikutnya untuk terus menyampaikan pesan utama kepada investor untuk segera ‘memanfaatkan’ Kartu AKSes, bukan hanya

sekedar ‘memiliki’ saja. l

[ Redaksi ]

etiap manusia pasti membutuhkan uang. Ungkapan yang sudah sering kita dengar tersebut memang sa­ ngat terbukti kebenarannya. Apalagi bagi masyarakat di kota besar, kebutuhan akan uang sudah menjadi syarat mutlak karena biaya hidup yang cukup tinggi. Banyak ka­ sus dimana seseorang harus mengalami masalah keuangan akibat tidak memiliki perencanaan yang baik.

Menyadari pentingnya perencanaan keuangan yang matang bagi seorang individu, pada 20 Juni ­ 5 Juli 2011, KSEI

menyelenggarakan Financial Planning

& Investment Week 2011. Dalam acara

tersebut, KSEI mengundang konsultan keuangan Quantum Magna Financial, untuk memberikan pengarahan mengenai bagaimana membuat perencanaan ke­ uangan pribadi yang baik. Perencanaan keuangan tersebut tidak hanya meliputi bagaimana mengalokasikan uang untuk kebutuhan sehari­hari, tapi juga meliputi rencana biaya sekolah anak, dana pensiun, belanja bahkan liburan. Semua hal tersebut dapat tercapai jika seseorang mempunyai perencanaan keuangan yang matang.

Talk Show bertema “sudah sehatkah

kondisi keuangan Anda?” menandai di­

bukanya Financial Planning & Investment

Week 2011 tersebut. Pada sesi ini, Ligwina

Hananto, Chief Executive Officer Quantum Magna Financial menjelaskan, pentingnya merencanakan keuangan untuk menca­ pai tujuan yang diinginkan. “Tidak boleh sembarangan merencanakan keuangan, harus dilakukan dalam beberapa tahap,” ujarnya di Ruang Meeting Utama KSEI, tempat berlangsungnya acara tersebut, Senin (20/6).

Ligwina menjelaskan sebelum mem­ buat perencanaan keuangan, hal per­ tama yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah mengecek kondisi ke­ uangan terkini. Tanpa melakukan pe­ ngecekan kondisi keuangan, akan sulit bagi siapapun untuk membuat strategi keuangan yang nantinya harus dijalankan. Wanita yang juga pernah menerbitkan buku mengenai tips keuangan tersebut, menggunakan beberapa parameter dalam menentukan sehat tidaknya kon­ disi keuangan seseorang. Parameter tersebut antara lain:

1. Debt Service Ratio: Bisa dihitung de­

ngan rumus cicilan hutang per bulan dibagi penghasilan per bulan. Nilai

Debt Service Ratio maksimal 30%, jika

tidak, berarti kondisi keuangan tidak aman.

s

“Peningkatan jumlah

kepemilikan Kartu AKSes

merupakan target KSEI

tahun sebelumnya,

di tahun 2011 ini KSEI

ingin seluruh investor

pasar modal semakin

memafaatkan Kartu

AKSes.”

(7)



Fo ku ss E di si 0 4,  01 1

­

“Financial Planning &

Investment Week 2011

berusaha membuka

cara pandang karyawan

mengenai pentingnya

menetapkan perencanaan

keuangan pribadi. Dengan

kondisi keuangan yang

sehat, segala tujuan yang

ditargetkan dapat tercapai”

Pendapatan bertambah, tapi selalu merasa kekurangan uang setiap bulan? Ingin belanja

pakaian, tapi saldo rekening tabungan sudah tidak mencukupi? Dan bingung bagaimana

melunasi tagihan kartu kredit? Kasus-kasus tersebut mungkin pernah Anda alami.

Mencapai kondisi keuangan Yang sehat

da pula untuk mencapainya, tergantung pada jangka waktu kapan tujuan terse­ but ingin dicapai. Untuk tujuan jangka pendek, instrumen keuangan yang bisa dipakai adalah tabungan dan deposito, sedangkan untuk tujuan jangka panjang bisa menggunakan reksa dana, dan atau emas (logam mulia).

Mengenai kartu kredit, Ligwina meng­ ingatkan untuk berhati­hati dan bijak menggunakannya. Kebanyakan orang menganggap kartu kredit sebagai sarana untuk berutang, namun menurut Ligwi­ na kartu kredit sebenarnya alat untuk menunda pembayaran. “Jangan sampai terjebak utang kartu kredit yang bunga­ nya berkembang dan cepat membesar. Stop pemakaian kartu kredit dan lunasi dengan segera agar terhindar dari utang kartu kredit,” ujarnya.

Setelah Talk Show oleh Ligwina, mu­ lai esoknya, para peserta mengikuti sesi

one­on­one financial check up untuk

mendapatkan pengecekan kondisi kese­ hatan keuangan langsung oleh ahlinya. Selain itu, para peserta juga diberikan tips bagaimana merencanakan keuangan dengan financial planner sesuai dengan tujuan keuangan masing­masing

Selain mengundang konsultan ke­ uangan, acara yang diadakan selama dua

minggu tersebut, juga menghadirkan perusahaan­perusahaan yang memiliki produk yang bisa digunakan sebagai sa­ rana berinvestasi. Citibank, BRI Syariah, Allianz, Panin Asset Management, dan Trimegah Asset Management adalah per­ usahaan yang diundang untuk menjelas­ kan berbagai produk unggulan mereka yang berguna untuk merencanakan keuangan dan masa depan.

Rangkaian kegiatan Financial Plan­

ning & Investment Week 2011 ditutup

dengan presentasi dari Trimegah Asset Management mengenai produk­produk reksa dana yang dikelolanya. Pada sesi terakhir ini, peserta dipertemukan lang­ sung dengan Technical Analyst dari Trimegah untuk mendiskusikan cara menghitung, membeli atau menjual rek­ sa dana sesuai dengan tujuan.

Penyelenggaraan Financial Planning &

Investment Week 2011 ini, merupakan

wujud kepedulian KSEI kepada para karyawannya agar mereka senantiasa mempunyai perencanaan keuangan yang matang. Diharapkan setelah acara selesai diselenggarakan, para karyawan memiliki

kondisi keuangan yang selalu sehat. l

[ Irvan D. Lubis ]

2. Saving Ratio: Rumus Saving Ratio

adalah investasi per bulan dibagi penghasilan per bulan. Nilai aman

Saving Ratio adalah minimal 10%.

3. Liquidity Ratio: Rumusnya adalah

total semua aset lancar dibagi pe­ ngeluaran bulanan. Nilai Liquidity Ra­

tio yang aman besarnya minimal 4x

pengeluaran.

Setelah melakukan pengecekan pa­ da kondisi keuangan, tahap kedua yang harus dilakukan adalah menentukan tu­ juan finansial. Tujuan finansial yang di­ tentukan harus jelas dan disertai dengan target kapan ingin dicapai. “Misalnya, memasukkan anak ke SMU (Sekolah Menengah Umum) 5 tahun lagi, biaya anak kuliah 20 tahun dari sekarang, atau naik haji saat kita berumur 50 tahun,” ujar Ligwina memberikan beberapa contoh kasus yang sering terjadi. Contoh yang lain adalah bagaimana mempertahankan gaya hidup pada saat pensiun atau biaya liburan setiap akhir tahun.

Tahap ketiga adalah membuat strate­ gi untuk mencapai tujuan yang sudah ditargetkan, namun dengan tetap meli­ hat kondisi keuangan sekarang. Karena setiap tujuan berbeda­beda, maka diper­ lukan instrumen keuangan yang berbe­

(8)



Fo ku ss E di si 0 4,  01 1 ��� ��� ��� ��� ��� ������� �������������� ������� ������� ������� ������� ����������������������������������������������� ����������������������������� ��� ��� ������� ���������������������������������� ����������������������������� ���������������������� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� ������ �������� �������� �������� �������� �������� �������� �������� ����������������������������������������� ����������������������������� ������ ������ ������ ������ ������ ������ ������ ��� ��� ��� ��� ��� ��� ��� �������

AktivitAs

stAtistik

Indonesia Financial Expo & Forum 2011

Indonesia Financial Expo & Forum (IFEF) 2011 merupakan

acara financial pertama dan terbesar, yang menghadirkan per­ usahaan­perusahaan penyedia produk dan jasa keuangan. Diselenggarakan di Cendrawasih Room, Jakarta Convention Center. IFEF 2011 menggabungkan konsep pameran, seminar, serta workshop financial dan investasi pada satu tempat. Sejak 17 ­ 19 Juni 2011, para pengunjung bisa memperoleh one stop

solution mengenai informasi keuangan maupun investasi. Se­

bagai pelaku utama pasar modal, KSEI bersama dengan BEI dan KPEI turut ambil bagian dalam acara tersebut dengan membuka stand pameran. Penyelenggaraan kegiatan terse­ but terkait dengan kondisi perekonomian Indonesia yang semakin baik dari tahun ke tahun. Bahkan tahun ini, Indone­ sia berpeluang meraih peringkat sebagai negara yang layak sebagai tempat berinvestasi.

konferensi Pers tengah tahun

Dalam rangka memperingati HUT Pasar Modal ke­34 pada tanggal 10 Agustus 2011, Bapepam­LK bersama dengan SRO (BEI, KPEI dan KSEI) menggelar Konferensi Pers tengah tahun. Bertempat di Galeri BEI, Gedung BEI lantai 1, acara dibuka oleh Nurhaida, Ketua Bapepam­LK yang menyampaikan kinerja pasar modal Indonesia pada semester I tahun 2011. Setelah itu, masing­masing SRO secara bergantian menyampaikan kinerja dan perannya dalam perkembangan pasar modal. Karena bertepatan dengan bulan Ramadhan, di penghujung acara, para media yang hadir juga diberikan siraman rohani

dilanjutkan dengan acara buka puasa bersama. l

‘team Building’ Pemakai Jasa ksEi 2011

Untuk mempererat hubungan dan kerjasama dengan para pema­ kai jasanya, KSEI kembali menyelenggarakan Team Building Pemakai Jasa 2011. Kegiatan yang diadakan di Solo pada tanggal 22 ­ 24 Juli 2011 ini, mengusung tema “Race To The Tops” dengan konsep Amazing

Race. Team Building kali ini diikuti 180 peserta yang merupakan

perawakilan dari Perusahaan Efek, Bank Kustodian, Biro Administasi Efek, Bank Pembayaran, BEI dan KPEI. Taman Balekambang dijadikan lokasi start awal rangkaian kegiatan yang difokuskan di sekitar kota Solo, yaitu: Kampung Batik Laweyan, Pasar Klewer, Alun­Alun Selatan, dan Mangkunegaraan. Sebagai penutup rangkaian kegiatan Team

Building ini, seluruh peserta menikmati santap malam pada acara Gala Dinner di Emerald Ballroom, Paragon Hotel, Solo dengan disajikan

hiburan dan penampilan Solo Batik Carnaval Fashion Show. Peserta terlihat antusias dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dan aktivitas yang bersifat santai, akrab dan menyenangkan sehingga

tujuan diadakannya acara ini dapat tercapai. l

total Distribusi “Corporate Action”

(Periode Januari ­ Juli 2011)

Dana Januari ­ Juli 2011

Rp (miliar) USD (juta)

Equity (Dividen dan Exercise) 40.116,81 29,45

Debt (Bunga dan Pokok) 20.080,00 10,56

Total Dana 60.196,81 40,01

Efek (Jumlah/Unit Efek)

Saham 45.323.522.374

Waran 675.703.381

Referensi

Dokumen terkait

4/7/PBI/2002 dated September 27, 2002 regarding Prudential Principles for Purchase of Credit by Commercial Bank from the Indonesian Banks Restructuring Agency (IBRA). d)

[r]

meningkatkan shareholder value”.. Balanced Scorecard ini memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan pengukuran kinerja tradisional. Ini sekaligus menjawab kebutuhan akan

Apabila pengendalian persediaan perusahaan diketahui belum ekonomis, maka dari data yang ada penulis akan menerapkan model pengendalian persediaan bahan baku yang sesuai dengan

1. Pasien mengakses halaman website diagnosa penyakit mata dan langsung dapat melakukan 2 aktifitas, diantaranya mencari data info penyakit dan melakukan input

IL-1, IL-6, TNF- α , prostaglandin dan leukotrien tersebut mengaktifkan sel endotel untuk memproduksi molekul protein adhesi pada membran plasma (selektin) yang mengikat

Vitamin digolongkan dalam dua man(aat yang sangat berguna bagi tubuh. Vitamin digolongkan dalam dua golongan% yaitu !itamin yang larut dalam air mempunyai toksisitas rendah%

Dapat dilihat bahwa untuk atribut kemudahan interface dikenali memiliki penerimaan usability oleh user sebesar 3,87 (sudah berada di atas nilai 3 atau di atas nilai